Ly_Kasus II

download Ly_Kasus II

of 21

Transcript of Ly_Kasus II

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    1/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pembunuhan bayi menurut hukum pidana Indonesia ialah pembunuhan terhadap bayi yang

    dilahirkan hidup yang dilakukan oleh wanita yang melahirkannya pada saat bayi tersebut

    dilahirkan atau tidak lama setelah dilahirkan. Pada saat dilahirkan diartikan sejak mulai

    terjadinya kelahiran bayi sampai dengan keluarnya plasenta secara tuntas. Sedangkan tidak lama

    setelah dilahirkan berarti sejak selesainya proses kelahiran sampai dengan selesainya perawatan

    post partus.

    Saat dilakukannya kejahatan tersebut dikaitkan dengan keadaan mental emosional dari si

    ibu, selain rasa malu, takut, benci, serta nyeri bercampur aduk menjadi satu, sehingga

    perbuatannya itu dianggap dilakukan tidak dalam keadaan mental yang tenang, sadar, serta

    dengan perhitungan matang. Inilah yang menjelaskan mengapa ancaman hukuman pada kasus

    pembunuhan bayi lebih ringan bila dibandingkan dengan kasus pembunuhan lainnya.

    Pada kasus pembunuhan bayi terdapat 3 unsur yang penting, yaitu :

    1. Si pelaku haruslah ibu kandung korban2. Alasan pembunuhan adalah karena takut ketahuan akan melahirkan anak3. Pembunuhan segera dilakukan pada saat anak dilahirkan atau tidak berapa lama kemudian,

    yang dapat diketahui dari ada tidaknya tanda-tanda perawatan.

    Pada kasus bunuh bayi, jaksa harus membuktikan bahwa bayi dilahirkan dalam keadaan

    hidup dan kematian bayi itu adalah akibat tindakan criminal berupa kekerasan terhadap bayi

    tersebut. Telah lama sekali diketahui, bahwa seorang bayi yang bayi lahir mudah sekali menjadi

    korban tindakan criminal . Dalam hal ini, maka dokter harus memeriksa mayat bayi dan ibu

    (tersangka) untuk mencari bukti berupa tanda-tanda baru melahirkan.

    Untuk dapat dituntut sebagai pembunuhan bayi, harus memenuhi syarat sebagai berikut :

    1. Adanya rasa takut akan ketahuan melahirkan anak. Karena adanya rasa takut akan ketahuanmelahirkan anak, si calon ibu jauh sebelumnya berusaha menyembunyikan kehamilannya.

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    2/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    2

    Meskipun ia dapat menyembunyikan kandungannya, tetapi ada beberapa orang dekat yang

    mengetahuinya. Pada waktu melahirkan anak, ia berusaha bersembunyi, supaya tidak ada

    orang yang menyaksikan ia telah melahirkan anak.

    2. Pembunuhan dilakukan pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian.Anak mulai dilahirkan, bila kontraksi rahim atau his sudah mulai teratur. Pada waktu ini

    belum nampak bagian anak. Bila kepala sudah keluar dan dapat dijangkau si ibu, ia dapat

    melakukan beberapa tindakan : mencekik, menusuk ubun-ubun, menutup lubang pernapasan

    dengan kain basah

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    3/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    3

    BAB II

    SKENARIO

    Sesosok mayat baru lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannyakepada polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam melihat seorang perempuan yang

    menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada disana cukup lama. Seorang dari

    anggota masyarakat setempat mencatat nomor perempuan tersebut.

    Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter

    direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang dicurigai

    sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya

    agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan membriefing para dokter yang

    akan menjadi pemeriksa.

    I. Aspek Hukum Pengertian Pembunuhan Bayi (Infanticide) Menurut Perundang-undangan

    di IndonesiaDalam wilayah tutorial hukum Indonesia yang tertuang pada Kitab Undang-undang Hukum

    Pidana, pada pasal 341, dinyatakan sebagai berikut:

    Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau

    tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh

    anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

    Demikian juga yang tertuang pada pasal 342 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

    sebagai berikut:

    Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa

    ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa

    anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana

    penjara paling lama sembilan tahun.

    Hal ini dapat dicermati adanya unsur-unsur sengaja ataupun terkaitnya unsur tanpa

    kesengajaan yang dilakukan oleh ibu dari anak yang kemudian melakukan pembunuhan setelah

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    4/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    4

    bayi itu lahir ataupun saat bayi itu lahir menjadi batasan terhadap infanticide di Negara Republik

    Indonesia.

