Makalah Bahasa Indonesia

25
MAKALAH BAHASA INDONESIA KELAS KATA DAN FRASA Kelompok 4 Nama Kelompok Alan M G G 123020 Eka Safutri M 123020215 Fanny Widiyatami 123020200 Nur Mariyam 123020174 Nurul Hikmah 123020181 Poppy Amelia 123020188 Widiastuti 123020187

Transcript of Makalah Bahasa Indonesia

Page 1: Makalah Bahasa Indonesia

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KELAS KATA DAN FRASA

Kelompok 4

Nama Kelompok

Alan M G G 123020

Eka Safutri M 123020215

Fanny Widiyatami 123020200

Nur Mariyam 123020174

Nurul Hikmah 123020181

Poppy Amelia 123020188

Widiastuti 123020187

Page 2: Makalah Bahasa Indonesia

Kelas Kata, Frasa, Klausa dan Kalimat

1. Kelas Kata

Kelas kata (jenis kata) adalah golongan kata dalam satuan bahasa

berdasarkan bentuk, fungsi, dan maknadalam sistem gramatikal. Untuk menyusun

kalimat yang baik dan benar, pemakai bahasa harus mengenal jenis dan fungsi

kata.

Kelas Kata

Menurut Harimurti Kridalaksana, pembagian kelas dalam Bahasa Indonesia

adalah sebagai berikut:

- Verba (Kata Kerja) - Adjektiva (Kata Sifat),

- Nomina (Kata Benda) - Pronomina (Kata Ganti)

- Numeralia (Kata Bilangan) - Adverbia (Kata Keterangan)

- Interogativa (Kata Tanya) - Demonstrativa (Kata Tunjuk),

- Artikula (Kata Sandang) - Preposisi (Kata Depan)

- Konjungsi (Kata Sambung) - Kategori Fatis

- Interjeksi (Kata Seru)

Fungsi kelas kata:

1. Melambangkan pikiran atau gagasan yang abstrak menjadi konkret,

2. Membentuk bermacam-macam struktur kalimat,

3. Memperjelas makna gagasan kalimat,

4. Membentuk satuan makna sebuah frasa, klausa, atau kalimat,

5. Membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang

dapat dipahami dan dinikmati oleh orang lain,

6. Mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita, perintah,

penjelasan, argumentasi, pidato, pidato, dan diskusi,

7. Mengungkapkan berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan

menerima.

Page 3: Makalah Bahasa Indonesia

- Verba

Berdasarkan bentuk kata (morfologis), verba dapat dibedakan menjadi:

1. Verba dasar (tanpa afiks),

misalnya: makan, pergi, minum, duduk, dan tidur;

2. Verba turunan,

a) Verba dasar + afiks (wajib) menduduki, mempelajari, menyanyi;

b) Verba dasar + afiks (tidak wajib) (mem)baca, (men)dengar, (men)cuci;

c) Verba dasar (terikat afiks) + afiks (wajib) bertemu, bersua,

mengungsi; reduplikasi atau bentuk ulang berjalan-jalan, minum-

minum, mengais-ngais;

d) Majemuk cuci mata, naik haji, belai kasih.

Berdasarkan banyaknya pembuktian (argumentasi), verba dapat dibedakan

menjadi

1. Verba transitif disertai objek

a. Monotransitif, misalnya: menyanyikan lagu, membacakan buku,

melukiskan pemandangan;

b. Verba bitransitif, misalnya: menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Maju

Tak Gentar;

c. Verba ditransitif, misalnya: mengembangkan agrobisnis, pendidikan

berteknologi tinggi.

2. Verba intransitive tidak menghendaki adanya objek.

Berdasarkan perilaku sintkaksis yaitu sifat verba dalam hubungannya dengan kata

lain dalam bentuk frasa (kelompok kata), klausa (anak kalimat), dan kalimat,

dengan memperhatikan fungsi, jenis, dan perilaku dalam kalimat.

