M QOYUM ZUHRIAWAN 140220101020_2316516_assignsubmission_file_new.odt

download M QOYUM ZUHRIAWAN 140220101020_2316516_assignsubmission_file_new.odt

of 7

Transcript of M QOYUM ZUHRIAWAN 140220101020_2316516_assignsubmission_file_new.odt

  • TUGAS

    ARTIKEL PENELITIAN Dosen : Prof. Drs. Dafik, M.sc, Ph.D.

    Oleh : M Qoyum Zuhriawan

    140220101020

    MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • A r t i k e l ( Tu g a s a h i r m e t o d e p e n e l i t i a n ) | 2

    ANALISA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DALAM

    MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PISA

    ( M QOYUM ZUHRIAWAN / 140220101020 )

    I. Pendahuluan

    Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan

    kemampuan baru. Dewasa ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran dari

    yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang

    berpusat pada peserta didik menjamin terlaksananya pembelajaran bermakna para

    peserta didik, didorong membangun sendiri pemahamannya, dan guru berperan

    sebagai fasilitator. Guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan bagi peserta

    didik. Sumber pengetahuan tersebut sesunguhnya demikian banyak dan semuanya

    berada dalam lingkungan sekitar. Sehingga peserta didik dituntut lebih aktif dan

    kreatif dalam belajar.

    Kreatifitas pembelajaran matematika di Indonesia ini perlu terus dikembangkan,

    karena itu matematika mesti diajarkan secara menarik dan terhubung dengan

    dunia nyata sehingga siswa senang dan mudah memahami materi-materi yang

    diajarkan oleh guru.

    Matematika dikenal sebagai ilmu dasar, pembelajaran matematika akan melatih

    kemampuan kritis, logis, analitis dan sistematis. Tetapi peran matematika tidak

    hanya sebatas hal tersebut, seperti bidang lain, seperti fisika, ekonomi, biologi

    tidak terlepas dari peran matematika. Tetapi kemajuan ilmu fisika itu sendiri tidak

    akan tercapai tanpa peran matematika dan perkembangan matematika itu sendiri.

    Beberapa tujuan pembelajaran matematika yaitu :

  • A r t i k e l ( Tu g a s a h i r m e t o d e p e n e l i t i a n ) | 3

    (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

    mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan

    tepat dalam pemecahan masalah;

    (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

    matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau

    menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

    (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

    marancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirka

    solusi yang diperoleh;

    (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagaram, atau media

    lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;

    (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

    memiliki rasa ingin tahu , perhatian, dan minat dalam mempelajari

    matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

    ( Depdiknas, 2006).

    Untuk mendapatkan tujuan pencapaian diatas tidak dapat dilakukan dengan cara

    individu, tetapi harus ada kerja sama antara guru dan peserta didik. Karena

    semakin berkembangnya zaman berkembang pula macam-macam soal pada

    matematika diantaranya yaitu soal matematika diaplikasikan pada kejadian

    dikehidupan sehari-hari. Saat ini soal-soal matematika tersebut dikenal dengan

    PISA, yang beroentasi pada literasi matematika.

    PISA (Programme for International Student Assesment) adalah studi tentang

    program penilain siswa tingkat internasional yang diselenggarakan oleh

    Organization for Economic Coorporation and Development (OECD) atau

    organisasi untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan.

    Dalam PISA penilaian komponen proses yang dirangkum dalam tujuh hal penting

    kemampuan proses yaitu:

  • A r t i k e l ( Tu g a s a h i r m e t o d e p e n e l i t i a n ) | 4

    (1) komunikasi;

    (2) matematising (mengubah masalah dunia nyata ke dalam masalah matematika;

    (3) representasi;

    (4) memberi alasan dan argumen,

    (5) menggunakan strategi memecahkan masalah,

    (6) kemampuan menggunakan simbol, dan

    (7) menggunakan alat-alat matematika

    Dan perlu diketahui bahwa indonesia adalah salah satu dari peserta PISA

    hingga saat ini, namun prestasi yang dicapai dalam PISA masih sangat jauh dari

    kata bagus, karena Indonesia masih terurut pada posisi no.2 dari bawah. Hal ini

    menunjukan bahwa kemampuan Indonesia dalam mengikuti PISA sangat perlu

    ditingkatkan.

    Memang banyak penyebab kenapa Indonesia menjadi lemah pada PISA ini, tetapi

    dari banyak penyebab tersebut tidak menutup kemungkinan berhubungan dengan

    model pembelajaran yang digunakan pada persiapan menghadapi soal-soal PISA.

    Mungkin karena kurang maksimalnya pembelajaran yang digunakan sehingga

    menyebabkan kurang melekatnya pemahaman yang diperoleh pada peserta didik.

    Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana dan adakah pengajaran atau

    pembelajaran khusus yang digunakan untuk persiapan untuk menghadapi PISA.

    II. Pembahasan

    Sering kita jumpai mengenai banyaknya macam-macam soal, baik esai ataupun

    pilihan ganda dan lain sebagainya. Namun dari kebanyakan soal-soal tersebut

    hanya berpusat pada satu materi saja dan tidak dalam pengaplikasian pada

    kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh:

    1) Dari barisan geometri dengan suku-suku positif, diketahui suku ke-3

    adalah 4, dan besarnya suku ke-9 adalah 256, besarnya suku ke-12

    adalah ...