    Konsep pemberian pidana dan sistem peradilan pidana dalam kasus pembunuhan bayiTelah disebutkan sebelumnya bahwa pemberian pidana dan penjatuhan pidana dalam praktek

    peradilan selama ini dengan mempertimbangkan kualifikasi kejahatannya, dan segala bentuk

    pidana tersebut diberikan oleh negara dengan asumsi bahwa warga negaranya adalah mahluk

    yang bertanggung jawab dan dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya. Sementara remaja

    dan ibupun dianggap sebagai individu yang dapat sepenuhnya mempertanggung jawabkan

    perbuatannya. Dengan demikian akan muncul semacam kontradiksi ketika pemberian pidana dan

    penjatuhan pidana terjadi pada pelaku ibu dan remaja yang melakukan pembunuhan bayi. dengan

    kejahatan pembunuhan biasa.

    Dalam Tata Peradilan di Indonesia, penyelenggaraan Peradilan bagi ibu dan remaja yang

    melakukan pembunuhan bayi dalam Sistem Peradilan Pidana, telah ada dalam KUHP, KUHAP

    serta peraturan-peraturan pelaksananya dan Undang-Undang Perlindungan Anak. Dalam praktek

    pelaksanaannya pedoman pemidanaan yang digunakan oleh hakim adalah Pasal 7 UU Pokok

    Kekuasaan Kehakiman NO.14 Tahun 1970 (Undang-undang ini sudah dicabut), yang intinya

    tiada seorang pun dapat dikenakan penangkapan, penahanan, penggeledahan,dan penyitaan,

    selain atas perintah tertulis oleh kekuasaan yang sah.

    Pasal 5 ayat (1); Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakanorang .

    Pasal 6 ayat (1); Tidak seorang juapun dapat dihadapkan ke Pengadilan selain dari pada yangditentukan oleh undang-undang.

    Pasal 6 ayat (2); Tidak seorang juapun dapat dijatuhi pidana kecuali bila Pengadilan karenaalat bukti yang sah dan orang yang dianggap bertanggung jawab dinyatakan bersalah.

    Pasal 8; Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan kePengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya keputusan yang mempunyai

    kekuatan hukum yang tetap.

    Bila dihubungkan dengan Pasal 66 KUHAP tentang Asas Praduga Tidak Bersalah Pasal 1

    KUHP:Nulum delictum nula poena sine previa lege punali;

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    5/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    5

    1. Tiada suatu perbuatan dapat dipidana, kecuali atas kekuatan aturan pidana dalamperundang-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan dilakukan.

    2. Jika sesudah perbuatan dilakukan ada perubahan dalam perundang-undangan, dipakaiaturan yang paling ringan bagi terdakwa.

    Bentuk pidana pokok seperti yang diatur dalam Pasal 341 KUHP ini, adalah sama bentuk

    sengaja merampas nyawa orang lain seperti yang diatur dalam Pasal 338 KUHP. Dalam kasus ini

    terdakwa telah melakukan perbuatan telah merampas nyawa orang lain itu segera setelah anak

    dilahirkan, menunjukkan bahwa perbuatan itu dilakukan karena ada rasa takut akan diketahui

    orang lain yang merupakan alasan yang meringankan pidana apabila dibanding dengan ancaman

    pidana terhadap tindak pidana pembunuhan pada umumnya.

    Keadaan yang sifatnya mempengaruhi perbuatan tersebut diuraikan dalam surat dakwaan

    sebagai tambahan unsur yang dapat meringankan ancaman pidana. Delik yang mengandung

    unsur yang menentukan sifatnya perbuatan yaitu Pasal 341 KUHP, Pasal 342 KUHP dan Pasal

    281 KUHP.

    Proses Penyidikan Pembunuhan BayiBahwa proses penyidikan tindak pidana pembunuhan bayi dilakukan oleh Polri merupakan

    subsistem dari pada Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice System) yang terdiri dari Polri

    (Penyidik), Jaksa (Penuntut), dan Pengadilan/Hakim (pemutus perkara).

    Bahwa kembali mengacu pada Pasal 183 dan Pasal 184 KUHAP, maka penyidik sekurang-

    kurangnya harus dapat membuktikan dua alat bukti yang sah untuk dapat diajukan ke sidang

    pengadilan, sehingga keterangan saksi dan tersangka yang biasa selama ini dikerjakan oleh

    penyidik, maka peran forensik dalam rangka penyidikan sangat diperlukan dan harus dilakukan

    karena kapasitasnya sesuai Pasal 184 KUHAP adalah sebagai

    Keterangan Ahli dan Surat sebagaimana diatur pada Pasal 187 huruf c KUHAP yaitu Surat

    keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan mengenai sesuatu hal atau

    sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya. Dalam pembunuhan bayi peran

    penyidik minta bantuan kepada Ahli Kedokteran Forensik untuk menentukan apakah bayi yang

    ditemukan lahir hidup atau lahir mati ,dan sudah dilakukan perawatan /belum, umur bayi

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    6/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    6

    II. Aspek MedikolegalDokter yang memeriksa sering mendapatkan pertanyaan berikut ini pada sidang pengadilan

    sehubungan dengan kasus pembunuhan bayi.

