MajalahDetik_178

196
7/21/2019 MajalahDetik_178 http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 1/196

Transcript of MajalahDetik_178

Page 1: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 1/196

Page 2: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 2/196

Page 3: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 3/196

TAP PADA KONTEN UNTUK MEMBACA ARTIKELDAFTAR ISI

EDISI 178 27 APRIL - 3 MEI 2015

nUJUNG ‘DRAMA’ DI KORPS TRIBRATA

INTERNASIONAL

CRIME STORY

KRIMINAL

NASIONAL

nAGAR ATURAN TAK LEMBEK

nMENANTI SANG BURON KEMBALI

FOKUSISLAH DULU,

KETUM GOLKARKEMUDIAN

LEWAT TOMMY, KELUARGA CENDANAINGIN KEMBALI MEMILIKI PENGARUH

DI GOLKAR. MENYERANG KUBU AGUNG

LAKSONO, TAPI MENOLAK IMING-IMING

JABATAN DARI ICAL.

Page 4: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 4/196

Peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika berlangsung gempita. Puluhan kepala negara hingga ribuan warga terlibat aktif di dua kota, Jakarta danBandung.

LENSA

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR

60 TAHUNKONFERENSI ASIA-AFRIKA

Page 5: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 5/196

Para pemimpin Asia-Afrika melakukan napak tilas di Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (24/4). (Pool/Mast Irham/REUTERS)

LENSA

Page 6: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 6/196

Para kepala negara dan kepala pemerintahan beserta pemimpin delegasi negara-negara Asia-Afrika berfoto bersama dalam peringatan60 tahun Konferensi Asia-Afrika di Gedung Merdeka, Bandung, Jumat (24/4). (AACC2015/M. Agung Rajasa/ANTARA FOTO)

LENSA

Page 7: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 7/196

Para pelajar mengikuti acara Harmoni Angklung untuk Dunia di Stadion Siliwangi, Bandung, Kamis (23/4). Kegiatan pemecahan rekor duniabermain angklung oleh 20 ribu pelajar tersebut digelar untuk menyemarakkan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika 2015. (AgungPambudhy/DETIKCOM)

LENSA

Page 8: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 8/196

Page 9: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 9/196

Presiden Jokowi meninggalkan panggung setelah membuka Asian-African Business Summit, yang menjadi bagian dari peringatan 60 tahunKAA di Jakarta, Selasa (21/4). (Beawiharta/ REUTERS)

LENSA

Page 10: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 10/196

Page 11: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 11/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

NASIONAL

Page 12: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 12/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

DETASEMEN Khusus 88 Antiteror

Markas Besar Kepolisian RI perte-

ngahan April lalu menangkap se-

orang pria di Petamburan, Jakarta

Barat. Ia diduga mendukung gerakan Negara

Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dengan membe-

rangkatkan warga negara Indonesia ke Suriah

untuk bergabung dengan kelompok radikaltersebut.

Penangkapan simpatisan ISIS itu merupakan

yang kesekian kalinya yang dilakukan polisi. Ma-

ret lalu, Densus 88 dan Satuan Tugas Antiteror

Kepolisian Daerah Metro Jaya juga membekuk

lima orang yang diduga menebar paham ISIS di

 Jakarta, Bogor, Tangerang Selatan, dan Bekasi.

Peran mereka dari menyebar tulisan berna-

da provokasi di Internet, merekrut pengikut,

menggelar pelatihan, mencari dana, hingga

membiayai WNI berangkat ke Irak dan Suriah.

Sepekan kemudian, tiga orang ditangkap di

Malang, Jawa Timur.

Sejak marak aksi dukungan terhadap ISIS diIndonesia, polisi punya pekerjaan rumah baru.

Tak terkecuali Badan Nasional Penanggulangan

Terorisme. Lembaga itu kini sedang putar otak

menyusun sebuah aturan yang lebih “bergigi”

untuk menjerat para pelaku yang bergabung

dengan kelompok-kelompok radikal.

Teror bom Bali I, 12Oktober 2002, yangmeluluhlantakkan kawasanKuta, Denpasar, Bali.

EDY PURNOMO/GETTY IMAGES

Page 13: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 13/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

“Jeratan” itu akan dituangkan dalam sebuah

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang (Perpu) atas UU Nomor 15 Tahun

2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Terorisme. Perpu Antiteror dirasa perlu untuk

memperkuat UU yang sudah ada itu.

Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris me-

nyebutkan belum ada undang-undang yang

mengatur secara tegas sanksi bagi pelaku yang

bergabung dengan kelompok-kelompok radi-

kal, seperti ISIS. Termasuk UU yang dibuat pada

12 tahun lalu itu. UU Antiteror Tahun 2003 juga

diundangkan dari Perpu Pemberantasan Ter-

orisme yang dibuat pascaserangan Bom Bali I,

12 Oktober 2002.

“UU itu tidak menegaskan bahwa ikut berga-

bung dan mendukung aksi-aksi ekstremisme,

seperti di Irak dan Suriah (ISIS), dikategorikan

kriminal,” kata Irfan di sela-sela workshop pro-

gram deradikalisasi BNPT di Hotel Bumi Wiya-

ta, Depok, Jawa Barat, Rabu, 22 April lalu.

Irfan menyayangkan apabila di negara hukum

seperti Indonesia ada perilaku warganya yang

bertentangan dengan nilai-nilai dasar negara-nya, yakni Pancasila, tetapi belum ada aturan

yang tegas untuk menindak mereka. Padahal

selama ini sudah banyak terjadi.

“Aturannya tidak ada, jadi bebas saja (berga-

bung),” ujar pria bergelar profesor itu.

Perpu Antiteror jilid II itu antara lain akan

mengatur masa penahanan tersangka pelaku

teror yang ditangkap. Jika UU mengatur pe-

nahanan maksimal tujuh hari, di perpu bisa

sampai satu bulan.

Irfan beralasan, jika masa penahanan dibatasi

7 hari, proses penyidikan tersangka teroris akan

terburu-buru, sementara ada hal yang belum

NASIONALNASIONAL

Anggota Gegana Polrimelakukan olah datatempat kejadian perkarakontak senjata kelompokteroris Santoso dan aparatkeamanan di PegununganSalum, Sulawesi Tengah,Sabtu (4/4).

FIQMAN SUNANDAR/ANTARA FOTO

NASIONAL

Page 14: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 14/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

terungkap. Hasilnya, bisa saja pelaku dihukum

ringan karena dakwaan kurang kuat.

“Penambahan masa penahanan itu justru

menguntungkan tersangka, tidak asal tunjuk

(bersalah), asal vonis,” tuturnya.

Perpu juga akan menguatkan kelembagaan

BNPT sebagai koordinator pencegahan ter-

orisme dengan melibatkan kementerian-ke-

menterian serta lembaga. Langkah-langkah

pencegahan terorisme itu, seperti menyiapkan

strategi, kebijakan, dan program, dilakukandengan membentuk satuan tugas. Sedang-

kan penindakan tetap menjadi ranah apa-

rat keamanan.

“(Perpu juga mengatur) bagaimana

BNPT memiliki perpanjangan tangan di

daerah. BNPT saja tidak cukup,” ucap

Irfan. “Teroris ini musuh kemanusiaan.”

Penguatan UU Nomor 15/2003 se-

benarnya sudah lama digagas, tapi tak

kunjung terlaksana. Mantan Kepala BNPT

Ansyaad Mbai mengaku menyuarakan perlu-

nya merevisi aturan antiteror sejak 2004 atau

setahun setelah UU 15/2003 diundangkan.

“Di situ sudah terasa bahwa UU itu tidak

cukup,” kata Ansyaad secara terpisah.

Para pelaku teror Bom Bali I (2002), lalu

bom Hotel JW Marriott, Jakarta, yang berhasil

ditangkap itu-itu saja atau berasal dari satu

kelompok atau jaringan. Para pelaku menyebar

kebencian terhadap pihak tertentu untuk men-

 jaring pelaku lain yang akan melakukan aksi

teror berikutnya.

Nah, di sinilah kelemahan UU Antiteror yang

ada saat ini, karena hanya memberi kewenang-an reaktif kepada aparat keamanan untuk

bertindak setelah aksi teror terjadi. Padahal

yang dibutuhkan tidak hanya reaktif, tapi juga

proaktif.

“Aturan antiterorisme di Indonesia itu yang

terlembek di dunia,” ujar Ansyaad.

Karena itu, dibutuhkan sebuah payung hukum

untuk memberi kewenangan aparat bertindak

proaktif terhadap kemungkinan terjadinya aksi

terorisme. Selama ini, Ansyaad menuturkan,

orang-orang yang menyebar kebencian tidak

bisa serta-merta ditangkap karena undang-

undang tidak mengaturnya.

Aturanantiterorisme

di Indonesia ituyang terlembek

di dunia.

Ansyaad Mbai

Page 15: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 15/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

“Misalnya orang yang mengkafirkan peme-

rintah, mereka yang menyesatkan masyarakat

seperti ini tidak tersentuh oleh hukum kita,”

ucapnya. “Polisi tidak bisa menangkap orang-

orang yang mengompor-ngompori seperti itu.”

Ansyaad mengakui hal itu sensitif karena bisa

dikaitkan dengan hak kebebasan berpendapat.

Ia meminta kebebasan berpendapat dengan

hal yang sudah masuk wilayah “kejahatan”

dibedakan.

“Di negara-negara lain, mereka yang me-

nebar kebencian sudah bisa dijerat pidana,

termasuk negara terdekat Indonesia, Malaysia

dan Singapura,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I Dewan

Perwakilan Rakyat Tantowi Yahya menyatakan

setuju jika pemerintah mengeluarkan Perpu

Terorisme ketimbang mengusulkan revisi UU.

Sebab, Dewan kadung menyusun ProgramLegislasi Nasional 2015, dan telah ditetapkan

di sidang paripurna. Jika ingin revisi baru bisa

diajukan tahun depan.

“Kalau bicara revisi UU Terorisme, sudah

telat,” ujar politikus Golkar ini beberapa waktu

lalu.

Memang tak mudah bagi pemerintah untuk

mengeluarkan perpu. Sebab, diperlukan syarat

kegentingan yang memaksa atau mendesak,

sehingga diperlukan sebuah perpu. Urgensi

itu tidak terlihat menurut Wakil Ketua Komisi I

Hanafi Rais.

Perpu juga dinilai politikus Partai Amanat

Kepala Biro Penerangan

Masyarakat Divisi HumasPolri Brigjen Boy Rafli Amarmenggelar barang buktipenggerebekan terorisbeberapa waktu lalu.

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM.

Page 16: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 16/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

Nasional itu bakal membuka peluang aparat

bertindak tanpa ada bukti lebih dulu. Hal itu

bisa jadi “bola panas” karena terkait hak-hak

publik, seperti kebebasan berpendapat, mem-

peroleh rasa aman, serta bebas dari ancaman

dan ketakutan.

“Jangan-jangan ada hal berbeda atau meng-

kritik pemerintah nanti menjadi (dituduh) sub-

versif,” tutur putra pendiri PAN, Amien Rais,

tersebut. “Nah, kita hindari ekses itu sampai

sekarang.”

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Ma-

nusia, Natalius Pigai, juga menilai penangkap-

an dan penahanan tersangka teroris sebaiknya

dilakukan jika sudah ada barang bukti, seperti

diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana. Selama ini, kata dia, seseorang yang di-curigai ditangkap dulu, baru dilengkapi barang

buktinya. Masa penahanan lebih dari 7 hari

 juga bisa berpotensi melanggar HAM.

“Kalau makin lama (ditahan), bisa saja meng-

ada-ada,” ucapnya Kamis pekan lalu.

Namun Komnas HAM terbuka jika BNPT

berniat membahas perpu maupun revisi UU

Antiteror. “Untuk penanganan terorisme, Kom-

nas HAM sangat concern,” kata Natalius. Ada-

pun BNPT saat ini masih menggodok perpu

itu dengan meminta masukan sejumlah pakar

hukum. n ADITYA MARDIASTUTI, JAFFRY PRABU PRAKOSO | DIM 

Komisioner Komnas HAM,Natalius Pigai

FANNY OCTAVIANUS/ANTARA FOTO

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

Page 17: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 17/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

NASIONAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

PELANTIKAN BUDI GUNAWAN SEBAGAI WAKAPOLRI BERLANGSUNGSINGKAT DAN TERTUTUP. JOKOWI MENYERAHKAN KEPADA WANJAKTI.

UJUNG ‘DRAMA’ DI KORPS TRIBRATA

   D   O   K .

   T   I   M   B   O   S   I   A   H   A   A   N

Page 18: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 18/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

P

ELANTIKAN Wakil Kepala Kepolisi-

an RI Komisaris Jenderal Budi Gunaw-

an oleh Kepala Polri Jenderal Bad-

rodin Haiti pada Rabu, 22 April lalu,

berlangsung sederhana. Seremoninya singkat

dan hanya dihadiri segelintir pejabat. Tidak ada

sorot kamera televisi, apalagi beragam suguh-

an layaknya acara pisah-sambut pejabat tinggi

Polri.

Tak seperti lazimnya, pelantikan Budi seba-

gai Wakapolri digelar sekitar 20 menit saja. Itu

pun dilakukan secara tertutup di ruang rapat

Kapolri di lantai II gedung utama Markas Besar

Polri, yang tergolong sempit untuk pelantikan.

“Saya kaget juga, ruangannya sempit sekali,”

kata anggota Komisi Kepolisian Nasional, M.

Nasser, yang hadir sebagai undangan.

Nasser, yang datang bersama anggota Kom-

polnas, Edi Saputra Hasibuan, nyaris tak bisa

menyaksikan proses pelantikan Komjen Budi

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Kepala Polri Jenderal BadrodinHaiti (kiri) didampingiGubernur Jawa Barat AhmadHeryawan (kedua dari kiri)meninjau kesiapan acarapuncak peringatan 60 tahunKonferensi Asia-Afrika diBandung, Selasa (21/4).

M AGUNG RAJASA/ANTARA FOTO

Page 19: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 19/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

karena posisi duduknya di pojok ruangan. Saat

itu Badrodin sekaligus melantik Inspektur Jen-

deral Syafruddin sebagai Kepala Lembaga Pen-

didikan Polri, jabatan yang ditinggalkan Budi

Gunawan. Syafruddin sebelumnya menjabat

Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.

Prosesi itu tergolong tak biasa karena pelan-tikan beberapa Wakapolri sebelumnya, seperti

Makbul Padmanegara, Jusuf Manggabarani,

Nanan Soekarna, Oegroseno, hingga Badrodin

Haiti, selalu dilakukan terbuka dan di Ruang

Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri. Banyak

perwira tinggi di lingkungan korps Bayangkara

yang hadir.

Hal itu tak tampak saat Budi dilantik. Nas-

ser menyebut hanya ada beberapa perwira

“berbintang” yang datang. Pelantikan juga

tak diwarnai kata sambutan Kapolri sebagai

pimpinan tertinggi. Acara hanya diisi laporan,

pengambilan sumpah jabatan, lalu selesai.

Namun Kepala Divisi Humas Polri Inspektur

 Jenderal Anton Charliyan meminta semua

pihak menghormati pelantikan Budi Gunawan

sebagai Wakapolri. Ia juga mengimbau publik

untuk tak bersyakwasangka terkait pelantikan

secara tertutup itu.

“Ini kan TR (telegram rahasia), ini adalah me-

kanisme kami, ini internal rumah tangga kami,

tidak usah suuzan,” ujar Anton.

Ia juga menganggap wajar proses pelantik-

an seorang Wakapolri yang tertutup dan ala

kadarnya. “Katanya harus sederhana? Mewahsalah, sederhana salah,” tuturnya.

Pelantikan Budi Gunawan, meski digelar

sederhana, seakan mengakhiri “drama” yang

terjadi di korps Tribrata, yang bermarkas di Ja-

lan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Sebab, sebelum

dilantik sebagai orang nomor dua di Polri, Budi

Kepala Divisi Humas PolriInspektur Jenderal AntonCharliyan

RENGGA SANCAYA/DETIKCOM

Page 20: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 20/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

sejatinya sudah disahkan oleh Dewan Perwa-

kilan Rakyat sebagai Kepala Polri dalam rapatparipurna pada 15 Januari 2015.

Penetapan Komjen Budi sebagai tersangka

kasus dugaan rekening gendut oleh Komisi

Pemberantasan Korupsi dua hari sebelum-

nya tak menghalangi DPR mengesahkannya

sebagai Kapolri. Belakangan, status tersangka

itu lepas setelah Hakim Pengadilan Negeri

 Jakarta Selatan Sarpin Rizaldi pada 16 Februari2015 mengabulkan gugatan praperadilan yang

diajukan pengacara Budi Gunawan.

Namun, meski status tersangka tak lagi mele-

kat, Presiden Joko Widodo batal melantik Budi

sebagai Kapolri. Jokowi malah mengajukan

nama baru, yakni Badrodin Haiti―sebelum-

nya menjadi Pelaksana Tugas Kapolri―sebagai

calon pengganti kepada DPR.

Dewan akhirnya menerima alasan pembatal-

an itu setelah pertemuan konsultasi Presiden Jokowi dengan pimpinan DPR pada 6 April

lalu. Salah satu alasannya, pengangkatan Budi

Gunawan sebagai Kapolri telah menimbulkan

perdebatan di tengah masyarakat.

“Agar menciptakan kedamaian, kami meng-

umumkan calon Kapolri baru,” ucap Presiden

saat itu.

Ketika itu terlontar pula keinginan sejumlah

politikus, terutama dari fraksi-fraksi partai

Koalisi Indonesia Hebat, agar Budi Gunawan,

yang batal dilantik sebagai Tribrata Satu―se-

butan untuk Kapolri―dijadikan orang nomor

dua. Gayung bersambut. Fraksi-fraksi di luar

KIH juga sepakat agar Budi menjadi Wakapolri,

sepaket dengan Haiti.Alasan DPR, kompetensi Komjen Budi

sudah terpenuhi karena sebelumnya ia lolos

uji kelayakan dan disetujui sebagai Kapolri.

Pertimbangan lain, nama Budi dianggap “clear”

setelah gugatan praperadilannya dikabulkan

hakim.

Ratusan personel dari

berbagai kesatuan mengikutiapel gelar pasukan di SilangMonas, Jakarta Pusat,beberapa waktu lalu.

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

NASIONAL

Page 21: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 21/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Pertimbangan itu pulalah yang membuat jalan Budi Gunawan menuju kursi Tribrata Dua

berjalan mulus di internal kepolisian. Hanya

namanya yang muncul dalam sidang Dewan

 Jabatan dan Kepangkatan Tertinggi (Wanjakti)

Polri, lalu diputuskan sebagai Wakapolri. Sidang

Wanjakti yang dipimpin Badrodin dilakukan se-

telah ia dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden

di Istana Negara, Jumat, 17 April lalu.

Menurut Badrodin, Presiden telah me-

nyerahkan sepenuhnya kewenangan memilih

Wakapolri kepada Wanjakti. Ia juga mendapat

arahan dari Jokowi, yang mempersilakannya

menggelar pemilihan melalui Wanjakti.

“Artinya, Pak Presiden tidak menunjuk

orangnya. Itu diserahkan sepenuhnya kepada

Wanjakti,” kata Badrodin, Kamis, 23 April lalu.

Sidang Wanjakti diikuti delapan perwira ting-

gi. Lima di antaranya berbintang tiga, antara

lain Kepala Badan Reserse Kriminal Komjen

Budi Waseso, Kepala Badan Pemeliharaan Ke-

amanan Komjen Putut Eko Bayuseno, Kepala

Badan Intelijen dan Keamanan Komjen Djoko

Mukti Haryono, Inspektur Pengawasan Umum

Komjen Dwi Priyatno, serta Budi Gunawan

sebagai Kepala Lemdikpol.

Wanjakti juga beranggotakan tiga perwira

tinggi bintang dua. Mereka adalah Kepala Divisi

Pimpinan dan anggotaKomisi III DPR berkunjungke rumah Komjen BudiGunawan sebelum menggelaruji kelayakan calon Kapolri,Januari lalu.

HASAN/DETIKCOM

Page 22: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 22/196

NASIONAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Profesi dan Pengamanan Polri, Asisten Operasi

Polri, serta Asisten Sumber Daya Manusia.

“Walaupun ada masukan-masukan pro dan

kontra, tetapi ujungnya adalah semua sepakatmemilih Pak Budi Gunawan,” ujarnya.

Ihwal pelantikan Budi yang digelar sederhana

itu semata karena kesibukan dirinya terkait pe-

nyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika. Hajat-

an internasional di Jakarta dan Bandung

itu membuat Badrodin memerlukan

segera Wakapolri definitif.

“Kesibukan KAA ini saya me-

merlukan wakil, karena saya juga

banyak di luar,” tutur Badrodin.

Ia juga menepis kekhawatir-

an adanya “matahari kembar”

di kepolisian, mengingat Budi

Gunawan juga pernah direstui

sebagai Kapolri. Badrodin me-negaskan, dialah yang memegang

tongkat komando kepolisian.

“Kapolrinya saya, yang komando ada-

lah saya. Kita (dia dan Budi) kan pernah kerja

sama, saya pernah jadi pimpinannya,” ucapnya.

Pelantikan Wakapolri, menurut Menteri-Se-

kretaris Negara Pratikno, sudah dikonsultasi-

kan Badrodin kepada Presiden Jokowi setelahdilantik sebagai Kapolri. Jokowi juga merestui.

Ia langsung memerintahkan duet Badrodin-

Budi untuk memperbaiki kepolisian.

“Baik kelembagaan, mekanisme kerja di inter-

nal, pengawasan, dan pembenahan SDM-SDM

yang ada,” kata Jokowi di arena Konferensi

Asia-Afrika, Jakarta Convention Center, Senay-

an, Rabu pekan lalu.

Adapun Menteri Koordinator Politik, Hukum,

dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno meminta

pelantikan Budi Gunawan tak lagi dipermasa-

lahkan. Sebab, sebagai wakil, Komjen Budi akan

lebih banyak mengurusi internal Polri. Berbeda

dengan saat dicalonkan sebagai Kapolri, yang

bakal menentukan kebijakan yang kemudianmemunculkan polemik.

“Wakapolri banyak di urusan internal, di da-

lam, agar kinerja lebih baik,” ujar Tedjo.■

JAFFRY PRABU PRAKOSO, DANU DAMARJATI | DEDEN G.

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Walaupun adamasukan-masukan

pro dan kontra, tetapiujungnya adalahsemua sepakat

memilih Pak Budi

Gunawan.

Page 23: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 23/196

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

   I   L   U   S   T   R   A   S   I  :   E   D   I   W   A   H   Y   O   N   O

KEMATIAN SEORANG PEGAWAIKEMENTERIAN KELAUTAN DISEBUAH HOTEL DI JAKARTA

DICURIGAI TERKAIT KASUSPERBUDAKAN DI BENJINA. HASILAUTOPSI, MENINGGAL KARENASERANGAN JANTUNG.

PERGI 

SEBELUMBERSAKSI

Page 24: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 24/196

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Y

OSEPH Sairlela hanya sejenak me-

nengok anak perempuannya, Nike

Sairlela, Sabtu, 18 April 2015 lalu.

Sekitar pukul 16.00 WIB ia datang ke

indekos sang putri yang duduk di bangku kuliah

kedokteran tingkat akhir di Jakarta itu. Cuma

beberapa menit di sana, Koordinator Pos Peng-

awasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku,

tersebut pulang ke hotel karena mengaku tidak

enak badan.

Nike tak menyangka, hanya berselang sekitardua jam setelah Yoseph berpamitan, ia ditele-

pon ibunya yang berada di Kota Tual, Maluku.

Ia diminta segera mengecek kondisi sang ayah

di Hotel Treva, Menteng, Jakarta Pusat, tempat-

nya menginap, karena kondisinya kritis.

Sayang, meski sudah bergegas, Nike, yang

tiba di hotel pukul 21.30 WIB, tak sempat bersua

Yoseph. Pria berusia 54 tahun itu sudah dibawa

ke RS Menteng Mitra Afia. Di rumah sakit, ia

pun harus menghadapi kenyataan pahit. Dok-

ter yang bertugas menyatakan Yoseph sudah

tiada. Ia diduga meninggal di kamar hotel pada

pukul 20.38 WIB.

Kepergian Yoseph atau yang akrab disapa

Oce secara mendadak itu memantik kecuri-gaan, terutama dari pihak keluarganya di Tual.

Ada sejumlah luka lebam pada jenazah pegawai

negeri sipil yang telah mengabdi di Kementeri-

an Kelautan dan Perikanan selama 16 tahun itu,

antara lain di pipi serta di bawah lutut.

Kematiannya pun dicurigai akibat tindak

 Yoseph Sairlela semasa hidup

ISTIMEWA

Page 25: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 25/196

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

kekerasan terkait posisinya sebagai saksi

penting dalam kasus dugaan pencurian ikan

dan praktek perbudakan di PT Pusaka Benjina

Resources (PBR) di Kepulauan Aru yang ter-

bongkar beberapa waktu lalu. Apalagi Yoseph

akan memberi keterangan terkait kasus yang

ditangani Markas Besar Kepolisian RI itu.

Kedatangan Yoseph ke Jakarta sejatinya

untuk membeli suku cadang  speedboat yang

dioperasikan di Pos PSDKP Dobo, tempatnya

bertugas. Sebelum berangkat, ia juga telah me-

minta izin atasannya, Kepala Stasiun PSDKP di

Tual. Yoseph juga berniat sekalian menengok

putrinya yang berkuliah di salah satu universi-

tas di Jakarta.

Namun, sehari sebelum sampai di Jakarta

pada 17 April 2015, Yoseph sempat mampir ke

Surabaya untuk menemui seseorang. Belum

diketahui siapa orang yang ditemui Yoseph

tersebut serta dengan siapa ia berangkat dari

Tual.

“(Tujuan) ke Surabaya ini yang perlu kita da-

lami,” kata Direktur Jenderal PSDKP Kemente-

rian Kelautan dan Perikanan, Asep Burhanudin,

di gedung Mina Bahari III, Kementerian Kelaut-

an, Rabu, 22 April lalu.

Sejumlah anak buah kapal dariMyanmar, Laos, dan Kambojayang dipekerjakan di PT Benjinatiba di Tual, Maluku, Sabtu(4/4).

DOK. KEMENTERIAN KELAUTAN PERIKANAN

Page 26: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 26/196

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Asep mengakui Yoseph tahu banyak soal

kasus perbudakan di Benjina, yang menjadi so-

rotan media internasional. Begitupun Menteri

Kelautan Susi Pudjiastuti. “Saudara Oce adalahsaksi penting dalam kasus Benjina. Kita sangat

kehilangan saksi kunci,” ujar Susi, Selasa, 21

April lalu.

Karena itu pula Susi memerintahkan agar

 jenazah Yoseph diautopsi. Dari RS Menteng

Mitra, Ahad dini hari, 19 April 2015, jenazah

Yoseph dibawa ke RSCM. Pagi harinya, tim

dari Direktorat Jenderal PSDKP yang dipimpin

Asep menemui keluarga Yoseph di RSCM. Ha-

dir pula Kepala Unit Tindak Pidana Perdagang-an Orang Badan Reserse dan Kriminal Markas

Besar Polri, yang juga anggota Satuan Tugas

Kasus Trafficking Benjina, Ajun Komisaris Besar

Arie Dharmanto.

Saat itu keluarga sempat menolak dilakukan

autopsi. Namun, setelah diberi penjelasan soal

keterkaitan Yoseph dalam penyelidikan kasus

Benjina, keluarga akhirnya mengizinkan. Sete-

lah autopsi selama 4 jam, hari itu juga jenazah

Yoseph diterbangkan ke Tual dengan lebih dulu

transit di Ambon. Asep dan timnya ikut meng-

antar.

Kesimpulan sementara dokter, Yoseph wafat

karena serangan jantung. Sebab, ia memang

memiliki riwayat penyakit itu selain meng-idap tekanan darah tinggi. Adapun soal lebam

di pipi dan di bawah lutut, untuk sementara

disimpulkan bukan penyebab kematiannya.

Kementerian yang dipimpin Susi sedang

menyelidiki kasus dugaan praktek illegal fis-

hing yang dilakukan Pusaka Benjina. Sedang-

Direktur Jenderal PengawasanSumber Daya Kelautan danPerikanan Asep Burhanudin(tengah) dalam jumpawartawan di KementerianKelautan, Rabu (22/4).

WIJI NURHAYAT/DETIKCOM

Page 27: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 27/196

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

kan dugaan perbudakannya ditangani polisi.

