Makalah Agama (Inseminasi)
Transcript of Makalah Agama (Inseminasi)
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
1/15
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang maha kuasa atas ridho-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, sejalan dengan proses peningktan
POLITEKNIK KESEHATAN YAPKESBI, bermaksud untuk membagikan ilmu yang
telah di dapat melalui makalah ini.
Peran dari makalah ini sebagai media atau sarana belajar bagi pembaca untuk
mengetahui INSEMINASI BUATAN. Namun walaupun makalah ini sebagai media
belajar pembaca,peran dosen atau fasilitator sangat menentukan keberhasilan pembaca
dalam mencapai tingkat pengetahuan tentang program pembangunan nasional di bidang
kesehatan yang tertuang dalam makalah ini.oleh karena itu, penulis mengharapkan
kepada dosen atau fasilitator untuk selalu membimbing,mengarahkan,dan memotivasi
sehingga penulis tidak ada kesulitan dalam mengerjakan dan mencapai hasil yang di
harapkan oleh POLITEKNIK KESEHATAN YAPKESBI.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna , baik dari segi
penyajian maupun isi materinya. Oleh karena itu, untuk melengkapi kekuranngannya
penulis berharap kepada dosen atau fasilitator untuk menambahkannya.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan
material sehingga makalah ini selesai di buat, penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Sukabumi, Desember 2010
Penulis
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
2/15
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
3/15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDewasa ini,di barat terjadi polemik hangat dalam rangka mencari jawab atas
pertanyaan berikut ini.
Kalau seorang suami mandul dan tidak bisa memberikan anak, lalu dia bersama
istrinya bersepakat untuk melakukan inseminasi buatan dengan memasukan sperma laki-
laki ke dalam rahimnya tanpa melalui hubungan seksual,bolehkah hal itu di lakukan?
Permasalahan ini menjadi bahan pembicaraan hangat di majelis rendah (DPR)
inggris, lalu di limpahkan pengkajiannya kepada suatu komisi khusus. Di italia,
paus mengeluarkan amar pelarangan terhadapnya. Sementara itu, di prancis para
dokter mengatakan bahwa, hal itu boleh dilakukan sepanjang ada kesepakatan
suami-istri, sedangkan di swiss, negara mengakui anak seperti itunsebagai anak sah
bagi suami-istri itu kecuali bila si suami menolaknya berdasar undang-undang.
1.2 Tujuan penulisana. Tujuan umum
Untuk mengetahui pandangan agama terhadap inseminasi yang menjadi
polemik di masyarakat
b. Tujuan khususUntuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam di poltekes yapkesbi
Sukabumi
1.3Rumusan masalaha. Masalah umum
Masalah umum yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang inseminasi
buatan
b. Masalah khususMasalah khusus yg akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang pandangan
agama terhadap inseminasi buatan.
1.4Manfaat PenulisanDapat menambah pengetahuan tentang masalah inseminasi buatan
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
4/15
4
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
2.1Pengertian dan tujuan inseminasi buatan
Inseminasi buatan adalah peletakan sperma ke follicle ovarian (intrafollicular),
uterus (intrauterine), cervix (intracervical), atau tube fallopian (intratubal) wanita
dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami
Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menggunakan rasa ,karsa dan daya cipta yang di miliki. Salah satunya di bidang
iptek yang berkembang pesat dewasaini adalah teknologi reproduksi. Teknologi
reproduksi adalah ilmu reproduksi atau ilmu tentang perkembangbiakan yang
menggunakan peralatan serta prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu produk
(keturunan). Salah satu teknologi reproduksi yang telah banyak di kembangkan
adalah inseminasi buatan. Inseminasi buatan merupakan terjemahaan dari artificial
insemination yang berarti memasukan cairan semen (plasma semen) yang
mengandung sel-sel kelamin pria (spermatozoa) yang di ejakulasikan melalui penis
pada waktu terjadi kopulasi atau penampungan semen.