    Apakah bayi tersebut lahir dalam keadaan hidup atau mati ? Jika bayi lahir hidup, berapa lama bayi tersebut bertahan ? Apa penyebab kematian bayi ? Apakah bayi baru dilahirkan sudah dirawat atau belum dirawat? Apakah bayi sudah mampu hidup terus di luar kandungan ibu (viable) atau belum (non-

    viable)?

    Umur bayi dalam kandungan, premature, matur, atau postmatur? Bila terbukti lahir hidup dan telah dirawat, berapa jam/hari umur bayi tersebut (umur setelah

    dilahirkan)?

    Adakah tanda-tanda kekerasan? Bila terbukti lahir hidup, apakah sebab matinya? Bayi baru lahir dan sudah dirawat

    Anak yang baru dilahirkan tubuhnya diliputi suatu bahan seperti salep, verniks kaseosa.

    Anak masih berhubunggan dengan uri. Bila tali pusat sudah terputus, ujungnya perlu diperiksa

    untuk menentukan apakah tali pusat dipotong dengan benda tajam atau robek. Bila tali pusat

    sudah kering, terlebih dahulu direndam dalam air supaya tali pusat mengembang lagi dan

    diperiksa dibawah mikroskop.

    Bayi baru lahir dan belum dirawatKeadaan baru lahir dan belum dirawat sebagai petunjuk dari tidak lama setelah dilahirkan,

    berarti tubuh bayi masih berlumuran darah dan verniks kaseosa serta tali pusat mungkin masih

    berhubungan dengan uri atau sudah terpisah, tetapi belum diikat (belum dirawat). Dalam hal bayi

    tercemplung atau dicemplungkan dalam air maka darah dan sebagian dari verniks kaseosa dapat

    tersingkirkan dari tubuhnya, namun masih bisa ditemukan pada lipat-lipat kulit dileher, belakang

    daun telinga,ketiak, lipat siku, lipat lutut, dan selangkangan. Menurut ponsold, bayi baru lahir

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    7/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    7

    adalah bayi yang baru dilahirkan dan belum dirawat, dan tali pusat yang belum diikat merupakan

    petunjuk terpenting dari keadaan belum dirawat.

    Ciri-Ciri Eksternal : Daun telinga pada bayi lahir cukup bulan, menunjukkan pembentukan tulang rawan yang

    sudah sempurna, pada helix teraba tulang rawan yang keras pada bagian dorsokrnialnya

    dan bila dilipat cepat kembali ke keadaan semula.

    Puting susu pada bayi yang matur, sudah berbatas tegas, areola menonjol diataspermukaan kulit dan diameter tonjolan susu 7 mm atau lebih.

    Kuku jari tangan sudah panjang, melampaui ujung jari, ujung distalnya tegas dan relativekeras sehingga tersa bila digarukkan pada telapak tangan.

    Terdapat garis-garis pada seluruh telapak kaki, dari depan hingga tumit. Yang dinilaigaris yang relative lebar dan dalam.

    Pada bayi laki-laki matur, testis sudah turun dengan sempurna, yakni sampai pada dasarskrotum dan rugae pada kulit skrotum sudah lengkap. Dan pada bayi perempuan yang

    matur, labia minor sudah tertutup dengan baik oleh labia mayor.

    Rambut kepala relative kasar, masing-masing helai terpisah satu sama laindan tampakmengkilat, batas rambut pada dahi jelas.

    Skin opacity cukup tebal sehingga pembuluh darah yang agak besar pada dinding peruttidak tampak atau tampak samara-samar.

    Processus xyphoideus membengkok kedorsal, sedangkan bayi premature membengkokkeventral atau satu bidang dengan korpus manubrium sterni.

    Alis mata sudah lengkap, yakni bagian lateralnya sudah ada. Pada bayi cukup bulan terdapat pusat penulangan epifisial diujung distal femur dengan

    diameter 4-5 mm.dan adanya pusat penulangan pada tallus dan calcaneus. (3,7)

    Umur bayi tidak cukup bulan (prematur)Untuk menentukan umur anak dalam kandungan selain mengukur panjang badan menrut

    rumus Haase, perlu diperiksa initi penulangan, sentrum osifikasi.

    Calcaneus (24 minggu)

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    8/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    8

    Talus (28 minggu) Distal Femur (38 minggu) Proximal tibia (genap bulan)Kesimpulan bila tidak ditemukan inti penulangan adalah anak belum sampai unur tersebut di

    atas atau mungkin pembentukan inti penulangan terlambat. (7)

    Bayi dilahirkan dalam keadaan hidup dan bernapasUntuk mengetahui apakah bayi yang dilahirkan benar-benar hidup, hal ini dapat diketahui

    melalui pemeriksaan terhadap tiga fungsi utama organ tubuh manusia yaitu respirasi, sirkulasi

    dan aktivitas otak.Terdapat beberapa pemeriksaan yang harus dilakaukan bagi menentukan bayi

    sudah bernapas atau tidak

    1. Rongga dada yang telah mengembang, pada pemeriksaan didapati diafragma yang letaknyarendah, setinggi iga ke-5 atau ke-6. Pada bayi yang telah bernapas, paru tampak

    mengembang dan telah mengisi sebagian besar rongga dada. Tertelannya udara (yang

    menyertai pernapasan) mangakibatkan telinga tengah dan saluran pencernaan mengandung

    udara.

