MajaLah kesehatan

11
PENGARUH KELEBIHAN BERAT BADAN TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA KAMPUS IV Dyan Eka Riyanto P., Ns. M. Fathoni, S.Kep.MNS, Ns Tina Handayani N,. S.Kep,.M.Kep ABSTRAK Kelebihan berat badan merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Bila seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak. Terjadinya kelebihan berat badan lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan dan terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya. Maka dari itu seseorang yang mengalami kelebihan berat badan akan cenderung berpengaruh pada aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV. Desain penelitian yang digunakan cross sectional study dan mengambil sample 20 mahasiswa yang mengalami kelebihan berat badan menggunakan teknik non-probably sampling dengan metode Purposive sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan bantuan kuesioner. Dari analisis data menggunakan uji korelasi spearman diperoleh nilai koefisien korelasi -0,791 dengan signifikansi (<0,05) yaitu 0,000 yang artinya ada korelasi negatif (- 0,791) dan kuat antara variabel kelebihan berat badan dan aktivitas. Semakin tinggi kelebihan berat badannya maka aktivitasnya semakin rendah. Peneliti menyimpulkan ada pengaruh antara kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV. Saran untuk instansi terkait, pada penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi fakultas kedokteran Universitas Brawijaya Kampus IV bahwasanya ada pengaruh antara kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV dan agar menguragi kelebihan berat badan pada Mahasiswa di institusi tersebut dengan cara memberikan aktivitas tambahan pada mahasiswanya. Kata kunci : Kelebihan Berat Badan, Tingkat Aktivitas ABSTRACT Being overweight is a multifactorial disease, which occurs due to excessive accumulation of fat tissue, which can impair health. With increase in weight, the size of the fat cells will increase in size and then multiply numbers. The occurrence of excess weight is determined by too much food and to little physical activity or exercise, or both. Therefore someone who are overweight are likely to affect the activity. This study aimed to analyze the effect of overweight on the level of activity on campus IV Brawijaya University students. The study design used a cross-sectional study and take samples 20 students who are overweight using non-probably sampling technique with Purposive Sampling method. Data were collected with the help of questionnaires. From the data analysis using Spearman correlation test values obtained correlation coefficient -0.791 with significance (<0.05) is 0.000, which means there is a negative correlation (-0.791) and strong between the variables overweight and activity. The higher the excess weight, the lower activity. Researchers concluded there was an effect of overweight on the level of activity on campus IV Brawijaya University students. Suggestions for relevant agencies, in this study can be used as additional knowledge to medical school Brawijaya University Campus IV that exist between overweight influence on the level of activity on campus IV Brawijaya University students and so reduces future overweight students in these institutions by providing Additional activities on students. Keywords: Excess Weight, Activity Level

description

majalah skripsi

Transcript of MajaLah kesehatan

Page 1: MajaLah kesehatan

PENGARUH KELEBIHAN BERAT BADAN TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA KAMPUS IV

Dyan Eka Riyanto P., Ns. M. Fathoni, S.Kep.MNS, Ns Tina Handayani N,. S.Kep,.M.Kep

ABSTRAK

Kelebihan berat badan merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Bila seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak. Terjadinya kelebihan berat badan lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan dan terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya. Maka dari itu seseorang yang mengalami kelebihan berat badan akan cenderung berpengaruh pada aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV. Desain penelitian yang digunakan cross sectional study dan mengambil sample 20 mahasiswa yang mengalami kelebihan berat badan menggunakan teknik non-probably sampling dengan metode Purposive sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan bantuan kuesioner. Dari analisis data menggunakan uji korelasi spearman diperoleh nilai koefisien korelasi -0,791 dengan signifikansi (<0,05) yaitu 0,000 yang artinya ada korelasi negatif (-0,791) dan kuat antara variabel kelebihan berat badan dan aktivitas. Semakin tinggi kelebihan berat badannya maka aktivitasnya semakin rendah. Peneliti menyimpulkan ada pengaruh antara kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV. Saran untuk instansi terkait, pada penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi fakultas kedokteran Universitas Brawijaya Kampus IV bahwasanya ada pengaruh antara kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV dan agar menguragi kelebihan berat badan pada Mahasiswa di institusi tersebut dengan cara memberikan aktivitas tambahan pada mahasiswanya.

