Luka Bakar

32
PELAYANAN GIZI PADA LUKA BAKAR Diposkan oleh Anna Auliyanah di 8:5 A! BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan salah satu rasa nyeri yang sangat hebat yang pernah/da dialami seseorang yaitu rasa nyeri yang diakibatkan oleh terbakar. Sewaktu luka terjadi rasa sakit yang sangathebat karena ujung-ujung dari sarafrusak sehingga menimbulkan perasaan sakit yang terus menerus. Luka bakar dapat disebabkan oleh kimia, listrik, cahaya, atau radiasi. Luka bakar menjadi penting karena dapat me kematian. Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab etiologi! dan anatomi lu bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan y dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih ke superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas scald burn! me perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabk api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan peng yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik elektrik! atau percikan api. yang mengenai genetalia menyebabkan resiko infeksi yang lebih besar daripada di lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruh kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan teknik pengobatan yang berbeda dari pada tubuh yang lain. Selain teknik pengobatan dan perawatan luka bakar yang baik, pasien luka ba membutuhkan nutrisi yang baik untuk mendukung penyembuhannya. "angguan nutrisi p pasien yang dirawat dapat disebabkan karena keadaan penyakit penderita disebabkan kurangnya perhatian petugas kesehatan. #enurut pakar ahli gi$i sekita status gi$i pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami penurunan. Karena itu p gi$i pasien, khususnya bagi penderita luka bakar, yang dirawat di rumah sakit pe secara dini agar dapat dilakukan upaya pemberian nutrisi yang diperlukan. 'emberian nutrisi pun bukan sekadar memberi makan, tetapi juga harus memper kebutuhan gi$i penderita. (engan demikian kerja sama antara dokter yang merawat ahli gi$i amat diperlukan agar makanan yang dihidangkan sesuai dengan kebutuhan tersebut. B. Rumusan Masalah )dapun rumusan masalah dari makalah ini, antara lain* +. )pakah luka bakar itu serta klasifikasinya . )pakah tujuan diet luka bakar . )pakah syarat diet dari luka bakar . )pa jenis diet luka bakar BAB II

description

lukabakar

Transcript of Luka Bakar

PELAYANAN GIZI PADA LUKA BAKARDiposkan olehAnna Auliyanahdi8:51 AM

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangLuka bakar merupakan salah satu rasa nyeri yang sangat hebat yang pernah/dapat dialami seseorang yaitu rasa nyeri yang diakibatkan oleh terbakar. Sewaktu luka bakar terjadi, terjadi rasa sakit yang sangat hebat karena ujung-ujung dari saraf rusak sehingga menimbulkan perasaan sakit yang terus menerus. Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, kimia, listrik, cahaya, atau radiasi. Luka bakar menjadi penting karena dapat menyebabkan kematian.Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab (etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau percikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko infeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan teknik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain.Selain teknik pengobatan dan perawatan luka bakar yang baik, pasien luka bakar juga membutuhkan nutrisi yang baik untuk mendukung penyembuhannya. Gangguan nutrisi pada pasien yang dirawat dapat disebabkan karena keadaan penyakit penderita atau dapat juga disebabkan kurangnya perhatian petugas kesehatan. Menurut pakar ahli gizi sekitar 75 persen status gizi pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami penurunan. Karena itu pelayanan gizi pasien, khususnya bagi penderita luka bakar, yang dirawat di rumah sakit perlu dilakukan secara dini agar dapat dilakukan upaya pemberian nutrisi yang diperlukan.Pemberian nutrisi pun bukan sekadar memberi makan, tetapi juga harus memperhatikan kebutuhan gizi penderita. Dengan demikian kerja sama antara dokter yang merawat dengan ahli gizi amat diperlukan agar makanan yang dihidangkan sesuai dengan kebutuhan penderita tersebut.

B.Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari makalah ini, antara lain:1.Apakah luka bakar itu serta klasifikasinya?2.Apakah tujuan diet luka bakar?3.Apakah syarat diet dari luka bakar?4.Apa jenis diet luka bakar?

BAB IIGAMBARAN UMUM LUKA BAKAR

A.DefinisiLuka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001). Sedangkan menurut Moenajat (2001) luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan.

B.EtiologiPanas bukan merupakan satu-satunya penyebab dari luka bakar, beberapa jenis bahan kimia dan arus listrik juga bisa menyebabkan terjadinya luka bakar. Panas atau suhu yang tinggi ini bisa berasal dari gas, cairan dan bahan padat (solid) yang mengalami eningkatan suhu. Biasanya bagian tubuh yang terbakar adalah kulit, tetapi luka bakar juga bisa terjadi pada jaringan di bawah kulit, bahkan organ dalam pun bisa mengalami luka bakar meskipun kulit tidak terbakar.Sebagai contoh, meminum minuman yang sangat panas atau zat kaustik (misalnya asam) bisa menyebabkan luka bakar pada kerongkongan dan lambung. Menghirup asap dan udara panas akibat kebakaran gedung bisa menyebabkan terjadinya luka bakar pada paru-paru.Selain itu penyebab luka bakar yang lain adalah karena radiasi dan sengatan listrik. Luka bakar listrik bisa disebabkan oleh suhu diatas 49820Celsius, yang dihasilkan oleh suatu arus listrik yang mengalir dari sumber listrik ke dalam tubuh manusia.Resistensi (kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran listrik) yang tinggi terjadi pada kulit yang bersentuhan dengan sumber listrik, karena itu pada kulit tersebut banyak energi listrik yang diubah menjadi panas sehingga permukaannya terbakar.Luka bakar listrik juga menyebabkan kerusakan jaringan dibawah kulit yang sangat berat. Ukuran dan kedalamannya bervariasi dan bisa menyerang bagian tubuh yang jauh lebih luas daripada bagian kulit yang terluka. Kejutan listrik yang luas bisa menyebabkan kelumpuhan pada sistem pernafasan dan gangguan irama jantung sehingga denyut jantung menjadi tidak beraturan.Luka bakar kimia bisa disebabkan oleh sejumlah iritan dan racun, termasuk asam dan basa yang kuat, fenol dan kresol (pelarut organik), gas mustard dan fosfat.

C.PatofisiologiLuka bakar mengakibatkan peningkatan permebilitas pembuluh darah sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi.Burn shock( shock Hipovolemik ) merupakan komplikasi yang sering terjadi dimana manisfestasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini adalah :1.Respon kardiovaskuilerPerpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler mengakibatkan kehilangan natrium, air dan protein plasma, edema jaringan yang diikuti dengan penurunan curah jantung serta hemokonsentrasi sel darah merah dan penurunan perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.2.Respon RenalisDengan menurunnya volume intravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR menurun mengakibatkan keluaran urine juga menurun dan bisa berakibat gagal ginjal.3.Respon Gastro IntestinalRespon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukaan yang luas.4.Respon ImonologiKulit merupakan mekanisme pertahanan terhadap organisme yang berasal dari luar. Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam luka.