    2. Gambaran makroskopis paruParu-paru bayi yang sudah bernapas (sudah teraerasikan) berwarna merah muda tidak

    homogen tetapi berupa bercak-bercak (mottled) dan menunjukkan gambaran mozaik berupadaerah-daerah poligonal yang berwarna lebih muda dan menimbul di atas permukaan berselang-

    seling dengan yang berwarna lebih tua dan kurang menimbul. Gambaran tersebut tampak jelas

    pada tepi lobus paru. Tepi-tepi paru tumpul.

    Paru-paru bayi yang belum bernapas (belum teraerasikan) berwarna merah hitam seperti

    warna hati bayi, homogen, tidak menunjukkan gambaran mozaik dan tepi-tepinya tajam.

    Kadang-kadang tampak guratan-guratan yang membentuk pola daerah-daerah poligonal pada

    permukaan paru. Warna daerah-daerah yang poligonal itu tidak berbeda satu sama lain dan juga

    tidak berbeda dengan warna paru di bagian lainnya.

    Uji apung paru positif yang membuktikan telah terdapatnya udara dalam alveoli paru.

    Dengan cara mengeluarkan seluruh alat rongga dada kemudian dimasukkan dalam air, dan

    memperhatikan apakah kedua paru terapung. Kemudian dilanjutkan dengn mengapungkan paru

    kanan dan kiri secara tersendiri. Dan lobus paru dipisah dan diapungkan diair. Selanjutnya

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    9/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    9

    membuat 5 potongan kecil ( 5 mm x 10 mm x 10 mm) dari masing-masing lobus dan

    diapungkan kembali. Pada paru yang telah mengalami pembusukan, potongan kecil dari paru

    dapat mengapung sekalipun paru belum pernah bernapas. Hal ini disebabkan oleh pengumpulan

    gas pembusukan pada jaringan interstisial paru, yang dengan menekan potongan paru yang

    bersangkutan antara 2 karton, gas pembusukan dapat didesak keluar. Uji apung paru dinyatakan

    positif bila potongan paru yang telah ditekan antara dua karton sebagian besar masih tetap

    mengapung.

    Penekanan tersebut bertujuan untuk menyingkirkan gas pembusukan dan tidal air, yang

    terdapat dalam jaringan intertisial paru-paru yang membusuk. Namun, bila paru tersebut sudah

    mebusuk sekali, alveoli sudah pecah atau menjadi pecah pada penekanan, maka residual air

    tersingkirkan sehingga jaringan paru akan tenggelam. Dengan demikian bayi yang telah bernapas

    dapat dinilai sebagai belum bernapas setelah dilahirkan. Hal ini merupakan salah satu alasan

    mengapa pada hasil uji apung paru yang negatif tidak dapat dibuat kesimpulan bahwa bayi pasti

    belum bernapas. Bila uji apung paru negatif, hanya dapat dibuat kesimpulan bayi mungkin belum

    bernapas. Kepastian bahwa bayi belum bernapas baru diperoleh setelah dipadu dengan tidak

    ditemukannya gambaran mozaik pada permukaan paru dan tidak ditemukannya gambaran

    histologik yang khas untuk paru-paru yang belum mengalami aerasi, yakni crumpled sac alveoli

    atau karusselalveolen.

    Pada pemeriksaan mikroskopik akan tampak jaringan paru dengan alveoli yang telah terbuka

    dengan dinding alveoli yang tipis.

    Cara pengambilan jaringan untuk pemeriksaan mikrosopis, yaitu dengan memasukkan

    seluruh paru kanan ke dalam formalin netral 10%. Setelah kira-kira 12 jam dibuat beberapa

    irisan melintang pada paru untuk memungkinkan fiksatif meresap dengan baik ke dalamnya.

    Setelah difiksasi selama 48 jam diambil potongan-potongan melintang dari ketiga lobus dengan

    menggunakan scalpel yang tajam atau pisau silet. juga dari sisa paru kiri diambil beberapa

    potongan jaringan. Biasanya digunakan pewarnaan hematoksilin eosin, namun untuk paru yang

    sudah membusuk , Reh (34) menganjurkan pewarnaan cara Gomori, tatapi dapat pula dilakukan

    dengan pewarnaan cara Ladewig yang lebih murah.

