M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

10
8 Materi 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan Apa itu kawasan mandiri pangan...??? Kawasan; suatu wilayah yang teritorialnya didasarkan pada pengertian dan batasan fungsional tertentu. A.Kawasan Mandiri Pangan: Kawasan yang terdiri dari 5 desa/kampung berdekatan, dibangun dengan melibatkan masyarakat miskin yang berasal dari kampung- kampung terpilih dalam satu kecamatan, untuk menegakkan masyarakat miskin/rawan pangan menjadi kaum mandiri B.Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Tujuan Umum: pengembangan Kawasan Mandiri Pangan Papua-Papua Barat: memberdayakan masyarakat miskin / rawan pangan menjadi kaum mandiri; Tujuan Khusus: Mengembangkan perekonomian kawasan adat Papua-Papua Barat Mengembangkan perekonomian kawasan perbatasan Mengembangkan cadangan pangan masyarakat di wilayah kepulauan b. Sasaran Sasaran kegiatan Rumah Tangga Miskin (RTM) di 109 (seratus Sembilan) Kawasan, 60 (enam puluh) kabupaten/kota, 13 (tiga belas) provinsi.

Transcript of M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

Page 1: M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

8

Materi 2.

Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan

Apa itu kawasan mandiri pangan...???

Kawasan; suatu wilayah yang teritorialnya didasarkan pada pengertian dan batasan

fungsional tertentu.

A.Kawasan Mandiri Pangan:

Kawasan yang terdiri dari 5 desa/kampung

berdekatan, dibangun dengan melibatkan

masyarakat miskin yang berasal dari kampung-

kampung terpilih dalam satu kecamatan, untuk

menegakkan masyarakat miskin/rawan pangan

menjadi kaum mandiri

B.Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan

Tujuan Umum:

pengembangan Kawasan Mandiri

Pangan Papua-Papua Barat:

memberdayakan masyarakat

miskin / rawan pangan menjadi

kaum mandiri;

Tujuan Khusus:

Mengembangkan perekonomian

kawasan adat Papua-Papua Barat

Mengembangkan perekonomian kawasan perbatasan

Mengembangkan cadangan pangan masyarakat di wilayah kepulauan

b. Sasaran

Sasaran kegiatan Rumah Tangga Miskin (RTM) di 109 (seratus Sembilan) Kawasan, 60

(enam puluh) kabupaten/kota, 13 (tiga belas) provinsi.

Page 2: M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

9

C.Indikator Keberhasilan

Tabel . Indikator Keberhasilan Kawasan Mandiri Pangan.

Indikator Kawasan Mandiri Pangan

Papua-Papua Barat Perbatasan Kepulauan

Output

1. terselenggaranya koordinasi lintas sektor;

2. terselenggaranya pelatihan teknis kepada LKK dan FKK;

3. terselenggaranya pealtihan teknis dan pendampingan;

4. terbentuknya usaha-usaha produktif;

5. tersalurnya dana Bantuan Sosial Tahap II; dan

6. meningkatnya peran FKK dan LKK.

terbentuknya ekonomi

Kawasan Papua-Papua

Barat yang berbasis sosial

budaya.

terbentuknya titik

tumbuh ekonomi

pada Kawasan

perbatasan antar

negara.

terbentuknya

ketersediaan dan

cadangan Pangan

Kawasan

kepulauan.

Outcome

1. meningkatnya dukungan lintas sektor pada lokasi Kawasan Mandiri

Pangan (infrastruktur dan layanan kesehatan);

2. meningkatnya kapasitas individu dan masyarakat untuk pengelolaan

kelembagaan dan permodalan, serta penguatan teknologi

pengolahan; dan

3. meningkatnya usaha produktif dan permodalan kelompok.

Benefit Meningkatnya pendapatan, daya beli dan akses Pangan.

Impact Terwujudnya Ketahanan Pangan dan gizi masyarakat.

