Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

17
Achmadi, Umar Fahmi, 1991. Transformasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja di Indonesia, Jakarta : UI Press. Azwar, 1983. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Mutiara. Jakarta Depkes RI, 1982. Sistem Kesehatan Nasional . Depkes RI.Jakarta Ehler, Victor M. 1965., Municifal and Rural Sanitation. Mc. Graw Hill, Publishing Company Ltd, New Delhi. Harsanto, et al.2002. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta : Depkes RI. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No 71 tahun 2004 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah Keputusan Menteri Kesehatan No 1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat Keputusan Menteri Kesehatan No 1457/Menkes/SK/X/2003 Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kab/Kota Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran Leavel and Clark. 1965. Preventive Medicine for the Doctor in His Community, 3 th Edition, McGraw-Hill Inc, New York. Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Purdom, 1980. Environmental Health.second edition. Academic Press. Soeparman dan Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu Pengantar. Jakarta : EGC.

description

file

Transcript of Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

Page 1: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

Achmadi, Umar Fahmi, 1991. Transformasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja di Indonesia, Jakarta : UI Press.

Azwar, 1983. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Mutiara. Jakarta

Depkes RI, 1982. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI.Jakarta

Ehler, Victor M. 1965., Municifal and Rural Sanitation. Mc. Graw Hill, Publishing Company Ltd, New Delhi.

Harsanto, et al.2002. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta : Depkes RI.

Keputusan Gubernur Jawa Tengah No 71 tahun 2004 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah

Keputusan Menteri Kesehatan No 1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat

Keputusan Menteri Kesehatan No 1457/Menkes/SK/X/2003 Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kab/Kota

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran

Leavel and Clark. 1965. Preventive Medicine for the Doctor in His Community, 3th Edition, McGraw-Hill Inc, New York.

Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Purdom, 1980. Environmental Health.second edition. Academic Press.

Soeparman dan Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu Pengantar. Jakarta : EGC.

Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

Wagner & Lanoix,1958. Excreta Disposal for Rural Areas and Small Comunities, World Health Organization. Geneva.

Soal Latihan :

Page 2: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

1. Sebutkan pengertian kesehatan lingkungan menurut sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi,

WHO dan Sumengen !

2. Sebutkan ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun

1992 !

3. Jelasakan konsep hubungan interaksi antara tiga komponen yang berperan dalam

menimbulkan penyakit model ecology (Jhon Gordon)

4. Sebutkan karakteristik host, agent dan environmental dan beri contoh masing-masing 2 (diua)

buah !

5. Sebutkan masalah-masalah kesehatan lingkungan di Indonesia dan apa penyebabnya ?

6. Jelaskan dengan contoh (2 saja), hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap

kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman !

7. Jelaskan dengan diagram, kaitan antara Indonesia sehat 2010, kesehatan lingkungan dan

Healty city !

Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

Oleh : Wawan Agustina, S.Si

A. Pendahuluan

Majalah dinding atau lebih dikenal dengan singkatannya “MADING” yaitu ; salah satu jenis media atau sarana penyampaian informasi dan penyaluran minat dan bakat yang dikerjakan dan dikelola oleh kelompok tertentu serta diperuntukkan untuk kalangan tertentu pula.

Mading sangat mungkin dijumpai di banyak tempat seperti mesjid, sekolah, perpustakaan umum, instansi pemerintahan dan lain sebagainya. Hal ini karena mading bisa dikelola oleh siapa saja dan bisa ditempatkan dimana saja. Misalnya Mading Ikatan Remaja Mesjid, Mading LSM, Mading Kampus, Mading Sekolah dan lain-lain.

Page 3: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

Mading sekolah adalah mading yang dikelola oleh suatu sekolah tertentu baik siswa maupun guru dan biasanya disajikan agar dapat dibaca oleh warga sekolah tersebut. Mading sekolah selain sebagai media untuk menyampaikan informasi (pengumuman atau berita) juga dapat dijadikan ajang atau sarana pengembangan minat dan bakat baik siswa maupun guru dalam bidang tulis menulis.

