Luka Bakar

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Compustio atau yang lebih dikenal dengan nama luka bakar. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi Luka bakar yang terjadi dapat disebabkan oleh thermal burn, chemical burn, electrical burn, maupun radiasi. Cedera luka bakar masih sering kita jumpai pada siapa saja, di mana saja baik di rumah, tempat kerja, di jalan-jalan maupun tempat lainnya. Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang komplit yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh yang akhirnya akan mengancam sistem tubuh. Perawatan luka bakar disesuaikan dengan penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas akan memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Karena masalah luka bakar dapat mengakibatkan efek sistemik yang sangat kompleks, maka diperlukan penanganan yang serius dimana dalam hal ini peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.

description

Kesehatan

Transcript of Luka Bakar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Compustio atau yang lebih dikenal dengan nama luka bakar. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi Luka bakar yang terjadi dapat disebabkan oleh thermal burn, chemical burn, electrical burn, maupun radiasi. Cedera luka bakar masih sering kita jumpai pada siapa saja, di mana saja baik di rumah, tempat kerja, di jalan-jalan maupun tempat lainnya.

Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang komplit yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh yang akhirnya akan mengancam sistem tubuh. Perawatan luka bakar disesuaikan dengan penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas akan memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Karena masalah luka bakar dapat mengakibatkan efek sistemik yang sangat kompleks, maka diperlukan penanganan yang serius dimana dalam hal ini peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun makalah ini. Sebagai salah satu petugas pelayanan kesehatan, hendaknya kita mengetahui tentang bagaimana penanganan yang tepat bagi klien dengan masalah luka bakar, sehingga diharapkan dapat memberikan tingkat kesembuhan bagi klien tersebut. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud luka bakar?

2. Apakah etiologi dari luka bakar?

3. Bagaimana klasifikasi luka bakar?

4. Bagaimana patofisiologi luka bakar?5. Bagaimana manifestasi klinis dari luka bakar ?6. Bagaimana fase luka bakar ?7. Bagaimana cara perawatan luka bakar ?8. Bagaimana penatalaksanaan luka bakar ?9. Apa saja komplikasi yang terjadi pada luka bakar ?10. Bagaimana pengkajian dan pemeriksaan diagnostik pada luka bakar ?11. Bagaiman asuhan keperawatan pada luka bakar ?C. Tujuan

1. Tujuan UmumSetelah dilakukan penyusunan makalah tentang luka bakar diharapkan agar mahasiswa dapat mengerti tentang luka bakar.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu antara lain:

a. Untuk mengetahui definisi dari luka bakarb. Untuk mengetahui etiologi dari luka bakarc. Untuk mengetahui klasifikasi dari luka bakard. Untuk mengetahui patofisiologi klinis dari luka bakare. Untuk mengetahui manifestaasi klinis pada luka bakarf. Untuk mengetahui fase pada luka bakarg. Untuk mengetahui cara perawatan pada luka bakarh. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari luka bakari. Untuk mengetahui komplikasi pada luka bakarj. Untuk mengetahui pengkajian dan pemeriksaan diagnostic dari luka bakark. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada luka bakarBAB II

ISIA. Pengertian Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. (Smeltzer, Suzanna, 2002). Kerusakan pada kulit akibat luka bakar sering kali digambarkan pada kedalaman cedera dan didefinisikan dalam isteilah cedera ketebalan parsial (yang mengenai lapisan epidermis atau lapisan dermis) dan cedera ketebalan penuh (mengenai lapisan epidermia, dermis, dan lapisan lemak). (Hudak & Gallo, 1994)

B. Etiologi

Berdasarkan dari penyebab terjadi nya luka bakar atau sumber luka bakar, maka luka bakar dibedakan menjadi 4, yaitu :

1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn) Merupakan penyebab yang paling sering menyebabkan luka bakar dengan memindahkan kekuatan dari sumber panas kepada tubuh. 2. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn) Luka ini disebabkan oleh bahan kimia di industry seperti asam kuat atau basa kuat diantaranya asam hidrokloride atau alkali. Selain itu dapat juga terjadi di rumah tangga yang disebabkan oleh drainase alat pembersih (terkena secara tidak sengaja), pembersih cat, desinfektan.