    Dengan pewarnaan cara Gomori, ruang kosong akibat gas pembusukan atau akibat aerasi

    dapat dibedakan, karena serabut-serabut retikulin yang terdapt pada septa alveoli relatif resisten

    terhadap pembusukan. Pada pembusukan, ruang kosong menunjukkan batas yang tidak rata

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    10/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    10

    karena tidak dibatasi oleh serabut retikulin yang tegang, sebaliknya pada ruang kosong akibat

    aerasi, menunujukkan batas yang rata dimanan tampak serabut yang tegang.

    Di sini sukar untuk menentukan, apakah anak bernapas pada waktu sebelum atau sesudah

    dilahirkan. Ada kalanya anak masih dalam kandungan sudah bernapas dan menangis, vagitus

    uterinus/vaginalis. Dimana apabila selaput ketuban pecah dan air ketuban keluar, sehingga

    terjadi hubungan antara dunia luar dengan anak dalam kandungan. Pada saat yang singkat ini,

    udara terisap oleh anak, anak benapas kemudian menangis. Bila rahim berkontraksi kembali,

    vagitus uterinus tidak terjadi lagi.

    Bayi dilahirkan dalam keadaan still born atau dead bornStill born adalah jika bayi dilahirkan setelah melewati usia kehamilan 28 minggu dan setelah

    dilahirkan tidak pernah menunjukkan adanya tanda kehidupan. Karena bayi berada dalam

    lingkungan steril maka proses pembusukan dimulai dari permukaan kulit menuju ke jaringan

    yang lebih dalam.

    Dead born adalah bayi yang meninggal dalam uterus dan setelah dilahirkan menunjukkan :

    Tanda-tanda rigor mortis saat dilahirkan Tanda-tanda maserasi yaitu proses otolisis yang aseptic dimana bayi berada dalam uterus 3-4

    hari setelah meninggal. Mayat menjadi lunak, kempis dan mengeluarkan bau busuk. Padakulit terdapat lepuhan yang berisi cairan serosa dan kulit bewarna merah. Jaringan tubuh

    membengkak dan sutura pada tulang tengkorak terpisah. Tali pusat bewarna merah, lunak

    dan tebal.

    Mumifikasi akibat berkurangnya aliran darah ke jaringan terutama jika cairan amnion sudahsangat berkurang dan tidak ada udara yang masuk ke dalam uterus. Janin menjadi kering dan

    menyusut.

    Bayi yang dilahirkan hidup dan penentuan berapa lama bayi itu hidupTerdapat beberapa pemeriksaan medis yang harus dilakukan melalui autopsi untuk

    menentukan berapa lama bayi tersebut telah hidup sebelum dibunuh seperti :

    1. Perubahan pada kulit ( Kulit bayi baru lahir bewarna merah terang disertai lapisanverniks kaseosa yang terdapat pada lipat paha, ketiak, dan leher. Verniks kaseosa ini baru

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    11/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    11

    bisa hilang jika dibersihkan dalam waktu 2 hari. Warna kulit menjadi lebih gelap pada

    hari ke-2 dan ke-3 akhirnya berubah menjadi bewarna merah bata san sedikit kuning.

    Warna kulit normal akan tampak dalam waktu 1 minggu.

    2. Perubahan pada kaput suksedaneum dimana pada proses persalinan jaringan kulit kepalabayi mengalami pembengkakan yang berisi cairan darah atau lebih sering berisi serum.

    Pembengkakan ini akan hilang setelah 1 hingga 3 hari.

    3. Perubahan pada usus besar dan lambung dimana jika terdapat udara di dalam usus besar,berarti bayi telah hidup beberapa jam. Jika lambung berisi udara, berarti bayi telah hidup

    selama satu hari.

    4. Perubaan pada mekonium, jika meckonium telah hilang sama sekali, berarti bayi sudahhidup selama 4 hari.

    5. Perubahan pada cephal hematom yaitu bila menghilang, berarti bayi tersebut telah hidupselama 8-14 hari

    6. Perubahan pada tali pusata. Bekuan darah pada bekas potongan : setelah 2 jamb. Tali pusat mulai kering masih menempel pada bayi : 12-14 jamc. Peradangan sekitar tali pusat bayi : 36-48 jamd. Tali pusat terlepas dari bayi : 5-8 harie. Luka menyembuh atau pembentukan jaringan parut : 8-12 hari

    III. Pemeriksaan bayi dan interpretasiPembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu terhadap anak kandungnya pada saat lahir atau

    tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan anak.

    Dengan demikian, persyaratan yg harus dipenuhi dalam kasus pembunuhan anak :

    Pelaku : ibu kandung Korban : anak kandung Alasan : takut ketahuan telah melahirkan anak Waktu : pada waktu melahirkan atau beberapa saat setelah melahirkan

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    12/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    12

    Bayi lahir hidup :Ialah bila setelah bayi terpisah lengkap dari si ibu, menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti

    jantung yang aktif, pernapasan, pergerakan anggota tubuh, menangis dan sebagainya.

