Majalah Bali Post Edisi 33

52
33 | 14 - 20 April 2014 RP 20.000 RP 20 00 R RP R 2 0 20 0 0 0 00 0 00 33 3 33 33 33 33 33 33 3 3 3 | | | 14 4 4 14 14 4 14 - - - 2 2 2 2 2 20 0 0 0 Ap A A Apr r r r r r 2 2 20 0 0 20 2 2 14 14 4 4 1 4 - - 2 2 2 20 0 0 0 0 Ap Ap Ap Ap Apr r ri ri i ri r l l l l l l l 2 2 20 20 0 2 20 0 2 2 14 4 14 4 2 0 A p r ri l 2 0 1 4 Bali Post KPK Minta Kaji Ulang Program Raskin Raskin Banyak Kutu, Jadi Pakan Babi

description

Headline : KPK Minta Kaji Ulang Program Raskin

Transcript of Majalah Bali Post Edisi 33

33 | 14 - 20 April 2014

RP 20.000RP 20 00RRPR 2020 0 0000000

333333333333333333 | | | 14441414414 - - - 2222 2 200 0 0 ApAAAprrrrririrr 2220002022 14144414 -- 2222200000 ApApApApAprrririiririr lllllll 2220200220022 14414420 Aprril 2014

Bali PostKPK Minta Kaji Ulang

Program Raskin

RaskinBanyak Kutu,

Jadi Pakan Babi

D A F T A R I S I

KILAS BERITA�’’Melasti’’, Umat Hindu Padati Pantai 6LAPORAN UTAMA�KPK Minta Kaji Ulang Program Raskin 8

�Raskin Banyak Kutu, Jadi Pakan Babi 10POLITIK�Mengurai ’’Kejahatan’’ Klasik Masa Kampanye 12 EKONOMI�Menata Kebijakan Industri Manufaktur 14OPINI�Menjatuhkan Pilihan atas Caleg 16JAJAK PENDAPAT�Sulitnya Memutus Rantai Pasar Narkoba 17PENDIDIKAN�Pemda Diminta Subsidi Biaya Penelitian Guru 18�Pentingnya Yoga bagi Dunia Pendidikan 19ADVERTORIAL�Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI Prof. Dr. IBG Yudha Triguna, M.S. Sertifikasi Guru Agama Hindu Tuntas Tahun 2014 20DAERAH�Pedagang Tolak Pasar Negara Dibongkar 22KESEHATAN�DBD Merajalela Satu Orang Bisa Terinfeksi Empat Kali 24LENSA�PEMILU LEGISLATIF 26OLAHRAGA�Menyingkap Sejarah Kelam 28�I Gede Subagiasa Kendala Peralatan 30

KRIMINAL�Bakal Diservis, Seperangkat Gong Raib 32�Bawa SS ke Rutan Bangli, Dua Kurir Diciduk34lINGKUNGAN�Das Pakerisan Kualitas Air Menurun 36

PARIWISATA�Pariwisata Bali Minim Anggaran Promosi 38EVENT�Hipnotis Penggemar 40SENI�Penari Topeng Sidakarya Tak ”Mawinten”, Bisa Sakit 42PROFIL�Deasy Swandarini Cinta Kasih kepada Alam 43TRADISI�”Ngusaba Tipat” Ungkapan Rasa Syukur Para Petani 44PROPERTI�Genteng Gelap untuk Rumah Minimalis 46MANCANEGARA�Mantan Pacar Menjadi Menteri 48HIBURAN�Mayadenawa ’’Punggel’’ Akhiri Tofest 2014 50

14 - 20 April 2014 3

4

14 - 20 April 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana, Ngurah Kertanegara, Manik

Astajaya, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino, Syamsudin Karim,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

DPR dan DPRD Harus ”Bersih”

Air PDAM Macet

Habis Bayar Air MenghilangMohon kepada yang terhormat Bapak Bupati dan para anggota Dewan

di Kabupaten Karangasem, jangan hanya sibuk mencari dukungan demi tercapainya kepentingan pribadi. Tetapi tolong juga perhatikan kon-disi masyarakat Sangkan Gunung yang tengah mengalami krisis air bersih. Air PDAM mengalir hanya pada hari-hari menjelang tanggal pembayaran saja, habis bayar air menghilang. Bagaimana ini?

I Ketut SudiartaDesa Sangkan Gunung, Sidemen, Karangasem

Ketidakpercayaan rakyat terhadap para anggota DPR dan DPRD (tentu termasuk para caleg) begitu parahnya adalah hal yang sangat masuk

akal. Semua itu karena tingkah polah para anggota DPR dan DPRD itu sendiri selama ini. Ketika mereka kampanye dulu digembar-gemborkan semuanya demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Namun setelah mereka berhasil duduk sebagai anggota DPR dan DPRD, apa yang terjadi? Ternyata jauh lebih banyak memperjuangkan kepentingan pribadi/bisnis dan partainya. Rakyat cuma kebagian kalau masih ada sisa (uang, waktu, tenaga dan pikiran). Mengingat salah satu fungsi DPR dan DPRD adalah mengawasi eksekutif (Pemerintah Pusat/Daerah) dan yudikatif dan tidak bisa sebaliknya, maka adalah syarat mutlak para anggota legislatif itu bersih paling dulu. Bilamana DPR dan DPRD ini terdiri dari insan-insan Indonesia yang bermoral baik, pintar, jujur, berani, dan tegas, maka untuk membersihkan eksekutif dan legislatif akan jauh lebih mudah. Selanjutnya kemiskinan, kebodohan dan kesengsaraan rakyat akan segera lenyap dari muka bumi Indonesia.

I Gd. DharmayudaJl. Bunut Putih 25, Denpasar

Akhir-akhir ini saya sering pulang ke desa baik dalam rangka persem-bahyangan maupun upacara lainnya namun hambatannya adalah air.

Biasanya kalau normal air di Desa Ringdikit bisa mengalir dari pukul 01.00 sampai dengan 05.00 sehingga persiapan bak di kamar mandi bisa penuh dan dapat dipergunakan dalam sehari. Namun dua hari sebelum dan dua hari sesudah hari raya Nyepi air PDAM sama sekali tidak mengalir sehingga masyarakat ada yang mandi di sungai yang otomatis juga mengganggu khidmatnya masyarakat menjalankan tapa berata panyepian. Melalui surat ini saya dan teman-teman lain ingin mengetahui apa penyebabnya terjadi hal di atas. Mohon petugas terkait bisa menjelaskan dan kapan kira-kira airnya bisa mengalir seperti biasa.

Ketut Seneng AriyasaJl. Nusa Kambangan No. 180 Denpasar

5

6

K I L A S B E R I T A

Rangkaian pelaksanaan Tawur Kasanga dan hari raya Nyepi tahun baru Çaka 1936 diawali dengan upacara melasti. Kegiatan melasti ini dilakukan oleh masing-masing desa pakraman sebagai sim-

bol penyucian alam semesta (buana agung) dan diri sendiri (buana alit) yang bertempat di laut dan juga sumber air lain-nya. Seperti yang terlihat di sejumlah pantai di Denpasar.

Beberapa titik pantai di Denpasar, Jumat (28/3), sejak subuh telah dipadati umat Hindu untuk melaksanakan upacara melasti. Konsentrasi umat Hindu yang terbanyak terlihat di Pantai Padanggalak, Kesiman. Beberapa pratima dari masing-masing Pura Khayangan tiga di desa pakraman di Denpasar mulai memasuki pantai sejak subuh.

Tampak Desa Pakraman Peraupan, Desa Pakraman Angantaka, Br. Kehen, Kesiman, serta banjar-banjar adat lainnya telah memadati Pantai Padanggalak se-jak pagi. Sementara itu, Desa Pakraman Panjer yang melakukan melasti di Pantai Sanur telah tiba sekitar pukul 06.00 wita. Demikian pula di Pantai Mertasari yang merupakan ujung selatan pantai di Sanur ini juga dipadati umat Hindu yang melasti.

� Asmara

’’Melasti’’, Umat Hindu Padati Pantai

MBP/ara

KRAMA wanita Desa Adat Semate saling menarik tali dalam tradisi mbed-mbedan di depan Pura Desa dan Puseh Desa Adat Semate, Mangupura, Selasa (1/4). Tradisi ini digelar bertepatan dengan perayaan Ngembak Geni.

� Eka Adiyasa

“Mbed-mbedan” di Semate

MBP/eka

PEMKAB Klungkung menghentikan proyek instalasi penahan abrasi pantai di Pantai Lepang, Kecamatan Banjarang-kan, Klungkung. Pasalnya, proyek itu tak berizin. Pemkab meminta investor mengikuti prosedur di kabupaten, agar tidak mengundang masalah. Sebab, kalau hanya persetujuan dengan masyarakat di desa setempat itu belum cukup, tanpa izin dari Pemkab Klungkung.

Hal itu disampaikan Bupati Klung-kung Nyoman Suwirta, Kamis (27/3). Pihaknya mengaku sempat meninjau langsung proyek itu, atas berbagai lapo-ran masyarakat kepadanya. Ternyata, proyek itu sama sekali belum mengatongi izin. Namun, sejumlah alat berat sejak sebulan lalu sudah beraktivitas di garis pantai setempat. “Saat saya ke sana, saya minta proyek itu dihentikan dulu. Silakan urus dulu izinnya. Sekarang, tidak bisa

main nyelonong saja bikin proyeknya,” katanya. Menurutnya, proyek yang ber-dampak luas terhadap lingkungan harus melewati kajian yang matang. Termasuk, bagaimana kajian UKL dan UPL-nya. Apalagi, informasi yang dia terima, pembangunan instalasi penahan abrasi itu hanya dibangun sepanjang 150 meter. Artinya, investor itu berupaya menga-mankan proyek kondotel dan vilatel di lokasi itu saja. Praktis kawasan itu saja dilindungi dari ancaman abrasi.

Dirut PT Dwa Investama Handoko P. Anggraito, mitra kerja dari PT Wika Realty, mengatakan penerapan penahan abrasi dengan cara ini sudah diterapkan di Riau dan Ancol. Hasilnya, cukup bagus dan ramah lingkungan. Penahan abrasi dengan cara ini diklaim dapat bertahan puluhan tahun.

� Bagiarta

Proyek Instalasi Penahan Abrasi Tanpa Izin

MBP/gie

14 - 20 April 20146

7

14 - 20 April 2014 7

ADA banyak cara digunakan warga untuk menyambut hari raya Nyepi Tahun Baru Çaka 1936. Selain pengarakan ogoh-ogoh, warga Puri Satria Kawan, Desa Paksebali Kecama-tan Dawan, Klungkung, menggelar tradisi Lukat Gni atau populer dengan nama perang api, Minggu (30/3). Tujuannya sama, untuk menetralisasi unsur negatif, sebelum warga melaksanakan catur brata panyepian.

Tradisi ini dipusatkan di catus pata Desa Paksebali. Lukat Gni adalah sebuah prosesi “peperangan” dengan sarana api dari daun ke-lapa kering. Daun kelapa tersebut selanjutnya diikat dan dibakar kemudian dihantamkan oleh masing-masing warga kepada lawannya. Meski terkena percikan api, namun tidak menimbulkan luka yang serius dan dendam di antara peserta.

Pelaksanaannya melibatkan warga setem-pat terutama generasi muda. Untuk tahun ini setidaknya 20 pasang pemuda dari STT Sabha Mandala ikut ambil bagian dalam perang api tersebut. Pemangku Merajan Agung Puri Satria Kawan A.A. Gde Oka Mangku mengatakan, Lukat Gni merupakan tradisi turun-temurun yang ada di wilayahnya. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam beserta isinya serta diharapkan mampu menetralisasi kekuatan-kekuatan negatif yang dapat meng-ganggu pelaksanaan catur brata panyepian.

� Bagiarta

“Lukat Gni” Awali Nyepi di Paksebali

MBP/gie

SEJUMLAH masalah masih menghambat jalannya megaproyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak. Pihak kon-traktor menggali bibir pantai di lokasi inti proyek untuk pemasan-gan pipa di bawah laut. Sayangnya, material pengerukan ini dibuang ke tengah laut. Selain itu, salah satu bangunan di lokasi inti juga belum berizin dan melanggar aturan sem-padan pantai.

Informasi yang dikumpulkan menyebutkan pihak kontraktor Cina Hudian Engineering Corporation (CHEC) sejak sebulan terakhir ini melakukan penggalian dari bibir pantai hingga ke tengah laut sepan-jang 600 meter. Rencananya, setelah penggalian itu akan ditanam pipa raksasa. Material hasil galian itu jus-tru dibuang ke tengah laut. Kontan saja, aktivitas penggalian tersebut tercium oleh aparat penegak hukum dan juga kalangan DPRD Buleleng. Bahkan, DPRD Buleleng bersama

aparat Polres Buleleng sempat turun ke lokasi dan menemukan aktivitas penggalian dan materialnya dibuang ke tengah laut.

Ketua Dewan Dewa Nyoman Sukrawan, mengatakan, PT GEB telah melakukan pelanggaran dalam proses pembangunan PLTU Celu-kan Bawang. Atas pelanggaran itu, dewan memerintahkan eksekutif untuk menghentikan penggalian laut dan pembangunan gedung tanpa izin dan melanggar sempadan pantai tersebut. Keputusan untuk penghentian sementara pengerjaan di PLTU hingga PT GEB bersama kontraktornya melengkapi perizinan yang diperlukan.

Perwakilan PT GEB saat menang-gapi tudingan dewan tersebut men-gaku sudah sempat memperingatkan kontraktor CHEC untuk menghen-tikan pembangunannya karena izin belum terbit. Hanya peringatan itu justru tidak diindahkan oleh CHEC dan tetap melakukan pengerjaan.

� Mudiarta

Dewan Minta PT GEB Hentikan Proyek PLTU Celukan Bawang

MBP/mud

8

8 14 - 20 April 2014

L A P O R A N U T A M A

KPK mendesak pemerintah untuk mengkaji ulang program subsidi beras bagi masyarakat berpenghasi-lan rendah karena banyak terjadi

penyimpangan sehingga tidak tepat sasaran. “Kami menemukan persoalan-persoalan seperti desain program raskin yang tidak komprehensif dan efektif,” kata Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas, Kamis.

Menurut dia, temuan KPK di lapangan me-nemukan program subsidi untuk masyarakat miskin tersebut tidak memenuhi unsur-unsur penanda keefektifan program berupa 6T yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat harga, dan tepat administrasi.

Beberapa permasalahan itu, kata Busyro, disebabkan tidak adanya pelibatan pemerintah daerah dalam penyusunan daftar rumah tangga sasaran-penerima manfaat (RTS-PM). Akibat-nya data masyarakat miskin menjadi kurang akurat sehingga memicu adanya rakyat miskin yang tidak menerima raskin.

“Ada kasus seperti pejabat di Jawa Timur yang menerapkan kebijakan ‘bagito’ atau ‘bagi roto’ (bagi rata) sampai pada yang seharusnya menerima 15 kilogram raskin menjadi hanya dapat 5 kg-10 kg,” katanya.

Atau permasalahan lain terkait raskin yang dijual di atas harga yang seharusnya Rp 1.600 per kg. Meski begitu, harga itu terkadang lebih tinggi karena faktor biaya distribusi beras yang tidak ditanggung. Dengan kata lain tidak adanya biaya transportasi dari titik distribusi ke titik bagi sehingga petugas membebankan biaya distribusi ke biaya tebus beras.

“Kajian subsidi beras raskin oleh KPK ini merupakan bagian dari pencegahan tindak pidana korupsi. Tujuannya sederhana untuk persoalan-persoalan hilir dan hulu. Sekaligus hasil kajian dapat menjadi bahan untuk perbai-kan dan segera ditindaklanjuti,” kata dia.

Di Bali realisasi penyaluran beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang berada di delapan kabupaten dan satu kota di daerah Bali sudah mencapai lebih dari 30.433 ton atau 89,4 persen hingga 19 November 2013.

“Masyarakat yang berhak menerima jatah raskin antusias, walaupun harus membayar saat menerima beras dalam jumlah yang sudah ditentukan,” kata Kepala Perum Bulog Divisi

Regional Bali Gede Rempiana.Jumlah beras untuk masyarakat tersebut

termasuk jatah tambahan tiga bulan hingga bulan ke-15 selama tahun 2013 sebagai upaya meringankan rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) akibat adanya kenaikan harga BBM bersubsidi.

Penerima beras raskin di Bali, saat ini tercatat 151.924 KK Rumah Tangga Sasaran (RTS), tersebar di 715 desa yang berada di 56 kecamatan mendapat alokasi beras 34.007 ton dan diharapkan akhir tahun sudah terealisasi seluruhnya. Gede Rempi-ana mengatakan, jumlah beras yang sudah dibagikan kepada mereka yang berhak hingga pertengahan November 2013 men-capai 30.433 ton atau 89,4 persen atau lagi 3.574 ton dan diharapkan sudah terealisasi seluruhnya sebelum pergantian tahun.

Dari jumlah raskin yang direalisasikan di Bali selama periode 2013 hingga pertengahan November, masyarakat Kabupaten Buleleng menerima paling banyak yakni sebanyak 9.457 ton menyusul Kabupaten Tabanan 4.300 ton. Gianyar yang terkenal sebagai gudang seniman di Bali penerima jatah raskin yang terbanyak ketiga yakni 3.781 ton, kemudian masyarakat di daerah Karangasem menerima 3.658 ton, dan Denpasar paling sedikit hanya 735 ton.

Badung sebagai kabupaten terkaya di daerah ini berkat penerimaannya yang be-sar dari sektor pariwisata, masih memiliki kantong-kntong kemiskinan dengan 10.536 RTM menerima beras murah sebanyak 1.846 ton hingga 19 November 2013.

Masyarakat penerima beras murah tersebut cukup bergairah untuk membelinya sehingga pensuplaiannya sebagian besar ke daerah pedesaan di Bali, juga relatif lancar baik ter-masuk pembayarannya dari masyarakat.

Kelompok masyarakat penerima beras murah harus membayar sesuai waktu yang ditetapkan, dan jika terlambat beras tidak dikirimkan oleh sebab itu pembayaran beras untuk masyarakat kurang beruntung itu sangat lancar.

Pagu alokasi penyaluran raskin di wilayah Provinsi Bali pada 2013 sebesar 27.346.320 kg atau turun sekitar 14 persen dari pagu 2012.

Berdasarkan data hasil PPLS 2011, Bulog te-lah menerima pagu alokasi penyaluran raskin di Bali pada tahun 2013 mencapai 27.346.320 kg untuk 151.924 rumah tangga sasaran pen-erima manfaat (RTS-PM). ‘’Alokasinya turun sekitar 14 hingga 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya seiring turunnya jumlah penerima manfaat di tahun 2013,’’ tuturnya.

Dia mengatakan, jumlah rumah tangga sasaran (RTS) penerima manfaat (PM) raskin tahun 2013 di Provinsi Bali mencapai 151.924 RTS-PM atau turun dibandingkan tahun 2012 sebanyak 180.862 RTS-PM. “Dengan alokasi setiap RTS-PM akan mendapatkan raskin sebanyak 15 kg/bulan selama 12 bulan, dengan harga beras Rp 1.600/kg di setiap titik distribusi,’’ terangnya.

