Makalah Agama (Inseminasi)

download Makalah Agama (Inseminasi)

of 15

Transcript of Makalah Agama (Inseminasi)

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    1/15

    1

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang maha kuasa atas ridho-

    Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, sejalan dengan proses peningktan

    POLITEKNIK KESEHATAN YAPKESBI, bermaksud untuk membagikan ilmu yang

    telah di dapat melalui makalah ini.

    Peran dari makalah ini sebagai media atau sarana belajar bagi pembaca untuk

    mengetahui INSEMINASI BUATAN. Namun walaupun makalah ini sebagai media

    belajar pembaca,peran dosen atau fasilitator sangat menentukan keberhasilan pembaca

    dalam mencapai tingkat pengetahuan tentang program pembangunan nasional di bidang

    kesehatan yang tertuang dalam makalah ini.oleh karena itu, penulis mengharapkan

    kepada dosen atau fasilitator untuk selalu membimbing,mengarahkan,dan memotivasi

    sehingga penulis tidak ada kesulitan dalam mengerjakan dan mencapai hasil yang di

    harapkan oleh POLITEKNIK KESEHATAN YAPKESBI.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna , baik dari segi

    penyajian maupun isi materinya. Oleh karena itu, untuk melengkapi kekuranngannya

    penulis berharap kepada dosen atau fasilitator untuk menambahkannya.

    Akhirnya, kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan

    material sehingga makalah ini selesai di buat, penulis mengucapkan terimakasih.

    Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

    Sukabumi, Desember 2010

    Penulis

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    2/15

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    3/15

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangDewasa ini,di barat terjadi polemik hangat dalam rangka mencari jawab atas

    pertanyaan berikut ini.

    Kalau seorang suami mandul dan tidak bisa memberikan anak, lalu dia bersama

    istrinya bersepakat untuk melakukan inseminasi buatan dengan memasukan sperma laki-

    laki ke dalam rahimnya tanpa melalui hubungan seksual,bolehkah hal itu di lakukan?

    Permasalahan ini menjadi bahan pembicaraan hangat di majelis rendah (DPR)

    inggris, lalu di limpahkan pengkajiannya kepada suatu komisi khusus. Di italia,

    paus mengeluarkan amar pelarangan terhadapnya. Sementara itu, di prancis para

    dokter mengatakan bahwa, hal itu boleh dilakukan sepanjang ada kesepakatan

    suami-istri, sedangkan di swiss, negara mengakui anak seperti itunsebagai anak sah

    bagi suami-istri itu kecuali bila si suami menolaknya berdasar undang-undang.

    1.2 Tujuan penulisana. Tujuan umum

    Untuk mengetahui pandangan agama terhadap inseminasi yang menjadi

    polemik di masyarakat

    b. Tujuan khususUntuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam di poltekes yapkesbi

    Sukabumi

    1.3Rumusan masalaha. Masalah umum

    Masalah umum yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang inseminasi

    buatan

    b. Masalah khususMasalah khusus yg akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang pandangan

    agama terhadap inseminasi buatan.

    1.4Manfaat PenulisanDapat menambah pengetahuan tentang masalah inseminasi buatan

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    4/15

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN TEORI

    2.1Pengertian dan tujuan inseminasi buatan

    Inseminasi buatan adalah peletakan sperma ke follicle ovarian (intrafollicular),

    uterus (intrauterine), cervix (intracervical), atau tube fallopian (intratubal) wanita

    dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami

    Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

    menggunakan rasa ,karsa dan daya cipta yang di miliki. Salah satunya di bidang

    iptek yang berkembang pesat dewasaini adalah teknologi reproduksi. Teknologi

    reproduksi adalah ilmu reproduksi atau ilmu tentang perkembangbiakan yang

    menggunakan peralatan serta prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu produk

    (keturunan). Salah satu teknologi reproduksi yang telah banyak di kembangkan

    adalah inseminasi buatan. Inseminasi buatan merupakan terjemahaan dari artificial

    insemination yang berarti memasukan cairan semen (plasma semen) yang

    mengandung sel-sel kelamin pria (spermatozoa) yang di ejakulasikan melalui penis

    pada waktu terjadi kopulasi atau penampungan semen.

