makalah-bahan-cetak.pdf

download makalah-bahan-cetak.pdf

of 7

Transcript of makalah-bahan-cetak.pdf

  • 7/22/2019 makalah-bahan-cetak.pdf

    1/7

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif

    dari rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi

    tersebut digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja.

    Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat

    tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria sebagai berikut.

    Pertama, bahan tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut

    serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan

    cetak ke mulut. Kedua, selama di mulut bahan tersebut harus berubah (mengeras)

    menjadi bahan padat menyerupai karet dalam waktu tertentu, idealnya waktu

    pengerasan total harus kurang dari 7 menit. Akhirnya cetakan yang mengeras harus

    tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus

    tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang. (Anusavice, 2004:94)

    Bahan cetak dapat dikelompokkan menurut sifat mekanisnya. Ada 2 jenis

    bahan cetak, yakni bahan cetak elastis dan bahan cetak non-elastis. Bahan cetak non

    elastis dibagi lagi menjadi bahan cetak non elastis yang irreversible dan bahan cetak

    non elastis yang reversible. Sedangkan bahan cetak elastis, dapat dibagi lagi menjadi

    bahan cetak hidrofobik dan bahan cetak elastomer tanpa air.

    Bahan cetak elastis dapat secara akurat memproduksi baik struktur keras

    maupun lunak dari rongga mulut, termasuk undercut dan celah interproksimal.

    Meskipun bahan ini dapat dipakai untuk mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan

    dibuat untuk model cor untuk gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit

    restorasi tunggal. Bahan cetak elastik dapat diklasifikasikan menjadi bahan cetak

    hidrokoloid dan elastomer.

    1. Bahan cetak elastomer

  • 7/22/2019 makalah-bahan-cetak.pdf

    2/7

    Elastomer adalah bahan cetak bersifat elastis yang apabila digunakan dan

    dikeluarkan dari rongga mulut, akan tetap bersifat elastis dan fleksibel. Bahan ini

    diklasifikasikan sebagai nonaqueous elastomeric impression material oleh

    ANSI/ADA Spesification No.19. Biasanya digunakan untuk mencetak pembuatan

    gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan immediat dan mahkota serta gigi tiruan cekat

    yang mana diperlukan cetakan yang akurat pada detail gigi dan daerah gerong. Reaksi

    kimia bahan ini adalah reaksi antara molekul atau polimer besar yang diikat oleh

    ikatan-ikatan silang. Ikatan silang ini mengikat rantai polimer yang melingkar pada

    titik tertentu untuk membentuk jalinan 3 dimensi yang sering disebut sebagai gel.

    Pada kondisi ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran

    hanya sampai batas tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula yaitu rantai

    kembali melingkar pada keadaan berikat ketika diangkat. Banyaknya ikatan silang

    menentukan kelakuan dan sifat elastis bahan tersebut. Bahan cetak ini menjadi pilihan

    dokter gigi karena tinggi keakuratannya, stabilitas dimensi berbanding waktu dan

    memiliki kemampuan mencetak dengan detail berbanding bahan cetak yang lain.

    Antara bahan cetak elastomer yang terawal adalah polisulfida, diikuti silicone

    condensation, polieter dan addition silicons. Bahan terbaru adalah dikategorikan

    sebagai addition silicone-polyether hybrid.

    1.2 Karakterisitik Bahan Cetak Elastomer

    Bahan cetak Polisulfida rubber impression terdiri dari 2 tube yaitu polisulfida

    rubber base dan oxidizing agents. Polisulfida rubber base adalah cairan yang

    ditambah dengan beberapa komponen filler sehingga membentuk pasta. Bahan

    accelerator dan retarder juga ditambah jika diperlukan untuk meninggikan atau

    merendahkan setting time. Bahan polisulfida mempunyai working time dan setting

    time yang panjang. Proses curingnya dipercepat oleh kenaikan temperatur dan

    tergantung pada kelembapan udara.

    Satu lagi bahan cetak jenis elastomer adalah polysiloxane atau silicone rubber

  • 7/22/2019 makalah-bahan-cetak.pdf

    3/7

    base. Bahan ini juga disediakan dalam bentuk pasta. Liquid polysiloxane akan

    bercampur dengan silica powder (SiO2) untuk membentuk pasta. Proses polimerisasi

    berlaku akibat reaksi kondensasi antara silicone base dan alkyl silicate. Bahan ini

    tidak mengeluarkan bau, bersih, dan secara relatif mudah di aduk.

