Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Memahami mineral optik Membedakan nikol sejajar dengan nikol bersilang Memberi nama berdasarkan sifat optik yang ada 1.2 Tujuan Dapat memahami mineral optik Dapat membedakan nikol sejajar dengan nikol bersilang Dapat memberi nama berdasarkan sifat optik yang ada 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum 1 Hari dan tanggal : Senin, 14 Mei 2012 Waktu : 18.30 Tempat : Laboratorium Mineralogi- Petrografi Praktikum 2 Hari dan tanggal : Senin, 21 Mei 2012 Waktu : 14.00 Tempat : Laboratorium Mineralogi- Petrografi 1

Transcript of Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Page 1: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud Memahami mineral optik

Membedakan nikol sejajar dengan nikol bersilang

Memberi nama berdasarkan sifat optik yang ada

1.2 Tujuan

Dapat memahami mineral optik

Dapat membedakan nikol sejajar dengan nikol bersilang

Dapat memberi nama berdasarkan sifat optik yang ada

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum 1

Hari dan tanggal : Senin, 14 Mei 2012

Waktu : 18.30

Tempat : Laboratorium Mineralogi-Petrografi

Praktikum 2

Hari dan tanggal : Senin, 21 Mei 2012

Waktu : 14.00

Tempat : Laboratorium Mineralogi-Petrografi

1

Page 2: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Mikroskop Polarisasi

Macam mikroskop ini berbeda dengan mikroskop binocular, yaitu

yang dipakai pada bidang biologi, kedokteran, atau bidang yang lain, yang

sifatnya hanya memperbesar benda-benda yang diamati. Mikroskop polarisasi

biasa memakai cahaya yang terbias dan bukan yang terpantul. Dasar yang

membedakan mikroskop polarisasi dengan mikroskop biasa yakni adanya

beberapa komponen khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara

lain keping analisator, polarisator, kompensator, dan lensa amici Bertrand.

2.2 Pengamatan Mikroskopik dengan Ortoskop tanpa Nikol

Pengamatan mikroskop polarisasi tanpa nikol dalam praktek

diartikan bahwa analisator tidak dipergunakan (berarti analisator dikeluarkan

dari jalan cahaya di dalam tubus mikroskop,atau arah analisator diputar

sampai sejajar dengan arah polarisator), sedang polarisator tetap dipasang

pada tempatnya dengan arah getarannya sejajar dengan salah satu benang

silang. Sifat-sifat optik yang dapat diamati dengan ortoskop tanpa nikol

dibagi menjadi dua golongan sebagai berikut:

a. Sifat-sifat optik yang mempunyai hubungan tertentu dengan sumbu-sumbu

kristalografi yaitu yang sejajar atau yang menyudut tertentu, misalnya:

bentuk, belahan, dan pecahan.

b. Sifat optik yang mempunyai hubungan erat dengan sumbu-sumbu sinar

atau sumbu optik pada kristal yaitu misal: index bias, relief, warna, dan

pleokroisme. Sifat lain yang dapat diamati pada pengamatan dengan

mikroskop polarisasi tanpa nikol adalah ketembusan cahaya, kungkungan

atau inklusi dan ukuran mineral.

• Ketembusan Cahaya

Berdasar atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi menjadi

dua golongan yaitu mineral yang tembus cahaya ( transparent ) dan

2

Page 3: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

mineral tidak tembus cahaya sering disebut mineral opak atau mineral

kedap cahaya.

• Inklusi

Pada kristal tertentu, selama proses kristalisasi sebagian material asing

yang terkumpul pada permukaan pertumbuhannya (growing surface)

akan terperangkap dalam kristal, dan seterusnya merupakan bagian dari

kristal tersebut. Material tersebut dapat berupa kristal yang lebih kecil

dari mineral yang berbeda jenisnya, atau berupa kotoran – kotoran (

impurities) pada magma, dapat juga sebagian dari magma yang masih

berupa cair atau dalam keadaan gas. Kungkungan – kungkungan

tersebut dapat dikenali di bawah mikroskop tanpa nikol apabila terdapat

perbedaan antara bahan inklusi dengan kristal yang mengungkungnya,

misalnya pada sifat ketembusan cahayanya, relief dan warnanya.

Bidang batas antara inklusi dengan mineral yang mengungkungnya

dapat bersifat seperti bidang batas kristal biasa.

• Ukuran mineral

Ukuran mineral dapat dinyatakan secara absolut dalam mm atau cm dan

sebagainya. Pengukuran lebar dan panjang atau diameter mineral dapat

dilakukan dengan bantuan lensa okuler yang berskala.

• Bentuk mineral

Pengamatan bentuk mineral dilakukan dengan melihat atau mengamati

bidang batas atau garis batas mineral tersebut. Hal yang perlu

diperhatikan adalah apakah kristal tumbuh secara bebas di dalam media

cair atau gas, ataukah pertumbuhan tersebut terhalang oleh butir-butir

mineral yang tumbuh di sekitarnya, hal ini akan memberikan

kenampakan bidang batas yang relatif berbeda.

3

Gambar 2.1 Opacity pada mineral

Page 4: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

- Apabila kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri secara

keseluruhan maka kristal disebut mempunyai bentuk euhedral

(gambar a).

- Apabila kristal tersebut dibatasi oleh hanya sebagian bidang kristalnya

sendiri maka kristal disebut mempunyai bentuk subhedral (gambar b).

- Apabila kristal tersebut tidak dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri

secara keseluruhan maka kristal disebut mempunyai bentuk anhedral

(gambar c).

• Belahan

Belahan dalam sayatan mineral bisa terlihat dalam bentuk garis-garis

yang teratur sepanjang bidang belahannya, di mana kenampakannya

bisa sangat baik, baik, buruk atau tidak ada. Belahan merupakan sifat

fisik yang tetap pada satu jenis mineral yang menunjukkan sifat khas

dari struktur atom di dalamnya.

• Pecahan

Pecahan atau fracture adalah kecenderungan dari suatu mineral untuk

pecah dengan cara tertentu yang tidak dikontrol oleh struktur atom

seperti halnya belahan. Jenis-jenis pecahan yang khas antara lain

pecahan seperti gelas (subconchoidal fracture) pada kuarsa, pecahan

memotong pada olivin, ortopiroksen dan nefelin.

• Indeks Bias dan Relief

4

Gambar 2.2 Bentuk mineral (berurutan : euhedral, subhedral dan anhedral).

Gambar 2.3 Belahan 1 arah pada mika

Page 5: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Relief adalah ekspresi dari cahaya yang keluar dari suatu media

kemudian masuk ke dalam media yang lain yang mempunyai harga

indeks bias yang berbeda, sehingga cahaya tersebut mengalami

pembiasan pada batas kontak kedua media tersebut. Semakin besar

perbedaan harga indeks bias antara kedua media, maka semakin jelas

bidang batas antara keduanya. Sebaliknya semakin kecil perbedaan

harga indeks bias, maka kenampakan bidang batas antar mineral akan

semakin kabur. Untuk mempermudah pengamatan relief di bawah

ortoskop, maka sayatan mineral atau batuan dilekatkan pada kaca

dengan menggunakan media balsam kanada yang mempunyai relief nol

(sebagai standar) dengan n = 1.537.

Dalam pengamatan dan penilaian relief mineral secara relatif,

maka harga relief mineral harus dibandingkan dengan relief standar

balsam kanada (n = 1.537) atau relief kuarsa (n = 1.544). Setiap mineral

yang mempunyai indeks bias kurang dari relief standar disebut

memiliki relief negatif, sedangkan mineral yang memiliki indeks bias

lebih besar dari standar disebut memiliki relief positif. Cara untuk

membedakan jenis relief adalah dengan menggunakan metode garis

Becke. Selain penilaian relief positif atau negatif, harga relief suatu

mineral juga dinilai berdasar tingkatan perbedaan harga indeks bias

dengan n standar. Setiap mineral yang mempunyai n relatif dekat

dengan n standar yaitu antara 1.545 – 1.599 maka disebut memiliki

relief positif rendah.

