M - 6 jig

16
M-VI JIG 6.1 Tujuan Percobaan 1. Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya dengan alat JIG yang berdasarkan perbedaan berat jenisnya. 2. Menentukan recovery (perolehan) mineral berharga dengan alat JIG. 3. Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga dengan menggunakan alat jig. 6.2 Teori Dasar Jigging adalah suatu proses pemisahan bijih dalam suatu media cair berdasarkan perbedaan berat jenis dari partikel mineral yang mengakibatkan kesanggupan dari partikel tadi mengatur dirinya dan mengambil kedudukan atau statifikasi dalam beberapa lapisan sesuai dengan berat jenisnya dan kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran. Dalam jigging digunakan gaya hidrolis, yaitu bergantian aliran air ke atas (pulsion) dan aliran air ke bawah (suction). Pulsion yang membuat butiran-butiran mineral tersebut terdorong dan terangkat keatas, dimana butiran mineral ringan terangkat keatas lebih jauh dari butiran mineral berat. Sedangkan suction terjadi pada saat saringan terangkat ke atas, air akan disedot ke bawah sehingga butiran-butiran turun kembali ke atas saringan.

description

Pengolahan Bahan Galian

Transcript of M - 6 jig

M-VIJIG

6.1Tujuan Percobaan1. Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya dengan alat JIG yang berdasarkan perbedaan berat jenisnya.2. Menentukan recovery (perolehan) mineral berharga dengan alat JIG.3. Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga dengan menggunakan alat jig.

6.2Teori DasarJigging adalah suatu proses pemisahan bijih dalam suatu media cair berdasarkan perbedaan berat jenis dari partikel mineral yang mengakibatkan kesanggupan dari partikel tadi mengatur dirinya dan mengambil kedudukan atau statifikasi dalam beberapa lapisan sesuai dengan berat jenisnya dan kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran.Dalam jigging digunakan gaya hidrolis, yaitu bergantian aliran air ke atas (pulsion) dan aliran air ke bawah (suction). Pulsion yang membuat butiran-butiran mineral tersebut terdorong dan terangkat keatas, dimana butiran mineral ringan terangkat keatas lebih jauh dari butiran mineral berat. Sedangkan suction terjadi pada saat saringan terangkat ke atas, air akan disedot ke bawah sehingga butiran-butiran turun kembali ke atas saringan.Pada saat terjadi pulsion dan suction, maka partikel mengalami gaya yang berbeda disebabkan oleh : 1. Differential Initial AccelerationPada saat pulsion, tekanan air arahnya ke atas melalui saringan, membuat butiran-butiran yang di atas saringan sebagai suatu massa terangkat dan meregang (mengembang), bergerak ke atas sampai kecepatannya sedikit demi sedikit berkurang sampai nol. Pada saat itu dapat dianggap sebagai permulaan jatuh butiran-butiran dari kedudukan diam (nol) dengan percepatan pendahuluan (initial acceleration), sedangkan kecepatan jatuhnya hanya tergantung pada berat jenis, sedangkan ukuran butiran tidak berpengaruh.2. Hindered SettlingPada saat pulsion maka partikel akan terangkat dan karena campuran solid liquid disini sangat kental maka partikel tersebut mengatur dirinya menurut Hindered settling.3. Consolidation TricklingPada akhir dari suction, saat butiran-butiran besar akan mulai merapat satu sama lain, butiran-butiran kecil lebih bebas bergerak ke bawah menerobos masuk lewat celah-celah butiran besar karena gaya beratnya (gravitasi). Butiran kecil mengendap lebih lama dibanding pada keadaan initial acceleration maupun hindered settling.

6.3 Alat dan Bahan 6.3.1 Alata) Timbangan (neraca)b) Splitterc) Alas plastik/karpetd) Sendoke) Nampanf) Kantong plastikg) Mikroskop/looph) Corongi) Papan Grain countingj) Pan pemanas k) Pemanas l) Emberm) Gelas ukur n) Stopwatcho) Jig6.3.2Bahana.Mineral Kasiterit (SnO2), sebanyak 100 gr dengan ukuran - 40 + 70 # dan - 70#b.Mineral Kuarsa (SiO2), sebanyak 300 gr dengan ukuran - 40 + 70 # dan - 70#.

6.4 Prosedur Percobaan1) Lakukan mixing antara kasiterit dengan kuarsa.

Gambar 6.1Mixing Kasiterit dan Kuarsa2) Lakukan coning dan quartering.3) Tentukan kadar feed dengan grain counting.

Gambar 6.2 Pembacaan Grain Counting dari Feed4) Ukur debit air yang di gunakan.5) Campur kasiterit dan kuarsa di atas dengan air dan aduk hingga merata.6) Hidupkan motor Jig.7) Masukkan feed di atas pada feeder jig setiap 15 detik.

Gambar 6.3 Feed Dimasukkan ke Jig8) Atur kecepatan air sampai feed habis semuanya.9) Matikan motor jig.10) Ambil konsentrat, kemudian saring.11) Masukkan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 100 sampai 105C sampai airnya hilang.

Gambar 6.4Pengeringan dengan Pan Pemanas12) Timbang berat konsentrat.