Berdasarkan fungsi:

1) verba sebagai objek

2) verba sebagai subjek

Page 4: Makalah Bahasa Indonesia

3) verba sebagai pelengkap

4) verba sebagai keterangan

Berdasarkan jenis dalam hubungan verba dengan nomina:

1) Verba aktif subjek sebagai pelaku

2) Verba pasif sebagai sasaran atau penderita

3) Verba antiaktif tidak dapat dibentuk menjadi verba aktif

4) Verba antipasif tidak dapat dibentuk menjadi pasif

- Adjektiva

Adjektiva ditandai dengan dapat didampingkannya kata lebih, sangat, agak, dan

paling. Berdasarkan bentuknya, adjektiva dibedakan menjadi:

1. Adjektiva dasar, misalnya: baik, adil, dan boros;

2. Adjektiva turunan, misalnya: alami,baik-baik dan sungguh-sungguh;

3. Adjektiva paduan kata (frasa) ada dua macam:

a. subordinatif jika salah satu kata menerangkan kata lainnya, misalnya:

panjang tangan, buta warna, murah hati;

b. koordinatif setiap kata tidak saling menerangkan, misalnya: gemuk

sehat , cantik jelita dan aman sentosa.

Contoh:

1. Adjektiva dasar

a. Kerja yang baik menghasilkan produk yang berkualitas.

b. Pemimpin yang adil akan dihormati oleh semua orang.

c. Karena boros, gaji sebulan habis dalam waktu dua minggu.

2. Adjektiva turunan

Page 5: Makalah Bahasa Indonesia

a. Bisnisnya berkembang secara alami.

b. Ia bekerja sungguh-sungguh hingga mencapai target.

3. Adjektiva paduan kata (frasa)

a. Subordinatif (bertingkat, salah satu kata menerangkan kata lainnya)

- Orang buta warna tidak dapat melukis dengan sempurna.

- Mereka makan siang di rumah makan.

b. Koordinatif (gabungan kata atau frasa yang tidak saling menerangkan)

- Bayi yang gemuk sehat jauh dari penyakit.

- Gadis cantik jelita itu menjadi bunga di kampusnya.

- Nomina

Nomina ditandai dengan tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak,

tetapi dapat dinegatifkan dengan kata bukan: tidak kekasih seharusnya bukan

kekasih. Nomina dapat dibedakan:

1. Berdasarkan bentuknya:

(a) nomina dasar: rumah, orang, burung, dan sebagainya.

(b) nomina turunan:

Ke- : kekasih, kehendak

Per- : pertanda, persegi

Pe- : petinju, petani

Peng- : pengawas, pengacara

-an : tulisan, bacaan

Peng-an : penganiayaan, pengawasan

Page 6: Makalah Bahasa Indonesia

Per-an : perastuan, perdamaian

Ke-an : kemerdekaan, kesatuan

2. Berdasarkan subkategori:

a. nomina bernyawa (kerbau, sapi, manusia) dan tidak bernyawa

(bunga, rumah);

b. nomina terbilang (lima orang mahasiswa, tiga ekor kuda); dan tak

terbilang (air laut, awan).

- Promina

Promina adalah kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain,

berfungsi untuk mengganti nomina. Ada tiga macam Promina, yaitu:

1. Promina persona adalah Promina yang mengacu kepada orang.

- Persona pertama tunggal saya, aku, daku, -ku dan persona jamak

kami;

- Persona kedua tunggal engkau, kamu, anda, dikau, kau-, -mu,

- Persona jamak kalian,kamu sekalian, anda seklaian;

- Persona ketiga tunggal ia, dia, beliau, -nya.

2. Promina penunjuk

- Promina penunjuk umum ialah, ini, itu, dan anu;

- Promina penunjuk tempat sini, sana, situ.

3. Promina penanya adalah Promina yang digunakan sebagai pemarkah (penanda)

pertanyaan. Dari segi makna, ada tiga jenis yaitu:

(a) orang siapa,

(b) barang apa menghasilkan turunan mengapa, kenapa, dengan apa;

(c) pilihan mana menghasilkan turunan di mana, ke mana, dari mana,

bagaimana, dan bilamana.

Page 7: Makalah Bahasa Indonesia

Promina berfungsi untuk menggantikan nomina. Nomina yang digantiakan

disebut anteseden. Berdasarkan hubunagnnya dengan nomina, Promina dibadakan

atas:

1. Promina intelektual dalam hubungan teks yang sama.

- Rudi sahabat saya. Pekerjaanya mengajar di SMU Negeri 1 Jakarta

(bersifat anaforis, yaitu penunjukkan kembali kepada suatu anteseden dengan

pengulangan atau substitusi gramatikal, -nyamerupakan anafora, Rudi sahabat

saya merupakan anteseden).