• Warna dan pleokroisme

Warna yang tampak pada mikroskop polarisasi adalah warna yang

dihasilkan oleh oleh sifat cahaya yang bergetar searah dengan arah

polarisator. Pada mineral yang bersifat isotropik hanya terdapat satu

warna saja yang tidak berubah sama sekali walaupun meja objek

diputar, sedangkan pada mineral yang bersifat anisotropik, dapat terjadi

dua atau tiga warna yang berbeda tergantung pada arah sayatan mana

yang diamati. Seluruh mineral yang menampakkan lebih dari satu

5

Page 6: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

warna disebut pleokroik, yang dicirikan oleh dua warna disebut dikroik,

dan tiga warna disebut trikroik. Dengan demikian mineral yang

isotropik selalu tidak mempunyai pleokroisme, mineral anisotropik

sumbu satu akan memiliki pleokroisme dikroik (apabila disayat tidak

tegak lurus sumbu optik) dan tanpa pleokroisme (apabila disayat tegak

lurus sumbu optik), dan mineral anisotropik sumbu dua akan bersifat

trikroik, dikroik, maupun tanpa pleokroisme, tergantung sudut

sayatannya.

2.3 Pengamatan Mikroskopik dengan Nikol Bersilang

Dengan ortoskop nikol bersilang dapat dipelajari sifat – sifat optik

hasil dari semua kejadian pada cahaya selama perjalanannya, pertama – tama

melalui polarisator kemudia melalui peraga dan akhirnya melalui analisator. ).

Sifat yang dapat diamati adalah sifat optik yang berhubungan dengan

kedudukan dan jumlah sumbu optik. Sifat optik yang diamati antara lain

warna interferensi, gelapan dan kedudukan gelapan serta kembaran.

• Warna Interferensi

Warna interferensi adalah sifat optik yang sangat penting, namun

penjelasannya cukup rumit, sehingga kita harus memahami konsep

dasarnya secara bertahap. Warna interferensi dapat ditentukan dengan

memutar meja objek yang terdapat sayatan mineral hingga diperoleh

terang maksimal. Warna terang tersebut dicocokkan dengan tabel

interferensi Michel – Levy Chart.

6

Gambar 2.4 Perbedaan warna dasar (kiri) dengan warna interferensi (kanan)

Page 7: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

• Tanda rentang optik

Tanda rentang optik adalah istilah untuk menunjukkan hubungan antara

sumbu kristalografi (terutama arah memanjangnya kristal) dengan sumbu

sinar cepat (x) dan lambat (z). Tujuannya adalah menentukan sumbu sinar

mana (x atau z) yang kedudukannya berimpit atau dekat (menyudut lancip)

dengan sumbu panjang kristal. Dengan demikian, TRO hanya dimiliki oleh

mineral yang memiliki belahan satu arah atau arah memanjangnya mineral

(sumbu c). Jenis tanda rentang optik yaitu :

- Length slow (+) = sumbu c berimpit atau menyudut lancip dengan arah

getar sinar lambat (sumbu z). Keadaan ini dinamakan addisi yaitu

penambahan orde warna interferensi pada saat kompensator digunakan.

- Length fast (-) = sumbu c berimpit atau menyudut lancip dengan arah

getar sinar cepat (sumbu x). Keadaan ini dinamakan substraksi yaitu

pengurangan orde warna interferensi pada saat kompensator digunakan.

Kembaran

Selama pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan

temperatur tinggi, dua atau lebih kristal intergrown dapat terbentuk secara

simetri.  Simetri intergrown inilah yang dikenal sebagai kembaran.

Kembaran hanya dapat diamati pada nikol bersilang karena kedudukan kisi

pada dua lembar kembaran yang berdampingan saling berlawanan,

sehingga kedudukan gelapan dan warna interferensi maksimalnya

berlainan. Secara genesa, kembaran dapat terbentuk dalam tiga proses

yang berbeda yaitu kembaran tumbuh, transformasi, dan deformasi

1. Kembaran tumbuh atau Growth Twins

Kembaran ini terbentuk bersamaan pada saat kristalisasi atau

pertumbuhan kristal, di mana dua unit kristal berbagi dan tumbuh dari

satu kisi yang sama dengan orientasi berlawanan. Jenis kembaran ini

terbagi atas kembaran kontak dan kembaran penetrasi. Contoh jenis

kembaran ini adalah kembaran carlsbad pada ortoklas dan kembaran

albit pada plagioklas.

2. Kembaran transformasi

7

Page 8: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Kembaran ini dapat terjadi karena kristal mengalami transformasi

karena perubahan P dan T terutama karena perubahan T. Hal ini hanya

dapat terjadi pada kristal yang mempunyai struktur dan simetri yang

berbeda pada kondisi P dan T yang berbeda. Pada saat P dan T berubah,

bagian tertentu dari kristal ada yang stabil ada yang mengalami

perubahan orientasi kisi, sehingga terjadi perbedaan orientasi pada

bagian berbeda dari kristal. Contoh kembaran dauphin dan kembaran

brazil pada kuarsa terbentuk karena penurunan T. Contoh lain adalah

kembaran periklin yang terjadi pada saat sanidin (monoklin, high T)

berubah menjadi mikroklin (triklin, low T).

3. Kembaran Deformasi atau Deformation Twins

Kembaran ini terjadi setelah kristalisasi, pada saat kristal telah padat.

Karena deformasi (perubahan P) atom pada kristal dapat terdorong dari

posisi semula. Apabila perubahan posisi ini terjadi pada susunan yang

simetri, akan menghasilkan kembaran. Contoh kembaran jenis ini

adalah polisintetik pada kalsit.

• Gelapan dan kedudukan gelapan

Pada pengamatan nikol bersilang, gelapan (keadaan di mana mineral gelap

maksimal) dapat terjadi karena tidak ada cahaya yang diteruskan oleh

8

Gambar 2.5 Kembaran deformasi (kanan: kembaran polisintetik plagioklas)

Gambar 2.4 Kembaran transformasi

Page 9: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

analisator hingga mata pengamat. Pada zat anisotropik syarat terjadinya

gelapan adalah kedudukan sumbu sinar berimpit dengan arah getar

polarisator atau analisator. Sumbu sinar = sinar cepat (x) dan sinar lambat

(z). Sehingga dalam putaran 360o akan ada empat kedudukan gelapan.

Sebaliknya kedudukan terang maksimal (warna interferensi maksimal)

terjadi pada saat sumbu sinar membuat sudut 45o terhadap arah getar PP

dan AA.

- Gelapan sejajar atau paralel

Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c) sejajar

dengan arah getar PP atau AA. Sehingga dapat dikatakan sumbu optik

berimpit dengan sumbu kristalografi.

- Gelapan miring

Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c)

menyudut terhadap arah getar PP atau AA. Sehingga dapat dikatakan

sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografi

- Gelapan bergelombang

Terjadi pada mineral yang mengalami tegangan atau distorsi sehingga

orientasi sebagian kisi kristal mengalami perubahan berangsur, dan

kedudukan gelapan masing-masing bagian agak berbeda.

- Gelapan bintik atau mottled extinction

Umumnya terjadi pada mineral silikat berlapis (mika), hal ini terjadi

karena perubahan orientasi kisi kristal secara lokal, sehingga tidak

seluruh bagian kristal sumbu sinarnya berorientasi sama.

9

Page 10: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

BAB III

HASIL DESKRIPSI

3.1 Preparat No. G. 31

Deskripsi Nikol Sejajar (PPL)

Warna (color) : colorless

Ukuran (size) : 3 mm

Bentuk (form) : Subhedral – prismatik (memanjang)

Belahan (cleavage) : 1 arah

Pecahan (fracture) : ada

Inklusi (inclution) : ada

Relief : tinggi

Pleokroisme (pleicroism) : monokroid

Deskripsi Nikol Bersilang (XPL)

Gelapan (extinction) : ada, simetris

Sudut Gelapan : 45°

Kembaran (twinning) : -

Sudut Kembaran : -

TRO (Tanda Rentang Optik) : (-) substraksi (length fast)

WI (Warna Interferensi) : hijau (orde 2) – coklat (orde 1)

Gambar

Nikol Sejajar Nikol Bersilang

Nama Mineral : Hornblande

3.2 Preparat No. B. 11

10

Hornblende

Page 11: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Deskripsi Nikol Sejajar (PPL)

Warna (color) : colorless

Ukuran (size) : 3 mm (Perbesaran mikroskop

= 10 x 0,25P)

Bentuk (form) : Subhedral

Belahan (cleavage) : 2 arah

Pecahan (fracture) : ada

Inklusi (inclution) : -

Relief : sedang

Pleokroisme (pleicroism) : monokroid

Deskripsi Nikol Bersilang (XPL)

Gelapan (extinction) : ada, bergelombang

Sudut Gelapan : -

Kembaran (twinning) : -

Sudut Kembaran : -

TRO (Tanda Rentang Optik) : (+) adisi (length slow)

WI (Warna Interferensi) : hitam (orde 1) – pink (orde 2)

Gambar

Nikol Sejajar Nikol Bersilang

Nama Mineral : Kuarsa

3.3 Preparat No. G. 29

Deskripsi Nikol Sejajar (PPL)

11

Kuarsa

Page 12: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Warna (color) : kecoklatan

Ukuran (size) : 3 mm (Perbesaran mikroskop

= 10 x 0,25P)

Bentuk (form) : Subhedral, prismatik

Belahan (cleavage) : 1 arah

Pecahan (fracture) : ada

Inklusi (inclution) : ada

Relief : rendah

Pleokroisme (pleicroism) : monokroid

Deskripsi Nikol Bersilang (XPL)

Gelapan (extinction) : ada, miring

Sudut Gelapan : 45°

Kembaran (twinning) : -

Sudut Kembaran : -

TRO (Tanda Rentang Optik) : (+) adisi (length slow)

WI (Warna Interferensi) : hitam (orde 1) – pink (orde 2)

Gambar

Nikol Sejajar Nikol Bersilang

Nama Mineral : Augit

3.4 Preparat No. R. 03

Deskripsi Nikol Sejajar (PPL)

Warna (color) : colourless

12

Augit

Page 13: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Ukuran (size) : 2 mm (Perbesaran mikroskop

= 10 x 0,25P)

Bentuk (form) : Anhedral

Belahan (cleavage) : 1 arah

Pecahan (fracture) : ada

Inklusi (inclution) : -

Relief : rendah

Pleokroisme (pleicroism) : monokroid

Deskripsi Nikol Bersilang (XPL)

Gelapan (extinction) : -

Sudut Gelapan : -

Kembaran (twinning) : Carlisbad

Sudut Kembaran : (35+30) / 2 = 32,5

TRO (Tanda Rentang Optik) : (+) adisi (length slow)

WI (Warna Interferensi) : putih (orde 1) – hijau muda (orde 4)

Gambar

Nikol Sejajar Nikol Bersilang

Nama Mineral : Orthoklas

3.5 Preparat No. G. 33

Deskripsi Nikol Sejajar (PPL)

Warna (color) : colourless

13

Orthoklas

Page 14: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Ukuran (size) : 2 mm (Perbesaran mikroskop

= 10 x 0,25P)

Bentuk (form) : Subhedral

Belahan (cleavage) : 2 arah

Pecahan (fracture) : ada

Inklusi (inclution) : ada

Relief : rendah

Pleokroisme (pleicroism) : monokroid

Deskripsi Nikol Bersilang (XPL)

Gelapan (extinction) : -

Sudut Gelapan : -

Kembaran (twinning) : albit

Sudut Kembaran : 14,5° (miring)

TRO (Tanda Rentang Optik) : (+) adisi (length slow)

WI (Warna Interferensi) : putih (orde 1) – hijau muda (orde 4)

Gambar

Nikol Sejajar Nikol Bersilang

Nama Mineral : Plagioklas Albite-Andesit

3.6 Preparat No. B. 12

Deskripsi Nikol Sejajar (PPL)

Warna (color) : colourless

Ukuran (size) : 4 mm (Perbesaran mikroskop

14

Plagioklas Albite-Andesit

Page 15: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

= 10 x 0,25P)

Bentuk (form) : Anhedral

Belahan (cleavage) : 3 arah

Pecahan (fracture) : ada, even

Inklusi (inclution) : ada

Relief : rendah

Pleokroisme (pleicroism) : monokroid

Deskripsi Nikol Bersilang (XPL)

Gelapan (extinction) : ada, miring

Sudut Gelapan : 81

Kembaran (twinning) : -

Sudut Kembaran : -

TRO (Tanda Rentang Optik) : (-) Subtraksi (length fast)

WI (Warna Interferensi) : coklat (orde 1) – pink (orde 2)

Gambar

Nikol Sejajar Nikol Bersilang

Nama Mineral : Kalsit

3.7 Preparat No. B. 07

Deskripsi Nikol Sejajar (PPL)

Warna (color) : colourless

Ukuran (size) : 2 mm (Perbesaran mikroskop

= 10 x 0,25P)

15

Kalsit

Page 16: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Bentuk (form) : Anhedral, fibrous (berserabut)

Belahan (cleavage) : 1 arah

Pecahan (fracture) : ada

Inklusi (inclution) : ada

Relief : rendah

Pleokroisme (pleicroism) : monokroid

Deskripsi Nikol Bersilang (XPL)

Gelapan (extinction) : ada, miring

Sudut Gelapan : 131-183 = 48

Kembaran (twinning) : -

Sudut Kembaran : -

TRO (Tanda Rentang Optik) : (+) Adisi (length slow)

WI (Warna Interferensi) : hijau (orde 2) – pink (orde 3)

Gambar

Nikol Sejajar Nikol Bersilang

Nama Mineral : Serpentine3.8 Preparat No. B. 01

Deskripsi Nikol Sejajar (PPL)

Warna (color) : colorless - kehijauan

Ukuran (size) : 3 mm (Perbesaran mikroskop

= 10 x 0,25P)

Bentuk (form) : Subhedral

16

Serpentine

Page 17: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Belahan (cleavage) : -

Pecahan (fracture) : ada, tidak beraturan

Inklusi (inclution) : ada

Relief : tinggi

Pleokroisme (pleicroism) : monokroid

Deskripsi Nikol Bersilang (XPL)

Gelapan (extinction) : ada, miring

Sudut Gelapan : 131-183 = 34°

Kembaran (twinning) : -

Sudut Kembaran : -

TRO (Tanda Rentang Optik) : (-) Subtraksi (length fast)

WI (Warna Interferensi) : merah (orde 2) – hitam (orde 1)

Gambar

Nikol Sejajar Nikol Bersilang

Nama Mineral : Olivine

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan nama mineral dengan

berdasarkan deskripsi sifat optiknya. Metode pengamatan yang digunakan terbagi

menjadi dua berdasarkan sifat optik yang dapat diamati, yaitu pengamatan dengan

nikol sejajar (plane polarized light (PPL)) untuk mengamati warna, ukuran,

17

Olivine

Page 18: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

belahan, bentuk, belahan, pecahan, inklusi, relief, dan pleokroisme, dan

pengamatan dengan nikol bersilang (cross polarized light (XPL)) untuk

mengamati gelapan, sudut gelapan, kembaran, sudut kembaran, dan warna

interferensi.

