Makalah 03

15
IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM KELOMPOK 6 : JANGKAR SRI KUSUMO BAWANO 070915089 PUTRI TUNJUNG SARI 070915087 ROSA AMALIA 070915086 RENDI PRASETYA 070915065 DIMAS GISWA 070915064 FEBRIANA CHANDRA DEWI 0709150 RINI AYU KURNIASARI 070915024 DRESES PUTRANAMA 070915055 DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

description

IPTEK,SENI dalam ISLAM

Transcript of Makalah 03

Page 1: Makalah 03

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

KELOMPOK 6 :

JANGKAR SRI KUSUMO BAWANO 070915089

PUTRI TUNJUNG SARI 070915087

ROSA AMALIA 070915086

RENDI PRASETYA 070915065

DIMAS GISWA 070915064

FEBRIANA CHANDRA DEWI 0709150

RINI AYU KURNIASARI 070915024

DRESES PUTRANAMA 070915055

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2009

Page 2: Makalah 03

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM”.

Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai

perspektif Islam tentang IPTEK dan seni, dan juga untuk memenuhi tugas

mata kuliah Agama Islam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya

berupa artikel dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan

makalah ini, semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan

yang mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis

berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak

kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang

membantu guna penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 12 September 2009

Penulis

Page 3: Makalah 03

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………4

1.1. Latar Belakang……………………………………………. 4

1.2. Rumusan Masalah………………………………………… 5

1.3. Tujuan Penulisan………………………………………….. 5

1.4. Metode Penulisan…………………………………….. 5

1.5. Sistematika Penulisan……………………………………...5

BAB II IPTEK DAN SENI……………………………………………………6

2.1. Pengertian IPTEK…………7

2.2. Pengertian Seni…………………

2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni……………….

BAB III PERAN DAN TANGGUNGJAWAB…………………30

3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu………….

3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan….

BAB IV PENUTUP………………………………………………………....81

4.1. Kesimpulan…………………………………………………...8

1

4.2. Saran………………………………………………………….81

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….......82

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Page 4: Makalah 03

1.2.Rumusan Masalah

Makalah ini terfokuskan pada empat masalah yang akan dibahas penulis

yaitu :

1.2.1. Apakah pengertian IPTEK?

1.2.2. Apakah pengertian seni?

1.2.3. Bagaimana integrasi iman, ilmu, teknologi dan seni dalam Islam?

1.2.4. Apakah peran utama orang yang berilmu dan tanggungjawab

ilmuwan terhadap lingkungan?

1.3.Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan :

1.3.1. Mengetahui pandangan Islam maupun sekuler terhadap IPTEK

dan seni serta integrasi iman, ilmu, teknologi, dan seni.

1.3.2. Mengetahui peran utama orang yang berilmu dan tanggungjawab

ilmuwan terhadap lingkungan.

1.4.Metode Penulisan

1.4.1. Metode Literatur / Kepustakaan

Penulis menggunakan studi kepustakaan dari berbagai

sumber berupa media elektronik yang memuat informasi berkaitan

dengan IPTEK dan seni dalam perspektif Islam.

1.5.Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun secara sistematis terdiri dari 4 bab :

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan

Masalah,

Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika

Penulisan.

BAB II Animisme, Dinamisme, dan Kejawen dalam pandangan Islam

BAB III Seni, budaya Indonesia, dan perkembangan iptek dalam

pandangan Islam

BAB IV Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Makalah 03

BAB II

IPTEK DAN SENI

2.1. Pengertian IPTEK

Pengetahuan yang dimiliki manusia ada dua jenis, yaitu:

1. Dari luar manusia, ialah wahyu, yang hanya diyakini bagi mereka

yang beriman kepada Allah swt. Ilmu dari wahyu diterima dengan yakin,

sifatnya mutlak.

2. Dari dalam diri manusia, dibagi dalam tiga kategori : pengetahuan,

ilmu pengetahuan, dan filsafat. Ilmu dari manusia diterima dengan kritis,

sifatnya nisbi.

Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber Islam yang isi keterangannya

mutlak dan wajib diyakini (QS. Al-Baqarah/2:1-5 dan QS. An-Najm/53:3-4).

Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat

berbeda maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu

adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi

dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji

kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata

ilmu berarti kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar

katanya mempunyai ciri kejelasan. Dalam Al-Qur’an, ilmu digunakan dalam

arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan sehingga

memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada

salah satu bidang kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu

tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi

tidak mendalam disebut generalis.

Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut

pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil

penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi

juga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi

tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi

kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi.

Page 6: Makalah 03

Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan

kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif

berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan

lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta.

Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu.

Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam

mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah

rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi

(perennial knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena

bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired

knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi, karena bersumber dari akal

pikiran manusia .