� Parwata

KPK Minta Kaji Ulang Program Raskin

MBP/dok

Busyro Muqoddas

9

DESA

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

99,787,0

105,9127,4 119,8 115,1

92,1 83,6 92,9 91,4 96,4

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

146,4 144,9122,5 116,0 109,3 100,6 89,7 91,3

73,3 77,4 66,2

246,1231,9 228,4

243,5229,1

215,7

181,7 174,9 166,2 168,8 162,5

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi BaliMenurut Klasifikasi Daerah Tahun 2003-2013(dalam ribu jiwa)

KOTA

KOTA + DESA

KOTA + DESA

Persentase Penduduk Miskin di Provinsi BaliMenurut Klasifikasi Daerah Tahun 2003-20137,34%

6,85% 6,72% 7,08%6,63%

6,17%

5,13% 4,88%4,20% 4,18% 3,95%

Jumlah KKPenerimaRaskin 2013

Denpasar3.501 KK

Badung10.979 KK

Tabanan19.114 KK

Jembrana10.953 KK

Buleleng42.075 KK

Klungkung9.431 KK

Karangasem24.063 KK

Bangli10.529 KK

Gianyar21.279 KK

sumber : BPS Provinsi Bali (berdasarkan hasil Survei Ekonomi Nasional - Maret) grafik/ilustrasi : adi sudianggara/BaliPost

10

L A P O R A N U T A M A

14 - 20 April 201410

Pemerintah tidak pernah berhenti memberikan perhatian untuk memakmurkan rakyatnya. Opti-malisasi dan efisiensi program-

program yang melindungi rakyat bawah terus digalakkan. Hal tersebut sebagai bentuk kewajiban yang harus dilaksana-kan pemerintah sebagaimana yang terlihat dalam program beras untuk rakyat miskin atau yang lebih dikenal dengan raskin.

Raskin merupakan program pemer-intah untuk memerankan fungsi sejati negara terhadap keamanan pangan rakyat-nya. Program ini berupaya memenuhi ketersediaan pangan rakyat sehingga tidak ada lagi rakyat yang kelaparan akibat kurangnya akses pangan. Tindakan semacam ini menjadi penting di tengah usaha pemerintahan dalam menekan angka kemiskinan yang sudah tercipta pada pemerintahan sebelumnya.

Namun, niat baik yang diwujudkan dalam program raskin tersebut, tak ber-buah manis ketika terimplementasi di lapangan. Banyak penyimpangan. Bah-kan KPK melalui Wakil Ketuanya KPK Busyro Muqoddas menilai didistribusi raskin banyak penyimpangan. Tak hanya distribusi tak tepat sasaran, kualitasnya juga tak memadai.

Seperti yang terjadi di Buleleng dan Bangli. Warga kurang mampu di Kabupaten Buleleng mengeluh setelah menerima beras dengan kualitas jelek. Raskin tersebut terpaksa tidak dimasak oleh warga. Raskin berwarna kuning tua dan bercampur kutu serta bau apek. In-formasi dikumpulkan di lapangan pekan lalu menyebutkan, warga mengetahui raskin tidak layak dimasak itu ketika ada pembagian raskin di kantor perbekel.

Ketika akan dimasak, raskin kuali-tasnya jelek dan tidak layak dimasak. Butiran beras tampak kecil, dan masih bercampur dedak. Tak hanya itu, raskin yang diterima warga warnanya kuning tua dan ada kutunya. Akibatnya, warga terpaksa tidak mengonsumsi raskin terse-but dan jatah raskin yang mereka terima dijadikan pakan ayam dan itik yang mer-eka pelihara.

I Made Budiasa (27), warga Dusun

Mandul, Desa Panji, Kecamatan Su-kasada menuturkan, raskin baru diterima dua hari lalu setelah ada pembagian dari klian dusun (kadus). Dia menerima de-lapan kilogram. Ketika raskin tersebut akan dimasak, Budiasa melihat raskin bercampur dedak dan warnanya kuning. Bahkan, raskin tersebut mengeluarkan bau apek, sehingga dia tidak berani memasak karena khawatir nasinya tidak layak konsumsi.

Agar tidak rugi, raskin tersebut ke-mudian dijadikan pakan ternak ayam peliharaannya. “Saya kira raskinnya bagus seperti yang saya terima sebelum-nya. Daripada dipaksakan dimasak tapi nasinya tidak enak dimakan, saya pakai pakan ternak saja,” ujarnya.

Tidak hanya di Desa Panji, kualitas raskin yang tidak layak konsumsi juga ditemukan di Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar. Warga kurang mampu yang men-erima raskin mengeluh dan terpaksa tidak memasak raskin yang mereka terima. Se-orang warga I Gede Sujana menuturkan, raskin yang diterima warnanya kusam dan bercampur kutu. Dia sudah berusaha untuk membersihkan, namun karena ban-yaknya kotoran sehingga raskin tidak jadi dimasak dan dirinya memilih membeli beras di kios yang kualitasnya lebih bagus dibandingkan raskin. “Daripada anak-anak kami sakit setelah mengonsumsi raskin seperti ini lebih baik saya beli beras yang lebih bagus saja,” katanya.

Perbekel Tigawasa, Kecamatan Banjar I Putu Murtika ketika dimintai konfirmasi membenarkan dirinya menerima pengad-uan dari warga terkait kualitas raskin yang tidak layak konsumsi. Murtika mengata-kan, laporan yang diterimanya itu datang dari beberapa warga kurang mampu yang tercatat sebagai penerima raskin.

Dia sedang menelusuri warga lainnya untuk memastikan kualitas raskin yang diterima warga. Laporan ini akan ditin-daklanjuti kepada tim raskin di kabupaten. “Kalau dari laporan yang masuk kualitas berasnya ada yang bagus ada yang jelek. Kami masih menelusuri dan setelah ini akan kita laporkan ke kabupaten agar keluhan warga kami bisa ditangani,”

katanya.Beras bantuan untuk rakyat miskin

(raskin) yang dibagikan pemerintah melalui Bulog untuk warga Desa Un-disan, Tembuku, Bangli juga kualitasnya tak jauh berbeda. Beras yang dibagikan kepada 143 KK di tujuh banjar itu ber-warna kekuningan dan bercampur dedak. Diduga, beras tersebut merupakan stok lama.

Oleh sebagian besar warga penerima raskin, beras tersebut banyak dijadikan makanan ternak. Berdasarkan informasi yang dihimpun pekan lalu, raskin dengan kondisi serupa hampir diterima dalam setiap kali pembagian. Meski kebanyakan warga menjadikannya makanan babi dan ayam, namun bagi warga yang benar-benar miskin, ada yang terpaksa masih mengonsumsinya. Hanya, untuk bisa dikonsumsi beras yang bercampur dedak itu harus dicampur dengan beras bagus.

Selain banyak dijadikan makanan ter-nak, warga penerima raskin ada juga yang menjadikannya sebagai pangkonan untuk sarana upacara di pura desa. Kondisi tersebut diakui Perbekel Desa Undisan, Ketut Suardika, yang didampingi Kadus Lokasari, Made Sudiarta.

Pihaknya tidak menampik bahwa kualitas beras yang diterima warganya tersebut memang kurang layak untuk dikonsumsi. “Tahun lalu, kondisi beras yang dikirim Bulog bagus, tetapi sejak be-berapa bulan ini kualitasnya sangat jelek. Di samping warnanya kekuningan, beras juga bercampur dedak,” ungkapnya.

Dijelaskannya, raskin yang dijatah 15 kilogram dalam setiap bulannya untuk masing-masing warga miskin tersebut diberikan dengan harga Rp 1.600 per ki-logram. Sementara jumlah rumah tangga miskin (RTM) penerima raskin yang ada di desanya ada 143 KK yang tersebar di tujuh banjar. Pihaknya berharap ke depan, pemerintah bisa memberikan beras den-gan kualitas yang lebih baik dari sebel-umnya. Sehingga raskin yang diterima warga kurang mampu benar-benar bisa dikonsumsi.

� Swasrina/Mudiarta

Raskin

Banyak Kutu, Jadi Pakan Babi

14 - 20 April 2014 11

MBP/dok

KK miskin di Karangasem.

12

14 - 20 April 201412

P O L I T I K

Masa kampanye belum benar-benar bebas dari pelanggaran dan mobilisasi PNS. Kejaha-tan klasik masa kampanye

mulai dari pembakaran baliho, mobilisasi Pegawai Negeri Sipil hingga tidak netralnya aparat pemerintahan masih terjadi di mana-mana. Bahkan, sepanjang masa kampanye, berbagai bentuk pelanggaran ditemukan Panwaslu.

Sejumlah oknum PNS dan perbekel berulang kali dipergoki Panwaslu meng-hadiri kampanye caleg dan partai tertentu. Bahkan, ditemukan ada yang mengarahkan dukungan masyarakat ke caleg dan parpol tertentu. Ketua Panwaslu Klungkung Ko-mang Artawan, bahkan mengakui adanya sejumlah pelanggaran itu. Soal pembakaran baliho, bahkan sudah ditindaklanjuti dan mendapat vonis Pengadilan Negeri Semara-

pura. Kedua terdakwa, Kadek Wirawan dan Made Ariawan, warga asal Pagutan, Keca-matan Banjarangkan, divonis denda satu juta rupiah dan masa percobaan selama de-lapan bulan. Keduanya terpaksa berurusan dengan pihak berwajib, setelah sebelumnya dengan sengaja membakar salah satu baliho milik caleg PDI-P Dapil Banjarangkan Ngakan Nyoman Muliawan.

Selain itu, sepanjang masa kampanye ini, Panwaslu juga menemukan unsur pelanggaran, seperti saat kampanye caleg mengundang seluruh perbekel di Klung-kung. Panwaslu pun langsung melakukan tindakan pencegahan, dan meminta para perbekel meninggalkan lokasi kampanye. Meski sudah “diusir”, namun faktanya sejumlah perbekel masih membandel.

Dalam UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD, Pasal

86 ayat (2), sudah tegas menjelaskan, pelak-sana kampanye dalam kegiatan kampanye pemilu, dilarang mengikutsertakan ketua, wakil ketua, ketua muda, hakim agung pada Mahkamah Agung, dan hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahka-mah Agung, serta hakim konstitusi pada Mahkamah Konstitusi. Selain itu, ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan, Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur Bank Indo-nesia, kemudian direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, juga dilarang.

Berikutnya, Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, kepala desa atau perbekel dan perangkat desa, juga dilarang.

Mengurai ’’Kejahatan’’ Klasik Masa Kampanye

13

Namun, kenyataannya banyak kegia-tan yang tidak mengindahkan aturan ini. Selain oleh perbekel, juga jajaran PNS. Bahkan, organisasi PNS, non-PNS sep-erti PGRI Klungkung, justru mengundang caleg dari partai tertentu dalam kegiatan rapat urusan peningkatan kompetensi guru. Meski sempat dipelototi Panwaslu, namun temuan pelanggarannya tidak dapat diteruskan penanganannya karena minim bukti-bukti.

Di kabupaten lainnya, Tabanan dan Gianyar kasusnya sama saja. Pelanggaran klasik masa kampanye ini masih terjadi. Di Tabanan, selama masa kampanye pemilihan legislatif (pileg) setidaknya lebih dari 4.000 pelanggaran ditemukan panitia pengawas pemilu (Panwaslu) setempat. Ketua Pan-waslu Tabanan Made Rumada mengatakan, pelanggaran-pelanggaran itu meliputi alat peraga kampanye dipasang di pohon dengan cara dipaku, serta dipasang melanggar zona yang ditentukan. “Hasil pengawasan yang paling banyak melanggar adalah kampanye melalui alat peraga kampanye, dan keban-yakan caleg-caleg yang melanggar.

Karena peraturan KPU 15/2013 sudah diatur berbeda dengan pemilu sebelumnya,

tidak boleh memasang baliho sembarangan harus ditentukan. Ini yang paling banyak dilanggar,” jelasnya.

Selain melanggar zonasi, pelanggaran lainnya yakni terkadang baliho dipasang di ranah publik, seharusnya hanya diperboleh-kan dipasang di ranah pribadi. Tidak hanya pelanggaran berupa alat peraga kampanye, pelanggaran juga dilakukan oleh sejumlah caleg yang mencuri start di media. “Kami juga menemukan sejumlah caleg mencuri start di media cetak maupun elektronik, entah mereka pura-pura tidak tahu atau memang benar tidak tahu jadwal kampanye. Tetapi tetap kami tegur dan mereka sadar,” ujarnya.

Sementara di Gianyar pelaksanaan kampa-nye pemilu legislatif nihil pelanggaran yang bersifat pidana. Panwaslu Kabupaten Gianyar hingga kini belum menerima pengaduan masyarakat atau temuan di lapangan terhadap pelanggaran yang bersifat pidana. Namun, prihal pelanggaran yang bersifat administrasi yang dilakukan oleh peserta pemilu legislatif, terinventarisasi sebanyak 719.

Ketua Panwaslu Kabupaten Gianyar Wayan Hartawan mengatakan, 719 pelang-garan yang bersifat administrasi yang ada

selama ini kebanyakan dalam pemasangan APK (alat peraga kampanye). Semua temuan pelanggaran itu telah direkomen-dasikan ke KPU, meski masih ada beberapa pelanggaran yang belum ditindaklanjuti. Pelanggaran yang terjadi akibat pemasan-gan APK yang dilakukan di luar zona pemasangan yang ditetapkan oleh KPU, fasilitas umum, dan merusak pohon.

Sementara berkaitan dengan pelang-garan yang bersifat pidana, memang ada beberapa informasi berkenaan dengan hal itu. Terutama dalam kegiatan pemberian bansos. “Hal ini yang sedang kami telu-suri. Sepanjang tidak ada ajakan memilih sebagaimana diatur dalam Pasal 89 UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Larangan Kampanye, tentunya tidak bisa dikenakan UU Pemilu.

Dalam melakukan pengawasan terhadap tahapan pemilu legislatif, Panwaslu Kabu-paten Gianyar melibatkan tim pengawas kecamatan dan 170 PPL (Pengawas Pemilu Lapangan). Mereka ini nantinya akan men-gawasi pelaksanaan pemilu di 1.061 TPS yang tersebar di Kabupaten Gianyar.

� Dharmada/Puspadewi/Bagiartha

E K O N O M I

14 - 20 April 201414

Melorotnya ekspor nasional membuat pemerintah me-lirik industri manufaktur. Pemerintah menyatakan

akan mempermudah industri manufaktur dalam melakukan perdagangan ke luar negeri untuk meningkatkan ekspor na-sional. “Pada intinya pemerintah ingin menjabarkan permintaan para pengusaha, demi meningkatkan ekspor,” kata Menteri Perindustrian MS Hidayat.

Menurutnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia meminta agar ada pembatasan impor terhadap barang-ba-rang yang tidak diperlukan, serta melaku-kan penertiban jalur distribusi.

Menyikapi langkah ini, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis mendesak pemerintah menambah ang-garan sebagai langkah nyata dalam

upaya membenahi sektor infrastruk-tur nasional. Langkah ini secara tak langsung akan mendorong tumbuhnya industri manufaktur. “Meski sudah berkali-kali mengakui infrastruktur sebagai masalah serius, namun ang-garan yang dialokasikan tidak sesuai kebutuhan,” kata Harry.

Menurutnya, pengalokasian anggaran untuk infrastruktur yang tidak sesuai ke-butuhan dapat membuat berbagai pihak mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam membenahi infrastruktur.

Ia menegaskan, infrastruktur dinilai merupakan kebutuhan mendasar saat ini dan sangat penting bagi keberlangsungan ekonomi Indonesia ke depan.

Bila tidak segera dibenahi, ujar dia, maka permasalahan infrastruktur bukan hanya mempersulit masyarakat tetapi

juga akan merugikan para pelaku usaha termasuk di sektor manufaktur.

DPR dan pemerintah telah menyetu-jui Rancangan Undang-undang (RUU) APBN 2014 menjadi UU pada 25 Ok-tober 2013. Dalam APBN 2014 tersebut ditetapkan, belanja negara mencapai Rp 1 842,49 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp 1.249,94 triliun dan transfer ke daerah Rp 592,55 triliun. “Ironisnya, khusus belanja pusat, masih didominasi subsidi untuk energi yang mencapai Rp 282,10 triliun. Selain itu, juga biaya gaji pegawai, pembayaran utang, beban bunga, serta belanja barang. Sedangkan anggaran infrastruktur 2014 dialokasikan Rp 188,7 triliun, naik sedikit saja dari tahun ini Rp 184,3 triliun.

� Hardianto

Suasana salah satu terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Menteri Perdagangan menyatakan struktur ekspor semakin sehat dengan kontribusi ekspor produk manufaktur yang mendominasi ekspor nonmigas.

Menata KebijakanIndustri Manufaktur

BERBAGAI terobosan harus di-lakukan pemerintah untuk menekan angka pengangguran. Selain mendu-kung lahirnya wirausahawan muda, kini pemerintah melalui Kemente-rian Perindustrian (Kemenperin) terus meningkatkan investasi industri dalam negeri. Langkah ini diharapkan bisa menyerap angkata kerja yang belum terserap dalam pasar kerja.

“Kemenperin menetapkan sasaran utama pembangunan industri antara lain pertumbuhan pengolahan nonmigas sebanyak 6,5 persen, penyerapan tenaga kerja sektor industri sebanyak 400 ribu orang, meningkatnya ekspor sektor in-dustri hingga mencapai 125 miliar dolar Amerika Serikat (AS), serta investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 12 miliar dolar AS, dan investasi penana-man modal dalam negeri (PMDN) Rp 42 triliun,” kata Wakil Menteri Perindus-trian Alex SW Retraubun.

Oleh sebab itu, Kemenperin melaku-kan percepatan pertumbuhan industri melalui “Akselerasi Industrialisasi 2012-2014” untuk mendorong per-tumbuhan sektor indsutri sebagai kata-lis utama meningkatkan pertumbuhan

ekonomi nasional.Akselerasi dilakukan melalui lima

strategi utama yakni hilirisasi sumber daya alam sebagai bahan mentah men-jadi produk yang bernilai tambah di dalam negeri, mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing industri dalam negeri, mendorong partisipasi dunia usaha dalam pembangunan in-frastruktur, percepatan proses pengam-bilan keputusan untuk menyelesaikan hambatan birokrasi dan meningkatkan integrasi pasar domestik.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2013 menca-pai 118,2 juta orang, berkurang tiga juta orang dari jumlah angkatan kerja pada Februari 2013. Namun, tingkat pen-gangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25 persen atau meningkat dari Februari 2013 yang tercatat 5,92 persen dan Agustus 2012 sebesar 6,14 persen.

Kepala BPS Suryamin menjelas-kan, selama setahun terakhir sektor yang mengalami penurunan jumlah pekerja antara lain sektor pertanian (2,08 persen), konstruksi (7,51 persen)

dan industri (3,19 persen). “Jumlah tersebut dibandingkan Agustus tahun lalu bertambah 140 ribu orang,” kata Suryamin.

Sementara sektor jasa kemasyaraka-tan jumlah pekerjanya meningkat 6,49 persen atau 1,1 juta orang, sektor perdagangan 2,5 persen atau 580 ribu orang dan sektor keuangan 9,4 persen atau 250 ribu orang. “Secara keseluru-han, ketiga sektor ini secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Indonesia,” ujar Suryamin. Dijelaskannya, dari seluruh angkatan kerja tersebut, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 110,8 juta orang, berkurang 3,2 juta orang dari jumlah angkatan kerja yang bekerja pada Februari 2013.

