Mac Am

download Mac Am

of 5

Transcript of Mac Am

MACAM-MACAM TEORI ETIKA 1.1 ETIKA DESKRIPTIF Etika deskriptif yaitu etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya Etika deskriptif berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu masyarakat, mengenai sikap orang dalam menghadapi hidup ini, dan tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis.Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil kepitusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil. Cakupan analisanya berisikan sejumlah indikator - indikator fakta aktual yang terjadi secara apa adanya terhadap nilai dan perilaku manusia dan merupakan suatu situasi dan realita budaya yang berkembang di masyarakat. Hal hal yang berkaitan dengan etika deskriptif adalah adat istiadat,kebiasaan,anggapan anggapan baik dan buruk tenggang sesuatu hal,tindakan tindakan yang tidak boleh dilakukan dan boleh dilakukan oleh individu tertentu dalam kebudayaan- kebudayaan dan subkultur subkultur tertentu yang terjadi dalam suatu periode sejarah adalah merupakan kajian moralitas dalam etika deskriptif. Contoh etika deskriptif : 1. Dalam masyarakat Batak yang membawa nama keturunan keluarga adalah anak laki-laki. 2. Berpakaian bikini/seksi saat berjalan-jalan yang dianggap sebagai pornoaksi, karena masyarakat Indonesia tidak menganut kebiasaan seperti itu. 3. Dalam proses perkuliahan junior menghormati senior.

1.2 ETIKA NORMATIF Etika normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan. Berbeda dengan etika deskriptif yang bersifat penggambaran yang melukiskan sebuah peristiwa yang terjadi dan berkembang di masyarakat. Para ahli etika normatif dalam bahasannya tidak bertindak sebagai penonton netral saja, tetapi yang bersangkutan melibatkan diri dengan kajian penilaian tentang perilaku manusia. Penilaian baik dan buruk mengenai tindakan individu atau kelompok masyarakat tertentu dalam etika normatif selalu dikaitkan dengan norma norma yang dapat menuntun manusia untuk bertindak secara baik dan menghindarkan hal hal yang buruk sesuai dengan kaidah dan norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. Etika normatif dapat disebut sebagai etika preskriptif yang berarti memerintahkan, menentukan benar/tidaknya suatu perbuatan. Etika normatif bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang

dapat dipertanggung-jawabkan dengan cara rasional dan dapat diterapkan dalam praktek yaitu sebagai penalaran moralnya. Dalam mempelajari etika normatif, dijumpai etika yang bersifat umum dan etika yang bersifat khusus. Etika umum memiliki landasan dasar seperti norma etis/norma moral, hak dan kewajiban, hati nurani, dan tema -tema itulah yang menjadi kajiannya. Sedang etika khusus berupaya menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum atas perilaku manusia yang khusus. Lama kelamaan etika khusus tersebut berkembang menjadi etika terapan (applied etics). Etika khusus mengembangkan dirinya menjadi etika individual dan etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap individu terhadap dirinya sendiri. Sedang etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia atau masyarakat. Bentuk etika sosial yang diterapkan pada berbagai bentuk memunculkan kajian-kajian mengenai etika keluarga, etika profesi (etika biomedis, etika perbankan, etika bisnis dan sebagainya), etika politik, dan etika lingkungan hidup. Contoh etika normatif yaitu 1. Mahasiswa USU hanya boleh absen sebanyak 2 kali dalam setiap mata kuliah,jika tidak demikan maka tidak boleh ikut ujian semester alias nilai otomatis akan F. 2. Pedagang yang ingin berjualan di USU harus seizin dari universitas. 3. Pengendara sepeda motor diwajibkan memakai helm. Perbedaan Etika deskriptif dan normatif adalah: Etika deskriptif : Memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku yang dilakukan. Pada etika deskriptif hanya memberikan penjelasan tentang fakta-fakta suatu adat istiadat, kebiasaan dan perilaku yang belum tentu melakukan penerapannya. Dengan kata lain bentuk teori dari etika terdapat pada etika deskriptif tetapi penerapannya dalam praktek kehidupan terdapat pada etika normatif. Etika normatif : Memberikan penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan. Etika yang berusaha untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari mendapatkan penilaian dari masyarakat sehingga etika normatif mengatur tindakan manusia.

TEORI DEONTOLOGI Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon, yang berarti kewajiban. Karena itu, etika deontologi ini menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Misanya, suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontologi bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya, melainkan karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku. Seperti, memberikan pelayanan yang baik kepada semua konsumen, dan sebagainya. Atas dasar itu, etika deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik dan watak yang kuat dari pelaku. Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk, deontologi menjawab : karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting. Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi : a. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban. b. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik. c. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal. Deontologi selalu dikaitkan dengan Immanuel Kant, seorang ahli flasafah German (17241804) yang pernah mengajar di University of Konigsberg di bahagian barat Rusia. Kant percaya bahawa apa yang memberi nilai moral kepada sesuatu tindakan bukan akibatnya kerana akibatakibat tindakan kita tidak sentiasa berada di bawah kawalan kita. Akan tetapi motif (niat) tindakan kita adalah di bawah kawalan kita dan, oleh itu, kita harus bertanggungjawab secara moral atas motif kita untuk membuat kebaikan atau keburukan. Contoh teori Deontologi yaitu: 1. Mahasiswa memperhatikan dengan baik sistem perkuliahan didalam ruangan. 2. Para pengguna jalan raya mematuhi setiap rambu-rambu lalulintas. 3. Membantu teman yang sedang dalam kesusahan.

TEORI TEOLOGISEtika Teleologis, dari kata Yunani, telos = tujuan, yaitu mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Artinya, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya

suatu tindakan yang dilakukan. Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat.

Walaupun sebuah tindakan dinilai salah menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik. Namun dengan demikian, tujuan yang baik tetap harus diikuti dengan tindakan yang benar menurut hukum. etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu tindakan yang bertujuan untuk mencari kenikmatan dan kesenangan. 2. Teleologi Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan yang bertujuan mencari kebahagiaan hakiki.

Misalnya, mencuri bagi teleologi tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan tindakan, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Kalau tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik. Seperti, seorang anak kecil yang mencuri demi biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit. Atas dasar ini, dapat dikatakan bahwa etika teleologi lebih situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu.

Contoh Teori teologis yaitu 1. 2. 3. Massa yang mengeroyok seorang pencopet. Rakyat yang demonstrasi menuntut kenaikan BBM. Anak-anak jalanan yang sedang mengamen di setiap lampu merah.

Dua aliran etika teleologi yaitu: Egoisme Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan sematamata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar. Contoh Egoisme yaitu: 1. Mahasiswa yang tidak mau membagi informasi mengenai sistem perkuliahan kepada temannya. 2. Utilitarianisme Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar. Utilitarianisme , teori ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan CostBenefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis. Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam :

1. Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism) 2. Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism) Contoh Utilitanisme yaitu: