Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2...

68
P KONSER PREFERE LU RVASI SU F INS NSI PAKA (Rhacoph UTHFIA N DEP UMBERD FAKULTA STITUT P AN KATA orus marg NURAINI PARTEME DAYA HUT AS KEHU ERTANIA 2009 AK POHO garitifier) RAHMAN EN TAN DAN UTANAN AN BOGO ON JAWA N N EKOWI OR A ISATA

Transcript of Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2...

Page 1: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

P

KONSER

PREFERE

LU

RVASI SUF

INS

NSI PAKA

(Rhacoph

UTHFIA N

DEPUMBERDFAKULTA

STITUT P

AN KATA

orus marg

NURAINI

PARTEMEDAYA HUT

AS KEHUERTANIA2009

AK POHO

garitifier)

RAHMAN

EN TAN DAN

UTANANAN BOGO

ON JAWA

N

N EKOWI

OR

A

ISATA

Page 2: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

PREFERENSI PAKAN KATAK POHON JAWA

(Rhacophorus margaritifier)

LUTHFIA NURAINI RAHMAN

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 3: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

RINGKASAN

Luthfia Nuraini Rahman. E34051151. “Preferensi Pakan Katak Pohon Jawa (Rhacophorus margaritifier)”. Di bawah bimbingan: (1) Dr. Ir. Mirza D. Kusrini, M.Si dan (2) Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS

Konversi lahan dan aktivitas manusia dapat menjadi peyebab terjadinya

penurunan populasi Rhacophorus margaritifer. Namun belum banyak data mengenai ekologi, populasi dan biologi spesies ini sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menghasilkan manajemen habitat yang lebih baik. Penelitian mengenai pakan merupakan langkah awal dalam rangka konservasi spesies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi pakan, jenis pakan, ketersediaan pakan dan relung R. margaritifer.

Pengambilan data dilakukan di tiga lokasi yaitu Cibeureum, Ciwalen dan Kebun Raya Cibodas. Katak yang dikumpulkan sebanyak 73 individu, terdiri dari 65 jantan dan 8 betina. Pengambilan data katak dilakukan pada pukul 20.00 – 23.00 WIB. Data pakan dilakukan dengan menggunakan metode Stomach Flushing. Data ketersediaan pakan dikumpulkan dengan melakukan survei serangga pada plot berukuran 10 m x 1 m dengan menggunakan perangkap cahaya dan penangkapan langsung dengan tangan.

R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 filum, yaitu Insekta dan Arachnida dari Filum Arthropoda dan Gastropoda anggota Filum Moluska. Frekuensi pakan berdasarkan kelas tertinggi adalah Insekta (70,27%) sedangkan frekuensi pakan berdasarkan ordo tertinggi adalah Orthoptera (23,08%). Jantan R. margaritifer memanfaatkan 10 ordo pakan sedangkan betina hanya memanfaatkan 3 ordo pakan. Terdapat korelasi positif antara panjang tubuh katak dengan volume pakan, yang berarti semakin panjang ukuran katak maka volume pakan yang dimanfaatkan akan semakin besar. Volume pakan yang dimanfaatkan betina lebih besar daripada jantan karena ukuran tubuh betina lebih besar daripada jantan dan betina membutuhkan energi lebih besar untuk melakukan aktivitas hariannya daripada jantan. Hasil survei serangga memperlihatkan bahwa Orthoptera merupakan ordo serangga yang paling dominan ditemukan di lokasi penelitian. R. margaritifer merupakan satwa oportunis (τ = 0,934). Individu jantan lebih oportunis daripada betina karena betina lebih selektif dalam menentukan ukuran pakan yang dimanfaatkan. Indeks Levin’s sebesar 0,642 menunjukkan bahwa R. margaritifer menempati relung yang luas dan merata. Relung betina lebih sempit daripada jantan karena tingkat selektivitas betina yang lebih tinggi daripada jantan. Tumpang tindih relung jantan dan betina cukup tinggi (0,656), menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang tinggi antara kedua jenis kelamin. Kurangnya sampel betina yang diperoleh mengakibatkan analisis tidak dapat dilakukan dengan baik, oleh karena itu penelitian lanjutan disarankan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. Kata kunci: Pakan, serangga, relung, R. margaritifer

Page 4: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

SUMMARY

Luthfia Nuraini Rahman. E34051151. “Feeding Preference of Javanese Tree Frog (Rhacophorus margaritifier)”. Under supervision of Dr. Ir. Mirza D. Kusrini, M.Si and Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS

Habitat alteration and human activities may cause decreasing population of

R. margaritifer. There is a lack of information about ecology, biology and population of this species , thus it is necessary to carry out research for better habitat management. Feeding research of this species is a first step to establish the conservation of this species. The purpose of this research is to determine food preference, type of food, prey availability and ecological niche of R. margaritifer based on food preference.

Data were collected at three locations, Cibeureum, Ciwalen and Cibdoas Botanical Garden from 73 samples, consisting of 65 males and 8 females. Frogs were collected at 20.00 – 23.00 WIB. The Stomach Flushing method was used to collect the data of diet. Data of prey availability were collected by insects survey in 10 x 1 m plots using light trap and hand collecting.

R. margaritifer prey consisted of 11 orders in 3 classes (Insect and Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency of prey taken is Orthoptera (23,08%). The males feed on 10 orders and females feed on 3 orders. There is positive correlation between body length and feed volume. There is a higher volume of food eaten by females than males, most probably caused by differences of morphology and daily activities. Insect surveys showed that Orthoptera is the most dominant order in R. margaritifer habitat. R. margaritifer is opportunistic (τ = 0,934). Males are more opportunist than females because females are more selective to choose the size of her food. Levin’s measure value shows that R. margaritifer has a large and broad niche. Niche of female are smaller than males because selective rate of females are higher than males. Niche overlap between males and females is quite high (0,656) which shows a high interaction between both sexes. Since research only able to obtain a small number of females’ samples, the result might be inadequate for robust analysis. Thus, further research is recommended to obtain data that are more complete. Key words: diet, insect, niche, R. margaritifer

Page 5: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

Bogor, Desember 2009

Luthfia Nuraini Rahman NRP. E34051151

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Preferensi

Pakan Katak Pohon Jawa (Rhacophorus margaritifier)” adalah benar-benar karya

saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan

sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

   

Page 6: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

Judul Skripsi : Preferensi Pakan Katak Pohon Jawa (Rhacophorus margaritifier)

Nama : Luthfia Nuraini Rahman NIM : E34051151

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, M.Si NIP. 19651114 199002 2 001

Pembimbing II

Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS NIP. 19660921 199003 2 001

Mengetahui, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Ketua

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS NIP. 19580915 198403 1 003

Tanggal lulus:     

Page 7: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1987

dan merupakan puteri dari pasangan Asep Kusrahman, S.Pd

dan Mursilah, S.Pd. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara. Pendidikan formal yang telah dilalui oleh penulis

antara lain SDN 5 Manna (1993), SLTP N 2 Kota Manna

(1999), dan SMA N 2 Kota Manna (2005) di Bengkulu Selatan. Pada tahun yang

sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB (USMI). Penulis mulai belajar di Departemen Konservasi Sumberdaya

Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB pada tahun 2006.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa organisasi kampus

antara lain di Himpunan Mahasiswa Konservasi (HIMAKOVA) sebagai ketua

biro kesekretariatan periode 2007/2008, Kelompok Pemerhati Herpetofauna

(KPH)-Phyton HIMAKOVA sebagai bendahara periode 2006/2007, Pengurus

Cabang Sylva Indonesia IPB (PCSI-IPB) sebagai bendahara periode 2007/2008

dan sebagai penanggung jawab bidang Jaringan dan Informasi periode 2008/2009,

anggota Ikatan Mahasiswa Bumi Rafflesia (IMBR) dan Manna People

Community (MPC).

Penulis pernah melaksanakan praktek dan kegiatan lapangan antara lain:

Studi Konservasi Lingkungan (SURILI)-HIMAKOVA di TN. Bantimurung-

Bulusaraung pada tahun 2007, Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di

CA. Leuweung Sancang dan TWA. Kawah Kamojang pada tahun 2007, Praktek

Umum Konservasi Ek-Situ (PUKES) di Penangkaran rusa Jonggol dan Kebun

Raya Bogor pada tahun 2008 dan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di TN.

Bukit Barisan Selatan-Provinsi Lampung pada tahun 2009.

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan IPB,

penulis menyusun skripsi berjudul “Preferensi Pakan Katak Pohon Jawa

(Rhacophorus margaritifer)” di bawah bimbingan Dr. Ir. Mirza D. Kusrini, M.Si

dan Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS.

   

Page 8: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah. Segala puji penulis panjatkan bagi Allah SWT yang telah

memberikan anugerah berupa kesehatan dan kesempatan sehingga skripsi ini

dapat selesai dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa disampaikan kepada

Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi jalan umatnya.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terimakasih setinggi-tingginya kepada orang-orang yang telah berperan dalam

penyusunan tugas akhir ini mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga

penyelesaian. Ucapan terimakasih tersebut disampaikan kepada:

1. Orang tua tercinta serta Adik dan Kakak atas semua doa, kasih sayang yang

tak pernah putus serta dukungan baik moril dan materi kepada penulis hingga

skripsi ini selesai.

2. Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, M.Si dan Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS

selaku pembimbing pertama dan kedua, yang telah memberikan bimbingan,

bantuan, masukan dan dorongan hingga penyelesaian skripsi ini

3. Dr. Ir. Herry Purnomo, M.Comp, Prof. Dr. Ir. Surdiding Ruhendi, M.Sc, dan

Ir. Iwan Hilwan, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan

bagi penyempurnaan skripsi ini.

4. Kepala Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango dan staff yang telah

memberikan kemudahan dalam perizinan pelaksanaan penelitian.

5. Laboratorium Entomologi Hutan Dept. Silvikultur atas bantuan peralatan dan

media identifikasi data bagi penulis

6. Boby Darmawan, S.Hut, M. Irfansyah Lubis, S.Hut dan Neneng Sholihat,

S.Hut sebagai supervisi yang banyak membantu dalam pengambilan dan

pengolahan data

7. Tim Javanus (Panda, Neneng, Irwan, Wista dan Salomo) atas semangat dan

bantuan serta dukungan saat di lapangan dan penyelesaian skripsi ini

8. Keluarga besar DKSHE ’42 atas kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin

selama ini

Page 9: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

9. Keluarga besar Pondok Indah (Teteh, Aa’, Nadya, Atus, Eno, Lie, Ika, Kiki,

Yuni, Nining, Kembar, dan PI’ers baru) atas kekeluargaan dan keceriaan

selama 4 tahun ini.

10. Keluarga besar Sylva Indonesia (Ajeng, Budi, Lika, Riva “Mabal”, Didie,

Bobi, Muthe, Sherly, Ntis, Boy, Jhon, dkk) atas kebersamaan, kekeluargaan

dan dukungan kepada penulis

11. Keluarga besar KPH-Phyton HIMAKOVA

12. Faridh Al-Muhayat Uhib H. atas semua kasih sayang, doa, dukungan,

semangat serta pembelajaran lain untuk penulis.

13. Ahmad Nurdianto, Hildalita dan Dody Oktiawan, sahabat penulis, atas

dukungan dan semangat yang diberikan.

14. Subekti Prihantono, S.Si, atas masukan dan diskusi bersama penulis.

15. Semua pihak yang yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini

Page 10: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

i  

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat

Allah SWT karena telah memberikan anugerah berupa kesehatan dan kesempatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

Penelitian ini diberi judul Preferensi Pakan Katak Pohon Jawa (Rhacophorus

margaritifer) dan dilaksanakan pada bulan Desember 2008 dan April sampai

Agustus 2009. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini,

M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS selaku

pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan untuk penyusunan

hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

informasi dan data dasar dalam rangka upaya konservasi Katak Pohon Jawa

(Rhacophorus margaritifer) di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan

tidak tertutup kemungkinan masih terdapat ketidaksesuaian baik dalam penyajian

isi materi, maupun tata bahasa maupun dalam hasil yang diperoleh sebagai akibat

dari belum optimalnya usaha. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Desember 2009

Penulis

     

Page 11: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

ii  

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................. 1 1.2. Tujuan ........................................................................................................... 2 1.3. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 2 

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3 2.1. Taksonomi .................................................................................................... 3 2.2. Morfologi ...................................................................................................... 3 2.3. Habitat dan Penyebaran ................................................................................ 5 2.4. Perilaku Makan ............................................................................................. 5

III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 7 3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 7 3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................. 7 3.3. Jenis Data...................................................................................................... 8 3.4. Metode Pengambilan Data ........................................................................... 9

3.4.1. Data Spesies ........................................................................................... 9 3.4.2. Data Pakan ............................................................................................. 9 3.4.3. Data Ketersediaan Pakan ..................................................................... 10

3.5. Analisis Data .............................................................................................. 11 3.5.1. Identifikasi dan Pengelompokkan Jenis Pakan .................................... 11 3.5.2. Volume dan Dimensi Pakan ................................................................ 12 3.5.3. Korelasi Antara Ukuran Tubuh Spesimen dengan Volume Pakan ...... 12 3.5.4. Komposisi Pakan ................................................................................. 13 3.5.5. Kelimpahan Pakan ............................................................................... 13 3.5.6. Pemilihan Pakan .................................................................................. 14 3.5.7. Relung .................................................................................................. 14

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN .............................................. 16 4.1. Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ................................................ 16

4.1.1 Curug Cibeureum .................................................................................. 16 4.3.2 Ciwalen ................................................................................................. 18

4.2 Kebun Raya Cibodas ................................................................................... 19 V. HASIL ............................................................................................................. 20

5.1. Komposisi Pakan ........................................................................................ 20 5.2. Volume Pakan ............................................................................................ 22 5.3. Ketersediaan Pakan .................................................................................... 23 5.4. Relung ........................................................................................................ 26

VI. PEMBAHASAN ............................................................................................ 27 6.1. Komposisi dan Ketersediaan Pakan ........................................................... 27 6.2 Relung ........................................................................................................ 34

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 39

Page 12: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

iii  

7.1 Kesimpulan ................................................................................................. 39 7.2 Saran ........................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 40 LAMPIRAN ......................................................................................................... 44

 

   

Page 13: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

iv  

DAFTAR TABEL

No. Halaman1 Perbandingan ukuran SVL R. margaritifer berdasarkan jenis

Kelamin ………………………………………………………………… 4

2 Perbandingan daerah penyebaran R. margaritifer ……………………… 5

3 Alat dan bahan …………………………………………………………. 8

4 Komposisi pakan R. margaritifer ………………………………………. 22

5 Kelimpahan jenis pakan R. margaritifer di habitat dan lambung ……… 25

   