Mading juga sangat berperan dalam mengasah kemampuan siswa untuk belajar berorganisasi secara baik, melatih kedisiplinan karena harus bekerja sesuai jadwal, belajar untuk lebih kreatif dalam mencari ide-ide baru untuk tema dan tampilan mading, dan melatih siswa untuk bisa lebih bertanggungjawab terhadap tugas yang harus dikerjakannya.

Mengingat keberadaan mading sekolah memiliki arti yang penting baik bagi siswa maupun guru, maka hendaknya mading sekolah dikelola secara baik agar tetap eksis. Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan mading akan selalu dapat terbit pada waktunya dengan tema-tema dan tampilan-tampilan yang menarik.

B. Manajemen Mading Sekolah

Mengelola sebuah media informasi tentu memerlukan kepengurusan yang baik, tertata rapi, dan berjalan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Mading sekolah sekalipun diperlukan suatu kepengurusan atau organisasi agar semuanya bisa berjalan lancar.Menurut Rachim (2006), dalam pengelolaannya mading harus memiliki dua manajemen yaitu manajemen organisasi dan manajemen redaksional. Kedua manajemen tersebut memiliki tugas yang berbeda satu sama lain.

a. Manajemen OrganisasiManajemen organisasi dalam pengelolaan mading sebagai sebuah organisasi intra sekolah sangatlah diperlukan, karena tanpa organisasi ini pengelolaan mading akan sulit untuk berjalan dengan baik.

Manajemen organisasi dalam pelaksanaan tugasnya lebih bersifat administratif dan tidak berhubungan secara langsung dengan hal teknis penerbitan mading. Keberadaan struktur atau jabatan manajemen organisasi mading tergantung dari kebutuhan pengelolaan mading itu sendiri.Menurut Rachim (2006), Manajemen organisasi mading biasanya dipimpin oleh seorang pemimpin umum, dibantu oleh beberapa seksi seperti seksi Administrasi, Keuangan, Sponsorship, dll., sesuai kebutuhan Mading.

Seorang pemimpin umum bertugas mengkoordinasikan kegiatan secara keseluruhan, bagian keuangan/bendahara bertugas mengatur keuangan terkait biaya operasional dan biaya penerbitan,

Page 4: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

bagian administrasi/sekretaris berperan terkait dengan surat menyurat terutama yang berhubungan dengan pihak luar seperti permohonan kesediaan wawancara atau lainnya. Bagian sponsorship bertugas mencari pihak-pihak yang mau berkontribusi dengan beriklan atau menyampaikan ucapan selamat dll, dengan perjanjian tertentu.

b. Manajemen RedaksionalManajemen redaksional adalah manajemen yang bertanggungjawab langsung secara teknis terhadap proses penerbitan mading mulai dari penyusunan tema, penyusunan materi, pencarian bahan/berita sampai publikasi. Manajemen redaksional biasanya dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi dan di bantu oleh bagian-bagian lain yang ada di bawahnya seperti redaktur pelaksana, redaktur, reporter dan yang lainnya sesuai kebutuhan mading.

Pemimpin redaksi adalah orang yang adalah orang yang bertanggungjawab penuh atas materi atau isi yang disajikan dalam mading. Redaktur pelaksana bertugas mengkoordinasikan tugas-tugas yang menyangkut keredaksian kepada para redaktur. Redaktur bertugas memberikan instruksi kepada para reporter untuk melakukan peliputan atau pencarian berita atau informasi yang akan disajikan. Setelah mendapat laporan atau bahan-bahan informasi dari reporter, tugas redaktur selanjutnya adalah melakukan proses editing naskah/tulisan serta melakukan rapat koordinasi untuk menentukan kelayakan naskah atau tulisan untuk diputuskan apakah tulisan tersebut layak untuk dipublikasikan atau tidak. Sedangkan seorang reporter bertugas mencari berita atau bahan informasi di lapangan sesuai dengan instruksi redaktur atau atas kemauan sendiri.

Dari uraian tentang manajemen mading sekolah dapat digambarkan contoh organisasi mading sekolah sebagai berikut :

Gambar. 1. Contoh Struktur Organisasi MadingStruktur organisasi mading dapat dibuat disesuaikan dengan kebutuhan mading dengan mempertimbangkan jumlah personil, banyaknya kegiatan dan hal-hal lainnya, dan hal lain yang harus diperhatikan dalam penentuan struktur organisasi mading adalah bahwa penugasan sebaiknya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan anggota.

