Makalah Asparagus officinalis
description
Transcript of Makalah Asparagus officinalis
MAKALAH
BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA
TANAMAN ASPARAGUS
Oleh:
Nehemia
12.05.0100
Budidaya Tanaman Perkebunan D.IV
Politeknik LPP
Yogyakarta
2015
MAKALAH
BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA
TANAMAN ASPARAGUS
Oleh:
Aqid Handian
Didiq Ade M.
Ibnu F.
Nehemia
Silvester K. B.
Budidaya Tanaman Perkebunan D.IV
Politeknik LPP
Yogyakarta
2015
Daftar Isi
Halaman Judul..................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Deskripsi........................................................................................ 4
B. Budidaya........................................................................................ 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 15
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Hidup sehat adalah keinginan dan kebutuhan setiap orang, sehingga
berbagai cara dilakukan mulai dari olahraga teratur, tidak makan makanan yang
berlemak, dan lain sebagainya. Makan sayuran-sayuran segar juga menjadi salah
satu cara yang bisa meningkatkan tingkat kesehatan seseorang. Manfaat yang akan
didapatkan dari mengonsumsi sayuran adalah:
1. Terhindar dari berbagai macam penyakit, seperti penyakit kardiovascular,
kanker, diabetes dan gangguan pencernaan. Survei di Amerika menyatakan
bahwa resiko terkena penyakit kardiovascular dapat berkurang bila
mengkonsumsi lebih dari 3 porsi buah dan sayur. Badan Penelitian Penyakit
Kanker Dunia juga memperkirakan resiko terkena semua jenis kanker dapat
berkurang sampai dengan 20% dengan makan sampai 5 porsi atau lebih sayur.
Studi juga menunjukkan makanan berserat tinggi membantu kita terhindar dari
penyakit diabetes dan kanker usus besar.
2. Kelebihan berat badan menyingkir dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan
sayur mempunyai kandungan kalori yang cukup rendah. Sayur adalah makanan
bebas lemak, kalaupun mengandung lemak adalah lemak yang baik untuk
kesehatan kita. Dengan mengkonsumsi lebih banyak sayur setiap hari terjadi
penurunan asupan kalori yang membuat tubuh membakar lemak dalam tubuh
kita ketika kalori yang kita keluarkan lebih banyak dari kalori makanan yang
masuk.
3. Berat badan terkontrol. Kandungan serat yang tinggi dari 5 porsi sayuran
menyebabkan kita merasa kenyang sehingga kita tidak makan snack berkalori
tinggi dan berat badan kita pun terkontrol.
4. Buang air besar lancar setiap hari. Tingginya serat sayur dalam 5 porsi sayur
menyebabkan proses metabolisme bekerja dengan lancar. Proses buang air
besar pun mudah. Kotoran yang keluar tidak keras dan tubuh kita pun sehat.
Kita terhindar dari penyakit wasir.
5. Tubuh menjadi lebih segar dan enerjik. Banyaknya kandungan vitamin dan
mineral dalam sayur membuat tubuh kita segar dan enerjik sehingga kita pun
terhindar dari infeksi virus seperti influenza atau serangan bakteri lainnya.
Dan saat ini di Indonesia hampir setiap rumah telah menanam sayuran yang
ditumbuhkan di polybag. Yang biasa ditanam adalah sawi, bayam, bawang,
wortel, kangkung, dan sayuran yang mudah tumbuh lain.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan informasi dan pengetahuan
masyarakat – khususnya Indonesia, sudah mulai mengenal sayur yang bernama
Asparagus. Meskipun belum memasyarakat, namun keberadaaan Asparagus telah
mulai menyebar di beberapa tempat di Indonesia.
Tanaman Asparagus berasal dari daratan Mediterania di Eropa Selatan dan
pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Romawi sejak 200 tahun sebelum masehi.
Pada zaman kejayaan kerajaan Lois XIV (Tahun 1600-an) di Perancis, tanaman
Asparagus ditanam secara intensif dalam ruangan rumah kaca sebagai tanaman
yang memiliki khasiat yang tinggi untuk kesehatan. Dari daratan Eropa
perkembangan budidaya tanaman asparagus menyebar ke negeri Belanda dan
Jerman, di dataran Amerika berkembang di Negara Amerika Serikat yaitu di
Washington. Sedangkan di dataran Asia berkembang di negara China, Taiwan,
Thailand, Korea, Jepang, Filipina dan Indonesia.
