Makalah Bahasa Indonesia

11
BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya tujuan akhir pengajaran bahasa ialah agar mahasiswa terampil dalam berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis. Berbicara adalah kebutuhan kita sebagai manusia. Berbicara merupakan salah satu cara yang efektif bagi kita untuk berkomunikasi. Dengan berbicara kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan serta buah pikiran kita dengan cepat. Namun alangkah bijaksananya jika kita memperhatikan cara berbicara maupun isi dan materi yang kita bicarakan. Jangan sampai ungkapan “banyak bicara banyak berdosa” sampai menjangkiti kita. Dalam dunia akademik, kegiatan berbicara di depan umum atau berpidato atau public speaking atau presentasi bukanlah hal baru. Tentunya mahasiswa pernah melakukan presentasi, diawali dengan presentasi-presentasi di ruang kuliah, seminar-seminar, sampai suatu saat nanti akan menghadapi ujian sidang skripsi atau laporan tugas akhir. 1

description

B.indonesia

Transcript of Makalah Bahasa Indonesia

Page 1: Makalah Bahasa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

Pada dasarnya tujuan akhir pengajaran bahasa ialah agar mahasiswa terampil

dalam berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara,

terampil membaca dan terampil menulis.

Berbicara adalah kebutuhan kita sebagai manusia. Berbicara merupakan salah

satu cara yang efektif bagi kita untuk berkomunikasi. Dengan berbicara kita bisa

menyampaikan maksud dan tujuan serta buah pikiran kita dengan cepat.

Namun alangkah bijaksananya jika kita memperhatikan cara berbicara maupun isi dan

materi yang kita bicarakan. Jangan sampai ungkapan “banyak bicara banyak berdosa”

sampai menjangkiti kita.

Dalam dunia akademik, kegiatan berbicara di depan umum atau berpidato atau

public speaking atau presentasi bukanlah hal baru. Tentunya mahasiswa pernah

melakukan presentasi, diawali dengan presentasi-presentasi di ruang kuliah, seminar-

seminar, sampai suatu saat nanti akan menghadapi ujian sidang skripsi atau laporan

tugas akhir.

1

Page 2: Makalah Bahasa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Berbicara

1. Pengertian

Guntur Tarigan (1980:15) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara

adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan

penempatan persendian, jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah

lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.

Sejalan dengan pendapat di atas, Djago Tarigan (1990:149) menyatakan

bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.

Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian sangat berat.

Pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam

bentuk lain yakni bunyi bahasa. Pendengar kemudian mencoba mengalihkan

pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu menjadi bentuk semula.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara itu lebih

daripada sekadar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan suatu

alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak.

2. Tujuan Berbicara

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat

menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanyalah pembicara memahami

makna segala sesuatu yang ingin disampaikan, pembicara harus mengevaluasi

efek komunikasinya terhadap para pendengarnya.

Tujuan umum berbicara menurut Djago Tarigan (1990:149) terdapat lima

golongan berikut ini.

a) Menghibur

b) Menginformasikan

c) Menstimulasi

2

Page 3: Makalah Bahasa Indonesia

Berbicara untuk menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks dari

tujuan berbicara lainnya, sebab berbicara itu harus pintar merayu,

mempengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya.

d) Menggerakkan

Dalam berbicara untuk menggerakkan diperlukan pembicara yang

berwibawa, panutan atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya

dalam berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah

penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan

pendengarnya.

B. Berbicara untuk Keperluan Akademik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Akademik adalah bersifat

akademi. Kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang berarti

sebuah taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Nama Academos

adalah nama seorang pahlawan yang terbunuh pada saat perang legendaris Troya.

Pada plasa inilah filosof Socrates berpidato dan membuka arena perdebatan

tentang berbagai hal. Tempat ini juga menjadi tempat Plato melakukan dialog dan

mengajarkan pikiran-pikiran filosofisnya kepada orang-orang yang datang.