Kata kunci : Kelebihan Berat Badan, Tingkat Aktivitas

ABSTRACT

Being overweight is a multifactorial disease, which occurs due to excessive accumulation of fat tissue, which can impair health. With increase in weight, the size of the fat cells will increase in size and then multiply numbers. The occurrence of excess weight is determined by too much food and to little physical activity or exercise, or both. Therefore someone who are overweight are likely to affect the activity. This study aimed to analyze the effect of overweight on the level of activity on campus IV Brawijaya University students. The study design used a cross-sectional study and take samples 20 students who are overweight using non-probably sampling technique with Purposive Sampling method. Data were collected with the help of questionnaires. From the data analysis using Spearman correlation test values obtained correlation coefficient -0.791 with significance (<0.05) is 0.000, which means there is a negative correlation (-0.791) and strong between the variables overweight and activity. The higher the excess weight, the lower activity. Researchers concluded there was an effect of overweight on the level of activity on campus IV Brawijaya University students. Suggestions for relevant agencies, in this study can be used as additional knowledge to medical school Brawijaya University Campus IV that exist between overweight influence on the level of activity on campus IV Brawijaya University students and so reduces future overweight students in these institutions by providing Additional activities on students.

Keywords: Excess Weight, Activity Level

Page 2: MajaLah kesehatan

PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization (WHO), Kelebihan berat badan merupakan salah satu dari pada 10 kondisi yang berisiko di seluruh dunia dan salah satu dari pada 5 kondisi yang berisiko di negara-negara berkembang. Prevalensi obesitas di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan (Aneja et al., 2004; Flier & Flier, 2008). Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan, di dunia ada sekitar 1,6 milyar orang dewasa berumur ≥ 15 tahun kelebihan berat dan setidak-tidaknya sebanyak 400 juta orang dewasa obese pada tahun 2005 (Sugianti et al., 2009).

Di Indonesia, angka prevalensi obesitas juga menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Data Riskesdas tahun 2007 menunjukan prevalensi obesitas pada penduduk usia > 18 tahun ke atas secara nasional adalah 19,3 %, di jawa timur prevalensi obesitas mencapai 20,4%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2010, angka obesitas pada penduduk usia di atas 18 tahun tercatat sebanyak 27,1%, Sedang berdasarkan jenis kelamin, prevalensi obesitas pada perempuan lebih tinggi (26,9%) dibanding laki-laki (16,3%), sedangkan prevalensi overweight pada dewasa laki-laki (9,5%) dan pada perempuan (6,4%). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 prevalensi obesitas pada orang dewasa awal di Indonesia mencapai 21,7%, (Riskesdas, 2010).

Berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi kurang melakukan aktivitas di Jawa Timur sebesar 44,7%. secara nasional hampir separuh penduduk Indonesia (48,2%) usia lebih dari 10 tahun kurang melakukan aktivitas fisik. Perempuan memiliki prevalensi kurang aktivitas lebih tinggi (54,5%) dibanding laki-laki (41,4%). Prevalensi kurang aktivitas penduduk perkotaan (57,6%) lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan (42,4%) (Soendoro, 2008). Beberapa penelitian juga menunjukan

bahwa laki-laki dan perempuan yang memiliki aktivitas kurang mempunyai risiko obesitas (Herdayati, & Besral 2010). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, pravelensi dewasa awal yang kurang aktivitas adalah sebesar 23,2%.

Kelebihan berat badan terjadi dalam bentuk overweight dan obesitas. Obesitas yang muncul di usia remaja cenderung berlanjut hingga ke dewasa dan lansia. Kejadian overweight dan obesitas menjadi masalah di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat pada orang dewasa dan anak baik di negara maju maupun negara berkembang.

Kelebihan berat badan merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Kelebihan berat badan terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak (Sugondo, 2007).

Kelebihan berat badan pada usia dewasa awal berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian penyakit jantung koroner, hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes melitus, dan gangguan metabolik (Kumanyika, 2008). Faktor-faktor penyebab kelebihan berat badan diantaranya adalah faktor genetik, faktor kesehatan, faktor psikologis, faktor kurang gerak/olahraga (aktivitas), dan faktor lingkungan (Mu’tadin, 2004). Obesitas akan berpengaruh terhadap aktivitas atau kegiatan apabila orang yang obesitas tersebut malas dan tidak aktif bergerak melakukan aktivitas.

