MajalahDetik_197

62
KONTROVERSI WADUK JATIGEDE  ANT ARA LINO -  JK EDISI 197 | 7 - 13 SEPTEMBER 2015

description

majalah detik

Transcript of MajalahDetik_197

  • KONTROVERSI WADUK JATIGEDE

    ANTARA

    LINO-JKEDISI 197 | 7 - 13 SEPTEMBER 2015

  • TAP PADA KONTEN UNTUK MEMBACA ARTIKELDAFTAR ISI

    Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad Durohman, Aditya Mardiastuti, Melisa Mailoa. Bahasa: Habib Rifai, Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim, Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono.

    Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: [email protected] Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769

    Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran: [email protected] Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: [email protected] detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.

    EDISI 197 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INSPIRING PEOPLE

    @majalah_detik majalah detik

    n TAMU MISTERIUS USTAD AZIZ

    n MAKNA KEDATANGAN IMF

    n DEPAK STEVE JOBS, BIKIN ANDROID n BEREBUT REZEKI DARI RANSEL

    n TOLONG...!

    n BERTAHAN SAMPAI AIR DI HALAMAN

    n PERJALANAN MELINTASI NERAKA

    INTERNASIONAL

    CRIME STORY

    KRIMINAL

    KOLOM

    INTERVIEW

    GAYA HIDUP

    MUSIK

    SENI HIBURAN / FILM

    BISNIS

    EKONOMI

    n SUNSET DI PUNCAK SULAWESI

    n TONGKRONGAN SI KUTU BUKU

    n JALAN PANJANG GOYANG PM NAJIB

    PEOPLE

    NASIONAL

    n DELAPAN PILIHAN SRIKANDI

    n FILM PEKAN INIn AGENDA

    n DINDING KOTA YANG BERSUARA

    Cover: Ilustrasi: Kiagus Aulianshah

    n KARTINI DARI TANAH PAPUA

    n DIET MAYO, DIET SEHAT TAPI ENAK

    n DALAM LEGENDA ABADI TOBA

    n BALADA MELATI DI KOTA TAHU

    n DI TEPI GELOMBANG PHK?

    n KARYA NYELENEH SANG KOMEDIAN

    n RUPIAH TURUN, TURIS NAIK n AGAR TUKANG TEMPE MAKIN EFISIEN

    n TEKAN JUMLAH PENGANGGUR

    LENSA

    n KANYE WEST | AMANDLA STENBERG | DENNY WIRAWAN

    FOKUSSAKTINYA BOS

    PELABUHAN SAYA JUGA SENANG.

    ARTINYA, CEO IPC BISA PUNYA BARGAINING POSITION YANG

    KUAT DENGAN RI-1 DAN RI-2. JADI KITA HEBAT.

    n RAFFLES BROTESTES PANJAITAN

  • Ratusan mural bertebaran di Mission Districtpermukiman yang dihuni warga Amerika Serikat keturunan Meksiko-Spanyol di San Francisco. Bukan sekedar coretan dan lukisan biasa, mural ini dibuat oleh para seniman berpengaruh yang berisi kritik sosial hingga potret dan cinta kasih.

    LENSA

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR

    YANG BERSUARADINDING KOTA

    (Foto-foto: Ari Saputra/detikcom)

  • Mural karya Mel Waters yang dibuat untuk menghormati musikus berpengaruh Meksiko, Santana, berada di San Carlos dan 19th Mission District.

    LENSA

  • Sebagai kawasan Meksiko-Amerika, karakter Latin sangat kental. Dari musik, fashion, nama toko dan jalan, hingga makanan.

    LENSA

  • Maestra Peace adalah salah satu mural paling ikonik di Womens Building, yang dilukis oleh tujuh seniman perempuan kelas dunia pada 1994.

    LENSA

  • Warna-warni mural menjadi salah satu alasan turis mampir ke Mission District.

    LENSA

  • Mural memadati gang-gang kecil atau jalan di kawasan Mission District.

    LENSA

  • Maestra Peace, mural terbesar di gedung Womens Building. Sejarahnya, kawasan ini dihuni para pendatang Eropa tapi mulai tergantikan oleh gelombang imigran Amerika Tengah pada 1950-an.

    LENSA

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    TIGA DARI DELAPAN CALON PIMPINAN KPK PILIHAN PANSEL DINILAI BERMASALAH. SOAL HARTA TAK

    WAJAR HINGGA SOAL PUTUSAN.

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    NASIONAL

    SRIKANDI8PILIHAN

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    TAK butuh waktu lama bagi Presiden Joko Widodo untuk menerima hasil kerja Panitia Seleksi Calon Pimpin-an Komisi Pemberantasan Korupsi. Setelah Pansel menyerahkan delapan nama calon pimpinan KPK hasil seleksi, saat itu juga Presiden menyatakan akan mengumumkannya ke publik.

    Presiden Jokowi tidak didampingi siapa pun dalam pertemuan tertutup dengan Pansel di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 1 September lalu. Menteri-Sekretaris Negara Pratikno dan

    anggota Tim Komunikasi Presidenbelum menjadi Kepala Staf KepresidenanTeten Mas-duki, yang awalnya mendampingi, keluar dari ruangan saat pertemuan dimulai.

    Pansel yang diketuai Destry Damayanti itu melaporkan proses seleksi yang dimulai sejak 5 Juni lalu. Pembahasan lalu masuk ke soal delap-an nama terpilih dari 19 kandidat pada seleksi tahap akhir dan alasan Pansel memilih nama-nama tersebut. Anggota Pansel lain ikut men-jelaskan soal kekuatan masing-masing calon.

    Pertemuan itu ternyata berlangsung singkat,

    Sebanyak 19 calon pimpinan KPK harus melewati seleksi wawancara. Hanya delapan yang lolos seleksi untuk diuji DPR.

    RENGGA SANCAYA/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    sekitar 30 menit saja. Tak ada perdebatan atau pertanyaan mendetail dari Presiden mengenai nama-nama calon. Termasuk soal pembagian ke empat bidang, yakni pencegahan, penindak-an, manajemen, serta supervisi monitoring.

    Reaksi beliau (Jokowi) mantap, puas dengan hasilnya. Beliau langsung bilang menerima dan ini hasil yang bagus, kata juru bicara Pansel, Betti Alisjahbana, di sekretariat Pansel, gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa pekan lalu.

    Seusai pertemuan, Jokowi langsung meng-umumkan delapan nama calon tersebut ke publik. Meskipun, berdasarkan Undang-Un-dang KPK, Presiden memiliki waktu 14 hari kerja untuk mempertimbangkan nama-nama kandi-dat pimpinan lembaga antirasuah itu sebelum diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat.

    Dua calon yang dipilih Pansel untuk bidang pencegahan adalah Saut Situmorang dan Surya Tjandra. Di bidang penindakan, terpilih Alexander Marwata dan Basaria Panjaitan. Sedangkan untuk manajemen, Pansel memilih Agus Raharjo dan Sujanarko. Adapun pada supervisi monitoring, dua nama terpilih adalah

    Johan Budi Sapto Prabowo dan Laode M. Syarif.Pembagian ke empat bidang itu, menurut

    anggota Pansel Yenti Garnasih, dilakukan berdasarkan kelebihan masing-masing calon. Hal ini juga akan dikomunikasikan kepada DPR, yang akan menggelar uji kelayakan dan kepatutan ( fit and proper test). Namun, apakah pembidangan itu akan dijadikan pertimbangan, panitia seleksi yang beranggotakan sembilan Srikandi itu menyerahkan kepada DPR.

    Yenti juga menegaskan delapan calon yang lolos itu tidak memiliki masalah hukum. Ia men-jamin para kandidat adalah sosok berintegritas serta kapabel di bidangnya.

    Yang tidak lolos kan ada yang berkaitan deng-an catatan hukum, ada yang masalah kesehatan, personal assessment, dan masalah administrasi, ujar Yenti setelah diundang sebagai pemerhati pidana pencucian uang dalam pembahasan RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana di gedung DPR, Senayan, Selasa pekan lalu.

    Jumat dua pekan lalu, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Wase-sosebelum digeser menjadi Kepala Badan

    NASIONALNASIONALNASIONAL

    Betty Alisjahbana

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

    NASIONAL

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    Narkotika Nasionalmenyebut ada calon pim-pinan KPK yang ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Kasus itu dilaporkan ke polisi sejak tiga bulan lalu. Namun Buwas, panggilan Waseso, enggan mengungkap nama itu.

    Nanti, kalau saya bocorkan, saya dianggap kriminalisasi. Kalau saya bocorkan, dianggap ada kepentingan, tutur Buwas.

    Nama yang dimaksud sempat dijanjikan bawahan Buwas, yakni Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrimsebelum pensiun pekan laluBrigadir Jenderal Victor Simanjun-tak. Victor berjanji akan mengumumkan pada Senin, 31 Agustus lalu, tetapi batal.

    Pansel telah melakukan klarifikasi kepada Bareskrim terkait nama calon yang menjadi tersangka tersebut. Dan Yenti pun memastikan nama tersangka itu tak termasuk di antara de-lapan nama yang diserahkan kepada Presiden.

    Namun jalan para kandidat menuju kursi ko-misioner KPK rupanya tak mulus-mulus amat. Belum diuji Dewan, tiga dari delapan calon disebut bermasalah oleh Indonesia Corruption Watch. Lembaga pegiat antikorupsi itu pun

    meminta Presiden tak meloloskan mereka.ICW menilai sejumlah pernyataan dari tiga

    calon itu tidak menunjukkan komitmen terha-dap pemberantasan korupsi dan keberpihakan pada eksistensi KPK. Seperti seorang calon yang, dalam wawancara, menyebut KPK hanya berfungsi sebagai pemicu atau trigger me-chanism yang mengkoordinasikan kasus-kasus korupsi. Tapi penyidikan dilakukan kepolisian dan kejaksaan.

    Koordinator Divisi Investigasi ICW Fe-bri Hendri menilai pendapat itu tidak tepat. Menurut dia, kasus-kasus korupsi besar harus tetap ditangani KPK karena polisi dan jaksa dinilai belum bagus dalam penanganan kasus besar, terutama yang melibatkan elite politik, pebisnis kakap, dan pejabat tinggi.

    Bahkan, dalam (kasus) internal, mereka sendiri tidak selesai. Kalau trigger mechanism itu terlaksana, KPK sulit bergerak, ucap Febri di kantornya, Rabu pekan lalu.

    Sementara itu, ada di antara kandidat itu yang menyebut KPK tak berwenang menelisik kasus pidana pencucian uang. Sedangkan dari

    NASIONAL

    Yenti Garnasih

    LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    penelusuran rekam jejak, ada catatan dari tiga calon itu, yakni dua kandidat memiliki harta kekayaan yang diduga tidak wajar. Satu diduga punya masalah dengan pajak kendaraannya, dan satu lainnya baru sekali melaporkan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

    Selain itu, salah satu calon pernah empat kali mengeluarkan pendapat berbeda atau dis-senting opinion terhadap perkara korupsi, yang intinya membebaskan terdakwa. Terdakwa da-

    lam keempat perkara itu akhirnya diputus bersalah oleh Mahkamah Agung.

    Kami minta Presiden menimbang kembali tiga kandidat tersebut, kata Febri tanpa menyebut nama ketiga-nya.

    Di sisi lain, ICW tidak menjagokan satu pun calon. Yang ada, kata Fe-bri, hanyalah kandidat yang memiliki

    catatan negatif dan belum punya catatan negatif. Jadi, selain tiga yang di-

    nilai bermasalah, lima calon lain dianggap belum punya catatan minus. Namun bukan berarti bersih. Sebab, ICW masih melakukan

    penelusuran.Seperti ada kandidat beberapa waktu lalu

    kami belum temukan indikasi korupsi. Tapi, setelah itu, kami temukan, ujar Febri. Jadi bisa saja lima itu ada yang punya masalah.

    Sebaliknya, Istana memuji hasil kerja Pansel yang telah bekerja profesional untuk mene-mukan calon pimpinan KPK. Karena alasan itu, menurut Menteri-Sekretaris Negara Pratikno, Presiden langsung mengumumkan delapan nama yang diserahkan.