3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)

Luka bakar yang disebabkan oleh percikan atau busur atau oleh arus listrik yang menyalur ke tubuh (Long, 1996)4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)Luka bakar yang disebakan bila terpapar pada bahan radioaktif dosis tinggi. Contohnya: sinar matahari, sinar laser, sinar X (Rontgen).

C. Klasifikasi Kita dapat mengklasifikasikan luka bakar menjadi beberapa klasifikasi yaitu :1. Luka bakar berdasarkan kedalaman luka bakar dibedakan menjadi :a. Luka bakar derajat I. Tanda-tanda dari luka bakar ini adalah : Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis

Kulit kering, hiperemi berupa eritema

Tidak dijumpai bulae

Nyeri karena ujung ujung saraf sensorik teriritasi

Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari

Gambar luka bakar derajat I

b. Luka bakar derajat II. Tanda-tanda dari luka bakar ini yaitu : Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi `disertai proses eksudasi.

Dijumpai bulae.

Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.

Dasar pucat berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tnggi diatas kulit normal.

Gambar luka bakar derajat IIc. Luka bakar derajat III. Tanda-tanda dari luka bakar ini yaitu : Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.

Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.

Tidak dijumpai bulae.

Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Kerena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.

Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang di kenal sebagai eskar.

Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik, mengalami kerusakan / kematian.

Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan dari dasar luka.

Gambar luka bakar derajat III2.Luka bakar berdasarkan tingkat keseriusan luka (American Burn Association) digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu:a. Luka bakar mayor memiliki tanda- tanda sebagai berikut :

Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak.

Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.

Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.

Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka.

Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.

b. Luka bakar moderat memiliki tanda- tanda sebagai berikut : Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.

Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.

Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.

c. Luka bakar minor (Trofino (1991) dan Griglak (1992)). Memiliki tanda- tanda : Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10% pada anak-anak.

Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.

Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.

Luka tidak sirkumfer.

Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.D. Penentuan luas luka bakar Untuk menentukan luas dari luka bakar, kita dapat menggunakan 2 cara, yaitu :1. Rumus Sembilan (Rule of Nines)Estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar disederhanakan dengan menggunakan Rumus Sembilan. Rumus Sembilan merupakan cara yang cepat untuk menghitung luas daerah yang terbakar. Sistem tersebut menggunakan persentase dalam kelipatan sembilan terhadap permukaan tubuh yang luas.

Rule of Nines :

Kepala dan leher 9 %

Dada depan dan belakang 18 %

Abdomen depan dan belakang 18 %

Tangan kanan dan kiri 18 %

Paha kanan dan kiri 18 %

Kaki kanan dan kiri 18 %

Genitalia 1 %2. Pembagian zona kerusakan jaringan:

a. Zona koagulasi (zona nekrosis)Merupakan daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat pengaruh cedera termis, hampir dapat dipastikan jaringan ini mengalami nekrosis beberapa saat setelah kontak. Oleh karena itulah disebut juga sebagai zona nekrosis.b. Zona statis

Merupakan daerah yang langsung berada di luar / di sekitar zona koagulasi. Di daerah ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi gangguam perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapilar dan respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

c. Zona hiperemi

Merupakan daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi selular. Tergantung keadaan umum dan terapi yang diberikan, zona ketiga dapat mengalami penyembuhan spontan, atau berubah menjadi zona kedua bahkan zona pertama.E. Patofisiologi :F. Manifestsi Klinis Berikut merupakan manifestasi awal untuk luka bakar sedang sampai berat :

Takikardia Tekanan darah turun Ekstremitas dingin dan perfusi buruk Perubahan tingkat kesadaran Dehidrasi (penurunan turgor kulit,penurunan haluaran urine,lidah,dan kulit kering) Peningkatan frekuensi napas Pucat (tidak ada pada luka bakar derajat kedua dan ketiga)

G. Fase Luka Bakar

Pada luka bakar terdapat tiga fase, yaitu :1. Fase akut / fase syok / fase awal.

