Luas Dan Volume
Transcript of Luas Dan Volume
1.1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini dan diberikan peralatan serta bahan yang
dibutuhkan, Peserta dapat :
a. Menjelaskan cara perhitungan luas dari peta dan data hasil pengukuran.
b. Menjelaskan cara mengoperasikan alat-alat perhitung luas.
c. Menjelaskan cara perhitungan penentuan harga satu satuan nonius
pada skala peta tertentu.
d. Menjelaskan hasil perhitungan luas.
1.2. Uraian Materi
A. Pendahuluan
Luas adalah jumlah suatu areal yang terproyeksi pada bidang horizontal
dan dibatasi oleh garis-garis. Perhitungan luas bisa dilakukan dari peta yang
sudah ada dan dari data hasil pengukuran. Untuk perhitungan luas dari peta
sebaiknya menggunakan peta yang berskala besar seperti 1 : 100 – 1 : 1000,
yaitu untuk mencegah terjadinya kesalahan yang tidak diperlukan. Sedangkan
untuk perhitungan luas dari data hasil pengukuran akan lebih teliti, karena jarak
dan sudut diperoleh langsung dari lapangan. Perhitungan luas bisa dilakukan
langsung oleh manusia, alat perhitungan konvensional dan alat perhitungan luas
digital.
Perhitungan luas ini biasanya dilakukan untuk keperluan luas kepemilikan
tanah, luas tanah komplek hunian, wilayah daerah pertambangan, wilayah
daerah pengairan, pertanian, kehutanan, daerah bahaya gunungapi, daerah
tanah longsor, daerah bahaya banjir dan sebagainya.
Umumnya sebagai dasar perencanaan untuk keperluan tersebut di atas
dilakukan pada peta yang sudah ada dengan bentuk batas wilayah yang teratur
dan tidak teratur, seperti pada gambar di bawah.
B. Menghitung Luas dari Peta dan dari Data Pengukuran
Menghitung luas areal tanah milik atau areal rencana kerja dapat dilakukan
pada peta yang sudah ada atau dari data hasil pengukuran.
Di bawah ini akan dihitung luas areal yang berasal dari :
a. Peta
b. Data hasil pengukuran
1. Menghitung Luas dari Peta
1.1. Garis Batas Areal Peta Teratur
Untuk memudahkan perhitungan luas, biasanya luas peta itu dibagi-
bagi menjadi beberapa bentuk segi tiga, dengan rumus perhitungan luas
segi tiga sebagai berikut:
1). L = ½ x a x t
L = luas (m2)
a, b, c = panjang sisi-sisi segi tiga
t = garis tinggi (t tegak lurus a)
Gambar 1.1 garis batas areal yang teratur
Gambar 1.2 garis batas areal yang tidak teratur
b
a
c t
Gambar 1.3
2). L = [s(s-a) x (s-b) x (s-c)]1/2
L = luas (m2)
a, b, c = panjang sisi-sisi segi tiga (m)
s = ½(a+b+c)
Contoh:
Peta di bawah ini telah dibagi menjadi 3 buah segi tiga, yaitu : Segi tiga
ABE, BCD dan BDE.
1). L = ½ x a x t
Dari hasil pengukuran di peta dan setelah dikalikan skala didapat
panjang :
AB = 59 m; BC = 99,5; m; CD = 119 m; DE = 79 m; EA = 163,5 m; BE
= 182,5m; BD= 161,5 m; AF = 52,10m; CG = 73 m; DH = 70 m.