Maka definisi inseminasi buatan adalah memasukan atau penyampaikan semen
ke dalam saluran kelamin wanita dengan menggunakan alat-alat buatan manusia dan
bukan secara alami
2.2 Tujuan Inseminasi Buatan
Adapun tujuan dari inseminasi buatan adalah sebagai suatu cara untuk
mendapatkan keturunan bagi pasanagn suami-istri yang belum mendapat
keturunan,karena hadirnya seorang anak merupakan tanda cinta kasih pasangan
suami-istri,tetapi tidak semua pasangan dapat melakukan proses reproduksi secra
normal,sebagian kecil diantaranya memiliki berbagai kendala yang tidak
memungkinkan mereka untuk memiliki keturunan.
2.3 Teknik Inseminasi
1. Teknik IUI ( intrauterine inseminatio)Teknik IUI dilakukan dengan cara sperma diinjeksikan melalui leher rahim
hingga ke lubang uterime (rahim).
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
5/15
5
2. Teknik DIPI ( direct intraperitoneal insemination )Teknik DIPI telah dilakukan sejak awal tahun 1986. Teknik DIPI dilakukan
dengan cara sperma di injeksikan langsung ke peritoneal (rongga peritoneum).
Teknik IUI dan DIPI dilakukan dengan menggunakan alat yang di sebut
bivalve speculum, yaitu suatu alat yang berbentuk seperti selang dan
mempunyai 2 cabang dimana salah satu ujungnya sebagai tempat untuk
memesukan atau menyalurkan sperma dan ujung yang laindimasukan kedalam
saluran leher rahim untuk teknik IUI, sedangkan untuk teknik DIPI di masukan
ke dalam peritoneal. Jumlah sperma yang disalurkan atau di injeksikan kurang
lebih sebanayak 0,5-2 ml, setelah inseminasi selesai di lalkukan orang yang
mendapatkan perlakukan inseminasi tersebut harus dalam posisi terlentang
selama 10-15 menit.
2.4 Dampak Inseminasi Buatan
Keberhasilan inseminasi buatan tergantung tenaga ahli di labolatorium, walau
pun prosedurnya sudah benar , bayi dari hasil inseminasi buatan dapat memiliki
resiko cacat bawaan lebih besar dari pada di bandingkan pada bayi normal,
penyebab dari munculnya cacat bawaan adalah kesalahan prosedur injeksi sperma
ke dalam sel telur. Hal ini bisa terjadi karena satu sel sperma yang di pilih untuk di
gunakan pada inseminasi belum tentu sehat, dengan cara ini resiko mendapatkan sel
sperma yang secara genetik tidak sehat menjadi cukup besar. Cacat bawaan yabg
paling sering muncul anatara lain bibir sumbing, down sindrom, terbukanya kanal
tulang belakang, kegagalan jantung, ginjal dan kelenjar pankreas.
2.5 Benar-salahkah inseminasi buatan?
A. Inseminasi buatan adalah haramMenurut salah satu putusan fatwa ulama saudi arabia, di sebutkan bahwa
alim ulama di lembaga riset pembahsan ilmiah,fatwa,dakwah dan bimbingan
islam di kerajaan Saudi arabia telah mengeluarkan fatwa pelarangan praktek
bayi tabung,karena praktek tersebut akan menyebabkan terbukanya aurat
,tersentuhnya kemaluan dan terjamahnya rahim, kendati pun mani yang di
suntikan ke rahim wanita tersebut adalah mani suaminya.
Namun demikian ada fatwa lain yang dikeluarkan oleh Majlis Mutama
Fiqih Islami. Majelis ini menetapkan sebagai berikut:
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
6/15
6
Pertama: Lima perkara berikut ini diharamkan dan terlarang sama sekali,
karena dapat mengakibatkan percampuran nasab dan hilangnya hak orang tua
serta perkaraperkara lain yang dikecam oleh syariat .
a. Sperma yang diambil dari pihak lelaki disemaikan kepada indung telurpihak wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokan ke dalam rahim
istrinya.
b. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada spermayang diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian kemudian
dicangkokkan ke dalam rahim si wanita .
c. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasangsuami istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang
bersedia mengandung persemaian benih mereka tersebut .
d. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanitalain kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istri .
e. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorangsuami dan istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang
lain.
