Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

14
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis kualitas tes merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes. Baik tes secara keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. Dalam penilaian hasil belajar, tes diharapkan dapat menggambarkan sampel perilaku dan menghasilkan nilai yang objektif serta akurat. Jika tes yang digunakan guru kurang baik maka hasil tes yang diperoleh tentunya kurang baik. Dalam artian hasil yang diperoleh peserta didik menjadi tidak objektif dan tidak adil. Oleh sebab itu, tes yang digunakan guru harus memiliki kualitas yang lebih baik dilihat dari berbagai segi. Tes hendaknya disusun sesuai dengan prinsip dan prosedur penyusunan tes. Setelah digunakan perlu diketahui apakah tes tersebut berkualitas baik atau kurang baik. Untuk mengetahui apakah suatu tes yang digunakan termasuk baik atau kurang baik maka perlu dilakukan analisis kualitas tes. Dalam menilai dan menganalisis tes ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan analisis hasil tes tersebut. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang Analisis hasil tes, yaitu reliabilitas butir soal, daya pembeda, tingkat kesulitan/kesukaran soal dan keberfungsian distraktor/pengecoh selain itu akan di bahas juga tentang kelompok unggul dan asor, korelasi skor butir dengan skor total dan rekap analisis butir yang ada dalam sofware Anates ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menentukan Reliabilitas butir soal ? 2. Bagaimana menentukan kelompok unggul dan asor ? 3. Bagaimana menghitung daya pembeda ? 4. Bagaimana menghitung tingkat kesukaran/kesulitan ? 5. Bagaimana menentukan korelasi skor butir dengan skor total ? 6. Bagaimana menghitung keberfungsian Distraktor/pengecoh ? 7. Bagaimana Rekap analisis butir soal dalam software Anates ?

description

memaparkan penggunaan Sofware anates dalam menganalisis hasil belajar siswa

Transcript of Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

Page 1: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis kualitas tes merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk

mengetahui derajat kualitas suatu tes. Baik tes secara keseluruhan maupun butir

soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. Dalam penilaian hasil belajar, tes

diharapkan dapat menggambarkan sampel perilaku dan menghasilkan nilai yang

objektif serta akurat. Jika tes yang digunakan guru kurang baik maka hasil tes

yang diperoleh tentunya kurang baik. Dalam artian hasil yang diperoleh peserta

didik menjadi tidak objektif dan tidak adil.

Oleh sebab itu, tes yang digunakan guru harus memiliki kualitas yang lebih

baik dilihat dari berbagai segi. Tes hendaknya disusun sesuai dengan prinsip dan

prosedur penyusunan tes. Setelah digunakan perlu diketahui apakah tes tersebut

berkualitas baik atau kurang baik. Untuk mengetahui apakah suatu tes yang

digunakan termasuk baik atau kurang baik maka perlu dilakukan analisis kualitas

tes.

Dalam menilai dan menganalisis tes ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

yang berkaitan dengan analisis hasil tes tersebut. Dalam makalah ini akan

diuraikan tentang Analisis hasil tes, yaitu reliabilitas butir soal, daya pembeda,

tingkat kesulitan/kesukaran soal dan keberfungsian distraktor/pengecoh selain itu

akan di bahas juga tentang kelompok unggul dan asor, korelasi skor butir dengan

skor total dan rekap analisis butir yang ada dalam sofware Anates ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana menentukan Reliabilitas butir soal ?

2. Bagaimana menentukan kelompok unggul dan asor ?

3. Bagaimana menghitung daya pembeda ?

4. Bagaimana menghitung tingkat kesukaran/kesulitan ?

5. Bagaimana menentukan korelasi skor butir dengan skor total ?

6. Bagaimana menghitung keberfungsian Distraktor/pengecoh ?

7. Bagaimana Rekap analisis butir soal dalam software Anates ?

Page 2: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

2

2

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah:

1. Mengetahui bagaimana menentukan Reliabilitas butir soal

2. Mengetahui bagaimana menentukan kelompok unggul dan asor.

3. Mengetahui bagaimana menghitung daya pembeda.

4. Mengetahui bagaimana menghitung tingkat kesukaran/kesulitan.

5. Mengetahui tingkat signifikansi korelasi skor butir dengan skor total.

6. Mengetahui bagaimana menghitung keberfungsian Distraktor/pengecoh.

7. Mengetahui rekap analisis butir soal dalam Anates.

Page 3: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

3

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Reliabilitas Butir Soal.