4.1 Preparat No. G. 31

Pada pengamatan mineral optik dengan menggunakan metode nikol

sejajar pada preparat sayatan G. 31 mempunyai ciri – ciri berwarna

colourless (tidak berwarna). Warna yang dihasilkan oleh mineral ini berasal

dari magma pembentuknya sehnigga mineral tersebut tidak berwarna. Ukuran

pada mineral ini adalah 3 mm dari keseluruhan yang diamati dengan

perbesaran 4 kali menurut tekstur ukuran butirnya termasuk fanerik sedang

karena ukuran butirnya masuk kedalam diameter 1 mm – 5 mm. Bentuk dari

mineral ini adalah subhedral karena bentuk kristalnya kurang sempurna dan

dibatasi oleh bidang datar yang tidak begitu jelas. Berdasarkan bentuknya

dapat dilihat proses pembentukannya jauh dibawah permukaan bumi

(plutonik) dan proses pendinginannya sangat lambat. Mineral yang terbentuk

pada urutan dari bari kedua akhir pembentukan batuan dalam Bowen Reaction

Series dan terbentuk pada saat magma masih dalam suhu yang rendah. Pada

mineral ini terlihat adanya belahan 1 arah. Pada belahan ini terbentuk karena

di kontrol oleh struktur atom sehingga menimbulkan belahan. Sedangkan

belahan 1 arah ini karena bidang belahan yang nampak dari mineral ini garis

yang lurus sejajar satu dengan yang lain pada sayatan yang dipotong miring

maupun sejajar terhadap sumbu kristal atau memotong arah bidang belahan.

Pada mineral ini juga terdapat pecahan, pecahan dapat terjadi atau

terbentuk pada suatu mineral karena mineral itu tidak dikontrol kuat oleh

ikatan struktur atomnya jadi mineral ini memiliki kecenderungan untuk

terpisah, dan jumlah pecahan dari mineral tersebut berjumlah banyak, yang

diakibatkan gaya yang bekerja pada mineral tersebut besar dan

mengakibatkan susunan atom pecah menjadi banyak bagian, jadi susunan

atom tersebut tidak kuat untuk menahan gaya yang bekerja pada mineral

18

Page 19: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

tersebut. Relief yang tampak pada mineral ini termasuk relief tinggi karena

bidang batas antara mineral dengan mineral lain atau dengan medianya

terlihat sangat jelas, hal tersebut menunjukan bahwa mineral ini memilki

indeks bias yang besar sehingga garis bidang tersebut dapat terlihat sangat

jelas. Untuk pleokroisme pada mineral ini termasuk ke dalam monokroik, hal

tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan kenampakan warna

mineral pada saat meja objek pada mikroskop diputar. Hal tersebut dapat

menunjukkan bahwa mineral ini bersifat monokroik, yaitu sifat hanya

memilki satu warna saja dan tidak dapat berubah sama sekali. Lalu pada

mineral ini terdapat inklusi, yaitu zat pengotor yang terdapat pada suatu

mineral, zat tersebut dapat berupa kristal yang berukuran lebih kecil dari

mineral, fluida, atau pun pengotor yang berasal dari magma. Dapat

diindentifikasikan karena selama proses kristalisasi terdapat material-material

pada permukaan mineral sehingga terdapat material yang terperangkap

kedalam mineral, dan terdapatlah suatu inklusi pada mineral tersebut, dan

warna dari mineral pengisi tersebut adalah opaq.

Sedangkan pengamatan mikroskop dengan metode nikol bersilang

didapatkan gelapan karena kedudukan sumbu sinar berimpit dengan arah

getar polarisator atau analisator. Sehingga terdapat perbedaan cahaya yang

masuk melalui polarisator pada mineral dan tidak terlihat adanya gelapan.

Gelapan yang tampak pada mineral ini termasuk gelapan simetris karena

kedudukan gelapan dimana sumbu panjang kristar (sumbu c) menyudut

terhadap arah getar PP atau AA, sehingga dapat dikatakan sumbu optik

menyudut terhadap sumbu kristalografi. Sudut gelapan yang terdapat pada

mineral ini adalah 45o, sudut gelapan disini dapat diketahui dengan cara

mencari selisih antara besar sudut terang maksimun dengan besar sudut gelap

maksimum, dan berdasarkan sudutnya yang sebesar 45o.

Warna Interferensi pada mineral ini sebelum dimasukkan baji

kuarsa berwarna hijau gelap ( orde II) dan setelah dimasukkan baji kuarsa

berubah warna menjadi coklat (orde I). Perubahan warna tersebut terjadi

karena sinar yang dihalangi oleh baji kuarsa sehingga cahaya yang masuk

19

Page 20: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

tidak ada, dapat juga dikarenakan kompensator dimasukkan sehingga sinar

yang dihalangi kompensator tidak dapat masuk. Dari perubahan warna

Interferensi tersebut menyebabkan optic signnya termasuk subtracsi, karena

perubahan warna terjadi dari sebelah kanan ke kiri atau terjadi penurunan

orde warna pada Michel-Levy Chart, oleh karena itu tanda rentang optik

(TRO) pada mineral ini negatif.

jadi dilihat dari kenampakan ciri – ciri mineral tersebut maka dapat

diketahui bahwa nama mineral ini adalah Hornblende. Mineral ini banyak

ditemukan sebagai mineral penyusun batuan beku basa.

4.2 Preparat No. B. 11

Pada pengamatan dengan mikroskop dengan metode nikol sejajar

pada preparat sayatan no B11 ini terdapat suatu mineral yang secara

mikroskopis mempunyai ciri – ciri warna colorless (tidak berwarna). Warna

yang dihasilkan pada mineral ini berasal dari magma pembentuknya. Ukuran

pada mineral ini adalah 3 mm dari keseluruhan yang diamati dengan

perbesaran 4 kali menurut tekstur ukuran butirnya termasuk fanerik sedang

karena ukuran butirnya masuk kedalam diameter 1 mm – 5 mm. Bentuk

mineral ini juga cenderung subhedral karena kristal ini selain dibatasi oleh

bidang kristalnya sendiri, namun juga membatasi bidang kristal mineral

lainnya. Berdasarkan bentuknya dapat dilihat proses pembentukannya jauh

dibawah permukaan bumi (plutonik) dan proses pendinginannya sangat

lambat. Berdasarkan bentuknya, batuan dengan bentuk subhedral biasanya

merupakan mineral yang terbentuk pada urutan akhir pembentukan batuan

dalam Bowen Reaction Series dan terbentuk pada saat magma masih dalam

suhu yang rendah. Pada mineral ini terlihat adanya belahan, yakni belahan 2

arah.

Pada mineral ini terdapat pecahan tetapi hanya sedikit, pecahan

dapat terjadi atau terbentuk pada suatu mineral karena mineral itu tidak

dikontrol kuat oleh ikatan struktur atomnya jadi mineral ini memiliki

kecenderungan untuk terpisah, jumlah pecahan yang terjadi pada mineral ini

20

Page 21: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

berjumlah sedikit, yang diakibatkan gaya yang bekerja pada mineral tersebut

besar dan mengakibatkan susunan atom pecah, jadi susunan atom tersebut

tidak kuat menahan gaya yang bekerja pada mineral tersebut. Relief yang

tampak pada mineral ini termasuk relief rendah karena bidang batas antara

mineral dengan mineral lain atau dengan medianya terlihat tidak jelas, hal

tersebut menunjukan bahwa mineral ini memilki indeks bias yang kecil

sehingga garis bidang tersebut terlihat tidak jelas. Dan pada mineral kuarsa ini

tidak terdapat pleokroisme, hal tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya

perubahan kenampakan warna mineral pada saat meja objek pada mikroskop

diputar. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa mineral ini bersifat isotropik,

yaitu sifat hanya memilki satu warna saja dan tidak dapat berubah sama sekali.

Pada mineral ini terdapat terdapat inklusi atau sering juga disebut

sebagai kungkungan, yaitu zat pengotor yang terdapat pada suatu mineral, zat

tersebut dapat berupa kristal yang berukuran lebih kecil dari mineral, fluida,

atau pun pengotor yang berasal dari magma. Kemungkinan terjadinya inklusi

ini dikarenakan selama proses kristalisasi terdapat material-material pada

permukaan mineral sehingga terdapat material yang terperangkap kedalam

mineral, dan pada mineral tesebut terjadi inklusi. Sedangkan pengamatan

mikroskop dengan metode nikol bersilang didapatkan ciri – ciri lain seperti

mineral ini memiliki gelapan karena kedudukan sumbu sinar berimpit dengan

arah getar polarisator atau analisator. Sehingga terdapat perbedaan cahaya

yang masuk melalui polarisator pada mineral dan tidak terlihat adanya

gelapan. Gelapan yang tampak pada mineral ini termasuk gelapan

bergelombang, keadaan gelapan seperti ini dapat terjadi pada mineral yang

mengalami tegangan atau distorsi sehingga orientasi sebagian kisi kristal

mengalami perubahan berangsur, dan kedudukan gelapan masing – masing

bagian agak berbeda. Karena bentuk gelapan yang bergelombang maka sudut

gelapan pada mineral ini tidak dapat dihitung dan sulit untuk diketahui.

