Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf ·...

97
PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM MEMBERIKAN JASA DI LUAR TUGAS POKOK DAN KEWENANGANNYA DI KABUPATEN SLEMAN Tesis Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat S-2 Magister Kenotariatan Diajukan Oleh : Ade Gunawan 16/402889/PHK/09393 Kepada PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018 Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan Jasa Di Luar Tugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten Sleman ADE GUNAWAN Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf ·...

Page 1: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT)

DALAM MEMBERIKAN JASA DI LUAR TUGAS POKOK DAN KEWENANGANNYA

DI KABUPATEN SLEMAN

Tesis

Untuk memenuhi sebagai persyaratan

mencapai derajat S-2

Magister Kenotariatan

Diajukan Oleh :

Ade Gunawan

16/402889/PHK/09393

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

i

PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT)

DALAM MEMBERIKAN JASA DI LUAR TUGAS POKOK DAN KEWENANGANNYA

DI KABUPATEN SLEMAN

Tesis

Untuk memenuhi sebagai persyaratan

mencapai derajat S-2

Magister Kenotariatan

Diajukan Oleh :

Ade Gunawan

16/402889/PHK/09393

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,

karena, atas berkah dan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Tesis yang

berjudul “PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PEJABAT

PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM MEMBERIKAN JASA DI LUAR

TUGAS POKOK DAN KEWENANGANNYA DI KABUPATEN SLEMAN” ini

dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan

kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan

para sahabatnya. Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Program Studi Magister Kenotariatan,

Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penulisan ini tidak terlepas

dari pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, waktu dan dukungan selama

penelitian dan penulisan Tesis ini berlangsung, sehingga pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., selaku Rektor Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta;

2. Prof. Dr. Sigit Riyanto, SH., LL.M., selaku Dekan Fakultas Hukum,

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta;

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

v

3. Dr. Sutanto, SH., MS., selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan

Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta;

4. Dr. Djoko Sukisno, S.H., C.N., selaku Dosen Pembimbing Tesis yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan,

ilmu, petunjuk, dan motivasi yang sangat bermanfaat kepada penulis, serta

memberikan kemudahan dalam proses penyusunan Tesis ini;

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Program Studi Magister

Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,

yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga dan

bermanfaat kepada penulis, agar pada kehidupan yang akan datang dapat

penulis terapkan dan amalkan dengan baik.

6. Para Responden yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan

Tesis ini, dan telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis

yaitu: Bapak A. Yossi Ariwibowo, ST., SH., M.Kn; Ibu Essy Wulan

Agustin, SH., M.Kn; Bapak Hitaprana, SH.; Bapak M. Nurhadi

Darussalam, SH., Hum.; Ibu Triniken Tyas Tirlin, SH.;

7. Para Narasumber yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan

Tesis ini dan telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis,

yaitu: Bapak Prof. Dr. Ari Hernawan, SH., M.Hum.; Bapak Dr. Harry

Purwanto, SH., M.Hum.; Bapak Mustofa, SH., M.Kn.; Bapak M. Ikhwanul

Muslimin, SH.; Bapak Sumendro, SH.; Bapak Dr.Supriyadi, SH., M.Hum.;

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

vi

8. Kepada Bapak dan Ibu penulis yang telah senantiasa memberikan doa,

motivasi, dan semangat selama ini dalam penulisan Tugas Ahkir ini,

sehingga penulisan Tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.;

9. Kakak penulis yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam

penulisan Tesis ini;

10. Keluarga besar kelas A MKN UGM 2016 yang saya cintai dan sayangi,

yang telah menemani penulis dalam mencari ilmu selama kuliah, dan juga

mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. Serta terima kasih atas

dorongan, motivasi, dan inspirasi selama penulis menyelesaikan penulisan

Tesis ini;

11. Keluarga besar Keluarga Mahasiswa Notariat (KMN) Fakultas Hukum,

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2016-2017, yang telah menemani

penulis mengarungi kegiatan berorganisasi. Banyak kenangan yang indah

selama penulis menjalani organisasi bersama kalian teman-teman KMN.

12. Semua teman-teman MKN UGM angkatan 2016 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, yang telah memberikan motivasi, bantuan, serta

waktunya kepada penulis selama menyelesaikan penulisan Tesis ini;

13. Semua pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang

telah telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis selama

menyelesaikan penulisan Tesis ini.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

vii

Dalam penyusunan penulisan Tesis ini, penulis merasa dan menyadari masih

dari jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan serta kesalahan, karena

keterbatasan kemampuan dan waktu penulis. Dengan demikian bentuk saran, kritik,

dan pendapat yang diberikan kepada penulis yang bersifat menyempurnakan Tesis

ini, sangat diharapkan penulis guna kesempurnaan Tesis ini. Penulis berharap semoga

Tesis ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat kepada setiap pihak pembaca.

Yogyakarta, Juli 2018

Ade Gunawan

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

INTISARI..............................................................................................................xi

ABSTRACT..........................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................10

C. Tujuan Penelitian..........................................................................10

D. Keaslian Penelitian........................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................15

A. Tinjauan Umum Tentang Pejabat Pembuat Akta Tanah...............15

1. Pengertian Pejabat Pembuat Akta Tanah................................15

2. Tugas Pokok Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)...............18

3. Kewenangan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)...............19

4. Honorarium Pejabat Pembuat Akta (PPAT)...........................20

B. Tinjauan Umum Tentang Pertanggungjawaban............................22

C. Tinjauan Umum Tentang Jasa.......................................................23

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

ix

BAB III METODE PENELITIAN................................................................25

A. Jenis Penelitian.............................................................................25

B. Sifat Penelitian.............................................................................25

C. Jenis Data.....................................................................................26

1. Data Primer............................................................................26

2. Data Sekunder........................................................................26

D. Lokasi Penelitian..........................................................................28

E. Subyek Penelitian.........................................................................28

1. Responden..............................................................................28

2. Narasumber............................................................................29

F. Teknik Pengumpulan Data...........................................................30

G. Alat Pengumpul Data...................................................................30

H. Analisis Data................................................................................32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................33

A. Kewenangan dan pelaksanaan PPAT dalam memberikan jasa di

luar tugas pokoknya, dan menentukan uang jasa (honoranium)

atas pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok...........................33

1. Kewenangan PPAT dalam memberikan dan menjalankan jasa

pengurusan kegiatan-kegiatan di luar tugas pokoknya.........33

2. Hubungan hukum antara PPAT dengan Klien, dalam

melaksanakan pengurusan kegiatan-kegiatan di luar tugas

pokok.....................................................................................45

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

x

3. Pelaksanaan PPAT dalam memberikan jasa pengurusan

pekerjaan di luar tugas pokok...............................................52

4. Penentuan honoranium (uang jasa) dalam hal pengurusan

kegiatan-kegiatan di luar tugas pokok dan kewenangan

PPAT.....................................................................................62

B. Pertanggungjawaban PPAT dalam pemberian jasa untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan di luar tugas pokok dan

kewenangan yang dimilikinya......................................................70

BAB V PENUTUP...........................................................................................79

A. Kesimpulan..................................................................................79

B. Saran.............................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................83

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

xi

INTISARI

PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PEJABAT PEMBUAT

AKTA TANAH (PPAT) DALAM MEMBERIKAN JASA DI LUAR TUGAS

POKOK DAN KEWENANGANNYA DI KABUPATEN SLEMAN

Oleh:

Ade Gunawan1 , Djoko Sukisno

2

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menganalis kewenangan PPAT dalam memberikan jasa di luar tugas pokok,

serta untuk mengetahui PPAT dalam menentukan uang jasa (honoranium) atas

pelaksanaan pekerjaan tersebut. Disamping itu juga bertujuan untuk mengetahui

dan menganalisis pertanggung jawaban PPAT dalam memberikan jasa pekerjaan

di luar tugas pokok.

Penelitian ini adalah jenis penelitian yuridis-empiris, dengan menekankan

penelitian lapangan (Field Research) untuk mendapatkan data primer, dan

didukung dengan pustaka. Lokasi penelitian di kabupaten Sleman. Responden

ditentukan dengan metode Porposive Sampling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa PPAT di dalam praktek, selain

melaksanakan tugas pokoknya yaitu membuat akta tanah, juga melaksanakan

pekerjaan di luar tugas pokok tersebut. Pekerjaan di luar tugas pokok tersebut

adalah merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pokok

PPAT. Kewenangan PPAT dalam menjalankan pekerjaan di luar tugas pokok

adalah merupakan kewenangan dia sebagai diri pribadi yang terlepas dari jabatan

PPAT, untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau perbuatan hukum tertentu.

Dengan demikian ketika terjadi permasalahan hukum, pertanggungjawaban PPAT

adalah pertanggungjawaban secara pribadi yang terlepas dari jabatannya sebagai

PPAT.

Kata Kunci: PPAT, Jasa, Di luar Tugas Pokok, Kewenangan

1 Perum Giwangan Asri, Jalan Sidikan, Umbulharjo,Yogyakarta. 2 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

xii

ABSTRACT

IMPLEMENTATION AND RESPONSIBILITY OF LAND DEED OFFICIAL

(PPAT) TO PROVIDING SERVICES OUTSIDE OF MAIN DUTIES AND

AUTHORITY IN THE SLEMAN DISTRICT

by:

Ade Gunawan1 , Djoko Sukisno

2

The goal of this researched is to know and analysis the authority of PPAT

in providing services outside the main duties, and to know PPAT determining

honoranium of that services had given by PPAT. This researched is also to analize

and find out of the responsibility of PPAT in providing services outside of the

main duties.

This research used a kind of juridical-empirical research. This research

emphasizes on field research, which to obtain of primary data, and when the

primary datas have been obtained, that research is supported by literatures. The

location of this researched was conducted in Sleman district. The respondents of

this researched are determined by Porposive Sampling method.

The results of this researched have showed, that in the practiced PPAT

provided service outside of the main duties to the client, besides that PPAT

provided service of PPAT duties to make an authentic deed of a land right and

property of the flats (apartment). That service outside of the main duties have

related to PPAT duties to make an authentic deed of a land right and property of

the flats (apartment). The authority of PPAT in provided service outside the main

duties is the authority of himself as a private person without of the position as

PPAT, to do some a job or a legal act. In the practice, implementation of services

had given by PPAT, raises some legal issues. That legal isues sometimes cause a

loss on the client side or on the PPAT side. Therefore, when the loss is on the

client side, the accountability of the PPAT is personal responsibility without of the

position as PPAT.

Keyword: Land Deed Official (PPAT), Services, Outside Of Main Duties,

Authority.

1 Taman Giwangan Asri Regency, Sidikan Street, Yogyakarta. 2 Faculty of Law, Gadjah Mada University, Yogyakarta.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya disebut sebagai PPAT,

memiliki peran yang sangat penting di dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, khususnya dalam hal bidang pendaftaran tanah, karena PPAT

diberikan kewenangan oleh Negara untuk melaksanakan sebagian kegiatan

pendaftaran tanah.1

Eksistensi atau keberadaan mengenai PPAT, landasan hukum

pengaturan mengenai jabatan PPAT diatur di dalam: Peraturan

Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Pejabat Pembuat

Akta Tanah, dan selanjutnya dirubah dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan

Pejabat Pembuat Akta Tanah (selanjutnya disebut PJ PPAT).2

Pengertian mengenai PPAT dapat dilihat di dalam Pasal 1 angka 1 PJ

PPAT yang ditentukan bahwa, “Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya

disebut PPAT, adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat

akta-akta autentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah

atau hak milik atas satuan rumah susun”. Penjelasan dari Pasal 1 angka 1 PJ

PPAT tersebut dapat dipahami, bahwa PPAT adalah merupakan seorang

pejabat umum yang diberikan kewenangan oleh Negara untuk membuat akta-

akta autentik untuk setiap suatu perbuatan hukum tertentu atas suatu hak atas

tanah dan/atau hak milik atas satuan rumah susun. Akta autentik adalah

1 Soedjono, 1998, Prosedur Pendaftaran Tanah Tentang Hak Milik Sewa Guna Dan Hak

Guna Bangunan, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 85. 2 H. Salim, HS., 2016, Teknik Pembuatan Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.68.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

2

merupakan alat bukti yang sempurna (terkuat dan terpenuh).3 Akta autentik

PPAT tersebutlah yang nantinya digunakan sebagai bukti telah dilaksanakan

suatu perbuatan hukum atas suatu hak atas tanah dan/atau hak milik atas satuan

rumah susun, guna pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan.

PPAT sebagai Pejabat Umum telah diberikan tugas pokok secara

khusus. Tugas pokok tersebut dapat dilihat pada ketentuan Pasal 2 PJ PPAT,

yaitu sebagai berikut:

(1) PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran

tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya

perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik

Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar bagi

pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan

oleh perbuatan hukum itu.

(2) Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

sebagai berikut:

a. Jual beli;

b. Tukar menukar;

c. Hibah;

d. Pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng);

e. Pembagian hak bersama;

f. Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas Tanah Hak

Milik;

g. Pemberian Hak Tanggungan;

h. Pemberian Kuasa membebankan Hak Tanggungan.

Ketentuan yang diatur di dalam pasal tersebut dapat dipahami bahwa

tugas pokok PPAT hanya terbatas sebagaimana yang telah dijelaskan diatas,

yaitu PPAT memiliki tugas pokok untuk melaksanakan sebagian kegiatan

pendaftaran tanah, dengan membuat akta autentik atas suatu perbuatan hukum

tertentu atas suatu hak atas tanah. Akta autentik yang dibuat oleh PPAT

3 Soeroso, 2010, Perjanjian Di Bawah Tangan Pedoman Praktis Pembuatan dan Aplikasi

Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 7.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

3

tersebut nantinya menjadi dasar untuk dilaksanakan pendaftaran tanah yang

merupakan akibat dari perbuatan hukum tersebut.4

Perbuatan hukum yang dimaksud adalah jual beli, tukar menukar,

hibah, pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng), pembagian hak bersama,

pemberian hak guna bangunan/hak pakai atas tanah hak milik, pemberian hak

tanggungan, pemberian kuasa membebankan hak tanggungan. PPAT tidak

memiliki kewenangan untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok

sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, sehingga dapat dipahami bahwa

PPAT hanya memiliki kewenangan untuk membuat akta autentik atas delapan

macam perbuatan hukum yang dimaksud diatas.5

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa PPAT adalah

seorang Pejabat Umum yang diberikan kewenangan dan tugas pokok yang

terbatas yaitu hanya untuk membuat akta autentik untuk setiap suatu perbuatan

hukum tertentu atas suatu hak atas tanah dan/atau hak milik atas satuan rumah

susun. Dengan demikian berdasarkan Pasal 2 ayat 2 PJ PPAT, PPAT memiliki

tugas pokok dan kewenangan untuk membuat delapan macam akta autentik

yaitu:

1. Akta Jual Beli;

2. Akta Tukar Menukar;

3. Akta Hibah;

4. Akta Pemasukan Ke Dalam Perusahaan (Inbreng);

5. Akta Pembagian Hak Bersama;

4 Mustofa, 2012, Tuntunan Pembuatan Akta Tanah, Karya Media, Yogyakarta, hlm. 2.

5 Ibid.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

4

6. Akta Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik;

7. Akta Pemberian Hak Tanggungan;

8. Akta Pemberian Kuasa Membebankan Hak Tanggungan.

PPAT selain melaksanakan pekerjaan yang merupakan tugas pokok

dan kewenangannya sebagaimana yang telah ditentukan secara khusus pada

Pasal 2 PJ PPAT, sering juga mengurus pekerjaan yang tidak berhubungan atau

di luar tugas pokok dan kewenangan PPAT tersebut.6 Penulis di dalam pra

penelitian menemukan pekerjaan yang dimaksud tersebut di atas, antara lain:

1. Pengurusan permohonan penerbitan sertipikat atas sebidang tanah untuk

pertama kalinya, di dalam praktek sering dikenal dengan “konversi” suatu

hak-hak atas tanah lama;

2. Pengurusan permohonan penerbitan sertipikat karena pemecahan suatu

sertipikat hak atas tanah;

3. Perpanjangan sertipikat hak guna bangunan;

4. Proses pendaftaran tanah yang merupakan akibat perbuatan hukum tertentu

atau karena suatu peristiwa hukum tertentu terhadap suatu bidang tanah,

misalnya karena waris, jual beli, hibah, dan lainnya;

5. Penurunan hak atas tanah, misalnya dari hak milik menjadi hak guna

bangunan;

6. Roya hak tanggungan atas suatu sertipikat hak atas tanah, yaitu pembersihan

sertipikat dari catatan sedang dijaminkan, dalam hal ini adalah jaminan hak

tanggungan;

6 Ibid., hlm. 3.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

5

PPAT dalam melaksanakan jabatannya seharusnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, dan menjalankan kewenangan dan tugas pokok

yang telah ditentukan dan diberikan oleh peraturan perundang-undangan. Pada

hakekatnya, PPAT yang melaksanakan pekerjaan atau kegiatan di luar tugas

pokok dan kewenangannya sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, tidak

memiliki dasar untuk melaksanakan segala kegiatan di luar tugas pokok dan

kewenangannya tersebut. Oleh karena itu, pelaksanaan segala pekerjaan atau

kegiatan di luar tugas pokok dan kewenangan yang dilakukan oleh PPAT perlu

untuk dikaji. Hal-hal yang perlu dikaji adalah mengenai kewenangan seorang

Pejabat Umum dalam melaksanakan pekerjaan di luar kewenangan dan tugas

pokok yang dimilikinya. Hal tersebut berdampak pada pertanggungjawaban

PPAT, dan juga penentuan uang jasa (honoranium) yang diperoleh oleh PPAT

atas jasa yang telah dilaksanakannya terhadap kegiatan di luar tugas pokok dan

kewenangannya, karena terkadang dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut

terdapat uang jasa (honoranium) dan biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh

klien kepada PPAT.