C. Pembuatan Mading Sekolah

Setelah susunan kepengurusan atau Struktur Organisasi mading terbentuk, maka tahapan selanjutnya yang harus dijalankan oleh tim adalah pembuatan mading yang harus dikerjakan melalui beberapa tahapan. Agar pelaksanan pembuatan mading ini maka hendaknya setiap personil harus disiplin dan bertanggungjawab terhadap apa yang menjadi tugasnya.Sebelum masuk pada pembuatan mading itu sendiri sebaiknya Tim Mading melaksanakan rapat

Page 5: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

untuk mendiskusikan hal-hal yang penting agar diketahui dan difahami bersama oleh setiap personil Mading. Adapun hal-hal yang perlu didiskusikan diantaranya.

a. Waktu TerbitWaktu terbit mading perlu menjadi bahan diskusi, hal ini karena ada beberapa alasan salah satunya agar pelaksanaan kegiatan pembuatan mading itu tidak mengganggu waktu belajar seperti situasi menjelang pelaksanaan ujian. Selain itu waktu terbit mading harus diperhatikan jangan sampai mading terbit menjelang liburan sekolah, sebab apabila mading terbit dan di pasang menjelang libur sekolah mading itu akan sia-sia karena tidak ada yang membaca.

Waktu terbit Rutin mading pun sebaiknya diperhatikan dan dijadwalkan sedemikian rupa sehingga mading bisa terbit secara rutin dan waktu terbitnya juga tepat. Penerbitan mading sekolah bisa dilakukan misalnya setiap 2 minggu sekali atau setiap satu bulan sekali. Penggantian mading sebaiknya jangan terlalu cepat ataupun terlalu lama sebab bila mading diganti terlalu cepat barangkali belum sempet dibaca orang lain sehingga sangat sayang jika apa yang telah dikerjakan tidak berguna. Begitupula jika penggantian mading dilakukan terlalu lama mungkin akan menimbulkan efek bosan bagi pembaca, sehingga mereka enggan untuk datang melihat mading.

b. TemaMading yang diterbitkan sebaiknya memiliki Tema yang berbeda-beda untuk setiap kali terbit. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak bosan dengan satu tema yang disajikan dan juga diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca tentang tema-tema yang disajikan.

Pemilihan tema mading sangat bebas bisa, misalnya mengenai remaja, IPTEK, Seputar Kegiatan Nasional atau Internasional terkini, atau juga dapat disesuaikan dengan bulan-bulan terbit seperti bila terbit bulan januari bisa mengulas masalah tahun baru, bila terbit bulan April bisa mengulas masalah kepahlawanan atau semangat Juang R.A. Kartini, dll.

c. RubrikRubrik mading merupakan topik-topik yang dapat disajikan dalam mading. Rubrik mading bisa saja sama setiap kali terbit, atau bisa juga berubah jika diperlukan. Jumlah dan jenis rubrik dalam mading tergantung dari kesepakatan bersama anggota tim. Apabila rubrik sudah ditentukan maka langkah berikutnya akan memudahkan dalam pembagian pelaksanaan tugas. Misalnya setiap rubrik yang sudah ditentukan dibebankan kepada dua, tiga, atau lebih anggota dan mereka bertanggungjawab untuk mengisi rubrik tersebut.

Meskipun rubrik mading dapat berubah-ubah, namun sebaiknya ada beberapa rubrik yang dipertahankan setiap kali terbit. Beberapa contoh rubrik yang dapat dimuat dalam mading sekolah misalnya :- Berita Seputar Sekolah- Cerpen- Puisi- Sahabat mading- Surat Pembaca

Page 6: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

- Profil Siswa / Guru- Dll.