    Pansel bekerja sebaik-baiknya untuk temuk-an pimpinan yang punya integritas tinggi, pro-fesional, independen, dan lain-lain, dan punya kapasitas untuk pencegahan dan pemberan-tasan korupsi, tuturnya.

    Kini tinggal Komisi III DPR menggelar fit and proper test bagi kedelapan calon itu. Mengenai pembidangan yang diterapkan Pansel, dinilai Wakil Ketua Komisi III Desmond J. Mahesa, jus-tru membantu komisi bidang hukum itu untuk lebih terarah dalam menguji.

    Dengan ada ruang ini, pencegahan, penin-dakan, kan jadi berorientasi. Jadi Komisi III se-

    Nanti, kalau saya bocorkan, saya

    dianggap kriminalisasi. Kalau saya bocorkan,

    dianggap ada kepentingan.

    Budi Waseso

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    lektif. Kita lihat memenuhi tidak? Jadi dasar mem-proper lebih enak, ucap politikus Partai Gerindra ini.

    Setelah uji kelayakan, DPR akan memilih lima pimpinan KPK periode 2015-2019 dari sepuluh calon. Dua calon lain adalah Busy-

    ro Muqoddas dan Roby Arya Brata, yang sebelumnya sudah diuji kelayakan. Nama Busyro dan Roby disodorkan ke Dewan sejak Oktober 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pengujung jabat-annya. n JAFFRY PRABU PRAKOSO, ANDRI HARYANTO | DIM

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    Saut Situmorang, 56 tahunStaf Ahli Kepala BIN

    * Alexander Marwata (48)Hakim Ad Hoc Tipikor

    Agus Raharjo (59)Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (2010-2015)

    Johan Budi S.P. (49)Pelaksana Tugas Pimpinan KPK

    SUDAH MENJALANI UJI KELAYAKAN (2014):

    Busyro Muqoddas (63)Wakil Ketua KPK (2011-2014)

    Roby Arya Brata (50)Kepala Bidang Hubungan International Sekretariat Kabinet (2011)

    Surya Tjandra (44)Pengacara publik

    Basaria Panjaitan (58)Widyaiswara Madya Sespim Polri

    Sujanarko (54)Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Sama Antarkomisi dan

    Instansi KPK

    Laode M. Syarif (50)Lektor Fakultas Hukum

    Universitas Hasanuddin

    Calon Pimpinan KPK 2015-2019

    Brigadir Jenderal Victor SimanjuntakAGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    NASIONAL

    PENGISIAN AIR WADUK JATIGEDE DIPERKIRAKAN 219 HARI. MASIH ADA WARGA YANG MENOLAK.FOTO: ANTARA

    BERTAHAN SAMPAI AIR DI HALAMAN

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    A LIRAN air dari Sungai Cimanuk mengisi Waduk Jatigede, Sume-dang, Jawa Barat, sejak Senin, 31 Agustus lalu. Pengisian itu men-jadi penanda bahwa 28 desa di 5 kecamatan yang masuk dalam peta area waduk terbesar kedua di Indonesia tersebut mulai ditengge-lamkan. Pelan tapi pasti, air bakal merendam permukiman warga yang sebagian besar sudah pindah itu.

    Namun, di Jatigede, rupanya masih saja ada warga yang enggan beranjak dari tempat ting-

    galnya. Mereka masih yakin dengan petuah leluhur mereka. Tukuh Cipaku moal incah mun encan cai naek ka golodok (warga Cipaku tidak akan pergi sebelum air naik ke halaman rumah), kata Rudi Bratamanggala, warga Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, salah satu desa yang masuk area waduk.

    Menurut Rudi, memang tidak semua warga Cipaku, yang dihuni 800 keluarga, akan ber-tahan. Sebab, sebagian sudah memilih pindah ke wilayah yang baru setelah menerima uang pengganti dari pemerintah.

    Waduk Jatigede urung diresmikan Presiden Joko Widodo.

    DETIKCOM

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    Rudi mengaku lahannya masuk kategori B, yakni pembebasan lahan berdasarkan Ke-putusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 dan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005. Ia mestinya menerima ganti rugi Rp 29,36 juta, tapi tidak diambilnya. Untuk kategori B, jumlah penerimanya 6.955 keluarga.

    Sedangkan kategori A adalah kelompok pertama yang berhak mendapat kompensasi berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1975. Jumlahnya 4.514 keluarga dan masing-masing mendapat uang pengganti

    Rp 108,191 juta.Belakangan, banyak warga yang masuk kate-

    gori B mencoba bertahan. Mereka mengang-gap pemerintah terlalu memaksakan proses pengisian waduk, yang bakal menghilangkan jejak sejarah dan kekerabatan di wilayah terse-but.

    Wakil Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Gatot Rianto saat ditemui majalah detik pada Kamis, 3 September lalu, menilai masalah yang timbul di Jatigede ber-mula dari persoalan pembebasan tanah pada masa Orde Baru.

    Sejak 1990, ujar Gatot, YLBHI bertemu dengan warga di daerah pembangunan Waduk

    Foto kolase Waduk Jatigede sebelum dibendung (kiri) dengan yang sudah mulai terisi air setelah dimulainya penggenangan di Sumedang, Jawa Barat, Selasa (1/9).

    AKBAR NUGROHO GUMAY/ANTARA FOTO

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    Jatigede. Mereka mengeluhkan adanya unsur pemaksaan dan kekerasan dalam proses pem-bebasan lahan saat itu.

    Kondisi demikian terjadi jauh hari sebelum-nya, yakni sejak 1980-an. Bahkan ada masya-rakat yang ditransmigrasikan, baik ke wilayah Jawa Barat lain maupun ke luar Jawa. Tapi, ka-rena transmigrasi tidak dikelola secara mema-dai, banyak warga yang sudah pindah akhirnya balik lagi ke Jatigede.

    Karena banyak lahan di lokasi tarnsmigrasi sudah dimiliki warga (setempat) dan ini tentu

    berpotensi menimbulkan konflik, mereka tidak nyaman. Akhirnya memilih balik kampung begitu mendengar proyek (waduk) tidak berja-lan, tutur Gatot.

    Sejumlah aktivis yang terlibat dalam pendam-pingan warga juga menemukan permasalahan dalam dokumen analisis mengenai dampak ling-kungan pembangunan waduk yang tidak sesuai dengan prosedur, seperti mengabaikan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Kere-sahan warga pun mereda ketika pemerintahan berganti rezim, yakni tumbangnya Orde Baru.

    Nah, pada 2007, keresahan kembali merebak saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan akan melakukan pe-letakan batu pertama pembangunan waduk. Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada masa itu juga mencoba mengorganisasi masyarakat Pantura (pesisir utara Jawa Barat) yang akan menerima manfaat dari waduk itu.

    Kata Gatot, mereka bereaksi untuk menge-sankan bahwa masyarakat Pantura mendukung proyek itu. Untung saja proses mengorganisasi masyarakat itu tidak berujung pada bentrok

    NASIONAL

    Menjelang peresmian waduk, masih banyak warga yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede yang mempersoalkan ganti rugi.

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    fisik dengan warga yang terkena dampak lang-sung proyek pembangunan waduk, ucapnya.

    Karena pemerintah masih memaksakan pe-laksanaan proyek waduk, masyarakat yang se-belumnya tergabung dalam Forum Masyarakat Jatigede pun makin gelisah dan terpecah. Ada sebagian masyarakat yang terpaksa menerima tawaran-tawaran ganti rugi. Itu temuan yang kita dapatkan pasca-peletakan batu pertama, kata Gatot.

    Sebagian lain, yakni warga Cipaku dan Pa-kualam yang tergabung dalam Forumku dan

    Forkades, memilih bertahan. Sampai akhirnya pemerintah Jawa Barat meminta pemerintah pusat membayar uang pengganti kepada masyarakat pada akhir 2014. Tapi, hingga Juli 2015, ganti rugi untuk sekian ribu warga belum dibayarkan.

    Ini yang membuat warga gelisah, sementara waduk segera dioperasikan, ujarnya.

    Hal lain yang membuat masyarakat gigih bertahan adalah adanya sejumlah situs yang dikeramatkan warga atau kabuyutan bakal ikut ditenggelamkan. Padahal, di lokasi itu, banyak peninggalan sejarah yang merupakan cikal-ba-kal Kerajaan Sumedang Larang. Banyak makam leluhur yang masuk cagar budaya.

    Menurut saya, pembangunan dan peres-mian Waduk Jatigede bukan prestasi. Dalam pelaksanaan pembebasan la hannya, pemerin-tah abai, tutur Gatot.

    Meski sebagian warga masih menentang, pe-merintah surut berpantang. Kepala Subbidang Bendungan Wilayah Barat Pusat Bendungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sudarto mengatakan proses pengisian

    NASIONAL

    Warga area yang terkena dampak menggelar aksi menolak penggenangan Waduk Jatigede di Desa Sukaraja, Sumedang, Jawa Barat, Minggu (30/8).

    AKBAR NUGROHO GUMAY/ANTARA FOTO

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    air waduk terus berjalan. Namun ia memahami jika masih ada penolakan.

    Membangun waduk seperti di Lampung juga seperti itu, ada banyak yang keberat-an awalnya, tapi setelah itu tidak, ucapnya, yakin.

    Sudarto mengklaim cara pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan proyek waduk yang direncanakan sejak puluh-an tahun lalu itu sudah sangat manusiawi. Menurut saya, pemerintah saat ini sudah luar biasa. Sebab, untuk pembebasan lahan, sampai dikeluarkan peraturan presiden, katanya.

    Aturan yang dimaksud adalah Perpres No-mor 1 Tahun 2015 tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 2 Januari 2015.

    Dalam perpres ini disebutkan warga 28 desa di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yang di-nyatakan sebagai area pembangunan Waduk Jatigede, diberi tempat penampungan permu-kiman baru berupa rumah pengganti dalam bentuk uang tunai, penggantian bangunan, penggantian pengadaan tanah, dan tunjangan kehilangan pendapatan.

    Pendanaan untuk penggantian dan pembe-rian uang santunan, menurut perpres ini, ber-sumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dalam hal ini anggaran Kementerian Pekerjaan Umum. Anggaran yang telah disiap-kan pemerintah sebagai kompensasi kepada masyarakat yang terkena dampak mencapai Rp 692 miliar.

    Sebenarnya warga Jatigede sudah diberi ganti rugi sejak pemerintahan sebelumnya. Masalahnya, sebagian dari mereka kembali lagi. Dan sebelum penenggelaman terjadi,

    NASIONAL

    Sudarto

    DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    Sudarto mengklaim pembayaran sudah se-lesai seluruhnya. Ia pun mempersilakan jika ada masyarakat yang belum mendapat kom-pensasi. Selama mereka bisa menunjukkan bukti, ujarnya.

    Proses penggenangan Waduk Jatigede diren-canakan memakan waktu 219 hari, terhitung

    sejak diresmikan 31 Agustus lalu. Waduk ini dibangun untuk berbagai kebutuhan, seperti menampung kebutuhan air baku, irigasi, dan pembangkit listrik tenaga air.

    Waduk Jatigede bisa digunakan untuk mengairi sawah seluas 90 ribu hektare, tutur Sudarto. n ADITYA MARDIASTUTI | DEDEN G.

    NASIONAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

    Situs kabuyutan Prabu Guru Aji Putih, Desa Cipaku, Sumedang, Jawa Barat, menjadi salah satu alasan warga menolak pembangunan waduk Jatigede.

    AKBAR NUGROHO GUMAY/ANTARA FOTO

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    ILU

    STR

    ASI:

    EDI W

    AHYO

    NO

    POLISI MEMBURU SATU TERDUGA PEMBUNUH USTAD PENGASUH PONDOK PESANTREN AL MARDANIYAH, CIBINONG. DITELUSURI DARI PERCAKAPAN TELEPON TERAKHIR KORBAN.

    TAMU MISTERIUS USTAD AZIZ

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    SUASANA duka masih menyelimuti Pondok Pesantren Al Mardaniyah di Kampung Pajeleran, Kelurahan Su-kahati, Kecamatan Cibinong, Kabu-paten Bogor, Jawa Barat, Rabu, 2 September lalu. Selain karena keluarga Ustad Aziz Ros-diansyah yang masih dirundung duka, pondok

    pesantren itu terlihat sepi karena pengurus meliburkan para san-trinya.