1. Reliabilitas

Menurut Sugiono (2005), Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau

serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan

dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Tujuan utama reliabilitas untuk

mengetahui tingkat ketepatan dan keajegan skor tes. Indeks reliabilitas berkisar

antara 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes

(mendekati 1) maka semakin tinggi pula keajegan atau ketepatannya, Kusairi

(2012).

Kondisi itu ditengarai dengan konsistensi hasil dari penggunaan alat ukur

yang sama yang dilakukan secara berulang dan memberikan hasil yang relatif

sama dan tidak melanggar kelaziman. Untuk pengukuran subjektif, penilaian yang

dilakukan oleh minimal dua orang bisa memberikan hasil yang relatif sama

(reliabilitas antar penilai). Pengertian Reliabilitas tidak sama dengan pengertian

validitas. Artinya pengukuran yang memiliki reliabilitas dapat mengukur secara

konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.

2. Pengukuran Reliabilitas

Sifat reliabilitas dari sebuah instrumen berhubungan dengan sejauh mana

kemampuan alat ukur itu memberikan hasil yang konsisten dari satu even

percobaan ke even percobaan lainnya. Jika konsistensi pengukuran itu tidak kita

peroleh dalam setiap pengukuran, dapat dibayangkan bila pengukuran yang

dilakukan dengan instrumen itu memberikan hasil yang berbeda dari pengukuran

satu ke pengukuran berikutnya. Saat ini kita memperoleh hasil pengukuran berat

badan seseorang adalah 70 kg. Beberapa saat kemudian, meskipun dengan alat

ukur yang sama kita memperoleh hasil 73 kg. Demikian seterusnya, hasilnya tidak

pernah konsisten. Data yang kita peroleh tidak pernah konsisten dari waktu ke

waktu. Pertanyaan yang akan muncul dari benak kita adalah hasil pengukuran

mana yang kita gunakan?

Dalam kajian teoritis, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu

uji coba yang dilakukan tetap memiliki hasil yang sama meskipun dilakukan

Page 4: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

4

4

secara berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Instrumen

alat ukur dianggap bisa diandalkan apabila memberikan hasil yang konsisten

untuk pengukuran yang sama dan tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang

dilakukan secara berulang-ulang itu memberikan hasil yang relatif tidak sama.

Pengujian reliabilitas instrumen untuk memperoleh hasil yang reliabel bisa

dilakukan dengan berbagai metode statistik.

Contoh lain adalah misalnya saja dalam sebuah kesempatan kita ingin

mengukur panjang dan lebar tiga (3) buah lapangan bola volley. Alat yang

digunakan dalam pengukuran itu adalah meteran dan jangkauan langkah. Setelah

dilakukan pengukuran, bisa dipastikan bahwa pengukuran yang dilakukan dengan

menggunakan meteran memperoleh hasil panjang dan lebar yang relatif sama

terhadap ketiga lapangan bola volley itu. Sedangkan pengukuran yang dilakukan

dengan menggunakan jangkauan langkah terhadap ketiga lapangan bola volley itu,

menghasilkan satuan ukur, yakni panjang dan lebar yang berbeda.

B. Menentukan Kelompok Unggul dan Asor

Dari tes yang dilaksanakan terhadap peserta didik maka dari hasil tes tersebut

akan menghasilkan variasi nilai siswa yang berbeda beda, ada sekelompok siswa

yang memperoleh nilai tertinggi di banding peserta didik lain, ada yang

mendapatkan nilai sedang dan ada pula yang mendapatkan nilai rendah dari hasil

tes tersebut.

Kelompok siswa yang mendapatkan nilai tertinggi dalam tes inilah yang

dimaksud dengan kelompok unggul, sedangkan sekelompok siswa yang

mendapatkan nilai terendah dalam tes dinamakan kelompok asor.