D.Klasifikasi Luka BakarUntuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan perawatan, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan keseriusan luka, yakni :1.Berdasarkan penyebabLuka bakar karena apiLuka bakar karena air panasLuka bakar karena bahan kimiaLaka bakar karena listrikLuka bakar karena radiasiLuka bakar karena suhu rendah (frost bite).2.Berdasarkan kedalaman luka bakara.Luka bakar derajat IKerusakan terjadi pada lapisan epidermisKulit kering, hiperemi berupa eritemaTidak dijumpai bulaeNyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasiPenyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 harib.Luka bakar derajat IIKerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.Dijumpai bulae.Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal.Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :Derajat II dangkal (superficial)Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.Derajat II dalam (deep)Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.c.Luka bakar derajat IIIKerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.Tidak dijumpai bulae.Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka.3.Berdasarkan tingkat keseriusan lukaAmerican Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu :a.Luka bakar mayorLuka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak.Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka.Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.b.Luka bakar moderatLuka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.

c.Luka bakar minorLuka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992) adalah :Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10 % pada anak-anak.Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.Luka tidak sirkumfer.Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.BAB IIIPELAYANAN GIZI PADA LUKA BAKAR

A.Tujuan Diet Luka BakarTujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal selama proses penyembuhan, dengan cara :1.Mengusahakan dan mempecepat penyembuhan jaringan yang rusak2.Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif3.Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia.4.Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro.

B.Syarat dan Prinsip Diet pada Luka BakarSyarat-syarat diet luka bakar adalah:1.Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau Nutrisi Enteral Dini (NED).2.Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar yaitu:a.Menurut Curreri : 25 kkal/kg BB aktual + 40 kkal x % luka bakarb.Menurut Asosiasi Dietetik Australia berdasarkan % luka bakar. (Tabel 3.1)

Tabel 3.1 Kebutuhan energi sehari berdasarkan persen luka bakarLuka Bakar (%)Kebutuhan Energi (kkal)

501,2 x AMB1,3 x AMB1,5 x AMB1,8 x AMB2,0 x AMB

Sumber: Handbook No. 6 Principles of Nutritional Management of Disorders. JADA, 1990.3.Protein tinggi, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total.4.Lemak sedang, yaitu 15-20 % dari kebutuhan energi total. Pemberian lemak yang tinggi menyebabkan penundaan respon kekebalan sehingga pasien lebih mudah terkena infeksi.5.Karbohidrat sedang yaitu 50-60 % dari kebutuhan energi total. Bila pasien mengalami trauma jalan napas (trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55 % dari kebutuhan energi total.6.Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan, untuk membantu mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya ditambahkan dalam bentuk suplemen. Kebutuhan beberapa jenis vitamin adalah sebagai berikut:a.Vitamin A minimal 2 kali AKGb.Vitamin B minimal 2 kali AKGc.Vitamin C minimal 2 kali AKGd.Vitamin E 200 SI7.Mineral tinggi, terutama zat besi, seng ,natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen.8.Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang agar tidak terjadi shock.Sedangkan prinsip diet untuk luka bakar antara lain :1.Kebutuhan kalori dapat dihitung dengan menggunakan rumus Ireton-Jones, sementara kebutuhan proteinnya dapat diperkirakan berdasarkan rasio kalori terhadap nitrogen atau jumlah protein yang dibutuhkan pada masing-masing keadaan.2.Terapi imunonutrisi dapat dilakukan dengan memberikan suplemen preparat enteral yang mengandung glutamin, arginin, dan asam lemak omega 3. Glutamin dan arginin merupakan asam-asam amino yang dalam keadaan sehat tergolong non-esensial tetapi pada keadaan stres berat akan menjadi asam-asam amino esensial. Kadar glutamin dan arginin yang memadai akan mengendalikan respon inflamasi dan mempercepat proses penyembuhan.3.Pemberian cairan dilakukan berdasarkan jumlah darah yang hilang dengan ditambah jumlah keluar urine serta feses daninsensible waterloss.4.Pemberian suplemen vitamin dan mineral diperlukan pada trauma, luka bakar dan pembedahan. Vitamin C dengan takaran 500-1000 mg/hari diperlukan untuk pembentukan kolagen bagi proses kesembuhan luka yang optimal.

C.Jenis Diet dan Indikasi Pemberian pada Luka Bakar1.Diet Luka Bakar IDiet Luka Bakar I diberikan pada pasien luka bakar berupa cairan Air Gula Garam Soda (AGGS) dan Makanan Cair Penuh dengan pengaturan sebagai berikut :a.0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong diberi AGGS dan Makanan Cair Penuh kkal/ml, dengan caradrip(tetes) dengan kecepatan 50 ml/jam.b.8-16 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan yang sama.c.16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75 ml/menit. Diatas 24 jam bila tidak ada keluhan kecepatan pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100 ml/menit.d.Apabila ada keluhan kembung dan mual, AAGS dan Makanan Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah, pemberian makanan dihentikan selama 2 jam.2.Diet Luka Bakar IIDiet Luka Bakar II merupakan perpindahan dari Diet Luka Bakar I, yaitu diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan Makanan Cair Penuh dengan nilai energi 1 kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal.Cara pemberiannya sebagai berikut :a.Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dapat berbentuk cair, saring, lumat, lunak, atau biasa.b.CairanAGGS, tidak terbatas.c.Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8 kali sehari. Volume setiap kali pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien, maksimal 300 ml.d.Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian 3-4 kali sehari dan dapat dikombinasikan dengan Makanan Cair Penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi.e.Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien sehingga asupan zat gizi terpenuhi.D.Preskripsi Diet (Penetapan Diet)1.Pemberian makanan dapat dimulai sesudah fase akut terlewati dan aliran darah ke saluran cerna kembali normal. Makanan yang diberikan harus mudah dicerna dan diserap seperti larutan hidrat arang (maltodextrin)2.Pilih bahan makanan yang mudah dilumatkan, seperti :Ikan sebagai sumber protein hewani,Tahu atau tempe sebagai sumber protein nabatiSayur dan buah yang mudah dilumatkan seperti : wortel, labu siam, lobak, pepaya,dll3.Pemberian susu kedelai, kacang merah dan kacang hijau dapat dianjurkan untuk memberikan glutamin dan arginin yang banyak terdapat di dalam produk kacang-kacangan, khususnya kacang merah. Minyak ikan yang kaya akan vitamin A dan asam lemak omega 3 dapat pula diberikan sementara minyak zaitun yang merupakan sumber asam lemak omega 9 dapat pula dimakan mentah sebagai campuran susu atau formula enteralnya.4.Gunakan susu skim untuk menambah kandungan protein dalam sereal, sup, dll. Jangan gunakan santan sebagai bahan untuk menggurihkan makanan karena santan terutama yang kental kaya akan asam lemak jenuh5.Minum banyak air untuk mengencerkan darah. Misalnya 1 gelas air mineral setiap 2 hingga 3 jam sekali dan minum setiap kali terbangun untuk buang air kecil pada malam hari6.Untuk menghindari keletihan setelah sembuh dari trauma, luka bakar atau pembedahan, kepada pasien dapat dianjurkan agar makan sedikit-sedikit tetapi sering.

