Makalah Abrasi Laut
description
Transcript of Makalah Abrasi Laut
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengikisan merupakan bagian dari tenaga geologi yang berkaitan erat dengan
lithosfer. Karena itu, sebelum membahas lebih lanjut tentang pengikisan, kita kupas dulu
mulai dari lithosfer. Lithosfer adalah bagian terluar dari struktur Bumi kita. Karena itu
lithosfer sering pula disebut dengan kulit Bumi atau kerak Bumi (crust). Kerak Bumi
dibedakan menjadi dua, yaitu kerak dasar laut/samudra dan kerak daratan (kerak
benua/pulau). Kerak Bumi ini memilik berbagai bentuk yang kemudian sering disebut dengan
bentuk permukaan Bumi. Macam-macam bentuk permukaan Bumi itu antara lain adalah
dataran rendah, dataran tinggi, bukit, perbukitan, gunung, pegunungan, lembah, dan
sebagainya.
Berbagai bentuk muka Bumi tersebut terjadi lantaran adanya tenaga geologi. Menurut
Moh. Ma'mur Tanudidjaja dan Omi Kartawidjaja (1986:194), "tenaga geologi adalah tenaga
yang mengubah bentuk permukaan Bumi, dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu tenaga
endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam Bumi
dan bersifat membangun (konstruktif), artinya membangun bentuk-bentuk permukaan Bumi.
Tenaga endogen meliputi: tektonisme (diatrofisme/dislokasi), vulkanisme, dan kegempaan
(seisme). Sedangkan pengertian dari tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari atas
permukaan Bumi yang bersifat merusak (destruktif), artinya merusak bentuk-bentuk
permukaan Bumi yang telah ada. Tenaga eksogen yang juga sekaligus menjadi tahapan
pembentuk relief permukaan Bumi terdiri dari: pelapukan, pengikisan, masswasting,
pengendapan, dan perombakan/denudasi. Berikutnya dalam kupasan ini diketengahkan
tentang pengikisan, mengingat pelapukan sudah dibahas dalam posting-an sebelumnya.
Pengikisan sering disebut dengan torehan atau erosi.
1) Definisi pengikisan menurut Bagja Waluja (2007:138), "pengikisan atau erosi adalah
proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari satu tempat ke tempat
lain oleh suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan Bumi".
2) Pengikisan oleh gelombang laut. Pengikisan yang pelakunya berupa gelombang laut
disebut abrasi.
3) Pengikisan oleh angin. Pengikisan yan dilakukan oleh angin disebut deflasi (deflasion).
4) Pengikisan oleh gletsyer. Pengikisan yang pelakuknya adalah gletsyer disebut eksarasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ABRASI
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut.
Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan
air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global.
B. PENYEBAB ABRASI
Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena
mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak
dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui,pemanasan
global terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan
kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan
oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan
mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan
membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh
dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran
lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia
mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah pesisir
pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan
antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah
tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah
kecamatan yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini
karena di wilayah kecamatan Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu
melindungi kawasan pantai dari abrasi.
Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan Cibuaya
Kabupaten Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi yang
membahayakan keselamatan warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan berlangsung,
dikhawatirkan dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di kabupaten Karawang
secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan
sumber daya kelautan lainnya.
Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten Karawang merupakan
contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di kedua tempat tadi, masih banyak
daerah lain yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang tergolong parah. Apabila hal ini
tidak ditindaklanjuti secara serius, maka dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama
beberapa pulau yang permukaannya rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah yang
terjadi di daerah pesisir pantai adalah masalah pencemaran lingkungan pantai. Beberapa
pantai mengalami pencemaran yang cukup parah seperti kasus yang terjadi di daerah
Balikpapan, dimana pada tahun 2004 tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak
atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya
diperkirakan mencapai 300 ton. Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta.
Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui 13 kali di Jakarta
berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pada tahun 2006,
kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan mencapai 75
kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi kerusakan serius sepanjang 40 kilometer. Kali
Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan
penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan
Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu
mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kondisi
ini memerlukan penanganan segera. Terkait dengan itu, pencemaran teluk Jakarta harus
segera diatasi, terutama dengan melakukan pengurangan limbah sampah di sungai.
Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang sangat merugikan
bagi manusia. Selain itu, sebagian besar objek wisata di Indonesia merupakan wisata pantai.
Keindahan panorama pantai membuat wisatawan dari mancanegara berdatangan ke
Indonesia. Hal ini seharusnya membuat pemerintah lebih mempedulikan kebersihan dan
keasrian pantai, karena apabila keadaan pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan
tidak akan mau lagi mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya dapat mengurangi
devisa negara.
Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada disana. Biota
yang hidup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan kecil akan mati bila tingkat
pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah maupun masyarakat
untuk menjaga keindahan dan keasrian pantai.
PENYELESAIAN MASALAH ABRASI
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi
masalah abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasi masalah abrasi di Indonesia ini
pemerintah secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan
hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena abrasi tersebut. Dalam mengatasi masalah
abrasi ini, tentu ada saja hambatan-hambatan dan juga kesulitan-kesulitan yanag akan
dihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukan biaya yang
sangat mahal dan juga wilayah tempat pembangunannya sangat luas, sehingga untuk
membangun alat ini di seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang
sangat lama dan juga biaya yang sangat mahal. Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir
pantai juga banyak hambatannya. Tanaman bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut
yang berlumpur. Hal ini akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai di Indonesia
merupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahui bahwa tanaman
bakau tidak dapat tumbuh pada daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk
mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi,
maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas pulau-pulau di Indonesia
banyak yang akan berkurang. Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka peranan
dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidak akan dapat mengatasinya
tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan
bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam, maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi
meskipun tidak sampai 100%.
Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi denga sangat serius karena dapat
merusak keindahan dan keasrian pantai. Untuk megatasi permasalahan ini kesadaran
masyarakat akan pentingnya lingkungan harus ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak
merusak lingkungan harus dibuat dan menindak dengan tegas bagi siapa pun yang
melanggarnya.
Sekarang ini, di beberapa pantai masih banyak ditemui sampah-sampah yang
berserakan. Selain itu, limbah pabrik yang beracun banyak yang dialirkan ke sungai yang
kemudian mengalir ke laut. Hal ini dapat merusak ekosistem laut, dan juga dapat membunuh
beberapa biota laut. Pemerintah seharusnya menghimbau agar seluruh pabrik-pabrik tersebut
agar membuang limbahnya setelah dinetralisasi terlebih dahulu.
BAB IIIPENUTUP
KESIMPULAN
Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh
masyarakat. Dari penjelasan kami di atas kami dapat menyimpulkan beberapa hal. Adapun
beberapa kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es
yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya pemanasan
global.
2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi karena
kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak orang yang
membuang sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari
lingkungan.
3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin
menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang
permukaannya rendah akan tenggelam.
4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak dan
juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat menahan
laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak saat mencapai
bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau yang ditanam di
pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan kekuatan ombak agar
tidak mengikis pantai.
Dari kesimpulan tersebut dapat kita lihat penyebab abraasi dan juga beberapa cara
untuk mengatasinya. Kita juga dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan apabila hal
ini tidak segera diatasi. Menurut kami permasalahan ini harus diselesaikan bukian hanya oleh
pemerintah, tapi juga memerlukan partisipasi dari masyarakat.
SARAN
Demikianlah saran-saran yang dapat kami sampaikan,semoga apa yang telah kami
sampaikan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat agar mau menjaga keasrian dan
kebersiha lingkungan. Semua orang harus ikut berperan serta dalam menanggulangi masalah
yang sangat berbahaya yang bernama ABRASI.