MAGISTER SAINS PSIKOLOGI PROGRAM ......Seluruh dosen di lingkungan Pascasarjana Magister Sains...
Transcript of MAGISTER SAINS PSIKOLOGI PROGRAM ......Seluruh dosen di lingkungan Pascasarjana Magister Sains...
i
DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DAN KEPERCAYAN DIRI
SEBAGAI PREDIKTOR MOTIVASI BERPRESTASI
SISWA DI SMP N 4 SALATIGA
TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mencapai derajat Magister Sains Psikologi
Oleh:
Marsyelin Josevin Rieuwpassa
832011002
MAGISTER SAINS PSIKOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS
Dukungan Sosial Orangtua dan Kepercayaan Diri
Sebagai Prediktor Motivasi Berprestasi Siswa
di SMP N 4 Salatiga
Disusun oleh:
Marsyelin Josevin Rieuwpassa
NPM 832011002
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 26 Februari
2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Menyetujui,
Pembimbing I
Dr.Christiana. H.Soetjiningsih
Pembimbing II
Dr.rer nat. A. Ign. Kristijanto,MS
iii
iv
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus
Kristus karena atas tuntunan, kasih, serta pengetahuan yang telah
dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini
dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun tesis ini
ada banyak dukungan yang diberikan dari pihak-pihak yang telah
membantu penulis selama ini. Lewat cinta, waktu, tenaga dan
pikiran kepada penulis, maka dari itu dengan penuh ungkapan
syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Ch. Hari Soetjiningsih, MS., Ph., D., selaku dosen
pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, masukan, serta motivasi bagi
penulis selama menyelesaikan tesis.
2. Dr.rer nat. A. Ign. Kristijanto, M.S., selaku dosen
pembimbing 2, yang juga telah memotivasi penulis, dan
selalu bersedia memberikan masukan, ilmu, dan
bimbingan bagi penulis.
3. Prof. Dr. Sutarto Wijono, Drs., MA., selaku Kaprogdi
Magister Sains Psikologi yang telah menerima penulis
untuk menuntut ilmu di Pascasarjana Magister Sains
Psikologi.
4. Seluruh dosen di lingkungan Pascasarjana Magister Sains
Psikologi, yang telah membimbing penulis selama studi di
Universitas Kristen Satya Wacana.
vi
5. Staff pegawai, Mas Agus, terima kasih karena telah
membantu penulis dalam segala urusan administrasi
selama studi.
6. Kepala sekolah, para guru, dan siswa SMP N 3 Salatiga
yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan
Tryout.
7. Kepala sekolah, para guru dan siswa di SMP N 4 Salatiga,
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
melakukan penelitian.
8. Orangtua tercinta (Johanis Rieuwpassa dan Anthonetha
Rieuwpassa) terima kasih banyak ku ucapkan atas kasih
sayang, cinta, motivasi, doa dan jerih payah papa dan
mama untuk membiayai penulis selama studi ini. Kakak
dan adik ku tersayang terima kasih banyak buat doa,
motivasi, dan perhatian bagi penulis selama
menyelesaikan tesis. Tuhan Yesus Memberkati.
9. Saudara-saudaraku yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu, penulis ucapkan terima kasih banyak untuk
dukungan dan doanya.
10. Teman-teman di MPY angkatan 2011. Kk Omi, Kk Irfan,
Kk Yuli, Kk Dwika, Mas Jadid, Kk Resa, Kk Nana, Kk
Barce, Kk Artha, Dwi, Viki,Vin, Nia, Yuvin, Veki, Gis
dan Ditha terima kasih banyak untuk kebersamaan kita
selama kuliah.
vii
Serta semua pihak, yang belum penulis sebutkan di atas,
yang telah membantu dalam penulisan tesis ini. Terimakasih
banyak.
Salatiga, Februari, 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dukungan
sosial orangtua dan kepercayaan diri sebagai prediktor motivasi
berprestasi siswa kelas 2 di SMP N 4 Salatiga. Pengumpulan data
menggunakan tiga skala yaitu; Dukungan Sosial Orangtua,
Kepercayaan Diri dan Motivasi Berprestasi. Dengan mengambil
sampel sebanyak 78 siswa. Hasil penelitian menunjukkan
Dukungan Sosial Orangtua memberikan pengaruh yang
signifikan sebesar (β= 0,308 dengan koefisien korelasi (r) =
0,543), sedangkan kepercayaan diri berpengaruh signifikan
sebesar (β=0,478 dengan koefisien korelasi (r) = 0,629). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Kepercayaan Diri berpengaruh
lebih besar terhadap Motivasi Berprestasi dibandingkan
Dukungan Sosial Orangtua.
Kata kunci: Dukungan Sosial Orangtua, Kepercayaan Diri,
Motivasi Berprestasi
ix
ABSTRACT
The objective of this study is to determine whether the
Parent Social Support and Self-Confidency as a predictor of
Student Achievement Motivation in SMP N 4 Salatiga. Totally 78
student in grade two are collected from SMP N 4 Salatiga. Data
collection used three scales of measurement which are: Parental
Social Support, Self Confidency and Student Achievement
Motivation, respectively. The results of this study show that the
Parental Social Support has a significant influence (β = 0,308
and r = 0,543), while Self Confidency has a significant influence
(β = 0,478 and r = 0.629). The results of this studi indicate that
the effect of student Self Confidency is greater toward the
Achievement Motivation in comparism to the Parental Social
Support.
Keywords: Parent Social Support, Self-Confidency, Achievement
Motivation
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul………………………………………... i
Lembar Pengesahan………………………………… .... ii
Pernyataan Tidak Plagiat……………………………. .. iii
Lembar Persetujuan Akses ............................................ iv
Ucapan Terimakasih ....................................................... v
Abstrak………………………………………………….. viii
Abtract…………………………………………………… ix
Daftar Isi………………………………………………… x
Daftar Tabel ..................................................................... xv
Daftar Gambar ................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN………………………………. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………... 1
1..2 Rumusan Masalah 13
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………… 13
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………. 13
1.4.1 Manfaat Teoritis……………………………... 13
1.4.2 Manfaat Praktis…………………………….... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15
2.1 Motivasi Berprestasi………………………………… 15
2.1.1 Definisi Motivasi Berprestasi……………….. 15
2.1.2 Teori Motivasi Berprestasi………………….. 17
xi
Halaman
2.1.3 Ciri-ciri Motivasi berprestasi………………… 21
2.1.4 Faktor-faktor yang memengaruhi
Motivasi Berprestasi………………………..... 23
2.2 Dukungan Sosial……………………………………… 25
2.2.1 Definisi Dukungan Sosial……………………. 25
2.2.2 Dukungan Sosial Orangtua………………….. 26
1. Defenisi Orangtua………………………… 26
2. Defenisi Dukungan Sosial Orangtua…….. 28
2.2.3 Aspek Dukungan Sosial Orangtua……............ 28
2.2.4 Efek Dukungan Sosial Orangtua…………….. 31
2.3 Kepercayaan Diri…………………………………….. 32
2.3.1 Defenisi Kepercayaan Diri………………….. 32
2.3.2 Aspek-aspek Kepercayaan Diri……………… 34
2.3.3 Efek Kepercayaan Diri………………............ .. 37
2.4 Hasil Penelitian Sebelumnya………………………….. 38
2.5 Kerangka Berpikir……………………………………. . 40
2.6 Model Penelitian…………………………………….. .. 45
2.7 Hipotesis…………………………………………….. ... 45
BAB III METODE PENELITIAN 46
3.1 Variabel Penelitian………………………………………….. 46
3.2 Definisi Operasional………………………………….. 46
xii
Halaman
3.2.1 Motivasi Berprestasi………………………… 46
3.2.2 Dukungan Sosial Orangtua…………………. 47
3.2.3 Kepercayaan Diri ……………………………. 47
3.3 Populasi dan Sampel.................................................... 47
3.3.1 Populasi dan Sampel………………………… 47
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel………………... 48
3.3.3 Metode Pengumpulan Data………………..... 48
3.4 Analisis Aitem……………….................................. 68
3.4.1 Uji Daya Diskriminasi Aitem………………. 68
3.4.2 Uji Hopotesis……………………………….. 69
3.5 Analisis Data ……………….................................. 70
3.5.1 Uji Asumsi………………………………….. 70
3.5.1.1 Uji Normalitas………………..................... 71
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas………………. 71
3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas…………….. 72
3.5.1.4 Uji Linearitas………………………. 72
3.6 Uji Coba Instrumen …………………………………. 72
3.6.1 Hasil Skala Motivasi Berprestasi…….......... 73
3.6.2 Hasil Skala Dukungan Sosial Orangtua…….. 73
3.6.3 Hasil Skala Kepercayaan Diri………………. 74
xiii
Halaman
BAB IV HASIL PENELITIAN………………………… 76
4.1 Deskripsi Tempat Penelitian…………………………. 76
4.2 Deskripsi Responden Penelian………………………. 79
4.3 Hasil Pengukuran Variabel …………………………… 80
4.3.1 Variabel Dukungan Sosial Orangtua.................. 81
4.3.2 Variable Kepercayaan Diri…………….......... 81
4.3.3 Variabel Motivasi Berprestasi……………….. 82
4.4 Hasil uji Prasyarat Analisi (Uji Asumsi)…………….. 84
4.4.1 Uji Normalitas……………………………….. 84
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas………………………. 87
4.4.3 Uji Multikolinearitas………………………… 89
4.4.4 Uji Linearitas……………………………….. 90
4.5 Uji Hipotses…………………………………………. 92
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)………….. 93
4.5.2 Uji Signifikansi Parameter Individual……… 93
4.5.3 Koefisien Determinasi …………………….. 95
4.6 Sumbangan Efektif…………………………………… 96
4.7 Pembahasan………………………………………….. 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................ 103
5.1 Kesimpulan………………………………………….. 103
5.2 Saran-saran…………………………………………… 103
DAFTAR PUSTAKA…………………………………… 106
LAMPIRAN................................................................... 113
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skala Motivasi Berprestasi .............................. 49
Tabel 3.2 Skala Dukungan Sosial Orangtua .................... 56
Tabel 3.3 Skala Kepercayaan Diri ................................... 62
Tabel 3.4 Sebaran Aitem yang baik dan Aitem tidak baik
Skala Motivasi Berprestasi ............................. 73
Tabel 3.5 Sebaran Aitem yang baik dan Aitem tidak baik
Skala Dukungan Sosial Orangtua…………… 74
Tabel 3.6 Sebaran Aitem yang baik dan Aitem tidak baik
Skala Kepercayan Diri……………... ............... 75
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin…………………………………….. 79
Tabel 4.2 Kategori Responden Berdasarkan Usia…………. 79
Tabel 4.3 Deskripsi Pengukuran Variabel Dukungan
Sosial Orangtua…………………………………. 80
Tabel 4.4 Deskripsi Pengukuran Variabel
Kepercayaan Diri………………………………. 82
Tabel 4.5 Deskripsi Pengukuran Variabel
Motivasi Berprestasi……………………………. 83
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorow-Smirnow………………. 87
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas……………………… 89
Tabel 4.8 Hasil Uji Zero Order Correlation Matrix………. 90
xv
Halaman
Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas Dukungan Sosial
Orangtua dan Motivasi Berprestasi…………… 91
Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas Kepercayaan Diri
dan Motivasi Berprestasi……………………….. 92
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Berganda
Signifikan Nilai F.. .......................................... 93
Tabel 4.12 Hasil UJi Regresi Berganda
Signifikan Nilai t............................................. 94
Tabel 4.13 Hasil Koefisien Determinasi
Ringkasan Model……………………………. 95
Tabel 4.14 Sumbangan Efektif Variabel Dukungan
Sosial Orangtua dan Kepercayaan Diri
terhadap Motivasi Berprestasi………………. 96
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4.1 Grafik Histogram pada Uji Normalitas…………….. 85
4.2 Grafik p- plot pada Uji Normalitas………………… 86
4.3 Scatterplot pada Uji Heteroskedastisitas………….. 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam
keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa
ditentukan oleh tingkat pendidikan. Setiap individu harus
memiliki motivasi yang baik sehingga individu dapat
meningkatkan prestasi. Dengan demikian, dukungan sosial
orangtua dan kepercayaan diri sangat penting untuk mendukung
individu meraih prestasi yang baik di sekolah. Dalam bab ini,
akan diuraikan mengenai latar belakang penulis ingin melakukan
penelitian tentang motivasi berprestasi dan mengapa hal ini
penting untuk diteliti.
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa
apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa
itu sendiri (Dani, 2012). Helbert Spencer (seorang filosof Inggris)
mengatakan bahwa pendidikan itu adalah menyiapkan individu
agar dapat menikmati kehidupan yang bahagia. Pendidikan juga
merupakan kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas (Atmadi & Setiyaningsih, 2000). Dalam
Undang-undang No 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
2
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangs, dan
negara.
Searah dengan hal di atas maka sistem pendidikan yang
ada di Indonesia dapat menghasilkan generasi-generasi bangsa
yang bermutu dalam menghadapi suatu perubahan yang lebih
baik. Mengingat bahwa pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting tetapi, yang dirasakan sekarang adanya
ketertinggalan di dalam mutu pendidikan baik pendidikan formal
maupun informal. Pendidikan memang telah menjadi penopang
dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, setiap individu seharusnya
dapat meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia yang
tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-
negara lain.
Setelah diamati, nampak jelas bahwa masalah yang serius
dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, salah
satunya adalah pendidikan formal. Hal itulah yang menyebabkan
rendahnya mutu pendidikan yang ada di Indonesia
(http://www.yepishare.com). Masalah yang dialami oleh
Indonesia saat ini jelas diakibatkan oleh merosotnya tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh setiap individu. Disamping itu juga
prestasi yang dimiliki oleh siswa merupakan salah satu komponen
yang membuat kualitas pendidikan di Indonesia mulai merosot.
Dalam sebuah harian pagi dikemukakan bahwa rendahnya
3
kualitas pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas
guru, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, dan
rendahnya prestasi siswa (Padang Ekspres, 2012). Ini diakibatkan
karena kualitas pendidikan di Indonesia belum merata. Di
sejumlah tempat masih banyak warga yang tidak bisa menempuh
pendidikan yang baik akibat mahalnya biaya sekolah dan
kurangnya sarana fisik yang di miliki. Inilah realita yang dialami
dunia pendidikan di Indonesia.
Kondisi yang terjadi menghambat Indonesia untuk bisa
bangkit mengatasi masalah rendahnya kualitas sumber daya
manusia (http://santhikal .blogspot.com). Salah satu bentuk
pendidikan yang harus ditempuh oleh individu selain pendidikan
dasar adalah pendidikan menengah. Pendidikan menengah
diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan
dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik
dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam pendidikan yang
lebih tinggi (perguruan tinggi) bahkan memasuki dunia kerja
(Hamalik, 2011).
Salah satu pendidikan menengah yang ada di Salatiga
adalah SMP N 4 Salatiga yang berdiri pada tahun 1983 yang
berlokasi di Jln Pattimura 47 Salatiga. Visi dari SMP N 4 Salatiga
adalah terbentuknya pribadi siswa yang santun, etis berbudi luhur
dan terwujudnya peringkat sekolah yang unggul di atas rata-rata.
4
Mengingat pendidikan itu penting SMP N 4 Salatiga juga
mempunyai visi yang baik untuk meningkatkan prestasi siswa.
Pada tahun pertama dibuka, SMP N 4 Salatiga menampung siswa
sebanyak 830, namun terjadi penurunan pada tahun 2009.
Penurunan jumlah siswa disebabkan oleh rendahnya prestasi.
Kenyataan yang ada membuktikan bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia masih rendah yang ditunjukkan data
Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata
hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia
dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918
SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang
mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years
Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The
Diploma Program (DP). Selain itu data dari education for all di
Indonesi pada tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia berada
di peringkat 65, tahun ini merosot ke peringkat 69 dari 127
negara, sedangkan data Indeks Pengembangan Pendidikan (IPP),
Indonesia menempati peringkat 124 dari 187 negara. Pada tahun
2014 ranking pendidikan di Indonesia adalah yang paling rendah
(nomor 40) dari ranking 40 negara di dunia, berdasarkan
publikasi terbaru dari Pearson Education (2014). Untuk
mengoptimalkan upaya peningkatan kualitas pendidikan perlu
diperhatikan bahwa tercapainya tujuan pendidikan dapat dilihat
dari prestasi yang dimiliki oleh individu. Pengembangan potensi
yang dimiliki oleh individu tentunya tidak akan terlepas dari
5
motivasi berprestasi (Dewata, 2011). Akan tetapi permasalahan
yang sering muncul disekolah adalah merosotnya angka rapor
dan rendahnya prestasi akademik siswa. Salah satu penyebab
banyak siswa yang gagal disebabkan oleh rendahnya motivasi
berprestasi yang di miliki. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Carrol, (2003, dalam Garliah & Nasution, 2005),
yang menunjukkan bahwa rata-rata 30% individu gagal
disebabkan karena rendanya motivasi berprestasi.
Motivasi berprestasi bagi keberhasilan individu adalah
karena motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk
menyelesaikan sesuatu, dalam mencapai suatu standar
kesuksesan, dan melakukan suatu usaha demi mencapai suatu
tujuan (Santrock, 2003). Menurut Winkel (1992), motivasi
berprestasi adalah daya penggerak dalam diri individu untuk
memperolah keberhasilan dan melibatkan diri dalam kegiatan, di
mana keberhasilannya tergantung pada usaha pribadi dan
kemampuan yang dimilikinya. Mengingat pentingnya motivasi
berprestasi bagi keberhasilan siswa, maka setiap siswa
diharapkan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
Salah satu hal yang dapat memotivasi individu menurut
McClelland (1987) adalah kebutuhan untuk berprestasi (need for
achievement), bagaimana individu melakukan sesuatu dengan
sebaik-baiknya, lebih cepat dan lebih efisien dengan hasil akhir
yang maksimal bila dibandingkan dengan apa yang telah
dilakukan sebelumnya. Santrock (2003) mengatakan bahwa
motivasi berprestasi siswa terbentuk dalam interaksi individu dari
6
lingkungan sosialnya. Iyer & Kamalanabhan (2006), mengatakan
motivasi berprestasi adalah kecenderungan untuk menjadi unggul.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya kecenderungan untuk
mementingkan keunggulan, adanya rasa ingin dilihat sebagai
orang yang memiliki standar keunggulan atau sukses dalam
situasi persaingan. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi
biasanya aktif, pekerja keras, menetapkan standar yang tinggi,
menyukai tugas yang menantang dan mengejar kualitas. Motivasi
berprestasi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang
mempengaruhi motivasi berprestasi, yaitu faktor intrinsik seperti
cita-cita, kepribadian, kepercayaan diri dan inteligensi sedangkan
faktor ekstrinsik seperti lingkungan keluarga, sekolah atau
kampus, masyarakat dan budaya. Dalam penelitian ini penulis
memilih dua faktor, yaitu dukungan sosial orangtua dan
kepercayaan diri.
Melalui wawancara tanggal 05 April 2013 dengan dua
orang guru BK yang mengatakan bahwa sebelum menjadi SMP N
4 sekolah ini dulu adalah Sekolah Teknik Negeri (ST) dengan
jumlah siswa 830. Setelah berakhir pada tanggal 31 Desember
1983 Sekolah Teknik diganti dengan SMP N 4 Salatiga sampai
sekarang. Pada tahun 2007-2008 menjadi 611 siswa. Tahun 2009-
2010 mengalami peningkatan menjadi 631 siswa, tahun 2012-
2013 terjadi penurunan menjadi 618 siswa, sedangkan tahun 2014
ada peningkatan jumlah siswa menjadi 640. Jika dibandingkan
dengan beberapa sekolah negeri lainnya SMP N 4 Salatiga
mengalami masalah dengan prestasi siswa. Ini disebabkan karena
7
rendahnya prestasi yang dimiliki oleh siswa-siswi tersebut. Ada
kelas tertentu yang ditempati oleh siswa yang memiliki motivasi
berprestasi yang tinggi. Siswa-siswi tersebut menempati kelas A
sedangkan siswa-siswi yang memiliki motivasi berprestasi yang
paling rendah menempati kelas yang paling akhir yaitu kelas H.
Siswa yang motivasi berprestasi tinggi selalu yakin akan
kemampuan untuk meraih sukses, selalu menggunakan waktu
dengan baik, selalu berusaha mempertahankan prestasi di kelas,
dan selalu mengumpulkan tugas tepat waktu sedangkan siswa
yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah selalu bolos
setiap jam pelajaran, malas mengerjakan tugas, kurang perhatian
di kelas dan mereka kurang percaya diri dalam proses belajar
mengajar.
Penulis juga melakukan wawancara dengan 2 orang guru
yang mengajar di kelas H. Ada kesulitan ketika harus mengajar
karena siswa-siswa kadang tidak peduli dengan apa yang
diajarkan oleh guru. Mereka lebih suka menghabiskan waktu di
kantin sekolah daripada masuk kelas untuk mendapat pelajaran.
Ada siswa yang mengatakan bahwa orangtua mereka tidak pernah
peduli dengan pendidikan di sekolah. Santrock (2002)
mengatakan ketika anak berkembang menjadi remaja, mereka
akan mengalami masa transisi di masa sekolahnya, dari sekolah
dasar menuju sekolah menengah pertama (SMP). Monks dkk.
(1998) masa remaja awal berusia 12-15 tahun yang merupakan
siswa SMP. Pada masa ini anak akan mengalami banyak
perubahan yang sering menimbulkan masalah baik dari remaja itu
8
sendiri, orangtua (keluarga) maupun sekolah. Perubahan-
perubahan itu berkaitan tehadap citra tubuh, lingkungan yang
baru dan bertambahnya mata pelajaran di sekolah. Alasan penulis
memilih variabel motivasi berprestasi dan dukungan sosial
orangtua karena dari hasil-hasil penelitian terlihat bahwa
dukungan sosial dari orangtua (keluarga) memegang peranan
penting dalam keberhasilan anak dalam proses pendidikan.
Keluarga merupakan tempat dimana seorang anak pertama
kalinya memperoleh pendidikan, mengenal nilai-nilai maupun
peraturan yang harus diikutinya, serta mendasari anak untuk
melakukan hubungan sosial yang lebih luas. Keluarga
memberikan dukungan untuk berprestasi dan sukses terkait
dengan harapan dari orangtua kepada anak-anak. Yurika (2010)
mengatakan bahwa terbentuknya motivasi bersumber dari cara
orangtua mendidik dan mengasuh anaknya. Orangtua yang
mendidik anaknya untuk berusaha menentukan sendiri apa yang
sebaiknya dilakukan dan mampu mengerjakan tugas-tugas
disertai dengan sikap orangtua yang selalu menghargai setiap
prestasi yang telah dicapai anak, akan menumbuhkan motivasi
berprestasi yang tinggi pada anak.