E.Bahan Makanan Sehari serta Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan1.Bahan Makanan Seharia.Bentuk CairDiberikan dalam bentuk Makanan Cair Penuh, yaitu Formula Rumah Sakit (FRS) dan Formula Komersial (FK).b.Bentuk SaringDiberikan dalam bentuk Makanan Saring, yang dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 3.2 Bahan Makanan Sehari (Makanan Cair)

Bahan MakananBerat (gr)URT

Tepung BerasMaizenaTelur AyamDaging sapiTahuKacang HijauPepayaMargarinSantanGula PasirGula MerahSusu9015501001002530010100605050015 sdm3 sdm1 btr2 ptg sdg1 bh bsr2 sdm3 ptg sdg1 sdm gls6 sdm5 sdm2 gls

Sumber : Penuntun Diet, ed. baru. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2006

Makanan ini ditambah Makanan Cair sebagai berikut:Pukul 10.00 : Makanan Cair Penuh 200 mlPukul 16.00 : Makanan Cair Penuh 200 mlPukul 21.00 : Makanan Cair Penuh 200 mlPukul 05.00 : Makanan Cair Penuh 200 mlc.Bentuk LunakDiberikan dalam bentuk Makanan Lunak, yang dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 3.3 Bahan Makanan Sehari (Makanan Lunak)

Bahan MakananBerat (gr)URT

BerasDagingTelur AyamTempeKacang HijauSayuranBuah PepayaGula PasirMinyakSusu250100501002520020050252005 gls nasi tim2 ptg sdg1 btr4 ptg sdg2 sdm2 gls2 ptg sdg5 sdm2 sdm1 gls

Sumber : Penuntun Diet, ed. baru. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2006

Makanan ini ditambah Makanan Cair sebagai berikut:Pukul 10.00 : Makanan Cair Penuh 200 mlPukul 16.00 : Makanan Cair Penuh 200 mlPukul 21.00 : Makanan Cair Penuh 200 mlPukul 05.00 : Makanan Cair Penuh 200 mld.Bentuk BiasaDiberikan dalam bentuk Diet Energi Tinggi Protein Tinggi (Diet ETPT), yang dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 3.3 Bahan Makanan yang Ditambahkanpada Makanan Biasa (Diet ETPT)

Bahan MakananETPT IETPT II

Berat (gr)URTBerat (gr)URT

SusuTelur AyamDagingFormula KomersialGula Pasir2005050200301 gls1 btr1 ptg sdg1 gls3 sdm400100100200302 gls2 btr2 ptg sdg1 gls3 sdm

Sumber : Penuntun Diet, ed. baru. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2006

Bila pasien tidak dapat menghabiskan porsi makanan biasa, maka frekuensi makan dapat ditambah menjadi 4 kali makanan utama. Jadwal makanan adalah sebagai berikut:Pukul 08.00 : Makan PagiPukul 10.00 : SelinganPukul 13.00 : Makan SiangPukul 16.00 : SelinganPukul 18.00 : Makan Malam IPukul 21.00 : Makan Malam IIPukul 05.00 : Selingan2.Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak DianjurkanBahan makanan yang dianjurkan merupakan semua bahan makanan sumber energi dan protein seperi susu, telur, daging, ayam, dan keju, serta gula pasir, dan sirup.Bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu bahan makanan hiperalergik seperti udang.BAB IVPENUTUP

A.KesimpulanLuka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Luka bakar perlu ditangani secara saksama untuk mencegah kejadian yang mengancam jiwa. Prinsip utama penanganan luka bakar, menurut situs burn survivors online, meliputi pengurangan rasa sakit, mencegah infeksi, menyeimbangkan cairan dan elektrolit tubuh, serta asupan gizi yang baik.Diet pada luka bakar bertujuan untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal selama proses penyembuhan.

B.Saran1.Pengaturan diet sangat dibutuhkan oleh penderita luka bakar untuk memastikan kebutuhan energinya tercukupi.2.Respons metabolik pada luka bakar mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit, keseimbangan nitrogen negatif serta kehilangan berat badan yang cepat. Dengan demikian energi dan protein pengganti pun perlu diberikan secepatnya.3.Pemberian makanan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi pasien. Bisa melalui sonde, disajikan bubur halus, kasar, tim, ataupun nasi. Cara pemberiannya pun sebaiknya bertahap dari porsi kecil hingga sesuai dengan kebutuhan penderita.4.Penanganan luka dan diet sebaiknya dilakukan di rumah sakit agar lebih terkontrol dan untuk menghindari dampak lebih fatal pascakebakaran.

DAFTAR PUSTAKA

Instalasi Gizi PERJAN RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. 2006.Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka UtamaHartono, Andry.Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. 2000. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCSuradita. 2008.Luka Bakar.http://askep.blogspot.comOetoro, Samuel, Dr. 2000.Penatalaksanaan Nutrisi pada penderita Luka Bakar.http://mnu-malang.comArisandi, Defa, A.Md.Kep. 2008.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Luka Bakar (Combustio).http://fadlie.web.idAnto, dr. 2007.Luka Bakar.http://medicastore.comNurcahyo. 2009.Luka Bakar.http://www.indonesiaindonesia.comNadesul, Handrawan, Dr. 2002.Bagaimana Merawat Luka Bakar.http://www.kompas.comBernadi, Rakhmat & Karina. 2003.Menyikapi Luka Bakar.http://www.sinarharapan.co.idSamsuridjal, Dzauji, Dr. 2007.Nutrisi pada Pasien di Rumah Sakit.http://cahya.sayanginanda.comPacu Gizi Korban Luka Bakar. 2008.http://www.jawapos.co.idLuka Bakar. 2004. (http://www.klikdokter.com)Merawat Luka Bakar Perlu Kesabaran. 2007.http://www.balipost.co.id