Ditanya : Luas ABCDE
Penyelesaian perhitungan :
a
bc
AF
C
D
E
G
B
H
Gambar 1.5 Peta Situasi Batas Tanah (Wilayah)
Gambar 1.4
Skala 1 : 2000
o Δ ABE
L Δ ABE = ½ BE . AF
= ½ .182,5 . 52,10
=4754,125 m2
o Δ BDE
LΔ BDE = ½ (BE) (DH)
= ½ . (182,5) (70)
= 6387.500 m2
C
D
G
B
Gambar 1.7 Segitiga BDE
B
E
H D
E
A
B
F
Gambar 1.6 Segitiga ABE
o Δ BCD
LΔ BCD = ½ (BD) (CG)
= ½ . (161,5) (73)
= 5894.750 m2
Jumlah luas hasil perhitungan dari peta adalah :
L ABCDE = LΔ ABE + LΔ BDE + LΔ BCD
= 4754,125 + 6387,500 + 5894,750
= 17036,375 m2
2). L = [s(s-a) x (s-b) x (s-c)]½
SABE = ½ (AE + AB + B)
= ½ (163,5 + 59 +182 + 182,5)
= 202,5 M
LΔ ABE = [SABE (SABE - AE) (SABE – AB) (SABE – BE) ]½
= [202,5 (202,5 – 163,5)
(202,5 – 59) (202,5 – 182,5)] ½
= 4760,864 m2
SBDE = ½ (BD + DE + ED)
= ½ (161,5 + 79 + 182,5 )
= 211,5 m
o LΔ BDE = [SBDE (SBDE - BE) (SBDE – DE)
E
A
B
Gambar 1.8 Segitiga BCD
B
E
D
Gambar 1.9 Segitiga ABE
(S BDE – BD)]½
= [211,5 (211,5 – 161,5)
(211,5 – 79) (211,5 – 182,5)]½
= 6374,515 m2
SBCD = ½ (BC +CD + DB)
= ½ (99,5 + 119 + 161,5 )
= 190 m
o LΔ BCD = SBCD (SBCD - BC) (SBCD– CD) (SBCD – BD)
= 190 (190-99,5) (190 – 119) (190 – 161,5)
= 5898,651 m2
L ABCDE = LΔ ABE + LΔ BDE + LΔ BCD
= 4760,864 + 6374,651 + 5898,651
= 17034,166 m2
1.2. Garis Batas Areal Peta Tidak Teratur
Pada teknik pertambangan biasanya peta dasar untuk perencanaan
cadangan bahan galian, saluran limbah, pembuatan kantor, jalan, dan
sebagainya bentuk batas areal pada peta tidak teratur (lihat gambar 1.12),
maka cara perhitungan luasnya diperlukan alat planimeter.
C
D
B
Gambar 1.12 Peta yang tidak teratur garis batas arealnya
Gambar 1.10 Segitiga BDE
Gambar 1.11 Segitiga BCD
Alat planimeter itu ada dua macam :
1. Alat planimeter konvensional
2. Alat planimeter digital
1. Alat Planimeter Konvensional
Gambar 1.13 Alat Planimeter Konvensional
Pada buku petunjuk planimeter tercantum daftar skala, harga satu
satuan nonius, panjang penyetelan stang kutub penggerak, dan harga
satuan nonius di lapangan. Lihat tabel berikut :
Skala Stang (mm)Satuan nonius
Lapangan ( m2) Peta (mm2)
1:1000
1:200
1:1500
1:500
1:250
1:400
1:000
1 : 500
149,2
149,2
130,6
116
116
86,8
65,8
48,6
10
0,4
20
2
0,5
1
5
1
10
10
8,8
8
8
6,25
5
1
Tabel 1.1 Planimeter konvensional
Cara menggunakan alat planimeter sebagai berikut :
1. Tentukan dahulu skala peta yang akan dihitung
2. Tentukan panjang stang planimeter
3. Tentukan harga satu satuan nonius
4. Siapkan peta yang akan dihitung luasnya, serta pasang
pada meja yang rata
5. Pasang alat planimeter di atas peta yang akan dihitung
luasnya, dengan kedudukan jarum ada di tengah-tengah
peta serta stang kutub dan stang penggerak kedudukannya
kurang lebih 90º (llihat gambar bagan)
º
Batang penggerak r
Stang kutub
Titik pengukur
Kotak pencatat
Gambar 1.14 Bagan planimeter
6. Setelah itu jarum layang ada pada roda dipasang pada
batas areal dan catat harga satu satuan nonius yang ada
pada tromol roda angka satuan nonius
7. Kemudian jarum diputar mengelilingi batas areal ke kanan
atau ke kiri sampai kembali ke titik asal, titik awal menjadi
titik akhir.
8. Selisih pembacaan akhir dikurangi pembacaan awal
dikalikan harga satu satuan nonius adalah luas peta.
Contoh perhitungan :
Diketahui :
Skala peta 1 : 1000
Harga satu satuan nonius 10mm2 di peta = 10m2 di lapangan
Pada permulaan pengukuran angka pada tromol tercatat 0 satu
satuan nonius. Setelah diputar dan kembali ke titik awal tercatat 1156
satu satuan nonius.
