Luka Bakar

45
LUKA BAKAR Pembimbing Dr. Amri AK., SpB. FinaCS oleh Arip Septadi, S. Ked STASE BEDAH RSUD TASIKMALAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

description

b

Transcript of Luka Bakar

Page 1: Luka Bakar

LUKA BAKAR

PembimbingDr. Amri AK., SpB. FinaCSolehArip Septadi, S. Ked

STASE BEDAH RSUD TASIKMALAYA

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MALAHAYATI

Page 2: Luka Bakar

PENDAHULUAN

• Luka bakar sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari• Luka bakar kerusakan atau hilangnya jaringan yang

disebabkan kontak dengan sumber panas– Api– air panas– bahan kimia– Listrik– dan radiasi.

• Di Amerika Serikat– > 2 juta orang perhatian medis /tahun– kematian sebanyak 14.000 orang/tahun

Page 3: Luka Bakar

DATA DI INDONESIA (januari 2008-Mei 2010)

• Jawa ± 139.703 kasus• Sumatra ± 130.650 kasus• Bali 18.500 ± kasus• Sulawesi ± 48.990 kasus

Page 4: Luka Bakar

Angka kematian kasus luka bakar yang dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta mulai Januari 1998 sampai dengan Desember

2003 berdasarkan distribusi usia.

Kelompok Usia

(tahun)

Jumlah kasus yang dirawat(kumulatif)

Presentasi luas luka bakar

< 40% > 40%

< 5 24 23 1

5-14 9 7 2

14-21 1 1 0

21-50 19 14 4

> 50 6 6 0

Page 5: Luka Bakar

TINJAUAN PUSTAKA

• Anatomi KulitKulit tersusun atas :– Epidermis– Dermis– SubkutisAdnexa kulit– Kuku– Rambut– Kelenjar

Page 6: Luka Bakar

• Fungsi Kulit– Proteksi– Absorbsi– Ekskresi– Persepsi– Produksi pigmen– Termoregulasi– Keratinisasi– Pembentukan vitamin D

Struktur yang

berperan

Fungsi Kulit

Epidermis, dermis,

subkutis

Proteksi mekanis

Kelenjar sebacea dan

keringat

Proteksi

mikroorganisme,

ekskresi

Melanosit Proteksi radiasi, produksi

pigmen

Pembuluh darah Termoregulasi

Ujung syaraf Persepsi

Page 7: Luka Bakar

• Fungsi persepsi– Krause– Ruffini– Nosiseptor– Merkel– Meisner– Paccini

Page 8: Luka Bakar

• Flora norma pada kulit– Flora residen

• Micrococcaceae• Corynebacterium acnes• Aerobic diphteroids• Pseudomonas aeruginosa (dapat menyebabkan sepsis

pada luka bakar)

– Flora transien• Bacillus spp.• Streptococcus• Neisseria

Page 9: Luka Bakar

LUKA BAKAR

• Definisisuatu bentuk proses kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.

Page 10: Luka Bakar

• Etiologi– Panas (flame, benda panas, uap panas, gas panas)– Listrik (menimbulkan kerusakan kulit bagian

dalam)– Kimia (asam atau basa)– Radiasi (sunburn, terapi radiasi)

Page 11: Luka Bakar

• Patologi– Zona kerusakan jaringan• Zona Koagulasi• Zona Statis• Zona Hiperemi

Page 12: Luka Bakar

• Zona Koagulasi– Daerah yang langsung terkena luka bakar– Kerusakan maksimal– Koagulasi protein

• Zona Statis– Daerah yang berdekatan langsung dengan zona koagulasi– Vasokonstriksi dan iskemia– Kerusakan endotel, trombosit, leukosit– No flow phenomena, berlanjut pada perubahan permeabilitas kapiler dan inflamasi lokal.– Berlangsung 12-24 jam pasca cedera, dapat berakhir nekrosis

• Zona Hiperemi– Berdekatan dengan zona statis– Pelepasan mediator vasodilatasi– Dapat sembuh spontan atau berubah menjadi zona statis atau koagulasi

Page 13: Luka Bakar

– Fase Luka Bakar• Fase awal atau fase syok• Fase subakut• Fase lanjut

Page 14: Luka Bakar

• Fase awal/fase akut/fase syok– Gangguan inhalasi– Gangguan sirkulasi– Gangguan elektrolit

Page 15: Luka Bakar

• Fase setelah subakut syok berakhir /dapat di atasi. yaitu :– Proses inflamasi

• eksudasi dan kebocoran protein.• inflamasi lokal reaksi sistemik dengan dilepaskannya zat-zat yang

berhubungan dengan proses immunologik, yaitu kompleks lipoprotein (lipid protein complex, burn-toxin) yang menginduksi respon inflamasi sistemik (SIRS = Systemic Inflammation Response syndrome).