Pada Agustus 2013, penduduk bek-erja pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah masih men-dominasi, yaitu 52 juta orang atau 46,95 persen, pada jenjang pendidikan diploma 2,9 juta orang atau 2,64 persen dan pendidikan universitas 7,6 juta orang atau 6,83 persen.

� Hardianto

Optimalisasi InvestasiIndustri Atasi Pengangguran

14 - 20 April 201416

O P I N I

Di masa yang demikian gonjang-ganjing setelah melewati masa reformasi politik setelah runtuhnya

otoritas yang dilabeli Orde Baru kita dihadapkan kepada kenyataan penuh janji untuk menata ulang tatanan bernegara dan berkebang-saan di Republik tercinta ini. Janji-janji perbaikan yang ditabur dalam pesta demokrasi lima tahunan yang luas dikenali sebagai pemilu atau pemilihan umum untuk wakil-wakil legislatif. Wakil-wakil ini yang diharap akan mewakili konstituen atau kepentingan warga daerah pemilih para caleg. Karena demikian banyak anggota caleg yang bersa-ing di antara mereka sendiri untuk menduduki jabatan wakil tentulah mereka harus menawarkan kiat-kiat yang jitu lewat janji untuk perbaikan dalam segala jenis bentuk kehihupan anggota masyarakat.

Tidaklah terlalu mengherankan bila untuk menarik simpati calon pemilih caleg ini menabur janji-janji yang menyangkut perbaikan atau kemajuan perikehidupan warga dan perikehidupan penataan berwarga da-lam suatu paguyuban (Apakah itu yang disebut desa, kabupaten, kota, provinsi, atau republik). Berdasar penilaian per-mukaan (face value) lewat pemakaian retorika atau ungkapan bahasa yang mengena tampaknya janji-janji yang ditebar para caleg akan dipenuhi bila mereka terpilih dan bisa menduduki jabatan sebagai wakil di badan legislatif sebagai legislator.

Secara umum bisa dibuat dua kategori kelompok di sini: kelompok pemilih dan kelompok yang dipilih. Pemilih sudah pastilah akan dibujuk sedemikian rupa oleh para caleg (yang akan dipilih) agar menjatuhkan pilihan pada diri mereka sebagai wakil di badan legislasi atau pe-rundangan. Bujukan ini harus diwaspadai agar pemilih tidak kecele nantinya atas performa pilihannya bila telah benar-benar berfungsi. Sebelum menjatuhkan pilihan waktu pencoblosan pada hari

H sekarang masih ada waktu untuk bertimbang-timbang atas antara lain ihwal berikut ini. Apakah pilihan yang akan dijatuhkan pada wakilnya telah mumpuni dalam menimbang-nimbang peraturan yang telah ada. Apakah sebuah peraturan sudah memadai untuk masa 5 - 10 tahun menadatang. Ambil saja masalah seperti pembuatan senderan sungai yang dilaku-kan di banyak bantaran sungai (terutama loloan atau muara) yang sering menjadi sumber masalah bagi lingkungan fisik pawongan. Apakah mereka paham benar akan konsep DAS (daerah aliran sungai) yang bila tidak dikelola dengan teliti dan bijak akan menimbulkan dampak tidak kecil? Pemahaman perihwalan seperti ini harus diyakini benar oleh para pemilih atas caleg yang diyakini benar akan se-suai dengan aspirasinya. Dampak masa depannya (benar atau salah atas sebuah pengaturan atau legislasi agar tidak dis-erahkan kepada lembaga peradilan untuk memutuskannya.)

Senyampang dengan ihwal ini adalah masalah lingkungan yang lain. Pada awal-awal sebuah fenomena alam, seperti gunung meletus, di mana bebatuan berupa pasir, kerikil dan bongkahan batu besar-besar yang terlontar, sering dianggap sebagai laknat karena memang material ini menghancurkan apa saja. Namun sesuai perjalan waktu, selah masa 3-4 dasawarsa material yang menumpuk jutaan ton jumlahnya dianggap se-bagai rahmat, sebagai sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah). Bisa diperiksa banyak kawasan di Bali bagian tengah dan timur bagaimana lingkungan yang dieksploitasi demi PAD ini telah rusak berat. Pertan-yaannya sekarang adalah, apakah para caleg yang akan kita pilih nanti akan mampu menyuarakan tuntutan atas perlindungan lingkungan ini untuk dituangkan dalam bentuk leg-islasi yang akan ‘disungkemi’ oleh pelaksana dan pengawas legislasi dan para pemodal?

Masalah lingkungan seperti ini tampaknya sepele tetapi sejatinya tidaklah demikian. Dampaknya bagi

lingkungan dan manusia di lingkungan kawasan tersebut akan sangat besar di masa 10 -30 tahun ke depan. Memang apa yang diketengahkan di sini adalah acak (sporadis) dan tidak didukung data angka (statistik). Sudah tentu para caleg harus memiliki data akurat mengenai ihwal ini.

Pertanyaan berikut bagi pemilih ada-lah, apakah para caleg yang akan dipilih sudah berpikir ke arah ini atau memang sudah memiliki gambaran pengaturan atas lingkungan seperti di atas telah ada dalam benak mereka? Syukurlah bila mereka memiliki pemikiran pengaturan untuk masalah-masalah seperti ini. Tetapi, bila tidak, pemilih harus siap gigit jari dan menunggu hingga 5 tahun lagi agar bisa menemukan wakil yang pas sesuai aspirasinya.

Penulis, Guru Besar Linguistik Fakul-

tas Sastra dan Budaya Unud

Menjatuhkan Pilihan atas CalegP

m

tlm

jb

blPyp

uipp

t

14 - 20 April 2014 17

J A J A K P E N D A PAT

Bali sebagai destinasi pariwisata menjadi surga bagi pelaku kejahatan dalam pemasaran narkoba. Ribuan kasus narkoba telah terungkap, namun pasar gelap narkoba di Bali tetap marak. Bahkan, kasus penyelun-

dupan narkoba barang buktinya makin besar. Peredaran narkoba di Bali pun makin mengkhawatirkan. Kinerja aparat dan petugas Badan Narkoba Nasional (BBN) dalam menangkap para bandar dan pengedar narkoba masih mengecewakan. Bahkan, mereka mengaku kesulitan memutus rantai pasar narkoba. Pelaku ke-jahatan makin lihai.

Ada kesan, perdagangan narkoba justru mendapat ‘’per-lindungan’’ dari pihak-pihak yang menikmati keuntungan dari transaksi barang haram ini di Bali. Buktinya, Lembaga Pemasyarakatan yang mestinya steril dari peredaran narkoba malah menjadi tempat nyaman bagi para bandar mengendalikan anak buahnya.

Menyikapi peredaran narkoba di Bali, Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat di seluruh Bali. Jajak dilakukan dengan mengajukan kuisioner dan wawancara via telepon. Berdasarkan tabulasi atas jawaban responden, dominan respon-den meyakini peredaran narkoba di Bali belum ditindak secara tegas. Bahkan, banyak kalangan menilai masih ada pihak yang bermain dalam pemasaran narkoba di Bali. Berikut rangkuman selengkapanya.

Terkait dengan kinerja aparat dalam menindak peredaran narkoba, terdapat 50 persen responden yang menilai bahwa pemberantasan narkoba di Bali belum berjalan efektif. Polisi dinilai gagal mengungkap jaringan peredaran narkoba di Bali. Keberadaan BBN juga tak membuat peredaran narkoba ini tiarap. Selama ini yang ditangkap baru sekelas pengedar dan pemakai saja. Selebihnya terdapat 31 persen responden lainnya menilai penindakan terhadap peredaran narkoba di Bali sudah digulirkan secara efektif. Kesan penindakan tidak efektif karena luasnya wilayah edar dan terus bergantinya strategi pemasaran narkoba. Hal inilah yang membuat polisi dan petugas BBN ser-ing kecolongan. Sedangkan 19 persen responden lainnya tak memberikan respons atas pertanyaan, apakah pemberantasan narkoba di Bali sudah dilakukan secara serius dan efektif?

Di lain pihak, 54 persen responden justru menilai penindakan terhadap peredaran narkoba sarat permainan. Buktinya banyak napi di Bali justru menjadi pengendali peredaran narkoba. Bahkan, ada oknum polisi malah terlibat kasus narkoba. Lem-baga Pemasyarakatan yang sering dikaitkan dengan peredaran narkoba juga harus diawasi secara ketat. Indikasi permainan juga terlihat dari gagalnya polisi membekuk bandar narkoba di Bali. Sementara itu, 43 persen responden menilai penindakan terhadap peredaran narkoba sudah efektif dan bebas permainan. Kalaupun ada penghuni LP yang menjadi bandar atau pengedar

narkoba, itu sifatnya kasuistis. Sedangkan, belum terungkapnya bandar narkoba akibat pelaku yang dibekuk tak mau membong-kar jaringannya. Selebihnya, 3 persen responden lainnya tak merespons pertanyaan terkait dengan dugaan ada permainan dalam penanganan narkoba di Bali.

Menyikapi masih maraknya peredaran narkoba di Bali, responden berharap polisi bertindak lebih tegas. Perbanyak penyuluhan serta BBN harus lebih proaktif. Petugas LP juga diminta mengawasi tahanan, bukan malah pura-pura tak tahu jika ada napi yang bertindak sebagai pengendali peredaran narkoba.

� Dira Arsana

Sulitnya MemutusRantai Pasar Narkoba

14 - 20 April 201418

P E N D I D I K A N

Ketua PGRI Bali Dr. I Gede Wenten Aryasuda, M.Pd. mem-inta Pemprov Bali dan pemkab/pemkot se-Bali mengalokasikan

anggaran khusus untuk mensubsidi biaya penelitian tindakan kelas (PTK) yang di-lakukan para guru. Pasalnya, mayoritas guru kita memang kurang memberikan perhatian kepada aktivitas penelitian. Di samping budaya meneliti yang rendah, acap kali masalah pendanaan jadi kendala utama.

“Kegiatan penelitian memerlukan biaya relatif besar yang meliputi pengadaan in-strumen penelitian, literatur, pengolahan data maupun pembiayaan terkait lainnya. Menyikapi kendala biaya itu, saya berharap pemerintah daerah secara rutin mengalokasi-kan anggaran untuk mensubsidi kegiatan penelitian guru,” kata Wenten Aryasuda kepada Bali Post, Kamis (4/4) lalu.

Apabila pemerintah daerah tidak bisa mensubsidi biaya penelitian guru-guru itu secara penuh, kata dia, paling tidak ada semacam dana motivasi sehingga beban yang dipikul guru berkurang. Ditegaskan, tambahan biaya penelitian itu juga bisa diusahakan pihak sekolah melalui dana komite yang dipungut dari orangtua siswa. “Jika tidak ada komitmen seperti itu, saya khawatir permasalahan banyaknya guru yang rontok dalam uji sertifikasi kar-ena tidak memiliki nilai pada bidang penelitian (karya pengembangan profesi - red) akan terus berulang setiap tahun,” ujarnya.

Aryasuda yang juga Kepala SMP PGRI 2 Denpasar ini menegas-kan, PTK merupakan salah satu kunci kes-uksesan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Melalui PTK

itu, para guru bisa mengevaluasi sekaligus melihat perkembangan anak didik terutama di bidang daya serap materi pelajaran yang diajarkan. Dengan melakukan PTK secara rutin, mereka juga akan tergerak mengek-splorasi diri guna menemukan metode-metode pembelajaran yang lebih praktis dan lebih mudah dipahami oleh anak didik sekaligus mampu meningkatkan prestasi akademik anak didiknya. “Jadi, PTK itu sangat berkaitan dengan upaya pening-katan kualitas pendidikan secara umum. Mengingat block grant PTK itu tidak lagi dialokasikan oleh pemerintah pusat melalui DIPA LPMP, saya berharap pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sejenis pada APBD,” katanya penuh harap.

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana, S.P. merespons positif saran dari pengu-rus PGRI Bali tersebut. Wakil rakyat dari Buleleng itu menegaskan, wacana pent-ingnya mengalokasikan anggaran untuk mensubsidi biaya penelitian para guru itu akan dikoordinasikan lebih lanjut kepada pihak eksekutif. “Secara pribadi, saya san-gat mendukung ide itu. Namun, semuanya perlu dikaji secara matang apakah anggaran yang tersedia memungkinkan untuk mereal-isasikan hal itu,” katanya diplomatis.

� Sumatika

Pemda Diminta Subsidi Biaya Penelitian Guru

Wenten Aryasuda

Kariyasa Adnyana

Selain dikenal sebagai tokoh panu-tan dalam disiplin, spiritual dan kinerja, Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Man-

tra, S.E., M.Si., juga mahir dalam yoga. Bertepatan dengan HUT ke-35 SMPN 3 Denpasar, Jumat (21/3) lalu Wali Kota bersama Nyonya Selly Dharmawijaya Mantra mengikuti yoga massal siswa dan guru SMPN 3 Denpasar.

Kegemaran baru Wali Kota Denpasar ini kini diimplementasikan oleh sejumlah sekolah dengan mendidik siswa dan guru dengan yoga serta didirikanya yoga cen-tre. Tampak Wali Kota didampingi Kepala SMPN 3 Denpasar I Wayan Murdhana, S.Pd., M.Psi., dengan luwesnya mengikuti berbagai macam gerak yoga mulai dari yoga asana, cakrasana (kayang) dan yoga berpasangan.

Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menegaskan yoga sangat penting bagi dunia pendidikan. Dengan yoga kita bisa menyehatkan fisik, psikis dan mental. Sekaligus sangat baik untuk kebugaran. Apalagi sebagai pelaku pendidikan siswa, guru, karyawan dan kasek harus tampil prima setiap hari,

Dikatakannya di sejumlah sekolah kini sudah memiliki yoga centre. Dia berharap semua sekolah menjadikan yoga ini materi latihan wajib minimal sebulan sekali. Sama dengan Pramuka untuk menanamkan pendidikan karakter di kalangan siswa.

Usai yoga bersama Wali Kota lang-sung meresmikan yoga centre SMPN 3 Denpasar. Wali Kota juga mengacungkan jempol kepada SMPN 3 Denpasar yang mendeklarasikan diri sebagai sekolah bebas sampah plastik. Edukasi hidup ber-sih ini, kata dia, pas dimulai dari peserta didik dan diikuti oleh masyarakat luas. Makanya Wali Kota akan menekankan desa untuk menindak pelanggar yang membuang sampah di sungai melalui sidang tipiring.

Kepala SMPN 3 Denpasar I Wayan Murdhana mengungkapkan yoga mas-sal diikuti tiga ribu warga sekolah. Se-

lain untuk kesehatan, yoga bagi warga sekolahnya dipakai untuk menanamkan pendidikan karakter. Penguatan pendidi-kan karakter ini juga dibarengi dengan penguatan akademis dan non-akademis di sekolah. Dengan demikian jadilah SMPN 3 Denpasar sekolah yang lengkap.

Dia juga menekankan kepada warga sekolah untuk menjadikan ‘’Denpasar kotaku, sekolahku adalah rumahku’’. Ini berarti semua warga sekolah menyadari jika sekolah sudah dianggap rumah sendiri diperlukan upaya bersama men-jadikan sekolah, rumah dan Denpasar yang bersih.

Yoga massal kemarin juga diikuti sejumlah alumni yang dikoordinir oleh dr. Laksmi Duarsa, Sp.K. Mereka juga melakukan reuni akbar yang diisi dengan acara kekeluargaan.

Di puncak HUT Ketua Komite SMPN 3 Denpasar Drs. IGB Arthanegara, S.H., M.H., M.Pd., menyerahkan piala dan penghargaan kepada pemenang lomba olimpiade mata pelajaran antarsiswa SD se-Bali. Juara I, II dan III olimpiade Matematika diraih Putu Sarita (Cipta

Darma), Sumerta Yoga (Saraswati 6), Krisna Putra (Cipta Darma). Olimpiade IPA juara I, II dan III diraih Wira Wisnanta (Jambe Agung), Widia Putra (Saraswati 6), dan Wulandari (SD 2 Padangsambian). Olimpiade Inggris diraih Angga Yuda (BPS), Alisa dan Ayu Finansya dari Cipta Darma. Sedangkan juara Story Telling diraih Capianasis (Santo Yoseph), Bella (BPS) dan Rahayu dari SDK Harapan.

IGB Arthanegara mendukung semua program sekolah. Ini artinya SMPN 3 Denpasar tak hanya membentuk siswa yang sehat jasmani, juga rohani dan mental. Mereka menjadi SDM Bali yang disiplin, beretika dan berkarakter. Ter-masuk menjadikan SMPN 3 Denpasar sebagai pusat pelajaran yoga di Denpasar. Untuk itu dia berterima kasih kepada para alumni Spentri yang aktif memberi sumbangan pemikiran dan materi untuk kemajuan sekolah.

� Sueca

14 - 20 April 2014 19

andalaWiyataM

Pentingnya Yoga bagi Dunia Pendidikan

Wali Kota I.B. Rai Dharmawijaya Mantra bersama Kasek Wayan Murdhana saat mengi-kuti yoga massal bersama warga SMPN 3 Denpasar.

14 - 20 April 201420

A D V E R T O R I A L

“Kami optimistis sertifikasi guru agama Hindu di lingkup Ditjen

Bimas Hindu, sesuai target pemer-intah, tuntas pada 2014. Mengingat tahun 2014 ini tinggal 1.089 guru

yang belum disertifikasi,” ujar Yudha Triguna.

OPTIMISME tersebut terungkap ke-tika reporter Majalah Bali Post berkunjung ke ruang kerja Dirjen Bimas Hindu Kemen-terian Agama RI Prof. Dr. Ida Bagus Gde Yudha Triguna, M.S.

Lebih lanjut Prof. Yudha Triguna men-gatakan, saat ini guru agama Hindu yang sudah disertifikasi mencapai 7.279 orang. Kami juga terus berusaha meningkatkan kualitas dan kompetensi mereka sehingga kenaikan kesejahteraan bisa berkorelasi positif dengan peningkatan kualitas pen-didikan. Selain itu, program sertifikasi dosen baik dosen perguruan tinggi negeri atau swasta di lingkungan Kementerian Agama juga dilakukan. “Kami berupaya meningkatkan kualifikasi pendidikan guru dan dosen. Misalnya, syarat untuk menjadi seorang dosen itu harus lulus S-2. Karena itu, dosen S-1 diberi kesempatan untuk kuliah ke jenjang S-2. Begitu pun dosen S-2 yang mau kuliah ke S-3 dibiayai juga oleh negara,” papar suami Dra. A.A. Inten Mayuni, M.Hum. ini.