Page 14: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

v  

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman1 Rhacophorus margaritifer ………………………………………………...4

2 Peta lokasi pengambilan data spesimen ………………………………….. 7

3 Kondisi habitat di daerah Curug Cibeureum ……………………………... 17

4 Habitat pada jalur interpretasi HM 23 – 25 ………………………………. 18

5 Kondisi habitat di Ciwalen ……………………………………………….. 19

6 Kondisi habitat di Kebun Raya Cibodas …………………………………. 20

7 Pakan yang paling banyak dikonsumsi oleh R. margaritifer …………….. 21

8 Hubungan panjang tubuh dengan volume pakan R. margaritifer ……...… 23

9 Perbandingan densitas serangga di habitat dan lambung R. margaritifer pada masing-masing habitat ……………….……………………………... 24

   

Page 15: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

vi  

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman1 Komposisi dan Volume Pakan R. margaritifer …………………………... 44

2 Jenis Serangga di Masing-Masing Habitat R. margaritifer ……………… 45

3 Lebar Relung R. margaritifer …………………………………………….. 47

4 Lebar Relung R. margaritifer Jantan …………………………………….. 47

5 Lebar Relung R. margaritifer Betina …………………………………….. 47

6 Tumpang Tindih Relung Jantan dan Betina R. margaritifer …………….. 48

7 Analisis Koefisien Korelasi Kendall’s (Pemilihan Pakan) R. margaritifer 49

8 Analisis Koefisien Korelasi Kendall’s (Pemilihan Pakan) R. margaritifer Jantan ……………………………………………………. 49

9 Analisis Koefisien Korelasi Kendall’s (Pemilihan Pakan) R. margaritifer Betina ……………………………………………………. 50

10 Uji Korelasi Antara Panjang Tubuh dengan Volume Pakan ……………... 50

11 Pakan yang ditemukan dalam lambung R. margaritifer …………………. 51

   

Page 16: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

1  

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rhacophorus margaritifer (Schlegel 1837) merupakan salah satu jenis katak

pohon endemik Pulau Jawa. Penyebarannya di Pulau Jawa hanya meliputi 2

daerah di Jawa Barat dan satu daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Iskandar

dan Mumpuni 2004). Di kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango

(TNGP/Jawa Barat) jalur Cibodas, jenis ini hanya terdapat di habitat berhutan di

ketinggian antara 1400 mdpl (Ciwalen) sampai 1800 mdpl (Rawa Denok) dengan

kelimpahan tertinggi di Cibeureum (1700 mdpl) (Kusrini et al. 2007, Lubis 2008).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Kusrini et al. (2007), R.

margaritifer merupakan salah satu jenis dengan jumlah individu tertinggi di

kawasan TNGP.

Pada tahun 2004, R. margaritifer terdaftar sebagai satwa dengan status

Vulnerable namun statusnya kemudian turun menjadi Least Concern dalam Daftar

Merah IUCN versi 2009.2 tahun 2009 (Iskandar et al. 2009). Satwa ini tidak

terdaftar sebagai satwa dilindungi oleh Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999

dengan kelimpahan yang relatif stabil (Kusrini et al. 2007). Perubahan habitat dan

aktivitas pengunjung merupakan salah satu ancaman bagi keberadaan R.

margaritifer yang dapat berakibat kepada penurunan populasi. Belum banyak data

mengenai ekologi, populasi dan biologi spesies ini, sehingga diperlukan penelitian

lebih lanjut untuk menghasilkan manajemen habitat yang lebih baik.

Penelitian mengenai jenis pakan di TNGP telah dilakukan pada spesies

Leptophryne cruentata (Kusrini et al. 2007). Hasil penelitian ini memberikan

informasi bahwa jenis pakan spesies tersebut adalah Hymenoptera. Penelitian

jenis pakan R. margaritifer akan menambah data dasar dalam rangka usaha

konservasi spesies di dalam kawasan terutama untuk monitoring populasi melalui

pakan. Selain itu, penelitian mengenai jenis pakan katak dapat digunakan sebagai

sumber informasi untuk menentukan spesies predator dalam kegiatan

pengendalian serangga hama dan pengendali penyebaran penyakit oleh serangga

mengingat katak merupakan salah satu predator serangga.

Page 17: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

2  

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan antara lain untuk:

1. Mengetahui preferensi pakan R. margaritifer

2. Mengetahui jenis pakan R. margaritifer.

3. Mengetahui ketersediaan pakan R. margaritifer di kawasan Taman Nasional

Gunung Gede-Pangrango.

4. Mengetahui lebar relung dan tumpang tindih relung R. margaritifer

berdasarkan sumberdaya pakan yang digunakan.

1.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan data awal mengenai jenis

pakan dan perilaku makan R. margaritifer yang berguna dalam upaya konservasi

spesies dan pengelolaan kawasan.

                        

Page 18: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

3  

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taksonomi

Klasifikasi ilmiah dari Katak Pohon Jawa (R. margaritifer Schlegel 1837)

menurut Frost (2009) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Class : Amfibia

Ordo : Anura

Famili : Rhacophoridae

Sub-Famili : Rhacophorinae

Genus : Rhacophorus

Spesies : Rhacophorus magaritifier Schlegel 1837

(Rhacophorus javanus Bottger 1983)

(Rhacophorus barbouri Ahl 1931)

Anggota Famili Rhacophoridae yang dikenal dari Asia Selatan dan Afrika

terdiri dari 10 marga, tetapi di Indonesia hanya diwakili oleh empat marga, yaitu

Nyctixalus (2 jenis), Philautus (17 jenis), Polypedates (5 jenis), dan Rhacophorus

(20 jenis) (Iskandar 1998). Dari seluruh anggota famili Rhacophoridae di

Indonesia yang terdiri dari 8 jenis katak, hanya terdapat dua jenis yang berasal

dari genus Rhacophorus, yaitu Rhacophorus reinwardtii dan Rhacophorus

margaritifer (Iskandar 1998).

2.2. Morfologi

Katak pohon jawa berukuran kecil sampai sedang, dengan tubuh relatif

gembung, kira-kira setengah atau dua pertiga jari tangan berselaput, semua jari

kaki kecuali jari keempat berselaput sampai ke piringannya, tumit mempunyai

sebuah lapisan kulit (flap), tonjolan kulit terdapat di sepanjang pinggir lengan,

dasar kaki sampai jari luar (Iskandar 1998).

Berdasarkan Iskandar (1998) katak pohon jawa memiliki tekstur kulit

dengan permukaan dorsum halus, perut termasuk bagian bawah kaki berbintik

Page 19: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

4  

kecil kasar. Kulitnya berwarna coklat mahagoni atau kemerahan, sampai ungu

dengan bercak-bercak tidak beraturan (Gambar 1).

Gambar 1 Rhacophorus margaritifer

Ukuran tubuh katak pohon Jawa sangat tergantung pada jenis kelaminnya.

Individu jantan biasanya berukuran lebih kecil daripada individu betina.

Berdasarkan beberapa literatur ukuran SVL (Snout Vent Length) yakni panjang

dari moncong sampai tulang ekor katak pohon Jawa dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Perbandingan Ukuran SVL Katak Pohon Jawa Berdasarkan Jenis Kelamin

Pencacah SVL

♂ ♀ Iskandar (1998) Kurniati (2003) Kusrini & Fitri (2006)

< 50 mm 36 – 45 mm

< 46 mm

50 – 60 mm 44 – 68 mm 39 – 63 mm

2.3. Habitat dan Penyebaran

Habitat utama katak pohon Jawa berupa hutan hujan tropis dan subtropis

pegunungan, lahan basah termasuk sungai permanen, sungai sedang sampai kecil

dan air terjun. Sampai saat ini diketahui penyebarannya hanya terdapat di Pulau

Jawa-Indonesia antara lain di dua daerah di Jawa Barat yaitu di Taman Nasional

Gunung Halimun-Salak (TNGHS) dan Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP),

daerah lainnya adalah di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Iskandar dan Mumpuni

2004).

Page 20: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

5  

Tabel 2 Perbandingan Daerah Penyebaran Katak Pohon Jawa

Pencacah Penyebaran

IUCN (2007)

Iskandar (1998)

Kurniati (2003)

Kusrini & Fitri (2006)

Di atas 1000 m dpl

250 – 1500 m dpl

Dataran rendah sampai 1700 m dpl

600 – 1800 m dpl

Frost (2009) menyebutkan bahwa jenis ini biasanya hidup di hutan primer

pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Katak pohon Jawa biasanya hidup

di daerah yang berhutan di pegunungan bahkan di hutan yang sudah terganggu.

2.4. Perilaku Makan

Sebagian besar katak adalah satwa oportunistik dan pada umumnya

sebagian besar katak dewasa merupakan karnivora dan cenderung memakan

mangsa yang lebih besar (Hofrichter 1999). Kebanyakan katak memangsa

serangga dan larva serangga, cacing, laba-laba, siput, dan hama. Sebagian besar

katak hanya memakan jenis serangga yang bergerak dan beberapa katak

memangsa jenis serangga yang pergerakannya lambat (Duelman dan Truebs 1994;

Stebbins dan Cohen 1997).

Setiap jenis katak memiliki cara yang berbeda dalam berburu mangsa

tergantung dengan jenisnya. Katak dengan perawakan gemuk dan bermulut lebar

biasanya mencari mangsa dengan hanya diam dan menunggu mangsa dan

biasanya memanfaatkan jenis pakan yang berukuran besar dan dalam jumlah

sedikit (Duelman dan Truebs 1994; Stebbins dan Cohen 1997). Sedangkan katak-

katak yang berperawakan ramping dan bermulut meruncing, biasanya aktif dalam

berburu mangsa dan memanfaatkan mangsa dalam jumlah banyak dengan ukuran

mangsa kecil (Duelman dan Truebs 1994; Stebbins dan Cohen 1997).

Besarnya jumlah pakan yang dikonsumsi katak beragam sesuai dengan

ukuran tubuh katak itu sendiri. Perbedaan jenis kelamin juga berpengaruh

terhadap besarnya jumlah pakan yang dimanfaatkan. Pada katak jenis

Limnonectes blythi, individu jantan lebih banyak memanfaatkan jenis pakan

daripada betina. Hal tersebut disebabkan karena pada individu jantan lebih aktif

Page 21: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

6  

dan lebih gesit dalam mencari mangsa dibandingkan dengan individu betina

(Sugiri 1979).

Penelitian mengenai perilaku pakan beberapa jenis katak di Indonesia telah

dilakukan oleh beberapa peneliti. Berdasarkan hasil penelitian Mumpuni et al.

(1990), diketahui bahwa pakan utama yang dikonsumsi oleh Rana chalconota

dan Mycrohylla achatina di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat adalah insekta dan

arthropoda. Penelitian pakan pada Rana erythraea, Fejervaria limnocharis, Rana

chalconota dan Occidozyga lima dilakukan oleh Atmowidjojo dan Boeadi (1998)

di daerah persawahan di Bogor. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa

pakan utama Rana erythraea adalah insekta, pakan utama Fejervaria limnocharis

adalah rayap, pakan Rana chalconota didominasi oleh cacing, sedangkan

Occidozyga lima lebih menyukai semut sebagai pakan utamanya (Atmowidjojo

dan Boeadi 1998). Sasikirono (2007) melakukan analisis lambung untuk

mengetahui jenis pakan pada Leptobrachium hasselti. Hasil penelitian tersebut

menyebutkan bahwa Leptobrachium hasselti paling banyak memanfaatkan

serangga ordo Araneae sebagai pakan utamanya (Sasikirono 2007).

 

                    

Page 22: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

7  

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2008 dan bulan April – Juni

2009. Pengambilan data spesimen dilakukan di daerah sekitar Curug Cibeureum

dan Ciwalen (Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango) dan Kebun Raya

Cibodas (Gambar 2). Sedangkan analisis lambung spesimen dan identifikasi jenis

pakan dilakukan di Laboratorium Entomologi, Departemen Silvikultur Fakultas

Kehutanan IPB.

Gambar 2 Peta Lokasi Pengambilan Data Spesimen

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian dikelompokkan

berdasarkan kegunaannya dalam pengumpulan dan analisis data (Tabel 3).

3.3. Jenis Data

Data yang dikumpulkan meliputi data spesies, data jenis pakan dan data

ketersediaan pakan di habitat R. margaritifer. Data spesies yang dikumpulkan

meliputi waktu spesimen ditemukan, panjang tubuh (SVL/Snout-Vent Length),

bobot tubuh dan jenis kelamin setiap spesimen. Data jenis pakan yang

Page 23: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

8  

dikumpulkan adalah jenis pakan, jumlah jenis pakan setiap individu spesimen dan

ukuran pakan (panjang/L dan lebar/W) serta volume (V) pakan dalam lambung.

Sedangkan data ketersediaan pakan yang dikumpulkan antara lain jenis serangga

yang terdapat pada habitat katak pohon Jawa.

Tabel 3 Alat dan Bahan Penelitian

No. Nama Alat/Bahan Kegunaan 1. a. b. c. d. e. f. g. h.

Pengambilan Data Spesimen Senter dan baterai Plastik spesimen Spidol permanen Jangka sorong 0.05 mm Neraca pegas (Pesola 10 gr, 30 gr) Jam (timer) Termometer dry-wet Box peralatan/tas

Penerangan Tempat menampung sementara spesimen Pelabelan pada plastic spesimen Pengukuran SVL spesimen Pengukuran bobot spesimen Pengukur waktu Mengukur suhu dan kelembaban lokasi Tempat peralatan

2. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.

Pengambilan Data Pakan Alkohol 70% Pinset Lup/Mikroskop stereo Pipa plastic (Φ 0.25 mm) Air Syringe (alat semprot) Gelas ukur vol. 5 ml Jangka sorong 0.05 mm Cawan petri Buku panduan identifikasi Botol spesimen ukuran kecil

Mengawetkan isi lambung spesimen Memisahkan jenis pakan Identifikasi jenis pakan Memasukkan air ke dalam esofagus katak Memancing keluar isi lambung katak Menyemprotkan air ke dalam mulut katak Menghitung volume pakan Menghitung dimensi pakan Tempat menampung pakan untuk identifikasi Identifikasi jenis pakan Menampung pakan sementara

3. a. b. c. d. e. f. g. h.

Data Ketersediaan Pakan Perangkap cahaya (Light Trap) Pinset Meteran Plastik spesimen Alkohol Botol spesimen ukuran sedang Jangka sorong 0.05 mm Gelas ukur vol. 10 ml

Menangkap jenis serangga terbang Mengumpulkan serangga yang tertangkap Mengukur panjang dan lebar plot Menampung serangga sementara Bahan pengawet serangga pakan Menyimpan serangga pakan Mengukur dimensi serangga pakan Mengukur volume serangga pakan

3. a. b.