Susi pun meminta agar para saksi kunci ka-

sus itu dilindungi agar pengusutan berjalan

optimal.Kasus perbudakan di Benjina mencuat sete-

lah kantor berita Associated Press merilis lapor-

an investigasi berjudul “Are Slaves Catching the

Fish You Buy?” pada 25 Maret 2015. Dalam in-

vestigasi yang dilakukan selama satu tahun itu,

terungkap banyak warga negara asing, seperti

dari Myanmar, dipaksa bekerja di perusahaan

Thailand tersebut.

Bahkan laporan AP  juga menyebutkan ada-

nya penjara dan kuburan massal di Pulau Ben-

 jina. Diduga itu merupakan makam para anak

buah kapal yang dioperasikan PT PBR yang

meninggal di sana.

Laporan investigasi itu terang membuat

pemerintah RI berang. Kementerian Kelautandibantu aparat TNI Angkatan Laut langsung

gerak cepat mengamankan ratusan ABK asing

yang berasal dari Myanmar, Laos, dan Kamboja

yang bekerja di perusahaan tersebut. Mereka

diangkut dari Benjina ke Tual untuk kemudian

dipulangkan ke negara masing-masing.

Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar

Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso menjan-

 jikan akan mendalami kematian Yoseph yang

diduga terkait kasus Benjina. Menurut priayang disapa Buwas itu, hasil autopsi jenazah

Yoseph akan menentukan langkah berikutnya

yang akan dilakukan polisi.

“Kita kan sebagai polisi harus ada kecurigaan,

tapi tidak boleh menuduh,” tutur Budi seusai

rapat dengan Komisi III Dewan Perwakilan

Rakyat, Selasa malam pekan lalu.

Hasil autopsi jenazah Yoseph ternyata keluar

lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya,

yakni dua pekan. Kamis, 23 April lalu, penyebab

kematiannya sudah bisa dipastikan serangan

 jantung.

Menurut Kepala Bidang Kedokteran dan Ke-

sehatan Kepolisian Daerah Metro Jaya Komi-

saris Besar Musyafak, hasil autopsi tim dokterRSCM menemukan adanya emboli di jantung

korban yang menutupi pembuluh darah, se-

hingga jantungnya tersumbat.

“Itu bisa kolesterol yang lepas dari pembuluh

darah atau yang bisa menutupi pembuluh

darah yang lebih kecil,” ucap Musyafak. “Jadi

Saudara Oceadalah saksipenting dalamkasus Benjina. Kitasangat kehilangansaksi kunci.

Susi Pudjiastuti.

DOK. DETIKCOM

Page 28: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 28/196

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

(meninggal) karena penyakit. Hasilnya tidak

ada tanda-tanda kekerasan.”

Secara terpisah, anggota Satgas TraffickingBenjina, Arie Dharmanto, kepada majalah

detik mengatakan pihaknya sedang berfokus

memeriksa saksi-saksi korban dugaan perbu-

dakan di PT PBR. Sampai pertengahan pekan

lalu, sudah 17 orang diperiksa. Setelah korban,

kepolisian baru akan memeriksa para saksi

pendukung, salah satunya Yoseph Sairlela, yang

dianggap mengetahui seluk-beluk di Benjina.“Bagi penyelidikan trafficking, semua saksi

itu penting,” kata Arie.

Sayang, belum sempat bersaksi, Yoseph

keburu pergi. ■

DEDEN GUNAWAN, ADITYA MARDIASTUTI | DIM

Sejumlah kuburan di Benjina,

yang diduga makam para anakbuah kapal.

DOK. KEMENTERIAN KELAUTAN PERIKANAN

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

Page 29: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 29/196

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

CRIME STORY

“KARENA KONDISI GELAP, RUSULA DAN YUSMAN CUMA MELIHATKEJADIAN (PEMBUNUHAN) DENGAN SENTER.”

MENANTI 

KEMBALI 

PEMBUNUHAN SADIS DI NIAS—SELESAI

ILUSTRASI: KIAGUS AULIANSHAH & EDI WAHYONO

SANG BURON 

Page 30: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 30/196

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Y

USMAN Telaumbanua masih ingat

betul kronologi kasus pembunuhan

sadis di kampung halamannya, yang

membuatnya dijatuhi vonis hukum-an mati. Ia lancar bercerita kepada Koordinator

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak

Kekerasan Haris Azhar, yang menjenguknya

di Lembaga Pemasyarakatan Batu, Nusakam-

bangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Saat Kontras menyambanginya pada awal

 Januari 2015, kondisi psikis Yusman jauh lebih

baik ketimbang abang iparnya, Rusula Hia,yang kini sama-sama menanti regu tembak.

Rusula mengalami depresi berat, sehingga tak

bisa menceritakan kembali perkara pembunuh-

an yang pernah menggegerkan Nias, Sumatera

Utara, itu.

“Rusula seperti putus asa, pasrah, frustrasi

dengan proses hukum yang dijalaninya,” kata

Staf Divisi Pembelaan Hak Sipil Politik Kontras,

Arif Nur Fikri.

Kontras menemui kedua terpidana mati

kasus pembunuhan Kolimarinus Zega, Jimmi

Trio Girsang, dan Rugun Boru Haloho tersebut

setelah dilapori Yani, seorang pendeta yang

mendampingi Yusman dan Rusula di penjara.

Setelah menemui keduanya, Kontras menduga

ada rekayasa dalam kasus itu.

Pengakuan Yusman atau disapa Joni alias

Ucok cukup mengejutkan. Sebab, kesaksiannya

ternyata banyak berbeda dengan kronologi ka-

sus pembunuhan berencana yang tertuang da-

lam putusan hukuman mati Pengadilan Negeri

Page 31: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 31/196

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Gunungsitoli, Nias, terhadap kedua terpidana

pada Mei 2013.

Yusman mengakui memperantarai jual-beli

tokek antara bosnya, Kolimarinus Zega, danabangnya, Rusula Hia. Rusula juga memang

meminta tolong kepada tetangganya untuk

menjemput Kolimarinus, Jimmi, dan Rugun di

Bandar Udara Binaka, Nias, pada 23 April 2012

(baca bagian I: “Horor di Jurang Gunung Tua”

di majalah detik edisi 176). Namun keduanya

tidak tahu ada rencana membunuh ketiga

orang itu.

Rusula meminta ketiga tamunya itu dijemput

karena memang tidak ada angkutan umum

menuju rumahnya di Dusun III Hiliwaoyo, Desa

Gunung Tua, Kecamatan Tugala Oyo, Nias

Utara. Tetangganya itu adalah Amosi Hia, Ama

Pasti Hia, dan Ama Fandi Hia, yang bekerja

sebagai pengemudi ojek.

Nah, saat itu, menurut Yusman, ada seorang

lain, yakni Jeni, yang tidak pernah dikenal sebe-

lumnya oleh dia dan Rusula. Keempatnya saat

itu sedang berkumpul di rumah Ama Pasti.

Pada waktu diminta menjemput, satu di antara

empat orang itu bertanya, “Ada urusan apa?”

Rusula pun menjawab bahwa ketiga tamunya

datang untuk membeli tiga ekor tokek dengan

nilai Rp 500 juta. Ia tak membicarakan lebih

 jauh soal itu.“Setelah menjelaskan tujuan kedatangan

korban, ya sudah,” ujar Arif Nur Fikri.

Lalu berangkatlah Amosi, Ama Pasti, Ama

Fandi, serta Jeni untuk menjemput tamu Rusula

menggunakan sepeda motor. Rusula, kata Arif

seperti dituturkan Yusman, hanya menunggu

di rumahnya. Malam harinya tiba-tiba Rusula

ditelepon salah satu tetangganya itu untuk

datang ke kebun Ama Yarni Hia, salah satu

warga desa, dengan membawa tokek pesanan

tersebut.

Sesampai di lokasi, Rusula dan Yusman me-

lihat Amosi, Ama Pasti, Ama Fandi, dan Jeni

sudah terlibat percekcokan hebat dengan ke-

tiga korban, yang berujung pada pembunuhan

keji tersebut. Namun keduanya tidak tahu apa

masalahnya.

“Karena kondisi gelap, Rusula dan Yusman

cuma melihat kejadian (pembunuhan) dengan

senter,” tutur Arif. “Mereka juga mendengar

suara teriakan.”

Rusula sepertiputus asa, pasrah,frustrasi denganproses hukumyang dijalaninya.

Page 32: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 32/196

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Pembunuhan itu terjadi tak seberapa jauh

dari posisi Yusman dan Rusula. Keduanya sem-

pat diancam agar tidak mengatakan kepada

siapa pun. “Setelah itu Rusula lari ke hutan danYusman ke Pekanbaru, Riau,” ucap Arif. “Bebe-

rapa bulan kemudian keduanya ditangkap.”

Kesaksian Yusman di penjara itu berbeda

dengan hasil penyidikan polisi, yang dikuatkan

oleh putusan pengadilan. Dalam putusan

disebutkan bahwa Rusula ikut merencanakan

pembunuhan. Salah satu motifnya adalah me-

rampas uang ratusan juta yang dibawa korban.

Sedangkan Rusula, seperti dituturkan Yus-man, sudah tahu bahwa ketiga korban tidak

membawa uang sebanyak itu. Sebab, sudah

ada perjanjian di antara Rusula dan Kolimari-

nus bahwa pembayaran akan dilakukan setelah

tokek diperlihatkan. Hal ini dikuatkan oleh ke-

terangan keluarga Kolimarinus, yang menyebut

korban hanya membawa uang Rp 7 juta saat

berangkat dari Karo ke Nias.

“Jadi, setelah melihat tokek, besoknya baru

ke bank untuk mengambil uang,” kata Arif.

Kesaksian itu juga berbeda dengan putusan

pengadilan, yang menyebutkan Rusula ikut

membunuh Kolimarinus dengan membacok-

nya berkali-kali menggunakan parang. Yang

ada, Rusula dan Yusman baru tahu ada keribut-

an yang berujung pada pembunuhan pada saat

kejadian.

Menurut Arif, Yusman dan Rusula disangka

pelaku karena, yang diketahui keluarga korban,

keberangkatan korban ke Nias adalah untuk

menemui keduanya. Apalagi mayat korban

Page 33: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 33/196

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

yang dibunuh secara sadis baru ditemukan se-

telah Yusman ditangkap. (Baca bagian II: “Siapa

 Jagal Pembeli Tokek” di majalah detik  edisi

177).“Pasal yang dikenakan ke Yusman dan Rusula

tentang perencanaan pembunuhan, tapi tidak

ada satu pun saksi tentang kejadian pembu-

nuhan,” ujarnya.

Polisi hanya mendasarkan pada pengakuan

Yusman dan Rusula. Termasuk soal usia Yusman,

yang disebutkan 19 tahun pada saat penyidikan

sehingga ia dijatuhi vonis mati. Menurut Arif,

pengakuan itu diduga rekayasa karena berda-

sarkan paksaan. Kontras juga menduga kedua

terpidana tak didampingi pengacara sejak awal

penyidikan.

“Berdasarkan keterangan Rusula, ketika

disuruh membaca BAP (berita acara pemerik-

saan), mereka disiksa oleh polisi karena tidak

mengakui yang tertulis di BAP. Dia dipukul dan

dipaksa menandatangani,” tutur Arif.

Atas dugaan-dugaan itu, Kontras berkoor-

dinasi dengan Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia, Ombudsman RI, Komisi Yudisi-

al, serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Kor-

ban. Lembaga itu juga mendorong diajukannya

peninjauan kembali atas kasus pembunuhan

tersebut.

Namun dugaan itu tentu berbeda denganketerangan polisi. Ajun Komisaris Arifeli Zega,

yang saat kejadian menjabat Kepala Satuan

Reserse Kriminal Kepolisian Resor Nias, hakul-

yakin Rusula dan Yusman terlibat. Sebab, dari

mulut Yusman-lah pembunuhan itu terungkap.

Setelah ditangkap di Rokan Hulu, Riau, Yus-

man-lah yang menunjukkan jalan ke lokasi dan

bagaimana ketiga korban dibantai.

Perbedaan versi antara dugaan Kontras, yang

mendasarkan pada pengakuan Yusman dan

Rusula, dan hasil penyidikan polisi terang me-

munculkan tanda tanya besar. Padahal perkara

ini sudah diputus pengadilan. Bagaimana jika

kedua terpidana mati ternyata bukan pembu-

nuh yang sebenarnya?

Kasus ini bisa menjadi terang jika Amosi

Hia, Ama Pasti Hia, Ama Fandi Hia, dan Jeni

tertangkap. Sayang, empat orang yang masuk

daftar pencarian orang (DPO) itu tak tentu rim-

banya. Mereka kabur dari desa mereka setelah

pembunuhan itu. Keluarganya pun tak tahu ke

CRIME STORY

Pasal yangdikenakan ke

 Yusman danRusula tentangperencanaanpembunuhan,tapi tidak adasatu pun saksi

tentang kejadianpembunuhan.

Page 34: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 34/196

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

mana mereka pergi. Polisi sudah mencari, tapi

belum membuahkan hasil.

“Kalau sudah tahu (posisinya), pasti sudah

kita tangkap,” ucap Arifeli saat dihubungi via

telepon pekan lalu.Arifeli, yang kini menjabat Kepala Bagian

Sumber Daya Polres Nias, mengatakan pihak-

nya sudah menyebar DPO ke Kepolisian Daerah

Sumatera Utara, yang kemudian menyebarnya

ke seluruh wilayah Indonesia. Polisi juga me-

nanti informasi masyarakat soal keberadaan

keempat orang itu.

Sasaran utama polisi saat ini hanyalah Desa

Gunung Tua, tempat tinggal mereka. Seperti

Rusula, yang dibekuk saat pulang ke rumah se-telah kabur ke hutan, polisi berharap hal yang

sama terhadap para buron.

“Mana tahu suatu saat mereka kembali (pu-

lang),” ujarnya. Dan, hap! Lalu ditangkap.■ 

ADITYA MARDIASTUTI | DIM

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Page 35: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 35/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

ISLAH DULU, KETUM GOLKAR

KEMUDIANLEWAT TOMMY, KELUARGA CENDANAINGIN KEMBALI MEMILIKI PENGARUHDI GOLKAR. MENYERANG KUBU AGUNGLAKSONO, TAPI MENOLAK IMING-IMING

JABATAN DARI ICAL.

Page 36: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 36/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

KETUA Umum Dewan Pimpinan

Pusat Partai Golkar versi Musyawa-

rah Nasional Bali, Aburizal Bakrie,

memberi misi khusus kepada Sekre-

taris Jenderal Idrus Marham. Ical meminta Idrus

mendekati Hutomo Mandala Putra atau lebih

beken dengan sapaan Tommy Soeharto.

Tommy sebenarnya tercatat sebagai anggo-

ta Dewan Pertimbangan DPP Golkar Munas

Bali. Tapi sepanjang konflik Ical dengan DPP

versi Munas Ancol, yang dikomandani Agung

Laksono, Tommy tidak pernah menunjukkan

keberpihakannya.

Pucuk dicita ulam pun tiba, Tommy lewat

akun Twitter resminya, @HutomoMP_9, pada

31 Maret 2015 mendadak menyerang kubu

Agung. “Saya mengecam keras perilaku yoris,”

demikian cuit Tommy. “Anda sopan saya segan

Anda Arogan saya makan!!!”

Wakil Ketua Umum DPP versi Agung, Yorrys

Raweyai, sehari sebelumnya memang memim-

pin upaya kubunya menduduki kantor Fraksi

Golkar di gedung DPR, Senayan. Kantor itu

dibuka paksa dengan dicongkel kuncinya.

Namun lobi Idrus sampai menyambangi rumah

Tommy itu ditolak. “Jangan tanggung-tanggung,

FOKUS

Tommy Soeharto (kanan)seusai perayaan hari jadi GrupHumpuss di Gedung Granadi,Kuningan, Jakarta, Kamis(23/4).

ISFARI HIKMAT/MAJALAH DETIK 

Page 37: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 37/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUSFOKUS

ketua umumnya yang (harus) datang ke saya,

 jangan sekjen,” kata putra bungsu mantan pre-

siden Soeharto itu ditirukan Staf Khusus Tommy

Bidang Organisasi dan Gerakan, Tri Joko Susilo.

Akhirnya kakak Tommy, Siti Hediati Hariyadi,

turun tangan. “Kalau pintunya kebanyakan, dia

enggak mau. Berhubung pintunya kakaknya

sendiri, ya sudah deh kalau mau ketemu,” kata

Wakil Ketua Umum Golkar Munas Bali yang

biasa disapa Titiek Soeharto ini.

Selama hampir tiga pekan sejak cuit Tommyitu, Titiek mengatur pertemuan Tommy deng-

an Ical dan Ketua Dewan Pertimbang-

an Golkar Munas Bali, Akbar Tandjung.

Akhirnya mereka bertemu dalam jamuan

santap siang di kantor Tommy di Gedung

Granadi, Jakarta, lantai 12 pada Jumat, 10 April

2015.

Sembari menyantap rawon buntut dan sup

ikan patin, Ical mengiming-imingi Tommy dengan

posisi Ketua Umum Kosgoro 1957. Kursi organi-

sasi underbow   itu sebenarnya diduduki Agung

Laksono.

Menurut Joko, tawaran memimpin organi-

sasi underbow   itu diajukan buat membantu

langkah Tommy jika ingin maju menjadi calon

ketua umum pada Munas Golkar 2019. Aturan

Golkar memang mengharuskan calon ketua

pernah jadi pengurus pusat partai, pengurus

provinsi partai, atau pengurus pusat organisasi

pendiri partai, seperti Kosgoro 1957.

Tommy, yang pernah gagal terpilih jadi ketua

umum pada Munas Golkar 2009 di Riau, kata

 Joko, menolak tawaran itu. Toh, soal syarat itu,

Tommy pernah jadi pengurus DPP Golkar.Menurut Joko, Tommy sebenarnya bisa saja

bertarung di Munas Bali. Tapi, selain kurang

persiapan karena pelaksanaan acara partai itu

mendadak, Joko mengatakan, Tommy tidak

enak hati lantaran ada Titiek di sana.

Akan halnya tawaran Ical, Joko membisikkan,

Tommy ogah menjadi pengurus di bawah ketua

umum lain karena nantinya dia cuma jadi bone-

ka. “Orang saya bekas calon ketua umum dan

pernah dicalonkan jadi presiden oleh beberapa

partai,” kata Tommy seperti ditirukan Joko, Di-

rektur Utama PT Pelita Mandala Online, portal

berita milik Tommy.

Ada kader-kader di daerahyang ingin Tommy majumenjadi calon ketua umum.

Wakil Ketua Umum DPP Golkar

versi Munas Bali Titiek Soeharto

HERIANTO BATUBARA/DETIKCOM

Page 38: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 38/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUSFOKUSFOKUS

Sebaliknya, Tommy malah meminta Ical

menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa

Partai Golkar pada tahun ini. Ketua Dewan

Pertimbangan DPP Golkar Munas Bali, Akbar

Tandjung, yang hadir dalam pertemuan itu,mengatakan Tommy mengusulkan agar kedua

kubu masing-masing mengirim dua utusan.

Dua utusan Ical dan Agung itu terdiri atas

satu kader senior dan satu junior. Empat

perwakilan itulah yang, menurut Akbar, akan

mempersiapkan yang disebut Tommy sebagai

“musyawarah islah”.

Bagi Akbar, usul itu sama seperti yang per-

nah ia sampaikan kepada Ical. Dengan alasan

mahalnya biaya dan emoh munas luar biasa

 jadi tradisi, Ical menolaknya.Keengganan Ical itu diulangi ketika Tommy

menawarkan musyawarah islah itu. “Tidak mau

dia dan saya perkirakan kubu Agung tidak mau

 juga,” kata Akbar kepada majalah detik.

Sementara itu, soal tawaran menjabat Ketua

Umum Kosgoro 1957, Akbar mengaku tidak

Pembukaan Munas Partai Golkar2014 di Bali

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

Page 39: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 39/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

tahu. Setali tiga uang, Idrus Marham menya-

takan tak tahu dan tidak pernah diutus Ical.

“Coba tanya ke Ade Komaruddin, saya enggak

ikut soalnya,” kata Idrus. Juru bicara Ical, Lalu Mara Satriawangsa,

menyatakan bosnya tidak pernah mengutus

Idrus dengan tawaran-tawaran tertentu buat

Tommy. Pertemuan dengan Tommy, kata dia,

bisa jadi kunjungan balasan karena Tommy

pernah datang ke kantor Ical sebelum penye-

lenggaraan Munas Bali.Menemui Tommy, kata Lalu Mara, merupa-

kan bentuk apresiasi terhadap Soeharto, yang

merupakan pendiri partai. “Pak Harto kan pen-

diri, ya putra-putri beliau kan punya hak juga,

punya kewajiban juga,”

ujarnya.

Ical, kata dia, tidak se-

dang merayu Keluarga Cendana karena sedari

dulu mengapresiasi mantan presiden Soeharto

dan keluarganya. Buktinya, kata dia, Titiek

sudah lama ditunjuk Ical jadi pengurus partai.

“Pak Ical berusaha keras untuk menjadikan Pak

Harto sebagai pahlawan nasional, kan?”

Tommy enggan berkomentar soal isi perte-

muannya dengan rombongan Ical. “Makan dulu

sana,” kata Tommy saat ditemui majalah detik 

di sela-sela perayaan hari jadi Grup Humpussdi Gedung Granadi, Kamis, 23 April 2015. Surat

dan e-mail permohonan wawancara dari ma-

 jalah detik pun tidak mendapat jawaban pasti

kapan Tommy bersedia diwawancarai.

Yorrys Raweyai menganggap sepi pertemu-

an kubu Ical dengan Tommy. Bagi dia, jamuan

makan itu menunjukkan kepanikan rivalnyatersebut karena sampai harus melobi Keluarga

Cendana. “Ada dukungan dari Keluarga Cenda-

na, lalu bisa apa?” kata Yorrys.

Tidak semua kader Golkar percaya Tommy se-

mata berniat mendamaikan Partai Beringin. Ketua

Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Gol-

kar periode 2009-2014, Indra Jaya Piliang, melihat

Tommy berat sebelah dengan menyerang Yorrys,lalu makan siang bersama Ical. “Bagaimana jadi

penyelamat kalau ada sikap sinis terhadap satu

pihak dan kompromi dengan kubu lainnya?”

Indra melihat sepak terjang Titiek dan

Tommy itu seolah seperti menggiring opini

FOKUS

Soal trah sudah tidak relevandimasukkan dalam konteks Golkar.

Akbar Tandjung

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

Page 40: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 40/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUS

bahwa Golkar milik Keluarga Cendana. “Cara-

cara Tommy seolah Golkar itu punya Soeharto,

padahal Golkar sejauh ini sudah mengalami

reformasi,” kata Indra.

 Joko membantah jika Tommy disebut berpi-hak kepada Ical. Mengulang penjelasan Tommy

kepadanya, Joko mengatakan Tommy hanya

ingin menyelamatkan partai dan tidak puas

terhadap penolakan terhadap usulan islah.

Apalagi Ical lebih memilih menunggu hasil

upaya hukum ke Pengadilan Tata Usaha Nega-

ra. Kubu Agung juga menyuarakan penolakan

terhadap islah sebelum ada vonis pengadilan.

“Akhirnya, setelah pertemuan itu, semakin ku-

atlah Keluarga Cendana muncul,” kata Joko.

Sejak itu Tommy pun makin gencar melem-par desakan islah lewat media sosial. “Tidak

ada cara lain selain Munas Luar Biasa, daripada

menunggu partai ini hancur, silahkan adakan

pertemuan rekonsiliasi, kalau waras,” tulis akun

@HutomoMP_9 pada Jumat, 24 April 2015.

Seperti Tommy, Titiek Soeharto mendesak

FOKUSFOKUS

Titiek Soeharto (kedua darikiri) dan Tommy Soeharto(ketiga dari kiri) dalam acaraHUT ke-50 Partai Golkar di

Kemayoran, Jakarta Pusat,Oktober 2014.

ROMEO GACAD/ AFP/GETTY IMAGES

Page 41: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 41/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Munas Luar Biasa Golkar diadakan tahun ini.

Lagi pula, kata anggota DPR dari daerah pemi-

lihan Daerah Istimewa Yogyakarta itu, Munas

Riau 2009 mengamanatkan munas berikutnya

digelar pada 2015. “Yang terbaik adalah munas

lagi dan keduanya (Aburizal Bakrie dan AgungLaksono) bisa mencalonkan diri lagi,” kata Titiek.

Akankah Tommy bertarung memperebutkan

kursi ketua umum dalam musyawarah luar

biasa itu? Titiek mengatakan ada kader-kader

di daerah yang ingin adiknya itu maju menjadi

calon ketua umum. “Ada DPD yang begitu, ya

kita tampung saja,” ujar Titiek.

Yorrys mempertanyakan dasar usul Tommy

dan Titiek agar munas digelar tahun ini. Mah-

kamah Partai Golkar, kata Yorrys, sudah mene-

tapkan munas islah akan digelar paling lambat

Oktober 2016 dan sebaiknya mereka jugamengikuti putusan itu.

Menggulirkan wacana percepatan munas

luar bisa, pakar politik Universitas Indonesia

Hamdi Muluk menilai, Keluarga Cendana

sedang berupaya kembali ke panggung Gol-

kar. “Apalagi dia (Tommy) punya semua kan,

Kader Golkar mencobamemukuli penyusup rapatkonsultasi nasional Golkar versiMunas Bali di Jakarta, Selasa(10/3). Rapat itu membahasputusan Menteri Hukum danHAM Yasonna Laoly, yangmenerima kepengurusan Golkarversi Munas Ancol.

HAFIDZ MUBARAK/ ANTARA FOTO

FOKUS

Page 42: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 42/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

 jaringan lama bisa dia manfaatkan lagi, uang

banyak. Jadi ada modal untuk masuk ke poli-

tik,” ujarnya.

Lagi pula Hamdi melihat masuk lewat partai

yang sudah mapan lebih mudah daripada mem-

bangun partai baru. Sejauh ini, kata dia, partai

baru yang terbilang sukses hanya Partai Nasional

Demokrat milik Surya Paloh. Namun, bagi Akbar

Tandjung, kenangan Orde Baru dan trah Soeharto

tidak akan terlalu banyak berguna lagi di Golkar.

“Soal trah sudah tidak relevan dimasukkan dalam

konteks Golkar,” kata Akbar. “Adacut off  Orde Baru

dan (Orde) Reformasi.”■ BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN, IS-

FARI HIKMAT, MONIQUE SHINTAMI, INDAH MUTIARA KAMI | OKTA WIGUNA

Seorang pendukungmenunjukkan pin bertulisan

"HMP for Golkar" saat TommySoeharto menggelar konferensipers pada 10 September 2009.Tahun itu Tommy maju menjadicalon Ketua Umum Golkar padaMunas Riau.

DIMAS ARDIAN/GETTY IMAGES

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

Page 43: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 43/196

HUTOMO MandalaPutra atau lebih beken

dengan sapaan Tommy

Soeharto akhirnya

terjun ke media sosial

pada 12 Juni 2014.

“Terpaksa buat acount

karena kebanyakanpeniru bertebaran,ini

account resmi saya,”

kata akun Twitter

resmi Tommy, @Huto-

moMP_9.

Tommy menyatakan

akun itu merupakanmiliknya, tapi sehari-

hari dikelola tim. Mulai

dari isu-isu terbaru

hingga konflik Partai

Golkar dan Orde Baru

tak lepas dari komen-

tar “pasukan cyber ”Tommy. Berikut ini cu-

itan kontroversial dari

@HutomoMP_9 yang

kerap mengundang

riak polemik di jagat

Twitter.

PERANG CYBER ALA TOMMY SOEHARTO

KORUPSI KOLUSI NEPOTISME

Tweets

FOKUS

Page 44: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 44/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUSFOKUS

MAJALAH DETIK 20 - 26 APRIL 2015

BANGKITNYA

PANGERANCENDANATOMMY SANGAT MIRIP DENGAN

SOEHARTO, AYAHNYA. “APA YANG SAYALIHAT, APA YANG ADA DI PAK HARTOMENURUN PADA TOMMY.”

Page 45: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 45/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUS

TRI  Joko Susilo membolak-balik se-

bundel proposal kegiatan. Sekelom-

pok penggemar batu mulia bernama

Great Stone Nusantara (GSN) minta

uluran tangan bos Joko, Hutomo Mandala Pu-

tra. Organisasi ini tengah menggalang donasiuntuk menggelar pameran.

 Joko tidak bisa sembarangan meloloskan pro-

posal, meski saat itu batu mulia tengah meng-

alami booming. Ia harus selektif karena setiap

hari ada pihak yang minta bantuan kepada

Tommy, nama sapaan Hutomo Mandala Putra,

baik di bidang sosial, bisnis, maupun politik.

Bagi Joko, Tommy harus mendapat imbalan

sepadan kalau memutuskan menyumbang

sebuah kegiatan ataupun organisasi. Joko pun

melapor kepada Tommy soal proposal asosiasi

batu yang ingin Tommy menjadi pembinanyaitu. "'Joko, ini bagus enggak?' Saya bilang, 'Ba-

gus, Pak,'" ujarnya menirukan Tommy.