d. Jadwal KerjaDalam pelaksanan kegiatan pembuatan mading penjadwalan adalah sesuatu yang harus dibuat apabila mading ingin bisa terbit tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Penjadwalan bisa didasarkan pada tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan seperti batas akhir pengumpulan materi, penyortiran materi layak terbit atau tidak, editing, layouting, dekorasi dll. Jadwal yang sudah ditetapkan sebaiknya dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin.Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan mading adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan MateriPengumpulan materi merupakan tugas seorang reporter. Materi yang dapat ditampilkan dalam mading dapat berasal dari mana saja seperti :1. Hasil Studi PustakaStudi pustaka dapat dilakukan melalui buku, majalah, koran, internet, dan lain sebagainya.2. Hasil Survey atau pemantauan langsung di lapanganSeorang reporter dapat mencari sumber berita dengan terjun langsung ke lapangan untuk meliput peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang terjadi di lingkungan baik sekolah maupun masyarakat.3. Hasil Interview/WawancaraWawancara dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari orang-orang yang bersangkutan seperti pakar, praktisi, profesional, pengamat, pelaku, korban, dll.4. Menerima Pengiriman MateriSelain harus mencari materi mading juga dapat diperoleh dengan cara menawarkan kepada orang lain untuk mengirimkan naskah atau tulisan berkaitan dengan sebuah tema tertentu yang disediakan untuk mengisi rubrik-rubrik tertentu.

Untuk mendapatkan data-data atau materi yang dibutuhkan oleh seorang reporter, seorang reporter memerlukan persiapan baik persiapan secara peralatan maupun persiapan mental. Peralatan-peralatan yang harus dimiliki seorang reporter misalnya kamera, tape recorder, kertas, ballpoint, dll. Adapun persiapan mental meliputi pelatihan kemampuan menangkap informasi, meningkatkan rasa percaya diri, dan membekali diri dengan pemahaman tentang etika yang baik sebagai seorang reporter seperti etika dalam berwawancara, etika ketika memasuki lokasi peliputan berita dll.

b. Pemilihan MateriMateri yang diperoleh bisa saja sangat banyak atau lebih dari cukup untuk mengisi mading atau mungkin juga materi-materi yang diperoleh kurang layak atau kurang pantas untuk ditampilkan. Oleh karena itu selanjutnya tim redaktur harus melakukan pemilihan materi yang bisa dimuat atau dapat diterbitkan.

c. EditingSetelah melakukan penyortiran materi maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses editing terhadap tulisan, gambar atau pun foto yang akan dimuat dalam mading. Proses editing terhadap tulisan perlu dilakukan untuk mengurangi bahkan memperbaiki kesalahan-kesalahan

Page 7: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

pengetikan atau penulisan. Adapun editing terhadap foto atau gambar dilakukan untuk mempercantik tampilannya.

d. Lay Out / Pengaturan Tata LetakPengaturan tata letak dilakukan agar tampilan mading bisa memberikan sajian yang menarik bagi pembaca, tidak memberikan kesan asal jadi dan membosankan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam lay out misalnya penempatan rubrik, penentuan ukuran kolom rubrik, penempatan lukisan/gambar/ foto dsb.

e. Menghias madingSetelah di layout dengan baik untuk lebih mempercantik tampilannya sebaiknya mading diberi hiasan-hiasan baik berupa gambar atau penambahan pernak-pernik lainnya. Setelah mading di hias maka mading siap diterbitkan

D. Evaluasi Mading

”Segalanya tak ada yang sempurna” mungkin pepatah itu harus selalu kita pegang untuk lebih memperbaiki diri kita dan apa yang kita kerjakan di masa yang akan datang. Begitu pula halnya dalam pembuatan mading, setelah mading diterbitkan dan di baca oleh khalayak atau keluarga besar sekolah maka ada baiknya Tim Mading melakukan evaluasi baik berdasarkan pengamatannya maupun berdasarkan hasil kuisioner pembaca terhadap mading yan disajikan. Penilaian-penilaian, kritik dan saran dari pembaca dapat dijadikan nodal perbaikan di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka

Anonim, 2008. Cara Guampaang Mengelola Mading Sekolah. Elfata Online.Rachim, M. D. 2006. Manajemen Majalah Dinding Sekolah. http://frirac.multiply.com/journal/item/13/Manajemen_Mading_Sekolah_Makalah

Pengertian Majalah Dinding

Majalah dinding atau disingkat mading adalah salah satu media komunikasi massa tulis,yang penyajiannya biasanya dipajang pada media dinding atau sejenisnya.

 

Fungsi Majalah Dinding

Majalah dinding mempunyai fungsi sebagai:

1.    Sarana komunikasi dan penyampai informasi

2.    Media hiburan yang mudah,murah, dan sederhana

Page 8: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

3.    Sarana untuk menjalin persaudaraan dan kekeluargaan

4.    Ajang atau wadah untuk pengembangan kreatifitas

5.    Alat berlatih jurnalistik secara sederhana

 

Manfaat Majalah Dinding

Majalah dinding sebagai media informasi dan komunikasi mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah :

1.    Untuk media komunikasi antar warga sekolah

2.    Untuk sarana kreatifitas siswa

3.    Untuk memupuk minat baca di kalangan siswa

4.    Untuk memanfaatkan waktu luang

5.    Untuk melatih kecerdasan berpikir secara intelektual

6.    Untuk melatih berorganisasi

7.    Untuk mengasah dan mempertajam kemampuan menulis

 

Faktor Pendukung Majalah Dinding

Untuk menghasilkan sebuah majalah dinding, diperlukan 3 faktor pendukung yaitu:

1.    Penulis

2.    Ilustrator

3.    Dokumentator

 

Bahasa Majalah Dinding

Page 9: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

Bahasa yang digyunakan dalam majalah dinding sedapat mungkin harus diusahakan singkat, padat, jelas, dan komunikatif serta mempunyai daya tarik bagi pembaca.

 

Jenis-jenis Majalah Dinding

Berdasarkan ruang lingkup pengelola dan pembacanya, majalah dinding di sekolah dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

1.    Majalah Dinding Umum; dibuat untuk seluruh warga sekolah, biasanya dikelola oleh organisasi ekstra kurikuler atau OSIS

2.    Majalah Dinding Khusus; dibuat oleh dan untuk kalangan tertentu, misalnya oleh kelas,Pramuka,ROHIS, PMR,Remaja Mesjid, Klub Membaca,Klub Menulis, Klub Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup, dan lain-lain.

 

Organisasi Pengelola Majalah Dinding

Untuk mengelola sebuah penerbitan majalah dinding, dibutuhkan sebuah tim kerja atau kelompok organisasi. Organisasi pengelola madjalah dinding yang sangat sederhana, paling tidak harus dibangun oleh tim yang terdiri dari:

1.    Pelindung/Penasihat

2.    Penanggung Jawab

3.    Pembina/Pembimbing

4.    Redaksi (Ketua,Sekretaris,Anggota)

5.    Staf Redaksi/Bagian:

Bagian Dokumentasi Bagian Penulisan dan editing Bagian Produksi dan tata letak/lay out Bagian Reportase, dll.

 

Jika ruang lingkup majalah dinding itu khusus, maka organisasi  pengelolanya terdiri dari:

1.    Penanggung jawab (Kepala Sekolah/pimpinan tertinggi suatu organisasi)

Page 10: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

2.    Pembina (Wali Kelas/atau ketua organisasi)

3.    Pengurus Majalah:

1. Ketua2. Sekretaris3. Bendahara4. Seksi-seksi :

Pengumpul dan Penyeleksi Naskah Pemasang dan Pencopotan Naskah Penyimpan dan Penyalur Naskah

 

Materi Isi Majalah Dinding

Materi untuk majalah dinding sekolah atau kelas isinya dapat berupa:

1.    Pengetahuan Umum, misalnya tentang biografi tokoh terkenal, ensiklopedi,dll.

2.    Masalah-masalah di sekitar kehidupan remaja atau pelajar, misalnya masalah kenakalan remaja,masalah narkoba, masalah pacaran, masalah pergaulan bebas, dan lain-lain.

3.    Masalah-masalah yanga berhubungan dengan dunia pendidikan di sekolah berupa komentar, ulasan, usulan, kritik dan saran, karikatur dan lain-lain.

4.    Berita peristiwa, kegiatan atau permasalahn actual yang sedang terjadi di lingkungan sekolah, misalnya kergiatan ekskul, kegiatan PORSENI, kegiatan kesenian, perpisahan,dan lain-lain.