Warna Interferensi pada mineral ini sebelum dimasukkan baji

kuarsa berwarna putih ( orde 1) dan setelah dimasukkan baji kuarsa berubah

warna menjadi orange (orde 2). Perubahan warna tersebut terjadi karena sinar

21

Page 22: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

yang dihalangi oleh baji kuarsa sehingga cahaya yang masuk tidak ada, dapat

juga dikarenakan kompensator dimasukkan sehingga sinar yang dihalangi

kompensator tidak dapat masuk. Dari perubahan warna Interferensi tersebut

menyebabkan optic signnya termasuk adisi, karena perubahan warna terjadi

dari sebelah kiri ke kanan atau terjadi kenaikan orde warna pada Michel-Levy

Chart, oleh karena itu tanda rentang optik (TRO) pada mineral ini positif.

Jadi dilihat dari kenampakan ciri – ciri mineral tersebut maka dapat

diketahui bahwa mineral ini adalah mineral kuarsa. Kuarsa merupakan salah

satu mineral utama pembentuk batuan, terutama batuan beku intermediet.

Karena kuarsa berasal dari magma yang bersifat intermediet. Kuarsa banyak

ditemukan pada batuan andesit, yang merupakan batuan beku intermediet. Dan

kelimpahan kuarsa di Indonesia tergolong sangat melimpah.

4.3 Preparat No. G. 29

Pada pengamatan dengan mikroskop dengan metode nikol sejajar

pada preparat sayatan no G 29 ini terdapat suatu mineral yang secara

mikroskopis mempunyai ciri – ciri warna kecoklatan. Ukuran pada mineral ini

adalah 3 mm dari keseluruhan yang diamati dengan perbesaran 4 kali menurut

tekstur ukuran butirnya termasuk fanerik sedang karena ukuran butirnya

masuk kedalam diameter 1 mm – 5 mm. Bentuk mineral ini juga cenderung

subhedral, prismatik karena kristal ini selain dibatasi oleh bidang kristalnya

sendiri, namun juga membatasi bidang Kristal mineral lainnya. Berdasarkan

bentuknya, batuan dengan bentuk subhedral biasanya merupakan mineral yang

terbentuk pada urutan akhir pembentukan batuan dalam Bowen Reaction

Series dan terbentuk pada saat magma masih dalam suhu yang rendah. Pada

mineral ini terlihat adanya belahan 1 arah.

Pada mineral ini terdapat pecahan, pecahan dapat terjadi atau

terbentuk pada suatu mineral karena mineral itu tidak dikontrol kuat oleh

ikatan struktur atomnya jadi mineral ini memiliki kecenderungan untuk

terpisah, jumlah pecahan yang terjadi pada mineral ini berjumlah sedikit, yang

diakibatkan gaya yang bekerja pada mineral tersebut besar dan mengakibatkan

22

Page 23: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

susunan atom pecah, jadi susunan atom tersebut tidak kuat menahan gaya

yang bekerja pada mineral tersebut. Relief yang tampak pada mineral ini

termasuk relief rendah karena bidang batas antara mineral dengan mineral lain

atau dengan medianya terlihat tidak jelas, hal tersebut menunjukan bahwa

mineral ini memilki indeks bias yang kecil sehingga garis bidang tersebut

terlihat tidak jelas. Dan pada mineral memiliki pleokroisme monokroid, hal

tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan kenampakan warna

mineral pada saat meja objek pada mikroskop diputar. Hal tersebut dapat

menunjukkan bahwa minera ini bersifat isotropik, yaitu sifat hanya memilki

satu warna saja dan tidak dapat berubah sama sekali.

Pada mineral ini terdapat inklusi atau sering juga disebut sebagai

kungkungan, yaitu zat pengotor yang terdapat pada suatu mineral, zat tersebut

dapat berupa kristal yang berukuran lebih kecil dari mineral, fluida, atau pun

pengotor yang berasal dari magma. Kemungkinan terjadinya inklusi ini

dikarenakan selama proses kristalisasi terdapat material-material pada

permukaan mineral sehingga terdapat material yang terperangkap kedalam

mineral, dan pada mineral tesebut terjadi inklusi.

Pada pengamatan mikroskop dengan metode nikol bersilang

didapatkan ciri – ciri memiliki gelapan karena kedudukan sumbu sinar

berimpit dengan arah getar polarisator atau analisator. Sehingga terdapat

perbedaan cahaya yang masuk melalui polarisator pada mineral dan tidak

terlihat adanya gelapan. Gelapan yang tampak pada mineral ini termasuk

gelapan miring karena kedudukan gelapan dimana sumbu panjang kristar

(sumbu c) menyudut terhadap arah getar PP atau AA, sehingga dapat

dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografi. Sudut gelapan

yang di dapatkannya adalah 45°.

Warna Interferensi pada mineral ini sebelum dimasukkan baji

kuarsa berwarna hitam ( orde 1) dan setelah dimasukkan baji kuarsa berubah

warna menjadi pink (orde 2). Perubahan warna tersebut terjadi karena sinar

yang dihalangi oleh baji kuarsa sehingga cahaya yang masuk tidak ada, dapat

juga dikarenakan kompensator dimasukkan sehingga sinar yang dihalangi

23

Page 24: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

kompensator tidak dapat masuk. Dari perubahan warna Interferensi tersebut

menyebabkan optic signnya termasuk adisi, karena perubahan warna terjadi

dari sebelah kiri ke kanan atau terjadi kenaikan orde warna pada Michel-Levy

Chart, oleh karena itu tanda rentang optik (TRO) pada mineral ini positif.

Jadi dilihat dari kenampakan hasil pengamatan mineral tersebut

maka dapat diketahui bahwa nama mineral ini adalah mineral Augit.

4.4 Preparat No. R. 03

Pada pengamatan dengan mikroskop dengan metode nikol sejajar

pada preparat sayatan no R 03 ini terdapat suatu mineral yang secara

mikroskopis mempunyai ciri – ciri warna colorless (tidak berwarna) tetapi

agak keruh. Warna yang dihasilkan pada mineral ini berasal dari magma

pembentuknya. Ukuran pada mineral ini adalah 2 mm dari keseluruhan yang

diamati dengan perbesaran 4 kali menurut tekstur ukuran butirnya termasuk

fanerik sedang karena ukuran butirnya masuk kedalam diameter 1 mm – 5

mm. Bentuk mineral ini juga cenderung anhedral karena bidang batas

kristalnya tidak jelas. Berdasarkan bentuknya, batuan dengan bentuk anhedral

biasanya merupakan mineral yang terbentuk pada urutan awal pembentukan

batuan dalam Bowen Reaction Series dan terbentuk pada saat magma masih

dalam suhu yang sudah mulai turun. Pada mineral ini terlihat adanya belahan,

karena dijumpai pada tubuh mineral terdapat 1 arah belahan, belahan pada

mineral ini umumnya dikontrol oleh struktur atom penyusun suatu mineral.

Pada mineral ini juga terdapat pecahan, pecahan dapat terjadi atau

terbentuk pada suatu mineral karena mineral itu tidak dikontrol kuat oleh

ikatan struktur atomnya jadi mineral ini memiliki kecenderungan untuk

terpisah. Pada mineral ini mempunyai pecahan dengan jumlah yang sedikit

dan tidak teratur, yang diakibatkan gaya yang bekerja pada mineral tersebut

tidak terlalu besar dan mengakibatkan susunan atom pecah, jadi susunan

atom tersebut tidak kuat menahan gaya yang bekerja pada mineral tersebut.