    Bayi lahir mati :Ialah keadaan bila setelah bayi terpisah lengkap/sama sekali dari si ibu tidak bernafas ataupun

    menunjukkan tanda-tanda kehidupan lain.

    Tanda-tanda kehidupan :

    1. Pernapasan :a. Paru mengembang.b. Udara dlm lambung atau usus

    2. Menangis3. Pergerakan otot4. Sirkulasi darah & denyut jantung serta perubahan5. Hb.6. Isi usus7. Keadaan tali pusat.

    Pernapasan Pernapasan spontan terjadi akibat rangsangan atmosfer & adanya gangguan sirculasi

    placenta, dan ini menimbulkan perubahan penting yg permanen pada paru.

    Pernapasan dapat terjadi dalam vagina (vagitus vaginae) atau bernafas dalam uterus(vagitus uterinus).

    Berat jenis paru sebelum pernapasan 1,04 1,05. Karena itu tenggelam dlm air. Paruakan mengapung bila berta jenisnya kurang dari 1,00 dan hal ini dpt terjadi akibat

    pernafasan artificial inflation atau pembusukan. Untuk membedakannya dilakukan test

    hydrostatik (docimasia hydrostatika pulmonum).

    Percobaan Apung ParuParu-paru bersama dengan jantung & thymus diambil sebagai kesatuan kemudian

    diapungkan ke dalam air. Bila masih mengapung maka paru kanan & kiri dipisahkan kemudian

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    13/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    13

    masing-masing diapungkan juga. Bila masih mengapung maka diambil dari masing-masing

    lobus dari diapungkan ke dalam air. Bila masih mengapung maka diambil lagi bagian kecil yang

    masih mengandung beberapa alveoli kemudian ditaruh diantara 2 kasa & dilakukan penekanan

    terhadapnya dengan beban berat tubuh pemeriksa dan diapungkan lagi. Bila hal ini masih

    mengapung berarti test apung paru positif. Berarti bayi lahir pernah bernafas, karena masih ada

    udara residu dalam alveoli akibat pernafasan.

    Penilaian terhadap percobaan apung paru1. Bila percobaan apung positif : sudah pernah bernafas.2. Bila percobaan apung negatif :

    Belum pernah bernafas Pernafasan lemah & udara diresorbsi kembali.

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    14/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    14

    Atelectase Pneumonia

    Menangis Bernafas dapat terjadi tanpa menangis, tetapi menangis tidak dapat terjadi tanpa bernafas. Suara tangis yg terdengar belum berarti bayi tersebut lahir hidup karena tangisan dapat

    terjadi dalam uterus atau dalam vagina.

    Yang merangsang bayi menangis dlm uterus adalah : Masuknya udara dlm uterus. Kadar oksigen dlm drh menurun & atau kadar CO2 dlm darah meningkat.

    Pergerakan otot Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata, karena post mortem tidak dapat dibuktikan. Kaku jenasah dapat terjadi pada bayi yang lahir hidup kemudian mati maupun yang lahir

    mati.

    Peredaran darah, denyut jantung & perubahan padahemoglobinMeliputi bukti fungsional & bukti anatomic :

    Bukti fungsional : denyut tali pusat & detak jantung (harus ada saksi mata). Bukti anatomis : perubahan2 pada Hb, dalam duktus arteriosus. Pada foramen ovale dan

    dalam duktus venous (cab. vena umbilicalis & langsung masuk vena cava inferior)

    Bila ada yg menyaksikan denyut tali pusat atau detak jantung pd bayi yg sudah terlahirlengkap, maka ini merupakan bukti suatu kelahiran hidup.

    Foramen ovale tertutup bila telah terjadi pernafasan dan sirculasi ( 1 hari sampaibeberapa minggu)

    Peredaran darah, denyut jantung & perubahan pada hemoglobin : Ductus arterious perlahan-lahan menjadi jaringan ikat (paling cepat dalam 24 jam). Ductus venosus menutup dlm 23 hr sampai beberapa minggu. Perubahan pada Hb (Barcrofft) : Waktu lahir : Hb 20 %, 80 % Foetal Hb, Erythrocyt 6,2 juta.

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    15/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    15

    Hari ke 8 : Hb 18 %, foetal Hb menurun, Erytrocyt 5,4 juta. Bulan ke 3 : foetal Hb 78 % Bulan ke 6 : foetal Hb habis.

    Foetal Hb dan adult Hb berbeda dalam hal : Selubility Bentuk Sifat isoelektrik Spectrogram Inti sel darah merah hilang setelah 24 jam

    Isi usus & lambung Bila dalam lambung bayi ditemukan benda asing yang hanya dapat masuk akibat reflek

    menelan, maka ini merupakan bukti kehidupan (lahir hidup).

    Udara dalam lambung dan usus dapat terjadi akibat pernafasan wajar, pernafasan buatanatau tertelan.