Sesudah itu, kata acadomos berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat

perguruan. Para pengikut perguruan tersebut disebut academist, sedangkan

perguruan semacam itu disebut academia.Berdasarkan hal ini, inti dari pengertian

akademik adalah keadaan orang-orang bisa menyampaikan dan menerima

gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya secara

jujur, terbuka, dan leluasa.

Kegiatan akademik meliputi tugas-tugas yang dinyatakan dalam program

perkuliahan, praktikum, penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.

Bicara tertulis bahasa akademik biasanya cukup kompleks, kalimatnya

cenderung panjang. Bahasan akademik bersifat logis, empiris berdasar fakta atau

data, dan sistematis, tentu saja. Di sini pembicara akan menyampaikan latar

belakang dan tujuan penelitiannya, metode penelitian kemudian hasil serta

kesimpulannya. Selanjutnya, para penguji akan mempertanyakan segala hal yang

terkait penelitian sekaligus teori-teori yang menyertainya. Semua dilakukan

dengan logis, empiris, dan sistematis.

3

Page 4: Makalah Bahasa Indonesia

C. Berbicara untuk Keperluan Seminar

Seminar adalah suatu pertemuan sekelompok parah ahli yang membahas suatu

topik dengan menampilkan beberapa makalah di bawah pimpinan seorang moderator.

Penyajian makalah tersebut diiringi dengan tanya jawab, pembahasan dan dicarikan

perumusannya.1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seminar ialah pertemuan atau

persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah ketua sidang (guru besar, para

ahli, dan sebagainya).

Seminar adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu

masalah tertentu dengan prasaran dan tanggapan melalui suatu diskusi untuk

mendapatkan suatu keputusan bersama mengenai suatu masalah tersebut.2

Seminar merupakan salah satu bentuk diskusi ilmiah yang membahas suatu

masalah. Masalah dalam seminar mempunyai ruang lingkup yang terbatas dan

tertentu. Pembahasan maslah tersebut biasanya disampaikan oleh beberapa ahli.

Sementara itu, perserta berperan untuk menyampaikan pertanyaan, ulasan, dan

pembahasan sehingga menghasilkan pemahaman tentang suatu masalah. Seminar

pada dasarnya sama dengan diskusi, tetapi seminar lebih bersifat formal dan

menghadirkan seorang pembicara serta mendiskusikan masalah yang lebih umum.3

Suatu seminar setidaknya bertujuan untuk memecahkan suatu masalah

tertentu. Di samping itu, seminar bertujuan untuk mengadakan intensifikasi, integrasi,

aplikasi pengetahuan, pengertian, dan keterampilan para anggota kelompok dalam

satu latihan yang intensif dengan mendapat bimbingan yang intensif pula.4

Seorang pembicara dalam seminar harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. Pembicara merumuskan pendapatnya berdasarkan pokok masalah atau topik yang

diajukan penyelenggara.

2. Pembicara menentukan tujuan pembicaraan dengan berdasarkan pendapat yang

telah ditentukan apakah meyakinkan, memengaruhi, mengimbau, membuktikan,

mendeskripsikan atau memperluas wawasan. Penentuan tujuan ini tidak terlepas

dari karakteristik pendengar yang akan dihadapi pembicara.

3. Pembicara hendaknya mengumpulkan data, fakta, referensi ataupun pandangan

para ahli untuk mendukung makalah yang dibuatnya.1 Nanih Machandrawaty, dkk., Teknik Debat dalam Islam, (Yogyakarta: CV Pustaka, 2003), h. 219.2 Maidar Arsjad, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1998), h. 69.3 Siti Sahara, dkk., Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK, 2009), h. 26.4 Siti Sahara, dkk., Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK, 2009), h. 32.

4

Page 5: Makalah Bahasa Indonesia

4. Pembicara mengklasifikasikan bahan yang telah dikumpulkan.

5. Pembicara menyusun rancangan makalah berdasarkan klasifikasi data, fakta,

referensi, dan tujuan yang akan dicapai dalam pembicaraan.

6. Pembicara menguraikan rancangan tersebut menjadi karya tulis yang sistematis

dan terperinci.