Setelah bosnya itu sepakat, Joko lantas

mengatur pertemuan Tommy dengan peng-

urus asosiasi di kantor putra bungsu mantan

presiden Soeharto tersebut, lantai 9 Gedung

Tommy Soeharto pada acaraGreat Stone Nusantara.

SALMA MUSLIMA/DETIKCOM

Page 46: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 46/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUS

Granadi, Kuningan, Jakarta. Tiga pengurus,

yakni Presiden Direktur GSN Irwansah Putra,

Penasihat GSN Juoto Sentani, dan Sekretaris

GSN Juhantono, datang sambil membawa

proposal.

Tommy bersedia memberikan bantuan. Ti-

dak sampai dua bulan kemudian, pameran pun

digelar di Museum Indonesia Kompleks TamanMini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu, 18

April 2015.

Pesta penggemar batu mulia itu kian semarak

saat Tommy hadir. Selaku ketua dewan pem-

bina, Tommy menjadi pembicara kunci. Keda-

tangannya disambut meriah. Uluran tangan

Tommy itu pun berbalas dukungan politik.

“Hidup Pak Tommy! Hidup Pak Tommy! Pak

Tommy presiden!” teriak para penggemar batu

mulia begitu menyambut kedatangannya.Berapa bantuan yang digelontorkan Tommy

untuk pameran batu akik tersebut? Tidak

diketahui angka pastinya, tapi Tommy tidak

keberatan merogoh kocek jika merasa cocok

dengan proposal yang diajukan.

Wakil Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri

Haryono Suyono menceritakan Tommy per-

nah memberinya bantuan Rp 100 juta saat iakekurangan dana untuk sebuah acara pada 2-3

tahun lalu.

“Mas Tommy secara spontan, tidak banyak

bicara, dari ruang tamu masuk ke kamarnya.

Setelah kembali, ia kasih saya amplop, isinya Rp

100 juta,” cerita Haryono.

Dukungan Tommy untuk asosiasi batu itu

tidak berhenti di pameran saja. Tommy juga

menjanjikan membuat 100 kios bagi perajin

batu mulia di kawasan Manggarai, Jakarta

Selatan. Ia juga akan rajin ke daerah untuk

membentuk pengurus daerah GSN, yang akan

segera dilakukan.

Tommy Soeharto padaMunas Partai Golkar diRiau, 2009

AFP

FOKUSFOKUSFOKUS

Page 47: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 47/196

Page 48: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 48/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUS

Siti Hartinah. Saat sang ayah menjabat presi-

den, ia lebih dikenal sebagai pereli. Ia menjadi

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI)

Pusat selama dua periode. Ia juga yang mem-prakarsai Rally Dunia, atau World Rally Cham-

pionship (WRC), masuk di Indonesia, di Medan

1996 dan 1997.

Kehidupan Tommy berubah drastis tidak

lama setelah kekuasaan Soeharto tumbang

pada Mei 1998. Soeharto diperiksa Kejaksaan

Agung untuk kasus korupsi tujuh yayasan yang

didirikannya, yang diduga merugikan negaraRp 1,7 triliun. Tujuh yayasan itu meliputi Yayas-

an Dana Sejahtera Mandiri, Yayasan Superse-

mar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial (Dharmais),

Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Ya-

yasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan

Dana Gotong Royong Kemanusiaan, dan Ya-

yasan Trikora. Hingga meninggalnya, Soeharto

tidak berhasil dibawa ke pengadilan karena

alasan menderita sakit otak permanen.

Menyusul ayahnya, Tommy diadili untuk ka-

sus korupsi ruislag PT Goro Batara Sakti-Bulog

dan divonis hukuman 18 bulan penjara. Tommy

memilih kabur daripada menjalani hukuman

itu. Ia pun jadi buron. Selama buron, Tommy

 justru melakukan tindak pidana lainnya. Ia

diduga terlibat pembunuhan berencana atas

Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita, hakimyang mengadili kasasi kasus Goro. Tommy di-

duga menyuruh orang untuk menembak mati

Syafiuddin pada 21 Juli 2001.

Setahun jadi buron, Tommy akhirnya ditang-

kap polisi. Ia divonis 15 tahun penjara. Majelis

hakim menyatakan Tommy telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah terkait

pembunuhan Syafiuddin.Tommy menjalani hukuman di Lembaga

Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap,

 Jawa Tengah, sejak Agustus 2002. Namun ia

kemudian dipindahkan ke LP Cipinang dan

kemudian bebas pada Oktober 2008 setelah

mendapatkan remisi sebanyak enam kali, yang

 jumlahnya mencapai 20 bulan.

Bebas dari penjara, Tommy menjajal kembali

bangkit lewat jalan politik. Ia maju sebagai

calon Ketua Umum Partai Golkar pada Munas

Riau 2009. Namun ia gagal, dikalahkan Aburi-

zal Bakrie.

Setelah itu sepak terjang Tommy kurang ter-

Tommy Soeharto di

Pengadilan Negeri JakartaSelatan, 2004

ADEK BERRY/AFP/GETTY IMAGES

FOKUSFOKUS

Page 49: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 49/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUS

dengar. Ia tampaknya sibuk di dunia bis-

nis. Pada 2011, Tommy, yang menyadari

pentingnya media online, mendirikan

Pelita Online. Sempat kolaps satu tahunkarena uangnya digelapkan pejabat-

nya, Pelita Online kini digarap serius.

Tommy duduk sebagai presiden

komisaris dan Joko selaku direktur

utama. “(Portal berita)  online  ke-

inginan beliau sendiri. Sekarang kan

zamannya teknologi,  gadget,” kata

 Joko.Pimpinan perusahaan Pelita Onli-

ne, Nur Qolbi, menyatakan Tommy

tidak membatasi pemberitaan.

Tommy hanya memerintahkan agar

media yang dikelola oleh 17 awak

redaksi itu tetap jalan.

Namun Nur Qolbi mengakui

kegiatan Tommy wajib diberitakan

di Pelita. “Kami sih tidak menceri-

takan segi baiknya. Tapi, terus te-

rang saja, setiap kegiatan, event, yang sifatnya

perlu kami informasikan, itu wajib bagi kami,”

kata Qolbi. “Yang namanya media kan, apa

namanya, memperhatikan siapa pemiliknya,

 gitu kan?”

Dua tahun setelah memiliki media online,

tepatnya pada 12 Juni 2014, Tommy membuatakun Twitter dan aktif mencuitkan pendapat-

nya atas banyak hal. Tidak jarang ia mengkritik

pemerintahan Jokowi. Misalnya pada Rabu,

22 April 2015, ia mencuit, “Sebentar lagi BBM

akan naik sedikit Dengan alasan ganti nama,

bagi simpatisan Mohon bersabar sedikit sambil

menanti #KartuSabar :D.”

Lewat Twitter itu pula, Tommy mengklarifi-kasi tudingan-tudingan terhadap dirinya dan

Keluarga Cendana. Ia, misalnya, menjelaskan

tentang kekayaannya dan statusnya yang per-

nah dipenjara.

“Nih saya akui. Saya memang memang pernah

menjadi tahanan dan sudah melewati dgn men-

 jalaninya,setidaknya saya membuktikan saya taat

hukum:),” cuit Tommy pada Minggu, 19 April 2015.

 

lll

Setelah muncul dalam pameran batu akik

dan mengurus Golkar, Tommy masih menyim-

pan banyak rencana. Ia tengah merintis reno-

Aktivitas Tommy Soeharto diTwitter.

SCREENSHOOT

FOKUS

Page 50: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 50/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUS

vasi Monumen Jogja Kembali di Yogyakarta. Ia

 juga berencana mendirikan sebuah universitas

untuk mengenang ayahnya, Soeharto. Ia kini

sedang mengincar universitas swasta untuk di-ambil alih guna mewujudkan rencana tersebut.

“Ini masih dalam proses. Apakah kami mau

menggunakan nama jenderal besar Bapak So-

eharto atau tidak, masih harus dibahas dengan

saudara-saudaranya,” tutur Elza Syarief, peng-

acara Tommy.

Haryono Suyono, menteri era Presiden So-

eharto, menilai Tommy sangat mirip denganSoeharto. “Gantengnya, juga perawakannya,

kayak Pak Harto zaman muda,” kata Haryono.

“Yang saya lihat, apa yang saya alami dengan

Pak Harto itu menurun pada Mas Tommy.”

Dalam hal pemberitaan, Tommy juga mirip

dengan Soeharto, sama-sama diberitakan dari

sisi positif dan negatif. Bagi Haryono, Tommy

mempunyai jiwa sosial yang tinggi sama se-

perti ayahnya. Ia pun aktif di yayasan Soeharto

yang didirikan Soeharto, di antaranya menjadi

pembina Yayasan Dharmais. “Dharmais mem-

berikan bantuan kepada ribuan panti asuhan di

seluruh Indonesia,” kata Haryono.

Pengamat politik Hamdi Muluk menuturkan

Tommy makin berani unjuk gigi karena menilai

sekarang merupakan waktu yang tepat bagiKeluarga Cendana untuk bangkit lagi setelah

Soeharto lengser 17 tahun lalu.

“Yang benci Orde Baru itu sebagian sudah

meninggal. Bila Tommy mau maju jadi apalah,

entah itu mau bikin partai, mau jadi anggota

DPR, katakanlah menjadi gubernur dan sete-

rusnya, posisinya sekarang sudah ada generasi

baru, orang yang tidak kenal Orde Baru. Sudah17 tahun, lo. Anak-anak yang lahir tahun 1998

mana ngerti? Ini sudah 17 tahun, sudah waktu-

nya comeback ,” ujar Hamdi.

 Joko yakin arah Tommy adalah calon presi-

den pada 2019. HMPI sendiri sedang disiapkan

sebagai perahu bagi Tommy untuk tujuan ter-

sebut.

Tapi Tommy enggan bicara. Ketika ditemui

majalah detik  saat ulang tahun Grup Hum-

puss di Gedung Granadi pada Kamis, 23 April

lalu, Tommy memilih melenggang pergi. ■IBAD

DUROHMAN, MONIQUE SHINTAMI, ADITYA MARDIASTUTI | ARYO BHAWONO

Hamdi Muluk

DOK. DETIKCOM

Anak-anak yanglahir tahun 1998mana ngerti.

Page 51: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 51/196

FOKUS

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

P

ULUHAN karangan bunga ucapan selamat

ulang tahun Grup Humpuss ke-31 terpajangdi dalam Gedung Granadi, Kuningan, Jakarta.

Hutomo Mandala Putra pada Kamis, 23 April

2015, itu memotong tumpeng disaksikan jajaran direksi

dan karyawan yang memenuhi aula Graha Paramitha.

Sayang, acara tersebut tertutup untuk media. Tommy

lebih memilih media sosial sebagai sarana berkomu-

nikasinya. Ia memamerkan foto-foto acara itu di akun

Twitter-nya, HutomoMP_9.Grup Humpuss merupakan salah satu bisnis Tommy

yang masih bertahan. Humpuss—akronim dari Hutomo

Mandala Putra Soeharto—memiliki banyak anak peru-

sahaan. Merambah berbagai sektor, dari hotel, properti,

tambang, jasa angkutan laut, tambang, hingga penge-

boran minyak.

Tommy menjelaskan melalui akun Twitter-nya, Hum-

puss tetap menggeliat di dunia bisnis bukan karenadirinya. Humpuss masih ada karena semangat seluruh

karyawannya. Karier dan masa depan karyawan semua

bergantung pada semangat karyawan itu sendiri. “Kali-

anlah ujung tombak masa depan kalian,” cuit pimpinan

RAHASIA BERTAHAN 31 TAHUN

Page 52: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 52/196

FOKUS

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

grup perusahaan tersebut berfilosofi.

Pendiri ESQ Leadership Center, Ary

Ginanjar Agustian, memberikan motivasi

dalam perayaan tersebut. Tidak ada pidato

Tommy dalam acara yang dimulai pukul

10.00 WIB itu. Tommy selaku pemilik dan

Ari Haryo Wibowo Harjojudanto atau

dikenal dengan Ari Sigit selaku komisaris

enggan memberikan keterangan kepada

media. “Ke direksi sana,” ujar Tommy

singkat.

Ia buru-buru masuk ruangannya ka-

rena harus segera terbang ke Malaysia

guna mendampingi putranya, Dharma

Mangkuluhur. Anggota tim balap

Humpuss Junior itu sedang mengikuti

seri balap mobil kedua di Malaysia.

Bagi Tommy, membangun kerajaan

bisnis tidak lagi semudah saat ayahnya

masih berkuasa. Setelah badai krisis

moneter 1998 dan Presiden Soeharto

lengser, Tommy kerap harus turun

tangan langsung, termasuk saat melobi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo

pada Desember 2013 terkait bisnis

propertinya.

Menurut Direktur PT Sarana Sirkui-

tindo Utama, Tinton Soeprapto, Tommy

membangun rasa kesetiakawanantinggi di kalangan direksinya. Kesetia-

kawanan itulah salah satu rahasianya

bisa bertahan. “Mustahil kita bisa maju

kalau tidak punya rasa memiliki (peru-

sahaan),” tutur Tinton.

Selain bertahan 31 tahun lewat Hum-

puss, Tommy memulai bisnis baru. Pada

11 Maret 2014, lewat Grup Lor Inter-

national (Lor-in) Solo, Tommy sebagai

komisaris utama meresmikan Syariah

Hotel Solo. Hotel dengan kapasitas 387

kamar tersebut diklaim sebagai hotel

syariah terbesar di Indonesia.

Memiliki banyak perusahaan, tidak

diragukan Tommy memiliki kekayaan

yang besar. Namun Tommy berkeberat-

an bila disebut sebagai orang terkaya di

Indonesia. “Kok saya selalu dibilang ter-

kaya, sejak kapan saya masuk 10 besarterkaya di negara ini? Pernah masuk

hanya utk bahan fitnah reformasi saja,”

cuit Tommy pada Rabu, 22 April 2015.

■ISFARI HIKMAT

Tinton Soeprapto

ANTARA

Page 53: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 53/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

REDUP-TERANG

TITIEK SOEHARTO SUKSESMENJADI ANGGOTA DPR DANWAKIL KETUA UMUM PARTAI

GOLKAR. BISAKAH SUKSESPOLITIK ITU MENULAR KE

TOMMY?

TRAH

CENDANA

Page 54: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 54/196

FOKUS

Page 55: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 55/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

lolos verifikasi Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Ma-

nusia.

Lalu Tommy pernah men- jajal panggung pemilihan

Ketua Umum Golkar dalam

musyawarah nasional yang

diadakan di Riau pada 2009.

Ia melawan Ical, Surya Paloh,

serta Yuddy Chrisnandi. Ical

keluar sebagai pemenang.

Tommy, yang baru sebulanbebas dari Lembaga Pema-

syarakatan Nusakambangan

setelah dipidana atas kasus

pembunuhan Hakim Agung

Syafiuddin Kartasasmita,

tidak memperoleh satu pun

suara.

Pada 2010, nama Tommy disebut-sebut se-

bagai bakal calon presiden dari Partai Hanura.

Pada tahun itu pula, nama Tommy santer ter-

dengar sebagai bakal calon Ketua Umum Dew-

an Pimpinan Pusat Musyawarah Kekeluargaan

Gotong Royong, organisasi underbow  Golkar.

Namun organisasi itu pada akhirnya jatuh ke

tangan Priyo Budi Santoso.

Putra bungsu Soeharto itu juga pernah men-

coba membangun partai. Pada 2012, ia menjadiKetua Dewan Pembina Partai Nasional Repub-

lik (NasRep). Partai ini dipersiapkan menuju

Pemilu 2014. Tommy sendiri langsung didaulat

menjadi calon presiden. Namun NasRep gagal

memperoleh “surat sakti” dari Kementerian

Hukum dan HAM dan selanjutnya melebur ke

Partai Hanura.

Langkah Tommy diikuti oleh cucu Soeharto,Ari Haryo Wibowo Harjojudanto atau Ari Sigit.

Tidak lama setelah pamannya mendirikan Nas-

Rep, Sigit mendirikan Partai Karya Republik.

Ari mengomandani langsung partai tersebut

sebagai ketua umum. Namun partai ini juga

tidak lolos verifikasi. Dengan demikian, menje-

lang Pemilu 2014, tiga partai Keluarga Cendana

kandas lebih dulu sebelum mengikuti gelaran

pemilu.

Sementara itu, Titiek memilih jalur karier

di Golkar. Titiek masuk kepengurusan Golkar

setelah munas di Riau. Awalnya, ia ragu karena

sibuk berbisnis. Titiek tercatat sebagai pemilik

Titiek dan Tommy saatmenghadiri Munas PartaiGolkar di Bali, 2014

ROMEO GACAD/AFP/GETTY IMAGES

FOKUS

Page 56: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 56/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

banyak perusahaan. Politikus gaek Golkar, Ak-

bar Tandjung, turun langsung membujuk Titiek.

“Mbak Titiek waktu itu saya yang meminta un-

tuk aktif di Golkar,” kata Akbar kepadamajalah

detik.

Di struktur kepengurusan Golkar, politikus

baru ini didaulat menjadi wakil sekretaris jen-

deral. Tidak lama kemudian, ia duduk sebagai

Ketua DPP Golkar Bidang Tani dan Nelayan.

“Saya sudah (jadi) pengurus lima tahun lalu,

waktu masuk jadi wakil sekjen,” ujar mantan

istri Prabowo Subianto ini ketika ditemui ma-

 jalah detik.Titiek menapak menjadi anggota DPR. Ia

maju dari daerah pemilihan Yogyakarta. Pe-

rempuan murah senyum ini bertanding me-

lawan pentolan Golkar Yogyakarta, yang juga

Ketua DPD Golkar kota itu, Gandung Pardim-

an. Kendala bagi Titiek adalah ia kalah terkenal

di Yogyakarta dibanding keturunan Soeharto

lainnya, Siti Hardijanti alias Tutut. Karena itu,Titiek rajin menyambangi masyarakat untuk

memperkenalkan diri.

Titiek mengandalkan penuh pamor Soeharto

dan keberhasilan-keberhasilan Orde Baru. Slog-

an “Piye Kabare? Penak Jamanku To” menghiasi

spanduk kampanye Titiek, yang hampir bisa di-

temukan di setiap sudut Yogyakarta. “Iya, saya

pakai itu, he-he-he…. Tapi ‘Enak Jamanku To’ itu

masyarakat yang bikin (istilahnya), bukan kita,”

ujar Titiek.

Dari catatan majalah detik, Titiek menyewa

lembaga konsultan politik senilai Rp 1 miliar

untuk memantau elektabilitas dan strategi

Ketua Umum Partai KaryaRepublik (Pakar) AriHaryo Wibowo (Ari Sigit)menyerahkan berkas

pendaftaran calon pesertapemilu ke KPU, Jakarta,Agustus 2012.

ARI SAPUTRA/DETIKCOM

FOKUS

Page 57: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 57/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

kampanyenya. Ia juga didukung penuh yayasan

peninggalan Soeharto, seperti Yayasan Dana

Sejahtera Abadi, Yayasan Dharmais, Yayasan

Dana Abadi Karya Bhakti, dan Yayasan Dana

Gotong Royong Kemanusiaan. Yayasan yang

pernah dibidik Kejaksaan Agung dalam kasus

korupsi tersebut memperkenalkan program-

program Soeharto zaman dulu, di antaranya

beasiswa Supersemar. Titiek dalam lima tahun

terakhir duduk sebagai pembina Yayasan Su-

persemar.

Alhasil, perolehan suara Titiek cukup besar.

Ia menempati urutan ketiga dari delapan calon

legislator dengan mengantongi 80.121 suara.

Untuk merayakan kemenangan Titiek, adik tiri

Soeharto, Probosutedjo, yang juga menyokong

pencalonan Titiek, menggelar selamatan di

Kemusuk, Yogyakarta. Ia menggelar pentas

Titiek Soeharto pada MunasPartai Golkar 2014 di Bali

DWI OBLO/REUTERS

FOKUS

Page 58: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 58/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

wayang kulit. Ribuan warga diundang untuk

menikmati makan gratis dari 100-an angkring-

an.Di DPR, Titiek menjadi Wakil Ketua Komisi IV,

yang membidangi masalah pertanian. Nama-

nya sebetulnya masuk sebagai kandidat Wakil

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari

Golkar. Ia lebih dijagokan dibanding politikus

Golkar yang duduk di posisi itu sekarang, Mah-

yudin. Namun, karena belum berpengalaman

di parlemen, Titiek harus mengalah. “Kalau soal

nama, Mahyudin jauh di bawahnya,” ujar WakilSekjen Golkar Lalu Mara Satriawangsa.

Tidak jadi Wakil Ketua MPR, Titiek didapuk

menjadi Wakil Ketua Umum Golkar dari hasil

munas kubu Ical di Bali, Desember 2014. Titiek

mengatakan diangkat menjadi Wakil Ketua

Umum Golkar bukan lantaran keturunan Ke-

luarga Cendana, melainkan karena dorongan

dari Kesatuan Perempuan Partai Golkar. “Jadibukan karena melihat unsur Cendana itu Pak

Ical saya rasa,” ujarnya.

Saat Titiek mendapat posisi penting di Gol-

kar, Tommy Soeharto mewacanakan digelarnya

musyawarah nasional untuk mengakhiri konflik

di tubuh partai. Tommy pun digadang-gadang

kembali menjadi Ketua Umum Golkar.

Titiek membantah anggapan bahwa Cenda-

na ingin mengambil alih Partai Beringin. “Sama

sekali tidak ada,” tuturnya. Namun, bila ada

konstituen menghendaki Tommy menjadi ca-

lon ketua umum, Titiek siap mendukungnya. ■

ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, MONIQUE SHINTAMI | IRWAN NUGROHO

Titiek Soeharto pada MunasPartai Golkar 2014 di Bali.

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

FOKUS

FOKUS

Page 59: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 59/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

“BAHWA SAMPAI ARAHNYA KE SITU,TUHAN YANG ATUR. KITA TIDAK ADA

MAKSUD SEPERTI ITU.”

TITIEK SOEHARTO:

KAMI TAK

BERAMBISIAMBIL ALIH

KEKUASAAN

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

FOKUS

Page 60: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 60/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

HUTOMO “Tommy” Mandala Putra

akhir-akhir ini rajin muncul di depan

publik. Putra bungsu mantan presi-

den Soeharto ini menggelar perte-

muan dengan petinggi Partai Golkar terkait

kisruh di tubuh partai berlambang pohon ber-

ingin itu.

Ia juga hadir dalam sebuah pameran batu akik

nasional yang digelar Great Stone Nusantara

di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

Selain itu, ia rajin mengkritik pemerintahan

lewat media sosial.

Berbarengan dengan munculnya Tommy,

mencuat wacana agar Tommy menjadi calon

Ketua Umum Partai Golkar dan ada yang

sampai mengusulkannya jadi calon presiden.

Sebenarnya apa tujuan kemunculan Tommy?

Apakah Cendana ingin kembali berkuasa lewat

politik?

Berikut ini wawancara Bahtiar Rifai dari ma-

 jalah detik dengan Siti Hediati Hariyadi atau

dikenal dengan nama Titiek Soeharto, kakak

Titiek Soeharto, Tommy, dan

Akbar Tandjung pada MunasGolkar di Bali, Oktober 2014.

ROMEO GACAD/AFP/GETTY IMAGES

FOKUS

FOKUS

FOKUS

Page 61: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 61/196

FOKUS

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Tommy yang juga anggota DPR dari Golkar.

Di tengah kisruh Partai Golkar, ada per-

temuan Tommy dengan Aburizal Bakrie.

Siapa inisiator pertemuan tersebut?

Itu sebenarnya saya yang mengumpulkan,saya yang minta diadakan pertemuan. Saya

dan Tommy menghubungi Pak Ical (Aburizal

Bakrie), Pak Akbar (Akbar Tandjung), dan Pak

Akom (Ade Komarudin) untuk mengetahui

kejelasan bagaimana masalah Golkar sebenar-

nya. Kita sangat prihatin, dan apa yang bisa kita

bantu. Ini kan sebentar lagi pilkada, masak kita

mau ribut terus. Dan kebetulan waktunya itu

 Jumat dan semuanya bisa, jadi saya undangmakan siang.

Bukannya Idrus Marham sempat melobi

agar bertemu dengan Tommy?

Ya, kan kalau yang lain, kalau pintunya keba-

nyakan, dia tak mau. Berhubung pintunya ka-

kaknya sendiri, ya dia bilang minta tolong saya

sebetulnya, ya sudah deh, kalau mau ketemu

kita, kapan? Semua kita pengen tahu deh, kita dengerin.

Kapan ide untuk menggelar pertemuan

itu muncul?

Tiga minggu sebelumnya. Cuma waktunya

belum pas. Terutama sejak ada pencongkelan

pintu di sini (ruangan Fraksi Partai Golkar). Itu

kan kita lihat sudah too much-lah keributannya.

Sudah kelewatan.Bukan karena kepanikan dari internal

Golkar?

Yang ngundang itu saya, bukan mereka yang

mau ketemu. Saya minta penjelasan yang di

lapangan kayak bagaimana sih, dan diskusi

FOKUSFOKUS

Pertemuan Tommy denganGolkar kubu Ical di GedungGranadi, Jakarta.

DOK. DETIKCOM

Page 62: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 62/196

FOKUS

FOKUS

FOKUS

Page 63: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 63/196

FOKUS

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

Anda menyatakan suara kader daerah

menginginkan Tommy agar maju sebagai

Ketua Umum Golkar di munaslub. Apakah

benar demikian?Tahu, deh. Saya tidak ngomong begitu. Tadi

saya bilang memang ada wacana, tapi cuma

beberapa orang. Tapi kan bukan seluruh DPD

seluruh Indonesia bicara begitu. Ada DPD yang

begitu, ya kita tampung saja.

Apakah Tommy bersedia kalau dicalon-

kan sebagai ketua umum?

Saya tidak bisa bicara atas nama dia.

Sebagai kakak bagaimana, apakah akan

mendukung?Pokoknya, mana yang terbaik buat Golkar.

Kalau memang konstituennya menghendaki,

ya bisa didukung.

Apakah Tommy sempat ditawari untuk

 jadi Ketua Umum Kosgoro saat bertemu

dengan Ical?

FOKUSFOKUS

Pembukaan Munas IX PartaiGolkar versi Aburizal Bakrie diBali.

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

FOKUS

FOKUS

Page 64: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 64/196

FOKUS

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

Tidak tuh. Saya tidak dengar. Saya tidak tahu.

Saya belum komunikasi lagi dengan adik saya.

Golkar merekrut Anda apakah untuk

memanfaatkan kembali kekuatan Cenda-

na di bidang politik?

Kok merekrut? Saya kan sudah jadi pengurusdari lima tahun lalu. Waktu saya masuk sudah

 jadi wakil sekjen dan beberapa tahun kemudian

 jadi ketua bidang tani dan nelayan. Dan baru

tahun ini jadi waketum. Waketum juga karena

didesak perempuan-perempuan Golkar karena

kita tak ada wakilnya di waketum, sementara

kan waketum banyak. Jadi bukan karena me-

lihat unsur Cendananya itu Pak Ical, saya rasa.

Apakah munculnya Tommy untuk me-ngembalikan kekuatan Keluarga Cendana

kembali?

Dulu bapak saya selalu bilang, becik ketitik olo

ketoro. Artinya: yang baik nanti akan kelihatan,

yang jelek dan jahat akan kelihatan. Jadi akhir-

nya, dengan berlalunya waktu, bukan dari kita,

masyarakat juga bisa lihat dan membanding-

kan mana yang lebih enak. Kayak masyarakatbilang mana lebih enak. Kayak masyarakat bi-

lang, “Enak jamanku to?” Bukan kita yang bikin.

Itu dari masyarakat sendiri.

Slogan “Enak jamanku” itu Anda gunak-

an untuk merebut konstituen saat pemilu

legislatif, kan?

Iyalah, he-he-he....

Pasca-Reformasi, Keluarga Cendana adayang membuat partai, ada Nasrep dan

Partai Karya Republik….

Iya, mungkin waktu itu ada pihak loyalis Pak

Harto yang ingin buru-buru membangkitkan

kembali. Cuma, ya kalau belum waktunya, ya

Tutut dan Titiek Soehartodalam kampanye di Sleman, Yogyakarta tahun lalu.

DWI OBLO/REUTERS

FOKUS

Page 65: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 65/196

SENI HIBURAN FILM

SENI HIBURAN FILM

Page 66: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 66/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

ULTRON 

DI PUCUK PERMAINANAVENGERS  KALI INI MEMBERI PORSI LEBIH BANYAK UNTUK PLOT-PLOT EMOSIONAL, BUKAN

HANYA GAGAH-GAGAHAN ACTION  KARAKTERNYA.

