Makalah 8 Pengauditan Siklus Pendapatan-2

download Makalah 8 Pengauditan Siklus Pendapatan-2

of 13

description

auditing

Transcript of Makalah 8 Pengauditan Siklus Pendapatan-2

Pengauditan Siklus Pendapatan

Pengauditan Siklus Pendapatan

1.1Konsep Dasar Siklus Pendapatan

Perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan perputaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda.

Siklus pendapatan (revenue cycle) adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.

2.1Kelompok Transaksi dan Akun yang terkaitUntuk perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan, antara lain: Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan dengan hutang), Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai), dan Penyesuaian penjualan (diskon, retur penjualan dan pengurangan harga,dan kerugian piutang dan penghapusan).Transaksi PendapatanDebetKredit

Penjualan kreditPiutang usahaHarga pokok penjualanPenjualanPersediaan

Penerimaan KasKasDiskon PenjualanPiutang usaha

Retur penjualan dan Pengurangan hargaRetur penjualan dan pengurangan hargaPiutang usaha

Penyisihan untuk piutang tak tertagihBeban piutang tak tertagihPenyisihan untuk piutang tak tertagih

Penghapusan piutang tak tertagihpenyisihan untuk piutang tak tertagihPiutang usaha

Gambar 1. Siklus pendapatan3.1 Aktivitas-Aktivitas yang Ada Dalam Siklus Pendapatan

Ada empat aktivitas dasar yang ada dalam siklus pendapatan antara lain:

1) Penerimaan pesanan dari para pelanggan, yang mencakup:

Pengambilan pesanan pelanggan,Pesanan pelanggan harus diterima tepat waktu lalu semua data yang dibutuhkan untuk memproses pesanan tersebut dikumpulkan dan dicatat secara akurat. Oleh sebab itu, untuk memastikan akurasi yang menyeluruh, harus dilakukan pemeriksaan edit, antara lain: pemeriksaan validitas, uji kelengkapan, dan uji kewajaran. Persetujuan kredit, yang mencakup Otorisasi umum (Batas kredit) dan Otorisasi khusus (Pemeriksaan batas).

Memeriksa ketersediaan persediaan, menetapkan apakah tersedia cukup persediaan untuk memenuhi pesanan tersebut. Internal dokumen yang dihasilkan oleh order entry penjualan, seperti: pesanan penjualan, slip pengepakan, dan kartu pengambilan barang. Menjawab permintaan pelanggan.2) Pengiriman barang, yang mencakup : Pengambilan dan pengepakan pesanan,

Pengiriman pesanan.

Aktivitas ini bertanggung jawab untuk memenuhi pesanan pelanggan pendataan item yang dikirim dari persediaan. Ada dua jenis metode pengiriman, yaitu: Metode in-house Metode out-source3) Penagihan dan piutang usaha, yang mencakup : Penagihan

Untuk memperoleh aliran penerimaan kas yang lebih seragam, banyak perusahaan menggunakan proses yang disebut Penagihan berdaur. Ada beberapa jenis sistem penagihan antara lain:

Dalam sistem setelah penagihan, faktur dipersiapkan setelah konfirmasi bahwa barang-barang dikirim. Dalam sistem pra penagihan, faktur dipersiapkan (tetapi tidak dikirim) sesegera pesanan disetujui.

Pemeliharaan data piutang usahaMetode-metode pengurusan piutang dagang, yaitu:

Metode faktur terbuka,

Metode pembayaran gabungan.

Pengecualian: Penyesuaian rekening dan penghapusan.4) Penagihan kas, yang mencakup: Menangani kiriman uang pelanggan,

Menyimpannya ke bank.

Bagian yang terlibat dalam aktivitas ini adalah Kasir dan fungsi piutang dagang. Keputusan-keputusan penting dan kebutuhan informasi pada aktivitas ini antara lain: Pentingnya pengurangan pencurian kas. Fungsi penagihan piutang dagang seharusnya tidak mempunyai akses fisik ke kas atau cek. Fungsi piutang dagang harus mampu mengidentifikasi sumber suatu pengiriman uang dan faktur aplikasi harus dikredit.