Fase ini mulai dari saat kejadian sampai penderita mendapat perawatan di Unit luka bakar. Pada fase ini penderita luka bakar akan mengalami ancaman dan gangguan airway (jalan napas), breathing(mekanisme bernafas) dan gangguan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terjadi trauma , inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Pada fase ini dapat terjadi juga gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termal / panas yang berdampak sistemik. Adanya syok yang bersifat hipodinamik dapat berlanjut dengan keadaan hiperdinamik yang masih berhubungan akibat problem instabilitas sirkulasi.

2. Fase Subakut

Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir. Luka yang terjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu proses inflamasi atau infeksi, problem penutupan luka, keadaan hipermetabolisme.3. Fase Lanjut

Fase ini penderita sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap di pantau melalui rawat jalan. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa jaringan parut yang hipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan timbulnya kontraktur. H. Perawatan Luka BakarPada perawatan luka bakar terdapat tiga fase, yaitu :1. Fase Resusitasi (Darurat): dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan.2. Fase Akut (intermediate): dari dimulainya deuresis hingga hampir selesainya proses penutupan luka.3. Fase rehabilitasi: dari penutupan luka yang besar hingga kembalinya kepada tingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimal.FaseDurasiPrioritas

Fase Resusitasi yang darurat atau segeraDari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairanPertolongan pertama, pencegahan syok, pencegahan gangguan pernafasan, deteksi dan penanganan cedera yang menyertai, penilaian luka dan perawatan pendahuluan

Fase akutDari dimulainya diuresis hingga hampir selesainya proses penutupan lukaPerawatan dan penutupan luka, pencegahan atau penangan komplikasi (termasuk infeksi), dukungan nutrisi

Fase rehabilitasiDari penutupan luka yang besar hingga kembalinya kepada tingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimalPencegahan parut dan kontraktur, rehabilitasi fisik, oksupasional dan fokasional, rekonstruksi fungsional dan fokasional, konseling psikososial

I. Penatalaksanaan Luka Bakar

Pada luka bakar terdapat penatalaksanaan penting yang terdiri dari :

1. Umum

a. Mulai resusitasi (ABC)

A (Airway management/penatalaksanaan jalan napas)

Bersihkan obstruksi dengan menggunakan tangan dan mengangkat dagu (pada pasien tidak sadar)

Lindungi jalan napas dengan jalan napas orofaringeal atau nasofaringeal (pada pasien tidak sadar)

Jalan napas definitif (akses langsung melalui oksigenasi intratrakeal) yang diindikasikan pada:

Apnea / Resiko obstruksi jalan napas atas / Resiko aspirasi / Memerlukan / ventilasi mekanik.

Selang orotrakeal

Selang nasotrakeal

Jalan napas dengan pembedahan (krikotiroidotomi) yang diindikasikan pada:

Trauma maksilofasial / disrupsi laring / gagal intubasi.

B (Breathing/pernapasan)

Berikan suplemen O2 Nilai frekuensi napas / masuknya udara (simetris) / pergerakan dinding dada

(simetris) / posisi trakea

Pantau dengan oksimetri nadi dan observasi

C (Circulation/sirkulasi)

Nilai frekuensi nadi dan karakternya / tekanan darah / pulsasi apeks / JVP / bunyi jantung / bukti hilangnya darah.

Ambil darah untuk cross match , DPL , dan ureum + elektrolit

b. Nilai ukuran luka (aturan 9 dari Wallace)

2. Luka bakar berat ( luka bakar < 20% pada dewasa, > 10% pada anak )

Pantau nadi,TD,suhu,keluaran urine,berikan analgesia adekuat i.v., pertimbangkan

selang nasogastrik (nasogastric tube, NGT),berikan profilaksis tetanus.

Berikan cairan i.v. berdasarkan formula Muir-Barclay : % luka bakar x berat badan

dalam kg/2 = satu aliquot cairan.

Luka akibat terbakar diobati sebagai luka bakar ringan

Pertimbangkan untuk merujuk ke pusat luka bakar

3. Luka bakar ringan ( luka bakar < 20% pada dewasa,