Cara menghitung kelompok unggul dan asor

27% x N (jumlah siswa)

Contoh :

Misalnya banyak data N = 38

Maka 27% x 38

= 0,27 x 38

= 10,26 dibulatkan menjadi 10.

Sehingga dari 38 siswa yang menjadi kelompok unggul dan kelompok Asor

masing-masing berjumlah 10 orang.

Page 5: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

5

5

C. Daya Pembeda Soal.

1. Daya pembeda

Daya Pembeda Soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang

pandai (berkemampuan rendah).

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi, disingkat D (d besar). Seperti halnya indeks kesukaran, indeks

diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0, 00 sampai 1,00. Hanya

bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negative (-), tetapi pada indeks

diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan

jika sesuatu soal “Terbalik” menunjukkan kualitas test. Yaitu anak pandai disebut

bodoh dan anak bodoh disebut pandai.

Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda, yaitu :

-1,00 0,00 1,00

Daya (-) Daya (rendah) Daya (+)

Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa

bodoh, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda.

Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun bodoh tidak dapat

menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai

daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-

siswa yang pandai saja.

Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai

atau kelompok atas (upper group) dan kelompok kurang atau kelompok bawah

(lower group).

Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar, sedang

seluruh kelompok bawah menjawab salah, ,maka soal tersebut mempunyai D

paling besar, yaitu 1, 00. Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah,

tetapi semua kelompok bawah menjawab betul, maka nilai D-nya -1,00. Tetapi

jika siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah sama- sama menjawab

benar atau Sama-sama menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai nilai D

0,00. karena tidak mempunyai daya pembeda sama sekali.

Page 6: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

6

6

2. Cara Menentukan Daya Pembeda (Nilai D)

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal

mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan

peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria

tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin

mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai

kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi. Untuk

menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai

berikut :

Keterangan :DP = Indeks Daya Pembeda butir soal tertentu ( satu butir )

BA = jumlah jawaban benar pada Kelompok Atas (Unggul)

BB = jumlah jawaban yang benar pada Kelompok Bawah (Asor)

NA = jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B

Contoh :

Jumlah sampel (NA) = 27% x 24 =6,48 = 6 (dibulatkan)

BA = 6

BB = 3

Jadi, Daya Pembedanya (DP) = x 100%

= 0,5 x 100%

= 50%

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat

digunakan kriteria yang sebagai berikut (Craker dan Algina dalam Kusaeri:2012).

Daya Beda Keterangan

Negatif – 9% sangat buruk, harus dibuang

10% - 19% buruk, sebaiknya dibuang

20% -29% sedang, kemungkinan perlu direvisi

30% - 49% Baik

50% keatas sangat baik

NBBA

BADP

Page 7: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

7

7

D. Menghitung Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha

memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena

diluar jangkauannya. Seorang siswa akan menjadi hafal akan kebiasaan kebiasaan

gurunya dalam membuat soal. Misalnya saja guru A dalam memberikan ulangan

soalnya mudah-mudah, sebaliknya guru B kalau memberikan ulangan soalnya

sukar-sukar. Dengan pengetahuan-nya tentang kebiasaan ini, maka siswa akan

belajar giat jika menghadapi ulangan dari guru B dan sebaliknya. Jika siswa akan

menghadapi ulangan dari guru A, tidak mau belajar giat atau bahkan mungkin

tidak mau belajar sama sekali.

Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indek

kesukaran. Indek kesukaran soal diberi simbul P. Besarnya indeks kesukaran antar

0.00 –1.0. Soal dengan indeks kesukaran 0.00, menunjukan bahwa soal itu terlalu

sukar, sebaliknya apabila indeks kesukaraanya 1.00 menunjukan bahwa soal itu

terlalu mudah. Untuk menghitung besaran indeks kesukaran soal dapat digunakan

rumus sebagai berikut :

Rumus : P =

Keterangan :P = Indeks kesukaranB = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betulJs = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Di dalam pelaksanaan pengerjaan analisis butir soal, jawaban benar diberi

nilai “ 1 “, dan untuk jawaban salah diberi nilai “ 0 “. Sedangkan kriteria untuk

mengklasifikasikan indeks kesukarannya adalah sebagai berikut :