Ketika disinggung mengenai beasiswa S-2 dan S-3 ke luar negeri, Yudha Triguna mengatakan bahwa program ini sudah ber-jalan sejak tahun 2011. “Saya ingin belajar dari umat Islam Indonesia yang sejak 40 atau 30 tahun lalu sudah menyekolahkan dosen-dosennya ke luar negeri. Sedangkan Hindu baru melaksanakan pendidikan di luar negeri baru dua tahun lalu,” kata dia. Kami mengirim lulusan SMA ke India untuk belajar Ayur Vedic dan Post Doc-toral Sandwich Program ke KITLV Leiden. Ditjen Bimas Hindu juga memberikan pengalaman dengan cara memberikan short

course keluar negeri. Tahun ini, program short course masih sama seperti tahun sebelumnya, yaitu ke India dan Belanda. Short course diperuntukkan bagi dua kel-ompok penting, yaitu bagi mereka yang sedang menulis disertasi (untuk memper-kaya disertasi) dan yang sudah S-3 untuk menulis buku/menghasilkan buku. Biaya ditanggung oleh Ditjen Bimas Hindu me-liputi seluruh biaya hidup mereka selama mengikuti short course. “Sejauh ini yang sudah ke India 27 orang, ke Belanda 27 orang. Mereka sudah menikmati fasilitas tersebut dengan biaya rata-rata Rp 107 juta per orang. Tahun ini diprogramkan short course untuk 12 orang lagi,” ujar ayah tiga anak ini.

“Kami berharap kita bisa memiliki sekolah-sekolah bernuansa Hindu

dari SD sampai SMA. Hal ini belum tercapai karena berkaitan dengan instansi lainnya seperti Sekretariat Jenderal, Kemente-rian Agama, Kementerian Pem-

berdayaan Aparatur Negara, dan Kementerian Keuangan.”

Memiliki sekolah berlandaskan agama Hindu juga menjadi sebuah harapan yang ingin diwujudkan Direktorat Jenderal Bimas Hindu. “Kami berharap kita bisa memiliki sekolah-sekolah bernuansa Hindu dari SD sampai SMA. Hal ini belum tercapai karena berkaitan dengan instansi lainnya seperti Sekretariat Jen-deral, Kementerian Agama, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara, dan Kementerian Keuangan,” ujar Prof. Dr. IBG Yudha Triguna, M.S

Sembari berproses mencapai hal tersebut, beberapa hal berhasil dijalankan oleh Dirjen Bimas Hindu ketujuh ini. “Tahun ini, anggaran di Ditjen Bimas Hindu meningkat jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Tahun ini, total anggaran Ditjen Bimas Hindu mencapai Rp 135 miliar. Anggaran tersebut dialokasikan untuk pendidikan Rp 75 miliar, urusan Rp 54,5 miliar, dan dukungan manajemen Rp 4,7 miliar.

Pencapaian program kerja Ditjen Bimas Hindu yang lain pada tahun ini, yaitu pembangunan sarana dan prasarana perguruan tinggi negeri maupun swasta yang sudah lebih baik. Di samping itu, sejak lima tahun terakhir, dosen yang berpendidikan S-3 di lingkungan Ditjen Bimas Hindu kini mencapai 50 orang. Perlu diketahui bahwa Hindu mempu-nyai 3 perguruan tinggi negeri yaitu Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram dan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Tampung Penyang Palangka Raya. Selain itu Hindu juga mempunyai beberapa perguruan tinggi agama Hindu swasta yang berada di Jakarta, Lampung, Palu, Bolaang Mongondow, Manado, Malang dan tentunya di Bali.

Lebih lanjut Prof. Yudha Triguna men-jelaskan bahwa Ditjen Bimas Hindu juga memiliki program bantuan sosial (ban-sos). Program bansos itu dilaksanakan dalam bentuk bantuan pura dan renovasi pura; bantuan untuk pengadaan alat-alat kesenian gamelan Jawa dan Bali (yang berhubungan dengan ritual agama Hindu di masing-masing pura); bantuan buku-buku keagamaan (bacaan keagamaan); peningkatan mutu dan kualitas pinan-dhita serta sarati banten serta orientasi kerukunan internal umat beragama den-gan mengundang para tokoh.

Apa saja kriteria masyarakat penerima bantuan sosial dari Ditjen Bimas Hindu? Pertama, harus ada proposal yang mem-perlihatkan kenyataan secara riil. Kedua, ada surat rekomendasi dari kepala kantor agama setempat yang dapat digunakan sebagai data klarifikasi pura itu ada dan menerangkan bahwa pura itu dapat dibantu.

Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI Prof. Dr. IBG Yudha Triguna, M.S.

Sertifikasi Guru Agama Hindu Tuntas Tahun 2014

14 - 20 April 2014 21

Ketiga, memiliki rekening atas nama lembaga tersebut, bukan rekening pribadi agar nantinya tidak disalahgunakan.

“Semua Pura di seluruh Indonesia mempunyai kesempatan yang sama un-tuk memperoleh bantuan sosial tersebut yang penting sesuai dengan kriteria yang telah kami tetapkan di Juklak dan Juknis kita. Pada awal saya masuk, yang banyak menerima itu di luar Bali 60%, sedangkan Bali hanya 40%. Sekarang, Bali 70% sedangkan di luar Bali 30%. Bantuan terbesar diberikan adalah untuk bantuan pura dan pendidikan,” papar Yudha Triguna.

Menurut Yudha Triguna, yang paling diperlukan di Bali saat ini adalah buku keagamaan. “Kebanyakan orang Bali mengikuti tradisi yang sudah ada dan mereka kurang membaca. Saya melihat, di Bali itu banyak praktik, membaca kurang. Di luar Bali, kurang praktik, ban-yak membaca. Seharusnya seimbang,” katanya.

Perlu Dukungan MasyarakatSecara garis besar visi Ditjen Bimas

Hindu Kementerioan Agama RI adalah terwujudnya masyarakat Hindu yang taat beragama, maju, sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati sesama umat dan antarberagama di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Misinya, meningkatkan kualitas bimbingan, pemahaman dan pengala-man agama Hindu, meningkatkan pe-layanan kehidupan beragama Hindu, meningkatkan kualitas pendidikan agama Hindu, memberdayakan lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan kea-gamaan Hindu, memperkokoh kerukunan umat beragama Hindu, mengembangkan seni dan budaya serta keselarasan pema-haman keagamaan Hindu, serta mewu-judkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Dengan visi dan misi tersebut, Ditjen

Bimas Hindu memiliki fungsi peru-musan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Hindu, pelaksanaan kebi-jakan di bidang bimbingan masyarakat Hindu, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bimb-ingan masyarakat Hindu, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bi-dang bimbingan masyarakat Hindu, dan pelaksanaan admininstrasi Direk-torat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu.

Sedangkan tugas-tugasnya adalah melaksanakan proses bimbingan dan penyuluhan terhadap umat-umat Hindu di Indonesia, tata kelola manajemen, meningkatkan mutu dan kualitas keru-kunan antarumat beragama, teristimewa kerukunan internal umat Hindu di Indonesia. “Ditjen Bimas Hindu tidak akan mampu melaksanakan tugasnya dengan optimal jika tidak didukung oleh seluruh elemen umat Hindu yang ada,” katanya.

14 - 20 April 201422

D A E R A H

Upaya revitalisasi Pasar Umum Negara nampaknya tidak se-mudah yang diperkirakan. Dari penolakan pedagang yang

tidak menginginkan pasar dibongkar hingga relokasi ke Peken Ijo Gading (pasar tradisional modern). Benarkah pasar dengan bangunan tua ini sudah tak layak digunakan?

Beberapa pedagang pasar mengaku sudah terbiasa dengan kondisi pasar tra-disional yang kumuh, becek dan pembeli yang berhimpitan. Sinatra, pedagang sekaligus penasihat paguyuban peda-gang, mengatakan sejak awal pemban-gunan patron Peken Ijo Gading dirinya sudah merasa keberatan. Mau dijadikan apa tempat itu apabila nanti tidak ada yang menggunakan. Sementara saat ini pedagang diminta untuk pindah ke sana sementara Pasar Negara dibongkar. Ia menilai, di mana-mana pasar tradisional identik dengan kesemrawutan. Itu karena tidak becusnya pengelola pasar.

“Sebenarnya, tata ruang pasar ini sudah benar. Tetapi semakin tahun semakin ber-tambah pedagang dan aturan itu dilanggar, jadilah seperti ini, semrawut,” terangnya. Sinatra yakin, kalaupun pasar diperbaiki atau dibangun, tetap akan semrawut kar-ena pengelolaan yang tidak bagus. Ia mencontohkan Pasar Umum Negara sekarang ini yang sebelumnya teratur dalam beberapa blok, kini semrawut kar-ena oknum-oknum yang membolehkan pedagang masuk dan menempati lokasi tidak sesuai tata ruang. Jalan blok pasar untuk pembeli yang seharusnya steril, dipenuhi dagangan. Bahkan untuk lapak pedagang. Padahal itu merupakan hak para pembeli agar bisa berjalan. “Kalau benar-benar mau menegakkan aturan,

saya rasa pasar sedekil apa pun nyaman, karena memang di mana-mana beginilah pasar tradisional,” tambah Sinatra.

Pemerintah harus memperhatikan nasib para pedagang apabila mereka dire-lokasi. Sebab, sumber pencaharian utama mereka dari sana. Pemerintah juga harus berpikir panjang, bukan hanya memban-gun dengan dana miliaran. Tetapi juga harus diperhatikan fungsi bangunan terse-but. Mau dijadikan apa Peken Ijo Gading apabila pedagang pindah lagi ke pasar umum yang baru? Banyaknya pedagang yang tidak hadir dalam setiap sosialisasi merupakan bukti bahwa banyak pedagang yang tidak setuju relokasi itu. Pedagang lain, MT mengatakan selain pedagang re-sah dipindahkan, mereka juga meragukan barang-barang mereka tertampung di kios yang disediakan. Praktik jual beli kios pun sampai sekarang masih berlangsung. Jual beli dilakukan pemilik lama dan baru disaksikan pengelola pasar.

Nilainya pun tak sedikit. Hal itu juga menjadi pemicu pedagang enggan pindah. Pedagang yang kini memiliki beberapa kios untuk gudang barang dagangan ketar-ketir. Pasalnya muncul informasi bahwa setelah direlokasi, pedagang hanya berhak memperoleh satu kios. Sementara mereka telah keluar duit untuk transaksi jual-beli kios. Di sisi lain, pemerintah telah men-ganggarkan dana hingga miliaran rupiah untuk revitalisasi Pasar Umum Negara dan semestinya sudah mulai dikerjakan tahun ini. Dinas Perindustrian, Perda-gangan dan Koperasi (Disperindagkop) mengaku akan menempuh berbagai cara untuk sosialisasi dan pedagang mau dipin-dah sementara ke Peken Ijo Gading.

Kepala Disperindagkop Ni Made Ayu Ardini mengatakan, pihaknya juga telah

menyiapkan bedeng untuk menampung pedagang yang tidak kebagian kios, mengingat jumlah pedagang lebih ba-nyak dibanding jumlah kios. Peken Ijo Gading menurutnya akan aktif setelah para pedagang kembali ke Pasar Umun Negara. Menurutnya, perbaikan pasar itu direncanakan bisa selesai satu tahun. Pasar dirasa perlu diperbaiki karena kondisinya yang banyak rusak dan tak terawat. Pembangunan itu perlu supaya pasar terlihat bersih dan nyaman. Apalagi pasar dikepung pasar-pasar modern yang memberikan kemudahan bagi pembeli. Sebelumnya beberapa pasar di Jembrana juga telah diperbaiki seperti di Gilimanuk, Yehembang dan Pekutatan. Di Pasar Yehembang, para pedagang juga sempat relokasi di tempat yang jauh dari jalan Denpasar-Gilimanuk. Tetapi, masyarakat dan para pembeli tetap mencari barang ke pasar tersebut.

� Surya Dharma

Pedagang Tolak Pasar Negara Dibongkar

14 - 20 April 2014 23

BERBEDA dengan pasar-pasar tradisional serupa di Jembrana, Pasar Umum Negara bersaing dengan toko modern yang jaraknya cukup dekat. Saat inipun, pedagang sudah cukup tersaingi oleh toko-toko modern itu. Apalagi, toko-toko tersebut berjaringan dan menjamur di sekitar permukiman warga. Persaingan tidak sehat pun timbul dan merugikan pedagang pasar yang bermodal cekak. “Mereka berani menurunkan harga, apa boleh toko jual grosiran,” tandas salah seorang pedagang.

Belum lagi jam buka yang lebih lama dibandingkan pasar serta pelayanan mengantar barang. Pedagang kelontong di pasar umum paling merasakan dampak persaingan itu. Omset mereka turun

lantaran pelanggan memilih ke toko modern tersebut. Perda yang mengatur toko modern, pasar tradisional hanya macan kertas. Sorotan itu dilontarkan LSM Forda Jembrana, Ketut Sujana alias Cong. Ia mencontohkan kebijakan pen-ertiban parkir di pertokoan depan Pasar Umum Negara merupakan kebijakan banci. Sebab tidak dilaksanakan penuh. Hanya siang hari, sementara malam hari diperbolehkan satu lajur. “Kalau memang tidak boleh, ya tidak boleh total, bukan siang tidak, malam boleh,” ujarnya.

Hal itu juga hanya akan mengun-tungkan pihak-pihak tertentu saja dan bukan pedagang kecil. Dengan perda yang dibuat tahun 2010 itu, pemerintah sebenarnya bisa leluasa mengembang-

kan pasar-pasar tradisional. Tetapi fak-tanya pelaksanaannya tidak dilakukan. “Adanya perda itu, sebenarnya memberi peluang bagi pemerintah mengembang-kan pasar tradisional hingga ke desa-desa, tetapi nampaknya hanya macan kertas,” kritiknya.

Toko-toko modern berjaringan bisa dibatasi tidak sampai ke desa. Tetapi pengawasan terhadap toko semacam ini juga masih lemah. Beberapa toko modern seperti Indomaret di Lelateng lokasinya sangat dekat dengan Peken Ijo Gading yang baru dibangun oleh Pemkab.

� Surya Dharma

Pasar Dikepung Toko Modern

14 - 20 April 201424

K E S E H ATA N

Berada di wilayah tropis seperti di nusantara ini sesungguhnya sangat baik. Pasalnya, sepanjang tahun, --- yang hanya ada dua

musim saja --- relatif bisa melakukan aktivi-tas cukup berarti di bandingkan tinggal di daerah dingin yang memiliki suhu ekstrem empat musim. Namun, buruknya tinggal di wilayah tropis kelembaban sangat tinggi, selain itu curah hujan dan panas relatif tinggi juga. Kondisi ini membuat warga yang hidup di Bali khususnya menjadi rentan terkena penyakit infeksi baik bakteri mau-pun virus. Salah satu penyakit virus endemis atau ada sepanjang musim di Bali adalah Demam Berdarah Denque (DBD). Penyakit DBD ini sesungguhnya merupakan penya-kit oleh virus yang disebarkan nyamuk Aedes Aigypti dan AedesAlboticus. Hal yang paling membahayakan terjangkit penyakit ini sampai pada taraf syok atau terjadi pendarahan. Pada fase ini, jika tidak cepat ditangani, potensinya sangat besar menyebabkan kematian si pasien.

Dokter Spesialis Anak RS Wangaya dr. Wayan Retayasa, Sp.A (K) memaparkan virus DBD ada empat jenis dari tipe satu hingga tipe empat. Karena itu satu orang bisa mengalami sakit DBD sebanyak empat kali. Jika pertamakali terinfeksi DBD, seseorang hanya menderita demam denque tanpa adanya perdarahan. Namun, jika terinfeksi kembali meningkat menca-pai tipe virus berbeda. Selanjutnya dapat terinfeksi dua virus sekaligus. Pada saat ini terjadi deman dengan pendarahan.

Biasanya jika sudah terserang virus, maka tubuh membentuk kekebalan. Saat pasien sembuh dari DBD kata Retayasa, ia sudah memiliki kekebalan terhadap virus DBD. Tetapi hanya pada tipe yang telah menyerangnya. “Jika diserang tipe nyamuk berbeda, maka bisa terinfeksi lagi. Maksimal seseorang terkena DBD hingga empat kali,” paparnya.

Dari empat jenis virus DBD, yang

paling memiliki sifat virulen atau ganas adalah tipe dua dan tipe tiga. Terjadinya pendarahan syok pada pasien DBD hemat Retayasa selain memunculkan sifat viru-len alias ganas juga tergantung frekuensi jumlah terjangkitnya, usia pasien, kondisi fisiknya apakah obesitas atau tidak serta adanya latar belakang penyakit kronis lain seperti asma dan diabetes.

“Bila DBD ini terjangkit pada anak bayi dan balita, berpotensi besar terjadi pendarahan dan syok. Demikian juga pada orang bertubuh gemuk,” jelasnya. Orang yang bertubuh gemuk rentan men-galami pendarahan. Alasannya, kadar air pada orang bertubuh gemuk relatif besar sehingga saat terjadi dehidrasi memicu terjadi pendarahan dan syok. Ini memang tidak terlalu jelas terdeteksi, tampak sep-erti pasien demam biasa saja.

Karenanya sangat penting menjalani pemeriksaan darah untuk memantau potensi terjadinya pendarahan. Kejadian pendarahan, kata Retayasa, hingga kon-disi syok merupakan fase paling ditakut-kan dari penyakit DBD ini. Pada fase ini biasanya memasuki hari ketiga hingga kelima, di mana gejalanya terus menga-lami penurunan suhu badan menjadi nor-mal setelah sebelumnya menderita panas tinggi. Gejala DBD demam dan panas ini kurvanya diistilahkan seperti punggung unta. Proses panasnya tinggi selama tiga hari pertama dan tiba-tiba turun pada hari ketiga hingga kelima. Selanjutnya naik lagi sampai hari ketujuh.

“Ketika suhu badan turun, mayoritas orang mengira pasien sembuh. Sering pasien itu dibiarkan dan kurang menda-pat perhatian. Padahal suhu badan turun itu disebabkan fase pendarahan sedang terjadi. Pendarahan ini bukan saja berpotensi mengakibatkan syok malah kematian,” ujar Retayasa.

Untuk itu, jika ada sanak keluarga yang panas selama tiga hari dan tidak turun meski sudah diobati, ada baiknya men-jalani cek darah. Upaya ini penting untuk memastikan terinfeksi virus DBD atau tidak. “Tandanya adalah jumlah trombosit yang menurun,” imbuh Retayasa.

Pada dasarnya DBD bisa sembuh sendiri. Jika pertahanan tubuh baik, maka serangan virus ini akan dilawan oleh tubuh secara otomatis oleh antibodi. Pen-gobatan DBD biasanya hanya mengobati pada gejala yang timbul saja. Karena itu, untuk sembuh dari penyakit ini, seseorang harus makan makanan bergizi. Di samp-ing itu banyak minum dan cukup istirahat, sehingga tubuh itu kuat dan bisa melawan virus.

� Wira Sanjiwani

DBD Merajalela

Satu Orang BisaTerinfeksi Empat Kali

dr. Wayan Retayasa, Sp.A (K)

14 - 20 April 2014 25

PENYAKIT DBD identik dan erat sekali hubungannya dengan nyamuk. Se-rangga inilah merupakan vektor penyebar virus DBD ini. Ketika menggigit, air liur nyamuk itu masuk ke dalam tubuh yang berisi virus BDB. Akibatnya, orang yang tergigit cepat atau lambat terjangkit BDB. Tidak semua nyamuk memang menularkan DBD. Hanya tipe Aedes aigypti dan Aedes alboticus saja.

dr. Wayan Retayasa, Sp.A.(K) memapar-kan nyamuk vektor DBD ini sangat suka hidup di air tergenang dan tidak bersih. Untuk mencegahnya, lingkungan rumah, sekolah, kantor dan instansi lainnya harus dijaga kebersihan. Kebersihan lingkungan memegang peran sentral menghindarkan seseorang dari serangan virus nyamuk itu.