Selisih pembacaan akhir – pembacaan awal = 1156 – 0 = 1156
satu satuan nonius, maka luas peta adalah :
L = 1156 x 10mm2
= 11560 mm2 di peta
L = 11560 x 10m2
= 11560 m 2 di lapanganL2
L1
L3
L4
150
150
140
130
120
110
A
B
Skala 1:1000
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini tentunya ada kesalahan-
kesalahan. Toleransi kesalahan maksimum yang diperbolehkan pada
pengukuran luas dengan menggunakan angka-angka yang diukur
pada lapangan adalah :
o Untuk lapangan yang mudah : f1 = 0,2 L + 0,0003 L
o Untuk lapangan yang sedang : f2 = 0,25 L + 0,00045 L
o Untuk lapangan yang sukar : f3 = 0,3 L + 0,0006 L
Kesalahan maksimum dengan cara grafis berlaku rumus :
F4 = 0,0004 S L + 0,0003 L
S = Skala Peta
Gambar 1.15 Peta situasi tanah dengan batas tidak teratur
Tabel 1.2 Toleransi kesalahan
L dalam ha
f1m f 2 m f 3 m F4
1:500
f 4
1:1000
F4
1 :2500
0,01
0,05
0,20
1,00
10,00
2
4
10
23
93
2
6
12
30
124
3
7
14
36
155
2
4
10
23
93
4
9
18
43
156
10
22
45
103
346
Sumber : Soetomo Wongsotjiro, Ilmu Ukur Tanah, Jakarta : Swadaya,
thn 1974.
Contoh :
f1 = 0,2 (L)1/2 + (0,0003 L)
dalam hektar 0,01 hektar = 100m2
Kesalahan yang diperbolehkan (f1 = 0,2 (L)1/2 + (0,0003 L)
= 0,2 (100)1/2 + (0,0003 . 100)
= 2m2
Ternyata pada tabel untuk menghitung luas peta, skala yang
tercantum hanya dari 1 : 200 1 : 1500.
Kalau sekiranya peta yang akan dihitung luasnya lebih kecil dari skala
1 : 1500, maka perlu dicari harga satuan noniusnya untuk peta yang
akan dihitung luasnya.
Contoh :
Umpama skala peta 1:10.000 akan dihitung luasnya dengan
mempergunakan skala 1 : 1000.
Penyelesaian perhitungan :
V = (s2 / S2) x 10m2
= (100002 / 10002) x 10m2
=1000m2
Maka harga satu satuan nonius untuk skala 1 : 10000 adalah:
v = 1000m2
Untuk peta yang tercantum di bawah ini ukurannya di atas peta
5 cmx 5 cm = 25cm2 = luas di peta.
Peta 1: 10.000
Gambar 1.16 Batas situasi suatu daerah dalam peta
Luas di lapangan = 250000 m2
Kalau luasnya dihitung dengan planimeter ada 250 satu satuan nonius,
maka luas peta tersebut = 250 x 1000mm2 = 250000 mm2
2. Alat Ukur Planimeter Digital
Alat ukur perhitungan luas digital (merk PLACOM) pada prinsipnya
sama saja dengan alat ukur perhitungan luas konvensional, bedanya
hanya pembacaan satu satuan, nonius dapat dibaca langsung pada
penampilan pembacaan atau layar pembacaan seperti terlihat pada
gambar 1.17.
Perhitungan luas untuk skala peta yang dapat langsung dilakukan
tercatum pada tabel 1.3.
Skala Peta Harga satu satuan
nonius
Gambar 1.17 Alat perhitungan luas digital merk Placom
1:1
1: 100
1 : 200
1: 250
1: 300
1: 500
1: 600
1: 1000
1: 2500
1: 5000
1 : 10000
1 : 50000
0,1 cm2
0,1 m2
0,4 m2
0,625 m2
0,9 m2
2,5 m2
3,6 m2
10 m2
62,5 m2
250 m2
1000 m2
0,025 km2
Tabel 1.3
Kalau peta yang akan dihitung tidak terdapat pada tabel 1.3, maka
untuk mencari harga satu satuan noniusnya dapat dicari seperti yang
telah diberikan dalam contoh yang lalu.
Salah satu contoh untuk mengoperasikan alat Palacom dalam
menghitung luas peta skala 1 : 1000 terdapat pada tabel di bawah ini :
Operasi Penampilan
Tekan : 1000
Tekan : SCALE
Tekan : R – S
Tekan : START
1000
SCALE cm2
0
SCALE cm2
1000000
SCALE cm2
0
Tabel 1.4
Contoh :
Pada tabel 1.3 untuk skala 1 : 600 harga satu satuan nonius 3,6 m2
artinya bahwa tiap harga satu satuan nonius = 10 mm2 di atas peta =
3,6 m2 di lapangan .
Kalau skala peta yang akan dihitung tidak terdapat pada tabel , maka
harga satu satuan noniusnya dapat dicari seperti yang telah diberikan
dalam contoh yang lalu.