    Di pesantren yang diasuhnya itu, Ustad Aziz ditikam hingga tewas oleh orang tak dikenal pada Senin dini hari, 31 Agustus lalu. Ia mengalami luka tusuk pada bagian leher, punggung, dan teng-kuknya. Ceceran darah yang telah mengering milik pria berusia 27 tahun itu masih jelas terlihat di teras pondok

    yang baru didirikan satu setengah tahun lalu tersebut.

    Adik korban, M. Yusuf, mengaku baru me-ngetahui peristiwa itu setelah ditelepon Us-watun Hasanah, 24 tahun, istri Aziz. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 01.00 WIB, Senin dini hari. Begitu tiba di pondok yang juga di-jadikan tempat tinggal Aziz serta istri dan dua anaknya tersebut, ia melihat sang kakak sudah bersimbah darah.

    Aziz dan keluarganya mendiami salah satu ruang kelas yang terletak di pojok paling ka-nan. Sedangkan pembunuhan diduga terjadi di depan pintu ruang kelas di sisi kiri. Di situlah terlihat ceceran darah korban. Di lokasi juga ditemukan segelas bekas kopi yang sudah me-ngering. Saat majalah detik menyambangi pondok itu, garis polisi masih terpasang.

    Dikisahkan Yusuf, berdasarkan keterangan Uswatun, sebelum kejadian, ada seorang pria mengetuk pintu rumahnya sembari mengucap salam. Sang tamu, yang sampai saat ini masih misterius, datang pada Minggu malam, 30 Agustus, sekitar pukul 23.00 WIB. Begitu Aziz keluar, pria itu langsung merangkulnya dan

    Kakak korban, Mumu, menunjukkan foto Ustad Aziz saat wisuda.

    DOK. PRIBADI

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015

    mengajak ngobrol.Namun Uswatun mengaku tidak melihat

    secara jelas siapa pria yang datang menemui suaminya. Sebab, orang itu memakai helm dan masker. Selanjutnya, Aziz mengajak sang tamu ke ruang kelas. Nah, si Teteh (Uswatun) cuma lihat dari balik jendela. Kirain enggak ada apa-apa dan ngobrol aja, kata Yusuf.

    Namun, lepas tengah malam, Uswatun tiba-tiba mendengar suara teriakan dan ada suara

    orang mengetuk pintu. Ibu dua anak berusia 5 dan 2 tahun itu kaget bukan kepalang saat melihat yang mengetuk ternyata Aziz yang te-ngah sekarat.

    Uswatun lalu berteriak sekencang-kencang-nya hingga warga berdatangan. Ustad Aziz pun dilarikan ke Rumah Sakit Cibinong. Sa-yang, nyawanya tak tertolong. Ia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit akibat terlalu banyak kehilangan darah.

    Ceceran darah di dalam rumah korban

    M. RIZAL/DETIKCOM

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    Mumu, 37 tahun, kakak kandung Aziz, me-rasa tak habis pikir mengapa adiknya sampai dibunuh. Ia sendiri sedang tidak berada di rumahnya saat kejadian. Saya dengar dan ditelepon istri adik saya itu. Saya kaget, ujar-nya.

    Ia juga meyakini pembunuhan itu tidak dila-tarbelakangi ceramah sang ustad. Mumu pun menyayangkan berita yang sempat beredar

    bahwa pembunuhan tersebut dilatarbelakangi isi ceramah adiknya yang menyinggung orang. Sebab, setahu dia, Aziz tidak pernah bercera-mah di luar pesantren.

    Ceramah di salat Jumat aja enggak pernah. Dia itu hanya mengajar dan mengurus pesan-tren. Paling bantu TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran) Al Mardaniyah. Mohon ini diluruskan, adik saya enggak pernah ceramah, tuturnya.

    TPQ Al Mardaniyah, yang dikelola keluarga besar Aziz, berjarak sekitar 500 meter dari pe-santrennya. Satu lokasi dengan TPQ sekaligus Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al Mar-daniyah juga terdapat rumah tinggal ibunda Aziz. Di rumah mertuanya itu, Uswatun dan kedua anaknya kini tinggal sementara. Ia masih shock dengan musibah yang menimpa suaminya.

    Majalah detik sebelumnya sempat mene-mui Uswatun di sekolah yang terletak di Jalan Sukahati Raya, Cibinong, tersebut. Namun ia masih enggan berbicara dengan wartawan. Matanya sembap.

    Saat ditanya soal kejadian pada malam nahas itu, ia mengatakan tidak mengenal siapa tamu

    Pesantren Al Mardaniyah yang pembangunannya belum rampung, dari kejauhan.

    M RIZAL/DETIKCOM

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    yang datang lantaran wajahnya tertutup helm dan masker. Uswatun pun memilih masuk rumah mertuanya.

    Sampai saat ini, menurut Mumu, keluarga besar tidak tahu apa masalah yang dihadapi adiknya itu yang berujung pada kematiannya. Sebab, ia tidak pernah mendengar ada perso-alan yang dialami Aziz dengan teman maupun

    kenalannya. Kalau ada tamu datang, semua diterima, ucapnya.

    Pondok Pesantren dan TPQ Al Mardani-yah berada di bawah naungan yayasan yang didirikan ibunda Aziz, yang dikenal dengan panggilan Ibu Hajah. Semua anaknya ikut mengelola pesantren dan sekolah tersebut, termasuk Aziz. Sebelum mengasuh pondok, Aziz menimba ilmu di salah satu pesantren di Leuwiliang, Bogor.

    Selanjutnya, ia merantau ke Jombang, Jawa Timur, dan masuk ke Pesantren Darul Al Hikam. Selepas madrasah aliyah (setingkat dengan SMA), Aziz memilih kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah di Tangerang Selat-an, Banten.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Auliya Djabar me-ngatakan saat ini pihaknya masih mendalami kasus itu dan memburu pelaku pembunuhan Ustad Aziz. Ada satu orang yang dicurigai sebagai pelaku, yang tengah diselidiki hingga ke wilayah Tangerang.

    Orang ini yang kami duga berkomunikasi terakhir dengan korban. Ini setelah kami me-

    Garis polisi masih terlihat di lokasi kejadian

    M. RIZAL/DETIKCOM

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    nyelidiki komunikasi korban dengan orang itu di HP korban. Ini masih kami dalami penyeli-dikannya, kata Auliya.

    Secara terpisah, kriminolog Josias Simon mengatakan, dari hasil sejumlah kajian, pembunuhan pada umumnya dilakukan oleh orang-orang terdekat. Jika bukan dilakukan oleh orang terdekat, biasanya terjadi pada kasus-kasus psikopat atau kelainan jiwa. Kan, (pelaku dan korban) tidak (saling) kenal, jadi tidak sengaja, ujarnya.

    Nah, dalam kasus pembunuhan Ustad Aziz, yang disebut sempat terlihat akrab dengan tamu yang diduga sebagai pelaku, menurut Jo-sias, hal itu bisa saja dilatarbelakangi berbagai hal. Bisa dendam atau masalah ekonomi.

    Apakah (pelakunya) teman atau kerabat yang memang sudah ada persoalan, apakah (dilatarbelakangi) persoalan ekonomi atau individual, bisa marah atau dendam, begitu penilaian kriminolog dari Universitas Indone-sia tersebut.

    Hingga tulisan ini diterbitkan, siapa pembu-nuh ustad muda itu masih misterius. Namun keluarga berharap kasus ini segera terungkap. Semoga pelaku tertangkap dan dihukum, kata Mumu. M. RIZAL, ADITYA MARDIASTUTI | DEDEN G.

    Ustad Aziz saat memberikan tausiyah

    DOK PRIBADI/FACEBOOK

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    ILUSTRASI: KIAGUS AULIANSHAH & EDI WAHYONO

    DARI PENGAKUAN SATU ANAK, TERUNGKAP BELASAN BOCAH DI BAWAH UMUR LAIN DIDUGA JADI KORBAN PENCABULAN. PELAKU

    TERANCAM 15 TAHUN BUI.

    BALADA MELATI

    DI KOTA TAHU

    BAGIAN I

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    GALAU dan cemas dirasakan Marni, bukan nama sebenarnya, saat anak perempuannya tak pulang ke rumah beberapa hari. Kegalauan itu kian bertambah lantaran sang putri menghilang di saat akan menjalani uji coba (try out) ujian nasional sekolah dasar pada Maret 2015.

    Warga Jagalan, Kota Kediri, Jawa Timur, itu tak tinggal diam. Marni sempat mencari anak-

    nya, Melatijuga bukan nama sebenarnyake berbagai pelosok wilayah berjulukan Kota Tahu itu. Janda yang bekerja sebagai buruh cuci itu juga melaporkan hilangnya siswi kelas VI sekolah dasar tersebut kepada ketua rukun tetangga dan rukun warga.

    Marni juga melapor ke aparat bintara pem-bina keamanan dan ketertiban masyarakat (ba-binkamtibmas) di wilayah tempat tinggalnya. Upaya itu pun membuahkan hasil. Pada hari kelima, Melati ditemukan di kawasan Simpang Lima Gumul, Kabupaten Kediri, sekitar 7 kilo-meter dari rumahnya di Jaga lan.

    Sayang, kebahagiaan karena anaknya sudah ditemukan hanya sebentar dirasakan. Selanjut-nya adalah rasa geram. Bagaimana tidak, Me-lati mengaku disetubuhi seorang pria. Bocah itu memberi pengakuan mengejutkan setelah sang ibu mendesaknya, ke mana saja ia pergi meninggalkan rumah.

    Kasus dugaan pencabulan anak di bawah umur itu ternyata tak cuma dialami Melati. Dari pengakuannya, tersebutlah nama-nama bocah lain yang diduga korban dari pelaku yang sama. Gadis berusia 12 tahun itu menunjuk temannya

    CRIME STORY

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    berinisial I, siswi kelas II sekolah menengah pertama di Dhoho, Kota Kediri.

    Melati menyebut, I-lah yang membawanya kepada pelaku yang mengaku bernama Koko, dengan ciri-ciri memiliki tato di dada dan kaki. Sebelum Melati, I juga jadi korbannya. Nah, dari pengakuan I, muncul lagi nama lain, yakni F, teman satu sekolahnya. I mengaku kenal Koko dari F.

    Korban dugaan pencabulan anak di bawah umur oleh pelaku ter-nyata terus bertambah. Menurut kuasa hukum korban, Zaenal Arifin, korban yang sampai saat ini bisa diidentifi-

    kasi, dari hasil investigasi timnya, berjumlah 17 orang.

    Tapi, karena menyangkut nama baik dan masih di bawah umur, rata-rata korban hanya berkomunikasi lewat handphone dan berkun-jung ke tempat kami, kata advokat dari Lem-baga Bantuan Hukum Universitas Islam Kadiri (Uniska), Kediri, itu saat ditemui di kantornya pertengahan Agustus lalu.

    Meski korban diduga masih banyak, LBH Uniska sementara baru mendampingi dua korban dalam proses hukum yang tengah ber-jalan. Pihaknya, bersama korban dan keluarga-nya, melaporkan kasus itu ke Kepolisian Resor Kediri Kota pada awal Juli lalu.

    Kendati demikian, kami tetap melakukan pendampingan terhadap para korban yang lain, terutama dalam pemulihan mental mereka, ujar Zaenal.

    Sebetulnya, setelah Melati ditemukan di ka-wasan Simpang Lima Gumul, kasus itu pernah dilaporkan Marni ke polisi pada Maret lalu. Marni, yang didampingi seorang aparat ba-binkamtibmas, mendatangi Kepolisian Sektor Kota Kecamatan Kediri, sebelum dioper ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Kediri Kota.

    Saat itu, ketiga korban sempat divisum di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri. Polisi juga mendatangi tempat kejadian perkara dugaan pencabulan tersebut, yakni sebuah hotel di Kabupaten Kediri. Dari buku tamu hotel, polisi mengidentifikasi nomor telepon seorang pria yang diduga pelaku.

    Kami tetap melakukan pendampingan terhadap para korban yang lain, terutama dalam pemulihan mental mereka.

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    CRIME STORY

    Pria itubelakangan diketahui sebagai SS, seorang pengusahakebetulan sedang ber-ada di Surabaya, sehingga tak bisa dimintai keterangan. Setelah beberapa hari kemudian SS kembali ke rumahnya di Kediri, aparat baru mendatanginya bersama korban. Ia lalu dibawa ke Polres Kediri Kota untuk disidik.

