Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

38
MANAJEMEN AUDIT LINGKUNGAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN AUDIT Disusun Oleh : 1 Muhammad Ramdan Fauji 11.322.016 2 Zuliaseh 11.322.069 3 Rinda Ariyani 11.322.071 4 Inas Pratiwi Anggreheni 12.322.070 PRODI AKUNTANSI

Transcript of Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

Page 1: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

MANAJEMEN AUDIT LINGKUNGANDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

MANAJEMEN AUDIT

Disusun Oleh :

1 Muhammad Ramdan Fauji 11.322.016

2 Zuliaseh 11.322.069

3 Rinda Ariyani 11.322.071

4 Inas Pratiwi Anggreheni 12.322.070

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Page 2: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Audit Lingkungan

        Dalam dunia yang modern ini banyak akan permasalahan yang dihadapi

setiap pribadi atau organisasi, salah satu dari permasalahan tersebut adalah

lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi bagian dalam

kehidupan manusia, bahkan saat ini masalah lingkungan telah menjadi isu global

dan penting untuk dibicarakan karena menyangkut kepentingan seluruh umat

manusia.

       Dulu hutan-hutan di Indonesia masih rindang. Air yang mengalir di kali

relatif jernih, bahkan banyak orang di sekeliling kali menggunakannya, bukan

hanya untuk memasak dan mencuci, tetapi juga untuk diminum. Kini hutan

rindang tak mudah ditemukan lagi, sekalipun di Kalimantan dan Papua. Berbagai

jenis tumbuh-tumbuhan kian hari kian merana. Hutan dibabat dan tanahnya digali,

karena di dalam tanah terdapat tambang minyak, emas dan batu bara.

              Tambang-tambang itu dijadikan sebagai salah satu obyek untuk dikuras,

karena dapat dijadikan salah satu indikator kemajuan perekonomian dan

teknologi. Negara berkembang seperti Indonesia ikut terjebak dengan teori itu.

Tambang segera diambil, meskipun dengan mengorbankan hutan-hutan yang

rindang tersebut. Apa yang terjadi kemudian? Hutan yang dulu rindang kini

menjadi gundul. Kali yang dulu mengalir dengan air bersih, kini hampir tidak ada

lagi. Jika terdapat air mengalir, itupun sudah tercampur dengan berbagai limbah

yang mengandung kimia membahayakan untuk kesehatan manusia. Bahkan

tragisnya, di saat tambang sudah dikuras, perekonomian tak beranjak maju, tetapi

justru jumlah penduduk miskin bertambah.

       Oleh karena itulah audit lingkungan merupakan alat untuk memverifikasi

secara obyektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari

langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan. Audit lingkungan sebagai proses menentukan

apakah semua tingkat atau tingkat yang dipilih dari suatu organisasi menaati

Page 3: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar internal yang merupakan suatu

komponen yang berkekuatan dari program manajemen lingkungan.

       Audit lingkungan juga merupakan salah satu upaya proaktif perusahaan untuk

perlindungan lingkungan yang akan membantu meningkatkan kinerja operasional

perusahaan terhadap lingkungan, dan pada akhimya dapat meningkatkan citra

positif perusahaan. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan yang

melatar belakangi audit lingkungan sebagai dasar evaluasi. Yaitu evaluasi kinerja

perusahaan terhadap lingkungan disekitarnya, dengan demikian perusahaan akan

dinilai positif dari lembaga yang bersangkutan.

       Latar belakang audit lingkungan menurut Kep. Men.LH 42/1994 :

a. Setiap bidang usaha wajib memelihara kelestarian lingkungan.

b. Audit lingkungan suatu perangkat pengelolaan lingkungan.

c. Audit lingkungan dapat membantu menemukan penyelesaian masalah 

lingkungan hidup.

1.2   Rumusan Masalah Audit Lingkungan

       Audit lingkungan hidup mempunyai cakupan yang luas dalam

pembahasannya. Oleh karena itu kelompok kami sudah membatasi masalah yang

akan dibahas dengan rumusan masalah yaitu, “Apa pengertian, manfaat, cara kerja

dalam manajemen serta pengaplikasian dari audit lingkungan?”

1.3   Tujuan Audit Lingkungan

Dalam buku “The Environmental Audit and Bussiness Strategy, a Total

Quality Approach” (1992, hal 72 & 73), Grand Ledgerwood  mengemukakan

bahwa audit lingkungan mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu :

a.    Ketaatan terhadap peraturan,

b.    Bantuan dalam akuisisi dan penjualan aktiva,

c.    Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.

  

Page 4: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

BAB II

PEMBAHASAN

AUDIT LINGKUNGAN

2.1  Definisi dan Sifat Audit Lingkungan

2.1.1  Definisi Audit Lingkungan

         Menurut  Kep. Men.LH 42/1994, Audit lingkungan adalah suatu alat

manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik

dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan

peralatan dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan

upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaatan kebijakan

usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan

lingkungan.

Beberapa definisi yang diberikan mengenai audit lingkungan adalah sebagai

berikut:

Menurut The International Chamber of Commerce 1989

 Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap

operasi usaha dengan keadaan sekitarnya.

Rob Gray, Jan Bebbington dan Diane Walters

Dalam buku “Accounting for the Enviroment” (1993, hal 104) Audit lingkungan

merupakan suatu penilaian yang sistematis, objektif dan didokumentasikan

mengenai dampak dan aktivitas usaha anda terhadap lingkungan.

2.1.2  Sifat Audit Lingkungan

          Apapun nama yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu program audit

lingkungan

-“audit”, “review”, “surveillance”, “survey”, “assessment”, “evaluation”, atau

appraisal”- poin penting ialah program demikian mengaudit dan menelaah status

lingkungan dari fasilitas individual.

