Makala h

20
MAKALAH PERAN PEMERINTAH TERHADAP EKSPLOITASI SEKTOR PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA Mata Kuliah Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu Dosen pengampu Dr.Ir.Umi Zakiyah,M.Si Disusun oleh : (Kelas M04) Sunaryo 135080100111023 Mochamad Naufal Irfansyah 135080100111028 Bonifasius Vendra 135080100111033 MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

description

overfishing

Transcript of Makala h

Page 1: Makala h

MAKALAH PERAN PEMERINTAH TERHADAP EKSPLOITASI

SEKTOR PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA

Mata Kuliah Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu

Dosen pengampu Dr.Ir.Umi Zakiyah,M.Si

Disusun oleh :

(Kelas M04)

Sunaryo 135080100111023

Mochamad Naufal Irfansyah 135080100111028

Bonifasius Vendra 135080100111033

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Makala h

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat

Rahmat dan Inayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan

tugas terstruktur ini dengan judul “Peran Pemerintah Terhadap Eksploitasi Sektor

Perikanan Tangkap di Indonesia”.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kami mengalami hambatan

dan kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai

pihak serta kerja keras, Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Atas bantuan, bimbingan serta dukungannya, kami ucapkan terimakasih

kepada Dosen Mata Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu, Orang tua

kami, serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu penyusunan makalah

ini.

Kami juga menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,

baik dalam segi isi maupun penulisan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik

dan saran yang positif dan bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan

datang. Dan kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Malang, 18 Oktober 2015

Penyusun

Page 3: Makala h

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Produksi tangkapan laut Indonesia yang terus meningkat dari 51.800

ton pada 1950 menjadi 3.342.583 ton pada 2010....................................................3

Gambar 2. Jumlah dan jenis alat tangkap di Indonesia............................................5

Gambar 3. IUU Fsihing............................................................................................5

Page 4: Makala h

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

1. PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3. Tujuan........................................................................................................2

2. PEMBAHASAN...............................................................................................3

2.1. Populasi Ikan di Indonesia........................................................................3

2.2. Over Fishing (Penangkapan Berlebihan)..................................................4

2.2.1. Pengertian..............................................................................................4

2.2.2. Faktor Terjadinya Over Fishing (Penangkapan Berlebihan).................4

2.2.3. Dampak dari Over Fishing (Penangkapan Berlebihan).........................5

2.3. Peran Pemerintah Terhadap Over Fishing (Penangkapan Berlebihan).....7

3. PENUTUP........................................................................................................9

3.1. Kesimpulan................................................................................................9

3.2. Saran..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

Page 5: Makala h

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia terkenal memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi,

kurang lebih 3.000 jenis ikan hidup di perairan laut dan perairan tawar (haryani,

2008). Penyebaran ikan di perairan laut sebanyak 51%, di perairan tawar 48%,

dan sisanya 1% bergerak dilingkungan dari air laut ke perairan air tawar dan

sebalinknya ( estuaria) ( Peristiwadi, 2006).

Ikan di definisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang

hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada filum chordata dengan

karakteristik memiliki ingsang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut

dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Ikan hamper dapat ditemukan

disemua tipe perairan di dunia dengan bentuk dan karakter yang berbeda (Adrim,

2010).

Definisi perikanan menurut UU NO. 31 Tahun 2004 tentang

PERIKANAN adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi,

produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu

sistem bisnis perikanan. Menurut batasan statistik dimaksudkan sebagai kegiatan

ekonomi di bidang penangkapan, pembudidayaan, pengolahan dan pemasaran

ikan.

Kegiatan penangkapan ikan di laut adalah semua kegiatan penangkapan

ikan yang dilakukan di laut, muara sungai, laguna, dan sebagainya yang

dipengaruhi oleh amplitudo pasang surut, sedangkan penangkapan di perairan

umum meliputi semua kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan di perairan

umum (sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainnya) yang bukan milik

perorangan atau badan hukum.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang di bahas dalam makalah ini adalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana keadaan populasi ikan di Indonesia?