Asparagus termasuk dalam keluarga Liliaceae (bawang-bawangan), dimana
terdapat banyak spesies diantaranya yang terkenal adalah Asparagus officinalis
(sebagai sayuran), Asparagus plumosus, dan Asparagus spingeri (sebagai tanaman
hias). Diantara spesies yang ada, Asparagus officinalis yang dikembangkan dan
tersebar di seluruh dunia. Berdasarkan warna rebung yang dihasilkan, Asparagus
dibedakan dalam tiga jenis, yaitu: Asparagus putih, Asparagus hijau, dan
Asparagus ungu.
Asparagus putih yang warna rebungnya putih karena dipanen saat masih
tertimbun dalam tanah guludan. Rebung putih ini tubuhnya agak gemuk,
dagingnya lebih berserat namun lunak dan segar. Harganya paling mahal karena
penangannya harus tepat. Sedangkan asparagus hijau adalah asparagus yang
paling populer di Indonesia. Asparagus hijau banyak ditanam pada dataran tinggi
Jawa Timur (Batu–Malang) dan Jawa Barat (Bogor, Sukabumi). Rebung
asparagus ini warna hijau karena batang sudah menyembul diatas guludan. Warna
hijau muncul karena terbentuknya klorofil oleh adanya sinar matahari. Tubuhnya
ramping, seperti mata tombak dengan ujung masih kompak (belum mekar), digigit
lebih renyah rasanya manis namun agak sedikit pahit. Asparagus ungu memiliki
ujung rebung yang berwarna ungu karena dipanen saat baru sedikit muncul diatas
guludan sehingga warna batangnya putih dan sebagian ujungnya agak merah
keunguan.
Namun, ada kendala juga dalam persebaran Asparagus di Indonesia sebab
sayuran ini termasuk jenis sayuran mahal yang biasanya menjadi bahan olahan di
restoran dan hotel. Oleh karena itu, sayuran ini kurang begitu dikenal di kalangan
masyarakat menengah ke bawah. Di sisi lain, prospek pengembangan Asparagus
ini cukup baik karena harganya yang tergolong mahal dan sayuran ini banyak
diminati oleh masyarakat luar negeri, sehingga nilai yang didapat dari ekspor
komoditas Asparagus ini bisa meningkatkan devisa negara serta memberikan
keuntungan dan meningkatkan taraf hidup bagi petani.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian
batang muda atau tunasnya (rebung). Asparagus yang dikonsumsi sebagai
sayur adalah Asparagus officinalis. Asparagus telah digunakan sejak lama
sebagai bahan makanan karena rasanya yang sedap dan manfaatnya yang
banyak. Asparagus memiliki susunan taksonomi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Asparagaceae
Genus : Asparagus
Spesies : Asparagus officinalis
Asparagus ada tiga macam yang digunakan sebagai sayur, yaitu hijau,
putih, dan ungu. Akan tetapi yang paling banyak beredar dipasaran adalah yang
hijau. Di Indonesia Asparagus putih dan ungu sama sekali tidak ada di pasaran.
B. Budidaya
1. Syarat Tumbuh
Tanaman Asparagus sangat baik tumbuh pada daerah dengan
ketinggian 600 – 900 mdpl, sedangkan untuk daerah perbukitan ketinggian
antara 1000 – 1900 mdpl. Asparagus dapat tumbuh optimal pada suhu
antara 15 – 25°C. Faktor suhu lingkungan memang cukup berperan terutama
berpengaruh terhadap pertumbuhan rebungnya. Bila suhu terlalu rendah atau
terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan rebungnya.
Agar produksi rebung Asparagus memuaskan, selain harus ditanam di
daerah yang beriklim cocok, tanah juga mempunyai peranan penting.
Beberapa jenis tanah yang cocok untuk tanaman asparagus di Indonesia,
misalnya Podsolik merah kuning dengan rata-rata curah hujan antara 2500-
3500 mm per tahun tanpa bulan kering. Ketinggian antara 20 – 1000 m dpl,
ketebalan tanah antara 1 – 2 m. Bewarna merah kuning dengan tekstur
lempung berpasir sampai lempung liat. Latosol, rata-rata curah hujan antara
2000 – 3000 mm per tahun dengan bulan kering dibawah 3 bulan.