   Salah satu perbedaan utama antara audit lingkungan dan tipe audit yang lain

adalah eksistensi dan ketiadaan standar. Terdapat sedikit standar untuk audit

Page 5: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

lingkungan. Audit keuangan mempunyai standar yang disebarluaskan oleh badan

standar akuntansi yang berwenang. Perbedaan yang lain adalah jumlah sistem

yang ada. Sistem akuntansi keuangan yang rinci dan terkoordinasi yang berjalan

dapat menjadi sasaran audit keuangan. Namun, diluar hal-hal seperti data

pengendalian polusi, persetujuan dan MOU (Memorandum of Understanding),

sacara tipikal terdapat sedikit informasi lingkungan relative yang dapat diaudit.

2.2  Auditing sebagai Komponen dari Manajemen Lingkungan

       Suatu sistem Manajemen Lingkungan merupakan metode untuk menuntun

suatu organisasi untuk mencapai dan mempertahankan kinerja sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan dan sebagai tanggapan terhadap peraturan yang

secara konstan berubah, sosial, keuangan, ekonomi dan tekanan kompetitif, dan

resiko lingkungan. Apabila beroperasi secara efektif, suatu sistem manajaemen

lingkungan korporat memberikan manajemen dan dewan direksi pengetahuan,

yaitu:

a. Perusahaan menaati hukum dan peraturan lingkungan.

b. Kebijakan dan prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke

seluruh organisasi.

c. Resiko korporat yang berasal dari resiko lingkungan dinyatakan dan

berada dibawah pengendalian.

d. Perusahaan mempunyai sumberdaya dan staff yang tepat untuk pekerjaan

lingkungan, menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat

mengendalikan masa depan sumber daya tersebut.

Sistem manajemen lingkungan terdiri dari beberapa fungsi, yaitu:

Perencanaan

Menetapkan tujuan, menentukan kebijakan, mendefinisi prosedur, dan

menetapkan anggaran program.

Mengorganisasi

Menetapkan struktur organisasi, melukiskan peranan dan tanggung jawab,

menciptakan deskripsi posisi, menetapkan kualifikasi posisi dan melatih staff.

Page 6: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

Menuntun dan Mengarahkan

Mengkoordinasi, memotivasi, menetapkan prioritas, mengembangkan standar

kinerja, mendelegasi dan mengelola perubahan.

Mengkomunikasikan

Mengembangkan dan mengimplementasikan saluran komunikasi yang efektif

dalam korporat, dalam divisi, dan dengan kelompok eksternal, termasuk pengatur

apabila sesuai.

Mengendalikan dan Menelaah

Mengukur hasil, menyatakan kinerja, mendiagnosis masalah, mengambil tindakan

korektif dan secara sengaja mencari cara-cara untuk belajar dari kesalahan masa

lalu serta dengan demikian menciptakan perbaikan dalam sistem.

2.3        Falsafah Manajemen Lingkungan Dasar

Menurut J. Ladd. Greno dan kawan-kawan, falsafah manajemen lingkungan dasar

dibedakan menjadi 3 hal seperti berikut,

Pemecahan Masalah

Fokus utamanya pada pemecahan masalah lingkungan yang segera dan paling

dikenal dan menghindari biaya yang tidak perlu, yang diakibatkan oleh staff yang

meningkat atau pengeluaran modal. Disini, sistem manajemen lingkungan

cenderung tidak formal, dan tanggung jawab untuk manajemen lingkungan

sebagian besar terletak pada pengacara, insinyur dan spesialis lain yang cenderung

memfokuskan pada masalah dan perhatian pabrik. Mereka cenderung hanya

menekankan hukum dan peraturan “yang perlu” yaitu apa yang tidak mempunyai

peluang untuk interprestasi dan resiko yang paling signifikan.

Mengelola ketaatan

Suatu perusahaan membangun suatu sistem yang lebih formal untuk mengelola

tingkat yang diinginkan atau tingkat ketaatan. Pergeseran ini dapat berasal dari

keinginan manajemen untuk mengelola dengan lebih baik mengenai apa yang

ditentukan oleh hukum atau kebijakan dan prosedur perusahaan. Fokus utama dari

sistem manajemen lingkungan, kesehatan, dan keamanan adalah mencapai dan

memelihara tingkat ketaatan yang diinginkan dengan berbagai persyaratan

peraturan. Disini program audit lingkungan cenderung memasukkan tidak hanya

Page 7: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

penilaian masalah (dan mungkin praktik yang sehat), akan tetapi juga penentuan

dan/ atau verifikasi ketaatan yang dicapai.

Mengelola Kepastian Lingkungan

Falsafah manajemen dasar adalah bahwa resiko lingkungan yang potensial

terhadap perusahaan dan terhadap lingkungan harus dikelola. Tidak hanya resiko

yang berhubungan dengan ketaatan penting bagi perusahaan, akan tetapi juga

resiko lain yang belum dicakup oleh persyaratan peraturan atau standar eksternal

yang ada adalah penting. Fokus utamanya pada membangun sistem manajemen

lingkungan yang menekankan, melindungi sumber daya internal dan lingkungan

eksternal dari kerugian dengan mencari dan mengantisipasi resiko dan juga

mengelola resiko yang disebabkannya. Perusahaan pada program audit

lingkungan sering menilai kesesuian dari sistem manajemen lingkungan dan

memverifikasi efektifitasnya, selain menilai masalah dan memverifikasi ketaatan.

2.4        Auditing dalam Konteks Resiko Lingkungan

       Salah satu pendekatan untuk membedakan tipe dari resiko lingkungan adalah

mengidentifikasi penyebab dari kondisi industri yang berisiko, yaitu :

Orang yang tidak secara penuh memahami peraturan dan prosedur.

Fasilitas fisik yang tidak secara memadai didesain.

Sistem manajemen yang terbatas dalam ruang lingkup dan tidak

lentur/fleksibel.

Prosedur yang tidak memadai

Kekuatan Eksternal

Tekanan internal yang bersaing

2.5        Sebab dan Manfaat Audit Lingkungan

2.5.1        Sebab audit lingkungan

Keinginan dari dewan direksi untuk mendapatkan kepastian bahwa

perusahaan bertanggung jawab dan secara memadai menangani

lingkungannya.

Page 8: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

Adanya inisiatif dari manajemen tingkat bawah atau menengah untuk

memperbaiki aktivitas pengelolaan lingkungan dan mengejar apa yang

perusahaan lain lakukan.

Dimotivasi oleh kejadian dari masalah atau kecelakaan lingkungan.

2.5.2        Manfaat audit lingkungan

a. Meningkatkan efektivitas manajemen lingkungan

Mengklarifikasi masalah yang mungkin sebaiknya diinterprestasikan

secara berkala pada fasilitas yang berbeda.

Mengembangkan suatu pendekatan yang lebih seragam untuk mengelola

aktivitas melalui pembagian informasi atau belajar dari fasilitas yang lain.

b. Perasaan dari kesenangan dan keamanan yang meningkat

Ada kepastian bahwa identifikasi dan pendokumentasian status ketaatan

dari fasilitas individual.

Ada kepastian bahwa sistem pengendalian berjalan dan beroperasi dengan

tanggung jawab dan etis terpenuhi.

c. Menjadi dasar pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan

d. Menghindari kerugian finansial (penutupan usaha, pembatasan usaha,

publikasi pencemaran nama)

e. Mencegah tekanan sanksi hokum

f. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam proses peradilan

g. Menyediakan informasi

2.5.3 Aktivitas setelah audit (post audit activities)

a. Proses audit tidak hanya berakhir pada simpulan dari audit ditempat.

Pemimpin tim audit menyiapkan suatu laporan sementara mengenai

temuan dan observasi dalam dua minggu dari audit ditempat. Laporan

sementara ini dapat ditelaah oleh manajemen fasilitas, dan lain-lain

sebelum suatu laporan akhir diterbitkan.

b. Ketika laporan akhir disiapkan, proses perencanaan tindakan biasanya

dimulai. Proses mencangkup menentukan lokasi yang potensial,

menyiapkan rekomendasi, memberikan tanggung jawab untuk tindakan

korektif dan menetapkan jadwal. Langkah terakhir dalam proses audit

Page 9: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

secara keseluruhan dimulai dengan tindak lanjut terhadap rencana tindakan

untuk memastikan bahwa seluruh kekurangan dalam kenyataannya telah

diperbaiki.

2.6   Tipe Audit

  Menurut Grant Ledgerwood dan kawan-kawan (1992) tipe audit termasuk :

a. Audit korporat (Corporate audits), yang mempertimbangkan pekerjaan

dari korporasi secara keseluruhan.

b. Audit aktivitas (Activity audits), yang mempertimbangkan satu aktivitas

dari korporasi.

c. Audit tempat (site audits), yang mempertimbangkan satu instalasi tunggal.

d. Audit ketaatan (compliance audits), yang menguji ketaatan industry

terhadap lingkungan yang relevan dan standar keamanan.

e. Audit resiko (risk audits), yang memepertimbangkan keamanan,

kesehatan, operasional, resiko terhadap karyawan dan public.

f. Audit produksi (production audits), yang menelusuri energy dan/atau

material dari masuknya material tersebut kedalam perusahaan sampai

keluar.

g. Audit akuisisi (acquisition atau divesture audits), yang menguji liabilitas

lingkungan yang dapat timbul dari aktivitas tersebut.

      Namun secara luas, audit dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu:

a. Program pemeriksaan siklikal (cylical auditing programs), yaitu audit

yang terjadi dalam siklus kejadian yang dijadwalkan. Bentuk audit ini

merupakan produk sentral dari suatu unit lingkungan. Audit demikian

dapat dilakukan oleh spesialis dalam perusahaan atau kosultan luar.

b. Audit tunggal untuk maksud khusus (single audits for special purposes),

audit demikian lebih cocok dilakukan oleh konsultan luar.

2.7  Auditor Lingkungan

Page 10: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

       Audit laporan keuangan dilaksanakan oleh akutan yang berkualifikasi dan

disupervisi dengan memadai. Audit lingkungan biasanya diluar kompetensi

akuntan dan diharapakan bahwa audit lingkungan dilaksanakan oleh tim kecil

yang jumlahnya sekitar 3 atau 4 orang. Tim tersebut akan terdiri dari orang yang

secara teknis berkualifikasidari dalam atau luar perusahaan dengan seorang

pemimpin yang independen dari perusahaan. Orang berkualifikasi yang siap dan

dapat melaksanakan audit lingkungan adalah yang sudah berada dalam usaha dan

auditor lingkungan yang telah terdaftar dan terakreditasi.

       Pasal 51 Ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa auditor lingkungan hidup wajib

memiliki sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup yang berlaku mulai

tanggal 3 Oktober 2010. Kriteria untuk memperoleh sertifikasi auditor lingkungan

hidup meliputi kemampuan:

a. Memahami prinsip, metodologi, dan tata laksana audit lingkungan hidup

b. Melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengambilan kesimpulan dan pelaporan;

c. Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit

lingkungan hidup.

2.8  Tahapan Pelaksanaan Audit Lingkungan

        Tahapan pelaksanaan audit lingkungan adalah sebagai berikut :

a. Pendahuluan

Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audit yang

dilaksanakan, jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim auditor.

b.       Pra-audit

Kegiatan pra-audit merupakan bagian yang penting dalam prosedur audit

lingkungan. Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan

keberhasilan pelaksanaan audit dan tindak lanjut audit tersebut.