Page 67: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 67/196

SENI HIBURAN FILM

Page 68: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 68/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

dan mulai merakit

pasukan robotnya

sendiri untuk meng-hapus ras manusia di

permukaan bumi.

Dua mantan let-

nan Strucker jadi

orang keperca-

yaan Ultron, yakni si kembar Wanda (Elizabeth

Olsen) dan Pietro Maximoff (Aaron Taylor-Joh-

nson). Dua manusia hasil eksperimen genetikitu punya kekuatan super, yakni sebagai Scarlet

Witch, yang dapat menguasai dan menyetir

pikiran orang lain, dan Quicksilver, yang berge-

rak lebih cepat dari kilat. Mereka menyimpan

rahasia dan dendam kepada Stark.

Pertempuran hebat pun pecah. Avengers ba-

bak-belur hingga harus bersembunyi terlebih

dulu di tempat tenang, sebuah rumah kayudi tengah lahan pertanian. Mereka disambut

penghuni rumah… istri Hawkeye dan anak-

anaknya.

Ya, Avengers kali ini, Age of Ultron, memberi

porsi lebih banyak untuk plot-plot emosional,

bukan hanya gagah-gagahan action  karakter-

nya. Selain Hawkeye, yang ternyata punyakeluarga, ditampilkan bagaimana tumbuhnya

hubungan Bruce Benner dan Black Widow.

Stark pun kini lebih banyak khawatir dan

cenderung bergantung pada Iron Legion-nya.

Walau tetap orang nomor satu di Avengers, da-

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

SENI HIBURAN FILM

Page 69: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 69/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

lam banyak hal Stark menyerahkan komando

kepada Captain America.

 Age of Ultron  secara tone  lebihdekat ke The Winter Soldier  (2014),

pijakan untuk Captain America: Civil

War, yang akan dirilis tahun depan.

DalamThe  Avengers (2012) pertama,

sutradara-penulis Joss Whedon me-

nunjukkan bagaimana membawa

buku komik modern ke layar lebar

dengan memberi porsi sama kepada semua

 jagoan.

Kini, di Age of Ultron, Whedon menekankansisi menyenangkan dan manusiawi para jagoan,

pada etika, psikologi, dan mendasarkan pada

dunia nyata. Itu sebabnya, ada kisah cinta,

tragedi, kejutan, action menegangkan, emosi,

dan penjahat yang sakit jiwa.

Saat-saat jeda di antara pertempuran-per-

tempuran besar digunakan Whedon untuk

memberikan banyolan khasnya, seperti paluThor yang masih jadi bahan taruhan lucu-

lucuan dan tetap tak bisa diangkat orang lain

kecuali sang empunya.

Gejolak internal Avengers tak kalah serunya,

saat Bruce Renner dan Black Widow berjuang

dengan masa lalu mereka, Thor memperjuang-

kan tanggung jawabnya, dan Hawkeye berusa-ha menyeimbangkan kehidupan sebagai agen

dan sebagai kepala keluarga.

Deretan pemain (termasuk Don Chead-

le, Stellan Skarsgård, Linda Cardellini,

dan, tentu saja, Samuel L. Jackson) tahu

benar tugas mereka dan menunai-

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Kini, di Age of Ultron ,Whedon menekankansisi menyenangkan danmanusiawi.

SENI HIBURAN FILM

SENI HIBURAN FILM

Page 70: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 70/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

kannya tanpa banyak

“renda”. Untunglah si

kembar The Maxi-

moffs tak diberi

 spandex   warna-

warni sehingga

bobot emosio-

nalnya lebih

terasa. Seluruh

karakter kecil ini, yang pastinya dilengkapi

cetak biru fungsi mereka, berpotensi dikem-

bangkan jadi cerita menarik di masa menda-

tang.

 James Spader, pengisi suara Ultron, meman-

carkan kecerdasan dan kecanggihan di tengah

kemarahan dan kemurkaan. Seorang megalo-

maniak dan sosiopat jenius yang mengagumi

sekaligus membenci “ayah”-nya, sehingga

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

SENI HIBURAN FILM

SENI HIBURAN FILM

Page 71: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 71/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

mendorongnya memberontak dengan cara

sedramatis mungkin.

Durasi 2 jam 30 menit terasa tak terlalu pan-

 jang, juga bagian akhir yang pertarungannya

masif dan lama. Alur, adegan, serta penggunaan

teknologi CGI lebih mengesankan dibanding

film pertama. Sebuah episode yang solid, yang

dikoreografi secara cantik, dan disutradarai

serta diedit dengan baik. Pendeknya, Avengers: 

 Age Of Ultron tetap ada di pucuk permainan,

film yang meletakkan Marvel di pusat semesta

sinema dunia. ■ SILVIA GALIKANO

MAJALAH DETIK  26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Page 72: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 72/196

INTERVIEW

Page 73: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 73/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

EKSEKUSI mati terhadap dua tenaga kerja

Indonesia di Arab Saudi memang bukan yang

pertama kali terjadi. Tapi yang menimpa Siti

Zaenab dan Karni dua pekan lalu itu dinilai

banyak pihak keterlaluan. Sebab, pemerintah

Saudi baru memberikan kabar setelah eksekusi,

sehingga pemerintah memprotes keras karena

tindakan itu melanggar tata krama diplomasi

dan konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Namun Kepala Badan Nasional Penempat-

an dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

(BNP2TKI) Nusron Wahid justru menilai sia-sia

protes terhadap pemerintah Arab Saudi terkait

notifikasi eksekusi mati. Menurut dia, yang

seharusnya diubah adalah aturan di Indonesia.Pemerintah, kata Ketua Umum Gerakan Pe-

muda Ansor ini, seharusnya mengubah sistem

kontrak kerja TKI di Saudi, dari yang bersifat

individual menjadi kelompok atau perusahaan.

Dengan sistem kontrak non-individual, Nusron

optimistis para TKI di Saudi akan lebih terawasi

dan terlindungi dari perlakuan semena-mena

majikan mereka di sana.

“Hari ini orang Indonesia yang bekerja di

keluarga Arab mau pulang saja tidak bisa ka-

lau tidak dapat izin dari mereka,” kata Nusron

kepada majalah detik, Kamis, 23 April 2015.

Di pihak lain, ke depan ia berencana mewa-

 jibkan para calon TKI menjalani tes kejiwaan

atau psikotes. Dengan uji ini, akan terdeteksi

lebih dini tingkat kestabilan jiwa mereka jika

menghadapi tekanan saat bekerja.

Eksekusi mati dua TKI menguatkan kes-

an tidak maksimalnya upaya pemerintahmembela buruh migran?

Kalau dikatakan tidak maksimal, parame-

ternya apa? Memang ada dua orang yang

dihukum mati, itu tidak kita nafikan. Tapi

bukan berarti pemerintah tidak optimal dan

DI MATA HUKUM ISLAM DAN DI MATA ORANG ARAB, NYAWA

DIBALAS DENGAN NYAWA.

INTERVIEW

Page 74: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 74/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

maksimal karena memang kadar masalahnya

rumit dan akut. Pada satu sisi, kita berhadap-an dengan hukum di Arab Saudi yang sangat

ketat keislamannya dan tanpa kompromi. Ka-

lau sudah menyangkut kisas, pada ujungnya

sangat tergantung pada proses pemaafan dari

keluarga yang dibunuh. Segala daya-upaya

apa pun, kalau memang tidak ada pemaafan,

bagaimana? Karena, memang di mata hukum

Islam dan di mata orang Arab, nyawa dibalas

dengan nyawa. Yang menjadi kelihatan tidakoptimal itu karena ada pandangan masyarakat

seakan-akan menyamakan negara di Arab

Saudi itu, hukum di Arab sana itu, dengan

hukum yang ada di Indonesia atau bahkan

sama dengan hukum di negara-negara yang

menggunakan prinsip demokrasi. Di Arab

sana tidak ada demokrasi. Adat dan istiadat-

nya beda. Persoalannya, kenapa dulu kita mau

berhubungan dengan negara macam ini? Kan

kita tidak bisa memaksakan.

Upaya perbaikan ke depan seperti apa?

Perbaikannya hanya dua menurut saya. Satu,

teman-teman tenaga kerja Indonesia sebelum

berangkat itu harus lolos psikotes dulu. Selamaini tidak pernah ada psikotes. Supaya tidak ada

gangguan jika ada tekanan pekerjaan di sana.

Mereka akan kuat secara kejiwaan dan ada

kontrol. Kedua, sudah saatnya jenis pekerjaan

apa pun, termasuk domestic worker , kontrak-

INTERVIEW

INTERVIEW

Page 75: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 75/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

nya tidak boleh dengan pengguna individu,

tetapi dengan pengguna company . Kayaknya

di Indonesia ini semacam model outsourcing.

Di sana kan menggunakan mekanismehukum kafalah. Di dalam hukum kafalah  itu

kan ada kafil. Si majikan disebut kafil, yang

bisa menguasai. Kalau ada sejuta tenaga kerja

Indonesia, jadi berhubungan dengan sejuta

majikan atau kafil. Tapi, kalau kerja di company ,

hanya ada 50 company , jadi kita hanya ber-

urusan dengan 50 kafil. Kalau kita blame satu,mereka pasti akan pikir karena akan mati bis-

nisnya. Tapi, kalau sejuta di-blame satu, ya me-

reka peduli amat. Saya tidak dapat dari kamu,

saya bisa dapat dari yang lain juga.

Aturannya dari Indonesia?

Ya, orang Arab Saudi. Dan Arab Saudi sudah

mau dan bersedia.

 Jika ada permasalahan, tanggung jawab

siapa?

Perusahaan yang bertanggung jawab. Kalau

ada komplain dari pengguna, dia komplain

RACHMAN/DETIKCOM

Kita tidak bisa memaksa Arab untuk berubah,

wong  itu hukum negara mereka.

IBNU S/DETIK TV

INTERVIEW

Page 76: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 76/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Meninjau Unit PelayananPublik di BNP2TKI

HUMAS BNP2TKI

kepada company . Tidak serta-merta. Kalau ada

komplain, nanti company   itu yang narik . Hari

ini orang Indonesia yang bekerja di keluarga

Arab mau pulang saja tidak bisa kalau tidakdapat izin dari keluarga itu. Di bandara akan

disetop.

Ibarat budak?

Ya, seperti budak. Semaunya majikan. Dia tidak

bisa pulang sepanjang tidak mendapatkan izin

dari kafilnya. Dia tidak bisa masuk penjara untuk

menebus karena dia overstayer  kalau tidak ada

izin dari kafil. Mereka akan selamanya di sana ka-lau tidak dapat izin. Hanya muter-muter  pindah

tempat saja dalam kondisi ketidakpastian. Kita

tidak bisa memaksa Arab untuk berubah, wong

itu hukum negara mereka. Sama halnya dengan

Arab tidak bisa memaksa Indonesia untuk ber-

INTERVIEW

INTERVIEW

Page 77: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 77/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Apa yang disampaikan Anis Hidayah dariMigrant Care itu benar adanya, itu sistem

perbudakan modern.

ubah. Yang ada, kita harus membuat aturan dan

mekanisme, kalau kamu mau seperti ini silakan,

kalau tidak mau terserah. Persoalannya, yang

membuat peraturan itu siapa? Menteri TenagaKerja yang punya wewenang untuk membuat

kebijakan itu.

Dengan melihat kondisi itu, tenaga ker-

 ja akan tetap dikirim ke Arab?

Sebetulnya begini, orang mau bekerja ke

mana pun, itu hak mereka. Sepanjang dia pu-

nya model-model penempatan yang dianggap

model itu melindungi warga negara Indonesia.

Persoalannya, di Arab Saudi ini belum punya

model perlindungan yang kuat karena sistem

kafalah-nya. Apa yang disampaikan Anis Hi-

dayah dari Migrant Care itu benar adanya, itu

sistem perbudakan modern. Tetapi, kalau ma-

salahnya itu hukum yang di sana, kita mau apa?Mau enggak mau kita ubah model kita tadi.

Pemerintah tidak bisa melarang bekerja

di Arab?

Pemerintah memang tidak bisa melarang,DOK. HUMAS BNP2TKI

INTERVIEW

Page 78: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 78/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

tetapi wajib memberi tahu, ngasih tahu, “Kalau

kamu (TKI), jangan berangkat ke Arab karena

di sana tidak aman.” Karena, tidak mungkin ne-

gara itu membiarkan warga negaranya masuk

dalam kondisi kesengsaraan.

Masih ada 36 TKI yang terancam hukum-

an mati. Upaya apa yang akan dilakukan?

Tergantung kasusnya. Kalau kasusnya ter-

kait masalah-masalah yang umum, seperti dia

karena zina, sihir, atau karena melanggar tata

aturan di sana, saya kok optimistis mereka bisa

diampuni dengan pendekatan-pendekatan

kepada pemerintah di sana. Tetapi, yang me-

nyangkut pembunuhan terhadap diri orang

lain di sana, mau tidak mau ada dengan pen-

dekatan kepada keluarga yang dibunuh. Salahsatunya dengan membantu tenaga kerja kita

dalam konteks ganti rugi diyat  itu. Itu salah

satunya. Tetapi bagaimana caranya supaya

ada minta maaf?

Para aktivis Migrant Careberunjuk rasa di depanKedutaan Besar Arab Saudiuntuk memprotes eksekusimati dua TKI, Siti Zaenab dan

Karni, Jumat (17/4).

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

INTERVIEW

Page 79: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 79/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Benarkah masih ada tumpang-tindih tu-

gas BNP2TKI dengan Kementerian Tenaga

Kerja?

Saya tidak mengatakan tumpang-tindih,tapi karena peraturannya tidak segera dibuat.

Kami kan hanya sebagai lembaga pelaksana,

sebagai operator. Kementerian belum mem-

buat perubahan aturan.

Sudah ada desakan ke Kementerian?

Saya sudah kirim surat supaya segera ada

perubahan, tapi sampai sekarang belum ada

perubahan itu.

Perekrutan tenaga kerja bukannya ber-

masalah juga?

Ya, sebenarnya banyak masalah.

Wewenang siapa untuk memperbaiki?

Kalau masalahnya di peraturan, ya Kemen-

terian. Kalau masalahnya di implementasi, ya

tempat saya. Kalau di implementasi tidak bisa

menjawab dan syaratnya hanya diubah per-

aturannya, ya Kementerian dulu. Sekarang itu

yang masalah besar itu model penempatan,

harus diubah bagaimana sebelum penempat-

an harus ada pendidikan dulu. Kalau sekarang

kan, ada order, baru ada pendidikan. Ibaratnya,ada lowongan menjadi wartawan, baru ada

sekolah wartawan.

Bagaimana dengan agen-agen penyalur

nakal, bukan masalah besar?

Bersama Wakil Ketua KomisiPemberantasan KorupsiZulkarnain menunjukkan kotakpengaduan gratifikasi di kantor

BNP2TKI, Jakarta.DOK. HUMAS BNP2TKI

INTERVIEW

Page 80: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 80/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Makanya tadi pendidikan tidak optimal kare-

na dikejar setoran sama yang kasih duit.

Bukan wewenang BNP2TKI untuk me-

nertibkan?Itu wewenang kami, tapi kami tidak punya

hak untuk mencabut (izin) mereka. Kami hanya

ngasih  sanksi peringatan sama melaporkan ke

polisi. Sudah banyak yang kami laporkan. Sebulan

itu rata-rata 40-60 orang. Secara kelembagaan,

memang kami belum kuat peranannya, juga

belum kuat sumber daya manusia. Kami sedang

berbenah. Kami memerlukan kewenangan (agar)

dapat memberikan sanksi berat pada agen-agentadi dengan bisa menutup. Sejauh ini yangngasih 

sanksi itu Kementerian Tenaga Kerja. Tapi, yang

tahu siapa yang berengsek, ya kita.

Kementerian tidak meminta rekomen-

dasi dari BNP2TKI?

Seharusnya kan begini, secara undang-

undang, kan Kementerian Tenaga Kerja itu

lembaga yang buat kebijakan. Tetapi, dalam

prakteknya, banyak mengambil wilayah opera-

sional. Harusnya mereka ikhlas melepas hal-hal

yang sifatnya operasional pada BNP2TKI. Dari

dulu sampai sekarang masih tarik-menarik di

permasalahan itu.

Karena persoalan anggaran?

Enggak ngerti saya... tanya ke teman-teman

Kementerian Tenaga Kerja. Akibatnya, ini men-

 jadi loophole, yang kemudian dimanfaatkan

agen-agen tadi. ■ PASTI LIBERTI MAPPAPA

Sejauh ini yangngasih  sanksiitu Kementerian

Tenaga Kerja. Tapi,yang tahu siapayang berengsek,ya kita.

BIODATA

Page 81: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 81/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Nama: Nusron Wahid, MSi

Tempat/Tanggal Lahir:  Kudus, 12 Ok-

tober 1973

Istri: Dily Rosi Timadar, SE

Anak: 

1. M. Faiz Zaidan Al Harkan

2. Mohammad Morales Ahmadinejad

PENDIDIKAN:

• Magister Ekonomi Institut Pertanian

Bogor, 2007-2011• Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indo-

nesia, 1993-1998

• SMA Islam Al Ma’ruf, Kudus, 1990-1993

• Madrasah Aliyah (MA) Qudsiyyah,

Kauman, Menara Kudus, 1990-1993

• Madrasah Tsanawiyah (MTs) Qudsiy-

yah Kudus, 1987-1990

• Pesantren Qudsiyyah, Kudus, 1985-

1987

• Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Miftahut

Tholibin Mejobo, Kudus, 1979-1985

KARIER:

• Pengajar sejarah Asia Tenggara dan

Asia Tengah di Jurusan Sejarah, FIB

Universitas Indonesia, 1996-1997• Wartawan Bisnis Indonesia, 1995-1999

• Peneliti di Lembaga Pranata Pemba-

ngunan UI, 1995-1999

• Konsultan peneliti di PT Arzak Dian

Kobar, 2000-2002

• Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gol-

kar, Komisi VI, 2004-2009

• Anggota DPR RI Partai Golkar, Komisi

XI, 2009-2014

ORGANISASI:

• Ketua Umum GP Ansor, 2011-sekarang

• Ketua Yayasan Mata Air, 2005-2010

• Ketua Umum Pengurus Besar Perge-

rakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB

PMII), 2000-2003

• Ketua Lembaga Kajian dan Pengem-

bangan Sumber Daya Manusia, PWNU

DKI Jakarta, 1998-2000

• Ketua Lembaga Kajian dan Pengem-

bangan Sumber Daya Manusia, PCNU

Kodya Depok, 1998-1999

KARYA TULIS:

• Keuangan Inklusif--Membongkar Hege-

moni Keuangan: Peranan Kredit Usaha

• Rakyat dalam Mengurangi Kemiskinan

dan Pengangguran, Gramedia, 2014

• Gerakan Mahasiswa dan Godaan Poli-

tik: Problematika di Indonesia, Pustaka 

Salemba, Jakarta, 2003

Ultimatum Transisi: Narasi PergolakanPMII dalam Transisi Demokrasi, Pustaka 

Salemba, Jakarta, 2003

•  Agama dan Kemanusiaan: Rasionalitas

Demokrasi dan Pluralisme Kebangsaan, 

Pustaka Salemba, Jakarta, 2003

•  Ancaman Perdamaian Dunia dan

Perlawanan Terorisme Global, Forum

Ukhuwah Basyariyah, Jakarta, 2003

• Membongkar Hegemoni NU: di Balik

Independensi PMII, Lakpesdam NU DKI

 Jakarta dan PT Bina Rena Pariwara,

 Jakarta, 2000

KOLOM

Page 82: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 82/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

OLEH: DJAYADI HANAN

BIODATA

Nama:

Djayadi Hanan

Tempat/Tanggal Lahir:

Palembang, 29 Januari 1972Pendidikan:

●  S-1, Administrasi Publik

dari Universitas Sriwijaya,

MESKI usia pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla baru enam bu-lan, wacana perombakan kabinet sudah kencang berembus. Wacana

tersebut diperkuat oleh dua konteks nasional. Pertama, ada gonjang-

ganjing politik yang menguras energi bangsa selama berbulan-bulan.

Termasuk di dalam isu ini adalah fenomena gesekan antarlembaga pemerintahan.

Kita menyaksikan dengan gamblang ketegangan Komisi Pemberantasan Korup-

si dengan Kepolisian RI, Mahkamah Agung dengan Komisi Yudisial, Kementerian

Pemuda dan Olahraga dengan PSSI, serta perpecahan sejumlah partai politik

yang menyeret peran negara ke sana-kemari. Di tingkat kabinet, kita juga men-dengar masih belum tuntasnya restrukturisasi sejumlah kementerian. Di tingkat

masyarakat, keadaan ekonomi terasa makin berat, terutama soal harga-harga

barang kebutuhan pokok.

Kedua, ada berbagai jajak pendapat publik dari sejumlah lembaga yang menun-

 jukkan kemerosotan tingkat kepuasan publik terhadap berbagai kebijakan dan

    I    L    U    S    T    R    A    S    I   :    E    D    I    W    A    H    Y    O    N    O

BILA DILAKUKAN SEKARANG, PEROMBAKAN KABINET HANYAMENUNJUKKAN KETIDAKMAMPUAN PRESIDEN MEMBENTUK KABINETYANG BAIK DARI AWAL.

TIGA SYARAT 

UNTUK ROMBAK KABINET 

KOLOM

Page 83: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 83/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

 jalannya pemerintahan. Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI), misalnya, ting-

kat kepuasan publik terhadap jalannya pemerintahan pada Februari 2015 ada di

kisaran 60 persen. Dua bulan kemudian, akhir April, menurut sejumlah lembaga

lain, tingkat kepuasan publik turun jauh ke angka di bawah 50 persen.

Apakah situasi nasional mutakhir tersebut memberikan sinyal akan perlunya

perombakan kabinet? Hal apa saja yang menunjukkan alasan perlunya per-

ombakan kabinet? Apakah memang sudah tepat waktunya merombak kabinet

walaupun usia pemerintahan baru sekitar enam bulan?

Tiga Kriteria

Presiden sebagai kepala eksekutif memang harus melakukan evaluasi secara

terus-menerus atas kinerja pemerintahan, terutama kabinet. Agar adil, evaluasiminimal harus menggunakan tiga kriteria, yakni evaluasi obyektif, persepsi publik,

dan alasan-alasan politis.

Evaluasi obyektif Presiden terhadap kinerja kabinet harus didasarkan pada

pencapaian agenda-agenda prioritas pemerintahan. Payung besarnya seharus-

nya adalah Nawa Cita, yang menjadi janji utama Presiden ketika masih berkam-

panye. Ada dua aspek utama yang harus jadi perhatian. Pertama, apakah setiap

kementerian telah berhasil menetapkan kerangka kebijakan masing-masing danmembaginya menjadi agenda prioritas tahun pertama hingga tahun kelima. Ter-

masuk di dalamnya penuntasan restrukturisasi kementerian yang digabung dan

yang dipisah. Bila belum, sudah sepatutnya Presiden memberi tanda merah pada

menteri yang bersangkutan.

Kedua, selama enam bulan ini, seharusnya sudah ada program dan kebijak-

an awal yang dilaksanakan. Yang paling jelas kelihatan, misalnya, Kementerian

Palembang, 1995

●  S-2, Ilmu Politik dari Uni-

versitas Gadjah Mada,

Yogyakarta, 1999●  S-2, Hubungan Interna-

sional dari Universitas

Ohio, Amerika, 2003

●  S-3, Ilmu Politik dari Uni-

versitas Ohio, Amerika,

2012

Pekerjaan:

●  Dosen di Universitas

Paramadina, Jakarta, 1999

hingga sekarang

●  Peneliti di Universitas

Paramadina, Jakarta,

2006 hingga sekarang

●  Direktur Penelitian,

Universitas Paramadina, Jakarta, 2006-2007

●  Dosen di Universitas

Ohio, Amerika, 2010-2011

●  Direktur Eksekutif Saiful

Mujani Research and

KOLOM

Page 84: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 84/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

Consulting (SMRC), 2014

Karya:

●  Menakar Presidensialisme

Multipartai, Mizan, 2014●  Islamic Students Move-

ments under the Shadow

of the State: 1980-1997,

UII Press, 2006

●  Toward a More Effective

Indonesian House of

Representative, NDI Indo-nesia-UNDP , Juni 2005

Energi dan Sumber Daya Mineral soal realokasi subsidi dan harga BBM, Kemen-

terian Kelautan dan Perikanan soal penangkapan ikan ilegal, serta Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan soal kurikulum dan ujian nasional. Kementerian-

kementerian yang sampai enam bulan ini masih belum menunjukkan adanya

kebijakan-kebijakan awal yang dilaksanakan patut mendapat stempel merah dari

Presiden.

Khusus untuk menteri-menteri yang berasal dari partai politik, selain dua aspek

evaluasi obyektif di atas, perlu ditambah satu aspek lagi, yakni seberapa baik sang

menteri mengurangi beban politik Presiden. Salah satu pertimbangan utama

adanya menteri dari partai politik adalah agar dukungan politik terhadap Presi-

den selalu tersedia dalam menjalankan agenda prioritas pemerintahan. Menteri-

menteri yang lebih banyak menjadi beban politik, apalagi merusak hubunganPresiden dengan partai politik,

perlu mendapat tanda merah

 juga.

Kriteria evaluasi publik,

selama enam bulan ini ada

sejumlah menteri yang men-

dapat respons negatif publik.

Misalnya ada menteri yang

membuat kebijakan tak jelas

dan berubah-ubah soal aturan

rapat pegawai negeri dan in-

stansi pemerintahan.

Mengingat waktu yang ma-

KOLOM

Page 85: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 85/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

sih enam bulan, sebaiknya Presiden menggunakan evaluasi publik ini sebagai

kriteria pendukung dalam mengevaluasi kabinetnya. Memang ada menteri yang

sejak awal sudah harus tampil di publik, tapi ada juga yang belum bisa karena

harus melakukan konsolidasi internal terlebih dahulu.

Kriteria ketiga, alasan-alasan politis yang mengharuskan adanya perombak-

an kabinet. Presiden selama enam bulan sedang melakukan konsolidasi semua

kekuatan politik agar mendukung pencapaian agenda-agenda prioritas pemerin-

tahan. Bila Presiden memandang perlu penambahan kekuatan politik formal, ada

tiga perkembangan di partai politik yang dapat digunakan Presiden sebagai titik

masuk melakukan perombakan kabinet.

Pertama, perkembangan di Partai Persatuan Pembangunan. Setelah berkurang-

nya peran Suryadharma Ali, sebetulnya peluang Jokowi untuk mendapat dukung-an, baik dari kubu Romahurmuziy maupun kubu Djan Faridz, cukup terbuka.

Kedua, perpecahan di kalangan internal di Partai Golkar jelas menimbulkan

pelemahan secara politik dari kekuatan oposisi, mengingat Golkar adalah peng-

gerak utama KMP. Ini juga membuka peluang bagi Jokowi untuk menarik lebih

dalam pihak Golkar ke lingkaran pemerintahan. Ini memerlukan konsesi politik

lebih formal, seperti memberikan posisi menteri kepada figur yang dianggap

mewakili Golkar.

Begitupun di Partai Amanat Nasional. Pascakongres di Bali dengan duet ke-

pemimpinan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum dan Soetrisno Bachir sebagai

Ketua MPP, jelas secara politik PAN akan lebih bersahabat dengan pemerintahan

 Jokowi. Zulkifli adalah juga Ketua MPR yang memberi dia alasan untuk lebih

sering berhubungan dengan Presiden sebagai sesama lembaga tinggi negara.

Soetrisno Bachir adalah pendukung Jokowi dalam proses pilpres yang baru lalu.

KOLOM

Page 86: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 86/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

Bila peluang ini akan dimanfaatkan Jokowi, ada keperluan untuk memberi konsesi

politik formal kepada PAN dalam bentuk pos kementerian di kabinet.

Sekarang atau Nanti?

Masalahnya adalah apakah sekarang saat yang tepat? Jawabannya adalah bukan

sekarang. Belum ada hal luar biasa yang mengharuskan Presiden mengganti men-

teri-menterinya sekarang. Bila kabinet terkesan lamban di sana-sini, mengingat

waktunya masih enam bulan, bisa jadi masalahnya bukan di menteri-menteri. Bisa

 jadi masalahnya ada di Presiden sendiri yang belum mampu secara jelas dan tegas

menetapkan agenda prioritas untuk setiap kementerian.

Banyak menteri juga masih dalam proses melakukan konsolidasi internal se-hingga, dalam pelaksanaan kebijakan, pasti aksinya belum terlihat. Bila Presiden

merombak kabinet sekarang, itu jelas menunjukkan ketidakmampuan Presiden

membentuk kabinet yang baik dari awal. Merombak kabinet sekarang hanya akan

menunjukkan kegagalan kepemimpinan Presiden di tahap awal pemerintahan.