Ketinggian tempat 1000 mdpl. Tebal tanah cukup dalam, yaitu 1,5 – 10 m
dengan warna merah coklat hingga kuning. Teksturnya liat, struktur remah,
dan konsistensi gembur. Andosol, reta-rata curah hujan 2500 - 3000 mm
pertahun dengan bulan kering dibawah 2 bulan. Kandungan unsur hara
cukup tinggi. Tanah berpasir dengan kandungan bahan organik tinggi, kerap
memberikan hasil yang baik. Oleh karena itu hendaknya tanah dipersiapkan
dengan cara dibajak yang dalam ditambah pupuk kandang/ kompos dengan
jumlah 30 – 40 ton per Ha.
Curah hujan yang dibutuhkan Asparagus cukup banyak dan merata
sepanjang tahun, yaitu berkisar antara 2500 – 3000 mm per tahun. Oleh
karena itu, syarat utama lahan harus dataran tinggi, berhawa sejuk, dan
dekat sumber air agar kebutuhan air di musim kemarau tercukupi.
Asparagus lebih menyukai tanah yang agak berpasir dan berlapisan tanah
olah yang tebal (minimal 30 cm). Asparagus tidak suka tanah yang
berdrainase buruk dan banyak liat. Sedangkan pH yang diinginkan adalah 6
– 7 karena ia tidak toleran terhadap tanah yang bereaksi masam. Jika tanah
cukup masam maka perlu dilakukan pengapuran untuk menaikan pH
tanahnya.
2. Persiapan Lahan
Tanah yang telah memenuhi syarat untuk ditanami segera dibersihkan
dari gulma, kemudian diolah dengan kedalaman 30 – 45 cm. Setelah siap,
tanah diratakan kemudian dibuatkan parit untuk nantinya diletakkan bibit
dari persemaian. Dalamnya parit sekitar 30 cm dengan lebar antara 30 – 45
cm. Jarak antarparit sekitar 75 – 90 cm atau 105 – 110 cm. Setelah itu, tanah
itu dibuat guludan. Langkah selanjutnya adalah membiarkan tanah
mengering selama 15 hari supaya air pada pori-pori tanah berkurang/ turun
sehingga akan diisi udara. Kemudian, diberi pupuk kandang atau kompos
agar kandungan bahan organik cukup tinggi. Bila tanah itu bereaksi cukup
masam, maka perlu ditambahkan kapur agar pH menjadi sesuai untuk
Asparagus.
Karena Asparagus tidak menyukai genangan atau waterloging, maka
sangat perlu dibuatkan parit khusus pembuangan air (parit drainase) keluar
kebun. Untuk desain parit dalam kebun tergantung pada keadaan lahan dan
jenis tanah yang ada. Yang pasti ada adalah parit drainase yang mengelilingi
kebun.
3. Pembibitan atau Persemaian
Asparagus merupakan tanaman yang ditanam secara tidak langsung
(Indirect seedling) melalui persemaian. Masa pembibitan terdiri dari
penyebaran benih sampai pertumbuhan tanaman muda yang ditanam dalam
persemaian selama 1-3 bulan. Dalam proses pembibitan ada beberapa tahap
yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:
a. Persiapan Lahan Pembibitan
Dalam persemaian, perlu diperhatikan pemilihan lahan persemaian
yaitu lahan yang berdrainase baik, bukan bekas lahan tanaman asparagus,
tanahnya gembur, subur dan berpasir. Bedengan tempat persemaian
dilakukan pengolahan tanah, diberi pupuk dasar dan Furadan 3G untuk
menghindari hama. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 20 – 25
cm, lebar parit 40 cm dengan kedalaman 40 cm. Media persemaian yang
baik terdiri dari pupuk kandang, pasir, dan tanah dengan perbandingan
2:1:1. Bedengan persemaian dibuat dengan arah utara – selatan dengan
panjang sesuai kebutuhan dan keadaan lahan dan lebar kira-kira 1,2 m
dengan diberi atap naungan. Tinggi tiang sebelah timur (1,6 m) lebih
tinggi dari pada tiang sebelah barat (1,2 m). Supaya media persemaian
tidak longsor saat terkena siraman maka dibuat juga pembatas bedengan
dengan menggunaka kayu atau batu bata, sehingga akan berbentuk
seperti bak.
