MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN...

30
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76 & 83/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA MENDENGARKAN KETERANGAN AHLI/SAKSI PEMOHON (III) J A K A R T A KAMIS, 9 OKTOBER 2014

Transcript of MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN...

Page 1: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA

---------------------RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 76 & 83/PUU-XII/2014

PERIHALPENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014

TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT,DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN

PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILANRAKYAT DAERAH

TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARAREPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

ACARAMENDENGARKAN KETERANGAN AHLI/SAKSI PEMOHON

(III)

J A K A R T A

KAMIS, 9 OKTOBER 2014

Page 2: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

i

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA

--------------RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 76 & 83/PUU-XII/2014

PERIHAL

Pengujian Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MajelisPermusyawaratan Rakyat, Dewan Permusyawaratan Rakyat, Dewan PerwakilanDaerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [Pasal 245] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PEMOHON PERKARA NOMOR 76/PUU-XII/2014:

1. Supriyadi Widodo Eddyono2. Perkumpulan Masyarakat Pembaharuan Peradilan

PEMOHON PERKARA NOMOR 83/PUU-XII/2014:

1. Febi Yonesta2. Rizal

ACARA

Mendengarkan Keterangan Ahli/Saksi Pemohon (III)

Kamis, 9 Oktober 2014, Pukul 14.25 – 15.38 WIBRuang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI,Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Hamdan Zoelva (Ketua)2) Arief Hidayat (Anggota)3) Muhammad Alim (Anggota)4) Wahiduddin Adams (Anggota)5) Patrialis Akbar (Anggota)6) Maria Farida Indrati (Anggota)7) Aswanto (Anggota)

Hani Adhani & Cholidin Nasir Panitera Pengganti

Page 3: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

ii

Pihak yang Hadir:

A. Pemohon Perkara Nomor 76/PUU-XII/2014:

1. Supriyadi Widodo Eddyono

B. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 76/PUU-XII/2014:

1. Erasmus Napitupulu2. Robert Sidauruk3. Yonatan Iskandar

4. Alfeus Jababun5. Jayadi

C. Ahli dari Pemohon Perkara Nomor 76/PUU-XII/2014:

1. Bivitri Susanti

D. Pemohon Perkara Nomor 83/PUU-XII/2014:

1. Febi Yonesta

E. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 83/PUU-XII/2014:

1. Ichsa Zikri2. Ahmad Biky3. Bunga Siagian

F. Ahli dari Pemohon Perkara Nomor 83/PUU-XII/2014:

1. Jayadi Damanik

G. Saksi dari Pemohon Perkara Nomor 83/PUU-XII/2014:

1. Andro Suprianto

H. Pemerintah:

1. Budijono2. Erma

3. Bachtiar

I. Pihak Terkait Nasdem:

1. Taufik Basari2. Hermawi Taslim

J. Pihak Terkait PKS:

1. Ismail Nganggon

Page 4: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

1

1. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Sidang Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 76/PUU-XII/2014, 83/PUU-XII/2014 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Ya. Saya mau absen dulu, PemohonNomor 76/PUU-XII/2014 siapa saja yang hadir?

2. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 76/PUU-XII/2014:ERASMUS NAPITUPULU

Baik, Yang Mulia. Yang hadir pada Pemohon 76/PUU-XII/2014saya sendiri Erasmus Napitupulu sebagai Kuasa, dan sebelah kiri sayaBapak Supriyadi Widodo Eddyono sebagai Pemohon Prinsipal, BapakAlfeus Jebabun sebagai Kuasa, dan Bapak Robert Sidauruk sebagaiKuasa. Terima kasih, Yang Mulia.

3. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Baik. 83/PUU-XII/2014?

4. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 83/PUU-XII/2014:ICHSAN ZIKRI

Baik, Yang Mulia. Saya sendiri Ichsan Zikri selaku Kuasa, sebelahkiri saya Ahmad Biky selaku Kuasa, Bunga Siagian selaku Kuasa, dansebelah kanan saya Febi Yonesta selaku Pemohon.

5. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Pemohon Prinsipal, ya. Dari Pemerintah yang mewakili Presiden?

6. PEMERINTAH: BUDIJONO

Terima kasih, Yang Mulia. Dari Pemerintah yang hadir saya sendiriBudijono dari Kementerian Hukum dan HAM, sebelah kiri saya Ibu Ermadari Kementerian Dalam Negeri, sebelah kiri lagi Bapak Bachtiar dariKementerian Dalam Negeri, dan di belakang kawan-kawan dariKementerian Hukum dan HAM, dan Kementerian Dalam Negeri. Terimakasih, Yang Mulia.

SIDANG DIBUKA PUKUL 14.25 WIB

KETUK PALU 3X

Page 5: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

2

7. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ya, terima kasih. Ini ada Pihak Terkait, ya? Apa ini? Pihak Terkait,ya?

8. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PKS: ISMAIL NGANGGON

Ya, Yang Mulia. Pihak Terkait dari Fahri Hamzah, Saadudin dan(...)

9. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Oh, ya, ya. Oh, ya, betul. Jadi Fahri Hamzah itu untuk semuaperkara, ya, baik.

10. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT NASDEM: TAUFIK BASARI

Saya, Yang Mulia.

11. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Lain lagi?

12. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT NASDEM: TAUFIK BASARI

Dari Partai Nasdem, Pihak Terkait dari Partai Nasdem.

13. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Oh, Pihak Terkait, ya.

14. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT NASDEM: TAUFIK BASARI

Partai Nasdem saya sendiri Taufik Basari, di belakang ada PakHermawi Taslim, terima kasih, selaku Kuasa.

15. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Pihak Terkait yang ke sana ada Pihak Terkait yang sini.Baik, hari ini agenda sidang adalah mendengarkan keterangan ahli

dari Pemohon dan baik Pemohon, dan … ahli dan saksi dari PemohonNomor 76/PUU-XII/2014 dan Nomor 83/PUU-XII/2014, dan Saksi Nomor83/PUU-XII/2014. Saya panggil ke depan, saksi dulu dari Nomor 83/PUU-XII/2014 untuk diambil sumpah lebih dulu. Andro Suprianto, ada? Ya,Agama Islam. Ya, tangannya diluruskan ke bawah, ya.

Page 6: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

3

16. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM

Baik, ikuti lafal sumpah yang saya tuntunkan.“Bismillahirrahmanirahim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai Saksiakan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yangsebenarnya.”

17. SAKSI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 83/PUU-XII/2014:ANDRO SUPRIANTO

Bismillahirrahmanirahim. Demi Allah, saya bersumpah sebagaiSaksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dariyang sebenarnya.

18. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM

Terima kasih.

19. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ya, kembali ke tempat, silakan. Selanjutnya Bivitri dan JayadiDamanik sebagai Ahli. Ya, yang Protestan dulu.

20. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI

Ya, mohon ikuti saya.“Saya berjanji sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang

sebenarnya sesuai dengan keahlian saya, semoga Tuhan menolongsaya.”

21. AHLI BERAGAMA KRISTEN BERSUMPAH:

Saya berjanji sebagai Ahli akan memberikan keterangan yangsebenarnya sesuai dengan keahlian saya, semoga Tuhan menolong saya.

22. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI

Terima kasih.

23. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM

Ya, yang beragama Islam kita mulai. Ikuti lafal sumpah yang akansaya tuntunkan.

Page 7: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

4

“Bismillahirrahmanirahim. Demi Allah, saya bersumpah sebagaiAhli akan memberikan keterangan yang sebenarnya sesuai dengankeahlian saya.

24. AHLI BERAGAMA ISLAM BERSUMPAH:

Bismillahirrahmanirahim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai Ahliakan memberikan keterangan yang sebenarnya sesuai dengan keahliansaya.

25. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM

Terima kasih.

26. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ya, silakan kembali ke tempat. Baik, kita dengarkan duluketerangan Saksi untuk Perkara 83/PUU-XII/2014 Andro Suprianto dipodium.

27. SAKSI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 83/PUU-XII/2014:ANDRO SUPRIANTO

Kepada yang terhormat Ketua Mahkamah Konstitusi. Nama sayaAndro Suprianto, biasa dipanggil Andro. Saya adalah seorang pengamenjalanan di daerah Cipulir. Saya akan menceritakan pengalaman sayaselama berhadapan dengan proses peradilan pidana karena saya dituduhmembunuh seseorang. Saya pernah ditangkap, diperiksa, dituntut,diadili, dan bahkan disiksa selama berhadapan dengan proses peradilanpidana.

Awal mula saya berhadapan dengan polisi dimulai pada tanggal30 Juni 2013. Pada hari itu saya dan teman-teman baru pulang dariParung Panjang sehabis menginap di Rumah Emak, Parung. Sepulangnyadari situ, saya dan teman-teman menuju ke kolong jembatan cipulirwaktu … waktu saya sampai di bawah kolong Cipulir saya lihat ada orangtergeletak lemas. Saya dan dua orang teman saya datang mendekatinya.Kondisinya berlumur lumpur dan bau. Kami tidak mengenalinya.