Aktivitas merupakan gerakan tubuh yang ditimbulkan oleh otot-otot skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energi. Aktivitas membantu mempertahankan keseimbangan energi dan mengurangi obesitas (Citra & Retnaningsih, 2009).

Pada orang yang kelebihan berat badan biasanya aktivitas menurun di karena orang yang kelebihan berat badan

Page 3: MajaLah kesehatan

tersebut malas dalam hal melakukan aktivitas. Aktivitas dapat berupa olahraga seperti push up, lari ringan, tenis, yoga, fitness, senam, bermain bola, bermain tenis, dan angkat beban. Selain olahraga, aktivitas dapat berupa kegiatan sehari-hari seperti berjalan, berkebun, bermain dan menari (WHO, 2012). Peningkatan aktivitas cukup efektif dalam mencegah dan memperlambat perkembangan beberapa penyakit, aktivitas yang teratur juga mempunyai peran yang penting terhadap pencegahan, pengobatan, dan pemulihan beberapa penyakit yang merupakan sasaran kesehatan masyarakat yang penting (June M. M. Luhulima, 2005).

Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada mahasiswa Universitas Brawijaya kampus IV.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada mahasiswa. Manfaat akademik dari penelitian ini adalah meningkatkan pengetahuan, pembelajaran dan pemahaman di institusi pendidikan tentang mengenai pengaruh Kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah penelitian ini dihasilkan rutinitas tingkat aktivitas mahasiswa. Apabila penelitian ini dipublikasikan maka diharapkan dapat memberikan pandangan dan informasi mengenai pentingnya pengaruh Kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV yang mengalami kelebihan berat badan sejumlah 22 mahasiswa. Peneliti menentukan jumlah sampel yang digunakan yaitu 20 mahasiswa kelebihan berat badan. Cara pengambilan sample

adalah dengan metode Purposive sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV yang mengalami kelebihan berat badan, Usia ≥ 20, Bersedia menjadi subjek penelitian, Indeks masa tubuh ≥ 25,1. Penelitian dilaksanakan pada Tanggal 10 Maret 2015. Penelitian ini dilakukan di Universitas Brawijaya Kampus IV. Variabel bebas penelitian ini adalah kelebihan berat badan. Variabel tergantung penelitian ini adalah tingkat aktivitas. Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terbagi dalam dua macam yaitu alat pengukur kelebihan berat badan dan kuesioner aktivitas APARQ yang dimodofikasi oleh peneliti. Pada penelitian ini untuk menganalisis hasil penelitian dan untuk melihat pengaruh antara variable dependent dengan variable independent dilakukan dengan Uji Rank Spearman.

HASIL PENELITIAN

Data Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin

Data Demografi Berdasarkan Usia

Karakteristik Jenis Kelamin

Laki - Laki

Perempuan

Karakteristik Usia

20 - 21 Tahun

22 - 23 Tahun

75%

25 %

55% 45%

Page 4: MajaLah kesehatan

Data Indeks Massa Tubuh (IMT)

Data Lingkar Perut

Data Lingkar Lengan

Data Tingkat Aktivitas

Pengaruh Kelebihan Berat Badan Dengan Tingkat Aktivitas Pada Dewasa Awal

N

o

Obesitas

Berdasarkan

IMT

Tingkat Aktivitas

Jumlah Ringan Sedang Berat

n (%) n (%) n (%)

1 Kelebihan

Berat Badan

Tingkat

Ringan

1 14,28% 1 14,28% 2 28,57% 7

2 Kelebihan

Berat Badan

Tingkat

Berat

1 50% 1 50% 0 % 2

3 Obesitas 8 72,72% 3 27,27% 0 0% 11

Dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dengan kategori obesitas yang melakukan tingkat aktivitas ringan sebanyak 8 Mahasiswa (72,72%).

ANALISA DATA

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Rank Spearman, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh kelebihan berat badan Terhadap Tingkat Aktivitas Pada Dewasa Awal. Taraf signifkansi α = 0,05. Pada uji koreasi Rank Spearman apabila rhitung< rtabel , maka Ho diterima apabila rhitung> rtabel, , maka Ho ditolak. Uji Rank Spearman dalam penelitian ini didapatkan nilai probabilitas (Sig.) = 0,000, rshitung = -0,791, rs tabel (0,05 ; 20) = 0,447. Karena nilai probabilitas < 0,05 yakni 0,000, dan rshitung (-0,791) > rstabel (0,447) maka Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya ada korelasi negatif (-0,791) dan signifikan antara variabel kelebihan berat badan berdasarkan IMT (x) dan Tingkat Aktivitas (y). Semakin tinggi kelebihan berat badan berdasarkan IMT (x) maka Aktivitas (y) akan semakin rendah.