Pemberantasan sarang nyamuk berupa penerapan 3 M (Menguras dan Menutup penampungan air dan Mengubur sampah yang berfungsi menampung air hujan), kata Retayasa sangat penting dilakukan untuk membunuh jentik nyamuk vektor DBD ini. “Jangan juga menggantung baju setelah baju selesai dipakai. Nyamuk sangat suka hinggap di sana. Lebih baik baju yang telah dipakai langsung dicuci saja,” saran Retayasa.

Nyamuk vektor penular DBD sanggup terbang sejauh 100 meter. Jika ada kasus DBD dalam satu wilayah, patut diwaspadai vektor penularan itu dari lingkungan sekitar. Solusinya frekuensi dan intensitas pember-antasan sarang nyamuk serta fogging perlu ditingkatkan. Upaya ini untuk membunuh jentik serta nyamuk dewasa.

Selain DBD, nyamuk Aedes terutama jenis alboticus, juga bisa menyebabkan penyakit chikunguya. Vektornya sama nyamuk, tetapi virusnya berbeda. Sesung-guhnya, gejala chikunguya hampir sama dengan DBD. Hanya chikunguya tidak menimbulkan pendarahan. Ciri khas chikun-guya, demam disertai nyeri sendi luar biasa. Meski gejalanya tampak lebih parah dari DBD, chikunguya tidak sampai pada taraf syok dan juga pendarahan yang berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit ini juga bisa sembuh sendiri melalui ‘’perlawanan’’ karena memiliki sistem daya tahan tubuh yang baik.

� Wira Sanjiwani

Nyamuk, Vektor Penyebar DBD

Cegah dengan Lingkungan Tetap Bersih

L E N S A

PEMILU LEGISLATIF - Indonesia mengge-lar pemilu legislatif pada Rabu (9/4) lalu, secara serentak. Suasana pemilihan wakil rakyat ini tam-pak berbeda di Bali. Para pemilih maupun panitia pemilihan kompak menggu-nakan pakaian adat madya.

MBP/Eka Adhiyasa

14 - 20 April 201428

O L A H R A G A

Ada dua peristiwa besar yang me-nyertai perjalanan sejarah klub Liga Inggris Liverpool : tragedi Heysel dan Hillboroughs. Ked-

ua tragedi menjadi peristiwa terkelam bagi klub tersebut namun berdampak positif di kemudian hari bagi industri sepak bola di Inggris dan juga dunia.

29 Mei 1985. Liverpool bertemu Juven-tus di babak final Liga Champions. Partai puncak kompetisi paling prestius di Benua Eropa itu digelar di Stadion Heysel, Brus-sels, Belgia. Sesaat sebelum pertandingan dimulai pendukung the Reds menjebol pagar pembatas dan memasuki arena netral di stadion tersebut.

Pendukung Juventus yang berada di tempat itu lari ketakutan. Mereka menga-rah tempat lain yang dibatasi tembok be-ton. Desak-desakan itu membuat penonton di dekat tembok tergencet dan merubuh tembok pembatas. 39 orang yang sebagian besar pendukung Juventus tewas dan ratu-san mengalami cedera akibat insiden itu.

The Reds yang pada pertandingan itu akhirnya kalah 0-1, dijatuhi hukuman tak

boleh berlaga di kompetisi Eropa selama lima tahun. Sedangkan 14 pendukung Liverpool dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman bervariasi antara 3 tahun. Aso-siasi sepak bola Eropa (UEFA) menyebut tragedi itu sebagai sejarah paling kelam dalam sejarah kompetisi Eropa.

Setahun sebelum UEFA mencabut hukuman atas Liverpool itu, tragedi lain melanda. Semifinal Piala FA antara Liver-pool melawan Nottingham Forest digelar di Stadion Hillsborough, kandang klub Sheffield Wednesday. Pertandingan pada 15 April 1989, berubah menjadi bencana sesaat sebelum peluit awal pertandingan dibunyikan wasit. Ribuan orang yang ingin memasuki stadion, memicu tergencetnya penonton yang sudah berada di dalam. Akibatnya 96 orang pendukung Liverpool tewas dan lebih dari 700 lainnya menga-lami luka-luka.

Bila pada tragedi Heysel, fans perusuh (hooligan) Liverpool dipersalahkan karena memicu kerusuhan di dalam stadion. Na-mun pada kasus Hillsborough, sejumlah keluarga korban tidak mau kerabatnya

dijadikan tersangka pada peristiwa itu. Mereka melakukan perlawanan dengan meminta penyelidikan ulang untuk menge-tahui kebenaran di balik tragedi itu.

Pengadilan Tinggi Inggris pada Desem-ber 2012 membatalkan keputusan 21 tahun lalu yang menyebutkan kematian 96 orang itu akibat kecelakaan dan mengam-puni para fans yang dianggap bertang-gung jawab atas peristiwa itu. Keputusan tersebut didasarkan temuan baru oleh tim peneliti independen.

Sidang dengar pendapat pun dibuka pada awal April ini atau dua pekan jelang peringatan 25 tahun tragedi itu. Isu yang mengemuka adalah pengaman stadion, rencana darurat, manajemen penonton dan tindakan bila menghadapi situasi bahaya.

Kelompok yang menamakan diri Justice for the 96 menilai peristiwa ini melegakan bagi mereka. Sidang dengar pendapat itu menjadi jawaban atas perjuangan tak kenal lelah mereka yang menolak untuk men-erima bahwa kematian sahabat dan kerabat mereka itu sebagai kecelakaan. Sebagai gantinya, tuduhan dialamatkan pada pihak kepolisian yang dianggap menutup-nutupi peristiwa itu.

“Saya benar-benar, gugup. Ini perjuan-gan yang luar biasa panjang dan sekarang menjadi babak baru. Semoga kebenaran bisa terungkap,” jelas Charlotte Hennessy yang kehilangan bapaknya James, kala di-rinya berusia 5 tahun. Penyelidikan terbaru digelar di pengadilan Warrington, Inggris Utara dan diperkirakan memakan waktu berbulan-bulan.

Belum ada tuduhan diajukan mengingat sidang akan memeriksa begitu banyak tumpukan hasil temuan terbaru. Hakim John Goldring sebelum memulai sidang-nya membacakan satu demi satu nama 96 korban tragedi Hillsborough. Diperlukan waktu 6 menit untuk menyelesaikan sesi itu yang dinlai sebagai penghormatan terhadap korban dan juga pihak yang ditinggalkan. Dalam pernyataannya di depan panel juri yang beranggotakan 11 orang, Goldring menyatakan penyelidikan terbaru tidak dimaksudkan untuk memperlihatkan kepu-tusan sebelumnya itu benar atau salah.

Menyingkap Sejarah Kelam

MBP/rtr

Monumen Hillsborough di pusat Kota Liverpool.

14 - 20 April 2014 29

Namun juri diminta mempertimbang-kan apakan ada peluang atau tidak da-lam mencegah terjadinya kematian atau menyelamatkan nyawa mereka dalam tragedi itu.

Ini dikarenakan dalam temuan tim penyelidik independen itu bahwa 41 orang dari 96 korban seharusnya memiliki peluang selamat jika mendapat tindakan perawatan atau penyelamatan lebih cepat. Juri juga diperlihatkan gambar-gambar di seputar stadion termasuk di ujung areal Leppings Lane, stadion Hillsborough tem-pat insiden itu terjadi.

Saat kejadian polisi pengawas areal itu Roger Marshall bertanya pada David Duckenfield yang memimpin operasi pengamanan pertandingan. Dia bertanya tiga kali apakah gerbang perlu dibuka agar penonton bisa memasuki areal itu untuk mengurangi desak-desakan di lorong menuju dalam stadion.

Marshall mengingatkan bahwa akan ada korban jika gerbang tidak dibuka. Ducken-field akhirnya memutuskan membuka ger-bang itu. “Jika kemungkinan ada kecela-kaan serius atau kematian saya tidak punya pilihan selain membuka pintu gerbang.

Buka pintu gerbang,” kata Goldring pada juri mengutip pernyataan Duckenfield.

Dalam waktu hanya lima menit 2.000 pe-nonton menjejali lorong dan memasuki Lepping Lane di mana telah ada pendukung Liverpool. Mereka bergerak sep-erti kereta api di mana yang berada di depan tak memiliki opsi selain maju. Sedangkan yang berada di dalam stadion terjebak di areal itu dan tak bisa keluar karena adanya pagar di sekelil-ing lapangan.

Goldring mengin-gatkan agar juri bijak dalam memandang kasus tersebut. “Hati-hati jangan menerapkan standar pengamanan acara 2014 pada peristiwa yang terjadi pada 1989. Ini mempertim-bangkan situasi yang dihadapi para petu-gas keamanan pada sore 15 April 1989,”

katanya seperti dikutip Reuters.Tragedi Hillsborough juga menjadi

penyelidikan pihak lain. Pemerintah Inggris pada 2012 membentuk tim baru penyelidik di kepolisian yang khusus menangani kasus itu. Komisi Independen tentang pengaduan Polisi juga akan men-cari dugaan-dugaan yang muncul setelah tragedi itu dan memeriksa ulang dugaan seputar perubahan hingga pernyataan dan tindakan dari pejabat kepolisian .

Tragedi yang mengguncang dunia itu kemudian memicu era baru sistem keamanan stadion di seluruh Inggris Raya. Tribun berdiri dan pagar kawat di sekelil-ing lapangan dihilangkan diganti tempat duduk dan petugas keamanan dengan skill yang terus ditingkatkan.

Untuk memperingati tragedi itu, pada 15 April mendatang akan digelar hening cipta sebelum pertandingan Arsenal mela-wan West Ham United di Stadion Emir-ates. Pertandingan yang seharusnya dimu-lai 18.45 waktu setempat mundur 7 menit untuyk memperingati peristiwa terkelam dalam sejarah sepak bola Inggris.

� Yudi Winanto

MBP/rtr

Anggota tim pengacara yang membawa berkas penyelidikan terbaru kasus tragedi Hillsbor-ough di pengadilan Warrington, Inggris Utara.

MBP/ap

Tragedi Hillsborough yang menewaskan 96 orang dan melukai ratusan pendukung Liverpool pada 15 April 1989 di

stadion milik klub Sheffield Wednesday. Insiden itu terjadi sesaat sebelum pertandingan semifinal Piala FA antara

Liverpool melawan Nottingham Forest.

O L A H R A G A

14 - 20 April 201430

Nama : I Gede SubagiasaTempat/Tgl Lahir : Bangli, 30 Juni 1979Status : MenikahPekerjaan : PNS Disdikpora Provinsi Bali

Prestasi olahraga selancar angin In-donesia tengah menurun. Itu ter-bukti pada SEA Games terakhir yang berlangsung di Myanmar,

Desember 2013 lalu, kontingen Merah Putih gagal meraih perunggu sekali pun. Padahal, di ajang multicabang Asia Teng-gara sebelumnya, atlet selancar angin selalu menyumbangkan medali.

I Gede Subagiasa, salah satu peselan-car Indonesia asal Bali, menilai kegagalan merebut medali pada SEA Games di Myanmar tidak lepas dari faktor teknis dan nonteknis saat bertanding di laut, seperti angin yang kurang mendukung dan kendala peralatan. ‘’Kemampuan atlet Indonesia cukup bagus, namun kalah peralatan,’’ paparnya di Denpasar pekan lalu.

Melihat prestasi selancar angin na-sional sekarang, pria asal Bangli ini mengharapkan pengurus Porlasi di pusat dan daerah terus melakukan pembinaan usia dini secara berkesinambungan. Di samping itu, pemerintah dan KONI mesti memfasilitasi dengan sarana dan prasa-rana memadai, agar prestasi atlet makin berkembang dan meningkat. Tanpa itu, akan sulit bersaing dengan negara negara lain yang memiliki fasilitas lengkap dan atlet dengan jam terbang internasional.

Subagiasa sendiri tidak turun pada SEA Games 2011 di Indonesia dan 2013 di Myarmar. Ia tidak berlaga di kandang sendiri karena kelas andalannya tidak dipertandingkan. Atlet kelahiran 30 Juni 1979 ini kembali absen di Myanmar akibat kalah bersaing dengan seniornya I Gusti Oka Sulaksana. Dengan demikian dirinya harus mengubur impian menyumbangkan medali bagi kontingen Indonesia.

Memulai karier di cabang selancar angin sejak 1997, kejuaraan pertama yang diikutinya adalah Pra-PON dengan presta-si menempati peringkat kelima. Pada Kejurnas 2001 di Jember meningkat lewat raihan perunggu. Selanjutnya mendulang perak pada Bali Terbuka 2002, menyabet emas di Sanur Terbuka pada tahun yang sama, mendapat perunggu dari Kejurnas Lampung dan kembali menyabet emas

pada Tanjung Lesung Terbuka 2003.Pada Pra-PON 2003, Subagiasa hanya

mendulang perunggu, merebut emas di kejuaraan Jakarta Terbuka dan kebagian perak pada Bali Terbuka 2004. Setelah itu, enam emas dibawanya dari PON 2004 di Palembang, Bali Terbuka 2005, Kejur-nas 2005 di Makassar, Jakarta Terbuka, Kejurnas 2006 di Jakarta dan Kejurnas 2007 di Surabaya. Satu emas dan satu perunggu dihasilkannya dari Pra-PON 2007 di Jakarta, perak di Bali Terbuka. Medali emas kembali dalam genggaman-nya di Surabaya pada 2008, PON 2008 di Kaltim (2) dan Indonesia Regata.

Sementara pada kejuaraan di luar negeri, atlet yang akrab dipanggil Ban-gli ini, menempati peringkat keenam saat mengikuti World Champions Pattaya 2002, juara ketiga Asian Championship Mumbai, ranking kelima di Singapura Terbuka, per-ingkat ke-23 dalam Asian Championship di Jepang, perak di Korea Terbuka 2006, posisi ke-20 pada Mistral World Ship Cina 2006, peringkat keempat di Hongkong Ter-buka, tempat kelima dalam Asian Games 2006 di Qatar dan mengantongi perak pada SEA Games 2007 di Thailand.

� Putu Eka Parananda

I Gede Subagiasa

Kendala Peralatan

14 - 20 April 201432

K R I M I N A L

Pencuri yang menggasak seperangkat gong di Jaba Tengah Pura Puseh, Banjar Kelempung, Desa Jehem, Tembuku, Bangli ini, memang jago.

Dia mampu memboyong sebuah kempur peturun yang usianya puluhan tahun, dua ponggang, 10 terompong, 12 reong dan lima reong baleganjur. Seperangkat gong itu total nilainya Rp 30 juta.

Raibnya sebagian gambelan milik banjar yang disakralkan itu baru diketahui saat malam Pangerupukan, Minggu (30/3) lalu.

Seperangkat gong itu rencananya diguna-kan mengiringi ogoh-ogoh yang diarak saat malam pergantian Tahun Baru Çaka 1936.

Menurut informasi, kasus kehilangan seperangkat gambelan itu baru dilaporkan ke Polsek Tembuku, Selasa (1/4) lalu. Polisi Kemudian mendatangi TKP dan memeriksa sejumlah saksi. Menurut klian gong Ida Ba-gus Merta dan Ida Bagus Putu Adnyana, gong itu dipergunakan terakhir pada Kamis (20/3) lalu di Pura Dadia setempat. Seusai dipergunakan, gong kembali disimpan di balai banjar yang berada di areal Jaba Tengah Pura Puseh. ‘’Saat disimpan seusai dipergu-nakan, jumlah gong komplit, tidak ada yang kurang,’’ kata Ida Bagus Merta, yang diamini Ida Bagus Adnyana.

Setelah itu gong tidak pernah dicek kem-bali. Demikian juga pintu penyimpanan gong tidak dikunci karena ada prosesi pembuatan

ogoh-ogoh. Lanjutnya, sebagian perangkat gambelan diketahui hilang pada malam Pangerupukan. ‘’Saat nogtogang akan mengiringi ogoh-ogoh sekitar pukul 19.00 sebagian gambelan diketahui hilang. Yang hilang itu juga bagian tertentu yang usianya cukup tua,’’ imbuhnya.

Pertama kali raibnya sejumlah gambelan yang ditempatkan di Jaba Tengah Pura Puseh diketahui Bendesa Ida Bagus Putu Suardana. Ketika hendak dipergunakan, reong dan sejumlah terompong tidak ada di tempat-

nya. Sempat ditanyakan kepada warga, tapi tidak ada yang mengetahuinya. ‘’Gong yang hilang adalah yang umurnya sangat tua. Ke-mungkinan pencurinya orang yang mengeta-hui banyak soal gong. Jika orang yang tidak tahu pasti soal gong, kemungkinan semua akan diambil karena tempatnya di luar. Se-dangkan kempur ditempatkan di dalam dan tidak semua orang mengetahuinya,’’ papar Ida Bagus Merta. Sebelum hilang, sekitar 35 hari lalu gong di Banjar Kelempung diservis tukang gong dari Desa Tihingan. Kebetulan saat menservis, orang itu sendirian di bale banjar. Tukang servis itu memang sempat mempertanyakan kempul di dalam kamar dan bisa dilebur untuk memperbaiki reong dan terompong yang rusak. Lantaran belum memiliki dana, warga menangguhkannya. Kempur itu diikat dengan kain kasa.

Setelah diketahui ada kemalingan, saat

diperiksa ternyata kain kasa dilepas dengan korek api. ‘’Yang hilang semua bagian gong kuno. Sedangkan yang baru semua utuh,’’ jelas Merta. Kejadian untuk pertama kalinya itu membuat warga benar-benar geram. Mer-eka berharap, polisi secepatnya mengungkap pencurinya. Mengingat aksi pencurian itu dilakukan di tempat suci, maka warga akan menggelar upacara maguru piduka, termasuk minta petunjuk orang pintar.

Kapolsek Tembuku AKP Made Sudiarsa membenarkan ada laporan pencurian se-bagian perangkat gong milik Banjar Kelem-pung. Kapolsek tidak bisa memastikan kapan pencurian itu dilakukan. Tapi, menurut ket-erangan saksi, gong terakhir kali digunakan pada 20 Maret lalu. Untuk melacak pencuri, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi seperti klian gong, Bendesa Ida Bagus Putu Suardana dan Kaling Ida Bagus Darmayasa. ‘’Kami belum mencurigai ada orang sebagai pelakunya, terlebih tempat gong memang tidak terkunci,’’ tegasnya. Kasatreskrim AKP Nyoman Sukanada menambahkan, masih melakukan pengecekan apakah gong itu benar-benar hilang atau diperbaiki, karena sekitar 10 hari sebelum Nyepi, ada kesepaka-tan gong diperbaiki. Polisi juga menyelidiki sentra-sentra kerajinan gong untuk mencari barang-barang yang hilang. Di tengah polisi sibuk melakukan penelusuran, warga Banjar Gria Kelempung, juga menempuh upaya dengan minta petunjuk orang pintar. Warga juga menggelar upacara guru piduka. Ber-dasarkan kepercayaan setempat, gong itu sangat disucikan dan tak bisa ditempatkan di tempat carob (kotor).

Klian gong Ida Bagus Merta, menambah-kan, kasus pencurian ini merupakan yang pertama kalinya, padahal gong itu disimpan di bale banjar berpuluh tahun tanpa pakemi-tan. Dia mengakui, seperangkat gong yang hilang itu memang kuno karena dibuat sekitar tahun 1972 silam.