Honoranium atas pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan di luar tugas

pokok tidak diatur pada PJ PPAT. PJ PPAT hanya mengatur mengenai

honoranium atas pelaksanaan tugas pokok PPAT yaitu membuat akta autentik

yang berkaitan dengan suatu hak atas tanah yang telah dibuatnya. Uang jasa

(honoranium) bagi PPAT tersebut telah diatur secara khusus pada Pasal 32 PJ

PPAT, yang mengatur bahwa:

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

6

(1) Uang jasa (honorarium) PPAT dan PPAT Sementara, termasuk

uang jasa (honorarium) saksi tidak boleh melebihi (satu persen) dan

harga transaksi yang tercantum di dalam akta.

(2) PPAT dan PPAT Sementara wajib memberikan jasa tanpa

memungut biaya kepada seseorang yang tidak mampu.

(3) Di dalam melaksanakan tugasnya, PPAT dan PPAT Sementara

dilarang melakukan pungutan di luar ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

(4) PPAT Khusus melaksanakan tugasnya tanpa memungut biaya.

(5) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) sampai dengan ayat (4) dikenakan sanksi administrasi.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administrasi diatur dengan

Peraturan Menteri.”

Berdasarkan pasal tersebut PPAT dalam menjalankan jabatan dan tugas

pokoknya, memiliki hak untuk mendapatkan uang jasa (honoranium). PPAT

dalam menentukan uang jasa (honoranium) terhadap akta-akta autentik yang

berkaitan dengan hak atas tanah yang telah dibuatnya, batas maksimal

menentukan uang jasa (honoranium) adalah 1 % (satu persen), sehingga PPAT

boleh untuk menentukan besarnya uang jasa (honorarium) kurang dari batas

yang maksimal yang telah ditentukan tersebut. Perlu untuk diperhatikan bahwa

dalam menentukan uang jasa (honoranium) dibawah 1 % (satu persen), seorang

PPAT harus memperhatikan kepatutan dan tidak melanggar peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta kode etik PPAT.

Di dalam pra penelitian, ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi

terkait dengan PPAT yang melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugas

pokoknya, disertai dengan pekerjaan yang di luar tugas pokoknya, antara lain:

1. Pengurusan Pengalihan Alih Fungsi Tanah (Pengeringan)

Seorang PPAT yang memberikan pelayanan jasa terhadap kliennya,

untuk melaksanakan suatu perbuatan hukum, dalam hal ini adalah jual beli

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

7

sebidang tanah. Para pihak menghendaki bahwa setelah jual beli

dilaksanakan pembeli ingin melakukan alih fungsi tanah (dalam hal ini

adalah pengeringan) atas tanah yang diperjual belikan tersebut, dari tanah

persawahan menjadi tanah perkarangan.

PPAT tersebut menerima permintaan para pihak untuk memberikan

jasa membuat Akta Jual Beli atas sebidang tanah dan juga proses

pengalihan fungsi tanah. Setelah Akta Jual Beli selesai dibuat dan proses

pengeringan tanah telah dilaksanakan. Uang jasa (honorarium) atas

pembuatan Akta Jual Beli tersebut telah dibayarkan diawal, namun uang

jasa (honorarium) untuk proses pengeringan yang bukan merupakan tugas

pokok dan kewenangannya belum dibayarkan oleh kliennya tersebut.

Dalam hal ini tentu PPAT kesulitan dalam hal perlindungan hukum

terhadap pemenuhan haknya tersebut, mengingat bahwa uang jasa

(honorarium) atas pelaksanaan kegiatan di luar tugas pokoknya

kewenangannya tidak diatur secara khusus di dalam peraturan perundang-

undangan.

2. Pengurusan Pendaftaran Tanah

Seorang PPAT memberikan jasa kepada kliennya untuk melakukan

pengurusan pendaftaran tanah yang merupakan akibat perbuatan hukum

jual beli sebidang tanah. PPAT tersebut melakukan pengurusan tersebut

dari tahap pembuatan Akta Jual Beli sampai dengan pendaftaran tanah

selesai dilakukan di Kantor Pertanahan yaitu sertipikat hak atas tanah

tersebut menjadi nama pihak pembeli.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 21: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

8

Berdasarkan penjelasan di atas perlu untuk diperhatikan bahwa PPAT

hanya memiliki wewenang yang terbatas dalam hal pengurusan jual beli atas

suatu bidang tanah tersebut. Kewenangan PPAT tersebut hanya terbatas untuk

membuat Akta Jual Beli atas sebidang tanah yang akan diperjual belikan.

PPAT setelah membuat Akta Jual Beli tersebut, selanjutnya memiliki

kewajiban untuk menyampaikan akta tersebut kepada Kantor Pertanahan untuk

dilakukan pendaftaran. Hal tersebut, sebagaimana yang diatur di dalam Pasal

40 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah bahwa, “Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal

ditandatanganinya akta yang bersangkutan, PPAT wajib menyampaikan akta

yang dibuatkannya berikut dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada

Kantor Pertanahan untuk didaftar.”

PPAT setelah menyampaikan akta-akta yang dibuatnya kepada Kantor

Pertanahan, tugas PPAT telah selesai. Untuk tahap pendaftaran tanah

selanjutnya bukanlah tugas dan kewenangan bagi PPAT. PPAT yang

melakukan pengurusan pendaftaran tanah sampai dengan diterbitkannya

sertipikat hak atas suatu bidang tanah atas nama pembeli, dapat dikatakan

bahwa PPAT tersebut melaksanakan kegiatan di luar tugas pokok dan

kewenangannya.

Berdasarkan pra penelitian yang penulis laksanakan, dalam pelaksanaan

pendaftaran tanah tersebut terkadang PPAT menentukan uang jasa

(honoranium) menjadi satu kesatuan antara jasa pembuatan Akta Jual Beli,

dengan jasa pengurusan kegiatan pendaftaran tanah tersebut, sehingga PPAT

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 22: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

9

menerima uang jasa (honoranium) melebihi dari yang telah ditentukan Pasal 32

ayat (1) PJ PPAT, yaitu maksimal 1 % (satu persen). Dengan demikian, Tidak

dilakukannya pemisahan atau perincian uang jasa (honoranium) tersebut,

menyebabkan tidak dapat dibedakan mana yang merupakan uang jasa

(honoranium) atas pelaksanaan tugas pokoknya, dan yang merupakan uang jasa

(honoranium) atas pelaksanaan di luar tugas pokoknya. Hal tersebut yang

sering digunakan PPAT sebagai strategi untuk mendapatkan uang jasa

(honaranium) yang lebih besar.

Beberapa kasus yang terjadi di dalam praktek tersebut, dapat dipahami

bahwa PPAT yang melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok dan

kewenangannya menimbulkan beberapa masalah. Dengan demikian, perlu

dikaji dan diteliti mengenai pertanggungjawaban PPAT atas pelaksanaan

pekerjaan di luar tugas pokok dan kewenangannya, dan PPAT dalam

menentukan uang jasa (honorarium) atas pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan

di luar tugas pokok dan kewenangannya.

Bertitik tolak dari latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka

penulis terdorong membuat sebuah penulisan hukum berbentuk tesis dengan

judul: “PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PEJABAT

PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM MEMBERIKAN JASA DI

LUAR TUGAS POKOK DAN KEWENANGANNYA DI KABUPATEN

SLEMAN”.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 23: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan dan

dijelaskan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana kewenangan dan pelaksanaan PPAT dalam memberikan jasa di

luar tugas pokoknya, dan menentukan uang jasa (honoranium) atas

pelaksanaan kegiatan-kegiatan di luar tugas pokok tersebut?

2. Bagaimana pertanggungjawaban PPAT dalam pemberian jasa untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan di luar tugas pokok dan kewenangan yang

dimilikinya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalis apakah PPAT memiliki kewenangan

atau diperbolehkan untuk memberikan jasa di luar tugas pokok dan

kewenangannya, dan untuk mengetahui bagaimana PPAT menentukan

uang jasa (honoranium) atas pelaksanaan jasa di luar tugas pokok dan

kewenangannya tersebut.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pertanggungjawaban

PPAT dalam pemberian jasa untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas

pokok dan kewenangan yang dimilikinya.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 24: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

11

D. Keaslian Penelitian

Hasil penelusuran dan pengamatan kepustakaan yang penulis lakukan

ada beberapa penelitian yang membahas tentang tugas pokok dan kewenangan

pejabat pembuat akta tanah (PPAT) antara lain :

1. “Penentuan honoranium Pembuatan Akta Peralihan Hak Atas Tanah Karena

Jual Beli dan Pembebanan Hak Atas Tanah Oleh Pejabat Pembuat Akta

Tanah di Kota Yogyakarta”, ditulis oleh Maulina Fatmasari, Tahun 2017.7

Di dalam penelitian tersebut ditentukan rumusan masalah yaitu sebagai

berikut:

a. Bagaimana PPAT di Kota Yogyakarta menentukan nominal

honoraniumnya dalam pembuatan akta peralihan hak atas tanah karena

jual beli dan pembebanan hak atas tanah?

b. Bagaimana peran Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) dalam

menanggulangi persaingan penetapan honoranium?

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan dari

penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Kesimpulan Pertama

Penentuan penetapan honorarium PPAT untuk peralihan hak

atas tanah karena jual beli didasarkan pada harga transaksi yang

disepakati oleh para pihak penjual dan pembeli. Apabila nilai transaksi

dibawah Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) maka honoranium

7 Maulina Fatmasari, “Penentuan Honoranium Pembuatan Akta Peralihan Hak Atas Tanah

Karena Jual Beli dan Pembebanan Hak Atas Tanah Oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah di Kota

Yogyakarta”, Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 25: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

12

PPAT harus disepakati dengan PPAT yang bersangkutan, apakah

menyetujui diberikan honoranium sebesar 1% (satu persen).

Pada tahun 2015 terdapat responden yang menarik nilai nominal

Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah), agar menutup nilai operasional karena

tidak memungkinkan apabila honoranium tersebut sesuai dengan nilai

transaksi. Pembebanan hak atas tanah PPAT pada umumnya menerima

honoranium 0,5 % (nol koma lima persen) dari nilai jaminannya.

Untuk pembebanan bisa lebih rendah lagi karena digantungkan dan

syarat-syarat penetapannya sudah ditentukan oleh Bank pengguna jasa

PPAT.

b. Kesimpulan Kedua

Peranan IPPAT dalam menanggulangi persaingan penetapan

honoranium yaitu mengkawal penegakan kode etik bagi PPAT, yang

salah satunya adalah pengawasan terhadap penetapan jumlah biaya

pembuatan akta agar terhindar dari persaingan tidak sehat antar PPAT.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maulina Fatmasari

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Hal tersebut

dapat dilihat dari rumusan masalah, dan pokok permasalahan yang ada

di dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Pokok permasalahan

yang diteliti oleh penulis adalah mengenai bagaimana PPAT

memberikan jasa dan menentukan uang jasa (honoranium) atas

pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok dan kewenangan yang

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 26: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

13

dimilikinya, serta bagaimana tanggungjawab PPAT atas pelaksanaan

jasa tersebut.

2. “Tugas Dan Fungsi Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam

Pendaftaran Tanah Di Kabupaten Kudus Propinsi Jawa Tengah”, ditulis

oleh Anna Ismudiyatun, Tahun 2009.8 Rumusan masalah dalam penelitian

tersebut sebagai berikut:

a. Bagaimana tugas dan fungsi Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam

Pendaftaran Tanah di Kabupaten Kudus sesuai dengan peraturan Kepala

Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006?

b. Faktor-faktor apa yang menghambat pelaksanaan Pendaftaran Tanah di

Kabupaten Kudus dan bagaimana upaya untuk menanganinya?

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan dari

penelitian tersebut yaitu sebagai berikut: Fungsi dan Tugas Pejabat Pembuat

Akta Tanah dalam Pendaftaran Tanah adalah Pejabat Pembuat Akta Tanah

mempunyai peranan selaku pejabat yang mempunyai fungsi dan tugas untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut peraturan perundang-

undangan yang bersangkutan (pembuatan akta jual beli, tukar menukar,

hibah, pemasukan kedalam perusahaan (inbreng), pembagian hak bersama,

pemberian hak guna bangunan / hak pakai atas tanah, hak milik pemberian

hak tanggungan).

Penelitian yang dilakukan oleh Maulina Fatmasari berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Hal ini dapat dilihat dari rumusan

8 Anna Ismudiyatun, Tugas Dan Fungsi Pejabat Pembuat Akta Tanah (Ppat) Dalam

Pendaftaran Tanah Di Kabupaten Kudus Propinsi Jawa Tengah, Tesis, Studi Magister Kenotariatan

Universitas Diponegoro, Semarang.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 27: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

14

masalah, dan pokok permasalahan yang ada di dalam penelitian yang

dilakukan oleh penulis. Pokok permasalahan yang diteliti oleh penulis

adalah mengenai PPAT yang melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok

dan kewenangannya.

Berdasarkan objek penelitian serta rumusan masalah yang berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis dapat

menyatakan bahwa penulisan mengenai, “PELAKSANAAN DAN

PERTANGGUNGJAWABAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

(PPAT) DALAM MEMBERIKAN JASA DI LUAR TUGAS POKOK

DAN KEWENANGANNYA DI KABUPATEN SLEMAN”, sampai saat ini

belum pernah dilakukan dan berbeda dari penelitian lainya, dengan

demikian dapat memenuhi kaidah keaslian penelitian. Jikalau di luar

sepengetahuan penulis ditemukan penelitian yang serupa atau yang sama

maka penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian sebelumnya.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 28: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pejabat Pembuat Akta Tanah

1. Pengertian Pejabat Pembuat Akta Tanah

Pengertian Pejabat Pembuat Akta Tanah (selanjutnya disingkat

PPAT) dapat dilihat dalam berbagai peraturan perundang-undangan, yaitu

sebagai berikut:

a. Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang

Peraturan Pejabat Pembuat Akta Tanah, dan selanjutnya dirubah dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016

Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998

Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (selanjutnya

disebut PJ PPAT). Pasal 1 angka 1 PJ PPAT menjelaskan bahwa,

“Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya disebut PPAT, adalah

merupakan pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat suatu

akta-akta autentik mengenai suatu perbuatan hukum tertentu mengenai

hak-hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun”.

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 PJ PPAT dapat dipahami bahwa

pada hakekatnya PPAT adalah merupakan pejabat umum yang

diberikan kewenangan untuk membuat akta-akta autentik yang hanya

berkaitan dengan suatu perbuatan hukum tertentu atas suatu hak atas

tanah atau hak milik atas satuan rumah susun, sehingga PPAT tidak

memiliki kewenangan untuk membuat akta di luar apa yang telah

dijelaskan tersebut diatas. Pejabat umum dalam hal ini adalah

seseorang yang di angkat oleh Instansi yang berwenang, dengan

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 29: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

16

diberikan tugas untuk melayani masyarakat secara umum dibidang

atau pada kegiatan-kegiatan tertentu.1

b. Pasal 1 angka 24 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah, juga dijelaskan bahwa, “PPAT adalah merupakan

pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta tanah

tertentu”.

c. Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak

Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan

Tanah, yang ditentukan bahwa,“PPAT adalah merupakan pejabat umum

yang diberi kewenangan untuk membuat akta pemindahan hak atas tanah,

akta pembebanan hak atas tanah, dan akta pemberian kuasa

membebankan Hak Tanggungan menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku”.

Menurut Boedi Harsono, bahwa kedudukan PPAT dalam

penjelasan yang diberikan dari berbagai peraturan perundang-

undangan adalah sebagai pejabat umum, hal tersebut dapat

dikonsepkan bahwa PPAT merupakan seseorang Pejabat Umum

yang diangkat oleh pemerintah dengan tugas dan kewenangan untuk

memberikan suatu pelayanan kepada umum dibidang tertentu.2

Menurut pendapat H. Salim bahwa PPAT yang dalam bahasa

inggris, disebut dengan ”Land Deed Official”, sedangkan di dalam

bahasa belanda disebut dengan “Land Titles Registrar”. PPAT

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki arti yang sangat

penting, karena Pejabat Umum inilah yang diberikan kewenangan

oleh Negara, untuk membuat akta-akta autentik yang berkaitan

dengan hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.3

1 Boedi Harsono, 2002, “Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-

Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya”, Cetakan Kesembilan, Penerbit Djambatan,

Jakarta, hlm.9. 2 Boedi Harsono, “PPAT, Sejarah Tugas dan Kewenangannya”, Majalah Renvoi,

No.844.IV, Jakarta, Januari, 2007. hlm. 37. 3 H. Salim, HS, Op.Cit. hlm. 85.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 30: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

17

PPAT terdapat beberapa jenis, sebagaimana yang dijelaskan

dalam Pasal 1 angka 1, 2, dan 3 PJ PPAT, jenis-jenis tersebut yaitu

sebagai berikut:

a. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Adalah merupakan pejabat umum yang diberi kewenangan untuk

membuat akta-akta autentik mengenai perbuatan hukum tertentu

mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.

b. PPAT Sementara

Adalah merupakan pejabat pemerintah yang ditunjuk karena

jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat

akta PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT, misalnya:

camat dan kepala desa.

c. PPAT Khusus

Adalah merupakan pejabat Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia (BPN) yang ditunjuk karena jabatannya untuk

melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT tertentu

khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas pemerintah

tertentu, misalnya: Kepala Kantor Pertanahan. 4

PPAT dalam menjalankan kewenangan dan tugasnya dibatasi oleh

luasnya wilayah kerja yang telah ditentukan. Sebelumnya, di dalam Pasal 12

ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan

Pejabat Pembuat Akta Tanah, dijelaskan bahwa wilayah kerja PPAT adalah

satu wilayah kerja Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya. Selanjutnya,

sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, ketentuan Pasal 12 ayat (1)

dirubah yaitu wilayah kerja PPAT adalah satu wilayah Provinsi.

