Makalah Bahasa Indonesia

23
MAKALAH BAHASA INDONESIA IHWAL KARANGAN, SISTEMATIKA, SISTEM PENYUSUNAN KARANGAN Diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia Dosen: 1. Dra. Hj. Enung K. Rukiati, M.Pd. 2. Saca Suhendi, M.Ag. DISUSUN OLEH: 1. ADE KURNIATI 1122020164 2. AHMAD A’LAWI 1122020169 3. AHMATSAYFUDIN 1122020175 4. ANWAR ROSADI 1122020181 5. ARINI NURUL QISTHI 1122020184 6. DEWI HARTIKA 1122020196 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Transcript of Makalah Bahasa Indonesia

Page 1: Makalah Bahasa Indonesia

MAKALAH BAHASA INDONESIAIHWAL KARANGAN, SISTEMATIKA,

SISTEM PENYUSUNAN KARANGAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Dosen: 1. Dra. Hj. Enung K. Rukiati, M.Pd. 2. Saca Suhendi, M.Ag.

DISUSUN OLEH:

1. ADE KURNIATI 1122020164

2. AHMAD A’LAWI 1122020169

3. AHMATSAYFUDIN 1122020175

4. ANWAR ROSADI 1122020181

5. ARINI NURUL QISTHI 1122020184

6. DEWI HARTIKA 1122020196

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

Page 2: Makalah Bahasa Indonesia

2

2012

2

Page 3: Makalah Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, saya panjatkan puja dan puji Syukur kehadirat Allah Swt.

Yang telah memberikan Rahmat-Nya, karena dengan rahmat tersebut saya bisa

menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-baik – Nya dan saya sajikan

kepada mahasiswa dan mahasiswi Uin Sunan Gunung Djati Bandung dan khusus-

Nya untuk menjalankan tugas yang di berikan kepada saya sebagai mahasiswa.

Adapun isinya merupakan tugas – tugas yang di berikan kepada saya

seperti Korespondensi (surat) yang diberikan oleh dosen Bahasa Indonesia. yang

bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan yang baru dan memperluas

wawasan kita sebagai mahasiswa Uin Sunan Gunung Djati Badung.

Kepada para pembaca yang membaca makalah ini khususnya kepada

Dosen pemberi materi mata kuliah Bahasa Indonesia agar kesediaannya

memberikan koreksi terhadap makalah ini demi menambah pengetahuan dan

memperbaiki sistem pembuatan makalah ini.

Mudah – mudahan makalah ini dapat berguna untuk semua pihak yang

membacanya dan semoga dapat bermanfaat untuk kita semua umumnya kepada

mahasiswa Uin Sunan Gunung Djati Bandung dan khusunya untuk diri saya

sendiri. Amin.

Bandung, …… November 2012

Penulis

i

Page 4: Makalah Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1

1.3 Tujuan Permasalahan ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

2.1 Perancangan Karangan ......................................................................... 2

2.2 Penentuan Topik Karangan .................................................................. 2

2.3 Penentuan Tujuan Penulisan ............................................................... 5

2.4 Penyusunan Kerangka Karangan ......................................................... 5

2.5 Bentuk Kerangka Karangan ................................................................. 6

2.6 Penyusunan Karangan .......................................................................... 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 10

3.1 Simpulan .............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii

Page 5: Makalah Bahasa Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kegiatan mengarang merupakan kegiatan bertahap. Pada umumnya,

para pakar membagi kegiatan mengarang itu menjadi tiga tahap, yakni tahap

kegiatan prapenulisan (prewriting), tahap kegiatan penulisan (writing), dan

tahap kegiatan pascapenulisan (post-writing). Dengan kata lain, kegiatan

mengarang adalah kegiatan yang mengikuti alur proses yang bertahap dan

berurutan. Di samping itu, penggunaan tenaga dan waktu untuk menyusun

karangan juga menjadi efektif dan efisien. Sebuah karangan harus menarik dan

memiliki manfaat, karena sebuah karangan dikatakan baik bila menimbulkan

keingintahuan pembaca terhadap suatu karangan dan pembaca mendapatkan

manfaat dari hasil membacanya itu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan karangan?