Kedua: Dua perkara berikut ini boleh dilakukan jika memang sangat
dibutuhkan dan setelah memastikan keamanan dan keselamatan yang harus
dilakukan, sebagai berikut:
1. Sperma tersebut diambil dari suami dan indung telurnya diambil dariistrinya kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim istrinya .
2. Sperma si suami diambil kemudian di suntikan ke dalam saluran rahimistrinya untuk disemaikan .
Secara umum beberapa perkara yang sangat perlu diperhatikan dalam
masalah ini adalah aurat vital si wanita harus tetep terjaga (tertutup) demikian
juga kemungkinan kegagaslan proses operasi persemaian sperma dan indung
telur itu sangat diperhitungkan. Demikian pula perlu diantasipasi kemungkinan
terjadinya pelanggaran amanah dari orangorang yang lemah iman dirumah
rumah sakit yang dengan sengaja mengganti sperma ataupun indung telur
supaya operasi tersebut berhasil demi mendapatkan materi dunia. Oleh sebab itu
dalam melakukannya perlu kewaspadaan yang ekstra ketat .
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
7/15
7
Sementara itu Syaikh Nashiruddin Al Albani sebagai tokoh ahli sunnah
wal jamaah berpendapat lain, beliau berpendapat sebagai berikut : Tidak
boleh, karena proses pengambilan mani (sel telur wanita) tersebut
berkonsekuensi minimalnya sang dokter (lakilaki) akan melihat aurat wanita
lain . Dan melihat aurat wanita lain (bukan istri sendiri) hukumnya adalah haram
menurut pandangan syariat, sehingga tidak boleh dilakukan kecuali dalam
keadaan darurat.
Sementara tidak terbayangkan sama sekali keadaaan darurat yang
mengharuskan seorang lelaki memindahkan maninya ke istrinya dengan cara
yang haram ini. Bahkan terkadang berkonsekuensi sang dokter melihat aurat
suami wanita tersebut , dan ini pun tidak boleh.
Lebih dari itu, menempuh cara ini merupakan sikap taklid terhadap
peradaban orang orang Barat (Kaum Kuffar) dalam perkara yang mnereka
minati atau (sebaliknya) mereka hindari . Seorang yang menempuh cara ini
untuk mendapatkan keturunan dikarenakan tidak diberi rizki oleh allah berupa
anak dengan cara alami (yang dianjurkan syariat), berarti dia tidak ridha dengan
takdir dan ketetapan Allah SwT atasnya .jikalau saja rasulallah SaW
menganjurkan dan membimbing kaum muslimin untuk mencari rizqi berupa
usaha dan harta dengan cara yang halal, maka lebih-lebih lagi tentunya
Rasulallah saw menganjurkan dan membimbing mereka untuk menempuh cara
yang sesuai dengan syariat(halal)dalam mendapatkan anak.(fatawa Al-marah
Al-muslimah hal.288).
B. Bayi Tabung Dalam Sudut Pandang IslamMenurut Fatwa MUI (hasil komisi fatwa tanggal 13 Juni 1979), Dewan
Pimpinan Majelis
Ulama Indonesia memfatwakan sbb :
1. Bayi tabung dengan sperma clan ovum dari pasangan suami isteri yang sahhukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhiar berdasarkan
kaidahkaidah agama.
2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain(misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram
berdasarkan kaidah Sadd az-zariah sebab hal ini akan menimbulkan
masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
8/15
8
antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu
yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggaldunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zariah sebab hal ini
akan menimbulkan masala~ yang pelik, baik dalam kaitannya dengan
penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangna suamiisteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan
hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan
berdasarkan kaidah Sadd az-zariah ( ), yaitu untuk menghindarkan
terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.
5. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut di buahidengan sel sperma suaminya yang telah di proses sebelumnya dan di pilih
yang terbaik
6. Sel telur dan sprema yang sudah di pertemukan di dlam tabung petrikemudian di biakaan di dalam lemari pengeram. Pemantauan di lakukan 18-
20 jam kemudian dan keesokan harinya di harapakan sudah terjadi
pembuahan sel
7. Embrio yang berada dalam tingkat pemebelahan sel ini . kemudiandiimplantasikan ke dalam rahim istri. Pada periode ini tinggal menunggu
terjadinya kehamilan
8. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadimenstruasi, dilakuakan pemeriksaab air kemih untuk kehamilan, dan
seminggu kemudioan dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi
Ulama di malaysia pun yang tergabung dalam jabatan kemajuan islam
malaysia memberi fatwa tentang bayi tabung yang menghasilkan keputusan
sebagai berikut :
Keputusan 1
a. Bayi tabung uji dari benih suami istri yang mencantumkan secaraterhormat adalah sah di sisi islam,sebaliknya benih yg di ambil dari bukan
suami istri yang sah bayi tabung itu adalah tidak sah
b. Bayi yang di lahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhakmenerima harta pesaka dari keluarga yang berhak
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
9/15
9
c. Sekiranya benih dari suami atau istri yang di keluarkan dengan cara yangtidak bertentangan dengan islam,maka ianya di kira sebagai cara terrhormat
Keputusan 2
a. Bayi tabung uji dari benih suami istri yang di cantumkan secara terhormatadalah sah di sisi islam, sebaliknya benih yang di ambil dari bukan suami
istri yang sah bayi tabung itu adalah tidak sah
b. Bayi yang di lahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhakmenerima harta pesaka dari keluarga yang berhak
c. Sekiranya benih dari suami atau istri yang di keluarkan dengan cara yangtidak bertentangan dengan islam ,maka ianya di kira sebagai cara terhormat.
C. Inseminasi BuatanInseminasi buatan ialah pembuahan pada hewan atau manusia tanpa melalui
senggama (sexual intercourse). Ada beberapa teknik inseminasi buatan yang
telah dikembangkan dalam dunia kedokteran, antara lain adalah: Pertama;
Fertilazation in Vitro (FIV) dengan cara mengambil sperma suami dan ovum
istri kemudian diproses di vitro (tabung), dan setelah terjadi pembuahan, lalu
ditransfer di rahim istri. Kedua; Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT) dengan cara
mengambil sperma suami dan ovum istri, dan setelah dicampur terjadi
pembuahan, maka segera ditanam di saluran telur (tuba palupi) Teknik kedua ini
terlihat lebih alamiah, sebab sperma hanya bisa membuahi ovum di tuba palupi
setelah terjadi ejakulasi melalui hubungan seksual.
Masalah inseminasi buatan ini menurut pandangan Islam termasuk masalah
kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya seara spesifik di dalam
Al-Quran dan As-Sunnah bahkan dalam kajian fiqih klasik sekalipun. Karena
itu, kalau masalah ini hendak dikaji menurut Hukum Islam, maka harus dikaji
dengan memakai metode ijtihad yang lazimnya dipakai oleh para ahli ijtihad
(mujtahidin), agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan
jiwa Al-Quran dan As-Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum Islam.
Namun, kajian masalah inseminasi buatan ini seyogyanya menggunakan
pendekatan multi disipliner oleh para ulama dan cendikiawan muslim dari
berbagai disiplin ilmu yang relevan, agar dapat diperoleh kesimpulan hukum
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
10/15
10
yang benar-benar proporsional dan mendasar. Misalnya ahli kedokteran,
peternakan, biologi, hukum, agama dan etika.