    Maka definisi inseminasi buatan adalah memasukan atau penyampaikan semen

    ke dalam saluran kelamin wanita dengan menggunakan alat-alat buatan manusia dan

    bukan secara alami

    2.2 Tujuan Inseminasi Buatan

    Adapun tujuan dari inseminasi buatan adalah sebagai suatu cara untuk

    mendapatkan keturunan bagi pasanagn suami-istri yang belum mendapat

    keturunan,karena hadirnya seorang anak merupakan tanda cinta kasih pasangan

    suami-istri,tetapi tidak semua pasangan dapat melakukan proses reproduksi secra

    normal,sebagian kecil diantaranya memiliki berbagai kendala yang tidak

    memungkinkan mereka untuk memiliki keturunan.

    2.3 Teknik Inseminasi

    1. Teknik IUI ( intrauterine inseminatio)Teknik IUI dilakukan dengan cara sperma diinjeksikan melalui leher rahim

    hingga ke lubang uterime (rahim).

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    5/15

    5

    2. Teknik DIPI ( direct intraperitoneal insemination )Teknik DIPI telah dilakukan sejak awal tahun 1986. Teknik DIPI dilakukan

    dengan cara sperma di injeksikan langsung ke peritoneal (rongga peritoneum).

    Teknik IUI dan DIPI dilakukan dengan menggunakan alat yang di sebut

    bivalve speculum, yaitu suatu alat yang berbentuk seperti selang dan

    mempunyai 2 cabang dimana salah satu ujungnya sebagai tempat untuk

    memesukan atau menyalurkan sperma dan ujung yang laindimasukan kedalam

    saluran leher rahim untuk teknik IUI, sedangkan untuk teknik DIPI di masukan

    ke dalam peritoneal. Jumlah sperma yang disalurkan atau di injeksikan kurang

    lebih sebanayak 0,5-2 ml, setelah inseminasi selesai di lalkukan orang yang

    mendapatkan perlakukan inseminasi tersebut harus dalam posisi terlentang

    selama 10-15 menit.

    2.4 Dampak Inseminasi Buatan

    Keberhasilan inseminasi buatan tergantung tenaga ahli di labolatorium, walau

    pun prosedurnya sudah benar , bayi dari hasil inseminasi buatan dapat memiliki

    resiko cacat bawaan lebih besar dari pada di bandingkan pada bayi normal,

    penyebab dari munculnya cacat bawaan adalah kesalahan prosedur injeksi sperma

    ke dalam sel telur. Hal ini bisa terjadi karena satu sel sperma yang di pilih untuk di

    gunakan pada inseminasi belum tentu sehat, dengan cara ini resiko mendapatkan sel

    sperma yang secara genetik tidak sehat menjadi cukup besar. Cacat bawaan yabg

    paling sering muncul anatara lain bibir sumbing, down sindrom, terbukanya kanal

    tulang belakang, kegagalan jantung, ginjal dan kelenjar pankreas.

    2.5 Benar-salahkah inseminasi buatan?

    A. Inseminasi buatan adalah haramMenurut salah satu putusan fatwa ulama saudi arabia, di sebutkan bahwa

    alim ulama di lembaga riset pembahsan ilmiah,fatwa,dakwah dan bimbingan

    islam di kerajaan Saudi arabia telah mengeluarkan fatwa pelarangan praktek

    bayi tabung,karena praktek tersebut akan menyebabkan terbukanya aurat

    ,tersentuhnya kemaluan dan terjamahnya rahim, kendati pun mani yang di

    suntikan ke rahim wanita tersebut adalah mani suaminya.

    Namun demikian ada fatwa lain yang dikeluarkan oleh Majlis Mutama

    Fiqih Islami. Majelis ini menetapkan sebagai berikut:

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    6/15

    6

    Pertama: Lima perkara berikut ini diharamkan dan terlarang sama sekali,

    karena dapat mengakibatkan percampuran nasab dan hilangnya hak orang tua

    serta perkaraperkara lain yang dikecam oleh syariat .

    a. Sperma yang diambil dari pihak lelaki disemaikan kepada indung telurpihak wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokan ke dalam rahim

    istrinya.

    b. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada spermayang diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian kemudian

    dicangkokkan ke dalam rahim si wanita .

    c. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasangsuami istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang

    bersedia mengandung persemaian benih mereka tersebut .

    d. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanitalain kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istri .

    e. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorangsuami dan istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang

    lain.