2. Bagaimana cara menyusun sebuah karangan?

1.3 Tujuan Permasalahan

1. Untuk Mengetahui Sebuah karangan .

2. Untuk mengetahui cara penyusunan Karangan.

Page 6: Makalah Bahasa Indonesia

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perancangan Karangan

Kegiatan mengarang merupakan kegiatan bertahap. Pada umumnya,

para pakar membagi kegiatan mengarang itu menjadi tiga tahap, yakni tahap

kegiatan prapenulisan (prewriting), tahap kegiatan penulisan (writing), dan

tahap kegiatan pascapenulisan (post-writing). Dengan kata lain, kegiatan

mengarang adalah kegiatan yang mengikuti alur proses yang bertahap dan

berurutan. Dapat diperkirakan bahwa alur proses itu menentukan kualitas

produk, yakni kualitas karangan, karena dengan alur itu, arah penulisan

karangan menjadi jelas. Di samping itu, penggunaan tenaga dan waktu untuk

menyusun karangan juga menjadi efektif dan efisien.

2.2 Penentuan Topik Karangan

Karangan akan berkenan dengan istilah topik dan topik karangan.

Istilah topik dapat diberi batasan atau pengertian sebagai hal pokok yang

dibicarakan. Dengan demikian, topik karangan atau topik tulisan dapat

diartikan sebagai hal pokok yang dituliskan atau diungkapkan dalam

karangan.

Topik karangan berbeda dengan tema karangan. Tema karangan adalah

gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan. Dengan demikian, tema

menjadi gagasan dasar tempat beradanya topik. Dalam proses penulisan

karangan, tema merupakan gagasan dasar yang menjadi tumpuan topic

karangan.

Tema adalah gagasan sentral yang menjiwai seluruh isi karangan.

Topik dapat dijabarkan menjadi rincian materi topik sedangkan tema tidak

dapat dijabarkan demikian. Topik karangan menjadi hal pokok yang

digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan tema. Ada topik yang sama

dengan temanya, misalnya topik “Salah Asuhan” dan tema “Salah Asuhan”,

dalam karya sastra Salah Asuhan karangan Abdul Muis.

Page 7: Makalah Bahasa Indonesia

Contoh itu tidak hanya menunjukkan kesamaan antara topik dan tema,

tetapi juga kesamaan antara topik, tema, dan juga karangan.

Karya sastra Siti Nurbaya dapat digunakan untuk melihat perbedaan

antara topik dan tema. Topik dalam sastra itu “Siti Nurbaya” atau lengkapnya

“kehidupan Siti Nurbaya dalam adat kawin paksa”, sedangkan tema karya

sastra itu adalah “kawin paksa”. Dalam hal ini, topik “Siti Nurbaya” sama

dengan judul karangan secara redaksional.

Topik karangan juga tidak sama dengan judul karangan. Topik

karangan adalah hal pokok yang diungkapkan dalam karangan. Judul karangan

adalah nama sebuah karangan. Suatu topik dapat diberi judul yang sama atau

berbeda dengan topiknya. Misalnya, topiknya “Tugu Monas”, dapat dituliskan

dalam karangan dengan judul “Tugu Monas”, tetapi dapat pula dituliskan

dengan judul yang berbeda, misalnya “Tugu yang monumental di Jakarta”.

Judul-judul yang berbeda itu disebabkan oleh cara pandang pengarang

terhadap topik karangan dan pertimbangan kemenarikan karangan yang ada

pada pengarang.

Sebuah karangan dituliskan dengan sejumlah pertimbangan.

Pertimbangan-pertimbangan itu juga berlaku dalam penentuan topik karangan.

1. Kemanfaatan

Karangan ditulis untuk membaca. Oleh karena itu, manfaat yang

diharapkan akan diperoleh pembaca layak dipertimbangkan. Jadi, kalau

menulis, pertanyaan pemandu yang perlu manfaat apa yang akan dipetik

oleh penulisan dari karangan yang akan dituliskan itu. Pertimbangan

tersebut berarti juga menjadi pertimbangan dalam memilih topik. Dalam

kaitan itu, perlu dilakukan analisis kebutuhan (need analysis). Dengan

analisis kebutuhan itu, penulis dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh

pembaca.