GAMBARAN UMUM PASIENA.Identitas pasienNama : Ny YUmur : 75 TahunSex : PerempuanPekerjaan : PetaniPendidikan : Tidak tamat SDAgama : IslamTanggal masuk : 11 05 2012Tanggal kasus : 18 05 2012No. RM : 03-03-46Alamat : Pasekan lor RT 04/04 Gamping, SlemanDokter : dr. Sagiran, Sp.BDiagnosis medis : Post combustio grade IIRuang rawat inap : R.Firdaus 206/2

B.Data subyektif1.Berkaitan dengan riwayat penyakita.Keluhan utama1)terkena air panas, luka bakar didaerah bokongb.Riwayat penyakit sekarang1)Pasien terpeleset dan jatuh di bak berisi air panas saat akan mandi pagi. terjadi luka akibatnya terdapat luka bakar/ melepuh dibagian bokong Combustio grade II.c.Riwayat penyakit dahulu1)Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulud.Riwayat penyakit keluarga1)Tidak ada riwayat penyakit dahulu2.Berkaitan dengan riwayat gizia.Data sosial ekonomi1)Penghasilan : Menengah kebawah2)Jumlah keluarga : 6 (5 anak dan 1 suami)3)Suku : jawab.Aktifitas fisik1)Jenis pekerjaan : Tani2)Jumlah jam kerja : Tidak tentu3)Jenis olahraga : -4)Frekuensi olahraga : -5)Jumlah jam tidur : 9 jamc.Alergi makan1)Makanan : Tidak ada alergi makanan2)Penyebab : -3)Jenis diet kusus : -4)Alasan : -5)Yang menganjurkan : -d.Masalah gastrointestinal1)Nyeri uluhati : tidak2)Mual : tidak3)Muntah : -4)Diare : -5)Konstipasi : -6)Anoreksia : Tidak7)Perubahan pengecapan : Tidak ada8)Perubahan penciuman : Tidak adae.Penyakit kronik1)Jenis penyakit : tidak ada2)Modifikasi diet : -3)Jenis dan lama pengobatan : -f.Kesehatan mulut/menelan1)Sulit menelan : -2)Stomatitis : -3)Gigi lengkap : Iyag.Pengobatan1)Vitamin/mineral/suplemen gizi : -2)Frekuensi dan jumlah : -h.Perubahan berat badan 1)Bertambah/berkurang : tidak ada perubahan berat badan2)Lamanya : -3)Disengaja/tidak : -i.Mempersiapkan makan : anak dan keluargaj.Riwayat pola makanMakanan pokok : nasi @2x/hari 100 gLauk nabati : ayam @1x/minggu 50 g, ikan @2x/minggu 40 gLauk nabati : tempe @3x/minggu 40 g, tahu @2x/minggi 50 gSayur : sawi @2x/minggu, bayam @2x/minggu, kacang oanjang @3x/mingguBuah : pisang @4x/minggu, semangka @2x/mingguTeh 2x/hari

C.Data subyektif1.Antropometri a.Satu minggu sebelum masuk rumah sakit mengikuti posyandu lansia (tanggal 3 mei 2012)b.Berat badan : 36 kgc.Tinggi badan : 150 cm2.Biokimiaa.Pemeriksaan laboratoriumTanggal : 17-05-2012Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium urin/darahPemeriksaan urin/darahSatuan/NilaiKeterangan

HasilNormal

Hemoglobin11,712-16 g/dlRendah

Leukosit24,64 - 10 rb/ulTinggi

Eosinofil00-1%Normal

Basofil20-1%Normal

Netrofil8150-70%Tinggi

Lemfosit525-40%Rendah

Monosit122-8%Tinggi

Eritrosit3,634,4-5,9 juta/mlRendah

Hematokrit3536-52 %Rendah

MCV9780-100 flNormal

MCH32,222-34 pgNormal

MCHC33,232-36 g/dlNormal

Trombosit128150-450 rb/ulRendah

PPT16,412-18Normal

APTT2820-35Normal

HBSAGNegatif-Normal

Sumber : Rekam Medik Firdaus 03-03-46

Tabel 2. Pemeriksaan urin/darah Tanggal 18 mei 2012Pemeriksaan urin/darahSatuan/NilaiAwal masuk rumah sakitAwal kasus

HasilNormal

Natrium131135-147 mmol/l131 mmol/lRendah

Kalium2820-40 mmol/l28 mmol/lNormal

Klorida99100-106 mg/l99 mg/lRendah

Sumber : Rekam Medik Firdaus 03-03-46

Tabel 3. Pemeriksaan urin/darah tanggal 21 mei 2012Pemeriksaan urin/darahSatuan/NilaiKeterangan

HasilNormal

Hemoglobin12,712-16 g/dlNormal

Leukosit18,64,10 rb/ulTinggi

Eosinofil00-1%Normal

Basofil10-1%Normal

Netrofil7450-70%Tinggi

Lemfosit1625-40%Rendah

Monosit92-8%Tinggi

Eritrosit4,154,4-5,9 juta/mlRendah

Hematokrit3836-52 %Rendah

MCV91,380-100 flNormal

MCH30,622-34 pgNormal

MCHC33,532-36 g/dlNormal

Trombosit514150-450 rb/ulTinggi

Sumber : Rekam Medik Firdaus 03-03-46

b.Pemeriksaan penunjang : tanggal 17 mei 2012d.Ro torax hasil : cardiomegali dengan pulmo DBN.

3.Fisik dan klinisKeadaan umum : ComposmentisVital sign :Tabel 4. Vital signTanggalPemeriksaan

Tekanan darahNadiSuhu

17170/9565x/menit-

18130/6085x/menit36oC

Sumber : Rekam Medik Firdaus 03-03-46

4.Dietarya.Anamnesis Gizi : Recall 24 jam di Rumah SakitTabel 4. Recall 24 jam tanggal 17 Mei 2012ImplementasiEnergi(kal)Protein(g)Lemak(g)KH(g)Ket

Makanan RS 17 mei 20121097,436,321,6185,5

Makanan RS 19 mei 2012518,832,414,565,2

Rata rata808,134,3518,05125,35

Kebutuhan16686043252,7

% Asupan48,44%57,25%41,91%49,60%

Sumber : Data primer terolah

b.Terapi medisTabel 6. Terapi medis tanggal 17 mei 2012Jenis obat/tindakanOralFungsiInteraksi dengan zat Gizi

CeftriaxonCefotaxime adalah antibiotic golongan sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai khasiat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat sintesis mukopeptida pada dinding sel bakteri. Cefotaxime sangat stabil terhadap hidrolisis beta laktamease, maka Cefotaxime digunakan sebagai alternatif lini pertama pada bakteri yang resisten terhadap Penisilin

KetrolakKetorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur bedah.