Oleh karena itu, saya bertanya kepadanya, namanya siapa dan dimana rumahnya? Pertanyaan saya dijawab, dia bilang, “Namanya Dikidan rumahnya di Ciledug.”

Saya tanya, “Kenapa kondisinya bisa begitu?”Dia jawab karena dia habis dipukuli orang.Saya tawarkan, “Apakah mau dipanggilkan orang untuk

menolong?”Dia jawab, “Tidak usah.”

Page 8: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

5

Kemudian karena kasihan dengan kondisinya, dia saya kasihminum dan saya kasih mie ayam. Habis itu ya sudah saya tinggalkan.Namun beberapa jam kemudian, kira-kira jam 13.00 WIB, saya danteman-teman lihat dia sudah meninggal. Saya langsung lapor ke satpamdan polisi yang patroli di depan Pasar Cipulir. Tidak lama kemudian polisidating, kemudian sehabis saya melapor, saya dan teman-teman ditanya-tanyai oleh polisi di dekat Pasar Cipulir. Saya ceritakan apa yang sayatahu.

Kemudian saya dan kedua orang teman saya dibawa oleh polisi.Polisi mengatakan saya akan dijadikan saksi. Awalnya saya bertigadibawa ke Polsek Kebayoran Lama, sehabis itu dibawa ke polda. Begitusampai polda, tiba-tiba saya langsung dipukul oleh polisi. Saya takutkarena saya pikir saya hanya akan ditanya-tanyai oleh polisi. Namunternyata baru sampai di polda saya langsung dipukul.

Saya kebingungan, polisi langsung menuduh saya dan dua temansaya yang lain adalah pelaku pembunuhan. Saya tetap menolak disebutpelaku pembunuhan meskipun saya dipaksa dan dipukul. Akan tetapisalah satu dari teman saya ada yang masih kecil, dia baru berumur 13tahun. Begitu dipukul, dia ketakutan dan minta ampun. Dia yangpertama kali mengatakan ya waktu polisi memaksa kami mengaku.Mendengar ucapan teman saya yang kecil, polisi semakin menuduh sayadan adalah pelaku pembunuhan tersebut.

Datang lima orang polisi memukuli saya dan teman-teman saya.Saya dibawa ke lapangan di polda, ditelanjangi, saya enggak bisamelawan. Saya cuma bisa menangis. Kemudian saya ditahan di polda,tidak boleh pulang. Malam harinya saya dibawa ke TKP. Saya dimintamenunjuk teman-teman saya sesama pengamen. Kemudian saya ikutikemauan polisi dan saya kumpulkan teman-teman saya sesamapengamen.

Kemudian setelah itu kami dikumpulkan di bawah kolongjembatan Cipulir dan kami dipukuli di bawah kolong jembatan Cipulir.Waktu itu saya dan teman-teman kurang lebih 10 orang atau 4 orangdari kami masih anak-anak. Kami semua pengamen di bawah kolongCipulir kami dipukuli dan kami dibawa lagi ke polda. Sampai di poldasaya pikir sudah selesai. Saya berdua dengan teman saya Nurdin dibawake ruangan, tangan kami diikat, mata kami ditutup, disuruh duduk dibawah lantai.

Saya disetrumi oleh polisi di ruangan itu, saya berontak. Tapi sayadipegangi oleh polisi dan terus disetrum. Sehabis itu saya ditanya-tanyaidan disuruh mengaku. Saya bingung, saya dipegangi oleh polisi, sayabingung mengaku apa lagi. Tapi kan saya sudah mengaku. Akhirnyakarena saya enggak tahan, akhirnya kami terpaksa mengikuti keinginanpolisi. Semua pertanyaan polisi kami ya kan. Kami tidak tahu risiko dariucapan kami.

Page 9: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

6

Sejak hari itu saya, Nurdin, dan empat orang anak kecil temansaya dijadikan tersangka pembunuhan. Proses berlanjut sampai kepersidangan. Di persidangan terungkap fakta bahwa pelaku pembunuhanbukanlah saya dan teman-teman saya karena pelaku sebenarnyabersedia bertanggungjawab dan menjadi saksi di pengadilan. Setelahsaya ditahan berbulan-bulan, akhirnya saya dibebaskan oleh PengadilanTinggi DKI Jakarta karena terbukti bahwa saya bukan pelakupembunuhan.

Demikianlah keterangan saya terkait pengalaman sayaberhadapan dengan proses peradilan pidana. Saya pernah diperlakukansewenang-wenang, disiksa, dipaksa mengaku, dan direndahkan diri sayaoleh polisi. Saya yakin hal tersebut terjadi kepada saya hanya karenasaya anak jalanan, miskin, dan tidak tahu hukum. Saya harap tidak adalagi orang yang mengalami nasib sama seperti saya. Sekian dari ucapansaya. Assalamualaikum wr. wb.

28. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ya. Waalaikumsalam wr. wb. Cukup, ya. Kembali ke tempat.Ya, selanjutnya Ahli Perkara Nomor 76, Bivitri Susanti. Ya, silakan.

29. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 76/PUU-XII/2014:BIVITRI SUSANTI

Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb. Selamatsiang. Majelis yang saya muliakan, Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3 ini saya lihat sebagaimomentum yang baik untuk membongkar kembali konseppengistimewaan pejabat negara dalam negara hukum yang sekarang kitamiliki.

Izinkan, Yang Mulia, saya mengajukan pertanyaan kunci yangakan mendasari pemaparan saya kali ini, yaitu apakah kekhususan itubisa dibenarkan dalam konteks negara hukum? Dalam paparan ini, sayamembatasi pembahasan pada soal mendasar mengenai kekhususantersebut dan mengenyampingkan terlebih dahulu. Satu, prosedur 30 hariyang diatur dalam Pasal 245 ayat (2) dan yang kedua jugadikesampingkan adalah pengecualian yang diatur dalam Pasal 245 ayat(3) Undang-Undang MD3.

Secara garis besar, saya berpendapat bahwa kekhususan dalammenjalani proses hukum untuk pejabat-pejabat publik tertentu dapatditerima dalam konteks negara hukum karena ada tugas-tugas yangharus mereka jalankan. Namun … dan namun ini ingin saya garisbawahi. Kekhususan itu arus dilihat semata-mata untuk alasanpelaksanaan tugas, bukan untuk alasan lainnya. Karena itulah, konsep-konsep parliamentary privileges dan forum privilegiatum yang

Page 10: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

7

dikembangkan. Ada konsep parliamentary privileges dan forumprivilegiatum yang dikembangkan untuk alasan ini. Dan karena itu, sayatidak sependapat dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 73 Tahun2011 yang mengakui pentingnya menjaga wibawa dan kehormatanseorang pejabat negara sebagai “lambang dari kepemimpinanpemerintahan yang memiliki pimpinan tertinggi pemerintahan, yaitupresiden” dalam memahami pemberian perlakuan khusus bagi kepaladaerah. Dalam pandangan saya, argumentasi wibawa dan kehormatansudah tidak layak lagi dipergunakan dalam konteks negara hukum yangkontemporer.

Pengkhususan untuk kalancaran pelaksanaan tugas tersebut,namun demikian tetap memerlukan batasan agar tetap berada dalamkoridor negara hukum. Dalam hal ini, saya bersepakat dengan pendapatMahkamah dalam putusan di atas untuk membatasi pengkhususan inidengan asas-asas peradilan pidana. Pengkhususan tersebut tidak bolehsampai berakibat pada terhambatnya proses hukum.

Pertanyaan berikutnya adalah dengan demikian, dengan alasankelancaran pelaksanaan tugas anggota dewan dalam negara hukum,bagaimana seharusnya pengkhususan ini dilaku … dilaksanakan? Lantaspertanyaan turunan berikutnya adalah relevankah kekhususan itudiberikan melalui persetuan Mahkamah Kehormatan Dewan?

Untuk menjelaskan pendapat dan menjawab pertanyaan di atas,makalah ini saya bagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama nanti akanmembahas mengenai prinsip-prinsip negara hukum dan kaitannyadengan prosedur khusus bagi anggota dewan. Dan untuk dapatmenjelaskan kekhususan ini dalam konteks Undang-Undang MD3,izinkan saya memaparkan konsep parliamentary privileges dan forumprivilegiatum.

Batasan-batasan terhadap pengkhususan ini juga akan dibahaspada bagian ini. Karena batasan itu diperlukan untuk tetapmenempatkan pengkhususan anggota dewan dalam koridor negarahukum. Bagian kedua dari pemaparan saya nanti akan menjabarkanbentuk Mahkamah Kehormatan Dewan. Apakah dengan bentuknya ituMahkamah Kehormatan Dewan adalah organ forum yang tepat untukmemberikan izin?

Kemudian, bagian ketiga. Dalam bagian ketiga, saya akanmengajukan skema ideal. Bagaimana seharusnya pengkhususan inidiberikan dengan didasarkan tentunya pada pembahasan sebelumnya?

Majelis Hakim yang saya muliakan, izinkan saya memulai denganbagian pertama dari tiga bagian yang ingin saya sampaikan, yaitu prinsipnegara hukum dan lembaga perwakilan. Ada dua prinsip negara hukumyang relevan dibahas dalam kasus ini. Yang pertama adalah prinsippersamaan di hadapan hukum dan yang kedua adalah prinsipindependensi kekuasaan kehakiman.

Page 11: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

8

Untuk prinsip persamaan di hadapan hukum, tentu saja MajelisHakim Yang Mulia sudah mengetahui dengan sangat baik, sudahdituangkan dengan jelas dalam konstitusi kita, Pasal 27 ayat (1) danjuga Pasal 28D ayat (1). Prinsip-prinsip negara hukum, pada dasarnyamerupakan hasil refleksi atas praktik dan pemikiran mengenaibagaimana seharusnya tatanan masyarakat diatur oleh hukum. Prinsip-prinsip itu merupakan patokan yang sifatnya umum. Selagi diterapkan,ada banyak aspek dalam praktik yang membutuhkan pemikiran danrasional yang memadai, salah satunya adalah pengkhususan dalamproses hukum untuk anggota dewan.

Ada 2 pendekatan yang relevan untuk didiskusikan untukmembahas putusan ini. Yang pertama adalah prosedur khusus untukpejabat negara untuk dapat diproses hukum secara cepat yang lazimdikenal sebagai forum priveligiatum dan kedua adalah hak-hak khususlegeslatori yang sering kali disebut dengan parlementeri priveliges.

Yang pertama tentang forum preveligiatum yaitu forum khususyang diberikan untuk pejabat negara tertentu agar dapat menjalankanproses hukum secara cepat sehingga prosesnya hanya ada di satutingkatan dan langsung bersifat final dan mengikat, dari segi prosespersis dengan yang dilaksanakan oleh Mahkamah Konstitusi.

Untuk menjamin integritas proses cepat tersebut forum inibiasanya dilakukan di pengadilan tertinggi Mahkamah Agung dan prosespenyidikan dan penuntutannya pun dilakukan secara khusus, Indonesiamengenalnya dari masa penjajahan Belanda. Konstitusi Belanda Pasal119 berbunyi diterjemahkan dalam bahasa Inggris, “Present and formermember of the parliament, minister, and state secretaries shall be triedby supreme court for offenses committed while in office. Proceeding shallbe instituted by royal decree or by resolution of the second chamber.”

Forum ini di Belanda dilaksanakan oleh (suara tidak terdengarjelas) dan sejak 1893 sebenarnya forum ini sudah dibatasi hanya untukperkara-perkara perdata, di sana di Belanda bukan pidana dan lebih dari100 tahun yang lalu.

Saya mencoba menelusuri lebih jauh rasional adanya forumpriveligiatum ini dan tidak menemukan alasan yang mendalam kecualibahwa orang-orang yang mempunyai jabatan tinggi harus mempunyaisebuah forum khusus yang saya kira ini 180 derajat dengan kesaksianyang baru saja kita dengar.

Penelusuran selanjutnya menunjukkan aspek sejarah, forum inidimulai diadakan pada sekitar abad ke-15 untuk bisa membawa pejabat-pejabat dan pengusa periode pada masa itu yang tidak mau dan sangatsulit untuk dibawa ke pengadilan karena merasa lebih tinggi daripengadilan. Forum ini diadakan untuk membuat mereka bersedia masukke ranah pengadilan tapi di sisi lainnya memang ada gunanya untukpublik karena akhirnya bisa membuat penguasa bertanggung jawabdihadapan hukum. Tentu saja ini perlu ditelusuri lebih jauh karena saya

Page 12: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

9

tidak bisa berbahasa Belanda, kalau ditelusuri lebih jauh barang kali bisaditemukan alasan-alasan lainnya yang lebih menarik.

Wewenang (sauara tidak terdengar jelas) Belanda ini kemudiandibawa oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, setelah kemerdekaanaturan ini terus diadopsi dan dituangkan dalam UUD RIS maupun UUDS1950. Izinkan Yang Mulia. Saya mengutip Pasal 106 UUD 1950, UUDS1950 yang menyatakan bahwa presiden, wapres, menteri-menteri, ketuadan wakil ketua, dan anggota DPR, ketua dan wakil ketua dan anggotaMahkamah Agung, jaksa agung pada Mahkamah Agung, ketua dan wakilketua, dan anggota dewan pengawas keuangan, presiden bank sirkulasidan juga pegawai-pegawai anggota dan seterusnya pun sesudah merekaberhenti berhubung dengan kejahatan dan pelanggaran lain yangditentukan dengan undang-undang dan yang dilakukannya pada masapekerjaannya kecuali jika ditetapkan lain dengan undang-undang.

Dalam melihat UUDS 1950 Supomo tidak menjelaskan dari manaasal muasal Pasal ini dengan pasti, ia hanya menyatakan bahwa pasal ini… pasal-pasal UUDS 1950 diambil begitu saja dari konstitusi RepublikIndonesia Serikat, bisa jadi pasal ini diadopsi dari peraturan kolonialyang mengaturnya sebelum kemerdekaan ada Staatsblad 1967 Nomor10 yang diubah berkali-kali dan terakhir tahun 196 … Staatsblad 1941Nomor 31 dan aturan soal forum previligiatum resmi diberlakukan diHindia Belanda dengan didasarkan pada penggolongan hukum eropatimur as … eropa, timur asing, dan bumiputra. Kemudian oleh penguasaJepang diadopsi tanpa penggolongan hukum namun kemudian UUD1945 tidak memuat adanya forum ini di dalamnya, forum ini barudiadopsi kembali dengan diberlakukannya UUD RIS 1949 yang isinyakemudian diambil sebagai UUDS 1950 yang dikutip di atas.

Majelis Hakim yang saya muliakan. Saya agak jauh ke belakanglebih dulu karena untuk menunjukkan 1 hal, yang nanti akan sayasempelkan … saya sampaikan. Berdasarkan ketentuan tadi tercatatpaling tidak menteri negara Sultan Hamid, Menteri Luar Negeri RuslanAbdul Ghani, Menteri Kehakiman Djody Gondokusumo dan beberapapejabat lainnya pernah diadili dengan mekanisme forum preveligiatum.

Dengan diberlakuanya kembali UUD 1945 pada 1959 forum initidak lagi berlaku dan pada 1959 dalam catatan Sebastian PompeMahkamah Agung memutuskan untuk tidak lagi mempunyai jurisdiksi ini,ini kemudian dikuatkan dengan undang-undang Mahkamah Agung danUndang-Undang kekuasaan kehakiman yang dibuat kemudian.

Yang perlu diperhatikan sesungguhnya prosedur perizinan untukpemeriksaan pejabat negara termasuk dalam forum priveligiatum.Konsep forum istimewa ini tidak hanya mengatur hukum acara dipengadilan tetapi juga proses hukum secara umum, penyelidikan,penyidikan, dan penuntutan.

Mejelis Hakim yang saya hormati, nampaknya kewajiban izin bagipejabat negara yang kita anut sekarang merupakan penggalan dari

Page 13: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

10

forum preveligiatum yang sebenarnya sudah tidak kita miliki lagi. Ini bisadilihat dari antara lain bagian penjelasan umum Undang-Undang Nomor13 Tahun 1970 tentang Tata Cara Tindakan Kepolisian TerhadapAnggota-Anggota/Pimpinan MPR Sementara dan DPR Gotong Royong.Dikatakan intinya, Undang-Undang Dasar 1945 tidak mengenal apa yangdisebut forum priveligiatum sehingga apa yang diatur dalam undang-undang ini hanyalah mengenai tata cara. Jadi dipenggal saja. Hanyamengenai tata cara tindakan kepolisian tersebut yang dimasukkan pulake dalamnya mengenai pemanggilan sehubungan tindak pidana danmeminta keterangan tentang tindak pidana tanpa menyampingkanhukum acara yang berlaku. Namun kemudian dalam perjalanaselanjutnya, adanya izin sebagai penggalan dari konsep forumpriveligiatum tadi dilestarikan dengan masuknya ketentuan itu dalamberbagai undang-undang, dengan rasional menjaga harkat dan martabatpejabat negara, pemeriksaan pejabat negara harus dengan izin presidensebagai kepala negara meskipun bagian lain dan yang terpenggal yaituproses yang khusus beracara dalam forum priveligiatum sudah tidak adalagi dalam sistem peradilan Indonesia.

Hal kedua yang relevan untuk dibahas selain forum priveligiatumtadi adalah konsep parliamentary privileges. Keistimewaan ini dikenalsangat jamak dalam berbagai praktik kenegaraan. Dalam tradisiwestminster disebut dengan parliamentary privileges tapi kemudian jugadalam misalnya di house of representatives di Amerika Serikat ada jugaprivileges pada house of representatives. Intinya ada dua tujuan darikeistimewaan ini. Pertama, memberikan imunitas bagi anggota lembagaperwakilan agar tidak dapat dituntut secara perdata. Lagi-lagi perlu sayagaris bawahi di sini, secara perdata di muka hukum karena apa yangdinyatakannya dalam sidang. Tanpa hak imunitas, bisa jadi legislatormerasa tak bebas mengemukakan pendapat dan mendorong perbaikanbagi konstituennya karena selalu terancam digugat secara hukum olehlawan-lawan politiknya.

Esensi kebebasan berbicara inilah satu-satunya alasan yangmembuat legislator seakan-akan … hanya seakan-akan kebal hukum,namun mereka tidak sepenuhnya kebal, merkea hanya tidak bisadihukum atas apa yang diucapkannya dalam sidang. Di luar kapasitasnyasebagai wakil rakyat, legislator tetap warga negara biasa. Karena itulah,parliamentary privileges ataupun hak imunitas hanya berlaku untukperkara perdata, khususnya untuk soal pencemaran nama baik atausemacamnya. Kemudian untuk membatasi kebebasan berbicara tersebut,dibuat pula perangkat aturan sidang mengenai bahasa yang tidak dapatdigunakan di dalam sidang parlemen. Saya kira ini akan sangat menarikapabila diadopsi di sini. Kata-kata kasar, makian, dan kebohongan tidakboleh digunakan dalam sidang-sidang parlemen. Dalam tradisi parlemenInggris, ini disebut unparliamentary language.

Page 14: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

11

Tujuan pemberian kekhususan itu yang kedua adalah efektivitaskerja mereka sebagai anggota dewan dan ini saya kira yang samapentingnya dengan imunitas tadi. Bentuknya adalah perlindungan bagianggota dewan untuk supaya tidak bisa ditahan untuk kasus perdata,lagi-lagi kasus perdata selama masa sidang. Bila ditahan, mereka jugatidak akan … sebab bila ditahan, mereka tidak akan bisa berpartisipasidalam sidang. Dengan alasan yang sama di negara dengan sistem juri,mereka dibebaskan dari kewajiban mereka menjadi anggota juri danjuga tidak diperkenankan menjadi saksi. Intinya adalah kegiatan-kegiatan di pengadilan yang bisa membuat mereka tidak hadir dalamsidang dewan. Perlu dicatat, namun demikian, di luar masa sidangmereka tetap dapat ditahan untuk kasus perdata. Dan yang lebihpenting, Majelis Hakim Yang Mulia, tidak ada pengecualian sama sekalibagi mereka untuk perkara pidana.

Sekarang saya akan memasuki sub bagian kedua dari bagianpertama pemaparan saya yaitu prinsip kedua dalam prinsip negarahukum, prinsip independensi peradilan.

Adanya persyaratan izin dari Mahkamah Kehormatan Dewanterlepas … sekali lagi saya kesampingkan dulu soal batas waktu danpengecualian, sesungguhnya merupakan bentuk intervensi kekuasaankehakiman. Meski izin ini tidak berkaitan langsung dengan hakim,kekuasaan kehakiman seperti yang Mahkamah juga sudah akui, jugamencakup proses peradilan secara luas. Aparat penegak hukum karenaitu dalam melaksanakan proses peradilan, mulai dari penyelidikan sampaiadanya putusan pengadilan, tidak boleh mendapatkan tekanan apapun.Mahkamah Konstitusi pun telah berpendapat mengenai hal ini dalamPutusan MK Nomor 73 Tahun 2011, di mana Mahkamah berpendapatdengan adanya syarat persetujuan tertulis dari presiden untukmelakukan penyelidikan dan penyidikan akan menghambat percepatanproses peradilan dan secara tidak langsung mengintervensi sistempenegakkan keadilan. Begitu juga pendapat Mahkamah yang saya kiratidak perlu saya bacakan ulang, tapi sangat penting untuk dijadikanrujukan tentu saja, dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 6, 13,20 Tahun 2010 juncto Pasal … Putusan Nomor 73 Tahun 2011, intinyatafsir keuasaan kehakiman meliputi hal-hal yang berkaitan denganpenegakkan hukum dan keadilan. Dengan begitu, untuk prinsip negarahukum dalam hal independensi kekuasaan kehakiman dalam pandangansaya, persyaratan izin untuk memeriksa anggota dewan tidak tepat.

Majelis Hakim yang saya muliakan. Saya kini memasuki bagiankedua dari paparan saya. Setelah membahas esensi pengkhususan,izinkan saya turun ke persoalan di Undang-Undang MD3 yaitu relevansiMahkamah Kehormatan Dewan. Menurut Undang-Undang MD3Mahkamah Kehormatan Dewan merupakan alat kelengkapan DPR yangbersifat tetap dan bertugas menjaga serta menegakkan kehormatan dankeluhuran martabat DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat. Terdiri dari

Page 15: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

12

17 orang, dari berbagai fraksi di DPR, dengan memperhatikanperimbangan dan pemerataan jumlah anggota setiap fraksi dan terkaitdengan bentuk kelembagaan Mahkamah Kehormatan Dewan, ada tigahal yang ingin saya soroti.

Pertama. Mengenai posisi Mahkamah Kehormatan. Kedua.Mengenai potensi benturan kepentingan. Dan ketiga mengenai tujuanpengaturan.

Mengenai posisi Mahkamah Kehormatan seperti dibahas di atas,persyaratan adanya izin pemeriksaan bagi pejabat negara di Indonesia,akarnya sebenarnya ada pada forum privilegeliatum yang dulu pernahditerapkan di Indonesia. Rasionalnya adalah untuk menjaga harkat danmartabat pejabat negara dalam konteks pejabat negara sebagailambang dari kepemimpinan pemerintahan yang memiliki pimpinantertinggi pemerintahan yaitu presiden.

Dengan demikian, kalau memang mau diterapkan yangseharusnya memberikan izin adalah kepala negara atau dalam konteksaparat penegak hukum, atasan aparat penegak hukum tesrebut.Sedangkan Mahkamah Kehormatan Dewan sebenarnya merupakanlembaga etik yang setara dengan anggota lainnya, yang tidak memilikihubungan langsung apapun pada sistem peradilan pidana.

Adanya tambahan wewenang Mahkamah Kehormatan untukmemberikan izin pemeriksaan berada di luar tugas sebuah lembaga etik.

Poin kedua. Potensi benturan kepentingan.Masalah lainnya adalah potensi benturan kepentingan yang

sangat besar, tentu saja mengingat anggotanya yang terdiri dari fraksi-fraksi yang ada. Kerja Badan Kehormatan DPR, pada periode-periodeyang lalu dapat dijadikan rujukan untuk pandangan ini. Untuk kasus-kasus dugaan pelanggaran kode etik yang melibatkan partai berkuasa,badan kehormatan pada periode-periode yang lalu terlihat ragu dalammengambil keputusan.

Sementara bagi anggota DPR yang posisinya hanya sebagaianggota, badan kehormatan dapat mengambil putusan yang signifikan,bahkan sampai memecatnya dari keanggotaan DPR. Ada sebuahpenelitian yang saya kutip, dalam makalah singkat saya berkaitandengan kasus Anggota DPR Azidin misalnya, yang dilaporkan ke BadanKehormatan karena kasus surat berkop … maaf, Partai Demokrat yangdikirimkan ke konsul Haji di Jeddah, berkaitan dengan pencaloanpemondokan haji dan catering.

Dikatakan dalam penelitian tersebut, kasus tersebut diputusdalam waktu hanya 6 minggu, padahal bukti yang dilaporkan terbataskarena hanya berupa kutipan di media massa. Sementara itu dalamkasus pengaduan Ketua DPR Agung Laksono terkait dengan safariramadhan yang dilakukannya, kasusnya dibekukan.

Badan Kehormatan menyatakan tidak ada kasus yang perlu digalilebih jauh karena buktinya tidak otentik, padahal ada bukti rekaman dari

Page 16: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

13

tiga daerah pada saat safari ramadhan itu dilakukan. MahkamahKonstitusi yang saya muliakan, sekarang masuk ke tujuan pengaturanyang ingin saya soroti juga, selain diskusi di atas pada kesempatan yangbaik ini, saya juga ingin mempertanyakan sebenarnya maksud pembuatundang-undang dalam merumuskan pasal ini, sebab menarik untukdilihat, meski dalam hal materi muatan alat-alat kelengkapan ke semuadewan yang diatur dan MPR yang diatur dalam Undang-Undang MD3mempunyai kesamaan dalam penamaan, penamatan MahkamahKehormatan ini hanya diberikan untuk DPR. Sedangkan untuk DPD, MPR,maupun untuk DPRD terminologi badan kehormatan masih digunakan.Demikian pula, kewajiban memintakan izin pemeriksaan itu hanyaberlaku untuk DPR dan tidak untuk dewan-dewan lainnya. Kelihatannya,ini terjadi karena Mahkamah Kehormatan memang mempunyaipemahaman tersendiri.