Informasi yang diperlukan pada tahap ini meliputi informasi rinci

mengenai aktifitas di lapangan, status hukum, struktur organisasi, dan

lingkup usaha atau kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga

meliputi pemilihan tata laksana audit, penentuan tim auditor, dan pendanaan 

Page 11: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

pelaksanaan kegiatan audit. Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup audit

harus telah disepakati.

c.      Kegiatan Lapangan

Pertemuan pendahuluan

Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim audit adalah mengadakan

pertemuan dengan pimpinan usaha atau kegiatan untuk mengkaji tujuan

audit, tata laksana, dan jadwal kegiatan audit.

Pemeriksaan lapangan

Pemeriksaan di lapangan dilaksanakan setelah pertemuan pendahuluan.

Tim audit akan mendapatkan gambaran tentang kegiatan usaha atau

kegiatan yang akan menjadi dasar penetapan areal kegiatan yang

memerlukan perhatian secara khusus. Dengan melaksanakan pemeriksaan

lapangan, tim auditor dapat menemukan hal-hal yang terkait erat dengan

kegiatan audit namun belum teridentifikasi dalam perencanaan.

Pengumpulan data

Data dan informasi yang dikumpullkan selama audit lingkungan

akan mencakup tata laksana audit, dokumentasi yang diberikan oleh

pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan hasil pengamatan tim auditor,

hasil sampling den pemantauan, foto-foto, rencana, peta, diagram, kertas

kerja dan hal-hal lain yang berkaitan, Informasi tersebut harus

terdokumentasi dengan baik agar mudah ditelusuri kembali. Tujuan utama

pengumpulan data adalah untuk menunjang dan merupakan dasar bagi

pengujian hasil temuan audit lingkungan,

Pengujian

Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang

disajikan oleh tim auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi

yang dihasilkan oleh tim auditor harus menunjang semua pernyataan, atau

telah teruji melalui pengamatan langsung oleh tim auditor. Dalam menguji

hasil temuan audit, tim auditor harus menjamin bahwa dokumen yang

dihasilkan merupakan dokumen yang asli dan sah. Oleh karena itu tata

laksana audit harus menentukan tingkat pengujian data yang dibutuhkan,

atau harus ditentukan oleh tim auditor.

Page 12: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

Evaluasi hasil temuan

Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan tujuan audit dan

tata laksana yang telah disetujui untuk menjamin bahwa semua

isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi penunjang harus dikaji secara teliti

sehingga semua hasil temuan telah ditunjang oleh data dan diuji secara

tepat.

Pertemuan akhir

Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor harus memaparkan

hasil temuan pendahuluan dalam suatu pertemuan akhir secara resmi.

Pertemuan ini akan mendiskusikan berbagai hal yang belum terpecahkan

atau informasi yang belum tersedia. Tim auditor harus mengkaji hasil

temuannya secara garis besar dan menentukan waktu penyelesaian laporan

akhir. Seluruh dakumentasi selama penelitian harus dikembalikan kepada

penanggung jawab usaha atau kegiatan.

d.        Pasca Audit

Tim auditor akan menyusun laporan tertulis secara lengkap sebagai hasil

pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup pemaparan

tentang rencana tindak lanjut terhadap isu-isu lingkungan yang telah

diidentifikasi.

2.9  Aktivitas Pra dan Setelah Audit

2.9.1 Aktivitas Pra Audit

       Proses audit lingkungan dimulai dengan sejumlah aktivitas sebelum audit

ditempat aktual terjadi. Aktivitas-aktivitas tersebut yaitu pemilihan fasilitas yang

diaudit, jadwal dari fasilitas yang diaudit, pemilihan tim audit, pengembangan dari

suatu rencana audit, mendefinisikan ruang lingkup audit, pemilihan topik yang

prioritas untuk dimasukkan, memodivikasi program audit dan mengalokasi

sumber daya tim audit.

            Audit ditempat aktual secara tipikal terdapat 5 langkah dasar, yaitu:

1.    Memahami sistem dan prosedur manajemen internal

Page 13: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

        Pemahaman auditor biasanya dikumpulkan dari berbagai sumber, misalnya

diskusi staff, kesioner, kunjungan pabrik dan dalam kasus tertentu, suatu

pengujian verifikasi terbatas dilakukan untuk membantu mengkonfirmasikan

pemahaman awal auditor. Auditor biasanya mencatat pemahamannya dalam suatu

bagan arus, uraian naratif atau gabungan dari keduanya agar dapat mempunyai

suatu deskripsi yang tertulis. Tujuan dasar dalam langkah ini untuk memahami

berbagai cara memperhatikan lingkungan yang dikelola. Dalam kelanyakan

organisasi, banyak aspek dari sistem manajemen lingkungan internal tidak

didokumentasikan secara tertulis. Namun sistem manajemen yang terpilih dapat

didokumentasikan dalam detail yang cukup untuk memberikan suatu pemahaman

dan prosedur-prosedur dasar rencana.

2.     Menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan

       Auditor mencari indikator- indikator seperti tanggungjawab yang secara jelas

didefinisikan, suatu sistem otorisasi yang memadai, kesadaran dan kapabilitas

personil, dokumentasi dan pencatatan, serta verifikasi internal. Jika disain

manajemen lingkungan internal dinilai sehat (yaitu hasil yang diterima tercapai,

apabila sistem berfungsi seperti yang didisain), maka langkah audit berikutnya

dapat memfokuskan pada efektifitas yaitu disain diimplementasikan, dan

sejauhmana system dalam kenyataan telah dilaksanakan seperti yang dikehendaki.

Namun, apabila disain dari sistem intrenal tidak cukup sehat untuk memastikan

hasil yang dikehendaki, langkah audit berikutnya harus memfokuskan pada hasil

lingkungan daripada sistem manajemen internal.