Gambar 6.5Penimbangan Konsentrat13) Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting.

Gambar 6.6Penaburan Konsentrat di atas Papan Grain Counting14) Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t), dengan rumus :a. Material Balance ( F = C + T )b. Metallurgical Balance ( F.f = C.c +T.t)Keterangan :F= Berat Feed (gr)f= Kadar Feed (%)C= Berat Konsentrat (gr)c= Kadar Konsentrat (%)T= Berat Tailing (gr)t= Kadar Tailing (%)

6.5Data PercobaanDari hasil percobaan Jig, didapat data-data sebagai berikut:C= 109,61 GrT= 349,99 GrTabel 6.1Data Percobaan Grain Counting FeedKotakTailingConcentrateKotakTailingConcentrate

n SnO2n SiO2n SnO2n SiO2

1442607

2252707

30628111

4152918

50330211

6083106

7293218

821333311

9083419

100535012

11173616

121937111

130143808

1401739311

151940113

160114129

17194205

182104339

191124427

20084508

210124614

221847111

231114827

24194907

250125028

TotalSnO2 = 49 butirSiO2 = 438 butir

Setelah feed di grain counting, maka feeed dilakukan percobaan konsentrasi dengan alat jig. didapat lah hasil konsentrat. konsentrat tersebut dilakukan lagi grain counting, berikut data-data hasil grain counting konsentrat:Tabel 6.2Data Percobaan Grain Counting KonsentratKotakTailingConcentrateKotakTailingConcentrate

n SnO2n SiO2n SnO2n SiO2

151426518

232027314

32152829

41132927

561730012

60193109

711232013

88153319

932234513

1021535110

1131036513

123133708

133173819

1432139110

151164016

160104109

172174222

181194321

191224409

200114505

212134602

222174706

231184818

245104914

250155038

TotalSnO2 = 94 butirSiO2 = 585 butir

6.6Perhitungan Data Percobaan Contoh perhitungan kadar SiO2 total pada hasil grain counting feed: n SiO2 X SiO2K SiO= X 100 % (n SiO2 X SiO2) + (n SnO2 X SnO2)438 X 2,5 ton/m3= X 100 % (438 X 2,5 ton/m3) + (49 X 7 ton/m3)

1095 ton/m3= X 100 % 1438 ton/m3= 76,15 %Untuk kadar SnO2 total bisa didapat dengan cara:= 100 % - kadar SiO2 total = 100 % - 76,15 %= 23,85 % Contoh perhitungan kadar SnO2 total pada hasil grain counting konsentrat: n SnO2 X SnO2K SnO= X 100 % (n SnO2 X SnO2) + (n SiO2 X SiO2)94 X 7 ton/m3= X 100 % (94 X 7 ton/m3) + (585 X 2,5 ton/m3)

658 ton/m3= X 100 % 658 ton/m3 + 1462,5 ton/m3= 31,03 %Untuk kadar SnO2 total bisa didapat dengan cara:= 100 % - kadar SnO2 total = 100 % - 31,03 %= 68,97 % Berat Feed (F)F= C + T= 109,61 gr + 349,99 gr= 459,6 gr Kadar feed kasiterit : Cf kasiterit = X 100 % F 109,61 gr= X 100 % 459,6 gr= 23,85 % Kadar feed kuarsaf kuarsa= 100 % - f kasiterit= 100 % - 23,85 %= 76,15 % Berat konsentrat kasiterit :C SnO2 = Berat konsentrat setelah percobaan X Kadar konsentrat kasiterit = 217,3 gr X 31,03% = 67,43 gr Berat konsentrat kuarsa :C SiO2 = Berat konsentrat setelah percobaan berat kuarsa kasiterit = 217,3 gr X 67,43 gr = 149,87 gr

Kadar tailing SnO2 menggunakan rumus metallurgical balance: F.f C.ct SnO2= X 100 % T (459,6 gr X 23,85 %) - (217,3 gr X 31,03 %)= X 100 % 141,3 gr 4218,641 = X 100 % 141,3 = 29,85 % Kadar tailing SiO2 menggunakan rumus metallurgical balance:t SiO2= 100 % - t SnO2= 100 % - 29,85 %= 70,15 % Berat tailing kasiterit :T SnO2 = Berat tailing total setelah percobaan X Kadar tailing kasiterit = 141,3 gr X 29,85% = 42,18 gr Berat konsentrat kuarsa :TsiO2 = Berat tailing total setelah percobaan berat tailing kuarsa = 141,3 gr X 42,18 gr = 99,12 gr Recovery (R) C.cR = X 100 % F.f 217,3 gr X 31,03%= X 100 % 459,6 gr X 23,85% 67,42819= X 100 %109,6146