D.Kerangka Kawasan Mandiri Pangan

Kerangka Kegiatan kawasan mandiri pangan disesuaikan

dengan spesifikasi lokasi kawasan, terdiri dari kawasan

Papua-Papua Barat, Perbatasan, dan Kepulauan (Tipe

A, Tipe B, Tipe C, dan Tipe D)

Page 3: M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

10

1. Kawasan Papua-Papua Barat

2. Kawasab Perbatasan

Page 4: M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

11

3. Kawasan Kepulauan

Kerangka kegiatan kawasan kepulauan dapat dilakukan dengan 4 (empat) tipe, yaitu: Kawasan Tipe A Adalah kawasan yang dalam satu kabupaten tidak terdapat pulau kecil setingkat kecamatan dan berada [ada garis pantai/ pesisir (lokasi pelaksana di kawasan pesisir) Contoh: Bangka Tengah, Belitung, Belitung Timur, Sumba timur, Sumba Barat.

Kawasan Tipe B Adalah kawasan yang dalam satu kabupaten terdapat pulau kecil setingkat kecamatan dan akses pangannya tergantung pada kabupaten induk dan ada permasalahan pasokan pangan pada saat tertentu. Contoh: Lembata, Sikka, Ende.

Page 5: M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

12

Kawasan Tipe C Adalah kawasan yang dalam satu kabupaten terdapat pulau kecil yang terdiri dai beberapa kecamatan yang akses pangannya tergantung dari kabupaten lain, dan ada permasalahan pasokan pangan pada saat tertentu. Contoh: Natuna, Lingga, Tual.

Kawasan Tipe D Adalah kawasan yang dalam satu kabupaten terdapat pulau kecil yang terdiri dai beberapa kecamatan yang akses pangannya tergantung dari provinsi lain, dan ada permasalahan pasokan pangan pada saat tertentu. Contoh: Maluku Tenggara

D.Strategi Pencapaian Tujuan

Mengembangkan kerjasama dan partisipasi

masyarakat.

1. Memberikan pelatihan kepada kelompok usaha . 2. Mendorong terbentuknya kelembagaan layanan

permodalan. 3. Melakukan konsolidasi, integrasi, dan sinkronisasi

kepada instansi terkait, baik pusat, provinsi, kabupaten/kota dengan memfokuskan kerjasama dengan: BTPT, PU, Kesehatan, Koperasi, BNPP< KKP, PT

Page 6: M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

13

E.Organisasai

PELAKSANA KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN PENGARAH

Koordinator Pendamping Provinsi dan Kabupaten/Kota

Penerima Manfaat

Kepala BKP

Kepala Badan/Kantor/

Dinas/unit kerja ketahanan pangan provinsi

Menteri Pertanian

Gubernur

Bupati/

Walikota

Kepala Badan/Kantor/

Dinas/unit kerja ketahanan pangan

kabupaten/kota

Camat/Kepala Distrik melakukan Koordinasi

Tk. Kecamatan

FKK/Tim Pangan Desa

Pendamping

Tim Asistensi dan

Advokasi

Tim Asistensi dan

Advokasi

Tim Koordinator

Teknis

Page 7: M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

14

F.Pencairan

Keterangan:

1. Pelimpahan wewenang Menteri Pertanian kepada Gubernur berupa dana

dekonsentrasi dan kepada Bupati/Walikota berupa tugas pembantuan.

2. Atas usulan Gubernur/Bupati/Walikota, Menteri Pertanian menetapkan

Badan/Kantor/Dinas/Unit Kerja yang menangani ketahanan pangan

9

11

12

3

6 8

1

2

12

13

14

Bendaharawan Pengeluaran

KPPN Kabupaten

Pendamping

TPD/FKK

Menteri Pertanian

Pejabat Penguji Perintah

Pembayaran (P4)

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Kepala Badan/ Kantor/ Dinas/unit kerja yang

menangani Ketahanan Pangan kabupaten/kota selaku KPA

Gubernur/ Bupati/walikota

Kelompok 5

10

Subkelompok

4

7

LKD

4

14 Rekening Bank

Page 8: M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

15

provinsi/kabupaten/kota selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan

ditetapkan oleh Menteri Pertanian.

3. Pendamping memfasilitasi penumbuhan kelompok kawasan.

4. Pendamping bersama kelompok menumbuhkan lembaga keuangan yang

pengurusnya terdiri dari perwakilan kelompok-kelompok.

5. Pendamping memfasilitasi kelompok untuk menyusun Rencana Usaha

Kelompok (RUK).

6. RUK kelompok yang dihimpun, diajukan ke Tim Teknis Kabupaten/Kota

setelah mendapat rekomendasi dari pendamping, FKK, dan Kepala Distrik.