2. Menghitung Luas Dari Data Hasil Ukuran
Contoh perhitungan :
a. Dari hasil pengukuran di lapangan diperoleh data sebagai
berikut :
Titik d
A 99º1311
58, 97m
B 134º5921
99,72 m
C 94º5923
119,09 m
D 129º5945
79,13 m
E 37º5154
163,806 m
A 99º1311
Tabel 1.5
Keterangan :
A E = Titik batas tanah
β = Sudut titik batas tanah
d = Jarak datar batas tanah
C
D
A
B
E
B
A
C
D
E
Gambar 1.18. Peta situasi tanah
Untuk mempermudah perhitungan luasnya, maka peta tersebut di bagi
menjadi beberapa segitiga seperti gambar dibawah ini
Rumus perhitungan luas untuk segitiga tersebut adalah :
E
C
D
A
B
CA
E ’
a
c
b
Gambar 1.19. Pembagian peta situasi tanah
L = ½ a . b . sin
Keterangan : L = luas (m2)
= sudut datar ()
a, b, c = panjang sisi segitiga (m)
Cari panjang BE dan BD
penyelesaian :
BE 2 = AB2 + AE2 – 2 . AB.AE . cos A
= 58, 972 + 163,8062 – 2 . 58, 97 . 163,806 . 99º1311
= 33405,2202 m
Jadi, BE = 182,771 m
BD2 = BC2 + CD2 – 2 . BC . CD . cos C
= 99,722 + 119,092 – 2 . 99,72 . 119,09 . 94º5923
= 26192,32517
Jadi, BD = 161,840 m
o Δ ABE
AB = 58, 97 m
AE = 163,806 m
LΔ ABE = ½. AE . AB . sin A
= ½ . 163,806. 58, 97 . sin 99º1311
= 4767,424 m2
o Δ BCD
A
A
E
B
C
D
B
C
Gambar 1.21 Segitiga ABE
Gambar 1.20
BC = 99,72 m; CD = 119,09 m
LΔ BCD = ½. BC . CD . sin C
= ½ . 99,72 . 119,09 . sin 94º5923
= 5915,325 m2
o Δ BDE
DE = 79,13 m
BD = 161,847 m
BE = 182,771 m
Cos E’ = (BE2 + DE2 – BD2) / 2 . BE . DE
= (182,7712 + 79,132 - 161,8472) / 2 .
182,771 . 79,13
= 0,465762706
E’ = 62º 14’ 25’’
LΔ BDE = ½ . BE . DE . sin E
= ½ . 182,771 . 79,13 . sin 62º 14’ 25’’
= 6399,077 m2
Jumlah luas segitiga ABCDE = L ABE + L BCD + L BDE
= 4767,424 + 5915,325 + 6399,077
=17081,826 m2
Dari hasil perhitungan koordinat diperoleh data sebagai berikut :
Titik X Y
B
E
D
E ‘
Gambar 1.22 Segitiga BCD
Gambar 1.23 Segitiga BCD
A
B
C
D
E
A
3000
3051,070
3147,385
3126,661
3058,116
3000
3000
3029,489
3003,662
2886,384
2846,850
3000
Tabel 1.6
Skala 1 : 2000
Penyelesaian :
o Cara perhitungan pertama :
Gambar 1.24 Lokasi ABCDE dengan koordinat
C
D
E
A
B
Y
3040
2880
3000
2960
2920
X30803000 3040 3120 3160
L ABCDE = ½ (YA + YB ) . (XB – XA) + ½ (YB + YC) . (XC – XB)
– ½ (YA +YE) (XE – XA) – ½ (YE + YD) . (XD – XE)
– ½ (YD + YC) . (XC – XD)
= ½ (3000 + 3029,489) . (3051.070 – 3000) + ½
(3029,489 + 3003,662) . (3147,385 – 3051,070)
– ½ (3000 + 2846,850) (3058,116 – 3000) – ½
(2846,850 + 2886,384) (3126,661 – 3058,116) –
½ (2886,384 + 3003,662) – ( 3147,385 -
3126,661)
= 153963,0016 + 290541,4693 – 169897,7673 –
196492,2623 – 61032,65665
= 17081,78465 m2
o Cara perhitungan kedua
Tabel 1.7.