Dokumentasi Buku catatan lapangan/Tally sheet Kamera digital

Dokumentasi data Dokumentasi gambar/foto

Page 24: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

9  

3.4. Metode Pengambilan Data

3.4.1. Data Spesies

Data spesies diambil dengan mengumpulkan sebanyak 73 spesimen R.

margaritifer dari beberapa lokasi di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango

(Curug Cibeureum dan Ciwalen) dan Kebun Raya Cibodas. Sebanyak 10

spesimen dikumpulkan dari Kebun Raya Cibodas, 5 spesimen dikumpulkan dari

Ciwalen dan sebanyak 58 spesimen dikumpulkan dari Curug Cibeureum.

Pengumpulan spesimen dilakukan pada malam hari antara pukul 20.00 – 23.00

WIB.

Setiap spesimen diukur SVL dan bobot tubuhnya menggunakan jangka

sorong dan timbangan. Waktu ditemukan, jenis kelamin, substrat dan aktivitas

ketika ditemukan, serta posisi (vertikal dan horizontal) juga dicatat. Spesimen

ditangkap langsung dengan tangan dan disimpan sementara dalam keadaan hidup

dalam kantong spesimen untuk kemudian dilakukan pembilasan perut. Setelah

pembilasan perut usai, spesimen kemudian dilepas kembali di lokasi tertangkap.

3.4.2. Data Pakan

Data pakan setiap spesimen dikumpulkan dengan melakukan analisis isi

lambung menggunakan metode Stomach Flushing (Legler dan Sullivan 1979).

Sebelum isi lambung spesimen dikeluarkan, dilakukan anastesi menggunakan

Tricaine Metanasulfonat (MS-222) dengan konsentrasi 1% (Hirai dan Matsui

2001). Selang waktu maksimum dari penangkapan spesimen sampai dilakukan

flushing adalah 2 jam dengan asumsi pakan yang telah dimakan belum tercerna

menyeluruh di dalam lambung spesimen.

Isi lambung spesimen dikeluarkan dengan menyemprotkan air ke dalam

perutnya melalui esofagus. Air tersebut dialirkan ke dalam lambung spesimen

melalui pipa plastik. Air yang telah dimasukkan ke dalam perut spesimen

kemudian dicampur dengan isi lambung spesimen dengan cara memijat perutnya

secara perlahan. Air dan isi lambung yang telah tercampur tersebut kemudian

dikeluarkan dengan cara membalikkan tubuh spesimen sampai posisi kepala

berada di bawah. Isi lambung spesimen kemudian disimpan di dalam larutan

Page 25: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

10  

alkohol 70% untuk pengawetan sebelum dibawa ke laboratorium untuk

identifikasi.

Volume pakan yang berhasil dikeluarkan dari dalam lambung spesimen

diukur dengan menggunakan gelas ukur, sedangkan dimensinya diukur dengan

menggunakan jangka sorong. Gelas ukur yang digunakan adalah gelas ukur

dengan volume 10 ml. Pengukuran dilakukan dengan memasukkan seluruh pakan

dari satu spesimen ke dalam gelas ukur yang telah berisi 0.5 ml air. Pertambahan

volume alkohol yang ditunjukkan pada gelas ukur setelah pakan dimasukkan

dicatat sebagai volume pakan spesimen tersebut. Pengukuran volume pakan

dilakukan pada masing-masing spesimen.

Identifikasi terhadap isi lambung spesimen yang telah dikeluarkan

dilakukan berdasarkan kunci identifikasi serangga (Borror et al. 1996) sampai

dengan tingkat ordo/famili. Identifikasi hanya dilakukan terhadap isi lambung

yang masih memungkinkan untuk diidentifikasi dengan menggunakan kaca

pembesar (lup) atau mikroskop stereo, tergantung ukuran pakan. Spesimen yang

telah dikeluarkan isi lambungnya, dibiarkan selama ± 15 menit untuk kemudian

dilepas kembali ke habitatnya.

3.4.3. Data Ketersediaan Pakan

Ketersediaan pakan R. margaritifer diperkirakan dengan melakukan

penangkapan dan pengumpulan serangga yang hidup pada habitat R. margaritifer.

Data dikumpulkan dengan menggunakan dua (2) cara yaitu dengan perangkap dan

penangkapan langsung dengan tangan (Borror et al. 1996). Perangkap yang

digunakan adalah perangkap cahaya (Light Trap). Penangkapan dan pengumpulan

serangga dilakukan dengan melakukan eksplorasi di habitat R. margaritifer yaitu

di Curug Cibeureum, Ciwalen dan Kebun Raya Cibodas. Eksplorasi dilakukan di

plot berukuran 10 m x 1 m pada masing-masing habitat. Jumlah plot pada masing-

masing habitat sebanyak 8 plot, kecuali di Ciwalen sebanyak 2 plot. Pengambilan

sampel ketersediaan pakan ini dilakukan pada malam hari antara pukul 20.00 –

22.00 WIB. Masing-masing lokasi dilakukan satu kali eksplorasi.

Perangkap cahaya digunakan terutama untuk menangkap serangga yang

sensitif terhadap cahaya. Perangkap cahaya yang digunakan dibuat secara manual

Page 26: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

11  

menggunakan belahan bambu yang diikat satu sama lain hingga membentuk

sebuah kotak. Kotak tersebut kemudian ditutup dengan kain putih sebagai tempat

menempel serangga yang datang. Pada saat digunakan, perangkap tersebut

diletakkan di tengah-tengah plot. Sumber cahaya yang digunakan adalah lilin

berdiameter 51.95 mm yang diletakkan di tengah kotak perangkap.

Penangkapan dengan tangan bertujuan untuk mengumpulkan jenis serangga

di dalam plot yang bukan termasuk jenis serangga yang sensitif terhadap cahaya.

Cara ini terutama dilakukan untuk mendapatkan jenis serangga yang berada di

tempat yang tersembunyi seperti di bawah daun atau untuk mendapatkan serangga

dari berbagai stadia (larva, nimfa dan imago). Selain itu, metode ini juga

digunakan untuk mendapatkan jenis serangga yang merayap pada batang pohon.

Serangga yang telah berhasil ditangkap di lapangan kemudian dikumpulkan

di dalam plastik spesimen untuk penampungan sementara. Serangga-serangga

tersebut kemudian dimatikan dengan menyuntikkan larutan alkohol 70% ke

bagian tubuhnya dan diawetkan ke dalam larutan alkohol 70%. Awetan serangga

tersebut kemudian dibawa ke Laboratorium Entomologi, Fakultas Kehutanan IPB

untuk dilakukan identifikasi, penghitungan jumlah individu per jenis yang

tertangkap dan pengukuran dimensi serta volume.

3.5. Analisis Data

3.5.1. Identifikasi dan Pengelompokkan Jenis Pakan

Pakan yang telah berhasil dikeluarkan dari dalam lambung sampel

kemudian diidentifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi serangga (Borror

et al. 1996) sampai tingkat ordo dan dikelompokkan berdasarkan kelompoknya

(serangga: larva dan imago, laba-laba, tumbuhan, dll). Data yang terkumpul

dianalisis secara tabulatif dan deskriptif.

3.5.2. Volume dan Dimensi Pakan

Volume pakan dihitung dengan menggunakan rumus untuk ellipsoid

(Dunham 1983 diacu dalam Hirai dan Matsui 2000).

Page 27: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

12  

2

2234

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=

WLV π    

Keterangan: V : Volume (mm3) L : Panjang (mm) W : Lebar (mm)

3.5.3. Korelasi Antara Ukuran Tubuh Spesimen dengan Volume Pakan

Untuk mengetahui hubungan antara ukuran tubuh spesimen (SVL) dengan

volume pakan yang dimanfaatkan, maka dilakukan uji korelasi dengan

menggunakan persamaan korelasi Product Moment Pearson diacu dalam Sugiono

(2005), sebagai berikut:

( )( )( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑ ∑

−−

−=

2222iiii

iiii

yynxxn

yxyxnr

Keterangan: r = Koefisien korelasi contoh n = Jumlah Unit Contoh x = Panjang Tubuh (SVL) y = Volume pakan

Pada taraf kepercayaan sebesar α, tolak H0 jika:

a). t ≤ -tα/2, n-2 atau b). t ≥ tα/2, n-2

Kemudian untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan volume pakan

yang digunakan oleh individu jantan dan betina R. margaritifer, maka dilakukan

uji t-student dengan persamaan (3).

Hipotesis:

H0 : Tidak ada perbedaan volume pakan yang digunakan oleh jantan dan betina

H1 : Terdapat perbedaan volume pakan yang digunakan oleh jantan dan betina

Pada selang kepercayaan α, tolak H0 jika:

a). t ≤ tα/2.n+m-2 atau b). t ≥ tα/2.n+m-2

…………………….. (1)

……….. (2)

Page 28: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

13  

( ) ( )2

1

2

12

2

11

2

−+

−+−=

∑ ∑∑∑ ===

=

mnm

yy

nx

xSp

m

i

m

i ii

n

i in

i i , 212

rnrt−

−=

Keterangan: : Rata-rata volume pakan jantan : Rata-rata volume pakan betina

n : Jumlah unit contoh volume pakan jantan m : Jumlah unit contoh volume pakan betina Sp : Simpangan baku

3.5.4. Komposisi Pakan

Analisis komposisi pakan R. margaritifer dilakukan dengan menghitung

jumlah jenis pakan yang dikeluarkan dari lambung spesimen. Kemudian dihitung

frekuensi masing-masing jenis pakan tersebut. Persentase komposisi pakan yang

digunakan oleh R. margaritifer dihitung menggunakan persamaan:

%100×=NqP i

i

Keterangan: Pi : Jenis pakan ke-i N : Jumlah seluruh pakan qi : Jumlah jenis pakan ke-i 3.5.5. Kelimpahan Pakan

Kelimpahan relatif masing-masing jenis pakan R. margaritifer baik di

habitat maupun di dalam lambungnya dihitung dengan menggunakan persamaan:

%100×=uhsptotalselur

totalspi

DD

DR  

 

Keterangan: D : Densitas DR : Densitas Relatif

Hubungan antara kelimpahan relatif pakan R. margaritifer di habitat dan di

dalam lambung diuji dengan menggunakan persamaan korelasi Product Moment

Pearson diacu dalam Sugiono (2005) pada persamaan 2.

…….. (3)

………………... (4)

………………………… (5)

Page 29: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

14  

3.5.6. Pemilihan Pakan

Untuk mengetahui apakah R. margaritifer merupakan satwa oportunis atau

bukan, dilakukan analisis hubungan antara kelimpahan pakan di dalam lambung

spesimen dengan kelimpahan relatif pakan yang tersedia di habitatnya. Analisis

dilakukan dengan mengkalkulasi nilai Koefisien Korelasi Kendall (τ) antara

kelimpahan relatif serangga pakan dengan pakan yang ditemukan (Herve 2007).

( )[ ]( )1

,21 21

−×

−= ∆

NNppdτ

Keterangan: P1 : Jenis ketersediaan pakan R. margaritifer yang berhasil dikumpulkan P2 : Jenis pakan yang ditemukan di lambung R. margaritifer

: Jumlah jenis pakan yang berbeda antara P1 dan P2 N : Jumlah objek τ : Kendall’s Rank Coeffisien Correlation

Nilai yang dihasilkan dari analisis dengan Kendall tau berkisar antara -1

sampai +1. Dalam hubungannya dengan pemilihan pakan, maka:

- Jika -1 ≤ τ < 0 berarti R. margaritifer merupakan satwa spesialis

- Jika 0 ≤ τ ≤ 1 berarti R. margaritifer merupakan satwa oportunis

3.5.7. Relung

Ukuran relung yang digunakan oleh R. margaritifer dihitung berdasarkan

jumlah sumberdaya pakan yang digunakan oleh spesies tersebut. Persamaan yang

digunakan untuk melakukan analisis adalah persamaan Index Levin’s yang telah

distandarisasi (1968) yang diacu dalam Krebs (1978).

                      ∑= 2

1

ipB  , 

11

−−

=nBBA

  

………………... (6)

…………………………… (7)

Keterangan: B : dugaan lebar relung Levin’s BA : standar lebar relung Levin’s pj : proporsi sumberdaya yang digunakan sebagai pakan oleh R. margaritifer n : jumlah sumberdaya yang mungkin

Page 30: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

15  

Nilai standardisasi Index Levin’s berkisar antara 0 – 1. Semakin maksimum

nilai yang dihasilkan, berarti semakin besar sumberdaya pakan yang digunakan

oleh spesies tersebut sehingga relung yang digunakan semakin lebar. Sebaliknya

jika nilai indeks minimum, berarti semakin kecil sumberdaya pakan yang

digunakan oleh spesies tersebut sehingga relung yang digunakan semakin sempit.

Tumpang tindih relung juga dihitung untuk mengetahui tingkat tumpang

tindih penggunaan relung oleh R. margaritifer jantan dan betina. Persamaan yang

digunakan untuk menganalisis hal ini adalah persamaan Index Morisita (1959)

dalam Krebs (1978).

∑ ∑

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−−

+⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

−−

=

11

11

2

ik

ikik

j

ijij

ikij

Nnp

Nn

p

ppC  

Keterangan: C : Index Morisita Pij : Proporsi sumberdaya i yang digunakan oleh spesies j Pik : Proporsi sumberdaya i yang digunakan oleh spesies k nij : jumlah sumberdaya ke-i yang digunakan oleh spesies ke-j nik : jumlah sumberdaya ke-i yang digunakan oleh spesies ke-k Nj & Nk : jumlah total setiap spesies yang dimanfaatkan

Nilai Indeks Morisita berkisar antara 0 – 1. Semakin maksimum nilai indeks

yang dihasilkan, berarti bahwa tumpang tindih relung antar individu semakin

besar. Sebaliknya jika nilai indeks yang dihasilkan mendekati minimum maka

berarti bahwa tumpang tindih relung antar individu semakin kecil.

 

         

…………………………… (8)

Page 31: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

16  

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) adalah salah satu

kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli yang dikelola dengan

sistem zonasi untuk keperluan ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjuang budaya,

budidaya tumbuhan dan/atau satwa, pariwisata dan rekreasi. Luas kawasan TNGP

adalah 15.196 Ha dan sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. 174/Kpts-

II/2003 tanggal 10 Juni 2003, kawasan TNGP mengalami perluasan dari perum

Perhutani menjadi 21.975 Ha.

