made BAB III.doc
-
Upload
sambaledan -
Category
Documents
-
view
228 -
download
10
Transcript of made BAB III.doc
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian mengenai Fungsi Akta PPAT dalam Pendaftaran
Peralihan hak atas tanah suatu penelitian yang bersifat yuridis
empiris yang dilakukan dengan penelitian survei, yaitu
“penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok” (Singarimbun, 1995: 3). Penelitian ini menitikberatkan
pada penelitian lapangan dan didukung dengan penelitian
kepustakaan.
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tiga wilayah Kecamatan
yaitu Kecamatan Sawangan, Kecamatan Cinere dan
Kecamatan Cimanggis. Tiga kecamatan tersebut penulis
pandang sebagai Kecamatan yang mempunyai mobilitas
dalam transaksi tanah sangat tinggi. Penelitian ini dilakukan
dengan alasan banyaknya transaksi peralihan hak atas tanah
namun tidak membuat akta PPAT dan bagi yang telah
membuat akta PPAT mereka tidak mendaftarkannya ke Kantor
Pertanahan setempat.
B. Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
penelitian lapangan untuk memperoleh data primer dan
penelitian kepustakaan untuk memperoleh data yang bersifat
skunder.
1. Data Sekunder.
Adalah data dalam bentuk peraturan hukum serta sumber
bacaan berupa makalah, buku-buku, maupun dokumen–
dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian yang
dilakukan.
2. Data Primer.
Adalah data yang dikumpulkan melalui kusioner dan
wawancara dengan responden dan narasumber.
C. Subyek Penelitian
1. Responden.
Pemilihan responden ditentukan berdasarkan kriteria yaitu
dengan menggunakan Metode Purposive Sampling.
Populasi adalah mereka yang melakukan transaksi
peralihan hak atas tanah dalam kurun waktu 1 tahun
55
terakhir yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember
2013. Selanjutnya dipilih sebanyak 20 responden yang
terdiri dari 9 responden di Kecamatan Cinere, 7 responden
di Kecamatan Cimanggis, dan 4 responden di Kecamatan
Sawangan. Pada umumnya responden berprofesi sebagai
petani dan pekerja informal yang telah melakukan
perbuatan hukum berkenaan dengan peralihan/penyerahan
hak atas tanah berupa jual beli, tukar menukar, hibah,
serta pembagian hak bersama.
2. Nara Sumber.
a. PPAT Notaris dan Camat selaku PPAT sementara
dilingkungan wilayah penelitian.
b. Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kotamadya
Depok.
D. Teknik Pengumpulan Data
Agar penelitian ini lebih sistematis dan terarah, maka
untuk memperoleh data sehubungan dengan penelitian ini,
ditempuh langkah-langkah (tahapan) sebagai berikut:
1. Penelusuran Kepustakaan, dilaksanakan dengan maksud
untuk mendapatkan data sekunder tentang bahan-bahan
56
hukum yang berkaitan dengan masalah-masalah yang
terdapat dalam penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan Instrumen atau media yang dipakai
dalam penelusuran data primer, yaitu berupa:
a. Kuesioner.
Guna memperjelas data sekunder maka dilakukan pula
pengumpulan data langsung dari responden dan
narasumber yang dilakukan dengan memberikan
kuesioner. Daftar pertanyaan yang sudah tersusun
disesuaikan dengan materi dalam penelitian.
b. Wawancara.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Wawancara ini terutama ditujukan kepada narasumber.
Bentuk pedoman wawancara dibuat secara semi
terstruktur. Dalam hal ini, mula-mula diadakan
beberapa pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian
dari beberapa pertanyaan diperdalam untuk
mendapatkan keterangan lebih lanjut sehingga dapat
diperoleh jawaban yang lebih lengkap dan mendalam
57
guna melengkapi jawaban yang diperoleh dari
kuesioner.
E. Analisis Data
Setelah data primer terkumpul, selanjutnya dilakukan
analisis data dengan menggunakan teknik analisis bersifat
deskriptif kualitatif, yaitu analisis dengan menggunakan tabel
frekuensi dan prosentase, selanjutnya diuraikan untuk
memaknai tabel-tabel tersebut sehingga dapat melukiskan
keadaan obyek masalah yang diteliti secara keseluruhan
(Sanapiah Faisal dalam Burhan Bungin, 2003: 65). Dari
analisis ini diharapkan dapat menghasilkan suatu uraian yang
sistematis dan menggambarkan kenyataan mengenai
pentingnya akta PPAT dalam pendaftaran peralihan hak atas
tanah. Kemudian dapat ditarik kesimpulan secara rasional
sistematis yang artinya bahwa setiap bagian yang dianalisis
saling berkaitan satu dengan yang lainnya atau merupakan
58
kesatuan yang saling berkaitan dengan apa yang dinyatakan
oleh narasumber dan responden secara tertulis atau lisan.
F. Kesulitan Dalam Penelitian dan Cara Mengatasinya
Secara umum penelitian ini tidak menemukan kesulitan
yang berarti namum ada beberapa hal yang dapat dianggap
sebagai hambatan. Responden yang pada umumnya adalah
petani sangat sulit ditemui karena mereka meninggalkan
rumah pada pagi hari dan baru kembali pada malam hari.
Jarak yang berjauhan antara satu kecamatan dengan
kecamatan lainnya juga merupakan kendala dalam
mempercepat proses penelitian. Kesibukan narasumber baik
PPAT Notaris, PPAT Camat maupun Kepala Kantor Badan
Pertanahan Kotamadya Depok juga merupakan kendala
masalah waktu untuk melakukan wawancara.
Untuk mengatasi kendala tersebut diatas, penulis
berusaha untuk menemui responden pada malam hari agar
tidak mengganggu kesibukan mereka, masalah jarak yang
berjauhan antara satu kecamatan dengan kecamatan lain
yang dijadikan sampel, peneliti melakukan dengan bertahap
yaitu dengan menyelesaikan penelitian satu persatu tiap
59
kecamatan. Mengenai kesibukan para narasumber, peneliti
mengadakan kesepakatan sebelumnya mengenai waktu untuk
melakukan wawancara.
60