Sebelum benih disebar, dapat ditambahkan juga pupuk Urea atau
ZA dan diberi jarak waktu dari penyemaian benih, yaitu sekitar 5 – 7
hari. Kebutuhan pupuk saat benih di persemaian adalah sekitar 10 gram
per tanaman untuk Urea atau 15 gram per tanaman untuk ZA. Sehingga
kebutuhan masing-masing pupuk dapat ditentukan dari berapa banyak
benih pada satu bak persemaian. Lalu pupuk ditaburkan dan diratahan
dengan tanah dengan menggunakan cangkul.
b. Pemilihan Benih
Biji buah yang akan dijadikan benih berasal dari pohon induk yang
baik. Syarat untuk dapat menjadi induk adalah harus sehat, bebas hama
dan penyakit, tumbuh normal, rebung berkualitas tinggi, dan sudah cukup
tua, yaitu lebih dari dua tahun. Biji yang tua atau kering akan bewarna
hitam.
c. Perendaman Benih
Sebelum disemaikan, sebaiknya biji direndam dalam air selama 48
- 84 jam agar kulit pelindung benih yang keras menjadi lunak dan air
akan masuk ke embrio sehingga memecah masa dorman dan benih akan
lebih cepat berkecambah. Akan lebih baik lagi bila air yang digunakan
bersuhu 27 – 30°C. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, air rendaman
harus diganti 2 atau 3 kali, terutama ketika suhu air sudah jauh menurun.
Jika tidak diganti air akan semakin keruh dan kepekatan air akan
meningkat, juga yang nantinya bisa mengakibatkan terhambatnya benih
untuk berkecambah atau paling buruk benih akan busuk saat di
persemaian. Biji yang mengambang pada saat perendaman dibuang.
Setelah itu benih diangkat dan dikering anginkan sebentar,
kemudian langsung dibawa ke pembibitan/ persemaian.
d. Semai Benih
Guna menghasilkan persemaian yang bagus, benih disemai dahulu.
Keuntungan dari penyemaian ini antara lain dapat berfungsi sebagai
seleksi terhadap bibit yang tumbuh dan sekaligus memudahkan
perawatan dibandingkan benih yang langsung disebar di lahan. Benih
disemai dengan jarak tanam 15 × 10 cm, dengan kedalaman 2,5 cm.
Setiap 1 lubang ditanam 1 benih, lubang dibuat dengan jari atau dengan
alat sebesar pensil. Di atas permukaan tanah ditutup jerami atau sekam
kemudian disiram secukupnya. Tujuannya adalah untuk menghindari
kerusakan tanah bila terkena air siraman.
Akan tetapi, bila akan menanam Asparagus hanya untuk skala
rumahan atau perorangan, penyemaian cukup menggunakan polybag
dengan media yang sama seperti disebutkan di atas. Hal itu dikarenakan
benih yang digunakan tidak sebanyak seperti dalam skala komersial. Dan
bila menggunakan polybag akan lebih menghemat waktu, tenaga, uang,
dan tempat. Selain itu penggunaan polybag juga memudahkan dalam
pemindahan bibit ke lahan dan tidak merusak perakaran bibit.
e. Perawatan Bibit
Pemeliharaan yang dilakukan di pembibitan adalah penyiraman,
penjarangan bibit, penjarangan atap pelindung, penyiangan, pencegahan
hama dan penyakit, dan pemupukan tambahan. Penyiraman dilakukan
pada pagi dan sore hari, terutama bila tanah cukup kering. Penjarangan
bibit yang terlalu rapat tumbuhnya. Penjarangan atap pelindung sesuai
dengan pertumbuhan bibit sampai kemudian atap diangkat pada saat
seminggu sebelum tanam. Penyiangan dilakukan seminggu sekali bila
tumbuh gulma pada persemaian. Penjagaan bibit dari serangan hama dan
penyakit. Serta pemupukan tambahan dengan pupuk kandang dan Urea
atau ZA serta TS atau DS. Sewaktu masih dipersemaian setiap 20 – 30
hari dilakukan pemupukan susulan urea dengan dosis yang sama, yaitu
10 gram per tanaman.
f. Seleksi dan Pencabutan Bibit
Seleksi dilakukan satu minggu sebelum dipindah tanam. Bibit yang
akan ditanam di lahan harus sehat, gemuk, bebas dari hama dan penyakit,
tumbuh seragam. Bibit-bibit yang sakit dan kurus diafkir, tidak ditanam
di lahan.