Topografi kawasan TNGP bervariasi mulai dari landai hingga bergunung,

dengan kisaran ketinggian antara 700 mdpl dan 3000 mdpl. Kawasan TNGP

termasuk dalam tipe iklim A dengan curah hujan rata-rata 3000-4000 mm per

tahun. Kawasan ini bersuhu udara 10oC pada siang hari dan 5oC pada malam hari

dengan kelembaban udara rata-rata 80-90%.

Pengambilan data di dalam wilayah TNGP dilakukan di dua lokasi yaitu

Curug Cibeureum dan Ciwalen. Deskripsi mengenai kondisi habitat di masing-

masing lokasi merupakan hasil pengamatan langsung yang dilakukan selama

pengambilan data, ditambah dengan wawancara dengan petugas lapangan.

4.1.1 Curug Cibeureum

Curug Cibeureum merupakan daerah tertinggi yang dijadikan lokasi

penelitian. Lokasi ini terletak pada ketinggian > 1000 m dpl. Lokasi ini juga

merupakan jalur interpretasi ekowisata pada kawasan Taman Nasional Gunung

Gede-Pangrango (TNGP) sehingga lokasi ini memiliki tingkat gangguan oleh

aktivitas manusia cukup tinggi terutama pada akhir pekan. Di lokasi ini terdapat

tiga air terjun dengan ketinggian berbeda. Air terjun utama adalah air terjun

Cibeureum (Curug Cibeureum) dengan ketinggian ± 30 m. Air terjun ini memiliki

debit air terbesar dibandingkan dua air terjun lainnya. Ketinggian air terjun kedua

± 20 m dan merupakan air terjun dengan debit air terkecil. Air terjun ketiga

merupakan air terjun tertinggi dengan ketinggian ± 40 m, namun debit air yang

mengalir tidak lebih besar dari Curug Cibeureum dan lebih besar dari air terjun

Page 32: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

17  

kedua. Lokasi pengambilan sampel adalah daerah sekitar ketiga air terjun tersebut

dan di jalur interpretasi antara HM 23 – 25.

Pengambilan sampel di daerah sekitar air terjun dilakukan di sekitar sungai

yang merupakan aliran langsung dari ketiga air terjun tersebut. Kecepatan aliran

pada masing-masing sungai berbeda. Aliran sungai curug Cibeureum dominan

deras, dengan aliran sedang sampai lambat pada beberapa titik. Aliran air terjun

kedua menyatu dengan aliran Curug Cibeureum, sedangkan air terjun ketiga

mengalir di sungai yang berbeda dengan kecepatan aliran sedang sampai lambat.

Vegetasi dominan di sekitar sungai dan substrat sungai pun berbeda. Sungai yang

berasal dari aliran Curug Cibeureum didominasi oleh kecubung, tumbuhan perdu

dengan substrat merupakan batuan dan kerikil. Kerapatan kecubung cukup tinggi

pada sungai ini sehingga sungai tertutup oleh tajuk dan batang tumbuhan

kecubung tersebut. Sedangkan sungai yang berasal dari aliran air terjun ketiga

didominasi oleh selada air (Selaginella sp.), tumbuhan air lain dan kecubung

dengan substrat sungai sebagian besar lumpur berpasir.

Habitat di sekitar air terjun terbuka (tidak tertutup tajuk) sehingga sinar

matahari dapat langsung menyentuh lantai hutan. Habitat yang tertutup tajuk

pohon adalah pada jalur sepanjang 200 m sebelum air terjun dan pada tebing

antara air terjun kedua dan ketiga. Gambaran keseluruhan habitat di sekitar air

terjun dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Kondisi Habitat di Daerah Curug Cibeureum

Lokasi lain pengambilan sampel di daerah Curug Cibeureum dilakukan pada

jalur interpretasi antara HM 23-25. Habitat berupa jembatan kayu dengan

tumbuhan kecubung tumbuh dominan di sisi kiri dan kanan jembatan. Tutupan

Page 33: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

18  

tajuk di sisi kiri dan kanan jembatan rapat karena merupakan hutan primer

pegunungan. Pada bagian bawah jembatan mengalir sungai kecil yang alirannya

berasal dari Curug Cibeureum. Kecepatan aliran sungai tersebut lambat dengan

substrat batu dengan sedikit lumpur. Gambaran kondisi habitat pada lokasi ini

terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Habitat pada Jalur Interpretasi HM 23 – 25

4.1.2 Ciwalen

Lokasi pengambilan sampel di Ciwalen dilakukan di belakang Laboratorium

Resort Cibodas, TNGP yang berada di ketinggian 1400 m dpl. Ciwalen sendiri

juga merupakan jalur interpretasi di TNGP, namun habitat R. margaritifer di

lokasi ini hanya terletak pada daerah di belakang laboratorium tersebut. Lokasi ini

juga berbatasan langsung dengan wilayah Kebun Raya Cibodas sehingga habitat

yang ada merupakan habitat peralihan antara hutan primer dengan daerah non-

hutan.

Habitat R. margaritifer di lokasi ini ditumbuhi kecubung sebagai vegetasi

dominan. Tutupan tajuk rapat karena masih dipengaruhi oleh hutan primer TNGP.

Tidak ada aliran sungai atau bentuk aliran air lain di habitat ini. Sumber air hanya

berasal dari air hujan yang menggenang membentuk kolam kecil yang tidak

terlalu dalam. Substrat kolam dominan lumpur. Jika musim kemarau dan tidak ada

hujan, debit air di kolam berkurang bahkan dapat kering sama sekali. Gambaran

habitat di lokasi ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 34: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

19  

Gambar 5 Kondisi Habitat di Ciwalen Ket: a). Vegetasi dominan b) Sumber air

4.2 Kebun Raya Cibodas

Didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann,

seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te

Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai

tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai

penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona

calisaya). Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan

nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003 status Kebun Raya

Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun

Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Lokasi Kebun Raya Cibodas-LIPI berada di Kaki Gunung Gede Pangrango

pada ketinggian ± 1300-1425 dpl, dengan luas 125 ha yang berhawa sejuk dengan

panorama indah, temperatur rata-rata 18° C, kelembaban 90% dan curah hujan per

tahun 3380 mm. Kebun Raya Cibodas merupakan salah satu kawasan tujuan

wisata di Jawa Barat.

Pengambilan data di dalam wilayah Kebun Raya Cibodas dilakukan di

habitat sekitar Guest House. Habitat di lokasi ini merupakan sebuah taman yang

vegetasinya didominasi oleh tanaman hias. Selain itu, terdapat pula beberapa jenis

pohon dan bambu. Karena berupa taman, maka lokasi ini tidak tertutup oleh tajuk-

tajuk pohon.

Page 35: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

20  

Di taman tersebut terdapat satu buah kolam berukuran sedang dan beberapa

aliran sungai kecil buatan. Sungai tersebut mengalir hampir di seluruh bagian

taman yang ditanami tanaman hias. Aliran air berasal dari kawasan TNGP

sehingga tidak mengalami kekeringan di musim kemarau. Kondisi umum Kebun

Raya Cibodas dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Kondisi Habitat Kebun Raya Cibodas Ket: a) Sungai, b) vegetasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 36: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

21  

V. HASIL

5.1. Komposisi Pakan

Sampel R. margaritifer yang berhasil dikumpulkan sebanyak 73 sampel,

yang terdiri dari 65 sampel jantan dan 8 sampel betina. Jumlah sampel jantan yang

lambungnya berisi pakan adalah 29 sampel (44,62%), sedangkan jumlah sampel

betina yang lambungnya berisi pakan adalah 4 sampel (50%). Sehingga diperoleh

33 individu dengan kondisi lambung berisi pakan sedangkan 40 individu lainnya

lambung dalam kondisi kosong sehingga tidak disertakan dalam analisis.

Persentase kekosongan lambung sampel R. margaritifer tertinggi adalah sampel

yang diambil di Ciwalen, yaitu sebesar 66,66%, sedangkan di Curug Cibeureum

dan Kebun Raya Cibodas masing-masing 56,89% dan 50%.

Di dalam masing-masing lambung individu sampel ditemukan jumlah pakan

yang berbeda-beda. Sebanyak 17 individu berisi 1 pakan, 9 individu berisi 2 jenis

pakan dan 1 individu berisi 4 jenis pakan di dalam lambungnya, sehingga jumlah

pakan yang berhasil diidentifikasi sebanyak 39 sampel pakan, 35 sampel berasal

dari lambung individu jantan dan 4 sampel berasal dari lambung individu betina.

Sebanyak 7 sampel lainnya tidak teridentifikasi karena kondisinya yang telah

hancur.

Berdasarkan hasil identifikasi, ditemukan sebanyak 2 kelas dari Filum

Arthropoda yaitu Arachnida dan Insekta dan 1 kelas dari Filum Moluska yaitu

Gastropoda. Insekta merupakan kelas yang paling banyak digunakan sebagai

mangsa oleh R. margaritifer yaitu 70,27%, sedangkan kelas yang paling sedikit

dimangsa adalah Gastropoda yaitu hanya sebanyak 10,81%. Berdasarkan ordo, R.

margaritifer memanfaatkan sebanyak 10 ordo yang terdiri dari beberapa stadia

yaitu telur, larva dan serangga dewasa. Ordo yang dominan digunakan oleh R.

margaritifer sebagai mangsa adalah Orthoptera 23,08%, Larva Lepidoptera dan

Araneae (dewasa) 15,38%, dan Hymenoptera serta Pulmonata sebanyak 10,26%.

Sedangkan mangsa yang paling sedikit dimanfaatkan oleh R. margaritifer adalah

Isoptera, Dermaptera dan telur Araneae, masing-masing sebanyak 2,56% (Tabel

4). Gambar 7 merupakan jenis mangsa yang paling banyak dijadikan pakan oleh

R. margaritifer.

Page 37: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

22  

Individu jantan dan betina R. margaritifer memanfaatkan tiga ordo yang sama

sebagai pakannya, yaitu Orthoptera, Coleoptera dan Pulmonata. Pulmonata

merupakan ordo yang paling banyak dimanfaatkan oleh individu betina yaitu

sebanyak 50%. Mangsa lainnya yang dimanfaatkan oleh individu betina adalah

Orthoptera dan Coleoptera (25%). Individu jantan R. margaritifer lebih banyak

memanfaatkan Orthoptera sebagai mangsanya. Persentase pemangsaan Orthoptera

oleh jantan adalah 22,86%. Ordo lainnya yang juga banyak dimangsa oleh jantan

adalah Araneae dan Larva Lepidoptera (17,14%). Walaupun banyak dimangsa

oleh individu jantan, ordo Araneae dan Larva Lepidoptera tidak dimangsa oleh

individu betina.

Terdapat perbedaan jenis serangga yang dimanfaatkan sebagai pakan oleh

R.margaritifer di masing-masing lokasi. R. margaritifer yang hidup di daerah

sekitar Curug Cibeureum paling banyak memanfaatkan Orthoptera sebagai

pakannya dengan kelimpahan relatif dalam lambung DR = 28,571%.

R.margaritifer di daerah Ciwalen lebih banyak memanfaatkan Larva Lepidoptera

sebagai pakannya (DR = 42,857), sedangkan R.margaritifer di Kebun Raya

Cibodas memanfaatkan Larva Lepidoptera, Araneae, Isoptera dan Dermaptera

dengan proporsi yang sama (DR = 25%). Gambar 9 memperlihatkan perbedaan

densitas relatif serangga pakan R.margaritifer (habitat dan lambung) di masing-

masing lokasi.

Gambar 7 Pakan yang paling banyak dikonsumsi R.margaritifer Ket: a). Orthoptera; b). Larva Lepidoptera

Page 38: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

23  

Tabel 4 Komposisi Pakan R. margaritifer

Kelas Ordo Rhacophorus margaritifer Jumlah

f. pakan berdasarkan

ordo (%)

f. pakan berdasarkan

kelas (%) Jantan Betina Arachnida

Aranae (dewasa) Aranae (telur)

6 1

- -

6 1

15,38

2,56

18,92

Insekta Orthoptera Larva Lepidoptera Hymenoptera Coleoptera Blattaria Embiidina Isoptera Dermaptera

8 6 4 1 3 2 1 1

1 - - 1 - - - -

9 6 4 2 3 2 1 1

23,08 15,38

10,26 5,13 7.69 5,13 2,56 2,56

70,27

Gastropoda Pulmonata

2

2

4

10,26

10,81

Tidak teridentifikasi* 6 1 7 - Jumlah 41 5 46 100 Ket * : tidak disertakan dalam analisis f : frekuensi 5.2. Volume Pakan

Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui bahwa kisaran volume pakan yang

digunakan oleh individu R. margaritifer adalah 0,003 ml – 6,355 ml dengan rata-

rata volume 0,937 ml. Sedangkan kisaran hasil untuk pengukuran panjang tubuh

(SVL) adalah 39,65 mm – 87,32 mm dengan rata-rata 46,68 mm. Hasil uji

korelasi menunjukkan korelasi positif antara volume pakan dengan panjang tubuh

R. margaritifer (r = 0,402). Ukuran tubuh berpengaruh terhadap volume pakan

yang dimanfaatkan (Gambar 8).

Page 39: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

24  

Terlihat pula perbedaan volume pakan yang digunakan oleh individu jantan

dan betina. Ukuran tubuh individu R. margaritifer betina lebih besar daripada

ukuran tubuh individu jantan. Panjang tubuh R. margaritifer betina antara 61,95

mm – 87,32 mm dengan rata-rata panjang 70,54 mm. Sedangkan panjang tubuh

individu jantan berkisar antara 39,65 mm – 46,32 mm dengan rata-rata panjang

43,77 mm. Kisaran pemanfaatan pakan pada individu betina adalah 0,015 – 6,273

ml dengan rata-rata 2,317 ml. Sedangkan individu jantan memanfaatkan pakan

sebanyak 0,003 – 6,355 ml dengan rata-rata 0,764 ml. Uji t terhadap perbedaan

volume pakan yang digunakan oleh individu jantan dan betina R. margaritifer

tidak dapat dilakukan karena jumlah sampel betina yang terlalu sedikit.

5.3. Ketersediaan Pakan

Berdasarkan hasil survei serangga diperoleh 62 spesimen serangga yang

terdiri dari 11 ordo yang termasuk dalam 2 kelas dari Filum Arhtopoda dan 1

kelas dari Filum Gastropoda. Serangga (Insekta) dominan yang dijumpai adalah

dari ordo Orthoptera dengan kelimpahan relatif DR = 27,419%, kemudian ordo

Gambar 9 Hubungan SVL dengan Vol. Pakan R. margaritifer

Ket: O : Betina O : jantan

1.00 2.00

Sex Means

Linear Regres sion

40.00 50.00 60.00 70.00 80.00

SVL (mm)

0.00

1000.00

2000.00

3000.00

4000.00

5000.00

Vol

.Pak

an (

ml)

A

A

AAA

A

AAA

A

AAAAA

AA

A AAAAA

AAAA

Vol.Pakan = -1946.17 + 52.71 * SVLR-Square = 0.20

Page 40: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

25  

Aranae dari kelas Arachnida dan Pulmonata dari kelas Gastropoda dengan

kelimpahan relatif DR = 16,129%. Serangga lainnya antara lain larva Lepidoptera,

Coleoptera, Blattaria.