Pemilihan variabel dukungan sosial orangtua terhadap
motivasi berprestasi didukung dengan beberapa hasil penelitian
berikut: berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Coleman &
Maqsud (1993), menunjukkan bahwa peran interaksi orangtua
dalam memberikan dukungan sosial kepada anak-anak
berhubungan positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi.
9
Dalam pengertian makin besar dukungan sosial orangtua makin
tinggi motivasi berprestasi anak-anak. Sebaliknya makin kecil
dukungna sosial orangtua, maka makin rendah motivasi
berprestasi anak-anak. Penelitian yang dilakukan Wentzel (1998),
menunjukkan bahwa dukungan sosial sangat berperan penting
terhadap prestasi anak. Selain itu Verkuyten et al. (2001)
menemukan bahwa dukungan sosial orangtua berpengaruh
terhadap motivasi berprestasi anak, khususnya bagi keluarga-
keluarga yang masih mempertahankan budaya kekerabatan.
Dalam hubungan kekerabatan ini dukungan sosial orangtua
sangat berpengaruh terhadap motivasi berprestasi anak-anak
mereka. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dimana
Verkuyten et al. (2001) melakukan tiga kali studi terhadap anak-
anak Turki dan anak-anak Belanda, dimana ditemukan bahwa
anak-anak dari keluarga Turki memiliki dukungan sosial yang
lebih tinggi dibandingkan dengan dukungan sosial orangtua dari
keluarga Belanda. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
dukungan sosial orangtua dari anak-anak Turki berpengaruh posif
dan signifikan terhadap motivasi berprestasi. Sedangkan,
dukungan sosial dari orangtua anak-anak Belanda tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi berprestasi anak,
karena motivasi berprestasi yang dimiliki oleh anak-anak Belanda
merupakan tanggung jawab pribadi. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan oleh Solek & Schoenfelder (2007) menunjukkan bahwa
dukungan keluarga mempunyai pengaruh yang kuat pada
motivasi berprestasi anak-anak.
10
Di dalam kehidupan anak sebagian besar keluarga
memberikan dukungan untuk berprestasi dan sukses terkait
dengan harapan keluarga/orangtua. Hal di atas didukung dengan
riset telah dilakukan oleh Crandall (Maqsud & Coleman, 1993)
yang menunjukkan bahwa orangtua mempunyai pengaruh kuat
pada pengembangan motivasi berprestasi anak mereka.
Selanjutnya McClelland dan Pilon (Maqsud & Coleman, 1993),
pengharapan orangtua terhadap masa depan anak-anak, serta anak
belajar melalui pengamatan langsung adalah penting dalam
pengembangan motivasi berprestasi mereka. Jadi anak-anak yang
berprestasi, mempunyai inisiatif, dan daya saing diperkuat oleh
orangtua mereka, lebih mungkin untuk berkembangnya motivasi
berprestasi yang lebih tinggi (Spence, 1983; Woollfolk, 1990
dalam Maqsud & Coleman, 1993). Dalam kajian selanjutnya,
Paulson (Santrock, 2003) menyatakan bahwa melalui model
kombinasi pola asuh orangtua yang di dalamnya terdapat
dukungan sosial orangtua akan mampu memberikan dukungan
terhadap anak, hal ini akan membuat anak memiliki motivasi
berprestasi yang tinggi.
Selain variabel dukungan sosial dari orangtua terhadap
motivasi berprestasi kepercayaan diri juga turut berpengaruh
terhadap motivasi berprestasi. Loekmono (1983) menyatakan
bahwa kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya
melainkan berkaitan dengan kepribadian seseorang. Dari
kepercayaan diri yang dimiliki akan membuat individu selalu
yakin akan kemampuannya. Rasa kurang percaya diri dapat
11
timbul ketika individu menghadapi perubahan situasi seperti
menghadapi lingkungan baru, menghadapi orang-orang yang baru
dikenal, adanya suasana bersaing di sekolah, dan masuk ke
lingkungan yang ramai atau berhadapan dengan orang yang status
sosial lebih tinggi. Timbulnya rasa cemas itu, merupakan salah
satu indikasi adanya gejala kurangnya kepercayaan diri pada anak
(Hakim, 2002). Tingkat kepercayaan diri yang baik memudahkan
individu dalam pengambilan keputusan, membangun hubungan
dengan orang lain, dan membantu individu untuk
mempertahankan kesuksesan dalam pembelajaran di sekolah,
sehingga secara tidak langsung akan memengaruhi prestasi yang
dimiliki (http://blogspot.com/2012/ pengaruh-kepercayaan
diri,html).
Namun pada dasarnya tidak semua siswa memiliki rasa
percaya diri yang cukup. Perasaan malu, sungkan dan lain
sebagainya dapat menjadi kendala seorang siswa dalam proses
belajar mengajar di sekolah maupun di lingkungannya.
Berdasarkan hasil wawancara dari seorang guru di SMP N 4
Salatiga mengatakan bahwa sebagian siswa yang memiliki
motivasi berprestasi rendah disebabkan karena malu untuk
bertanya di kelas, tidak mau berbagi dengan teman-teman ketika
mengalami kesulitan, dan selalu menjadi siswa yang pendiam.
Hal ini disebabkan setiap siswa memiliki lingkungan dan latar
belakang yang berbeda-beda, sehingga hal itu memengaruhinya
dalam pembentukan rasa percaya diri. Rini (2002) menyatakan
bahwa rendahnya kepercayaan diri yang dimiliki akan
12
menggangu individu, terlebih ketika individu tersebut
diperhadapkan pada tantangan ataupun situasi yang baru.
Penulis memilih variabel kedua kepercayaan diri karena
kepercayaan diri juga penting bagi individu. Kepercayaan diri
yang positif akan memudahkan individu untuk memiliki
kompetensi untuk meraih prestasi yang baik. Sejalan dengan
Fernald & Fernald, (1999, dalam Luxori, 2005) menyatakan
bahwa faktor-faktor yang dapat memengaruhi motivasi
berprestasi individu, salah satunya adalah apabila individu
percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu sehingga
berpengaruh dalam bertingkah laku. Pemilihan variabel
kepercayaan diri terhadap motivasi berprestasi didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Hamdan (2009) menemukan
bahwa kepercayaan diri berpengaruh terhadap motivasi
berprestasi, jika individu mempunyai kepercayaan diri yang
tinggi maka motivasi berprestasinya akan menjadi tinggi, dan
sebaliknya jika individu memiliki kepercayaan diri yang rendah
(negatif) maka motivasi berprestasi menjadi rendah. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh Santoso & Brotowidagdo (2012)
menunjukkan bahwa kepercayaan diri berpengaruh terhadap
motivasi berprestasi pada mahasiswa Universitas Semarang.
Mengingat bahwa pendidikan itu penting bagi setiap
individu, namun pada dasarnya pendidikan di SMP N 4 Salatiga
mengalami masalah terhadap motivasi berprestasi siswa,
sedangkan motivasi berprestasi dapat dipengaruhi oleh dukungan
sosial orangtua dan kepercayaan diri. Berdasarkan hasil-hasil
13
penelitian yang ada, maka penulis ingin melakukan penelitian
lebih lanjut terhadap dukungan sosial orangtua dan kepercayaan
diri sebagai prediktor motivasi berprestasi siswa di SMP N 4
Salatiga.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah
dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri dapat
dijadikan preditor motivasi berprestasi siswa di SMP N 4
Salatiga.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk
menentukan dukungan sosial orangtua dan kepercayaan
diri sebagai prediktor motivasi berprestasi siswa di SMP
N 4 Salatiga.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ilmiah
dalam usaha untuk memperoleh pemahaman tentang
dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri sebagai
prediktor motivasi berprestasi, dan secara khusus
penelitian ini bermanfaat pada bidang studi Psikologi
Pendidikan.
14
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga pendidikan dapat memberikan sumbangan
penelitian agar lembaga dapat mengetahui tentang
bagaimana meningkatkan motivasi berprestasi pada
siswa SMP.
b. Bagi siswa diharapkan penelitian ini dapat memberikan
pemahaman untuk mengembangkan motivasi berprestasi
yang lebih baik dan lebih meningkatkan kepercayaan
diri.
c. Bagi orangtua agar lebih memperhatikan dan
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam
mengasuh dan memberikan dukungan sosial secara
optimal.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas mengenal landasan teoritik
yang terdiri dari defenisi, aspek-aspek, teori dan faktor-faktor
yang mempengaruhi masing-masing variabel. Selain itu juga
dijelaskan mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya, kerangka
berpikir, hipotesis penelitian dan model penelitian.
2.1. MOTIVASI BERPRESTASI
2.1.1 Definisi motivasi berprestasi
Djamarah (2002) menyatakan, motivasi adalah suatu
perubahan energi dalam diri individu yang berbentuk aktivitas
nyata berupa kegiatan fisik, di mana individu mempunyai tujuan
tertentu dari aktivitasnya, maka individu mempunyai motivasi
yang kuat untuk mencapainya. Handoko (2006) menyatakan,
motivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang ada di dalam diri
individu, yang menimbulkan, mengarahkan dan
mengorganisasikan tingkah laku. Santrock (2007) juga
menyatakan, bahwa motivasi adalah proses yang memberi
semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Selain itu juga motivasi
merupakan hasil interaksi antara individu dengan situasi. Setiap
individu memiliki dorongan motivasional dasar yang berbeda-
beda. Motivasi juga merupakan proses yang menjelaskan
intensitas, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuan
(Robbins, 2008). Mc Donald, (2004, dalam Hamalik, 2011)
16
menyatakan, “motivation is an energy change within the person
characterized by affective arousal and anticipatory goal
reaction” ( motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan). Terry, (2001 dalam Hasibuan,
2012) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang
terdapat pada diri individu yang merangsangnya untuk melakukan
tindakan-tindakan.
McClelland (1987) menyatakan bahwa kebutuhan untuk
berprestasi (need for achievement) adalah suatu pikiran yang
berhubungan dengan melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya,
lebih cepat dan lebih efisien dengan hasil akhir yang maksimal
bila dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnnya.
Motivasi berprestasi berhubungan dengan kemampuan untuk
mengatasi rintangan dan memelihara semangat kerja yang tinggi,
bersaing (melalui usaha keras), dan mengungguli orang lain
(Asnawi, 2002). Handoko (2003) menyatakan bahwa motivasi
berprestasi adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri
individu untuk berusaha mencapai prestasi yang tinggi. Menurut
McClelland, (1987, dalam Rola & Wulandari, 2004) menyatakan
bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada pada diri
individu untuk mencapai sutu keberhasilan. Davis, (2000, dalam
Asnawi, 2002) juga menyatakan bahwa motivasi berprestasi
adalah dorongan untuk mengatasi rintangan dan mencapai
keberhasilan, sehingga menyebabkan individu bekerja lebih baik
lagi. McClelland, 1987 (dalam Hasibuan, 2012) menyatakan
bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu keinginan untuk
17
mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan,
dan pertumbuhan.
Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan
bahwa motivasi berprestasi sangat penting untuk mendorong
individu mencapai kesuksesan. Kebutuhan yang mendorong
individu melakukan suatu usaha untuk mencapai tujuan yaitu
menghasilkan prestasi yang lebih baik sesuai dengan standar
keunggulan.
2.1.2 Teori motivasi berprestasi
Teori kebutuhan berprestasi dikembangkan David
McClelland (1987) dan rekan-rekannya. Teori yang
dikembangkan berfokus pada tiga kebutuhan yaitu: pencapaian,
kekuatan, dan hubungan. Ketiga model dimensi kebutuhan ini
dapat didefenisikan sebagai berikut:
1. Kebutuhan pencapaian (need of achievement): dorongan
untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha untuk
berhasil.
2. Kebutuhan kekuatan (need of power): kebutuhan untuk
membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
3. Kebutuhan hubungan (need of affiliation): keinginan
untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah
dan akrab.
18
Dalam bidang pendidikan, jenis motivasi yang paling
penting adalah motivasi berprestasi yang mendorong individu
untuk mencapai prestasi. Menurut Salam & Ada, 2003), dalam
motivasi berprestasi terdapat kemampuan yang terorganisir pada
diri individu untuk mewujudkan suatu keadaan yang lebih tinggi,
sehingga perasaan ingin suksesnya dapat tercapai. Selain itu, di
dalam motivasi berprestasi juga mengandung kondisi psikologis
yang mendorong atau mengerakkan individu untuk memenuhi
keinginan atau kebutuhannya (Salam & Ada, 2003). Dengan kata
lain, adanya kemampuan maupun kondisi psikologi, maka
individu bertingkah laku untuk memenuhi kebutuhan (needs).
Berkaitan dengan needs, Maslow (1970) dengan teori
hirarkinya mengatakan bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah
kebutuhan dasar. Kebutuhan-kebutuhan tersebutlah yang
membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku individu. Maslow
membagi kebutuhan dalam 5 kategori, yaitu:
1. Kebutuhan fisiologi (Physiological needs), seperti rasa
lapar, rasa haus, kebutuhan akan perumahan dan
sebagainya.
2. Kebutuhan rasa aman (sefety needs), yaitu kebutuhan
bebas dari bahaya, merasa aman, dan terlindung.
3. Kebutuhan rasa cinta dan sayang (needs for love and
belongingness), yaitu kebutuhan yang mendorong
individu untuk menjalin hubungan afektif atau emosional
dengan orang lain serta merasa diterima oleh
kelompoknya dan terlibat di dalamnya.
19
4. Kebutuhan akan penghargaan (needs for self esteem),
yaitu kebutuhan memperoleh penghargaan/berprestasi,
berkompetensi dan mendapatkan dukungan serta
pengakuan baik yang diberikan oleh orang lain maupun
yang dapat dirasakan sendiri.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (needs for self actualization),
kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk menunjukan
kemampuan dirinya.
Individu yang dapat mengaktualisasikan dirinya adalah
orang-orang yang kreatif, ekpresif dan dapat menjadi apa saja
menurut kemampuannya. Maslow, (1970 dalam Koeswara, 1991)
mengemukakan bahwa motivasi seseorang turut dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan sekitarnya dan keadaan sosial masyarakat.
Bila lingkungan tidak memberikan dukungan bagi pemenuhan
kebutuhan maka akan menghambat perkembangan dirinya.
Selain Maslow, Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” .
Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf
pertama dari tiga istilah yaitu : E=Existence (kebutuhan akan
eksistensi), R=Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan
dengan pihak lain, dan G=Growth (kebutuhan akan
pertumbuhan). Tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal
penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara
teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer.
Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki
pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada
dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep
20
Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self
actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer
menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu
diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer
disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin
besar pula keinginan untuk memuaskannya;
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih
tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih
rendah telah dipuaskan;
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang
tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk
memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat
pragmatisme oleh manusia yang menyadari keterbatasannya,
seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang
dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada
hal-hal yang mungkin dicapainya. Herzberg juga memberikan
kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori
yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari
motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau
“pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor
motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang
sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang,
sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau
21
pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang
berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku
seseorang dalam kehidupan seseorang.
Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan diatas penulis
memilih teori McClelland yang berdasarkan pada kebutuhan
pencapaian (need of achievement). McClelland (1987)
mengatakan bahwa individu yang memiliki dorongan yang kuat
untuk berhasil. Mereka lebih berjuang untuk memperoleh
pencapaian pribadi daripada memperoleh penghargaan dan juga
memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik
atau lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Dorongan ini
merupakan kebutuhan pencapaian (nAch). Dalam penelitian
terhadap kebutuhan menemukan bahwa individu dengan prestasi
yang tinggi membedakan diri mereka dari individu lain menurut
keinginan mereka untuk melakukan hal-hal yang lebih baik
(Luthans, 2006).
2.1.3 Ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi.
Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat penting
bagi individu. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang
tinggi akan mencapai prestasi yang baik. Apabila tidak ada
motivasi berprestasi dalam diri siswa maka akan menimbulkan
rasa malas dalam mengikuti proses belajar dan kesulitan dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Menurut McClelland (2002) ciri-ciri individu yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi yaitu:
22
1. Pengambilan resiko sedang, yaitu memilih pencapaian
prestasi dengan resiko sedang sehingga dalam
pengambilan tugas individu memiliki keyakinan dapat
meraih sukses dan menghindari kegagalan, serta sukses
yang dicapai dengan cara yang inovatif.
2. Menginginkan umpan balik, yaitu individu menyukai
aktivitas yang dapat memberikan umpan balik berharga
dan cepat mengenai kemajuan dalam mencapai tujuan.
Dengan demikian ini individu perlu memanfaatkan waktu
secara efektif, baik dalam belajar maupun dalam
mengerjakan tugas-tugas.
3. Puas dengan prestasi, yaitu orang yang tingkat prestasinya
tinggi menganggap bahwa menyelesaikan tugas
merupakan hal yang menyenangkan secara pribadi,
mereka tidak mengharapkan penghargaan material, namun
mereka memiliki pemikiran yang berorientasi pada
pengharapan akan penghargaan di masa depan.
4. Totalitas terhadap tugas, yaitu individu yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi cenderung total dan gigih
dengan mengerjakan tugas, hingga dapat
menyelesaikannya dengan sukses. Mereka tidak mau
meninggalkan pekerjaan terbengkalai dan tidak cepat puas
dengan diri sendiri sehingga mereka menggunakan usaha
maksimal dan memperoleh hasil yang optimal, dan dalam
bekerja lebih mengutamakan pencapaian prestasi dari
pada hubungan sosial.
23
Menurut Ivancevich dkk. (2006), karakteristik individu
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah:
1. Suka menerima tanggung jawab dalam memecahkan
masalah.
2. Cenderung menetapkan pencapaian yang moderat dan
cenderung mengambil resiko yang telah
diperhitungkan.
3. Menginginkan umpan balik atas kinerja.
Berdasarkan beberapa pandangan mengenai ciri-ciri
motivasi berprestasi di atas, dalam penelitian ini menggunakan
ciri-ciri motivasi berprestasi yang dikemukan oleh McClelland
(2002) dan motivasi berprestasi dalam penelitian ini dikaitkan
dalam akademik (studi). Hal ini disebabkan karena di dalam cirri-
ciri yang dikemukan oleh McClelland (2002) terkandung semua
ciri-ciri oleh tokoh lain.
2.1.4 Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi
Setiap individu memiliki tingkat motivasi berprestasi yang
berbeda-beda, tetapi semua itu tergantung dari faktor-faktor yang
memengaruhi. Heckhausen (Haditono, 1979) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah:
1. Faktor intrinsik, meliputi: tujuan yang ditetapkan, harapan
yang diinginkan, cita-cita yang dimiliki, memiliki
kepercayaan diri yang positif, rasa takut untuk sukses atau
kecenderungan menghindari sukses, pengalaman, dan
potensi dasar yang dimiliki dalam hal ini inteligensi.
24
2. Faktor ekstrinsik, meliputi: situasional, norma kelompok,
timbulnya resiko sebagai akibat dari potensi yang
diperolah, sikap terhadap kehidupan dan lingkungan.
Lingkungan yang baik dan memberikan dukungan
terhadap individu sangat mempengaruhi motivasi
berprestasi. Dalam hal ini anak sangat membutuhkan
dukungan sosial orangtua sebagai orang yang paling dekat
dan lebih mengenal kehidupan anak. Sejalan dengan hal
tersebut Crow dan Crow (1984), mengemukakan bahwa
sikap terhadap lingkungan akan mempengaruhi motivasi
berprestasi, artinya sikap terhadap lingkungan merupakan
petunjuk tentang pandangan dan penilaian individu
terhadap lingkungannya. Sikap positif terhadap
lingkungan akan meningkatkan motivasi berprestasi,
sedangkan sikap negatif terhadap lingkungan akan
menurunkan motivasi berprestasi.
Hurlock (1999), mengatakan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi motivasi berprestasi terbagi dalam dua bagian
yaitu:
1. Faktor pribadi yang meliputi: keinginan untuk mencapai
apa yang dicita-citakan untuk masa depan, dan apa yang
pernah dialami di masa lampau.
2. Faktor lingkungan yang meliputi: harapan sosial, tekanan
dari teman sebaya, penghargaan sosial bagi prestasi yang
tinggi dan penolakan sosial bagi prestasi yang rendah.
25
Berdasarkan uraian di atas, maka faktor-faktor tersebut
harus diperhatikan oleh orangtua dan guru sehingga motivasi
berprestasi siswa terus ditingkatkan dalam mencapai prestasi
yang lebih baik.
2.2. DUKUNGAN SOSIAL
2.2.1. Definisi dukungan sosial
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan,
papan), kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, sekolah,
pekerjaan) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa
aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhi tanpa
bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang
menghadapi masalah, baik ringan maupun berat. Pada saat-saat
seperti itu seseorang akan mencari dukungan sosial dari orang-
orang di sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai,
diperhatikan dan dicintai (Kuntjoro, 2002).
Rook, (1985, dalam Smet, 1994) dukungan sosial adalah
salah `satu diantara fungsi pertalian (ikatan) sosial. Ikatan- ikatan
sosial menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan
interpersonal. Ikatan dan hubungan dengan orang lain dianggap
sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara emosional
dalam kehidupan individu. Gottlieb, (1983, dalam Smet, 1994)
dukungan sosial yang terdiri dari informasi atau nasehat verbal
maupun non verbal yang berupa bantuan nyata atau tindakan
yang diberikan oleh adanya keakraban atau adanya kehadiran
seseorang yang mempunyai manfaat atau efek terhadap perilaku
26
bagi penerima. Wellman, (1981, dalam Smet, 1994) mengatakan
bahwa dukungan sosial hanya dapat dipahami jika orang tersebut
tahu mengenai struktur jaringan sosila dan menjadi anggotanya.
Hal ini berarti bahwa dukungan sosial adalah perasaan sosial
yang dasar yang dibutuhkan terus-menurus, dipuaskan dalam
interaksi dengan orang lain. Smet (1994) juga menambahkan
bahwa dukungan sosial merupakan suatu bentuk perhatian,
penghargaan atau pertolongan yang diterima oleh individu lain
atau kelompoknya. Informasi tersebut diperoleh dari pola
hubungan keluarga, guru, teman sebaya, kelompok atau
organisasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
dukungan sosial adalah ikatan sosial yang dijalin secara akrab
antara individu satu dengan yang lain dalam lingkungan
masyarakat, keluarga, organisasi dan sekolah dan lain-lain.