4 Mustofa, Op.Cit. hlm. 13.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 31: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

18

2. Tugas Pokok Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

PPAT sebagai pejabat umum telah ditentukan dan diberikan secara

khusus mengenai tugas pokok, dan untuk melaksanakan tugas pokok

tersebut juga telah diberikan secara khusus mengenai kewenangannya.

Tugas pokok dan kewenangan tersebut telah diatur secara khusus di dalam

ketentuan PJ PPAT.

Tugas pokok tersebut dapat dilihat di dalam ketentuan Pasal 2

ayat (1) PJ PPAT yang diatur bahwa, “PPAT bertugas pokok

melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat

akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu

mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun,

yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data

pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu“.5

Berdasarkan penjelasan pasal tersebut dapat dipahami bahwa tugas

pokok PPAT hanya sebatas membuat akta-akta autentik mengenai suatu

perbuatan hukum tertentu mengenai mengenai hak atas tanah atau hak milik

atas satuan rumah susun. Perbuatan hukum tertentu yang dimaksud tersebut

diatas, telah ditentukan dalam Pasal 2 ayat (2) PJ PPAT yaitu sebagai

berikut:

Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

sebagai berikut :

a. Jual Beli;

b. Tukar Menukar;

c. Hibah;

d. Pemasukan Ke Dalam Perusahaan (Inbreng);

e. Pembagian Hak Bersama;

f. Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Atas Tanah Hak

Milik;

g. Pemberian Hak Tanggungan;

h. Pemberian Kuasa Membebankan Hak Tanggungan.

5 Habib Adjie, 2009, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia, PT Citra Aditya

Bandung, Bandung, hlm. 61.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 32: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

19

PPAT setelah membuat akta-akta autentik sebagaimana yang telah

dijelaskan di atas, selanjutnya PPAT memiliki kewajiban untuk

menyampaikan akta tersebut kepada Kantor Pertanahan untuk dilakukan

pendaftaran. Hal tersebut, sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 40 ayat

(1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

bahwa, “Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal

ditandatanganinya akta yang bersangkutan, PPAT wajib menyampaikan

akta yang dibuatkannya berikut dokumen-dokumen yang bersangkutan

kepada Kantor Pertanahan untuk didaftar”.

Dengan demikian, PPAT memiliki tugas pokok yang terbatas, yaitu

hanya membuat akta-akta autentik yang berkaitan dengan kedelapan

perbuatan hukum sebagaimana yang telah dijelaskan diatas. PPAT setelah

membuat akta-akta autentik tersebut, selanjutnya PPAT memiliki kewajiban

untuk menyampaikan akta tersebut kepada Kantor Pertanahan untuk

dilakukan pendaftaran. PPAT setelah menyampaikan akta-akta yang

dibuatnya kepada Kantor Pertanahan, tugas PPAT selesai sampai disitu saja.

Untuk tahap pendaftaran tanah selanjutnya bukanlah tugas dan kewenangan

bagi PPAT.

3. Kewenangan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Kewenangan yang dimiliki oleh PPAT dapat dilihat pada Pasal 3

ayat (1) PJ PPAT, yang ditentukan bahwa,“PPAT memiliki kewenangan

untuk membuat akta autentik mengenai semua perbuatan hukum

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) mengenai hak atas tanah dan

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 33: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

20

hak milik atas satuan rumah susun yang terletak di dalam daerah kerjanya”.

Kewenangan inilah yang menjadi dasar PPAT untuk menjalankan tugas

pokoknya yaitu membuat akta autentik mengenai suatu perbuatan hukum

tertentu atas hak atas tanah dan/atau hak milik atas satuan rumah susun.

Akta autentik tersebut ada delapan macam berdasarkan suatu perbuatan

hukum tertentu yang ditentukan dan diatur oleh Pasal 2 PJ PPAT, yaitu

antara lain:

a. Akta Jual Beli;

b. Akta Tukar Menukar;

c. Akta Hibah;

d. Akta Pemasukan Ke Dalam Perusahaan (Inbreng);

e. Akta Pembagian Hak Bersama;

f. Akta Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Atas Tanah

Hak Milik;

g. Akta Pemberian Hak Tanggungan;

h. Akta Pemberian Kuasa Membebankan Hak Tanggungan.

Delapan macam akta tersebut sudah ditentukan bentuknya, yaitu

bentuk yang ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria / Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia, maka PPAT dalam membuat akta-akta

autentik tersebut harus sesuai dengan apa yang telah ditentukan peraturan

perundangan-undangan.

4. Honorarium Pejabat Pembuat Akta (PPAT)

PPAT adalah merupakan suatu jabatan yang diberikan oleh Negara

kepada seseorang untuk menjalankan suatu kewenangan tertentu. PPAT

adalah merupakan pejabat umum yang menjalankan tugas dan kewenangan

secara mandiri, maka dituntut untuk menjalankan jabatannya secara

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 34: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

21

profesional. Dengan demikian, di dalam masyarakat jabatan PPAT

disandingkan dengan istilah profesi.

PPAT sebagai orang yang profesional dalam menjalankan

tugas dan kewenangan dapat diartikan sebagai seseorang yang

memiliki profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari

pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi dan

atau seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian

tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu menurut

keahliannya.6

PPAT dalam menjalankan tugas pokok dan kewenangannya,

memiliki hak untuk menerima uang jasa (honorarium) atas jasa yang telah

diberikannya. Honoranium menurut kamus besar bahasa Indonesia dapat

diartikan sebagai suatu upah, dimana merupakan imbalan dari suatu jasa

yang diberikan kepada seorang profesi, misal: pengarang, penerjemah,

dokter, pengacara, konsultan, tenaga honorer.7

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa PPAT pada

hakekatnya adalah merupakan suatu jabatan, namun karena PPAT

merupakan pejabat umum yang menjalankan tugas dan kewenangannya

secara mandiri, PPAT dapat juga dikatakan sebagai suatu profesi. Dengan

demikian, PPAT memiliki hak untuk mendapatkan uang jasa (honorarium)

setiap jasa yang telah dilaksanakannya.

Uang jasa (honorarium) bagi PPAT telah diatur secara khusus di

dalam Pasal 32 PJ PPAT, yaitu sebagai berikut:

(1) Uang jasa (honorarium) PPAT dan PPAT Sementara, termasuk

uang jasa (honorarium) saksi tidak boleh melebihi 1 % (satu

persen) dan harga transaksi yang tercantum di dalam akta.

6 Sumendro, Materi Ujian Kode Etik PPAT, IPPAT, Yogyakarta, Makalah, hlm. 4.

7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 312.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 35: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

22

(2) PPAT dan PPAT Sementara wajib memberikan jasa tanpa

memungut biaya kepada seseorang yang tidak mampu.

(3) Di dalam melaksanakan tugasnya, PPAT dan PPAT Sementara

dilarang melakukan pungutan di luar ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

(4) PPAT Khusus melaksanakan tugasnya tanpa memungut biaya.

(5) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sampai dengan ayat (4) dikenakan sanksi administrasi.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administrasi diatur

dengan Peraturan Menteri.”

Berdasarkan penjelasan yang diberikan Pasal 32 ayat (1) PJ PPAT,

bahwa seorang PPAT atau PPAT sementara hanya dapat menentukan

besarnya uang jasa (honorarium) maksimal 1 % (satu persen) dari nilai atau

harga transaksi pada setiap akta-akta autentik yang dibuat. Besarnya uang

jasa (honorarium) telah ditetapkan dengan tegas, maka PPAT atau PPAT

sementara tidak boleh menentukan atau menerima uang jasa (honorarium)

melebihi 1 % (satu persen) dari nilai atau harga transaksi.

B. Tinjauan Umum Tentang Pertanggungjawaban

Tanggungjawab adalah merupakan suatu kewajiban untuk

menanggung segala sesuatu.8 Pertanggungjawaban memiliki arti perbuatan

untuk melaksanakan suatu tanggungjawab atau sesuatu yang

dipertanggungjawabkan.9 Pertanggungjawaban menurut pendapat Sidartha

adalah merupakan suatu tindakan memberi penjelasan yang dapat dibenarkan

baik secara moral maupun secara hukum.10

8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 567 .

9 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 460.

10 Sidharta, 2006, Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka Berpikir, PT. Refika

Aditama, Bandung, hlm. 49.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 36: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

23

Pertanggungjawaban dapat dibagi menjadi empat macam,

sebagaimana pendapat yang diberikan oleh Hans Kelsen, yaitu:

1. Pertanggungjawaban secara individu, yaitu seseorang indovidu

bertanggungjawab terhadap pelanggaran yang dilakukannya

sendiri;

2. Pertanggungjawaban kolektif berarti bahwa seorang individu

bertanggungjawab atas suatu pelanggaran yang dilakukan oleh

orang lain;

3. Pertanggungjawaban berdasarkan kesalahan yang berarti bahwa

seseorang individu bertanggungjawab atas pelanggaran yang

dilakukannya karena sengaja dan diperkirakan dengan tujuan

menimbulkan kerugian;

4. Pertanggungjawaban mutlak yang berarti bahwa seseorang individu

bertanggungjawab atas pelanggaran yang dilakukannya karena

tidak sengaja dan tidak diperkirakan. 11

C. Tinjauan Umum Tentang Jasa

Jasa adalah merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud

dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksi jasa

mungkin berkaitan dengan produk fisik atau produk non fisik. Menurut Mursid,

pengertian jasa adalah adalah kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara

tersendiri, pada hakikatnya bersifat tidak teraba, untuk memenuhi kebutuhan

dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain.12

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dipahami bahwa jasa

adalah merupakan suatu kegiatan ekonomi dengan hasil keluaran yang tidak

berwujud yang ditawarkan dari penyedia jasa. Dikatakan kegiatan ekonomi

karena secara umum penyedia jasa menawarkan jasa kepada pengguna jasa,

untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dari jasa tersebut.

11

Raisul Mutaqien, 2006, Teori Hukum Murni, PT. Nuansa & Nusamedia, Bandung,

hlm.140 12

Mursid, 2014, Manajemen Jasa Pemasaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta, hlm.116.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 37: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

24

Menurut Tjiptono, terdapat beberapa karakteristik pokok pada

jasa, yaitu sebagai berikut:

a. Intangibility, Jasa berbeda dengan barang. Jasa bersifat intangible,

artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar

sebelum dibeli. Konsep intangible ini sendiri memiliki dua

pengertian yaitu:

1) Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa atau

disentuh.

2) Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, atau

dipahami secara rohaniah.

b. Inseparability, Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan

dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga

inseparability (tidak dapat dipisahkan) mengingat pada umumnya

jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Dalam hubungan

penyedia jasa dan pelanggan ini, effektivitas individu yang

menyampaikan jasa merupakan unsur penting.

c. Variability, Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan

nonstandardized out-put, artinya banyak variasi bentuk, kualitas

dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut

dihasilkan.

d. Perishability, Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan

tidak dapat disimpan. Dengan demikian apabila suatu jasa tidak

digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. 13

13

Fandy, Tjiptono,2000, Manajemen Jasa, Andy Offset, Yogyakarta, hlm.18.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 38: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis adalah merupakan penelitian yang

bersifat yuridis-empiris. Dikatakan sebagai yuridis-empiris karena bertitik tolak

dari permasalahan, dan penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung untuk

melihat kenyataan yang terjadi di lapangan atau di dalam masyarakat mengenai

efektifitas hukum yang berlaku. Penelitian yuridis–empiris pada hakekatnya

adalah merupakan penelitian terhadap identifikasi atau efektifitas hukum.1

Penelitian ini lebih menekankan pada penelitian lapangan (Field

Research) yang bertujuan untuk mendapatkan data primer, dan selanjutnya

penelitian didukung dengan studi pustaka yang merujuk kepada teori-teori

maupun peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengertian

jabatan PPAT, tugas pokok PPAT, kewenangan PPAT, dan penentuan uang

jasa (honoranium) bagi PPAT.

B. Sifat Penelitian

Penelitian tentang “Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat

Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan Jasa Di luar Tugas Pokok

Dan Kewenangannya Di Kabupaten Sleman” merupakan penelitian bersifat

deskriptif. Dikatakan deskriptif karena penelitian ini menggambarkan fakta-

fakta tentang masalah yang diteliti pada saat penelitian dilakukan. Menurut

Soerjono Soekanto penelitian bersifat deskriptif ini bermaksud untuk

1 Bambang Sunggono, 2005, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketujuh, Raja

Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 42

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 39: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

26

memberikan data yang seteliti mungkin tentang perilaku manusia, keadaan,

atau gejala-gejalanya.2

C. Jenis Data

Jenis data yang ada dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu:

data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian di lapangan (Data Primer)

dan data bahan pustaka (Data Sekunder).

1. Data Primer

Data Primer adalah merupakan data yang diperoleh dari hasil

penelitian lapangan, data tersebut diperoleh langsung dari wawancara

sumber pertama.3 Setelah Data Primer berupa hasil wawancara didapatkan

dari hasil penelitian di lapangan, maka selanjutnya dibandingkan atau

disandingkan dengan Data Sekunder (bahan pustaka) yang diperoleh dari

penelitian kepustakaan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah merupakan data yang diperoleh dari studi

pustaka. Studi pustaka ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder

dengan cara mengumpulkan, mempelajari, mengelompokkan dan

menganalisis data tertulis yang terdapat dalam peraturan perundang-

undangan, buku, artikel, makalah penelitian, dan bahan-bahan lain yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis. Data sekunder

2 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Universitas

Indonesia (UI-Press), Jakarta, hlm. 10 3 Zainal, Asikin dan Amirudin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hlm. 12

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 40: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

27

tersebut dikelompokkan menjadi tiga macam bahan hukum, yaitu sebagai

berikut:

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan bahan-bahan :

a) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan

Pejabat Pembuat Akta Tanah;

b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016

Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah;

c) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah.Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor: 112/KEP-4.1/IV/2017, tertanggal 27

April 2017, tentang Kode Etik Ikatan Pejabat Pembuat Akta.

2) Bahan hukum sekunder, adalah bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer. Bahan-bahan hukum sekunder yang

digunakan, antara lain:

a) Buku-Buku tentang jabatan pejabat pembuat akta tanah;

b) Buku-Buku tentang pendaftaran pertanahan;

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum

tersier yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Kamus Besar

Bahasa Indonesia;

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 41: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

28

D. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kabupaten Sleman dengan pertimbangan bahwa

penulis dalam melaksanakan prapenilitian menemukan masalah yang diteliti

berada di Kabupaten Sleman, dan dengan pemilihan lokasi tersebut dapat

memudahkan penulis untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang

diperlukan dalam penelitian.

E. Subjek Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini mempunyai subjek penelitian terbagi

atas dua yaitu :

1. Responden

Responden adalah pihak yang terlibat langsung dan dapat

memberikan jawaban atas pertanyaan dalam wawancara yang diajukan oleh

peneliti yang berkaitan dengan permasalahan hukum yang diteliti.

Responden yang memberikan informasi dalam penelitian ini adalah Pejabat

Pembuat Akta (PPAT) yang wilayah kerjanya berada di Kabupaten Sleman.

Penulis dalam hal ini, menentukan responden dengan menggunakan

teknik pengambilan sampling secara purposive sampling. Purposive

sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel sumber data

dengan mengambil pertimbangan berdasarkan suatu kriteria atau kualifikasi

tertentu.4

Penulis dalam penelitian menentukan kriteria dan kualifikasi

responden yaitu sebagai berikut: PPAT yang memiliki kedudukan dan

4 Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, PT. Alfabeta

Bandung, hlm. 85

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 42: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

29

wilayah kerja di kabupaten Sleman, dan PPAT tersebut melaksanakan jasa

pengurusan terhadap pekerjaan di luar tugas pokok dan kewenangan yang

dimilikinya. PPAT yang dijadikan responden cukup diambil 5 orang, dari

seluruh jumlah PPAT yang wilayah kedudukannya di Kabupaten Sleman,

yaitu sebagai berikut:

a. PPAT A. Yossi Ariwibowo, ST., SH., M.Kn

b. PPAT Essy Wulan Agustin, SH., M.Kn.

c. PPAT Hitaprana, SH.

d. PPAT M. Nurhadi Darussalam, SH., Hum.

e. PPAT Triniken Tyas Tirlin, SH.

2. Narasumber

Narasumber adalah pihak yang memiliki pengetahuan mengenai

permasalahan yang ada pada penulisan ini, tetapi tidak mengalami sendiri

permasalahan yang diteliti, namun dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan. Narasumber yang memberikan informasi dalam penelitian ini

yaitu: Ketua Majelis Kehormatan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT), dan Dosen

Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada terkait dengan mata

kuliah Peraturan Jabatan PPAT, Akta Tanah, Hukum Perjanjian, dan Mata

Kuliah lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Di dalam

penelitian ini pihak yang menjadi narasumber adalah sebagai berikut:

a. Prof. Dr. Ari Hernawan, SH., M.Hum.

b. Dr. Harry Purwanto, SH., M.Hum.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 43: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

30

c. Mustofa, SH., M.Kn.

d. M. Ikhwanul Muslimin, SH.

e. Sumendro, SH.

f. Dr.Supriyadi, SH., M.Hum.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan

penulis sebagai berikut:

1. Data Primer

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah

dengan dilakukan dengan wawancara, yaitu proses komunikasi dan interaksi

dengan mengadakan upaya tanya jawab langsung dengan para pihak yang

terlibat yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis.

2. Data Sekunder

Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan

study pustaka, yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mengkaji

mengenai peraturan perundang-undangan, buku, artikel, makalah penelitian,

dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti

oleh penulis.

G. Alat pengumpul data

Alat yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data pada

penelitian ini adalah:

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 44: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

31

1. Data Primer

Alat yang digunakan yaitu pedoman wawancara dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang bersifat terbuka dan disusun secara

sistematis dan terstruktur. Pedoman wawancara berupa garis besar, sehingga

tidak menutup kemungkinan adanya pertanyaan baru yang muncul pada saat

wawancara yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis.