Majelis yang saya muliakan. Karena minimnya akses ke dokumenpembahasan, saya belum menemukan jawaban pasti mengenai tujuanpembentukan Mahkamah Kehormatan ini. Namun dari penelusuranpemberitaan di internet dari media yang cukup mempunyai kredibilitas,terlihat adanya tujuan khusus untuk memberikan wewenang pemberianizin pemeriksaan anggota DPR kepada Mahkamah Kehormatan.

Perubahan nama badan menjadi Mahkamah ditujukan untukmenempatkan alat kelengkapan ini sebagai semacam lembaga yangmempunyai kedudukan yang ditinggikan, misalnya saja Anggota DPRBenny Harman, pernah mengatakan ketika Undang-Undang MD3 masihdalam tahap pembahasan, “didiskusikan” didiskusikan tidak hanyaanggota DPR saja atau tokoh-tokoh masyarakat. Kalau rumusan MD3,melakukan pelanggaran sumpah janjinya yang mengadili adalah BK,tingkatkan otoritasnya supaya lebih berwibawa, membentuk komitekhusus untuk penyelidikan, opini lainnya yang lebih menjurus yang bisabanyak, tapi yang saya kutip hanya dua ini, yang lebih menjurusdiungkapkan oleh Anggota Komisi 1 DPR RI Hidayat Nur Wahid yangmenekankan kehormatan Anggota DPR RI. Nampak ada keprihatinanmengenai banyaknya anggota DPR yang terlibat kasus korupsi. HarianRepublika mengutip, Hidayat menyatakan pada saat itu, “Sata inianggota DPR terlalu mudah dipanggil menjadi saksi dalam persidangan-persidangan kasus korupsi. Hal ini menurutnya menimbulkan citra burukdimata masyarakat, dan mengurangi kepercayaan publik terhadapparlemen.”

Izinkan saya mengutipnya dalam tanda kutip penuh, “DPR itu dimanapun adalah orang yang terhormat, mestinya memang merekaadalah orang yang terhormat. Jadi, di MD3 itu ada ketentuan bahwananti Badan Kehormatan itu nanti akan berganti menjadi MahkamahKehormatan Dewan, Mahkamah Kehormatan itu yang melaksanakantugas-tugas Badan Kehoramatan, sekarang ditambah dengan beberapahal lain, termasuk kalau terkait dengan korupsi, terutama terkait dengan

Page 17: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

14

korupsi, apalagi tangkap tangan itu kembali lagi pada hukum KPK.” UjarHidayat.

Majelis Hakim yang saya muliakan, bila tujuan pengaturan initerkonfirmasi, maka sesungguhnya Pasal 245 yang tengah diperiksa inimemang sengaja didesain untuk mempersulit pemanggilan anggotadewan oleh aparat penegak hukum, dalam pandangan saya.

Majelis Hakim, kini saya akan membahas bagian ketiga yangmerupakan penutup dari paparan saya hari ini. Mengenai skema idealpengkhususan proses hukum bagi anggota dewan, meskipun sayapaham dalam kesempatan ini saya tidak perlu menyampaikan masukanpembahasan di atas, dalam pandangan saya tidak akan jelas maksudnyabila tidak berujung pada skema ideal yang tepat bagi negara hukumIndonesia. Maka izinkanlah saya memberikan sedikit kesimpulanmengenai skema ideal pengkhususan proses hukum bagi anggota dewansebagai penutup pemaparan ini.

Dalam konteks negara hukum anggota dewan mempunyai peransignifikan. Dalam negara hukum ada aktor-aktor yang mempunyai peranpenting dalam pelaksanaannya, peran aparat penegakan hukum dijagadengan adanya prinsip independensi peradilan, darinya diturunkanperangkat aturan mengenai … antara lain kode etik dan kode perilaku.Anggota dewan di sisi lainnya berperan sebagai pembentuk peraturan,pembentuk perangkat hukum. Konteks peran anggota dewan berbedadengan adanya ... berbeda dengan adanya konteks kompetisi dalamprosedur politik, namun dalam tugasnya sebagai pembentuk perangkathukum sesungguhnya terkandung suatu bentuk kerentanan, yaitu dalammenyatakan pendapat dalam sidang dewan sebagai forum publik.Anggota dewan berperan menyuarakan aspirasi publik, kalau boleh sayameminjam istilah yang digunakan oleh Daniel Dhakidae ada kuasa wicaraatau power of speech pada diri anggota dewan. Kuasa wicara ini perludiberikan proteksi khusus dalam konteks negara hukum agar bisadigunakan secara maksimal dalam proses pembentukan hukum,legislator harus merasa bebas dalam melaksanakan kuasa wicaranya.Karena itu dalam pandangan saya pengkhususan ini dapat dibenarkandalam konteks negara hukum sepanjang tetap berada dalam koridorprinsip kemandirian, kekuasaan kehakiman, ditambah sesuai pendapatMahkamah Konstitusi perlakuan khusus ini tidak boleh bertentangandengan asas-asas peradilan pidana apalagi sampai berakibat padaterhambatnya proses hukum.

Masalahnya, Majelis Hakim yang saya muliakan, pemberian izinternyata bertentangan dengan prinsip kemandirian, kekuasaankehakiman, dan berakibat pada terhambatnya proses hukum, sehinggatidak tepat untuk digunakan sebagai bentuk kekhususan yang dimaksud.Apalagi rasional proses pemberian izin ini tidak sejalan denganpemahaman mengenai negara hukum karena sebenarnya merupakan

Page 18: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

15

warisan pengaturan yang sudah bersifat usang dan tak layak lagiditerapkan, yaitu penjagaan martabat dan kehormatan pejabat.

Argumen pemberian kekhususan yang lebih dapat diterima dalamkonteks negara hukum dan jamak dipraktikan dalam praktikketatanegaraan kontemporer adalah argumen pelaksanaan tugas. Jadibukan untuk kehormatan dan martabat tapi pelaksanaan tugas, apalagidalam konteks penegakan hukum di Indonesia pada saat ini yang masihbelum bisa memberikan kepastian waktu dalam proses peradilan.

Selain itu perlu digarisbawahi dalam praktik ada concernmengenai kriminalisasi terhadap pejabat negara. Dalam konteks politikdan hukum Indonesia pada saat ini concern itu sangat valid dan telahterbukti terjadi, misalnya dalam kasus kriminalisasi Pimpinan KomisiPemberantasan Korupsi pada 2009 lalu.

Untuk itu, Yang Mulia, skema ideal yang perlu dipertimbangkanadalah dikembalikannya forum privilegiatum dalam hukum Indonesia.Perlu ada prosedur yang dipercepat, terbuka, dan dapatdipertanggungjawabkan agar pejabat-pejabat negara tetap dapatmenjalankan tugasnya sebagai pejabat negara tanpa melanggar prinsipkesamaan kedudukan di hadapan hukum dan independensi kekuasaankehakiman.

Demikian paparan ini saya sampaikan, terima kasih, Yang Mulia.Wassalamualaikum wr. wb.

30. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Terima kasih. Kembali dulu ke tempat duduk. Selanjutnya sayapersilakan Dr. Jayadi Damanik.

31. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 83/PUU-XII/2014:JAYADI DAMANIK

Terima kasih, Yang Mulia Majelis Hakim Konstitusi. Saya inginmemfokuskan pembahasan saya pada kesempatan ini untuk melihatmateri muatan undang-undang yang memberikan keistimewaan atauprivilege yang kalau itu dilihat dari sudut pandang hak asasi manusia.Jadi saya fokus dari sudut pandang itu.

Oleh karena itu, maka izinkan saya, Yang Mulia, dalam mengawaliketerangan saya ini untuk mengemukakan kembali beberapa keteranganyang pernah saya kemukakan di ruangan sidang ini sekitar 7 tahun yanglalu, dalam Perkara Nomor 6 Tahun 2007 dan Perkara 21/22 tahun 2007.

Agar bisa runtun saya ingin memulai uraian saya dari uraiantentang pelanggaran hak asasi manusia yang bisa kita simak dalamUndang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Saya tidak ingin membacakankarena itu sudah menjadi pemahaman bersama, tetapi yang ingin sayalanjutkan adalah bahwa pelanggaran HAM dapat terjadi melalui undang-

Page 19: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

16

undang yang dalam bahasa Inggris sering disebut human right violationthrough legislation atau true act atau pun through law. Karena apa?Karena materi muatannya diskriminatif, diskriminasi dapat terjadi karenamateri muatan suatu undang-undang mengandung pembatasan,pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsungdidasarkan pada perbedaan manusia atas dasar agama, suku, danseterusnya. Bila materi muatan undang-undang memberikankeistimewaan atau privilege yang melindungi kepentingan kekuasaansecara berlebihan, saya ingin garis bawahi secara berlebihan, makapelanggaran HAM dapat terjadi melalui undang-undang yang demikian.Bila sistem hukumnya berusaha melindungi pejabat-pejabat negara, sayakutip dalam bahasa Inggris, “Special system of law to protect the servantof the state.” Dalam menjalankan tugasnya, oleh sebab itu saya agakberbeda dengan ahli sebelumnya, sehingga si pejabat negara serta alat-alatnya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari warga negarabiasa, maka hal itu dapat mengakibatkan pelanggaran HAM. Bila merujukpada konsep negara hukum rules of law, maka sistem hukum yangdemikian seharusnyalah ditinggalkan, sebaliknya prinsip equality beforethe law secara konsisten ditegakkan.