Sebagian besar individu R. margaritifer memanfaatkan Arthropoda di

habitatnya sebagai mangsa. Berdasarkan hasil identifikasi mangsa yang ditemukan

di dalam lambung R. margaritifer, diketahui bahwa mangsa yang paling banyak

dimanfaatkan adalah ordo Orthoptera (DR = 23,077%). Orthoptera merupakan

Arthropoda yang paling melimpah di habitat R. margaritifer. Jenis mangsa

lainnya yang juga dimanfaatkan oleh R. margaritifer adalah Araneae (DR =

17,949%), Larva Lepidoptera (DR = 15,385%) (Tabel 5). Hasil analisis korelasi

antara kelimpahan serangga di alam dan jenis pakan di lambung sampel

menunjukkan adanya korelasi yang signifikan (r = 0,678).

Hasil survei serangga di masing-masing lokasi memperlihatkan bahwa

kelimpahan jenis mangsa yang berbeda. Daerah Curug Cibeureum didominasi

oleh serangga ordo Orthoptera (DR = 26,667%), daerah Ciwalen didominasi oleh

Orthoptera dan Hymenoptera (DR = 50%), sedangkan di Kebun Raya Cibodas

jenis yang dominan adalah Pulmonata (DR = 60%). Perbedaan densitas serangga

(habitat dan lambung) di masing-masing lokasi dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Perbandingan Densitas Serangga di Habitat dan Lambung

R. margaritifer pada Masing-Masing Lokasi

10.00 

20.00 

30.00 

40.00 

50.00 

60.00 

70.00 

Den

sitas Re

latif (%)

Jenis Serangga

Cibeureum (habitat)

Cibeureum (lambung)

Ciwalen (habitat)

Ciwalen (lambung)

KRC (habitat)

KRC (lambung)

Page 41: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

26  

Sebanyak dua ordo serangga yang ditemukan di habitat R. margaritifer tidak

ditemukan sebagai pakan di dalam lambung R. margaritifer, yaitu Isoptera dan

Dermaptera. Sedangkan serangga yang tidak ditemukan di habitat namun

ditemukan dalam lambung R. margaritifer sebanyak 3 ordo yaitu Neuroptera,

Hemiptera dan Diptera. Dari hasil analisis koefisien korelasi Kendall’s diperoleh

hasil bahwa R. margaritifer merupakan satwa oportunis (τ = 0,934) yang

memanfaatkan sebagian besar potensi serangga sebagai pakannya.

Baik R. margaritifer jantan dan betina, keduanya merupakan satwa

oportunis tetapi terdapat perbedaan tingkat oportunis antara keduanya. R.

margaritifer jantan memiliki tingkat oportunis yang lebih tinggi (τ = 0,967)

dibandingkan dengan R. margaritifer betina (τ = 0,879). Hal ini berarti bahwa

individu betina spesies R. margaritifer lebih memiliki sifat pemilih dalam

memanfaatkan mangsa yang ada di habitatnya dibandingkan dengan individu

jantan.

Tabel 5 Kelimpahan Jenis Pakan R. margaritifer di Habitat dan di Lambung

Jenis pakan Jumlah Di Habitat DR (%) Jumlah di

Lambung DR (%)

Orthoptera 16 27,419 9 23,077 Araneae 10 16,129 7 17,949 Pulmonata 10 16,129 4 10,256 Coleoptera 9 14,516 2 5,128 Larva Lepidoptera 8 8,065 6 15,385 Blattaria 5 7,813 3 7,692 Neuroptera 2 3,226 - - Hymenoptera 1 1,613 4 10,256 Embiidina 1 1,613 2 5,128 Hemiptera 1 1,613 - - Diptera 1 1,613 - - Isoptera - - 1 2,564 Dermaptera - - 1 2,564

Total 64 100 39 100

Page 42: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

27  

5.4. Relung

R. margaritifer memanfaatkan ruang dalam habitatnya yang dipenuhi

dengan berbagai sumberdaya termasuk pakan untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Berdasarkan hasil analisis luas relung pakan dengan

menggunakan index Levins, diketahui bahwa R. margaritifer menempati relung

yang luas dan merata dalam memanfaatkan sumberdaya pakan di habitatnya (BA =

0,936). Sementara itu, terdapat perbedaan luas relung yang dimanfaatkan oleh R.

margaritifer jantan dan betina. Individu betina R. margaritifer memanfaatkan

relung lebih sempit (BA = 0,872) dibandingkan dengan R. margaritifer jantan (BA

= 0,936).

Pakan merupakan salah satu sumberdaya yang terbatas jumlahnya di habitat,

sehingga sering terjadi tumpang tindih dalam pemanfaatannya pada satu spesies

yang sama. Tumpang tindih pemanfaatan pakan ini juga terlihat antara R.

margaritifer jantan dan betina. Hasil perhitungan tumpang tindih relung dengan

menggunakan index Morisita memperlihatkan tingkat tumpang tindih

pemanfaatan relung antara individu R. margaritifer jantan dan betina yang cukup

tinggi (C = 0,656).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 43: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

28  

VI. PEMBAHASAN

6.1. Komposisi dan Ketersediaan Pakan

Pakan merupakan salah satu kebutuhan biologi yang sangat penting untuk

keberlanjutan hidup suatu spesies. Terpenuhinya kebutuhan pakan berarti juga

telah memenuhi kebutuhan energi yang dapat digunakan oleh spesies tersebut

untuk melakukan berbagai aktivitas terutama untuk bereproduksi. Semakin

dewasa umur spesies, ukuran tubuh spesies akan menjadi lebih besar sehingga

kemampuan lambung untuk menampung jumlah pakan juga semakin meningkat.

Berdasarkan hasil uji korelasi, terlihat bahwa terdapat korelasi positif antara

panjang tubuh (SVL) dengan volume pakan pada individu R. margaritifer. Uji t-

student tidak dapat dilakukan untuk mengetahui perbedaan volume pakan jantan

dan betina karena sampel pakan betina yang berhasil dikumpulkan sangat sedikit

(8 sampel) sedangkan untuk melakukan uji t-student, jumlah sampel yang

dikumpulkan harus kurang lebih sama. Kesulitan untuk menemukan sampel betina

disebabkan karena jumlahnya yang sedikit di habitatnya. Selain itu kemungkinan

juga dipengaruhi oleh daerah penyebarannya. Individu betina lebih sering

ditemukan di lokasi yang lebih tinggi (misalnya tajuk paling atas pohon, bagian

atas air terjun) daripada individu jantan. Kecermatan pengamat sangat

berpengaruh untuk menemukan lebih banyak lagi sampel betina.

Lebih dari separuh lambung sampel yang dikumpulkan dalam keadaan

kosong. Hasil ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu waktu pengambilan

sampel, waktu dilakukan pembilasan perut dan ketersediaan serangga pakan di

lokasi. Pada penelitian ini, sampel diambil antara pukul 20.00 – 23.00 WIB.

Berdasarkan hasil penelitian Muliya (2009), waktu aktif R. margaritifer adalah

antara pukul 19.00 – 05.00 WIB. Waktu pengambilan sampel dimulai beberapa

jam setelah R. margaritifer sehingga ada kemungkinan sampel yang tertangkap

telah melakukan aktivitas makan dan pakan tersebut telah dicerna habis sehingga

pada saat tertangkap, lambung kembali dalam keadaan kosong. Faktor lain yang

juga berpengaruh adalah waktu dilakukannya pembilasan perut individu sampel.

Diperkirakan, amfibi mencerna makanan selama ± 2 – 3 jam setelah pemangsaan.

Ditemukannya lambung kosong pada sampel yang tertangkap dapat disebabkan

Page 44: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

29  

karena jarak antara waktu penangkapan dengan waktu dilakukannya pembilasan

perut terlalu panjang (> 2 jam) sehingga pakan telah tercerna dengan sempurna di

dalam lambung.

Persentase kekosongan lambung terbesar terdapat pada sampel yang

dikumpulkan di Ciwalen. Selain dipengaruhi oleh waktu pengambilan sampel,

hasil ini dipengaruhi pula oleh ketersediaan serangga sebagai pakan di lokasi

tersebut. Berdasarkan hasil survei serangga di lokasi tersebut diperoleh hanya 2

ordo serangga dengan jumlah individu yang ditemukan masing-masing 1 ekor.

Oleh karena itu lambung sampel yang tertangkap di lokasi ini sebagian besar

dalam keadaan kosong.

Hasil pengukuran volume pakan individu jantan dan betina menunjukkan

adanya perbedaan volume pakan yang digunakan. Individu betina memanfaatkan

pakan dalam jumlah yang lebih besar (2,317 ml) daripada individu jantan (0,764

ml). Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan morfologi individu jantan dan betina.

Perbedaan ukuran tubuh berpengaruh pada kemampuan lambung dalam

menampung volume pakan yang digunakan (Hodgkinson dan Hero 2002). Ukuran

tubuh betina (70,54 mm) yang lebih besar daripada jantan (43,77 mm)

menyebabkan kemampuan lambung betina untuk menampung pakan pun menjadi

lebih tinggi dalam hal ukuran dan volume pakan. Selain itu, perbedaan ini juga

dipengaruhi oleh aktivitas harian jantan dan betina. Pada saat akan melakukan

perkawinan, individu betina Rachophoridae bertugas mencari tempat yang paling

cocok untuk meletakkan telur, yang biasanya berada di permukaan daun di atas

permukaan aliran sungai sehingga pada saat telur menetas berudu akan langsung

jatuh ke air (Grzimek 1974). Setelah lokasi telur ditemukan, jantan akan menaiki

tubuh betina dan betina kemudian akan memproduksi cairan yang kemudian akan

berubah menjadi busa (Grzimek 1974). Busa inilah yang akan melindungi telur-

telur hingga semua telur menetas. Aktivitas mencari lokasi kawin, menahan tubuh

jantan saat kawin dan proses produksi cairan dan busa tentu saja membutuhkan

energi yang cukup besar. Hal inilah yang mengakibatkan individu betina R.

margaritifer memanfaatkan pakan dalam jumlah yang lebih besar daripada

individu jantan.

Page 45: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

30  

Sebagian besar amfibi merupakan satwa oportunis yang memanfaatkan

sumberdaya yang ada di habitatnya sebagai sumber pakan dan pada umumnya

individu dewasa merupakan karnivora dan cenderung memanfaatkan mangsa yang

ukurannya lebih besar (Hofrichter 1999). Predator oportunis memperlihatkan

perbedaan jenis pakan di habitat yang berbeda. Jenis pakan dominan yang

dimanfaatkan oleh R. margaritifer yang hidup pada habitat di daerah sekitar

Curug Cibeureum berbeda dengan jenis pakan dominan yang dimanfaatkan oleh

individu yang hidup pada habitat di Kebun Raya Cibodas dan Ciwalen. Hal ini

terjadi karena ketiga habitat tersebut memiliki potensi sumberdaya yang berbeda.

Potensi pakan yang terdapat di daerah Curug Cibeureum didominasi oleh

serangga ordo Orthoptera. Serangga ini pula yang menjadi pakan utama R.

margaritifer yang hidup pada habitat tersebut. Potensi yang berbeda terdapat di

Kebun Raya Cibodas. Habitat ini didominasi oleh Gastropoda ordo Pulmonata,

namun individu R. margaritifer yang hidup di lokasi ini memanfaatkan empat

jenis pakan dengan proporsi yang sama yaitu Larva Lepidoptera, Araneae,

Isoptera dan Dermaptera. Perbedaan terlihat pula di Ciwalen. Di lokasi yang

didominasi oleh Orthoptera dan Hymeoptera ini, R. margaritifer lebih banyak

memangsa Larva Lepidoptera.

Perbedaan jenis pakan R. margaritifer ini dipengaruhi oleh keragaman

serangga yang ada di masing-masing lokasi. Curug Cibeureum merupakan lokasi

dengan jenis serangga paling beragam. Keragaman serangga di hutan dipengaruhi

oleh kerapatan pohon, tumbuhan bawah dan tutupan kanopi (Haneda 2004).

Haneda (2004) juga menjelaskan bahwa pada umumnya keragaman serangga di

hutan primer lebih tinggi karena hutan primer memiliki kerapatan tajuk dan

tumbuhan bawah yang tinggi. Tutupan tajuk dan tumbuhan bawah menurunkan

suhu udara dan meningkatkan kelembaban relatif habitat sehingga cocok sebagai

tempat hidup berbagai jenis serangga. Lokasi Curug Cibeureum merupakan tipe

habitat hutan primer yang berada di ketinggian di atas 100 mdpl dengan tutupan

tajuk paling rapat jika dibandingkan dengan dua tipe habitat lainnya (Ciwalen dan

Kebun Raya Cibodas) sehingga keragaman serangga di Curug Cibeureum lebih

tinggi.

Page 46: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

31  

Hasil analisis dengan koefisien korelasi Kendall’s memperlihatkan dengan

nyata bahwa R. margaritifer merupakan satwa oportunis dengan nilai τ = 0,934.

Sebagian besar potensi mangsa yang ada di habitat dimanfaatkan sebagai pakan

oleh R. margaritifer. Sifat oportunis R. margaritifer diperkuat dengan hasil

analisis korelasi Pearson antara kelimpahan relatif pakan di habitat dan

kelimpahan relatif pakan di lambung (r = 0,678) yang menunjukkan bahwa

terdapat hubungan positif antara kelimpahan relatif pakan di habitat dan di

lambung R. margaritifer.

Satwa oportunis selalu memanfaatkan sumberdaya yang ada di habitatnya

sebagai pakan sehingga dapat terjadi spesies yang sama yang hidup di habitat

dengan sumberdaya pakan yang berbeda, akan memanfaatkan sumberdaya pakan

yang berbeda. Berdasarkan Elliot dan Karunakaran (1974), Fejervarya

cancrivora merupakan satwa yang sangat oportunis. F. cancrivora memanfaatkan

Crustaceae sebagai pakannya jika di habitatnya tidak terdapat serangga. Secara

keseluruhan di semua lokasi penelitian, kecenderungan tersebut terlihat juga pada

R. margaritifer. Selain serangga (Insekta), jenis katak ini dapat memanfaatkan

Pulmonata dan Araneae sebagai pakan pengganti. Pulmonata dan Araneae

ditemukan sebagai jenis pakan yang cukup banyak di manfaatkan oleh R.

margaritifer. Kelimpahan yang cukup tinggi jenis ini di habitat R. margaritifer

dapat membuat jenis menjadi pakan cadangan bagi R. margaritifer jika katak ini

tidak menemukan serangga sebagai pakannya.