1

Page 6: Makala h

b. Apa pengertian dari over fishing?

c. Bagaimana peran pemerintah terhadap over fishing?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan yang dimuat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui keadaan populasi ikan di Indonesia?

b. Mengetahui pengertian dari over fishing?

c. Mengetahui peran pemerintah terhadap over fishing?

2

Page 7: Makala h

2. PEMBAHASAN

2.1. Populasi Ikan di Indonesia

Menurut Solihin et.al (2013), Saat produksi tangkapan ikan laut dunia

sedang menurun, di Indonesia tercatat sektor perikanan meningkat stabil sejak

1950 hingga 2010. (Gambar 1). Kementerian Kelautan dan Perikanan

menargetkan peningkatan produksi hingga 22,39 juta ton pada 2015, untuk

menjadi produsen ikan terbesar di dunia. Sumberdaya laut Indonesia yang kaya

serta akses teritori air kepulauan yang mudah menyebabkan berkembangnya

industri perikanan. Saat ini Indonesia merupakan produsen perikanan terbesar

ketiga dunia, setelah China dan Peru.

Dalam rangka mengelola perikanan, pada 3 Agustus 2011 dikeluarkan

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP), Nomor Kep.

45/Men/2011 tentang Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan di WPP-NRI. Keputusan

ini memperkirakan potensi ikan sebesar 6.520.100 ton/tahun, dengan tingkat

pemanfaatan pada tahun 2011 mencapai 5.345,729 ton.

Dengan demikian, data menunjukkan produksi tangkapan laut sudah

menembus angka 82%, melebihi pemanfaatan optimal yang disyarat kan

(maximum sustainable yield/ MSY) 80%. Hal ini diperparah dengan angka

kegiatan ilegal, tak dilaporkan dan tak diatur (Illegal, Unre ported dan

Unregulated Fishing - IUU Fishing) yang diperkirakan mencapai 4.326 kapal

baik lokal maupun asing. Menurut sumber pemerin tah, potensi ikan Indonesia

yang dicuri sebesar 25% 29, sehingga produksi menembus angka 107%.

Gambar 1. Produksi tangkapan laut Indonesia yang terus meningkat dari 51.800 ton pada 1950 menjadi 3.342.583 ton pada 2010

3

Page 8: Makala h

2.2. Over Fishing (Penangkapan Berlebihan)

2.2.1.Pengertian

Over fishing dapat di definisikan sebagai tingkat mortalitas yang lebih besar

dan titik maksimum. Dari sisi yang lebih sederhana, over fishing berarti upaya

penangkapan yang berlebih terhadap suatu stok ikan. Secara umum, ciri-ciri

perikanan yang mengalami tangkap lebih adalah waktu melaut yang lebih lam,,

lokasi penangkapan yang semakin jauh, ukuran mata jarring semakin kecil,, dan

kemudian diikuti dengan penurunan produktifitas.

Over fishing adalah penangkapan ikan yang berlebihan sehingga

mengganggu keseimbangan ekologi laut. Untuk mencegah over fishing dilakukan

langkah-langkah seperti pembatasan jumlah hasil tangkap, pengaturan waktu

tangkap, mengatur ukuran hasil tangkap (ukuran panjang atau berat), pengawasan

jenis alat tangkap yang digunakan penerapan system zonasi dengan membagi

kawasan menjadi zona-zona berdasarkan pemanfaatannya, dan pelarangan

penggunaan bahan peledak dan bahan beracun untuk menangkap ikan (Sujatmiko,

2014).

2.2.2.Faktor Terjadinya Over Fishing (Penangkapan Berlebihan)

Menurut Solihin et.at (2013), Over fishing pada dasarnya adalah terlalu

banyak kapal yang menangkap ikan yang terlalu sedikit. Juga mempertimbangkan

tipe alat penangkap, kawasan penangkapan dan pelanggaran aturan-aturan

perikanan. Indonesia telah menentukan estimasi potensi untuk setiap wilayah

pengelolaan perikanan (WPP). Konflik antara ikan skala kecil dan skala besar

menjadi masalah umum di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. 67% kapal

pukat beroperasi di Sumatera, sementara 55% pukat kantong di Jawa. Lebih dari

setengah kapal pukat kantong 52%-nya berada di Jawa. Tiga besar daerah dengan

alat tangkap tuna long line adalah Jawa, Sumatra dan Papua - Maluku. Jumlah alat

tangkap merupakan indikasi tingkat ekstraksi sumberdaya ikan.

