Makalah bahasa indonesia

26
MAKALAH BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF DI SUSUN OLEH: ufima elma (1222010017) KATA PENGANTAR Assalamu’alaikm Wr. Wb. Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “KALIMAT EFEKTIF”. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka pengembangan dasar ilmu bahasa indonesia yang berkaitan dengan kalimat efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.

Transcript of Makalah bahasa indonesia

Page 1: Makalah bahasa indonesia

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KALIMAT EFEKTIF

DI SUSUN OLEH:

ufima elma

(1222010017)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikm Wr. Wb.

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha

pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada

kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “KALIMAT

EFEKTIF”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka

pengembangan dasar ilmu bahasa indonesia yang berkaitan dengan kalimat efektif. Selain itu

tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan

Bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat

menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.

Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan

makalah selanjutnya menjadi lebih. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak.

Amiin.

Wassalamu’alikum Wr. Wb.

Mojokerto, 26 Maret 2013

Page 2: Makalah bahasa indonesia

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN 4Latar belakang 4

Rumusan masalah 5Tujuan pembahasan 5Manfaat pembahasan 5

BAB II PEMBAHASAN 6Pengertian kalimat efektif 6Unsure-unsur kalimat efektif 6

Ciri-ciri kalimat efektif 12Syarat kalimat efektif 18Struktur kalimat efektif 18

BAB III PENUTUP 20kesimpulan 20saran 20

DAFTAR PUSTAKA 21

BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota

masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang

ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat

mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu

Page 3: Makalah bahasa indonesia

dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya

secara baik disebut dengan kalimat efektif.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara

tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang

disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan

mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan

tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau

pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat

yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang

digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang

tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu

dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan

keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).

Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat

sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang

dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca

sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.

Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala

permasalahannya.

B.   RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?

2.      Apa saja unsur-unsur kalimat?

3.      Apa ciri-ciri kalimat efektif?

4.      Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?

5.      Bagaimana struktur kalimat efektif?

C.   TUJUAN PEMBAHASAN

1.      Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik

dan benar

2.      Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa

3.      Menjaga kemurnian bahasa Indonesia

Page 4: Makalah bahasa indonesia

D.   MANFAAT PEMBAHASAN

1.      Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan kalimat

efektif.

2.      Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan

mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya

secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif

dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau

pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif  adalah kalimat yang

dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca

dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang

dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

B.   UNSUR-UNSUR KALIMAT EFEKTIF

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia

lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S),

predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia

baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain

(objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir,

atau wajib tidak hadir.

1.      Subjek (S)

Page 5: Makalah bahasa indonesia

Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal,

suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis

kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh

sebagai berikut ini:

a.       Ayahku  sedang melukis.

b.      Meja direktur besar.

c.       Yang berbaju batik dosen saya.

d.      Berjalan kaki menyehatkan badan.

e.       Membangun jalan layang sangat mahal.

         Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi oleh

kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh klausa

terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d)

dan (e).

        Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk pada

benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada

kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda.

Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki

tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada

kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang tidak lain adalah

benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap,

pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu orang pada awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal

kalimat (d) dan (e).

Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata

tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas

pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak logis

berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S

karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.

a.          Bagi siswa sekolah dilarang masuk.

b.         Di sini melayani obat generic.

c.          Memandikan adik di pagi hari.

Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S.

Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (a) siapa yang melayani

resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan adik pada contoh (c), tidak ada

jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.

Page 6: Makalah bahasa indonesia

2.      Predikat (P)

Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam

keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain

memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi,

status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang

jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian

besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.

Perhatikan contoh berikut:

a.    Kuda meringkik.

b.    Ibu sedang tidur siang.

c.    Putrinya cantik jelita.

d.   Kota Jakarta dalam keadaan aman.

e.    Kucingku belang tiga.

f.     Robby mahasiswa baru.

g.    Rumah Pak Hartawan lima.

          Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkik pada

kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat

(b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan

bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota

Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada

kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah

rumah Pak Hartawan.

          Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata menunjuk

pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.

a.       Adik saya yang gendut lagi lucu itu.

b.      Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.

c.       Bandung yang terkenal kota kembang.

    Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali

dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata

pun yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang

gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada

apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu

pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang

Page 7: Makalah bahasa indonesia

dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-

kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan

baru merupakan kelompok kata atau frasa.

3.      Objek (O)

Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh

nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif,

yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.

a.       Nurul menimang …

b.      Arsitek merancang …

c.       Juru masak menggoreng …

Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah P

yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat itulah

yang dinamakan objek.

Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam

kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak, pulang yang menjadi P

dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.

a.       Nenek mandi.

b.      Komputerku rusak.

c.       Tamunya pulang.

Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan.

Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila

kalimatnya dipasifkan.

a.       1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)

2)   Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.

b.      1) Orang itu menipu adik saya (O)

2)   Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.

4.      Pelengkap (pel)

Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak

Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh

O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa

nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di

bawah ini:

Page 8: Makalah bahasa indonesia

a.       Ketua MPR membacakan Pancasila.

       S                  P             O

b.      Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.

            S                    P            Pel

Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi  oleh nomina Pancasila,

jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila

sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:

Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.

        S                     P               O

        Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S

dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.

Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.

        Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina

dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa preposisional.

Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya

terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi

S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.

a.       Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.

b.      Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.

c.       Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.

d.      Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.

e.       Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.