    2) Bentuk sederhana dari 3 - (4x - 7) = ...

  • A r t i k e l ( Tu g a s a h i r m e t o d e p e n e l i t i a n ) | 5

    Maka sol-soal diatas dapat dipahami sebagai berikut:

    Soal pertama, hanya berkaitan dengan materi geometri saja, sedangkan soal yang

    kedua hanya berkaitan dengan materi aljabar saja, dan semua itu dapat

    diselesaikan hanya dengan memahami materi tertentu yang berkaitan dengan soal-

    soal tersebut. Dan soal-soal diatas tidak banyak membutuhkan analisa matematika

    yang lebih karena bukan merupakan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

    Namun bagaimana halnya dengan soal-soal matemmatika pada PISA? yang jelas

    sangat berbeda, dan tentunya tidak hanya satu materi saja dalam pembuatan soal,

    tetapi bisa juga berkolaborasi antara berbagai materi, sehingga dalam

    penyelesaianya membutuhkan analisa matematis. Karena pada PISA soal

    matematika dihubungkan langsung pada praktek kehidupan sehari-hari.

    Salah satu contoh yang paling sederhana:

    Dalam sebuah warung MASAKAN PADANG tersedia banyak menu makanan,

    anggap saja ada 8 menu yang tertulis pada papan menu, dengan harga berbeda

    beda, mulai dari Rp 5.000,- hingga harga yang paling mahal yaitu Rp 40.000,- di

    tambah lagi harga nasi per porsi Rp 4.000,-, kemudian ada pembeli yang datang,

    ia datang hanya membawa uang sebesar Rp 15.000,-. Pertanyaanya, berapa menu

    makanan yang dapat ia beli berikut nasinya?

    Sesuai dengan poin-poin yang dirangkum pada proses penilaian PISA, banyak

    model-model pembelajaran yang berpusat pada pemecahan masalah, dan guru

    dapat menentukan sendiri model atau pendekatan apa saja yang bisa digunakan

    pada proses penyelesaian pertanyaan PISA seperti diatas.

    Sementara itu macam-macam soal yang diadakan pada PISA akan selalu

    berkembang dan berubah sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi di kehidupan

    sekitar kita. Oleh karena itu guru atau tutor pembimbing harus pintar-pintar

    menguasai materi matematika guna mengantisipasi berkembangnya jenis soal

    baru.

  • A r t i k e l ( Tu g a s a h i r m e t o d e p e n e l i t i a n ) | 6

    Disini peneliti akan memaparkan beberapa teori-teori tentang pembelajaran yang

    dimungkinkan berhubungan dengan pembelajaran dalam PISA. Beberapa teori

    yang mengemukakan komponen-komponen penting dalam pengajaran matematika

    sebagai berikut:

    Teori Skinner mengatakan bahwa sebaiknya tugas yang akan diberikan kepada

    peserta didik dibagi menjadi ketrampilan-ketrampilan sehingga ketrampilan yang

    satu menjadi prasyarat dari yang lainya.

    Teori Thorndike, teori ini dikenal dengan koneksiomanisme atau pengaitan,

    teori ini menyatakan bahwa dasar terjadinya belajar adalah pembentukan

    hubungan antara stimulus dan konsep. Dan dalil atau hukum yang

    mengakibatkan stimulus respon yaitu: hukum kesiapan (law of readiness), hukum

    latihan (law of exercisa), dan hukum akibat (law of effect).

    Dan mungkin masih banyak lagi teori-teori berhubungan dengan pengajaran

    matematika yang lain yang tidak diketahui oleh penulis.

    Dari beberapa teori diatas mungkin bisa digunakan untuk pembelajaran PISA,

    akan tetapi lebih bagus dan sempurna lagi apabila di kolaborasikan dengan cara

    guru atau tutor itu sendiri yang notabennya mereka lebih mengetahui keadaan soal

    yang akan diselesaikan oleh peserta didik.

    III. Kesimpulan

    PISA merupakan soal-soal yang berorentasi pada matematika yang di

    terapkan pada kehidupan sehari-hari, sehingga untuk menyelesaikan soa-soal

    tersebut membutuhkan cara atau model tertentu yang sesuai. Dan telah banyak

    berbagai macam model pembelajaran telah diciptakan untuk menyelesaikan pada

    soal-soal yang berpusat pada pemecahan masalah, dan banyak pula teori-toeri

    yang bersangkutan dengan pemecahan masalah. Dan guru atau tutor dapat

    menentukan mana-mana model pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan

  • A r t i k e l ( Tu g a s a h i r m e t o d e p e n e l i t i a n ) | 7

    keadaan peserta didiknya, sehingga dapat menemukan teknik-teknik yang

    mempermudah dalam proses penyelesaian masalah pada soal-soal PISA.

    Peneliti beranggapan bahwa adanya model pembelajaran atau model pengajaran

    tertentu yang digunakan oleh guru atau tutor untuk membimbing dan siswa untuk

    belajar dalam persiapan menghadapi PISA.

    Refresensi

    http://pmat.uad.ac.id/perkembangan-pembelajaran-matematika-di-indonesia.html

    http://sharrywatie90.wordpress.com/artikel-2/perkembangan-pembelajaran-

    matematika-di-indonesia/

    http://alida-utami.blogspot.com/

    Ismail. (2004). kapita selekta pembelajaran matematika. Pusat penerbitan universitas

    terbuka.