Karakteristik Indeks Massa Tubuh

Kelebihan Berat Badan Tingkat RinganKelebihan Berta Badan Tingkat Berat

Obesitas

Karekteristik Responden Berdasarkan Lingkar Perut

Normal

Tidak Normal

Karekteristik Responden Berdasarkan Lingkar Lengan

Normal

Tidak Normal

Karekteristik Responden Berdasarkan Tingkat Aktivitas

Aktivitas RinganAktivitas SedangAktivitas Berat

55 % 35 %

10 %

55% 45 %

50% 50%

50% 25%

25%

Page 5: MajaLah kesehatan

PEMBAHASAN

Kelebihan Berat Badan

Dari hasil penelitian pengukuran berat badan dan tinggi badan yang di kategorikan sesuai IMT yang dilakukan kepada 20 responden yang sebagian besar Obesitas yaitu sebanyak 11 Mahasiswa (55%). Responden yang Kelebihan Berat Badan Tingkat Ringan 7 Mahasiswa (35%) dan responden Kelebihan Berat Badan Tingkat Berat 2 Mahasiswa (10%) dari total 20 responden.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyorini (2004) mengenai obesitas pada dewasa awal diperoleh prosentase yang tinggi pada obesitas yaitu sebanyak 53,6%. Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luthfiana (2006) pada dewasa awal diperoleh hasil yang tinggi pada obesitas yaitu sebanyak 56,66%.

Menurut penelitian Sheperd (2009) kelebihan berat badan terjadi ketika seseorang untuk alasan apapun, makan secara berlebihan atau kekurangan aktivitas dalam hal ini olahraga. Kelebihan berat badan adalah keadaan abnormal berat badan dan tinggi badan atau akumulasi lemak yang berlebihan yang menyebabkan timbulnya resiko terhadap kesehatan (WHO, 2006). Ukuran untuk menentukan seseorang kelebihan berat badan umumnya dipakai indeks berdasarkan berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kwadrat, dan dikategorikan kelebihan berta badan tingkat ringan atau kelebihan berat badan tingkat berat dan obesitas disebut dengan indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI) (WHO, 2006).

Berdasarkan observasi peneliti, sebagian besar menunjukan bahwa Mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV Kediri tergolong obesitas. Tapi juga beberapa mahasiswa yang tergolong kelebihan berat badan tingkat ringan dan kelebihan berat badan tingkat berat. Pada teori-teori diatas menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat badan sangat

rentan dengan peningkatan risiko kejadian penyakit jantung koroner, hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes melitus, dan gangguan metabolik. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa banyak yang mengalami kelebihan berat badan terutama obesitas, hal ini dikarenakan orang tersebut kurangnya melakukan aktivitas dan pola makan tidak diatur.

Tingkat Aktivitas

Dari hasil penelitian berdasarkan tingkat dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dengan aktivitas ringan sebanyak 10 mahasiswa (50%), sedangkan responden dengan aktivitas sedang sebanyak 5 mahasiswa (25%), sedangkan responden dengan aktivitas berat sebanyak 5 mahasiswa (25%) dari total 20 responden.

Aktifitas yang rendah telah diidentifikasi sebagai salah satu dari 4 besar penyebab risiko penyebab kematian di dunia (WHO, 2010). Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Aktivitas adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi (Almaitsier, 2004).

Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010). Aktivitas tingkat ringan juga dapat menyebabkan seseorang menjadi obesitas, karena aktivitas tersebut tidak terlalu mengeluarkan energi. Keim at al. (2004) menjelaskan bahwa aktivitas fisik yang buruk telah diidentifikasi sebagai penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Menurut Malhotra. 2004, Aktivitas yang teratur adalah bagian terpenting dalam penurunan berat badan secara efektif. Hal itu juga dapat mencegah beberapa jenis penyakit dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh. Aktivitas dewasa awal obesitas sama seperti aktivitas fisik yang dilakukan oleh dewasa awal dengan berat badan yang normal.