� Puspajingga

Bakal Diservis, Seperangkat Gong Raib

MBP/puspajingga

Di Bale Banjar Gria Kelempung, Desa Jehem, Tembuku, Bangli inilah, seperangkat gong raib saat hendak digunakan pada Pangerupukan, Minggu (30/3) lalu.

14 - 20 April 2014 33

INGIN cepat-cepat sampai di kam-pung halamannya, I Wayan Wati (40), dan kedua anaknya, I Made Adi Wiguna (5) dan Ni Luh Sriati (13), malah menemui ajal. Wati yang saat itu mengendarai Ya-maha Mio nopol DK 2779 HG dengan menggandeng kedua anaknya tabrakan dengan mobil Suzuki Jimny nopol DK 587 EU di Jalan Raya Kapal, Mengwi, Ba-dung, Rabu (2/4) lalu. Sebelum kejadian, I Wayan Wati (40), dengan membonceng kedua anaknya, I Made Adi Wiguna dan Ni Luh Sriati, melaju dari arah selatan Jl. Raya Kapal, Mengwi. Dia hendak menuju kampungnya, Banjar Pujung, Luwus, Ba-turiti, Tabanan. Wati memacu motornya cukup kencang. Sedangkan dari utara melajulah mobil Suzuki Jimny hitam yang disopiri I Dewa Made

Prabawa Putra (36), asal Banjar Ba-turiti Kelod, Baturiti, Tabanan. Setibanya di depan Pura Dalem Borneo, atau

sebelah selatan Pasar Senggol Banjar Peken Baleran, Kapal, Mengwi, Wati hendak mendahului mobil. Tapi motornya melewati garis putih pembatas jalan. Akibatnya tabrakan tak terhindarkan. Saking kerasnya benturan, pengandara motor dan kedua anaknya terpental, lalu motornya terseret mobil Jimny hingga 7 meter. Akibatnya, Wati yang sehari-hari bekerja di laundry itu mengalami luka parah di kepala kiri dan kedua telinganya ke luar darah segar. Sedangkan anaknya, I Made Adi Wiguna, mengalami leher patah, dan putri pertama korban yang masih duduk di bangku SMP, Ni Luh Sriati, mengalami patah tulang rusuk, kepala belakang benjol, paha kiri patah, dan luka-luka lainnya.

“Mereka dilarikan ke RSUD Badung dan akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan,” ujar Kasat Lantas Polres Badung AKP I Wayan Sudita.

Menurutnya, Wati dan kedua anaknya saat itu pulang ke kampung halamannya di Desa Pujung, Luwus. Dia dan suaminya selama ini kos di Kerobokan, Kuta Utara. Sedangkan, pengemudi mobil Jimny, Prabawa, bersama istrinya, Desak Made Widyawati (31), dan seorang anaknya, hendak sembahyang ke Denpasar. Ke-celakaan itu mengakibatkan bagian depan kanan mobil penyok. Sementara sepeda motor ringsek di bagian depan. “Penyebab kecelakaan, pengendara motor diduga kurang hati-hati saat mendahuli kend-araan lain,” tandas Kasat Lantas.

� Wiadnyana

MBP/wiadnyana

Petugas Polres Badung menunjukkan kondisi mobil yang dikemudikan I Dewa Made Prabawa Putra setelah tabrakan dengan motor korban di Jalan Raya Kapal, Mengwi.

Pulang Kampung, Ibu dan Dua Anaknya Tewas Tabrakan

14 - 20 April 201434

K R I M I N A L

PETUGAS jaga rumah tahanan negara (rutan) harus benar-benar jeli memeriksa barang yang dibawa pembezuk. Kalau tak demikian, maka benda-benda haram bisa ada di tangan tahanan atau napi. Seperti di Rutan Bangli, dua pembesuk akhirnya diciduk polisi lantaran kedapatan mem-bawa dua paket sabu-sabu (SS) pesanan seorang napi di dalam rutan setempat. Penangkapan kurir itu dilakukan Sabtu (30/3) lalu sekitar pukul 11.30.

Keduanya, Wahyu Prasetyo (22) dan Maskur Ali Yusuf (21), asal Magetan, Jatim, menyaru sebegai pembesuk salah seorang napi narkoba dengan membawa sejumlah makanan. Paket SS tersebut mereka masukkan ke dalam bungkus mie untuk mengelabui petugas jaga. Tapi petugas yang tidak mau kecolon-gan, memeriksa secara cermat semua bawaan kurir tersebut, termasuk mie yang mereka bawa. Saat pemeriksaan berlang-

sung, petugas akhirnya curiga melihat gerak-gerik keduanya. Terlebih salah satu bungkus mie yang mereka bawa kempes. Begitu bungkus mie itu dibuka, petugas jaga menemukan plastik berisi serbuk putih berupa SS.

Tersangka Wahyu Prasetyo dan Maskur Ali Yusuf lantas diserahkan ke Satnarkoba Polres Bangli. Dari hasil pemeriksaan, mereka mengaku bahwa SS tersebut dipesan salah satu napi yang ditahan di Rutan Bangli. SS tersebut dipesan melalui HP seluler.

Sama dengan pengakuan kurir SS lainnya, kedua pelaku berdalih tidak mengetahui isi mie di da-lamnya. Mereka hanya mengaku, bertugas membawakan pesanan napi yang disebut-sebut berinisial AN tersebut.

Menurut petugas jaga Rutan Bangli, Komang Sukayasa, sebelum digiring ke Polres Bangli, benda yang diduga SS tersebut sempat diperiksa kembali oleh petugas Satresnarkoba. “Polisi membawa keduanya ke polres untuk pemeriksaan lebih lanjut,” tegasnya.

Di tempat terpisah, Kasatnarkoba Polres Bangli AKP Agung Buwono tidak menampik informasi tersebut. Pihaknya masih melakukan pendalaman dari mana asal SS tersebut. Sedangkan tersangka Wahyu Prasetyo dan Maskur Ali Yusuf di hadapan polisi ngotot mengatakan bahwa titipan itu diambil di bawah pohon di seputar Suwung, Sanur, Denpasar.

Tersangka Wahyu Prasetyo mengaku bahwa sebelum ditangkap bersama temannya, dia dihubungi via (HP)

oleh terpidana narkoba 12 tahun penjara, Adriansyah.

Bawa SS ke Rutan Bangli,

MBP/puspajingga

Tersangka Wahyu Prasetyo dan Maskur Ali Yusuf (keduanya duduk di lantai), saat diinterogasi polisi lantaran tepergok membawa SS ke Rutan Bangli.

“Grup Hardys/GH Holdings melalui salah satu core business-nya HardysRetail (PT Hardys Retailindo) kembali mendap-at kucuran dana kredit sebesar Rp 40 mil-iar dari Bank Danamon Syariah (BDS)”.

DITEMUI setelah akad penandatanganan Offering Letter (OL) kredit pada Rabu (26/3) di VIP Sandat Meeting Room, Head Office GH Holdings, Jalan Tukad Pakerisan No.100X Panjer, Syahrial Bakry selaku Area Manager BDS melalui Ibu Siti Fauzijah mengatakan PT Hardys Retailindo telah membuktikan bahwa perkembangan bisnisnya hingga saat ini terus menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan melampaui rata-rata pertumbuhan ritel nasional, hal itulah yang menjadi tolok ukur mengambil keputusan.

Finance Director Grup Hardys Holdings I Made Widana, S.E. yang didampingi oleh I Made Abdi Negara, S.Sos., selaku Corporate Secretary & Business Development Director menambahkan, fasilitas pinjaman ini merupakan refinancing guna pengembangan HardysRetail untuk membuka 9 outlet di tahun 2014.

Pengembangan dan pembangunan 9 outlet baru HardysRetail, imbuh Widana, selain mem-berikan kemudahan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan belanjanya, pembukaan outlet baru juga termasuk salah satu upaya dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan sesuai budaya perusahaan nomor 1 (satu) yakni menomorsatukan pe-langgan.

I Made Abdi Negara, S.Sos., selaku Cor-porate Secretary & Business Development Director mengatakan bahwa 9 outlet baru yang akan dibangun oleh HardysRetail adalah lokasi-lokasi yang sampai dengan detik ini belum ada outlet HardysRetail. “Kita akan fokus di daerah yang belum ada outlet Hardys-Retailnya”, ujarnya.

Ir. Gede Agus Hardyawan, Presiden Direk-tur GH Holdings yang akrab disapa Gede Hardy menyatakan bahwa kepercayaan yang diberikan Bank Danamon Syariah (BDS) meru-pakan kesempatan yang sangat baik dan tidak bisa diraih dengan mudah serta merupakan hasil kerja keras seluruh insan GH Holdings dari jajaran paling bawah, manajemen hingga ke pen-gurus perusahaan yang bahu membahu dan dengan penuh komitmen membawa panji-panji Grup Hardys ke arah yang benar (on the track).

”Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana Grup Hardys terus bisa meningkat-kan kepercayaan perbankan yang tentunya harus dipenuhi oleh kesadaran dan komitmen tinggi mendukung pertum-buhan bisnis Grup Hardys,” jelasnya.

Masih menurut Lulusan Fakultas Teknik Industri, In-stitut Teknologi Bandung (ITB) tersebut, skema kredit

dari Bank Danamon Syariah merupakan kali kedua setelah tahun sebelumnya juga diberikan oleh Bank Danamon. “Meskipun dulu hanya dibiayai oleh Bank Konvesional saja, saat ini Bank Danamon Syariah pun mau membiayai Grup Hardys,” tukasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Komisaris Utama GH Holdings Ketut Rukmini, SP., menyatakan menyambut baik penandatanganan kredit ini. “Kami yakin bahwa kerja sama ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi akan ada keberlanjutan dari kerja sama ini untuk bersama mengembangkan Grup Hardys/GH Holdings,” katanya.

� adv

PT Hardys Retailindo Terima Kucuran Kredit Rp 40 Miliar dari BDS

BANK - Gede Hardy bersama Legal Officer Bank Danamon Syariah Siti Fauzijah didampingi Finance Director Made

Widana, S.E., dan Jajaran Direksi Bank Danamon Syariah.

Ketika itu, terpidana yang kedapatan membawa 15 paket SS sehingga dibekuk anggota Polresta Denpasar tahun 2012 itu meminta Wahyu membawakan bekal untuk hari raya Nyepi. Setelah disanggupi, ketika menuju Bangli, dia kembali diminta mengambil titipan mie dari temannya. Dengan alasan terburu-buru, titipan mie itu lantas ditaruh di bawah pohon di dekat traffic light di kawasan Sanur. Tanpa curiga, titipan itu segera dibawa Wahyu dan Maskur ke Rutan Bangli. ‘’Saat mencari Rutan Ban-gli, dia sempat nyasar ke tempat penjagaan

polisi. Petugas jaga lalu menunjukkan jalan ke rutan,’’ papar AKP Agung Buwono.

Meski tersangka Wahyu ngotot tidak mengetahui di dalam mie berisi paket SS, namun polisi tidak serta-merta percaya. Polisi juga mengecek HP yang diperguna-kan tersangka dan pemesannya di Rutan Bangli, tapi semua pesan di dalamnya terhapus. ‘’HP-nya sudah disita dan sekarang masih dipelajari petugas,’’ im-buh AKP Agung Buwono. Pihaknya juga mengapresiasi kejelian petugas jaga di Rutan Bangli, karena setelah menemukan

kecurigaan, mereka segera berkoordinasi dengan polisi sehingga kedua kurir SS itu berhasil ditangkap. Sedangkan untuk menyelesaikan dugaan keterlibatan salah seorang narapidana (napi), polisi berkoor-dinasi dengan Kepala Rutan Bangli.

� Puspajingga

Dua Kurir Diciduk

14 - 20 April 201436

L I N G K U N G A N

Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan merupakan salah satu daerah aliran sungai yang ada di Kabupaten Gianyar.

DAS Pakerisan membentang sepanjang 34,5 km, dari hulu yang berada di Ka-bupaten Bangli, hingga ke bagian hilir di Kabupaten Gianyar. Oleh UNESCO, DAS Pakerisan telah ditetapkan menjadi warisan budaya dunia (WDB). Mengin-gat, sepanjang aliran sungai Pakerisan terdapat situs-situs bersejarah yang mem-punyai nilai holistik yang tinggi, yang dikagumi oleh warga dunia.

Namun kondisi DAS Pakerisan cukup memprihatinkan. Salah satunya kualitas air yang mengalir sepanjang DAS Pak-erisan masih mencemaskan. Jika dilihat, sepanjang aliran DAS Pakerisan terdapat sumber mata air. Khusus di Kabupaten Gianyar, hulunya merupakan aliran mata air yang ada di Pura Tirta Empul, kemu-dian mata air di Pura Mengening, Pura Gunung Kawi, dan beberapa sumber mata air disepanjang Kecamatan Tampaksiring, hingga di Tirta Dukun, Kelurahan Bitera. Sesuai data penelitian yang dilakukan, terdapat 15 buah mata air disepanjang DAS Pakerisan. Muara dari Das Pakerisan diperbatasan antara Desa Lebih Gianyar dengan Cucukan Desa Medahan, Keca-

matan Blahbatuh.Faktor penyebab terjadinya penurunan

kualitas air karena perubahan tata guna la-han/alih fungsi lahan, berkurangnya areal resapan air sehingga terjadi erosi dan ren-dahnya kesadaran masyarakat. Parahnya lagi, sebagai akibat dipakai lokasi pem-buangan sampah, serta rendahnya disiplin penegakan hukum, komitmen, dan belum optimalnya penegakan hukum. Pencema-ran terjadi dari hulu, tengah, hingga hilir. Pencemaran yang terjadi akibat potensi erosi, peternakan, pariwisata, sampah dan pertanian (pestisida).

Dari tingkat pencemaran yang terjadi itu, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Gianyar bekerja sama dengan Universitas Udayana di tahun 2013, air DAS Pakerisan masuk dalam kualitas kelas tiga. Untuk bagian hulu dan tengah, DAS Pakerisan masuk kelas tiga. Kualitas air demikian hanya cocok untuk kegiatan budi daya ikan atau keperluan minum ternak. Tak layak dikonsumsi sebagai air minum. Sedangkan dibagian hilir dari DAS Pakerisan, kualitas air DAS Pakerisan masuk dalam kelas empat yang hanya cocok untuk pertanian saja.

Dengan kondisi kualitas air yang demikian menjadi peringatan keras bagi

masyarakat Gianyar. Khususnya, bagi mereka yang masih memanfaatkan air sungai untuk dikonsumsi maupun kepent-ingan lain. Kualitas air di DAS Pakerin-gan kondisinya makin memprihatinkan. Kualitas air sungai yang makin menga-lami penurunan disertai belum ada aksi konkrit pemerintah bersama masyarakat mengembalikan kualitasnya.

Kepala BLH (Badan Lingkungan Hidup) Kabupaten Gianyar Anak Agung Dalem Jagadhita, SH. menyatakan ter-hadap tingkat pencemaran saat ini baru sebatas pengukuran kualitas air sungai untuk menentukan kelas sungai. Terhadap hasil kualitas air belum ada tim yang dibentuk untuk melakukan pemantuan ka-wasan secara holistik. Ke depan, sedang direncanakan membentuk badan pen-gelolaan dan membangun otoritas dengan melakukan koordinasi lintas sektor.

Kendala yang dihadapi selama ini ada-lah instrumen kebijakan. Dalam tataran makro untuk kebijakan pencegahan telah ada melalui program aksi pemerintah daerah. Sedangkan dalam kebijakan lokal ini masih banyak yang perlu dilakukan penguatan khususnya konservasi lintas sektoral.

� Agung Dharmada

DAS Pakerisan

DAS Pakerisan

Kualitas Air Menurun

14 - 20 April 2014 37

ALIRAN air Tukad Badung tak lagi terbuang sia-sia ke laut. Air Tukad Ba-dung di hilir ditampung dalam sebuah Waduk Muara di Suwung. Namun air baku tersebut tak otomatis siap digunakan untuk air bersih. Air tersebut mesti diolah dengan menggunakan teknologi canggih agar layak digunakan untuk keperluan air bersih masyarakat di Badung Selatan. Makhlum di kawasan Badung Selatan ini terpusat hotel berbintang di Bali. Di samping untuk memenuhi keperluan air bersih di sekitarnya seperti Tuban, Jim-baran, Ungasan, Pecatu sampai Bualu Nusa Dua.

Liku-liku pengolahan air Tukad Badung menjadi air baku sebelum siap dialirkan melalui pipa air PDAM Badung ini memang tak mudah. Persoalan klasik yang masih tetap menghantui sampai saat ini adalah sampah. Meski ada imbauan warga agar tak membuang sampah sembarangan ke sungai yang disertai ancaman perda, tam-paknya itu tetap tak mempan. Warga tetap membuang sampah sembarangan. Sampah menjadi persoalan pelik yang mencemari air Tukad Badung. Bahkan volume sampah tak hanya meningkat pascahari raya. Petugas justru kewalahan membersihkan sampah

saat musim hujan karena volumenya membludak. Masalah ini kerap membuat pihak PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung keteteran. “Sampah jelas menjadi permasalahan dalam pengolahan air. Waktu banjir dulu kami bahkan sempat kewalahan karena sampah membludak. Air sangat kotor,” kata Direktur Utama PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung I Made Subarga Yasa.

Meski telah menggunakan teknologi canggih beserta sejumlah prosedur ketat yang harus diikuti, kualitas air baku tetap menentukan proses pengolahan. Selain proses pengolahan air baku menjadi air bersih di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Estuary oleh PDAM Tirta Mangutama Ka-bupaten Badung, menggunakan teknologi canggih, pihaknya menerapkan standard operating procedure (SOP) yang tercan-tum dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Bahkan, pada proses pengo-lahan air, IPA Estuary di Kuta dilengkapi dengan laboratorium khusus. Labora-torium dan SOP yang diterapkan sesuai Permenkes, bertujuan untuk memastikan kualitas air hasil pengolahan benar-benar layak didistribusikan ke masyarakat. “Tak cuma di estuary saja, semua pelayanan

kami seperti itu,” ujarnya.Dari data, IPA Estuary PDAM Tirta

Mangutama Kabupaten Badung dibangun dari tahun 1996 sampai 1998. Pengolahan air ini mulai beroperasi sejak tahun 2000. Sumber air baku berasal dari waduk muara (Tukad Badung) dengan kapasitas instalasi 500 liter per detik. Fasilitas IPA Estuary di antaranya unit air baku yang terdiri atas bangunan intake dan stasiun pompa air baku.

Fasilitas berikutnya berupa unit pen-golahan yang terdiri dari aerasi, pulsa-tor, flokulator dan filter. Unit air bersih terdiri atas reservoir dan stasiun pompa air bersih. Beberapa fasilitas penunjang lainnya berupa bangunan kimia dan ru-mah genzet.

Dari data operasional yang dirilis, produksi air di IPA Estuary tahun 2008 sebanyak 8.446.189 meter kubik per tahun, tahun 2009 sebanyak 8.536.293 meter kubik per tahun, tahun 2010 se-banyak 9.762.239 meter kubik per tahun, tahun 2011 sebanyak 13.894.831 meter kubik per tahun dan tahun 2012 sebanyak 23.795.011 meter kubik per tahun.