D. Berbicara untuk Keperluan Presentasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, presentasi adalah pemberian

(tentang hadiah), penyajian (tentang pidato), perkenalan (tentang seorang kepada

seorang), penyajian/ pertunjukan (tentang sandiwara, permainan).

Bicara untuk presentasi

Suatu keberhasilan dalam bidang apapun dapat diraih karena adanya persiapan

yang baik. Begitu pula dengan presentasi. Presentasi yang baik hanya akan dapat

dicapai jika persiapan melakukan presentasi tersebut dipersiapkan dengan sebaik-

baiknya.

1. Persiapan dan Penguasaan Materi

Penguasaan terhadap materi yang akan dipresentasikan sangat penting agar

Anda percaya diri dan mantap menyampaikan pesan kepada audiens.

a. Penguasaan Pokok-pokok Pikiran

Mempersiapkan pokok-pokok pikiran yang ingin disampaikan dalam

presentasi. Poin-poin penting ditulis dalam wujud kerangka karangan.

b. Penjabaran Pokok-pokok Pikiran

Mengembangkan pokok-pokok pikiran tersebut menjadi lebih

terperinci dan diwujudkan dalam bentuk naskah lengkap dan tinggal

menyampaikan dalam presentasi.

c. Siapkan Bahan Humor.

Humor merupakan salah satu alat komunikasi yang efektif. Agar

suasana tidak kaku, berikan selingan berupa humor segar dan positif di

sela-sela presentasi.

2. Alat Bantu Presentasi

5

Page 6: Makalah Bahasa Indonesia

Alat bantu presentasi dihadirkan dengan tujuan agar pesan-pesan yang ingin

dikomunikasikan kepada audiens atau pembaca lebih jelas. Pemikiran alat bantu

presentasi bergantung pada suasana lokasi/ tempat seorang pembicara akan

melakukan presentasi. Ketidaktepatan pemilihan alat bantu tidak hanya

menganggu jalannya presentasi, tetapi juga akan mempengaruhi penilaian yang

kurang baik bagi pembicara. Cukup bervariasi alat bantu presentasi sejalan

dengan perkembangan teknologi multimedia seperti blackboard, whiteboard,

flipchart,Transparancy Overhead Projektor (OHP), slide dan Liquid Chrystal

Display (LCD). Sebelum menggunakan alat bantu presentasi tersebut, seorang

pembicara harus memilik kemampuan mengoperasikan alat bantu. Hal ini harus

diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan teknik.

3. Analisis Bahasa Tubuh

Gerakan yang dilakukan oleh pembicara dan bahasa tubuh (body language)

penting karena akan berpengaruh pada keberhasilan penyampaian pesan yang

ingin dikomunikasikan.

a. Kontak mata

b. Senyuman

c. Ekspresi wajah

d. Gerakan anggota tubuh

e. Percaya diri

f. Cara menanggapi pertanyaan.

BAB III

6

Page 7: Makalah Bahasa Indonesia

PENUTUP

Berbicara tidak hanya merupakan sekadar mengucapkan bunyi-bunyi atau

kata-kata saja, melainkan suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang

disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau

penyimak.

Dalam dunia akademik kegiatan berbicara mencangkup presentasi dan

seminar. Cara berbicara untuk keperluan akademik, baik seminar maupun presentasi

ialah:

1. Persiapan dan penguasaan materi.

2. Alat bantu presentasi.

3. Analisis bahasa tubuh.

4. Percaya diri.

5. Sikap menanggapi pertanyaan.

DAFTAR PUSTAKA

7

Page 8: Makalah Bahasa Indonesia

Arsjad, Maidar. 1998. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga.

Kuntarto, Niknik M. 2010. Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir.Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Machandrawaty, Nanih dkk. 2003. Teknik Debat dalam Islam. Bandung: CV Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Sahara, Siti dkk. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN

Tarigan, Djago. 1990. Materi Pokok Pendidikan bahasa Indonesia 1. Buku 1 : Modul 1-6.

Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1980. Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

8