Diberikan dalam bentuk informasi atau bantuan yang diperoleh
dari orang lain karena adanya keakraban sehingga individu
tersebut merasa diperhatikan, dicintai, dihargai, dihormati serta
mempunyai kesempatan yang baik untuk memahami masalah
secara bersama-sama.
2.2.2. Dukungan Sosial Orangtua
1. Definisi Orangtua
Eminyam (2001) mengemukakan bahwa orangtua yang
terdiri dari suami atau istri atau ayah dan ibu yang membentuk
satu keluarga dan bersatu dalam ikatan pernikahan, yang
27
didalamnya mereka melaksankan tugas dan tanggung jawab
terhadap anak-anak yang lahir dari pernikahan mereka. Oleh
karena itu keluarga harus menjadi sekolah yang pertama, dimana
orangtua memberikan contoh dan teladan yang baik. Sejalan
dengan itu Setyani (2005) mengungkapkan bahwa orangtua
adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu
keluarga, yang dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut dengan
ayah dan ibu. Pendapat tersebut menekankan bahwa orangtua
adalah penanggung jawab kelangsungan hidup keluarga. Munir
(2010) juga menyatakan bahwa orang tua memiliki tanggung
jawab dalam membentuk serta membina anak-anak, karena
keluarga merupakan tempat dimana anak bertumbuh dan
berkembang untuk mempelajari atau mengetahui kehidupan.
Sukma (2011) juga menyatakan bahwa orang tua sebagai
lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai
lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu
proses pendidikan sehingga orang tua berperan sebagai pendidik
bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan
lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan
anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak
diterima anak adalah dalam keluarga.
Berdasarkan pernyatan di atas, dapat disimpulkan bahwa
orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam
suatu keluarga, yang dalam kehidupan sehari-hari disebut ayah
dan ibu yang berfungsi sebagai pelindung setiap anggota
28
keluarga, pendidik, pelaku kegiatan ekonomi, pengasuh serta
membesarkan anak-anak.
2. Definisi dukungan sosial orangtua
House, (1986, dalam Wijaya, 2012) menyatakan bahwa
dukungan sosial orangtua adalah dorongan atau bantuan yang
diterima individu dari orangtuanya sehingga dapat meningkatkan
keyakinan dan memiliki perasaan positif mengenai dirinya
sendiri. Demaray dan Malecki (2002), mengatakan bahwa
dukungan sosial sebagai persepsi individu dari dukungan umum
atau tindakan spesifik yang bersifat mendukung dari orang-orang
dalam jaringan sosial yang fungsinya sebagai pelindung. Sumber
dukungan ini berasal dari orangtua, teman, guru, teman dekat atau
sekolah.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
dukungan sosial orangtua merupakan sikap orang tua kepada
individu yang membuatnya merasa diterima, dicintai,
diperhatikan dan merasa menjadi bagian dalam keluarga.
2.2.3 Aspek-aspek dukungan sosial orangtua
Menurut House, (1986, dalam Smet, 1994), dukungan
sosial terdiri atas empat aspek, yaitu:
1. Dukungan emosional, yaitu dukungan orangtua dalam
memberikan keyakinan bahwa individu dicintai dan
diperhatikan. Aspek ini mencakup dukungan yang
29
diwujudkan dalam bentuk ungkapan empati dan
kepedulian.
2. Dukungan penghargaan/penilaian, yaitu dukungan
orangtua terhadap individu sebagai bahan introspeksi diri
dan motivasi agar berbuat lebih baik dari sebelumnya.
Aspek ini terjadi lewat penghargaan/penilaian positif
orangtua terhadap individu, motivasi untuk maju dan
memiliki pandangan positif terhadap keberhasilan orang
lain.
3. Dukungan informatif, yaitu dukungan orangtua untuk
membantu individu memecahkan masalah. Aspek ini
mencakup pemberian nasihat dan saran-saran untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
4. Dukungan instrumental, yaitu dukungan orangtua yang
berupa barang dan jasa yang dapat membantu kegiatan
individu. Aspek ini mengungkapkan dukungan sosial yang
mencakup bantuan langsung yang diwujudkan dalam
bentuk uang, tenaga, waktu, dan pemberian hadiah.
Weiss, (1974, dalam Cutrona & Russell, 1987)
mengusulkan enam aspek yang berasal dari hubungan dengan
orang lain. Keenam aspek tersebut adalah guidance (saran dan
informasi), reliable alliance (bantuan yang nyata), attachment
(ekspresi mengenai kepedulian dan cinta), reassurance of worth (
kemampuan untuk menghormati dan kualitas individu), social
integration (kepentingan dan keprihatinan bersama dalam
kelompok), dan opportunity to provide nurturance (dukungan ini
30
berupa perasaan individu bahwa ia dibutuhkan oleh orang lain).
Sejalan dengan Drageset (2012) yang menguraikan mengenai
enam aspek dari Weis, yaitu attachment (hubungan yang
dirasakan dimana individu memperoleh kedekatan emosional dan
rasa aman. Tidak adanya hubungan tersebut dapat mengakibatkan
rasa kesepian, social integration ( menjadi bagian dari suatu
kelompok), reassurance of worth (suatu hubungan dimana
keterampilan dan kemampuan seseorang diakui), opportunity to
provide nurturance (tanggung jawab untuk kesejahteraan orang
lain), reliable alliance (suatu hubungan dimana seseorang dapat
mengandalkan bantuan dalam kondisi apapun dan tidak adanya
hal ini dapat mengakibatkan rasa kerentanan, guidance (suatu
hubungan dengan orang-orang yang dapat dipercaya yang dapat
memberikan saran).
Dari beberapa bentuk dukungan sosial orangtua dapat
disimpulkan bahwa semuanya memiliki dampak yang positif bagi
remaja. Dukungan sosial yang diberikan dapat berupa attachment,
guidance, reliable alliance, reassurance of worth, social
integration, and opportunity nurturance (Weis, 1974, dalam
Cutrona & Russell, 1987)
2.2.4. Efek dukungan sosial orangtua
Sarason, (1983, dalam Kuntjoro, 2002), mengatakan
bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, dan
kepedulian dari orang-orang yang dapat dipercaya serta yang
31
menghargai. Menurut Sarason , dukungan sosial dipengaruhi oleh
dua hal yaitu:
1. Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia, merupakan
persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat
diandalkan ketika individu tersebut membutuhkan bantuan
(pendekatan berdasarkan kuantitas).
2. Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima
dimana ini berkaitan dengan persepsi individu bahwa
kebutuhan yang diinginkan akan terpenuhi (pendekatan
berdasarkan kualitas).
Hal tersebut di atas menjadi sangat penting untuk
dimengerti oleh orangtua dalam memberikan dukungan sosial
kepada anak. Keberadaan anak dalam sebuah keluarga
merupakan hal yang sangat penting sehingga anak merasakan
bahwa mereka diperhatikan dan dicintai oleh orangtuanya.
Dukungan sosial bukan sekedar bantuan yang diberikan kepada
orang lain tetapi bagaimana bantuan yang diberikan kepada
seseorang dapat dimaknai.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa dukungan sosial
orangtua sangat penting diberikan sehingga individu merasa
bahwa ia diperhatikan dan memiliki rasa aman.
32
2.3. KEPERCAYAAN DIRI
2.3.1. Definisi kepercayaan diri
Rini (2002) kepercayaan diri adalah sikap positif seorang
individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan
penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hasan, 2001 (dalam
Khusnia & Rahayu, 2010), menjelaskan bahwa kepercayaan diri
adalah keyakinan akan kemampuan diri sendiri secara adekuat
dan menyadari kemampuan-kemampuan yang dimiliki serta dapat
memanfaatkannya secara tepat. Lauster, (1990, dalam Gulo,
1991) menambahkan bahwa kepercayaan diri sebagai keyakinan
dan kemampuan diri sendiri sehingga tidak mudah terpengaruh
dengan orang lain. Lindenfield (1997) mengungkapkan bahwa
orang yang percaya diri ialah orang yang puas dengan dirinya
sendiri dan kemampuan yang dimilikinya.
Lie (2003) mengungkapkan bahwa seseorang yang
percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang
sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa
berharga, mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk
meningkatkan prestasinya, mempertimbangkan berbagai pilihan,
serta membuat keputusan sendiri merupakan perilaku yang
mencerminkan percaya diri. Percaya diri merupakan dasar dari
motivasi diri untuk berhasil. Seseorang yang mendapatkan
ketenangan dan kepercayaan diri haruslah menginginkan dan
termotivasi dirinya. Banyak orang yang mengalami kekurangan
tetapi bangkit melampaui kekurangan sehingga benar-benar
33
mengalahkan kemalangan dengan kepercayaan diri dan motivasi
untuk terus tumbuh serta mengubah masalah menjadi tantangan.
Kepercayaan diri dan kebesaran hati membuatnya bersikap,
bergaul, bersama orang lain dengan penuh percaya diri dan
kemampuan menghadapi segala kesulitan dengan kepercayaan
diri yang besar.
Selanjutnya menurut Hakim (2002) rasa percaya diri tidak
muncul begitu saja pada diri seseorang ada proses tertentu
didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya
diri. Terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui
proses:
1. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses
perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan
tertentu.
2. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan kelebihan yang
dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa
berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-
kelebihannya.
3. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak
menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit
menyesuaikan diri.
4. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan
dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada
dirinya.
34
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu
keyakinan akan kemampuan yang dimiliki oleh individu sehingga
dirinya mampu untuk mengembangkan penilaian positif terhadap
diri sendiri maupun terhadap lingkungan serta situasi yang
dihadapinya sehingga individu merasa mampu untuk mencapai
berbagai tujuan di dalam dirinya dan tidak mudah terpengaruh
oleh orang lain.
2.3.2 Aspek-aspek kepercayaan diri
Lie (2003) mengemukakan beberapa aspek orang yang
mencerminkan percaya diri adalah:
1. Yakin kepada diri sendiri,
2. Tidak bergantung pada orang lain,
3. Tidak ragu-ragu, merasa diri berharga, tidak
menyombongkan diri,
4. Memiliki keberanian untuk bertindak.
Lauster, (1990, dalam Gulo, 1991) mengemukakan
beberapa aspek untuk meningkatkan kepercayaan diri:
1. Bertanggung jawab
Individu bersedia untuk menanggung segala konsekuensi
dari setiap tindakannya.
2. Optimis
Mampu (berhasil) mewujudkan rencana-rencananya, tidak
ragu-ragu dalam bertindak, lebih siap menghadapi atau
menerima akibat yang terjadi.
35
3. Ambisi
Memiliki keinginan yang besar untuk bersaing dengan
orang lain sehingga mampu mendorong individu untuk
berprestasi.
4. Mandiri
Dapat menentukan standar sendiri dan selalu
mengembangkan motivasinya.
Lindenfield (1997) membagi kepercayaan diri menjadi
dua bagian:
1. Percaya diri batin ( percaya diri yang member kita perasaan
dan anggapan bahwa kita dalam keadaan baik. Ada empat ciri
utama pada orang yang mempunyai percaya diri batin, yaitu:
a) Cinta diri
Cinta diri yang dimaksud adalah peduli tentang diri
individu sendiri sehingga perilaku dan gaya hidup yang
mereka tampilkan untuk memelihara diri sendiri.
b) Pemahaman diri
Dengan kemampuan memahami diri sendiri, seseorang
dalam kehidupannya tidak akan terhanyut untuk
merenungi diri sendiri, namun berusaha ingin mengetahui
tanggapan atau pendapat dari orang lain tentang diri
mereka. Dengan memiliki pemahaman diri yang baik,
individu akan menyadari kekuatan dan mengembangkan
kemampuannya.
36
c) Tujuan yang jelas
Orang yang percaya diri selalu mengetahui tujuan
hidupnya. Mempunyai pikiran yang jelas terhadap
tindakan yang dilakukan dan hasil yang akan diterima.
d) Pemikiran yang positif
Orang-orang yang percaya diri selalu berfikir positif,
memandang kehidupan dari sisi yang cerah dan selalu
berusaha mencari pengalaman dan hasil yang baik.
2. Percaya diri lahir (memungkinkan individu untuk tampil
dan berperilaku dengan cara menunjukkan bahwa individu yakin
akan diri sendiri). Untuk memberikan percaya diri kepada
individu perlu mengembangkan keterampilan dalam empat
bidang, yaitu:
a) Komunikasi
Keterampilan komunikasi menjadi dasar yang baik bagi
pembentukan sikap percaya diri. Menghargai pembicaraan
orang lain, berani berbicara di depan umum, tahu kapan
harus berganti topic pembicaraan, dan mahir dalam
berdiskusi adalah bagian dari keterampilan komunikasi
yang bisa dilakukan jika individu memiliki rasa percaya
diri.
b) Ketegasan
Sikap tegas dalam melakukan suatu tindakan juga
diperlukan, agar kita terbiasa untuk menyampaikan
aspirasi dan keinginan serta membela hak kita, dan
37
menghargai terbentuknya perilaku agresif dan positif
dalam diri.
c) Penampilan diri
Seorang individu yang percaya diri selalu memperhatikan
penampilan dirinya, baik dari gaya pakaian, dan gaya
hidupnya tanpa terbatas pada keinginan untuk selalu
menyenangkan orang lain.
d) Pengendalian perasaan
Pengendalian perasaan juga diperlukan dalam kehidupan
kita sehari-hari, dengan kita mengelola perasaan kita
dengan baik akan membentuk suatu kekuatan besar yang
pastinya menguntungkan individu tersebut.
2.3.3 Efek kepercayaan diri
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri
dapat timbul karena adanya pengakuan dari lingkungan. Seorang
individu akan berhasil dalam menyelesaikan tugasnya bila dirinya
mempunyai rasa percaya diri yang kuat (Dimyanti & Mudjiono,
2002). Kepercayaan diri bagi siswa sebagai kelompok remaja
merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena
siswa yang berada pada tahap remaja mengalami perkembangan,
yang membuat remaja tersebut mengalami banyak perubahan
seperti menghadapi lingkungan baru, menghadapi orang-orang
yang baru dikenal, dan adanya suasana bersaing di sekolah
(Hakim, 2002). Secara psikologis pada masa remaja ini anak-
anak berusaha mencari hal-hal yang baru. Perubahan yang terjadi
38
inilah yang menyebabkan individu mengalami kebingungan dan
mengalami krisis kepercayaan diri (Siahaan, 2006).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepercayaan
diri sangat penting bagi siswa yang berada pada tahap remaja.
Individu yang mempunyai kepercayaan diri adalah individu yang
mampu melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggung jawab.
Kepercayaan diri yang dimiliki membuat individu mempunyai
kemampuan terhadap diri sendiri dan tidak mudah terpengaruh
orang lain.
2.4 Hasil-hasil penelitian sebelumnya
Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat penting
dimiliki oleh siswa dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi.
Untuk mencapai suatu prestasi individu harus mempunyai
motivasi berprestasi dalam dirinya. Terlepas dari dukungan sosial
dari orang-orang sekitar (orangtua) juga berpengaruh dalam
motivasi berprestasi anak di sekolah. Keluarga khususnya
orangtua berperan penting dalam mengaktualisasikan motivasi
berprestasi pada anak, sebab orangtua adalah orang yang
mengenal benar anak tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Coleman & Maqsud (1993), menunjukkan bahwa peran
interaksi orangtua dalam memberikan dukungan sosial kepada
anak-anak berhubungan positif dan signifikan terhadap motivasi
berprestasi. Penelitian yang dilakukan oleh Wentzel (1998) juga
menunjukkan bahwa dukungan sosial sangat berperan penting
terhadap prestasi anak.
39
Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Verkuyten et al
(2001), yang menemukan bahwa dukungan sosial orangtua
terhadap motivasi berprestasi anak lebih diperhatikan oleh
keluarga-keluarga yang masih mempertahankan budaya
kekerabatan. Dalam hubungan kekerabatan inilah dukungan
sosial orangtua sangat berpengaruh terhadap motivasi berprestasi
anak-anak mereka. Hasil penelitian yang dilakukan dimana
dukungan sosial dari anak-anak Turki berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap motivasi berprestasi, sedangkan
dukungan sosial dari orangtua anak-anak Belanda tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi berprestasi anak-
anak mereka, karena motivasi berprestasi yang dimiliki anak-
anak Belanda merupakan tanggung jawab pribadi.
Selain dukungan sosial orangtua maka kepercayaan diri
juga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi anak. Menurut
Shrauger & Schohn (1995), kepercayaan diri adalah anggapan
seseorang tentang kompetensi dan ketrampilan yang dimiliki serta
kesanggupannya untuk menangani berbagai macam situasi”.
Individu yang memiliki kepercayaan diri yang cukup akan dapat
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki dengan yakin.
40
Menurut Loekmono (1983), kepercayaan diri tidak
terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan
kepribadian seseorang. Rasa percaya diri didasarkan pada
kepercayaan yang realistik terhadap kemampuan yang dimiliki
oleh individu. Sejalan dengan uraian di atas penelitian oleh
Shrauger & Schohn (1995) mengenai hubungan antara
kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa di
Universitas New York. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
ada hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri
dengan motivasi berprestasi. Penelitian yang dilakukan Sikhwari,
(2012) mengenai hubungan antara kepercayaan diri, dan motivasi
berprestasi mahasiswa pada Universitas di Provinsi Limpopo,
Afrika Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang positif antara kepercayaan diri dengn motivasi
berprestasi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Santoso dan
Brotowidagdo (2012) terhadap mahasiswa Universitas Semarang,
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kepercayaan
diri dengan motivasi beprestasi dengan 0,639.
2.5 KERANGKA BERPIKIR
Pentingnya motivasi berprestasi bagi individu karena
dengan adanya motivasi berprestasi yang dimiliki membuat
individu mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Asnawi
(2002) menungkapkan bahwa motivasi berprestasi berhubungan
dengan kemampuan untuk mengatasi rintangan, bersaing (melalui
usaha keras) dan memelihara semangat kerja Individu yang
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan lebih tangguh
41
dalam menghadapi tantangan dan terus berkembang maju untuk
mengungguli orang lain. Perwujudan dari motivasi berprestasi
yang tinggi berorientasi pada pencapaian suatu prestasi. Hal ini
didukung oleh pendapat McClelland, (1987, dalam Robbins,
2008), bahwa individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan
bertanggung jawab untuk memecahkan masalah dan terus
berusaha untuk mencapai prestasi yang baik meskipun banyak
tantangan. Handoko (2003) juga menyatakan bahwa motivasi
berprestasi adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri
individu untuk berusaha mencapai prestasi yang tinggi.
McClelland (1987) mengatakan bahwa motivasi berprestasi
sangat penting dalam dunia pendidikan, sebab ketika individu
mengalami kegagalan ia mampu bertahan dalam tugas-tugasnya
dibandingkan individu yang motivasi berprestasinya kurang dan
akan cenderung menghubungkan kegagalannya karena kurangnya
upaya. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah
memikirkan atau merencanakan upaya-upaya yang dapat
mengantarnya mencapai keberhasilan. Maka tidak mengherankan
bila individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung
berhasil dalam tugas-tugas pendidikan formal. Crow & Crow
(1984), mengungkapkan bahwa perkembangan motivasi
berprestasi pada individu juga dipengaruhi oleh lingkungan.
Motivasi berprestasi timbul karena ada sesuatu yang membuat
individu tertarik. Kadang perhatian itu tidak timbul dari dalam
diri individu tetapi timbul dari pengaruh luar yang berasal dari
dukungan sosial.
42
Eliana (2005) mengatakan bahwa dukungan sosial sebagai
hubungan antar pribadi yang di dalamnya terdapat bantuan atau
pertolongan dalam bentuk fisik, emosional, informasi dan
penghargaan. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang,
pangan, papan), kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, sekolah,
pekerjaan) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa
aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhi tanpa
bantuan orang lain. Untuk itu dukungan sosial dari orang-orang
sekitar sangat penting sehingga seseorang merasa bahwa dirinya
dihargai, dicintai dan diperhatikan (Kuntjoro, 2002).
Dukungan sosial yang paling penting bagi seorang anak
untuk bersosialisasi dan mendapatkan pendidikan adalah
dukungan sosial dari orangtua (keluarga). Dengan adanya
dukungan dari keluarga akan meningkatkan motivasi berprestasi
anak. Yurika (2010) mengatakan bahwa terbentuknya motivasi
bersumber dari cara orangtua mendidik dan mengasuh anaknya.
Orangtua yang mendidik anaknya untuk berusaha menentukan
sendiri apa yang sebaiknya dilakukan dan mampu mengerjakan
tugas-tugas disertai dengan sikap orangtua yang selalu
menghargai setiap prestasi yang telah dicapai anak, akan
menumbuhkan motivasi berprestasi yang tinggi pada anak. Hal
tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Coleman
& Maqsud (1993), menunjukkan bahwa peranan orangtua dalam
memberikan dukungan sosial berhubungan positif dan signifikan
terhadap motivasi berprestasi anak. Verkuyten dkk (2001),
43
menemukan bahwa dukungan sosial orangtua terhadap motivasi
berprestasi anak lebih diperhatikan oleh keluarga-keluarga yang
masih mempertahankan budaya kekerabatan. Dalam hubungan
kekerabatan inilah dukungan sosial orangtua sangat berpengaruh
terhadap motivasi berprestasi anak mereka.
Selain dukungan sosial orangtua kepercayaan diri juga
sangat berpengaruh terhadap motivasi berprestasi anak.
Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin dan
mampu dalam mencapai tujuan dalam hidupnya serta tidak perlu
melakukan perbandingan diri dengan orang lain. Seseorang yang
memiliki kepercayaan diri tentunya akan memperoleh setiap
kemudahan dalam menjalani setiap tugas ataupun segala sesuatu
yang terjadi dalam kehidupannya, karena individu yang memiliki
kepercayaan diri akan lebih bersemangat dan pantang menyerah
dalam menyelesaikan setiap tugas atau masalahnya. Loekmono
(1983), mengungkapkan bahwa kepercayaan diri tidak terbentuk
dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan kepribadian
seseorang. Rasa percaya diri didasarkan pada kepercayaan yang
realistik terhadap kemampuan yang dimiliki oleh individu. Bila
individu merasa rendah diri, maka individu tersebut tidak berhasil
menyadari akan kemampuan yang dimilikinya (Hakim, 2002).
Lauster, (1990, dalam Gulo, 1991) mengungkapkan
bahwa kepercayaan diri sebagai keyakinan dan kemampuan diri
sendiri sehingga tidak mudah terpengaruh dengan orang lain.