= 61,51 % Ratio Of Concentration FK = C 459,6 gr= 217,3 gr

= 2,115

6.7Hasil Perhitungan Data PercobaanSetelah dilakukannya perhitungan, maka di dapat data-data sebagai berikut: Data Perhitungan Kadar Feed Grain CountingTabel 5.3 Data Perhitungan Kadar Feed Grain CountingKotakConcentrateKadarKotakConcentrateKadar

n SnO2n SiO2% SnO2% SiO2n SnO2n SiO2% SnO2% SiO2

14426.32 %73.68 %26070 %100 %

22512.5 %87.5 %27070 %100 %

3060 %100 %2811120.29 %79.71 %

41535.89 %64.1 %291825.92 %74.08 %

5030 %100 %3021133.73 %66.27 %

6080 %100 %31060 %100 %

72938.36 %61.64 %321825.92 %74.08 %

821330.11 %69.89 %3331143.3 %56.7 %

9080 %100 %341923.73 %76.27 %

10050 %100 %350120 %100 %

111728.57 %71.43 %361631.82 %68.18 %

121923.73 %76.27 %3711120.29 %79.71 %

130140 %100 %38080 %100 %

140170 %100 %3931143.3 %56.7 %

151923.73 %76.27 %4011317.72 %82.28 %

160110 %100 %412938.36 %61.64 %

171923.73 %76.27 %42050 %100 %

1821021.87 %78.13 %433948.28 %51.72 %

1911218.92 %81.08 %442744.44 %55.56 %

20080 %100 %45080 %100 %

210120 %100 %46140 %100 %

221825.92 %74.08 %4711120.29 %79.71 %

2311120.29 %79.71 %482744.44 %55.56 %

241923.73 %76.27 %49070 %100 %

250120 %100 %502841.18 %58.82 %

Data Perhitungan Kadar Konsentrat Grain CountingTabel 5.3 Data Perhitungan Kadar Konsentrat Grain CountingKotakConcentrateKadarKotakConcentrateKadar

n SnO2n SiO2% SnO2% SiO2n SnO2n SiO2% SnO2% SiO2

151450 %50 %2651843.75 %56.25 %

232029.58 %70.42 %2731437.5 %62.5 %

321527.18 %72.82 %282938.36 %61.64 %

411317.72 %82.28 %292744.44 %55.56 %

561749.7 %50.3 %300120 %100 %

60190 %100 %31090 %100 %

711218.92 %81.08 %320130 %100 %

881559.89 %40.1 %331923.73 %76.27 %

932227.63 %72.37 %3451351.85 %48.15 %

1021527.18 %72.82 %3511021.88 %78.12 %

1131045.65 %54.35 %3651351.85 %48.15 %

1231339.25 %60.75 %37080 %100 %

1331733.07 %66.93 %381923.73 %76.27 %

1432128.57 %71.43 %3911021.88 %78.12 %

1511630.87 %69.13 %401631.82 %68.18 %

1601014.89 %85.1 %41090 %100 %

1721724.78 %75.22 %422273.68 %26.32 %

1811912.84 %87.16 %432184.85 %15.15 %

1912211.29 %88.71 %44090 %100 %

200110 %100 %45050 %100 %

2121330.11 %69.89 %46020 %100 %

2221724.78 %75.22 %47060 %100 %

2311813.46 %86.54 %481825.93 %74.07 %

2451077.78 %22.22 %491441.18 %58.82 %

250150 %100 %503851.22 %48.78 %

Data Perhitungan Feed, Concentrate dan TailingTabel 5.5Data Perhitungan Feed, Concentrate dan TailingMineralFeed ( F )Concentrate ( C )Tailing ( T )

Berat ( gr )Kadar( % )Berat ( gr )Kadar( % )Berat ( Kg )Kadar( % )

Kasiterit109.6123.85 %67.4331.03 %42.1829.85 %

Kuarsa349.9976.15 %149.8768.9799.1270.15 %

6.8AnalisaDapat dianalisa bahwa pada hasil percobaan yang telah dilakukan, pemisahan konsentrat dari tailing tidak 100 % terpisah. Data konsentrat kasiterit yang diperoleh sebesar 31,03% dengan tailing kasiterit sebesar 29,85% sedangkan untuk konsentrat kuarsa didapat sebesar 68,97% dengan tailing kuarsa didapat sebesar 70,15%. Hal tersebut tidak sesuai dan bertolak belakang dengan yang diharapkan, dimana diharapkan diperoleh hasil akhir kasiterit besar dibandingkan dengan kuarsa. Hal itu dikarenakan bahwa kemungkinan dikarenakan pada saat proses, lubang yang dibawah tempat keluarnya kasiterit (konsentrat) dibuka pada saat proses masih berlangsung, padahal masih ada gerakan partikel dimana kasiterit dan konsentrat masih tergabung. Atau bisa juga dikarenakan tailing yang masih terdapat di dalam konsentrat sulit untuk dipisahkan dikarenakan tailing tesebut terendap dan terikut dengan kasiterit maupun sebaliknya.

6.9KesimpulanDapat disimpulkan bahwa hasil pemisahan yang dilakukan tidak 100% terpisahnya konsentrat dengan tailing nya, hal ini dapat dilihat dari hasi nilai recovery, dimana mineral berharga yang diperoleh sebesar 61,51 % dan ratio of concentration sebesar 2,115.

DAFTAR PUSTAKA

Staff Asisten Lab. Tambang, Penuntun Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2011, Universitas Islam Bandung, Bandung.