2. Pronomina ekstratekdual dalam hubungan teks yang berbeda.

- Saya yang mengerjakannya.

- Itu telah lama kutunggu.

Itu dan –nya bersifat anaforis yaitu, penunjuk kembali kepada suatu anteseden

dengan pengulangan atau substitusi gramatikal, Itu yang telah lama ku-tunggu,

merupakan anaphora, dan Saya yang mengerjakannya. Merupakan anteseden.

Berdasarkan refrensinya Promina dibedakan atas:

1. Promina takrif (pemberitahuan, pernyataan, penentuan, batasan) mengacu

kepada bentuk persona formal tertentu, misalnya, Promina pertama

tunggal saya, aku, kami, ia, mereka.

Contoh, Pesawat itu baik.Ia selalu menolongku.

2. Promina taktarif (tidak mengacu kepada bentuk persona atau benda

tertentu), misalnya: beberapa, berbagai, segenap.

- Numeralia

Numeralia dapat diklasifikasikanberdasarkan subkategori:

1. numeralia takrif (tertentu):

Page 8: Makalah Bahasa Indonesia

a. numeralia pokok ditandai dengan jawaban berapa? Satu, dua, tiga, dst.

b. numeralia tingkat ditandai dengan jawaban Yang ke berapa?

c. numeralia kolektif ditandai dengan satuan bilangan, misalnya: lusin,

kodi, meter.

2. Numeralia tak takrif (tak tentu),

misalnya: beberapa, berbagai, segenap.

- Adverbia

Adverbia adalah kata yang member keterangan pada verba, adjektiva,

nomina predikatif, atau kalimat. Dalam kalimat, adverbial dapat mendampingi

adjektiva, numeralia, atau proposisi. Berdasarkan bentuknya, adverbial

mempunyai,

1. Bentuk tunggal (monomofermis) : sangat, hanya, lebih, segera, agak, dan

akan.

Misalnya :

a. Orang itu sangat bijaksana.

b. Ia hanya membaca satu buku, bukan dua.

2. Bentuk jamak (polimofermis) : belum tentu, benar-benar, jangan-jangan,

kerap kali, lebih-lebih, mau tidak mau, mula-mula. Misalnya:

a. Mereka belum tentu pergi pada hari ini.

b. Mereka benar-benar mendatangi perpustakaan kampus.

- Interogativa

Interogativa berfungsi menggantikan sesuatu yang hendak diketahui oleh

pembicara atau mengukuhkan sesuatu yang telah diketahuinya.

Contoh: apa, siapa, berapa, mana, yang mana, mengapa, dan kapan.

Page 9: Makalah Bahasa Indonesia

a. Berapa uang yang kau perlukan?

b. Yang mana rumah orang itu?

- Demonstrativa

Demonstrative berfungsi untuk menunjukkan sesuatu di dalam atau di luar

wacana. Sesuatu tersebut disebut anteseden. Contoh: ini, itu, di sini, di situ,

berikut, dan begitu.

a. Di sini, kita akan berkonsentrasi menghasilkan karya terbaik kita.

b. Bukti ini merupakan indicator bahwa orang itu berniat baik.

- Artikula

Artikula berfungsi untuk mendampingi nomina dan verba pasif.

Contoh: si, sang, sri, para, kaum, dan umat.

a. Si Kecil itu selalu datang merengek-rengek minta sesuatu.

b. Sang penyelamat akan datang saat kita perlukan.

- Preposisi

Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain sehingga berbentuk

frasa atau kelompok kata.

1. Preposisi dasar: di, ke, dari, pada, demi, dan lain-lain

- Demi kemakmuran bangsa, mari kita tegakkan hokum dan keadilan.

2. Preposisi turunan: di antara, di atas, ke dalam, kepada, dan lain-lain.

- Di antara calon peserta lomba terdapat nama seorang peserta yang sudah

menjadi juara selama dua tahun.