    Namun, dalam pertemuan yang diperantarai polisi itumenurut pengakuan korban kepada

    tim investigasi LBH Uniskapelaku meminta maaf dan memberi uang kepada orang tua pelapor sebesar Rp 60 juta. Sedangkan orang tua dua korban lain diberi uang dengan jumlah lebih sedikit. Setelah perdamaian itu, pelaku pun dilepas dan laporan dicabut.

    Diduga, korban dan keluarganya saat itu mendapat tekanan. Latar belakang dari kelu-arga tidak mampu dan takut bakal mendapat malu jika perkara ini terbuka ke publik mem-buat mereka terpaksa menerima uang damai tersebut. Apalagi SS alias Koko dikenal sebagai pengusaha tenar di Kediri.

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    Beberapa di antara korban masih bersekolah, tapi ada pula yang putus sekolah lantaran kon-disi ekonomi keluarga. Jadi agak susah karena latar belakang korban ini ekonominya kurang beruntung dan terpengaruh oleh pergaulan yang salah, tutur Zaenal.

    Case closed? Tentu saja tidak. Tim LBH Unis-ka yang, menginvestigasi dugaan pencabulan anak di bawah umur, bersama korban dan orang tua akhirnya melaporkan kembali kasus itu ke polisi pada 4 Juli 2015. Berkat laporan itu pula, SS ditangkap pada 13 Juli lalu saat akan bepergian ke Eropa.

    Yang bersangkutan ditangkap saat check-in di Bandara Juanda (Surabaya). Penangkapannya bekerja sama dengan Imigrasi dan pihak lain, ucap Kepala Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Besar Bambang Widjanarko Baiin beberapa hari setelah penangkapan.

    Sejak itu, SS, yang berusia 60 tahun, resmi ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. Na-mun ia membantah anggapan mengenal para korban. Melalui pengacaranya, M. Arifin, ia malah menuding ada motif pemerasan di balik kasus pencabulan tersebut.

    Klien saya itu orang sibuk, enggak mungkin dia melakukan seperti yang dituduhkan, kata Arifin saat dihubungi majalah detik perte-ngahan Agustus lalu.

    Tuduhan pencabulan ini sudah keempat kali dialami kliennya. Sebelum kasus ini ditangani polisi, ujar Arifin, sejumlah lembaga swadaya masyarakat pernah mendatangi SS dan meng-ancam akan menyebarluaskan tuduhan asusila itu ke publik. Namun ancaman itu urung dila-kukan asalkan diberi uang Rp 10 miliar.

    Seluruh permintaan tersebut tak pernah dihiraukan oleh SS, tutur Arifin, tanpa meme-rinci nama LSM yang dimaksud.

    Pembelaan sang pengacara sah-sah saja. Polisi pun tetap melanjutkan proses perkara itu karena telah memiliki minimal dua alat bukti sah. Meski tersangka tidak mengakui menge-nal para korban dan tidak melakukan segala tuduhan yang disangkakan, kami tetap lanjut, ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Wisnu Prasetya saat dihubungi secara terpisah.

    Kini berkas kasus yang melibatkan peng-usaha yang kerap menggarap proyek-proyek

    CRIME STORY

    Yang bersangkutan ditangkap saat check-in di Bandara Juanda (Surabaya). Penangkapannya bekerja sama dengan Imigrasi dan pihak lain.

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    CRIME STORY

    Sebelum dicabuli, korban didu-ga dicekoki obat. Bagaimana pelaku memperdaya para gadis di bawah umur itu? Kelanjut-annya di Crime Story pekan depan.

    di lingkungan pemerintahan di Kediri itu sudah dilimpahkan ke kejaksaan untuk tahap pertama. Selain tersangka pelaku, berkas dilengkapi hasil pemeriksaan empat korban anak yang masih di bawah umur.

    Kalau (korban) lainnya, kami tidak tahu, karena kami memeriksa berdasarkan bukti dan

    laporan korban, kata Wisnu.Penyidik menyangkakan bos perusahaan

    kontraktor itu dengan Pasal 81 Ayat 2 juncto Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Pasal itu mengatur, setiap orang yang membujuk anak melakukan persetubuhan dengan tipu muslihat terancam dipidana maksimal 15 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 5 miliar. Alih-alih pergi ke Eropa, SS malah terancam hidup di bui lebih lama. (Bersambung)

    M. RIZAL, ANDHIKA DWI (KEDIRI) | DIM

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INTERVIEWINTERVIEW

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    GUBERNUR LAMBAN, KEBAKARAN HUTAN MELUAS

    RAFFLES BROTESTES PANJAITAN:

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INTERVIEW

    SEJAK 18 tahun lalu, kebakaran hutan terus terjadi setiap musim kemarau di Kalimantan dan beberapa provinsi di Sumatera. Kali ini, sejumlah kawasan di Sumatera nyaris gelap tertutup kabut asap. Puluhan penerbangan di Medan, Jambi, dan Riau batal karena jarak pandang amat terbatas. Akibat kebakaran di wilayah Sumatera dan Kalimantan, sedikitnya 25,6 juta jiwa terpapar asap. Ancaman serius penyakit gangguan pernapasan dan embusan asap sampai ke negara tetangga Singapura menjadi perhatian.

    Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Raffles B. Panjaitan menyebut meluasnya kebakaran hutan di Sumatera akibat sikap lamban para gubernur dalam menetapkan status siaga darurat. Sebab, tanpa

    status tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tak bisa segera bergerak untuk melakukan operasi pemadaman. Ia merujuk Riau, Jambi, dan Kalimantan Selatan, yang tergolong terlambat dalam menetapkan status tersebut.

    Enggak tahu apa yang ditakutkannya, padahal rakyatnya sudah banyak yang menderita karena asap, kata Raffles saat ditemui maja-lah detik di ruang kerjanya, Jumat, 4 September, sore. Berikut ini petikan wawancaranya.

    Sumatera kembali terselimuti kabut asap, sedangkan pemerintah seperti tak berdaya mengatasinya?

    Benar sekali, sudah 18 tahun kebakaran hutan terjadi setiap tahun pada musim kemarau. Kenapa? Karena masih ada yang membakar untuk membuka lahan. Tapi sebetulnya ber

    SEJUMLAH PELAKSANA TUGAS GUBERNUR DI SUMATERA TAKUT MEMBUAT KEPUTUSAN STATUS SIAGA DARURAT BENCANA KEBAKARAN HUTAN. AKIBATNYA, KERJA BNPB TERHAMBAT, KEBAKARAN HUTAN PUN MELUAS.

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INTERVIEW

    bagai antisipasi sudah dilakukan, sehingga kondisinya kali ini tak terlalu parah. Sejak Januari lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah berkoordinasi dengan berbagai stakeholder di pusat maupun provinsi, seperti Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat, supaya lebih sensitif dan responsif melihat

    gejalagejala kebakaran.Kami sadari, mencegah seharusnya jadi

    prioritas dan sudah kami lakukan pada JanuariMei, Juni. Saat itu ada juga hot spot tapi tak berkembang karena ada antisipasi. Cuma, sekarang ini mungkin karena pengaruh El Nino yang panjang, kondisi makin kering, air sulit, sehingga ada pihakpihak, baik perorangan maupun privat, yang diamdiam melakukan pembakaran.

    Tak ada upaya penyadaran ke masyara-kat untuk tidak melakukan pembakaran dalam membuka lahan....

    Oh, kalau maklumat soal ancaman hukuman bagi para pelaku pembakaran lahan sudah berkalikali disampaikan. Tapi, entah kenapa, masih saja ada yang melakukan. Dari pelaku tangkap tangan yang pernah kami tindak pada 2013, dia mengaku melakukan pembakaran dengan obat nyamuk yang spiral. Itu butuh waktu 23 jam sebelum ujungnya yang terbakar habis dan jatuh ke semaksemak yang sudah disertakan ban dan bensin agar cepat

    Video

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INTERVIEW

    terbakar. Jadi dia masih punya waktu untuk pergi jauh dan bersembunyi, sehingga sulit dilacak. Sekarang pun kami pantau benar, kami selidiki siapa gerangan para pelaku ini. Ada atau enggak kaitannya dengan perusahaanperusahaan. Kami tentu patut mencurigai perusahaanperusahaan yang terdekat dengan lokasi kebakaran.

    Kalau warga membakar, masak dam-

    pak yang terbakar begitu luas. Apa tidak mungkin itu terstruktur?

    Nyatanya, di beberapa daerah masih ada bakarmembakar sebagai bagian dari kearifan lokal. Ada yang bakarbakar untuk ambil madu. Jadi, biar lebahnya pergi, mereka bakarbakar. Ada juga yang bakar untuk menangkap ikan di rawarawa, seperti di Sumatera Selatan. Itu sudah turuntemurun, cuma kemudian tak terkendali eksesnya. Dari pengamatan citra

    INTERVIEW

    DIDIK DWI HARYANTO/DETIK TV

    Kami selidiki siapa gerangan para pelaku ini. Kami tentu patut mencurigai perusahaan-perusahaan yang terdekat dengan lokasi kebakaran.

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INTERVIEW

    Kebakaran hutan di Bengkalis, Riau, Februari 2015.

    ANTARA FOTO

    satelit, kebakaran ini ada di daerah gambut karena ada aktivitas pembukaan lahan yang masih mengandalkan cara membakar. Padahal, aturannya, itu dilarang. Cuma, sebagian masyarakat masih sulit diberi pengertian.

    Tadi disebut tindakan pencegahan

    menjadi prioritas. Memang apa saja yang sudah dilakukan?

    Melakukan patroli, memberikan penyuluhan soal dampak pembakaran terhadap kesehatan, ekses lingkungan, dan lainnya. Itu kepada masyarakat maupun perusahaanperusahaan sudah diingatkan agar menjaga hutan dengan

    INTERVIEW

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INTERVIEWINTERVIEW

    Bila dalam setahun tak terjadi kebakaran, misalnya, mereka akan diberi insentif program CSR, yang bentuknya macam-macam, disesuaikan.

    sungguhsungguh. Kepada masyarakat yang tinggal di perbatasan dengan kawasan hutan produksi atau pengelolaan juga ada insentif khusus. Bila dalam setahun tak terjadi kebakaran, misalnya, mereka akan diberi insentif program CSR, yang bentuknya macammacam, disesuaikan.

    Juga dibuat kanalkanal untuk mengisolasi api. Itu sudah dilakukan, bahkan menjadi syarat untuk perusahaanperusahaan sawit, misalnya. Selain itu, kanal bisa (dimanfaatkan) untuk stok air dan ketika musim hujan air tidak meluap ke manamana. Perusahaanperusahaan perkebunan yang besar itu sudah dibikin begitu.

    Ada perusahaan yang terindikasi masih sengaja melakukan pembakaran?

    Wah, kalau itu terbukti, sudah pasti ditindak. Saya sebelumnya Direktur Penindakan, Polisi Hutan saya. Rabu dua hari lalu (2 September) saya dari Riau. Di pinggir jalan raya daerah Bangkinang, Pekanbaru, itu cuma 40 meter dari jalan raya ada terjadi kebakaran di lahan

    Kabut asap di Pekanbaru beberapa waktu lalu.

    CHAIDIR ANWAR TANJUNG-DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INTERVIEW

    terbuka seluas 100 hektare. Kata kepala desa, itu mungkin mau dikavelingkaveling, tapi enggak jelas juga siapa yang bakar. Makanya langsung saya perintahkan pasukan Manggala Agni untuk cepat padamkan. Kalau tidak, itu bisa merembet ke permukiman di sekitarnya.

    Kadang di Riau masih ada warga atau sekelompok anggota masyarakat yang membakar

    lahan untuk kebun nanas. Karena lahan bekas bakaran itu konon akan menghasilkan buah nanas yang manisnya sekelas madu. Tapi itu kan tidak bagus, risikonya lebih besar kalau (api) tidak terkendali. Karena itu gambut, dan butuh air banyak untuk memadamkannya. Padahal, dengan kondisi sekarang, pasti petugas Manggala kesulitan karena air sulit. Hambatan

    Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Siak memadamkan kebakaran di lahan kelapa sawit milik pemerintah daerah di Kabupaten Siak, Riau, beberapa waktu lalu.