    1.3 Elastomer jenis vinyl polysiloxane

    Elastomer jenis vinyl polysiloxane juga disebut polyvinylsiloxane yang

    merupakan bahan cetak silikon dengan reaksi tambahan. Disediakan dalam 2 pasta

    yang setiap pasta mengandung liquid silicone polymer dan satu lagi pasta adalah

    katalis dengan kekentalan yang sama sehingga mudah diaduk. Namun, sejalan dengan

    perkembangan teknologi, kemasan bahan polyvinylsiloxane terdapat dalam satu

    bentuk katridge yang bercampur secara automatik.

    Perbedaan yang nyata bahan cetak dengan reaksi tambahan dengan

    kondensasiadalah dalam aspek dimensi stabilitasnya. Bahan cetak polyvinylsiloxane

    ternyata lebih stabil dan lebih elastis. Selain itu, bahan ini mempunyai nilai regangan

    yang rendah sehingga jarang sekali terjadi distorsi pada bahan ini apabila digunakan

    untuk mencetak permukaan dengan daerah gerong. Bahan ini bersifat hidrofobik yang

    menjadikannya sesuai untuk mencetak bentuk detail yang kering. Jika permukaan

    detail yang hendak dicetak terdapat air, hasil yang didapat tidak akurat. Namun

    sekarang ini telah diperkenalkan bahan cetak polyvinylsiloxane yang mempunyai

    sifat hidrofobik yang agak rendah. Desinfeksi selama 10 menit menggunakan sodium

    hipoklorit tidak memberi efek kepada dimensi bahan cetak elastomer jenis silikon. 7

    Bahan silikon dengan reaksi tambahan sangat stabil dan menunjukkan tidak ada

    perubahan dimensi selama penyimpanannya sehingga bahan ini sangat sesuai

    digunakan jika diperlukan pengisian ulang pada hasil cetakan.

    1.4 Elastomer jenis polisulfida (Rubber-Base, Mercapta, Thiokol)

    Bahan ini terdiri atas dua pasta. Pasta dasar mengandung :

  • 7/22/2019 makalah-bahan-cetak.pdf

    4/7

    1. Suatu polisulfidaIni biasa disebut mercapta karena mengandung gugus SH. Duagugus ini berada di bagian ujung rantai sedangkan yang satu lagi tergantung.

    Suatu bahan pengisi sebanyak 11-54% terdiri dari berbagai bahan bukan zinc

    oksida dan kalsium fosfat seperti yang dilaporkan dalam literatur terdahulu; salah

    satu contoh bahan pengisi adalah titanium dioksida.

    Pasta dasar biasanya berwarna putih, ini disebabkan oleh warna bahan pengisi.

    2. Pasta pereaksi (kadang-kadang disebut pasta akselerator atau katalisator)Ini terbuat dari :

    o Lead dioksida (PbO2) ini menyebabkan polimerisasi dan cross-linking,oleh karena oksidasi gugus SH. Pada salah satu produk terdapat garam

    kuprum.

    o Sulfur, yang memungkinkan terjadinya reaksi.o Minyak (suatu ester atau chlorinated parafin) untuk membuatnya menjadi

    pasta, tetapi bukan castor oil seperti yang diduga oleh beberapa orang.

    Pasta ini berwarna coklat, disebabkan oleh adanya lead dioksida.

    SIFAT

    1. ElastisitasSemakin lama bahan cetak di dalam mulut sebelum dikeluarkan,semakin besar ketepatannya. Distorsi dapat diminimalkan karena sifat elastik dari

    bahan cetak karet ini. Deformasi elastik setelah peregangan yang terjadi pada

    bahan polisulfid lebih lambat pulih dibandingkan dengan 3 jenis bahan lainnya.

    2. RheologiPolisulfid adalah bahan cetak elastometrik yang paling sedikitkekakuannya.

    3. Energi robekPolisulfid mempunyai ketahanan tertinggi terhadap robekan.4. Kestabilan dimensionalBahan karet memiliki kestabilan dimensi lebih baik bila

    disimpan di udara terbuka dibandingkan bahan cetak hidrokoloid. Namun,

  • 7/22/2019 makalah-bahan-cetak.pdf

    5/7

    terbukti bahwa semua bahan mengalami perubahan dimensi dengan berlalunya

    waktu dan perubahan seperti itu lebih besar terjadi pada bahan cetak karet

    polisulfid dibandingkan dengan polieter dan elastomer silikon dengan

    polimerisasi tambahan.