- Konjungsi

Page 10: Makalah Bahasa Indonesia

Konjungsi berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat atau

kalimat yang satu dengan kalimat lain dalam suatu wacana. Konjungsi

dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Konjungsi intrakalimat: agar, atau, dan, hingga, sedang, sehingga,

serta, supaya, tetapi, dan sebagainya.

a. Ia belajar hingga larut malam.

b. Mereka bekerja keras sehingga berhasil mendapatkan cita-

citanya.

2. Konjungsi ekstrakalimat: jadi, di samping itu, oleh karena itu, oleh

sebab itu, dengan demikian, walaupun demikian, akibatnya, tambahan pula, dan

sebagainya.

a. Pengusaha itu kaya raya dan dermawan. Oleh karena itu, ia dihormati

oleh tetangga di sekitar rumahnya.

b. Kualitas pendidikan kita tertinggal dari Negara maju. Oleh sebab itu,

kita harus bekerja keras untuk mengejar ketinggalan ini.

- Fatis

Fatis berfungsi untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan

pembicaraan. Jenis kata ini lazim digunakan dalam bidang dialog atau wawancara.

Misalnya: ah, ayo, kok, mari, nah, dan yah.

a. Kita memilikin kekayaan budaya. Ayo, kita tingkatkan produktivitas kita

menjadi produk baru selera dunia.

b. Nah, seruan itulah yang aku tunggu-tunggu.

- Interjeksi

Interjeksi berfungsi untuk mengungkapan perasaan, terdiri atas dua jenis:

1. Bentuk dasar: aduh, eh, idih, ih, wah, dan sebagainya.

Page 11: Makalah Bahasa Indonesia

a. Aduh, mengapa Anda harus menghadapi masalah seberat itu.

b. Wah, saya merasa amat tersanjung dengan sambutan ini.

2. Bentuk turunan: alhamdulillah, astaga, brengsek, insya Allah, dan

sebagainya.

a. Alhamdulillah, ekonomi Negara kita berangsur-angsur membaik.

b. Astaga, gedung itu dibom oleh teroris.

2. Frasa

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif,

misalnya: bayi sehat, pisang goreng,sangat enak, sudah lama sekali, dan dewan

perwakilan rakyat. Klausa adalah kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri

atas subjek dan predikat dan berpontensi menjadi kalimat, mislanya: mereka

bicara, dosen mengajar, mereka bertanya, dan mereka tidak puas.

Frasa dapat dibeda-bedakan berdasarkan kelas katanya , yaitu:

- frasa ferbal,

- frasa adjektival,

- frasa nominal,

- frasa pronomi-nal,

- frasa adverbial,

- frasa numeralia,

- frasa koordinativa koordina-tif,

- frasa demonstrativa

koordinatif,

- frasa preposisional koordinatif.

Perhatikan contoh-contoh sebagai berikut:

- Frasa Verbal

Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja,

terdiri atas 3 macam, yaitu:

1. Frasa verbal modifikatif (pewatas); terdiri atas

Page 12: Makalah Bahasa Indonesia

a. Pewatas belakang, misalnya:

- Ia bekerja keras sepanjang hari.

- Orang itu berjalan cepat setiap pagi.

- Siswa itu menulis kembali pekerjaan rumahnya.

b. Pewatas depan, misalnya:

- Mereka dapat mengajukan kredit di BRI.

- Mereka akan mendengarkan lagu kebangsaan.

- Kami pasti menyukai pekerjaan itu.

2. Frasa verbal koordinatif adalah dua verba yang disatukan dengan kata

penghubung dan atau atau.

a. Mereka menangis dan meratapi nasibnya.

b. Kita pergi atau menunggu ayah.

3. Farba verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau

diselipkan, misalnya:

a. Pulogadung, tempat tinggalnya dulu, kini menjadi terminal

modern.

b. Usaha Pak Ali, berdagang kain, kini menjadi grosir.

c. mata pencaharian orang itu, bertani dan berternak, sekarang telah

maju.