� Dedy

Sampah Hantui Pengolahan Air Baku

Instalasi pengola-han air bersih di

IPA Estuary PDAM Tirta Mangutama

Kabupaten Badung

P A R I W I S A T A

Keinginan Pemerintah Provinsi Bali meningkatkan angka kunjungan wisatawan tak linier dengan jumlah anggaran

promosi yang disediakan. Pemprov Bali hanya menganggarkan Rp 1,5 miliar untuk biaya promosi pariwisata 2014. Bahkan, angka ini terus dipangkas dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti, dana promosi pariwisata Bali 2008 sebesar Rp 5,17 miliar atau turun hingga 19 persen dibandingkan tahun 2007 yang mencapai Rp 6,38 miliar, tahun 2009 dipangkas menjadi Rp 4 miliar, dan 2010 anggaran promosi mencapai sekitar Rp 4 miliar.

Minimnya dana promosi pariwisata dinilai kalangan pariwisata akan meng-hambat upaya menarik wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Dewata ini. Di lain sisi, Bali harus membidik wisatawan yang memiliki spending money menen-gah dan tinggi, karena pariwisata Bali berbasis pada budaya. Budaya adalah ke-hidupan dan cara hidup orang Bali yang berbasis agama dan budaya Hindu Bali. “Pasar wisatawan yang mempunyai daya beli menengah dan tinggi ada hampir di semua negara, tinggal bagaimana kita menargetkan pasar tersebut. Hanya saja kelemahan kita di Bali, dana promosi yang dianggarkan masih minim sekali,” kata pakar pariwisata Unud Drs. Ec. I Putu Anom, M.Par.

Menurutnya, Bali tetap harus dipro-mosikan, kendati dana yang dianggarkan hanya Rp 1.5 miliar. Sebab, strategi dan cara promosi tidak harus jalan keluar negeri ramai-ramai. Promosi bisa lewat internet, media elektronik, media cetak dalam dan luar negeri. Kemenparekraf juga promosikan Indonesia, termasuk Bali sebagai daerah tujuan wisatawan

utama dan unggulan Indonesia. Event in-ternasional di 2013, seperti Miss World, WCF, WTO, Bali Democracy Forum juga telah menjadi ajang mempromo-sikan Bali. “Meski anggaran promosi kecil, tetapi kita harus efisien dan tepat sasaran. yang harus diperhatikan adalah materi promosi harus benar-benar sesuai dengan realita yang ada di Bali agar tidak mengecewakan wisatawan,” tegasnya.

Ketua Unsur Penentu Kebijakan BPPD Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, dengan turun-nya anggaran dana promosi pariwisata dari Pemprov Bali maka kemungkinan besar promosi pariwisata Bali tidak akan fokus. “Sebenarnya BPPD sudah menyusun program, sesuai hasil raker tahun sebelumnya. Untuk melaksanakan program promosi tersebut ada biaya yang diperlukan. Ini berasal dari private sec-tor (swasta) yang tidak mengikat dan pemerintah,” ujarnya.

Namun, apabila salah satu sumber biaya promosi BPPD dikurangi atau apalagi tidak ada tentu akan berimbas pada pelaksanaan program BPPD. BPPD Bali tidak bisa mengeksekusi program-program tersebut secara kolektif, ter-struktur, dan terorganisir. “Promosi pariwisata Bali 2014 akan sama seperti promosi pariwisata tahun-tahun sebe-lumnya. Promosi ini bersifat parsial dan tidak fokus,” ucapnya.

Pria yang akrab disapa Cok Ace in i me- nambahkan, pelaku p a r i - wisata Bali tidak p u - nya power untuk m e - nyatukan sumber d a r i private sector .

BPPD akan sa-n g a t sulit bisa bekerja

tanpa adanya dukungan dana dari peme-rintah.

Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali pada Februari 2014 mencapai 275.795. Sedangkan, wisatawan man-canegara yang paling banyak berkunjung ke Bali selama Januari-Desember 2013 adalah kebangsaan Australia menduduki peringkat pertama sebanyak 826.388 orang, disusul Cina sebanyak 387.533 orang, Jepang 208.116 orang, Malaysia sebanyak 199.232 orang dan Singapura 138.388 orang. Kunjungan wisman asal New Zealand mengalami penurunan 0,60 persen menjadi 48.749 orang dari tahun sebelumnya (2012)49.044 orang. Sementara di tahun 2013 ini kunjungan Thailand juga mengalami penurunan 3,98 persen menjadi 34.728 orang.

� Parwata

Pariwisata Bali Minim Anggaran Promosi

MINIMNYA dana promosi pariwisata yang dianggarkan Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pariwisata setempat mengudang perhatian kalangan pelaku pariwisata. Pasalnya, mustahil jika ingin menggaet wisatawan berkualitas ke Bali tanpa didukung dana promosi yang memadai. Sebab, dalam promosi pariwisata tidak cukup hanya dengan selembar brosur bisa menggaet wisatawan berlibur ke Bali. “Menurunnya dana promosi pariwisata Bali sudah tentu tidak akan mungkin meng-gaet wisatawan berduit. Dalam teknis promosi pariwisata tidak cukup hanya dengan selembar brosur bisa menggaet wisatawan berlibur ke Bali,” ungkap Bendahara Gabungan Industri Pari-wisata Indonesia (GIPI) Bali Bagus Soediana.

Menurutnya, kegiatan promosi di luar negeri juga bisa di-lakukan dalam bentuk roadshow melalui kegiatan table top, dan party dalam satu gedung. Selain mempresentasikan alam Bali melalui DVD, dan media promosi lainnya. “Untuk promosi di luar negeri tentu diperlukan anggaran dana promosi yang memadai. Jika dana promosi hanya cukup sekedar penyebaran brosur maka wisatawan yang bisa digaet ke Bali hanya tamu kacang-an,” ujar Penasehat Pawiba ini.

Dia berpendapat , menggaet wisatawan berkualitas media pro-mosi dan kegiatan promosi di negera pasar pariwisata Bali mesti dikemas dengan baik. Ini tujuannya agar wisatawan calon wisatawan bisa tertarik untuk da-tang ke Bali. “Seperti m e n g -g a e t

wisatawan yang memiliki lama tinggal yang panjang di Bali, seperti wisatawan Jerman, Amerika, Eropa, dan Rusia paket wisata yang ditawarkan harus bagus,” tegasnya.

Sementara Dinas Pariwisata (Di-parda) Bali memproyeksi kunjungan wisman dan wisatawan nusantara (wisnus) ditahun 2014 sebanyak 3,5 juta wisman. Sedangkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Pulau Dewata 2013 sebanyak 3.278.697 wisman. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebanyak 2.892.019 wisman.

� Parwata

Tak Cukup Hanya Sebar Brosur

Bali Post/dok

Kendati pesona pariwisata Pulau Dewata tersohor hingga ke mancanegara, namun keragaman daya

tarik wisata yang ada perlu tetap dipromosikan.

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan menghubungi bagian Iklan Bali

Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

14 - 20 April 201440

HIPNOTIS PENGGEMAR - Penyanyi legendaris Indonesia Ebiet G. Ade menghibur penggemarnya di Shankara Resto, Sanur, belum lama ini. Ebiet sukses menghipnotis para pecinta lagu-lagu miliknya tersebut. “Lagu Untuk Sebuah Nama’’ menjadi pembuka pe-

nampilan Ebiet yang masih terlihat energik. Penyanyi asal Banjarnegara, Jawa Tengah ini banyak bersenandung tentang cinta, seperti “Camelia”, “Masih Ada Waktu”, “Berjalan di Hutan Cemara”, “Cintaku Kandas di Rerumputan” dan “Elegi Esok Pagi”. Ebiet tak

lupa membawakan lagu dari album terbarunya berjudul “Serenade”.

MBP/Komang Suryawan

14 - 20 April 201442

S E N I

Topeng Sidakarya tidak boleh ditarikan oleh orang secara sembarang. Untuk bisa me-makai dan menarikan topeng

Sidakarya, penari harus melalui upac-ara pawintenan eka jati yang dilakukan oleh sulinggih. Yakni penari melakukan upacara masakapan (nikah) dengan ta-pel tersebut. Kalau tidak, si penari bisa jatuh sakit saat menarikannya. Dalam pentas juga tak boleh berbicara sem-barang karena sudah ada aturan bahasa apa yang dikeluarkan. Sebab, fungsi sudah dibuat secara pasti.

Bagi masyarakat Hindu di Bali topeng Sidakarya dipentaskan pada hari-hari suci terkait dengan upacara adat dan agama. Topeng Sidakarya berwarna putih, bermata sipit, giginya agak maju (jongos), berwajah setengah manusia dan setengah demanik, beram-but sebahu, memakai kerudung yang dirajah. Penarinya membawa bokoran berisi canang sari, dupa, beras kuning, sekar ura (bunga tabur), dan sebagain-ya sebagai simbol kedarmawanan.

Dalam pentasnya, penari topeng

Sidakarya menari dangkrak-dingkrik dan dilanjutkan dengan menangkap penonton yang masih anak-anak lalu diberikan uang kepeng. Itu sebagai perwujudan mengobati orang sakit serta memberikan kesejahteraan pada orang lain. Hal ini juga merupakan simbolis siklus kehidupan yaitu lahir, kecil, muda, tua, mati.

Topeng Sidakarya bukan sekadar pe-nutup wajah, tetapi memiliki kekuatan magis sehingga dipentaskan pada hari-hari tertentu. Dalam menari, seorang penari topeng Sidakarya harus mampu ngucarang (mengucapkan) mantra-mantra suci dan khusus yang tidak sembarang orang boleh melakukannya. “Ada penari yang berkata-kata acak lalu jatuh sakit. Setelah melakukan pawintenan kembali penari itu bisa pentas kembali,” katanya.

Penari topeng I Ketut Pelor menga-takan, pementasan topeng Sidakarya ini memiliki makna religius untuk muput (menyelesaikan) suatu upacara-upacara besar bagi umat Hindu di Bali. “Sebagai seni ritual topeng Sidakarya bukan hanya untuk mentradisikan legenda pamuput yadnya, tetapi juga menjadi media perlawanan dalam men-gatasi masalah merosotnya moral dan bisa menjadi tongak untuk menguatkan kesenian di Bali khususnya seni tari wali ini,” ucapnya.

Topeng Sidakarya sebagai pamuput upacara seperti Dewa Yadnya, Bhuta Yadnya, dan Rsi Yadnya. Terkecuali upacara Manusa Yadnya tidak me-makai topeng Sidakarya. “Jika tidak mementaskan topeng Sidakarya diper-caya akan mendapat halangan dalam melakukan suatu upacara. Misalnya, menyebabkan kegelisahan dalam pikiran,” ucapnya.

Hal senada juga dikatakan penari topeng Ketut Wirtawan dan Gde Sudi-arcana. Khusus untuk topeng Sidarkaya ada uger-uger (aturan) yang harus dii-kuti. Jika melawan dan salah, pasti akan mendapatkan risiko. Karena, mulai dari pembuatan topeng Sidakarya hingga mementaskannya juga melalui uger-

uger, seperti memakai kayu tertentu, membuat mencari hari baik, hingga melaspas dilakukan dengan upacara. Kisah topeng Sidakarya dimulai pada pemerintahan Dalem Waturenggong di Gelgel, ketika beliau mengadakan upacara besar di Pura Besakih banyak pandita yang diundang untuk muput upacara ini. Ada pandita (brahmana) sakti dari Keling yang tidak diundang namun ingin terlibat muput karya. Niatnya ini karena didasarkan pada hubungan kekerabatan antara Keling di Jawa dan Gelgel di Bali.

Sayangnya, karena perjalanan yang jauh dan berhari-hari, Pandita Kel-ing sampai di Gelgel dalam keadaan kumal, bajunya compang-camping, mirip seorang pengemis. Dalam paka-ian seperti itu, tak ada seorang pun kerajaan yang percaya, sehingga Pan-dita Keling diusir paksa dan dihina. Pandita Keling lalu pergi di sebuah tempat yang sepi di Badung Selatan yang kini bernama Desa Sidakarya. Upacara yang digelar Dalem Wa-turenggong tidak membawa berkah, tidak berhasil, malahan menimbulkan bencana. Semua banten menjadi busuk dan tikus-tikus pun mengerubungi ban-ten busuk itu. Tikus semakin banyak sampai merusak tanaman petani yang membuat semua menjadi resah.Raja Waturenggong dalam samadinya tahu siapa yang mengutuk upacara besarnya itu. Beliau lantas mengutus Arya Tangkas untuk menjemput Pandita Keling yang masih tinggal di tempat sepi (suwung) yang kini menjadi Desa Sidakarya itu. Raja meminta maaf dan mempersilakan Pandita Keling untuk ikut muput upacara bahkan menjadi pamuput paling akhir sehingga karya itu menjadi sida (diberkahi). Prosesi ini bagi masyarakat kebanyakan lantas disebut pamuput Sidakarya.

� Agung/Budarsana

Penari Topeng Sidakarya

Tak ”Mawinten”, Bisa Sakit

LAPORANwww.bali-travelnews.com

LAPORANwww.bali-travelnews.com

Deasy Swandarini

Cinta Kasih kepada Alam

P R O F I L

Menghadapi tempat kerja baru tidak hanya sekali dirasakan Deasy Swandarini. Sebelum-nya, dia juga sempat mem-

berikan totalitas dan loyalitasnya pada bidang yang sama di industri perhotelan seperti Hotel Kayu Manis, Royal Santrian dan Mu-lia. Dan kini, dirinya kembali mendapat kepercayaan sebagai Residence Manager di Kamandalu Resort and Spa. Di mana pun dia bertugas, dia tidak ingin hanya menyumbang buah pikiran dan me-manage. Tetapi juga meningkatkan dan meneruskan program mulia salah satunya planting tree.

“Di Kamandalu saya baru tiga bulan, kehadiran saya kebetulan ber-samaan dengan rebranding produk resort. Saya melihat resort yang berdiri di kawasan Ubud ini banyak punya keunikan dan potensi yang sangat bagus seperti view alam, sawah dan desa. Nah, untuk menyelaraskan hal ini saya akan terus mendukung dan melanjutkan kegiatan planting tree,” ungkap perempuan kelahiran 4 No-vember ini.

Deasy menyampaikan, planting tree ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh repeater guest. Pohon yang mer-eka tanam akan dirawat dan dibesarkan di resort ini serta dibuatkan tempat khusus. Suatu saat, apabila mereka kembali menginap ke Kamandalu, mereka bisa melihat pohon yang telah ditanam “Ini semacam kenang-kenan-gan. Ketika pohon-pohon yang mereka tanam tumbuh besar dan berkembang, kita akan foto dan kirimkan via email setiap enam bulan kepada pemiliknya. Tanggapan mereka positif, senang bahkan sangat apreciate dalam meles-tarikan alam,” tuturnya ramah.

Pohon yang mereka tanam, se-bagian besar yang memiliki umur pan-jang seperti palem, jeruk, rambutan, manggis, durian, nangka dan juga po-hon bunga seperti kenanga dan masih banyak lagi. Saking banyaknya pohon, pohon-pohon sampai direlokasi agar tetap terawat. “Kegiatan sederhana namun bermanfaat ini adalah bentuk

cinta kasih kami pada alam dan salah satu upaya untuk mewujudkan program Save Our Planet and Go Green,” terangnya.

� Ocha

14 - 20 April 201444

T R A D I S I

Jika di Desa Adat Kapal, Mengwi, Badung, ada tradisi Aci Rah Pan-gangon atau lebih dikenal dengan Perang Ketupat atau Perang Tipat

-- yang dilangsungkan tiap tahun di depan Pura Desa Lan Puseh Desa di Gianyar

terdapat tradisi serupa yang dikenal dengan Ngusaba Tipat. Ngusaba Tipat itu dilangsungkan bertepatan dengan rerahinan Anggara Kasih Wuku Kulantir. Ribuan warga dari 20 subak yang ada di bawah Subak Gede Masceti, Medahan,

Kecamatan Blahbatuh, Gianyar terlibat dalam ritual tersebut. Ngusaba Tipat itu sebagai ungkapan rasa syukur para petani atas hasil panen mereka. Ritual yang dilakukan secara turun-temurun ini dilak-sanakan setiap tahun di Pura Masceti.

”Ngusaba Tipat”

Ungkapan Rasa Syukur Para Petani

14 - 20 April 2014 45

Warga subak dengan berpakaian adat madya berbondong-bondong datang ke Pantai Masceti membawa sesajen tipat dan sebagainya yang dibungkus dengan kisa, semacam anyaman yang terbuat dari daun kelapa. Sesajen itu kemudian dipersembah-kan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Mahakuasa sebagai rasa syukur ata anugerah-Nya.

Prosesi ritual Ngusaba Tipat itu dipimpin Pemangku Gede Pura Masceti dengan prosesi awal mendak di segara. Selanjutnya dilakukan prosesi di Pura Masceti. Di sana dilangsungkan tradisi Perang Tipat yang

dilakukan oleh panitia Pura Masceti.Ketua Pangemong Pura Masceti Wayan

Soma Wirawan menyampaikan, ritual ini merupakan prosesi kaul massal tahunan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat petani di Desa Pakraman Kera-mas, Medahan, Cucukan dan Tedung.

Dikatakannya, Perang Tipat dan per-mainan adu telor serta kelapa itu adalah simbol pertentangan di alam ini. Karena itu, umat diajak untuk instropeksi diri bahwa sisi positif dan negatif isi alam ini justru sumber keharmonisan, asalkan dikombinasikan se-cara seimbang. Meski menyajikan kegiatan yang menghibur para pesertanya, lanjutnya, ritual ini sesungguhnya untuk memohon keberlangsungan kehidupan di alam semesta ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Seir-ing dengan itu, umat diharapkan senantiasa menempatkan penghormatan tinggi terhadap unsur-unsur alam.

Rangkaian Ngusaba Tipat ini juga dige-lar ritual Aci dan Tabuh Rah. Aci Tabuh Rah ini digelar tiga hari kemudian, selama empat hari. Pada ritual Aci dan Tabuh Rah yang disebut-sebut Tajen Masceti itu, pada malam harinya juga disertai dengan ber-bagai hiburan. Sementara itu Pura Masceti berstatus Pura Kahyangan Jagat, kerap dida-tangi oleh umat dari sejebag jagat Bali. Pura Masceti yang terletak di tepian Pantai Desa Medahan-Keramas, Blahbatuh, Gianyar, kerap menjadi tempat mencari keheningan

jiwa. Pura suci yang berusia tua yang juga merupakan kisah tapak tilas Dhang Hyang Dwijendra ini ramai dikunjungi di saat hari suci umat Hindu. Setiap hari Purnama, Tilem, Siwaratri bahkan saat diselengga-rakan piodalan pada Anggar Kasih, Med-angsia, umat selalu memadati pura untuk melakukan persembahyangan.

Kata ‘’Masceti’’ terdiri atas dua suku kata yakni Mas (sinar) dan Ceti (keluar masuk). Namun soal keberadaan Pura Masceti ini tidak satu pun orang mengetahui kapan pertama kali Pura Masceti dibangun. Meski tak ada prasasti, sebagai bukti tertulis akan keberadaan pura ini ada bukti purana yang sumbernya dari kumpulan data dari berbagai prasasti yang menyebutkan keberadaan pura tersebut.