Bila mempertimbangkan alasan politis perombakan kabinet, Presiden perlu

waktu untuk mencari cara mengakomodasi partai di luar anggota kabinet yang

ada sekarang. Tampaknya akan sulit bagi Presiden untuk mengurangi jatah partai

yang sudah ada. Bila pilihannya adalah mengurangi jatah menteri dari nonpartai,

tantangan bagi Presiden adalah bagaimana menjelaskannya kepada publik. Bukan-

kah sejak awal Presiden menjanjikan akan membentuk kabinet yang diisi oleh lebih

banyak menteri dari nonpartai.n

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

KOLOM

Page 87: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 87/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

OLEH: YON MOEIS

BIODATA

Nama: Yon Moeis

Tempat/Tanggal Lahir:

Solok, 1 Mei 1960

Twitter: @yonmoeis

Pendidikan:

Sekolah Tinggi Publisistik

Karier:

●  Wartawan Majalah Sporti

●  Tabloid Bola

I

MAMNahrawi seketika terdiam. Dia seperti tak berdaya setiap kali mendengar

hanya ada satu pilihan bagi sepak bola Indonesia: sanksi dari FIFA. Bisa jadi,Imam tak bisa membayangkan suatu saat nanti hukuman itu benar-benar jatuh

dan pintu jalan ke arah itu dia sendiri yang membukanya. “Bagaimana dengan

pemain? Kasihan kan mereka,” kata Imam.

Obrolan sepak bola yang berpindah-pindah topik itu berlangsung akhir Januari

lalu. Tiga bulan setelah pertemuan di kompleks Menteri Widya Chandra, Jakarta

Selatan, Sabtu, 18 April lalu, Imam Nahrawi akhirnya membuka pintu itu. Pemerintah,

lewat tangan Menteri Pemuda dan Olahraga, membekukan Persatuan Sepak Bola

Seluruh Indonesia sebagai induk cabang sepak bola di negeri ini.Surat pembekuan yang dilayangkan pada saat PSSI sedang berkongres di Sura-

baya itu tentu saja bukan sesuatu yang terpaksa dan dipaksakan. Imam pasti sudah

mempertimbangkan masak-masak apa yang sudah dan akan dia lakukan: membe-

kukan PSSI berarti mengundang sanksi FIFA sebagai organisasi sepak bola dunia.

Pembekuan yang dinilai kontroversial ini pada akhirnya memunculkan polemik. Ada

BANYAK NEGARA JUSTRU BERPRESTASI SETELAH PEMERINTAHNYA

MEMBENAHI PERSATUAN SEPAK BOLA MEREKA MESKI DIBERI SANKSI FIFA.

SEPAK BOLATAK BOLEH MATI

Page 88: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 88/196

KOLOM

Page 89: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 89/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

gagal di Asian Games Incheon, Korea Selatan; kandas di Piala AFC U-19 di Myanmar,

Oktober (tuan rumah Myanmar maju ke semifinal sebelum dikandaskan Qatar yang

akhirnya tampil sebagai juara); dan babak-belur di Piala AFF Suzuki, November. Tim

nasional sempat digunduli Filipina 4-0.Sanksi bukan berarti kiamat dan bakal mengubur dalam-dalam sepak bola Indone-

sia. Banyak negara yang menyerahkan “leher” ke FIFA untuk menerima sanksi, sebut

saja Yunani, Brunei, Peru, dan Irak, yang membuat negara-negara itu berbenah dan

kembali dengan wajah yang bersih.

Australia bisa dijadikan contoh ketika sepak bola di Negeri Kanguru remuk lantaran

korupsi dan pada 2003 melakukan “cuci gudang”. Berdasarkan Crawford Report dari

hasil investigasi tim Independent Soccer Review Committee, yang berada di bawah

komando Rod Kemp (waktu itu menjabat Menteri Olahraga Australia), pemerintah

Australia menutup Soccer Australia, yang kemudian menjadi Football Federation

Australia. Dan hasilnya kita bisa lihat bersama bagaimana Australia membenahi,

membangun sepak bola, dan meraih prestasi.

Sepak bola tak boleh mati di negeri ini. Ketika Imam Nahrawi membuka pintu me-

nuju pembenahan, hendaknya diterima dengan hati yang jernih, bukan melakukan

perlawanan lantaran dihantui kecurigaan hanya ingin merusak dan “membunuh”

banyak orang yang berkepentingan dengan sepak bola itu sendiri.n

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

INSPIRING PEOPLE

INSPIRING PEOPLE

Page 90: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 90/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

BU DOKTER DI SEKOLAH

PEMULUNG“ANAK-ANAK INI TIDAK

BISA MEMILIH UNTUK

TAK DILAHIRKAN DARI

KELUARGA PEMULUNG

DAN KELUARGA MISKIN.”

INSPIRING PEOPLE

Page 91: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 91/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

MEREKA tinggal hanya beberapa

kilometer dari Ibu Kota Jakarta.

Tapi nasib mereka nyaris serupa

dengan mereka yang ada di ujung

terjauh negeri ini. Mereka hampir tak menik-mati setetes pun hasil proyek-proyek besar di

Ibu Kota Jakarta.

Lantaran tak punya secarik kartu identitas,

mereka tak bisa memperoleh fasilitas apa pun

dari pemerintah. Mereka tak bisa mendapatkan

pengobatan gratis, tak bisa mengurus status

pernikahan, tak mendapatkan pula pendidikan

gratis bagi anak-anak mereka. Mereka seperti

tak pernah ada.

“Warga yang benar-benar miskin itu, ya, yangseperti ini. Tak mendapatkan akses apa pun,

baik akses pendidikan, kesehatan, dan lainnya

karena mereka tak punya identitas. Mereka tak

hanya miskin materi.... Mereka ini miskin yang

tersistematis,” kata Irina Among Praja, 57 tahun,

INSPIRING PEOPLEINSPIRING PEOPLE

Page 92: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 92/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

pekan lalu. Sudah bertahun-tahun Irina kenal

mereka dan bergelut membantu meringankan

persoalan mereka.

Ada sekitar 500 keluarga pemulung sampah

yang tinggal berjejal di kampung itu, di Bintara,Kota Madya Bekasi. Mereka sebagian besar

berasal dari daerah tak jauh dari Jakarta, seper-

ti Karawang, Subang, dan Jonggol. Bau busuk

timbunan sampah menyebar ke mana-mana,

membuat sesak napas. Terjepit di tengah

kampung pemulung, Irina mendirikan Sekolah

Kami, sekolah bagi anak-anak dari keluarga mis-

kin di kampung pemulung itu, sejak beberapa

tahun lalu.

Lulus sebagai dokter dari Universitas Padjad- jaran, Bandung, tak pernah terlintas di benak

Irina bahwa dia akan menghabiskan waktu

untuk mengurus sekolah. Bercita-cita menjadi

guru pun tak terpikir. “Kalau saya suka menjadi

guru, mungkin saya sudah mengambil sekolah

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

INSPIRING PEOPLE

Page 93: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 93/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

di IKIP, bukan di kedokteran,” kata Dokter Irina.

Sudah hampir 40 tahun dia bekerja sebagai

dokter.

Bisa dibilang, Irina tak sengaja bertemu deng-

an dunianya yang baru. Kala itu, pada awal 2001,

dia sering berkunjung ke penampungan trans-migran untuk wilayah DKI Jakarta di Pondok

Kelapa, Jakarta Timur. Keluarga transmigran

yang terusir dari tanah mereka gara-gara kon-

flik ditampung sementara di gedung Transito

menunggu dialihlokasikan ke daerah lain.

Irina, yang datang untuk memeriksa kondisi

kesehatan mereka, prihatin melihat anak-anak

keluarga transmigran tak bisa bersekolah dan

tak punya kegiatan. Dia berinisiatif membuat

kelompok belajar bersama. Kegiatannya ma-

cam-macam, mulai mendongeng, bermain,atau sekadar mendengar anak-anak saling ber-

bagi cerita. Ada sekitar 100 anak transmigran

yang ikut kelompok belajar Irina.

Rupanya kegiatan itu menarik minat sejumlah

anak pemulung yang tinggal tak jauh dari ge-

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

Warga yang benar-benar miskin itu, ya,yang seperti ini.

INSPIRING PEOPLE

Page 94: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 94/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

dung Transito. Mereka turut bergabung dengan

anak-anak transmigran. Lama-kelamaan jumlah

anak transmigran susut karena mereka meng-

ikuti orang tuanya ke daerah baru. Tinggallah

anak-anak pemulung yang tersisa. Merasa ka-sihan karena anak-anak ini sejak awal memang

tak pernah mencecap bangku sekolah, Irina

memutuskan melanjutkan kegiatan kelompok

belajar. Apalagi anak-anak terlihat antusias dan

memiliki semangat belajar yang tinggi.

Sayang, “sekolah pemulung” itu tak berumur

lama. Pihak Kantor Wilayah Transito keberatan

gedungnya dipakai untuk “sekolah pemulung”.

Irina dipersilakan angkat kaki. Sempat “meng-

ungsi” ke emper masjid dan satu ruko, akhirnyaIrina mendapat pinjaman gedung Pusat Kegiat-

an Belajar Masyarakat Jakarta Timur.

Irina, yang tengah bersemangat tinggi, sem-

pat turut memugar gedung itu. Tapi “sekolah

pemulung” di gedung itu juga hanya berumur

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

INSPIRING PEOPLE

Page 95: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 95/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

pendek. Irina kembali diminta pergi pada 2006,

setelah dua tahun menempati. Padahal, menu-

rut Irina, semula dia dijanjikan bisa meminjam

tempat itu selama lima tahun. Tapi apa daya,

empunya gedung tak lagi menghendaki.

Capek terus-menerus diusir, Irina mencari

lahan yang bisa disewa dengan harga murah.

Dia menemukan lahan lumayan luas, sekitar

setengah lapangan sepak bola. Posisinya me-

mang tak begitu sedap, berada di antara tem-

pat penimbunan sampah. Tapi justru paling pas

karena lokasinya berimpit dengan kampung

anak-anak pemulung itu.

Secara bertahap Irina menyulap lahan yang

dipenuhi timbunan sampah berbau busuk

menjadi tempat belajar yang menyenangkan.

Lahan ini dibuat menjadi kompleks belajar dan

bermain. Dia sendiri yang membangun dan

mendesain bangunan yang terdiri atas beberapa

bangunan serupa gazebo besar untuk beberapa

kegiatan anak-anak didiknya.

 Jangan bandingkan fasilitas di sekolah pemu-

INSPIRING PEOPLE

Page 96: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 96/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

lung ini dengan sekolah swasta supermahal di

 Jakarta. Sebab, anak-anak pemulung itu berse-

kolah tanpa bayar ongkos satu rupiah pun. Tapifasilitas di sekolah Irina ini lumayan oke. Ada ru-

ang untuk bermain musik dan angklung, ruang

menjahit, ruang belajar, perpustakaan, ruang

kreasi, dan ruang kelas. Dia memberi nama

sekolah bagi anak-anak dari keluarga miskin itu,

Sekolah Kami.

Ada 150 anak-anak setara sekolah dasar dan

sekolah menengah pertama belajar di SekolahKami. Mereka tak dikenai biaya, malah anak-

anak itu kerap mendapatkan bingkisan, menda-

pat seragam sekolah yang biasa digunakan tiap

Selasa dan Kamis, serta mendapatkan aneka

macam pelajaran dan keterampilan secara cu-

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

INSPIRING PEOPLE

INSPIRING PEOPLE

Page 97: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 97/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

ma-cuma.

Irina memodifikasi kurikulum di sekolah

umum dan menyesuaikan dengan kebutuh-

an anak-anak kampung itu. Selain membekali

mereka dengan pelajaran sains, matematika,

bahasa, sosial, dan seni, anak-anak juga diajari

keterampilan menjahit, merajut, dan membuat

kerajinan tangan. “Bu Ina ingin anak-anak me-

miliki keterampilan,” ujar Puji Lestariningsih, 39

tahun, salah satu guru di Sekolah Kami.

Irina berharap anak-anak Sekolah Kami tak

bernasib seperti orang tua mereka. Dia paham

kesulitan hidup yang dihadapi orang tua murid-

muridnya bukan masalah sederhana, yang bisa

tuntas segampang membalikkan telapak tangan.

Irina hanya berharap bekal pendidikan dan kete-

rampilan dari Sekolah Kami bisa membuat masa

depan murid-muridnya lebih baik.

“Anak-anak ini tidak bisa memilih untuk tak dila-

hirkan dari keluarga pemulung dan keluarga mis-

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

INSPIRING PEOPLE

INSPIRING PEOPLE

Page 98: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 98/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

kin. Untuk itu, mereka harus dipersiapkan supaya

tak bernasib seperti orang tuanya,” kata Irina.

Kendati berada di tengah kampung pemulung,

di antara timbunan sampah, dan pelajaran berbe-

da dari sekolah umum, anak-anak pemulung itu

menikmati belajar di Sekolah Kami. Mereka justru

senang dan merasa menjadi siswa istimewa karena

mendapatkan banyak pelajaran dan keterampilanyang tak diajarkan di sekolah lain.

Sinta Chintyawati, 11 tahun, dan Dede Karyadi

(12) menikmati betul bertahun-tahun belajar di

Sekolah Kami. Banyak pelajaran yang didapat di

Sekolah Kami yang hanya bisa didapat di seko-

lah swasta yang sangat mahal. Di Sekolah Kami,

mereka sempat diajar guru bahasa Inggris yang

berasal dari Amerika Serikat dan Inggris. Mere-

ka juga belajar rupa-rupa keterampilan tangan,

seperti membuat tas dari bungkus kopi, sabun

natural, dan beberapa keterampilan lainnya.

“Pokoknya menyenangkan. Teman-teman dan

guru semua baik. Dan semua itu saya dapatkan

cuma-cuma. Tak perlu bayar,” ujar Dede. Anak

kelima dari tujuh bersaudara itu kini duduk di

bangku kelas V. Seperti Dede, orang tua Sinta juga bekerja sebagai pemulung sampah.

Sehari-hari, sepulang sekolah, Dede masih

membantu orang tuanya memulung hingga

menjelang magrib. Rata-rata setiap hari ia

mendapatkan uang hasil menjual barang bekas

sebesar Rp 10 ribu. Uang itu dia belikan beras

buat makan sekeluarga. Pulang sekolah, Sinta

bertugas mengasuh adiknya yang baru ber-umur 2 tahun, sementara orang tuanya mencari

makan dengan mengais-ngais barang di antara

tumpukan sampah. Sinta menyimpan mimpi,

suatu hari nanti dia ingin jadi guru.■ KUSTIAH

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

INSPIRING PEOPLE

INSPIRING PEOPLE

Page 99: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 99/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 19 - 25 JANUARI 2015

NAMA:

Irina Among Praja

LAHIR:

Bandung, 12 Juli 1958

SEKOLAH

● Fakultas Kedokteran Universitas Padjad-

 jaran, Bandung

PEKERJAAN●Dokter di Rumah Sakit St. Carolus,

 Jakarta

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

RUMAH

RUMAH

Page 100: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 100/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

   F   O   T   O -   F

   O   T   O  :   R   E   N   G   G   A

   S   A   N   C   A   Y   A   /   D   E   T   I   K   C   O   M

SENSASI RINDANG DAN LAPANG MEMBUAT RUMAH AGUSSUDIBYO SEPERTI BUKAN BERADA DI JAKARTA, MELAINKANSERASA DI KAMPUNG HALAMAN.

SENSASI

TRADISIONALALA AGUSSUDIBYO

RUMAH

Page 101: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 101/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

M

ENEMUKAN rumah Agus Su-

dibyo di kompleks Perumahan

Kehakiman di Utan Kayu, JakartaTimur, tidaklah sulit. Bahkan tak

perlu bertanya kanan-kiri.

Tinggal cari gedung Badan Pengawas-

an Keuangan dan Pembangunan di Jalan

Pramuka. Nah, rumah Agus persis berada di

belakangnya. Di sebelah rumah Agus, ada

Puskesmas Pengayoman.

Selain ancar-ancarnya gampang, rumah

Agus berbeda dengan rumah-rumah lain di

sekitar kompleks itu. Sementara sebagian

besar rumah berdesain minimalis, rumah

Agus justru terlihat “jadul”.

Perbedaan lain juga bisa dilihat dari ha-

Page 102: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 102/196

RUMAHRUMAH

Page 103: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 103/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

RUMAH

RUMAH

Page 104: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 104/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

annya, Blitar, Jawa Timur.

Selain senang bertemu dengan keluarga dan

kerabat saat pulang kampung, ia menemu-

kan kedamaian. Agus senang karena hampirsemua rumah kerabatnya bergaya tradisional

khas Jawa. Namun perlahan rumah-rumah

penuh kedamaian itu hilang berganti rumah

tembok. Tak jauh beda dengan rumah-rumah

di Yogyakarta, tempat ia berkuliah, dan rumah

di Jakarta, tempat ia berkarya. “Semua bersalin

rupa menjadi rumah yang penuh-sesak dengan

sekat, tembok, keramik. Ke kampung halamanseperti tak pulang kampung lagi,” ujarnya saat

berbincang dengan majalah detik.

Kecewa? Tentu saja. Namun bapak dua anak

ini tak bisa berbuat apa-apa. Sebab, saat ini

hampir sebagian besar orang di desa meng-

gunakan kota sebagai kiblat pembangunan,

termasuk dalam mendesain rumah.Sejak menemukan rumah-rumah kampung

hilang berubah bentuk, ia kemudian berusaha

membangun angan-angan untuk membuat

rumah seperti dalam kenangannya. Pada 2012,

tanah seluas 570 meter persegi yang ia beli

MAJALAH DETIK  30 MARET - 5 APRIL 2015

RUMAH

Page 105: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 105/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

dari mantan pegawai Perhutani

ia dirikan rumah berlantai dua,

masing-masing seluas 120 meterpersegi.

Semua tanaman besar-besar

sengaja ia biarkan. Tanaman be-

sar yang berserak di sepanjang

sisi depan dan kiri rumah justru

menjadi daya tarik tersendiri. Menambah kes-

an kampung halaman. Di teras, Agus mele-

takkan seperangkat kursi jengki yang terbuatdari rotan di sisi kiri teras rumah dan satu

kursi kayu dari potongan gelondongan jati.

Memasuki rumah, kesan kampung tak ber-

ubah. Agus konsisten. Dari luar hingga isi

rumahnya ia desain dengan gaya tradisional.

RUMAH

RUMAH

Page 106: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 106/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Semua furniturnya tak ada yang berbau modern.

Dua sisi kanan dan kiri ruangan di dalam rumah juga berisi

seperangkat meja-kursi jengki dari rotan. Bentuknya cekli. Tak

norak dan tak ndeso.

Beberapa perangkat lain, seperti meja bulat dan rak kayu

 jati tua, mempermanis ruangan. Kenangan seperti mewujud

dengan kehadiran sepeda motor Honda Astrea Prima di

dekat jendela.

Honda Astrea Prima itulah yang biasa mengantarkannya

ke mana-mana saat SMA dan berkuliah. Dulu, sepeda motor

itu dikirim ke Blitar, Jawa Timur, tapi kini diboyong ke Jakarta.

Meski berdiri di tengah kota, duduk di dalam rumah Agus takterdengar suara berisik jalanan atau rasa gerah. Suasana ber-

tambah sejuk dengan lantai plester dan jarak lantai dengan

atap yang tinggi.

Semua dinding berbata dibiarkan terekspos tanpa sentuhan

penutup semen. Bentuk dan warna bata merah justru membuat

rumah tampaknyeni. Desain dan pilihan furnitur di living room 

dan ruang makan di sebelahnya juga tak jauh beda dengandi ruang depan. Semuanya terkesan tempo dulu tapi keren.

Selain dinding bata yang Agus biarkan terekspos, lantai ples-

ter, dan furnitur tradisional, bahan bangunan rumah yang

konsisten digunakan adalah bambu.

Reng, usuk, ornamen atap, pagar, dan tangga, semuanya

RUMAHRUMAH

RUMAH

Page 107: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 107/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

berasal dari bambu. Agus khusus berburu

bambu berkualitas ke Sukabumi, begitu juga

bata merah dan bata putih dari gamping.

Sedangkan gentingnya ia beli di Magelang,

 Jawa Tengah, dan beberapa kayu, seperti ko-

sen, daun pintu, jendela, dan papan swastikaMadura ia beli di Yogyakarta dengan harga

murah.

Kayu-kayu itu berharga murah karena se-

mua yang ia beli merupakan tipe dan jenis

kayu kelas dua. Tak mengherankan jika ba-

nyak bekas lubang paku dan sempalan kecil

di beberapa sisi dan sudutnya.

Saat pemasangan, tanpa sepengetahuan

Agus, tukang sempat memplester dan mem-

 finishing  lubang-lubang dan goresan kayu.

Namun Agus memintanya mengembalikanseperti semula. Yang tampak beda mungkin

di lantai dua. Desain hampir sama dengan

lantai di bawah. Hanya lantainya yang mem-

bedakan, yakni keramik bermotif kayu.

Lantai ini, menurut Agus, merupakan hasil

RUMAH

RUMAH

RUMAH

Page 108: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 108/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

kompromi dengan ibunya. Ia menuruti kemau-

an ibunya, yang meminta semua lantai rumah-

nya tak diplester. Dan menyisakan lantai dua

untuk dikeramik. Lengkap sudah. Antara desain,bangunan rumah, dan pepohonan yang besar-

besar membentuk dan menghadirkan suasana

masa lalu. Suasana kampung halaman kini ha-

dir di dalam rumahnya. “Kami (Agus dan istri)

pemuja masa lalu. Dan ingin merawat rumah

tradisional yang sekarang jarang kita temukan

di kampung-kampung,” ujarnya.

Agus mengaku puas dengan rumah yangia tempati sejak 2013 itu. Ia telah menjadikan

rumahnya sebagai tempat untuk pulang bersua

dan berkumpul bersama orang-orang yang

dicintainya.nKUSTIAH | KEN YUNITA

GAYA HIDUP

GAYA HIDUP

Page 109: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 109/196

   F   O   T   O  :   T   H   I   N   K   S   T   O   C   K

PENYELAMAT

MUSIK INDONESIA?

VINIL,

DI TENGAH KARUT-MARUTNYA KONDISIPERMUSIKAN DI TANAH AIR, VINIL MUNCUL

KEMBALI DENGAN MENJANJIKAN RILISAN FISIKBERSUARA TERBAIK.

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

GAYA HIDUP

GAYA HIDUP

Page 110: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 110/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

ERA digital sedikit-banyak membuat

kehidupan masyarakat berubah. Ma-nusia modern disibukkan oleh aneka

perangkat canggih plus layanan Inter-

net yang semakin mudah.

Namun kemajuan teknologi bagai dua sisi

mata uang. Di sisi lain membawa kebaikan, di

sisi lain menyebabkan beberapa hal mengalami

masa-masa sulit.

Dan musik menjadi salah satu komoditas

yang jatuh-bangun akibat era digital. Musik

dan perusahaan label  seolah-olah kehilangan

kontrol akan karyanya.

Album dan ringback tone tak bisa diharapkan

lagi untuk mengumpulkan pundi-pundi uang.

Dengan koneksi Internet dan kehadiran musik

digital, orang-orang dengan mudah meng-

unduh lagu favoritnya.

Apalagi dengan hadirnya berbagai situs ber-

bagi. Musik bajakan seakan berkeliaran dengan

GAYA HIDUPGAYA HIDUP

Page 111: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 111/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

   W   I   K   I   P   E   D   I   A

bebas tanpa bisa dihindari maupun dihalangi.

Bens Leo, pengamat musik Indonesia, me-ngatakan, selain karena kemajuan teknologi,

rekaman musik ditinggalkan lantaran orang kini

lebih senang dengan format yang lebih praktis.

"Format digital juga lebih enak, kan. Bisa

didengarkan di mana saja dan bisa dipindah-

pindah ke mana saja," ujarnya.

Namun harapan mulai muncul. Salah satunya

lewat vinil atau piringan hitam. Rupanya para

musikus ingin menggaet para pencinta musik

dengan suara terbaik.

Vinil mulai dikenal pada 1948. Awalnya, vinil

terbuat dari bahan kaca, karet, dan plastik. Tapi

paling terkenal adalah dari shellac, yaitu bahan

kapas yang biasa digunakan untuk membuat

kertas manila.

Namun bahan-bahan itu ternyata mudah

sekali rusak. Hingga akhirnya industri musikkala itu menemukan plastik polimer yang lebih

awet.

Pada masa kejayaannya itu, musikus mulai

The Beatles, Rolling Stone hingga Art Garfun-

kel, turut meluncurkan albumnya dalam bentuk

piringan hitam.

Di Indonesia, eksistensi vinil bermula pada

1957. Album-album keluaran Guruh Gipsy, Koes

Plus, serta Dara Puspita sempat terkenal di era

piringan hitam.

Seiring dengan berjalannya waktu, sarana

pemutar musik lainnya mulai bermunculan.

GAYA HIDUP

GAYA HIDUP

Page 112: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 112/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Salah satunya kaset, yang mulai dikenal pada

1963. Namun media ini belum mampu me-

nyaingi kualitas piringan hitam.

Dari segi fisik, piringan hitam besar dan agak

berat, kira-kira 90-200 gram. Namun kelebih-

an piringan hitam yang tidak mudah rusak dan

suara yang direkam bagus membuatnya dapat

bertahan.

Kepopuleran piringan hitam mulai tergeser

sejak kemunculan compact disc atau CD, yang

populer pada 1980-an. Format musik baru ber-

nama MP3 dianggap lebih praktis.

Namun kini vinil kembali unjuk gigi. Pada

2010-an, piringan hitam mulai hadir meramai-

kan industri musik di Indonesia. Salah satu

penyebabnya adalah penjualan CD yang terus

menurun.

Hal itu karena orang-orang bisa mendapat-

GAYA HIDUP

Page 113: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 113/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

kan musik atau lagu dengan kualitas lebih baik

dari berbagai situs berbagi di Internet.

Namun ternyata ada “pasar” yang muncul.

Orang kembali memburu piringan hitam untuk

bisa menikmati suara dengan kualitas bagus

dari benda yang telah lama ditinggal-

kan.

Seperti dalam penyelenggaraan

Record Store Day 2015, sebuah

acara yang menjadi wadah ber-

kumpulnya para pencinta rilisan

fisik. Sebanyak 2.200 pencinta rilis-an fisik hadir.

Mereka bukan hanya sekadar cuci

mata, tapi juga turut membeli ribu-

an pelat vinil yang dijual. Selama dua

hari, ada 51 bentuk rekaman spesial

dirilis oleh tokoh-tokoh ternama.

Semangat mengembalikan kejayaan

piringan hitam juga muncul dari para

musikus Indonesia. Pada Agustus tahun

lalu, d’Masiv merilis album terbarunya yang

berjudul Hidup Lebih Indah.

Dua bulan setelahnya, d’Masiv kembali meri-

lis ulang album tersebut dalam format piringan

hitam. Isinya sama persis seperti album yang

dirilis sebelumnya.

Namun Rian, sang vokalis, menyebut ada

rasa yang berbeda saat mendengarkan lagu

versi vinil. “Ada rasa yang beda saat mende-

ngarkan piringan hitam, seperti ada dimensi

lainnya,” ujarnya.

Ia mengaku mengoleksi kaset semenjak

duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Hingga pada 2010, Rian memberanikan diri

untuk mampir ke toko vinil.Pada awalnya, salah seorang pemilik toko

memberikan Rian satu buah pelat vinil secara

gratis. Lama-kelamaan, Rian menjadi ketagihan

dan rutin membeli vinil tiga kali dalam seming-

gu.

Uang tidak menjadi masalah baginya. Seba-

gai seorang musikus, Rian ingin melestarikan

kultur piringan hitam. “Ada tanggung jawab

untuk menyambungkan piringan hitam,” kata

Rian, yang punya 1.500 pelat vinil.

Merekam dalam bentuk piringan hitam yang

membidik konsumen lebih khusus dianggap

GAYA HIDUP

Page 114: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 114/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

bisa menjadi alternatif para musikus untuk

menjual karyanya.

Sejumlah toko musik kini bahkan sudah

mulai beralih menjual piringan hitam. Hal ini

karena saat ini peminat piringan hitam terus

meningkat.

Selain rekaman baru, berbagai jenis koleksi

musik lawas dicari, mulai rock , progressive rock ,

 soul,  pop rock ,  grunge, hingga koleksi dari ne-

geri sendiri, seperti koleksi dari Benyamin S.

(almarhum).