Page 6: MajaLah kesehatan

Hanya saja yang membedakan ialah durasi dan frekuensi saat beraktivitas, remaja yang obesitas cenderung menyukai kegiatan di dalam ruangan misalnya nonton TV lebih dari 1 jam, belajar sambil ngemil, maen komputer, tidur dalam waktu yang lama. Kegiatan di luar ruangan tidak begitu disukai karena cuaca di luar yang panas atau dingin sehingga terlalu banyak keluar keringat dan mudah lelah.

Menurut penelitian Retno Loekito dkk. (2005) juga menyebutkan bahwa frekuensi aktivitas berpengaruh langsung terhadap BMI, semakin sering melakukan aktivitas maka BMI akan semakin menurun. Selain kurangnya frekuensi aktivitas, durasi dan waktu untuk aktivitas yang kurang juga menjadi salah satu masalah.

Berdasarkan observasi peneliti, banyak mahasiswa yang kurang suka melakukan aktivitas berat-berat, tapi ada juga yang suku melakukan aktivitas yang tergolong berat dan melakukan nya secara sering, hal itu dapat dilihat melalui kuesioner yang diisi oleh mahasiswa. Berdasarkan teori-teori diatas yang menjelaskan tentang tingkat aktivitas bahwa orang yang kurang atau tidak pernah melakukan aktivitas, berpositif akan mengalami obesitas. Aktivitas itu sangat penting bagi keadaan tubuh seseorang agar terhindar dari penyakit, oleh karena itu kita harus sering dan teratur melakukan aktivitas ringan maupun juga aktivitas berat. Hal itu juga dapat mencegah beberapa jenis penyakit dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh.

Pengaruh kelebihan Berat Badan Dengan Tingkat Aktivitas Pada Dewasa Awal

Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Luthfiana (2006) pada dewasa awal yang mengalami obesitas dapat berpengaruh pada tingkat aktivitasnya. Kelebihan berat badan merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan,

sehingga dapat mengganggu kesehatan. Kelebihan berat badan terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak (Sugondo, 2007). Obesitas terjadi ketika seseorang untuk alasan apapun, makan secara berlebihan atau kekurangan aktivitas dalam hal ini olahraga (Sheperd, 2009).

Para peneliti menemukan bahwa orang yang kelebihan berat badan cenderung untuk menjadi kurang produktif saat melakukan aktivitas dari pada orang yang dengan berat badan normal. Ricci dan Chee (2005) menjelaskan bahwa aktivitas yang berkurang karena perbedaan status kesehatan antara orang yang kelebihan berat badan dan orang yang berat badan normal. Apabila melakukan aktivitas, hormon dan hasil metabolisme akan meningkat di darah dan jaringan tubuh serta aktivitas otot menghasilkan panas dan peningkatan suhu inti yang juga dikenal sebagai hiperthermia akibat olahraga (exercise induced hyperthermia, EIH).

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada dewasa awal. Hasil ini sejalan dengan pendapat Arisman, yang menyatakan bahwa ada kecenderungan pada orang yang memeliki berat badan diatas berat badan ideal, mempunyai aktifitas fisik tidak seaktif orang yang memiliki berat badan sama dengan berat badan ideal.

Penelitian Sin tahun 2003 di Subang Jaya pada dewasa awal, mendapatkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk aktifitas ringan seseorang adalah 83-85%, diikuti oleh aktifitas sedang 11-13% dan aktifitas berat 3-5%. Penelitian tersebut menunjukkan waktu yang digunakan untuk aktivitas yang tidak aktif atau aktivitas ringan masih tinggi persentasenya dibandingkan dengan aktivitas sedang maupun aktivitas berat. Hal tersebut diduga menjadi

Page 7: MajaLah kesehatan

penyebab meningkatnya prevalensi kelebihan berat badan. Perubahan gaya hidup yang menjurus pada penurunan aktivitas fisik seperti ke kampus dengan naik kendaraan dan kurangnya aktivitas mengikuti kegiatan diluar rumah, menyebabkan seseorang lebih senang dirumah menonton televisi atau video dibandingkan melakukan aktifitas fisik diluar rumah.

Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global ( WHO, 2010). Menurut penelitian Retno Loekito dkk. (2005) juga menyebutkan bahwa frekuensi aktivitas berpengaruh langsung terhadap BMI, semakin sering melakukan aktivitas maka BMI akan semakin menurun. Selain kurangnya frekuensi aktivitas, durasi dan waktu untuk aktivitas yang kurang juga menjadi salah satu masalah. Keim at al. (2004) menjelaskan bahwa aktivitas fisik yang buruk telah diidentifikasi sebagai penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Kelebihan berat badan dan meningkatnya obesitas merupakan penyebab dari kombinasi diet yang buruk dan fisik yang tidak aktif hal ini bisa menjadi nomor satu penyebab kematian.

Pada penelitian ini menyatakan bahwa obesitas sangat berpengaruh pada tingkat aktivitas, karena pada hasil penelitian dapat dilihat bahwa dewasa awal yang mengalami obesitas tingkat aktivitasnya menurun. Penelitian ini banyak dewasa awal yang termasuk obesitas tingkat berat, dikarenakan banyak dewasa awal cenderung tidak pernah melakukan aktivitas-aktivitas yang berat ataupun juga tidak pernah melakukan aktivitas sama sekali.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

Karakteristik Mahasiswa berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) bahwa

sebagian besar Obesitas yaitu sebanyak 11 Mahasiswa (55%)

Pada hasil penelitian mengenai tingkat aktivitas pada Mahasiswa di Universitas Brawijaya Kampus IV Kota Kediri sebagian besar responden dengan aktivitas ringan sebanyak 10 Mahasiswa (50%)

Ada pengaruh yang bermakna antara kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada Mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV Kota Kediri.

SARAN

Untuk Peneliti Selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya

diharapkan peneliti mengambil data dengan waktu yang lebih lama sehingga bisa menggambarkan secara umum kebiasaan dan kegiatan Mahasiswa setiap harinya.

Untuk penelitian selanjutnya tempat penelitian bisa lebih ke general yang tidak hanya mengambil satu tempat saja dan juga waktu yang lebih lama untuk penelitian sehingga bisa mengetahui tingkat aktivitas pada dewasa awal.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan karkteristik populasi yang lebih beragam dan menggunakan skala ukur selain ordinal dalam penelitian serta menggunakan variable yang berbeda yang menjadi faktor lain agar dapat mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat aktivitas pada dewasa awal.

Untuk Instintusi Terkait Penelitian ini dapat digunakan

sebagai tambahan pengetahuan bagi fakultas kedokteran Universitas Brawijaya Kampus IV bahwasanya ada pengaruh antara kelebihan berat badan terhadap tingkat aktivitas pada mahasiswa Universitas Brawijaya Kampus IV.

Agar menguragi kelebihan berat badan pada Mahasiswa di institusi tersebut dengan cara memberikan aktivitas tambahan pada mahasiswanya.

Page 8: MajaLah kesehatan

Masih perlu diberikan pengetahuan, baik dalam penyuluhan dan pendidikan terhadap mahasiswa tentang kelebihan berat badan.

Masih perlu diberikan pengetahuan, baik dalam penyuluhan dan pendidikan terhadap mahasiswa tentang aktivitas yang teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Meidityasari A. 2012. Hubungan Kebiasaan Tidak Makan Pagi Dengan Kejadian Kelebihan Berat Badan Pada Mahasiswa Keperawatan Semester 1 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.

Adityawarman. 2007. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Komposisi Tubuh Pada Remaja. Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Anam MS, Widjanarko B, Pramono A, Hardhono S, Subagio HW. 2010 Pengaruh Intervensi Diet dan Olahraga Terhadap Indeks Massa Tubuh, Persentase Lemak Tubuh dan Kesegaran Jasmani Pada Penderita Obesitas Dewasa. Thesis. Tidak Diterbitkan. Program Pasca Sarjana Ilmu Biomedik. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.

Angel.L.D, Nelly.M, Fanly.O. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak SD Di Kota Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp) 2013 Vol 1 Nomor 1.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.Laporan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Timur 2007. Jakarta. 2007.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, (2010), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, (2013), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Booth, Michael L, Okely Dan Anthony D. 2006. APARQ ( Adolescent Physical Activity Recall Questionare ). University Sydney : NSW.

Citra F,A, & Retnaningsih. (2009). Konsep Diri Remaja Awal Putri Yang Mengalami Obesitas. Tidak Diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Gunardarma.

Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Dariyo, A, (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Dewi.N.W, 2013. Analisis Faktor Penyabab Obesitas Dan Cara Mengatasi Obesitas Pada Remaja Putri. Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Diane E. Papalia, Sally Wendkos Olds dkk. 2009. Human Development (edisi 10). Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika.