    Cara pemeriksaan : Oesophagus diikat, dikeluarkan bersama lambung yg diikat pada jejunum pertama,

    kemudian dimasukkan ke dalam air. Makin jauh udara masuk ke dalam usus, makin

    kuat dugaan adanya pernafasan.

    Keadaan tali pusatYang harus diperhatikan pada tali pusat adalah :

    Ada atau tidak adanya denyut tali pusat setelah kelahiran. Pengeringan tali pusat, letak & sifat ikatan, bagaimana tali pusat itu diputus (secara tajam

    atau tumpul )

    18 24 jam post natal : pengeringan tali pusat di daerah melekatnya tali pusat padadinding abdomen.

    30-36 jam post natal : kemerahan melingkari pusat 58 hari post natal : tali pusat terlepas. 10 12 hari post natal : penyembuhan tempat bekas melekatnya tali pusat pada

    dinding abdomen.

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    16/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    16

    Keadaan kulit Tidak satupun keadaan kulit yang dapat membuktikan adanya kehidupan setelah bayi

    lahir.

    Tanda yang dapat memastikan bahwa bayi tersebut tidak lahir hidup : Maceration terjadi bila bayi sudah mati in utero beberapa hari (8 - 10 hr). Harus dibedakan dgn

    proses pembusukan : pd maceration tdk terbentuk gas krn terjadi secara steril. Bila bayi

    yg mengalami macerasi dibiarkan dlm udara terbuka akan mengalami proses pembusukan

    biasa.

    Bayi yang mati waktu dilahirkan belum sempat kemasukan bakteri dalam paru atau GItractnya, sehingga proses pembusukan terjadi lambat, seringkali terjadi mummifikasi.

    Bukti kematian dalam kandungan Adanya ante partum rigor mortis sering menimbulkan kesulitan waktu melahirkan. Maceration dengan ciri-ciri : Warna merah kecoklatan (pada pembusukan warnanya hijau) Kutikula putih, sering membentuk bula berisi cairan kemerahan. Tulang2 lentur & lepas dari jaringan lunak. Tidak ada gas, baunya khas.

    IV. Pemeriksaan Ibu dan interpretasiPada tindak pidana Pembunuhan Anak Sendiri, terdapat tiga unsur yang khas, yaitu pelaku

    adalah ibu kandung dari bayi yang bersangkutan, pembunuhan dilakukan dalam tenggang waktu

    tertentu dan si ibu dalam keadaan kejiwaan takut akan ketahuan bahwa ia melahirkan anak.

    Ibu kandungHanya seorang ibu kandung yang dapat dipidana karena melakukan pembunuhan anak sendiri

    (kinderdoodslag) ataupun pembunuhan anak sendiri yang direncanakan (kindermoord). Seorang

    ayah yang membunuh anaknya pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian, karena takut akan

    ketahuan bahwa karenanya telah lahir anak itu, akan dipidana karena melakukan pembunuhan

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    17/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    17

    (KUHP pasal 338) atau pembunuhan dengan rencana (KUHP pasal 340). Tidak

    dipermasalahkan, apakah wanita terdakwa tersebut mempunyai suami atau tidak, dan apakah

    anak itu didapat didalam perkawinan atau diluar perkawinan.

    Tenggang waktuApa yang dimaksud dengan perkataan pada saat atau tidak lama setelah dilahirkan, undang-

    undang tidak memberikan tafsiran otentik.Undang-undang menetapkan tenggang waktu pada

    saat dilahirkan hingga tidak lama kemudian. Dari uraian tersebut d atas, dapatlah disimpulkan

    bahwa pengertian pada saat bayi dilahirkan sebagaimana tercantum dalam KUHP adalah saat

    keluarnya bayi dari kandungan sampai dengan saat keluarnya placenta yang mana pada kelahiran

    normal proses ini berlangsung dalam waktu kurang lebih 15-20 menit. Namun, ukuran ini

    tidaklah mutlak. Dalam hal ibu kandung membunuh anaknya setelah batas waktu tidak lama

    kemudian, maka ia dapat dipidana karena melakukan pembunuhan atau pembunuhan dengan

    rencana.

    Undang-undang tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan tidak lama kemudian, tidak

    ditentukan berapa menit, jam, atau hari setelah kelahiran. Hendaknya tidak lama kemudian

    diartikan sebagai selama bayi baru lahir itu belum dirawat. Dengan perkataan lain selama bayi

    tersebut masih dalam keadaan seperti pada saat ia meninggalkan jalan lahir. Tubuh yang masihberlumuran darah serta tali pusat yang belum diikat dan dipisahkan dari uri menunjukkan bayi

    tersebut belum dirawat.