Invus RLmerupakan cairan solusio untuk mengganti cairan tubuh, sebagai keseimbangan cairan elektrolit dan terapi shock

Sumber : Rekam Medik Firdaus 03-03-46

D.NUTRITIN CARE PROCES (NCP)1.Nutrition Assesmenta.AntopometriIMT =b.Biokimiae.Leukosit tinggi (infeksi), Hb rendah (Anemia)c.Fisik/klinisKeadaan umum : Coposmentis (tamapak lemas)f.130/60 mmHg. Tekanan darah tinggi awal masuk rumah sakitd.Dietary (riwayat makan)Tabel 7. Dietary History (riwayat makan)Zat gizi% asupanKeterangan

Energi48,44%Buruk

Protein57,25%Buruk

Lemak41,91%Buruk

Karbohidrat49,60%Buruk

Sumber : Data primer terolah

1)Standar asupan makan menurut Depkes 1999.a)Lebih : > 120 %b)Baik : 80 -120 %c)Sedang : 70 - 79,9 %d)Kurang : 60 69,9 %e)Buruk : < 60%

2.Nutrition diagnosisa.Diagnosis medis1)Post Combustio grade IIb.Diagnosis gizi1)(NI 1.1) Peningkatan kebutuhan energi berkaitan dengan adanya infeksi dan status gizi kurus dibuktikan dengan leokosit tinggi 24,6 rb/ul, adanya luka bakar dan IMT 16.2)(NI 5.1) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik protein berkaitan dengan luka bakar dan anemia (terkena air panas) ditandai dengan adanya infeksi dan Hb rendah.

3.Nutrition Interventiona.Perencanaan (planning)1)Terapi dietJenis diet : TETP (energi : 1668 kkal protein : 60 g)Bentuk makanan : Bubur kasarCara pemberian : oral2)Tujuan dieta)Memberikan makanan tinggi energi dan protein untuk memper cepat penyembuhan dan mencegah terjadi gangguan metabolik .b)Membeikan makanan sesuai dengan kemampuan pasienc)Mengurangi terjadinya infeksi.dengan memberikan tinggi proteind)Meningkatkan Hbe)Mempercepat penyembuhan luka

3)Prinsip dieta)Energi tinggi untuk memenuhi peningkatan kebutuhan/hiper metabolisme dan meningkatkan berat badan pasienb)Protein tinggi 1,2 g/KgBB, untuk mengurangi terjadinya infeksi dan kerusakan jaringan akibat luka bakar,serta meningkatkan Hbc)lemak cukup 25% dari kebutuhan energi sebagai sumber energi utama agar tubuh tidak memecah simpanan proteind)karbohidrat sisa dari kebutuhan energi sebagai sumber energi utamae)Serat 25 g/hari4)Syarat dietEnergi : 1668 kalProtein : 60 gLemak : 43 gKarbohidrat : 252,7 g

5)Perhitungan kebutuhan energidan zat gizi

BBI = (TB-100) = 150-100) = 50 = 50 KgBEE = 665,1 + 9,56 (BBI) + 1,85 (TB) 4,68 (usia) = 665,1 + 9,56 (50) + 1,85 (150) 4,68 (75) = 665,1 + 478 + 277,5 351 = 1069,6 = BEE x FS x FA = BEE x 1,3 x 1,2 = 1668 kal

Protein = 1,2 g/Kg BB = 1,2 x 50 = 60 g x 4 = 240 kalLemak = 25% total energi = 25 % x 1668 kal == 46,33 gKarbohidrat = TE (TP + TL) = 1668 (240 + 417) = 1668 657 =

6)Rencana monitoringa)Antropometri : Berat badanb)Biokimia : Leokosit, Hbc)Fisik klinis : Tekanan darahd)Dietary : Asupan zat gizi Energi, Protein, lemak, karbohidrat 7)Rencana konsultasi gizia)Masalah gizi : Status gizi kurang, anemia, asupan rendah, luka bakar sehingga terjadi hipermetabolismeb)materi : Pengaturan makanan/ diet TETPc)Sasaran : Pasien dan keluargad)Waktu pelaksanaan : 10 -15 menite)Tempat : PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit IIf)Media :Leaflet

(1) Tujuan(a) Memberi pengetahuan kepada pasien tentang diit TETP(b) Memberikan pengetahuan tentang gizi makanan(c) Memberikan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan asupan makanan yang diberikan.(2) Edukasi gizi(a) Menjelaskan tentang tentang diit TETP(b) Menjelaskan tentang bahan makanan penukar.(c) Menjelaskan diit yang diberikan kepada pasien tentang makana tinggi protrin Untuk membantu mempercepat penyembuhan.

4.Implementasi (implementation)a.Kajian diet RS1)Jenis Diet : TKTP2)Bentuk makanan : BA3)Cara pemberian : Oralb.Rekomendasi Diet1)Jenis diet : diit TETP2)Bentuk makanan : BK3)Cara pemberian : Oral4)Nilai gizi :Energi : 1668 kalProtein : 60 gLemak : 43 gKarbohidrat : 252,7 g

5.Nutrition monitoringa.Antropometri :1)Berat badan tidak bisa dimonitoring dalam waktu singkat dan keaadaan pasien dalam keaadanbedress.b.Biokimia :Tabel 8. Pemeriksaan urin / darah tanggal 21 mei 2012Pemeriksaan urin/darahSatuan/NilaiKeterangan

HasilNormal

Hemoglobin12,712-16 g/dlNormal

Leukosit18,64 - 10 rb/ulTinggi

Sumber : Rekam Medik Firdaus 03-03-46

c.Fisik/klinis : Tabel 9. Vital signTanggalPemeriksaan

Tekanan daraNadiSuhu

20163/6870x/menit36oC

21162/5965x/menit37oC

22130/7675x/menit37oC

Sumber : Rekam Medik Firdaus 03-03-46d.Dietary :Tabel 9. Asupan zat gizi selama 2 hariImplementasiEnergi(kal)Protein(g)Lemak(g)KH(g)

MRS tanggal 21-05-20121152,458,328,9168,8

MRS tanggal 22-05-20121003,9450,0329,71135,11

MLRS 22-05-201238714178,1

Total recall 2 hari2543,34122,659,61382,01

Rata rata1271,6761,329,80191

Kebutuhan16686043252,7

% Asupan76,23%107%69,3%75,58%

Sumber : data primer terolah

6.Nutrition evaluasia.Antropometri :1)Berat badan tidak bisa dimonitoring dalam waktu singkat dan keaadaan pasien dalam keaadanbedress.b.Biokimia :1)Peningkatan Hb menjadi normal2)Leokosit menurun dari 24,6 sampai 18,6 rb/ulc.Fidik/klinis :1)Tekanan darah berangsur dalam keadaan normald.Dietary :1)Asupan makan pasien sudah mulai membaik, ada peningkatan asupan zat gizi energi, protein, lemak dan karbohidrat.