5.      Keterangan (ket)

Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian

kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya

bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa

nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.

         Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli

membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) yaitu seperti yang

tertera pada tabel di bawah ini.

JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA

Page 9: Makalah bahasa indonesia

No. Jenis keterangan Posisi/penghubung Contoh pemakaian

1. Tempat Di

Ke

Dari

Pada

Di kamar, di kota

Ke Surabaya, ke rumahnya

Dari Manado, dari sawah

Pada permukaan

2. Waktu -

Pada

Dalam

Se-

Sebelum

Sesudah

Selama

sepanjang

Sekarang, kemarin

Pada pukul 5 hari ini

Dalam 2 hari ini

Sepulang kantor

Sebelum mandi

Sesudah makan

Selama bekerja

Sepanjang perjalanan

3. Alat dengan Dengan pisau, dengan mobil

4. Tujuan Supaya/agar

Untuk

Bagi

Demi

Supaya/agar kamu faham

Untuk kemerdekaan

Bagi masa depan

Demi orang tuamu

5. Cara Secara

Dengan cara

Dengan jalan

Secara hati-hati

Dengan cara damai

Dengan jalan berunding

6. Kesalingan - Satu sama lain

7. Similatif Seperti

Bagaikan

Laksana

Seperti angin

Bagaikan seorang dewi

Laksana bintang di langit

8. Penyebab Karena

Sebab

Karena perempuan itu

Sebab kegagalannya

9. Penyerta Dengan

Bersama

Beserta

Dengan adiknya

Bersama orang tuanya

Beserta saudaranya

C.   CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

Page 10: Makalah bahasa indonesia

Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam

syarat berikut, yaitu adanya:

1)      Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan

struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan

yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

      Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak

efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan

pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan

sebagainya di depan subjek.

Contoh:

a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)

b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

      Tidak terdapat subjek yang ganda.

Contoh:

a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.

b. Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :

a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.

b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

      Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.

Contoh:

a.       Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

b.      Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat

itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi

ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:

a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau

Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Page 11: Makalah bahasa indonesia

Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor

Suzuki.

      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.

b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.

Perbaikannya adalah sebagai berikut:

a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2)      Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam

kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama

menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

a.       Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.

b.      Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang

penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat

terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki

dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama

bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan

baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,

pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

3)      Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada

ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu

memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk

membentuk penekanan dalam kalimat.

      Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Page 12: Makalah bahasa indonesia

Contoh:

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan

yang ada pada dirinya.

Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

Penekanannya Harapan presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

      Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada

anak-anak terlantar.

Seharusnya:

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada

anak-anak terlantar.

      Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:

Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

      Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

Contoh:

Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

      Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh:

Saudaralah yang bertanggung jawab.

4)      Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan

kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus

menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini

mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak

menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.

      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Perhatikan contoh:

Page 13: Makalah bahasa indonesia

Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.

Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada

hiponimi kata.

Perhatikan contoh:

a.       Ia memakai baju warna merah.

b.      Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Kata merah sudah mencakupi kata warna.

Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Kalimat itu dapat diubah menjadi

a. Ia memakai baju merah.

b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu

kalimat.

Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.

a.       Dia hanya membawa badannya saja.

b.      Sejak dari pagi dia bermenung.

Kata naik bersinonim dengan ke atas.

Kata turun bersinonim dengan ke bawah.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi

a.      Dia hanya membawa badannya.

b.      Sejak pagi dia bermenung.

      Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk

jamak.

Misalnya:

Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang

bentuk baku : para tamu, beberapa orang.

5)      Kecermatan

Page 14: Makalah bahasa indonesia

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran

ganda.

Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.

a.       Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

b.      Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran

tinggi.

Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua

puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.

         Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan

menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi

Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

6)      Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam

kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

a.       Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak

simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Misalnya:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah

terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar

dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab

b.      Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam

kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

Contoh:

Surat itu saya sudah baca.

Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.

Seharusnya kalimat itu berbentuk

Page 15: Makalah bahasa indonesia

a. Surat itu sudah saya baca.

b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

c.       Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang

antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :

a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.

Seharusnya:

a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

7)      Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal

dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

D.   SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF

Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:

1.    Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

2.   Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca

dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

E.   STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF

Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk,

sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang

strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya

kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan

merupakan suatu pernyataan yang salah.

Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang

terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang

Page 16: Makalah bahasa indonesia

jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan

yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan

biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai

bahasa itu.

Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang

ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:

1.    Buat Papa menulis surat saya.

2.    Surat saya menulis buat Papa.

3.    Menuis saya surat buat Papa.

4.    Papa saya buat menulis surat.

5.    Saya Papa buat menulis surat.

6.    Buat Papa surat saya menulis.

Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan.

Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya.

Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan

berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.

Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural

pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal

ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah

dibiasakan.

Page 17: Makalah bahasa indonesia

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

  Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara

tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan

lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.

  Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan

keterangan (Ket).

  Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan,

kepaduan, kelogisan.

B.     SARAN

1)      Bagi para pendidikPara pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa

indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar

mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik

dengan peserta didik.

2)      Bagi calon pendidik

Page 18: Makalah bahasa indonesia

Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara seksama

mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan tidak

terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan pedidik.

3)      Bagi lembaga sekolahLembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh terhadap

penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa.

Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.

Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.

http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.

Diposkan oleh maria ulfa di 07.16 1 komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Label: b.indo, keperawatan, tugas Lokasi: Indonesia Beranda