TITIK X Y X n+1. Y Y n+1. X
A
B
C
D
E
A
3000
3051,070
3147,385
3126,661
3058,116
3000
3000
3029,489
3003,662
2886,384
2846,850
3000
9088467
9164383,018
9084561,706
8901134,868
9174348
9153210
9534968,236
9391432,833
8826897,093
8540550
45412894,59
2L =
L =
45447058,16
-45412894,59
34163,572
17081,786
Penyelesaian :
XA . YB = 3000 . 3029,489= 9088467
XB . YC = 3051,070 . 3003,662 = 9164383,018
XC .YD = 3147,385 . 2886,384 = 9084561,706
XD .YE = 3126,661 . 2846,850 = 8901134,868
XE . YA = 3058,116 . 3000 = 9174348
Jumlah = 9088467 + 9164383,018 + 9084561,706 + 8901134,868
+ 9174348 = 45412894,59
YA . XB = 3000 . 3051,070 = 9153210
YB . XC = 3029,489 . 3147,385 = 9534968,236
YC .XD = 3003,662 . 3126,661 = 9391432,833
YD .XE = 2886,384 . 3058,116 = 8826897,093
YE . XA = 2846,850 . 3000 = 8540550
Jumlah = 9153210 + 9534968,236 + 9391432,833 + 8826897,093
+ 8540550 = 45447058,16
2 L ABCDE = 45447058,16 - 45412894,59 = 34163,572
L ABCDE = 34163,572/2 =17081,786m2
3. Prosedur Pengukuran Luas dari Peta dan dari Data Pengukuran
a. Bahan dan Alat
1) Bahan
ATK
2) Alat
Kalkulator
Planimeter
Peta rencana kerja
Data hasil pengukuran
Mistar segi tiga skala
b. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sesuai dengan petunjuk pemakaian (manual
guidance).
2. Hati-hati dalam menggerakan tracing magnifier jangan sampai
keluar dari batas areal peta.
3. Baca prosedur kerja sebelum melakukan kegiatan perhitungan
luas.
4. Periksa dan simpan peralatan sesuai dengan prosedur yang
telah ditentukan.
c. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan.
2. Tentukan rumus untk perhitungan luas sesuai dengan keperluan.
3. Stel panjang stang planimeter sesuai dengan skala yang
diperlukan.
4. Stel alat pada titik yang sudah ditentukan pada peta.
5. Stel harga satu satuan nonius pada tromol pembacaan.
6. Gerakkan tracing magnifier ke kiri atau ke kanan dan kembali ke
titik asal.
7. Baca hasil akhir harga satu satuan nonius pada tromol
pembacaan.
8. Tentukan selisih pembacaan akhir satu satuan nonius dan
pembacaan awal.
9. Tentukan luas peta yang diukur, yaitu pembacaan akhir satu
satuan nonius dikurangi pembacaan awal satu satuan nonius
dikalikan harga luas satu- satuan nonius.
10.Bandingkan hasil perhitungan luas antara planimeter dan hasil
hitungan dari data ukuran.
1.1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini dan diberikan peralatan serta bahan yang
dibutuhkan, Peserta dapat :
a. Menjelaskan cara perhitungan volume dari peta dan data hasil
pengukuran terhadap ketinggian tertentu.
b. Menjelaskan cara menghitung volume berdasarkan metoda tertentu.
c. Menjelaskan hasil perhitungan volume sebelum dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan penambangan bahan galian.
1.2. Uraian Materi
A. Pendahuluan
Volume adalah suatu ruang yang dibatasi oleh panjang, lebar dan tinggi
Perhitungan volume biasanya diperlukan dalam pekerjaan-pekerjaan
pertambangan untuk mengetahui jumlah volume cadangan bahan galian atau
yang telah diproduksi. Sedangkan pada teknik sipil biasanya volume ini dihitung
untuk menghitung berapa yang diurug dan berapa yang digali dan dilakukan
pada pekerjaan-pekerjaan pembuatan jalan, bangunan, bendungan dan
sebagainya.
B. Menghitung Volume dari Peta
Biasanya dalam teknik pertambangan perhitungan volume diambil dari dasar
peta topografi yang berskala besar dengan mengambil level dasar tertentu
sampai ke level ketinggian yang diperlukan.
Untuk menghitung volume dari peta topografi di bawah ini dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Metode rata-rata luas antara dua kontur :
V1 = 1/2 ( Lo + L1) X h
V2 = 1/2 ( L1 + L2) X h
V3 = 1/2 ( L2+ L3) X h
V4 = 1/2 ( L3 + L4) X h
V5 = 1/2 ( L4 + L5) X h
2. Metode Perbedaan antara luas dua kontur terhadap ketinggian
dasar
V1 = ( L5 X 5 h)
V2 = ( L4 - L5 ) X ( 4 h + 1/2 h)
V3 = ( L3 - L4 ) X ( 3 h + 1/2 h)
V4 = ( L2 - L3 ) X ( 2 h + 1/2 h)
V5 = ( L1 - L2 ) X ( 1 h + 1/2 h)
V6 = ( L0 - L1 ) X ( 1/2h)
Dari hasil hitungan luas dengan menggunakan planimeter placom pada
peta dibawah ini didapat :
Lo = 11560 m2 : L1 = 8810 m2 L2 = 6530 m2 : L3 = 2720 m2
L4 = 1660 m2 L5 = 910 m2 ; h : 10 m
Gambar 2.2 Metode perhitungan volume
Gambar 2.1 Metode perhitungan volume
L2
L1
L0
L3
L4
150
150
140
130
120
110
100
A
B
100
110
120
130
140
150
Contoh perhitungan volume cara ke-1:
V1 = 1/2 ( Lo + L1) X h = 1/2 (11560 + 8810) X 10 = 101850 m3
L0 = Luas kontur 100 = 11560m2
Gambar 2.3 Metode rata-rata luas antara dua kontur
Skala horizontal dan vertical 1 : 1000
L1 = Luas kontur 110 = 8810m2
h = tinggi antar interval kontur
V2 = 1/2 ( L1 + L2) X h = 1/2(8810 + 6530) X 10 = 76700 m3
L1 = Luas kontur 100 = 8810 m2
L2 = Luas kontur 110 = 6530 m2
h = tinggi antar interval kontur
V3 = 1/2 ( L2 + L3) X h = 1/2(6530 + 2720) X 10 = 46250 m3
L2 = Luas kontur 100 = 6530 m2
L3 = Luas kontur 110 = 2720m2
h = tinggi antar interval kontur
V4 = 1/2 ( L3 + L4) X h = 1/2(2720 + 1660) X 10 = 21900 m3
L3 = Luas kontur 100 = 2720 m2
L4 = Luas kontur 110 = 1660 m2
h = tinggi antar interval kontur
V5 = 1/2 ( L4 + L5) X h = 1/2(1660 + 910) X 10 = 12850 m3
L4 = Luas kontur 100 = 1660 m2
L5 = Luas kontur 110 = 910 m2
Gambar 2.4 Hitungan volume ke-1
Gambar 2.6 Hitungan volume ke-3
Gambar 2.5 Hitungan volume ke-2
Gambar 2.7 Hitungan volume ke-4
h
150
140
h140
130
h120
110
h130
120
h110
100
h = tinggi antar interval kontur
V = 101850 + 76700 + 46250 + 21900 + 12850
= 259550 m3
Contoh perhitungan volume cara ke-2 :
V1 = L5 x 5 h
= 910 x 50
= 45500 m3
V2 = ( L4 + L5)
= ( 4 h + 1/2 h = ( 1660 – 910) X 45
= 33750 m3
Gambar 2.8 Hitungan volume ke-5
BA
100
110
120
130
140
150
5h = 50
150
100
150
h
4h
100
140
Gambar 2.9 Metode Perbedaan antara luas
dua kontur terhadap ketinggian dasar
Skala horizontal dan vertical 1 : 1000
Gambar 2.10 Hitungan volume ke-1
V3 = ( L3 + L4) = ( 3 h + 1/2 )
= 2720 - 1660) X 35
= 37199 m3
V4 = ( L2 + L3) = ( 2 h + 1/2)
= (6530 – 2720 ) X 25
= 95250 m3
V5 = ( L-1 + L- 2) = ( h + 1/2 h )
= ( 8810 – 6530 ) X 15
3h
h130
100
140
2h
h130
120
100
Gambar 2.11 Hitungan volume ke-2
Gambar 2.12 Hitungan volume ke-3
Gambar 2.13 Hitungan volume ke-4
= 34200 m3
V6 = ( L-2 + L- 1) = 1/2 h = ( 11560 – 8810 X 5
= 13750 m3
Volume cadangan bahan galian = V1 + V2 + V3 + V4 + V5
= 45500 + 33750 + 37199 + 95250
+34200+ 13750 = 259550 m3
Keterangan :
V = Volume (m3)
L0 L5 = Luas (m2)
150 = tinggi garis kontur terhadap permukaan air laut (m)
h = tinggi antar interval kontur (m)
Catatan : untuk menghitung volume jangan sekali-kali luas paling atas ditambah luas yang
paling atas dibagi 2 dikalikan tingginya : karena bisa salah kalau sekiranya lereng tanah
tidak kontinyu (untuk perhitungan garis kontur).
C. Menghitung Volume dari Data Hasil Ukuran
Dari hasil pengukuran suatu daerah pertambangan diperoleh data sebagai
berikut :
2
1,35 1,20 1,40 1,50
1,25 1,30 1,50 1,40
1,40 1,50
1 2
2
1
4
a
3
b c
d e
1,60
1
1
21
h
h
120
100
110
110h
100
Gambar 2.14 Hitungan volume ke-5
Gambar 2.15 Hitungan volume ke-6
Luas kotak = 10 m2
Angka 1,35; 1,20; 1,40 m………adalah beda tinggi terhadap titik tertentu.