    FB ANGGORO/ANTARA FOTO

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INTERVIEW

    lain, lokasi kebakaran biasanya buruk akses jalannya. Perlu beberapa jam untuk bisa sampai. Eh, begitu sampai di lokasi kebakaran, sumber air tidak ada. Kalau pakai tangki air secara estafet, itu kan repot sekali.

    Water bombing lewat jalur udara, kami didukung BNPB, yang punya 13 helikopter. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga punya pesawat pengebom yang disiagakan di Riau. Pesawat itu daya angkutnya 3.200 liter sekali terbang dan punya energi kinetik saat

    menjatuhkan air, ditambah cairan kimia yang bersifat memadamkan. Itu pesawat milik Susi Air yang kami sewa.

    Di media sosial beredar pesan seolah pe-merintah pusat membiarkan rakyat Riau berjibaku dengan asap setiap tahun....

    Itu sama sekali tidak benar. Pada akhir November tahun lalu, Presiden Jokowi sempat ke Sungai Tohor, Meranti, melihat bekas kebakaran kebun sagu masyarakat. Di sana beliau memberikan arahanarahan guna mengantisipasi. Menko Polhukam serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pun sudah berkalikali mengingatkan para kepala daerah soal pentingnya antisipasi dan pencegahan masalah kebakaran hutan ini. Tentu saja maksudnya agar mereka lebih sensitif dan responsif, tapi para kepala daerah itu masih menunggununggu instruksi dan arahan. Kami dari pusat yang akhirnya datang menggedorgedor mereka untuk segera bertindak. Akhirnya baru mau membuat keputusan situasi siaga darurat. Tanpa penetapan dari gubernur,

    Helikopter berusaha memadamkan api akibat kebakaran hutan.

    CHAIDIR ANWAR TANJUNG/DETIKCOM

    INTERVIEW

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INTERVIEW

    BNPB tak bisa bergerak, petugas pemadam kebakaran maupun pesawatpesawat bom air pun demikian.

    Ada kendala apa yang membuat para gu-bernur seolah takut membuat kebijakan?

    Nah, itu saya enggak mengerti ada kekhawatiran apa. Katanya ada beberapa gubernur yang merupakan pelaksana tugas. Di Riau misalnya, sudah kami sarankan agar buat kebijakan siaga darurat langsung saja sampai November, karena BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) kan memperkirakan dampak El Nino akan berlangsung sampai akhir November. Eh, tapi ini enggak. Di Riau tetap dibuat cuma sebulan karena merasa dia punya kewenangan. Akhirnya Agustus kemarin sudah habis, sedangkan kebakaran masih berlangsung. Nah, ini mau dibuat lagi, tapi helikopter BNPB maupun pesawat pengebom air yang disewa dari Australia itu harus urus izin lagi dari Kementerian Perhubungan. Ini butuh waktu lagi.

    Di Jambi baru 16 Agustus dinyatakan status DIDIK DWI HARYANTO/DETIK TV

    Anehnya, mereka yang telat bikin status siaga itu, begitu menyatakan status siaga, langsung minta water bombing. La, memangnya BNPB sewa heli dan pesawat itu kayak sewa taksi atau Go-Jek?

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    INTERVIEW

    Raffles B. Panjaitan

    DOK. PRIBADI

    siaga darurat. Padahal kami sudah bolakbalik ingatkan. Ibu Menteri sampai telepon gubernur. Enggak tahu apa yang ditakutkannya, padahal rakyatnya sudah banyak yang menderita karena asap. Di Kalimantan Selatan juga baru dibuat status siaga darurat. Yang bagus itu Sumatera Selatan, dia terbitkan status siaga

    darurat dari April sampai Oktober.Anehnya, mereka yang telat bikin status

    siaga itu, begitu menyatakan siaga, langsung minta water bombing. La, memangnya BNPB sewa heli dan pesawat itu kayak sewa taksi atau GoJek? Bisa langsung? Ada prosesnya, apalagi kalau sewa dari luar negeri, itu lebih lama lagi. Nah, soal kayak begini mestinya pemerintah daerah sudah paham betul karena sudah berkalikali dijelaskan.

    Benarkah helikopter pengebom air belum bisa beroperasi karena terhambat izin dari Kementerian Perhubungan?

    Nah, faktanya seperti itu, kok. Mungkin mereka juga harus hatihati karena ini juga menyangkut keselamatan para penerbang, jadi clearancenya harus akurat. Idealnya, sih, semua pihak punya sense of crisis yang sama. Tapi, dalam rapat, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ad interim, Pak Sudirman Said, sudah berkoordinasi dengan Pak Menteri Perhubungan untuk mengatasi masalah ini.

    SUDRAJATTAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    BIODATA

    NAMA: Raffles Brotestes Panjaitan

    TEMPAT/TANGGAL LAHIR: Pematangsiantar, 10 Juli 1959

    PENDIDIKAN Master Manajemen Kehutanan dari Aber

    deen University, Scotland United Kingdom, 1997

    KARIER Direktur Pengendalian

    Kebakaran Hutan dan Lahan, 2013 hingga sekarang

    Direktur Penyidikan dan Pengamanan Hutan, 20102013

    Kepala Subdirektorat Lembaga Konservasi dan Perburuan, 20082010

    Kepala Balai Pengendalian Peredaran Hasil Hutan Wilayah II Sumatera Utara, 20022008 Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Kantor Wilayah Sumatera Utara, 20002002

    PENGHARGAAN Wira Trengginas dari BNPB atas dedikasi

    dan pengabdian dalam penanggulangan bencana di Riau, 2014

    Penghargaan dari Menteri Kehutanan atas partisipasi dalam penanganan pasca tsunami di Aceh, 2004

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    KOLOM

    OLEH: TELISA AULIA FALIANTY

    BIODATANAMA: Telisa Aulia Falianty

    TEMPAT/TANGGAL LAHIR: Muara Enim, Sumatera Selat-an, 4 September 1979

    MAKNA KEDATANGAN IMF CHRISTINE LAGARDE LEBIH SUKA BICARA POTENSI EKONOMI INDONESIA JANGKA

    PANJANG KETIMBANG STABILISASI RUPIAH YANG SEDANG TERPURUK.

    KEDATANGAN Direktur International Monetary Fund Christine Lagarde ke Indonesia awal September lalu banyak mengundang spekulasi publik. Sebab, ia datang ketika rupiah terpuruk sampai ke angka Rp 14.000 per dolar AS. Karena itu, dalam kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1 September, Christine menegaskan kedatangannya bukan karena kondisi Indonesia sedang gawat, tapi memang sudah dijadwalkan dari seta-hun lalu untuk menghadiri seminar terkait perkembangan sektor keuangan di Asia dan terkait peningkatan akses ke sektor keuangan ( financial inclusion).

    Selain menghadiri seminar yang diselenggarakan Bank Indonesia dan IMF ini, ia telah bertemu dengan Presiden Jokowi untuk membahas persiapan Annual Me-eting IMF-World Bank di Bali, Oktober 2018. Ini menjadi momentum penting untuk

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    KOLOM

    menunjukkan peran dengan kontribusi Indonesia di bidang ekonomi dan pemba-ngunan. Tentunya ini hal positif untuk kita persiapkan, terlepas dari kontra yang ada di masyarakat. Masyarakat perlu menyadari bahwa kontribusi aktif di event internasional memberikan dampak positif pada citra Indonesia di lingkup interna-sional dan secara langsung sebagai ajang mempromosikan pariwisata Indonesia sehingga dapat menghasilkan devisa untuk Indonesia.

    Sense of crisis masyarakat yang begitu besar, dengan kata lain kondisi melek ekonomi masyarakat yang lebih tinggi serta trauma dampak 1997/1998, telah me-nyebabkan masyarakat menjadi lebih sensitif dan responsif terhadap kedatangan IMF kali ini. Ditambah lagi perkembangan informasi dan teknologi yang pesat me-nyebabkan berita kedatangan menjadi lebih semarak.

    Pembahasan terkait perkembangan sektor keuangan di Indonesia dan di Asia ba-nyak dibahas oleh tim IMF dengan Bank Indonesia. Namun, dalam kuliah umum-nya, Christine Lagarde justru tidak banyak menyinggung mengenai stabilitas rupiah maupun kebijakan moneter yang berdimensi jangka pendek. Yang banyak dising-gung justru tentang potensi ekonomi Indonesia jangka panjang, yaitu penduduk muda, peranan wanita, serta berbagai sumber daya potensial, termasuk maritim dan cultural heritage. Peranan wirausaha (entrepreneur) sangat ditekankan ber-ulang-ulang. Dia mengumpamakan sebagai kekuatan garuda yang akan membawa Indonesia ke depan lebih maju.

    Indonesia justru dipuji telah memiliki pengalaman krisis yang menyebabkan kon-disi turbulensi global ini seharusnya bisa kita lalui dengan baik. Pengalaman krisis ini menyebabkan Indonesia banyak meluncurkan berbagai paket kebijakan dalam kerangka manuver kebijakan fiskal dan moneter.

    PENDIDIKAN:l S-1 Fakultas Ekonomi

    Universitas Indonesia (UI), 2001

    l S-2 Ekonomi Moneter UI, 2003

    l S-3 Ekonomi Moneter UI, 2006

    PEKERJAAN:l Ketua Program Studi

    Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi UI, 2013-sekarang

    l Ekonom Bank Dunia di Jakarta, 2009-2010

    l Kepala Laboratorium Ekonomi UI, 2007-2010

    l Dosen Fakultas Ekonomi UI, 2001-sekarang

    KARYA TULIS:l Menulis di sejumlah jurnal

    ekonomi terbitan dalam dan luar negeri

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    KOLOM

    IMF menyarankan Indonesia tetap mempertahankan kebijakan yang baik dalam menghadapi turbulensi global ini, di antaranya memperkuat pertahanan dengan kebijakan fiskal yang hati-hati, menjaga jangan sampai pertumbuhan kredit berle-bihan, membiarkan nilai tukar sebagai penyerap guncangan (shock absorber), men-jaga cadangan devisa yang cukup, serta membangun peraturan dan pengawasan sektor keuangan.

    IMF merangkum empat tantangan ke depan sebagai 4-I, yaitu inovasi, integrasi, infrastruktur, dan inclusion. Inovasi perlu terus dikembangkan untuk menjaga mo-mentum pertumbuhan buat generasi yang akan datang. Integrasi terkait integrasi ekonomi di ASEAN. Momen-tum Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi langkah penting melakukan harmo-nisasi regulasi dan koordinasi kebijakan. Infrastruktur akan menjadi masa depan pertumbuh-an ekonomi di Asia untuk melewati frontier-nya. Infrastruktur juga membutuhkan pembia-yaan dari pasar modal karena

    l Menulis artikel ekonomi di sejumlah surat kabar dan majalah nasional

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    KOLOM

    memiliki karakteristik jangka panjang. Financial inclusion menggambarkan sisi ke-manusiaan dari pembangunan. Financial inclusion bukan hanya terkait produk dan regulasi, tapi juga mencakup perbaikan kehidupan dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan.

    Lalu bagaimana dengan posisi tawar Indonesia di IMF sendiri? Berdasarkan Falianty (2012), Indonesia saat itu memiliki voting power (VP) sebesar 0,95 persen, meningkat dari 0,85 persen pada 2011. VP ini lebih besar dari Singapura (0,8 per-sen) dan Thailand (0,67 persen). Sedangkan VP Tiongkok meningkat sangat besar, dari 3,8 persen menjadi 6 persen. Ini nyaris setara dengan VP Jepang (6,1 persen), sedangkan VP India 2,63 persen. Berdasarkan data itu, tentu Indonesia masih perlu bekerja keras untuk meningkatkan posisi di IMF. Posisi tawar di IMF penting ke depannya karena arus globalisasi yang semakin deras mengharuskan kita mening-katkan kerja sama dan koordinasi kebijakan di tingkat internasional.