2. Kemenarikan

Kemenarikan suatu topik merupakan salah satu daya tarik suatu topik

karena orang akan tertarik tertahap suatu tulisan bila memiliki manfaat. Di

samping itu, suatu topik akan menarik perhatian orang jika topik itu

3

Page 8: Makalah Bahasa Indonesia

bersifat aktual. Dengan sifat itu, topik yang dipilih adalah topik yang

sesuai dengan kondisi masa kini dan mengikuti perkembangan zaman.

Cara merumuskan judul karanga sebagaimana dikemukakan oleh Keraf

(1984), hendaknya memenuhi persyaratan berikut.

a. Judul karangan harus bertalian dengan dan mencerminkan isi

karangan.

b. Judul karangan dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat

merangsang keinginan pembaca untuk memahami isi karangan.

c. Judul karangan disajikan secara singkat dalam bentuk prasa.

3. Fisibilitas

Makna istilah itu adalah kelayakan dapat dikerjakan. Sebuah topik

karangan dipilih karena pertimbangan bahwa topik itu akan dapat

dikerjakan menjadi karangan. Dengan kata lain, topik yang dipilih adalah

topik yang fisibel, yang dapat diuraikan menjadi karangan.

Fisibilitas ditentukan oleh kemampuan penulis. Dalam hal ini, kriteria-

kriteria berikut dapat diterapkan.

Pertama, topik yang dipilih adalah yang betul-betul dikenal dan

diketahui. Kegiatan penulis adalah kegiatan menuangkan gagasan. Hal ini

berarti bahwa kegiatan penulis adalah kegiatan mengungkapkan apa yang

diketahui pengarang. Dengan demikian, topik yang dipilih adalah yang

benar-benar diketahui oleh pengarang.

Kedua, topik yang fisibel adalah topik yang cukupannya layak

dalam pengertian tidak terlalu luas. Topik yang demikian itu sudah

menggambarkan cakupan ruang lingkupnya yang jelas. Batas-batas

cakupannya juga sudah jelas dan terbatas itu tidak hanya memudahkan

pengarang untuk melihat gambaran isi yang akan dituliskan, tetapi juga

memberikan gambaran kebutuhan waktu dan energi yang diperlukan untuk

menyelesaikan karangan.

4

Page 9: Makalah Bahasa Indonesia

2.3 Penentuan Tujuan Penulisan

Dengan dan melalui karangannya, tentunya ada tujuan yang ingin

dicapai oleh seorang pengarang. Tujuan itu bermacam-macam, seperti

menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, mebuat pembaca tahu tentang

hal yang diberikan, menjadikan pembaca beropini, mengerti, dan membuat

pembaca terpersuasi oleh isi karangan, atau membuat pembaca sengan dengan

menghayati nilai-nilai yang dikemukakan dalam karangan, seperti nilai-nilai

kebenaran, keagamaan, etika, dan estetika.

Tujuan-tujuan tersebut merupakan tujuan umum penulis yang ditentukan

oleh jenis karangan. Di samping itu, ada tujuan khusus yang ditentukan oleh

topik karangan khas. Tujuan yang lebih rinci sebagai berikut.

1. Menjadikan pembaca tahu tentang jenis-jenis kesulitan mahasiswa

dalam menyusun kalimat majemuk.

2. Menjadikan pembaca tahu tentang penyebab kesulitan belajar

mahasiswa dalam menyusun kalimat majemuk.

3. Menjadikan pembaca tahu tentang tindakan-tindakan yang dapat

dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar mahasiswa dalam

menyusun kalimat majemuk.

2.4 Penyusunan Kerangka Karangan

Kerangka karangan (out line) adalah kerangka tulis yang

menggambarkan bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tataan yang

sistematis. Karena tataan yang sistematis itu, kerangka karangan sudah

menggambarkan organisasi isi karangan. Gambaran isi yang demikian itu

menampakan butir-butir karangan dalam hubungannya dengan butir-butir

yang yang lain. Dalam kerangka karangan itu akan Nampak butir-butir isi

karangan yang menggambarkan sub-subtopik, karangan baik dari segi jumlah

dan sejenisnya, urutan sub-subtopik isi karangan, dan hubungan antar subtopic

dalam karangan, yaitu bagian logis atau kronologis, hubungan setara dan

hubungan bertingkat. Kerangka yang baik akan membantu dalam hal-hal

berikut.

