Makalah Bagian Konsep Pengembangan Iptek Dalam Islam

5
6. KONSEP PENGEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM Menurut Kaelany (2009), Islam mengajarkan untuk memulai segala sesuatu tindakan diawali dengan niat, begitu juga dalam usaha manusia mengembangkan iptek. Dasar motif dan pijakan dalam pencarian dan pengembangan iptek bagi umat muslim adalah untuk memperoleh kemakmuran serta kesejaheraan dunia yang nantinya sebagai jembatan untuk mencari ridha Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam Islam juga disebutkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seluruh hasil-hasilnya harus bisa mengingatkan manusia pada Allah SWT yang Maha Pencipta Alam Semesta. Iptek juga harus bisa mengingatkan manusia akan perannya sebagai khalifah di bumi dengan segala potensi yang dimilikinya untuk mengolah bumi agar bermanfaat bagi seluruh makhluk di dunia. Oleh karena itu, jika suatu hasil iptek dapat menjauhkan manusia dari jati diri serta tujuan penciptaannya, juga meruntuhkan nilai kemanusiaan, maka penerapan produk iptek tersebut wajib ditolak (Kaelany, 2009). Allah juga menciptakan manusia dengan memiliki potensi akal dan pikiran sebagai bekal untuk hidup di dunia. Melalui akal dan pikiran tersebut, manusia dapat memahami dan menyelidiki elemen-elemen yang terdapat di alam serta memanfaatkannya untuk kesejahteraan mereka. Akal dan pikiran tersebut merupakan kelebihan dan keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada manusia sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Isra 70 yang Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. Manusia juga diciptakan oleh Allah sebagai khalifah di

Transcript of Makalah Bagian Konsep Pengembangan Iptek Dalam Islam

Page 1: Makalah Bagian Konsep Pengembangan Iptek Dalam Islam

6. KONSEP PENGEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM

Menurut Kaelany (2009), Islam mengajarkan untuk memulai segala sesuatu tindakan diawali dengan niat, begitu juga dalam usaha manusia mengembangkan iptek. Dasar motif dan pijakan dalam pencarian dan pengembangan iptek bagi umat muslim adalah untuk memperoleh kemakmuran serta kesejaheraan dunia yang nantinya sebagai jembatan untuk mencari ridha Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam Islam juga disebutkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seluruh hasil-hasilnya harus bisa mengingatkan manusia pada Allah SWT yang Maha Pencipta Alam Semesta. Iptek juga harus bisa mengingatkan manusia akan perannya sebagai khalifah di bumi dengan segala potensi yang dimilikinya untuk mengolah bumi agar bermanfaat bagi seluruh makhluk di dunia. Oleh karena itu, jika suatu hasil iptek dapat menjauhkan manusia dari jati diri serta tujuan penciptaannya, juga meruntuhkan nilai kemanusiaan, maka penerapan produk iptek tersebut wajib ditolak (Kaelany, 2009).

Allah juga menciptakan manusia dengan memiliki potensi akal dan pikiran sebagai bekal untuk hidup di dunia. Melalui akal dan pikiran tersebut, manusia dapat memahami dan menyelidiki elemen-elemen yang terdapat di alam serta memanfaatkannya untuk kesejahteraan mereka.

Akal dan pikiran tersebut merupakan kelebihan dan keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada manusia sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Isra 70 yang Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

Manusia juga diciptakan oleh Allah sebagai khalifah di muka Bumi dengan kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya di alam ini. Ketika Allah dalam firman-Nya di Q.S. Ar Ra’du ayat 2 memilih kata ”sakhkhara” yang berarti ”menundukkan” atau ”merendahkan”, hal tersebut menunjukkan bahwa alam dengan segala manfaat yang dapat diperoleh darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia.

Adapun Q.S. Ar Ra’du ayat 2 yang memiliki arti “Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Tuhanmu”

Page 2: Makalah Bagian Konsep Pengembangan Iptek Dalam Islam

Kewajiban mencari ilmu Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah

kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil)

Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “ mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata dan emas pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya)

Juga pada hadist rasulullah yang lain,”carilah ilmu walau sampai ke negeri cina”. Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Walau jauh ilmu haru tetap dikejar.