    Selain IMF, kerja sama internasional di bidang ekonomi dan keuangan dilakukan di forum G-20. Untuk mengatasi krisis global, sejak 2008 Amerika berinisiatif me-nyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (G-20 Summit) bagi para pemimpin/ke-pala negara G-20 yang digelar di Washington, DC, pada 15 November 2008. Krisis ekonomi global menyadarkan otoritas keuangan dan bank sentral berbagai negara bahwa integrasi sistem keuangan yang semakin erat membutuhkan adanya forum diskusi permanen yang intensif dalam rangka menciptakan stabilitas keuangan global melalui upaya pencegahan dan penyelesaian krisis keuangan internasional.

    Peran Indonesia dalam setiap KTT G-20 senantiasa memajukan kepentingan negara berkembang dan menjaga terciptanya sistem perekonomian global yang inklusif dan berkelanjutan (antara lain usulan pembentukan global expenditure

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    KOLOM

    support fund, menghindari pembahasan exit strategy paket stimulus fiskal/moneter yang dapat merugikan negara berkembang, dan mendorong tercapainya konsen-sus selaku bridge builder). Di KTT G-20 pada 2015 di Turki, seharusnya Indonesia bisa menyuarakan kepentingan negara emerging market yang terkena dampak ketidakpastian Fed, yang belum kunjung menaikkan Fed Fund Rate. Indonesia juga seharusnya dapat meminta bantuan IMF untuk meningkatkan koordinasi dan me-nyarankan Fed untuk segera membuat keputusan. Terpuruknya rupiah dan mata uang berbagai negara emerging serta berfluktuasinya harga komoditas di tingkat internasional berakar dari ketidakpastian Fed dan peperangan ekonomi antara Amerika dan Tiongkok serta Amerika dan negara-negara penghasil minyak.

    Terlepas dari apakah ada misi tertentu dari IMF terhadap Indonesia, kita harus selalu bisa menangkap aspek positif dan memanfaatkan peluang yang positif. In-donesia harus bisa menunjukkan peran dan kontribusinya tidak hanya di lingkup regional ASEAN, tapi juga di lingkup internasional. Indonesia berkepentingan men-dorong koordinasi kebijakan yang lebih erat antara negara anggota G-20 dan Indo-nesia sebagai anggota IMF guna menuju pemulihan ekonomi global dan menjaga terciptanya sistem perekonomian global yang kuat, berkelanjutan, dan seimbang. Tentunya sambil terus menata dan merapikan permasalahan ekonomi domestik. n

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    SAKTINYASAYA JUGA SENANG. ARTINYA, CEO IPC BISA

    PUNYA BARGAINING POSITION YANG KUAT DENGAN RI-1 DAN RI-2. JADI KITA HEBAT.

    BOS PELABUHAN

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    MENJELANG jam pulang kerja, karyawan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II mendadak menda-pat perintah penting. Selasa, 1 September 2015, itu, melalui pengeras suara, seratusan karyawan perusahaan pelat merah tersebut diminta berkumpul di lantai 4 gedung baru Pelindo, kompleks Pelabuhan Tanjung

    Priok, Jakarta Utara.Tidak lama, dengan berjalan kaki dari gedung

    lama, Direktur Utama Pelindo II Richard Joost Lino masuk ruangan. Pertemuan tertutup itu berlangsung kurang-lebih satu jam. Seusai per-temuan itu, optimisme terpancar dari wajah-wajah karyawan Pelindo.

    Lino sengaja mengumpulkan anak buahnya

    FOKUSFOKUS

    Tap untuk melihat video R.J. Lino marah-marah karena kantornya digeledah.

    Video

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    terkait penggeledahan kantor Pelindo II oleh Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Polisi me-lakukan penggeledahan untuk mencari barang bukti kasus dugaan korupsi pengadaan 10 unit mobile crane yang dilakukan Pelindo pada 2012. Penggeledahan pada Jumat, 28 Agustus 2015, itu berlangsung alot.

    Lino, yang baru kembali dari sebuah perte-muan, terkaget-kaget melihat polisi datang disertai banyak wartawan. Ia pun tidak terima belasan polisi bersenjata laras panjang meng-obrak-abrik kantornya. Terlebih ia belum per-

    nah dipanggil untuk dimintai keterangan oleh polisi.

    Bapak tidak boleh masuk ke kantor saya. Kalau mau masuk ke kantor saya, Bapak saya geledah dulu. Bapak digeledah dulu sama anggota saya, kata Lino menghadang Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigadir Jenderal Victor Edi Simanjuntak seper-ti ditirukan Victor.

    Lo, saya menggeledah ini perintah dari negara, ada penetapan penggeledahan dari pengadilan, jawab Victor.

    Setelah terjadi perdebatan, akhirnya Lino membolehkan polisi menggeledah Pelindo. Tapi ia menyeleksi siapa yang boleh masuk dan siapa yang tidak. Hanya yang sudah didaftar saja yang boleh masuk. 1, 2, 3, 4 ini boleh. Yang ini tidak boleh, kata Lino. Ia pun membuntuti polisi yang melakukan penggeledahan.

    Ketika Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen Budi Waseso, yang memimpin penggeledahan, datang, Lino kembali mem-protes keras. Di hadapan Buwasbegitu Budi Waseso biasa disapaLino memperlihatkan

    Penggeledahan Pelindo II, (28/8)

    EDWARD/DETIKCOM

    FOKUSFOKUS

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUSFOKUSFOKUS

    dirinya bukan orang yang bisa digeledah secara sembarangan oleh polisi.

    Saat penggeledahan berlangsung, Lino si-buk menelepon dan mengirim pesan pendek ke sejumlah menteri. Tidak lama kemudian, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil meneleponnya. Lino pun mengadu dan berbicara dengan nada tinggi kepada Sofyan.

    Ia mengatakan sudah mengirim pesan pendek kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjait-an dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno. Saya dibuat seperti kriminal. Come on, Pak, kata Lino kepada Sofyan.

    I make this company so rich. Saya dihukum seperti ini, ini enggak fair. Kasih tahu Presiden. Kalau caranya begini, saya berhenti besok.

    Luhut tidak menjawab panggilan telepon Lino karena sedang rapat. Sedangkan Rini lang-sung meminta konfirmasi kepada Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti. Oh, iya... Pak Kapolri bilang apa? Tanya ke Pak Kapolri saja, kata Rini saat dimintai tanggapan.

    Sumber majalah detik di Istana Negara menyebutkan, hari itu Lino juga menelepon Kepala Staf Kepresidenan. Lino ingin menemui Presiden. Namun Presiden tidak menemuinya karena merasa kasus Lino bukan urusan level presiden.

    Bareskrim menyelidiki kasus pengadaan 10 mobile crane sejak tiga bulan lalu. Polisi menda-pat banyak laporan dari sejumlah pelabuhan di daerah. Proyek senilai Rp 45,6 miliar itu dime-nangi Guangxi Narishi Century Equipment Co Ltd. Sepuluh mobile crane itu rencananya akan ditempatkan antara lain di Pelabuhan Panjang, Palembang, Pontianak, Bengkulu, Teluk Bayur, Banten, dan Cirebon. Namun, hingga kini, kesepuluh alat pemindah peti kemas itu masih mangkrak di Tanjung Priok. Bahkan mesin em-pat crane di antaranya rusak.

    Polisi mengendus ada rekayasa dalam peng-adaan mobile crane itu. Pelindo membuat surat perencanaan yang diteken manajer teknik pe-labuhan di daerah untuk mengesankan bahwa proyek itu merupakan usul dari bawah. Padahal pelabuhan-pelabuhan itu belum membutuh-

    Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil

    DOK.DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    kan mobile crane.Guangxi juga seharusnya tidak lolos sebagai

    rekanan karena usia perusahaan ini baru se-umur jagung. Selain itu, harga total alat terse-but, menurut polisi, terlalu mahal, dua kali lipat dari harga semestinya. Sepuluh unit crane itu seharusnya bisa dibeli dengan harga Rp 22-24 miliar.

    Berdasarkan audit dengan tujuan tertentu Badan Pemeriksa Keuangan pada 2015, peng-adaan mobile crane itu tidak sesuai dengan

    ketentuan. Selain itu, masih ada denda terha-dap Guangxi sebesar Rp 456 juta dari proyek itu yang belum ditagih. Pengadaannya tidak benar. Spesifikasi mobile crane itu sendiri tidak sesuai standarnya, kata Buwas.

    Penyidik sudah memeriksa banyak saksi dalam kasus itu. Bahkan Direktur Operasi dan Teknik PT Pelindo II, FN, sudah ditetapkan sebagai tersangka. Lino sendiri menjadi target pemeriksaan. Namun ia memerintahkan anak buahnya tidak menuruti panggilan polisi.

    Menurut Lino, mobile crane adalah investasi kecil dari sekian banyak investasi jumbo di Pe-lindo. Ia tidak terlibat dalam penandatanganan kontrak. Namun ia memastikan BPK sudah memeriksanya berkali-kali, Dan sudah clear masalah itu.

    Lino curiga tindakan Bareskrim itu merupa-kan tindak lanjut dari laporan serikat pekerja PT Jakarta International Container Terminal (JICT). Memang Lino dan JICT terlibat perse-teruan panjang terkait perpanjangan konsesi Hutchison Port Holdings di JICT. Namun pihak serikat pekerja JICT membantahnya.

    FOKUS

    R.J. Lino menelepon Sofyan Djalil saat kantornya digeledah, (28/8)

    EDWARD/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    Setelah penggeledahan itu, Lino merasa per-lu memberi penjelasan kepada anak buahnya. Dalam sebuah rekaman pertemuan yang diper-oleh majalah detik, Lino meminta anak buah-nya tidak lesu di tengah situasi yang disebutnya krisis itu. Sejak memimpin Pelindo pada 2009, ia sudah 10 kali menjumpai situasi yang sama. Karena itu, ia akan menjadi tameng dalam

    menghadapi polisi.Di sela-sela rapat, Lino menerima panggilan

    telepon dari staf ahli Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Sofjan Wanandi. Lino mengaku menan-tang Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bila tidak didukung penuh, ia akan meninggalkan Pelindo.

    Saya juga senang, ya. Artinya, CEO IPC (In-donesia Port Corporation/Pelindo) bisa punya bargaining position yang kuat dengan RI-1 dan RI-2, ujar Lino. Jadi kita hebat, ujarnya lagi disambut tepuk tangan karyawan yang hadir memenuhi ruangan.

    Sayang, Lino enggan berkomentar lagi saat dimintai konfirmasi mengenai isi pertemuan itu dan kasus mobile crane di Pelindo. Saya no comment berkaitan dengan case yang lagi ramai-ramai ini. Kalau hal lainnya, saya dengan senang hati akan menjawab, kata Lino kepada majalah detik.

    Klaim Lino bahwa ia memiliki posisi tawar yang kuat di hadapan JK ternyata bukan isapan jempol belaka. JK, yang saat penggeledahan itu berada di Seoul, Korea Selatan, langsung me-

    FOKUSFOKUS

    Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen Pol Budi Waseso (kanan) menerima ucapan seusai upacara kenaikan pangkat perwira tinggi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (5/2).

    M AGUNG RAJASA/ANTARA FOTO

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    nelepon Buwas. (Kepada Buwas) saya cuma bilang, seperti biasa, ini kan kebijakan korporasi, ya jangan dipidanakan, kata JK.

    Di Bogor dua pekan sebelumnya, Presiden Jokowi memang memerintahkan agar kebijak-an pemerintah tidak dipidanakan atau digugat perdata. Itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Selain itu, Presiden meng-

    instruksikan agar suatu kasus tidak diumbar sampai orang yang terlibat betul-betul terbukti.

    Itu perintah Presiden, kata JK. Polisi itu bagian dari pemerintah. Berarti ini bukan inter-vensi, ujarnya.

    Luhut juga memberi pembelaan kepada Lino. Meski tidak secara langsung, Luhut menyebut aksi Buwas itu telah membuat gaduh, yang pada akhirnya mengganggu pertumbuhan ekonomi,

    Wapres Jusuf Kalla (ketiga kanan) berbincang dengan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan (kedua kiri), Menkeu Bambang Brodjonegoro (kiri), Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan (kedua kanan), dan Mentan Amran Sulaiman (kanan) sebelum memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/8).