Selanjutnya penelitian dilakukan oleh penulis dengan mencari,

menganalisis dan mengolah bahan-bahan hukum serta hasil wawancara yang

diperoleh dari responden dan narasumber dilapangan. Dalam melakukan

wawancara tersebut, penulis menggunakan daftar pertanyaan dan alat

perekam seperti recorder, untuk merekam data-data yang diperoleh pada

saat wawancara.

2. Data Sekunder

Alat yang digunakan adalah dengan membuat daftar data yang di

dalamnya berisi mengenai bahan-bahan materi apa saja yang diperlukan di

dalam penelitian. Bahan-bahan yang ada tersebut, dilakukan penelitian di

dalam perpustakaan, dengan melihat dan mengkaji peraturan perundang-

undangan, buku, artikel, makalah penelitian, dan bahan-bahan lain yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis himpunan

peraturan perundang-undangan serta menggunakan media internet untuk

mendapatkan dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 45: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

32

H. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu suatu metode

analisis data yang dilakukan melalui kategorisasi permasalahan yang diteliti

dan data yang dikumpulkan.5 Data yang disajikan dalam bentuk uraian-uraian

atau verbal tidak menggunakan angka-angka (statistic) sebagaimana analisis

kuantitatif.6 Setelah mengkategorisasi permasalahan dan data yang telah ada,

kemudian diuraikan secara sistematis guna memberikan gambaran secara

mendalam mengenai permasalahan yang diteliti kemudian dianalisis untuk

menjawab permasalahan yang diteliti oleh penulis.

5 Maria SW. Sumardjono, 2014, Bahan kuliah Metode Penelitian Ilmu Hukum, Universitas

Gadjah Nada, Yogyakarta, hlm 32 6 Ariesto Hadi Sutopo, 2010, Terampil Mengolah Data Kualitatif, Prenada Media Group,

Jakarta, hlm 24.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 46: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kewenangan dan pelaksanaan PPAT dalam memberikan jasa di luar

tugas pokoknya, dan menentukan uang jasa (honoranium) atas

pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok

1. Kewenangan PPAT dalam menjalankan pekerjaan di luar tugas

pokoknya

Pengertian PPAT berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 PJ PPAT

adalah merupakan Pejabat Umum yang diberi kewenangan untuk membuat

akta-akta autentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas

tanah atau hak milik atas satuan rumah susun. PPAT sebagai pejabat umum

memiliki tugas pokok, sebagaimana yang telah diatur Pasal 2 PJ PPAT

sebagai berikut:

(1) PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan

pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah

dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah

atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan

dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang

diakibatkan oleh perbuatan hukum itu.

(2) Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

sebagai berikut:

a. Jual beli;

b. Tukar menukar;

c. Hibah;

d. Pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng);

e. Pembagian hak bersama;

f. Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas Tanah Hak

Milik;

g. Pemberian Hak Tanggungan;

h. Pemberian Kuasa membebankan Hak Tanggungan.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 47: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

34

Berdasarkan pasal tersebut, dapat dipahami bahwa tugas pokok

PPAT hanya terbatas untuk melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran

tanah, yaitu dengan membuat akta autentik atas suatu perbuatan hukum

tertentu mengenai hak atas tanah atau satuan rumah susun (selanjutnya

disebut dengan akta tanah). Penelitian yang dilakukan penulis, menunjukkan

bahwa selain melaksanakan tugas pokoknya untuk membuat akta tanah,

PPAT juga melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokoknya tersebut.

Pekerjaan di luar tugas pokok yang dilaksanakan PPAT yaitu antara lain

sebagai berikut:

a. Pengurusan permohonan penerbitan sertipikat karena pemecahan suatu

sertipikat hak atas tanah;

b. Pengurusan permohonan penggabungan suatu sertipikat hak atas tanah;

c. Pengecekan sertipikat hak atas tanah di Kantor Pertanahan;

d. Pembayaran pajak-pajak yang timbul karena dilaksanakan suatu

perbuatan hukum atas suatu hak atas tanah, serta pengurusan validasi

pajak;

e. Penurunan hak atas tanah, misalnya dari hak milik menjadi hak guna

bangunan;

f. Roya hak tanggungan atas suatu sertipikat hak atas tanah, yaitu

pembersihan sertipikat dari catatan sedang dijaminkan, dalam hal ini

adalah jaminan hak tanggungan;

PPAT sebagai pejabat umum seharusnya hanya melaksanakan

pekerjaan yang merupakan tugas pokoknya, sebagaimana yang telah

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 48: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

35

ditentukan secara khusus di dalam Pasal 2 PJ PPAT yaitu membuat akta

tanah. Dengan demikian, sebenarnya PPAT sebagai pejabat umum tidak

memiliki dasar hukum untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas

pokoknya, karena PPAT tidak diberikan kewenangan untuk melakasanakan

pekerjaan tersebut.

Menurut pendapat yang diberikan oleh narasumber Mustofa bahwa

pekerjaan di luar tugas pokok yang dilakukan oleh PPAT adalah merupakan

pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan kewenangan yang dimiliki

PPAT, namun pekerjaan tersebut selalu ada hubungannya dengan

pelaksanaan tugas pokoknya. Dengan demikian, karena pekerjaan di luar

tugas pokok ada hubungan atau terkait dengan pelaksanaan tugas pokok,

menyebabkan PPAT melaksanakan pekerjaan tersebut di dalam praktek. Hal

tersebut boleh dilakukan oleh PPAT, karena di dalam PJ PPAT tidak ada

ketentuan yang melarang PPAT untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas

pokok.1

M. Ikhwanul Muslimin memberikan pendapat bahwa PPAT sebagai

pejabat umum sebenarnya tidak memiliki kewenangan dan dasar hukum

untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokoknya. PPAT sebagai

pejabat umum hanya dapat memberikan jasa untuk melaksanakan pekerjaan

yang merupakan tugas pokoknya yaitu membuat akta tanah, sebagaimana

yang telah diatur Pasal 2 ayat (1) PJ PPAT. PPAT walaupun tidak memiliki

kewenangan untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok, namun

1 Hasil wawancara Narasumber, Not. Mustofa, SH., M.Kn., Dosen mata kuliah Akta Tanah,

Magister Kenotariatan, Universitas Gadjah Mada, di Jalan Gowongan Lor, No. 38, Jetis, Kota

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Sabtu, tanggal 14-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 49: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

36

PPAT boleh menerima pekerjaan di luar tugas pokoknya. Hal tersebut

dikarenakan tidak ada ketentuan di dalam PJ PPAT yang mengatur larangan

bagi PPAT menerima pekerjaan di luar tugas pokok.2

Sumendro dalam pendapatnya menjelaskan bahwa PPAT

melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokoknya karena memiliki beberapa

alasan yaitu antara lain:

a. Ketentuan yang ada di dalam PJ PPAT tidak ada yang melarang bagi

seorang PPAT untuk melakukan suatu pekerjaan yang bukan merupakan

tugas pokoknya. Pasal 2 ayat 1 PJ PPAT memang mengatur secara

khusus tugas pokok yang dimiliki oleh PPAT yaitu melaksanakan

sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti

telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah

atau hak milik atas satuan rumah susun, namun pasal tersebut tidak

mengatur bahwa PPAT dilarang untuk melaksanakan pekerjaan di luar

tugas pokok;

b. Pasal 2 ayat 1 PJ PPAT mengatur mengenai tugas pokok dan

kewenangan PPAT, penggunaan kata tugas pokok tersebut secara implisit

atau tidak langsung menjelaskan bahwa ada tugas lain selain daripada

tugas pokok yang telah ditentukan oleh Pasal tersebut. Tugas lain yang

dimaksud adalah tugas atau pekerjaan yang memiliki hubungan dengan

pembuatan akta tanah, seperti misalnya: PPAT memiliki tugas dan

2 Hasil wawancara Narasumber, M. Ikhwanul Muslimin, Dosen mata kuliah Peraturan

Jabatan PPAT, Magister Kenotariatan, Universitas Gadjah Mada, bertempat di Jalan Palagan

Tentara Pelajar, No. 119, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 19-04-

2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 50: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

37

kewajiban untuk menyampaikan akta tanah yang telah dibuatnya kepada

Kantor Pertanahan, sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 40 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Dengan demikian, penggunaan kata tugas pokok, mengisyaratkan bahwa

PPAT boleh melaksanakan tugas atau pekerjaan selain tugas pokoknya;

c. Pekerjaan di luar tugas pokok yang dilakukan oleh PPAT, sebenarnya

adalah merupakan bentuk bantuan kepada masyarakat. Masyarakat

memiliki persepsi bahwa tugas yang dimiliki PPAT tidak hanya terbatas

pada pembuatan akta tanah saja, dengan demikian masyarakat

menganggap bahwa segala perbuatan hukum mengenai sebidang tanah

adalah pekerjaan PPAT. Masyarakat pada umumnya, meminta bantuan

kepada PPAT untuk memberikan jasa pengurusan dari awal sampai ahkir

proses pelaksanaan suatu perbuatan hukum atas suatu hak atas tanah,

seperti misalnya: Klien yang ingin melakukan jual beli tanah, meminta

bantuan kepada PPAT untuk melakukan pembayaran pajak, validasi

pajak, pengecekan sertipikat hak tanah, pembuatan akta tanah, sampai

dengan penerbitan sertipikat baru atas nama pihak pembeli. Oleh karena

itu, PPAT melakukan pekerjaan di luar tugas pokok adalah bentuk

bantuan kepada masyarakat, dan pekerjaan tersebut selalu berhubungan

dengan proses pembuatan akta tanah;

d. PPAT boleh untuk menerima dan melaksanakan pekerjaan di luar tugas

pokok, namun sebelum menerima pekerjaan tersebut harus memegang 2

pedoman, yaitu:

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 51: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

38

1) Profesional, artinya PPAT dalam melaksanakan pekerjaan di luar

tugas pokok yang telah diterimanya tersebut, harus dilakukan secara

penuh tanggungjawab dan mampu untuk memperhitungkan bahwa

pekerjaan tersebut mampu untuk dilaksanakan dan diselesaikan oleh

PPAT;

2) Amanah, artinya PPAT sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaaan

di luar tugas pokoknya harus dilakukan dengan penuh kejujuran dan

tidak ada rekayasa dalam setiap pelaksanaan pekerjaan di luar tugas

pokok tersebut. 3

Pendapat yang diberikan oleh narasumber Harry Purwanto, bahwa

PPAT diperbolehkan atau tidak melaksanakan pekerjaan di luar tugas

pokok, maka kita lihat terlebih dahulu apakah di dalam PJ PPAT memiliki

ketentuan yang melarang bagi PPAT untuk melaksanakan pekerjaan

tersebut, dan apakah PPAT sebagai Pejabat Umum memiliki kewenangan

untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Dengan demikian, apabila tidak ada

ketentuan di dalam PJ PPAT maupun di dalam peraturan perundang-

undangan lainnya yang melarang bagi seseorang untuk melaksanakan suatu

pekerjaan di luar tugas pokok, maka pelaksanaan pekerjaan tersebut boleh

untuk dilakukan. Hal tersebut dikarenakan apabila di dalam peraturan

perundangan-undangan tidak ada ketentuan yang melarang untuk

3 Hasil wawancara Narasumber, Sumendro, SH., Ketua Majelis Pengawas Wilayah Ikatan

Pejabat Pembuat Akta, bertempat di Jalan Monumen Jogja Kembali No. 84 B, Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin, tanggal 25-06-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 52: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

39

melakukan suatu perbuatan hukum, maka perbuatan hukum tersebut dapat

untuk dilaksanakan.4

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis,

menunjukkan berbagai pendapat dari para responden (5 responden PPAT)

mengenai kewenangan PPAT dalam menjalankan pekerjaan di luar tugas

pokok. Para responden (5 responden PPAT) memberikan pendapat bahwa

PPAT sebagai Pejabat Umum boleh menerima maupun melaksanakan

pekerjaan di luar tugas pokok, hal tersebut dikarenakan tidak ada ketentuan

yang melarang bagi PPAT untuk melaksanakan pekerjaan selain dari tugas

pokok membuat akta tanah sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 2 PJ

PPAT.5

Menurut pendapat Hitaprana, seorang PPAT boleh melaksanakan

pekerjaan di luar tugas pokok dan kewenangannya, karena di dalam PJ

PPAT tidak ada ketentuan yang melarang untuk melakukan hal tersebut.

Pekerjaan di luar tugas pokok yang dilakukan oleh seorang PPAT pada

umumnya adalah merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan yang merupakan tugas pokoknya yaitu membuat akta tanah.

4 Hasil wawancara Narasumber, Dr. Harry Purwanto, SH., M.Hum, Dosen mata kuliah

Teori Hukum, Magister Kenotariatan, Universitas Gadjah Mada, di Fakultas Hukum Universitas

Gadjah Mada, Jalan Sosio Yustisia, No.1, Bulaksumur, Catur Tunggal, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta pada hari Kamis, tanggal 28-05-2018. 5 Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Hitaprana, bertempat di

Jalan Monjali, No. 149 A, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-04-

2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) H. Nurhadi Darussalam,

bertempat di Jalan Gejayan, CT. X/70, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis,

tanggal 12-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Triniken

Tyas Tirlin, bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Senin, tanggal 17-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

A. Yossi Ariwibowo, bertempat di Jalan Tantular, Blok CC, No. 316, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat

Akta Tanah (PPAT) Essy Wulan Agustin, bertempat di Jalan Ring Road Utara, RT.11/RW.14,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Selasa, tanggal 24-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 53: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

40

Dengan demikian, antara pekerjaan di luar tugas pokok dan pekerjaan yang

merupakan tugas pokok seorang PPAT, selalu memiliki hubungan atau

keterkaitan satu sama lainnya.6 Menurut pendapat A. Yossi Ariwibowo

bahwa pekerjaan di luar tugas pokok tersebut sebenarnya adalah merupakan

pekerjaan yang selalu berkaitan dengan kegiatan persiapan PPAT sebelum

membuat akta tanah, misalnya: melakukan pengecekan sertipikat hak atas

tanah, melaksanakan proses penggabungan sertipikat, pembayaran pajak-

pajak dan mengurus validasi pajak.7

Pendapat yang diberikan oleh M. Nurhadi Darussalam, sama dengan

pendapat tersebut di atas. Seorang PPAT boleh atau dapat untuk menerima

dan melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokoknya, walaupun sebenarnya

PPAT tidak memiliki dasar hukum untuk melaksanakan pekerjaan di luar

tugas pokoknya. PPAT tetap boleh melaksanakan pekerjaan tersebut,

dikarenakan di dalam PJ PPAT tidak ada ketentuan yang mengatur

mengenai larangan bagi PPAT untuk melaksanakan segala pekerjaan di luar

tugas pokoknya.8

Esssy Wulan Agutin menambahkan pendapat-pendapat tersebut di

atas bahwa ketentuan di dalam PJ PPAT memang mengatur secara khusus

tugas pokok PPAT yaitu hanyalah membuat akta tanah, sebagaimana yang

6 Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Hitaprana, bertempat di

Jalan Monjali, No. 149 A, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-04-

2018. 7 Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) A. Yossi Ariwibowo,

bertempat di Jalan Tantular, Blok CC, No. 316, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari

Kamis, tanggal 12-04-2018. 8 Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) H. Nurhadi

Darussalam, bertempat di Jalan Gejayan, CT. X/70, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Kamis, tanggal 12-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 54: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

41

diatur Pasal 2 PJ PPAT, namun hal tersebut tidaklah bersifat limitative

(terbatas), dengan demikian PPAT boleh saja melaksanakan pekerjaan di

luar tugas pokoknya tersebut. Hal tersebut sepanjang pekerjaan yang

dilakukan PPAT ada kaitannya dengan pelaksanaan tugas pokoknya.

Pekerjaan di luar tugas pokokonya misalnya: pengecekan sertipikat hak atas

tanah di Kantor Pertanahan, pembayaran pajak dan mengurus validasi pajak,

Pengurusan permohonan penerbitan sertipikat karena pemecahan suatu

sertipikat hak atas tanah.9

Kewenangan PPAT pada saat melaksanakan pekerjaan di luar tugas

pokok sebenarnya adalah merupakan kewenangan diri pribadi yang terlepas

dari jabatannya sebagai PPAT. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang

diberikan oleh Triniken Tyas Tirlin bahwa PPAT sebenarnya memiliki

kewenangan untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokoknya.

Kewenangan yang dimaksud tersebut bukanlah kewenangan dia sebagai

PPAT, namun kewenangan dia sebagai orang perorangan (yang terlepas dari

jabatan PPAT) untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Hal tersebut

dikarenakan ketika PPAT melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokoknya,

dia melaksanakannya bukan sebagai PPAT, namun sebagai orang

perorangan (person) yang terlepas dari jabatannya sebagai PPAT. Dengan

demikian, apabila terjadi masalah dalam pelaksanaannya, PPAT tersebut

bertanggungjawab secara pribadi dan tidak ada hubungannya dengan

jabatannya sebagai PPAT. PPAT juga tidak dapat bernaung atau berlindung

9 Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Essy Wulan Agustin,

bertempat di Jalan Ring Road Utara, RT.11/RW.14, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Selasa, tanggal 24-04-2018

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 55: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

42

di dalam organisasi PPAT (dalam hal ini (IPPAT) Ikatan Pejabat Pembuat

Akta Tanah), apabila terjadi suatu permasalahan dalam pelaksanaan

pekerjaan di luar tugas pokok. Hal tersebut dikarenakan, Ikatan Pejabat

Pembuat Akta Tanah hanya dapat memberikan perlindungan bagi PPAT

ketika ada permasalahan hukum dalam pembuatan akta tanah yang

merupakan tugas pokoknya.10

Berdasarkan penjelasan dan pendapat tersebut diatas, penulis

memiliki pendapat bahwa walaupun di dalam PJ PPAT tidak melarang dan

memperbolehkan PPAT untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas

pokoknya, maka tidak boleh serta merta dinyatakan bahwa pekerjaan

tersebut dapat dilaksanakan oleh PPAT. Larangan yang dimaksud mungkin

terdapat di dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang lainnya,

dan ketika larangan tersebut juga tidak terdapat di dalam ketentuan

peraturan perundangan-undangan lainnya, maka kita melihat sumber hukum

lainnya.

Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat yang diberikan oleh

narasumber Ari Hernawan, bahwa PPAT memiliki kewenangan atau tidak

untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok, tentu harus dilihat

kembali ketentuan yang ada di dalam peraturan perundang-undangan yang

mengatur tentang jabatan PPAT. PJ PPAT ketika tidak melarang PPAT

untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok, maka tidak boleh serta

merta menyatakan bahwa PPAT boleh melaksanakan pekerjaan di luar tugas

10

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Triniken Tyas Tirlin,

bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin,

tanggal 17-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 56: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

43

pokoknya, karena mungkin larangan tersebut terdapat di dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan yang lain. Ketika PJ PPAT dan peraturan

perundang-undangan lainnya tidak melarang PPAT untuk melaksanakan

pekerjaan di luar tugas pokoknya, maka kita harus melihat sumber hukum

lainnya.11

Sumber hukum lainnya yang dimaksud di atas adalah seperti sumber

hukum kebiasaan yang ada di dalam masyakat. Hal tersebut artinya harus

dapat ditentukan bahwa pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok yang

dilakukan oleh PPAT merupakan kebiasaan yang dapat diterima di dalam

kehidupan masyarakat atau tidak, dan hal tersebut patut dilaksanakan oleh

PPAT atau tidak di dalam masyarakat.

Sumber hukum lainnya yang dimaksud adalah sumber hukum yang

berasal selain dari peraturan perundang-undangan. Bentuk-bentuk sumber

hukum terdapat 5 macam yaitu:

a. Undang-Undang;

b. Kebiasaan;

c. Yurisprudensi;

d. Traktat;

e. Doktrin Hukum.12

Menurut pendapat narasumber Sumendro bahwa PPAT

melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok pada dasarnya adalah

11

Hasil wawancara Narasumber, Prof. Dr. Ari Hernawan, SH., M.Hum, Dosen mata kuliah

Hukum Perjanjian, Magister Kenotariatan, Universitas Gadjah Mada, di Fakultas Hukum

Universitas Gadjah Mada, Jalan Sosio Yustisia, No.1, Bulaksumur, Catur Tunggal, Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Sabtu, tanggal 30-06-2018. 12

Umar Said, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, PT. Setara Press, Malang, hlm. 41.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 57: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

44

merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh PPAT di dalam praktek.

Kebiasaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dianggap benar dan

dilakukan oleh mayoritas PPAT, karena pekerjaan tersebut adalah

merupakan rangkaian dan berhubungan dengan proses pembuatan akta. Hal

tersebut juga didukung dengan tidak ada ketentuan di dalam PJ PPAT

maupun di peraturan perundang-undangan lainnya yang melarang bagi

PPAT untuk melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok. 13

Pendapat tersebut di atas didukung dengan pendapat yang diberikan

oleh para responden (5 responden) bahwa seseorang PPAT boleh saja untuk

melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok, karena di dalam PJ PPAT

tidak ada ketentuan yang melarang bagi PPAT untuk melakukan pekerjaan

tersebut. Pekerjaan di luar tugas pokok yang dilaksanakan PPAT biasanya

adalah merupakan pekerjaan yang selalu berkaitan dengan pembuatan akta

tanah yang merupakan tugas pokok PPAT.14

Dengan demikian, dari

penjelasan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa PPAT boleh

menerima dan melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok, karena tidak

13

Hasil wawancara Narasumber, Sumendro, SH., Ketua Majelis Pengawas Wilayah Ikatan

Pejabat Pembuat Akta, bertempat di Jalan Monumen Jogja Kembali No. 84 B, Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin, tanggal 25-06-2018. 14

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Hitaprana, bertempat

di Jalan Monjali, No. 149 A, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-

04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) H. Nurhadi

Darussalam, bertempat di Jalan Gejayan, CT. X/70, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Kamis, tanggal 12-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah

(PPAT) Triniken Tyas Tirlin, bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta, pada hari Senin, tanggal 17-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat

Akta Tanah (PPAT) A. Yossi Ariwibowo, bertempat di Jalan Tantular, Blok CC, No. 316, Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-04-2018. Hasil wawancara responden

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Essy Wulan Agustin, bertempat di Jalan Ring Road Utara,

RT.11/RW.14, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Selasa, tanggal 24-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 58: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

45

ada larangan di dalam PJ PPAT maupun di peraturan perundang-undangan

lainnya, dan hal tersebut telah menjadi kebiasaan PPAT di dalam praktek.

2. Hubungan hukum antara PPAT dengan Klien, dalam pelaksanaan

pekerjaan di luar tugas pokok PPAT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, menunjukkan

bahwa hubungan hukum antara PPAT dengan klien mengenai pemberian

jasa yang dilakukan PPAT, baik jasa yang merupakan tugas pokoknya,

maupun jasa di luar tugas pokoknya, selalu diikat dengan perjanjian

pemberian jasa. Menurut pendapat narasumber Ari Hernawan, hubungan

hukum antara PPAT dengan klien, lahir dari perjanjian pemberian jasa. Hal

ini terlihat dari kesepakatan yang disepakati oleh para pihak, yaitu PPAT

sepakat untuk memberikan jasa membuat akta tanah kepada klien,

sedangkan klien sepakat memberikan uang jasa (honoranium) kepada

PPAT.15

Di dalam praktek pembuatan perjanjian pemberian jasa antara PPAT

dan klien tersebut dibuat secara lisan. Kesepakatan untuk pemberian jasa

yang merupakan tugas pokok dan jasa di luar tugas pokok, selalu dibuat

secara bersamaan di dalam satu perjanjian pemberian jasa. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat para responden (5 responden) mengenai hubungan

hukum antara PPAT dan klien, dan pembuatan perjanjian pemberian jasa

atas pekerjaan di luar tugas pokok PPAT.

15

Hasil wawancara Narasumber, Prof. Dr. Ari Hernawan, SH., M.Hum., Dosen mata kuliah

Hukum Perjanjian, Magister Kenotariatan, Universitas Gadjah Mada, di Fakultas Hukum

Universitas Gadjah Mada, Jalan Sosio Yustisia, No.1, Bulaksumur, Catur Tunggal, Sleman ,

Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin, tanggal 23-04-2018

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 59: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

46

Menurut pendapat semua responden (5 responden), bahwa PPAT

dalam memberikan pelayanan jasa, baik yang merupakan tugas pokoknya

yaitu membuat akta tanah, maupun di luar tugas pokok tersebut, selalu

dibuat dengan perjanjian pemberian jasa. Perjanjian tersebut biasanya hanya

berupa lisan saja, artinya tidak ada perjanjian secara tertulis yang dibuat

antara PPAT dengan klien. Perjanjian pemberian jasa tersebutlah yang

nantinya akan menimbulkan hubungan hukum antara PPAT dengan klien.

Kesepakatan yang ada di dalam perjanjian pemberian jasa tersebut, yang

digunakan dasar hukum bagi PPAT untuk melaksanakan pekerjaan di luar

tugas pokoknya. 16

Menurut pendapat A. Yossi Ariwibowo, PPAT sebelum memberikan

jasa membuat akta tanah maupun melakukan pekerjaan di luar tugas pokok,

selalu diawali dengan pembuatan perjanjian pemberian jasa. Perjanjian

pemberian jasa yang dibuat antara PPAT dan klien, di dalamnya terdapat

kesepakatan mengenai jasa atau pekerjaan apa saja yang akan dilakukan

oleh PPAT, dan besarnya honoranium. Jasa yang merupakan tugas pokok

PPAT maupun di luar tugas pokok PPAT selalu disepakati di dalam satu

perjanjian pemberian jasa. Hal tersebut karena kedua macam pekerjaan

16

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Hitaprana, bertempat

di Jalan Monjali, No. 149 A, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-

04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) H. Nurhadi

Darussalam, bertempat di Jalan Gejayan, CT. X/70, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Kamis, tanggal 12-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah

(PPAT) Triniken Tyas Tirlin, bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta, pada hari Senin, tanggal 17-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat

Akta Tanah (PPAT) A. Yossi Ariwibowo, bertempat di Jalan Tantular, Blok CC, No. 316, Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-04-2018. Hasil wawancara responden

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Essy Wulan Agustin, bertempat di Jalan Ring Road Utara,

RT.11/RW.14, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Selasa, tanggal 24-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 60: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

47

tersebut selalu memiliki kaitan satu dengan yang lainnya. Perjanjian

pemberian jasa tersebut cukup dibuat dengan lisan saja tanpa dengan

pembuatan perjanjian secara tertulis.17

Hitaprana dalam pendapatnya memberikan penjelasan bahwa

pembuatan perjanjian pemberian jasa secara lisan dilakukan karena hal

tersebut sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh PPAT di dalam

praktek. Sebagian PPAT ada yang membuat perjanjian pemberian jasa

tersebut secara tertulis (surat di bawah tangan), namun hal tersebut jarang

sekali dilakukan.18

Di dalam pendapat yang diberikan oleh Triniken Tyas Tirlin

menjelaskan bahwa alasan pembuatan perjanjian pemberian jasa dibuat

secara lisan tidak hanya merupakan kebiasaan di dalam praktek, namun juga

merupakan efektifitas waktu dan merupakan kehendak PPAT dan klien

untuk membuat perjanjian tersebut hanya secara lisan. Pada umumnya

ketika klien datang ke kantor PPAT dan menjelaskan kehendak dan

kepentingannya kepada PPAT, selanjutnya apabila PPAT menghendaki

untuk memberikan pelayanan jasa pengurusan hal yang menjadi kehendak

klien tersebut, maka sejak itu perjanjian pemberian jasa telah lahir.19

17

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) A. Yossi Ariwibowo,

bertempat di Jalan Tantular, Blok CC, No. 316, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari

Kamis, tanggal 12-04-2018 18

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Hitaprana, bertempat

di Jalan Monjali, No. 149 A, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-

04-2018. 19

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Triniken Tyas Tirlin,

bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin,

tanggal 17-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 61: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

48

Pendapat yang diberikan M. Nurhadi Darussalam sama dengan

pendapat-pendapat tersebut diatas bahwa perjanjian pemberian jasa antara

PPAT dan klien cukup hanya dibuat secara lisan. Perjanjian yang dibuat

secara lisan cukup untuk melahirkan perikatan antara PPAT dengan klien,

dan dengan pembuatan perjanjian secara lisan dipandang lebih efektif waktu

jika dibandingkan harus dibuat perjanjian secara tertulis. Perikatan antara

PPAT dan klien tersebut diatas, dilahirkan dari perjanjian pemberian jasa

yang dibuat antara klien dan PPAT. Perjanjian pemberian jasa tersebut

dikatakan telah lahir manakala telah ada kesepatakan dari PPAT dan klien.

Kesepakatan antara PPAT dan klien ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:

a) PPAT menyanggupi dan sepakat untuk memberikan jasa kepada klien,

dalam pengurusan setiap hal-hal yang dikehendaki oleh klien, baik jasa

yang merupakan tugas pokok maupun jasa di luar tugas pokok;

b) Klien menyepakati bahwa PPAT yang bersangkutan akan memberikan

jasa kepadanya;

c) PPAT dan klien menyetujui besarnya honoranium yang akan diterima

oleh PPAT;

d) Klien memberikan kuasa dengan surat kuasa untuk mengurus segala

kepentingan-kepentingannya. Hal ini biasanya berkaitan dengan

pengurusan jasa di luar tugas pokok PPAT, misalnya: Pengambilan

sertipikat hak atas tanah yang baru atas nama pembeli. Agar PPAT dapat

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 62: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

49

mengambil sertipikat tersebut, klien memberikan kuasa untuk mengambil

sertipikat tersebut. 20

Penulis memberikan pendapat bahwa perjanjian pemberian jasa yang

dibuat secara lisan, memang lebih efektif dalam pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan oleh PPAT. Efektif yang dimaksud tersebut adalah efektif waktu

dan biaya yang timbul karena pembuatan perjanjian secara tertulis. Hal yang

perlu diperhatikan adalah perjanjian secara lisan memiliki kesulitan dalam

hal pembuktian mengenai hak dan kewajiban yang ada di dalam perjanjian

tersebut. Dengan demikian PPAT harus memiliki kehati-hatian dalam

menjalankan pekerjaan yang merupakan tugas pokoknya maupun tugas di

luar tugas pokoknya.

Essy Wulan Agustin di dalam pendapatnya menjelaskan bahwa

untuk kehati-hatian seorang PPAT dalam menjalankan pekerjaannya yang di

dasarkan pada perjanjian pemberian jasa secara lisan, PPAT harus memiliki

backup atau berkas yang dapat membuktikan apa saja yang disepakati di

dalam perjanjian tersebut. Langkah yang dapat dilakukan PPAT untuk

kehati-hatiannya yaitu antara lain:

a. PPAT merekam dengan alat perekam percakapan mengenai pernyataan

sepakat mengenai hak dan kewajiban pada saat pembuatan perjanjian

pemberian kerja. Dengan demikian PPAT memiliki bukti rekaman

tersebut, apabila terjadi masalah dikemudian hari dalam hal pelaksanaan

perjanjian pemberian kerja tersebut;

20

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) H. Nurhadi

Darussalam, bertempat di Jalan Gejayan, CT. X/70, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Kamis, tanggal 12-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 63: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

50

b. Mengenai honoranium selalu ditulis di dalam suatu nota atau catatan, dan

nota tersebut di tanda tangani oleh PPAT dan klien. Hal tersebut

dilakukan untuk menjadi bukti kesepakatan mengenai berapa besarnya

honoranium, selain itu sebagai rincian mengenai pembedaan mana yang

merupakan honoranium pembuatan akta tanah dengan pekerjaan di luar

tugas pokok PPAT. 21

Berdasarkan pendapat-pendapat yang diberikan oleh para responden

(5 responden) tersebut di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

hubungan hukum antara PPAT dan klien dalam pelaksanaan pekerjaan di

luar tugas pokok, lahir dari perjanjian pemberian jasa tertentu. Perjanjian

pemberian jasa ini diatur pada Pasal 1601 KUHPerdata, yang berbunyi:

Selain persetujuan untuk menyelenggarakan beberapa jasa yang

diatur oleh ketentuan-ketentuan khusus untuk itu dan oleh syarat-

syarat ini tidak ada, persetujuan yang diatur menurut kebiasaan, ada

dua macam persetujuan, dengan mana pihak kesatu mengikatkan diri

untuk mengerjakan suatu pekerjaan bagi pihak lain dengan

menerima upah, yakni: perjanjian kerja dan perjanjian pemborongan

kerja”

Perjanjian pemberian jasa tersebut di dalam praktek lazimnya hanya

dibuat secara lisan antara PPAT dengan klien. Perjanjian pemberian jasa

yang dibuat secara lisan tersebut, pada hakekatnya sah dan boleh untuk

dilaksanakan. Suatu perjanjian boleh dibuat secara tertulis maupun secara

tidak tertulis, yang membedakan antara keduanya hanyalah dalam hal

pembuktian atas perjanjian yang dibuat. Perjanjian secara tertulis tentu

sangat mudah untuk dilakukan pembuktian apabila ada salah satu pihak

21 Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Essy Wulan Agustin,

bertempat di Jalan Ring Road Utara, RT.11/RW.14, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Selasa, tanggal 24-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 64: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

51

yang melakukan wanprestasi dikemudian hari, jika dibandingkan dengan

perjanjian yang dibuat hanya lisan saja.22

Keabsahan suatu perjanjian tidak ditentukan oleh tertulis atau

tidak tertulisnya suatu perjanjian, namun apabila telah memenuhi

syarat sah perjanjian. Perjanjian pemberian jasa secara lisan tersebut

sah apabila perjanjian tersebut memenuhi syarat sah perjanjian. Pasal

1320 KUHPerdata menentukan adanya 4 (empat) syarat sahnya

suatu perjanjian, yaitu:

a. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya (de toesteming van

degenen die zich verbinden);

b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan (de bekwaamheid om

eene verbintenis aan te gaan);

c. Suatu hal tertentu (een bepaald onderwerp); dan

d. Kausa yang halal (eene geoorloddfde oorzaak). 23

Perjanjian pemberian jasa inilah yang menjadi dasar bagi PPAT

untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan di luar tugas pokok. Berdasarkan

hasil penelitian dari para responden (5 responden), bahwa di dalam

perjanjian pemberian jasa ini disepakati mengenai:

a. Pekerjaan apa saja yang akan dilaksanakan oleh PPAT. Pekerjaan yang

dimaksud tersebut adalah pekerjaan yang merupakan tugas pokok

maupun diluar tugas pokok, karena PPAT tidak mungkin menerima

pekerjaan di luar tugas pokok tanpa adanya pekerjaan yang merupakan

tugas pokoknya. Hal tersebut karena pekerjaan di luar tugas pokok selalu

berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tugas pokok PPAT.

Pekerjaan yang merupakan tugas pokok maupun di luar tugas pokok

22

I Ketut Artadi dan I Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, 2010, Implementasi Ketentuan-

Ketentuan Hukum Perjanjian Kedalam Perancangan Kontrak, Udayana University Press,

Denpasar-Bali, hlm. 76. 23

Ridwan Khairandy, 2012, Hukum Kontrak Indonesia Dalam Perspektif Perbandingan

(Bagian Pertama), Fakultas Hukum UII Press, Yogyakarta, hlm. 151.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 65: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

52

selalu disepakati dalam satu perjanjian pemberian jasa, dan hanya dalam

bentuk lisan antara PPAT dan klien;

b. Besarnya honoranium yang akan dibayarkan oleh klien kepada PPAT.

Penentuan honoranium tersebut tentu dibedakan antara honoranium

pelaksanaan pekerjaan yang merupakan tugas pokok dan pekerjaan di

luar tugas pokok.