Yang Mulia Majelis Hakim Konstitusi yang saya hormati lagi,setelah menguraikan sedikit tentang pengertian pelanggaran HAM danhubungannya dengan diskriminasi tadi, izinkan saya selanjutnyamenguraikan lebih lanjut tentang konsep diskriminasi dari sudut pandanghukum hak asasi manusia. Dua konsep tersebut sangat erat kaitannya,yaitu konsep diskriminasi dan konsep pelanggaran HAM. Karenadiskriminasi itu tergolong sebagai salah satu bentuk pelanggaran hakasasi manusia. Untuk itu kiranya perlu dicatat bahwa terdapat sejumlahkonvensi internasional yang memuat ketentuan larangan diskriminasidalam rangka perlindungan hak asasi manusia. Instrument HAMdemikian berkembang pesat pasca perang dunia kedua, saya tidak inginsebut satu-satu tapi di antaranya adalah Duham Covenant Civil Politic,Covenant ECOSOC, dan juga Konvensi Eropa tentang hak asasi manusiatahun 1950. Saya khusus ingin mengutip Konvensi ILO yang sering kitalupakan, ada dua konvensi dasar ILO yang mungkin relevan padakesempatan ini, yaitu konvensi ILO Nomor 100 tahun 1951 dan konvensiILO Nomor 111 tahun 1958. Khusus untuk Konvensi ILO Nomor 111tahun 1958 ini sudah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia denganUndang-Undang Nomor 21 Tahun 1998 yang pada intinya adalahlarangan diskriminasi di bidang pekerjaan dan jabatan. Oleh karena itu,saya melihat bahwa posisi anggota DPR, posisi pejabat pemerintah,kalau kita lihat dari sudut pandang Konvensi ILO ini bukanlah sesuatuyang dikecualikan untuk memperoleh perlakuan istimewa yangberlebihan dalam jabatan.

Ada juga konvensi yang lain yang secara khusus berkaitan dengankonvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial. Secara teoritis

Page 20: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

17

saya ingin mengutipkan bahwa kata to discriminate yang melahirkankata discrimination, discriminating, dan sebagainya mempunyai dua artiyang berbeda. Yang pertama adalah dalam pengertian yang netral, yaituto distinguish, yaitu untuk membedakan. Yang kedua juga todifferentiate between, untuk membedakan antar orang, barang, atau apasaja. Pengertian yang kedua adalah dalam pengertian yang buruk yangselama ini menjadi banyak diperbincangkan, yaitu to discriminateagainst, yang artinya to make and avers distinction, to distinguish aprobably from others. Terdapat dua unsur penting dalam konsepdiskriminasi, yaitu unsur persamaan yang dalam bahasa Inggris equalityversus inequality dan unsur yang kedua adalah unsur perlakukan(treatment).

Istilah persamaan (equality) dapat dipilah dalam dua arti, yaituarti formil dan materiil. Pada arti yang disebut pertama, yaitu arti formil,persamaan mengandung arti perlakuan yang sama (equality treatment),sedangkan pada arti yang disebut kedua materiil mengandung artipersamaan ekonomi, sosial, dan budaya (economic, social, and culturalequality). Konsep formil tersebut tidak mengandung arti bila tidakdilengkapi atau disertai dengan konsep materiil. Jadi keduanya salingterkait.

Hal itu tampak jelas kalau kita mencermati Pasal 26 CovenantInternasional tentang hak-hak sipil dan politik 1966 yang … izinkan sayamembacakannya. All person are equal before law and are entitledwithout discrimination to the equal protection of the law, in this respects… saya ulang, in this respect the law self habit any discrimination andguarantee to all person equal and effective protection againstdiscrimination on any grounds. (suara tidak terdengar jelas) colour, sex,language, religion, political or other opinion, national or social originproperty or other status.

Pada hakikatnya diskriminasi formil yang dinyatakan dalamkalimat yang pertama yang saya kutip tadi, dilengkapi dengan gagasanmateriil yang terkandung dalam kalimat selanjutnya dalam kutipan Pasal26 tadi. Tetapi, melalui penyelipan kata-kata, tadi saya garis bawahi katain this respect, yang dalam Bahasa Indonesianya, dalam hal ini, di dalamkalimat kedua yang saya kutip tadi, kalimat ini telah mereduksi menjadisekedar mengelaborasi gagasan persamaan formil.

Pengertian nondiskriminasi harus menjadi persamaan … maaf,pengertian nondiskriminasi harus menjamin persamaan di depan hukum.Persamaan equality dalam … dan ketidaksamaan unequality terjadisecara simultan antara keduanya saling membutuhkan. Jika laranganterhadap diskriminasi itu adalah suatu usaha untuk mewujudkankeadilan, maka hal itu tidaklah cukup dengan melarang diskriminasihanya dalam perlakuan yang tidak sama. Larangan harus pula meliputidiskriminasi dalam bentuk perlakuan sama, hal mana harus memerlukantindakan negara yang disebut dengan affirmative action.

Page 21: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

18

Sekali lagi saya ingin garis bawahi affirmative action untukmenjawab nanti, apakah materi muatan undang-undang yangmemberikan keistimewaan previlage untuk para anggota DPR itu dalamkerangka affirmative action apa tidak? Kalau bukan, maka tidak (suaratidak terdengar jelas) dengan norma hukum hak asasi manusia.

Dengan demikian persamaan equality dan ketidaksamaanunequality di satu sisi, dan perlakuan (treatment) di sisi lain, keduanyadipahami sebagai dua unsur yang menjadi dasar konsep diskriminasi.Hubungan konseptual antara diskriminasi di satu sisi dan persamaan danketidaksamaan di sisi lain sangat (suara tidak terdengar jelas).

Yang Mulia Majelis Hakim Konstitusi, saya ingin melanjutkanbahwa ide tentang persamaan merupakan suatu unsur penting bahkansangat mendasar dalam konsep keadilan. Dapatlah dikatakan bahwakeadilan membutuhkan perlakuan yang sama terhadap hal yang sama,orang, barang, dan sejenisnya. Sebaliknya juga, keadilan membutuhkanperlakuan yang tidak sama terhadap hal yang tidak sama.

Dalam bahasa Inggris secara ringkas dan padat sering disebutkan,equal treatments of equals, and unequal treatments of unequals inproportion to the inquality. Aristoteles sebagaimana dikutip Frank (suaratidak terdengar jelas) mengungkapkan, things that are allayed should betreated allayed. While things that are allayed should be treated unalloyedin proportion to the unlikeness. Itu bisa ditemukan dalam tulisannyaFrank (suara tidak terdengar jelas) di judicial review by the supremecourt of Canada, another Canadian charter of right and freedom, yangdisunting oleh David Beatty dalam bukunya Human Rights and JudicialReview a Comparative Perspective, Tahun 1994.

Yang Mulia Hakim Konstitusi, dari perspektif hukum hak asasimanusia, kiranya perlu dibedakan antara perlakuan yang sama, yaituequal treatment yang saya sebutkan tadi di satu pihak, dan kondisi sosialyang sama equal social condition di sisi lain. Dalam banyak kasus,kondisi sosial yang sama merupakan hasil dari perlakuan yang tidaksama unequal treatments, atas dasar perbedaan tersebut denganmerujuk pada formulasi klasik tentang keadilan, maka lebih lanjut sayaingin membedakan empat hal.

Yang pertama, if equal treatment is accorded to the equals thanresult is equal social condition, yang dalam Bahasa Indonesianya sayaterjemahkan secara bebas, jika perlakuan yang sama diberikan kepadayang sama, maka hasilnya adalah kondisi sosial yang sama, itu yangpertama.

Yang kedua, if equal treatment is accorded to the unequals thanresult is unequal social condition, yang saya ingin terjemahkan ke dalamBahasa Indonesia secara bebas, jika perlakuan yang sama diberikankepada yang tidak sama, maka hasilnya adalah kondisi sosial yang tidaksama.

Page 22: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

19

Yang ketiga, like wise if unequal treatments is a code to equalsthe result is unequal condition social condition. Sebaliknya, jikaperlakuan yang tidak sama diberikan kepada yang sama, maka hasilnyaadalah kondisi sosial yang tidak sama.

Yang terakhir yang ke empat. If unequal treatments is a code tounequal than depending on the factual unequalness and the character ofthe treat. Jika perlakuan yang tidak sama diberikan kepada yang tidaksama, maka tergantung pada sifat ketidaksamaan faktualnya dankarakter perlakuannya.