Sebanyak 11 ordo Arthropoda dari 14 ordo yang berhasil dikumpulkan dari

habitat R. margaritifer dimanfaatkan sebagai pakan. Terdapat 3 ordo yang

teridentifikasi dari dalam lambung R. margaritifer tetapi tidak ditemukan di

habitatnya, yaitu ordo Araneae (telur), Isoptera dan Dermaptera. Hal ini

disebabkan oleh metode yang digunakan dalam melakukan eksplorasi potensi

pakan kurang maksimal karena hanya menggunakan perangkap serangga yang

diterangi dengan lilin dan dengan melakukan pencarian di sekitar habitat yang

bervegetasi.

Isoptera merupakan salah satu ordo serangga yang ukuran tubuhnya kecil

dan dapat hidup di dalam batang pohon (rayap pohon) (Borror 1992). Dermaptera

mempunyai kebiasaan beraktivitas pada malam hari (nokturnal) dan bersembunyi

Page 47: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

32  

pada siang hari di celah-celah, di bawah kulit kayu, atau di bawah dedauan

(Borror 1992; Resh dan Carde 2003), sedangkan Araneae melindungi telur-

telurnya dengan membawa telur tersebut kemanapun pergi atau dengan

meletakkan telurnya di bawah daun, di bawah batu atau dilipatan daun (Resh dan

Carde 2003). Hal ini juga menjadi hambatan bagi pengamat untuk dapat

menemukan sampelnya di habitat R. margaritifer.

R. margaritifer merupakan jenis katak pohon yang sebagian besar

aktivitasnya dilakukan pada malam hari (nokturnal). Dalam melakukan

aktivitasnya, R. margaritifer tidak pernah berada di lantai hutan. Oleh karena itu,

jenis katak ini memanfaatkan jenis mangsa yang aktif di malam hari dan

beraktivitas juga secara arboreal terutama di permukaan daun. Katak pohon

mencari mangsa dengan cara duduk dan menunggu hingga mangsa yang cocok

datang dan mendekat hingga jarak yang dapat dicapai oleh lidahnya (Duellman

dan Trueb 1994). Jenis mangsa yang diperoleh beragam. Jenis mangsa yang

paling banyak dimanfaatkan adalah Orthoptera (23,08%). Orthoptera merupakan

ordo serangga yang hidup di permukaan daun sehingga mudah ditemukan oleh R.

margaritifer. Perilaku yang sama ditunjukkan oleh jenis katak serasah yaitu

Leptobrachium hasseltii dan Leptophryne cruentata. Berdasarkan hasil penelitian

Sasikirono (2007), L. hasseltii tinggal dan mencari makan di lantai hutan sehingga

memanfaatkan Araneae sebagai pakan utamanya. Ordo Arthropoda tersebut

merupakan jenis yang tinggal di lantai hutan sehingga dapat dengan mudah

ditangkap oleh L. hasseltii. Hasil yang sama diperlihatkan oleh L. cruentata

(Kusrini et al. 2007). Jenis katak serasah ini selalu berada di lantai hutan untuk

melakukan aktivitasnya. Katak ini memanfaatkan serangga ordo Hymenoptera

yang juga hidup di lantai hutan sebagai pakan utamanya. Kenyataan ini

memperlihatkan bahwa katak selalu memanfaatkan sumberdaya yang ada di

sekitar dan terjangkau oleh jenis katak tersebut.

Tingginya persentase pemangsaan Orthoptera tidak menunjukkan bahwa

ordo tersebut merupakan pakan utama R. margaritifer karena dari ke-11

Arthropoda yang dimangsa tidak terdapat dominasi pemangsaan terhadap salah

satu jenis mangsa. Keadaan ini menggambarkan bahwa habitat R. margaritifer

Page 48: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

33  

masih dapat mendukung kebutuhan sumberdaya yang dibutuhkan oleh R.

margaritifer terutama pakan.

Walaupun sebagian besar amfibi memiliki tingkat keanekaragaman pakan

yang rendah, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa amfibi secara keseluruhan

memiliki preferensi pakan yang rendah. Ukuran pakan, pergerakan (orientasi dan

kecepatan), palatabilitas, dan nilai nutrisi berpengaruh pada pemilihan pakan dan

merupakan subjek pembelajaran (Stebbins dan Cohen 1997). Ordo Orthoptera

merupakan salah satu anggota dari kelas Insekta yang merupakan kelas dengan

jumlah konsumsi tertinggi oleh R. margaritifer. Penelitian mengenai jenis pakan

katak sebelumnya menunjukkan bahwa Insekta merupakan jenis pakan yang

paling banyak dikonsumsi oleh beberapa jenis amfibi. Sasikirono (2007)

menemukan bahwa Arachnida dan Insekta paling banyak dikonsumsi oleh

Leptobrachium haseltii. Insekta juga merupakan jenis pakan yang paling banyak

dimanfaatkan oleh Hyla japonica (Hirai dan Matsui 2000). Hirai dan Matsui

(2001) juga menemukan bahwa sebanyak 67,1% pakan Rana porosa brevipoda

adalah Arthropoda kelas Insekta. Premo dan Atmowidjojo (1978) melakukan

penelitian mengenai jenis pakan F. cancrivora di Jawa Barat dan menemukan

bahwa sebanyak 77% volume pakan F. cancrivora adalah Arthropoda kelas

Insekta.

Terdapat perbedaan komposisi pakan antara individu R. margaritifer jantan

dan betina. Individu jantan memanfaatkan lebih banyak jenis mangsa daripada

individu betina. Selain itu, individu jantan juga memanfaatkan jenis mangsa yang

tidak dimanfaatkan oleh betinanya, antara lain Araneae, Larva Lepidoptera,

Hymenoptera, Blattaria, Embiidina, Isoptera dan Dermaptera. Sementara semua

jenis mangsa yang dimanfaatkan oleh individu betina juga dimanfaatkan oleh

individu jantan, yaitu Orthoptera, Coleoptera dan Pulmonata. Perbedaan ini

dipengaruhi oleh morfologi, perbedaan cara mencari mangsa dan perbedaan

penggunaan habitat. Bentuk dan ukuran tubuh jantan yang lebih kecil sangat

memungkinkan jantan untuk lebih aktif bergerak mencari mangsa dibandingkan

dengan bentuk dan ukuran tubuh betina yang lebih besar. Ukuran lebar mulut juga

merupakan faktor penting dalam pemangsaan. Individu yang memiliki mulut

sempit akan memanfaatkan mangsa yang ukurannya lebih kecil dalam jumlah

Page 49: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

34  

banyak, sedangkan individu dengan mulut lebih lebar akan memanfaatkan mangsa

yang berukuran lebih besar dalam jumlah sedikit (Duellman dan Trueb 1994).

Individu betina R. margaritifer memiliki tubuh yang lebih besar dengan mulut

yang lebih lebar pula dibandingkan dengan individu jantan, sehingga jumlah jenis

mangsa yang dimanfaatkan sebagai pakan oleh individu betina lebih sedikit

dibandingkan dengan jumlah jenis yang dimanfaatkan oleh individu jantan.

Di dalam lambung individu R. margaritifer ditemukan telur Araneae yang

masih terbungkus oleh kantung telurnya. Kantung telur tersebut ditemukan

bersama dengan Araneae dewasa yang berhasil diidentifikasi. Temuan ini tetap

dimasukkan ke dalam analisis karena masih merupakan stadia perkembangan

Arthropoda. Sebagian besar amfibi merupakan karnivora dan memangsa hewan

yang masih hidup dan bergerak. Amfibi dapat membedakan bentuk serangga dan

memisahkan antara serangga yang dapat dimakan dan yang tidak (Young 1995).

Penglihatan pada umunya merupakan indera utama dalam deteksi mangsa dan

gerakan mangsa merupakan stimulus yang merangsang respon pemangsaaan

(Stebbins dan Cohen 1997). Kemungkinan yang terjadi adalah R. margaritifer

menangkap mangsa (Araneae) yang sedang membawa telurnya sehingga telur

tersebut juga ikut termangsa.

Kantung telur yang ditemukan di dalam lambung R. margaritifer tetap utuh

sementara Araneae dewasa ditemukan dalam keadaan setengah hancur. Sutera

laba-laba yang digunakan untuk membungkus telurnya terbuat dari keratin, suatu

protein yang terlihat sebagi untaian helical terjalin dari rantai-rantai asam amino.

Bahan ini juga terlihat pada rambut, tanduk, dan bulu binatang. R. margaritifer

tidak memiliki enzim yang dapat mencerna bahan tersebut dalam sistem

pencernaannya (Young 1995). Oleh karena itu, telur Araneae ditemukan utuh

dalam lambung R. margaritifer.

Hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa Arthropoda merupakan jenis

pakan utama dan penting bagi amfibi, termasuk R. margaritifer. Bebarapa ahli

seperti Premo dan Atmowidjojo (1987) dan Jaafar (1994) menyarankan untuk

menjadikan katak sebagai spesies pengontrol biologis perkembangan serangga,

karena diketahui beberapa jenis serangga merupakan hama pertanian (Jaafar

Page 50: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

35  

1994). Krieger (1971) melaporkan bahwa kodok Bufo spp. telah digunakan untuk

mengontrol perkembangan larva Prodenia eridania (armyworm).

6.2 Relung

Setiap makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi

yang terjadi sangat tergantung pada faktor-faktor yang ada di lingkungan tersebut.

Lingkungan pada umunya dibagi menjadi faktor-faktor yang bersifat fisik (tanah,

air, suhu) dan biologis (predator, sumber makanan). Masing-masing individu akan

menempati posisi atau status tertentu di lingkungannya yang juga merupakan

perwujudan dari adaptasi struktural individu tersebut, respon fisiologi dan

perilaku spesifik yaitu perilaku asli dan/atau hasil belajar (Odum 1965). Posisi

atau status individu di lingkungannya disebut relung ekologi.

Luas relung suatu spesies dapat dihitung melalui besarnya pemanfaatan

sumberdaya yang digunakan oleh spesies tersebut termasuk pemanfaatan

sumberdaya pakan. Makin luas niche suatu populasi/spesies, makin besar pula

kisaran suatu faktor yang ditempati (McNaughton dan Wolf 1990). Hasil

penghitungan luas relung R. margaritifer berdasarkan indeks Levin’s yang telah

distandardisasi menunjukkan bahwa luas relung yang digunakan oleh R.

margaritifer adalah sebesar 0,642 yang berarti bahwa R. margaritifer memiliki

relung yang cukup luas. Hasil ini menunjukkan bahwa R. margaritifer

memanfaatkan sumberdaya pakan yang cukup beragam atau tidak memanfaatkan

sumberdaya pakan secara spesifik. Young (1995) menjelaskan bahwa jenis pakan

yang dimanfaatkan oleh amfibi tergantung pada apa yang terdapat di habitatnya.

Secara umum, amfibi bukan pemangsa yang pemilih karena amfibi memiliki

kemampuan untuk menghindari serangga berbahaya hanya dengan satu atau dua

kali belajar (Young 1995).

Hasil identifikasi jenis pakan yang ditemukan di dalam lambung juga

menggambarkan keragaman jenis sumberdaya pakan yang dimanfaatkan oleh R.

margaritifer. Menurut Levins (1968) dalam Krebs (1989) relung yang ditempati

oleh suatu spesies semakin luas jika spesies tersebut memanfaatkan beragam jenis

sumberdaya dan masing-masing jenis dimanfaatkan dalam jumlah yang sama.

Luasnya relung yang ditempati oleh R. margaritifer juga menandakan bahwa

Page 51: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

36  

bahwa sumber pakan dalam habitat amfibi tersebut beragam dalam jenis dan

merata dalam jumlah individu.

Hasil penghitungan luas relung individu R. margaritifer jantan dan betina

menunjukkan bahwa relung individu betina lebih sempit daripada relung yang

digunakan oleh individu jantan dengan nilai masing-masing 0,167 dan 0,608.

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa individu jantan dan betina R. margaritifer

memiliki sebaran yang berbeda dalam menempati habitatnya. Hal ini

mengakibatkan adanya perbedaan lebar relung yang digunakan oleh masing-

masing jenis kelamin. Aktivitas masing-masing individu satwa mempengaruhi

kemampuan individu tersebut dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada di

habitatnya.

Faktor lainnya yang mempengaruhi lebar relung yang ditempati individu

jantan dan betina spesies R. margaritifer adalah ukuran tubuh individu tersebut.

Ukuran tubuh mempengaruhi kebutuhan pakan. Menurut Nurmainis (2000) katak

sawah (Fejervarya cancrivora) yang memiliki ukuran lebih besar menempati

relung yang lebih besar dan lebih bersifat generalis dalam memanfaatkan

sumberdaya (pakan). Hasil yang berbeda ditemukan pada individu R.

margaritifer. Individu betina yang memiliki ukuran tubuh lebih besar daripada

jantan memilki ukuran relung yang lebih sempit. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat

selektivitas individu betina dalam mencari mangsa. Levin’s dalam Krebs (1989)

menyebutkan bahwa lebar relung juga dipengaruhi oleh tingkat selektifitas

pemanfaatan sumberdaya. Seperti telah disebutkan di atas bahwa amfibi tidak

selektif dalam memilih mangsa. Tingkat selektifitas yang dimaksud pada individu

betina tersebut adalah dalam memilih ukuran mangsa yang akan dimanfaatkan

sebagai pakan. Hodgkinson dan Hero (2002) menyatakan bahwa ukuran tubuh

betina yang lebih besar mengakibatkan individu betina lebih selektif dalam

memilih ukuran mangsa karena ukuran tubuh yang lebih besar menyebabkan

individu betina memiliki kemampuan mengkonsumsi mangsa yang lebih besar

daripada jantan.

Kemudian dari hasil analisis komposisi pakan terdapat perbedaan komposisi

pakan yang dikonsumsi oleh jantan dan betina. Lebar relung yang dimanfaatkan

oleh individu jantan dan betina juga menggambarkan perbedaan yang cukup

Page 52: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

37  

besar. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan proporsi lebar relung yang mereka

tempati. Perbedaan proporsi relung menyebabkan adanya ruang yang tidak

ditempati oleh betina sedangkan jantan menempati ruang sepenuhnya.