4.1 Pengembangan Tujuan Audit Spesifik Untuk Siklus PendapatanTujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Untuk dapat mencapai tujuan ini, pihak manajemen harus membuat beberapa keputusan penting antara lain: Mengetahui sejauh mana produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan dan keinginan pelanggan. Mengontrol banyak persediaan yang harus dimiliki dan tempat untuk persediaan tersebut. Menggunakan cara yang tepat dalam mengirimkan barang dagangan kepada para pelanggan. Menentukan banyaknya kredit yang seharusnya diberikan ke tiap pelanggan. Menentukan syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan kepada pelanggan. Menentukan cara pembayaran pelanggan sehingga dapat diproses untuk memaksimalkan arus kas.5.1 Pertimbangan Terhadap Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Siklus PendapatanMaterialitas

Pendapatan merupakan ukuran volume akticvitas sebenarnya bagi setiap perusahaan. Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang seringkali digunakan sebagai ukuran materialitas secara keseluruhan untuk penugasan ini. Penjualan juga dapat menimbulkan piutang usaha dank as akhir serta arus kas dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hamper selalu bersifat material terhadap neraca.Risiko InherenDalam menilai risiko inheren pada siklus pendapatan, auditor harus mempertimbangkan faktor pervasive (pervasive) yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan. Berbagai faktor yang menyebabkan tingginya salah saji dalam asersi siklus pendapatan ini, antara lain:

a. Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan seringkali tinggi, sehingga mengakibatkan sejumlah kesalahan terjadi.b. Penentuan waktu dan jumlah pendapatan yang akan diakui bertentangan dengan faktor-faktor seperti standar akuntansi yang mendua, kebutuhan untuk membuat estimasi, kompleksitas perhitungan yang tercakup, dan hak pembeli untuk mengembalikan barang.c. Pada saat piutang dagang difaktorkan dengan tanggung renteng (resource), klasifikasi yang benar atas transaksi tersebut sebagai penjualan atau pinjaman yang akan menjadi rancu.

d. Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai hutang lancer aau tidak lancer akibat kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan pengaihannya di tahun mendatang atau sumber peristiwa di mana penagihan bersifat kontinjen.

e. Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan terhadap misapropriasi.f. Adanya potensi terjadi dalam transaksi penyesuaian penjualan untuk menyembunyikan pencurian kas yang diterima dari pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi diskon, mencatat retur penjualan fiktif, atau menghapus saldo pelanggan sebagai tak tertagih.

Strategi Awal Audit

Strategi audit yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah (Low Assesed Level of Control Risk), dimana auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian. Yang mendasarinya adalah apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern klien sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi salah saji, maka auditor perlu menguji kelayakan keyakinannya tersebut. Auditor akan menguji apakah struktur pengendalian intern tersebut memang layak diyakini efektivitasnya. Maka auaditor akan melaksanakan pengujian pengendalian.Untuk asersi hak dan kewajiban, pelapopran dan pengungkapan, auditor menggunakan primarily substantive approach, dimana auditor lebih banyak melakukan pengujian substantif, karena pada umumnya pengujian pengendalian tidak dapat diterapkan untuk asersi-asersi ini. Faktor lain dalam menentukan strategi audit adalah pertimbangan cost benefit. Auditor perlu membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian intern, dan penghematan yang diperoleh dengan berkurangnya pengujian substantif bila telah melakukanpengujian pengendalian6.1 Pemahaman Mengenai SPI dan Penetapan Risiko Pengendalian Siklus PendapatanBerdasarkan metodologi pengujian audit, pemahaman atas aspek-aspek yang berlaku pada pengendalian internal diperoleh melalui review pengalaman sebelumnya dengan perusahaan, mengajukan pertanyaan kepada manajemen. Memeriksa bagian yang relevan, catatan, dan dokumen lainnya, serta mengobservasi aktivitas dan operasi siklus pendapatan.

Komponen dari Sistem Pengendalian Internal (SPI) adalah:1) Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang dapat mengurangi beberapa risiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan, yaitu: Menyajikan terlalu tinggi pendapatan dan piutang, misalnya adopsi manajemen serta ketaatan terhadap standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi

Filosofi manajemen dan gaya operasi, yaitu sikap da tindakan terhadap pelaporan keuangan. Karakteristik ini meliputi pemilihan manajemen yang konservatif atau agresif dari prinsip akuntansi alternative, dan kehati-hatiannya serta konservatisme dalam mengembangkan estimasi akuntansi seperti penyisihan untuk piutang tak tertagih dan retur penjualan.

Pemberian otoritas dan tanggungjawab atas semua aktivitas dalam siklus pendapatan telah dikomunikasikan dengan jelas melalui diantara yang lain, deskripsi tugas tertulis.