7. Setelah mendapat persetujuan Tim Teknis Kabupaten/Kota, kelompok

membuat rekening bank.

8. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/PPK Badan/Dinas/Kantor/unit kerja yang

menangani ketahanan pangan provinsi atau kabupaten/kota:

1) Membuat Surat Perjanjian Kerja sama dengan LKK dan kelompok

penerima manfaat;

2) Membuat Berita Acara Serah Terima Paket Bansos Usaha Produktif

dengan kelompok penerima manfaat dan lembaga keuangan kawasan ;

3) Membuat Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS), dan

diajukan ke Kepala Badan/Dinas/Kantor/unit kerja yang menangani

ketahanan pangan provinsi atau kabupaten/kota untuk mendapat

persetujuan, dengan melampirkan:

a) Surat Keputusan Kepala Badan/ Dinas/ Kantor/Unit kerja atau Pejabat

yang ditunjuk tentang Penetapan Kelompok Sasaran;

b) Rekapitulasi RUK/RUB;

c) Kuitansi harus ditandatangani oleh ketua kelompok/gabungan

kelompok, diketahui/disetujui oleh KPA Kabupaten/Kota dan

Bendaharawan yang bersangkutan;

d) Surat Perjanjian Kerja Sama antara Pejabat Pembuat Komitmen

dengan Lembaga Keuangan dan kelompok sasaran tentang

pemanfaatan dana bansos.

e) Surat Pernyataan Ketua Kelompok/LK tentang pemanfaatan dana

bansos.

4) Mengajukan SPP-LS yang disetujui KPA provinsi atau kabupaten/kota

kepada Pejabat Penguji Perintah Pembayaran (P4).

Page 9: M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

16

9. P4 Provinsi atau Kabupaten/Kota:

a. Menguji SPP-LS dan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung

(SPM-LS) provinsi atau kabupaten/kota, dan ;

b. Memberikan rekomendasi kepada Bendahara Pengeluaran Satker Dekon

di provinsi atau Satker TP di kabupaten.

10. Bendahara Pengeluaran Satker Dekon di provinsi atau Satker TP di

kabupaten mengajukan SPM-LS kepada Kantor Penerimaan Pengeluaran

Negara (KPPN) provinsi atau kabupaten/kota.

11. KPPN provinsi atau kabupaten/kota menerbitkan Surat Perintah Pencairan

dana (SP2D) dan mentransfer dana bansos ke rekening kelompok /lembaga

keuangan mikro.

12. Dana bansos yang telah ditransfer ke bank, dapat dicairkan oleh kelompok

setelah mendapat rekomendasi dari pendamping dan FKK.

13. Setelah dana cair, kelompok menyerahkan seluruh dana bansos kepada LKK

untuk dikelola lebih lanjut.

14. Kelompok bersama FKK/LK menyampaikan laporan pencairan dana bansos

kepada Kepala Badan/Dinas/Kantor/unit kerja yang menangani ketahanan

pangan kabupaten/kota selaku KPA.

Page 10: M 2. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan rev.pdf

17

F.Fokus Integrasi Lintas Sektor

Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan Kegiatan Kawasan Mandiri Pangan,

maka diperlukan kerjasama lintas sektor terkait dalam wadah Tim Koordinasot

Teknis (kabupaten/kota) dan Tim Asistensi dan Advokasi (Provinsi) dengan fokus

kerjasama sebagai berikut:

G.Pemanfaatan Dana Bansos

Pemanfaatan dana Bantuan Sosial tahap II yang

diperuntukkan kepada kelompok mengacu pada hasil

Rencana Pembangunan Wilayah Kawasan (RPWK) dan

RUK/RUB yang disusun oleh kelompok bersama

masyarakat. Dana Bantuan Sosial untuk pengembangan

Kawasan diberikan sebanyak 3 (tiga) kali dalam 3 (tiga)

tahun kepada 5 (lima) Desa/kampung dengan penerima

manfaat yang berbeda-beda, namun pengelolaan dana dari masing-masing

Desa/kampung dilakukan bersama-sama dalam wadah lembaga keuangan

Kawasan. Fokus pemanfaatan dana Bantuan Sosial tahun kedua diarahkan pada

teknologi pengolahan, penyimpanan, dan kebun koleksi jenis Pangan lokal yang

produktif.