BAB IVTINJAUAN PUSTAKA

A.Luka Baka1.Pengertian luka bakarLuka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada suhu tinggi yang menimbulkan resiko pada seluruh sistem metabolisme. Luka bakar dapat disebabkan oleh ledakan, aliran listrik, api, zat kimia, uap panas, minyak panas dan matahari (Almatsier, 2004)Luka bakar adalah luka yang timbul akibat kulit terpajan ke suhu tinggi, syok listrik, atau bahan kimia. Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan luas daerah yang terbakar (Elizabeth, 2000)Menurut Almatsier (2004). Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan :a.Kedalaman pengaruh panas terhadap tubuh, dikenal dengan drajat luka bakar I sampai III.1)Derajat I adalah derajat luka bakar dimana terjadi kematian pada lapisan atas epidermis kulit yang disertai perlebaran pembuluh darah sehingga kulit tampakkemerah-merahan2)Derajat II adalah derajat luka bakar dimana terjadi kerusakan epidermis dan dermis, sedangkan pembuluhdarah di bawahkulit menumpuk dan mengeras. Selain timbul warna kemerah-merahan pada kulit juga timbul gelombang gelombang.3)Derajat III adalah derajat luka akar dimana terjadi kerusakan seluruh sel epitel kulit (epidermis, dermis, dan sub kutan) dan otot. Pembuluh darah mengalami trombosit.b.Luasnya tubuh yang terkena pengaruh panasLuka bakar dinyatakan dalam persen luas tubuh. Untuk dewasa, perkiraan luas tubuh yang terkena didasarkan pada bagian tubuh yang terkena menurut rumus 9 (rule of nine)1)Kepala 10 %2)Tubuh bagiandepan 18 %3)Tubuh bagianbelakang 18 %4)Ekstremitas atas 18 %5)Ekstremitas bawah kanan 18 %6)Ekstremitas bawah kiri 18 %7)Organ genital 1 %

2.EtiologiLuka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari satu sumber panas kepadatubuh. Panasdapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektomagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, luka bakar radiasi,dan luka bakar kimia. Dekstruksi jaringan terjadi akibat kogulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafasatau merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringanyang dalam, termasuk organ visera, dan mengalami keusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab(burning agent). Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu penyebab luka bakar danlamanya kontak dengan agen tersebut.3.PatofisiologiAkibat luka bakar yang pertama adalah syok karena kaget dan kesakitan, pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemi. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bulu yang mengandung banyak elektrolid. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat pengumpalan yang berlebih, masuknya cairan ke dalam bulu yang terbentuk pada luka bakar derajat 2. Dan pengumpalan cairan dari kropeng luka bakar 3.Bila luka bakar kurang dari 20% biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas seperti gelisah, pucat,dingin, berkeringat, nadi kecil dan cepat. Tekanan darah menurun dan produksi urin berkurang, pembengkakan terjadi pelan-pelan,maksimal terjadi selama 8 jam.

4.Manifestasi klinisa.Gangguan hematologikTandanya yang ditemukan adalah kenaikan hematokrit, penurunan SDP, leokosit meningkat, penurunan trombositb.Gagguan elektrolitDitandai dengan penurunan kalium kenaikan natrium dan klorida, serta kenaikan BUNc.Gangguan metabolikditandai dengan hipermetabolik dan kehilangan berat badand.Cedera pulmonalDitandai dengan pernafasan cepat atau sulit, krakle, stridor, dan batuk pendek.5.Komplikasia.Setiap luka bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan cacat lebih lanjut atau kematian.b.Lambatnya aliran darah dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah sehinga timbul cerebrovascular accident, infrak miokardium, atau emboli paru.c.Gagguan elektrolit dapat menyebabkan disrimtmia jantungd.Syok luka bakar dapatsecara irreversibel merusak ginjal sehingga timbul gagal ginjal dalam 1 atau2 minggu pertama setelahluka bakar. Dapat terjadi gagl ginjal akibat hipoksia ginjal atau rabdomiolisis (obstruksi mioglobin pada tubulusginjal akibat nekrosis otot yang luas)e.Penurunan aliran darah darah keseluruh cairan dapat menyebabkan hipoksia sel-sel penghasilan mukus sehingga terjadiulkus peptikum.f.Pada luka bakar yang luas akan menyebabkan kecacatan, trauma pisiologis dapat menyebabkan depres. Perpecahan keluarga. Dan keinginan bunuh diri. Gejala-gejala pisikologi dapat timbul setiap saat setlah luka baka. Gejala-gejala dapat datang dan pergi berulang-ulang kapan saja seumur hidup.(Engram, 1999)6.Klasifikasi Luka BakarUntuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan perawatan, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan keseriusan luka, yakni :a.Berdasarkan penyebab1)Luka bakar karena api2)Luka bakar karena air panas3)Luka bakar karena bahan kimia4)Laka bakar karena listrik5)Luka bakar karena radiasi6)Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).b.Berdasarkan kedalaman luka bakar1)Luka bakar derajat Ib)Kerusakan terjadi pada lapisan epidermisc)Kulit kering, hiperemi berupa eritemad)Tidak dijumpai bulaee)Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasif)Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari2)Luka bakar derajat IIa)Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.b)Dijumpai bulae.c)Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.d)Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal.Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :a)Derajat II dangkal (superficial)(1) Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.(2) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.(3) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.b)Derajat II dalam (deep)(1) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.(2) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.(3) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.

3)Luka bakar derajat IIIKerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.a)Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.b)Tidak dijumpai bulae.c)Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.d)Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.e)Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.f)Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka.4)Berdasarkan tingkat keseriusan lukaAmerican Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu :a)Luka bakar mayor(1) Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak.(2) Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.(3) Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.(4) Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka.(5) Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.b)Luka bakar moderat(1) Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.(2) Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.(3) Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.c)Luka bakar minorLuka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992) adalah :(1) Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10 % pada anak-anak.(2)Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.(3) Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.(4)Luka tidak sirkumfer.(5) Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.