4. Pindah Tanam (Transplanting)
Transplanting dilakukan setelah 5 – 6 bulan di persemaian, atau bibit
telah memiliki tinggi sekitar 30 cm. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
transplanting diantaranya bibit yang akan dipindahkan adalah bibit yang
sehat. Bibit yang dicabut harus segera ditanam di lahan, dan sebelum
penanaman akar dipotong disisakan 20 cm dari leher akar, dan pucuk
tanaman dipangkas juga hingga tinggi tanaman hanya ± 20 cm dari pangkal
batang. Bila penyemaian menggunakan polybag bibit dapat juga dipindah
ke lahan setelah 3 bulan, sebab bila menunggu sampai usia 5 – 6 bulan juga
dikhawatirkan polybag yang digunakan tidak dapat menampung akar yang
tumbuh sehingga justru menghambat pertumbuhan bibit saat di lahan.
Sebelum penanaman, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk
kandang yang dimasukkan kedalam parit kemudian dicampur bersama tanah
dengan cangkul. Setelah tercampur rata dibuat parit lagi seperti semula.
Kebutuhan pupuk kandang berkisar 5 – 10 ton per Ha. Bibit dibongkar dari
persemaian secara hati-hati agar akarnya tidak banyak terbuang. Selanjutnya
bibit diletakkan pada parit, kemudian ditimbun dengan tanah bekas galian.
Jarak tanam anjuran untuk Asparagus adalah sekitar 50 – 60 cm
antartanaman dalam baris bila jarak antarbaris 75 – 90 cm. Sedangkan bila
jarak antarbaris 105 – 110 cm, maka jarak antartanaman dalam baris sekitar
35 – 45 cm. Dengan jarak itu, jumlah asparagus yang dapat ditanam dapat
mencapai 20000 – 25000 tanaman dalam satu Ha. Penanaman dilakukan
pada pagi hari dari pukul 08.00 sampai maksimal pukul 11.00 atau pada
sore hari mulai pukul 16.00. Akan tetapi waktu dapat disesuaikan dengan
keadaan sekitar sesuai dengan wilayah masing-masing, yang menjadi acuan
adalah waktu transplanting tidak dalam keadaan yang terik.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan pada budidaya Asparagus di lahan
adalah sebagai berikut:
a. Pembumbunan
Tujuan pembumbunan adalah untuk memperkokoh tegaknya
tanaman, memperbanyak sistem perakaran sehingga akan lebih
memperbanyak rebungnya kelak. Pembumbunan dapat dilakukan apabila
tunas sudah mulai tumbuh. Pembumbunan dilakukan paling tidak setiap
satu bulan sekali, atau tergantung banyak sedikitnya gulma atau banyak
sedikitnya hujan. Semakin sering dan banyak gulma yang tumbuh
semakin sering juga pembumbunan dilakukan. Sebab setelah disiangi
dilakukan pembumbunan untuk menghambat dan mengendalikan
pertumbuhan gulma yang masih kecil-kecil yang sulit untuk dicabut. Dan
semakin banyak atau sering hujan yang turun semakin sering juga
pembumbunan dilakukan. Sebab semakin sering hujan semakin sering
tanah turun, maka perlu dilakukan pembumbunan lagi.
Bersamaan dengan pembumbunan dilakukan juga perawatan parit
drainase. Bila parit mulai dangkal sebaiknya diperdalam lagi dan
tanahnya dinaikkan untuk pembumbunan, terlebih lagi pada saat
menjelang musim hujan parit drainase harus diperdalam karena
Asparagus tidak suka tergenang air.
b. Pemangkasan
Pemangkasan juga perlu dilakukan setelah induk dari tanaman
Asparagus membentuk batang dengan jumlah 8 – 10 batang, batang
selebihnya dipangkas. Kemudian ketika sudah satu bulan mendekati
masa panen, batang yang dipelihara cukup 3 sampai dengan 5 batang.