Agar interaksi antar organisme yang meliputi kompetisi, predasi,

parasitisme dan simbiosis terjadi haruslah ada tumpang-tindih relung

(McNaughton dan Wolf 1990). Berdasarkan hasil analisis identifikasi tumpang

tindih relung antara jantan dan betina dengan menggunakan Indeks Morisita,

diperoleh nilai 0,656. Nilai ini menunjukkan bahwa terdapat tumpang tindih

relung yang cukup tinggi antara individu jantan dan betina R. margaritifer.

Menurut Odum (1965) tidak ada dua spesies yang memiliki relung yang benar-

benar sama, tapi spesies yang memiliki keeratan hubungan (karena kemiripan

karakteristik morfologi dan fisiologi), sering memiliki kebutuhan lingkungan yang

sama. Nilai tumpang tindih relung yang diperoleh antara individu jantan dan

betina R. margaritifer memberikan indikasi bahwa interaksi yang terjadi diantara

keduanya cukup tinggi. Bentuk interaksi yang mungkin terjadi diantara keduanya

adalah kompetisi terutama dalam dalam mendapatkan sumberdaya pakan. R.

margaritifer jantan dan betina memiliki kebutuhan sumberdaya pakan yang sama,

yaitu Insekta. Keduanya hidup di habitat yang sama dimana di habitat tersebut

memiliki jumlah sumberdaya pakan yang terbatas sehingga kompetisi antara

keduanya pasti terjadi.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa relung yang digunakan oleh R.

margaritifer jantan dan betina tidak begitu identik. Hasil perhitungan juga

menunjukkan bahwa pembagian sumberdaya pakan antara jantan dan betina tidak

merata dalam habitatnya. Perbedaan ukuran tubuh dan ukuran pakan yang

dikonsumsi juga menjadi faktor pembatas ukuran relung yang digunakan oleh

individu jantan dan betina.

R. margaritifer merupakan jenis katak pohon endemik Pulau Jawa dan

merupakan jenis katak dengan status Least Concern dalam daftar merah IUCN

versi 3.2 (IUCN 2009). Status ini turun dari Vulnerable dari daftar yang sama

pada tahun 2004. Status tersebut berubah karena jenis ini diketahui memilki

penyebaran yang cukup luas, ditemukan di beberapa lokasi dengan habitat yang

Page 53: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

38  

sesuai dan merupakan kawasan lindung. Dugaan ukuran populasi jenis ini besar

dengan trend populasi yang stabil (Iskandar et al. 2009).

Walaupun kondisinya relatif aman, namun di habitatnya, populasi R.

margaritifer terus mendapat ancaman. Ancaman terbesar bagi kelestarian populasi

ini adalah berkurangnya wilayah hutan yang merupakan habitat spesies ini akibat

adanya konversi lahan menjadi lahan pertanian atau karena penebangan kayu.

Ancaman lainnya yang baru diketahui adalah bahwa R. margaritifer juga positif

terinfeksi jamur chytrid (Batrachochytrium dendrobatidis) (Kusrini et al. 2008),

walaupun belum dilaporkan adanya penurunan populasi spesies ini.

Dalam hubungannya dengan jenis pakan, R. margaritifer merupakan

pemangsa Orthoptera. Secara umum, Orthoptera merupakan serangga yang

memiliki daerah penyebaran sangat luas dan populasinya berkembang dengan

baik terutama di daerah tropis (Resh dan Crade 2003). Orthoptera juga merupakan

sumber pakan bagi banyak jenis vertebrata termasuk amfibi dan banyak jenis

serangga lainnya. Walaupun demikian, populasi Orthoptera tidak mengalami

penurunan karena sekali bertelur, Orthoptera dapat menghasilkan sampai dengan

200 telur (Resh dan Crade 2003). Oleh karena itu, sumberdaya pakan R.

margaritifer tidak akan menjadi masalah dalam pelestarian spesies ini selama

habitat yang ditempati tetap terjaga.

Hingga saat ini penyebaran R. margaritifer hanya diketahui terbatas pada

kawasan hutan atau daerah peralihan antara hutan dan non-hutan di daerah dengan

ketinggian lebih dari 1000 mdpl. R. margaritifer tidak dapat hidup di luar habitat

berhutan karena komponen habitat di luar hutan tidak dapat mendukung

kebutuhan hidupnya. R. margaritifer menempati habitat hutan yang alami dengan

tutupan kanopi yang rapat. Suhu merupakan komponen habitat yang sangat

penting bagi R. margaritifer. Suhu mempengaruhi perkembangbiakan,

perkembangan dan pertumbuhan katak (Stebbin dan Cohen 1997). Untuk

melakukan aktivitasnya, katak membutuhkan suhu dengan kisaran 30C – 410C

(Goin et al. 1978), namun kisaran ini tergantung pula dari jenis. Habitat yang

ditempati R. margaritifer di TNGP bersuhu 130C – 170C dengan kelembaban

udara 80% - 90%. Habitat di luar areal hutan tidak memenuhi kebutuhan R.

margaritifer untuk hidup. Ketiadaan tutupan tajuk menyebabkan peningkatan

Page 54: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

39  

suhu dan penurunan kelembaban udara. Selain itu, suhu udara juga mempengaruhi

telur katak, khususnya pada jenis-jenis katak yang meletakkan telurnya di luar

badan air (Lubis 2008). R. margaritifer meletakkan telurnya pada dedaunan yang

berada di atas permukaan air sehingga sangat rentan terhadap kekeringan akibat

penguapan yang berlebihan . Hal inilah yang menjadi kendala utama penyebaran

R. margaritifer di luar areal hutan, terutama hutan pegunungan.

Selain dipengaruhi oleh kondisi habitat, penyebaran R. margaritifer dapat

juga dipengaruhi oleh faktor ketersediaan pakan di habitat. Haneda (2004)

menyebutkan bahwa ketebalan serasah, tutupan kanopi, kelembaban relatif dan

tumbuhan bawah mempengaruhi kehidupan serangga. Selain itu, Resh dan Carde

(2003) menyebutkan bahwa hutan merupakan habitat yang paling beragam untuk

kehidupan serangga. Serangga memakan hampir seluruh bagian pohon, antara lain

daun, batang, akar, bunga, buah dan biji. Oleh karena itu, hampir seluruh ordo

serangga ditemukan di habitat hutan. Kelimpahan tertinggi populasi R.

margaritifer terlihat di Curug Cibeureum. Curug Cibeureum juga merupakan

lokasi dengan keanekaragaman serangga tertinggi dibandingkan dengan Ciwalen

dan Kebun Raya Bogor. Curug Cibeureum merupakan habitat hutan primer

dengan vegetasi dan tutupan tajuk rapat. Habitat ini sangat cocok untuk kehidupan

berbagai jenis serangga karena dapat memenuhi kebutuhan hidup serangga-

serangga tersebut terutama dalam hal pakan. Berbeda dengan dua lokasi lainnya

(Ciwalen dan Kebun Raya Cibodas) yang merupakan habitat peralihan antara

hutan dan non-hutan. Gangguan karena tingginya aktivitas manusia

mengakibatkan berkurangnya jumlah vegetasi sehingga serangga tidak banyak

hidup di lokasi tersebut. Hal inilah yang mempengaruhi populasi R. margaritifer

hanya terkonsentrasi pada habitat di Curug Cibeureum.

 

 

 

 

 

 

Page 55: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

40  

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. R. margaritifier merupakan satwa oportunis yang tidak memiliki

preferensi pakan tertentu.

2. Jenis pakan yang dominan dimanfaatkan oleh R. margaritifier adalah ordo

Orthoptera yang termasuk kelas Insekta. Ordo lain yang juga dimanfaatkan

sebagai pakan oleh R. margaritifier adalah Pulmonata yang termasuk kelas

Gastropoda.

3. Serangga yang paling melimpah hidup di habitat R. margaritifier adalah

Orthoptera yang termasuk pada kelas Arthropoda. Selain Arthropoda,

Gastropoda ordo Pulmonata juga ditemukan di habitat R. margaritifier.

Habitat dengan serangga paling melimpah adalah di Curug Cibeureum.

4. Luas relung yang ditempati individu betina R. margaritifer lebih sempit

dibandingkan dengan luas relung yang ditempati individu jantan R.

margaritifer. Tingkat tumpang tindih relung antara individu jantan dan

betina R. margaritifer cukup tinggi.

7.2 Saran

1. Perlu dikaji mengenai perilaku makan (cara makan, waktu makan, strategi

pemangsaan) dan tingkat kesukaan makan R. margaritifer.

2. Perlu dikaji mengenai jenis pakan R. margaritifer di habitat yang berbeda

sehingga hasil penelitian dapat saling melengkapi data.

3. Kepada pihak pengelola kawasan sebaiknya memperketat pengawasan di

habitat R. margaritifer agar tidak terjadi perusakan habitat terutama oleh

pengunjung.

Page 56: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

41  

DAFTAR PUSTAKA

Atmowidjojo AH dan Boeadi. 1998. Food Prey in Stomach Contents of Frogs. Biotrop Spec. Publ. 32 : 77-80.

Bishop CA dan Petit KE. 1991. Declines in Canadian Amphibian Population:

Designing a National Monitoring Strategy. Ontario: Canadian Wildlife Service.

Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga: Edisi Keenam. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Duellman WE dan Trueb L. 1994. Biology of Amphibians. Baltimore : Johns Hopkins.

Elliott AB and Karunakaran L. 1974. Diet of Rana cancrivora in Fresh Water and Brackish Water Environments. Zoological Journal of the Linnean Society 174(2): 203 - 215.

Frost DR. 2009. Amphibian Species Of The World: An online reference. Version 5.3. The American Museum of Natural History http://research.amnh.org/herpetology/amphibia/references.php?id=24228 [30 Juni 2009].

Goin CJ, Goin OB, Zug ZR. 1978. Introduction to Herpetology. San Fransisco: WH. Freeman and Company.

Grzimek B. 1974. Animal Life Encyclopedia Vol. 5: Fish And Amphibians. New

York: Van Nostrand Reinhold Company. Herve A. 2007. The Kendall Rank Correlation Coefficient. Encyclopedia of

Measurement and Statistics. http://www.utd.edu/~herve/Abdi-KendallCorrelation2007-pretty.pdf. [15 Desember 2008].

Haneda, NF. 2004. Insect Communities in The Three Different Forest Habitats of

Sungai Lalang Forest Reserve with Emphasis on Selected Orders of Insects. Tesis. Malaysia: Universiti Putra Malaysia. Tidak dipublikasikan.

Hirai T dan Matsui M. 2000. Feeding Habits of The Japanese Tree Frog, Hyla Japonica, In The Reproductive Season. Zoological Science 17: 977–982.

Hirai T dan Matsui M. 2001. Feeding Habits Of An Endangered Species Japanese Frog, Rana porosa brevipoda. Ecological Research 16: 737-743.

Page 57: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

42  

Hodgkison S dan Hero JM. 2003. Seasonal, Sexual and Ontogenic Variation in the Diet of the Declining Frog Litoria nannotis, Litoria rheocola, and Nyctimystes dayi. Wildlife Research. 30: 345 – 354.

Hofrichter R. 2000. The Encyclopedia of Amphibians. Canada: Key Porter. 172 hal.

Iskandar DT. 1998. Amfibi Jawa dan Bali – Seri Panduan Lapang. Bogor: Puslitbang LIPI.

Iskandar DT dan Mumpuni 2004. Rhacophorus margaritifer. In: IUCN 2009. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2009.1. http://www.iucnredlist.org/details/59002/0 . [30 June 2009].

Iskandar D, Mumpuni, Kusrini M. dan Angulo A. 2009. Rhacophorus margaritifer. In: IUCN 2009. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2009.2. http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/59002/0. [22 November 2009]

IUCN 2009. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2009.2. http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/search. [22 November 2009].

Krebs CJ. 1978. Ecological Methodology. New York: Harper & Row Publisher.

Krieger RI. 1971. Toads as the Biological Control of Southern Armyworm Larvae in The Greenhouse. Journal Of Economic Entomology. 64 : 335.

Kusrini MD, Endarwin W, Yazid M, Ul-Hasanah AU, Sholihat N dan Darmawan B. 2007. The Amphibians of Mount Gede-Pangrango National Park. Frogs Of Gede-Pangrango: A Follow Up Project For The Conservation Of Frogs In West Java Indonesia Book 1: Main Report. Mirza D. Kusrini (ed.): 11-31.

Kusrini MD, Skerratt LF, Garland S, Berger L, Endarwin W. 2008. Chytridiomycosis in frogs of Mount Gede Pangrango, Indonesia. Dis Aquat Org 82: 187–194.

Legler JM dan Sullivan LJ. 1979. The Application of Stomuch-Flushing To Lizard And Anurans. Herpetologica 35(2): 107-110.

Lubis MI. 2008. Pemodelan Spasial Habitat Katak Pohon Jawa (Rhacophorus javanus Boettger 1893) dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Jawa Barat. Skripsi. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak dipublikasikan.

Page 58: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

43  

McNaughton SJ dan Wolf LL. 1990. Ekologi Umum Edisi Kedua. Pringgoseputro S dan B Srigandono [Penerjemah]. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mumpuni, Maryanto I dan Boeadi. 1990. Studi Pakan Katak Mycrohylla achatina Tschudi dan Hylarana chalconota Schlegel di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Biologi Dasar I: Peranan Biologi Dasar dalam Pengembangan ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi. Biol. Das I: 108-112.

Nurmainis. 2000. Kebiasaan Pakan Kodok Sawah Rana cancrivora di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Bogor : Jurusan Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan IPB. Tidak dipublikasikan

Odum EP. 1965. Fundamentals of Ecology 2nd Edition. London: WB. Saunders Company.

Premo DB dan Atmowidjojo AH. 1987. Dietary Pattern Of The Crab Eating Frog Rana cancrivora in West Java. Herpetologica. 43 : 1 – 6.

Resh, VH dan Carde RT. 2003. Encyclopedia of Insects. New York: Academic Press.

Sasikirono. 2007. Studi Karakteristik Habitat Sekitar Sungai Dan Danau Serta Biologi Katak Serasah Leptobrachium Hasselti Tschudi, 1838 Di Situ Gunung Sukabumi. Skripsi. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. 53 hal.

Stebbins RC dan Cohen NW. 1997. A Natural History of Amphibians. New Jersey: Princeton University Press.

Sugiri N. 1979. Beberapa Aspek Biologi Kodok Batu (Rana blythi, Boulnger, Ranidae, Anura, Amfibi) di Beberapa Wilayah Indonesia dan Kedudukan Taksanya. Disertasi. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana IPB. Tidak dipublikasikan.

Van Steenis CGGJ. 2006. Flora Pegunungan Jawa. Kartawinata JA, penerjemah. Bogor: LIPI. Terjemahan dari: The Mountain Flora of Java.