B.Diet luka bakarAlmatsier (2004) Tujuan diet luka bakar adalah untuk memper cepat penyembuhan dan mencegah tejadinya gangguan metabolik serta mempertahankan staus gizi secara optilam selama proses penyembuhan dengan cara :1.Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak.2.Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif3.Memperkecil terjadinya hiperglikemi dan hipergliseridemia4.Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro.Syarat diet luka baka adalah :1.Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau nutrisi enternal dini.2.Kebutuhan gizi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar.Penilaian luka bakar yang memerlukan perawatan dan pengobatan adalah sebagai beriku :a)Luka bakar drajat II Dengan luas luka bakar > 15%b)Luka bakar drajat III dengan luas luka bakar > 20%c)Luka bakar pada daerah genitel dan anusd)Luka bakar yang disertai trauma berat, trauma pada jalan nafas, tulang dan alat tubuh dalam rongga perut.Menurut Asosiai Dietetik Australia berdasarkan % Luka bakar yaitu :Tabel 11. Persentase berdasarkan luka bakarLuka bakar %Kebutuhan energi (Kkal)

< 101,2 x AMB

11-201,3 x AMB

21-301,5 x AMB

31-501,8 x AMB

> 502,0 x AMB

Sumber :Penuntun diet hal 91.2004e)Protein diberikan tinggi 20-25% dari kebutuhan energi totalf)Lemak diberikan sedang 15-20% dari total energig)Karbohidrat diberikan sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total. Bilapasien mengalami trauma jalan napas (trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55% dari kebutuhan energi total.h)Vitamin diberikan tinggi untuk mempercepat penyembuhani)Mineral tinggi, terutama zat besi,seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor dan magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen.

BAB VPEMBAHASAN

A.Evaluasi Data AntropometriData antropometri didapatkan dengan wawancara. Tinggi badan pasien tidak diukur karena data mengenai tinggi badan sudah ada di rekam medis. Sedangkan data Berat badan tidak dapat diukur karena keadaan pasien yang tidak memungkinkan untuk ditimbang, tetapi 1 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengikuti Posyandu lansia sehingga data berat badan yang digunakan adalah berat badan sebelum masuk rumah sakit. beradasarkan perhitungan IMT 16 status gizi pasien termasuk kategori gizi kurus .B.Evaluasi Asupan makan recall 24 jam di Rumah SakitAsupan makanan sebelum pengambilan kasus berdasarkan hasil anamnesa yang dilakukan menunjukkan bahwa asupan makanan pasien adalah kurang, hal ini dilihat dari hasil perbandingan antara asupan makan pasien dengan perhitungan kebutuhan pasien. Hasil persentasi asupan makanan rumah sakit selama 2 hari yaitu : Asupan energi48,44%, persentase asupan protein57,25%, persentasi asupan lemak41,91%, persentasi asupan Karbohidrat49,60%Asupan makan kurang disebabkan karena adanya penurunan nafsu makan pasien. Berdasarkan data kebiasaan makan yang ada, pasien jarang mengkonsumsi lauk nabati, namun pasien sering mengkonsumsi lauk hewani seperti ikan setiap kali makan. Selain itu, pasien jarang mengkonsumsi bua-buahan. Kebiasaan makan yang salah dan kurangnya variasi makanan yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan pasien mengalami kekurangan zat gizi.C.Evaluasi Asupan makanan selama Kasus di Rumah SakitAsupan makan di rumah sakit berdasarkan hasilrecall24 jam yang dilakukan selama 2 hari studi kasus dapat diketahui dari persentasi perbandingan antara asupan makan pasien dengan perhitungan kebutuhan pasien yaitu sebagai berikut :persentase kebutuhan energi adalah76,23%,persentasi kebutuhan protein adalah107%,persentasi kebutuhan lemak adalah69,3%,persentasi kebutuhan karbohidrat adalah75,58%Tabel 12. Asupan Makanan Selama 2 hari pemorsianImplementasiEnergi(kal)Protein(g)Lemak(g)KH(g)

MRS tanggal 21-05-20121152,458,328,9168,8

MRS tanggal 22-05-20121003,9450,0329,71135,11

MLRS 22-05-201238714178,1

Total recall 2 hari2543,34122,659,61382,01

Rata rata1271,6761,329,80191

Kebutuhan16686043252,7

% Asupan76,23%107%69,3%75,58%

Sumber : Data primer terolahBerdasarkan hasil persentase asupan tersebut dapat diketahui bahwa asupan protein tergolong baik, namun asupan energi, lemak dan karbohidrat pasien tergolong sedang bila dibandingkan dengan kebutuhan pasien berdasarkan hasil perhitungan.Asupan yang kurang disebabkan karena nafsu makan pasien belum stabil dan pasien masih merasa sakit pada luka bakar dibagian bokong jadi psien jarang menghabiskan bubur, serta pasien juga tidak suka mengkonsumsi lauk nabati seperti tempe yang disediakan dari pihak rumah sakit. Peningkatan asupan pasien mulai berangsur membaik dikarenakan mendapatkan motivasi dari keluarga dan petugas gizi.Perubahan diet yang dilakukan yaitu dari bentuk makanan, bentuk makanan pasien awal masuk rumah sakit adalah BA (Bubur halus) tetapi dengan diberikannya bentuk makanan yang halus asupan zat gizi pasien tidak ada perubahan sehingga bentuk makanan diubah menjadi BK (Bubur kasar), perubahan tersebut melihat dari beberapa faktor yaitu kemampuan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang padat sudah lebih baik, tidak ada gangguan menelan, pasien mual ketika mengkonsumsi bubur halus dan setelah diberikan bentuk makanan BK (bubur kasar) asupan zat gizi pasien berangsur meningkat, dapat dilihat dari recall 24 jam persentasi selama 2 hari pemorsian yaitu :Asupan energi48,44%, persentase asupan protein57,25%, persentasi asupan lemak41,91%, persentasi asupan Karbohidrat49,60% sedangkan setelah perubahan pentuk makanan menjadi BK (Bubur kasar)persentasi kebutuhan energi adalah76,23%,persentasi kebutuhan protein adalah107%,persentasi kebutuhan lemak adalah69,3%,persentasi kebutuhan karbohidrat adalah75,58%.