    WIDODO S. JUSUF/ANTARA FOTO

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    yang kini sedang kurang menggairahkan.Selanjutnya, pada Rabu, 2 September 2015,

    mulai muncul desas-desus Buwas akan dimu-tasi. Mulai hari itu juga muncul beberapa nama perwira tinggi Polri yang akan menggantikan Buwas. Mereka antara lain Kepala Polda Me-tro Jaya Irjen Tito Karnavian, Kepala Polda Jawa Timur Irjen Anas Yusuf, dan Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komjen Syafruddin. Syafruddin kebetulan mantan ajudan JK.

    Jumat dua hari kemudian, nasib Buwas benar-benar jelas. Ia digantikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Anang Iskandar. Buwas pun gantian menduduki posisi Anang selaku Kepala BNN. Itu berdasarkan telegram Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti Nomor ST/1847/IX/2015.

    JK dan Badrodin menyebut mutasi terhadap Buwas merupakan hal yang normal. Mutasi itu tidak ada hubungannya dengan penggeledah-an Pelindo.

    Tapi komisioner Komisi Kepolisian Nasional, M. Nasser, menyatakan, tidak bisa dimungkiri, mutasi Buwas disebabkan oleh kasus Pelindo.

    Ia heran Lino bisa membalikkan situasi hanya dengan telepon. Telepon Lino ternyata mus-tajab, ampuh sekali. Dia bisa merontokkan jabatan bintang tiga, ujarnya kepada majalah detik.

    Nasser berharap kasus Pelindo tetap dilan-jutkan prosesnya oleh Kepala Bareskrim yang baru. Kita harapkan tidak (dihentikan). Pak Anang kan punya integritas. Dia bukan polisi biasa, tutupnya.

    Sedangkan Buwas menganggap mutasi ter-hadap dirinya bukan merupakan pelengseran. Jenderal yang banyak dituntut agar dicopot karena dianggap mengkriminalisasi mantan Ke-tua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto itu pun malah beranggap-an mutasi tersebut merupakan penghargaan atas prestasinya.

    Kalau dilihat dari eselonisasi, eselon saya meningkat. Saya jelas naik predikat. Jadi, kalau naik predikat, itu berarti dikasih reward, peng-hargaan, kata Buwas.

    ISFARI HIKMAT, M. TAUFIQQURRAHMAN, IBAD DUROHMAN, BAHTIAR RIFAI |

    IRWAN NUGROHO

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    Komisioner Komisi Kepolisian Nasional, M. Nasser

    RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

    TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    Pengadaan 10 unit mobile crane untuk pelabuhan Bengkulu, Teluk Bayur, Palembang, Banten, Pontianak, Jambi, dan Cirebon.

    SEJAK direktur utama dijabat Richard Joost Lino, Pelindo II beberapa kali diadukan kepada penegak hukum dan badan peng-awas dalam kasus penyelewengan

    dan dugaan korupsi. Namun hingga kini baru dua laporan yang diproses oleh penegak hukum, yakni dua kasus pengadaan crane berikut ini.

    CATATAN HITAM PROYEK CRANE PELABUHAN

    1. PENGADAAN MOBILE CRANETahap proses hukum: penyidikan oleh Bareskrim Mabes Polri

    Tersangka: Direktur di PT Pelindo II berinisial FN

    Status R.J. Lino: ruangannya digeledah dan baru akan diperiksa sebagai saksi

    Awal penyidikan: laporan masyarakat dan temuan BPK

    Penyelidikan: pemeriksaan 7 saksi dan penggeledahan kantor Pelindo II

    Dugaan: korupsi, pencucian uang, dan crane yang ber-masalah memperlambat dwelling time

    Nilai proyek: Rp 45 miliarTahun anggaran: 2012Rekanan: Guangxi Narishi Century Equipment Co Ltd(dari alamat situs yang tercantum pada bodi crane, produsen alat berat itu Harbin Engineering Machinery Manufacture Co Ltd)

    PROYEK

    PROYEK

    PENJELASAN PELINDO II:Pengadaan mobile crane sudah diperiksa berkali-kali, termasuk oleh BPK, yang menyatakan tak ada masalah. BPK menyatakan masalah dalam pengadaan masih dalam wilayah korporasi dan Pelindo II bisa mengoreksi kekeliru-an dalam pengadaan.

    1. PerencanaanPerencanaan dibuat oleh Pelindo II, semes-tinya dibuat oleh pelabuhan pemakai crane

    agar sesuai dengan kebutuhan.

    2. PersetujuanPenanda tangan proyek bukan general ma-

    nager pelabuhan, melainkan manajer teknik, yang sebelumnya dikumpulkan Pelindo II.

    3. HargaDinilai terlalu mahal dan ada dugaan pengge-lembungan harga, yang mestinya tak sampai

    Rp 20 miliar.

    4. PemanfaatanMobile crane ditempatkan di Tanjung Priok.

    Nganggur sejak 2013 karena tidak cocok untuk Priok. Diduga mesin rusak karena tak dipakai.

    5. DendaBPK menemukan, Pelindo II tidak menagih

    denda keterlambatan Rp 456,5 juta dari perusahaan pemasok.

    1. PerencanaanDireksi dua kali mengubah ketentuan lelang, yakni pagu

    anggaran dan spesifikasi barang, yang diduga untuk memudahkan salah satu perusahaan peserta tender.

    2. Spesifikasi BarangKajian awal, pelabuhan Pontianak dan Palembang tidak

    cocok memakai quay container crane tipe twin lead. Namun direksi memberi memo instruksi agar semua

    memakai twin lead.

    3. Penentuan RekananPerusahaan rekanan HDHM ditunjuk langsung oleh Pelindo II. Ada nota dari direksi yang berbunyi Selesaikan proses

    penunjukan HDHM kepada panitia tender.

    4. DendaPelindo II lamban dalam menagih denda keterlambatan

    pelaksanaan pekerjaan sebesar US$ 770 ribu.

    2. PENGADAAN QUAY CONTAINER CRANE

    Tahapan proses hukum: penyelidikan oleh KPK Tersangka: -

    Status R.J. Lino: saksi

    Awal penyelidikan: pengaduan Serikat Pekerja Pelindo II pada 2013, temuan BPK, audit investigatif BPKP

    Penyelidikan: baru sebatas pemeriksaan saksi, termasuk R.J. Lino

    Pengadaan quay container crane untuk pela-buhan di Palembang, Pontianak, dan Lampung.

    DUGAAN PENYELEWENGAN

    DUGAAN PENYELEWENGAN

    PENJELASAN PELINDO II

    Pelindo II menunjuk langsung lantaran kebutuhan used contai-ner cane sejak 2007 tidak terpenuhi akibat kegagalan lelang karena sedikitnya jumlah peserta. Ada aturan perusahaan yang memungkinkan pemilihan langsung jika lelang gagal.

    SUMBER: BARESKRIM POLRI, KPK, BPK, BPKP | OKTA WIGUNA | INFOGRAFIS: MINDRA PURNOMO

    Nilai proyek:

    US$ 14,388 juta + Rp 264 juta

    Tahun anggaran: 2010Rekanan: Wuxi Hua Dong Heavy Machinery Co Ltd (HDHM)

    R.J. LINO:

    Saya sama sekali enggak tahu. Jadi, mulai proses lelang sampai diputuskan pemenang kontrak, saya tidak mengerti apa-apa, saya tidak pernah teken kontrak.

    R.J. LINO:

    Saya terima konsekuensinya. Menurut saya enggak salah, enggak merugikan negara, malah menguntungkan semua orang. Bahkan harganya lebih murah.

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    MENANTU R.J. LINO PEMILIK SAHAM MAYORITAS PT BUKAKA TEKNIK UTAMA MILIK KELUARGA JK. ORANG DEKAT JK DAN MANTAN PETINGGI BUKAKA MENGISI KURSI KOMISARIS ANAK PERUSAHAAN PELINDO II.

    SAHAM MENANTU LINO DI PERUSAHAAN JK

    FOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    ARMADEUS Acquisitions Ltd berkantor di lantai 12 HDS Tower. Gedung yang didominasi kaca kebiruan itu berada di The Jumei-rah Lakes Towers, kompleks puluhan gedung perkantoran di tepi danau buatan di Dubai, Uni Arab Emirat.

    Meski berada di Timur Tengah, bisnis utama Armadeus berada di Indonesia. Armadeus adalah pemegang saham mayoritas PT Bukaka Teknik Utama, perusahaan milik keluarga Wakil Presiden Jusuf Kalla.

    Lewat Bukaka, Armadeus ikut berbisnis kon-

    struksi baja, penyediaan alat eksplorasi minyak dan gas, serta mesin konstruksi dan perawatan rel kereta. Lembaga Pengembangan Investasi Malaysia (MIDA) menyebut Armadeus sebagai perusahaan penanaman modal asal negaranya.

    Pemilik Armadeus adalah Mohd. Ezra Effendi asal Sarawak, Malaysia, sekaligus menjabat managing director di perusahaan itu. Pada akun media sosialnya, Ezra menyebut menjabat sejak 2014.

    Ezra adalah anak mantan menteri di Malaysia, Datuk Seri Mohd. Effendi Norwawi. Ia pernah menjadi petinggi berbagai perusahaan yang

    Situs Armadeus Acquisitions Ltd.DOK. DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    beroperasi mulai dari Afrika, Timur Tengah, hingga Asia Tenggara.

    Selain di Armadeus, Ezra menjabat Direktur Eksekutif Callidus Knight Ltd. Perusahaan Malaysia ini spesialis bidang pertahanan dan keamanan swasta di bidang maritim, termasuk jasa antibajak laut dan penanggulangan teroris-me.

    Bisnis Ezra di maritim ini kebetulan sama dengan bidang yang digeluti mertuanya. Se-

    orang mantan karyawan Pelindo II membisik-kan, Ezra menikah dengan putri Direktur Uta-ma PT Pelindo II Richard Joost Lino, Clarissa.

    Menurut dia, Clarissa dan anak ketiga Lino, Harris Pratama, ikut mengelola Armadeus. Mereka mengendalikan bisnis keluarga mela-lui Armadeus, ujarnya. Karena itu Lino sering (melakukan) perjalanan dinas ke Dubai.

    Clarissa dalam akun jejaring sosialnya me-nyebut diri sebagai pemegang saham di Arma-deus. Lewat akun yang sama, ia mengunggah foto-foto pernikahannya dengan Ezra.

    Pada status terakhirnya, Clarissa mengutip sebagian pesan yang dikirimkan Lino kepada sejumlah orang dekatnya pascapenggeledah-an kantor Pelindo II. Kasihan. Sedih dan benci lihat bangsa sendiri. BANGSA KACA SPION yang sedang ngebut mencapai cita-citanya menjadi bangsa terbelakang, tulisnya. Semua yang berprestasi dijadikan panggung perebut-an jabatan dan promosi oleh aparat.

    Lino juga menulis, Terima kasih kalau masih ada pejabat-pejabat waras yang mendukung. Tapi enggak perlu dijadikan sandaran atau tem-pat bergantung, mereka cuma manusia, politis,

    FOKUSFOKUSFOKUS

    Kantor Armadeus di Jumeirah Lakes Towers di Dubai DUNCAN CHARD/BLOOMBERG VIA GETTY IMAGES

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    berjuang untuk kepentingan sendiri juga.

    lllArmadeus Acquisitions Ltd menjadi ken-

    daraan keluarga besar R.J. Lino masuk ke PT Bukaka Teknik Utama. Menurut situs resminya, saham Bukaka dimiliki PT Denaya Cakra Cipta sebesar 42,60 persen. Denaya adalah peru-sahaan pemegang Bukaka yang dimiliki Grup Kalla.

    Armadeus Acquisitions Ltd dinyatakan seba-gai pemilik saham publik sebesar 46,60 persen. Lalu 10,80 persen sisanya dimiliki pemegang saham kecil, yang tak diperinci identitasnya.

    Armadeus mendapatkan saham Bukaka saat perusahaan itu merestrukturisasi utang pada 2010. Saat itu perusahaan ini masih bernama Akses Karya Indonesia Bhd dengan kepemilik-an sahamnya lebih tinggi, yakni 52 persen.

    Armadeus masuk pada tahun yang sama ke-tika Bukaka mulai menyelesaikan utang-utang-nya dari US$ 140 juta hingga hanya tersisa US$ 5 juta. Sebelumnya, pada 2002 hingga 2006 status laporan keuangan Bukaka berturut-turut mendapat opini disclaimer dari akuntan publik sehingga mereka didepak dari Bursa Efek Indo-nesia.

