LTM PEMICU 2 - Konveksi Paksa
-
Upload
mustikaaryanti -
Category
Documents
-
view
40 -
download
7
description
Transcript of LTM PEMICU 2 - Konveksi Paksa
Nama : Rossalina Kurniawan
NPM : 1406552982
Outline : A. Pengertian Konveksi Paksa
B. Heat Exchanger
A. Pengertian konveksi paksa
Pada benda padat perpindahan kalor yang terjadi pasti berupa konduksi, sedangkan
pada fluida perpindahan kalor dapat berupa konduksi ataupun konveksi tergantung ada-
tidaknya gerakan fluida. Jika tidak terdapat gerakan fluida maka yang terjadi adalah proses
perpindahan kalor konduksi, sedangkan jika terdapat gerakan fluida maka dikatakan terjadi
proses perpindahan kalor konveksi.
Berdasarkan sumber gerakan fluida konveksi dibagi lagi menjadi konveksi paksa dan
konveksi bebas. Konveksi paksa terjadi jika gerakan fluida disebabkan oleh suatu sumber
gerak eksternal, misalnya pompa, fan, atau juga angin. Pada konveksi bebas gerakan fluida
disebabkan oleh perbedaan bobot molekul fluida akibat perbedaan temperatur. Molekul fluida
yang lebih tinggi temperaturnya mempunyai bobot lebih ringan sehingga akan cenderung
naik, dan digantikan oleh molekul fluida lainnya yang bertemperatur lebih rendah dan
tentunya bobot yang lebih berat.
Secara umum aliran fluida dapat diklasifikasikan sebagai aliran eksternal dan aliran internal.
Aliran eksternal terjadi saat fluida mengenai suatu permukaan benda. Contohnya adalah
aliran fluida melintasi plat atau melintang pipa. Aliran internal adalah aliran fluida yang
dibatasi oleh permukaan zat padat, misalnya aliran dalam pipa.
B. Heat Exchanger
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi
sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air
yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water).
Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat
berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara
fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct
contact). Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik
kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu
contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin
memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
Pada intinya, pada alat perpindahan panas (Heat Exchanger), Proses terjadinya
perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang panas akan
bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara tidak
langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung
tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.
Pada dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua
fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung.
a. Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan kontak
langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida. Transfer panas yang terjadi
yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada
kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid,
dan partikel padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinding pemisah.
Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
B.1 LMTD pada Heat Exchanger Parallel Flow
Agar neraca energi bisa diterapkan, berikut ini asumsinya
1. Heat exchanger adiabatik, tidak ada kalor keluar masuk heat exchanger selain
perpindahan kalor antar fluida.
2. Konduksi aksial diabaikan.
Gambar 5. Heat Exchanger Parallel Flow
3. Energi kinetik dan energi potensial diabaikan.
4. Kalor jenis fluida konstan.
5. Koefisien perpindahan kalor keseluruhan dianggap konstan.
sehingga
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
Dimana adlah nilai laju kapasitas kalor
( ) ( ) ( )
Nilai perpindahan kalor:
( )
( )
Beda suhu rata-rata log (LMTD):
( )
( )
B.2 LMTD pada Heat Exchanger Counterflow
Gambar heat exchanger counter flow sebagai berikut:
Dengan tipe heat exchanger yang sama dengan yang parallel flow, penurunan neraca
energi untuk menghasilkan persamaan -nya sama. Hanya saja, untuk heat
exchanger yang counter flow nilai dan -nya berbeda. Untuk heat exchanger
counterflow
( )
( )
( ) ( )
B.3 Metode NTU-efektivitas
Metode NTU-Efektiitas merupakan metode yang menggunakan prinsip efektivitas alat
penukar kalor dalam memindahkan sejumlah kalor tertentu. Metode efektivitas digunakan
ketika metode LMTD sulit untuk diterapkan akibat tidak diketahuinya suhu masuk dan/atau
suhu keluar. Jika suhu masuk dan/atau suhu keluar tidak diketahui, maka penggunaan metode
LMTD harus melibatkan proses iterasi, hal ini disebabkan karena metode LMTD merupakan
Gambar 6. Heat Exchanger Counter Flow
fungsi algoritma. Keunggulan metode NTU-Efektivitas adalah dapat membandingkan
berbagai jenis alat penukar kalor sehingga diperoleh alat penukar kalor dengan kinerja terbaik
dilihat dari nilai efektivitasnya. Selain itu ketelitian metode NTU-Efektivitas dapat mencapai
<1% ketika C<0,5 dan N<3,0 serta dapat mencapai 6,5% ketika C=1,0 dan N = 6,0.
Nilai efektivitas dari suatu alat penukar kalor dapat ditinjau dari:
A. Perpindahan Kalor
a. Persamaan umum
( )
…(30)
b. Perpindahan kalor nyata
a. Kedua aliran searah
( ) ( )…(31)
b. Kedua aliran berlawanan arah
( ) ( )…(32)
c. Perpindahan kalor maksimal yang mungkin
Perpindahan kalor maksimal terjadi ketika laju kapasitas kalor ( )
memiliki nilai yang minimum, dengan kata lain :
( ) ( )…(33)
A. Suhu
a. Persamaan umum
( ) ( )
…(34)
b. Terdapat dua kondisi system sesuai dengan arah aliran fluida, yaitu :
a. Kedua aliran fluida searah
a) Fluida panas sebagai fluida minimum
( )
( )
…(35)
b) Fluida dingin sebagai fluida minimum
( )
( )
…(36)
b. Kedua aliran fluida berlawanan arah
a) Fluida panas sebagai fluida minimum
( )
( )
…(37)
b) Fluida dingin sebagai fluida minimum
( )
( )
…(38)
c. NTU (Number of Transfer Unit) atau Jumlah Satuan Perpindahan
a. Kedua aliran fluida searah
[( )( )]
…(39)
b. Kedua aliran fluida berlawanan arah
[( )( )]
[( )( )]…(40)
c. Perubahan Fasa
Pada ketel dan kondensor terjadi proses mendidih dan kondensasi. Proses
mendidih dan kondensasi merupakan proses perubahan fasa sehingga pada
proses ini suhu fluida dikatakan tetap. Suhu yang konstan ini menunjukkan
seolah-olah kalor spesifik fluida bernilai tak hingga, sehingga dapat
dikatakan
. Oleh sebab itu, persamaan efektivitas alat penukar
kalor menjadi:
…(41)
Referensi:
Cengel, Yunus. 2006. Heat Transfer 2nd
Edition. USA: Mc Graw-Hill
Holman, J.P. 1987. Heat Transfer. New York: Mc Graw Hill