Lebih lanjut yang keempat ini yang terkahir saya sebut tadi bisadielaborasi yaitu ketidaksamaan faktual dan karakter yang dimaksudkanterdiri yang pertama adalah.a. The in equality a (suara tidak terdengar jelas) social condition is has

increase has become whiter or the inequality a (suara tidak terdengarjelas) social condition is (suara tidak terdengar jelas) leveling hascome about. Yang dalam Bahasa Indonesianya, “Ketidaksamaanmengenai kondisi sosial yang meningkat menjadi lebih lebar,” itusalah satu alasannya, yang kedua, “Atau ketidaksamaan mengenaikondisi sosialnya dikompensasi atau suatu penyamarataan tertentutelah terjadi.”

Yang Mulia Majelis Hakim Konstitusi, agak teoritis tadi. Tetapisaya ingin lanjutkan bahwa keadilan membutuhkan perlakuan yang samaterhadap hal yang sama, sebaliknya membutuhkan perlakuan yang tidaksama terhadap hal yang tidak sama secara proporsional denganketidaksamaan itu.

Equal treatments of equals and unequal treatments of unequal inproportion to the in quality.

Dengan merujuk pada asas yang saya uraikan satu, dua, tiga,empat tadi, persamaan secara hukum merujuk pada butir 1 dan butir 4Bdi atas. Butir 1 tadi merujuk pada equal treatments of equals. Dan butir4B merujuk pada unequal treatments of unequal.

Substansi butir yang disebut terakhir yaitu butir 4B saya sebut,dimaksudkan untuk mencapai apa yang disebut sebagai equality in fact(persamaan dalam kenyataan) atau yang disebut pula sebagai equality insocial and economic condition (persamaan dalam kondisi sosial danekonomi).

Dua bentuk persamaan yaitu persamaan sebagai perlakuan danpersamaan sebagai hasil akhir yang saya sebut sebagai final result,keduanya berfungsi secara simultan karena tidak dapat dibayangkansubjek dari perlakuan secara total berbeda atau sebaliknya secara totalsama.

Dengan demikian, dari keduanya tampak bahwa karakter keadilanyang bersifat dualistic berhubungan dengan sifat dualistic ini di dalamdunia nyata, koeksistensi persamaan dan ketidaksamaan memerlukan

Page 23: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

20

dua bentuk persamaan tersebut yang berfungsi sebagai simultan jikakeadilan hendak diwujudkan.

Bentuk-bentuk persamaan tersebut dalam rangka menikmati hak-hak yang sama sebagai perwujudan dari kewajiban yang sama. Olehkarena itu, posisi hukum yang sama (equal legal position) terjadi ketikadilaksanakannya hak atau kewajiban yang spesifik pula dan persamaantentang satu hak atau kewajiban dipasangkan dengan ketidaksamaantentang hak atau kewajiban yang lain. Oleh karena itu, persamaanadalah suatu abstraksi dari ketidaksamaan, maka per … perlakuan yangsama merupakan abstraksi dari ketidaksamaan di antara yang terkaitdengannya.

Kiranya perlu pula diuraikan lebih lanjut berikut ini tentangketerkaitan antara persamaan formil dan persamaan materiil di satupihak dan persamaan di depan hukum dan persamaan di dalam hukum(equality (suara tidak terdengar jelas) the law and equality in the law (dipihak lain)).

Berikut dengan pengertiannya oleh karena larangan terhadapdiskriminasi merupakan unsur utama pembentukan the rules of law. Asaspersamaan berfungsi pada dua tingkat yang pada tingkat tertentu dapatdibedakan, yaitu pada tingkat penciptaan hukum (law creation) dan padatingkat penerapan hukum (law application).

Tentu saja tidak dapat ditarik batas yang tegas antara keduanya,oleh karena menciptakan hukum berarti merupakan ketentuan yangmengatur tentang prosedur penciptaan hukum. Sebaliknya, penerapanhukum berarti menciptakan hukum untuk situasi khusus. Dengandemikian terdapat suatu keterkaitan yang bersifat continuum dalamtingkatan konkretisasi dan tidak ada pemisahan yang jelas di antarakeduanya. Hal ini merupakan suatu esensi legislasi.

Pada tingkat persamaan hukum, asas persamaan biasa yangdisebut sebagai equality before law, asas equality before the law depatdipahami utamanya sebagai suatu asas yang bersifat legal dan teknis.Sebaliknya, asas equality in the law lebih pada asas yang bersifat politis(political principal).

Equality before the law sama sekali tidak ada hubungannyadengan diferensiasi hukum. Ingin saya garis bawahi lagi, tidak adahubungannya dengan diferensiasi hukum. Ia hanya memerlukanperlakuan yang sama dalam suatu klasifikasi.

Dalam pada itu equality in the law dilakukan secara langsungdengan karakter diferensiasi hukumnya sendiri. Hal itu tidak berartimembatasi jumlah atau meniadakan klasifikasinya, sebaliknya hal itudimaksudkan akan terdapat sejumlah diferensiasi yaitu perlakuan yangberbeda sebab sesuatu yang bersifat teknis melekat dalam legislasi.Namun demikian asas persamaan di dalam hukum mensyaratkan agarmengikuti ketentuan tertentu harus sesuai dengan standar yang telahditentukan, misalnya harus sesuai dengan asas nondiskriminasi.

Page 24: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

21

Dua pemikiran persamaan materiil, yaitu persamaan di dalamhukum dan persamaan tentang kondisi sosial sebagaimana telah sayauraikan di atas, tentu saja erat kaitannya. Sementara itu pada tingkatpenerapan hukum persamaan di depan hukum, persamaan formil sangatlah esensial dalam menjaga efek perlakuan yang sama maupunperlakuan yang tidak sama sebagaimana yang telah ditetapkan melaluilegislasi, ia tidak dapat dengan sendirinya menciptakan persamaan didalam hukum dan dengan demikian persamaan pada kondisi sosial.Persamaan kondisi sosial tersebut hanya dapat dibawa pada tingkatpenciptaan hukum melalui persamaan di dalam hukum, persamaan didalam hukum adalah sebagai akibat dari generalitas atau jugadiferensiasi di dalam legislasi, misalnya perlakuan legislasi yang sama.

Yang Mulia Majelis Hakim Konstitusi. Bagian dua dari paparansaya, saya ingin masuk kepada sikap saya atau pandangan sayaterhadap Pasal 245 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014.

32. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Singkat, 5 menit lagi, ya.

33. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 83/PUU-XII/2014:JAYADI DAMANIK

Ya. Saya ingin lanjutkan bahwa materi muatan Pasal 245 yangdibahas pada hari ini, yaitu merupakan keharusan ada izin dariMahkamah Kehormatan Dewan bagi penyidik untuk memanggil danmemeriksa anggota DPR itu tergolong diskriminatif. Dan oleh karena itusebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia karena memberikanprivilege yang sangat berlebihan untuk melindungi kepentingankekuasaan para anggota DPR, dan oleh karena itu bertentangan puladengan prinsip equality before the law.

Mahkamah Konstitusi sebelumnya saya teringat dengan Putusan73 Tahun 2011 seperti yang sudah disebutkan telah menyatakan bahwaKetentuan Pasal 36 Undang-Undang Pemerintahan Daerah mengenaikeharusan adanya izin presiden untuk melakukan penyelidikan danpenyidikan terhadap kepala daerah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945, dan oleh karenanya dinyatakan sebagai yang tidakmempunyai kekuatan hukum tetap, itu yang pertama.

Yang kedua, dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 6 Tahun2007 saya ingin kutip pertimbangan hukum butir 3.15.1. dalam putusanitu sebagaimana juga merujuk pendapat saya dalam (suara tidakterdengar jelas) saya ingin bacakan bahwa memberikan privilege yangberlebihan dalam melindungi kepentingan pemerintah itu masukklasifikasi pelanggaran hak asasi manusia, bertentangan dengan prinsipequality before the law. Itu bunyi putusan Mahkamah Konstitusi. Juga

Page 25: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

22

saya ingin merujuk Putusan Mahkamah Konstitusi teringat Pasal 49 ...Putusan Nomor 49 Tahun (suara tidak terdengar jelas) tentang izinMajelis pengawas daerah bagi notaris juga menyatakan hal yang sama.Satu lagi saya teringat dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 65Tahun 2011 yang menguji Pasal 83 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8Tahun 1981 tentang KUHAP, itu aturan banding yang memberlakukanhanya untuk penyidik atau penuntut umum juga dinyatakanbertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Oleh karena itu, saya ingin akhiri paparan saya ini untukmenyampaikan bahwa dari pandangan hukum hak asasi manusia materimuatan undang-undang yang sedang diuji ini yang memberikan privilegeyang istimewa, berlebihan kepada anggota DPR tergolong sebagaipelanggaran hak asasi manusia dalam bentuk diskriminasi.

Sekian dan terima kasih.

34. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ya, kembali ke tempat. Kita ada waktu 10 menit, ada pertanyaanuntuk Ahli atau Saksi?

35. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 76/PUU-XII/2014:ERASMUS NAPIYUPULU

Kami rasa sudah sangat jelas, Majelis. Saya rasa cukup, terimakasih.

36. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Cukup, ya. Pemerintah?

37. PEMERINTAH: BUDIJONO

Cukup, Yang Mulia.

38. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Pihak Terkait?

39. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT NASDEM: TAUFIK BASARI

Ada, Yang Mulia.

40. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ada. Ya, silakan.

Page 26: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

23

41. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT NASDEM: TAUFIK BASARI

Baik, terima kasih, Yang Mulia. dalam persidangan yang lalu PartaiNasdem telah memberikan pandangannya terkait dengan permohonanmengenai Undang-Undang MD3 ini yang pada intinya menolak Pasal 245Undang-Undang MD3 dan mendukung permohonan dari Pemohon.Setelah kami mendengar keterangan Ahli Ibu Bivitri Susanti, adabeberapa hal … ada satu hal yang mungkin kami ingin mintakanpendapatnya apabila kita mendiskusikan mengenai tafsir konsititusi ataupemaknaan konstitusi oleh Yang Mulia Majelis Hakim.

Bagaimana jika kita mengangkat satu … satu pendapat untukmemberikan tafsir konstitusi terhadap Pasal 245 Undang-Undang MD3 inidengan menyatakan bahwa Pasal 245 Undang-Undang MD3 adalahinkonstitusional bersyarat ya, sepanjang dimaknai terbatas pada dugaantindak pidana yang terkait dengan tugas-tugas anggota dewan, … maafyang terkait dengan tugas-tugas anggota dewan menurut aturanperundang-undangan. Pendapat ini saya ingin mintakan pandangannyadari Ahli dalam konteks tadi kita kaitkan konsep forum privilegiatum danparliamentary privilege.

Kalau kita lihat kan Pasal 245 ini kalau tadi dari pendapat Ahli adamuatan kepentingan kelompok atau pribadi ketika merumuskannya. Tapidi sisi lain ada konsep forum privilege … privilegiatum dan parliamentaryprivilege itu tadi yang kalau kita lihat dari segi positifnya ada dua hal.Yang pertama adalah supaya tugas-tugasnya tidak terhalagi dan yangkedua juga ada perlindungan terhadap anggota dewan ketikamenjalankan tugas-tugas misalnya dari ancaman pencemaran nama baikdan sebagainya.

Nah, bagaimana jika ada pendapat seperti itu dari pandanganAhli? Demikian, Yang Mulia.

42. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ya, masih ada, cukup ya. Tapi saya mau klarifikasi kepada Bivitrisatu. Tadi memang di Inggris hukum perdata itu bisa ditahan kaitannyadengan kasus perdata? Tadi katanya hanya dalam kasus perdata yangtidak boleh ditahan. Apa saya salah dengar? Ya, silakan.

43. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 83/PUU-XII/2014:BIVITRI SUSANTI

Terima kasih, Yang Mulia. Pertama mengenai perkara perdatamemang benar yang saya ungkapkan tadi, terbatas hanya pada kasusperdata. Tapi barangkali klarifikasinya ada dua hal. Pertama soal apa …di Inggris yang tadi saya sebutkan adalah hak imunitas masih terkaitdalam parliamentary privileges dan perkara perdata yang dimaksud di

Page 27: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

24

sini adalah saya kira awalnya berasal dari soal pencemaran nama baikyang ada di ranah perdata. Kemudian bisa dibawa ke ranah pidana. Jadiasal muasalnya adalah sebenarnya asas kebebasan berbicara tadi dankemudian kalau soal … yang terkait juga adalah sementara kalau di …kalau di Belanda itu memang jelas hanya untuk perkara perdata. Tapikembali ke pertanyaan Yang Mulia tadi, memang apa … perkara perdatatidak bisa dibawa ke … ditahan begitu. Tapi asal muasalnya darikebebasan berbicara dalam konteks pencemaran nama baik, dansebagainya.

Kemudian pertanyaan dari Pihak Terkait tadi mengenai tafsirkonstitusi. Pertama, saya kira jawabannya adalah tidak bisa. Ada duapenyebabnya. Yang pertama adalah perlu digarisbawahi kembali, baikforum privilegiatum maupun parliamentary priviliges. Sekali lagikonteksnya adalah perdata. Jadi terus terang sampai dengan tadi malamsaya karena khawatir membuat kesalahan dalam forum yang sangat baikini. Saya cek ulang apakah betul di beberapa negara paling tidak yangmudah dicari melalui internet. Anggota dewan betul-betul tidak … tidak“dilindungi.”

Ternyata memang tidak, tidak ada sama sekali. Jadi kalaupun adasekali lagi bentuknya forum khusus tapi tetap ada. Jadi tetap equaltreatment, cuma dipercepat karena kita bayangkan saja yang sudahterjadi begitu ada bupati yang misalnya dilantik di dalam penjara ataulembaga pemasyarakatan. Saya kira itu suatu hal yang sangat luar biasatapi itu disebabkan oleh sistem hukum kita yang memang satu perkarabisa memakan waktu sangat lama, sangat lama. Jadi dalam … dalampraktik memang kekhususan bukan pengistimewaan karena jabatan.Tapi pengkhususan karena ada tugas yang harus dia emban. Sehinggaprosesnya harus lebih cepat. Sebenarnya intinya di situ. Tapi sekali lagi,dua … dua apa namanya … dua hal tadi forum privilegiatum maupunparliamentary privileges konteksnya adalah perdata.

Nah, alasan yang kedua untuk pihak yang terkait adalah kalausoal dugaan yang terkait dengan tugas-tugas anggota dewan menurutperundang-undangan sebenarnya sudah ada. Mohon maaf, Yang Mulia,karena saya lupa pasalnya, nomor pasalnya tapi kan sudah … sudah adahak imunitas itu. Mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugasanggota dewan menurut anggota dewan menurut perundang-undangan.

Saya kira konteks Pasal 245 ayat (1) lebih khusus ke soal izin olehMahkamah Kehormatan. Terima kasih, Yang Mulia.

44. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Baik, terima kasih. Pemohon apakah masih ada ahli atau saksiyang akan diajukan, Pemohon Nomor 76 dulu?

Page 28: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

25

45. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 76/PUU-XII/2014:ERASMUS NAPITUPULU

Masih ada dua lagi, Yang Mulia. Mungkin di persidanganselanjutnya.

46. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Masih ada dua lagi?

47. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 76/PUU-XII/2014:ERASMUS NAPITUPULU

Ya. Dan satu saksi akan memberikan keterangan secara tertulis,Yang Mulia. Karena berhalangan untuk hadir. Terima kasih.

48. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Nomor 76, ya?

49. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 76/PUU-XII/2014:ERASMUS NAPITUPULU

Ya, Yang Mulia.

50. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Dua yang akan ke MK berikan keterangan?

51. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 76/PUU-XII/2014:ERASMUS NAPITUPULU

Benar, Yang Mulia.

52. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Satu tertulis?

53. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 76/PUU-XII/2014:ERASMUS NAPITUPULU

Satu tertulis, dua akan hadir di ruangan.

Page 29: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

26

54. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Oke. Pemohon Nomor 83?

55. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 83/PUU-XII/2014:AHMAD BIKY

Kami juga akan menghadirkan satu orang ahli lagi, Yang Mulia.

56. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Satu, ya. Pihak Terkait?

57. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT NASDEM: TAUFIK BASARI

Kemungkinan satu orang ahli, Yang Mulia.

58. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Satu. Pihak Terkait yang satunya?

59. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PKS: ISMAIL NGANGGON

Tidak ada, Yang Mulia.

60. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Tidak ada. Jadi, ada empat, ya. Bawa sekaligus saja deh sidangyang akan datang, semuanya. Tiga … ya, satu dari Pihak Terkait.

Sidang selanjutnya akan dilaksankan pada hari Rabu …Pemerintah akan ajukan ahli?

61. PEMERINTAH: BUDIJONO

Untuk sementara cukup, Yang Mulia.

62. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Soalnya biasanya tidak, makanya saya tidak tanya. Kalaukeuangan, pasti mengajukan ahli. Tapi kalau selain keuangan, jarang.

Sidang selanjutnya dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 29Oktober 2014, pukul 11.00 WIB untuk mendengarkan keterangan ahlidari Pemohon dan dari Pihak Terkait.

Page 30: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN …icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2014/08/risalah_sidang_7090_76... · risalah sidang perkara nomor 76 & 83/puu-xii/2014 perihal

27

Sidang hari ini selesai dan dinyatakan ditutup.

Jakarta, 10 Oktober 2014Kepala Sub Bagian Risalah,

t.t.d

Rudy HeryantoNIP. 19730601 200604 1 004

SIDANG DITUTUP PUKUL 15.38 WIB

KETUK PALU 3X

Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di MahkamahKonstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.