– Infeksi yang dapat menimbulkan sepsis– Proses penguapan cairan tubuh disertai panas / energi

(evaporative heat loss) yang menyebabkan perubahan dan gangguan proses metabolisme.

Page 16: Luka Bakar

• Fase lanjut– Penutupan luka maturasi– Parut hipertrofik– Kontraktur– Deformitas karena kerapuhan jaringan

bouttoniérre deformity

Page 17: Luka Bakar

• Patofisiologi

kardiovaskuler

Syok hipovolemik

Gastroduodenal

Ulkus curlingImunologi

Invasi mikroba

PulmoCedera

inhalasi/ ARDS

Ginjal Gagal Ginjal

Sumber panas

Denaturasi protein jaringan

Resisten jaringan

Kerusakan kapiler

jaringan

Edema, bula , dehidrasi

Volume intravaskuler

Nyeri

Kerusakan sel-sel darah

merah

anemia

Page 18: Luka Bakar

• Klasifikasi Luka Bakar– Berdasarkan penyebab (thermal, listrik, kimia,

radiasi)– Berdasarkan kedalaman luka• luka bakar derajat 1 (superficial)• luka bakar derajat 2 (superficial, profunda)• luka bakar derajat 3 (ful thickness)

Page 19: Luka Bakar
Page 21: Luka Bakar

• Luka bakar derajat 1– Kerusakan pada epidermis– Hiperemia dan eritema– Nyeri– Sembuh 5-10 hari

Page 22: Luka Bakar

• Luka bakar derajat 2– Inflamasi akut– Nyeri– Bercak kemerahan dan basah– Timbul bula dan eksudasi

• Superficial– Epidermis dan superfisial dermis– Apendises kulit utuh– Sembuh spontan 10-14 hari.

Page 23: Luka Bakar

• Derajat II dalam (deep)– kerusakan mengenai hampir seluruh bagian

dermis– apendises kulit sebagian masih utuh.– Sembuh > 1 bulan.

Page 24: Luka Bakar

• Luka bakar derajat tiga– Tidak nyeri– Tidak ada bula– Luka mengenai epidermis dermis, dan subkutis– Regenerasi spontan tidak ada– Berwarna putih abu-abu sampai kecoklatan

Page 25: Luka Bakar

• Perhitungan luas Luka Bakar

Page 26: Luka Bakar

• Kepala dan leher– Anterior 4.5%– Posterior 4.5%

• Badan– Anterior 18%– Posterior 13%– Bokong 5%

• Ekstremitas atas– Dextra 9%– Sinistra 9%

• Ekstremitas bawah– Dextra 18%– Sinistra 18%

• Genitalia/perineum 1%

Page 27: Luka Bakar
Page 28: Luka Bakar
Page 29: Luka Bakar
Page 30: Luka Bakar
Page 31: Luka Bakar

• Derajat Keparahan Luka Bakar– Luka Bakar Berat ( Major Burn Injury )– Luka Bakar Sedang – Luka Bakar Ringan

• Indikasi rawat inap– Derajat 2 lebih dari 15% pada dewasa, dan lebih dari 10% pada

anak– Derajat 2 pada muka, tangan, kaki, perineum– Derajat 3 lebih dari 2% pada dewasa, dan setiap derajat 3 pada

anak– Luka bakar yang disertai trauma visera, tulang, dan jalan napas

Page 32: Luka Bakar

• Luka Bakar Berat ( Major Burn Injury )– Derajat II, terbakar >25% area permukaan tubuh

pada dewasa– Derajat III, terbakar >25% area permukaan tubuh

pada anak-anak– Derajat III, terbakar >10% area permukaan– Kebanyakan meliputi tangan, muka, mata, telinga,

kaki atau perineum

Page 33: Luka Bakar

• Luka Bakar Sedang– Derajat II, terbakar 15-25% area permukaan tubuh

pada dewasa– Derajat II, terbakar 10-20% are permukaan tubuh

pada anak-anak– Derajat III, terbakar <10% area permukaan tubuh.