Whitten T, Soeriaatmadja RE, dan Afif SA. 1996. The Ecology of Java and Bali. Jakarta. Indonesia.

Young JZ. 1995. The Life of Vertebrates 3rd Edition. London: Clarendon Press-Oxford.  

   

Page 59: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

 

LAMPIRAN

   

Page 60: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

 

Lampiran 1 Komposisi dan Volume Pakan R. margaritifer

Lokasi Sex SVL Bobot Jenis Pakan Volume Dimensi Pakan Utuh

Panjang Lebar Cibeureum F 87,32 20 Orthoptera Cibeureum M 44,12 6,5 Arachnida 256,287 11,52 6,52 Cibeureum M 44,52 5 Unidentified hancur Cibeureum M 44,85 4,5 Larva lepidoptera 27,951 10,55 2,25 Cibeureum M 45,75 4 Coleoptera 1168,613 17,55 7,25 Cibeureum M 44,35 4,5 Larva lepidoptera 84,866 14,45 3,35 Cibeureum M 46,32 5 Arachnida 16,472 5,95 2,3 Cibeureum M 43,95 3,75 Hymenoptera 2,806 2,55 1,45 Cibeureum M 43,25 5 Orthoptera 4919,333 31,05 9,75 Cibeureum M 44,95 2,25 Orthoptera 299,876 15,15 6,15 Cibeureum M 41,5 4 Unidentified hancur Cibeureum M 41,82 4 Molusca 82,064 6,95 4,75 Orthoptera 4919,333 31,05 9,75 Cibeureum M 42,6 4,8 Blattaria 79,510 10,25 3,85 Cibeureum M 44,95 5,15 Hymenoptera 23,714 7,25 2,5 Cibeureum M 43 5 Unidentified hancur Cibeureum M 45 6 Embiidina 42,491 4,95 4,05 Hymenoptera 71,464 10,25 3,65 Cibeureum M 44,25 4,3 Hymenoptera 70,076 11,25 3,45 Cibeureum F 61,95 15 Molusca 484,983 19,75 6,85 Molusca 176,428 11,35 5,45 Cibeureum M 45,15 4,8 Aranae 21,633 4,75 2,95 Molusca 149,547 8,35 5,85 Cibeureum M 43,45 5,6 Aranae 33,794 7,95 2,85 Telur arachnida 642,935 15 9,05 Cibeureum M 43,45 3,8 Orthoptera 59,976 10,85 3,25 Orthoptera 245,487 13,25 5,95 Cibeureum M 44,45 4,6 Orthoptera 91,922 11,85 3,85 Cibeureum M 43,45 4,65 Orthoptera 40,761 8,95 2,95 Aranae 3,376 6,45 1 Cibeureum F 65,65 18,5 Unidentified hancur Cibeureum F 62,35 16,25 Coleoptera 15,499 5,85 2,25 KRC M 39,7 4 Unidentified hancur KRC M 41,6 4,4 Larva lepidoptera 86,041 14,65 3,35 KRC M 43,85 4,3 Dermaptera 83,398 14,2 3,35 KRC M 43,85 3,6 Unidentified hancur KRC M 41,35 4,9 Isoptera 26,101 10,12 2,22 Arachnida 15,337 16,82 1,32 Ciwalen M 41,9 4 Blattaria 388,022 15,35 6,95 Larva lepidoptera 59,743 22,55 2,25 Larva lepidoptera 51,203 16,3 2,45 Larva lepidoptera 48,453 8,25 3,35 Ciwalen M 46 5,8 Orthoptera 381,257 18,65 6,25 Ciwalen M 39,65 3,9 Blattaria 39,577 10 2,75 Embiidina 103,115 9,95 4,45

Page 61: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

45  

Lampiran 2 Jenis Serangga di Masing-Masing Habitat R. margaritifer

Lokasi Jenis Serangga Volume (ml)

Dimensi (mm)

Panjang Lebar Cibeureum larva lepidoptera 1,093 22,85 4 Orthoptera 3,556 30 7,55 Araneae 0,085 7,85 2,65 Pulmonata 0,828 16,45 5,85 Blattaria 0,635 14,65 5,65 Pulmonata 0,828 16,45 5,85 Pulmonata 0,537 14,7 4,75 Coleoptera 0,199 9,95 3,85 Blattaria 0,456 15,05 3,85 Larva Lepidoptera 2,094 26,15 5,85 Larva Lepidoptera 3,589 35,15 5,55 Araneae 0,112 6,95 4,45 Araneae 0,061 5,25 4,25 Coleoptera 1,169 17,55 7,25 Larva Lepidoptera 0,395 16 2,95 Pulmonata 0,227 10,75 3,75 Orthoptera 0,076 7,55 2,55 Coleoptera 0,527 12,5 6,45 Orthoptera 0,614 15,55 4,85 Coleoptera 0,138 7,15 5,15 Araneae 0,044 4,95 3,45 Neuroptera 0,073 7,45 2,5 Neuroptera 0,121 7,75 3,85 Diptera 0,237 11,15 3,65 Orthoptera 4,919 31,05 9,75 Orthoptera 1,500 21,95 5,95 Orthoptera 1,555 24,5 4,95 Hymenoptera 1,264 19,35 6,45 Embiidina 0,562 15,9 4,25 Orthoptera 6,273 38,35 8,15 Orthoptera 0,656 16,25 4,75 Pulmonata 4,258 30,15 8,95 Pulmonata 2,140 23,75 7,25 Orthoptera 1,105 20,25 5,15 Orthoptera 0,630 15,75 4,85 Coleoptera 0,514 14,45 4,7 Orthoptera 0,529 15,25 4,35 Coleoptera 0,127 8,15 3,65 Hemiptera 0,229 8,65 5,85 Orthoptera 0,346 13,65 3,55 Pulmonata 4,101 28,35 9,75

Page 62: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

46  

Lampiran 2 (Lanjutan)

Lokasi Jenis Serangga Volume (ml)

Dimensi (mm) Panjang Lebar

Pulmonata 2,505 22,75 9,25 Orthoptera 0,891 18,55 4,95 Araneae 0,410 10,85 6,65 Orthoptera 0,434 13,65 4,45 Pulmonata 0,124 6,65 5,35 Blattaria 0,264 10,65 4,45 Orthoptera 0,107 9,25 2,4 Pulmonata 0,505 12,95 5,75 Orthoptera 0,410 15,3 3,35 Araneae 0,078 7,25 2,85 Araneae 0,054 6,75 2,25 Araneae 0,097 6,95 3,85 Araneae 0,095 7,05 3,65 Araneae 0,037 4,65 3,25 Blattaria 1,779 20,55 8,05 Blattaria 2,165 21,15 9,25 Coleoptera 0,499 12,45 6,15 Coleoptera 0,456 13,55 4,75 Coleoptera 0,167 9,1 3,85 larva lepidoptera 0,239 16,65 1,65 KRC Odonata 10,00 46,45 6,55 Odonata 8,00 49,75 6,85 Pulmonata 1,645 16,15 13,95 Pulmonata 2,00 15,45 4,85 larva lepidoptera 2,00 16,95 4,45 Coleoptera 1,00 9,65 5,55 Pulmonata 0,250 10,95 3,35 Pulmonata 7,00 31,45 8,45 larva lepidoptera 8,00 39,15 6,55 Pulmonata 7,00 24,15 8,65 Pulmonata 0,5 14,95 3,85 Odonata 7,00 48,75 6,55 Pulmonata 1,497 15,35 13,65 Pulmonata 1,353 14,95 13,15 Pulmonata 1,142 13,85 12,55 Pulmonata 1,348 15,85 12,75 Pulmonata 0,884 12,45 11,65 Pulmonata 2 11,35 9,65 Coleoptera 2 13,05 6,15

Odonata 6 50,05 6,15 Odonata 5 50,55 5,7

Page 63: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

47  

Lampiran 2 (lanjutan)

Lokasi Jenis Serangga Volume (ml) Dimensi (mm)

Panjang Lebar Odonata 8 50,25 6,85 Pulmonata 2 9,25 7,75 Pulmonata 2 10,15 8,35 Pulmonata 1 11,95 4,25 Ciwalen Orthoptera 4 19,15 6,65 Hymenoptera 0,5 9,15 2,75

Page 64: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

48  

Lampiran 3 Lebar Relung R. margaritifer Jenis Banyaknya Pi Pi^2 B B-1 BA Orthoptera 9 0,231 0,053 7,420 6,420 0,642 Pulmonata 4 0,103 0,011 Coleoptera 2 0,051 0,003 Larva Lepidoptera 6 0,154 0,024 Embiidina 2 0,051 0,003 Hymenoptera 4 0,103 0,011 Blattaria 3 0,077 0,006 Araneae 6 0,154 0,024 Isoptera 1 0,026 0,001 Dermaptera 1 0,026 0,001 Telur Araneae 1 0,026 0,001 Jumlah 39 0,135 Lampiran 4 Lebar Relung R. margaritifer Jantan Jenis Banyaknya Pi Pi^2 B B-1 BA Orthoptera 8 0,229 0,052 7,081 6,081 0,608 Pulmonata 2 0,057 0,003 Coleoptera 1 0,029 0,001 Larva Lepidoptera 6 0,171 0,029 Embiidina 2 0,057 0,003 Hymenoptera 4 0,114 0,013 Blattaria 3 0,086 0,007 Araneae 6 0,171 0,029 Isoptera 1 0,029 0,001 Dermaptera 1 0,029 0,001 Telur Araneae 1 0,029 0,001 Jumlah 35 0,141 Lampiran 5 Lebar Relung R. margaritifer Betina Jenis Banyaknya Pi Pi^2 B B-1 BA

Orthoptera 1 0,25 0,0625 2,667 1,667 0,167 Pulmonata 2 0,50 0,25 Coleoptera 1 0,25 0,0625 Jumlah 4 0,375

Keterangan: B : dugaan lebar relung Levin’s BA : standar lebar relung Levin’s Pi : proporsi sumberdaya yang digunakan sebagai pakan oleh R. margaritifer

Page 65: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

49  

Lampiran 6 Tumpang Tindih Relung Jantan dan Betina R. margaritifer

Jenis pakan Jantan Betina Jumlah Pij,Pik

Pij (nij-1)/(Nj-1)

Pik (nik-1)/(Nk-1) 2(Pij,Pik) Pij (nij-1/Nj-1) + Pik (nik-1/Nk-1) C

Jumlah Pij Jumlah Pik Orthoptera 8 0,229 1 0,25 0,057 0,047 0 0,186 0,283 0,656 Pulmonata 2 0,057 2 0,50 0,029 0,002 0,167 Coleoptera 1 0,029 1 0,25 0,007 0,000 0 Larva Lepidoptera 6 0,171 - - - 0,025 Embiidina 2 0,057 - - - 0,002 Hymenoptera 4 0,114 - - - 0,010 Blattaria 3 0,086 - - - 0,005 Araneae 6 0,171 - - - 0,025 Isoptera 1 0,029 - - - 0,000 Dermaptera 1 0,029 - - - 0,000 Telur Araneae 1 0,029 - - - 0,000 Jumlah 35 4 0,093 0,116 0,167 Keterangan: C : Index Morisita Pij : Proporsi sumberdaya i yang digunakan oleh spesies j Pik : Proporsi sumberdaya i yang digunakan oleh spesies k nij : jumlah sumberdaya ke-i yang digunakan oleh spesies ke-j nik : jumlah sumberdaya ke-i yang digunakan oleh spesies ke-k Nj & Nk : jumlah total setiap spesies yang dimanfaatkan

Page 66: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

50  

Lampiran 7 Analisis Koefisien Korelasi Kendall’s (Pemilihan Pakan) R. margaritifer Jenis Pakan

d∆(P1,P2) 2

[d∆(P1,P2)] N(N-1) τ

Habitat Lambung Larva Lepidoptera Larva Lepidoptera 5 10 156 0,936Ortoptera Ortoptera Araneae Araneae Pulmonata Pulmonata Blattaria Blattaria Coleoptera Coleoptera Neuroptera - Hymenoptera Hymenoptera Hemiptera - Diptera - Embiidina Embiidina - Isoptera - Dermaptera

Jumlah (N) 13

Lampiran 8 Analisis Koefisien Korelasi Kendall’s (Pemilihan Pakan) R. margaritifer Jantan

Jenis Pakan d∆(P1,P2)

2 [d∆(P1,P2)]

N(N-1) τ Habitat Lambung

Larva Lepidoptera Larva Lepidoptera 5 10 156 0,936Orthoptera Orthoptera Araneae Araneae Pulmonata Pulmonata Blattaria Blattaria Coleoptera Coleoptera Neuroptera - Hymenoptera Hymenoptera Hemiptera - Diptera - Embiidina Embiidina - Isoptera - Dermaptera

Jumlah (N) 13 Keterangan: P1 : Jenis ketersediaan pakan R. margaritifer yang berhasil dikumpulkan P2 : Jenis pakan yang ditemukan di lambung R. margaritifer

: Jumlah jenis pakan yang berbeda antara P1 dan P2 N : Jumlah objek τ : Kendall’s Rank Coeffisien Correlation

Page 67: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

51  

Lampiran 9 Analisis Koefisien Korelasi Kendall’s (Pemilihan Pakan) R. margaritifer Betina

Jenis Pakan d∆(P1,P2)

2 [d∆(P1,P2)]

N(N-1) τ Habitat Lambung

Larva Lepidoptera - 10 20 156 0,872Orthoptera Orthoptera Araneae - Pulmonata Pulmonata Blattaria - Coleoptera Coleoptera Neuroptera - Hymenoptera - Hemiptera - Diptera - Embiidina - - - - -

Jumlah (N) 13 Keterangan: P1 : Jenis ketersediaan pakan R. margaritifer yang berhasil dikumpulkan P2 : Jenis pakan yang ditemukan di lambung R. margaritifer

: Jumlah jenis pakan yang berbeda antara P1 dan P2 N : Jumlah objek τ : Kendall’s Rank Coeffisien Correlation Lampiran 10 Uji Korelasi Antara Panjang Tubuh dengan Volume Pakan SVL Vol.Pakan SVL Pearson Correlation 1 .450(*) Sig. (2-tailed) .019 N 27 27Vol.Pakan Pearson Correlation .450(*) 1 Sig. (2-tailed) .019 N 27 27

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 68: Luthfia Nuraini Rahman E34051151 2009 · R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 ... Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency

52  

Lampiran 11 Pakan yang ditemukan dalam lambung R. margaritifer

 Araneae

 Blattaria

 Hymenoptera

 Larva Lepidoptera

 Pulmonata

 Orthoptera

 Telur Araneae

 Tidak Teridentifikasi (hancur)