Kebijakan dan praktik sumber daya manusia khusus seringkali diberlakukan kepada karyawan yang menangani penerimaan kas karena kerentanan kas terhadap misapropriasi.2) Penilaian Risiko

Penilaian risiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sama dengan penilaian risiko inheren oleh auditor eksternal. Upaya yang cermat oleh sebagian manajemen untuk mengidentifikasi jenis-jenis risiko yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan dengan komitmen untuk mengawali aktivitas pengendalian atas risiko tersebut.

3) Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Sistem akuntansi yang digunakan untuk pemrosesan saldo dan transaksi siklus pendapatan diawali dengan penjualan barang dan jasa, piutang dicatat, kas diterima, dan penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode pemrosesan data serta dokumen penting dan catatan yang digunakan.

4) Pemantauan (Monitoring)

Komponen ini harus memberikan manajemen umpan balik tentang apakah pengendalian internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan telah beroperasi seperti yang diharapkan. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen telah mengawali setiap tindakan korektif berdasarkan informasi yang diterima dari aktivitas pemantauan.

5) Aktivitas Pengendalian

Pesanan penjualan dapat dilakukan secara over-the-counter, atau melalui telepon, surat, representatif penjualan travelling, fax, atau pertukaran data elektronik. Sesungguhnya setiap perusahaan yang memerlukan audit mempunyai sistem akuntansi yang terkomputerisasi, terdapat dua jenis pengendalian dengan komputer :

a.Pengendalian umum yang berhubungan dengan lingkungan komputer dan mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer

b.Pengendalian aplikasi yang berhubungan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran

Pertimbangan akan diberikan pada prosedur yang digunakan oleh auditor untuk (1) memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal dan (2) melakukan pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaian akhir atas risiko pengendalian untuk transaksi pembelian.

Dokumen dan Catatan UmumSejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam pemrosesan transaksi penjualan kredit seringkali mencakup hal-hal berikut :

a.Pesanan pelanggan. Permintaan barang dagang oleh pelanggan yang diterima langsung dari pelanggan atau melalui wiraniaga.

b.Pesanan penjualan. Formulir yang menunjukkan deskripsi, kuantitas, dan data lainnya yang berkaitan dengan pesanan pelanggan.

c.Dokumen pengiriman. Formulir yang digunakan untuk menunjukkan rincian dan tanggal setiap pengiriman.

d.Faktur penjualan. Formulir yang menyatakan penjualan tertentu, termasuk jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan.

e.Daftar harga yang diotorisasi. Daftar atau file induk komputer yang berisi harga barang-barang yang diotorisasi yang ditawarkan untuk dijual.

f.File transaksi penjualan. File komputer yang berisi transaksi penjualan yang telah diselesaikan.

g.Jurnal penjualan. Daftar jurnal dari transaksi penjualan yang telah diselesaikan.

h.File induk pelanggan. File yang berisi informasi tentang pengiriman dan penagihan pelanggan serta batas kredit pelanggan.

i.File induk piutang usaha. File yang berisi informasi tentang transaksi dan saldo dari setiap pelanggan.

j.Laporan bulanan pelanggan. Laporan yang dikirmkan ke setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal, transaksi selama bulan berjalan, dan saldo akhir.

Fungsi dan Aktivitas PengendalianPemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi-fungsi pendapatan berikut :

a.Memprakarsai penjualan. Permintaan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan lain, meliputi penerimaan pesanan pelanggan dan persetujuan kredit.

b.Pengiriman barnag dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi pemenuhan pesanan penjualan dan pengiriman pesanan penjualan

c.Pencatatan penjualan. Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan.

Sistem Untuk Pemrosesan Penjualan KreditDalam praktik, terdapat banyak variasi sistem yang digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi yang tercakup dalam pemrosesan transaksi penjualan kredit. Setiap salinan dokumen tidak boleh didokumentasikan dalam bagan arus, sebagaimana auditor hanya memerlukan pemahaman yang cukup atas rencana audit. Bagan arus tersebut juga mengikuti jejak transaksi sejak dimulainya transaksi itu sampai pencatatannya ke dalam buku besar, yang mendukung laporan keuangan. auditor juga harus mendokumentasikan aktivitas atau prosedur pengendalian yang penting, yang mungkin telah diselesaikan melalui ikhtisar tertulis singkat yang mirip dengan salah satu yang diikuti.