3. Pelaksanaan PPAT dalam memberikan jasa pengurusan pekerjaan di

luar tugas pokok

Pelaksanaan segala pekerjaan di luar tugas pokok yang dilakukan

oleh PPAT tidak diatur di dalam PJ PPAT. Oleh karena itu, di dalam

penelitian ini penulis mengkaji mengenai PPAT dalam melaksanakan

pekerjaan di luar tugas pokoknya, dan pekerjaan di luar tugas pokok apa

saja yang dilaksanakan oleh PPAT di dalam praktek.

Berdasarkan pendapat yang diberikan oleh para responden (5

responden), bahwa pekerjaan di luar tugas pokok biasanya adalah

merupakan kegiatan atau hal-hal yang berhubungan dengan persiapan

pembuatan akta tanah. Dengan demikian kegiatan tersebut tidak dapat

dipisahkan dengan proses pembuatan akta tanah yang dilakukan oleh

PPAT.24

24

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Hitaprana, bertempat

di Jalan Monjali, No. 149 A, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-

04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) H. Nurhadi

Darussalam, bertempat di Jalan Gejayan, CT. X/70, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Kamis, tanggal 12-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah

(PPAT) Triniken Tyas Tirlin, bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta, pada hari Senin, tanggal 17-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat

Akta Tanah (PPAT) A. Yossi Ariwibowo, bertempat di Jalan Tantular, Blok CC, No. 316, Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-04-2018. Hasil wawancara responden

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 66: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

53

Menurut pendapat A.Yossi Ariwibowo bahwa pekerjaan di luar

tugas pokok yang dilakukan oleh PPAT tersebut, selalu berkaitan dengan

persiapan pelaksanaan tugas pokoknya yaitu membuat akta tanah. Pekerjaan

di luar tugas pokok yang sering dilaksanakan PPAT di dalam praktek, yaitu

antara lain:

a. Proses pemecahan sertipikat suatu hak atas tanah;

b. Pembayaran pajak dan proses validasi pajak;

c. Pengurusan permohonan penerbitan sertipikat karena pemecahan suatu

sertipikat hak atas tanah;

d. Pengurusan permohonan penggabungan suatu sertipikat hak atas tanah;

e. Pengecekan sertipikat hak atas tanah di Kantor Pertanahan;

f. Pembayaran pajak-pajak yang timbul karena dilaksanakan suatu

perbuatan hukum atas suatu hak atas tanah, serta pengurusan validasi

pajak;

g. Penurunan hak atas tanah, misalnya dari hak milik menjadi hak guna

bangunan; 25

Menurut pendapat M. Nurhadi Darussalam, bahwa pekerjaan atau

kegiatan tersebut di atas sebenarnya dapat dilakukan sendiri pengurusannya

oleh para pihak (klien), karena hal tersebut adalah merupakan kepentingan

dan kewajiban yang harus dilakukan sendiri oleh para pihak (klien). Di

dalam praktek. PPAT selalu memberitahukan dan mempersilahkan terlebih

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Essy Wulan Agustin, bertempat di Jalan Ring Road Utara,

RT.11/RW.14, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Selasa, tanggal 24-04-2018. 25

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) A. Yossi Ariwibowo,

bertempat di Jalan Tantular, Blok CC, No. 316, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari

Kamis, tanggal 12-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 67: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

54

dahulu kepada para pihak (klien) untuk mengurus sendiri hal-hal yang

menjadi kepentingan dan kewajibannya tersebut, misalnya: para pihak

dipersilahkan untuk membayar sendiri pajak dan mengurus validasi

pajaknya sendiri, sebelum PPAT membuat akta tanah.26

Pendapat yang diberikan oleh Essy Wulan Agustin, sama dengan

pendapat tersebut di atas bahwa PPAT sebelum menerima pekerjaan di luar

tugas pokoknya, PPAT harus menjelaskan terlebih dahulu bahwa

sebenarnya pekerjaan di luar tugas pokok PPAT, dapat dilakukan sendiri

oleh para pihak atau klien. Dengan demikian tanpa peran seorang PPAT,

(klien) dapat mengurus atau melaksanakan sendiri kegiatan tersebut. PPAT

selain hal tersebut juga harus menjelaskan bahwa apabila klien yang

mengurus sendiri biaya yang akan dikeluarkan untuk pengurusan kegiatan

tersebut akan lebih kecil.27

PPAT di dalam praktek baru dapat melaksanakan pekerjaan di luar

tugas pokok, ketika klien meminta bantuan kepada PPAT untuk mengurus

segala kepentingan atau kegiatan sebagaimana yang dijelaskan di atas. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat yang diberikan oleh Triniken Tyas Tirlin,

bahwa PPAT dalam melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok bukan

berdasarkan inisiatif dirinya sendiri untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

Hal tersebut dikarenakan pelaksanan pekerjaan di luar tugas pokok selalu

26

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) H. Nurhadi

Darussalam, bertempat di Jalan Gejayan, CT. X/70, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Kamis, tanggal 12-04-2018. 27

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Essy Wulan Agustin,

bertempat di Jalan Ring Road Utara, RT.11/RW.14, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Selasa, tanggal 24-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 68: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

55

berawal dari kehendak dan permintaan bantuan dari klien kepada PPAT,

untuk mengurus hal-hal yang menjadi kepentingannya terkait pelaksanaan

suatu perbuatan hukum tertentu terhadap hak atas tanah. Ketika klien telah

menghendaki hal tersebut, maka PPAT dapat melaksanakan pembuatan akta

disertai dengan pengurusan hal-hal yang berkaitan dengan pendaftaran tanah

yang merupakan pekerjaan di luar tugas pokoknya. Dengan demikian, PPAT

di dalam praktek jarang sekali melakukan pekerjaan di luar tugas pokok

yang tidak berkaitan dengan pekerjaan yang merupakan tugas pokoknya.

Hal tersebut dikarenakan pekerjaan di luar tugas pokok PPAT selalu

berawal dari permintaan bantuan dari klien untuk mengurus hal-hal yang

menjadi kepentingannya terkait pelaksanaan suatu perbuatan hukum tertentu

terhadap hak atas tanah. 28

Pendapat tersebut diatas sama dengan pendapat yang diberikan oleh

Hitaprana, bahwa PPAT mengurus pekerjaan di luar tugas pokoknya,

manakala para pihak atau klien meminta bantuan PPAT untuk melakukan

pengurusan terhadap kepentingan dan kewajiban yang dimiliki klien.

Dengan demikian, PPAT dalam melaksanakan pekerjaan di luar tugas

pokok adalah merupakan bentuk bantuan yang diberikan PPAT kepada

klien.29

28

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Triniken Tyas Tirlin,

bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin,

tanggal 17-04-2018. 29

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Hitaprana, bertempat

di Jalan Monjali, No. 149 A, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-

04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 69: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

56

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pekerjaan di

luar tugas pokok PPAT adalah merupakan kegiatan yang berhubungan

dengan persiapan pembuatan akta tanah. Menurut pendapat Triniken Tyas

Tirlin bahwa pekerjaan di luar tugas pokok PPAT tidak hanya kegiatan yang

berhubungan dengan persiapan pembuatan akta tanah, namun juga dapat

berupa kegiatan setelah akta tanah selesai dibuat oleh PPAT yaitu

pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan. Contoh pelaksanaan pekerjaan di

luar tugas pokok yang dilakukan oleh PPAT misalnya: perbuatan hukum

jual beli tanah, PPAT sebelum menerima pekerjaan untuk membuat akta

tanah, selalu terlebih dahulu menjelaskan kepada klien mengenai bagaimana

proses sebelum pembuatan akta tanah, pada saat pembuatan akta tanah, dan

nanti sampai ahkirnya dilakukannya proses pendaftaran di Kantor

Pertanahan, yaitu sebagai berikut:

a. Proses sebelum pembuatan akta tanah sering dikenal dengan proses

persiapan pembuatan akta yaitu:

1) Pengecekan identitas para pihak yang menghadap kepada PPAT,

yang nantinya pihak-pihak tersebut menjadi para pihak (penghadap)

di dalam akta PPAT. Dalam pengecekan identitas para pihak ini

dilakukan dengan cara melihat kartu tanda penduduk masing-masing

pihak.

2) Pengecekan syarat-syarat dan dokumen pendukung untuk pembuatan

akta-akta tanah. Dokumen-dokumen pendukung yang perlu untuk

dicek kembali oleh PPAT, misalnya untuk perbuatan hukum jual beli

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 70: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

57

tanah, yaitu: Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami dan istri pihak

penjual dan pembeli, Akta Nikah bagi yang telah menikah, Kartu

Keluarga pihak penjual dan pembeli, Sertipikat hak atas tanah yang

nantinya akan menjadi objek jual beli di dalam akta, NPWP para

pihak, yaitu pihak penjual dan pembeli.

3) Pembayaran dan validasi pajak yang timbul karena dilakukannya

suatu perbuatan hukum tertentu atas suatu hak atas tanah yaitu: PPh

(Pajak Penghasilan), dan BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah

Dan Bangunan);.

b. Pembuatan akta tanah adalah merupakan tugas pokok yang dimiliki

PPAT. PPAT dapat membuat akta-akta tanah setelah segala syarat-

syarat dan dokumen pendukung telah terpenuhi serta pembayaran pajak-

pajak dan validasi pajak telah dilaksanakan.

c. Proses pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan, yaitu penyampaian akta

tanah yang telah dibuat dan ditanda tangani oleh para pihak (klien), guna

dilakukannya pendaftaran. Penyampaian akta-akta tanah ini adalah

merupakan kewajiban yang dimiliki oleh PPAT dalam jangka waktu 7

hari kerja sejak ditandatanganinya akta, sebagaimana yang telah diatur

di dalam Pasal 40 Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997, tentang

pendaftaran tanah. Akan tetapi, penyampaian akta tanah tersebut guna

pendaftaran dapat dilakukan sendiri oleh para pihak (klien). Apabila

para pihak ingin menyampaikan sendiri akta tanah tersebut, maka PPAT

akan membuat surat pernyataan dan berita acara penyerahan akta tanah,

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 71: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

58

bahwa para pihaklah yang akan menyampaikan sendiri akta tanah

tersebut kepada Kantor Pertanahan guna pendaftaran tanah. 30

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat dari para responden (5

responden) tersebut diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

pekerjaan diluar tugas pokok yang dilakukan oleh PPAT adalah merupakan

kegiatan yang berhubungan dengan persiapan pembuatan akta tanah sampai

dengan proses pelaksanaan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan selesai

dilakukan. Dengan demikian pekerjaan di luar tugas pokok dalam

pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan pekerjaan yang

merupakan tugas pokok PPAT. Pekerjaan di luar tugas pokok yang sering

dilaksanakan PPAT di dalam praktek, yaitu:

a. Pengecekan sertipikat hak atas tanah di Kantor Pertanahan, untuk

mengetahui kebenaran pihak pemilik hak atas tanah (penjual), serta

bagaimana status sertipikat tersebut;

b. Pembayaran pajak-pajak yang timbul karena pelaksanaan perbuatan

hukum jual beli, yaitu: PPh (Pajak Penghasilan), dan BPHTB (Bea

Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan);

c. Pengurusan permohonan penerbitan sertipikat karena pemecahan suatu

sertipikat hak atas tanah;

d. Pengurusan permohonan penggabungan suatu sertipikat hak atas tanah;

e. Penurunan hak atas tanah, misalnya dari hak milik menjadi hak guna

bangunan;

30

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Triniken Tyas Tirlin,

bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin,

tanggal 17-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 72: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

59

f. Pengurusan turun waris atas suatu bidang tanah kepada ahli waris.

g. Pengambilan sertipikat hak atas tanah yang baru diterbitkan, setelah

proses pendaftaran tanah selesai dilaksanakan.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut berdasarkan pendapat para responden

(5 responden) pada hakekatnya adalah merupakan merupakan kegiatan yang

merupakan kewajiban atau kepentingan yang seharusnya dilaksanakan oleh

para pihak (klien), sehingga tanpa peran seorang PPAT, para pihak (klien)

dapat mengurus atau melaksanakan sendiri kegiatan tersebut. Dengan

demikian, PPAT selalu mempersilahkan kepada klien untuk mengurus

sendiri kegiatan tersebut.

PPAT melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok adalah bentuk

pertolongan dan pelayanan kepada klien yang datang ke kantornya. Hal

tersebut dikarenakan klien yang meminta pertolongan kepada PPAT untuk

melakukan pengurusan setiap kegiatan-kegiatan tersebut diatas yang

menjadi kewajiban dan kepentingan pihak klien itu sendiri. Klien meminta

bantuan kepada PPAT untuk mengurus segala kepentingan dan

kewajibannya sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, karena klien tidak

memahami dan mengerti mengenai pengurusan kepentingan dan kewajiban

tersebut.

Penulis memiliki pendapat bahwa apabila kepentingan dan

kewajiban yang dimiliki oleh klien tersebut dilakukan pengurusannya oleh

PPAT, akan lebih efektif mengenai waktu dan tepatnya prosedur dalam

pelaksanaannya, walaupun dengan bantuan PPAT dalam pengurusannya

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 73: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

60

tentu biaya yang dikeluarkan klien akan lebih besar jika dibandingkan klien

mengurus sendiri kepentingan dan kewajiban tersebut. Hal tersebut

dikarenakan PPAT tentu akan lebih paham mengenai prosedur dalam hal

pelaksanaan kepentingan dan kewajiban tersebut, seperti misalnya:

a. Permohonan pemecahan suatu sertipikat hak atas tanah

Pemecahan suatu sertipikat hak atas tanah pada hakekatnya

bukanlah kewenangan PPAT untuk melakukan hal tersebut dan juga

bukan merupakan tugas pokok PPAT. Pemecahan sertipikat hak atas

tanah ini dilakukan manakala klien menghendaki untuk melakukan suatu

perbuatan hukum atas sebagian dari bidang tanah yang dimilikinya.

Dengan demikian pemecahan sertifikat harus dilakukan terlebih dahulu

oleh klien, sebelum dibuatkan akta tanah oleh PPAT untuk nantinya

digunakan dasar pendaftaran tanah.

Berdasarkan penjelasan diatas pada hakekatnya pemecahan suatu

sertipikat hak atas tanah adalah merupakan kepentingan dan kewajiban

yang harus dilakukan sendiri oleh klien. Klien yang tidak memahami

hukum mengenai pendaftaran tanah, tentu tidak mengerti prosedur

mengenai pengajuan permohonan pemecahan sertifikat, dokumen yang

harus dipersiapkan untuk mengurus pemecahan sertifikat tersebut. Oleh

karena itu klien meminta bantuan kepada PPAT, karena PPAT yang

paham mengenai prosedur mengenai pemecahan suatu sertipikat hak atas

tanah.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 74: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

61

b. Pembayaran pajak dan validasi

Pelaksanaan perbuatan hukum atas suatu hak atas tanah, akan

menimbulkan pajak-pajak yang harus dibayarkan oleh pihak yang

berkepentingan. Hal tersebut misalnya dalam hal perbuatan hukum jual

beli atas sebidang tanah, maka pajak yang akan timbul adalah pajak

penghasilan (PPh) yang harus dibayarkan oleh pihak pembeli, dan bea

perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) yang harus dibayarkan

oleh pihak pembeli.

Klien pada umumnya tidak mengerti mengenai pajak-pajak tersebut

diatas. PPAT yang lebih memahami mengenai cara penghitungan pajak

tersebut, prosedur mengenai pembayaran pajak tersebut, dan dokumen

apa saja yang harus dipersiapkan untuk mengurus pembayaran pajak

tersebut. Pajak-pajak tersebut setelah dibayarkan, harus dilakukan

validasi pajak, dan klien juga tidak paham mengenai hal tersebut.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis memiliki pendapat bahwa

PPAT melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok yang sebenarnya

merupakan kepentingan dan kewajiban yang dimiliki oleh klien adalah

merupakan hal yang wajar untuk dilakukan oleh PPAT. Hal tersebut

dikarenakan PPAT yang lebih memahami pengurusan atas kepentingan

dan kewajiban tersebut, selain itu juga ketika PPAT yang melakukan

pengurusan hal tersebut akan lebih cepat selesai proses pengurusannya.

Disamping hal tersebut, klien memiliki persepsi bahwa tugas yang

dimiliki PPAT tidak hanya terbatas pada pembuatan akta tanah saja,

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 75: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

62

dengan demikian masyarakat menganggap bahwa segala perbuatan

hukum yang berkaitan dengan tanah adalah pekerjaan PPAT. Dengan

demikian klien pada umumnya, meminta bantuan kepada PPAT untuk

memberikan jasa pengurusan dari awal sampai ahkir proses pelaksanaan

suatu perbuatan hukum atas suatu hak atas tanah, seperti misalnya: Klien

yang ingin melakukan jual beli tanah, meminta bantuan kepada PPAT

untuk melakukan pembayaran pajak, validasi pajak, pengecekan

sertipikat hak tanah, pembuatan akta tanah, sampai dengan penerbitan

sertipikat baru atas nama pihak pembeli. Dengan demikian pelaksanaan

pekerjaan di luar tugas pokok tersebut wajar dilakukan oleh PPAT, sebab

pekerjaan tersebut selalu berhubungan pelaksanaan tugas pokoknya

untuk membuat akta tanah.

4. Penentuan honoranium (uang jasa) atas pelaksanaan pekerjaan di luar

tugas pokok PPAT

Penentuan besarnya honoranium terhadap pelaksanaan pekerjaan di

luar tugas pokok PPAT, tidak diatur di dalam PJ PPAT. Di dalam PJ PPAT

hanya terdapat ketentuan yang mengatur besarnya honoranium bagi PPAT

terkait dengan setiap pelaksanaan tugas pokok membuat akta tanah. Hal

tersebut sebagaimana yang telah diatur pada Pasal 32 PJ PPAT, yaitu PPAT

hanya dapat menentukan honoranium maksimal 1% (satu persen) dari harga

transaksi yang ada di dalam akta autentik yang dibuatnya. Berdasarkan hasil

penelitian, penentuan besarnya honoranium terhadap pelaksanaan pekerjaan

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 76: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

63

di luar tugas PPAT berdasarkan kesepakatan yang ada di dalam perjanjian

pemberian jasa yang dibuat antara PPAT dengan para pihak (klien).

Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang diberikan oleh para

responden (5 responden), bahwa besarnya honoranium yang harus

dibayarkan klien kepada PPAT ditentukan berdasarkan kesepakatan di

dalam perjanjian pemberian jasa. Di dalam perjanjian pemberian jasa selalu

disepakati mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PPAT, dan

besarnya honoranium yang harus dibayarkan oleh klien. Penentuan besarnya

honoranium untuk pekerjaan di luar tugas pokok berbeda dengan

honoranium untuk pekerjaan yang merupakan tugas pokok. Perbedaan

tersebut terdapat pada nilai maksimal honoranium yang dapat diterima

PPAT, untuk honoranium atas pekerjaan di luar tugas pokok tidak terdapat

nilai maksimal besarnya honoranium. Hal tersebut dikarenakan di dalam

pasal 32 PJ PPAT hanya mengatur mengeni nilai maksimal honoranium

atas pelaksanaan pekerjaan yang merupakan tugas pokok.31

Menurut pendapat A. Yossi Ariwibowo, penentuan besarnya

honoranium PPAT, di dalam praktek selalu ditentukan berdasarkan

kesepakatan yang ada di dalam perjanjian pemberian jasa antara PPAT

31

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Hitaprana, bertempat

di Jalan Monjali, No. 149 A, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-

04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) H. Nurhadi

Darussalam, bertempat di Jalan Gejayan, CT. X/70, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Kamis, tanggal 12-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah

(PPAT) Triniken Tyas Tirlin, bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta, pada hari Senin, tanggal 17-04-2018. Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat

Akta Tanah (PPAT) A. Yossi Ariwibowo, bertempat di Jalan Tantular, Blok CC, No. 316, Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-04-2018. Hasil wawancara responden

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Essy Wulan Agustin, bertempat di Jalan Ring Road Utara,

RT.11/RW.14, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Selasa, tanggal 24-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 77: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

64

dengan klien.32

Menurut pendapat Hitaprana, bahwa Kesepakatan tersebut

ditentukan antara klien dan PPAT didasarkan pada kepatutan dan

kepantasan. Parameter atau ukuran yang dapat digunakan PPAT

menentukan mengenai kepatutan dan kepantasan dalam menentukan

besarnya honoranium tersebut, adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kesulitan bagi PPAT untuk melaksanakan pengurusan kegiatan

di luar tugas pokok. Pekerjaan di luar tugas pokok yang memiliki tingkat

kesulitan yang tinggi tentu akan berbeda dengan pekerjaan yang tingkat

kesulitannya lebih rendah, seperti misalnya: PPAT yang melaksanakan

pekerjaan untuk mengurus permohonan pemecahan sertipikat atas suatu

hak atas tanah, tentu akan berbeda tingkat kesulitan ketika PPAT hanya

melaksanakan pekerjaan pembayaran pajak. Honoranium kedua

pekerjaan tersebut tentu akan berbeda besarnya;

b. PPAT juga mendasarkan pada waktu pelaksanaan pekerjaan di luar tugas

pokok yang dilakukannya. Pekerjaan yang memiliki prosedur yang lebih

panjang tentu memiliki waktu pelaksanaan yang relatif lama. Dengan

demikian besarnya honoranium atas pekerjaan yang memiliki waktu

pelaksanaan yang lebih lama, akan berbeda dengan pekerjaan yang

memiliki waktu pelaksanaan yang lebih singkat;

c. Kemampuan ekonomi dari para pihak atau klien, artinya PPAT harus

dapat menilai kemampuan kliennya dari segi ekonomi. Hal tersebut ada

kaitannya dengan kemampuan klien untuk membayar honoranium PPAT.

32

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) A. Yossi Ariwibowo,

bertempat di Jalan Tantular, Blok CC, No. 316, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari

Kamis, tanggal 12-04-2018

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 78: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

65

PPAT jika memandang kliennya memiliki kemampuan ekonomi yang

rendah, tentu PPAT harus menetapkan honoranium lebih rendah daripada

honoranium yang harus dibayarkan oleh klien yang memiliki

kemampuan ekonomi yang lebih tinggi. Hal tersebut adalah bentuk

bantuan terhadap klien, jangan sampai honoranium yang ditetapkan

membebankan kliennya. 33

Menurut pendapat Essy Wulan Agustin, di dalam praktek ukuran

kepatutan dan kewajaran bagi PPAT dalam menentukan besarnya

honoranium atas pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok dapat

ditentukan berdasarkan yaitu antara lain:

a. Dilihat tingkat kesulitan dan apa saja yang pekerjaan-pekerjaan di luar

tugas pokok yang dilakukan PPAT.

b. Biaya operasional dalam pengurusan pekerjaan di luar tugas pokok yang

akan dilakukan PPAT. PPAT dalam menetapkan besarnya honoranium

tentu disesuaikan dengan besarnya biaya operasional kantor dalam

pengerjaan pekerjaan tersebut. Hal tersebut karena biaya operasional

kantor diambil dari bagian honoranium yang diterima oleh PPAT.

c. Kemampuan ekonomi dari para pihak atau klien.34

Pendapat yang diberikan M. Nurhadi menambahkan pendapat-

pendapat tersebut di atas, bahwa kepatutan dan kepantasan artinya

33

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Hitaprana, bertempat

di Jalan Monjali, No. 149 A, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-

04-2018. 34

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Essy Wulan Agustin,

bertempat di Jalan Ring Road Utara, RT.11/RW.14, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Selasa, tanggal 24-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 79: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

66

honoranium yang ditetapkan oleh PPAT harus pantas sesuai dengan jasa

yang diberikan oleh PPAT kepada klien, dan dinilai wajar sesuai dengan

fasilitas dan jasa yang diterima klien dari PPAT. Hal tersebut juga dilihat

dari kemampuan ekonomi klien, sehingga honoranium tidak terlalu

membebani klien. Hal ini juga harus diperhatikan, bahwa jangan sampai

penentuan honoranium dibawah kewajaran, sehingga menciptakan

persaingan yang tidak sehat diantara PPAT.35

Menurut pendapat Triniken Tyas Tirlin, PPAT yang melaksanakan

pekerjaan pembuatan akta tanah saja, dengan PPAT yang melaksanakan

pekerjaan pembuatan akta tanah disertai pengurusan kegiatan di luar tugas

pokoknya, tentu berbeda dalam menentukan besar honoraniumnya.

Perbedaan tersebut terletak pada cara menentukan besarnya honoranium.36

PPAT yang hanya melaksanakan pekerjaan membuat akta tanah

saja, dalam menentukan besarnya honoranium harus sesuai dengan Pasal 32

PJ PPAT. Dengan demikian, PPAT hanya berhak menerima honorarium

maksimal 1 % (satu persen) dari harga transaksi, sebagaimana yang telah

diatur Pasal 32 PJ PPAT tersebut. Sedangkan bagi PPAT yang

melaksanakan pekerjaan membuat akta disertai dengan pengurusan hal-hal

di luar tugas pokok, tentu lebih dari 1% (satu persen). Penentuan

honoranium lebih dari 1% (satu persen) disebabkan karena adanya

35

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) H. Nurhadi

Darussalam, bertempat di Jalan Gejayan, CT. X/70, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada

hari Kamis, tanggal 12-04-2018. 36

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Triniken Tyas Tirlin,

bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin,

tanggal 17-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 80: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

67

penambahan honoranium bagi PPAT dalam melaksanakan pekerjaan di luar

tugas pokoknya, sehingga melebihi dari 1% (satu persen). Penentuan

honoranium tersebut, tentu harus dipisahkan antara honoranium pembuatan

akta dan pekerjaan di luar tugas pokoknya, sebagai berikut:

a. Honoranium pembuatan akta, dalam menentukannya tetap

memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PJ PPAT, yaitu

tidak boleh melebihi 1% (satu persen), sebagaimana yang telah di atur

Pasal 32 PJ PPAT;

b. Honoranium untuk pengurusan pekerjaan di luar tugas pokok PPAT,

dalam menentukan besarnya berdasarkan kesepakatan antara para pihak

atau klien dengan PPAT. Kesepakatan yang dibuat juga harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Kemampuan ekonomi atau finansial dari pihak klien. PPAT ketika

memiliki klien yang memiliki kemampuan ekonomi yang rendah,

tentu akan menentukan honoranium lebih rendah jika dibandingkan

dengan klien yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi. Hal ini

dilakukan karena merupakan bentuk pertolongan PPAT kepada

masyarakat, jangan sampai honoranium yang dibayar akan

membebani klien yang datang ke kantor PPAT;

2) Tingkat kesulitan pengerjaan pekerjaan di luar tugas pokok PPAT.

Tingkat kesulitan tersebut dapat diukur dari resiko yang akan timbul

ketika pelaksanaan pekerjaan tersebut, dan juga proses atau prosedur

dari pelaksanaan pekerjaan tersebut. Resiko yang besar dari

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 81: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

68

pelaksanaan suatu pekerjaan, maka semakin besar pula tingkat

kesulitannya.

3) Biaya-biaya operasional dalam hal pengerjaan pekerjaan di luar tugas

pokok PPAT, misalnya: biaya materai, biaya fotocopy berkas atau

dokumen-dokumen, biaya transport, dan lain-lainnya. 37

Berdasarkan penjelasan dan pendapat yang diberikan oleh para

responden (5 responden) tersebut di atas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa penentuan honoranium untuk pelaksanaan pekerjaan di luar tugas

pokok didasari pada kesepakatan yang ada di dalam perjanjian pemberian

jasa. Kesepakatan yang disepakati antara PPAT dan Klien didasarkan pada:

a. Kewajaran dan kepantasan, yang artinya bahwa honoranium yang

ditetapkan oleh PPAT harus pantas sesuai dengan jasa yang diberikan,

dan dinilai wajar sesuai dengan fasilitas dan jasa yang diterima klien dari

PPAT;

b. Kemampuan ekonomi atau finansial dari pihak klien. PPAT ketika

memiliki klien yang memiliki kemampuan ekonomi yang rendah, tentu

akan menentukan honoranium lebih rendah jika dibandingkan dengan

klien yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan

karena merupakan bentuk pertolongan PPAT kepada masyarakat, jangan

sampai honoranium yang dibayar akan membebani klien yang datang ke

kantor PPAT;

37

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Triniken Tyas Tirlin,

bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin,

tanggal 17-04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 82: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

69

c. Tingkat kesulitan dalam pengurusan kepentingan klien di luar tugas

pokok PPAT, artinya bahwa ketika PPAT melaksanakan pekerjaan di

luar tugas pokoknya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi tentu

honoranium yang diperoleh akan lebih tinggi, apabila dibandingkan

dengan pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok yang memiliki tingkat

kesulitan yang rendah;

d. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengurusan kepentingan klien

di luar tugas pokok PPAT. PPAT dalam menentukan honoranium tentu

akan membedakan antara pekerjaan yang pelaksanaannya membutuhkan

waktu yang lebih lama dengan pekerjaan yang membutuhkan waktu lebih

singkat. Hal tersebut, berkaitan dengan tenaga dan biaya pengerjaan

pekerjaan tersebut, pekerjaan memiliki waktu pengerjaan yang lebih lama

membutuhkan tenaga dan biaya yang lebih besar.

Penentuan honoranium untuk pelaksanaan pekerjaan di luar tugas

pokok dengan honoranium pembuatan akta tanah memiliki perbedaan.

Perbedaaan tersebut adalah pada ketentuan mengenai besarnya maksimal

yang dapat diterima PPAT. Honoranium untuk pembuatan akta tanah telah

diatur pada Pasal 32 PJ PPAT ayat 1 bahwa honoranium PPAT dalam

pembuatan akta tanah tidak boleh melebihi 1 % (satu persen) dan harga

transaksi yang tercantum di dalam akta. Berbeda halnya dengan honoranium

untuk pelaksanaan pekerjaan diluar tugas pokok, tidak ada ketentuan yang

mengatur mengenai mengenai besar dan batas maksimal yang dapat

diterima oleh PPAT.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 83: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

70

B. Pertanggungjawaban PPAT dalam melaksanakan pekerjaan di luar

tugas pokok

Pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok yang dilakukan oleh PPAT

pada hakekatnya tidak memiliki dasar hukum apabila dikaitkan dengan

jabatan PPAT sebagai pejabat umum. Hal tersebut dikarenakan di dalam PJ

PPAT tidak mengatur mengenai pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok,

dimana Pasal 2 ayat (1) PJ PPAT hanya mengatur mengenai pelaksanaan

mengenai tugas pokok PPAT yaitu membuat akta autentik mengenai

perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan

rumah susun. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebenarnya ketika

PPAT sebagai pejabat umum melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok

tidak memiliki dasar hukum dalam pelaksanaannya.

Hal tersebut di atas berkaitan dengan pertanggungjawaban PPAT

dalam menjalankan pekerjaan di luar tugas pokok. PPAT harus menjalankan

pekerjaan di luar tugas pokoknya dengan penuh tanggungjawab secara

profesional. Tanggungjawab secara profesional artinya bahwa PPAT harus

menyelesaikan pekerjaan tersebut hingga tuntas dan selesai, seperti misalnya:

PPAT melakukan pengurusan turun waris atas suatu bidang tanah kepada ahli

waris. PPAT harus melakukan pengurusan tersebut sampai dengan terbitnya

sertipikat hak atas tanah yang baru atas nama para ahli waris. PPAT apabila

tidak mampu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan hal tersebut

mengakibatkan kerugian bagi klien, maka PPAT tentu harus

mempertanggungjawabkan kerugian yang dialami oleh klien tersebut.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 84: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

71

Menurut pendapat Hitaprana bahwa pertanggungjawaban PPAT dalam

melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok adalah merupakan

pertanggungjawaban personal. Pertanggungjawaban personal yang dimaksud

adalah PPAT memiliki tanggungjawab secara pribadinya terlepas dari

jabatannya sebagai PPAT. Dengan demikian, dalam melaksanakan pekerjaan

di luar tugas pokok, PPAT harus melaksanakan pekerjaan tersebut secara

professional dan sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam pembuatan

perjanjian pemberian jasa.38

PPAT apabila karena perbuatan dan

kesalahannya mengakibatkan kerugian bagi kliennya, maka

pertanggungjawaban PPAT adalah merupakan pertanggungjawaban secara

pribadi, artinya PPAT tersebut harus mempertanggungjawabkan perbuatannya

secara pribadi terlepas dari jabatannya sebagai PPAT.

Pendapat tersebut di atas sama dengan pendapat yang diberikan oleh

Triniken Tyas Tirlin, bahwa PPAT dalam menjalankan setiap pekerjaan di

luar tugas pokok, pada hakekatnya PPAT tersebut sedang tidak melaksanakan

jabatannya sebagai PPAT, artinya kewenangan PPAT dalam menjalankan

pekerjaan di luar tugas pokok adalah kewenangan dia sebagai orang

perorangan (yang terlepas dari jabatan PPAT) untuk melaksanakan suatu

pekerjaan atau perbuatan tertentu. Dengan demikian, karena kewenangan

dalam melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok adalah merupakan

kewenangan diri pribadi seorang PPAT yang terlepas dari jabatannya, maka

apabila terjadi masalah dalam pelaksanaannya menjadi tanggungjawab diri

38

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Hitaprana, bertempat

di Jalan Monjali, No. 149 A, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 12-

04-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 85: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

72

pribadinya. PPAT juga tidak dapat bernaung atau berlindung di dalam

organisasi PPAT (dalam hal ini Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah). Hal

tersebut dikarenakan, Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah hanya dapat

memberikan perlindungan bagi PPAT ketika ada masalah dalam pembuatan

akta tanah yang merupakan tugas pokoknya. 39

Pendapat yang diberikan M. Ikhwanul Muslimin mempertegas

pendapat-pendapat diatas, bahwa PPAT dalam melaksanakan pekerjaan di luar

tugas pokoknya, dia melakukannya sebagai diri pribadi yang terlepas dari

jabatannya. Pertanggungjawaban PPAT dalam menjalankan pengurusan

pekerjaan di luar tugas pokok adalah tanggungjawab pribadi terlepas dari

jabatannya sebagai PPAT.40

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa ketika PPAT menjalankan pekerjaan di luar tugas

pokok, pada hakekatnya dia sedang tidak melaksanakan jabatannya sebagai

PPAT. Oleh karena itu, PPAT memiliki pertanggungjawaban secara pribadi

terlepas dari jabatannya terhadap pekerjaan di luar tugas pokok yang

dilakukannya. Dengan demikian, apabila terjadi permasalahan dalam

pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mengakibatkan kerugian bagi klien, maka

PPAT bertanggungjawab atas diri pribadinya terlepas dari jabatannya.