5.    Hiburan , misalnya cerpen, puisi, humor, anekdot, gambar lucu/kartun, komik,dll.

 

Rubrikasi Majalah Dinding

Sama halnya dengan majalah atau surat kabar, pada majalah dindingpun biasanya dimuat beberapa rubrik yang terdiri dari rubrik kategori informasi, kategori opini, dan kategori hiburan. Nama-nama rubrik disesuaikan dengan isinya, dapat diberi label sesuai selera dan keinginan redaksi.

 

Rubrik Informasi, berisi:

Page 11: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

1.    Pengantar Redaksi

2.    Berita

3.    Laporan/reportase/liputan

4.    Resensi (buku,kaset, film, CD/VCD,games..dll)

5.    Feature/tulisan khas

6.    Kronik kegiatan

7.    Profil Tokoh

8.    Ensiklopedi/sebaiknya Anda Tahu…dll.

 

Rubrik Opini, berisi:

1.    Tajuk Rencana

2.    Pojok

3.    Karikatur

4.    Artikel

5.    Surat Pembaca

6.    Silang Pendapat/Pro dan Kontra

7.    Esey/kolom…dll.

 

Rubrik Hiburan, berisi:

1.    Cerita Pendek

2.    Puisi

3.    Humor

4.    Musik

Page 12: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

5.    Anekdot

6.    Kartun/karikatur

7.    Vignet/kaligrafi/grafiti/gambar

8.    Kata mutiara…..dan lain-lain

 

Penerbitan Majalah Dinding

Ada beberapa tahap kegiatan yang harus dilakukan sebelum majalah dinding terbit menjadi sebuah bacaan informative. Tahap-tahapnya hampir sama dengan proses pada pembuatan majalah yang dicetak, yaitu tahap perencanaan, tahap pengumpulan bahan, tahap penyiapan bahan, tahap produksi, dan tahap publikasi.

 

Kegiatan masing-masing tahapan bisa dirinci sebagai berikut:

1.    Perencanaan ; isi,tata letak/lay out, desain grafis/tata warna, waktu terbit, personil pelaksana dan tugasnya, biaya, dan penyediaan alat/bahan.

2.    Pengumpulan Bahan, berupa tulisan, gambar, liputan, wawancara, dari buku,dll.

3.    Penyiapan Bahan, berupa kegiatan membaca naskah yang masuk dari penulis, mengedit naskah, pengetikan atau penulisan ulang hasil edit, memberi ilustrasi pada naskah,.

4.    Produksi; menata letak kertas dan tulisan, mengatur tata warna, mendisain huruf dan gambar, menulis naskah untuk diterbitkan, menempelkan tulisan dan gambar pada bidang media, pemasangan pada media baca/dinding.

 

Alat dan Bahan Yang Dibutuhkan

Sebelum memproduksi karya-karya tulis dan gambar yang akan dipajang pada majalah dinding, tentunya diperlukan alat-alat dan bahan-bahan untuk media tulis, media tempel, dan media pandang. Bahan-bahan yang dibutuhkan diantaranya:

1.    Macam-macam alat tulis dan gambar, misalnya pinsil warna, pinsil hitam, ballpoint dan spidol aneka warna, crayon, pastel, cat air, pylox, dll.

2.    Kertas aneka warna dan ukuran, misalnya kertas lipat, kertas spotlight, kertas memo, kertas daur ulang, kertas craft, kertas HVS, kertas kopi, kertas gambar dan lain-lain.

Page 13: Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya

3.    Karton manila , duplex, atau kardus

4.    Gunting aneka ukuran dan variasi

5.    Alat pemotong, misalnya pisau kater

6.    Mistar penggaris dari plastik dan logam

7.    Lem kertas atau lem putih

8.    Paku payung atau stapler

9.    Aneka variasi dari bahan daur ulang

10. Dan lain-lain sesuai kebutuhan dan kreatifitas.

(Makalah disampaikan pada Pelatihan Jurnalistik di SMP Negeri 13 Bandung,2001 dan 2010)

** Penulis, guru SMP Negeri 13 Bandung dan Pembimbing Ekskul Jurnalistik 13