Dengan pengalaman yang dimiliki dan terbentuknya kepercayaan
diri yang positif akan menunjang individu memiliki motivasi
44
berprestasi yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
siswa yang mempunyai kepercayaan diri akan lebih cenderung
termotivasi, memiliki rasa tanggung jawab dan kesungguhan
dalam mencapai tujuan. Penelitian oleh Shrauger & Schohn
(1995) mengenai hubungan antara kepercayaan diri dengan
motivasi berprestasi pada mahasiswa di Universitas New York.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang
positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi
berprestasi. Penelitian yang dilakukan Sikhwari, (2012) mengenai
hubungan antara kepercayaan diri, dan motivasi berprestasi
mahasiswa pada Universitas di Provinsi Limpopo, Afrika Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif
antara kepercayaan diri dengn motivasi berprestasi. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Santoso dan Brotowidagdo (2012)
terhadap mahasiswa Universitas Semarang, menunjukkan bahwa
ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan motivasi
beprestasi. Secara simultan dukungan sosial orangtua dan
kepercayaan diri dapat dijadikan prediktor motivasi berprestasi
siswa.
Dari uraian di atas, penelitian-penelitian sebelumnya telah
membuktikan secara terpisah bahwa adanya pengaruh secara
signifikan antara dukungan sosial orangtua, kepercayaan diri
terhadap motivasi berprestasi.
45
2.6 Model penelitian
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ada, maka
dikembangkan model penelitian sebagai berikut:
Gambar: Model Penelitian.
2.7. Hipotesis penelitian
Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan model
penelitian yang ada, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
dukungan sosial orang tua dan kepercayaan diri sebagai prediktor
terhadap motivasi berprestasi siswa di SMP N 4 Salatiga.
X1
Dukungan Sosial
Orangtua Y
Motivasi
Berprestasi
X2
Kepercayaan Diri
46
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam BAB III ini akan membahas tentang variabel
penelitian. definisi operasional, metodologi pengumpulan data,
populasi dan sampel penelitian, dan teknik analisis data, meliputi:
uji asumsi dan cara pengujian hipotesis. Kerangka kerja metode
penelitian di atas dijelaskan sebagai berikut:
3.1 VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat 2 yaitu:
1. Peubah tak gayut (Independent variable ) ( dalam
penelitian ini adalah dukungan sosial orangtua dan
kepercayaan diri ( ).
2. Peubah gayut (Dependent variable) (Y) dalam penelitian
ini adalah motivasi berprestasi.
3.2. DEFINISI OPERASIONAL
3.2.1 Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi, yaitu kebutuhan yang mendorong
individu melakukan suatu usaha untuk mencapai tujuan yaitu
menghasilkan prestasi yang lebih baik sesuai dengan standar
keunggulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan ciri-ciri
dari dan teori dari McClelland (2002): 1) pengambilan resiko
sedang, 2) menginginkan umpan balik, 3) puas dengan prestasi,
4) totalitas terhadap tugas.
47
3.2.2 Dukungan Sosial Orangtua
Dukungan sosial orangtua merupakan persepsi bahwa
individu sebagai mahkluk sosial memerlukan orang lain dan
merasa dicintai, diperhatikan dan diterima didalam keluarga.
Aspek-aspek dari dukungan sosial yaitu bimbingan, hubungan
yang dapat dipercaya, penghargaan atau pengakuan, kesempatan
pemeliharaan, keterikatan, dan integrasi sosial, Weis, (1874,
dalam Cutrona & Russell, 1987).
C. Kepercayaan diri
Kepercayaan diri ialah orang yang puas dengan dirinya
sendiri dan kemampuan yang dimilikinya. Aspek-aspek dari
kepercayaan diri: 1. percaya diri batin,yaitu: cinta diri,
pemahaman diri, tujuan yang jelas, pemikiran yang positif. 2.
percaya diri lahir yaitu: komunikasi, ketegasan, penampilan diri,
dan pengendalian perasaan. Untuk mengukur variabel ini,
digunakan skala kepercayaan diri yang dimodifikasi oleh penulis
berdasarkan teori dari Lindenfield (1997).
3.3 Populasi dan sampel, teknik-teknik pengambilan
sampel dan metode pengumpulan data
3.3.1 Populasi dan Sampel
Arikunto (2006), menyatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian
berjumlah 220 siswa. Sugiyono (2006), menyatakan bahwa
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
48
oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah 82 siswa kelas 2 SMP N 4 Salatiga, pada saat penelitian
hanya 78 siswa dan 4 siswa tidak mengembalikan skala
penelitian.
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, tidak seluruh anggota populasi
dijadikan subjek penelitian sehingga dilakukan sampling.
Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yangmengambil
sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive
sampling (sampling bertujuan) yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu dalam penelitian diambil 3 kelas
yaitu kelas siswa-siswi yang berprestasi tinggi, sedang dan paling
rendah.
3.3.3 METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data menggunakan skala psikologi. Data-
data yang dikumpulkan adalah data-data yang berkaitan dengan
indikator variabel-variabel yang diteliti, yaitu motivasi
berprestasi, dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri.
Semua skala baik motivasi berprestasi, dukungan sosial orangtua
dan kepercayaan diri dibuat dalam bentuk skala Likert dengan
lima kategori pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju
49
(S), Netral (tidak dapat menentukan dengan pasti), Tidak Setuju
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). (Azwar, 2012)
A. Skala Motivasi berprestasi
Skala motivasi berprestasi yang telah dimodifikasi oleh
penulis sesuai dengan tujuan penelitian. Skala ini disusun
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh McClelland (2002).
Motivasi berprestasi dalam penelitian ini dikaitkan dengan studi.
Adapun skala motivasi berprestasi terdiri dari empat ciri yaitu
pengambilan resiko sedang, menginginkan umpan balik, puas
dengan prestasi, dan totalis terhadap tugas. Makin tinggi nilai
(scoring) skala tersebut, menunjukan motivasi berprestasi siswa
semakin tinggi, demikian juga sebaliknya.
Tabel 3.1
Tabel Skala Motivasi Berprestasi
Ciri-ciri Indikator Aitem F U
1.
Pengambilan
resiko
sedang
Tekun
dalam
meraih
sukses.
Saya akan sukses
dalam studi kalau
saya kerja keras.
Saya akan sukses
dalam studi kalau
saya tekun belajar.
Saya selalu belajar
dengan giat agar
berhasil dalam
studi.
1
2
3
50
Tabel 3.1 (lanjutan)
Ciri-ciri Indikator Aitem F U
Keyakinan
dapat meraih
sukses
Prestasi saya lebih
baik dari teman-
teman.
Saya takut gagal
dalam studi.
Saya selalu
memasukkan PR
tepat waktu.
4
6
5
Mengerjakan
tugas secara
inovatif.
Dalam melakukan
setiap kegiatan,
saya selalu
mengantisipasi
kegagalan yang
mungkin terjadi
dalam studi
sehingga ada
persiapan secara
matang.
Saya suka
mengerjakan PR
yang menuntut ide-
ide yang baru agar
menunjang saya
dalam studi.
Saya lebih senang
mengerjakan PR
yang sulit agar
mengetahui
kemampuan saya
dalam studi.
7
8
9
51
Tabel 3.1 (lanjutan)
Ciri-ciri Indikator Aitem F U
2.
Menginginkan
umpan balik
terhadap
aktivitas
dalam
mencapai
prestasi.
Memanfaatkan
waktu secara
efektif.
Saya selalu
menggunakan
waktu luang
dengan belajar
agar sukses dalam
studi.
Saya selalu
mempelajari
kembali mata
pelajaran yang
diberikan ketika
berada di rumah
agar saya berhasil
dalam studi.
Waktu luang lebih
banyak saya
gunakan untuk
membaca agar
menambah
wawasan saya
dalam studi.
10
11
12
Membuat
batasan waktu
dalam
menyelesaikan
tugas.
PR yang
diberikan oleh
guru di sekolah
selalu saya
kerjakan tepat
waktu agar nilai
saya tidak
menurun dalam
studi.
Saya tidak tekun
dalam
mengerjakan PR
sekolah.
13
14
52
Tabel 3.1 (lanjutan)
Ciri-ciri Indikator Aitem F U
Saya lebih banyak
menggunakan
waktu untuk
bermain daripada
mengerjakan PR.
15
3.
Puas dengan
prestasi
Tetap
berusaha
dalam kondisi
apapun.
Walalupun lelah
saya tetap belajar
dengan giat untuk
memperoleh
prestasi yang baik
dalam studi.
Dalam kondisi
apapun saya
selalu berusaha
menyelesaikan
tugas sekolah
secara baik demi
memperoleh hasil
yang bagus.
Saya selalu
belajar bersama
teman agar
mendapat nilai
yang baik dalm
studi.
16
17
18
Memiliki
pengharapan
akan masa
depan.
Saya selalu
memikirkan apa
yang terbaik
untuk masa depan
saya dalam studi
ini.
Saya belum tahu
cita-cita saya.
19
20
53
Tabel 3.1 (lanjutan)
Ciri-ciri Indikator Aitem F U
4.
Totalitas
terhadap
tugas.
Berusaha
memahami
setiap tugas
yang
diberikan .
Saya selalu
berusaha untuk
memahami
seluruh mata
pelajaran dengan
belajar yang giat
demi hasil yang
terbaik.
Jika ada mata
pelajaran yang
tidak saya
mengerti, saya
pasti akan
langsung bertanya
kepada guru agar
prestasi saya
meningkat di
kelas.
Tugas-tugas
sekolah yang
menantang selalu
saya kerjakan
dengan baik agar
prestasi saya tidak
menurun dalam
studi.
21
22
23
Berusaha
menyelesaikan
tugas dengan
baik.
Saya bekerja
keras untuk
mendapatkan
prestasi yang
memuaskan
dalam studi.
24
54
Tabel 3.1 (lanjutan)
Ciri-ciri Indikator Aitem F U
Bagi saya
menyelesaikan
tugas dari guru
merupakan hal
yang
menyenangkan
karena
memnambah
pengetahuan
dalam studi.
Saya malas
mengerjakan PR.
25
26
Mengutamkan
pencapaian
prestasi
daripada
hubungan
sosial.
Saya dengan
tegas akan
menolak ajakan
teman untuk
bermain, ketika
saya sedang
belajar untuk
ulangan besok
demi hasil yang
memuaskan.
Saya berani
menolak ajakan
teman-teman
untuk jalan-jalan
ketika saya
sedang
mengerjakan PR
sekolah.
27
28
55
Tabel 3.1 (lanjutan)
Ciri-ciri Indikator Aitem F U
Saya lebih tertarik
untuk belajar agar
masa depan saya
bagus dalam studi
daripada harus
berkunjung ke
rumah teman
untuk bermain.
Saya lebih senang
mengikuti
kegiatan
ekstrakuler di
sekolah daripada
belajar di dalam
kelas.
Saya lebih senang
mengikuti kalau
ada guru yang
absen
memberikan
pelajaran.
29
30
31
TOTAL 23 8
Ket: F= Favorable; U= Unfavorable. Keterangan ini juga berlaku
untuk tabel 3.2 dan 3.3.
B. Skala Dukungan Sosial Orangtua
Dukungan sosial orangtua merupakan cara pandang
individu mengenai sikap orangtua terhadap dirinya yang
membuatnya merasa diterima, dicintai, diperhatikan, dihargai dan
56
menjadi bagian dari keluarga. Dukungan sosial orangtua diukur
dengan menggunakan Skala Dukungan Sosial Orangtua yang
disusun oleh penulis berdasarkan beberapa ketentuan dukungan
sosial, yaitu bimbingan (guidance), hubungan yang dapat
dipercaya (reliabl alliance), penghargaan atau pengakuan
(reassurance of worth), perasaan individu bahwa ia dibutuhkan
oleh orang lain (opportunity for nuturance), keterikatan
(attachment), dan integrasi sosial (Weiss, 1974, dalam Cutrona
& Russel, 1994). Semakin tinggi nilai (scoring) skala tersebut,
menunjukan dukungan sosial orangtua semakin tinggi, demikian
juga sebaliknya.
Tabel 3.2
Skala Dukungan Sosial Orangtua
Aspek-
aspek
Indikator Aitem F U
1.Bimbingan
(guidance)
Nasihat
yang
diberikan.
Orangtua selalu
memberikan
nasihat agar saya
tekun dalam
belajar.
Orangtua selalu
menasihati saya
ketika melakukan
kesalahan di
sekolah.
Setiap nasihat
yang disampaikan
orangtua selalu
saya dengarkan
demi kebaikan
saya
1
2
3
57
Tabel 3.2 (lanjutan)
Aspek-
aspek
Indikator Aitem F U
Orangtua tidak
pernah menasihati
saya tentang
pentinnya
pendidikan.
4
Saran dalam
memecahkan
masalah.
Saya selalu
meminta saran
dari orangtua
ketika ada
masalah dengan
teman-teman di
sekolah.
Saya merasa tidak
nyaman meminta
saran kepada
orang yang belum
saya kenal.
5
6
2.Hubungan
yang dapat
dipercaya
(reliable
alliance).
Waktu Orangtua selalu
menyediakan
waktu untuk
membantu saya
dalam belajar.
Saya tidak
mendapat
perhatian dari
orangtua karena
orangtua sibuk.
7
8
Bantuan yang
diberikan.
Orangtua selalu
membantu saya
ketiak ada
kesulitan dalam
belajar.
9
58
Tabel 3.2 (lanjutan)
Aspek-
Aspek
Indikator Aitem F U
Orangtua selalu
membantu saya
dan teman-teman
ketika
mengerjakan
tugas kelompok
di rumah.
Saya tidak pernah
ditolong orangtua
dalam
mengerjakan
tugas.
10
11
3.Penghargaan
atau penilaian
(Reassurance
of worth).
Penghargaan
atau
penilaian
positif.
Orangtua selalu
memberikan
pujian apabila
saya mampu
menyelesaikan
tugas sekolah
dengan sebaik-
baiknya.
Orangtua selalu
memuji hasil
pekerjaan saya.
Orangtua selalu
menghargai kerja
keras saya dalam
belajar.
Saya tidak pernah
mendapat pujian
walalupun nilai
saya bagus di
sekolah.
12
13
14
15
59
Tabel 3.2 (lanjutan)
Aspek-
Aspek
Indikator Aitem F U
Memiliki
motivasi
untuk maju
dan
pandangan
positif
terhadap
keberhasilan
orang lain.
Orangtua
mengutarakan
kebanggannya
ketika saya
berprestasi di
sekolah.
Saya selalu
dibanding-
bandingkan
dengan anak yang
beprestasi.
Walaupun prestasi
saya jelek orangtua
tidak peduli.
16
17
18
4.Perasaan
individu yang
membutuhkan
orang lain
(Opportunity
for
nuturance).
Perasaan
individu
kepada orang
lain.
Saya selalu
menolong teman-
teman di sekolah.
Dalam kelompok
saya juga
memberikan
pendapat.
19
20
Selalu
tergantung
kepada orang
lain.
Saya peduli
terhadap orang
lain.
Saya tidak pernah
peduli dengan
keadaan orang
lain.
21
22
60
Tabel 3.2 (lanjutan)
Aspek-
Aspek
Indikator Aitem F U
5.Keterikatan
(Attachment)
Kedekatan
emosioanal
Kasih sayang yang
diberikan orangtua
kepada saya
membuat saya
rajin untuk belajar.
Saya tidak
mendapat kasih
sayang dari
orangtua karena
orangtua terlalu
sibuk dengan
pekerjaan.
23
24
Memperoleh
rasa aman.
Perhatian yang
saya dapatkan dari
orangtua membuat
perasaan saya
nyaman dalam
belajar.
Keadaan di rumah
membuat saya
nyaman dan
tentram.
Saya tidak
mempunyai teman
akrab di sekolah.
25
26
27
6.Integrasi
Sosial
(Social
Integration).
Ikut dalam
aktifitas
kelompok
Saya selalu
mengikuti setiap
kegiatan kelompok
belajar bersama
teman-teman.
28
61
Tabel 3.2 (lanjutan)
Aspek-
Aspek
Indikator Aitem F U
Saya suka belajar
bersama teman-
teman.
Saya lebih senang
mengikuti
ekstrakuler.
29
30
Memberikan
rasa
kebersamaan
dalam
kelompok.
Saya tidak senang
mengerjakan tugas
sendirian.
Saya memilih
teman-teman yang
pintar dan
berprestasi,
sehingga
mendorong saya
untuk berprestasi.
Kegiatan OSIS
lebih menarik
daripada pelajaran.
31
32
33
TOTAL 22 11
C. Skala Kepercayaan diri
Skala kepercayaan diri yang telah dimodifikasi oleh
penulis sesuai dengan tujuan penelitian. Skala ini disusun
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Lindenfield (1997).
Adapun skala kepercayaan diri terdiri yaitu: cinta diri,
pemahaman diri, tujuan yang positif, pemikiran yang positif,
62
komunikasi, ketegasan, penampilan diri dan pengendalian
perasaan. Makin tinggi nilai (scoring) skala tersebut, menunjukan
kepercayaan diri semakin tinggi, demikian juga sebaliknya.
Tabel 3.3
Skala Kepercayaan diri
Aspek-aspek Indikator Aitem F U
1.Cinta diri Mencintai dan
menghargai
diri sendiri dan
orang lain.
Saya senang
memakai baju
yang bersih dan
rapi.
Saya merasa
senang ketika
ada teman yang
mengatakan
saya sebagai
penyemangat
bagi dirinya.
Saya tidak mau
dinilai suka
memilih teman.
1
2
3
Selalu
berusaha
memenuhi
kebutuhan
secara wajar.
Saya bangga
ketika ada
teman-teman
yang memuji
saya ganteng
atau cantik.
Saya tidak
pernah rapi ke
sekolah.
4
5
2.Penampilan
diri
Sadar diri Saya senang
kalau tubuh saya
sehat.
6
63
Tabel 3.3 (lanjutan)
Aspek-aspek Indikator Aitem F U
Saya merasa
puas terhadap
keadaan diri
saya yang
pemalu.
Saya kurang
yakin dapat
mengerjakan PR
sekolah yang
sulit.
7
8
Selalu
menyadari
setiap
tindakan yang
dilakukan
tidak
merugikan
orang lain.
Saya selalu
yakin tindakan
yang saya
lakukan adalah
benar ketika
melaporkan
teman yang
menyontek pada
saat ulangan.
Saya tidak
peduli dengan
orang lain.
9
10
3.Tujuan
yang positif
Mempunyai
tujuan hidup.
Saya ingin
sukses dalam
pendidikan.
Saya kurang
yakin dengan
masa depan saya
nantinya.
11
12
Memiliki
pemikiran
yang jelas dari
tindakan yang
dilakukan.
Saya senang bila
ada teman yang
mengingatkan
saya ketika
berbuat salah.
13
64
Tabel 3.3 (lanjutan)
Aspek-aspek Indikator Aitem F U
Saya tidak
senang
dinasehati
teman-teman.
Saya selalu
meminta maaf
ketika
melakukan
kesalahan
kepada teman-
teman.
15
14
4.Pemikiran
yang positif
Memandang
kehidupan
dari sisi yang
cerah.
Saya selalu
yakin pada
kemampuan
saya di kelas.
Saya yakin
dapat
mengerjakan
soal-soal
ulangan dengan
baik.
16
17
Mencari
pengalaman
dan hasil yang
bagus.
Saya selalu
ingin mencoba
kegiatan-
kegiatan
baruyang belum
pernah saya
lakukan untuk
menambah
pengalaman.
Saya tidak suka
dengan hal-hal
yang baru.
18
19
65
Tabel 3.3 (lanjutan)
Aspek-aspek Indikator Aitem F U
5.Komunikasi Menghargai
pembicaraan
orang lain.
Saya
menghargai
teman yang
sedang
berbicara.
Saya tidak
menghiraukan
pembicaraan
teman.
Saya tidak
peduli dengan
pendapat teman.
20
21
22
Berani tampil
berbicara di
depan orang.
Saya selalu
percaya diri
ketika berdiskusi
dengan teman-
teman di kelas.
Saya selalu
menggunakan
bahasa yang
mudah di
mengerti oleh
teman-teman
ketika
mengerjakan PR
sekolah.
Saya selalu
kurang percaya
diri ketika
berbicara di
depan banyak
orang.
23
24
25
66
Tabel 3.3 (lanjutan)
Aspek-aspek Indikator Aitem F U
6.Ketegasan. Sikap tegas
dalam
melakukan
suatu
tindakan.
Saya selalu
menolak ketika
teman saya
menyuruh saya
berbuat jelek
seperti
menyontek pada
saat ulangan.
Kalau ada teman
yang berkelahi
di dalam kelas
saya
melaporkannya
kepada guru.
26
27
Selalu
membela diri
Saya akan
membela diri
ketika tidak
melakukan
kesalahan di
sekolah.
Saya tidak
mengakui
kesalahan yang
saya buat.
Saya marah
ketika dinilai
mementingkan
diri sendiri.
28
30
29
67
Tabel 3.3 (lanjutan)
Aspek-aspek Indikator Aitem F U
7.Penampilan
diri
Selalu
memperhatikan
penampilan diri
dengan baik.
Saya selalu
bersih dan rapi
ke sekolah.
Pakaian
seragam saya
selalu kelihatan
rapi.
Saya tidak
memperhatikan
kebersihan dan
kesehatan
tubuh.
31
32
33
Selalu
menyenangkan
orang lain.
Di dalam kelas
saya suka
menghibur
teman-teman.
Saya tidak
peduli dengan
kesedihan
teman-teman.
34
35
8.Pengendalian
perasaan
Mengelola
perasaan
dengan baik.
Saya mampu
menahan
kemarahan
ketika ada
teman yang
mengejek saya.
Saya selalu
tersinggung
dengan ejekan
teman-teman di
sekolah.
36
37
68
Tabel 3.3 (lanjutan)
Aspek-aspek Indikator Aitem F U
Berani
menghadapi
tantangan dan
resiko untuk
mengatasi rasa
takut.
Saya berani
mengakui
kesalahan
saya.
Saya takut
dikritik.
38
39
TOTAL 24 15
3.4. Analisis Aitem
3.4.1 Uji Daya Diskriminasi Aitem
Azwar (2012) menyatakan daya diskriminasi aitem
adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu
atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut
yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator
keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi
skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi
aitem total (riX). Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan
dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor
aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan
menghasilkan koefisien korelasi aitem total atau item-total
correlation.
Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi
aitem total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua aitem
yang mencapai koefisien korelas minimal 0,30 daya bedanya
69
dianggap memuaskan. Jika koefisien korelasi kurang dari 0,30
dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda
rendah (Azwar, 2012. Jadi jika hasil korelasi aitem berada di
bawah 0,25 maka item itu harus digugurkan. Sementara yang
lebih besar dari atau sama dengan 0,25 dapat dikatakan valid.
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau
konsisten hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi
kecermatan pengukuran. Pengukuran dikatakan tidak cermat bila
eror pengukurannya terjadi secara random. Antara skor individu
yang satu dengan yang lain terjadi eror yang tidak konsisten dan
bervariasi sehingga perbedaan skor yang diperoleh lebih banyak
ditentukan eror, bukan oleh perbedaan yang sebenarnya.
Koefisien reliabilitas (rxx’) berada dalam rentang angka
dari 0 sampai dengan 1,00. Sekalipun bila koefsien reliabilitas
semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti pengukuran semakin
reliable, namun dalam kenyataan pengukuran psikologi koefisien
sempurna yang mencapai angka rxx’ = 1,00 belum pernah
dijumpai (Azwar, 2012).
3.4.2 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, hasil yang
telah diperoleh diolah dengan menggunakan uji statistik. Uji
statistik yang dipakai yaitu teknik regresi berganda dengan
menggunakan SPSS for windows version 16.0. Analisis regresi
berganda bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan
variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen
70
sebagai prediktor dimanipulasi (Sugiyono, 2006) yakni dukungan
sosial orang tua dan kepercayaan diri sebagai prediktor motivasi
berprestasi.
Persamaan model analisis regresi berganda adalah
Y= + +
dengan:
Y : Motivasi Berprestasi
: Dukungan Sosial Orangtua
: Kepercayaan Diri
, : Koefisien Regresi
: Konstanta
3.5. Analisis Data
3.5.1 Uji Asumsi
Supramono dan Haryanto (2005) menyatakan bahwa
sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih
dahulu diuji agar memenuhi Criteria Best Linear Unbiased
Estimator (BLUE), sehingga dapat menghasilkan parameter
penduga yang sahih. Uji tersebut meliputi uji normalitas, uji
heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji linearitas.
71
3.5.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas
dilakukan dengan melihat gambar grafik normal P-P Plot.
Normalitas di deteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti
garis linear yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Bila
titik-titik tersebut mengikuti garis diagonal atau berada searah
sekitar garis diagonal, berarti data terdistribusi secara normal dan
analisis dapat dilanjutkan. Normalitas juga dilihat melalui uji
model regresi dan Kolmogrov-Smirnov untuk melihat apakah
residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi
normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. (Santoso, 2010).
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independent variable). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, karena
jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak
ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk mendeteksi apakah
terjadi problem multikolinearitas dapat diketahui dengan
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu
model regresi yang bebas multikolinearitas menurut Santoso
(2010) adalah sebagai berikut: a.) Mempunyai nilai VIF disekitar
angka 1 b.) Mempunyai angka tolerance mendekati 1.
72
3.5.1. 3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui
goodness of fit (kesesuaian model). Uji ini dilakukan untuk
melihat hasil grafik scatterplot, hasil perhitungan menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk
pola yang jelas atau tertentu, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Santoso, 2010).
3.5.1.4 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat untuk
mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan
tersebut. Jika penyimpangan tersebut tidak signifikan (p > 0,05),
dari signifikansi linearitas signifikansi p < 0,05), maka hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (Hadi,
2000).
3.6. Uji Coba Instrumen
Kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas
aitem-aitem di dalamnya. Oleh karena itu, selain berbagai
masalah yang menyangkut penulisan aitem, salah satu hal yang
perlu mendapat perhatian dalam penyusunan skala psikologi
adalah prosedur analisi dan seleksi aitem (Azwar, 2012). Dalam
prosedur analisis dilakukan uji coba. Dalam penelitian uji coba
ini dilakukan dengan sampel siswa SMP N 3 Salatiga pada
73
tanggal 08 April 2014. Skala kemudian dibagikan kepada siswa
SMP kelas 2 sebanyak 70 orang.
3.6.1. Hasil Uji Coba Skala Motivasi Berprestasi
Uji coba instrumen yang telah dilakukan terhadap 31
aitem pernyataan yang ada di dalam skala motivasi berprestasi
terdapat 6 aitem yang gugur dan 25 aitem yg valid, dengan
rentang item valid berkisar antara 0,30 sampai 0,69. Coefisien
alpha cronbach dari 25 aitem adalah 0,880 dari skala motivasi
berprestasi. Sebaran item yang memenuhi syarat dan yang gugur
disajikan di dalam Tabel 4.1
Tabel 3.4
Sebaran aitem yang baik dan aitem tidak baik Skala
Botivasi berprestasi.
No Ciri-ciri Aitem
yang baik
Aitem
tidak baik
Jumlah
aitem
1 Pengambilan
resiko sedang
1,2,3,5,6,7,
8,9
4 9
2 Mengingin-kan
umpan balik
terhadap
aktivitas dalam
mencapai
prestasi
11,12,13,14 10,15 6
3 Puas dengan
prestasi
16,17,18,
19,20
- 5
4 Totalitas
terhadap tugas
21,22,23,24,25,2
8,28,31
26,27,30 -
3.6.2. Hasil Uji Coba Skala Dukungan Sosial Orangtua
Uji coba instrumen yang telah dilakukan terhadap 33
aitem pernyataan yang ada di dalam skala dukungan sosial
orangtua terdapat 8 aitem yang gugur dan 25 aitem yg valid,
dengan rentang item valid berkisar antara 0,30 sampai 0,61.
74
Coefisien alpha cronbach dari 25 aitem adalah 0,872 dari skala
dukungan sosial orangtua. Sebaran item yang memenuhi syarat
dan yang gugur disajikan di bawah ini:
Tabel 3.5
Sebaran aitem yang baik dan Aitem tidak baik Skala
Dukungan Sosial Orangtua.
No Aspek-aspek Aitem yang baik Aitem
tidak baik
Jumlah
Aitem
1 Bimbingan
(Guidance)
1,2,3,4,6 5 6
2 Hubungan yang
dapat dipercaya
(Reliable
alliance)
7,8,9,10,11 - 5
3 Penghargaan atau
pengakuan
(Reassurance of
worth)
13,14,15,16,17,18 12 7
4 Perasaan individu
bahwa ia
membutuhkan
orang lain
(Opportunity for
nuturance)
19,20,21,22 - 4
5 Keterikatan
(Attachment)
24,27 23,25,26 5
6 Sosial integrasi
(Social
integration)
29,31,33 28,30,32 6
3.6.3. Hasil Uji Coba Skala Kepercayaan Diri
Uji coba instrumen yang telah dilakukan terhadap 39
aitem pernyataan yang ada di dalam skala kepercayaan diri
terdapat 7 aitem yang gugur dan 32 aitem yg valid, dengan
rentang item valid berkisar antara 0,30 sampai 0,64. Coefisien
alpha cronbach dari 32 aitem adalah 0,907 dari skala
75
kepercayaan diri. Sebaran item yang memenuhi syarat dan yang
gugur disajikan di bawah ini.
Tabel 3.6
Sebaran aitem yang baik dan aitem tidak baik Skala
Kepercayaan Diri.
No Aspek-aspek Aitem
yang baik
Aitem
tidak baik
Jumlah
aitem
1 Cinta diri 1,2,3,4,5 - 5
2 Pemahaman diri 6,7,8,9,10 - 5
3 Tujuan yang
positif
11,12,14,15 13 5
4 Pemikiran yang
positif
16,17,18 19 4
5 Komunikasi 21,22,23,25 20,24 6
6 Ketegasan 26,27,28,29 30 5
7 Penampilan diri 31,34,35 32,33 5
8 Pengendalian
perasaan
36,37,38,39 - 4
76
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV akan dibahas mengenai deskripsi tempat
penelitian, karakteristik respoden, hasil reliabilitas dan validitas
alat ukur, hasil pengukuran variabel, uji statistik, dan diskusi.
4.1 Deskripsi Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 4 Salatiga yang
beralamat di jalan Patimura 47 Salatiga, Kecamatan Sidorejo.
Sebelum menjadi SMP N 4 Salatiga sekolah ini adalah Sekolah
Teknik Negeri. Pada tahun 1983 diganti menjadi SMP N 4
Salatiga dengan luas tanah 3883 M3.
SMP N 4 Salatiga
mempunyai visi:
a. Terlaksananya proses pembelajaran yang berkualitas (
efektif, efesien, dan inovatif sesuai kurikulum
mutakhir.
b. Terwujudnya keseimbangan Prestasi Akademik non
akademik
c. Terwujudnya harmonisasi inter – antar warga sekolah
& stake holder pendidikan
d. Terwujudnya penataan sarana prasarana sekolah yang
kondusif, sesuai standar pelayanan minimum
e. Terlaksanaya program ekstra kurikuler Excellent
Program secara kontinyu dan berkelanjutan
f. Terlaksananya program life skill lewat berbagai
kegiatan wira usaha
77
g. Terbentuknya pribadi siswa yang siswa yang santun ,
etis berbudi luhur
h. Terlaksananya program apresiasi bakat dan potensi
siswa
i. Terlaksananya program keorganisasian, kepemimpinan
dan perkaderan siswa
j. Terlaksananya program keorganisasian, kepemimpinan
dan perkaderan siswa
k. Terlaksananya program dialog, diskusi, seminar ilmiah
secara periodik
l. Terwujudnya peringkat sekolah yang unggul diatas
rata-rata.
Misi SMP N 4 Salatiga:
a) Meningkatakan disiplin belajar mengajar dan etos
kerja
b) Menerapkan model pembelajaran intensif meliputi
pembelajaran interaktif, aplikasi dan akselerasi
c) Melaksanakan program simpati, peduli dan
pengembangan diri.
d) Mengkatualisasikan semangat belajar mengajar
dengan pendapatan iman dan taqwa
e) Membudayakan sikap sportivitas dalam berkompetisi
meraih prestasi
f) Melaksanakan program penataan sarana prasarana
sesuai dengan site plan jangka pendek, menengah dan
panjang
78
g) Membiasakan percakapan Bahasa Inggris bagi seluruh
warga sekolah lewat kegiatan ekstra kurikuler
h) Mempraktikkan berbagai kegiatan dan peluang wira
usaha bagi siswa
i) Membudayakan santun dalam bicara, cipta, rasa, dan
karsa
j) Melaksanakan program latihan keorganisasian dan
kepemimpinan
k) Mempraktikkan iman taqwa dalam kehidupan sehari-
hari
l) Menyediakan dan memberdayakan peranan high tech
multimedia dan internet bagi siswa dan guru
m) Mengintensifkan kegiatan organisasi, kepemimpinan,
dan kader siswa.
SMP N 4 Salatiga mempunyai kegiatan ekstrakurikuler,
yaitu: Pramuka, Drumband, Daily Engglish Conversatión, Internet
multimedia, Bela diri Sholaga, Vokal Group / Band, Seni Tari,
Jurnalistik, Bola Voli, dan Basket. Ruang kelas yang ada di SMP
N 4 Salatiga adalah 21 kelas yang terdiri dari kelas 1 mempunyai
7 ruang kelas dengan jumlah siswa sebanyak 231, kelas 2
mempunyai 8 ruang kelas dengan jumlah siswa sebanyak 210,
sedangkan kelas 3 mempunyai 6 ruang kelas dengan jumlah siswa
sebanyak 188.
79
4.2 Deskripsi Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMP
N 4 Salatiga. Terdapat beberapa karakteristik dari responden,
sebagai berikut:
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Persentase Jenis Kelamin
No. JENIS KELAMIN JUMLAH %
1. Laki-laki 27 34%
2. Perempuan 51 66%
TOTAL 78 100%
Responden dalam penelitian ini berjumlah 78 siswa ,
yang terdiri dari 27 laki-laki dan 51 perempuan.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Persentase Berdasarkan Usia
No USIA JUMLAH %
1. 13 tahun 16 20,5%
2. 14 tahun 48 61,5%
3. 15 tahun 14 18%
TOTAL 78 100%
Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan
persentase usia yang diklasifikasikan dalam 3 kelompok usia.
Responden penelitian siswa SMP dengan rentang usia 13 tahun
80
(20,5%), kemudian usia 14 tahun (61,5%) dan yang paling sedikit
adalah siswa SMP yang berusia 15 tahun (18%).
4.3 Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data tentang
variabel dukungan sosial orangtua, kepercayaan diri, dan motivasi
berprestasi. Agar mudah dipahami, data yang diperoleh dari hasil
penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk tabulasi yaitu
penyajian data yang sudah diklasifikasikan atau dikategorikan ke
dalam bentuk tabel atau diagram, sehingga dapat memberikan
gambaran deskriptif tentang dukungan sosial orangtua,
kepercayaan diri dan motivasi berprestasi.
4.3.1 Variabel Dukungan Sosial Orangtua
Pengukuran variabel dukungan sosial orangtua
menggunakan 5 kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah. Penelitian dilakukan berdasarkan 25
aitem. Dengan demikian skor tertinggi adalah 5 × 25 = 125 dan
skor terendah 1× 25 = 25. Perhitungan lebar interval adalah
sebagai berikut:
i = skor tertinggi – skor terendah
Banyaknya kategori
= 125-25 = 20
5
Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya
dukungan sosial orangtua dikategorikan pada Tabel 4.3
81
Tabel 4.3
Deskripsi Pengukuran Variabel Dukungan Sosial Orangtua
Skor Kategori Frekuensi % Mean Stdev
105≤×<125 Sangat tinggi 13 17
84,28
14,78 85≤×<105 Tinggi 15 19
65≤×<85 Sedang 48 62
45≤×<65 Rendah 2 2
25≤×<45 Sangat rendah - -
Jumlah 78 100
Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa 62 % responden
menilai bahwa dukungan sosial orangtua berada pada kategori
sedang. Hal ini didukung dengan nilai rata-rata skor dukungan
sosial orangtua sebesar 84,28 yang termasuk dalam kategori
sedang. Berdasarkan pilihan jawaban responden tersebut
menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua berada pada
kelompok sedang sehingga dapat diharapkan dukungan dari
orangtua dapat ditingkatkan agar membangkitkan motivasi
berprestasi pada anak.
4.3.2 Variabel Kepercayaan Diri
Pengukuran variabel kepercayaan diri menggunakan 5
kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah. Penelitian dilakukan berdasarkan 32 aitem dengan
demikian skor tertinggi adalah 5 × 32 = 160 dan skor terendah 1×
32 = 32. Perhitungan lebar interval adalah sebagai berikut:
i = skor tertinggi – skor terendah
Banyaknya kategori
= 160-32
82
5
= 25,6
Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya
kepercayaan diri dikategorikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Deskripsi Pengukuran Variabel Kepercayaan Diri
Skor Kategori Frekuensi % Mean Stdev
134,4≤×<
160
Sangat tinggi 17 22
113,24
16,34 108,8≤×<
134,4
Tinggi 30 39
83,2≤×<
108,8
Sedang 29 37
57,6≤×<
83,2
Rendah 2 2
32≤×<57,6 Sangat
rendah
-
Jumlah 78 100
Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa 39 % responden
menilai bahwa kepercayaan diri berada pada kategori tinggi. Hal
ini didukung dengan nilai rata-rata skor kepercayaan diri sebesar
113,24 yang termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pilihan
jawaban responden tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan
diri siswa SMP N 4 Salatiga tinggi.
4.3.3 Variabel Motivasi Berprestasi
Pengukuran variabel motivasi berprestasi menggunakan 5
kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
83
rendah. Penelitian dilakukan berdasarkan 25 aitem Dengan
demikian skor tertinggi adalah 5 × 25 = 125 dan skor terendah 1×
25 = 25. Perhitungan lebar interval adalah sebagai berikut:
i = skor tertinggi – skor terendah
Banyaknya kategori
= 125-25
5
= 20
Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya
motivasi berprestasi dikategorikan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Deskripsi Pengukuran Variabel Motivasi Berprestasi
Skor Kategori Frekuensi % Mean Stdev
105≤×<125 Sangat tinggi 15 19
93,67
11,85 85≤×<105 Tinggi 36 46
65≤×<85 Sedang 27 35
45≤×<65 Rendah - -
25≤×<45 Sangat rendah - -
Jumlah 78 100
Tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa 46 % responden
menilai bahwa dukungan sosial orangtua berada pada kategori
tinggi. Hal ini didukung dengan nilai rata-rata skor dukungan
sosial orangtua sebesar 93,67 yang termasuk dalam kategori
tinggi. Motivasi Berprestasi yang dimiliki siswa SMP N 4
Salatiga dalam kategori tinggi.
84
4.4 Hasil uji Persyaratan Analisis (Uji Asumsi)
4.4.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan
analisa grafik histogram, grafik normal p-p plot of regression
standardized residual, dan uji one sample Kolmogorow Smirnow.
Pada analisa grafik, normalitas dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan
melihat histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009).
85
Gambar 4.1 Histogram
Tampilan histogram (Gambar 4.1) di atas memperlihatkan
bahwa terdapat pola distribusi normal sebab gambar histogram
memperlihatkan grafik yang mengikuti sebaran kurva normal,
berbentuk lonceng/bell shapped curve yang tidak melenceng ke
kiri atau ke kanan.
86
Gambar 4.2
Berdasarkan Gambar 4.2 terlibat bahwa sebaran data
(berupa titik) berada di atas garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal tersebut, sehingga asumsi
normalitas terpenuhi.
Uji normalitas data dapat dilakukan secara statistik
dengan menggunakan uji Kolmogorow-Smirnow. Data dikatakan
terdistribusi secara normal, bila nilai signifikansi pada ouput
Kolmogorow-Smirnow di atas nilai alpha (p>0,05). Adapun hasil
uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorow-Smirnow
ditunjukkan dengan Tabel 4.6
87
Tabel 4.6
Uji Kolmogorow-Smirnow Contoh Tunggal
Residual yang tak
terbakukan
N 78
Parameter Normala Rerata 0,0000000
SD 8,15542036
Perbedaan Paling Ekstrim Absolut 0,086
Positif 0,086
Negatif -0,069
Kolmogorov-Smirnov Z 0,756
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,617
Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai residual hasil uji
regresi memiliki koefisien Kolmogorow Smirnow sebesar 0,756
dengan nilai signifikansi (Asymp.Sig 2-tailed) sebesar 0,617.
Oleh karena nilai signifikansi lebih dari 0,005 (0,617 > 0,05)
maka dapat disimpulkan data nilai residual terdistribusi normal.
Secara keseluruhan, dengan menggunakan metode
histogram, grafik normal p-p plot of regression standardized
residual, dan uji kolmogorov-smirnov contoh tunggal dapat
dinyatakan bahwa data penelitian ini memenuhi asumsi
normalitas dan model regresi ini layak untuk digunakan.
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar
regresi linear, yaitu bahwa variasi variabel sama untuk semua
88
pengamatan atau disebut homokedastisitas. Model regresi yang
baik yaitu homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
(Santoso, 2000). Pengujian asumsi ini dilakukan dengan analisis
grafik Diagram Pencar dengan kinerja sebagai variabel
dependennya. Dasar pengambilan keputusan adalah jika titik-titik
pada output tersebut membentuk suatu pola tertentu yang teratur
maka terjadi heterokedastisitas. Bentuk grafik diagram pencar
yang dihasilkan dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.3 Scatterplot
Gambar 4.3 Scatterplot
Gambar 4.3 Diagram Pencar
Gambar Diagram Pencar di atas memperlihatkan titik-titik
menyebar secara acak dan tidak membentuk pola-pola tertentu
yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas, sehingga model regresi dapat dipakai untuk
memprediksi variabel motivasi berprestasi berdasarkan dukungan
sosial orangtua dan kepercayaan diri.
89
4.4.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya
hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurna
antara variabel bebas (independen) dalam model regresi. Asumsi
klasik yang digunakan pada model regresi berganda adalah
bahwa tidak adanya masalah multikolinearitas dalam hal ini tidak
terjadi korelasi antar variabel independen. Pedoman yang
digunakan dalam pengujian ini adalah nilai Toleransi dan VIF
(Variance Inflation Factor). Multikolinearitas terjadi apabila nilai
tolerance ≤ 0.10 dan VIF ≥10 (Ghozali, 2009).
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
Koefisiena
Model Statistik Kolinearitas
1 Konstanta
Dukungan
Kepercayaan
Toleransi VIF
0,759
0,759
1,317
1,317
Peubah Gayut: Motivasi Berprestasi
Dari Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai toleransi dari kedua
peubah tak gayut lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil
dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah multikolinearitas pada variabel yang digunakan.
Selain melihat nilai toleransi dan VIF, matriks korelasi
antar variabel independen (zero order correlation matrix) juga
dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas
dalam model regresi, jika antar variabel bebas (independen) ada
90
korelasi yang tinggi (umumnya di atas 0,90) maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinearitas (Ghozali, 2009).
Hasil uji zero order correlation matrix dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Zero Order Correlation Matrix
Correlations
MB DSOT KD
Motivasi Korelasi
Parsial 1 .543
** .629
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 78 78 78
Dukungan Korelasi
Parsial .543
** 1 .491
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 78 78 78
Kepercayaan Korelasi
Parsial .629
** .491
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 78 78 78
**. Korelasi bermakna pada tingkat kenyataan 0.01 (2-ekor).
Keterangan: MB=Motivasi Berprestasi; DSOT=Dukungan
Sosial Orangtua; KD=Kepercayaan Diri. Keterangan ini juga
berlaku untuk tabel 4.9 dan 4.10
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa besaran koefisien
korelasi antar variabel dukungan sosial orangtua dan kepercayaan
diri berada di bawah 0,90 yaitu, 0,543. Berpijak dari kedua model
uji multikolinearitas di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
1.4.1 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk
mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan
91
tersebut. Hasil uji linearitas terhadap variabel dukungan sosial
orangtua, kepercayan diri dan motivasi berprestasi dinyatakan
pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil uji Linearitas
Dukungan Sosial Orangtua dengan Motivasi Berprestasi
Tabel DASIRA (DAftar Sidik Ragam)
db JK KT F Sig.