39

Hasil wawancara responden Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Triniken Tyas Tirlin,

bertempat di Jalan Kaliurang, KM. 6.3, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin,

tanggal 17-04-2018. 40

Hasil wawancara Narasumber, M. Ikhwanul Muslimin, Dosen mata kuliah Peraturan

Jabatan PPAT, Magister Kenotariatan, Universitas Gadjah Mada, bertempat di Jalan Palagan

Tentara Pelajar, No. 119, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 19-04-

2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 86: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

73

Di dalam praktek, PPAT ketika menjalankan pekerjaan di luar tugas

pokok sering terjadi permasalahan hukum. Permasalahan hukum tersebut

sering menimbulkan kerugian bagi pihak PPAT maupun pihak klien. Hal

tersebut juga sama dengan pendapat yang diberikan narasumber Sumendro

bahwa sering terjadi permasalahan hukum mengenai pelaksanaan pekerjaan di

luar tugas pokok tersebut, dan masalah hukum yang terjadi menimbulkan

kerugian baik dari pihak PPAT maupun pihak Klien. Permasalahan hukum

tersebut yang pernah terjadi adalah:

a. PPAT tidak mampu untuk menyelesaikan pekerjaan di luar tugas pokok

yang telah diterimanya dari klien. PPAT tidak mampu menyelesaikan

pekerjaan tersebut biasanya dikarenakan kurang lengkapnya dokumen-

dokumen atau warkah yang diperlukan untuk proses pelaksanaan suatu

perbuatan hukum atas sebidang tanah;

b. PPAT memalsukan dokumen atau warkah milik kliennya. Hal ini berkaitan

dengan pemasalahan hukum yang pertama tersebut diatas, bahwa ketika

dokumen atau warkah yang dibutuhkan PPAT untuk menyelesaikan

pekerjaannya tidak lengkap, maka PPAT memalsukan dokumen tersebut.

Hal tersebut dilakukan agar pekerjaan PPAT dapat diselesaikan;

c. PPAT melakukan penggelapan uang titipan dari klien untuk membayar

pajak-pajak. Permasalahan hukum ini yang sering terjadi di dalam praktek.

PPAT melakukan hal tersebut dapat dikarenakan desakan kebutuhan

pribadinya, sehingga menggunakan uang titipan tersebut guna kepentingan

pribadinya. PPAT yang menerima uang titipan pembayaran pajak,

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 87: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

74

sebenarnya memiliki resiko yang besar pada dirinya, sehingga PPAT harus

berhati-hati dalam hal tersebut;

d. Persaingan tidak sehat antara PPAT yang satu dengan PPAT yang lainnya.

Hal ini terjadi karena belum ada pengaturan secara khusus di dalam PJ

PPAT mengenai penentuan besarnya honoranium untuk pelaksanaan

pekerjaan di luar tugas pokok. Persaingan tidak sehat ini terjadi,

dikarenakan PPAT yang menentukan honoranium sangat rendah, hal

tersebut agar PPAT mendapatkan klien dengan mudah.41

Dengan demikian apabila terjadi permasalahan hukum yang

mengakibatkan kerugian pada salah satu pihak, tentu harus ada pihak yang

harus bertanggungjawab untuk menggati rugi atas kerugian yang terjadi

tersebut. PPAT ketika menjalankan pekerjaan di luar tugas pokok, karena

perbuatan dan/atau kesalahannya mengakibatkan kerugian maka dia harus

bertanggungjawab atas kerugian tersebut.

Jabatan PPAT memiliki persamaan dengan jabatan Notaris, keduanya

adalah merupakan seorang Pejabat Umum. PPAT maupun Notaris dalam

menjalankan jabatannya sebagai Pejabat Umum memiliki tanggungjawab

dalam pelaksanaan jabatannya. Tanggungjawab Pejabat Umum dalam

menjalankan jabatannya setidaknya dibedakan menjadi 3 macam yaitu

tanggungjawab administrasi, tanggungjawab perdata, dan tanggungjawab

41

Hasil wawancara Narasumber, Sumendro, SH., Ketua Majelis Pengawas Wilayah Ikatan

Pejabat Pembuat Akta, bertempat di Jalan Monumen Jogja Kembali No. 84 B, Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin, tanggal 25-06-2018

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 88: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

75

pidana.42

Dengan demikian PPAT dalam menjalankan pekerjaan di luar tugas

pokok memiliki tanggungjawab sebagai berikut:

a. Tanggungjawab administrasi

PPAT sebagai pejabat umum memiliki tanggungjawab administrasi

terhadap berlakunya ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PJ PPAT,

ketika PPAT tersebut menjalankan jabatannya. Tanggungjawab

administrasi tersebut berhubungan dengan sanksi administrasi, manakala

PPAT melanggar ketentuan yang diatur di dalam PJ PPAT.

Sanksi administrasi PPAT apabila melakukan pelanggaran

mengenai ketentuan-ketentuan PJ PPAT, dapat berupa pemberhentian

jabatan dengan tidak hormat, sebagaimana yang dijelaskan pada pasal 10

ayat (2) yang berbunyi:

PPAT diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya, karena :

a. melakukan pelanggaran berat terhadap larangan atau kewajiban

sebagai PPAT;

b. dijatuhi hukuman kurungan/penjara karena melakukan kejahatan

perbuatan pidana yang diancam dengan hukuman kurungan atau

penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun atau lebih berat

berdasarkan putusan pengadilan yang sudah memperoleh

kekuatan hukum tetap.

Berdasarkan pasal tersebut, maka dapat dipahami bahwa ketika

PPAT melakukan pelanggaran terhadap larangan dan kewajiban yang

diatur PJ PPAT, tanggungjawab administrasi PPAT adalah diberhentikan

tidak hormat dari jabatannya. Dengan demikian PPAT sebagai pejabat

umum dalam menjalankan jabatannya harus memperhatikan ketentuan

42

Nico, 2003, TanggungJawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Center for Documentation

and Studies of Business Law, Yogyakarta, hlm.84

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 89: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

76

yang ada di dalam PJ PPAT, karena pada dirinya melekat tanggungjawab

administrasi.

PPAT ketika menjalankan pekerjaan di luar tugas pokok,

sebenarnya tidak ada tanggungjawab administrasi. Hal tersebut dikarenakan

PPAT ketika menjalankan pekerjaan di luar tugas pokok, dia sedang tidak

menjalankan jabatannya sebagai PPAT. Sebagaimana yang telah dijelaskan

sebelumnya, bahwa kewenangan PPAT dalam menjalankan pekerjaan di

luar tugas pokok adalah merupakan kewenangan dia sebagai orang

perorangan (yang terlepas dari jabatan PPAT) untuk melaksanakan suatu

pekerjaan atau perbuatan tertentu.

Dengan demikian PPAT tidak memiliki tanggungjawab administrasi

apabila PPAT melanggar ketentuan-ketentuan PJ PPAT ketika

melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok. Tanggungjawab administrasi

melekat pada diri PPAT, ketika PPAT tersebut menjalankan tugas

pokoknya sebagai PPAT yaitu membuat akta tanah.

b. Tanggungjawab perdata

PPAT dalam menjalankan pekerjaan di luar tugas pokok, didasarkan

pada perjanjian pemberian jasa. Oleh karena itu, PPAT memiliki

tanggungjawab perdata atas pemenuhan kewajiban (prestasi) kepada klien.

Kewajiban (prestasi) PPAT adalah menjalankan pekerjaan yang sudah

disepakati antara PPAT dan klien di dalam perjanjian pemberian jasa.

PPAT apabila tidak memenuhi kewajiban (prestasi) tersebut maka dapat

dikatakan PPAT tersebut wanprestasi (ingkar janji).

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 90: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

77

Wanprestasi adalah keadaan dimana debitor tidak memenuhi

kewajiban atau prestasinya dalam perjanjian. unsur-unsur dari

wanprestasi adalah sebagai berikut:43

1) debitor sama sekali tidak berprestasi; atau

2) debitor keliru berprestasi; atau

3) debitor terlambat berprestasi.

Dengan demikian apabila PPAT wanprestasi terhadap perjanjian

pemberian jasa dan hal tersebut mengakibatkan kerugian bagi pihak klien,

maka PPAT memiliki tanggungjawab perdata untuk mengganti kerugian

yang dialami klien. Hal tersebut perlu diperhatikan bahwa tanggungjawab

perdata tersebut adalah merupakan tanggungjawab diri pribadi seorang

PPAT. Klien yang mengalami kerugian akibat dari perbuatan wanprestasi

yang dilakukan PPAT, dapat mengajukan gugatan wanprestasi kepada diri

pribadi PPAT tersebut.

c. Tanggungjawab pidana

Tanggungjawab pidana seorang PPAT berhubungan dengan suatu

tindak pidana atau perbuatan pidana yang dilakukan PPAT ketika dia

melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokoknya. Tindak pidana tersebut

dalam hal ini adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan PPAT pada

saat melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok. Menurut pendapat

narasumber Supriyadi bahwa PPAT yang melakukan suatu perbuatan

melawan hukum ketika menjalankan jabatannya, dan perbuatan tersebut

memenuhi unsur tindak pidana yang ada di dalam ketentuan Kitab Undang-

43

Op.Cit., Ridwan Khairandy, hlm. 252

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 91: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

78

Undang Hukum Pidana, maka PPAT tersebut memiliki tanggungjawab

secara pidana atas perbuatan yang telah dilakukannya tersebut.44

Berdasarkan penjelasan di atas maka memberikan pendapat bahwa

PPAT dalam menjalankan pekerjaan di luar tugas pokok, memiliki

tanggungjawab secara perdata maupun tanggungjawab pidana apabila terjadi

suatu permasalahan hukum atas pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok.

PPAT tidak memiliki tanggungjawab administrasi, karena PPAT ketika

menjalankan pekerjaan di luar tugas pokok, dia sedang tidak dalam

menjalankan jabatannya sebagai PPAT, dengan demikian dia tidak terikat

pada ketentuan yang ada di dalam PJ PPAT.

Tanggungjawab perdata timbul manakala PPAT melakukan

perbuatan wanprestasi terhadap perjanjian pemberian jasa, sedangkan

tanggungjawab pidana muncul manakala PPAT melakukan suatu perbuatan

melawan hukum ketika menjalankan pekerjaan di luar tugas pokoknya, dan

perbuatan tersebut memenuhi unsur tindak pidana yang ada di dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana.

44

Hasil wawancara Narasumber, Dr.Supriyadi, SH., M.Hum, Dosen mata kuliah Aspek

Hukum Pidana Dalam Kenotariatan, Magister Kenotariatan, Universitas Gadjah Mada, di Fakultas

Hukum Universitas Gadjah Mada, Jalan Sosio Yustisia, No.1, Bulaksumur, Catur Tunggal,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Selasa, tanggal 26-06-2018.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 92: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kewenangan PPAT dalam melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok

adalah merupakan kewenangan dia sebagai diri pribadi yang terlepas dari

jabatan PPAT, untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau perbuatan

hukum tertentu.Hal tersebut karena PPAT ketika menjalankan pekerjaan

di luar tugas pokok, sebenarnya PPAT tersebut sedang tidak

melaksanakan jabatannya sebagai PPAT. Pekerjaan di luar tugas pokok

yang dilakukan oleh PPAT adalah merupakan pekerjaan yang berkaitan

dengan pelaksanaan tugas pokok PPAT yaitu membuat akta tanah.

Dengan demikian, antara pekerjaan di luar tugas pokok dan pekerjaan

yang merupakan tugas pokok PPAT, selalu memiliki hubungan atau

keterkaitan satu sama lainnya. Pekerjaan di luar tugas pokok tersebut

dapat berupa kegiatan persiapan pembuatan akta tanah sampai dengan

proses pelaksanaan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan selesai

dilakukan. PPAT diperbolehkan dan memiliki kewenangan untuk

melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok, karena di dalam PJ PPAT

tidak ada ketentuan yang melarang bagi PPAT untuk melaksanakan

pekerjaan tersebut. Penentuan besarnya honoranium bagi PPAT atas

pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok tidak diatur di dalam PJ PPAT.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 93: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

80

Di dalam pasal 32 PJ PPAT hanya mengatur penentuan honoranium bagi

PPAT atas pelaksanaan tugas pokoknya membuat akta tanah. Dengan

demikian PPAT dalam menentukan besarnya honoranium tersebut

berdasarkan pada kesepakatan yang ada di dalam perjanjian pemberian

jasa yang dibuat PPAT dan Klien. Kesepakatan tersebut disepakati oleh

PPAT dan klien didasarkan pada:

a. Tingkat kesulitan bagi PPAT untuk melaksanakan pengurusan kegiatan

di luar tugas pokok. Tingkat kesulitan tersebut dapat diukur dari resiko

yang akan timbul ketika pelaksanaan pekerjaan tersebut, dan juga

proses atau prosedur dari pelaksanaan pekerjaan tersebut.;

b. Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan di luar tugas

pokok yang dilakukan oleh PPAT, hal ini tergantung dengan prosedur

pengerjaan setiap suatu pekerjaan;

c. Biaya-biaya operasional dalam hal pengerjaan pekerjaan di luar tugas

pokok PPAT, misalnya: biaya materai, biaya fotocopy berkas atau

dokumen-dokumen, biaya transport, dan lain-lainnya;

2. Pertanggungjawaban PPAT dalam menjalankan pekerjaan di luar tugas

pokok melekat pada diri pribadinya yang terlepas dari jabatan sebagai

PPAT. Hal tersebut karena, ketika PPAT menjalankan pekerjaan di luar

tugas pokok, sebenarnya PPAT tersebut sedang tidak menjalankan

jabatannya sebagai PPAT. Hal tersebut artinya kewenangan PPAT dalam

menjalankan pekerjaan di luar tugas pokok adalah merupakan

kewenangan dia sebagai orang perorangan (yang terlepas dari jabatan

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 94: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

81

PPAT) untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau perbuatan tertentu.

Dengan demikian, apabila PPAT dalam melaksanakan pekerjaan di luar

tugas pokok, terjadi suatu masalah hukum maka menjadi tanggungjawab

diri pribadinya yang terlepas dari jabatannya sebagai PPAT. PPAT

memiliki tanggungjawab secara perdata maupun tanggungjawab pidana,

apabila terjadi suatu masalah hukum dalam pelaksanaan pekerjaan di luar

tugas pokok. Tanggungjawab perdata timbul manakala PPAT melakukan

wanprestasi terhadap perjanjian pemberian jasa, sedangkan

tanggungjawab pidana muncul manakala PPAT melakukan suatu

perbuatan melawan hukum ketika menjalankan pekerjaan di luar tugas

pokoknya, dan perbuatan tersebut memenuhi unsur tindak pidana yang

ada di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. PPAT tidak memiliki

tanggungjawab administrasi, karena PPAT ketika menjalankan pekerjaan

di luar tugas pokok, dia sedang tidak dalam menjalankan jabatannya

sebagai PPAT, dengan demikian dia tidak terikat pada ketentuan yang ada

di dalam PJ PPAT.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 95: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

82

B. Saran

Pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok yang dilakukan oleh

PPAT tidak diatur pada PJ PPAT. Dengan demikian, karena tidak ada aturan

yang mengatur mengenai pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok, maka

di dalam praktek sering kali terjadi permasalahan hukum. Permasalahan

hukum terjadi karena tidak professional seorang PPAT. Oleh karena itu

PPAT dalam menerima dan melaksanakan pekerjaan di luar tugas pokok

harus tetap memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Profesional, artinya PPAT dalam melaksanakan pekerjaan di luar tugas

pokok yang telah diterimanya tersebut, harus dilakukan secara penuh

tanggungjawab dan mampu untuk memperhitungkan bahwa pakerjaan

tersebut mampu untuk dilaksanakan dan diselesaikannya oleh PPAT. ;

b. Amanah, artinya PPAT sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaaan di

luar tugas pokoknya harus dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak

ada rekayasa dalam pelaksanaan pekerjaan di luar tugas pokok tersebut.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 96: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

83

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku:

Adjie, Habib, 2009, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia, PT

Citra Aditya Bandung, Bandung.

Artadi, I Ketut dan I Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, 2010, Implementasi

Ketentuan-Ketentuan Hukum Perjanjian Kedalam Perancangan

Kontrak, Udayana University Press, Denpasar-Bali.

Asikin, Zainal, dan Amirudin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hadi Sutopo, Ariesto, 2010, Terampil Mengolah Data Kualitatif, Prenada

Media Group, Jakarta.

Harsono, Boedi , 2002, “Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan

Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya”, Cetakan

Kesembilan, Penerbit Djambatan, Jakarta.

HS., H.Salim, 2016, Teknik Pembuatan Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah

(PPAT), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Khairandy, Ridwan, 2012, Hukum Kontrak Indonesia Dalam Perspektif

Perbandingan (Bagian Pertama), Fakultas Hukum UII Press,

Yogyakarta.

Mursid, 2014, Manajemen Jasa Pemasaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Mustofa, 2012, Tuntunan Pembuatan Akta Tanah, Karya Media, Yogyakarta.

Mutaqien, Raisul, 2006, Teori Hukum Murni, PT. Nuansa & Nusamedia,

Bandung.

Said, Umar, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, PT. Setara Press, Malang.

Sidharta, 2006, Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka Berpikir,

PT. Refika Aditama, Bandung.

Soedjono, 1998, Prosedur Pendaftaran Tanah Tentang Hak Milik Sewa Guna

Dan Hak Guna Bangunan, Rineka Cipta, Jakarta.

Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga,

Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Soeroso, 2010, Perjanjian Di Bawah Tangan Pedoman Praktis Pembuatan

dan Aplikasi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 97: Magister Kenotariatanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/163187/potongan/Chapter1FulLtext.pdf · mengukir kenangan yang indah selama perkuliahan. ... 3. Kewenangan Pejabat Pembuat

84

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,

PT.Alfabeta Bandung.

Sunggono, Bambang, 2005, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketujuh,

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tjiptono, Fandy, 2000, Manajemen Jasa, Andy Offset, Yogyakarta.

B. Makalah / Bahan Ajar

Boedi Harsono, “PPAT, Sejarah Tugas dan Kewenangannya”, Majalah

Renvoi, No.844.IV, Jakarta, Januari, 2007.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008.

Nico, 2003, TanggungJawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Center for

Documentation and Studies of Business Law, Yogyakarta

Sumardjono, Maria SW., 2014, Bahan kuliah Metode Penelitian Ilmu Hukum,

Universitas Gadjah Nada, Yogyakarta.

Sumendro, “Materi Ujian Kode Etik PPAT”, IPPAT, Yogyakarta, Makalah.

C. Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang peraturan pejabat

pembuat akta tanah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang

perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah.

Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Memberikan JasaDi LuarTugas Pokok Dan Kewenangannya Di Kabupaten SlemanADE GUNAWANUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/