Dalam kitab “ Ta’limul muta’alim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut trlebih dahulu adalah ilmu haal yaitu ilmu yang dseketika itu pasti digunakan dal diamalkan bagi setiap orang yang sudah baligh. Seperti ilmu tauhid dan ilmu fiqih. Apabila kedua bidang ilmu itu telah dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya, misalnya ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lainya.

Dengan demikian, dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memanfaatkan alam yang ”ditundukkan” oleh Allah untuk manusia, manusia hendaknya memahami konsep dan tugasnya sebagai khalifah di Bumi. Manusia jangan sampai “ditundukkan” oleh alam melalui nilai-nilai materialistik dan keserakahan karena sesungguhnya hal tersebut melanggar kodrat manusia yang diberikan oleh Allah.

Arah Pengembangan Teknologi:

Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam hendaknya memiliki dasar dan motif bahwa yang mereka lakukan tersebut adalah untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah sehingga terwujud kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman dalam Q.S. Al Bayyinah ayat 5 yang artinya “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan

Page 3: Makalah Bagian Konsep Pengembangan Iptek Dalam Islam

ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”

Dalam paradigma Islam, agama merupakan dasar dan pengatur kehidupan. Paradigma islam merujuk pada akidah yang menjadi dasar dari pengembangan iptek. Akidah yang termuat dalam Al-Quran dan Hadist menjadi landasan pemikiran tiap-tiap pengembangan iptek.

Dalam paradigma Islam telah disebutkan bahwa akidah Islam menjadi dasar pengembangan iptek umat manusia. Dalam hal ini akidah Islam dijadikan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut bukan berarti konsep-konsep pengembangan iptek harus berasal dari akidah Islam, tetapi dalam hal ini akidah menjadi standard benar atau salah suatu produk iptek. Hasil-hasil iptek tersebut tidak boleh bertentangan dengan akidah Islam. Allah tidak pernah melarang suatu konsep iptek berasal dari pemikiran-pemikiran orang non muslim dan tidak bersumber dari sumber-sumber Islam. Asalkan konsep iptek tersebut haruslah sesuai dengan standard akidah Islam sehingga konsep iptek tersebut dapat bernilai benar (Al Jawi, 2005).

Selanjutnya, jika akidah dijadikan landasan dalam pengembangan iptek, syariah Islam menjadi suatu standard dalam pemanfaatan iptek itu sendiri. Syariah Islam dijadikan tolok ukur halal atau haram suatu produk iptek tersebut. Produk iptek yang bisa dimanfaatkan adalah produk yang dinyatakan halal oleh syariah Islam. Sedangkan produk yang haram harus ditolak pemanfaatannya. Adanya syariah Islam sebagai standard pemanfaatan hasil iptek seakan melawan praktik-praktik pemanfaatan iptek di dunia barat yang berlandaskan pragmatisme dan utilitarianisme. Dasar yang mereka gunakan hanya memandang kepuasan kebutuhan manusia dan terkadang mengabaikan kemanusiaan dan moral serta bertentangan dengan nilai agama (Al Jawi, 2005).

Dari penjabaran nilai-nilai akidah Islam dalam pengembangan iptek di atas, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai umat muslim sudah seharusnya menerapkan paradigma Islam dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berlandaskan akidah Islam dalam pengembangan konsep iptek diikuti syariah Islam sebagai dasar pemanfaatan iptek, maka bisa dipastikan hasil iptek yang ada dapat bermanfaat tidak hanya bagi umat manusia tapi juga seluruh makhluk di alam semesta. Dengan menerapkan akidah Islam dalam pengembangan iptek, kita juga dapat terhindar dari dampak-dampak negatif perkembangan iptek yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Page 4: Makalah Bagian Konsep Pengembangan Iptek Dalam Islam