Ta = (1,35+1,20+1,25+1,30) : 4 =1,275 m
Tb = (1,20+1,40+1,50+1,30) : 4 =1,350 m
Tc = (1,40+1,50+1,40+1,50) : 4 =1,450 m
Td = (1,25+1,30+1,50+1,40) : 4 =1,3625 m
Te = (1,30+1,50+1,60+1,50) : 4 =1,475 m
T =6,9125 m
V = 10 x 6,9125 = 69,125 m3
h1 = 1,35+1,1,50+1,40+1,60+1,40 = 7,25
h2 = 1,2+1,40+1,50+1,25 = 5,35
h3 = 1,50 = 1,50
h4 = 1,30 = 1,30
V = 10/4(7,25 +2.5,35+3.1,50+4,1,30) = 69,125 m3
1. Prosedur Pengukuran Volume dari Peta dan dari Data Pengukuran
a. Bahan dan Alat
1) Bahan
ATK
2) Alat
Kalkulator
Planimeter
Peta rencana kerja
Data hasil pengukuran
Mistar segi tiga skala
Gambar 2.16 Situasi tanah pertambangan
b. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sesuai dengan petunjuk pemakaian (manual
guidance)
2. Hati-hati dalam menggerakan tracing magnifier jangan sampai
keluar dari batas areal peta
3. Baca prosedur kerja sebelum melakukan kegiatan perhitungan luas
4. Periksa dan simpan peralatan sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan
c. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan
2. Tentukan metoda perhitungan volume sesuai dengan keperluan
3. Stel panjang stang planimeter sesuai dengan skala yang diperlukan
4. Stel alat pada titik yang sudah ditentukan pada peta
5. Stel harga satu satuan nonius pada tromol pembacaan
6. Gerakkan tracing magnifier ke kiri atau ke kanan dan kembali ke
titik asal
7. Baca hasil akhir harga satu satuan nonius pada tromol pembacaan
8. Tentukan selisih pembacaan akhir satu satuan nonius dan
pembacaan awal
9. Tentukan luas peta yang diukur, yaitu pembacaan akhir satu
satuan nonius dikurangi pembacaan awal satu satuan nonius
dikalikan harga luas satu satuan nonius (untuk batas tanah yang
tidask teratur), sedang untuk batas tanah yang teratur dihitung
berdasarkan rumus yang tertentu.
10.Tentukan level ketinggian dasar dan level ketinggian maksimum
yang diperlukan.
11.Hitung volume cadangan bahan galian dan volume yang telah
diproduksi.
12.Bandingkan hasil perhitungan volume dari peta dengan data hasil
ukuran.
Tes luas (formatif)
1. Dari hasil pengukuran sebidang tanah seperti pada gambar di bawah diketahui:
ab’ = 10 m; b’c’ = 15 m; c’d’ = 20 m; bb’ = 10 m; cc’ = 15 m; dd’ = 5 m;
bb’^AB; cc’^AB; dd’^AB; ;
Maka jarak: A. ab = 14,142 m; bc = 15,811 m; cd = 28,284 m;
B .ab = 15,142 m; bc = 17,213 m; cd = 27,284 m;
C. ab = 14,142 m; bc = 14,213 m; cd = 28,284 m;
D. ab = 14,142 m; bc = 16,213 m; cd = 25,284 m;
a
b
c
b’ c’
d
Bd’A
2. Dari hasil pengukuran sebidang tanah seperti pada gambar di bawah
diketahui:
ab’ = 10 m; b’c’ = 15 m; c’d’ = 20 m;
bb’ = 10 m; cc’ = 15 m; dd’ = 5 m;
bb’^AB; cc’^AB; dd’^AB; ;
Maka besar sudut: A. a = 5120’24,89”; g = 11634’7,47”
B. a = 5120’24,89” g = 11425’45,28”
C. a = 5130’24,89” g = 11035’35,28”
D. a = 5140’24,89” g = 9945’45,28”
3. Dari hasil pengukuran sebidang tanah seperti pada gambar di bawah
diketahui:
a
b
c
b’ c’
d
Bd’A a
g
ab’ = 10 m; b’c’ = 15 m; c’d’ = 20 m;
bb’ = 10 m; cc’ = 15 m; dd’ = 5 m;
bb’^AB; cc’^AB; dd’^AB; ;
Maka jarak: A. bd = 36,079 m B. . bd = 35,079 m
C. bd = 38,079 m B. . bd = 39,079 m
4. Dari hasil pengukuran sebidang tanah seperti pada gambar di bawah
diketahui:
ab’ = 10 m; b’c’ = 15 m; c’d’ = 20 m;
bb’ = 10 m; cc’ = 15 m; dd’ = 5 m;
bb’^AB; cc’^AB; dd’^AB; ;
a
b
c
b’ c’
d
Bd’A
a
b
c
b’ c’
d
Bd’A
Maka luas Dabd: A. 259,598 m2; B. 251,998 m2
C. 239,978 m2; D. 249,998 m2
5. Dari hasil pengukuran sebidang tanah seperti pada gambar di bawah
diketahui:
ab’ = 10 m; b’c’ = 15 m; c’d’ = 20 m;
bb’ = 10 m; cc’ = 15 m; dd’ = 5 m;
bb’^AB; cc’^AB; dd’^AB; ;
Maka luas abcd: A. 499,985 m2; B. 491,251 m2
C. 495,239 m2; D. 496,249 m2
a
b
c
b’ c’
d
Bd’A
Tes sumatif luas.