MB
DSOT
Antar
Kelompok
(Gabungan) 35 5394,462 154,127 1,529 0,094
Linieritas 1 2835,810 2835,810 28,125 0,000
Simpangan
dari Linieritas 34 2558,652 75,254 0,746 0,809
Dalam Kelompok 42 4234,833 100,829
Total 77 9629,295
Keterangan: JK=Jumlah Kuadrat (Sum of Square), db=derajat bebas, KT= Kuadrat
Tengah (Mean Square). Keterangan ini juga berlakuk untuk Tabel 4.10
dan 4.11
Dari tabel 4.9 terlihat bahwa nilai F sebesar 28,125
dengan signifikansi 0,000 (p<0,05), dengan nilai F-beda sebesar
0,746 dengan p>0,05 (p:0,809) yang berarti dukungan sosial
orangtua dengan motivasi berprestasi terdapat hubungan yang
linear.
Tabel 4.10
Hasil Uji Linearitas Kepercayan diri dengan Motivasi
Berprestasi
Tabel DASIRA (DAftar Sidik Ragam)
db JK KT F Sig.
MB
KD
Antar
Kelompok
(Gabungan) 42 7364,378 175,342 2,710 0,002
Linieritas 1 3814,798 3814,798 58,950 0,000
(Gabungan) 41 3549,580 86,575 1,338 0,19
Dalam Kelompok 35 2264,917 64,712
Total 77 9629,295
92
Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai F sebesar 58,950 dengn
signifikansi 0,000 (<0,05) dan nilai F-beda sebesar 1,338 dengan
p>0,05 (p:0,19), yang berarti kepercayaan diri dengan motivasi
berprestasi terdapat hubungan yang linear.
Secara keseluruhan hasil uji asumsi klasik menunjukkan
bahwa model regresi dapat digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian karena memenuhi beberapa persyaratan analisis yaitu
data terdistribusi secara normal, tidak terjadi heteroskedastisitas,
seluruh variabel independen tidak terdapat problem
multikolinearitas, dan adanya hubungan linear antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
4.5 Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis yang telah dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi berganda baik secara simultan
maupun parsial yang melibatkan 2 variabel independen yaitu
Dukungan Sosial Orangtua dan Kepercayaan Diri serta 1 variabel
dependen yaitu Motivasi Berprestasi.
Untuk membuktikan hipotesis digunakan uji signifikansi
simultan (uji F) dengan tujuan untuk mengetahui keberartian
koefisien regresi secara bersama-sama dan uji signifikansi
parameter individual (uji statistik t) untuk mengetahui keberartian
koefisien secara parsial serta analisis regresi linear berganda.
Untuk membuktikan hipotesis digunakan uji Signifikansi
Simultan (Uji F) dengan tujuan untuk mengetahui ke keberartian
koefisien secara parsial serta analisis regresi linear berganda.
93
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Hasil uji statistik secara simultan untuk variabel
independen X1 (Dukungan Sosial Orangtua) dan X2 (Kepercayaan
Diri) terhadap variabel dependen Y (Motivasi Berprestasi)
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11
Dasira Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F
Model db JK KT F Sig.
1 Regresi
Sisa
Total
2
75
77
4507,957
5121,338
9629,295
2253,97
68,285
33,009 0,000a
a. Prediktor: (Konstanta), kepercayaan, dukungan
b.Peubah Gayut: motivasi
Melalui tabel anova di atas, diketahui nilai Fhitung sebesar
33.009 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (nilai-p < 0.05),
maka dapat dikatakan bahwa secara simultan dukungan sosial
orangtua dan kepercayaan diri sebagai prediktor terhadap
motivasi berprestasi. Dari hasil ini maka hipotesis dalam
penelitian diterima.
4.5.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara
parsial antara dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri
terhadap motivasi berprestasi siswa. Hasil uji statistik secara
parsial untuk variabel dukungan sosial orangtua dan kepercayaan
diri terhadap variabel motivasi berprestasi siswa diperoleh hasil
pada Tabel 4.14.
94
Tabel 4.12
Hasil Uji Regresi Berganda
Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Koefisiena
Model
Koefisien tak
Terbakukan
Koefisien
Terbakukan T Sig.
Statistik
Kolinearitas
B Std. Error β Toleransi VIF
1 (Konstanta) 34,374 7,252 4,740 .000
Dukungan 0,259 0,081 0,308 3,186 .002 .759 1.317
Kepercayaan 0,322 0,065 0,478 4,949 .000 .759 1.317
a.Peubah Gayut: motivasi berprestasi
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh persamaan regresi linear
sebagai berikut:
Y = 34,374+ 0,259 X1+0,322 X2
Keterangan:
1. Konstanta sebesar 34,374 menyatakan bahwa jika peubah
bebas dalam hal ini (dukungan sosial orangtua dan
kepercayaan diri) dianggap konstan, maka motivasi
berprestasi siswa SMP N 4 Salatiga sebesar 34,374.
2. Koefisien regresi dukungan sosial orangtua sebesar 0,259
dengan signifikansi 0,02 memberikan pemahaman bahwa
setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan
dukungan sosial orangtua terhadap motivasi berprestasi
sebesar 0,259 satuan juga.
3. Koefisien regresi kepercayaan diri yang benilai positif
yaitu 0,322 yang berarti terdapat pengaruh positif
95
kepercayaan diri terhadap motivasi berprestasi. Dalam hal
ini setiap penambahan satu satuan atau tingkat
kepercayaan diri akan berdampak pada meningkatnya
motivasi berprestasi sebesar 0,322 satuan juga.
4.5.3 Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana signifikansi pengaruh dukungan sosial
orangtua dan kepercayaan diri secara simultan terhadap motivasi
berprestasi. Berdasarkan hasil olah data diperoleh koefiesien
determinasi sebagai berikut:
Tabel 4.13
Koefisien Determinasi (R2)
Ringkasan Model
Model R R
2 R
2
Terkorelasi
Kesalahan baku
taksiran
1 0,684a 0,468 0,454 0,454
a. Prediktor: (Konstanta), kepercayaan, dukungan
b. Peubah Gayut: Motivasi Beprestasi
Dari tampilan Tabel 4.13 diketahui koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,468, yang berarti bahwa sumbangan pengaruh
dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri terhadap motivasi
berprestasi sebesar 46,8% sedangkan sisanya 53,2% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
96
4.6 Sumbangan Efektif
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui berapa
besar sumbangan efektif masing-masing variabel bebas.
Sumbangan efektif semua variabel bebas sama dengan koefisen
determinasi (Budiono, 2004). Untuk mengetahui sumbangan
efektif dari tiap variabel independen terhadap variabel dependen
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
SE X1 = Nilai β x koefisien Korelasi X1Y x 100%
SE X2 = Nilai β x koefisien korelasi X2Y x 100%
Nilai β yang digunakan dalam perhitungan adalah nilai yang
sudah distandarisasi, untuk dapat membandingkan besarnya
pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.14
Sumbangan Efektif Variabel Independen
Terhadap Variabel Dependen Peubah B Koefisien
korelasi X dan Y
Sumbangan
efektif
X1 (Dukungan Sosial
Orangtua)
X2 (Kepercayaan
Diri)
0,308
0,478
0,543
0,629
16,72 %
30,06%
Total 46,8%
Tabel 4.16 memaparkan besarnya sumbangan efektif yang
diberikan oleh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen, dimana dukungan sosial orangtua memberikan
pengaruh yang signifikan sebesar 16,72 % (β= 0,308 dan
koefisien korelasi 0,543) dan kepercayaan diri memberikan
pengaruh yang signifikan sebesar 30,06% (β=0,478 dan koefisien
97
korelasi 0,629). Dari hasil ini juga menunjukkan bahwa
kepercayaan diri berpengaruh lebih besar terhadap motivasi
berprestasi dibandingkan dukungan sosial orangtua.
4.7 PEMBAHASAN
Dari hasil pengukuran di atas membuktikan bahwa
hipotesis penelitian dukungan sosial orangtua dan kepercayaan
diri secara simultan menjadi prediktor terhadap motivasi
berprestasi siswa SMP N 4 Salatiga. Hal ini dibuktikan dari hasil
pengujian statistik (uji statistik nilai F) yang menunjukkan nilai
Fhitung sebesar 33.009 dengan tingkat signifikansi 0,000 dengan
sumbangan efektif sebesar 46,8%. Makin tinggi dukungan sosial
orangtua dan kepercayaan diri maka makin tinggi tingkat
motivasi berprestasi, dan sebaliknya makin rendah dukungan
sosial orangtua dan kepercayaan diri maka makin rendah pula
motivasi berprestasi.
Dukungan sosial orangtua memiliki peran penting dalam
meningkatkan dan mempertahankan motivasi berprestasi
mahasiswa. Dukungan sosial orangtua yang terus-menerus
diberikan dapat membuat individu terdorong untuk meningkatkan
motivasi berprestasi. Penelitian yang telah dilakukan oleh
Coleman dan Maqsud (1993) menunjukkan bahwa dukungan
sosial orangtua berpengaruh positif terhadap motivasi berprestasi.
Selanjutnya hasil penelitian sehubungan dengan dukungan
sosial orangtua menunjukan bahwa orang tua mempunyai
pengaruh kuat pada pengembangan motivasi berprestasi anak-
anak. Anak yang berprestasi, mempunyai inisiatif, dan daya saing
98
diperkuat oleh orang tua mereka, sehingga memungkinkan
meningkatnya motivasi berprestasi. Demikian pula, harapan
orang tua dan anak belajar melalui pengamatan adalah penting
dalam pengembangan motivasi berprestasi anak-anak (Crandall
dan Sinkeldam; Rosen dan D'Andrade; Spence; Woollfolk;
McClelland dan Pilon, dalam Coleman dan Maqsud, 1993).
Orangtua harus mendukung individu dalam proses studi
dan selalu memberikan dukungan-dukungan yang positif bagi
individu sehingga motivasi berprestasi yang dimiliki oleh
individu semakin meningkat. Dukungan dari orangtua dapat
membuat individu termotivasi untuk berprestasi. Peranan
orangtua dalam keluarga memiliki peranan yang sangat penting
untuk mencapai motivasi berprestasi anak. Keluarga harus
menjadi sekolah yang pertama, dimana orangtua memberikan
contoh dan teladan yang baik kepada anaknya (Munir, 2010).
Dengan adanya dukungan sosial dari orangtua membuat
individu akan merasa dicintai, diperhatikan, dan dihargai oleh
orang lain. Sejalan dengan itu menurut Sukma (2011), orang tua
sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi
sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai
suatu proses pendidikan sehingga orang tua berperan sebagai
pendidik bagi anak-anaknya. Pentingnya dukungan sosial
orangtua akan membuat individu dapat meningkatkan motivasi
berprestasi dalam dirinya.
99
Orangtua harus memainkan peranan penting dalam
memotivasi individu agar motivasi berprestasi lebih meningkat
dengan cara menyediakan fasilitas sekolah dan lingkungan yang
baik agar individu menjadi nyawan dalam belajar karena motivasi
berprestasi merupakan salah satu faktor penting bagi individu.
Dengan motivasi yang dimiliki akan membuat individu menjadi
semangat dan gairah sehingga prestasi yang dimiliki tetap baik.
Aspek-aspek dari dukungan sosial orangtua yang paling
berpengaruh adalah bimbingan, keterikatan dan penghargaan atau
penilaian positif dari orangtua kepada anak. Individu harus
dibimbing dengan baik di dalam keluarga. Orangtua harus
menyediakan waktu yang cukup dan berusaha memberikan kasih
sayang kepada individu sehingga individu merasa sangat
diperhatikan.
Mengingat bahwa motivasi berprestasi merupakan salah
satu faktor penting yang dapat memberikan semangat kepada
individu. Dengan memiliki kesadaran motivasi berprestasi maka
akan muncul dorongan untuk mencapai kesuksesan. Kebutuhan
untuk berprestasi merupakan salah satu faktor psikologis yang
memainkan peranan penting dalam keberhasilan dan prestasi
individu. Hal ini sejalan dengan teori kebutuhan untuk berprestasi
dari McClelland (1987), yang mengatakan bahwa individu yang
memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih
berjuang untuk memperoleh penghargaan dan memiliki keinginan
untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik.
100
Disamping dukungan sosial orangtua memiliki pengaruh
terhadap motivasi berprestasi variabel kepercayaan diri juga ikut
berpengaruh dalam motivasi berprestasi. Lindenfield (1997)
orang yang percaya diri ialah orang yang puas dengan dirinya
sendiri dan kemampuan yang dimilikinya. Hal itu berarti bahwa
seseorang yang memiliki kepercayaan diri selalu yakin akan
kemampuannya, tenang dalam mengerjakan sesuatu dan tidak
mudah terpengaruh dengan orang lain. Dengan adanya
kepercayaan diri yang tinggi maka individu akan menyadari dan
mengaplikasikan kemampuan dirinya dengan baik sehingga dapat
mencapai tujuan atau memiliki motivasi yang tinggi dalam
pencapaian prestasi yang diinginkan.
Aspek-aspek kepercayaan diri yang paling berpengaruh
yaitu pengendalian perasaan, pemahaman diri, tujuan yang
positif, pemikiran yang positif dan komunikasi. Dari aspek-aspek
ini sangat memengaruhi motivasi berprestasi yang tercemin pada
aspek-aspek motivasi berprestasi yang selalu puas dengan
prestasi, pengambilan resiko sedang (dalam hal individu akan
tekun menjalankan tugasnya dengan baik serta keyakinan untuk
meraih sukses), dan totalitas terhadap tugas dan selalu berusaha
melakukannya dengan baik. Hal itu berarti bahwa individu yang
memiliki kepercayaan diri selalu yakin akan kemampuannya,
tenang dalam mengerjakan sesuatu dan tidak mudah terpengaruh
dengan orang lain. Dengan adanya kepercayaan diri yang tinggi
maka individu akan menyadari dan mengaplikasikan kemampuan
dirinya dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan atau
101
memiliki motivasi yang tinggi dalam pencapaian prestasi yang
diinginkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya dari Hamdan (2009) mengenai hubungan antara
kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMUN
1 Setu Bekasi, hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada
hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri
dengan motivasi berprestasi (r) yang diperoleh sebesar 0,525.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Sahabuddin (2010)
yang meneliti tentang hubungan kepercayaan diri dengan
motivasi berprestasi remaja panti asuhan. Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa ada hubungan hubungan yang positif dan
signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi
pada remaja panti asuhan dengan nilai koefisien korelasi (r=0,537
dan p < 0,000). Pada penelitian ini diketahui bahwa nilai r
(koefisien korelasi) senesar 0,684 dan nilai sebesar 0,468.
Selainn itu penelitian Shrauger & Schohn (1995) mengenai
hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi
pada mahasiswa di Universitas New York. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan
antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil-hasil
penelitian yang terdahulu, maka dapat dikatakan bahwa dukungan
sosial orangtua dan kepercayaan diri menjadi prediktor yang
dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Dengan
meningkatkan dukungan sosial orangtua diharapkan siswa dapat
102
meningkatkan motivasi berprestasi yang tinggi dan juga memiliki
kepercayaan diri yang positif sehingga motivasi berprestasi akan
lebih meningkat ketika individu berada di sekolah.
103
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini akan dipaparkan kesimpulan dari hasil
penelitian dan beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi
peneliti selanjutnya yang terkait dengan dukungan sosial,
kepercayaan diri dan motivasi berprestasi.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa secara simultan dukungan sosial orangtua dan kepercayaan
diri berpengaruh terhadap motivasi berprestasi siswa dengan nilai
R Square sebesar 0,468 atau 46,8%. Itu berarti, variabel
dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri memberikan
sumbangan efektif sebesar 46,8% dan sisanya sebesar 53,2%
ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Dukungan sosial orangtua memberikan pengaruh sebesar (β=
0,308 dan koefisien korelasi 0,543), dan Kepercayaan Diri
memberikan pengaruh sebesar (β=0,478 dan koefisien korelasi
0,629).
5.2 Saran
5.2.1 Siswa-siswi
Mengingat bahwa motivasi berprestasi itu penting maka
diharapkan para siswa-siswi lebih meningkatkan motivasi agar
prestasi yang dimiliki di sekolah baik. Menggunakan waktu
dengan sebaik-baiknya.
104
5.2.2 Orangtua
Berdasarkan hasil penelitian dukungan sosial orangtua
hanya memberikan sumbangan efektif sebesar 16,72%. Pada
kenyataannya, orangtua kurang dilibatkan dalam proses
perkembangan seorang anak. Namun dalam hal pendidikan,
orangtua sebagai kelompok sosial yang dekat dengan anak di
lingkungan keluarga, dimana orangtua perlu membangun
komunikasi terbuka dengan anak untuk mengetahui persoalan dan
kebutuhan anak dalam kaitannya dengan dunia pendidikan.
Tujuannya, supaya orangtua mampu menempatkan diri sebagai
teman sharing pada anak dan dapat mendorong anak untuk terus
maju dalam studinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri
memberikan sumbangan efektif sebesar 30,06%. Kepercayaan
diri yang positif akan membuat anak yakin akan kemampuannya
dan selalu tenang dalam mengerjakan tugas di sekolah.
Pembentukan kepercayaan diri penting dalam motivasi
berprestasi maka orangtua sebaiknya membantu menumbuhkan
kepercayaan diri remaja. Contohnya, dengan memberikan
pernyataan-pernyataan positif yang tentang anak (kamu pasti
bisa, tidak perlu takut,dll.). Orangtua juga dapat memberikan
penghargaan kepada anak jika anak berhasil mengerjakan tugas-
tugasnya dengan baik di sekolah.
5.2.3 Penelitian Selanjutnya
Penelitian yang dilakukan masih terbatas, karena hanya
meneliti tentang dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri
105
terhadap motivasi berprestasi. Dengan demikian masih ada
variabel lain yang turut memengaruhi yang belum diteliti dan
dijelaskan dalam penelitian ini, maka direkomendasikan untuk
penelitian selanjutnya yaitu menambah variabel seperti prestasi
akademik, teman sebaya, kreativasi siswa, kontrol diri,
penyesuaian diri. Penelitian ini dilakukan untuk anak SMP
sehingga peneliti selanjutnya dapat dilakukan pada siswa SD,
SMA bahkan Perguruan tinggi.
106
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2002) Prosedur penelitian suatu pendekatan
praktek. Edisi V Rineka Cipta.
Asnawi, S (2002) Teori motivasi:dalam pendekatan psikologi
industri dan organisasi. Jakarta: Studia Press.
Atmadi, A. Dan Setiyaningsih, Y. (2000) Transformasi
pendidikan memasuki milenium ketiga. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Azwar, S. (2012) Penyusunan skala psikologi. Edisi 2.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Balitbang. (2003) Masalah pendidikan di Indonesia. Diunduh, 18
juli 2013dari http://http://bebexcuex.blospot.com/2013_
archive.html.
Budiono, K. (2004) Teori dan aplikasi: Statistika dan
probabilitas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Christiany, L. (2005) Hubungan antara kecemasan terhadap
kompetisi akademik di kelas dengan motivasi berprestasi
pada siswa kelas 2 SMU Virgo Fidelis. Skripsi tidak
dipublikasikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Coleman, F.M. & Maqsud, M. (1993) The role of parental
interaction in achievement motivation. The Journal of
Social Psychology, 6, 859-861.
Crow, L.P. & Crow. A. (1984) Psikologi pendidikan. Alih bahasa
Kasifon Z. Surabaya: Bina Ilmu.
Cutrona, E. C & Russel, W. D. (1987) The Provisions of sosial
relationships and adaptation to stress. Advances in Personal
Relationship, 1, 37-67.)
107
Dani, M. (2012). Masalah utama dunia pendidikan di Indonesia.
Diunduh,20agustus2013darihttp://medyarizkadani.blogsp
ot.com/2015/05/masalah-utama-dunia pendidikan-di.html.
Demaray, M. K & Malecki, C. K (2002) The relationship
between perceived social support and maladjustment for
students a risk. Psychology in the Schools, 39, 3. Willey
periodicals, Inc.
Dewata, E. (2011). Potret buram pendididikan kita. Harian Pagi
Padang Ekspres. Diunduh, 20 agustus 2012 dari
http://padangekspres.co.id/?news=nberita&id=2136.
Dimyanti, & Mudjiono ( 2002) Belajar dan pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (2002) Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Drageset, S. (2012). Psychological distress, coping and social
support in the diagnostic and preoperative phase of breast
cancer. Disertasi yang dipublikasikan, University of Bergen
Eliana, R. 2005) Pengaruh Dukungan Sosial Suami terhadap
Kecemasan Ibu Hamil. Skripsi tidak dipublikasikan,
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Eminyam, M. (2001) Teologi keluarga. Yogyakarta: Kanisius
Garliah, L. dan Nasution, S. K.F (2005) Peran pola asuh orangtua
dalam motivasi berprestasi. Jurnal Psikologia, 1, 1-25.
Ghozali. (2000) Aplikasi analisis multivariate dengan program
SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.
Gulo, H. D. (1991) Tes kepribadian. Jakarta: Gaya Media
Pratama.
Haditono, S. R. (1979). Achievement motivation, parents
educational level and child learning practice in four
108
occupational groups. Disertasi (tidak dipublikasikan).
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Hadi, S. (2000) Analisa butir untuk instrument, angket, tes dan
skala nilai. Yogyakarta: Andi Offset.
Hakim, T. (2002) Mengatasi rasa tidak percaya diri. Jakarta:
Puspa Swara.
Hamalik, O. (2011) Kurikulum dan pembelajaran. Edisi 1,
cetakan 12. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdam. (2009) Hubungan antara kepercayaan diri dengan
motivasi berprestasi pada siswa SMUN 1 setu Bekasi.
Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Gunadarma,
Jakarta
Handoko, T. H. (2003) Manajemen Edisi 2. Yogyakarta:
Fakultas. Ekonomi UGM.
Handoko, M. (2006) Motivasi daya penggerak tingkah laku.
Yogyakarta:Kanisius.
Hasibuan, M. S. P. (2012) Manajemen sumber daya manusia (
edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Hurlock (1999) Psikologi perkembangan suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan (edisi 5). Jakarta: Erlangga
Ivancevich, J. M., Konopaske, R., & Matteson, M. T. (2006)
Perilaku dan manajemen organisasi jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Iyer, U. J. & Kamalanabhan, T. J. (2006) Achievement
motivation and performance of scientist in research and
development organizations. Journal of scientific &
Industrial Research, 65, 187-194.
Koeswara, E. (1991). Teori-teori: Kepribadian, Psikoanalisa,
behaviorisme, Humanistik. Bandung: Eresco.
109
Khusnia, S. & Rahayu, A. S. (2010) Hubungan antara Dukungan
Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja Tuna Netra di Panti
Rehabilitasi Sosial Bina Cacat Netra Budi Mulya Malang.
Jurnal Penelitian Psikologi, 1, 40-47.
Kuntjoro, Z. S (2002) Dukungan sosial. Artikel. Diunduh, 5
Januari 2013 dari htt://www. e-Psikologi.com.