4

Page 9: Makala h

Gambar 2. Jumlah dan jenis alat tangkap di Indonesia

Menurut Widodo (2008), penyebab over fishing antara lain kenaikan pesat

dalam permintaan untuk produk perikanan yang mengarah untuk meningkatkan

harga ikan lebih cepat dari pada harga daging, teknologi penangkapan yang cepat,

peningkatan signifikan pada penggunaan teknik penangkapan ikan yang merusak,

menggunakan jarring ber-mess size yang lebih kecil, dan lebih banyak waktu serta

tenaga di sector perikanan.

Gambar 3. IUU Fsihing

2.2.3. Dampak dari Over Fishing (Penangkapan Berlebihan)

Menurut Widodo (2008), Apabila penangkapan yang berlebih (Overfishing)

terjadi disuatu perairan maka akan terjadi berbagai dampak negatif yang aka

ditimbulkan antara lain:

5

Page 10: Makala h

a. Produksi perikanan terus menurun setiap tahunnya

Pandangan nelayan di Indonesia yang memiliki keyakina bahwa ikan dilaut

tidak akan habis harus dihilangkan. Karena mindset itu membuat para

nelayan atau perusahaan besar penangkap ikan akan menangkap ikan

sebesar mungkin. Apabila hal ini terus terjadi maka akan menurun produksi

ikan, karena pertumbuhan ikan tidak semua cepat dan penangkapan terus

terjadi setiap hari.

b. Makin mengecilnya ukuran ikan

Penangkapan yang terjadi setiap hari di suatru tempat yang sama dan tidak

ada pembatasan ukuran ikan yang ditangkap. Maka dari hari kehari akan

mengecil ukuran ikan yang ditangkapa. Karena ikan yang berukuran besar

sudah mulai habis.

c. Hilangnya beberapa spesies tangkapan utama

d. Pengrusakan habitat ekosistem laut

Alat tangkap yang makin canggih membuat kerukan pada ekosistem laut.

Terutama pada alat taangkap yang bisa mencapai dasar. Komonitas yang

tidak seharusnya terangkat menjadi terbawa ke atas (tertangkap).

e. Keseimbangan rantai makanan terganggu

Adanya overfishing (penangkapan yang berlebih) mebuat rantai makanan

terganggu karena. Akan memutus rantai makanan disuatu perairan.

f. Mata pencaharian ekonomi menurun

Jika di perairan terus ditangkap berlebih maka akan mengurangi jumlah

ikan. Yang akan menyebabkan nelayan akan kesulitan mencari ikan di laut.

g. Kondisi terumbu karang buruk

ampak dari overfishing jika terjadi teru smenerus adalah kerusakan pada

terumbu karang. Karena alat tangkap yang canggih hingga mencapai dasar

6

Page 11: Makala h

membuat terumbu karang juga terangkat bahkan jika terkenea alat tangkap

sedikit saja bisa merusak terumbu karang.

2.3. Peran Pemerintah Terhadap Over Fishing (Penangkapan Berlebihan)

Dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan, pemerintah telah

membuat sebuah peraturan yang dimuat dalam Peraturan pemerintah No 60 Tahun

2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan; Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan No Per.14/MEN/2007 tentang Keadaan kritis yang membahayakan atau

Dapat membahayakan Sediaan Ikan, Spesies Ikan atau Lahan Pembudidayaan;

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No Per.01/MEN/ 2009 tentang

Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia; Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan No Per.45/MEN/2011tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan

di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia; Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan No Per.12/MEN/ 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap

di Laut Lepas; Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No Per.29/MEN/ 2012

tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan Di Bidang

Penangkapan Ikan.