Dieny, Fillah. 2007. Hubungan Body Image, Aktivitas Fisik, Asupan Energi dan Protein Dengan Status Gizi Pada orang Dewasa. Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 9: MajaLah kesehatan

Donna L. Wong, et al. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Fatimah S N,Terapi Diet dan Aktivitas Fisik pada Penanggulangan Obesitas. Dalam: Soegih R, Wiramihardja KK, penyunting. Obesitas: permasalahan dan terapi praktis. Jakarta: CV Sagung Seto; 2009. hlm. 9–18

Hudha, 2006, Hubungan antara pola makan dan aktifitas fisik dengan obesitas pada remaja, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Hurlock,E.B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta : Erlangga

Indriati, Etty. 2009. Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi, dan Olahraga. Yogyakarta :PT. Citra Adi Parama.

Kartika.S dan Siti.R.N. Perbedaan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Antara Remaja Obesitas Dengan Non Obesitas. Makara Kesehatan 2012 Vol 16 (1) : 45-50.

Kuniasih, dedeh, dkk (2010) Sehat & bugar berkat gizi seimbang. Penerbit buku

gramedia. Jakarta

Lia Y. Penyesuaian Diri pada Menantu Pria Dewasa Awal yang Tinggal dengan Mertua. Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan, Universitas Gunadarma.

Mamppiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional

Misnadiarly, (2007). Obesitas sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta : Obor Populer.

Mu’tadin, Z. 2004. Obesitas dan Faktor Penyebab. http//www.e-psikologi.com.

Diakses pada tanggal 1 November 2014.

Morton.P.G. 2005. Panduan Pemeriksaan Kesehatan. Jakarta : EGC

Ninik Setiyorini, 2004. Besar Resiko Aktivitas Fisik Rendah Terhadap Kejadian Obesitas Pada Murid Sekolah Dasar. Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.

Notoatmodjo S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 89-91.

Nurmalina. 2011. Pencegahan & Manajemen Obesitas. Bandung : Elex Media Komputindo.

Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Pamungkasiwi. 1996. Hubungan Obesitas Dengan Tingkat Aktivitas Fisik Siswa: Studi Kasus Di Sekolah Menengah Umum (Smu) Sedes Sepienteae Semarang. Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan.

Papalia, D.E., Old, S.W., & Feldman, R.D. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan).

Parson, Tessa et al. 2005. Physical Activity and Change in Body Mass Index from Adolescence to Mid-Adulthood in the 1958 British Cohort. London

Retnaningsih & Oktariza. 2011. pengaruh aktifitas fisik terhadap kejadian obesitas pada murid. Jurnal Pembangunan Manusia Vol.5 No.2

RISKESDAS, 2007. Riset Kesehatan Dasar. Diunduh dari : http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf (diakses 29 Oktober 2014.

Sadoso. Sumosardjuno. 1989. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta:

Page 10: MajaLah kesehatan

PT.Grafidia Java.1990. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dan Olahraga. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Sugondo Sidartawan. 2007. Obesitas. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang S., Idrus Alwi, Marcellus S.K., Siti setiati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jil.3.Ed.IV.Jakarta:FK UI. p:1919

Sulistyowati, Rizky. 2012. Hubungan Pengetahuan, dan Sikap Mahasiswa Obesitas Tentang Obesitas Dengan Perilaku Dalam Mencapai Berat Badan Ideal (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang). Tugas Akhir. Tidak diterbitkan, fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.

Weinsten et al. 2004. Relationship of Physical Activity vs Body Mass Index with Type 2 Diabetes in Women. Jama

Wong, D, L. (2006). Buku Ajar Keperawatan komunitas. Jakarta : EGC.

WHO. 2010. Physical Activity. Geneva.

WHO. Obesity: Preventing and managing the global epidemic. WHO Technical Report. Geneva; 2000. Report No.: 92-4-120894-5. Available from: http://www.who.int/nutrition/publications/obesity/WHO_TRS_894/en/index. html. [diakses 19 November 2014]: h.1.

WHO. 2011. Global Recomemendations on Phisical Activity for Health (18-64 years old). WHO: Geneva.

Telah disetujui oleh,

Pembimbing I

Ns. M. Fathoni, S.Kep.MNS NIP.197802202005011002

Page 11: MajaLah kesehatan