3.     Menyimpulkan bukti audit

       Kelemahan-kelemahan yang dicurigai dalam sistem manajemen dikonfirmasi

dalam tahap ini, sistem yang tampak sehat diuji untuk membuktikan bahwa sistem

tersebut berfungsi sesuai dengan yang direncanakan dan digunakan secara

konsisten. Bukti audit dapat dikumpulkan melalui penyelidikan (seperti kuesioner

formal dan kuesioner tidak formal), pengamatan dan pengujian (seperti

menelusuri kembali data, memverifikasi jejal kertas). Tim audit harus

mengidentifikasi dan kemudian memverifikasi aktivitas tersebut dalam proses

manajemen lingkungan yang dapat memberikan pandangan secara mendalam

Page 14: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

mengenai fungsi sistem secara keseluruhan. Bukti audit dapat berupa dalam

bentuk fisik, dokumen atau keadaan.

4.      Menilai temuan audit

       Pengamatan audit dan temuan dinilai, tujuannya dapat dimengerti dan

mengintegrasikan temuan-temuan dan observasi dari setiap anggota tim,

kemudian menentukan disposisi akhir temuan dan observasi akan dimasukkan ke

dalam laporan audit yang formal atau hanya membawa pada perhatian dari

manajemen fasilitas. Temuan audit dan observasi dapat diorganisasikan untuk

menentuka temuan yang umum, dapat mempunyai signifikasi yang lebih besar

daripada bila dipandang secara individual. Dalam menilai temuan audit, anggota

tim khususnya pemimpin tim, menentukan apakah bukti audit yang dimiliki cukup

untuk mendukung temuan audit.

5.     Melaporkan temuan audit

       Proses pelaporan audit lingkungan sering dimulai dengan diskusi yang tidak

formal antara auditor dan koordinator lingkungan fasilitas ketika penyimpanan

diketahui. Temuan lebih jauh akan diklarifikasi ketika audit sedang berlangsung

dan kemudian dilaporkan kepada manajemen fasilitas selama penyelesaian audit

atau konferensi penutupan. Selama pertemuan, tim audit mengkomunikasikan

semua temuan dan pengamatan yang diketahui selama audit dan menunjukkan

item-item mana yang akan muncul dalam laporan audit yang formal. Tujuan

pengunaan laporan audit mencakup memberikan informasi kepada manajemen,

memprakarsai tindakan korektif, dan menyediakan dokumentasi audit. Laporan

audit memberikan kaitan yang cukup untuk seluruh penelaahan yang dilakukan

sehinggam kerangka kerja manajemen yang ada dapat menentukan apa, apabila

ada, tindakan-tindakan yang diperlukan.

2.10    Audit lingkungan di Indonesia

        Sesuai dengan GBHN 1993, sistem yang dianut dalam pelaksanaan

pembangunan nasional adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan.

“Pembangunan yang dilakukan untuk mengolah sumber daya alam, tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan.”

Jenis audit lingkungan berdasarkan Peraturan Nasional, yaitu :

Page 15: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

Audit Lingkungan Wajib

       Audit lingkungan adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh

penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berdasarkan perintah Menteri

Lingkungan Hidup dan ketidakpatuhan penganggungjawab usaha dan atau

kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan

lingkungan hidup yang terkait dengan kegiatan tersebut.

(KEP-30/MENLH/2001).

Audit Lingkungan Sukarela

       Audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara

sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja

organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan menfasilitasi kontrol

manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan

pengkajian pentaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan

perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan hidup.

(KEP-42/MENLH/111994).

       Dasar hukum pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia adalah UU RI

Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan KEPMEN LH

Nomor KEP-42 MENLH/11/1994 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit

Lingkungan

       ISO 14001 adalah standar lingkungan terhadap organisasi yang dinilai. Ini

menentukan persyaratan untuk EMS, yang menyediakan kerangka kerja bagi

suatu organisasi untuk mengendalikan dampak lingkungan dari kegiatan, produk

dan jasa. Standar lain untuk isu-isu lingkungan hidup adalah ISO 1OOO.

      Ketika melihat audit lingkungan, kadang terpikir ini adalah sebuah ruang

untuk menjaga tetap berkualitasnya kondisi lingkungan hidup. Dalam

pembelajaran, terlihat jelas bahwa audit lingkungan hanya merupakan sebuah

kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan adalah audit lingkungan dalam ISO

14000, bukan pada audit lingkungan yang termaktub dalam perundang-undangan

negeri ini.  Kementerian Lingkungan Hidup sendiri telah mengeluarkan turunan

UU mengenai audit lingkungan, yaitu KepMenLH No 30/2001 juga sebelumnya

pada KepMenLH No 42/1994. Gaung Audit Lingkungan mulai menggema ketika

WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) berpendapat bahwa sistem

Page 16: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

AMDAL yang ada sepatutnya dilengkapi dengan audit lingkungan. Namun

kenyataannya masih sangat sulit melihat terjadinya proses audit lingkungan

terhadap pelaku usaha. Hal ini juga lebih dikarenakan tidak ada kewajiban pelaku

usaha untuk melakukan audit lingkungan, yang ada hanyalah kesukarelaan. 

Dalam Standar Nasional Indonesia, pedoman audit lingkungan telah diabolisi

(tidak dipergunakan lagi). Diantaranya adalah SNI 19-14010-1997 tentang

Pedoman audit lingkungan – Prinsip umum, SNI 19-14011-1997 tentang Pedoman

untuk pengauditan lingkungan – Prosedur audit – Pengauditan sistem manajemen

lingkungan dan SNI 19-14012-1997 tentang Pedoman audit untuk lingkungan

Kriteria kualifikasi untuk auditor lingkungan. Melihat tidak pentingnya audit

lingkungan dalam tataran kebijakan, maka tidak salah bila telah terjadi

pengarahan negeri bencana ini ke arah ecosida, yang bisa jadi terjadi tidak lebih

dari 7 tahun lagi.