Dalam pemikiran sekuler perennial knowledge yang bersumber dari

wahyu Allah tidak diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan

antara wahyu dengan akal, agama dipertentangkan dengan ilmu. Sedangkan

dalam ajaran Islam wahyu dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidak

boleh dipertentangkan. Memang demikian adanya karena hakikat agama

adalah membimbing dan mengarahkan akal.

2.2. Pengertian Seni

Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala

prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa

tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik

dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran.

Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari

nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu

bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi

orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.

2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni

Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi

dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tiga

Page 7: Makalah 03

unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu

dan amal shaleh atau ikhsan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an

S.Ibrahim/14:24-25. Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam

bagaikan sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar dari

sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan

dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/cabang-cabang ilmu

pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan

teknologi dan seni.

Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak

akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat

manusia dan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi

kehidupannya sendiri. Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan

dan ketakwaan kepada Allah akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi

kehidupan ummat manusia termasuk bagi lingkungannya.

BAB III

PERAN DAN TANGGUNGJAWAB

3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu

Seringkali manusia melupakan segi etika atau moral dari hubungan

timbal balik antara manusia dengan lingkungan. Secara moral adalah normal

apabila lingkungan akan memberikan kepada manusia berbagai hal yang

akan diketemukannya. bahkan manusia juga harus memberikan toleransi

kepada kenyataan bahwa sewaktu-waktu dapat timbul malapetaka bagi

kehidupan manusia. Jika manusia dapat berlaku adil dengan semua yang

makhiuk hidup di alam ini, maka disini letak kebenaran norma moral yang

baik, dimana manfaat yang dieroleh dari alam ini, harus juga memberikan

manfaat kepada manusia lain.

Manusia dan masyarakat mengembangkan sistem nilai yang sesuai

dengan keadaan lingkungan. Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan

irama yang ditentukan oleh lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan

Page 8: Makalah 03

alam berada diluar kendali tangan manusia, maka manusia memasrahkan diri

kepada lingkungan. Hal inilah yang melahirkan suatu kebiasaan, tradisi dan

hukum yang tidak tertulis, yang kemudian mengatur pergaulan hidup

masyarakat.

Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral manusia yang

dimilikinya. Citra manusia hanya mempunyai relevansi, jika dalam kehidupan

bersama dalam kelompok masyarakat. Sebab dalam kehidupan berkelompok

itulah terdapat sistem-sistem perlambang yang selanjutnya berfungsi sebagai

sumber nilai. Cara manusia mewujudkan diri adalah hasil pilihannya sendiri.

Oleh karena itu, apapun pilihannya, manusia sendiri yang bertanggung jawab.

3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan

Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau

hamba Allah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah

ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah,

sedangkan esensi khalifah adalah tanggungjawab terhadap diri sendiri dan

alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.

Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan

Allah. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat

dan patuh kepada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri

kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas

anugerah yang diberikan sang pencipta berupa potensi yang sempurna yang

tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnya

rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada hawa nafsunya.

Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah

penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.

Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan

kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada perbuatan fasik (QS. Asy-

Syams/91:8). Dengan kedua kecenderungan tersebut, Allah memberikan

petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan

potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang

selalu didorong oleh nafsu amarah.

Page 9: Makalah 03

Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi.

Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-

sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan

untuk kehidupan umat manusia dengan tidak menimbulkan dampak negatif

terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia

sendiri. Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang memadai. Allah menciptakan alam, karena

Allah menciptakan manusia. Oleh karena itu, manusia mendapat amanah dari

Allah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan

keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Saran

4.2. Kesimpulan

Ilmu pengetahuan dalam sudut pandang filsafat adalah segala sesuatu

yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat

yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasi

sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan

dapat diuji ulang secara ilmiah. Sedangkan ilmu pengetahuan dalam Al-

Qur’an adalah proses pencapaian segala sesuatu yang diketahui manusia

melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat dan obyeknya sehingga

memperoleh kejelasan. Teknolgi adalah dalam sudut pandang budaya,

teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan

praktis dari ilmu pengetahuan yang berkarakteristik netral dan obyektif.

Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala

prosesnya serta merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa

tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik

dengan keindahan, keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Seni

Page 10: Makalah 03

yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya

adalah hawa nafsu bukan akal dan budi.

Jika manusia berlaku adil dengan semua yang makhluk hidup di alam

ini, maka disini letak kebenaran norma moral yang baik, dimana manfaat yang

dieroleh dari alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada manusia lain.

Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh

lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan alam berada diluar kendali

tangan manusia, maka manusia memasrahkan diri kepada lingkungan.

Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi

dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalam Dienul Islam

terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata

lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan. Pengembangan IPTEK yang

lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak

akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya.

Fungsi utama manusia yaitu, abdun: ketaatan, ketundukan dan

kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan, dan khalifah: tanggungjawab

terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun

lingkungan alam. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi

manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan

bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Manusia

mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar terjaga

kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/iptek/manusialingkungan.html