    Kedua: Dua perkara berikut ini boleh dilakukan jika memang sangat

    dibutuhkan dan setelah memastikan keamanan dan keselamatan yang harus

    dilakukan, sebagai berikut:

    1. Sperma tersebut diambil dari suami dan indung telurnya diambil dariistrinya kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim istrinya .

    2. Sperma si suami diambil kemudian di suntikan ke dalam saluran rahimistrinya untuk disemaikan .

    Secara umum beberapa perkara yang sangat perlu diperhatikan dalam

    masalah ini adalah aurat vital si wanita harus tetep terjaga (tertutup) demikian

    juga kemungkinan kegagaslan proses operasi persemaian sperma dan indung

    telur itu sangat diperhitungkan. Demikian pula perlu diantasipasi kemungkinan

    terjadinya pelanggaran amanah dari orangorang yang lemah iman dirumah

    rumah sakit yang dengan sengaja mengganti sperma ataupun indung telur

    supaya operasi tersebut berhasil demi mendapatkan materi dunia. Oleh sebab itu

    dalam melakukannya perlu kewaspadaan yang ekstra ketat .

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    7/15

    7

    Sementara itu Syaikh Nashiruddin Al Albani sebagai tokoh ahli sunnah

    wal jamaah berpendapat lain, beliau berpendapat sebagai berikut : Tidak

    boleh, karena proses pengambilan mani (sel telur wanita) tersebut

    berkonsekuensi minimalnya sang dokter (lakilaki) akan melihat aurat wanita

    lain . Dan melihat aurat wanita lain (bukan istri sendiri) hukumnya adalah haram

    menurut pandangan syariat, sehingga tidak boleh dilakukan kecuali dalam

    keadaan darurat.

    Sementara tidak terbayangkan sama sekali keadaaan darurat yang

    mengharuskan seorang lelaki memindahkan maninya ke istrinya dengan cara

    yang haram ini. Bahkan terkadang berkonsekuensi sang dokter melihat aurat

    suami wanita tersebut , dan ini pun tidak boleh.

    Lebih dari itu, menempuh cara ini merupakan sikap taklid terhadap

    peradaban orang orang Barat (Kaum Kuffar) dalam perkara yang mnereka

    minati atau (sebaliknya) mereka hindari . Seorang yang menempuh cara ini

    untuk mendapatkan keturunan dikarenakan tidak diberi rizki oleh allah berupa

    anak dengan cara alami (yang dianjurkan syariat), berarti dia tidak ridha dengan

    takdir dan ketetapan Allah SwT atasnya .jikalau saja rasulallah SaW

    menganjurkan dan membimbing kaum muslimin untuk mencari rizqi berupa

    usaha dan harta dengan cara yang halal, maka lebih-lebih lagi tentunya

    Rasulallah saw menganjurkan dan membimbing mereka untuk menempuh cara

    yang sesuai dengan syariat(halal)dalam mendapatkan anak.(fatawa Al-marah

    Al-muslimah hal.288).

    B. Bayi Tabung Dalam Sudut Pandang IslamMenurut Fatwa MUI (hasil komisi fatwa tanggal 13 Juni 1979), Dewan

    Pimpinan Majelis

    Ulama Indonesia memfatwakan sbb :

    1. Bayi tabung dengan sperma clan ovum dari pasangan suami isteri yang sahhukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhiar berdasarkan

    kaidahkaidah agama.

    2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain(misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram

    berdasarkan kaidah Sadd az-zariah sebab hal ini akan menimbulkan

    masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    8/15

    8

    antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu

    yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).

    3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggaldunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zariah sebab hal ini

    akan menimbulkan masala~ yang pelik, baik dalam kaitannya dengan

    penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.