7.1 Penetapan Program Audit

Auditor dapat merancang program audit untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk masing-masing asersi, dan pada umumnya pengujian substansif lebih banyak diterapkan untuk asersi keberadaan dan keterjadian, serta penilaian dan pengalokasian. Didalam pelaksanaan pengujian substantif piutang dagang, auditor terutama mengandalkan bukti yang diperoleh melalui informasi yang diperoleh langsung dari pelanggan, dan menelaah dokumentasi yang dilakukan dalam organisasi klien. Berikut merupakan prosedur yang digunakan auditor dalam pelaksanaan pengujian substantif piutang dagang, yaitu:

1. Prosedur inisial, awal dari memverifikasi rekening piutang dagang dan cadangan kerugian piutang adalah dengan melakukan penelusuran saldo pada awal periode sampai pada akhir periode, dan selanjutnya aktivitas pada periode berjalan yang berkaitan dengan piutang dagang dan cadangan kerugian piutang dapat ditelaah untuk transaksi yang bersifat tidak baik sifat maupun jumlahnya, dalam transaksi yang tidak biasa tersebut membutuhkan investigasi khusus.

2. Menerapkan prosedur analitis, secara umum peranan dari prosedur analitis adalah mengarahkan perhatian auditor terhadap akun atau saldo yang nampak tidak biasa atau tidak layak dan selanjutnya menuntut pengujian substantive tambahan. Dalam siklus pendapatan, prosedur analitis dapat digunakan untuk mengidentifikasikan:

Saldo yang sudah nampak layak sehingga tidak membutuhkan prosedur pengujian substantif tambahan.

Saldo tidak biasa atai tidak layak yang membutuhkan prosedur pengujian substantif tambahan.

3. Pengujian detail transaksi, pengujian ini dapat dilakukan selama periode interim bersamaan dengan pengendalian dengan menggunakan dual purpose test.

4. Vouching piutang dagang ke dokumen pendukung, dalam hal ini file pelanggan yang diolah oleh perusahaan meliputi dokumen order pelanggan, order penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, memo kredit, dan koresponden.

5. Melakukan cut off test penjualan dan retur penjualan, dalam pengujian cut off terhadap penjualan dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa penjualan dan piutang dagang pada periode terjadinya transaksi, jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan dibuat juga pada periode yang tepat. Pengujian ini biasanya dilakukan pada tanggal neraca, meliputi:

Pengujian dokumen pengiriman beberapa hari sebelum atau sesudah tanggal pisah batas. Mencocokkan dokumen pengiriman ke catatan persediaan dan penjualan untuk membuktikan penjurnalan dilakukan pada periode akuntasi yang tepat. Memeriksa bukti untuk memastikan validitas dan ketepatan pengiriman dan penjurnalan terkait.

Wawancara manajemen tentang pengiriman melalui pihak ketiga dan penjurnalan.

6. Pengujian detail saldo, suatu prosedur pengujian detail saldo meliputi dua kategori pengujian substansif yaitu, konfirmasi dan prosedur untuk mengevaluasi kelayakan cadangan kerugian piutang.

7. Konfirmasi piutang dagang, prosedur yang sangat perlu dilakukan karena merupakan prosedur auditing yang diterima umum, kecuali apabila piutang dagang tidak material, tidak efisien, risiko bawaan maupun resiko pengendalian rendah, apabila seorang auditor tidak melakukan konfirmasi ia harus mencantumkan dalam kertas kerja mengenai alasan dan bagaimana akuntan mengatasinya atau tindakan alternatif yang akan dilakukan. Terdapat beberapa jenis konfirmasi, yaitu:

Konfirmasi positif dimana debitur cukup menyebutkan apakah saldo piutang dagang atas pelanggan tersebut benar atau salah.

Konfirmasi negatif dimana debitur cukup menjawab atau mengembalikan surat konfirmasi apabila saldonya salah.

Dalam hal ini konfirmasi positif lebih menghasilkan bukti yang lebih baik daripada konfirmasi negatif, karena tidak dikembalikannya konfirmasi oleh debitur pada konfirmasi negatif, dapat saja disebabkan karena debitur malas mengembalikannya, atau konfirmasi tersebut hilang dalam perjalanan.

8. Penentuan waktu dan luas konfirmasi, hal ini ditentukan berdasarkan risiko deteksi, apabila resiko deteksi rendah tanggal konfirmasi adalah tanggal neraca, dan sampelnya lebih banyak. Apabila risiko deteksi tinggi, konfirmasi dilakukan satu atau dua bulan sebelum tanggal neraca (harus diikuti pemeriksaan perubahan yang material).

