Makalah Artritis Reumatoid

10
Makalah Artritis Reumatoid Disusun Oleh : Resti Purnama Sari 1111065

description

tugas

Transcript of Makalah Artritis Reumatoid

Page 1: Makalah Artritis Reumatoid

Makalah Artritis Reumatoid

Disusun Oleh :

Resti Purnama Sari 1111065

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2013

Page 2: Makalah Artritis Reumatoid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin

meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada

semua organ dan jaringan tubuh.

Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain

yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu

golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan

muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin

meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.

Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila

otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan

meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut

tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik

ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.

Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom

dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak,

namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di

bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari

kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri,

kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan

sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau

sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan

meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)

Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati

urutan kedua 14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia

>55 tahun (Household Survey on Health, Dept. Of Health, 1996). Dan berdasarkan survey

Page 3: Makalah Artritis Reumatoid

WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari

pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al, 1991).

Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya

terdapat banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata

laksananya sering merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi

pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari

pada laki- laki. Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ).

Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui.

Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi terhadap

penyakit.

Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit

rheumatoid artritis dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan

kepada klien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Rheumatoid Arthritis dan apa saja etiologinya?

2. Bagaimana Pathofisiologi Rheumatoid Arthritis?

3. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien Rheumatoid Arthritis?

1.3 Tujuan

1.Menjelaskan pa yang dimaksud Rheumatoid Arthritis dan apa saja etiologinya.

2.Menggambarkan Bagaimana Pathofisiologi Rheumatoid Arthritis.

3.Mendeskripsikan Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien Rheumatoid Arthritis?

1.4 Manfaat

1.Sebagai Informasi dasar mengenal rheumatoid arthritis.

2.Menambah wawasan dan pengetahuan penyusun dan pembaca mengenai rheumatoid

arthritis.

1.5 Metode Penulisan

Page 4: Makalah Artritis Reumatoid

Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah Metode Pustaka Yaitu metode yang

dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan

dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

Page 5: Makalah Artritis Reumatoid

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Artritis reumatid (RA) adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang meneybabkan

degenerasi jaringan penyambung. Jaringan Penyambung yang biasanya mengalami

kerusakan pertama kali adalah membrane synovial, yang melapisi sendi. Pada RA, inflamasi

tidak berkurang dan menyebar ke struktur sendi disekitarnya, termasuk kartilago artikular

dan kapsul sendi fibrosa. Akhirnya ligamen dan tendon mengalami inflamasi. Imflamasi

ditandai oleh akumulasi sel darah putih, aktivasi komplemen, fagositosis ekstensif, dan

pembentukan jaringan parut.

2.2 Etiologi

Artritis rheumatoid adalah penyakit autoimun yang terjadi pada individu rentan setelah

respons imun terhadap agen pemicu yang tidak diketahui. Agen pemicunya adalah bakteri,

mikoplasma, atau virus yang menginfeksi sendi atau mirip sendi secara antigenic. Selain itu

ada juga factor resikonya yaitu: Gen (Turun dari orangtua ke anak), lingkungan, hormon.

2.3 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis arthritis rheumatoid sangat bervariasi dan biasanya mencerminkan

stadium serta beratnya penyakit. Rasa Nyeri, pembengkakan, panas, eriterma dan gangguan

fungsi pada sendi merupakan gambaran klinis yang klasik untuk arthritis rheumatoid.

Palpasi sendi akan mengungkapkan jaringan yang lunak seperti spons atau busa. Cairan

dapat diaspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi.

Pola yang khas pada kelainan sendi ini dimulai dengan sendi-sendi kecil pada tangan,

pergelangan tangan dan kaki dan setelah itu menyebar ke sendi lutut, bahu pinggul dan lain-

lain. Tanda klasik lain dari arthritis rheumatoid adalah kekakuan sendi, khususnya pada pgi

hari yang berlangsung selama 30 menit.

Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun dalam stadium dini sebelum terjadi

perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi yang akut pada sendi-sendi tersebut.

Persendian teraba panas, bengkak serta nyeri tidak mudah digerakkan dan pasien cenderung

melindungi sendi tersebut dengan imobilisasi. Deformitas tangan dan kaki sering dijumpai

Page 6: Makalah Artritis Reumatoid

pada arthritis rheumatoid. Deformitas bias terjadi karena ketidaksejajaran sendi

(misalignment) yang terjadi akibat pembengkakan, destruksi progresif atau dislokasi parsial.

2.4 Patofisiologi

2.5 Pemeriksaan Diagnostik

1.Peningkatan factor rheumatoid serum pada 80% kasus.

2.Perubahan radiograf mencakup dekalsifikasi tulang sendi.

3.Aspirasi cairan synovial dapat diperlihatkan adanya sel darah putih dalam kultur yang steril

2.6 Komplikasi

1. Nodulus rheumatoid ekstrasinovial dapat terbentuk pada katup jnatung atau pada apru,

mata atau limpa. Fungsi pernapasan dan jantung akan terganggu.

2. Vaskulitis (inflamasi system vascular) dapat menyebabkan thrombosis dan infark.

3. Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari, depresi dan stress

keluarga dapat menyertai eksaserbasi penyakit.

Page 7: Makalah Artritis Reumatoid

2.7 Penatalaksaan Medis

1. Sendi yang mengalami inflamasi diistirahatkan selama eksaserbasi.

2. Periode istirahat setiap hari.

3. Kompres panas dan dingin bergantian.

4. Aspirin, obat anti-inflamasi nonsteroid lainnya.

5. Pembedahan untuk mengangkat membrane synovial atau untuk memperbaiki deformitas.

6. Pengobatan simtomatok: Analgesik sederhana atau anti inflamasi (OAINS). Obat-obat ini

tidak memiliki dampak terhadap hasil jangak

2.8 Asuhan Keperawatan

Daftar Pustaka

Crowin, E. Z. (2007). Buku Saku Patofisiologi, Edisi revisi 3. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.

Davey, P. (2005). At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga Medical Series.