Lie, A. (2003) 101 cara menumbuhkan percaya diri anak.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Lindenfield, G. (1997) Mendidik anak agar percaya diri. Jakarta:
Arcan.
Loekmono. (1983) Percaya pada diri sendiri, Salatiga: Pusat
Bimbingan Universitas Kristen Satya Wacana.
Luxory, Y. (2005) Percaya diri. Jakarta : Khalifa.
Maslow, A. H. (1970). Motivation and personality. New York:
Happer & Row, Publishers.
McClelland, D.C (1987) Memacu masyarakat berprestasi.
Jakarta: CV Intermedia.
McClelland, D.C (2002), Organization behavior, ninth edition.
New York: McGraw-Hill higher Education.
Monks, F. J, Knoers, A. M. P, & Haditono, S.R. (1998) Psikologi
perkembangan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Munir, Z. (2010) Peran dan fungsi orangtua dalam mendidik
anak dari http://zaldym.com . Diunduh, 8 Januari 2013.
Padang Ekspres. (2012) Peremajaan kurikulum pendidikan.
Diunduh, 15 Oktober 2013 dari http:
langiteks.blogspot.com/2013/07/peremajaankurikulum-
pendidikan.html
110
Rini, J. (2002) Memupuk rasa percaya diri. Diunduh, 5
September 2012 dari http:www.e psikologi.com.
Rola, F. & Wulandari, L (2004) Konsep Diri dan Motivasi
Berprestasi Remaja Penghuni Panti Asuhan. Jurnal
Pemberdayaan Komunitas, 3, 74-80
Robbins, P. S. (2008) Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Sahabuddin, I. (2010) Hubungan Antara Kepercayaan Diri
Dengan Motivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan.
Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah
Malang.
Shrauger, S. J. & Schohn, M. (1995) Psychological Assessment:
Self-Confidence and Achievement Motivation in college
students: Conceptualization, Measurement, and Behavioral
Implicatons. Journal of Education Psychology, 2, 255- 278.
Salam, A. & Ada, W. (2003) Pengaruh intelegensi dan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar taruna politeknik ilmu
pelayaran (PIP) Makasar. Jurnal Intelektual, 1 (1), 7-20.
Santoso, S. (2000) Buku latihan SPSS statistik parametrik.
Jakarta: Gramedia.
Santrock, W. J. (2002) Remaja. Edisi 11, jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
--------------------- (2003) Adolescence: perkembangan remaja
(alih bahasa oleh Adelar dan Saragih) Jakarta: Erlangga.
.
-------------------- (2007) Psikologi Pendidikan. Edisi 2. Jakarta:
Kencana.
Santoso, S. (2010) Statistik parametik: konsep dan aplikasi
dengan SPSS. Jakarta:Alex Media Komutindo.
111
Santoso, A. & Brotowidagdo, R. (2012) Hubungan Antara
Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi pada
Mahasiswa Universitas Semarang. Jurnal Dinamika Sosial
Budaya, 1, 1-6.
Setyani, E. (2005) Peran Orangtua dalam Meningkatkan Prestasi
Anak di Sekolah Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Orangtua. Skripsi yang tidak dipublikasikan, Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Siahaan, E. (2006) Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan
Prestasi Belajar Bidang Kognitif Pada Siswa Kelas II SMU
Raksana Medan. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Smet, B. (1994) Psikologi kesehatan. Jakarta: Gramedia.
Solek, M. & Schoenfelder, E. (2007) Students' perceptions of
family influences on their academic motivation: a
qualitative analysis. European Joumal of Psychology of
Education, 1, 7-21.
Supramono & Haryanto. (2005) Desain Proposal Penelitian
Study Pemasaran. Yogyakarta:Andi.
Sugiyono (2006) Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta
Sukma, N. (2011) Peran orang tua dalam pendidikan anak.
Diunduh, 8 Januari 2013 dari http://blog.umy.ac.id.
Verkuyten, M. Jochem, T & Canatan, K. (2001) Achievement
motivation and academic performance among Turkish early
and young adolescents in the Netherlands. Genetic, Social,
and General Psychology Monographs, 4, 378-408.
Winkel, W. S. (1992). Psikologi mengajar. Yokyakarta:
Media Abadi.
112
Wentzel, K. (1998) Social Relationships and Motivation in
Middle School: The Role of Parents, Teachers, and Peers.
Journal of Education Psychology, 2, 202 209.
Wijaya, P. I. (2012) Efikasi Diri Akademik, Dukungan Sosial
Orangtua dan Penyesuaian Diri Mahasiswa Dalam
Perkuliahan di Universitas Nusantara PGRI Kediri. Jurnal
Psikologi Persona, 1,1-13.
Yurika, 2010 Peran orang tua dalam membangkitkan motivasi
berprestasi anak dari
http://blogsyurika.blogspot.com/2010/11/peran-orang-tua-
dalam-membangkitkan motivasi berprestasi anak.html.
Diunduh 8 Januari 2013.
Sumber dari internet
www.http://blogspot.com/2012/ pengaruh-kepercayaan
diri,html). Diunduh, 5 September 2013
www.santhika-lovers.blogspot.com/2012/06/kualitas-
pendidikan-indonesia.html. Diunduh, 5September 2013
www.yepishare.com/2012/01/masalah-pendidikan-di-
indonesia 2011.html. Diunduh, 5 September 2013.
113
LAMPIRAN A
SKALA PSIKOLOGI DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA
DAN KEPERCAYAAN DIRI, DAN SKALA MOTIVASI
BERPRESTASI
114
SKALA PENELITIAN
SKALA PSIKOLOGI
IDENTITAS DIRI
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
PETUNJUK PENGISIAN
Pada halaman berikutnya terdapat tiga skala psikologi yaitu skala I,
skala II, dan skala III. Pada masing-masing skala anda diminta untuk memilih
salah satu dari lima pilihan jawaban. Sebelum menjawab ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Pada skala psikologi ini tidak ada jawaban yang benar atau salah. Anda
diminta untuk menjawab secara jujur, sesuai dengan kondisi yang alami,
bukan berdasarkan apa yang anda anggap baik.
2. Perlu diketahui bahwa jawaban anda akan kami rahasiakan dan tidak
berpengaruh pada nilai anda di sekolah.
3. Berlah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih.
4. Jika anda ingin mengubah jawaban baik pada skala I, skala II, maupun
skala III maka adik-adik dapat memberi tanda 2 garis (=) pada jawaban
tersebut, dan dapat memilih jawaban lain yang adik-adik anggap benar
sesuai dengan keinginan.
Contoh:
NO Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
1 Saya tetap rajin belajar karena
keberhasilan studi ditentukan oleh
kerja keras saya.
X X
5. Jika telah selesai, periksalah kembali jawaban jangan sampai ada yang
terlewatkan dan pastikan semua pernyataan telah terjawab.
Terima kasih.
Selamat mengerjakan
115
SKALA I: MOTIVASI BERPERSTASI
Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda pilih!!!!
SS = Bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi yang anda
alami.
S = Bila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang anda alami.
N = Bila pernyataan tersebut ragu-ragu/Netral (antara sesuai dan
tidak sesuai).
TS = Bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang anda
alami
STS = Bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi yang
anda alami.
No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Saya akan sukses dalam studi kalau saya
kerja keras.
2 Saya akan sukses dalam studi kalau saya
tekun dalam belajar.
3 Saya selalu belajar dengan giat agar berhasil
dalam studi.
4 Saya takut gagal dalam studi.
5 Saya selalu memasukkan PR tepat waktu.
6 Dalam melakukan setiap kegiatan di
sekolah, saya selalu mempersiapkan diri
dengan baik.
7 Saya selalu mengerjakan Pr yang menuntut
ide-ide baru-baru agar menunjang saya
dalam studi.
8 Saya lebih senang mengerjakan PR yang
sulit agar mengetahui kemampuan saya
dalam studi.
9 Saya selalu mempelajari kembali pelajaran
yang diberikan guru ketika berada di rumah.
10 WAktu luang saya gunakan untuk membaca
agar menambah wawasan dalam studi.
11 PR yang diberikan guru di sekolah selalu
saya kerjakan dengan baik agar nilai saya
tidak menurun.
12 Saya tidak tekun dalam mengerjakan PR.
13 Walalupun lelah saya tetap belajar dengan
giat untuk memperoleh nilai yang baik
dalam studi.
14 Dalam kondisi apapun saya selalu berusaha
melaksanakan tugas di sekolah dengan baik.
116
15 Saya belajar bersama teman-teman agar
memperoleh nilai yang bagus dalam studi.
16 Saya selalu memikirkan apa yang terbaik
untuk masa depan saya dalam studi ini.
17 Saya belum tahu cita-cita saya nantinya.
18 Saya selalu berusaha untuk memahami
semua mata pelajaran dengan belajar serius
demi hasil yang baik dalam studi saya.
19 Jika ada mata pelajaran yang tidak
dimengerti, saya pasti akan langsung
bertanya kepada guru.
20 Saya selalu mengerjakan dengan baik tugas-
tugas sekolah yang menantang.
21 Saya harus bekerja keras untuk
mendapatkan prestasi yang memuaskan.
22 Bagi saya menyelesaikan PR dari guru
merupakan hal yang menyenangkan karena
menambah pengetahuan saya dalam studi.
23 Saya akan menolak ajakan teman-teman
untuk bermain ketika saya sedang
mengerjakan PR sekolah.
24 Saya lebih tertarik mengikuti kegiatan
ekstrakuler di sekolah daripada belajar di
dalam kelas.
25 Saya lebih sennag kalaua ada guru yang
absen dalam memberikan pelajaran.
Periksa kembali jangan ada nomor yang terlewatkan.
117
SKALA II : DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA
Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda pilih!!!!
SS = Bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi yang anda
alami.
S = Bila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang anda alami.
N = Bila pernyataan tersebut ragu-ragu/Netral (antara sesuai dan
tidak sesuai).
TS = Bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang anda
alami
STS = Bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi yang
anda alami.
No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Orangtua selalu memberikan nasihat
agar saya tekun dalam belajar.
2 Orangtua selalu menasihati saya ketiak
melakukan kesalahan di sekolah.
3 Setiap nasihat yang disampaikan
orangtua selalu saya dengarkan demi
kebaikan saya dalam belajar.
4 Orangtua tidak pernah menasihati saya
tentang pentingnya pendidikan.
5 Saya merasa tidak nyawan meminta
saran kepada orang yang belum saya
kenal.
6 Orangtua selalu menyediakan waktu
untuk membantu saya dalam belajar.
7 Saya tidak mendapat perhatian dari
orangtua karena orangtua terlalu sibuk.
8 Orangtua selalu membantu saya ketika
ada kesulitan dalam belajar.
9 Orangtua selalu membantu saya dan
teman-teman ketika ada kesulitan
dalam mengerjakan PR sekolah.
10 Saya tidak pernah ditolong orangtua
dalam mengerjakan PR.
11 Orangtua selalu memuji hasil
pekerjaan saya dalam belajar.
118
12 Orangtua selalu menghargai hasil kerja
keras saya dalam belajar.
13 Saya tidak pernah mendapat pujian
walaupun nilai saya bagus di sekolah.
14 Orangtua mengutarakan kebangaannya
ketika saya berprestasi di sekolah.
15 Saya selalu disbanding-bandingkan
dengan anak yang berprestasi.
16 Walaupun prestasi saya jelek orangtua
tidak peduli.
17 Saya selalu menolong teman-teman di
sekolah.
18 Dalam mengerjakan tugas kelompok
saya selalu member pendapat.
19 Saya peduli dengan teman-teman.
20 Saya tidak pernah peduli dengan
keadaan orang lain.
21 Saay tidak mendapat kasih sayang dari
orangtua karena orangtua terlalu sibuk
dengan pekerjaan.
22 Saya tidak mempunyai teman akrab di
sekolah.
23 Saya senang belajar bersama teman-
teman di rumah.
24 Saya tidak sennag mengerjakan PR
sendirian.
25 Bagi saya kegiatan OSIS lebih menarik
daripada pelajaran.
Periksa kembali jangan ada nomor yang terlewatkan.
119
SKALA III : KEPERCAYAAN DIRI
Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda pilih!!!!
SS = Bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi yang anda
alami.
S = Bila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang anda alami.
N = Bila pernyataan tersebut ragu-ragu/Netral (antara sesuai dan
tidak sesuai).
TS = Bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang anda
alami
STS = Bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi yang
anda alami.
No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Saya senang memakai baju yang
bersih dan rapi.
2 Saya merasa senang ketika ada teman
yang mengatakan saya sebagai
penyemangat bagi dirinya.
3 Saya tidak mau dinilai suka memilih
teman.
4 Saya bangga kalau teman-teman
memuji saya ganteng atau cantik.
5 Ketika ke sekolah pakaian saya tidak
rapi.
6 Saya senang kalau tubuh saya sehat.
7 Saya merasa kurang puas terhadap
keadaan diri saya yang pemalu.
8 Saya kurang yakin dapat mengerjakan
tugas-tugas sekolah yang sulit.
9 Saya selalu yakin tindakan yang saya
lakukan benar ketika melaporkan
teman yang menyontek pada saat
ulangan.
10 Saya tidak peduli dengan orang lain.
11 Saya ingin sukses dalam pendidikan.
120
12 Saya kurang yakin akan masa depan
saya.
13 Saya tidak senang dinasehati teman-
teman.
14 Saya meminta maaf ketika melakukan
kesalahan terhadap teman-teman.
15 Saya selalu yakin akan kemampuan
saya di kelas.
16 Saya selalu yakin dapat mengerjakan
soal-soal ulangan dengan baik.
17 Saya selalu ingin mencoba kegiatan-
kegiatan baru yang belum pernah saya
lakukan untuk menambah
pengalaman.
18 Saya tidak menghiraukan
pembicaraan teman-teman.
19 Saya tidak peduli dengan pendapat
teman-teman saya di kelas.
20 Saya selalu percaya diri ketika
berdiskusi dengan teman-teman di
kelas.
21 Saya kurang percya diri ketika harus
berbicara di depan banyak orang.
22 Saya selalu menolak ketika ada teman
yang menyuruh saya berbuat jelek
seperti menyontek pada saat ulangan.
23 Kalau ada teman yang berkelahi di
dalam kelas saya akan melaporkannya
kepada guru.
24 Saya akan membela diri ketika tidak
melakukan kesalahan di sekolah.
25 Saya tidak mengakui kesalahan yang
saya buat.
26 Saya selalu bersih dan rapi ke
121
sekolah.
27 Di dalam kelas saya suka menghibur
teman-teman.
28 Saay tidak pernah peduli dengan
kesedihan teman-teman.
29 Saya mampu menahan kemarahan
ketika ada teman yang mengejek saya.
30 Saya selalu tersinggung dengan
ejekan teman-teman di kelas.
31 Saya berani mengakui kesalahan yang
saya lakukan.
32 Saya takut dikritik.
Periksa kembali jangan ada nomor yang terlewatkan.
122
LAMPIRAN B
HASIL SELEKSI AITEM DAN UJI RELIABILITAS
VARIABEL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA,
KEPERCAYAAN DIRI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI
123
SELEKSI AITEM DAN RELIABILITAS
Dukungan sosial orangtua
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.863 25
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 78.7949 226.191 301 .904
VAR00002 79.0128 226.636 .222 .905
VAR00003 79.3077 223.437 .414 .902
VAR00004 81.0256 200.545 .748 .894
VAR00005 79.9487 210.880 .548 .899
VAR00006 79.8077 216.079 .527 .900
VAR00007 80.5641 203.080 .659 .896
VAR00008 79.9103 218.342 .385 .903
VAR00009 80.1026 213.937 .563 .899
VAR00010 80.1923 212.183 .473 .901
VAR00011 79.6026 218.217 .518 .900
VAR00012 79.6282 219.302 .490 .901
VAR00013 80.7436 208.037 .667 .896
VAR00014 79.2949 225.587 .191 .906
VAR00015 79.8462 224.677 .190 .907
VAR00016 80.8846 208.311 .596 .898
VAR00017 79.6667 223.810 .329 .903
VAR00018 79.8718 218.711 .529 .900
VAR00019 79.2179 227.497 .166 .906
VAR00020 80.8333 208.323 .702 .896
VAR00021 80.6538 202.593 .712 .895
124
VAR00022 80.8590 202.590 .679 .896
VAR00023 79.4487 219.627 .405 .902
VAR00024 79.7308 212.901 .606 .898
VAR00025 79.8205 209.552 .627 .897
Kepercayaan diri
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.901 32
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 110.6923 269.359 .376 .904
VAR00002 110.9487 265.816 .434 .903
VAR00003 111.2564 260.323 .451 .903
VAR00004 111.6923 257.748 .487 .902
VAR00005 112.6667 242.069 .744 .897
VAR00006 110.7308 272.329 .170 .906
VAR00007 111.8205 257.786 .514 .902
VAR00008 111.6923 260.527 .555 .901
VAR00009 111.7692 256.102 .519 .901
VAR00010 112.4487 239.549 .759 .896
VAR00011 110.7436 270.167 .380 .907
VAR00012 112.4231 245.364 .697 .898
VAR00013 112.4231 250.403 .684 .898
VAR00014 111.0769 272.565 .350 .906
VAR00015 111.6282 269.328 .311 .903
VAR00016 111.3974 266.528 .325 .904
VAR00017 111.3590 266.129 .305 .905
VAR00018 112.2821 261.790 .444 .903
125
Motivasi berprestasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.871 25
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 88.8333 123.777 .304 .866
VAR00002 88.7949 126.970 .119 .869
VAR00003 89.5385 121.109 .405 .864
VAR00004 89.2949 124.678 .157 .871
VAR00005 89.8590 121.084 .376 .865
VAR00006 89.6154 118.240 .572 .860
VAR00007 89.7436 119.284 .460 .862
VAR00019 112.5000 252.773 .544 .901
VAR00020 111.8333 267.907 .317 .904
VAR00021 111.8077 265.248 .365 .904
VAR00022 111.5513 266.744 .255 .906
VAR00023 112.1154 266.519 457 .904
VAR00024 111.2949 268.496 .247 .905
VAR00025 112.5769 248.247 .620 .899
VAR00026 111.1410 268.954 .248 .905
VAR00027 111.5897 268.894 .229 .906
VAR00028 112.6410 246.467 .653 .899
VAR00029 111.5769 261.832 .443 .903
VAR00030 111.9615 251.466 .637 .899
VAR00031 111.3077 262.424 .490 .902
VAR00032 111.9872 242.299 .762 .896
126
VAR00008 89.9487 112.803 .630 .856
VAR00009 89.7179 116.725 .533 .860
VAR00010 89.9615 115.180 .544 .859
VAR00011 89.4359 122.846 .308 .866
VAR00012 90.6538 109.632 .659 .855
VAR00013 89.7308 117.368 .536 .860
VAR00014 89.4615 118.719 .550 .860
VAR00015 89.6282 120.730 .361 .865
VAR00016 89.4359 122.145 .303 .867
VAR00017 90.3718 113.925 .469 .863
VAR00018 89.2949 122.626 .332 .866
VAR00019 89.7564 117.667 .519 .861
VAR00020 89.7821 117.186 .498 .861
VAR00021 89.0385 123.622 .300 .866
VAR00022 89.5000 120.747 .351 .865
VAR00023 89.6410 116.882 .516 .860
VAR00024 89.5256 116.408 .451 .863
VAR00025 89.4359 120.431 .275 .869
127
LAMPIRAN C
HASIL UJI NORMALITAS, MULTIKOLINEARITAS,
HETEROSKEDASTISITAS DAN AUTOKORELASI
128
1. Uji Normalitas
129
Uji Kolmogorow-Smirnow Contoh Tunggal
Residual yang
tak terbakukan
N
Parameter Normala
Rerata
SD
Perbedaan Paling Absolut
Ekstrim Positif
Negatif
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
78
.0000000
8.15542036
.086
.086
-.069
.756
.617
2. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
1 Constant
Dukungan
Kepercayaan
Tolerance
0,759
0,759
VIF
1,317
1,317
Dependent Variable: Motivasi berprestasi
130
3. Uji Heteroskedastisitas
131
4. Uji Linearitas
4.1 Linearitas dukungan sosial orangtua dengan motivasi
berprestasi
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
motivasi*
dukungan
Between
Groups
(Combi-
ned)
5394,462 35 154,127 1,529 0,094
Linea-
rity
2835,810 1 0,000
Devia-
tion
from
Line-
arity
2558,652
34
75,254
0,746
0,809
Within Groups 4234,833 42 100,829
Total 9629,295 77
4.2 Linearitas kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
motivasi*
keperca-
yaan
Between
Groups
(Combi-
ned)
7364,378 42 175,342 2,710 0,002
Linea-
rity
3814,798 1 3814,
798
58,
950
0,000
Devia-
tion
from
Line-
arity
3549,580
41
86,575
1,338
0,19
Within Groups 2264,917 35 64,712
Total 9629,295 77
132
LAMPIRAN D
HASIL UJI REGRESI
133
1. Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F.
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean
Square F Sig.