5

Page 10: Makalah Bahasa Indonesia

1. Karangka karangan memungkinkan untuk mengarang secara terarah

karena isi kerangka sebenarnya menggambarkan arah sebuah

karangan. Arah yang jelas itu akan tampak pada bab-bab karangan,

sub-subbab karangan beserta isi yang perlu dituliskan, urutan sub-

subbab karangan, dan hubungan antar isi karangan.

2. Kerangka karangan berguna untuk menghindari kerja ulang. Dengan

kerangka karangan, ketelanjuran kerja yang mubazir dapat dihindari.

Ketelanjuran kerja yang tidak perlu akan terjadi pada kegiatan

mengarang yang tanpa kerangka karangan.

3. Kerangka karangan memungkinkan untuk memasukkan dan

menepatkan materi tulisan yang baru.

4. Kerangka karangan memungkinkan untuk bekerja lebih fleksibel dari

segi penyelesaian bagian karangan.

2.5 Bentuk Kerangka Karangan

Kerangka karangan dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni

kerangka topik dan kerangka kalimat. Kerangka topik adalah kerangka yang

diredaksikan dengan kata atau frasa. Setiap bagian karangan diungkapkan

dengan kata atau frasa. Pada umumnya, kata atau frasa yang digunakan dalam

kerangka karangan adalah kata benda (nomina) atau frasa benda (frasa

nominal).

Pada umumnya, penulis menggunakan bentuk kerangka topik karena

dua pertimbangan. Pertama, kerangka topik lebih sederhana karena

rumusannya lebih singkat. Kedua, karena kesederhanaannya itu, kerangka

topik lebih mudah dibuat daripada kerangka kalimat.

Kerangka karangan harus sudah menunjukan sistematika karangan

yang akan diwujudkan. Sistematika terwujud dalam kerangka yang sistematis

pula. Dalam kerangka karangan yang demikian, urutan bagian karangan secara

berjenjang akan tampak pula.

2.6 Penyusunan Karangan

Penyusunan karangan adalah tahap kegiatan awal dalam mewujudkan

karangan. Dalam penyusunan karangan itu, ada dua kemampuan yang harus

6

Page 11: Makalah Bahasa Indonesia

dimiliki, yakni kemampuan untuk menyusun draf karangan yang utuh dan

kemampuan penyuntingan (editing) karangan.

1. Penulisan Draf Karangan

Butir-butir gagasan dilakukan secara hierarkis dan sistematis. Penataan

butir-butir gagasan dilakukan secara hierarkis untuk menempatkan sifat

hubungan antarkomponen tulisan. Dengan penataan itu, dapat ditempatkan

hubungan antarkomponen yang setara atau bertingkat dalam sebuah

paparan. Penataan butir-butir gagasan dilakukan secara sistematis untuk

mewujudkan keteraturan hubungan antar komponen. Keteraturan yang

berlaku dalam karangan tampak pada pola penalaran yang diterapkan,

keakuratan komponen dalam penalaran, kelengkapan komponen gagasan

dan kepaduan hubungan antarkomponen gagasan.

Penulisan draf merupakan aktifitas menyusun karangan secara utuh.

Dengan kata lain, penulisan draf artikel itu merupakan proses

pengungkapan butir-butir gagasan yang sudah tertera secara hierarkis dan

sistematis. Sehubungan denga itu, ada ketentuan-ketentuan prosedural

yang patut deperhatikan.

Penulisan draf karangan, menurut Brown, merupakan salah satu

kegiatan setelah persiapannya dilakukan. Untuk melihat posisi langkah

penulisan draf karangan, rangkaian langkah kegiatan yang disebut brown

adalah sebagai berikut.

a. Membaca semua kartu catatan.

b. Mempertimbangkan semua materi yang sudah dipersiapkan.

c. Memperhatikan kerangka tulisan.

d. Mengelompokan bahan-bahan dan catatan-catatan bahan tulisan

berdasarkan topik dan menepatkan kelompok-kelompok tulisan itu

dalam kerangka tulisan.

e. Menuliskan draf kasar tulisan.