    4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangna suamiisteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan

    hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan

    berdasarkan kaidah Sadd az-zariah ( ), yaitu untuk menghindarkan

    terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.

    5. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut di buahidengan sel sperma suaminya yang telah di proses sebelumnya dan di pilih

    yang terbaik

    6. Sel telur dan sprema yang sudah di pertemukan di dlam tabung petrikemudian di biakaan di dalam lemari pengeram. Pemantauan di lakukan 18-

    20 jam kemudian dan keesokan harinya di harapakan sudah terjadi

    pembuahan sel

    7. Embrio yang berada dalam tingkat pemebelahan sel ini . kemudiandiimplantasikan ke dalam rahim istri. Pada periode ini tinggal menunggu

    terjadinya kehamilan

    8. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadimenstruasi, dilakuakan pemeriksaab air kemih untuk kehamilan, dan

    seminggu kemudioan dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi

    Ulama di malaysia pun yang tergabung dalam jabatan kemajuan islam

    malaysia memberi fatwa tentang bayi tabung yang menghasilkan keputusan

    sebagai berikut :

    Keputusan 1

    a. Bayi tabung uji dari benih suami istri yang mencantumkan secaraterhormat adalah sah di sisi islam,sebaliknya benih yg di ambil dari bukan

    suami istri yang sah bayi tabung itu adalah tidak sah

    b. Bayi yang di lahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhakmenerima harta pesaka dari keluarga yang berhak

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    9/15

    9

    c. Sekiranya benih dari suami atau istri yang di keluarkan dengan cara yangtidak bertentangan dengan islam,maka ianya di kira sebagai cara terrhormat

    Keputusan 2

    a. Bayi tabung uji dari benih suami istri yang di cantumkan secara terhormatadalah sah di sisi islam, sebaliknya benih yang di ambil dari bukan suami

    istri yang sah bayi tabung itu adalah tidak sah

    b. Bayi yang di lahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhakmenerima harta pesaka dari keluarga yang berhak

    c. Sekiranya benih dari suami atau istri yang di keluarkan dengan cara yangtidak bertentangan dengan islam ,maka ianya di kira sebagai cara terhormat.

    C. Inseminasi BuatanInseminasi buatan ialah pembuahan pada hewan atau manusia tanpa melalui

    senggama (sexual intercourse). Ada beberapa teknik inseminasi buatan yang

    telah dikembangkan dalam dunia kedokteran, antara lain adalah: Pertama;

    Fertilazation in Vitro (FIV) dengan cara mengambil sperma suami dan ovum

    istri kemudian diproses di vitro (tabung), dan setelah terjadi pembuahan, lalu

    ditransfer di rahim istri. Kedua; Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT) dengan cara

    mengambil sperma suami dan ovum istri, dan setelah dicampur terjadi

    pembuahan, maka segera ditanam di saluran telur (tuba palupi) Teknik kedua ini

    terlihat lebih alamiah, sebab sperma hanya bisa membuahi ovum di tuba palupi

    setelah terjadi ejakulasi melalui hubungan seksual.

    Masalah inseminasi buatan ini menurut pandangan Islam termasuk masalah

    kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya seara spesifik di dalam

    Al-Quran dan As-Sunnah bahkan dalam kajian fiqih klasik sekalipun. Karena

    itu, kalau masalah ini hendak dikaji menurut Hukum Islam, maka harus dikaji

    dengan memakai metode ijtihad yang lazimnya dipakai oleh para ahli ijtihad

    (mujtahidin), agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan

    jiwa Al-Quran dan As-Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum Islam.

    Namun, kajian masalah inseminasi buatan ini seyogyanya menggunakan

    pendekatan multi disipliner oleh para ulama dan cendikiawan muslim dari

    berbagai disiplin ilmu yang relevan, agar dapat diperoleh kesimpulan hukum

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    10/15

    10

    yang benar-benar proporsional dan mendasar. Misalnya ahli kedokteran,

    peternakan, biologi, hukum, agama dan etika.

    Masalah inseminasi buatan ini sejak tahun 1980-an telah banyak

    dibicarakan di kalangan Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.

    Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980,

    mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana diangkat oleh

    Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih

    Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun

    1986 mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan

    membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri

    sendiri. Vatikan secara resmi tahun 1987 telah mengecam keras pembuahan

    buatan, bayi tabung, ibu titipan dan seleksi jenis kelamin anak, karena

    dipandang tak bermoral dan bertentangan dengan harkat manusia. Mantan Ketua

    IDI, dr. Kartono Muhammad juga pernah melemparkan masalah inseminasi

    buatan dan bayi tabung. Ia menghimbau masyarakat Indonesia dapat memahami

    dan menerima bayi tabung dengan syarat sel sperma dan ovumnya berasal dari

    suami-isteri sendiri.

    Dengan demikian, mengenai hukum inseminasi buatan dan bayi tabung

    pada manusia harus diklasifikasikan persoalannya secara jelas. Bila dilakukan

    dengan sperma atau ovum suami isteri sendiri, baik dengan cara mengambil

    sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina, tuba palupi atau uterus

    isteri, maupun dengan cara pembuahannya di luar rahim, kemudian buahnya

    (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri; maka hal ini dibolehkan, asal

    keadaan suami isteri tersebut benar-benar memerlukan inseminasi buatan untuk

    membantu pasangan suami isteri tersebut memperoleh keturunan. Hal ini sesuai

    dengan kaidah al hajatu tanzilu manzilah al dharurat (hajat atau kebutuhan

    yang sangat mendesak diperlakukan seperti keadaan darurat).

    Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor

    sperma dan ovum, maka diharamkan dan hukumnya sama dengan zina. Sebagai

    akibat hukumnya, anak hasil inseminasi itu tidak sah dan nasabnya hanya

    berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Menurut hemat penulis, dalil-

    dalil syari yang dapat dijadikan landasan menetapkan hukum haram inseminasi

    buatan dengan donor ialah:

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    11/15

    11

    Pertama; firman Allah SWT dalam surat al-Isra:70 dan At-Tin:4. Kedua

    ayat tersebuti menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai

    makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-

    makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia,

    maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya sendiri serta

    menghormati martabat sesama manusia. Dalam hal ini inseminasi buatan dengan

    donor itu pada hakikatnya dapat merendahkan harkat manusia sejajar dengan

    tumbuh-tumbuhan dan hewan yang diinseminasi.

    Kedua; hadits Nabi Saw yang mengatakan, tidak halal bagi seseorang yang

    beriman kepada Allah dan Hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada

    tanaman orang lain (istri orang lain). (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dipandang

    Shahih oleh Ibnu Hibban).

    Berdasarkan hadits tersebut para ulama sepakat mengharamkan seseorang

    melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari istri orang lain. Tetapi

    mereka berbeda pendapat apakah sah atau tidak mengawini wanita hamil.

    Menurut Abu Hanifah boleh, asalkan tidak melakukan senggama sebelum

    kandungannya lahir. Sedangkan Zufar tidak membolehkan. Pada saat para imam

    mazhab masih hidup, masalah inseminasi buatan belum timbul. Karena itu, kita

    tidak bisa memperoleh fatwa hukumnya dari mereka.

    Hadits ini juga dapat dijadikan dalil untuk mengharamkan inseminasi

    buatan pada manusia dengan donor sperma dan/atau ovum, karena kata maa

    dalam bahasa Arab bisa berarti air hujan atau air secara umum, seperti dalam

    Thaha:53. Juga bisa berarti benda cair atau sperma seperti dalam An-Nur:45 dan

    Al-Thariq:6.