    5. BiokompatibilitasKemungkinan reaksi alergi atau toksik dari bahan cetak dankomponen-komponennya adalah kecil. Barangkali masalah biokompatibilatas

    akibat elastomer yang paling cenderung dapat terjadi adalah bila sebagian bahan

    cetak tertinggal di sulkus gingiva.

    6. Penanganan sendok cetakCetakan polisulfid yang paling akurat dibuat denganmenggunakan sendok cetak perseorangan dari akrilik biasa (special/individual

    tray) untuk meminimalkan efek pengerutan polomerisasi. Hal ini berhubungan

    dengan meminimalkan jumlah bahan yang digunakan untuk membuat cetakan.

    MANIPULASI

    1. Dengan panjang tertentu dari kedua pasta yang ditekan keluar dari tubekemasannya pada lembaran pengaduk atau kaca pengaduk. Kedua pasta ini

    diproduksi dalam viskositas bervariasi, dimana masing-masing dapat

    digabungkan dan dapat digunakan bersama. Pasta yang mempunyai viskositas

    rendah akan mencetak detail yang baik.

    2. Pasta katalis mula-mula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudiandidistribusikan di atas pasta basis, dan diaduk di lembar pengadukan. Massa yang

    diperoleh dikumpulkan dengan bilah spatula dan kembali diaduk merata. Proses

    tersebut terus dilanjutkan sampai pasta adukan berwarna seragam, tanpa garis

    warna basis atau katalis pada adukan. Bila adukan tidak homogen, proses

    pengerasan tidak akan berlangsung seragam, dan diperoleh hasil cetakan yang

    mengalami distorsi. Mengikuti anjuran pabrik selalu disarankan.

    Bila bahan yang mengeras bergantung pada banyaknya regangan, begitu pula

  • 7/22/2019 makalah-bahan-cetak.pdf

    6/7

    bahan yang tidak mengeras. Bahan cetak polisulfid yang bersifat medium dan

    heavy amatlah kental dan lengket. Sebagai akibatnya, pasta jenis tersebut

    menjadi sulit untuk diaduk. Namun, bila tekanan diberikan secukupnya dan

    pengadukan dilakukan dengan cepat, bahan tersebut akan terlihat lebih encer dan

    lebih mudah untuk ditangani. Gejala ini dikenal sebagai pseudoplastisitas.

    3. Setelah pengadukan, pasta mengalami polimerisasi secara lambat sampai prosespencetakan dalam mulut dimana proses polimerisasi akan dipercepat dengan

    adanya peningkatan suhu dan kelembaban. Untuk menjamin kesempurnaan

    polimerisasi, ketebalan bahan yang digunakan seharusnya tidak melebihi 2-3

    mm.

    4. Cetakan tidak boleh dilepas dari mulut sampai sisa bahan yang ada pada mixingpad mengeras. Pelepasan sendok cetak seharusnya dilakukan dengan cepat untuk

    menjamin sifat elastis bahan dan dibiarkan selama 30 menit sebelum dilakukan

    pengisian dengan bahan model.

    SETTING

    Gugus SH dapat dioksidasi oleh PbO2, menghasilkan rantai SS.

    Ini berarti bahwa pasta polisulfida akan :

    1. Polimerisasi lebih lanjut, disebabkan oleh oksidasi gugus ujung SH.2. Cross-link, disebabkan oleh oksida gugus SH yang tergantung; Telah

    ditunjukan bahwa elastomer membutuhkan sedikit cross-linking. Persentase

    cross-linking tergantung pada nilai m dan n pada formula polisulfida di atas,

    yaitu pada panjang awal rantai polisulfida.

    MODIFIKASI

  • 7/22/2019 makalah-bahan-cetak.pdf

    7/7

    1. Salah satu bahan untuk menghindari penggunaan PbO2 ialah menggantinyadengan suatu pereaksi organik seperti cumene hydroperoxide atau t-butyl

    hydroperoxide. Bahan ini mudah terbang sehingga hasil cetakan yang telah set

    dapat kontraksi disebabkan karena menguapnya bahan tersebut.

    2. Bahan polisulfida yang baru ditemukan menggantikan lead dioksida dengan zinckarbonat/organic accelerator system. Dinyatakan bahwa bahan ini jauh lebih

    bersih untuk ditangani daripada polisulfida biasa.