Pengungkapan gagasan tidak selalu bersifat verbal, yakni

pengungkapan dengan kata, frasa, kalimat, dan untaian kalimat, tetapi

7

Page 12: Makalah Bahasa Indonesia

dapat juga bersifat visual. Pengungkapan visual itu berwujud tampilan-

tampilan visual, seperti table, diagram, figurasi, organigram, dan polygon.

Ada yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan tampilan visual

itu dalam karangan. Pertama, tampilan visual itu berfungsi sebagai materi

suplemen terhadap penampilan verbal. Subtansi utama tetap berupa

tampilan verbal. Kedua, tampilan verbal itu, keberadaan dan fungsi

tampilan visual dalam bentuk perukukan (penyebutan dalam teks

verbalnya). Ketiga, tampilan visual yang mengganggu tampilan verbal

perlu dihindari dengan menepatkan tampilan visual pada lampiran.

Perlu disadari bahwa pengungkapan gagasan dalam karangan harus

mempertimbangkan tujuan kejelasan komunikasi. Untuk mencpai tujuan

itu, persaratan pengungkapan gagasan dengan runtut, lancar, hemat, dan

tepat layak diperhatikan. Banyak pengalaman yang kurang baik dalam

proses penulisan draf sebuah karangan.

Pertama, penulisan draf tidak bertolak dari kerangka yang relative

matang itu belum dibuat. Akibatnya, terjadi kesalahan-kesalahan yang

sebenarnya dapat dicegah sejak dini. Karena itu, menulis draf haruslah

berdasarkan jerangka karangan yang relative sudah matang. Periksalah

kembali kerangka karangan sebelum menulis sebuah karangan.

Kedua, sifat malas untuk segera memulai menulis draf lazim menjadi

sebab tidak segera terwujudnya draf karangan. Biasanya, ada

ketidakjelasan apa yang akan dituliskan baik secara global maupun secara

parsial jika sebuah tulisan belum diwujudkan. Bahkan, sering ada masalah

yang baru diketahui katika draf sedang sudah ditulis.

Ketiga, ada keengganan dan kekurangcermatan dalam mengumpulkan

dan menata bahan-bahan tulisan. Hal itu menyulitkan dalam mewujudkan

draf karangan. Salah satunya penanda akibat keengganan itu adalah

sibuknya mengumpulkan bahan tulisan ketika sedang menuliskan draf

karangan. Karena itu, kumpulkanlah semua bahan selengkap-lengkapnya

sebelum menuliskan draf karangan agar dapat menuliskan draf karangan

karangan dengan lancar.

8

Page 13: Makalah Bahasa Indonesia

a. Perbaikan Draf Karangan

Setelah menulis draf karangan, selanjutnya memperbaiki karangan.

Kegiatan memperbaiki karangan itu sering disebut merevisi karangan. Ada

empat aspek yang perlu diperhatikan dan diperbaiki, yakni aspek isi, aspek

bahasa, aspek ejaan, tanda baca, dan aspek teknis.

9

Page 14: Makalah Bahasa Indonesia

10

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Karangan adalah kegiatan menulis yang mengikuti alur proses yang

bertahap dan berurutan. Dengan menggunakan alur proses, karangan akan menjadi

berkualitas dan penggunaan tenaga dan waktu dalam menyusun karangan juga

menjadi efektif dan efisien.

Penentuan Karangan dilakukan dengan menentukan suatu topik karangan

dan dengan pertimbangan Kemanfaatan, kemeneraikan, dan Fasibilitas.

Tujuan penulisan Karangan seperti menjadikan pembaca ikut berpikir dan

bernalar, mebuat pembaca tahu tentang hal yang diberikan, menjadikan pembaca

beropini, mengerti, dan membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan, atau

membuat pembaca sengan dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan

dalam karangan, seperti nilai-nilai kebenaran, keagamaan, etika, dan estetika.

Penulisan kerangka karangan harus sesuai dan sistematis. Kerangka

karangan dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni kerangka topik dan

kerangka kalimat.

Penyusuna Karangan dilakuakn dengan cara penulisan draf

karangan dan perbaikan draf karangan.

Page 15: Makalah Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Heryati, Yeti,dkk. 2012. Pengembangan Kompetensi Bahasa Indonesia. Bandung:

CV. Insan Mandiri.

11