9. Menelaah tingkat kolektibilitas piutang dagang, meskipun telah ditetapkan kebijakan dan prosedur untuk menelaah dan menyetujui permintaan kredit, perusahaan tidak dapat menghilangkan risiko bahwa beberapa piutang dagang tidak tertagih, dan sebagai akhibatnya jumlah yang layak atas piutang dagang lebih kecil dari jumlahyang tercatat.

10. Menelusuri piutang tercatat ke dokumen pendukungnya, dalam rekening piutang dagang suatu pelanggan dapat ditelusuri ke faktur penjualan, dokumen pengiriman, order penjualan, dan order pelanggan, namun dalam rekening kredit atau pengurang saldo piutang dagang, dapat ditelusuri ke remittance advise, dan memo kredit otoritas penyesuaian penjualan.

11. Disposisi penggecualian, pengecualian ini dapat dikrenakan barang yang ada di perjalanan, barang yang diretur dan pembayaran yang masih dalam perjalanan, lalu semua pengecualian tersebut perlu dianalisa oleh auditor.

12. Prosedur alternatif, apabila surat konfirmasi yang dikirim tidak mendapatkan jawaban dari responden, maka harus dilakukan prosedur alternatif seagai ganti prosedur konfirmasi. Prosedur alternatif yang biasa digunakan adalah:

Menguji pengumpulan kemudian, bukti terbaik untuk keberadaan dan kolektiibilitas adalah penerimaan pembayaran dari pelanggan.

Melakukan vouching terhadap faktur penjualan yang belum dilunasi.

13. Evaluasi kelayakan cadangan kerugian piutang, pengujian ini meliputi:

Footing dan cross footing pada daftar umum piutang dan kesesuaiannya dengan jumlah total yang terdapat dalam buku besar.

Menguji jumlah yang terdapat di dalam daftar umur piutang baik jumlah maupun umurnya.

Mempertimbangkan bukti berkaitan dengan kolektibilitas jumlah yang belum dilunasi.

Mempertimbangkan kelayakan dari presentase yang digunakan untuk menghitung besarnya cadangan kerugian piutang.

14. Membandingkan presentasi laporan dengan prinsip akuntasi yang berterima umum, dalam hal ini auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan piutang dagang dan penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Penyajian saldo piutang dagang yang tepat meliputi identifikasi dan klasifikasi piutang dagang dalam neraca, dan pengakuan pendapatan maupun rugi piutang tak tertagih dalam laporan laba rugi.

15. Konfirmasi saldo kas, saldo kas yang menunjukkan deposito pada bank dikonfirmasi oleh auditor, dan sebagi tambahan pada saldo kas informasi berkaitan dengan utang dan utang bersyarat diwajibkan dalam standart konfirmasi bank.

16. Verifikasi keakuratan matematis, dalam hal ini auditor menghitung kembali perhitungan klien dan jurnal kas dan rekonsiliasi bank, total jurnal dibandingkan dengan rekonsiliasi bank dan melakukan tracing ke posting di buku besar.

17. Cut off test, hal ini berkaitan dengan asersi keberadaan dan kelengkapan, pada umumnya tes ini melibatkan rekonsiliasi semua dokumentasi internal dan eksternal yang berkaitan dengan saldo kas, misalnya:

Dokumentasi internal: jurnal kas, buku besar dan rekonsiliasi bank.

Dokumentasi eksternal: laporan bank akhir tahun, laporan cut off bank dan konfirmasi bank.

18. Menguji penghimpunan kemudian, bukti terbaik kolektibilitas piutang dagang adalah penerimaan pembayaran dari pelanggan, dan pembandingan penghimpunan piutang dagang dan saldo piutang dagang pada tanggal neraca dapat menunjukkan kolektabilitas piutang dagang.

19. Menelaah pengungkapan dan penyajian laporan keuangan, dalam hal ini auditor memberikan pertimbangan apakah penyajian saldo kas sudah diklasifikasikan secara tepat dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, dan jumlah yang diidentifikasikan sebagai kas yang harus menunjukkan kas di perusahaan dan deposito yang tidak dibatasi.DAFTAR PUSTAKA

Boyton, William C. Johnson, Raymond N. & Kell, Walter G. Modern Auditing Edisi ketujuh jilid kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta. 2003

Angeline Stefanie Yauri (015/PPAk-XIX/2014) 7