Makala h
-
Upload
rika-gusneri-part-ii -
Category
Documents
-
view
17 -
download
2
Transcript of Makala h
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik
yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik
profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan
hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik. Standart
perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi
keperawatan internasional, nasional, dan negera bagian atau provinsi. Perawat
harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan
mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang
terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan
bertindak sebagai advokat klien.
Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan
lindungan yang jelas. Para perawat harus tahu berbagai konsep hukum yang
berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas
terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan. Secara umum
terhadap dua alasan terhadap pentingnya para perawat tahu tentang hukum yang
mengatur praktiknya. Alasan pertama untuk memberikan kepastian bahwa
keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsisten dengan prinsip-prinsip
hukum. Kedua, untuk melindungi perawat dari liabilitas
Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang etik dan hukum dalam
keperawatan.
1
1.2 Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan konsep pentingnya
hukum dan peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan.
B. Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa dapat Memahami dan menjelaskan pengertian etika, etik,
rtiket dan moral
2. Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan kode etik
3. Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian profesi
4. Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian nilai
5. Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan nilai yang diperlukan
perawat
6. Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan metode mempelajari
nilai
7. Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan keyakinan dan sikap
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Etika,Etik,Etiket dan Moral
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” : Adat istiadat / kebiasaan
Menurut Araskar dan David (1978) : ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau
standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Menurut
Curtin : Etika merupakan suatu disiplin ilmu yg diawali dgn mengidentifikasi,
mengorganisasi, menganalisis & memutuskan perilaku Mc dng menrpx prinsip2
u/ mendeterminasi perilaku yg baik terhdp suatu situasi yg dihadapi. Etika
merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam
hubungan dengan orang lain. Etika merupakan studi tentang perilaku, karakter
dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga
bagi semua orang.
Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau
dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2004)
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk
dalam hubungan dengan orang lain.Etik merupakan studi tentang perilaku,
karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan
berharga bagi semua orang. Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematuis
tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan
dengan perilaku.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan
istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia
berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.
Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang berarti adat dan kebiasaan.
Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang
3
merupakan “standar perilaku” dan nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila
seseorang menjadi anggota masyarakat di mana ia tinggal.
Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang,
serta menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau
suatu bentuk perbuatan yang nyata.
B. Kode Etik
Kode etik adalah suatu pernyataan formal mengenai suatu standar
kesempurnaan dan nilai kelompok. Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan
oleh semua anggota kelompok, mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang
waktu, dan berfungsi sebagai standar untuk tindakan profesional mereka.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina
profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik
keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia melalui Musyawarah Nasional PPNI di jakarta pada
tanggal 29 November 1989.
Kode Etik Keperawatan Indonesia
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan
tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang
perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran
etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan Indonesia :
Perawat dan Klien
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan sosial.
4
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Perawat dan praktek
1. Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan
melalui belajar terus-menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat
dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada
orang lain
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku profesional.
Perawat dan masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai
dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat.
Perawat dan teman sejawat
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara keseluruhan.
5
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
Perawat dan Profesi
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan
yang baik
Kode Etik Keperawatan menurut PPNI.
Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat
Persatuan Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta
pada tangal 29 November 1989.
Fungsi Kode Etik Perawat
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
profesional dengan cara sebagai berikut:
1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang
diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator,
perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat,
6
dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan
masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
Kode etik keperawatan Indonesia : Terdiri dari 5 Bab, dan 17 pasal. yaitu:
1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat
- Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman
kepada tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan
keperawatan individu, keluarga dan masyarakat
- Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu,
keluarga dan masyarakat.
- Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan
masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur keperawatan.Tanggungjawab terhadap tugas.
- Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu,
keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesehatan khususnya serta upaya kesejahteraan umum sebagai
bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
2. Tanggungjawab terhadap tugas
- Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan
masyarakat
- Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
7
- Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
- Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik
dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
- Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien
dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan
tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
3. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya
- Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat
dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara
kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
- Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan
dalam bidang keperawatan.
4. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan
- Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional
secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah
ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.
- Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
8
- Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan
pendidikan keperawatan.
- Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara
- Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan
dan keperawatan.
- Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran
kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan
keperawatan kepada masyarakat.
Kode Etik Keperawatan menurut American Nurse Association (ANA) adalah
sebagai berikut:
1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status
sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak masalah kesehatan.
2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi
yang bersifat rahasia
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya
terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau
illegal
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan
yang dijalankan masing-masing individu
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan
kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan
9
konsultasi, menerima tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan
keperawatan kepada orang lain.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan
profesi
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningfkatkan standar keperawatan
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang
berkualitas
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik
terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas
perawat
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan
nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik
Kode Etik menurut ICN
ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh dunia yang didirikan pada
tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover Square, London dan
direvisi pada tahun 1973. Adapun kode etiknya adalah sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Utama Perawat
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
timbulnya penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk
melaksanakan tanggung jawab utama tersebut, perawat harus meyakini bahwa :
- Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah
sama.
- Pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan
terhadap kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
10
- Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat mengikutsertakan
kelompok dan instansi terkait.
2. Perawat, Individu dan Anggota Kelompok Masyarakat
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan
tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan
menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai aadat kebiasaan serta
kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menjadi pasien
atau kliennya. Perawat dapat memegang teguh rahasia pribadi (privasi) dan
hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukaan oleh pihak yang
berkepentingan atau pengadilan.
3. Perawat dan Pelaksanaan Praktik Keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan
standar pendidikan keperawatan. Perawat dapat mengembangkan pengetahuan
yang dimilikinya secara aktif untuk menopang perannya dalam situasi tertentu.
Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat mempertahankan sikap sesuai
dengan standar profesi keperawatan.
4. Perawat dan Lingkungan Masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan
dapat berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan
masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
5. Perawat dan Sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat dapat
11
melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya merasa
terancam.
6. Perawat dan Profesi Keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar
praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan . Perawat diharapkan ikut aktif
dalam mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan
secara profesional. Perawat sebagai anggota profesi berpartisipasi dalam
memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan
praktik keperawatan
Tujuan Kode Etik Keperawatan
Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati
martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
- Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau
pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam
profesi keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi
keperawatan.
- Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh
praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam
pelaksanaan tugasnya.
- Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
- Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan
agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap
profesional keperawatan.
- Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna
tenaga keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam
melaksanakan tugas praktek keperawatan.
12
C. Pengertian Profesi
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang
berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian,
sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja
yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi.
Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan
hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan
seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas
sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis,
sekretaris dan sebagainya.
menurut DE GEORGE : PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian.PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai
profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah
seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang
lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau
untuk mengisi waktu luang.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
1. Tanggung jawab
13
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di
beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :
Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang
paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika
tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur
kehidupan bersama.
Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi
landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya
maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini
sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan
tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan
para anggotanya.
Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku
sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan
yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi
kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah
pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi
dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga
masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.
D. Pengertian Nilai
Ada beberapa pengertian tentang nilai, yitu sebagai berikut:
14
- Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang sesuai denagn tututan hati nuraninya
(pengertian secara umum)
- Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang
tentang kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran,
objek atau prilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah
serta makna pada kehidupan seseorang (simon,1973).
- Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga,
kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide, objek, atau prilaku khusu
(Znowski, 1974)
Untuk praktik sebagai perawat profesional, diperlukan nilai-nilai yang
sesuai dengan kode etik profesi, antara lain dengan:
a. Menghargai martabat individu tanpa prasangka.
b. Melindungi seseorang dalam hal privasi
c. Bertanggung jawab untuk segala tindakannya
Seorang perawat yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan
kepada pasien, sebagai berikut:
1. Menutup area untuk mandi dan pengobatan
2. Menutup pasien untuk prisedur tertentu
3. Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dcengan pemuka agama
atau anggota keluyarga yang sedang sedih
Nilai- Nilai yang Sangat Diperlukan Oleh Perawat
1. Kejujuran
15
2. Lemah Lembut
3. Ketepatan setiap tindakan
4. Menghargai orang lain
Metode Mempelajari Nilai-Nilai
Menurut teori klasifikasai nilai-nilai, keyakinan atau sikap dapat menjadi suatu nilai
apabila keyakinan tersebut memenuhi tujuh kriteria sebagai berikut:
1. Menjunjung dan menghargai keyakinan dan prilaku seseorang
2. Menegaskan didepan umum , apabila cocok
3. Memilih dari berbagai alyernatif
4. Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
5. Memilih secara bebas
6. Bertindak
7. bertindak denngan pola konsisten
Keyakinan
Ada beberapa pengertian tentang keyakinan, yaitu sebagi berikut:
1. Keyakinan adalah sesuatu yang diterima sebagai kebenaran melalui
pertimbangan dan kemungkinan, tidak berdasarkan kenyataan
2. Keyakinan merupakan pengorganisasian konsep kogniti, misalnya individu
memegang keyakinan yang dapat dibuktikan melalui kejadian yang dapat
dipercaya
3. tradisi rakyat atau keluarga merupakan keyakinan yng berjalan dari satu
generasi ke generasi yang lain
Sikap
Sikap adalah suasana perasaan atau sifat, dimana prilaku yang ditujukan kepada
orang, objek, kondisi atau situasi, baik secara tradisional maupun nulai atau
keyakinan. Sikap dapat diajarkan melalui cara:
16
1. Memberi contoh, teladan atau model peran Setiap individu belajar dari
seperangkat contoh melaui prilaku orang lain yang diterimanya,
2. Membujuk atau meyakinkan seseorang mempunyi dasar kognitf. Hal ini
tidak terkait dengan aspek emosional dari prilaku seseorang.