Relief yang tampak pada mineral ini termasuk relief rendah karena bidang

batas antara mineral dengan mineral lain atau dengan medianya terlihat

24

Page 25: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

kurang jelas, hal tersebut menunjukan bahwa mineral ini memilki indeks

bias yang rendah sehingga garis bidang tersebut terlihat kurang jelas. Untuk

pleokroisme pada mineral ini termasuk ke dalam monokroik, hal tersebut

ditunjukkan dengan adanya perubahan kenampakan warna mineral pada saat

meja objek pada mikroskop diputar. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa

mineral ini bersifat monokroik, yaitu sifat hanya memilki satu warna saja dan

tidak dapat berubah sama sekali. Lalu pada mineral ini tidak terdapat inklusi,

yaitu zat pengotor yang terdapat pada suatu mineral, zat tersebut dapat berupa

kristal yang berukuran lebih kecil dari mineral, fluida, atau pun pengotor

yang berasal dari magma. Mungkin karena selama proses kristalisasi terdapat

material-material pada permukaan mineral sehingga terdapat material yang

terperangkap kedalam mineral, dan terbentuk suatu inklusi.

Sedangkan pengamatan mikroskop dengan metode nikol bersilang

didapatkan ciri – ciri lain seperti kembaran, gelapan, besar sudut gelapan

warna interferensi dan optic sign. Kenampakan mineral pada preparat sayatan

no R03 ini memilki kenampakan kembaran, karena pada pengamatan dengan

menggunakan mikroskop dengan metode nikol bersilang kedudukan kisi pada

dua lembar kembaran yang berdampingan saling berlawanan, sehingga

kedudukan gelapan dan warna interferensi maksimalnya berlainan, sehingga

terlihat adanya kembaran. Kembaran dapat terjadi akibat selama

pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi, dua

atau lebih kristal dapat terbentuk secara simetri. Tipe kembaran pada mineral

ini adalah carlsbad, yaitu kenampakan rupa kembaran yang berwarna hitam

dan putih saja tidak berulang – ulang. Sudut kembarannya yangg didapat

(35+30) / 2 = 32,5°.

Warna Interferensi pada mineral ini sebelum dimasukkan baji

kuarsa berwarna putih (orde 1) dan setelah dimasukkan baji kuarsa berubah

warna menjadi hijau muda (orde 2). Perubahan warna tersebut terjadi karena

sinar yang dihalangi oleh baji kuarsa sehingga cahaya yang masuk tidak ada,

dapat juga dikarenakan kompensator dimasukkan sehingga sinar yang

dihalangi kompensator tidak dapat masuk. Dari perubahan warna Interferensi

25

Page 26: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

tersebut menyebabkan optic signnya termasuk adisi, karena perubahan warna

terjadi dari sebelah kiri ke kanan atau terjadi kenaikan orde warna pada

Michel-Levy Chart, oleh karena itu tanda rentang optik (TRO) pada mineral

ini positif.

Jadi dilihat dari kenampakan ciri – ciri mineral tersebut maka dapat

diketahui bahwa mineral ini adalah mineral orthoklas. Mineral ini banayk

ditemukan sebagai penyusun batuan beku asam.

4.5 Preparat No. G. 33

Pada pengamatan dengan mikroskop dengan metode nikol sejajar

pada preparat sayatan no G 33 ini terdapat suatu mineral yang secara

mikroskopis mempunyai ciri – ciri warna colorless (tidak berwarna) tetapi

agak keruh. Warna yang dihasilkan pada mineral ini berasal dari magma

pembentuknya. Ukuran pada mineral ini adalah 2 mm dari keseluruhan yang

diamati dengan perbesaran 4 kali menurut tekstur ukuran butirnya termasuk

fanerik sedang karena ukuran butirnya masuk kedalam diameter 1 mm – 5

mm. Bentuk mineral ini juga cenderung subhedral. Berdasarkan bentuknya

dapat dilihat proses pembentukannya jauh dibawah permukaan bumi

(plutonik) dan proses pendinginannya sangat lambat. Berdasarkan bentuknya,

batuan dengan bentuk subhedral biasanya merupakan mineral yang terbentuk

pada urutan akhir pembentukan batuan dalam Bowen Reaction Series dan

terbentuk pada saat magma masih dalam suhu yang rendah. Pada mineral ini

terlihat adanya belahan, karena dijumpai pada tubuh mineral terdapat 2 arah

belahan, belahan pada mineral ini umumnya dikontrol oleh struktur atom

penyusun suatu mineral.

Pada mineral ini juga terdapat pecahan, pecahan dapat terjadi atau

terbentuk pada suatu mineral karena mineral itu tidak dikontrol kuat oleh

ikatan struktur atomnya jadi mineral ini memiliki kecenderungan untuk

terpisah. Relief yang tampak pada mineral ini termasuk relief rendah karena

bidang batas antara mineral dengan mineral lain atau dengan medianya

terlihat kurang jelas, hal tersebut menunjukan bahwa mineral ini memilki

26

Page 27: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

indeks bias yang rendah sehingga garis bidang tersebut terlihat kurang jelas.

Untuk pleokroisme pada mineral ini termasuk ke dalam monokroik, hal

tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan kenampakan warna mineral

pada saat meja objek pada mikroskop diputar. Hal tersebut dapat

menunjukkan bahwa mineral ini bersifat monokroik, yaitu sifat hanya

memilki satu warna saja dan tidak dapat berubah sama sekali. Lalu pada

mineral ini terdapat inklusi.

Pada pengamatan mikroskop dengan metode nikol bersilang

didapatkan ciri – ciri lain seperti kembaran, gelapan, besar sudut gelapan

warna interferensi dan optic sign. Kenampakan mineral pada preparat sayatan

no G 33 ini memilki kenampakan kembaran, karena pada pengamatan dengan

menggunakan mikroskop dengan metode nikol bersilang kedudukan kisi pada

dua lembar kembaran yang berdampingan saling berlawanan, sehingga

kedudukan gelapan dan warna interferensi maksimalnya berlainan, sehingga

terlihat adanya kembaran. Kembaran dapat terjadi akibat selama

pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi, dua

atau lebih kristal dapat terbentuk secara simetri. Tipe kembaran pada mineral

ini adalah albit, yaitu kenampakan rupa kembaran yang berwarna hitam dan

putih saja tidak berulang – ulang. Kembaran albit ini terbentuk pada saat

kristalisasi atau pertumbuhan kristal, dimana dua unit berbagi dan tumbuh

dari satu kisi yang sama dengan orientasi berlawanan. Jenis kembaran ini

terbagi atas kembaran kontak dan kembaran penetrasi. Mineral ini memiliki

kembaran albit dengan sudut kembaran 14,5 (miring).

Warna Interferensi pada mineral ini sebelum dimasukkan baji

kuarsa berwarna putih (orde 1) dan setelah dimasukkan baji kuarsa berubah

warna menjadi hijau muda (orde 4). Perubahan warna tersebut terjadi karena

sinar yang dihalangi oleh baji kuarsa sehingga cahaya yang masuk tidak ada,

dapat juga dikarenakan kompensator dimasukkan sehingga sinar yang

dihalangi kompensator tidak dapat masuk. Dari perubahan warna Interferensi

tersebut menyebabkan optic signnya termasuk adisi, karena perubahan warna

terjadi dari sebelah kiri ke kanan atau terjadi kenaikan orde warna pada

27

Page 28: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Michel-Levy Chart, oleh karena itu tanda rentang optik (TRO) pada mineral

ini positif.

Jadi dilihat dari kenampakan ciri – ciri mineral tersebut maka dapat

diketahui bahwa mineral ini adalah mineral Plagioklas albite-andesit an 14,5°.

Mineral ini banyak ditemukan sebagai penyusun batuan beku asam.