       Audit lingkungan adalah proses jalan panjang yang harus dimulai dan

dikampayekan oleh semua pihak demi keselamatan umat manusia. Banyak

perusahaan di Indonesia yang telah melaksanakan aktivitas CSR (corporate social

responsibility/ pertanggungjawaban sosial perusahaan) di lapangan. Akan tetapi

belum banyak yang mengungkapkan aktivitas tersebut dalam sebuah laporan.

Hanya beberapa perusahaan yang telah mengungkapkan informasi lingkungan dan

tanggungjawab sosial di dalam laporan tahunan perusahaan. Beberapa di

antaranya membuat laporan CSR tersendiri, terpisah dari laporan tahunan.

Dibandingkan dengan negara lain, harus diakui bahwa perkembangan praktik

laporan keberlanjutan di Indonesia berjalan lambat. Jika penyusunan laporan

keuangan diwajibkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas, sedangkan untuk

laporan keberlanjutan belum ada ketentuan perundang-undangan yang

mewajibkan pembuatan laporan tersebut. Khusus untuk mewajibkan penyusunan

laporan keberlanjutan di Indonesia nampaknya masih perlu waktu, terutama

kesiapan dalam sistem pendukung seperti adanya standar pelaporan yang bisa

diterima secara umum dan ketersediaan tenaga yang berkompeten untuk

menyusun laporan tersebut, termasuk tenaga yang melakukan fungsi assurance.

STUDI KASUS

Page 17: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

       PT. Barito Pasific Timber Tbk, dan PT. Binajaya Roda Karya telah

memperoleh akreditasi  ISO 14001, standar internasional untuk sistem manajemen

lingkungan (EMS). Akreditasi diberikan pada tanggal 20 maret 2000 dan berlaku

selama 3 tahun dari tanggal tersebut “sesuai dengan implementasi

berkesinambungan yang memuaskan dari sistem manajemen operator” (BVQIISO

14001 Sertifikat 66596). BVQI  (Bureau Verlitas Quality Internasional)

melaksanakan audit sertifikasi dan akan terus melaksanakan audit-audit eksternal

EMS pada interval 6 bulanan. Audit berikut nya dijadwalkan pada bulan February

2001.

       Sebagai bagian dari proses ISO 14001, perusahaan ini memperbaiki 

penyelanggaraan lingkungan perusahaannya dan menyusun prosedur kerja untuk

mencapai tujuan ini. Juga sebagai bagian dari proses tersebut, perusahaan telah

melaksanakan dan akan terus melaksanakan audit internal  untuk memastikan

EMS diimplementasikan secara efektif, untuk mengidentifikasi cara-cara yang

menjamin perbaikan yang berkesinambungan dari penyelenggaran lingkungan

perusahaan.

       Meskipun tinjauan lingkungan awal (Initial Environmental Review) yang

dilaksanakan sebagai bagian dari proses ISO 14001, departemen lingkungan

perusahaan mengeluarkan laporan foto yang memperinci contoh-contoh dari

kegiatan manajemen tidak baik yang mendapat perhatian selama pemeriksaan.

Laporan ini didistribusikan kepada kepala-kepala departemen dengan instruksi

agar memperbaiki keadaan ini. Audit internal dilaksanakan bulan Juli 2000 yang

berlaku sebagai mekanisme untuk menjamin bahwa semua perbaikan telah

dilakukan dan mengidentifikasi perbaikan yang masih belum selesai atau baru.

Tujuannya adalah untuk membuat laporan foto lanjutan berdasarkan audit bulan

Juli. Tetapi sejauh ini belum tercapai. Selama audit juga banyak contoh

pelaksanaan manajemen tidak bagus yang didapat dari laporan foto, ternyata

masih dijumpai di lingkungan perusahaan.

        BVQI melaksanakan audit eksternal EMS selama bulan Agustus 2000, dan

selama itu ada beberapa poin persoalan yang mendapat perhatian, yaitu:

• Kontrol debu yang tidak layak,

Page 18: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

• Total Padatan Tersuspensi (TSS) di log pond masih terlalu tinggi. Rencana-

rencana kerja untuk mengurangi polusi log pond perlu diperbaiki,

• Mengurangi limbah kayu dan memperbaiki tingkat pemulihan kayu di areal

utama yang memerlukan perbaikan segera, dan

• Tidak adanya bukti pengawasan emisi cerobong asap, bau atau pengawasan

vibrasi.

       Semenjak audit eksternal telah ada tinjauan internal dari persoalan-persoalan

ini, yang menghasilkan saran perbaikan dan mengidentifikasi orang-orang yang

bertanggung jawab melaksanakan perbaikan tersebut. Masih belum ada tindakan

sampai sekarang dan persoalan-persoalan ini masih terbuka.

       Penerimaan ISO 14001 seharusnya dipandang sebagai langkah positif dalam

menjamin peningkatan penyelenggaraan lingkungan PT. Barito Pacific

TimberTbk. dan PT. Binajaya Roda karya. Namun demikian, yang harus

dilaksanakan untuk menjaga akreditasi adalah mengambil langkah untuk

meningkatkan kegiatan-kegiatan manajemen di lapangan secara

berkesinambungan,terutama di tempat- tempat dimana limbah kayu menjadi

perhatian.

Temuan Audit :

1. Limbah Kayu

       Limbah kayu merupakan persoalan kritis di PT. Barito Pacific Timber Tbk.

dan PT. Binajaya Roda karya, dan diidentifikasi BVQI sebagai salah satu dari

persoalan-persoalan utama yang memerlukan perhatian melalui EMS ISO14001.