3. Mengajarkan melalui budaya, Budaya dan agama mempengaruhi prilaku
seseorang tanpa pilihan. Setiap individu dapat menerima keyakinan tersebut
4. pilihan terbatas, Prilaku seseorang dikontrol dengan membatasi pilihan
seseorang dengan tidak mempunyai pilihan secara bebas
5. Menetapkan melalui peraturan-peraturan, Ketentuan dan peraturan yang
digunakan untuk mengontrol prilaku seseorang adalah sebagai berikut:
- Prilaku yang dipelajari biasanya dapat diterima secara sosial dan
diterapkan dalam situasi yang sama dengan waktu yang akan dating
- Berprilaku dalam cara tertentu karena takut diberi sanksi, sehingga
tidak mempertimbangkan nilai benar atau salah
- Menggunakan nilai untuk mengarahkan prilakunya, berarti dapat
membedakan baik dan buru, benar atau salah
6. mempertimbangkan dengan hati nurani, Orang sering mempelajari
seperangkat norma prilaku yang dianggap benar. Kegagalan untuk
Mengikuti norma ( hati nurani ) dapat mengakibatkan perasaan bersalah
PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN.
Otonomi (Autonomy)
Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan nomos
yang berarti aturan. Maka otonomi merupakan aturan dan keputusan yang dibuat
17
sendiri berdasarkan pertimbangan tertentu.Prinsip otonomi didasarkan pada
keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan
sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri,
memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang
lain. Otonomi merupakan bentuk penghargaan terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tanpa paksaan dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Maka dalam prinsip otonomi ini seorang perawat dituntut untuk menghargai hak
yang dimiliki klien serta mampu membuat keputusan tentang perawatan pasien
dengan pertimbangan yang mapan
Contoh tindakan yang tidak memperhatikan memperhatikan otonomi adalah:
Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka doberi tahu sebelumnya
Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui
klien dalam membuat suatu pilihan.
Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan
atau penyimpangan.
Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki
informasi tersebut.
Memaksa klien memberi informasi tentang hal- hal yang mereka sudah tidak
bersedia menjelaskannya.
Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Dengan cara
melakukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan dan meningkatkan
kaebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Namun terkadang, dalam situasi
pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
Keadilan (Justice)
Keadilan berasal dari kata adil yang berarti mampu menempatkan sesuatu
pada tempatnya sesuai kondisi dan kebutuhan. Prinsip keadilan dibutuhkan untuk
tercapainya keadaan yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung
18
prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.
Contoh : seorang perawat sedang bertugas sendirian di suatu unit RS
kemudian ada 2 orang klien yang baru masuk bersamaan dengan situasi pasien
pertama kritis dan yang kedua tidak begitu parah. Maka dalam hal ini perawat
harus menggunakan prinsip keadilan dengan mendahulukan pasien yang kritis
kemudian baru pasien yang tidak begitu parah.
Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien. Johnson (1989)menyatakan bahwa prinsip untuk tidak melukai orang
lain dan melakukan kebaikan.
Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian
transfusi darah bertentangan dengan keyakinannya, mengalami perdarahan hebat
akibat penyakit hati yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien
sudah memberikan pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tak mau
dilakukan transfuse darah. Pada suatu saat, ketika kondisi klien bertambah buruk
dan terjadilah perdarahan hebat, dokter seharusnya menginstruksikan untuk
memberikan transfuse darah. Dalam hal ini, akhirnya transfuse darah tidak
diberikan karena prinsip beneficience walaupun sebenarnya pada saat
berasamaan terjadi penyalahgunaaan prinsip maleficience.
Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
19
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk
pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa “dokter tahu hal yang terbaik”
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam
membangun hubungan saling percaya.
Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain.Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan,kesetiaan, adalah kewajiban
seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan,menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan
danmeminimalkan penderitaan
Karahasiaan (Confidentiality)
Prinsip kerahasiaan berarti seorang perawat harus menjaga rahasia dan
privasi klien, tidak mengemukakannya terhadap orang lain kecuali diminta oleh
pengadilan. Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangk apengobatan klien. Tidak ada
seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh
klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan
lain harus dihindari
Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas berarti tanggung jawab yang harus dimiliki oleh perawat
dalam melaksanankan profesinya sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi
20
orang lain. Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Seorang perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi, klien,
sesame karyawan dan masyarakat. Jika salah memberi dosis obat kepada klien
perawat tersebut dapat digugat oleh klien yang menerima obat, oleh dokter yang
memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan
professional.
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus
21
Nn.N (16thn) masuk ke IGD jam 10.00 diantar oleh supir angkot dalam keadaan tidak
sadar dan fraktur femur dextra dan cedera kepala terbuka karna kecelakaan lantas.