1 Regression 4507.957 2 2253.979 33.009 .000a
Residual 5121.338 75 68.285
Total 9629.295 77
a. Predictors: (Constant), kepercayaan, dukungan
b.Dependent Variable: motivasi
2. Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
1(Constant)
dukungan
kepercayaan
B Std
Error
B
34,374
0,259
0,322
7,252
0,081
0,065
0,308
0,478
4,740
3,186
4,949
.000
.002
.000
Dependent Variable:motivasi berprestasi
134
3. Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .684a .468 .454 8.26344
a. Predictors: (Constant), kepercayaan, dukungan
4. Hasil Sumbangan Efektif
Variabel B Koefisien
korelasi X
dan Y
Sumbangan
Efektif
X1(Dukungan
Sosial Orangtua)
X2(Kepercayaan Diri)
0,308
0,478
0,543
0,629
16,72%
30,06%
Total 46,8%
135
LAMPIRAN E
DATA MENTAH PENELITIA
136
SKALA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 125
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 120
3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 112
4 5 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 5 4 93
5 4 5 4 4 3 4 2 5 4 2 4 5 3 5 4 2 4 4 4 4 3 2 5 4 5 95
6 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 110
7 5 5 4 3 5 5 3 3 4 4 5 4 2 5 2 1 4 3 4 3 3 2 4 4 5 92
8 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 5 4 111
9 5 5 4 3 4 4 5 4 3 5 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 5 3 4 5 4 101
10 5 4 5 3 4 4 5 3 4 3 5 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4 5 98
11 5 4 4 3 4 5 4 3 5 4 5 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 99
12 5 4 4 5 4 3 4 3 3 5 3 3 4 3 4 3 3 3 5 3 2 2 5 4 5 92
13 5 4 5 3 3 4 2 5 4 3 5 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 98
14 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 2 5 3 5 5 3 5 5 5 4 5 112
15 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 3 5 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 113
16 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 114
17 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 4 5 5 5 117
18 5 5 4 1 4 3 1 5 4 1 3 3 2 5 5 1 3 3 4 2 1 1 4 3 3 76
137
19 5 5 4 4 5 4 5 5 3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 113
20 4 5 4 3 4 2 4 2 4 3 4 5 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 2 4 5 90
21 4 5 4 5 5 4 5 3 4 4 3 3 5 5 5 1 3 4 4 5 4 5 5 5 5 105
22 4 5 5 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 2 2 4 5 5 3 5 5 5 4 5 106
23 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 114
24 4 4 5 4 5 4 5 2 4 4 4 4 5 4 2 2 5 3 5 3 5 2 5 5 5 100
25 5 5 4 5 2 4 2 4 3 4 5 5 4 4 5 4 5 2 5 5 2 5 5 4 5 103
26 5 5 5 1 5 3 1 4 3 1 4 3 3 1 5 1 5 4 5 2 2 1 4 5 4 82
27 4 4 4 5 4 5 2 4 2 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 4 5 2 5 5 5 101
28 4 4 4 2 4 3 3 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 3 5 2 2 1 4 4 4 81
29 4 4 2 2 4 2 4 2 2 3 3 3 4 5 4 2 4 2 5 1 3 3 2 3 2 75
30 5 5 5 1 3 3 3 3 3 4 4 3 1 5 3 1 4 3 4 2 5 1 5 3 2 81
31 5 5 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 4 3 4 2 2 1 5 3 2 71
32 4 4 4 2 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 5 2 2 5 4 3 1 73
33 5 5 4 1 2 3 1 4 3 1 3 3 2 4 3 4 4 4 2 2 1 3 3 3 4 74
34 3 4 3 4 4 2 3 1 1 5 3 2 3 2 1 2 4 2 3 2 1 1 4 4 2 66
35 5 5 4 1 1 4 3 1 1 5 3 4 1 4 5 3 4 3 4 2 1 1 4 4 2 75
36 5 5 4 1 3 3 1 3 2 3 4 5 2 5 4 1 3 3 5 1 1 3 5 3 2 77
37 4 4 4 1 1 4 1 4 4 1 3 3 1 4 3 1 3 3 5 1 1 1 5 3 2 67
38 5 5 5 2 3 4 2 4 3 2 4 4 2 3 3 2 4 3 4 2 2 3 3 3 3 80
39 5 5 4 1 1 4 1 3 2 4 5 5 1 5 4 1 3 3 5 1 1 1 5 3 3 76
138
40 5 5 4 1 1 3 1 3 3 1 3 3 1 5 3 1 3 2 5 1 2 1 3 3 4 67
41 4 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 2 1 2 3 2 68
42 5 5 4 1 3 4 1 4 3 1 4 4 4 5 5 1 3 3 3 3 2 1 4 2 2 77
43 5 5 4 2 3 3 2 4 4 2 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 75
44 2 2 3 2 4 3 4 2 2 4 2 2 2 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 2 2 73
45 2 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 80
46 4 3 3 4 4 2 3 2 2 4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 78
47 4 3 3 1 4 3 2 3 3 1 3 4 2 4 3 2 3 3 3 2 2 2 4 4 2 70
48 5 4 3 1 2 2 4 2 2 4 3 4 2 4 2 3 4 3 4 2 3 2 3 2 3 73
49 4 3 4 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 4 1 1 4 3 4 2 3 2 3 3 2 69
50 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 4 2 4 5 2 4 3 4 2 2 4 3 2 4 76
51 5 5 4 2 2 4 1 4 4 2 4 4 2 4 4 1 4 3 4 2 1 1 5 2 3 77
52 5 5 3 1 4 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 4 4 4 2 2 1 3 3 2 70
53 5 4 3 1 5 4 1 5 3 3 3 3 2 5 2 2 4 3 4 2 1 2 4 3 2 76
54 5 5 4 1 2 5 1 1 2 5 1 1 1 5 5 1 5 5 5 1 1 2 2 4 4 74
55 4 4 3 2 1 2 2 3 2 4 3 3 2 4 5 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 73
56 5 5 5 1 1 2 2 5 4 2 3 3 2 5 2 1 3 3 5 1 2 2 3 5 4 76
57 5 4 5 1 2 3 1 4 3 2 3 4 2 4 4 1 5 3 4 1 1 1 3 2 3 71
58 5 5 5 1 2 4 1 5 3 2 3 3 2 3 3 2 4 4 4 2 1 2 4 4 5 79
59 3 3 4 1 1 3 1 3 2 3 5 4 1 5 4 1 4 3 3 2 1 1 5 3 3 69
60 4 3 4 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 4 2 1 3 3 4 1 1 1 4 2 2 64
139
61 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 80
62 4 4 4 2 3 3 2 4 4 2 3 3 3 4 1 1 3 3 4 3 2 1 5 4 2 74
63 4 4 3 1 1 4 1 4 4 1 4 4 2 4 2 2 3 3 3 3 1 1 5 5 5 74
64 5 5 4 5 3 4 2 5 5 2 3 4 2 5 4 2 4 3 4 2 2 2 4 5 4 90
65 5 4 4 1 3 3 1 5 3 1 4 4 2 5 4 2 3 4 4 2 1 1 4 4 2 76
66 5 4 5 2 4 4 3 4 5 4 4 3 2 3 4 1 4 2 4 2 4 4 4 3 3 87
67 5 3 5 1 3 3 1 4 3 4 5 5 1 5 2 2 4 3 5 2 2 5 3 3 2 81
68 5 4 4 1 1 4 3 3 2 1 3 3 2 3 3 1 3 3 3 1 3 1 2 3 3 65
69 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 75
70 5 5 4 1 1 4 1 3 4 4 4 3 1 5 4 5 1 1 1 5 3 2 4 3 3 77
71 4 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 1 3 4 3 78
72 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 3 4 2 4 2 2 3 3 4 2 2 2 3 2 4 75
73 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 3 4 2 4 2 2 3 3 4 2 2 2 3 2 3 74
74 4 4 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 5 1 3 3 3 2 2 1 3 3 3 70
75 5 5 4 1 3 5 4 4 4 1 5 5 1 4 4 1 3 5 5 2 1 1 4 1 2 80
76 5 5 5 1 5 5 5 2 2 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 1 5 1 5 5 5 91
77 5 5 4 1 4 5 5 5 1 3 5 3 2 1 1 5 5 5 1 3 2 4 3 4 4 86
78 3 5 5 4 2 3 4 3 3 2 3 5 3 5 4 4 4 4 5 4 2 4 5 5 5 96
140
SKALA KEPERCAYAAN DIRI
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 3 5 5 5 4 3 3
2 4 5 4 5 5 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4
3 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 3 2 4
4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 3 3
5 5 5 3 4 3 5 4 4 4 5 5 3 3 5 3 3 3 3 1 4
6 4 4 5 3 4 5 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 5 3 4 3
7 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 3 3 4
8 4 4 5 4 5 5 5 2 4 5 5 4 4 4 3 4 4 3 2 2
9 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 2 4
10 4 4 5 3 2 5 4 3 4 2 5 3 2 4 4 4 4 2 2 4
11 4 5 4 5 2 5 4 4 3 5 5 4 4 5 3 4 3 4 4 3
12 4 5 5 4 5 5 4 5 2 4 4 4 2 4 3 5 3 3 3 3
13 5 4 4 3 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4
14 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 3 3 5 3 1 3
15 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 5 3 5 2 3
16 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 2 3
17 5 5 5 4 4 5 3 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5
18 5 4 4 4 4 5 4 3 3 5 5 2 3 5 3 3 4 3 5 3
141
19 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 2 5
20 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 2 2 2 3
21 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 2 5 5 1 4
22 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 2 5
23 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 3 5 2 4 5
24 5 4 4 5 5 5 3 3 4 5 5 4 4 5 3 3 4 4 2 3
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
26 5 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 4 3 5 4 5 5 3 3 4
27 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 3 3 4 4 5 4
28 5 5 5 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 4 2 2 4 4 1 4
29 5 5 4 3 2 5 4 3 4 2 4 3 2 5 3 3 5 2 2 2
30 5 4 2 3 1 3 3 3 2 1 4 1 3 1 1 4 3 3 3 2
31 5 5 5 5 1 4 3 3 5 1 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3
32 4 5 5 2 3 3 3 4 3 2 5 2 3 4 2 4 3 3 3 3
33 5 5 4 5 1 5 2 3 3 1 5 2 2 4 3 4 5 3 2 3
34 4 5 1 3 2 4 4 4 4 2 5 4 3 4 4 3 3 2 2 3
35 4 5 1 3 2 5 4 3 3 1 5 3 1 4 5 4 4 3 1 4
36 5 5 4 1 1 5 4 3 1 1 5 1 1 4 5 5 4 3 1 4
37 5 5 4 1 1 5 4 3 1 1 1 1 1 4 5 5 4 3 1 4
38 4 3 3 3 1 4 3 3 3 2 4 1 3 4 4 4 4 2 3 3
39 4 3 3 2 1 4 2 3 2 1 4 1 3 4 3 3 4 3 3 3
142
40 4 5 4 3 1 5 3 3 3 2 5 1 3 5 3 3 5 1 3 3
41 5 3 5 3 2 3 3 3 4 2 5 1 3 3 4 3 5 2 2 3
42 5 3 4 2 1 5 3 3 4 2 5 1 3 5 4 5 3 3 3 4
43 5 3 4 2 1 5 3 3 3 2 5 2 2 3 3 4 3 2 2 3
44 4 3 4 2 2 4 4 4 4 2 1 3 2 5 5 5 5 3 3 4
45 4 3 4 2 2 4 4 4 3 2 4 3 2 4 2 2 4 4 4 2
46 4 4 4 4 2 5 3 4 4 2 5 1 4 5 3 2 3 3 3 4
47 4 4 4 3 3 4 2 3 4 2 5 2 3 5 4 3 3 3 3 3
48 4 4 4 5 2 4 3 3 4 2 5 1 4 5 4 3 4 3 3 3
49 4 4 4 3 2 4 3 2 4 2 2 2 3 4 3 4 4 3 2 3
50 4 4 4 5 1 5 4 4 3 2 5 3 2 5 4 4 3 2 2 3
51 4 4 3 3 5 2 2 3 1 5 2 2 4 3 4 5 2 2 4 3
52 4 4 4 4 2 4 3 3 3 2 4 2 2 4 3 3 3 2 2 3
53 4 4 4 4 2 4 2 3 3 2 4 2 2 4 3 3 3 2 2 3
54 5 5 5 3 2 5 5 4 3 1 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5
55 4 4 5 5 3 4 5 5 1 3 5 4 3 3 2 3 3 3 3 3
56 5 5 5 5 1 5 3 4 5 3 2 2 3 3 5 5 3 3 2 3
57 5 4 2 3 3 5 1 3 4 1 5 1 1 5 4 4 3 4 1 4
58 5 5 4 2 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 5 5 4 2 4
59 4 5 5 3 2 5 4 4 2 1 5 3 1 5 3 3 5 2 1 3
60 5 3 2 3 1 5 1 3 4 1 5 1 2 5 3 4 3 4 1 4
143
61 5 3 2 3 1 5 1 3 4 1 5 1 2 5 3 4 3 4 1 4
62 5 4 4 3 2 5 4 4 4 3 5 3 3 4 4 4 5 3 2 3
63 5 4 4 3 2 5 3 3 3 2 5 3 3 4 4 4 5 3 2 3
64 5 5 3 3 1 4 3 5 3 1 5 3 3 5 3 4 4 3 4 5
65 5 4 4 4 2 4 3 3 4 3 5 3 2 4 4 4 4 4 4 4
66 5 4 3 5 3 5 3 3 4 2 5 2 3 4 4 5 5 3 3 4
67 5 5 2 2 1 5 4 3 1 1 5 3 1 5 3 5 5 2 2 4
68 5 4 5 3 2 5 3 3 4 3 5 1 3 4 3 4 3 3 3 3
69 5 4 3 4 1 4 2 3 3 2 5 3 2 4 4 4 4 3 3 3
70 5 5 1 3 2 5 4 4 3 1 5 2 2 5 3 3 3 2 2 4
71 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 5 2 3 4 4 3 3 3 4 3
72 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3
73 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4
74 3 4 4 3 2 5 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3
75 5 5 5 2 1 5 3 3 3 1 5 3 1 1 5 4 5 5 3 3
76 5 5 5 5 1 4 1 3 1 1 4 1 1 5 3 3 5 1 1 3
77 5 5 4 1 2 5 3 4 1 2 5 1 2 4 5 5 5 2 2 3
78 4 3 2 3 3 3 2 2 3 1 2 1 3 4 3 3 3 2 1 2
LANJUTAN SKALA KEPERCAYAAN DIRI
144
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Total
5 5 4 3 4 5 4 3 5 4 4 5 137
3 2 2 5 5 4 5 4 5 4 4 5 133
3 3 3 4 2 4 4 2 4 4 5 5 125
4 4 3 4 2 4 4 5 4 5 4 5 129
4 5 5 5 1 5 5 1 4 5 4 4 123
3 3 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 135
4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 144
4 3 2 3 2 3 2 3 3 4 5 4 116
3 4 3 4 1 5 3 2 4 3 4 4 127
3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 111
4 4 3 4 2 4 3 2 3 4 4 5 122
3 4 2 4 2 3 3 2 3 5 5 5 118
4 4 3 5 4 3 3 2 4 4 4 4 125
3 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 5 135
5 5 3 5 5 5 3 5 4 3 5 5 139
4 5 2 5 3 4 4 5 4 5 5 5 136
5 5 4 5 4 4 4 5 3 2 5 3 138
4 3 5 5 5 5 3 4 3 3 4 5 126
4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 141
3 2 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 130
145
5 4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 141
3 5 4 4 2 5 4 4 4 4 5 5 137
4 2 2 4 3 4 4 2 4 5 5 5 126
4 5 3 4 2 5 5 2 4 5 5 5 129
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 160
3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 143
5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 145
4 5 2 4 1 4 4 3 3 4 3 2 104
4 2 4 4 2 5 4 1 5 5 4 3 111
2 3 1 2 2 3 2 4 5 2 2 2 82
3 3 3 5 1 5 3 3 3 3 3 3 105
3 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 99
2 3 3 4 3 5 4 1 2 3 4 3 104
4 2 3 4 3 4 5 1 3 3 3 2 103
3 1 3 5 1 3 4 1 3 4 4 1 98
4 5 3 4 1 5 3 1 5 1 4 1 100
4 5 3 4 1 5 3 1 5 4 4 1 99
3 4 3 3 1 5 3 1 4 3 4 2 97
3 4 2 3 1 4 2 1 3 2 2 2 85
3 3 5 3 3 5 3 3 5 1 3 1 103
3 2 3 3 2 3 4 2 4 2 5 3 100
146
4 5 3 5 1 5 3 3 3 3 4 3 110
3 4 4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 96
3 4 4 3 1 5 5 1 3 1 2 1 102
4 4 2 4 2 4 3 2 4 2 4 2 100
2 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 105
3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 104
4 3 4 4 3 3 4 2 5 3 3 2 110
3 4 3 4 2 4 3 2 3 2 4 3 99
3 3 2 4 3 4 3 2 4 3 3 3 106
4 3 4 2 5 4 2 4 3 4 3 3 104
4 4 3 4 2 4 4 2 4 2 4 2 100
3 4 3 2 2 4 3 2 3 2 3 2 93
1 3 2 5 1 5 5 1 5 5 4 3 120
5 3 3 2 1 4 3 3 3 4 3 3 108
2 5 1 5 3 3 3 3 5 2 5 2 111
3 3 3 5 1 3 4 2 3 3 4 1 98
2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 5 2 111
4 1 3 3 1 3 5 1 4 3 4 1 99
3 5 3 5 1 5 3 2 3 1 5 1 97
3 5 3 5 1 5 3 2 3 1 5 3 99
3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 111
147
3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 107
4 3 5 1 5 4 2 5 2 3 3 3 112
3 3 3 4 2 5 3 2 3 3 4 4 113
3 4 3 4 3 5 5 2 3 3 3 3 116
3 5 3 3 1 5 3 1 5 5 3 3 104
4 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 109
4 3 5 4 4 2 4 3 2 3 3 2 105
4 4 3 5 2 3 4 1 3 3 5 3 104
3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 105
3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 106
2 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 108
4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 104
2 3 4 5 1 5 5 1 1 3 5 5 108
3 5 1 5 1 5 5 1 2 2 5 3 96
3 5 4 5 3 5 4 1 3 2 5 3 109
5 2 3 2 1 3 3 2 3 4 2 3 83
148
SKALA MOTIVASI BERPRESTASI
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total
1 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 4 4 5 3 4 5 5 5 112
2 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 113
3 5 4 3 4 3 5 4 3 4 5 3 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 104
4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 114
5 4 5 4 5 3 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 3 5 4 5 5 4 105
6 5 5 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 5 108
7 5 5 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 5 4 3 4 3 5 5 5 100
8 5 5 4 3 4 4 3 5 3 5 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 5 4 5 5 4 99
9 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 5 4 4 4 2 4 3 4 5 4 3 3 4 94
10 5 5 5 3 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 102
11 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 115
12 5 4 5 4 3 4 3 3 5 3 4 4 3 4 5 3 2 3 4 3 5 4 4 3 5 95
13 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 2 4 3 4 3 4 81
14 5 5 3 5 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 5 5 3 4 3 5 5 1 3 4 5 95
15 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 114
16 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 118
17 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 113
18 5 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 5 5 4 5 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 111
149
19 5 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 3 5 4 2 5 3 5 3 5 5 4 5 5 5 105
20 5 4 4 5 5 2 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 99
21 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 115
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 125
23 5 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 111
24 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 5 108
25 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 113
26 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
27 5 5 4 3 4 3 3 4 2 1 3 2 3 2 4 3 4 4 2 2 5 3 4 3 4 82
28 5 4 4 2 3 3 4 4 2 2 4 2 2 3 4 3 3 4 2 2 4 4 3 3 4 80
29 5 5 4 3 3 3 3 2 2 2 4 1 3 3 4 4 2 2 3 1 4 5 4 5 4 81
30 5 5 3 5 3 3 4 2 3 4 3 1 3 3 1 3 3 3 5 2 5 3 3 4 3 82
31 5 5 2 5 4 3 3 3 3 2 3 3 4 5 4 5 2 5 4 2 4 4 4 3 4 91
32 5 4 3 5 2 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 5 4 84
33 5 5 3 3 4 5 4 2 2 2 5 1 5 4 4 4 1 4 5 4 5 4 3 3 3 90
34 5 5 4 5 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 5 3 3 3 4 3 3 4 87
35 5 5 3 4 4 3 3 3 5 3 4 3 5 5 3 3 4 5 5 3 4 3 3 4 3 95
36 5 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 2 3 4 4 5 1 5 3 4 4 4 3 5 3 88
37 5 5 5 3 5 5 2 5 5 5 4 1 5 5 4 5 1 5 4 5 5 5 1 1 1 97
38 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 3 5 4 3 3 4 3 4 3 3 82
39 4 4 3 5 3 3 5 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 5 3 2 3 4 81
150
40 4 5 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 5 3 2 4 5 83
41 5 5 5 5 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 2 5 2 3 3 3 5 4 3 5 4 91
42 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 2 4 4 4 2 5 3 4 4 4 3 2 3 88
43 5 4 3 2 5 3 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 85
44 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 5 83
45 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 5 4 4 5 84
46 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 2 4 2 5 4 4 80
47 3 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 5 5 82
48 3 5 4 4 2 3 4 2 3 5 3 3 4 3 3 4 2 4 3 2 4 2 4 4 5 85
49 5 5 4 4 3 4 3 3 2 3 4 2 3 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3 3 2 82
50 5 5 3 5 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 85
51 5 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 5 5 1 5 3 4 5 4 3 3 1 88
52 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 3 2 4 4 3 4 2 4 4 3 5 3 3 2 3 92
53 5 4 4 5 4 3 4 2 5 3 4 2 4 3 3 4 2 4 3 4 5 4 3 4 3 91
54 5 5 3 5 4 4 2 3 4 5 3 1 2 4 5 5 1 5 1 5 5 1 4 1 1 84
55 4 5 4 5 2 2 4 1 3 2 3 4 2 4 3 3 5 4 3 4 3 4 2 5 4 85
56 5 5 5 5 2 5 2 2 2 2 5 2 5 5 2 2 2 5 2 2 5 5 2 5 5 89
57 5 5 5 4 3 3 4 3 3 2 4 1 3 3 4 5 1 3 3 4 3 3 3 5 4 86
58 5 5 5 4 3 3 4 3 3 2 4 1 3 3 5 1 1 4 3 3 4 3 3 3 4 82
59 5 5 4 5 2 2 2 2 4 2 4 1 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 84
60 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 82
151
61 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 5 3 4 3 85
62 4 4 4 5 3 3 4 2 4 3 4 3 4 5 4 4 2 4 4 5 3 3 4 4 3 92
63 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 82
64 4 5 3 3 4 5 5 4 4 3 5 2 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 3 98
65 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 5 1 5 4 3 3 3 5 4 3 5 4 5 3 3 92
66 4 5 4 4 5 4 3 4 3 3 5 2 3 3 4 5 3 4 3 4 5 5 3 3 2 93
67 4 5 3 2 5 4 4 2 5 3 5 2 5 3 4 5 3 3 3 5 3 5 4 3 5 95
68 4 5 3 4 4 4 3 3 3 4 5 2 3 5 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 88
69 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 3 3 2 90
70 5 5 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 2 4 5 4 4 3 2 2 4 4 2 2 3 84
71 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 90
72 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 1 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 5 84
73 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3 4 82
74 3 4 3 5 3 4 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 5 3 4 2 4 3 3 4 5 81
75 4 5 3 5 3 4 3 4 5 5 3 3 4 5 5 5 3 5 4 4 5 2 2 1 2 94
76 4 5 3 5 3 4 3 3 4 5 2 4 2 5 4 5 4 5 3 4 5 4 3 4 4 97
77 4 5 4 5 3 5 5 3 4 5 4 1 4 4 4 5 2 5 3 4 4 4 3 4 2 96
78 4 4 3 5 4 3 4 2 4 2 4 1 4 3 3 3 1 3 3 5 3 5 3 4 4 84