    Keadaan kejiwaan si ibuKeadaan kejiwaan takut akan ketahuan ia melahirkan anak, mendorong si ibu untuk

    melakukan pembunuhan terhadap anaknya pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian. Unsur

    kejiwaan inilah yang merupakan alasan yang mendasari ditentukannya hukuman yang lebih

    ringan (dibandingkan dengan pidana pembunuan biasa) pada tindak pidana Pembunuhan Anka

    Sendiri. Tidak dipersoalkan hal apa yang menyebabkan rasa takut ketahuan melahirkan anak itu,

    apakah karena melahirkan anak haram atau karena hal lain. Syarat takut ketahuan sudah

    terpenuhi bila si ibu mempunyai alasan untuk merahasiakan kelahiran anak tersebut.

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    18/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    18

    Bila keputusan untuk membunuh anak telah diambil sebelum anak dilahirkan, maka si ibu

    diancam dengan pidana telah melakukan Pembunuhan Anak Sendiri dengan rencana (pasal 342

    KUHP). Tidak dipermasalahkan jangka waktu antar saat pengambilan keputusan dengan saat

    pelaksanaan PAS itu. Sekalipun jangka waktu tersebut sangat pendek, pembunuhan anak itu

    tetap dianggap sebagai pembunuhan anak sendiri dengan rencana.

    Menyembunyikan kelahiran dan kematian anakPasal 181 :Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan mayat dengan

    maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya, diancam dengan pidana penjara paling

    lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lirna ratus rupiah. Dalam hal

    terbukti bayi lahir mati atau tidak dapat dibuktikan (karena mayat sudah sangat busuk atau tidak

    terdapatnya alat bukti lain), atau terbukti bayi lahir hidup, tetapi tidak lama kemudian meninggal

    karena sebab yang wajar serta tidak terbukti bahwa si ibu dengan sengaja meninggalkan anaknya

    itu, maka pidana penjara atau denda karena menyembunyikan kelahiran dan kematian anaknya

    dapat dijatuhkan kepada yang bersangkutan.

    Tindak pidana lain yang menyangkut anak yang baru dilahirkanPasal 308

    Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran anaknya, tidak lama

    sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan

    maksud untuk melepaskan diri daripadanya, maka maksimum pidana tersebut dalam pasal 305

    dan 306 dikurangi separuh.

    Pasal 305

    Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan atau

    meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, diancam dengan

    pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    19/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    19

    Pasal 306

    1. Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 mengakibatkan luka-luka berat,yang bersalah diancamdengan pidana penjara paling lama tujuh tahun enam bulan.

    2. Jika mengakibatkan kematian pidana penjara paling lama sembilan tahun.Terdorong oleh rasa takut akan ketahuan bahwa ia telah melahirkan anak, seorang ibu

    mungkin tidak membunuh anaknya yang baru dilahirkannya, tetapi menempatkannya di

    suatu tempat untuk ditemukan oleh seseorang atau meninggalkannya dengan maksud untuk

    melepaskan diri daripadanya. Bila perbuatan si ibu tidak menimbulkan luka berat pada

    bayinya, maka ia diancam dengan pidana maksimal 2 tahun 9 bulan (separuh dari 5 tahun 6

    bulan). Bila si bayi mengalami luka berat, ancaman pidana menjadi maksimal 3 tahun 9

    bulan (separuh dari 9 tahun).

    V. Pemeriksaan Penunjang

    VI. Visum et Repertum

    VII. Kesimpulan

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    20/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]

    20

    BAB III

    PENUTUP

    DAFTARPUSTAKA

  • 7/28/2019 Ly_Kasus II

    21/21

    EMERGENCY MEDICINE II [PBL I_BLOK30]1. Herlambang, Penggalih Mahardika.Mekanisme Biomolekuler Luka Memar. 2010. Available

    at: http://sibermedik.files.wordpress.com/2008/10/biomol-memar_rev.pdf.

    2. Wales J. Visum et Repertum. 2010. Available at :http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Visum_Et_Repertum. [cited : 04 Juni 2010].

    3. Dahlan, Sofwan. Pembuatan Visum Et Repertum. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang : 2003.

    4. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Luka Dalam. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. Jakarta; PenerbitBuku Kedokteran EGC. 2004.

    5. Dahlan, Sofwan. Traumatologi Dalam. Ilmu Kedokteran Forensik.. Badan PenerbitUniversitas Diponegoro. Semarang; 2004. h. 67-91.

    6. Budiyanto, Arif. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia. Jakarta; 1997. H. 37-54.

    7. Idries, Abdul Mun'im.Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta; Binarupa Aksara. 1997.h. 85-129.

    8. Satyo, Alfred C. Sejarah Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi II. Cetakan III. Penerbit danPercetakan Medan, Sumatra Utara. 2004; h. 7-10.

    9. Satyo, Alfred C. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan dan Profesi Dokter. Edisi II.Cetakan II. Penerbit dan Percetakan Medan, Sumatra Utara. 2004; h. 21- 34.

    10.Redaksi Bumi Aksara. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Lengkap. Jakarta :Penerbit Bumi Aksara. 2001. h. 57.