- Frasa Adjektval

Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat

atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang

Page 13: Makalah Bahasa Indonesia

berfungsi menerangkan, seperti: agak,dapat, harus, kurang, lebih, paling, dan

sangat.

agak baik harus baik

akan tenang kurang pandai

amat pandai lebih baik

belum baik paling tinggi

dapat palsu selalu rajin

Frasa adjektival mempunyai tiga jenis:

1. Frasa adjektival modifikatif (membatasi), misalnya: cantik sekali, indah

nian, hebat benar;

2. Frasa adjektival koordinatif (mengabungkan), misalnya: tegap kekar, aman

tentram,makmur dan sejahtera, aman sentausa;

3. Frasa adjektival apositif, misalnya:

a. Bima tokoh ksatria, gagah perkasa, dan suka menolong kaum yang

lemah. Frasa apositif bersifat memberiakan keterangan tambahan Bima

tokoh ksatria yang tampan merupakan unsur utama kalimat gagah perkasa

merupakan keterangan tambahan. Frasa apositif terdapat dalam kalimat

berikut ini.

b. Srikandi cantik, ayu rupawan, diperistri oleh Arjuna.

c. Skripsi yang berkualitas, terpuji dan terbaik, diterbitkan oleh

universitas.

- Frasa Nominal

Page 14: Makalah Bahasa Indonesia

Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan

memperluas sebuah kata benda ke kiri dan ke kanan; ke kiri menggolongkan,

misalnya: dua buah buku, seorang teman, beberapa butir telur, ke kanan sesudah

kata (inti) berfungsi mewatasi (membatasi), misalnya: buku dua buah, teman

seorang, telur beberapa butir.

1. Frasa nominal modifikatif (mewarisi), misalnya: rumah mungil,

hari Minggu, buku dua buah, pemuda kampus, dan bulan pertama.

2. Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya:

hak dan kewajiban, sandang oangan, dunia akhirat, lahir batin, serta adil dan

makmur.

3. Frasa nominal apositif

- Anton, mahasiswa teladan itu, kini menjadi dosen di

universitasnya.

- Burung cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah hampir punah.

- Ibu Megawati, presiden republik indonesia, berkenan memberikan

sambutaqn dalam acara itu.

- Frasa Adverbial

Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan

kata sifat. Frasa ini bersifat modifikatif (mewatasi), misalnya: sangat baik, kata

baik merupakan inti dan sangat merupakan pewatas. Frasa adverbial yang

termasuk jenis ini: agak besra, kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai

sekali, lebih kuat, dengan bangga, dan dengan gelisah. Frasa adverbial yang

bersifat koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: lebih kurang, kata lebih

tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.

- Frasa Pronomial

Page 15: Makalah Bahasa Indonesia

Frasa Proniomial adalah frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Frasa ini

terdiri atas tiga jenis:

1. modifikatif, misalnya: kami semua, kalian semua, anda semua, mereka semua,

mereka itu, mereka berdua, dan mereka itu.

2. koordinatif, misalnya: engkau dan aku, kami dan mereka, serta saya dan dia,

3. apositif:

a. Kami, bangsa Indonesia, menyatakan perang melawan korupsi.

b. Mahsiswa, para pemuda, siap menjadi pasukan anti korupsi.

- Frassa Numerialia

Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa

jenis ini terdiri atas dua jenis, yaitu

1. Modifikasi

- Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban.

- Orang itu menyumbang pembangunan jalan kampung dua juta rupiah.

2. Koordinaasi

- Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan pada gang itu.

- Entah tiga, entah empat kali saya makan obat hari itu.

- Frasa Interogativa Koordinatif

Frasa interogativa Koordinatif adalah frasa yang berintikan pada kata tanya.

1. Jawaban apa atau siapa merupakan ciri subjek kalimat.

Page 16: Makalah Bahasa Indonesia

2. Jawaban mengapa atau bagaimana merupakan penanda predikat.

- Frasa Demonstrativa Koordinatif

Frasa ini dibntuk dengan dua kata yang tidak saling menerangkan.

- Saya bekerja di sana atau sini sama saja.

- Saya memakai baju ini atau itu tidak masalah.

- Frasa Proposisional Koordinatif

Frasa ini dibentuk dengan kata depan dan tidak saling menerangkan.

- Perjalanan kami dari dan ke Bandung memerlukan waktu enam jam.

- Koperasi dari, oleh dan untuk anggota.

Page 17: Makalah Bahasa Indonesia

Daftar Pustaka

Sumber : http://www.ayobukasaja.com/2011/04/normal-0-false-false-false-in-x-

none-x_22.html