Masalah inseminasi buatan ini sejak tahun 1980-an telah banyak
dibicarakan di kalangan Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980,
mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana diangkat oleh
Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih
Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun
1986 mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan
membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri
sendiri. Vatikan secara resmi tahun 1987 telah mengecam keras pembuahan
buatan, bayi tabung, ibu titipan dan seleksi jenis kelamin anak, karena
dipandang tak bermoral dan bertentangan dengan harkat manusia. Mantan Ketua
IDI, dr. Kartono Muhammad juga pernah melemparkan masalah inseminasi
buatan dan bayi tabung. Ia menghimbau masyarakat Indonesia dapat memahami
dan menerima bayi tabung dengan syarat sel sperma dan ovumnya berasal dari
suami-isteri sendiri.
Dengan demikian, mengenai hukum inseminasi buatan dan bayi tabung
pada manusia harus diklasifikasikan persoalannya secara jelas. Bila dilakukan
dengan sperma atau ovum suami isteri sendiri, baik dengan cara mengambil
sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina, tuba palupi atau uterus
isteri, maupun dengan cara pembuahannya di luar rahim, kemudian buahnya
(vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri; maka hal ini dibolehkan, asal
keadaan suami isteri tersebut benar-benar memerlukan inseminasi buatan untuk
membantu pasangan suami isteri tersebut memperoleh keturunan. Hal ini sesuai
dengan kaidah al hajatu tanzilu manzilah al dharurat (hajat atau kebutuhan
yang sangat mendesak diperlakukan seperti keadaan darurat).
Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor
sperma dan ovum, maka diharamkan dan hukumnya sama dengan zina. Sebagai
akibat hukumnya, anak hasil inseminasi itu tidak sah dan nasabnya hanya
berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Menurut hemat penulis, dalil-
dalil syari yang dapat dijadikan landasan menetapkan hukum haram inseminasi
buatan dengan donor ialah:
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
11/15
11
Pertama; firman Allah SWT dalam surat al-Isra:70 dan At-Tin:4. Kedua
ayat tersebuti menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai
makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-
makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia,
maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya sendiri serta
menghormati martabat sesama manusia. Dalam hal ini inseminasi buatan dengan
donor itu pada hakikatnya dapat merendahkan harkat manusia sejajar dengan
tumbuh-tumbuhan dan hewan yang diinseminasi.
Kedua; hadits Nabi Saw yang mengatakan, tidak halal bagi seseorang yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada
tanaman orang lain (istri orang lain). (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dipandang
Shahih oleh Ibnu Hibban).
Berdasarkan hadits tersebut para ulama sepakat mengharamkan seseorang
melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari istri orang lain. Tetapi
mereka berbeda pendapat apakah sah atau tidak mengawini wanita hamil.
Menurut Abu Hanifah boleh, asalkan tidak melakukan senggama sebelum
kandungannya lahir. Sedangkan Zufar tidak membolehkan. Pada saat para imam
mazhab masih hidup, masalah inseminasi buatan belum timbul. Karena itu, kita
tidak bisa memperoleh fatwa hukumnya dari mereka.
Hadits ini juga dapat dijadikan dalil untuk mengharamkan inseminasi
buatan pada manusia dengan donor sperma dan/atau ovum, karena kata maa
dalam bahasa Arab bisa berarti air hujan atau air secara umum, seperti dalam
Thaha:53. Juga bisa berarti benda cair atau sperma seperti dalam An-Nur:45 dan
Al-Thariq:6.