4.6 Preparat No. B. 12

Pada pengamatan dengan mikroskop dengan metode nikol sejajar

pada preparat sayatan no B 12 ini terdapat suatu mineral yang secara

mikroskopis mempunyai ciri – ciri warna colorless (tidak berwarna) tetapi

agak keruh. Warna yang dihasilkan pada mineral ini berasal dari magma

pembentuknya. Ukuran pada mineral ini adalah 4 mm dari keseluruhan yang

diamati dengan perbesaran 4 kali menurut tekstur ukuran butirnya termasuk

fanerik sedang karena ukuran butirnya masuk kedalam diameter 1 mm – 5

mm. Bentuk mineral ini juga cenderung anhedral karena bentuk kristal

dibatasi oleh bidang kristal tidak sempurna atau tidak jelas. Pembentukannya

berada didekat permukaan bumi (ekstrusif) sehingga proses pendinginannya

berlangsung sangat cepat. Berdasarkan bentuknya, batuan dengan bentuk

anhedral biasanya merupakan mineral yang terbentuk pada urutan awal

pembentukan batuan dalam Bowen Reaction Series dan terbentuk pada saat

magma masih dalam suhu yang sudah mulai turun. Pada mineral ini terlihat

adanya belahan, karena dijumpai pada tubuh mineral terdapat 3 arah belahan,

belahan pada mineral ini umumnya dikontrol oleh struktur atom penyusun

suatu mineral.

Pada mineral ini juga terdapat pecahan even, pecahan dapat terjadi

atau terbentuk pada suatu mineral karena mineral itu tidak dikontrol kuat oleh

ikatan struktur atomnya jadi mineral ini memiliki kecenderungan untuk

terpisah. Relief yang tampak pada mineral ini termasuk relief rendah karena

bidang batas antara mineral dengan mineral lain atau dengan medianya

terlihat kurang jelas, hal tersebut menunjukan bahwa mineral ini memilki

indeks bias yang rendah sehingga garis bidang tersebut terlihat kurang jelas.

28

Page 29: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Untuk pleokroisme pada mineral ini termasuk ke dalam monokroik, hal

tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan kenampakan warna mineral

pada saat meja objek pada mikroskop diputar. Hal tersebut dapat

menunjukkan bahwa mineral ini bersifat monokroik, yaitu sifat hanya

memilki satu warna saja dan tidak dapat berubah sama sekali. Lalu pada

mineral ini terdapat inklusi.

Pada pengamatan mikroskop dengan metode nikol bersilang

didapatkan ciri – ciri lain seperti kembaran, gelapan, besar sudut gelapan

warna interferensi dan optic sign. Kenampakan mineral pada preparat sayatan

no B 12 ini memilki kenampakan gelapan karena kedudukan sumbu sinar

berimpit dengan arah getar polarisator atau analisator. Sehingga terdapat

perbedaan cahaya yang masuk melalui polarisator pada mineral dan tidak

terlihat adanya gelapan. Gelapan yang tampak pada mineral ini termasuk

gelapan miring karena kedudukan gelapan dimana sumbu panjang kristar

(sumbu c) menyudut terhadap arah getar PP atau AA, sehingga dapat

dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografi. Sudut gelapan

yang di dapatkannya 81°.

Warna Interferensi pada mineral ini sebelum dimasukkan baji

kuarsa berwarna coklat (orde 1) dan setelah dimasukkan baji kuarsa berubah

warna menjadi pink (orde 2). Perubahan warna tersebut terjadi karena sinar

yang dihalangi oleh baji kuarsa sehingga cahaya yang masuk tidak ada, dapat

juga dikarenakan kompensator dimasukkan sehingga sinar yang dihalangi

kompensator tidak dapat masuk. Dari perubahan warna Interferensi tersebut

menyebabkan optic signnya termasuk adisi, karena perubahan warna terjadi

dari sebelah kiri ke kanan atau terjadi kenaikan orde warna pada Michel-Levy

Chart, oleh karena itu tanda rentang optik (TRO) pada mineral ini positif.

Jadi dilihat dari kenampakan ciri – ciri mineral tersebut maka dapat

diketahui bahwa mineral ini adalah mineral kalsit.

4.7 Preparat No. B. 07

29

Page 30: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Pada pengamatan dengan mikroskop dengan metode nikol sejajar

pada preparat sayatan no B 07 ini terdapat suatu mineral yang secara

mikroskopis mempunyai ciri – ciri warna colorless (tidak berwarna). Warna

yang dihasilkan pada mineral ini berasal dari magma pembentuknya. Ukuran

pada mineral ini adalah 2 mm dari keseluruhan yang diamati dengan

perbesaran 4 kali menurut tekstur ukuran butirnya termasuk fanerik sedang

karena ukuran butirnya masuk kedalam diameter 1 mm – 5 mm. Bentuk

mineral ini juga cenderung anhedral karena bentuk kristal dibatasi oleh

bidang kristal tidak sempurna atau tidak jelas. Pembentukannya berada

didekat permukaan bumi (ekstrusif) sehingga proses pendinginannya

berlangsung sangat cepat. Berdasarkan bentuknya, batuan dengan bentuk

anhedral biasanya merupakan mineral yang terbentuk pada urutan awal

pembentukan batuan dalam Bowen Reaction Series dan terbentuk pada saat

magma masih dalam suhu yang sudah mulai turun. Pada mineral ini terlihat

adanya belahan, karena dijumpai pada tubuh mineral terdapat 1 arah belahan,

belahan pada mineral ini umumnya dikontrol oleh struktur atom penyusun

suatu mineral.

Pada mineral ini juga terdapat pecahan, pecahan dapat terjadi atau

terbentuk pada suatu mineral karena mineral itu tidak dikontrol kuat oleh

ikatan struktur atomnya jadi mineral ini memiliki kecenderungan untuk

terpisah. Relief yang tampak pada mineral ini termasuk relief rendah karena

bidang batas antara mineral dengan mineral lain atau dengan medianya

terlihat kurang jelas, hal tersebut menunjukan bahwa mineral ini memilki

indeks bias yang rendah sehingga garis bidang tersebut terlihat kurang jelas.

Untuk pleokroisme pada mineral ini termasuk ke dalam monokroik, hal

tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan kenampakan warna mineral

pada saat meja objek pada mikroskop diputar. Hal tersebut dapat

menunjukkan bahwa mineral ini bersifat monokroik, yaitu sifat hanya

memilki satu warna saja dan tidak dapat berubah sama sekali. Lalu pada

mineral ini terdapat inklusi.

30

Page 31: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Pada pengamatan mikroskop dengan metode nikol bersilang

didapatkan ciri – ciri lain seperti kembaran, gelapan, besar sudut gelapan

warna interferensi dan optic sign. Kenampakan mineral pada preparat sayatan

no B 07 ini memilki kenampakan gelapan gelapan karena kedudukan sumbu

sinar berimpit dengan arah getar polarisator atau analisator. Sehingga

terdapat perbedaan cahaya yang masuk melalui polarisator pada mineral dan

tidak terlihat adanya gelapan. Gelapan yang tampak pada mineral ini

termasuk gelapan miring karena kedudukan gelapan dimana sumbu panjang

kristar (sumbu c) menyudut terhadap arah getar PP atau AA, sehingga dapat

dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografi. Sudut

gelapan yang di dapatkannya adalah 48°.

Warna Interferensi pada mineral ini sebelum dimasukkan baji kuarsa

berwarna hijau (orde 2) dan setelah dimasukkan baji kuarsa berubah warna

menjadi pink (orde 3). Perubahan warna tersebut terjadi karena sinar yang

dihalangi oleh baji kuarsa sehingga cahaya yang masuk tidak ada, dapat juga

dikarenakan kompensator dimasukkan sehingga sinar yang dihalangi

kompensator tidak dapat masuk. Dari perubahan warna Interferensi tersebut

menyebabkan optic signnya termasuk adisi, karena perubahan warna terjadi

dari sebelah kiri ke kanan atau terjadi kenaikan orde warna pada Michel-Levy

Chart, oleh karena itu tanda rentang optik (TRO) pada mineral ini positif.

Jadi dilihat dari kenampakan ciri – ciri mineral tersebut maka dapat

diketahui bahwa mineral ini adalah mineral Serpentine. Serpentine sendiri

hasil perubahan bentuk dari mineral olivin menjadi mineral Serpentine

dikarenakan pembentukannya yang mengalami tekanan.