Selama tinjauan lapangan terdapat banyak buangan dari sumber alamiah, yaitu

kayu, selama proses produksi. Hal ini meliputi:

• Kayu yang dibuang selama proses penggergajian dalam jumlah banyak,

• Jumlah kayu gelondongan yang membusuk sebelum dipakai. Kebijakan

“pertama datang, pertama diolah” (first in first out) harusdiimplementasikan agar

kayu digunakan sebelum rusak,

• Kerusakan kayu gelondongan karena kulit kayu dibiarkan melekat, membiarkan

vetebrata merusak log-log yang menyebabkan tingkat pemulihan rendah,dan

• Sejumlah besar produk akhir, terutama kayu papan, ditumpuk di tempatterbuka

dalam jangka waktu yang lama dan kemungkinan tidak bisa dijual.

Page 19: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

       Kebanyakan kulit kayu dan beberapa limbah kayu lain saat ini dibuang

ketanah rawa untuk mereklamasi tanah tersebut. Areal ini kelihatannya

tidakmemiliki tumbuhan dan dari segi estetika tidaklah menarik. Selain itu, areal-

areal yang sebelumnya dipakai untuk pembuangan limbah kayu nampaknya tidak

ber-regenerasi dengan cepat, dan pembakaran secara bebas menimbulkan

persoalan kualitas udara.

2. Air

       Fasilitas perusahaan PT. Barito Pacific Timber Tbk. dan PT. Binajaya Roda

karya letaknya berdekatan dengan sejumlah anak sungai. Di sebelah timur, pabrik

berbatasan dengan, dan menggunakan, sungai Barito. Di sebelah utara adalah

sungai Andjir Soebardjo. Handil Sungai Barito, anak sungai kecil dari sungai

Barito, mengalir ke arah timur laut dari pabrik. Areal pabrik dan daerah luar

kotadi sekelilingnya rendah letaknya dan mudah kebanjiran.

       Kepada auditor menunjukkan keseimbangan air semua areal pengolahan

pabrik (kecuali penggergajian yang tidak menggunakan air dalam aktifitasnya).

Keseimbangan air menunjukkan bahwa sebagian air pengolahan dipompa dari

sungai Barito.

       Staf lapangan menunjukkan bahwa mereka tidak menemukan adanya

kontaminasi air permukaan yang berhubungan dengan pabrik. Namun demikian,

selama tinjauan ke lokasi tercatat adanya kontaminasi hidrokarbon sungai Barito

di sekitar log pond dan areal penggergajian. Lapisan minyak dipermukaan air

berasal dari derek, rel conveyor dan chainsaw tarik. Terdapat sejumlah minyak

dan pelumas di bawah peralatan ini, yang tidak mempunyai tempat pengeringan

lain selain log pond dan sungai.

         Sungai Barito juga dipakai para staf untuk mandi dan mencuci. Sabun dan

deterjen akan mengkontaminasi sungai. Selain itu, di sungai juga

ditemukansampah. Tidak jelas dari mana asalnya, bisa saja berasal dari lokasi-

lokasi lain.

3. Kualitas Udara

Page 20: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

         Debu merupakan persoalan diberbagai lokasi, tetapi yang terparah terdapat

diareal pembuatan particle board dan pabrik kayu lapis. Tidak ada pengawasan

debu yang dilaksanakan saat ini, walaupun debu membahayakan lingkungan dan

kesehatan serta keamanan. Selain itu, bahan kimia yang digunakan dalam proses

pembuatan lem dan penggunaan lem, baik di pabrik kayu lapis atau diareal

pembuatan particle board menimbulkan persoalan kualitas udara.

       Sejumlah cerobong asap di lapangan berhubungan dengan ketel yang

menjalankan diesel, pembakaran limbah kayu dan debu gergajian, dan juga tempat

pembakaran buangan limbah. Cerobong-cerobong ini menghasilkan asap

pencemar dalam jumlah yang besar dan karenanya memerlukan pengawasan.

Program pengawasan cerobong asap telah tertinggal oleh program EMS saat

audit. Tetapi pada rapat selanjutnya dengan staf lapangan (tanggal 19

Oktober2000) program pengawasan cerobong asap direkomendasikan pada

tanggal 11Oktober 2000. Pengawasan dilakukan oleh BPPI tetapi hasilnya belum

tersedia.

        Areal luas yang sebelumnya digunakan sebagai lahan penimbunan kulit kayu

dan limbah kayu, sebagai bagian dari upaya reklamasi sebagian tanah rawa

dilokasi, dibakar. Aktifitas ini menyebarkan banyak asap ke atmosfer.

        BVQI mencatat tidak ada pengawasan vibrasi atau bau yang dilaksanakan

saat ini. Perusahaan mengalami kesulitan dalam mengorganisasi pengawasan

karena hanya dua organisasi di Indonesia yang dianggap mampu melakukan

monitoring jenis ini. Organisasi-organisai ini didekati dan diminta untuk

melaksanakan pengawasan tersebut pada tanggal 20 Oktober 2000. Tanggal itu

telah berlalu tetapi monitoring tersebut tidak pernah dilaksanakan.

Rekomendasi :

1. Limbah kayu

         Manajemen seharusnya menanggapi persoalan limbah kayu sebagai sesuatu

yang bersifat mendesak karena hal ini merupakan persoalan yang berhubungan

langsung dengan kelangsungan akreditasi ISP 14001. Hal ini harus

menggabungkan tinjauan menyeluruh dari rata-rata pemerolehan kayu

berdasarkan semua proses dari saat kedatangan kayu sampai pada pengolahan

akhir, dan juga keefektifan mesin pengolahan yang digunakan. Hasil-hasil

Page 21: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

tinjauan ini bisa dipakai untuk mengidentifikasikan areal-areal yang mempunyai

buangan terbesar dan bisa dipakai untuk meningkatkan rata-rata pemerolehan.