Dalil lain untuk syarat kehalalan inseminasi buatan bagi manusia harus
berasal dari ssperma dan ovum pasangan yang sah menurut syariah adalah
kaidah hukum fiqih yang mengatakan darul mafsadah muqaddam ala jalbil
mashlahah (menghindari mafsadah atau mudharat) harus didahulukan daripada
mencari atau menarik maslahah/kebaikan. Sebagaimana kita ketahui bahwa
inseminasi buatan pada manusia dengan donor sperma dan/atau ovum lebih
banyak mendatangkan mudharat daripada maslahah. Maslahah yang dibawa
inseminasi buatan ialah membantu suami-isteri yang mandul, baik keduanya
maupun salah satunya, untuk mendapatkan keturunan atau yang mengalami
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
12/15
12
gangguan pembuahan normal. Namun mudharat dan mafsadahnya jauh lebih
besar, antara lain berupa:
1. percampuran nasab, padahal Islam sangat menjada kesucian/kehormatankelamin dan kemurnian nasab, karena nasab itu ada kaitannya dengan
kemahraman dan kewarisan.
2. Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.3. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena terjadi
percampuran sperma pria dengan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah.
4. Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik dalam rumahtanggal.
5. Anak hasil inseminasi lebih banyak unsur negatifnya daripada anak adopsi.6. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama
bagi bayi tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada
pasangan suami-isteri yang punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak
terjalin hubungan keibuan secara alami. (QS. Luqman:14 dan Al-Ahqaf:14).
Adapun mengenai status anak hasil inseminasi buatan dengan donor sperma
dan/atau ovum menurut hukum Islam adalah tidak sah dan statusnya sama
dengan anak hasil prostitusi atau hubungan perzinaan. Dan kalau kita
bandingkan dengan bunyi pasal 42 UU Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak
yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan
yang sah maka tampaknya memberi pengertian bahwa anak hasil inseminasi
buatan dengan donor itu dapat dipandang sebagai anak yang sah. Namun, kalau
kita perhatikan pasal dan ayat lain dalam UU Perkawinan ini, terlihat bagaimana
peranan agama yang cukup dominan dalam pengesahan sesuatu yang berkaitan
dengan perkawinan. Misalnya pasal 2 ayat 1 (sahnya perkawinan), pasal 8 (f)
tentang larangan perkawinan antara dua orang karena agama melarangnya, dll.
lagi pula negara kita tidak mengizinkan inseminasi buatan dengan donor sperma
dan/atau ovum, karena tidak sesuai dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
Sedangkan hukum inseminasi buatan pada hewan dan hasilnya sebagaimana
yang sering orang lakukan juga harus diddudukkanmasalahnya. Pada umumnya,
hewan baik yang hidup di darat, air dan udara, adalah halal dimakan dan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk kesejahteraan hidupnya, kecuali beberapa
jenis makanan/hewan yang dilarang dengan jelas oleh agama
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
13/15
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Jadi, menurut pandangan agama islam inseminasi buatan adalah haram
karena praktek tersebut akan menyebabkan terbukanya aurat,tersentuhnya
kemaluan dan terjamahnya rahim, ada pula yang berpendapat tidak boleh,karena
proses pengambilan, mani (sel telur wanita) tersebut berkonsekuensi minimalnya
sang dokter (laki-laki) akan melihat aurat wanita. Dan melihat aurat wanita lain
(bukan istri sendiri) hukumnya adalah haram menurut pandangan syariat, sehingga
tidak boleh dilakukan kecuali dalam keadaan darurat.
3.2 Saran
Karena berbagai alas an sebaiknya inseminasi buatan tidak dilakukan selain
karena menurut pandangan agama haram juga dapat menimbulkan polemik sosial,
banyak cara selain inseminasi buatan untuk mendapatkan keturunan.
-
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
14/15
14
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Inseminasi_buatan
http://majalahkesehatan.com/inseminasi-buatan/
http://pondokibu.com/kehamilankelahiran/mengenal-inseminasi-buatan/
http://belog.web.id/archives/inseminasi-buatan-menurut-islam
http://id.wikipedia.org/wiki/Inseminasi_buatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inseminasi_buatan -
7/31/2019 Makalah Agama (Inseminasi)
15/15
15
MAKALAH
INSEMINASI BUATAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah agama
Disusun Oleh:
Reguler 4
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2010