Page 34: Luka Bakar

• Luka Bakar Ringan– Derajat II, terbakar <15% area permukaan tubuh

pada dewasa– Derajat II, terbakar <10% area permukaan tubuh

pada anak-anak– Derajat III, terbakar <2% area permukaan tubuh

Page 35: Luka Bakar

• Penatalaksanaan– Pertolongan Pertama 6 C– Stabilisasi Penderita– Pemeriksaan Fisik– Perawatan Luka Kecil– Pertimbangan lain– Perawatan awal– Monitor– Penanganan Lanjutan– Pemeriksaan Penunjang

Page 36: Luka Bakar

• Stabilisasi Penderita– Airway– Breathing– circulation

Page 37: Luka Bakar

Resusitasi Cairan

• Cara Evanshari pertama hitunglah :

1. Berat badan (kg) x % luka bakar x 1 cc NaCl (1)2. Berat Badan (kg) x luka bakar x 1 cc larutan koloid (2)3. 2000 cc glukosa 5% (3)

Separuh jumlah total dalam 8 jam pertama dan sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Sebagai monitoring pemberian cairan dilakukan perhitungan diuresis.

Page 38: Luka Bakar

• Rumus Brooke Army. kebutuhan cairan hari pertama :

1. Koloid: 0,5 ml X kg BB X % luas luka bakar2. Elektrolit (larutan ringer laktat): 1,5ml X kg BB X % luas

luka bakar3. Glukosa (5% dalam air): 2000ml untuk kehilangan

insensible Hari pertama, separuhnya 8 jam pertama, separuh

sisanya dalam 16 jam selanjutnya. Hari kedua separuh dari cairan koloid, separuh

elektrolit, seluruh penggantian cairan insensible.

Page 39: Luka Bakar

• Cara Baxter/Parkland. – Jumlah cairan hari pertama RL

rumus = % luka bakar x BB (kg) x 4 cc.Separuh 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam.

– Untuk hari kedua bervariasi• Setengah dari jumlah pemberian hari pertama• koloid 500-2000 ml + glukosa 5%

Jika luka bakar lebih dari 50% maka perhitungan cairan sama dengan perhitungan luas luka bakar 50%.

kebutuhan maintenance/24 jam– 35cc/kgbb untuk dewasa– anak-anak 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama

2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20 kg)1cc/kgBB tiap kgbb diatas 20 kg.

Page 40: Luka Bakar
Page 41: Luka Bakar

• Pemeriksaan Penunjang– Laboratorium

• pemeriksaan Hb, Ht tiap 8 jam pada 2 hari pertama, dan tiap 2 hari pada 10 hari selanjutnya

• Fungsi hati dan ginjal tiap minggu• Pemeriksaan elektrolit tiap hari pada minggu pertama• Pemeriksaan AGD bila nafas lebih dari 32x/menit• Kultur jaringan pada hari ke-1, 3, 7.

– Radiologi• Foto Thorax• Pemeriksaan lain jika ada indikasi

Page 42: Luka Bakar

• Luka Bakar Khusus– Luka bakar listrik

• Lebih berat dari yang terlihat dipermukaan• Urin gelap hemokromogen : terjadi mioglobinuria

– Terapi cairan produksi urin 100 cc/ jam atau lebih– Manitol 25 gram

– Luka bakar kimiawi• Basa lebih merusak daripada asam• Tergantung pada lama kontak, konsentrasi dan jumlah• Lakukan irigasi sebanyak-banyaknya selama 20-30 menit (basa

lebih lama)• Zat penetralisir adalah kontra indikasi

Page 43: Luka Bakar

• Komplikasi– Syok hipovolemik– Udem laring– Keracunan gas CO– SIRS– MOF– Kontraktur

Page 44: Luka Bakar

• Prognosis– Status penderita– Faktor trauma– Komplikasi– penatalaksanaan

Page 45: Luka Bakar

KESIMPULAN

Luka bakar terjadi karena kontak kulit dengan sumber panas. Luka bakar dapat menyebabkan morbiditas yang lama, syok, sepsis, dan disfungsi organ multipel bahkan kematian. Pertolongan pertama dan resusitasi pasien luka bakar seringkali dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas penderita luka bakar. Prognosis pasien luka bakar ditentukan oleh status penderita (usia, gizi, jenis kelamin, dan kelainan sistemik), faktor trauma (jenis, luas, kedalaman luka bakar, dan trauma penyerta) dan komplikasi yang timbul, serta kecepatan penanganan (prehospital and inhospital treatment) baik berupa resusitasi maupun pengobatan medikamentosa.