Pemangkasan juga dilakukan pada cabang yang terserang hama atau
penyakit, mati, dan tua. Pemangkasan sangat berguna untuk
memaksimalkan produksi rebung yang akan terbentuk, rebung yang
dibentuk akan lebih sering. Hasil fotosintesis akan dialihkan untuk
membentuk tunas baru di dalam tanah, sebab sifat Asparagus yang
mudah membentuk tunas baru (rebung).
c. Pengairan (Irigasi)
Irigasi dilakukan pada saat musim kering/ kemarau. Irigasi yang
efektif dan efisien menggunakan metode ‘leb’, sebab air akan lebih
banyak tersimpan dalam tanah dalam kurun waktu yang relatif lama, dan
menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Metode ini dilakukan dengan cara
menggenangi parit setinggi setengah dari tinggi parit, ditunggu hingga air
meresap sampai atas, kemudian sisa air dibuang. Irigasi pada musim
kemarau dilakukan tiap 1 minggu sekali.
d. Pemupukan susulan
Pemupukan dilakukan untuk menambah unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Setiap tahun juga dilakukan pemupukan
berkala, yaitu pemupukan berat seperti saat pertama kali tanam. Pada saat
pemupukan tersebut tidak dilakukan panen selama 3 – 4 minggu (fase
istirahat) dan dilakukan seleksi induk. Pupuk susulan dilakukan dengan
cara membuat parit sepanjang barisan berjarak 20 cm dari tanaman,
dalamnya parit 15 cm kemudian pupuk dicampur dan ditutup dengan
tanah. Pupuk susulan kimia diberikan setiap bulan, sedangkan pupuk
kandang diberikan setiap 3 bulan sekali. Pupuk susulan ke empat kembali
lagi seperti pupuk pertama, dan seterusnya. Jumlah pupuk disesuaikan
dengan tingkat pertumbuhan tanaman, makin dewasa pertumbuhannya
makin banyak/ bertambah pemakaiannya.
Tabel. Dosis Pemupukan Susulan per Ha
Jenis Pupuk
200-300 - - 200-300
Urea - 3 3 3TSP - 3 - 3KCl - 2 2 2
Pupuk Dasar (kw)
Susulan I (kw)
Susulan II (kw)
Susulan III (kw)
Kandang/ Kompos
Pemupukan susulan dilakukan bersamaan dengan pembumbunan.
e. Penyiangan
Dilakukan bersamaan dengan pembumbunan.
f. Pengendalian hama dan penyakit
Asparagus tidak terserang hama dan penyakit yang banyak. Hama
yang sering dijumpai adalah ulat grayak dan ulat tanah yang menyerang
selama periode transisi musim kemarau ke musim hujan. Salah satu
penyakit yang sering menyerangnya adalah penyakit bercak daun.
Penyakit ini menyerang daun sehingga mengakibatkan daun menjadi
berbercak-bercak kekuningan sampai merah kecokelatan. Penyebab
penyakit ini adalah cendawan (jamur). Tanaman induk yang mati karena
terkena hama atau penyakit dipotong dan diganti dengan cara
membesarkan batang yang tumbuh normal. Pengendalian hama dan
penyakit dilakukan secara mekanik selama serangan belum terlalu berat.
Aplikasi pestisida dilakukan jika serangan sudah cukup berat. Pestisida
yang digunakan adalah pestisida organik dari daun tembakau.
6. Panen
a. Kriteria panen
Di negara subtropis pertama kali pemetikan rebung Asparagus
adalah 18 – 24 bulan dari persemaian. Masa pemetikan dalam 1 musim
diperkirakan memakan waktu 6 – 8 minggu, dengan hasil bisa mencapai
1 – 1,5 ton rebung pada lahan ± 0,5 Ha. Di negara tropis pertumbuhannya
menjadi lebih cepat, dengan umur pemanenan pertama berkisar 8 – 10
bulan dari persemaian atau 4 – 5 bulan setelah transplanting.