Antusiasme tinggi akan karya seni indie juga

mulai menjangkiti kalangan kaum muda hip-

 ster . Bagi mereka, barang kuno telah menjelma

menjadi barang berharga atau a must have

item.

Hal ini bisa dilihat dari kemunculan dua toko

penjual piringan hitam di Pasar Santa, JakartaSelatan. Para pencinta musik piringan hitam

sengaja mengunjungi Laidback Blues Record

Store maupun Substore.

Harganya juga bervariasi. Mulai seratus

ribu hingga jutaan rupiah. Hanya, untuk

piringan hitam yang berisi lagu-lagu para

musikus legendaris, harganya bisa menjadi

lebih mahal. n MELISA MAILOA | KEN YUNITA

Page 115: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 115/196

WISATA

WISATA

Page 116: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 116/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

INDONESIAmemang gudangnya

pulau-pulau dengan pemandang-

an indah. Namun mungkin pulau

berpasir putih dengan gulungan

ombak nan menakjubkan yang satu

ini bisa menjadi pilihan.

Bora Bora merupakan pulau kecil

di Polynesia, di sebelah selatan Sa-

mudra Pasifik. Secara administrasi,Pulau Bora Bora dikuasai Prancis,

tapi lokasinya benar-benar jauh dari

negara Menara Eiffel itu.

Polynesia merupakan daerah be-

kas jajahan Prancis dan memiliki pulau yang

tersebar di Samudra Pasifik. Salah satunya

yang menawan adalah Pulau Bora Bora di

Kepulauan Tahiti.

Meski agak terpencil, Bora Bora cukup mu-

dah dijangkau. Di sana sudah terdapat bandar

udara yang bisa mengantarkan wisatawan ke

surga dunia ini.

Datanglah pada bulan Mei. Cuaca di Bora

Bora cukup bersahabat karena intensitas huj-an sedikit. Dengan begitu, jadwal wisata tidak

akan terganggu.

Untuk mencapai kepulauan ini, para traveler  

bisa memesan pesawat dengan tujuan Tahiti.

Dari bandara, perjalanan bisa dilanjutkan     D     E     T     I     K     T     R     A     V     E     L

     T     H     I     N     K

     S     T     O     C     K

     T     H     I     N     K     S     T     O     C     K

WISATA

Page 117: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 117/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

     T     H     I     N     K     S     T     O     C     K

dengan feri menuju Vaitape.

Nah, dari Vaitape, ada bus-

bus kecil yang siap mengantar

para turis menuju hotel sesuai

dengan pesanan. Moda trans-

portasi feri dan bus sudah di-

tanggung Tahiti Air, maskapai

di Polynesia.

Bersiaplah untuk bilangwow  

melihat laguna indah berwarna biru terang

begitu kaki menginjakkan tanah di Bora Bora.

 Juga hamparan pasir putih berkilauan.

Ada hotel di atas laut yang bisa dijadikan

tempat menginap. Penginapan itu sengaja

dibuat khusus untuk memanjakan para pe-

ngunjung pulau.

Dari udara, deretan penginapan dengan fasili-

tas lengkap itu terlihat seperti akar pohon yang

     T     H     I     N     K     S     T     O     C     K

Page 118: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 118/196

WISATA

Page 119: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 119/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

bawah laut Pulau Bora Bora.

Bersiaplah dengan sambutan ikan-ikan kecil

dengan tarian lucunya. Mereka senantiasa

meliak-liuk di antara batu karang yang sangat

terawat.

Buat yang tidak pandai menye-

lam, tenang saja, wisatawan tetap

bisa menikmati pemandangan

bawah air Bora Bora karena air

lautnya sangat jernih. Dari permukaan saja

dunia bawah laut Bora Bora terlihat indah.

Beberapa aktivitas di pulau ini bisa dila-

kukan secara gratis. Salah satunya berjemur

atau bermain di pinggir pantai berpasir putih.

Kegiatan paling favorit pengunjung pulau

adalah berjemur di depan penginapan sambil

menikmati indahnya  sunset. Itulah saat-saat

paling sempurna untuk menikmati secangkir

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

     T     H     I     N     K     S     T     O     C     K

     T     H     I     N     K     S     T     O     C     K

WISATA

Page 120: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 120/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

teh hangat.

Bukan cuma pemandangan indah, para turis

 juga bisa melakukan wisata sejarah dengan

mengunjungi situs bersejarah peninggalan

Perang Dunia II. Ada juga situs peninggalan

nenek moyang orang Polynesia.

Ada juga sejumlah galeri seni, studio, dan

toko suvenir khas Bora Bora. Perhiasan paling

terkenal dari pulau ini adalah mutiara hitam

dengan harga bervariasi.

 Jika beruntung, turis bisa menikmati Polynesi-

an Show, yaitu pertunjukan tarian lokal dengan

iringan musik tradisional setempat. Acara terse-

but biasa digelar satu kali dalam seminggu.

Tambahi pengalaman seru di pulau pesaing

Maladewa itu dengan menjelajah hingga ke

puncak Gunung Otemanu dan Gunung Pahia.

Kedua gunung tersebut berada di tengah-te-

ngah Pulau Bora Bora.

Gunung berapi yang kini tak lagi aktif itu

memiliki pemandangan yang sangat indah. Dari

puncak gunung ini, Pulau Bora Bora terlihat

semakin sempurna. Benar-benar lengkap!■ 

KEN YUNITA

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

     T     H     I     N     K     S     T     O     C     K

Page 121: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 121/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

‘ T A  M A  N ’ 

 T E RS E M B U N Y I 

 D I  K E M A  NG

MAJALAH DETIK 

27 APRIL - 3 MEI 2015

 L E T A  K N Y A   A G A  K  T E RS E M B U N Y I, COCO K 

 D IJ A  D I K A  N  T E M P A  T  U N T U K  M E NG H I L

 A  NG 

S EJ E N A  K  D A  R I S I B U K N Y A   H A  R I- H A  R I

.

Page 122: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 122/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 

27 APRIL - 3 MEI 2015

Page 123: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 123/196

Page 124: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 124/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

pintu kaca besar serta interior berwarna putih

dan hitam.

Biar terkesan “taman”, pengelola sengaja

memasang atap tembus pandang di beberapa

sudut ruangan. Di siang hari, agar tak terlalubermandi matahari, atap itu ditutup terpal.

Di area restoran bagian dalam, saya disambut

aneka pepohonan. Sayang, hampir semuanya

tanaman plastik. Pada dinding ruangan terdapat

aksen mural bertema taman.

Uniknya, ada tulisan, seperti “Daze” dan “Li-

nger”, yang ditempel di dinding dan terbuat dari

tanaman plastik yang tertutup dengan sekat

transparan. Lucu!

Ada banyak pilihan tempat duduk untuk

tamu. Saya, yang kebetulan ingin makan siang

bersama beberapa rekan, memilih sofa panjang

di bawah tulisan “Linger”.Di area lain, ada meja-kursi layaknya meja

makan. Mungkin tempat duduk itu dipilih oleh

tamu-tamu yang hanya ingin sekadar makan,

bukan mengobrol.

Di bagian luar, ada beberapa spot yang "taman

Page 125: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 125/196

Page 126: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 126/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

banget". Bangku-bangkunya lebih santai dan

khas taman. Sebelumnya, saya tertarik duduk di

sana. Mungkin lain kali saya akan mencobanya.Kalau ingin melihat aksi bartender   meracik

minuman, silakan menempati kursi-kursi tinggi

di meja bar. Lokasi ini biasa menjadi pilihan para

tamu yang datang ke Hyde untuk minum saja.

Karena saya datang untuk makan siang, menu

yang saya cari adalah menu makan siang. Kebe-

tulan, sejak April lalu restoran ini meluncurkan

paket makan siang berkonsep unik: Lunch

Quickie.

Saya langsung mengerutkan dahi begitu

melihat kata “quickie”. Apalagi harga yang dita-warkan adalah Rp 69 ribu ++. Hmm, saya jadi

tertarik mencobanya.

Paket makan siang ini menawarkan hidangan

praktis, bergizi, sekaligus mengenyangkan. Saking

praktisnya, menu ini disajikan dalam lunch box .

Page 127: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 127/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

Dari empat menu yang ditawarkan, saya

tertarik pada foto Smoked Sausages Hotdog

with Calepso Sauce. Kenapa saya tertarik?

Hmm, mungkin Anda bisa melihatnya sendiri,

ha-ha-ha...

Menu ini menggunakan sosis asap dengantekstur lembut dan juicy . Sehat karena dipadu-

kan dengan roti gandum kaya vitamin B dan

potongan tomat serta calepso sauce.

Di atas sosis yang ditata sedemikian rupa

itu, terdapat sejumput kecambah alfalfa yang

menyerupai bulu halus. Rasanya renyah dan

segar.

Teman saya yang kelaparan memilih menu

Lunch Box 2. Terdiri atas salad  segar, kentang

goreng, main course, dan egg pudding  yang

disajikan di dalam sebuah kotak plastik trans-

paran.

Hidangan utamanya mirip open sandwich.

Baguette  dipanggang sehingga beraromakhas. Di atasnya terdapat selada ungu dan

hijau, telur setengah matang, dan daging sapi

berlumur keju mozzarella.

Proses pemanggangan daging sapinya yang

benar di atas wajan hingga dapat mengeluar-

Page 128: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 128/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 

27 APRIL - 3 MEI 2015

Page 129: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 129/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

kan cita rasa gurih tanpa perlu ada penambah-

an bumbu secara berlebihan.

Tekstur serat dagingnya cukup halus dan

tidak terasa alot ketika dikunyah meski sudah

dingin. Pudingnya lembut, tapi sayang agakkemanisan buat saya.

Di luar paket makan siang, ada beberapa

menu, baik pembuka, main course, maupun

dessert, yang bisa dipesan. Karena saya sudah

makan sosis, saya pun memilih dessert.

Menu duo chocolate, Chocolate Soil dan

Chocolate Bomb, yang sudah terkenal diban-

derol dengan harga Rp 100 ribu. ChocolateSoil merupakan dessert  dengan penampilan

paling unik dan menarik.

Sekilas tampilan hidangan ini mirip dua pot

tanaman yang penuh dengan tanah lengkap

dengan sepucuk tunas kecil dan cacing tanah

Page 130: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 130/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

yang terlihat mengerikan. Hiii.

“Tanah” ini seutuhnya terbuat dari beberapa

 jenis cokelat. Cokelat crouton  yang renyah

berpadu dengan chocolate mousse yang lem-

but dan creamy .

Ada pula lapisan molecular chocolate dirt yang memiliki tekstur serupa dengan brow-

nies. Ada kejutan saat Anda mulai membelah

lapisan tanah ini. Cacing dari cokelat jeli akan

muncul lagi.

Adapun Chocolate Bomb berbentuk seperti

bola berukuran cukup besar. Bahan dasarnya

tidak jauh berbeda dengan Chocolate Soil.

Cokelat crouton dan chocolate mousse ditutup

dengan bola cokelat.Sebelum dinikmati, cokelat panas disiram

di bagian atasnya sehingga perlahan-lahan

bola meleleh. Cokelat bubuk berpadu dengan

chocolate mousse yang dingin dan lebih lumer.

Setelah menikmati hidangan manis, mene-

Page 131: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 131/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 

27 APRIL - 3 MEI 2015

tralkan lidah dengan memesan mocktail Green

Vairy (Rp 45 ribu) yang lebih memiliki cita rasa

asam.

Varian mocktail  yang masih terbilang baru

ini menggunakan perpaduan antara jus lemon

dan buah-buahan segar, seperti apel, kiwi, dan

srikaya.

Ada pula Namaste (Rp 45 ribu) yang menjadi

mocktail  terfavorit. Minuman tak beralkohol

ini berbahan dasar air kelapa dan jus jeruk

yang segar.

Untuk memberikan tekstur, minuman di-

beri tambahan daging kelapa serta buah leci.

Namaste, yang memberikan sensasi segar,

disajikan dalam gelas unik yang cukup besar.

Hanya, ujung gelas kaca yang agak menyem-

pit ini membuat Anda kesulitan menikmati

daging kelapa yang terendap di bagian dasar

gelas. Tapi tak apa, yang penting enak! n

MELISA MAILOA | KEN YUNITA

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

Page 132: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 132/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

KABAR BAGUSNYA, SURPLUS

PERDAGANGAN MENCAPAI REKOR. KABAR

BURUKNYA, SURPLUS BUKAN DARIKENAIKAN EKSPOR.

LAMPU KUNINGPERTUMBUHAN EKONOMI

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

Page 133: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 133/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

M

ENTERIPerindustrian dan Perda-

gangan Afrika Selatan Rob Davies

tidak menyia-nyiakan kesempatansebagai anggota delegasi negara-

nya dalam peringatan 60 tahun Konferensi Asia-

Afrika. Ia menyempatkan diri bertemu dengan

Menteri Perindustrian M. Saleh Husin dengan

tujuan satu: menggenjot ekspor negaranya.

Ia ingin Indonesia menambah barang hasil

Afrika Selatan. Bukan cuma produk kimia,

aluminium, atau buah-buahan kaleng, tapi jugaemas, yang banyak diproduksi di negara yang

terletak di pojok Benua Afrika itu. Tapi Saleh

Husin juga tak melepaskan kesempatan jualan.

Ia membujuk Afrika Selatan meningkatkan

impor komoditas dari Indonesia, seperti karet

WAHYU PUTRO A/ANTARA FOTO

Menteri Perindustrian SalehHusin dalam Asian-AfricanBusiness Summit yangmenjadi bagian dariperingatan KonferensiAsia-Afrika.

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

dan kakao. “Jadi kita saling bertukar untuk me-

numbuhkan perdagangan di antara kedua ne-

yang bisa membuat nilai tukar rupiah terangkat.

Tapi kabar buruknya patut diperhatikan bahwa

Page 134: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 134/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

numbuhkan perdagangan di antara kedua ne-

gara,” ujar Dyahwinarni Poedjiwati, Pelaksana

Tugas Direktur Jenderal Industri Internasional

Kementerian Perindustrian.

Indonesia memang ingin nilai ekspornya

digenjot. Sebab, meski neraca perdagangan

kuartal pertama tahun ini menunjukkan angka

surplus, ini bukan didorong oleh ekspor. Ini

lebih banyak karena impornya anjlok. Tampak

pada grafis neraca perdagangan, sejak setahun

ini baik ekspor maupun impor terus melemah.

Surplus triwulan ini, mencapai US$ 2,43 miliar,bahkan yang tertinggi sejak booming  ekspor

batu bara dan sawit pada 2011.

Angka surplus, menurut ekonom Mandiri

Sekuritas, Aldian Taloputra, memang bakal

berpengaruh bagus. Setidaknya ini kabar bagus

Tapi kabar buruknya, patut diperhatikan bahwa

surplus ini lebih banyak karena melemahnya

impor bahan baku dan barang modal. Kondisi

ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi

melambat.

Badan Pusat Statistik mencatat impor bahan

baku dan barang modal selama Januari hingga

Maret 2015 turun masing-masing sebesar 16,22

persen dan 10,31 persen. Penurunan terbesar

terjadi pada golongan baja dan besi.

Aldian mengatakan impor bahan baku dan

barang modal yang menurun akan berpenga-ruh negatif terhadap kapasitas untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi yang maksimal. “Eko-

nomi melambat, salah satu indikatornya, ada-

lah permintaan barang impor bahan baku dan

barang modal melambat,” kata Aldian.

Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan

dalam APBN Perubahan 2015 mencapai 5,7 per-

sen pun dipandang berat. Ekonom Institute forDevelopment of Economics and Finance, Eko

Listyanto, mengatakan pertumbuhan ekonomi

2015 akan berada pada kisaran 5,2-5,3 persen.

“Bicara 5,7 persen sudah susah ya karena, kalau

melihat fundamental itu, bicaranya di bawah 5,5

Tunggu saja, Anda akan melihat program-program ekonomi akan berjalan sehinggaimpor bahan baku dan barang modal akan naikkembali.

BEAWIHARTA/REUTERS

Menteri KoordinatorPerekonomian Sofyan Djalil

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

bensin, listrik, dan elpiji. Menurut Eko, jika

pemerintah tidak mengatasi masalah kebijak

Page 135: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 135/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

persen,” kata Eko.

Indikator pertumbuhan yang melambat ini

sudah kelihatan dari menurunnya impor bahanbaku dan barang modal. Menurut Eko, kondisi ini

terjadi karena sektor industri memang sedang

lesu, sehingga harus memangkas produksi.

Sedangkan sektor industri lesu karena daya

beli masyarakat turun akibat kenaikan harga

pemerintah tidak mengatasi masalah kebijak-

an harga ini, daya beli masyarakat semakin

tergerus. Akibatnya, sektor industri melemah,

sehingga permintaan terhadap bahan baku

maupun barang modal ikut turun. “Kenaikan

harga tersebut langsung menghantam ke per-

ekonomian,” kata Eko.

Namun pemerintah menilai terlalu dini me-

nyatakan melemahnya impor bahan baku dan

barang modal merupakan indikasi target per-

tumbuhan tidak akan tercapai. Menteri Koordi-

nator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakanimpor bahan baku dan barang modal menurun

karena program pemulihan ekonomi yang baru

saja diluncurkan pemerintah pada Maret tahun

ini belum berjalan.

Menurut Sofyan, permintaan terhadap bah-

an baku dan barang modal akan meningkat se-

telah program pemulihan ekonomi itu berjalan

mulai triwulan kedua tahun ini. “Tunggu saja,Anda akan melihat program-program ekonomi

akan berjalan sehingga impor bahan baku dan

barang modal akan naik kembali,” katanya.

Sementara itu, pengusaha berharap program

ekonomi tersebut mendorong sektor industri

WAHYU PUTRO A/ANTARA FOTO

Pemaparan surplusperdagangan awal tahun

oleh Menteri PerdaganganRachmat Gobel.

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

Page 136: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 136/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

dalam negeri lebih bergairah, sehingga permin-

taan terhadap bahan baku dan barang modal

mulai meningkat pada triwulan kedua 2015.Tapi, apabila impor bahan baku dan barang

modal masih stagnan pada triwulan kedua,

program tersebut belum memberi dampak

maksimal. “Kalau dalam dua kuartal berturut-

turut tidak ada peningkatan impor bahan bakudan barang modal, kita akan minta tindak lanjut

pemerintah,” katanya.n HANS HENRICUS B.S. ARON

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

Karet merupakan salahsatu komoditas unggulanIndonesia.

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

Page 137: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 137/196

IMPOR TURUN, TAPI EKSPORJUGA TURUN

K

ABARNYA  memang seperti

menggembirakan. Neraca perda-

gangan Indonesia sejak awal tahun

terus mengalami surplus. Selisih

ekspor dengan impornya sangat

lebar. Bahkan angka surplusnya mencapai rekor

sejak 2011.

Tapi jangan senang dulu. Surplus ini dicapai bu-

kan karena ekspornya digenjot kencang, melainkan

lantaran impornya turun lebih cepat. Dalam grafis

tampak, tren dalam setahun ini, ekspor maupun

impor cenderung turun. Jadi, meski surplus, tren

turunnya ekspor dan impor ini bukan isyarat yang

bagus.

17,5

NERACAPERDAGANGAN

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

Page 138: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 138/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

PASAR LESU, PERUSAHAAN

YANG BERBAHAN BAKU

IMPOR MENGURANGI

PRODUKSI.

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI WASPADA

PERTUMBUHANEKONOMIEKONOMI

Page 139: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 139/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

TUMPUKAN kain sarung tersusun

di salah satu ruangan CV Sandang

Makmur Lestari milik Deden Su-

wega. Pengusaha kain sarung asal

Majalaya, Kabupaten Bandung, itu menumpuk

hasil produksinya karena permintaan kain sa-rung turun dalam tiga bulan terakhir. Padahal

dua atau tiga bulan menjelang Lebaran seperti

sekarang, permintaan biasanya meningkat.

Berkurangnya permintaan kain sarung me-

maksa Deden mengurangi permintaan bahan

baku impor berupa benang campuran poliester

dan katun. “Permintaan bahan baku berkurang

karena kapasitas produksi terpasang tidak ter-

pakai semua,” kata Deden.

Ia mengatakan rata-rata Majalaya mengha-

silkan sejuta kain sarung per bulan. Selama tigatahun berturut-turut, mulai 2011 hingga 2014,

produksi tersebut nyaris terserap semuanya di

pasar. Kondisi ini diperkirakan akan menurun

drastis selama 2015. “Untuk 2015 ini, paling 25

persen sampai 35 persen yang bisa terserap

Menteri KeuanganBambang Brodjonegoromemberi penjelasanseusai rapat kabinet diIstana didampingi MenteriKoordinator PerekonomianSofyan Djalil, Menteri Energidan Sumber Daya MineralSudirman Said, sertaMenteri Pariwisata Arief Yahya.

ISMAR PATRIZKI/ANTARA FOTO

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

turun menjadi 30 persen,” tutur Ade.

Page 140: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 140/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

pasar dari total produksi sebulan,” ujarnya.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade

Sudrajat mengatakan hampir semua sektor

manufaktur yang berorientasi domestik saat

ini mengalami penurunan produksi. Kondisi

ini terjadi karena permintaan di dalam negerisedang lesu.

Menurut Ade, daya beli yang melemah ini

dipicu oleh kebijakan pemerintah menaikkan

harga bahan bakar minyak, listrik, dan upah

pekerja. Selain itu, arus produk impor barang

konsumsi dari Tiongkok yang membanjiri pasar

Indonesia memperparah kondisi.

Sebab, pasar dalam negerilah yang paling

banyak menyerap produk impor tersebut.

Akibatnya, industri yang berorientasi domes-

tik dan memakai bahan baku lokal kesulitan

menghadapi situasi ini. “Kapasitas produksi

Kondisi yang tidak jauh berbeda dialami sek-

tor industri kemasan. Menurut Ariana Susanti,

Direktur Pengembangan Bisnis Federasi Pe-

ngembangan Kemasan Indonesia, permintaan

bahan baku impor untuk membuat kemasan

dari plastik dan kaleng menurun.

Bahan baku kemasan plastik berasal dari bi-

 jih plastik, sedangkan kaleng terbuat dari baja

lembaran. Ariana menjelaskan penurunan ini

terjadi karena nilai tukar rupiah anjlok terhadap

dolar Amerika.Kondisi ini membuat sektor industri penggu-

na mengurangi permintaan mereka. Menurut

Ariana, sebelum nilai tukar rupiah semakin

melemah terhadap dolar, produsen memiliki

kontrak bisnis untuk memasok kemasan ke in-

dustri pengguna dalam jangka waktu setahun.

Tapi sekarang industri pengguna membatasi

kontrak bisnis untuk memasok kemasan selama

6 bulan saja. “Jadi memang terjadi penurunan

untuk bahan baku impor karena pemesanan-

nya hanya untuk jangka pendek,” kata Ariana.

Sebagai gantinya, industri pengguna tidak

Page 141: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 141/196

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

Page 142: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 142/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

EKONOMI YANG CENDERUNG LESU MEMBUAT

INVESTOR SAHAM HARUS PINTAR MEMILAH-MILAH.MANUFAKTUR UNTUK PASAR LOKAL BAKAL TURUN,

KOMUNIKASI TETAP KENCANG.

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI WASPADA PERTUMBUHAN

EKONOMI

EKONOMI

Page 143: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 143/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

DATA naik atau turunnya ekonomi

sering kurang begitu dirasakan seca-

ra langsung oleh masyarakat awam.

Angka-angka itu terasa abstrak. Tapi

tidak bagi Yuli, seorang  sales  mobil niaga di

kawasan Jakarta Pusat. Sudah beberapa bulan

ini ia merasakan dampak berbagai tekanan ke

pasar, seperti melonjaknya dolar. Ia kesulitan

menjual truk atau bus. “Penjualan mobil niagadrop,” katanya.

Penjualan mobil niaga—yang kadang dijadi-

kan indikator ekonomi—memang menunjukkan

hal yang negatif. Tapi bukan cuma itu, indikator

ini sekarang bertambah satu: melemahnya im-

por. Apakah hal-hal seperti ini mempengaruhi

hasrat para investor bursa saham?Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual

mengatakan sejauh ini dia belum melihat aksi

para investor di pasar saham melepas saham-

nya akibat kondisi ini. “Sejauh ini enggak. Se-

 jauh ini mereka fokus di berita-berita eksternal,

terutama soal kenaikan suku bunga The Fed,”

ucapnya.Amerika Serikat memang berniat menaikkan

suku bunga untuk mengerem laju inflasi. Lang-

kah ini dilakukan karena mereka memandang

ekonomi sudah pulih dari dampak krisis lima

tahun lalu. Masalahnya, naiknya suku bunga

Pergerakan harga saham dipapan display  gedung BursaEfek Indonesia, Jakarta

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

Page 144: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 144/196

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI WASPADA PERTUMBUHAN

EKONOMI

EKONOMI

Page 145: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 145/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

bermain ponsel dan gadget daripada merokok

atau nonton bioskop. Industri makanan dan

minuman juga sedikit melambat,” ucapnya.

Sektor-sektor yang terus merosot labanya

adalah komoditas dan barang-barang manu-

faktur yang dijual di dalam negeri. Ia men-

contohkan sektor pakan ternak, penghasilan

sektor pakan ternak dalam rupiah, tapi bahan

bakunya banyak yang impor.

Sektor industri petrokimia, farmasi, dan susu

 juga mengalami hal yang sama karena bahanbakunya, kata David, masih impor. “Tapi, jika

subtitusi impor itu bisa kita produksi dalam

negeri, seharusnya itu menolong kita. Seperti

industri serat untuk tekstil, kita bisa produksi,

kok” ucapnya.

Kepala Riset OSO Securities Supriyadi me-

ngatakan hal yang sama. Ia mencontohkan

di sektor farmasi. Sektor ini termasuk sektor

yang memilih mengurangi bahan baku impor

mereka sejak setahun lalu. Namun, ujarnya,

laba mereka masih tetap terjaga karena di da-

lam negeri masih ada BPJS, yang menjadi pintu

keluar produk farmasi dibeli masyarakat.

Investor di pasar saham, kata Supriadi, juga

masih terlihat tenang. Menurut dia, penurun-

an impor tidak merefleksikan penurunan padasaham suatu emiten. “Kecuali kita mengkore-

lasikannya dengan depresiasi rupiah,” ucapnya.

Artinya, kata dia, investor jangan terlalu

agresif masuk ke sektor-sektor yang mengu-

rangi impor, seperti farmasi yang ia contohkan.

Aktivitas bongkar-muatekspor-impor di PelabuhanTanjung Priok, Jakarta

WAHYU PUTRO A/ANTARA FOTO

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

EKONOMI

 jangka pendek saja,” ucapnya.

k h

KANDUNGAN LOKAL 

EKONOMI

EKONOMI4G

WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI

Page 146: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 146/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

“Sebab, walaupun mengurangi impor, bebanmereka membeli barang modal berasal dari

tekanan terhadap rupiah,” ucapnya.

Untuk investor pasar saham, Kepala Ekonom

Bank Internasional Indonesia Juniman mengan-

 jurkan agar melakukan investasi jangka pendek.

Sebab, menurut dia, jika persoalan pelambatan

ekonomi ini terus berkepanjangan, mengingat

rupiah juga terus melemah dan kebijakan banksentral Amerika Serikat menaikkan suku bu-

nga, resesi dunia akan terus berlanjut. “Saya

rasa, investor seharusnya melakukan investasi

Artinya, kata Juniman, investor pasar saham

sebaiknya tidak menggunakan investasi jangka

panjang supaya tidak terkena dampak dari pe-

lambatan ekonomi yang mungkin akan terjadi

lagi jika proyek infrastruktur pemerintah tidak

 jalan.

 Juniman juga mengatakan penurunan impor

akan berdampak pada pelambatan ekonomi.

 Jika pemerintah tak berhati-hati mengantisipa-

sinya, pelambatan akan berlanjut. “Kalau impor

semakin menurun, ekonomi kita akan semakinmelambat. Kalau terus melambat, pada akhir-

nya investor juga akan melihat ini sebuah an-

caman bagi mereka,” ucapnya.

Artinya, tutur Juniman, penurunan ini kalau

tidak diantisipasi, dipulihkan, pada akhirnya

akan membuat ekonomi Indonesia makin

melambat. Menurut dia, jika impor konsumsi

turun, GDP Indonesia yang 58 persen dari kon-

sumsi rumah tangga juga akan terus menurun.

“Nah, jika konsumsinya turun, ekonomi pasti

melambat,” ujarnya.n BUDI ALIMUDDIN

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

Pameran gadget danteknologi di Balai SidangJakarta

ARI SAPUTRA/DETIKCOM

EKONOMI

EKONOMI

Page 147: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 147/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

MESKI MEMPERKENALKAN

BENSIN PERTALITE, PERTAMINA

TETAP MENJUAL PREMIUM.