        Distribusi kayu harus juga diperhatikan, karena sejumlah besar kayu olahan

di lapangan nampaknya ditimbun dalam jangka waktu lama, yang terbuka bagi

elemen-elemen tersebut. Akibatnya, tumpukan-tumpukan ini akan berkurang

nilainya. 

2. Air

- Pengujian Kualitas Air di Saluran Air

         Pengujian kualitas air di saluran air permukaan dekat areal-areal pemrosesan

menunjukkan tingkat polutan yang meninggi. Persoalan ini memerlukan perhatian

segera untuk mengembalikan tingkatan tersebut ke batas-batas yang

diperbolehkan. Sebagai alternatif, air limbah dari parit-parit penampungan ini

harus menjadi bagian dari sistem drainase yang tertutup dan dialihkan ke pusat

pengolahan limbah cair di lapangan untuk perlakuan.

- Pemeliharaan Saluran Air Permukaan

        Saluran air permukaan di lokasi pabrik diketahui memiliki kotoran dan

lapisan berminyak di beberapa tempat. Saluran-saluran ini langsung berhubungan

ke sungai Barito dan mudah kebanjiran. Dimana saluran ini ditutup, penutup

betonnya harus diperbaiki, dan langkah-langkah lanjutan harus diambil untuk

menjamin bahwa saluran-saluran ini tidak tercemar. Jika terdapat polusi di

saluran-saluran ini, air limbah harus dipindah dan diolah di pusat pengolahan air

limbah.

3. Kualitas udara

- Debu

         Debu dipandang sebagai masalah di lapangan, baik selama audit ini dan

selama audit BVQI. Direkomendasikan agar pengawasan debu dilaksanakan

dengan mengimplementasikan prosedur-prosedur pengurangan emisi debu di

udara

- Pengawasan Kualitas Udara

         Pengawasan kualitas udara harus dilaksanakan dan hasilnya ditindaklanjuti

seperti yang ditentukan, dengan mengurangi jumlah bahan kimia yang dilepaskan

ke atmosfer, terutama formalin.

Page 22: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

       Secara ringkas Audit Lingkungan adalah sistim evaluasi yang dilakukan

secara sistematis dan obyektif terhadap pengelolaan dampak yang ada maupun

potensial dampak dari kegiatan suatu organisasi atas lingkungan yang juga

berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi. Apa yang dievaluasi biasanya

termasuk pengelolaan lingkungan dari organisasi itu, pentaatan terhadap peraturan

dalam pengelolaan lingkungan seperti emisi ke udara, pembuangan ke air,

pengelolaan limbahnya, sistim dokumentasi, pelaporan, indikator kinerja, sistim

tanggap darurat termasuk pula tanggung jawab manajemen, komunikasi dan

kursus-kursus yang diberikan kepada staffnya.

Manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan dari kegiatan audit lingkungan

adalah (BAPEDAL, 1994) :

1. Mengidentifikasi resiko lingkungan

2. Menjadi dasar bagi pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan atau upaya

penyempurnaan rencana yang ada.

3. Menghindari kerugian finansial seperti penutupan/ pemberhentian suatu usaha

atau kegiatan atau pembatasan oleh pemerintah, atau publikasi yang

merugikan akibat pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tidak baik.

4. Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau kegiatan atau

terhadap pimpinannya berdasarkan pada peraturan perundangundaangan yang

berlaku.

5. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan apabila dibutuhkan dalam

proses pengadilan.

6. Meningkatkan kepedulian pimpinan/ penanggung jawab dan staf suatu badan

usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan kegiatannya terhadap kebijakan dan

tanggung jawab lingkungan.

7. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya konservasi

energi dan pengurangan, pemakaian ulang dan daur ulang limbah.

Page 23: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

 Saran

       Agar audit lingkungan dapat berjalan dengan efektif, setidaknya ada lima

elemen penting yang harus diperhatikan. Pertama diperlukan komitmen dari

perusahaan itu agar mau terbuka dan jujur dalam memberikan data. Hal di atas

agak riskan mengingat pengusaha biasanya enggan untuk membuka 'jati dirinya'

karena persaingan bisnis misalnya. Kedua, adanya Auditor yang mandiri yang

tidak mempunyai kepentingan apapun akan fasilitas yang sedang diaudit. Ini

penting untuk menjaga keobyektifan penilaian, kemandirian auditor harus pula

dijaga agar tidak terpengaruh oleh situasi atau tekanan lainnya ketika mereka

melakukan kunjungan lapangan. Verifikasi prosedur dan pengukuran kinerja,

merupakan dua hal berikutnya dari elemen Audit Lingkungan. Hal ini penting

dilakukan agar ada kepastian bahwa informasi yang didapat memang benar-benar

akurat. Terakhir, harus ada mekanisme tindak lanjut dari rekomendasi yang

didapat selama Audit Lingkungan. Jika tidak, maka usaha Audit Lingkungan yang

telah dilakukan menjadi sia-sia.

Page 24: Makalah Audit Manajemen Lingkunagan

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal. 2007. Dasar-Dasar Audit Manajemen. Jakarta:

Harvarindo.

http://renalkrenz.blogspot.com/2010/03/audit-lingkungan.html

PT. Barito Pacific Timber Tbk. dan PT. Binajaya Rodakarya, REP016 Audit

Lingkungan Kegiatan PT. Barito P_Gareth_Jan 01, 2001

(http://www.dephut.go.id/HALAMAN/PDF/REP016%20Audit%20Lingkungan

%20Kegiatan%20PT.%20Barito%20P,Gareth,Jan%2001(.pdf )

http://novaoshiin.blogspot.com/2011/06/audit-lingkungan.html

http://industri10ikhwan.blog.mercubuana.ac.id/

http://grhoback.blogspot.com/2010/05/ audit - lingkungan .html

www.iaiglobal.or.id/data/referensi/ai_edisi_03.pdf