    Saat kembali masuk BEI pada Juni 2015, Direktur Utama PT Bukaka Teknik Utama Tbk Irsal Kamaruddin menjelaskan, pada 2010 perusahaannya mulai merestrukturisasi utang. Kebetulan nasib kami baik pada 2011, masih ada program kuasi reorganisasi, kami memper-baiki neraca keuangan, sehingga kami lakukan relisting, ujarnya.

    Sementara itu, Ezra menyatakan Armadeus memang masuk Bukaka pada 2010. Armadeus melihat adanya hasil positif dari investasi (Bu-kaka) di sektor selain konstruksi baja, kata Ezra

    FOKUSFOKUSFOKUS

    Penyidik Bareskrim Mabes Polri menggeledah kantor Pelindo II EDWARD/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    seperti dikutip media-media bisnis Malaysia, 7 Juli 2015.

    Tapi upaya kembali ke bursa tidak mudah karena BEI minta porsi saham milik publik ditambah lantaran kepemilikan publik ternyata 52 persennya dimiliki Armadeus. Saat itu Irsal menyatakan Armadeus tidak mau menjual sahamnya sebelum Bukaka masuk bursa agar tidak ketiban beban pajak. Namun masalah itu terselesaikan karena saham Armadeus berku-rang sekitar 6 persen.

    Lino bisa dekat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla karena lewat Menteri Perencanaan Pem-bangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil. Sofyan, yang menjadi relawan tim suk-ses JK, Lembang 9, pada pilpres 2004, adalah orang yang memberikan kursi Direktur Utama Pelindo kepada Lino.

    Lino, yang sempat berkarier di Pelindo II, keluar dari perusahaan pelat merah itu pada 1990. Terakhir ia menjabat Managing Director of Port Guigang sebelum ditarik Sofyan jadi bos Pelindo II pada 2009.

    Waktu itu kita mencari direksi, ada beberapa kandidat, saya cari, kemudian saya bilang Pak

    Lino, kata Sofyan. Kami interview luar biasa (dia) itu. Akhirnya kita bikin panel tentang visi-misi dia. Pak Lino kinerjanya luar biasa.

    Saat JK kalah pada pilpres 2009, Sofyan pun tidak lagi jadi menteri. Lalu gantian Lino yang memberi jabatan kepada Sofyan dengan men-jadikannya Komisaris Utama PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (PPI).

    PPI adalah anak perusahaan Pelindo II yang mengurusi infrastruktur pelabuhan, seperti jalan serta suplai air dan listrik. Perusahaan ini didirikan pada 5 November 2012.

    Sofyan meninggalkan PPI pada Oktober 2014 saat ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri Koordinator Perekonomian. Kursi komisaris utama yang lowong itu dialihkan ke Mochamad Imron Zubaidy.

    Imron sejak 1978 berkarier di PT Bukaka Teknik Utama. Ia sempat jadi direktur operasi pada 2000 dan setelahnya menjabat senior vice president of business development hingga 2007.

    Imron bukan satu-satunya awak perusahaan Kalla di anak usaha Pelindo II. Ada juga Kusnan Nuryadi, yang jadi Komisaris Utama PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (JPPI).

    Sofyan DjalilBEAWIHARTA/REUTERS

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    JPPI didirikan pada 13 November 2012 deng-an bidang bisnis penyediaan sewa dan perbaik-an peralatan bongkar-muat. Menurut laporan tahunan Pelindo II pada 2014, JPPI juga men-jadi konsultan untuk investasi dan pengadaan crane.

    Kusnan adalah lulusan Fakultas Teknik Uni-versitas Indonesia yang ikut mendirikan Bukaka dengan kepemilikan saham hanya 0,01 persen. Pada masa awal Bukaka sekitar 1980-an, Kus-nan banyak berperan dalam pembangunan teknologi perusahaan saat mengikuti tender Kementerian Pekerjaan Umum. Salah satunya

    teknologi pengolahan aspal untuk proyek infra-struktur jalan.

    Majalah detik berkali-kali mencoba memin-ta konfirmasi kepada Lino soal bisnis keluarga dan kedekatannya dengan JK. Namun Lino enggan berkomentar.

    Saya no comment berkaitan dengan case yang lagi ramai-ramai ini, kata Lino kepada majalah detik. Kalau hal lainnya, saya dengan senang hati akan menjawab.

    Dalam pesan yang dikirimkan ke sejumlah orang lewat aplikasi WhatsApp, selain me-numpahkan kekesalannya, Lino juga menulis adanya pejabat yang membela dia. Clarissa juga mengutip sebagian pesan itu di jejaring sosialnya.

    Kedekatan Lino dengan pembesar seperti JK sudah jadi pengetahuan umum di kalangan Pelindo II. Sumber-sumber majalah detik di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok menyebut kedekatan itulah yang bikin JK membela Lino.

    Memang, begitu mendengar penyidik Ma-bes Polri menggeledah ruang kerja Lino, Kalla langsung mengontak Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Budi Waseso. Saya

    Wapres Jusuf Kalla saat kunjungan kerja di Seoul, Korea Selatan. DOK, DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    telepon waktu saya di Seoul, (saya tanya) apa yang terjadi. Dijelaskan apa yang terjadi, kata JK.

    JK bahkan menegur Komjen Buwas agar berhati-hati mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan mobile crane di Pelindo II. Dalam hal mengekspos perkara, itu nanti betul-betul yang sudah terbukti baru diekspos yang lebih luas, kata Kalla saat berbincang dengan war-

    tawan di sela-sela kunjungan di Seoul, Korea Selatan.

    Soal dugaan kedekatan Bukaka dengan Lino, JK membantah adanya konflik kepentingan dalam pembelaan terhadap Lino. Ah, tidak ada itu. Itu tidak ada urusannya dengan Bukaka, ujarnya. Apa urusannya? Tidak ada urusannya. Apa hubungannya?

    JK juga menampik anggapan bahwa Lino punya kepemilikan di Armadeus, perusahaan pemegang saham Bukaka. Sama sekali tidak, saya cek ke mereka, ujarnya.

    Sepengetahuan JK, keluarga Lino hanya staf di Armadeus, bukan pemiliknya. Kalla menga-takan tidak bisa mengatur kepemilikan saham Bukaka yang perusahaan publik. (Perusahaan) Tbk, siapa pun bisa memiliki (sahamnya).

    JK menyatakan tidak ada yang istimewa dari dukungannya terhadap Lino. Ia menegaskan akan mendukung semua pejabat, termasuk direksi BUMN, yang bekerja dengan benar. Saya back up semua aparat yang baik. Semua, kata JK. ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN, IRWAN NUGROHO, MUHAMMAD TAUFIQQURAHMAN | OKTA WIGUNA

    Dirut PT Pelindo II R.J. Lino menjawab pertanyaan war-tawan seusai dimintai kete-rangan oleh KPK, Jakarta, Selasa (15/4).ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUSFOKUS

    MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    ISM

    AR P

    ATR

    IZK

    I/AN

    TAR

    A

    HIKAYAT RAJA LINO

    LINO SERING MENDAPAT GELAR CEO TERBAIK. PERNAH DIDEMO OLEH RATUSAN ANAK BUAHNYA. IWAN FALS PERNAH DIMARAHINYA.

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    IM the best man in this country!Kalimat itu keluar dari mulut Di-rektur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino. Ia tengah berhadapan dengan beberapa penyelidik Komisi Pembe-rantasan Korupsi. Ruang pemeriksaan di kan-tor KPK, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, tidak membuatnya bergidik.

    Saat itu sekitar April 2014, lembaga antirasu-

    ah tersebut tengah mendalami laporan dugaan korupsi pengadaan tiga unit quay container cra-ne pada 2010 senilai Rp 198 miliar. KPK curiga nilai pengadaan dua alat itu digelembungkan sebesar Rp 31 miliar. Lino melakukan penunjuk-an langsung dalam proyek ini.

    Dia sampai menantang untuk diadu dengan ahli pelabuhan mana pun, ujar sumber maja-lah detik di KPK.

    Lino memberikan penjelasan pengadaan derek bongkar-muat peti kemas itu seusai pemeriksaan. Rencana pengadaan dilakukan pada 2007, tapi tidak kunjung selesai. Lantas, pada 2010, ia melakukan penunjukan langsung.

    Makanya, karena (prosesnya) sudah terlalu lama, kita prosedur tahun 2010 dengan cara yang tidak biasa, ucapnya saat itu.

    Para penyelidik tidak menduga Lino malah menantang di meja pemeriksaan. Itulah gaya-nya menghadapi masalah.

    Lelaki kelahiran Kepulauan Rote, Nusa Teng-gara Timur, pada 1953 ini memang layak sesum-bar soal pengelolaan pelabuhan. Ia mengukir karier sangat panjang mengurusi Pelabuhan

    FOKUS

    Lino dimintai keterangan terkait penyelidikan dugaan korupsi pembangunan sejumlah dermaga pada tahun anggaran 2010.

    LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    Tanjung Priok.Sejak lulus dari Institut Teknologi Bandung

    pada 1976, Lino meniti karier sebagai staf di Di-rektorat Jenderal Hubungan Laut Departemen Perhubungan. Pilihan kariernya tepat. Pada 1978, Bank Dunia menggelontorkan proyek pembangunan Tanjung Priok. Situs Bank Dunia mencatat program Tanjung Priok ini disetujui pada 1976 dengan nilai US$ 32 juta.

    Proyek pada masa Orde Baru inilah yang me-ngenalkan Lino pada pengelolaan pelabuhan. Lino pun duduk sebagai manajer teknik dalam proyek ini. Pengelolaan Tanjung Priok ini terus digelutinya hingga menjabat kepala teknik sipil di Pelindo II pada 1988.

    Keseriusannya menggeluti dunia pelabuhan terus berkembang. Rentang 1978-1989, Lino memperdalam keilmuannya dengan melanjut-

    FOKUSFOKUS

    Aktivitas bongkar-muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/1).

    WIDODO S. JUSUFED/ ANTARA FOTO

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

    FOKUS

    kan pendidikan. Beberapa pendidikan tingkat lanjut yang ia lalui antara lain di The Internatio-nal Institute for Hydraulic and Environmental Engineering di Belanda (1978) dan Institute for Education and Development of Management di Jakarta (1998).

    Ia juga rajin mengikuti kursus di luar negeri, yakni International Course on Sediment Transport in Estuarine and Coastal Engineering di Coastal Re-search Centre India (1979), Senior Course on Port and Harbour Engineering di

    Jepang (1980), dan Project Management Co-urse di Virginia Polytechnic Institute and State University, Amerika Serikat (1981).

    Namun kariernya di Pelindo ia tinggalkan pada 1990. Lino memilih bekerja di sektor swas-ta. Pada tahun tersebut, ia duduk sebagai senior advisor di dua perusahaan: PT Terminal Batuba-ra Indah dan PT Indonesia Bulk Terminals. Lalu, pada 1992-2005, Lino tercatat sebagai Project Port Planner PT Dwipantara Transconsult.

    Pada 2005, Lino melangkahkan kariernya ke dunia internasional. Ia menjadi Project Director AKR Nanning, Tiongkok. Melalui perusahaan Tiongkok inilah kariernya berkembang.

    Lino bertugas sebagai Managing Director of Port Guigang, Guangxi, Tiongkok. Ia berhasil menjalin kerja sama dengan pemerintah lokal untuk mengakuisisi sebuah pelabuhan dan me-nyelesaikan persetujuan jual-beli. Pelabuhan ini bisa ia pasarkan kepada Pemerintah Provinsi Guangdong, Hong Kong, Shenzhen, serta provinsi landlocked (provinsi yang tak memiliki pantai), yakni Yunan, Guizhou, dan Sichuan.

    Pada 2009, Lino kembali ke Pelindo II. Saat itu Sofyan Djalil menjabat Menteri Badan Usa-ha Milik Negara (sekarang menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas). Lino datang sebagai direktur utama di BUMN pengelola aset pelabuhan itu.

    Ia mengajukan tiga syarat untuk duduk seba-gai direktur utama BUMN, yakni menentukan direksi, mengubah porsi kekuasaan direksi, dan membatalkan pembangunan serta pengem-bangan Pelabuhan Niaga Boj