    Dalil lain untuk syarat kehalalan inseminasi buatan bagi manusia harus

    berasal dari ssperma dan ovum pasangan yang sah menurut syariah adalah

    kaidah hukum fiqih yang mengatakan darul mafsadah muqaddam ala jalbil

    mashlahah (menghindari mafsadah atau mudharat) harus didahulukan daripada

    mencari atau menarik maslahah/kebaikan. Sebagaimana kita ketahui bahwa

    inseminasi buatan pada manusia dengan donor sperma dan/atau ovum lebih

    banyak mendatangkan mudharat daripada maslahah. Maslahah yang dibawa

    inseminasi buatan ialah membantu suami-isteri yang mandul, baik keduanya

    maupun salah satunya, untuk mendapatkan keturunan atau yang mengalami

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    12/15

    12

    gangguan pembuahan normal. Namun mudharat dan mafsadahnya jauh lebih

    besar, antara lain berupa:

    1. percampuran nasab, padahal Islam sangat menjada kesucian/kehormatankelamin dan kemurnian nasab, karena nasab itu ada kaitannya dengan

    kemahraman dan kewarisan.

    2. Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.3. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena terjadi

    percampuran sperma pria dengan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah.

    4. Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik dalam rumahtanggal.

    5. Anak hasil inseminasi lebih banyak unsur negatifnya daripada anak adopsi.6. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama

    bagi bayi tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada

    pasangan suami-isteri yang punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak

    terjalin hubungan keibuan secara alami. (QS. Luqman:14 dan Al-Ahqaf:14).

    Adapun mengenai status anak hasil inseminasi buatan dengan donor sperma

    dan/atau ovum menurut hukum Islam adalah tidak sah dan statusnya sama

    dengan anak hasil prostitusi atau hubungan perzinaan. Dan kalau kita

    bandingkan dengan bunyi pasal 42 UU Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak

    yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan

    yang sah maka tampaknya memberi pengertian bahwa anak hasil inseminasi

    buatan dengan donor itu dapat dipandang sebagai anak yang sah. Namun, kalau

    kita perhatikan pasal dan ayat lain dalam UU Perkawinan ini, terlihat bagaimana

    peranan agama yang cukup dominan dalam pengesahan sesuatu yang berkaitan

    dengan perkawinan. Misalnya pasal 2 ayat 1 (sahnya perkawinan), pasal 8 (f)

    tentang larangan perkawinan antara dua orang karena agama melarangnya, dll.

    lagi pula negara kita tidak mengizinkan inseminasi buatan dengan donor sperma

    dan/atau ovum, karena tidak sesuai dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.

    Sedangkan hukum inseminasi buatan pada hewan dan hasilnya sebagaimana

    yang sering orang lakukan juga harus diddudukkanmasalahnya. Pada umumnya,

    hewan baik yang hidup di darat, air dan udara, adalah halal dimakan dan dapat

    dimanfaatkan oleh manusia untuk kesejahteraan hidupnya, kecuali beberapa

    jenis makanan/hewan yang dilarang dengan jelas oleh agama

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    13/15

    13

    BAB III

    KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1 Kesimpulan

    Jadi, menurut pandangan agama islam inseminasi buatan adalah haram

    karena praktek tersebut akan menyebabkan terbukanya aurat,tersentuhnya

    kemaluan dan terjamahnya rahim, ada pula yang berpendapat tidak boleh,karena

    proses pengambilan, mani (sel telur wanita) tersebut berkonsekuensi minimalnya

    sang dokter (laki-laki) akan melihat aurat wanita. Dan melihat aurat wanita lain

    (bukan istri sendiri) hukumnya adalah haram menurut pandangan syariat, sehingga

    tidak boleh dilakukan kecuali dalam keadaan darurat.

    3.2 Saran

    Karena berbagai alas an sebaiknya inseminasi buatan tidak dilakukan selain

    karena menurut pandangan agama haram juga dapat menimbulkan polemik sosial,

    banyak cara selain inseminasi buatan untuk mendapatkan keturunan.

  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    14/15

    14

    DAFTAR PUSTAKA

    http://id.wikipedia.org/wiki/Inseminasi_buatan

    http://majalahkesehatan.com/inseminasi-buatan/

    http://pondokibu.com/kehamilankelahiran/mengenal-inseminasi-buatan/

    http://belog.web.id/archives/inseminasi-buatan-menurut-islam

    http://id.wikipedia.org/wiki/Inseminasi_buatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inseminasi_buatan
  • 7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)

    15/15

    15

    MAKALAH

    INSEMINASI BUATAN

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah agama

    Disusun Oleh:

    Reguler 4

    PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

    POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI

    2010