Dalam pemanenan ini, perlu diperhatikan mutu yang akan
dihasilkan, yaitu harus sesuai dengan tujuan pemasarannya. Ada tiga
mutu asparagus yang sering ditemukan di pasaran, yaitu mutu I, mutu II,
dan mutu III. Untuk memperoleh asparagus mutu I, perlu ketelitian dan
ketekunan mengamati ujung rebung yang akan muncul di atas tanah pada
pagi hari. Pengamatan sebaiknya dilakukan sejak sore hari dengan cara
memeriksa permukaan tanah sekitar tanaman dewasa dan memberinya
tanda bila terlihat ada rebung yang akan muncul. Kemudian menimbun
calon rebung yang akan dipanen besok dengan tanah di sekitarnya
sampai saat pemetikan dilakukan. Mutu I itu adalah rebung Asparagus
yang masih berwarna putih sebab belum terkena sinar matahari. Apabila
panen terlambat satu atau dua hari, maka yang dihasilkan adalah rebung
mutu II. Mutu II tersebut adalah berwarna yang sebagian besar hijau
tetapi bagian pangkal masih terdapat sedikit wana putih. Sedangkan
rebung mutu III adalah rebung yang dipanen setelah dibiarkan lebih dari
tiga hari dari saat muncul di permukaan tanah. Mutu II dan III ini adalah
yang paling banyak beredar di pasaran. Di samping tiga mutu rebung di
atas, ada juga rebung Asparagus afkiran. Biasanya rebung yang demikian
dipanen setelah tumbuh lebih dari 15 cm di atas permukaan tanah.
Rebung Asparagus afkiran ini juga berwarna hijau seluruhnya.
Asparagus hijau yang dipanen adalah setelah muncul diatas tanah
dengan kondisi pucuk yang masih kuncup.
b. Cara, interval, dan frekuensi panen
Dalam pemanenan perlu diperhatikan mengenai pemilihan
rebungnya. Rebung yang berkualitas baik adalah rebung yang gemuk,
lunak, dan masih menguncup. Juga perlu diperhatikan dalam pemetikan
rebungnya, yaitu dengan memotong pangkal rebung yang melandai
kearah luar dengan pisau tajam. Pemetikan asparagus yang paling baik
dilakukan pada pagi hari sebelum matahari bersinar terik. Bila akan
dijual ke supermarket lebih baik panen saat masih subuh, sebab pada
waktu sampai di supermarket rebung Asparagus masih dalam keadaan
segar. Dan selain itu, panen saat matahari terik akan menurunkan mutu
rebung. Sedangkan rebung yang dipanen pada sore hari direndam dulu
dengan air dingin agar pada pagi hari mutunya masih bisa bertahan.
Panen dilakukan dengan dua cara, yaitu mencabut dan memangkas
atau memotong batang muda. Cara panen dengan memotong batang
muda merupakan cara yang lebih baik, karena cara tersebut tidak
merusak sistem perakaran tanaman yang dijadikan indukan. Bila
menghendaki rebung Asparegus yang masih berwana putih maka harus
menggali sebagian tanah sekeliling rebung yang akan muncul dan
memotong dekat pangkalnya. Jika panen pertama dilakukan pada umur 4
bulan setelah transplanting, maka penen kedua pada umur 5 bulan dengan
interval panen 2 hari sekali, bulan keenam dan seterusnya dapat dipanen
setiap hari.
7. Pasca Panen
Penanganan pasca panen bisa langsung diolah ataupun dijual secara
komersial. Pemasaran Asparagus yang lebih dominan adalah di hotel-hotel
atau restoran-restoran atau supermarket besar di kota. Sehingga pengiriman
dalam bentuk segar adalah syarat yang mutlak harus dipenuhi. Pemanenan
saat subuh, pengepakkan dengan kotak stereofoam, dan pengiriman sesegera
mungkin menjadi kunci utama supaya Asparagus tetap segar dan terjaga
kualitasnya saat sampai di tangan konsumen.
Selain untuk dijual secara komersial, Asparagus juga dapat diolah
sendiri untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asparagus merupakan tanaman yang tergolong dalam jenis sayuran.
Kandungan gizi dalam Asparagus sangat banyak sehingga sangat baik untuk
kesehatan. Karena di Indonesia Asparagus jarang ditemukan di pasaran
menjadikan tanaman ini memiliki harga yang mahal.
Cara pembudidayaan Asparagus ini tidak sulit dilakukan, dari proses
penyemaian hingga panen tidak membutuhkan keahlian khusus. Budisaya yang
baik akan menghasilkan Asparagus yang berkualitas tinggi.
Potensi untuk mengembangkan budidaya Asparagus masih sangat
terbuka luas, sebab jarang orang yang mengenal tanaman ini, sedangkan
permintaan di pasar baik dalam dan di luar negeri tinggi.