D.Evaluasi pemeriksaan fisikBerdasarkan hasil pemeriksaan pasien saat masuk rumah sakit tanggal 11 Mei 2012, keadaan umum pasien adalah compos mentis sedang, menahan sakit akibat luka bakar terkena air panas. Pada tanggal 18 mei 2012 pasien masih mengeluh merasa sakit dibagian bokong..Pada tanggal 18 mei 2012,pemeriksaan tensi darah pasien mengalami peningkatan tekanan darah 130/60 tetapi dalam anamnesa yang dilakukan bahwa pasien tidak memiliki riwayat hipertensi. Kemungkinan terjdai peningkatan tekanan darah diakibatkan beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah seperti stress metabolik, genetik, hipokalemia dan usia sehinggan sangat mungkin terjadi peningkatan tekanan darah.Stres metabolik diduga kuat dapat meningkatkan tekanan dara pada pasien luka bakar diakibatkan salah satu tugas syaraf simpatis adalah merangsang pengeluaran hormon ardenalin. Hormon ini dapat menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat dan menyebabkan penyempitan kapiler. Hal ini berakibat terjadi peningkatan tekanan darah. Syaraf simpatis di pusat syaraf pada orang yang steres atau mengalami tekanan mental bekerja keras. Mengapa orang yang stres atau mengalami tekanan mental jantungnya berdebar debar dan mengalami peningkatan tekanan darah (Anonim D)

E.Evaluasi hasil pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium pada tanggal 17 Mei 2012 diketahui kadar Hb dalam darah adalah 11,7 g/dl tergolong rendah. Rendahnya kadar Hb ini disebabkan karena rendahnya kadar eritrosit yaitu 3,6 106/uL. Kadar Hb yang rendah diakarenakan asupan makanan sumber zat besi kurang karena kebiasaan makan pasien yang salah dan beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi yaitu terdapatnya luka bakar sehingga mempengaruhi kadar Hb pasien.Akibat luka bakar yang pertama adalah syok karena kaget dan kesakitan, pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggisehingga sel darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.Di sisi lain Pasien tidak sauka mengkonsumsi protein lauk nabati yang juga termasuk sumber Fe tinggi seperti yang terdapat pada temep dan tahu, faktor yang mempengaruhi asupan Fe dalam tubu sepeti kebiasaan minum teh yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan terhambatnya penyerapan asupan Fe sehingga pasien mengalami anemia, usia lanjut banyak terjadi anemia disebabkan kurangnya asupan Fe dari makanan. Pada lanjut usia anemia gizi juga dimungkinkan oleh peredaran darah saluran cerna karena peradangan usus, kanker saluran cerna ataupun hal lain. Asorbsi besi dapat terganggu oleh kekurangan asam lambung (Almatsier,2011).Pada pemeriksaan tanggal 18 Mei 2012 kadar natrium 131 mmol/l tergolong rendah. Dikarenakansyok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler secaramassivedan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau rusaknya kapiler, yang menyebabkan cairan akan lolos atau hilang daricompartmentintravaskuler kedalam jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasinyadan menyebabkan peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi sehingga terjadi kekurangan cairanatau natrium kurang dari normal.(Brunner & Suddarth, 1996)F.Perkembangan DiitPemberian diit untuk pasien yaitu diit TETP 1668 kkal energi dan 60 g protein, diit ini diberikan karena pasien mengalami luka bakar dan status gizi kurus sehingga diberikan diet tinggi energi dan tinggi protin. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan pada jaringan yang terkena luka bakar, untuk meningkatkan berat badan pasien dalam batas normal. Bentuk makanan yang diberikan adalah bubur halus tetapi asupan pasien sudah mulai membaik sehingga bentuk makanan dibeikan bubur kasar dengan pertimbangan sesuai dengan kemampuan pasien. Perbandingan kebutuhan bentuk makanan bubur halus energi 1097,4 kkal, protein 36,3 gram, lemak 21,6 gram, karbohidrat 185,5 gram. Sedangkan bentuk bubr kasar energi 1271,67 kkal, protein 61,3 gram, lemak 29,80 gram, karbohidrat 191 gram.

BAB VIPENUTUP

A.Kesimpulan1.Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, klinis dan laboratorium pasien didiagnosa mengalami post combustio grade II, luka bakar dibagian bokong.2.Status gizi pasien berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) 16 kg/m2pasien tergolong kurus.3.Asupan makan pasien selama 2 hari tergolong kurang/buruk yaitu :Asupan energi48,44%(buruk), persentase asupan protein57,25%(buruk), persentasi asupan lemak41,91% (buruk), persentasi asupan Karbohidrat49,60(buruk)%4.Terapi diet yang diberikan adalah TETP (tinggi energi, tinggi protein) untuk memenuhi kebutuhan energi yang mengalami peningkatan /hipermetabolisme, mempercepat penyembuhan dan mengurangi kerusakan jaringan. Bentuk makanan bubur kasar.5.Kebutuhan zat gizi pasien berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan dengan menggunakan rumus Harris Benedict, adalah Energi : 1668 kkal, Protein : 60 gram, Lemak : 46,33 gram, Karbohidrat : 252,7 gram.6.Persentasi asupan makanan pada akhir studi kasus dibandingkan dengan kebutuhan pasien adalah sebagai berikut : energi 1271,67 kkal (76,23%), protein 61,3 gram (107%), lemak 43 gram (69,3%), karbohidrat 191 gram (75,58%)7.Pada akhir studi kasus ada peningkatan terhadap kenaikan Hb dari awal kasus 11,7g/dl (rendah) menjadi 12,7g/dl (normal). Leokosit 24,6 Tinggi pada awal kausu dan pada akhir studi kasus leokosit mengalami penurunan 18,6 rb/ul.8.Dalam pengamatan selama studi kasus keadaan pasien berangsur-angsur mulai membaik luka bakar mulai mengering.

B.Saran1.Pasien diharapkan meningkatkan asupan makan untuk mempercepat penyembuhan.2.Disarankan kepada pasien baik dirumah sakit atau pun setelah pulang nanti untuk tetap menjalankan terapi diit yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. JakartaAlmatsier, Sunita. 2004.Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. JakartaAnonim A. 2010.http://www.lukabakar.net.htmAnonim B. 2012.http://yosefw.wordpress.com/2008/03/26/cefotaxime/Anonim C. 2012.http://www.hexpharmjaya.com/page/ketorolac.aspxAnonim D. 2012.http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/ Biologi/ Hipertensi/ materi2.htmlAulia. 2012 (http://auliya-0210.blogspot.com/2012/04/pelayanan-gizi-pada-luka-bakar.html)Brunner & Suddarth, (1996)Text Book of Medical-Surgical Nursing.Brunner. 2000.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Jakarta : EKGDepkes RI. 2006.Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta.Direktorat Gizi Depkes RI. 1981.Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhrata Karya Aksara. Jakarta.Poltekes, kemenkes. 2011.Nutrition Diagnosis. YogyakartaElizabeth J. 2000.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta : EKGSmeltzer. 2001.Buku ajaran keperawatan medikal bedah.Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EKGSutedjo, Ay. 2007.Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.Amara Book. Yogyakarta

NIH aq kasih PDF'Y LengkapKLIK INI