1. Diketahui luas daerah A pada peta adalah 625 mm2, luas di lapangan
10000 m2
Maka skala peta adalah: A. 1:5000; B. 1:4000
C. 1:6000 D. 1:8000
2. Diketahui panjang garis PQ dalam kedudukan horisontalpada peta = 6 cm.
Setelah diperiksa pada skala garis, setiap panjang 1 cm, menyusut 0,2 cm.
Maka garis PQ pada peta sebelum mengalami penyusutan adalah:
A. 7,5 cm B. 8 cm C. 6,5 cm D. 7 cm 3. Diketahui panjang garis PQ dalam kedudukan horizontal pada peta = 6 cm.
Setelah diperiksa pada skala garis, setiap panjang 1 cm, menyusut 0,2 cm.
Apabila panjang garis PQ ada pada peta yang berskala 1:50000,maka
panjang garis PQ di lapangan sebelum mengalami penyusutan adalah:
A. 3000 m B. 4000 m C. 3750 m D. 3500 m
4. Suatu daerah A pada peta yang berskala 1:1000 dihitung dengan planimeter.
Diketahui pada tabel perhitungan luas untuk skala 1:1000, harga satu satuan
nonius di peta 10 mm2 dan di lapangan 10 m2.
Apabila luasnya di peta setelah dihitung = 100000 mm2, maka jumlah
harga satu satuan noniusnya adalah
A. 10000 satu satuan nonius
B. 100000 satu satuan nonius
A. 1000 satu satuan nonius
B. 1000000 satu satuan nonius
5. Suatu daerah A pada peta yang berskala 1:1000 dihitung dengan
planimeter.
Diketahui pada tabel perhitungan luas untuk skala 1:1000, harga satu satuan
nonius di peta 10 mm2 dan di lapangan 10 m2.
Apabila luasnya di peta setelah dihitung = 100000 mm2, maka luasnya di
lapangan adalah:
A. 10000 m2
B. 100000 m2
C. 1000 m2
D. 1000000 m2
6. Dari hasil pengukuran sebidang tanah seperti di bawah ini diketahui jarak
dari:
AB = 16 m; BC= 22 m; CD = 30 m; DA = 48 m; BD = 40 m
Maka besar sudut: A. a = 5119’4,13”; = 15812’33,83” g = 9925’4,9”; d = 513’17,11”
A
B
D
C
a
g
d
B. a = 5129’4,13”; = 1582’33,83” g = 9925’4,9”; d = 513’17,11”
A. a = 5119’4,13”; = 15812’33,83” g = 9915’4,9”; d = 5113’17,11”
B. a = 5109’4,13”; = 15812’33,83” g = 9925’4,9”; d = 5113’17,11”
7. Dari hasil pengukuran sebidang tanah seperti di bawah ini diketahui jarak
dari:
AB = 16 m; BC= 22 m; CD = 30 m; DA = 48 m; BD = 40 m
Maka luas ABD adalah: A. 289,760 m2 B. 279,760 m2
C. 309,760 m2 D. 299,760 m2
8. Dari hasil pengukuran sebidang tanah seperti di bawah ini diketahui jarak
dari:
AB = 16 m; BC= 22 m; CD = 30 m; DA = 48 m; BD = 40 m
A
B
D
C
A
B
D
C
Maka luas ABCD adalah: A. 625,312 m2 B. 615,312 m2
C. 635,312 m2 D. 628,312 m2
9. Dari hasil pengukuran sebidang tanah seperti di bawah ini diketahui jarak
dari:
AB = 16 m; BC= 22 m; CD = 30 m; DA = 48 m; BD = 40 m
Maka luas BCD adalah: A. 320,552 m2 B. 315,552 m2
C. 325,552 m2 D. 328,552 m2
10.Dari hasil pengukuran sebidang tanah seperti di bawah ini diketahui jarak
dari:
AB = 16 m; BC= 22 m; CD = 30 m; DA = 48 m; BD = 40 m
Apabila luas ABCE = CDE, maka jarak DE adalah:
A. 26,800 m B. 28,700 m2
C. 29,400 m D. 24,600 m2
A
B
D
C
A
B
D
C
E
Sampai di sini dulu