Makalah Agama Kiki

4
1. Pendahuluan Hadits adalah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan, dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan landasan syariat Islam. Hadits dijadikan sumber hukum Islam selain Al- Qur’an. Hadits terdiri atas dua komponen utama, yaitu: Sanad (rantai penutur) Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya hingga Rasulullah. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Matan (redaksi) Matan ialah redaksi dari hadits. 2. Kerangka Teoritis 3. Pembahasan 1.1 Hakikat Hadits 1.2 Kedudukan dan Fungsi Hadits a. Kedudukan Hadits Kedudukan hadits adalah sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. b. Fungsi Hadits 1.3 Seleksi Hadits Jenis, sifat, bentuk, dan kualitas dari suatu hadits dapat ditunjukkan setelah adanya seleksi hadits. 1.4 Klasifikasi Hadits a. Ujung Sanad Hadits Marfu’ Hadits Mauquf Hadits Maqtu’ b. Keutuhan Rantai/Lapisan Sanad Hadits Musnad Hadits Mursal Hadits Munqati’ Hadits Mu’dal Hadits Mu’allaq c. Jumlah Penutur Hadits Mutawatir

description

dsffs

Transcript of Makalah Agama Kiki

Page 1: Makalah Agama Kiki

1. PendahuluanHadits adalah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan, dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan landasan syariat Islam. Hadits dijadikan sumber hukum Islam selain Al-Qur’an. Hadits terdiri atas dua komponen utama, yaitu:

Sanad (rantai penutur)Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya hingga Rasulullah. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat.

Matan (redaksi)Matan ialah redaksi dari hadits.

2. Kerangka Teoritis3. Pembahasan

1.1 Hakikat Hadits1.2 Kedudukan dan Fungsi Hadits

a. Kedudukan HaditsKedudukan hadits adalah sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an.

b. Fungsi Hadits1.3 Seleksi Hadits

Jenis, sifat, bentuk, dan kualitas dari suatu hadits dapat ditunjukkan setelah adanya seleksi hadits.

1.4 Klasifikasi Haditsa. Ujung Sanad

Hadits Marfu’ Hadits Mauquf Hadits Maqtu’

b. Keutuhan Rantai/Lapisan Sanad Hadits Musnad Hadits Mursal Hadits Munqati’ Hadits Mu’dal Hadits Mu’allaq

c. Jumlah Penutur Hadits Mutawatir

Hadits Mutiawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang pada tiap tingkatan sanad dan tidak mungkin para perawi sepakat berdusta dan memalsukan hadits. Hadits yang diberitakan oleh rawi tersebut juga harus berdasarkan pemberitaannya yang bersifat indrawi.Macam-macam hadits mutawatir:

Mutawatir Lafzhi, sama dalam makna dan lafznya. Mutawatir Ma’nawy, mutawatir dalam maknanya tetapi lafznya

tidak.

Page 2: Makalah Agama Kiki

Mutawatir Amaly, berasal dari agama dan telah mutawatir di antara kaum muslimin bahwa Nabi melakukannya atau memerintahkan untuk melakukan serupa dengan itu.

Hadits AhadHadits Ahad adalah hadir yang jumlah pemberitaannya tidak mencapai jumlah pemberita hadits mutawatir. Macam-macam hadits ahad:

Hadits Masyhur, hadits yang diriwayatkan oleh tiga perawi atau lebih pada tiap thabaqah (tingkatan)

Hadits ‘Aziz, hadits yang perawinya tidak lebih dari dua orang dalam semua thabaqat sanad

Hadits Gharrib, hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi.Hadits Gharrib dibagi dua, yaitu Gharib Muthlaq (kesendirian periwayatan berasal dari asal sanad) dan Gharib Nisbi (keghariban terjadi pada pertengahan sanad).

d. Tingkat Keaslian Hadits Hadits Shahih

Hadits Shahih adalah hadits yang susunan lafadnya tidak cacat dan maknanya tidak menyalahi ayat Al-Qur’an, hadis mutawatir, atau ijimak serta para rawinya adil dan dabit.Macam-macam hadits shahih:

Shahih li dzatihi, memenuhi semua kriteria hadits shahih Shahih li ghairihi, hadits yang keadaan perawinya kurang hafidz

tetapi mereka masih terkenal sebagai orang yang jujur hingga berderajat hasan, dan ada jalan lain yang dapat menutupi kekurangan yang menimpanya itu.

Hadits HasanMacam-macam hadits hasan:

Hasan Lidzatihi, hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil tapi hafalannya kurang sempurna dengan sanad bersambung dan selamat dari keganjilan dan kecacatan.

Hasan Lighairihi, hadits yang dha’ifnya ringan dan memiliki beberapa jalan yang bisa saling menguatkan satu dengan lainnya karena tidak ada pendusta atau rawi yang pernah tertuduh membuat hadits palsu.

Hadits Dha’ifHadits Dha’if adalah hadits yang tidak memuat sifat-sifat hadits shahih dan tidak menghimpun sifat-sifat hadits hasan. Macam-macam hadits dha’if:

Karena gugurnya rawiBeberapa nama hadits dha’if yang disebabkan oleh gugurnya rawi adalah hadits mursal (rawinya gugur di akhir sanad), hadits munqathi’ (rawiny gugur menjelang akhir sanad, yaitu gugurnya minimal seorang tabi’in), hadits mu’dhal (hadits yang sulit dipahami,

Page 3: Makalah Agama Kiki

dua orang atau lebih rawinya gugur dalam sanadnya), dan hadits muallaq (hadits yang gugur satu rawi atau lebih di awal sanad atau semua rawi digugurkan).

Karena cacat pada matan atau rawiCacat seperti pendusta, fasiq, tidak dikenal, dan berbuat bid’ah dapat menghilangkan sifat adil pada rawi. Sifat keliru, banyak waham, hafalan yang buruk, atau lalai dalam mengusahakan hafalannya, dan menyalahi rawi-rawi yang yang dipercaya dapat menghilangkan sifat dhabith pada perawi. Cacat pada matan, misalnya, terdapat sisipan ditengah-tengah lafadz hadits atau diputarbalikkan sehingga memberikan pengertian yang berbeda dari maksud lafadz yang sebenarnya.

Hadits MauduHadits Maudu adalah hadits palsu atau yang dibuat-buat. Hadits ini bukan berasal dari Rasulullah SAW. Golongan pembuat hadits ini yakni musuh-musuh Islam yang tersebar pada abad-abad permulaan sejarah umat Islam, yaitu kaum Yahudi dan Nasrani, orang munafik, zindiq, atau sangat fanatic terhadap golongan politiknya, mazhabnya, atau kebangsaannya.

4. Simpulan

Daftar Pustaka

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits 2. http://zainaleqin.wordpress.com/2011/10/16/klasifikasi-hadits-secara-umum/ 3.