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

EKONOMI

Page 148: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 148/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

BEBERAPA petugas berseragam

merah sibuk mengisikan bahan

bakar minyak ke sepeda motor dan

mobil yang antre di pompa bensin

Pertamina di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.

Pompa bensin Pertamina ini terletak di tengah-

tengah Jakarta dan di pinggir jalan yang sangat

padat, dekat dengan Taman Ismail Marzuki dan

bioskop legendaris Metropole. Pada saat jampulang kantor, pelanggan pompa bensin sering

kali memaksa lalu lintas tersendat dengan an-

treannya yang panjang.

Nah, pompa bensin itu bakal menjadi yang

pertama yang menjual produk baru bensin

Pertamina, diberi cap Pertalite, mulai Mei ini.

Dari situ, Pertalite kemudian dijual menyebarke beberapa wilayah lain di Pulau Jawa. “Persi-

apannya sedang kami urus, termasuk perizinan

dan teknis operasional,” ujar Direktur Pemasar-

an Pertamina Ahmad Bambang.

Setelah hanya ada bensin berkualitas rendah

dengan RON 88, dengan nama Premium, dan

kualitas di atasnya, RON 92, yakni Pertamax,Pertamina bakal meluncurkan BBM baru. Posisi

BBM ini "tanggung", di bawah Pertamax tapi di

atas Premium, yakni dengan RON 90. Harga

 jual juga begitu, di atas Premium tapi di bawah

Pertamax.

Salah satu stasiun pompabensin di Jakarta.

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

EKONOMI

Sempat muncul kabar bahwa ini bakal meng-

tik b i h P i j k

adanya Pertalite, sebagian pengguna Premium,

karena sadar akan spesifikasi mobiln a bisa

Page 149: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 149/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

gantikan bensin murah Premium, yang sejak

awal tahun ini tidak disubsidi. Namun Menteri

Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno serta

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Su-dirman Said menjamin Pertamina tetap menjual

Premium. Sebab, pemerintah masih mengatur

harga Premium supaya bisa terjangkau masya-

rakat, terutama lapisan bawah. “Premium tetap

harus kita jaga karena itu yang sekarang secara

harga paling terjangkau,” kata Rini.

Rencana Pertamina juga sejalan denganpemerintah. Menurut Ah-

mad Bambang, Pertamina

membuat Pertalite untuk

menjawab kebutuhan kon-

sumen yang menghendaki

BBM dengan kandungan

oktan yang lebih tinggi dari

Premium tapi harganya dibawah Pertamax.

Meski demikian, tidak

ada paksaan bagi konsumen Premium untuk

beralih ke Pertalite. “Kami berharap, dengan

karena sadar akan spesifikasi mobilnya, bisa

pindah ke Pertalite. Tapi itu bukan paksaan,”

kata Ahmad.

Migrasi konsumsi ke varian BBM dengan kan-dungan oktan yang lebih tinggi pernah terjadi

saat pemerintah menaikkan harga Premium

sebesar Rp 8.500 per liter pada November 2014.

Saat itu perbandingan harga Premium dan Per-

tamax hanya terpaut sekitar Rp 1.000 per liter.

Menurut Bambang, selisih harga yang kecil itu

sempat membuat konsumsi Pertamax melon- jak hingga 300 persen dari konsumsi sebelum-

nya. Namun Bambang belum bisa memastikan

berapa volume Pertalite yang akan disiapkan

Pertamina karena sedang dalam evaluasi.

Meski sudah memberi ancar-ancar harga di

bawah Pertamax tapi di atas Premium, Direktur

Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan

angka tepatnya masih dalam evaluasi. Yang jelas, Pertamina sudah mengajukan izin ke

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kemen-

terian Energi dan Sumber Daya Mineral serta

Kementerian BUMN.Rini Soemarno

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

EKONOMI

mina ini. Seorang anggota komisi DPR yang

membidangi energi mengatakan mereka se

Page 150: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 150/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

Selain itu, Pertamina sedang menyiapkan

sarana logistik dan distribusi di setiap pompa

bensin. “Kesiapan logistik dan distribusi di

SPBU sedang dalam tahap pengecekan,” kata

Dwi, yang merupakan mantan Direktur Utama

PT Semen Indonesia, induk perusahaan-peru-sahaan semen pemerintah.

Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat tampak-

nya oke-oke saja dengan produk baru Perta-

membidangi energi mengatakan mereka se-

tuju dengan rencana ini asalkan ada izin resmi

pemerintah, menjamin kesiapan infrastruktur

logistik dan distribusi, serta sosialisasi men-dalam kepada masyarakat. “Kami minta Dirut

Pertamina menunda Pertalite jika persyaratan

itu tidak dipenuhi,” ujar Ketua Komisi VII DPR

Kardaya Warnika.

Pertamina tidak akan mengimpor bensin

RON 90 mentah-mentah untuk produk baru

ini. Sebagai gantinya, mereka hanya akan meng-impor bensin biang yang bisa meningkatkan

oktan, lazim disebut high octane mogas com-

 ponent  (HOMC). Biang oktan tinggi ini akan

dicampur dengan bensin beroktan rendah di

Kilang Langit Biru Balongan, Indramayu, yang

memiliki kemampuan memproduksi RON 92.

Selain itu, pertengahan tahun ini Pertamina

akan mengoperasikan Kilang Langit Biru Cila-cap untuk memproduksi Pertalite. “Kami harus

tetap mengoperasikan kilang yang ada seopti-

mal mungkin,” kata Dwi.n HANS HENRICUS B.S. ARON

Menteri Energi dan SumberDaya Mineral Sudirman Said

RENGGA SANCAYA/DETIKCOM

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

BISNIS

Page 151: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 151/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

BISNIS

Page 152: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 152/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

AMBRIANTO sudah kawakan men-

 jadi teknisi pembangkit listrik milik

Perusahaan Listrik Negara. Seper-

empat abad ia bekerja menangani

mesin pembangkit buatan Jepang di Muara

Karang, Jakarta Utara. Sekarang ia menangani

mesin buatan Tiongkok di pembangkit raksa-sa di Indramayu, Jawa Barat, yang kapasitas

totalnya hampir 1.000 megawatt.

Dibanding pembangkit di Muara Karang,

mesin pembangkit di Indramayu itu masih

terhitung muda. Baru beroperasi akhir 2011,

mestinya pembangkit ini sedang bagus-ba-

gusnya. Tapi kenyataannya tidak begitu. Ia

pernah mengganti salah satu suku cadang-

nya. Bukannya tambah mulus, kemampuan

produksi listriknya malah berkurang separuh.

Praktis saat ini, dari kapasitas 330 x 3 me-

gawatt yang dijanjikan, pembangkit buatanTiongkok itu hanya bisa memproduksi mak-

simal 80 persen dari yang dijanjikan. “Kalau

teknologi Eropa atau Jepang berani 100 per-

sen,” ucapnya.

Dalam program penambahan kapasitas 10

Salah satu pembangkitmilik PLN di Tanjung Priok,Jakarta Utara

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

BISNIS

ribu megawatt, pemerintah mengandal-

kan mesin-mesin dari Tiongkok Dari tar-

Caranya, investor Tiongkok akan membeli

pembangkit-pembangkit itu dan memperbai-

Page 153: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 153/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

kan mesin-mesin dari Tiongkok. Dari tar-

get kapasitas sebanyak itu, baru selesai

sekitar 8.500 megawatt, termasuk di In-

dramayu tempat Ambrianto bekerja. Tapiada masalah besar: seperti di Indramayu,

kualitas pembangkit-pembangkit made

in China itu sangat rendah. Setrum yang

benar-benar dihasilkan hanya 50-60 per-

sen.

Pemerintah pun menjadi geram.

“Karena itu, Presiden (Joko Wi-dodo) meminta pemerintah Cina

bertanggung jawab atas buruk-

nya mutu pekerjaan perusahaan-

perusahaan asal negara mereka,”

kata Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral Sudirman Said.

Pemerintah Tiongkok meres-

pons permintaan Joko Widodo.Akhirnya Duta Besar Tiongkok

pun bertemu dengan Menteri Koordinator

Perekonomian Sofyan Djalil. Ia menyatakan

sanggup memperbaiki proyek-proyek itu.

pembangkit-pembangkit itu dan memperbai-

kinya. “Setelah sesuai dengan yang diharap-

kan, (Tiongkok) kemudian menyewakannya

ke PLN,” katanya. “Itu secara finansial saja,setelah bagus akan dikembalikan ke PLN.”

Dalam praktek manajemen, teknik ini lazim

disebut lease back  alias menjual dan kemudian

menyewa kembali dengan berbagai alasan.

Maskapai penerbangan, misalnya, kadang

menjual pesawatnya ke perusahaan leasing 

dan mereka memilih menyewa dari perusa-haan leasing  itu. Dengan cara ini, maskapai

penerbangan itu bisa memanfaatkan dana

hasil penjualan pesawat untuk pengembang-

an usaha.

Pemerintah Tiongkok kemudian mengim-

bau lima perusahaan negara mereka membeli

dan menjual setrumnya ke Indonesia. Tapi,

sejauh ini, belum satu pun perusahaan darinegara itu yang datang untuk memeriksa dan

menunjukkan minat.

Berapa harga pembangkit itu dibeli kem-

bali oleh investor dari Tiongkok dan berapa

LAMHOT/DETIKCOM

Menteri Energi dan SumberDaya Mineral Sudirman Said

Karena itu, Presidenmeminta pemerintah Cinabertanggung jawab atasburuknya mutu pekerjaanperusahaan-perusahaanasal negara mereka.

BISNIS

Page 154: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 154/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

harga jual setrumnya belum dibuka ke publik.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir enggan

membeberkan besar nilai penjualan dan har-

ga beli listriknya. Ia sedang mencari investor

yang bisa membeli dengan harga tertinggi

sehingga angka-angka ini masih dirahasiakan.

“Angka itu tidak boleh diketahui oleh pihak

lain,” ucapnya.

Sofyan mengatakan pembangkit buatan

Tiongkok itu tersebar di seluruh Indonesia,

tak cuma di Jawa. Umumnya pembangkit-

pembangkit itu bermasalah. Yang jelas, PLN

sudah memasang target menyelesaikan pem-

bicaraan soal lease back  ini sebelum Juni. “Me-

reka datang dulu ke sini melihat dan bicara

dengan kita apa yang mau mereka lakukan di

sini,” ujarnya.

Rencana menjual pembangkit dan kemu-

dian menyewa kembali ini bikin cemas para

pekerja, termasuk Ambrianto. Mereka cemas

pekerjaan mereka terancam. “Itu sama saja

menjual aset bangsa sendiri dan menyingkir-

Sejumlah karyawan PLNberunjuk rasa menolakkebijakan lease back.

DOK. SERIKAT PEKERJA PJB

BISNIS

Page 155: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 155/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

kan teknisi lokal,” ucapnya.

Begitu pula kecemasan Deni Setiawan,

sekretaris jenderal serikat pekerja anak pe-

rusahaan PLN yang mengurusi pembangkit

listrik, yakni PT Pembangkitan Jawa Bali. Ia

mengatakan kebijakan ini bakal membuat

banyak pekerja dirumahkan. “Paling tidak 50

persennya akan terdepak oleh karyawan yang

dibawa operator baru,” ucapnya. Padahal satu

pembangkit paling tidak mempekerjakan 200

orang.

Tapi Sudirman mengatakan para pekerja

tak perlu khawatir. Menurut dia, para pekerja

di pembangkit itu belum mengerti apa yang

sedang dilakukan pemerintah. “Mereka belum

paham,” ucapnya. “Siapa pun (investor) yang

akan datang, akan memperbaiki, bukan mau

menduduki.” n BUDI ALIMUDDIN

Pekerja pembuat mesinpembangkit di Baoding,Tiongkok.

KEVIN FRAYER/GETTY IMAGES

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

KUBURAN MASSAL

Page 156: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 156/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

KUBURAN MASSALBERNAMA LAUT MEDITERANIA“MEREKA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SEPERTI KITA.... SAUDARA KITA YANG

MENCARI HIDUP LEBIH BAIK, TERLUKA, LAPAR, TERANIAYA.”

INTERNASIONAL

Page 157: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 157/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

PERJALANAN panjang Said dari

Somalia dimulai sejak setahun lalu.

Said berangkat dari Somalia, di

pesisir timur Benua Afrika, bersama

rombongan penyelundup imigran dari Sudan.

Menyeberangi gurun Afrika yang sangat terik,

melintasi Etiopia dan Sudan, Said, 16 tahun, tiba

di perbatasan Libya dan celaka.

Sekelompok laki-laki bersenjata mencegat

rombongan itu dan menyekap mereka. Kepada

orang tua Said, kelompok bersenjata itu mengi-

rimkan permintaan tebusan agar Said dilepas.

Selama hampir sembilan bulan, Said berada

dalam tahanan mereka. Beberapa anak lain tak

sanggup bertahan dari perlakuan yang buruk,

kelaparan, dan sakit.

Said sedikit “beruntung” bisa bertahan dan

lepas dari sekapan setelah orang tuanya di

Somalia mengirimkan uang tebusan. Tapi

perjalanan Said masih sangat panjang. Tujuan

Mengenakan pakaianpelindung, penjagapantai Italia dan tentaraMalta mengangkutmayat dari atas kapalBruno Gregoretti diPelabuhan Valletta,Malta, Senin (20/4).

REUTERS

INTERNASIONAL

akhirnya adalah Norwegia, di bagian utara Ero-

pa ribuan kilometer dari kampung halamannya

kayu itu sama sekali tak memadai untuk meng-

angkut ratusan penumpang “Akhirnya mereka

Page 158: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 158/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

pa, ribuan kilometer dari kampung halamannya

di Somalia. Tiba di Tripoli, Ibu Kota Libya, Said

menunggu giliran menyeberang Laut Medite-

rania.

Dan giliran Said datang pada Sabtu dua pekan

lalu. Menjelang tengah malam, Said bersama

ratusan imigran dari sejumlah

negara di Afrika: Mali, Etiopia,

Sierra Leone, Niger, Nigeria,

Sudan, dan Senegal, juga

beberapa orang dari Asia,diminta naik ke atas sampan

kecil sebelum dikirim ke atas

kapal kayu yang lumayan

besar tak jauh dari Pelabuhan

Zuwarah, Tripoli.

Ratusan orang itu dipaksa

duduk berjejal di atas dek

dan lambung perahu yang sangat sempit. “Aku

sempat mendengar para penyelundup itu

berniat menaikkan 1.200 orang ke atas perahu,

makanya mereka memukuli kami supaya terus

merapatkan diri,” kata Said. Padahal perahu

angkut ratusan penumpang. Akhirnya mereka

berhenti setelah menaikkan 800-an orang

karena memang sudah sangat padat. Bahkan

untuk bergerak saja kami sulit... . Tak ada air dan

tak ada makanan.”

Bisa dibayangkan seperti apa penderitaan

mereka. Terpanggang panas di laut terbuka,

nyaris tanpa air, tanpa makanan. Semua pen-

deritaan dan siksaan itu mereka tempuh demi

mimpi hidup lebih baik di Eropa. Tapi mimpi itu

berubah jadi mimpi buruk.Hari itu, Ahad pagi dua pekan lalu, benar-

benar hari yang celaka bagi mereka. Saat itu

Said dan ratusan imigran gelap tersebut berada

sekitar 200 kilometer dari Pulau Lampedusa,

Italia. Nasir dan Riajul, keduanya berasal dari

Kuliarchar, Bangladesh, sungguh beruntung.

Beberapa saat sebelum kapal itu tenggelam,

mereka diizinkan naik ke atas dek kapal. “Di

ruang bawah dek, bernapas saja susah. Kami

praktis duduk di atas badan orang lain,” kata

Nasir, 17 tahun.

Ratusan imigran yang sudah sangat letih

KAMI TAK MENEMUKANSATU ORANG PUN

SELAMAT SAMPAIHARAPAN KAMI SIRNA.”

INTERNASIONAL

Page 159: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 159/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

seperti melihat dewa penolong saat di kejauh-

an tampak kapal kargo berbendera Portugis,

King of Jacob, berlayar mendekat. “Kami sangat

senang saat melihat kapal itu mendekat,” kata

Riajul. Namun keriaan itu berubah menjadi

bencana.Ratusan imigran berebut berpindah ke posisi

yang paling dekat dengan kapal kargo. Ujung-

ujungnya malah celaka besar. Kapal kayu itu

semakin miring dan menubruk kapal kargo.

Ratusan orang, sekitar seratus di antaranya

kemungkinan besar anak-anak, tumpah ke laut.

Yang paling celaka adalah mereka yang terpe-

rangkap di dek bawah.

“Beruntung kami bisa berenang. Kami melihat

banyak sekali tubuh terapung dalam kegelap-an.... Kami masih mendengar teriakan mereka

minta tolong.... ‘Tolong kami! Tolong kami,’”

kata Riajul. Setelah hampir dua jam terapung-

apung di tengah Laut Mediterania, Riajul, Nasir,

Para imigran gelapdari Afrika yangberhasil selamat darikecelakaan perahudi Laut Mediteraniaberbaring di atasdek kapal BrunoGregoretti, Senin(20/4).

DARRIN ZAMMIT/REUTERS

INTERNASIONAL

Page 160: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 160/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

dan Said ditolong kapal Italia.

Hingga Rabu pekan lalu, hanya puluhan

imigran yang berhasil diselamatkan. Lebih dari

700 orang hilang. “Aku lihat sepatu anak-anak,baju, dan tas terapung di laut. Setiap kali meli-

hat sepatu atau tas, kami berharap menemu-

kan orang-orang yang selamat.... Tapi kami tak

menemukan satu orang pun selamat sampai

harapan kami sirna,” kata Vincenzo Bonomo,

nakhoda salah satu kapal pencari.

Inilah kecelakaan yang melibatkan korban

imigran terbesar di Laut Mediterania. Ini pulauntuk kesekian kalinya sejak Januari lalu pera-

hu pengangkut imigran gelap dari Afrika teng-

gelam di Laut Mediterania. Sepanjang April ini

saja, paling tidak ada lima perahu pengangkut

Mohammed Ali Malekdan Mahmud Bikhitditahan KepolisianCatania, Italia, Senin(20/4). Keduanyamenjadi tersangka

penyelundupan imigrandari Afrika.

ALLESANDRO BIANCHI/REUTERS

INTERNASIONAL

imigran karam dan lebih dari 1.200 imigran hi-

lang. Tahun lalu, lebih dari 3.000 imigran gelap

bulan lalu, Shubat berangkat dari Homs dengan

mobil ke Turki. Dari Turki, dengan menumpang

Page 161: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 161/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

lang. Tahun lalu, lebih dari 3.000 imigran gelap

yang menyeberang ke Eropa lewat Libya hilang

di Laut Mediterania.

●●●

Hanya tinggal sedikit pilihan bagi Mahmoud

Shubat di kampung halamannya di Homs, Su-

riah. “Jika aku tetap tinggal di Suriah, aku harus

bergabung dengan Negara Islam alias ISIS atau

milisi lain. Aku harus angkat senjata dan mem-

bunuh orang lain,” kata Shubat pekan lalu. “Aku

tak mau seperti itu. Aku hanya ingin mengurus

anak-anakku dengan baik.”

Tak mau ikut terlibat perang di negaranya,

Shubat menguras tabungannya, sekitar US$

7.600 atau Rp 98 juta, untuk membayar penye-

lundup imigran ke Eropa. Sekitar dua setengah

mobil ke Turki. Dari Turki, dengan menumpang

kapal, Shubat tiba di Libya, titik transit terdekat

untuk menyeberang ke daratan Eropa.

Dia beruntung kapalnya tak tenggelam dandiselamatkan penjaga pantai Italia. Kini dia

nyangkut di penampungan imigran gelap di

Sisilia, Italia. Dia berharap bisa menemukan

pekerjaan di Negeri Spageti dan memboyong

keluarganya dari Suriah. “Aku ingin keluargaku

bisa berkumpul lagi,” kata Shubat.

Didera perang, konflik, dan kemiskinan, setiapbulan ribuan imigran gelap dari Afrika dan se-

 jumlah negara Asia menyabung nyawa di Laut

Mediterania demi bisa memulai hidup baru di

Benua Biru, Eropa. Ratusan, bahkan kadang ribu-

an, orang berjejal di atas perahu kayu. Jangan ta-

nya peralatan keamanan seperti pelampung. Air

dan makanan saja kadang tak ada. Ribuan orang

harus melupakan mimpinya hidup sejahtera diEropa dan mati di dasar Laut Mediterania.

Italia dan Yunani, dua negara Eropa di Laut

Mediterania, sampai kewalahan mengatasi

banjir imigran gelap dari selatan. Menurut Yves

JIKA AKU TETAP TINGGAL DI SURIAH, AKU

HARUS BERGABUNG DENGAN NEGARA ISLAMALIAS ISIS.”

INTERNASIONAL

ti-imigran juga semakin nyaring. Walhasil, kata

Pascouau, banjir imigran gelap dari Afrika dan

INTERNASIONAL

Page 162: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 162/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Pascouau, Direktur Kebijakan Migrasi di Pusat

Kebijakan Eropa, Brussels, lewat operasi Mare

Nostrum pada 2013, Angkatan Laut Italia me-

nyelamatkan lebih dari 150 ribu imigran gelap.

Yang jadi masalah, untuk ongkos operasi

Mare Nostrum, pemerintah Italia harus meng-

anggarkan duit 9 juta euro setiap bulan atauRp 125 miliar. Operasi imigran itu hanya ber-

umur setahun. Terlalu berat bagi Italia me-

nanggung ongkos itu sendirian tanpa bantuan

negara Eropa lain. Apalagi suara kelompok an-

ascouau, ba j g a ge ap da a da

Asia ini jadi isu pembicaraan yang tak disukai

negara-negara Eropa.

Komisioner PBB untuk Hak Asasi Manusia,Zeid Ra’ad al-Hussein, mengkritik sikap negara-

negara Eropa soal penanganan imigran gelap

di Laut Mediterania. “Negara-negara Eropa

telah membelakangi para imigran yang paling

rentan di dunia dan berisiko menjadikan Laut

Mediterania sebagai kuburan besar,” kata Zeid.

Paus Fransiskus juga mendesak negara-negaraEropa bergotong-royong menyelamatkan para

imigran yang malang itu. “Mereka laki-laki dan

perempuan seperti kita.... Saudara kita yang

mencari hidup lebih baik, terluka, lapar, terani-

aya, para korban perang,” kata Paus Fransiskus.

Pemerintah Italia yang jadi tameng Eropa

paling depan terang kesal terhadap sikap seba-

gian negara Eropa yang seperti menutup matadan telinga soal imigran gelap. “Satu-satunya

masalah negara-negara Eropa adalah mereka

tak pernah menengok ke selatan,” kata Perdana

Menteri Italia Matteo Renzi.

Para imigran ilegal dipusat penampunganAbu Saleem, Tripoli,Libya, Selasa (21/4).

ISMAIL ZITOUNY/REUTERS

INTERNASIONAL

Qadhafi, beberapa tahun lalu.

Qadhafi tumbang, negara penyokong “pro-

INTERNASIONAL

Page 163: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 163/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

Menurut Renzi, stabilitas Libya merupakan

kunci untuk menghadang arus imigran gelap

ke Eropa. “Jika kalian berencana menyingkirkan

seorang diktator, kalian harus berpikir tahap

demi tahap, apa yang masih tersisa di sana,”

 jari Perdana Menteri Renzi menunjuk negara-

negara yang menjadi sponsor utama “proyek”menumbangkan pemimpin Libya, Muammar

Q g, g p y g p

yek” itu angkat kaki dan Libya terjerembap

dalam kekacauan. Renzi meminta Amerika

Serikat dan negara-negara penyokong proyekmenyingkirkan Qadhafi berbagi tanggung

 jawab untuk memulihkan keamanan di Libya.

Satu permintaan yang bakal sulit dikabulkan.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott

menyarankan Italia dan negara-negara Eropa

meniru kebijakannya, yakni mencegat kapal-

kapal penyelundup imigran di tengah laut danmengembalikan mereka ke asalnya. “Satu-

satunya mencegah jatuhnya kematian adalah

menghentikan kapal-kapal itu,” kata Abbott.

Namun, menurut Renzi, cara itu justru bakal

menjadi “hadiah” bagi para penyelundup.

Mereka tinggal mengirimkan para imigran ke

tengah laut dan membiarkan kapal-kapal dari

negara-negara Eropa menyelamatkannya.■ SAPTO PRADITYO | CNN | REUTERS | GUARDIAN | NYTIMES | BBC

Aktivis AmnestyInternational menaruhratusan perahu kertasbertulisan "SOSEurope" di Pantai SanSebastian, Barcelona,Spanyol, Rabu (22/4).

GUSTAU NACARINO/REUTERS

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

Page 164: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 164/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

PELANGISIRNA

DI ALEXANDRA“KALIAN BISA SAJA MENGUSIRSEMUA ORANG ZIMBABWE PULANG KENEGARANYA, TAPI KALIAN TETAP AKANMENJADI PENGANGGUR.”

INTERNASIONAL

Page 165: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 165/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

SUATU hari di Alexandra, pada Mei

2008....

Dua tahun sebelum hari itu, Talent

Dube meninggalkan Zimbabwe, lari

meninggalkan kemiskinan dan hidup tanpa

pekerjaan di kampung halamannya. Di negara

tetangga, Afrika Selatan, Talent menemukan

hidup baru. Dia menjadi warga Kota Alexandra,

kota kecil tak jauh dari Johannesburg.

Tapi, pada hari itu, bersama dua teman sesa-

ma perantau dari Zimbabwe, Talent mesti lari

tunggang-langgang menyelamatkan nyawa.

Sekelompok orang bersenjata tajam mengge-

ruduk gubuk kecil mereka. Semua barang yang

tertinggal—televisi, telepon, kasur dan baju—

ludes dijarah. Talent dan ribuan perantau dari

Zimbabwe, Malawi, dan Mozambik terpaksa

berlindung di kamp penampungan yang dijaga

ketat polisi.

Amuk terhadap warga asing yang bermula

di Alexandra pada 11 Mei merembet ke sejum-

lah kota lain di Afrika Selatan. Johannesburg,

Sekelompok pemudaimigran di KotaDurban, Afrika Selatan,mengancam akanmempersenjatai diriuntuk melindungimereka dari serangankelompok anti-orangasing, Kamis (16/4).

ROGAN WARD/REUTERS

INTERNASIONAL

Durban, juga Cape Town, ikut panas. Ratusan

rumah hangus dibakar, warga asing diburu dan

di Afrika Selatan, negara paling makmur di

kawasan itu. Tenaga kerja asing dari Zimbabwe

Page 166: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 166/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

g g g

puluhan di antaranya mati dibunuh. Menurut

Diamond Minnaar, seorang pemadam keba-

karan, ada satu jalan untuk meredakan amukwarga Afrika Selatan terhadap para pendatang.

“Mereka hanya perlu pulang ke negaranya

dan biarkan kami hidup damai,” kata Minnaar

kala itu. “Itu jalan keluar satu-

satunya. Atau jika mereka

keberatan, mereka bisa mati

terbunuh.” Orang-orang yangmemburu para perantau, me-

nurut Christopher Barends,

pendeta Gereja Lutheran,

marah karena mereka rata-

rata tak punya pekerjaan atau

hidup sangat miskin.

Dan sebagian dari mereka

menyalahkan para pekerjaasing yang dianggap telah

mencuri kesempatan kerja dari mereka. Ada

 jutaan tenaga kerja asing dari Mozambik, Ma-

lawi, dan terutama Zimbabwe, mengadu nasib

g g

membanjiri Afrika Selatan setelah perekonomi-

an negara itu kolaps. Diperkirakan ada ribuan

warga Zimbabwe yang setiap hari menyebe-rang ke negara tetangga yang lebih tajir itu.

Hidup kepepet di negeri orang, para perantau

dari Zimbabwe, Mozambik dan Malawi berse-

dia mengambil pekerjaan apa pun dengan gaji

kecil sekalipun.

“Bos-bos kulit putih lebih suka merekrut

tenaga kerja asing karena mereka mau bekerjakeras dengan upah lebih rendah,” ujar George

Boyseen, warga Ramaphosa. Thapelo Mgoqi,

pemimpin lokal di Ramaphosa, menghendaki

semua pekerja asing itu segera angkat kaki dari

Afrika Selatan. “Kami sudah lama menunggu

pemerintah melakukan sesuatu terhadap me-

reka. Tapi pemerintah tak melakukan apa pun,

maka kami bertindak sendiri.”Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki meng-

aku malu atas amuk anti-orang asing di negara-

nya. Menurut Mbeki, kerusuhan itu merupakan

pelanggaran kemanusiaan terburuk sejak ber-

MEREKA HANYA PERLU

PULANG KE NEGARANYA

DAN BIARKAN KAMI HIDUP

DAMAI.”