Sedangkan menurut Amrullah (2013), menyatakna bahwa Meski kebijakan

pemerintah terkait peningkatan produksi perikanan terlihat mengabaikan

fenomena over fishing, namun bukan berarti pemerintah menutup mata dengan

adanya kejadian tersebut. Hal ini tercemin dari beberapa kebijakan yang dibuat

dalam rangka menekan laju terjadinya over fishing, diantaranya:

a. Kebijakan pembatasan alat tangkap dengan menetapkan besar lubang

mata jaring.

Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan selektifitas alat tangkap, sehingga

yang tertangkap hanya  spesies target saja, sedang spesies lain dapat lolos

keluar melalui lubang jaring tersebut. Contoh: pada alat tangkap purse sein,

jaring angkat, dan jala tebar. Kebijakan diversifikasi alat tangkap.

Dimaksudkan agar nelayan tidak bergantung pada salah satu jenis alat

tangkap saja, melainkan dapat memilih jenis alat tangkap yang lain dengan

spesies target yang berbeda.

7

Page 12: Makala h

b. Membentuk kawasan konservasi laut

Dibeberapa tempat yang dianggap masih memiliki potensi plasma nutfah

yang cukup tinggi. Seperti Takabonerate, dan Wakatobi.

c. Kebijakan pengendalian alat tangkap melalui mekanisme perizinan

Beberapa kapal penangkap dalam skala tertentu harus memiliki surat izin

penangkapan untuk dapat beroperasi di wilayah perairan sekitar pulau

maupun ZEE.

8

Page 13: Makala h

3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

over fishing berarti upaya penangkapan yang berlebih terhadap suatu stok

ikan. Secara umum, ciri-ciri perikanan yang mengalami tangkap lebih adalah

waktu melaut yang lebih lam,, lokasi penangkapan yang semakin jauh, ukuran

mata jarring semakin kecil,, dan kemudian diikuti dengan penurunan

produktifitas.

penyebab over fishing antara lain kenaikan pesat dalam permintaan untuk

produk perikanan yang mengarah untuk meningkatkan harga ikan lebih cepat dari

pada harga daging, teknologi penangkapan yang cepat, peningkatan signifikan

pada penggunaan teknik penangkapan ikan yang merusak, menggunakan jarring

ber-mess size yang lebih kecil, dan lebih banyak waktu serta tenaga di sector

perikanan.

Dalam mengatasi over fising pemerinta telah mengeluarkan kebijakan guna

mengatsi permasalan perikanana yang ada di Indonesia seperti Peraturan

pemerintah No 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan; Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan No Per.14/MEN/2007 tentang Keadaan kritis

yang membahayakan atau Dapat membahayakan Sediaan Ikan, Spesies Ikan atau

Lahan Pembudidayaan; Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No

Per.01/MEN/ 2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia.

3.2. Saran

Dengan telah ditetapkanya berbagai peraturan pemerintah mengenai

perikanan hendaknya masyarakt kita sadar akan kondisi perairan laut

indonesai.yang mana bila penangkapan yang berlebih bukan tidak mungkin ikan-

ikan yang ada di perairan kita Indonesia saat ini beberapa taun kedepan akan

punah,dan kondisi ekosistem perairan akan rusak.

9

Page 14: Makala h

DAFTAR PUSTAKA

Adrim.M Dan Fahmi.2010.Panduan Penelitian untuk Ikaan Laut.Pusat Penelitian

Oseanografi –LIPI.Jakarta.

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar.2014 .Survei Potensi

Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap di 4 Kecamatan.

Denpasar.Bali.

Haryani.E.B.S.2008.Konservasi Sumberdaya Ikan di Indonesia,Departemen

Kelautan dan Perikanan .Jakarta.

Peristiwati.T.2006,Ikan-Ikan Laut Ekonomis Penting di Indonesia (Petunjuk

Identifikasi).LIPI Press.Jakarta .Indonesia.

Sholihin.A.,Batungbacal.E.,Nasution.A.M.2013.Laut Indonesia dalam

Kritis.Greenpeace Indonesia.Jakarta.Indonesia.

Sujatmiko Eko .2014. Kamus Ilmu Pengetahuan Umum . Anggar Sinergi . Media

Cetak 1. Surakarta .

Widodo, J. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Laut. Gadjah Mada

Universitas Press. Yogyakarta.

10