Makalah Audit

7
STANDARt PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI). Tipe Standar Profesional 1. Standar Auditing 2. Standar Atestasi 3. Standar Jasa Akuntansi dan Review 4. Standar Jasa Konsultansi 5. Standar Pengendalian Mutu Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia. 1. Standar Auditing Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan

Transcript of Makalah Audit

Page 1: Makalah Audit

STANDARt PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai

pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik

di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut

Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).

Tipe Standar Profesional

1. Standar Auditing

2. Standar Atestasi

3. Standar Jasa Akuntansi dan Review

4. Standar Jasa Konsultansi

5. Standar Pengendalian Mutu

Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan untuk mengatur

mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.

1. Standar Auditing

Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan,

dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas

laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk

Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih

lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing. Di Amerika Serikat,

standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) yang

dikeluarkan oleh the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).

Pernyataan Standar Auditing (PSA)

PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum

didalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti

oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA yang

diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk didalam PSA

Page 2: Makalah Audit

adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang

dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam PSA.

Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran

ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perlausan lebih lanjut

berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh anggota IAPI,

sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.

Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu “prosedur” berkaitan dengan

tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkaitan dengan criteria atau ukuran

mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui

penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing, yang berbeda dengan prosedur auditing,

berkaitan dengan tidak hanya kualitas professional auditor namun juga berkaitan dengan

pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanakan auditnya dan dalam laporannya.

Standar auditing

1. Standar umum

Standar ini menekankan pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor

Standar umum yang pertama ini biasanya diinterpretasikan sebagai keharusan bagi

auditor untuk memiliki pendidikan formal dibidang auditing dan akuntansi,

pengalaman praktik yang memadai bagi perkerjaan yang sedang dilakukan, serta

mengikuti pendidikan professional yang berkelanjutan. Dalam kasus apa pun, jika

akuntan atau asisten akuntan tidak memenuhi kualifikasi untuk melakukan

perkerjaan, timbul kewajiban professional untuk menguasai ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan, menyarankan orang lain yang berkualifikasi untuk

melakukan pekerjaan itu, atau menolak penugasan.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, indepedensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor

Page 3: Makalah Audit

Dalam standar umum kedua ini seorang auditor harus meningkatkan kemungkinan

indepedensi semua personil. Agar auditor menjadi seorang yang professional dalam

bidang nya serta menaati kode etik auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannnya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

Standar umum yang ketiga ini menyangkut kecermatan dalam melakukan semua

aspek auditing. Secara sederhana, ini berarti bahwa auditor adalah professional yang

bertanggung jawab melaksanakan tugasnya dengan tekun dan seksama. Kecermatan

mencakup pertimbangan mengenai kelengkapan dokumentasi audit, kecukupan bukti

audit, serta ketepatan laporan audit. Sebagai professional, auditor tidak boleh

bertindak ceroboh dan mereka juga tidak juga diharapkan selalu sempurna.

2. Standar pekerjaan lapangan

Standar pekerjaan lapangan menyangkut pengumpulan bukti dan aktivitas lain selama

pelaksanaan audit yang sebenarnya.

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya

Standar yang pertama ini mensyaratkan bahwa audit direncanakan secara layak untuk

memastikan audit itu memadai dan para asisten diawasi sebagimana mestinya.

Pengawasan sangat penting dalam auditing karena sebagian besar pekerjaan lapangan

dilakukan oleh anggota staf yang kurang berpengalaman.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang

dilakukan

Standar yang kedua ini seorang auditor harus memahami bisnis dan industry kluen.

Pemahaman ini dapat membantu auditor mengidentifikasi risiko bisnis yang

signifikan yang dihadapi klien serta risiko adanya salah saji yang materialdalam

laporan keuangan. Salah satu konsep yang paling diterima luas dalam teori dan

praktik auditing adalah pentingnya system pengendalian internal klien untuk

mengurangi risiko bisnis klien, menjaga aktiva dan catatan, serta menghasilkan

informasi keuangan yang andal. Jika auditor yakin bahwa klien memiliki system

Page 4: Makalah Audit

pengendalian internal yang sangat baik, yang mencakup penegendalian internal yang

memadai untuk menyediakan data yang andal, jumlah bukti audit yang harus

dikumpulkan akan jauh lebih sedikit ketimbang bila pengendaliannya tidak memadai.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuagan yang diaudit

Standar yang ketiga ini merupakan langkah auditor dalam mengambil suatu

keputusan tentang berapa banyak dan jenis bukti apa saja yang harus dikumpulkan.

Biasanya dalam pengumpulan bukti serta keadaan yang mempengaruhi jumlah dan

jenis bukti yang diperlukan.

3. Standar pelaporan

Dalam standar pelaporan ini mengharuskan auditor menyiapkan laporan mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk pengungkapan informative. Standar

pelaporan juga mengisyaratkan bahwa laporan auditor harus menyatakan apakah laporan

keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum

(GAAP) dan juga mengidentifikasi keadaan di mana GAAP tidak diterapkan secara

konsisten dalam tahun berjalan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

b. Laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan

penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan

dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya

c. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atau sesuai asersi bahwa pernyataan demikian tidak

dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka

alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat

Page 5: Makalah Audit

pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul

oleh auditor.