Pura Masceti yang menjadi Pura Kahyan-gan Jagat ini juga berstatus sebagai Pura Swagina (profesi). Sebagai Pura Swagina, Pura Masceti bertalian erat dengan fungsi pura sebagai para petani untuk memohon keselamatan lahan pertanian mereka dari segala marana (penyakit).

Keberadaan Pura Masceti berdasarkan Dwijendra Tatwa adalah kisah perjalanan suci tokoh rohaniwan dari tanah Jawa. Dis-ebutkan bahwa kisah perjalanan Danghyang Dwijendra, pada zaman Kerajaan Dalem Warturengong sekitar abad XIII.

� Agung Darmada

MBP/dar

Krama subak ngaturan tipat dan sesajen yang terbungkus kisa saat prosesi ritual Ngusaba Tipat.

14 - 20 April 201446

T R A D I S I P R O P E R T I

Saat ini banyak pilihan genteng tersedia di pasaran. Namun dari berbagai jenis, ukuran dan bentuk maupun bahan genteng yang akan

digunakan untuk atap rumah, sebaiknya mempunyai keterkaitan dengan bentuk dan desain rumah. Tiap gaya rumah harus dipadukan dengan genteng yang menutupi bagian atas bangunan tersebut. Bila arsitektur bangunan memilih gaya tradisional maupun kolonial, maka lebih cocok menggunakan genteng jenis tile keramik atau beton. Akan lebih pas lagi, bila bangunan bergaya tradisional me-makai genteng yang terbuat dari bahan material tanah.

Berikutnya, pilihan warna menjadi penting agar hunian menjadi lebih indah dan cantik. Sebaiknya warna genteng atau penutup atap disesuaikan dengan warna rumah itu sendiri. Seiring tren bentuk bangunan minimalis, kebanyakan warna genteng yang dipakai berwarna gelap seperti hitam dan abu-abu tua. Begitu pula tekstur genteng, ada yang model silau yang memancarkan warnanya atau tidak. Dulu sempat booming penggunaan genteng tipe glasur yang punya tekstur mengkilap. Pilihan ini mampu menghadirkan kesan mewah. Namun sayangnya, membuat pandangan menjadi silau. Be-lakangan banyak arsitek yang kurang menyukai tipe ini dan tidak lagi menggunakannya. Bahkan kecenderungan terkini, de-sain rumah modern seolah-olah ingin menghilangkan kesan bentuk genteng. Tak heran, banyak bangunan yang dibuat kotak. Kalaupun menggunakan genteng,

bisa saja disembunyikan di balik bangu-nan kotak tadi.

Genteng adalah salah satu jenis atap rumah yang paling banyak digunakan. Bahan bakunya saat ini beragam. Awalnya dari tanah liat, kini sudah banyak ragam dan modifikasinya. Misalnya, genteng dari keramik atau beton. Genteng keramik banyak dipakai di perumahan besar kelas menengah ke atas, dan genteng beton di kalangan menengah ke bawah. Bahan lain dari genteng adalah serat fiber, asbes, kaca, beton, dan metal atau seng alumin-ium. Untuk rumah berkonstruksi kayu, genteng sirap banyak digunakan. Sirap terbuat dari kayu yang sudah diawetkan hingga mampu bertahan puluhan bahkan ratusan tahun lamanya. Cuma yang jadi masalah, adalah perawatannya.

Belakangan juga dikembangkan atap/genteng dari plikarbonat. Bahan ini ban-yak dipilih karena lebih mampu menahan panas dan biasanya dilapisi lapisan ul-traviolet. Bahannya ringan sehingga tak membutuhkan konstruksi yang rumit. Se-lain itu, warnanya tak cepat pudar diband-ingkan dengan ba-

han fiberglass. Genteng polikarbonat mudah ditekuk sehingga pemasangannya juga mudah. Yang terbaru, dikembangkan genteng polivinil klorid yakni antara fi-berglass dan polikarbonat. Bahan ini lebih tahan lama dibanding fiberglass, tetapi lebih murah dari polikarbonat.

Seperti material bangunan lainnya, pembuatan genteng juga terus berkem-bang. Salah satunya, genteng yang terbuat dari bahan metal dan bentuknya berupa lembaran, menyerupai bahan seng. Gen-teng jenis ini biasanya ditanam di balok gording dari rangka atap (kuda-kuda) menggunakan baut. Bahkan kini juga dipasarkan gentang kaca. Genteng ini bi-asanya dipakai agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan secara langsung sehingga menghemat konsumsi listrik untuk penerangan. Biasanya jenis gen-teng ini banyak dipasang di kamar mandi dan sejenisnya. Hanya saja, genteng kaca mempunyai bentuk yang terbatas sehingga hanya kompatibel atau sesuai dengan beberapa jenis genteng tertentu saja. Selain itu, jenis genteng ini sudah dipastikan gampang pecah.

� Sugiarta/dari Berbagai Sumber

Genteng Gelap untuk Rumah Minimalis

ATAP merupakan hal paling pokok dan mendasar dari sebuah tempat tinggal, utamanya tempat berteduh. Bayangkan jika tempat tinggal/berteduh tanpa atap, maka jadilah seperti syair sebuah lagu, ‘’beratap langit.’’ Dengan tidak adanya atap, maka tidak ada yang bisa melindungi kita dari panas matahari dan hujan lebat. Namun sejalan perkembangan peradaban dan desain perumahan, keberadaan atap ini selain memberikan perlindungan, juga dapat menambah nilai/keindahan ekste-rior rumah. Selain fungsi itu, atap pun berperan penting dalam estetika rumah. Bentuk atau desain yang tepat dan warna yang sesuai dengan rumah, membuat hunian lebih mempesona.

Atap rumah pun berkembang mulai menggunakan bahan semak belukar pada zaman purba, lalu dari ilalang, daun ke-lapa, ijuk, bambu, kulit kayu, kayu dan sejenisnya hingga genteng dari tanah liat yang dibakar. Tak puas dengan genteng biasa, kini dikembangkan genteng dari bahan logam/metal seperti seng dan genteng metal, genteng beton, asbes, genteng kaca, genteng plastik/fiberglass, bahkan sampai genteng keramik bahkan juga aspal. Namun sebelum memilih jenis dan bahan genteng, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pembuatan atap. Misalnya kemiringannya, bentuknya, kondisi cuaca tempat rumah dibangun dan sejenisnya. Sebab, cuaca dan suhu di suatu daerah menjadi salah satu faktor yang penting dalam pembuatan atap rumah. Sebab, bahan atap itu mungkin tidak akan bertahan lama dengan jenis cuaca pada lingkungan rumah di suatu daerah.

Sebagai contoh, kita tidak dapat menggu-nakan seng jika di daerah tempat tinggal ser-ing terjadi angin besar karena seng sangatlah rentang terhadap angin. Selain itu, penggunaan seng juga menambah panas ruangan. Se- mentara pemakaian gen- teng dari bahan tanah

liat yang dibakar tidak disarankan untuk daerah bersuhu lembab, karena mudah lumutan dan menyebabkan rangka atap terutama yang terbuat dari bahan kayu cepat rusak/busuk. Demikian halnya penggunaan bahan lain seperti alang-alang yang banyak dijumpai pada bangunan vila dan hotel di Bali, dari segi estetika memiliki nilai keinda-han dan pesona tersendiri. Namun dari segi perawatan/pemeliharaan apalagi keamanan (bahaya kebakaran saat musim panas/kema-rau), patut sangat dipertimbangkan.

Selain itu, bila bentuk atap atau genteng saling bertubrukan dan kebanyakan jurai, justru akan membuat rawan bocor dan mudah rusak. Model bangunan Bali, yakni satu bangunan punya satu atap merupa-kan yang paling efektif dan efisien bagi kondisi Indonesia. Selain masalah cuaca dan suhu, ada beberapa bahan atap yang sangat mudah untuk dipasang, tetapi ada juga jenis atap yang sulit untuk dipasang. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan atap juga bervariasi, tergan-tung pada bahan yang digunakan. Selain dari bahan, atap juga memiliki ukuran dan ketebalan yang sangat bervariasi. Tak kalah pentingnya, struktur penyangga atap rumah harus bisa bertahan lama untuk bisa menopang beban atap terutama jika bahan atap yang dipilih itu cukup berat. Namun untuk urusan satu ini kini tak perlu khawatir, karena kini tersedia dan lagi tren rangka baja ringan.

Setelah proses pemasangan atap selesai, bukan berarti masalah telah selesai. Justru perawatan atap secara berkala harus menda-pat perhatian, terutama saat-saat menjelang musim penghujan. Jangan sampai, ketika sudah turun hujan atap rumah malah bocor di mana-mana. Kondisi ini bisa saja terjadi akibat adanya pergerser-an pada atap, pecah, re-t a k

akibat tertimpa sesuatu dan hal lainnya. Apalagi kondisi masyarakat di Bali utamanya di wilayah Badung, Den-pasar dan Gianyar yang memiliki tradisi lomba layang-layang. Beberapa anggota masyarakat memiliki kebiasaan “mengi-napkan” layang-layang-nya di udara pada malam hari. Hal ini sangat riskan dan rawan jatuh menimpa atap rumah/bangunan. Ya, kalau layang-layang-nya kecil, tidak terlalu masalah. Tetapi ukuran layang-layang milik masyarakat Badung, Gianyar dan Denpasar apalagi yang dii-napkan atau dilombakan, umumnya jumbo bisa sebesar rumah dengan rangka bambu batangan utuh. Bayangkan jika bambu batangan lumayan besar dengan ukuran cukup panjang dibalut kain jatuh menghu-jam atap rumah, pastilah hancur dan bocor di mana-mana.

Jika atap rumah terbuat dari bahan alang-alang, ijuk, anyaman daun kelapa dan sejenisnya (umumnya di vila, rumah tradisional), maka ancaman rayap, burung yang hendak membuat sarang haruslah di-waspadai. Jangan coba-coba memelihara burung merpati apalagi dalam populasi lumayan banyak jika memilih atap ru-mah dari bahan-bahan tersebut. Sebab, dijamin burung-burung tersebut bakalan betah membuat sarang atau paling tidak mengorek-ngorek atap rumah hingga bo-long-bolong di mana-mana. Yang paling sering terjadi juga untuk bahan atap dari alang-alang, ijuk, anyaman daun kelapa, kulit kayu, pecahan bambu adalah bahaya kebakaran terutama di musim kering.

� Sugiarta/Berbagai Sumber

Estetika dan Keamanan Atap Rumah

M A N C A N E G A R A

14 - 20 April 201448

Presiden Prancis François Hollande membuat sebuah keputusan yang mengundang kontroversi. Sang presiden menunjuk mantan pa-

carnya, Ségolène Royal untuk menduduki posisi strategis di pemerintahan Prancis. Royal ditunjuk menjadi menteri ekologi di negeri fashion tersebut. Penunjukan ini pun berbuntut kemarahan dari rakyat Prancis karena Hollande menyerahkan posisi senior itu kepada Royal dalam pemerintahannya.

Royal yang merupakan ibu dari empat anak Hollande ini tercatat sudah 22 ta-hun berada di lingkungan pemerintahan Prancis. Di mana saat pertama kali, dia bergabung dengan kabinet François Mit-terrand. Namun, sebelum pengumuman ini diumumkan, sebuah jajak pendapat memaparkan lebih dari 70 persen dari rakyat Prancis menolak Royal untuk kem-bali ke dalam lingkungan kekuasaan.

Royal pun mengabaikan kritikan yang

mendarat pada dirinya. Dia mengaku sangat terhormat untuk dipilih dan sangat menyadari dia akan ‘membantu kebangkitan negara’.

Hollande sempat dilarang berbicara kepada Royal ketika ia tinggal bersama ibu negara, Valerie Trierweiler. Kedua wanita itu diketahui bermusuhan, namun Hollande membuka jalan bagi Royal un-tuk kembali ke kancah politik ketika ia meninggalkan Trierweiler setelah persel-ingkuhannya dengan seorang aktris cantik bernama Julie Gayet terungkap.

Mengapa penunjukan Royal ditentang sedemikian keras. Selain karena dianggap tindakan KKN, Royal dinilai tak layak menduduki kursi ini. Usia Royal yang sudah 60 tahun dirasa terlalu tua untuk kebinet yang baru. Terlebih lagi tidak ada prestasi menonjol yang ditunjukkan Royal selama masa pemerintahan Hollande. Namun, sang menteri yang baru ditunjuk bertekad untuk menampilkan performa yang baik guna menyingkirkan semua tud-

ingan miring yang diarahkan padanya. “Kami memang memiliki masa lalu

namun itu semua hanyalah masa lalu. Kali ini hubungan yang terjalin adalah hubungan profesional antara presiden dan pembantunta yaitu menteri guna memaju-kan Prancis,” ungkap Royal. Sebenarnya, Ségolène Royal memiliki karir politik yang cukup panjang. Dia adalah presiden wilayah Poitou-Charentes, anggota Dewan Nasional Perancis, dan anggota terkemuka Partai Sosialis. Pada 16 November 2006 anggota-anggota Partai Sosialis memilih-nya sebagai kandidat mereka untuk pemi-lihan presiden pada 2007. Namun kala itu Royal kalah dari Nicolas Sarkozy. Kini Royal memiliki kesempatan untuk mem-buktikan kemampuanya sebagai menteri atau memang hanya romantisme semata, patut ditunggu sepak terjangnya beberapa tahun ke depan.

� Gugiek Savindra

Mantan Pacar Menjadi Menteri

MBP/ap

MANTAN pemimpin Pakistan Per-vez Musharraf, yang diadili atas tudu-han pengkhianatan, lolos dari upaya pembunuhan dengan menggunakan bom. Bom yang digunakan penyerang untuk meledakkan tubuh Musharraf meledak lebih dulu sebelum rombon-gan Musharraf tiba. Bom itu ditanam di rute yang bakal dilewati Musharraf dari rumah sakit, di Islamabad, tempat ibunya dirawat.

Tidak ada yang terluka dalam leda-kan bom itu. Hingga kini juga be-lum ada kelompok atau pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu. ”Bahan peledak empat kilogram yang ditanam di dalam pipa di bawah jembatan meledak sekitar 20 menit sebelum mantan presiden menyeberanginya,” kata pejabat senior kepolisian Pakistan Liaqat Niazi.

Muhammad Naeem, juru bicara polisi

Islamabad, membenarkan insiden leda-kan bom itu. ”Tidak ada yang terluka da-lam ledakan itu,” katanya. Menurutnya Musharraf adalah sasaran yang ditar-getkan pelaku pemboman. “Rombongan Musharraf kemudian mengambil rute alternatif,” lanjut Niazi.

Ledakan bom ini adalah upaya ke-empat untuk membunuh sang jenderal. Tiga upaya pembunuhan lain dilakukan saat Musharraf masih berkuasa. Sebe-lumnya, Taliban pernah mengancam akan mengirimkan pasukan pengebom bunuh diri untuk membunuh Mushar-raf. Banyaknya ancaman itu membuat Musharraf berkali-kali tak hadir dalam persidangan.

Musharraf sempat memimpin Paki-stan pada 1999-2008. Dia kembali dari pengasingan pada Maret tahun lalu untuk mengikuti pemilu. Selain itu, kembalinya Musharraf ke nega-

ranya itu karena harus menghadapi serangkaian tuduhan, termasuk tuduhan pengkhianatan. Pengadilan Pakistan mengenakan dakwaan pengkhianatan terhadap mantan pemimpin militer Pervez Musharraf. Musharraf adalah panglima militer pertama yang meng-hadapi dakwaan seperti itu.

Musharraf dituduh secara ilegal mencabut konstitusi dan menerapkan keadaan darurat pada tahun 2007. Ia menyatakan tidak bersalah dan mengklaim dakwaan terhadapnya bermotivasi politik. Musharraf teran-cam menghadapi hukuman mati bila dinyatakan bersalah. Tentu ini ironis sebab sang mantan presiden berhasil menghindar dari tewas akibat pem-bunuhan namun terancam tewas oleh hukuman pengandilan.

� Gugiek Savindra

Musharraf Lolos dari Upaya Pembunuhan

H I B U R A N

Perburuan Batara Indra bersama pasukannya untuk menghabisi Mayadenawa berakhir. Panah sakti Indra akhirnya membuat leher

Mayadenawa punggel (putus). Penggalan kisah inilah yang akhirnya menutup Tegal-lalang Ogoh-ogoh Festival (Tofest) 2014. Tofest kali ini merupakan sinergi Kabupaten Gianyar dengan Desa Pakraman Tegallalang yang terdiri atas tujuh banjar adat yakni Br. Gagah, Br. Pejengaji, Br. Tegallalang, Br. Triwangsa, Br.Tegal, Br. Tengah serta Banjar Penusuan.

Pagelaran drama tari Mayadenawa yang digarap secara kelosal ini pun menyedot perhatian puluhan ribu penonton. Lapan-gan umum Tegallalang yang menjadi pusat pementasan penuh sesak oleh manusia. Bu-pati Gianyar A.A. Bharata terlihat antusias menyaksikan pagelaran tersebut. Ratusan wisatawan yang disediakan tempat khusus untuk mengabadikan momen ini terlihat tak beranjak dari tempat duduknya hingga Tofest berakhir. Puluhan wartawan dalam dan luar

negeri juga tampak berbaur di keramaian yang dirangkaikan dengan perayaan Nyepi Çaka 1936 ini.

Event kolosal ini juga membuktikan komitmen Pemkab Gianyar melestarikan dan menumbuhkembangkan budaya. Den-gan memberi ruang kepada Desa Pakraman Tegallalang untuk menggelar festival ogoh-ogoh secara kolosal dengan mengusung tema “Mayadenawa”, Pemkab Gianyar memberi ruang lahirnya seniman lokal ber-basis banjar. Rangkaian cerita dengan lakon “Mayadenawa” ini digarap langsung oleh seniman I Nyoman Cerita, S.Sn., M.Fa.

Bendesa Pakraman Tegallalang Pande Wayan Karsa didampingi Ketua Panitia Drs. I Made Dauh Wijana menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak atas suksesnya pagelaran ini. Terkait dengan lakon “Mayadenawa”, Dauh Wijana men-gatakan, mengambil setting terkait dengan seorang raja yang sangat sakti, memiliki balayuda (pasukan perang) sangat banyak yang sangat setia kepada raja. Raja ini

bertahta di Istana Bedahulu bernama Sang Prabu Mayadenawa, raja para detya, raksasa, atau denawa di Balingkang, memiliki rakyat kurang lebih akutus keti sampai ke tanah luar Pulau Bali. Dalam kehidupannya Sang Prabu Mayadenawa bersifat loba, angkara murka, dursila, irsia, poraka dan nyapa kadi aku tak henti-hentinya membuat keka-cauan, sebab menganggap dirinya paling hebat, paling sakti tak ada yang menyamai kesaktiannya. Setiap saat ia bersikap meng-ganggu masyarakat yang melakukan aci atau upacara di pura-pura untuk menghaturkan sembah bakti ke hadapan Ida Batara. Sang Prabu Mayadenawa sering juga menggang-gu serta menggagalkan tapa orang-orang.Akibat dari perlakuan dan sikap Sang Raja Mayadenawa ini menyebabkan masyarakat menjadi kering rohani, keadaan masyarakat dan bumi menjadi terak alias gering, pacek-lik berkepanjangan, segala yang ditanam tak menghasilkan dan penyakit menyerang.

� Dharmada

Mayadenawa ’’Punggel’’ Akhiri Tofest 2014