INTERNASIONAL

Page 167: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 167/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

akhirnya apartheid.

“Sungguh menyedihkan, warga Afrika Selat-

an harus menyambut Hari Afrika dengan kepala

tertunduk.... Tindakan kriminal segelintir orang

terhadap saudara-saudara kita dari negara-negara Afrika telah mencemarkan nama Afrika

Selatan,” kata Presiden Mbeki tujuh tahun lalu.

●●●

Tujuh Tahun kemudian di Alexandra....

Ketika Nelson Mandela keluar dari penjara

dan belum sebulan berkantor sebagai Presiden

Afrika Selatan dua dekade lalu, dia pernahberkata, ”Setiap orang di negeri yang cantik ini

punya ikatan yang sangat erat dengan tanah

ini, seperti pohon jacaranda dari Pretoria dan

pohonmimosa.... Negeri pelangi yang berdamai

Ratusan wargaZimbabwe diKota Chatsworth,Afrika Selatan,mendaftarkan diriuntuk dipulangkanke negaranya setelahmeletus kerusuhananti-orang asing,Sabtu (18/5).

ROGAN WARD/REUTERS

INTERNASIONAL

dengan dirinya dan dunia.”

Tapi kini pelangi warna-warni yang indah,

detik demi detik peristiwa memilukan tersebut.

Oatway pula, dibantu beberapa orang, yang

Page 168: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 168/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

metafora dari rupa-rupa kebudayaan di Negeri

Mandela, mulai luntur. Paling tidak di Alexan-

dra dan sejumlah kota lain. Pada Sabtu pagidua pekan lalu, Emmanuel Sithole tengah

berjalan-jalan ketika empat pemuda Alexandra

menghadangnya.

Sithole, yang berasal dari Mozambik dan

berjualan permen di Alexandra, sudah minta

ampun, tapi tak digubris. Bergiliran mereka

memukul, menen-

dang, menusuk

dengan pisau, dan

menghajar Sithole

dengan kunci pipa.

Orang-orang yang

menyaksikan tak ada yang berani menghenti-

kan pembantaian sadis itu.

“Hanya satu hal yang mereka inginkan, yaknimembunuh Emmanuel. Tak ada yang bisa

menghentikan mereka,” kata James Oatway,

seorang fotografer, yang hanya berjarak bebe-

rapa meter dari pembantaian itu. Dia merekam

melarikan Sithole ke rumah sakit, tapi jiwanya

tak tertolong.

Konon, sentimen anti-orang asing itu bangkitlagi gara-gara pidato Raja Zulu Goodwill Zwe-

lithini sebulan lalu. Zulu adalah suku terbesar di

Afrika Selatan. Di depan ribuan “warga”-nya di

sebuah stadion di Kota Durban, Raja Zulu me-

ngatakan, ”Kita harus menyingkirkan kutu dan

menjemurnya di bawah matahari.... Kita minta

orang-orang asing mengemasi barangnya dan

segera pulang ke asalnya.”

Bermula dari Durban, api kebencian terha-

dap orang asing itu merembet ke mana-mana.

Setelah tiga minggu amuk anti-orang asing di

sejumlah kota, tujuh warga asing tewas dibu-

nuh dan ribuan orang lari dari tempat tinggal-

nya atau pulang ke negara asal mereka.

Folias Sakai sudah merasa hidupnya bakalsegera berakhir saat mendengar pintu gubuk-

nya di perkampungan kumuh di Johannesburg

didobrak oleh sekelompok pemuda. Pemuda

dari Malawi itu beruntung bisa kabur dan ber-

BOS-BOS KULIT PUTIH LEBIHSUKA MEREKRUT TENAGA KERJA

ASING KARENA MEREKA MAU

BEKERJA KERAS.”

INTERNASIONALINTERNASIONAL

Page 169: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 169/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

lindung di gubuk temannya, Tendayi Chimuka-

ko, perantau dari Zimbabwe.

“Mereka akan membunuh kita,” kata Tendayi

kepada Sakai. Seperti halnya Sakai, Tendayi me-

ninggalkan negaranya dan merantau ke Afrika

Selatan untuk mencari hidup lebih sejahtera.

“Jika aku kembali ke Zimbabwe, aku bakal kela-

paran.” Ketimbang mati di negeri orang, ribuan

perantau di Afrika Selatan memilih pulang ke

negaranya.

Smart Ismael, 27 tahun, misalnya, pulang ke

Mangochi, Malawi. “Aku punya anak dan istri

di Mangochi. Tentu senang bisa pulang, tapi

apa yang bisa aku kerjakan di sini?” kata Ismael.

Sudah hampir dua tahun dia berjualan kain di

Durban. Namun, beberapa pekan lalu, sejumlah

Seorang imigran diKota Johannesburgmenenteng paranguntuk melindungi

diri dari serangankelompok anti-orangasing, Jumat (17/4).

SIPHIWE SIBEKO/REUTERS

Page 170: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 170/196

INTERNASIONAL

Page 171: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 171/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

pergi ke Luthuli House, kantor pusat Partai

Kongres Nasional Afrika.... Kalian bisa saja

mengusir semua orang Zimbabwe pulang

ke negaranya, tapi kalian tetap akan menjadi

penganggur. Kalian bisa pula membunuh se-

mua orang Zimbabwe, tapi kalian akan tetap

hidup miskin,” kata Malema. Menurut dia, ma-

salahnya ada pada kebijakan pemerintah yang

disokong Partai Kongres Nasional.■ SAPTO PRADITYO

| DAILY MAVERICK | CNN | BBC | NYTIMES | GUARDIAN | REUTERS

Warga Zimbabwekorban kekerasananti-orang asingtengah antre untukmengambil air bersihdi kamp penampungandi Chatsworth, AfrikaSelatan, Senin (20/4).

ROGAN WARD/REUTERSREUTERS

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

INTERNASIONAL

Page 172: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 172/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

‘CHE GUEVARA’

DI AMERIKA“DI SINI AKU BERPERANG UNTUK MEREKA DAN

DEMI KEYAKINANKU.”

       R       E       U       T       E       R       S

INTERNASIONAL

Page 173: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 173/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

LEBIH dari setengah abad silam, Ernes-

to “Che” Guevara bersama sobatnya,

Alberto Granado, berangkat dari San

Francisco, Argentina, dan memulai

petualangan mereka di atas sepeda motor

Norton 500 M18 menjelajahi Amerika Latin.

Kala itu Guevara masih mahasiswa di Sekolah

Kedokteran Universitas Buenos Aires.

Selama sembilan bulan—Granado berhenti di

Caracas, Venezuela—Guevara berkelana mele-

wati Peru, Cile, Ekuador, Kolombia, Venezuela,

Panama, hingga tiba di Miami, Amerika Serikat,

dan pulang kembali ke Argentina. Petualangan

di atas sepeda motor itulah yang melahirkan

seorang revolusioner, Che Guevara.

Setengah abad setelah perjalanan Che

Guevara di atas Norton 500, Matthew Van-

Dyke, kini 35 tahun, memulai petualangannya

Matthew VanDyke di

Libya

BBC

INTERNASIONAL

dari Maroko dan melintasi sejumlah negara di

Afrika Utara hingga Timur Tengah. Matthew,

ang bar l l s master Kajian Keamanan dari

ke Libya, berjumpa dengan kawan lamanya,

Nuri, pada Februari 2011. Tapi Libya pada awal

2011 itu bukan lagi Libya yang dia kenal Zaman

Page 174: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 174/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

yang baru lulus master Kajian Keamanan dari

Universitas Georgetown, Amerika Serikat, me-

nunggang motor Kawasaki KLR650.Tiga tahun kemudian, Matthew kembali ber-

tualang di atas sepeda motor. Kali ini dia mulai

dari Irak hingga berakhir di Afganistan setelah

melintasi Iran. “Aku sempat mengajar bahasa

Inggris di Kota Irbil, Kurdistan,” kata Matthew

beberapa tahun lalu.

Untuk mengumpul-

kan uang saku, dia

 juga menulis berita

untuk sejumlah

media di Amerika.

Seperti Che, petua-

langan di atas sepe-

da motor besar itu

melahirkan seorang“revolusioner” baru, Matthew VanDyke.

Dari Afganistan, dia sempat pulang ke kam-

pung halamannya di Baltimore, Amerika. Hanya

dua bulan di rumah, Matthew kembali terbang

2011 itu bukan lagi Libya yang dia kenal. Zaman

tengah bergerak. Rakyat Libya, yang bertahun-

tahun dikendalikan dengan tangan besi olehMuammar Qadhafi, mulai berontak.

Nuri, yang dikenal Matthew sebagai peng-

usaha truk, mengenakan seragam militer dan

menyandang senapan AK-47 melawan diktator

Qadhafi. Bersimpati dengan perjuangan kawan

lamanya, Matthew ikut angkat senjata. “Saat

itu pasukan Qadhafi sedang ada di atas angin....

Kami asal jalan saja. Tak ada yang punya surat

pengangkatan, apalagi pangkat,” Matthew me-

nuturkan. Matthew bahkan sempat menghuni

penjara selama lima bulan.

Setelah lari dari bui, Matthew kembali ber-

tempur bersama milisi Tentara Pembebasan

Nasional melawan pasukan loyalis Qadhafi.

Bermodalkan senapan mesin buatan Rusia,dia terlibat dalam sejumlah baku tembak se-

ngit dalam pertarungan akhir melawan loyalis

Qadhafi di Kota Sirte.

Setelah pasukan Qadhafi digusur, Matthew

PROYEK INI MERUPAKANKELANJUTAN DARI KERJAKUSEBAGAI SEORANG REVOLUSIONER.”

INTERNASIONALINTERNASIONAL

Page 175: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 175/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

pulang ke Amerika.

Tapi suasana Baltimore

yang damai sepertinya

tak membuat betah

Matthew. Sejak bebe-

rapa bulan lalu, Mat-thew berada di Irbil,

Kurdistan. Perusahaan yang dia dirikan, Sons

of Liberty International (SOLI), mendapat “kon-

trak” untuk melatih milisi Unit Perlindungan

Dataran Nineveh (NPU).

Hampir semua prajurit NPU berasal dari

komunitas Kristen Asiria di Nineveh, provinsi

di wilayah utara Irak. Menurut Matthew, ada

ratusan milisi NPU yang dia latih bertempur

untuk mempertahankan wilayah mereka. Se-

bagian besar dana untuk menyokong NPU di-setor oleh Organisasi Mesopotamian Amerika

(AMO), kelompok keturunan Kristen Asiria di

Amerika Serikat.

“Proyek ini merupakan kelanjutan dari ker-

 jaku sebagai seorang revolusioner.... Apa yang

Matthew VanDyke diAfganistan

BBC

Page 176: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 176/196

INTERNASIONALINTERNASIONAL

Page 177: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 177/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

Logan dan teman-temannya sadar betul me-

reka kalah segalanya dari milisi ISIS. Lantaran

sadar kekuatan dan senjata tak seberapa, me-

reka bahu-membahu dengan milisi Peshmerga

dari Kurdistan melawan ISIS.

Ada sejumlah relawan Kristen dari pelbagai

negara yang bersimpati dengan nasib umat Kris-

ten Asiria dan bersedia mempertaruhkan nyawa

untuk mereka. Sebulan setelah menuntaskan

dinas militer di Afganistan bersama Korps Marinir

Amerika, Louis sudah berada di pesawat menuju

Bagdad.

Sekarang, bersama delapan relawan dari nega-

ra-negara Barat, Louis Park, 24 tahun, bergabung

dengan milisi Dwekh Nawsha di Kota Dohuk, wi-

layah otonomi Kurdistan. “Korps Marinir tak akan

datang ke sini.... Sejak pulang dari Afganistan, aku

sudah kangen dengan aksi,” kata Louis alias Tex.

Demi berperang bersama milisi Dwekh, Lou-

is menghabiskan US$ 3.500 dari sisa gajinya

CBS

INTERNASIONAL

Page 178: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 178/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

selama di Korps Marinir untuk membeli tiket,

belanja senapan dan amunisi. Menurut Louis,

dia dan relawan lain tahu bahwa Dwekh meru-

pakan milisi kere, maka mereka mempersenja-

tai diri dengan ongkos sendiri.

Bermodalkan sisa gaji yang tak seberapa,

Louis terbang ke Irak. Tapi ada masalah. Menu-

rut dia, senapan AK-47 miliknya tak akan bisa

menjangkau posisi ISIS. “Satu-satunya senapan

yang bisa menembak ISIS hanya senapan PK

buatan Rusia,” kata Louis. Untuk membeli se-

pucuk senapan PK yang harganya sekitar US$

3.000 atau sekitar Rp 39 juta, dia menggalang

pengumpulan sumbangan lewat Internet. Un-

tung teman-teman dan keluarganya bermurah

hati menyumbang dana.

Menurut Louis, kebijakan pemerintah Ame-

rika dan negara-negara sekutunya tak cukup

melindungi warga Irak dan kelompok-kelompok

minoritas, seperti Kristen Asiria, dari ancaman

VECERNJI

INTERNASIONAL

Page 179: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 179/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

ISIS. Dia dan sejumlah temannya yang pernah

berdinas di militer merasa terpanggil untuk

melindungi kelompok-kelompok teraniaya itu.

“Jika pemerintah tak mau berperang di sini, aku

bersedia.... Misi ini merupakan jawaban atas

doa-doaku,” kata Louis.Lain pula motivasi Brett, 28 tahun, bergabung

dengan milisi Dwekh. Punggungnya penuh

dengan tato Santo Michael. Di lengannya, ter-

tulis Raja Nineveh dalam aksara Arab. Ke mana-

mana selalu ada Alkitab mini di saku bajunya.

“Di sini aku berperang untuk mereka dan demi

keyakinanku,” kata Brett. ■ SAPTO PRADITYO | CNN | DA-

NGEROUS | BALTIMORESUN | BBC | REUTERS | WASHINGTONPOST

ANDY SPYRA

Page 180: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 180/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

AVRIL LAVIGNE

LAGU UNTUKOLIMPIADEKHUSUS

RAISA

INGINPSIKOPAT

PM PALESTINA

RAMI HAMDALLAH

PILIHDAGANG

PEOPLE

PEOPLE

Page 181: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 181/196

RAISA

INGIN PSIKOPAT

PEOPLE

PEOPLE

Page 182: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 182/196

PM PALESTINA RAMI HAMDALLAH

PILIH DAGANG

Page 183: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 183/196

BUKU

BUKU

TERTAWA DAN

Page 184: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 184/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

RAMBUTNYA boleh memutih, punggung membungkuk, dan suaranya

kian melemah, tapi semua itu tak bisa menghentikan semangat Myra

Sidharta untuk menulis. Pada usia 88 tahun, ia dikabarkan tengah me-

nulis beberapa buku yang ditargetkan rampung pada ulang tahunnya

ke-90 nanti.

Buku Seribu Senyum dan Setetes Air Mata, yang diluncurkan Maret lalu, meru-

JUDUL BUKU:Seribu Senyum dan Setetes AirMata

PENULIS:Myra Sidharta

PENERBIT: 

Penerbit Buku Kompas

TERBITAN:Maret 2015

TEBAL:328 halaman

MESKI MENGUASAI

LIMA BAHASA, MYRASIDHARTA TAK PERNAH

MEMAMERKANKELEBIHANNYA ITU

LEWAT TULISAN.

TERTAWA DAN

BERKACA-KACABERSAMA

MYRASIDHARTA

   D   E   T   I   K   C   O   M

BUKU

pakan kumpulan 52 esainya yang tersebar di berbagai media dalam kurun waktu

1983-2011. Menyimak isu-isu yang ditulis, sarjana psikologi dari Rijksuniversiteit

Leiden, Belanda, ini punya minat, perhatian, dan wawasan amat beragam.    D   E   T   I   K

BUKU

Page 185: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 185/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

, , p y , p , g

Gaya menulisnya mengalir ringan, jenaka, dan kadang nakal. Ia mengisahkan

mereka yang “datang” versus yang “pergi”. Tulisannya bisa membuatpembaca tertawa tapi kemudian bisa terharu dan berkaca-kaca.

Simak saat ia mencari rumah nenek moyangnya di Meixian, sebelah

utara Provinsi Guangzhou, misalnya. Myra mengisahkan bagaimana ka-

keknya terpaksa menjual adiknya untuk mencari ongkos pergi merantau.

Sungguh mengharukan. Tulisan ini pernah dimuat di Intisari pada 1983.

Lain lagi saat mengulas semrawutnya lalu lintas dan sikap para pe-

ngemudi, misalnya, Myra mengutip pendapat psikolog kondang M.A.W.

Brouwer. “Orang Indonesia adalah orang yang paling ramah di dunia, tetapi di

belakang kemudi langsung menjadi binatang yang paling buas.”

Tulisan yang dimuat di The Jakarta Post, 9 Juni 1996, itu hingga kini masih,

bahkan mungkin kian, relevan. Tak ada perubahan berarti, meski Presiden Joko

Widodo sudah mencanangkan revolusi mental.

Agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan selama dalam perjalanan, Myra

menyarankan agar dalam mengemudi lebih baik banyak mengalah. “Mengalah

tidak saja bentuk kesopanan, tetapi juga berarti menyelamatkan diri,” tulisnyadi halaman 187.

Selain masalah sosial dan budaya, Myra menekuni soal sejarah kuliner. Dalam

buku ini, ada tiga tulisan yang bercerita tentang makanan, yakni “Penyebutan

Tahu yang Tersembunyi”, “Renungan Mengenai Makanan Tionghoa”, dan “Seja-

   S   U   D   R   A   J   A   T   /

   M   A   J   A   L   A   H

Gaya menulisnyamengalir ringan, jenaka,dan kadang nakal.

BUKUBUKU

Page 186: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 186/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

rah Panjang Semangkuk Mi”.Tahu, tulis Myra, masuk ke Indonesia oleh pasukan Kubilai Khan pada 1292.

Bagi Kediri di Jawa Timur, tahu menjadi bagian dari sejarah kotanya. Tapi, yang

kerap muncul di televisi, penghasil tahu paling terkenal justru Sumedang di Jawa

Barat.

   A   N   T   A   R   A   F   O   T   O

BUKU

Terlepas dari hal itu, “Tahu adalah makanan untuk orang kaya maupun miskin.

Hotel bintang lima menyajikan macam-macam resep tahu, mulai yang lembut

sampai yang goreng renyah,” tulis Myra.

Page 187: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 187/196

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015

p y g g g y y

lll

Myra lahir dengan nama Ew Yhong Tjhoen Moy pada 6 Maret 1927 di

Belitung, tapi kakek Myra berasal dari Tiongkok. Sang kakek beremigrasi ke

Indonesia dalam rangka mencari kehidupan yang lebih baik. Moy berganti

nama menjadi Myra Sidharta merujuk instruksi rezim Orde Baru pada awal

1970-an.

Bakat menulis Myra sudah tumbuh sejak kanak-kanak. Hal ini berkat ber-

bagai buku yang dilahapnya. Ia lebih suka membaca ketimbang membantu

ibunya memasak di dapur.

Selepas sekolah menengah di Belitung dan lulus kuliah psikologi di Rijksuni-

versiteit Leiden pada 1958, Myra mengajar psikologi di Universitas Indonesia,

tapi kemudian ia lebih banyak memberi perhatian pada isu-isu seputar ma-

syarakat Tionghoa di Indonesia. Dalam beberapa tulisannya, Myra juga me-

nyentuh isu-isu yang terkait masalah gender dan hak-hak perempuan meskipun

ia tak pernah menyebut dirinya sebagai feminis.Meski menguasai lima bahasa, yakni Indonesia, Mandarin, Inggris, Belanda,

dan Prancis, ia tak pernah memamerkan kelebihannya itu. Kata maupun istilah

dalam tulisannya selalu diupayakan sesederhana mungkin. nSUDRAJAT

MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MAY 2015

Dalam beberapatulisannya, Myra jugamenyentuh isu-isuyang terkait masalahgender dan hak-hak

perempuan meskipunia tak pernahmenyebut dirinyasebagai feminis.

SENI HIBURAN PAMERAN

SENI HIBURAN PAMERAN

Page 188: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 188/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK  27 MARET - 3 MEI 2015

MIMPI BUKAN SEKADAR BUNGA  TIDUR. SE TIDAKN YA BAGI 

PEN Y PUJIA TI. BELASAN MIMPIN YA  TERABADIKAN DALAM 

KAR YA GRAFIS MENA WAN.

MIMPI INDAH N E G E R I  I TA L IA 

FO TO: SIL VIA / /DE TIK COM

SENI HIBURAN PAMERAN

ERAPA banyak dari kita

yang ingat apa isi mimpi

semalam? Bagaimana ceri-

kan begitu mata terbuka?

Peny Pujiati menyimpan mimpi demikian

rapi dalam ingatan sampai terbangun keesok-

Page 189: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 189/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

ta mimpi itu berawal dan

bagaimana berakhirnya?Ataukah seperti kebanyak-

an, mimpi sekadar pengisi

tidur untuk segera dilupa-

an paginya. Ingatan itu terus menggedor-

gedor hingga Peny tuangkan dalam gambarbermedia pulpen Boxy biru di atas blocknote 

12 x 10 sentimeter. Gambarnya detail dengan

ketelatenan yang luar biasa dalam mengisi

satu bidang gambar.

 A Girl Who Look Towards the Sea  misal-

nya. Di situ tergambar seorang gadis duduk

menghadap belakang, menghadap laut. Ram-

but panjangnya ditiup angin. Di atasnya awan

bergulung-gulung, sementara di latar depan

adalah rumah-rumah batu dengan pintu me-

lengkung.

Di sisi tiap gambar, Peny tampilkan juga

deskripsinya dalam kalimat seperti berikut

ini: Satu hari saya terdampar di perumahan

dengan bangunan segiempat berwarna merahmuda dan pintu melengkung. Tak ada seorang

 pun di sana. Sebuah mobil kotak berkeliling di

 situ tanpa henti. Lalu saya lihat seorang gadis

berlari, yang tanpa sengaja saya ikuti dari bela-

SENI HIBURAN PAMERAN

kang, keluar dari gerbang dan

menuju laut.

Pantai dengan pasir ber-

grafer di bidang periklanan.

Menggambar adalah hobi-

nya. Dia belajar fotografi

SENI HIBURAN PAMERAN

Page 190: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 190/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

warna cokelat, air biru terang,

dan langit hijau toska. Awanbergulung ditemani camar

terbang dan saya berdiri di

belakang. Ketika saya coba

memanggilnya, saya sadari,

 setelah ini mungkin akan

 jadi adegan horor yang me-

negangkan. Maka saya lebih

baik bangun dari mimpi.

Gambar-gambar yang

berisi mimpi Peny Pujiati

ditampilkan dalam pameran

bertema Sogni d’Oro (Mimpi

Indah) di Pusat Kebudayaan

Italia, Jakarta, 17-24 April

2015. Selain gambar, dipa-merkan pula foto-foto dari

perjalanannya ke Italia pada

Februari 2015.

Peny Pujiati adalah foto-

di Fakultas Seni Rupa dan

Desain Universitas Trisakti(angkatan masuk 2001), ber-

lanjut di Kelas Pagi Jakarta

Anton Ismael angkatan ke-2

pada 2007.

Peny kemudian belajar

bahasa Italia di Pusat Kebu-

dayaan Italia, Jakarta, mulai

2008 dan mendapat beasis-

wa untuk mendalami bahasa

Italia langsung ke negara

asalnya pada Januari-Maret

2010. Peny mengulang kun-

 jungannya ke Italia pada 2012

dan 2015.

Sogni d’Oro adalah pamer-annya yang ke-3. Pada 2010,

Peny menggelar pameran

fotografi bertajuk Cartoline

dall’Italia (Kartu-kartu Pos

SENI HIBURAN PAMERAN

Page 191: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 191/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

dari Italia) di Pusat Kebudayaan Italia, Jakarta.

Acara ini menjadi ajang inisiasi seninya, ter-

utama sebagai penerima beasiswa dari peme-

rintah Italia yang memberinya kesempatan

tinggal dan mengalami perjalanan seni serta

spiritual di Italia.

Pameran solo lainnya, Biroe, pada Februari

2015, berlangsung di Third Eye Space Studio,

 Jakarta, sebagai penanda Peny bukan semata-

mata sebagai tukang gambar, melainkan ter-

utama sebagai fotografer, dan menampilkan

transformasi artistiknya.

SENI HIBURAN PAMERAN

Sogni d’Oro menuturkan kisah-kisah dalam

mimpinya, beberapa berlangsung di Italia.

“Mimpi saya kadang kala absurd,” ujar Peny

gambarnya.

Selain  A Girl Who Look Towards the Sea 

yang mimpinya berhasil dia hentikan sendiri

Page 192: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 192/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

seusai pembukaan pameran, Jumat, 17 April

2015. Ucapan itu seakan merangkum sekali-gus merupakan benang merah karya-karya

sebelum jadi adegan horor, tengok  A Tent

Made from Dragon’s Corpse  tentang Penydan kawan-kawan pada suatu malam mene-

SENI HIBURAN PAMERAN

mukan kulit naga teronggok sete-

lah ditinggalkan pemiliknya, sang

naga Mereka akhirn a memasang

cerianya seorang turis, seorang

asing yang punya kesan menda-

lam pada Italia Misal empat foto

SENI HIBURAN PAMERAN

Page 193: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 193/196

MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK  27 APRIL - 3 MEI 2015

naga. Mereka akhirnya memasang

tonggak-tonggak di dalam kulit

naga, lalu berkemah di dalamnya.

Sebagai seniman multitalenta,

karyanya unik, dengan sentuhan

hangat, idealis, penuh keterbukaan,

dan sarat akan nilai berbagi. Foto-

foto hitam-putihnya lebih bersifat

kontemplasi. Seperti Il gatto di Ci-

vita, tentang kucing yang duduk dibawah bayangan pohon di depan

bangunan tua; atau Tevere, yang

menampilkan seorang lelaki berja-

lan menyusuri deretan pohon di

sisi sungai, sementara di kejauhan

menyembul kubah gereja di antara

bangunan lain yang lebih rendah.

Sebaliknya, foto-foto berwarna-

nya, sebagian diambil mengguna-

kan ponsel pintar, menunjukkan

lam pada Italia. Misal empat foto

yang dijuduli Il Dolce di Firenze,

Mangiate la Pizza in Italia!, Panino

dall’ Antico Vinaio, dan Un Bis-

cottino Davanti al Tempio Rotondo.

Peny memotret empat kudapan

berbeda di tangannya dengan

latar belakang bangunan tetenger  

(landmark ) Italia.

“Mimpi bukanlah sesuatu yangtiada guna,” demikian tertulis

dalam katalog pameran, sebalik-

nya, dengan berbagi mimpi dapat

menginspirasi orang lain, penikmat

karyanya. Perjalanan Peny adalah

perjalanan khayal sekaligus nyata,

yang mengantarkan pesan artistik

dari satu nuansa. Karya otentik

yang jadi khasnya. ■ 

SILVIA GALIKANO

FILM PEKAN INI

Page 194: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 194/196

ADA  masa keemasannya, bintang film Riggan Thomson (Michael Keaton) sangat

terkenal karena memerankan karakter superhero Birdman. Tapi, di usianya yang sudahtidak muda, Riggan harus menerima kenyataan dirinya sudah mulai dilupakan.

Riggan pun mencoba tantangan baru dengan menjadi pemain, penulis, sekaligus su-

tradara dalam sebuah pertunjukan teater. Tidak hanya berusaha keras untuk sukses,

Riggan kini menemui kesulitan, mulai para pemainnya, anaknya, sampai bagaimana

mendapat kritik positif dari kritikus tentang pertunjukannya.

JENIS FILM: COMEDY DRAMA ROMANCE | PRODUSER:ARNONMILCHAN JAMESW SKOTCHDOPOLE

BIRDMAN

Page 195: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 195/196

THE 7TH INTERNATIONAL

KAMPOENG JAZZ 2015

2 MEI 2015, PUKUL 15.00 WIB

d d

#WARASO7 LIVE IN

CONCERT

2 MEI 2015, PUKUL 18.00 WIB

Hotel Aston Cirebon, SapphireGrand Ballroom, Cirebon

Promotor: Malala Enterprise

Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta

Gratis. Pendaftaran paling lambat 24 April ke e-mail: even-

[email protected]

1 10 MEI 2015

PARKIRAN JAZZ

KAMIS, 30 APRIL 2015,

PUKUL 19.30 WIB

Balai Soedjatmoko, Solo

SUONI

ITALIANI:

STEFANO

BOLLANI

EUROPE ON

SCREEN

28 APRIL 2015,

PUKUL 19.30 WIB

Page 196: MajalahDetik_178

7/21/2019 MajalahDetik_178

http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 196/196

Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4 Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 

Email: [email protected]

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.

@majalah_detik majalah detik