Perawat sudah mencoba hubungi keluarga klien tapi sampai jam 18.00 keluarga tak
bias juga di hubungi maka dokter dan perawat mengambil keputusan dan
pertimbangan untuk menyelamatkan nyawa klien dengan amputasi kaki klien karena
kaki klien hancur dan perdarahan yang banyak.
Setelah op pasien dipindahkan ke rawat inap bedah, saat klien sadar, klien
menanyakan pada dokter kenapa kakinya tidak ada sensasi dan dokter menjawab
karena pengaruh anastesi. Selang beberapa lama hal yang sama ditanyakan pada
perawat lain dan perawat menjawab kalau kakinya sudah di amputasi. Ketika klien
mengetahui kalau kakinya sudah tidak ada, pasien terlihat syok dan mencoba untuk
bunuh diri.
Pembahasan kasus
1. Kasus ini secara nyata merupakan suatu tindakan yang syah dari para medis.
Kenapa demikian? Karna kasus ini merupakan salah satu bagian dari implied
consent, yaitu persetujuan yang diangggap telah diberikan walaupun tanpa
pernyataan resmi,yaitu pada keadaan darurat atau emergency.
Karena Pada kasus ini dijumpai pasien yang berada dalam keadaan
tidak sadar (karena kecelakaan lalu lintas) dan tidak ada anggota keluarga
yang hadir, sedangkan pasien dalam keadaan gawatnya sehingga harus segera
di lakukan pembedahan untuk menyelamatkannya. Dalam keadaan seperti ini,
setiap penundaan (termasuk penundaan operasi) akan berakibat serius bahkan
fatal terhadap pasien, sehingga tidak ada waktu lagi mencari atau
menghubungi keluarga pasien (apalagi meminta izin untuk operasi misalnya).
Dalam keadaan seperti ini, dokter dapat bertindak melakukan segala langkah
yang diperlukan (termasuk operasi) untuk menyelamatkan nyawa pasien,
tanpa perlu menunggu izin dari siapa pun. Apabila dokter menunda operasi
hanya karena belum ada izin untuk itu dan kemudian terjadi akibat yang serius
22
atau fatal karena penundaan tersebut, justru dokter dan perawat dapat dituntut
karena kelalaian.
2. Tindakan medis yang dilakukan ini pun beralasan karena di satu sisi keadaan
klien sedang darurat dan satu sisi lagi kita melihat pada kasus ini keluarga tak
bisa juga di hubungi. Maka dokter dan perawat mengambil keputusan dan
pertimbangan untuk menyelamatkan nyawa klien dengan amputasi. Dan
secara riil,pada keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa pasien tindakan
menyelamatkan kehidupan (live saving) tidak memerlukan persetujuan
tindakan medik.
3. Adapun ditemukan pada kasus ini Nn N (16 thn) mengalami syok dan histeris
dan mencoba untuk bunuh diri, nah dalam hal ini klien berhak mendapat kan
perlindungan, mendapatkan pemberian penjelasan dari dokter atau perawat
yang adekuat agar keadaan klien dapat membaik kembali. Dan dokter atau
perawat harus segera mengkomunikasikan hal ini pada keluarga klien juga.
4. Pada kasus ini klien menanyakan pada dokter kenapa kakinya tidak ada
sensasi dan dokter menjawab karena pengaruh anastesi. Selang beberapa lama
hal yang sama ditanyakan pada perawat lain dan perawat menjawab kalau
kakinya sudah di amputasi. Disini menurut analisis kami seharusnya dokter
seharusnya menjawab hal yang sama dengan perawat yaitu bahwa kakinya
sudah di amputasi. Karena pasien mempunyai hak untuk memperoleh
informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan dengan
diagnosis, pengobatan, dan prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti
masalah yang dihadapinya
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
23
Etika merupan suatu hal yang sangat peting bagi seorang perawat.
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan
pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap
keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan
dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya
berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan
mempertimbangkan etika.
b. Saran
Dengan dekatnya perawat dengan pasien dan masyarakat seorang perawat di
wajibkan seorang perawat mempunyai etika yang baik dikarenakan etika
merupakan Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan
prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat
keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan keperawatan
yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin
Agar etika perawat baik diperlukan pembelajaran etika keperawatan sedini
mjungkin terhadap para mahasiswa dan mahasiswi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
http://blogs.unpad.ac.id/tencommunity/?page_id=190
24
http://thefuturisticlovers.wordpress.com/2011/08/08/etikakep-kode-etik-keperawatan-
ppni-ana-dan-icn/
Potter dan perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Wikipedia.
Konsep, proses dan praktikedisi 4 volume1.jakarta:ECG
Bioshop dan scudder,2001.etikakeperawatan.jakarta:ECG
http:/www.google.com
http:/www.ppnibabar.com?p=13
25