Soal dengan nilai P = 0.00 – 0.30 adalah soal sukar, P = 0.30 – 0.70 adalah

soal sedang dan soal dengan nilai P = 0.70 – 1;00 adalah soal mudah. Contoh

pengerjaanya dapat dilihat pada table dihalaman berikut :

Page 8: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

8

8

SiswaNomor Soal Skor

Siswa1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 13

B 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 11

C 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 14

D 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 9

E 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 14

F 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 8

G 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13

H 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 9

I 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17

J 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 13

K 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 10

L 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4

M 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 13

N 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16

O 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 12

P 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 10

Q 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 9

R 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 11

S 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 14

T 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 10

Jumlah 10 14 4 6 15 6 16 17 3 11 10 18 20 10 9 7 11 14 13 13

Dalam referensi lain menghitung tingkat kesukaran dengan rumus :

Ket :

TK = Tingkat Kesukaran

nBenar = jumlah siswa yang menjawab benar

N = jumlah semua siswa / subjek

%100xN

nBenarTK

Page 9: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

9

9

E. Korelasi skor butir dan skor total

Butir soal dalam tes yang yang memiliki korelasi tinggi dianggap sebagai soal

yang lebih baik dibandingkan dengan butir soal yang nilai korelasinya rendah.

Butir soal dikatakan signifikan atau bahkan sangat signifikan jika mempunyai

korelasi antara skor butir dengan skor totalnya 0,51 ke atas ( > 50).

Dengan demikian soal yang memiliki korelasi tinggi dianggap sebagai

signifikan untuk digunakan pada tes berikutnya, dan sebaliknya tes yang

memiliki korelasi rendah sebaiknya jangan digunakan pada masa yang akan

datang.

F. Menghitung keefektifan pengecoh

Pada soal bentuk pilihan-ganda, ada alternatif jawaban (opsi) yang

merupakan pengecoh. Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara

merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya, butir soal yang

kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata.

Pengecoh di anggap baik bila jumlah peserta didik yang memilih pengecoh

itu sama atau mendekati jumlah ideal. Indeks pengecoh dihitung dengan rumus :

IP =( )/ ( ) x 100%

Keterangan :

IP = Indeks Pengecoh

P = Jumlah peserta didik yang memilih pengecoh

N = Jumlah peserta didik yang ikut tes

B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal

n = Jumlah alternatif jawaban (opsi)

1 = bilangan tetap

Catatan :

Jika semua peserta didik menjawab benar pada butir soal tertentu (sesuai

kunci jawaban), maka IP = 0 yang berarti soal tersebut jelek. Dengan demikian,

pengecoh tidak berfungsi.

Contoh :

50 orang peserta didik di tes dengan 10 soal bentuk pilihan-ganda. Tiap

soal memiliki 5 alternatif jawaban (a, b, c, d dan e). Kunci jawaban (jawaban

yang benar) soal nomor 8 adalah c. Setelah soal nomor 8 diperiksa untuk

semua peserta didik, ternyata. Dari 50 orang peserta didik, 20 peserta didik

Page 10: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

10

10

menjawab benar dan 30 peserta didik menjawab salah. Idealnya, .pengecoh

dipilih secara merata, artinya semua pengecoh secara merata ikut menyesatkan

peserta didik. Perhatikan contoh soal nomor 8 berikut ini:

Alternatif jawaban A B C D E

Distribusi jawaban peserta didik 7 8 20 7 8

IP 93% 107% ** 93% 107%

Kualitas pengecoh ++ ++ ** ++ ++

Keterangan :

** = Kunci jawaban

++ = Sangat baik

+ = Baik

- = Kurang baik

-- = Jelek

-- -- = Sangat Jelek

Pada contoh di atas, IP butir a, b, d, dan e adalah 93%, 107%,

93% dan 107%. Semuanya dekat dengan angka 100%, sehingga

digolongkan sangat baik sebab semua pengecoh itu berfungsi. Jika

pilihan jawaban peserta didik menumpuk pada satu alternatif jawaban,

misalnya seperti berikut:

Alternatif jawaban A B C D E

Distribusi jawaban peserta didik 20 2 20 8 0

IP 267% 27% ** 107% 0%

Kualitas pengecoh -- -- - ** ++ --

Dengan demikian, dapat ditafsirkan pengecoh (d) yang terbaik,

pengecoh (e) dan (b) tidak berfungsi, pengecoh (a) menyesatkan, maka

pengecoh (a) dan (e) perlu diganti karena termasuk jelek, dan

pengecoh (b) perlu direvisi karena kurang baik. Adapun kualitas

pengecoh berdasar indeks pengecoh adalah:

Sangat Baik IP = 76% - 125%

Baik IP = 51% - 75% atau 126% - 150%

Kurang Baik IP = 26% - 50% atau 151% - 175%

Jelek IP = 0% - 25% atau 176% - 200%

Sangat Jelek IP = Lebih dari 200%

Page 11: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

11

11

G. Rekap Analisis Butir Soal Dalam Anates

Pada rekap analisis butir soal dalam software Anates Menampilkan semua

hasil rekap tahap pengolahan data pada analisis butir soal. Salah satu yang harus

diperhatikan dalam rekap analisis butir soal adalah nilai rata-rata soal yang

merupakan jumlah skor dibagi jumlah siswa yang mengikuti tes.

Rata-rata soal dapat dibandingkan dengan rata-rata standar yang merupakan

nilai tengah dari jumlah soal. Misalnya terdapat 25 soal maka rata-rata standar

soal tersebut adalah 12,5 dari 25 soal. Terdapat hubungan antara rata-rata soal

dengan tingkat kesukaran soal secara umum, yaitu semakin tinggi rata-rata (di atas

rata-rata standar) maka tingkat kesukaran semakin mudah.

Page 12: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

12

12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik,

kurang baik dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi

tentang kejelekan sebuah soal dan “petunjuk” untuk mengadakan perbaikan.

Software Anates sangat membantu dalam menganalisis butir soal dan hasil tes

peserta didik sehingga di harapkan dari hasil analisis akan menciptakan soal-soal

tes yang lebih bermutu dan hasil analisis tes yang lebih tepat sehingga bisa

menjadi dasar pengambilan keputusan dalam evaluasi pendidikan.

B. Manfaat Anates

1. Untuk menganalisis data butir soal secara otomatis

2. Memeriksa jawaban benar dan salah secara cepat dan praktis

3. Penyekoran dan pemberian bobot

4. Mengetahui analisis butir soal yang meliputi: reliabilitas, kelompok unggul

dan asor, daya pembeda, tingkat kesukaraan, korelasi skor butir dengan skor

total dan kualitas pengecoh.

C. Keunggulan Anates

1. Dapat digunakan menganalisis butir soal bentuk uraian dan pilihan ganda.

2. Menganalisis butir soal pilihan ganda dan uraian dengan mudah dan cepat.

3. Perintah program mudah dipahami.

4. Program menggunakan bahasa Indonesia.

5. Hasil anates bisa langsung di cetak.

D. Kelemahan Anates

1. Pengisian data hanya dapat dilakukan secara manual.

2. Kesalahan memasukan data akan menurunkan nilainya pada hasil akhir.

Page 13: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

13

13

Daftar Rujukan

Abdullah Shodiq. (2012). Evaluasi Pembelajaran Konsep dasar, Teori dan

Aplikasi. Semarang: Pustaka Rizki Putra

Arifin Zaenal. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya

Arikunto Suharsimi. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Basuki Ismet dkk. (2014). Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda

Karya

Suprananto. & Kusaeri. (2012) Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

(online),(https://www.kuliah-fkip.umm.ac.id/anatest/PPT%20-20Anatest.pptx )

Diakses 21 Maret 2015

(Online),(http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/menganalisis-butir-soal.html),

diakses 20 Maret 2015

Page 14: Makalah Analisis Hasil Tes Dengan Anates

14

14

ANALISIS HASIL TES DENGAN MENGGUNAKAN

SOFTWARE ANATES

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Evaluasi Pembelajaran

Yang Dibina Oleh Bapak Dr. Eddy Sutadji, M.Pd

Oleh

Helisman

142103806857

Universitas Negeri Malang

Pascasarjana

Jurusan Pendidikan Dasar

Maret 2015