4.8 Preparat No. B. 01

Pada pengamatan dengan mikroskop dengan metode nikol sejajar pada

preparat sayatan no B 1 ini terdapat suatu mineral yang secara mikroskopis

mempunyai ciri – ciri warna colourless (tidak berwarna). Warna yang

dihasilkan pada mineral ini berasal dari magma pembentuknya. Ukuran pada

mineral ini adalah 4 mm dari keseluruhan yang diamati dengan perbesaran 4

31

Page 32: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

kali menurut tekstur ukuran butirnya termasuk fanerik sedang karena ukuran

butirnya masuk kedalam diameter 1 mm – 5 mm. Bentuk dari mineral ini

adalah euhedral, yaitu jelas antara bidang batas mineralnya. Berdasarkan

bentuknya dapat dilihat proses pembentukannya jauh dibawah permukaan

bumi (plutonik) dan proses pendinginannya sangat lambat. Mineral dengan

bentuk euhedral biasanya merupakan mineral yang terbentuk pada urutan awal

pembentukan batuan dalam Bowen Reaction Series dan terbentuk pada saat

magma masih dalam suhu yang tinggi. Pada mineral ini terlihat tidak ada

belahan karena mineral tersebut tidak dikontorl oleh struktur atomnya.

Pada mineral ini juga terdapat pecahan yang tidak teratur, pecahan

dapat terjadi atau terbentuk pada suatu mineral karena mineral itu tidak

dikontrol kuat oleh ikatan struktur atomnya jadi mineral ini memiliki

kecenderungan untuk terpisah, dan jumlah pecahan dari mineral tersebut

berjumlah banyak, yang diakibatkan gaya yang bekerja pada mineral tersebut

besar dan mengakibatkan susunan atom pecah menjadi banyak bagian, jadi

susunan atom tersebut tidak kuat menahan gaya yang bekerja pada mineral

tersebut. Relief yang tampak pada mineral ini termasuk relief tinggi karena

bidang batas antara mineral dengan mineral lain atau dengan medianya terlihat

sangat jelas, hal tersebut menunjukan bahwa mineral ini memilki indeks bias

yang besar sehingga garis bidang tersebut dapat terlihat sangat jelas. Untuk

pleokroisme pada mineral ini termasuk ke dalam monokroik, hal tersebut

ditunjukkan dengan tidaka adanya perubahan kenampakan warna mineral pada

saat meja objek pada mikroskop diputar. Hal tersebut dapat menunjukkan

bahwa mineral ini bersifat monokroik, yaitu sifat hanya memilki satu warna

saja dan tidak dapat berubah sama sekali. Pada mineral ini terdapat inklusi,

yaitu zat pengotor yang terdapat pada suatu mineral, zat tersebut dapat berupa

kristal yang berukuran lebih kecil dari mineral, fluida, atau pun pengotor yang

berasal dari magma. Mungkin karena selama proses kristalisasi terdapat

material-material pada permukaan mineral sehingga terdapat material yang

terperangkap kedalam mineral, dan terdapatlah suatu inklusi pada mineral

tersebut, dan warna dari mineral pengisi tersebut adalah opaq.

32

Page 33: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Pada pengamatan mikroskop dengan metode nikol bersilang

didapatkan ciri – ciri memiliki gelapan karena kedudukan sumbu sinar

berimpit dengan arah getar polarisator atau analisator. Sehingga terdapat

perbedaan cahaya yang masuk melalui polarisator pada mineral dan tidak

terlihat adanya gelapan. Gelapan yang tampak pada mineral ini termasuk

gelapan miring karena kedudukan gelapan dimana sumbu panjang kristar

(sumbu c) menyudut terhadap arah getar PP atau AA, sehingga dapat

dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografi. Sudut

gelapan yang di dapatkannya adalah 34°.

Jadi dilihat dari kenampakan ciri – ciri mineral tersebut maka dapat

diketahui bahwa mineral ini adalah mineral olivin. Mineral ini banyak

ditemukan sebagai mineral penyusun batuan beku basa.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada metode nikol sejajar pada preparat sayatan G. 31 warna colorles,

ukuran 3 mm perbesaran 4 kali, bentuk subhedral, prismatik (memanjang),

33

Page 34: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

belahan 1 arah, pecahan ada (teratur), insklusi ada, relief tinggi,

pleokriosme monokroid. Pengamatan nikol bersilang gelapan ada, simetris,

sudut gelapan 45°, optic sign subtracsi (-), sign of elongation lenght fast,

warna interferensi hijau gelap (orde 2) – coklat (orde 1). Jadi mineral

tersebut hornblende.

Pada metode nikol sejajar pada preparat sayatan B. 11 warna colorles,

ukuran 3 mm perbesaran 4 kali, bentuk subhedral, belahan 2 arah, pecahan

ada (banyak), relief sedang, pleokriosme monokroid. Pengamatan nikol

bersilang gelapan ada (bergelombang), optic sign adisi (+), sign of

elongation lenght slow, warna interferensi hitam (orde 1)–pink (orde 2).

Jadi mineral tersebut kuarsa.

Pada metode nikol sejajar pada preparat sayatan G. 29 warna kecoklatan,

ukuran 3 mm perbesaran 4 kali, bentuk subhedral, prismatik, belahan 1

arah, pecahan ada, insklusi ada, relief rendah, pleokriosme monokroid.

Pengamatan nikol bersilang gelapan ada (miring), sudut gelapan 45°, optic

sign adisi (+), sign of elongation lenght slow, warna interferensi hitam

(orde 1) – pink (orde 2). Jadi mineral tersebut augit.

Pada metode nikol sejajar pada preparat sayatan R. 03 warna colorles,

ukuran 2 mm perbesaran 4 kali, bentuk anhedral, belahan 1 arah, pecahan

ada (sedikit), insklusi ada, relief rendah, pleokriosme monokroid.

Pengamatan nikol bersilang kembaran ada, (carlisbad), sudut gelapan

32,5°, optic sign adisi (+), sign of elongation lenght slow, warna

interferensi putih (orde 1) – hijau muda (orde 4). Jadi mineral tersebut

orthoklas.

Pada metode nikol sejajar pada preparat sayatan G. 33 warna colorles,

ukuran 2 mm perbesaran 4 kali, bentuk subhedral, belahan 1 arah, pecahan

ada, insklusi ada, relief rendah, pleokriosme monokroid. Pengamatan nikol

bersilang kembaran ada (albit), sudut gelapan 14,5°, optic sign adisi (+),

sign of elongation lenght slow, warna interferensi putih (orde 1) – hijau

muda (orde 4). Jadi mineral tersebut plagioklas albite-andesit an 14,5°.

34

Page 35: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Pada metode nikol sejajar pada preparat sayatan B. 12 warna colorles,

ukuran 4 mm perbesaran 4 kali, bentuk anhedral, belahan 3 arah, pecahan

ada (even), insklusi ada, relief rendah, pleokriosme monokroid.

Pengamatan nikol bersilang gelapan ada (miring), sudut gelapan 81°, optic

sign adisi (+), sign of elongation lenght slow, warna interferensi coklat

(orde 1) – pink (orde 2). Jadi mineral tersebut kalsit.

Pada metode nikol sejajar pada preparat sayatan B. 07 warna colorles

(putih), ukuran 2 mm perbesaran 4 kali, bentuk anhedral, fibrous

(berserabut), belahan 1 arah, pecahan ada, insklusi ada, relief rendah,

pleokriosme monokroid. Pengamatan nikol bersilang gelapan ada (miring),

sudut gelapan 48°, optic sign adisi (+), sign of elongation lenght slow,

warna interferensi hijau (orde 2) – pink (orde 3). Jadi mineral tersebut

serpentine.

Pada metode nikol sejajar pada preparat sayatan B. 01 warna colorles-

kehijauan, ukuran 3 mm perbesaran 4 kali, bentuk subhedral, pecahan ada

(tidak beraturan), insklusi ada, relief tinggi, pleokriosme monokroid.

Pengamatan nikol bersilang gelapan ada (miring), sudut gelapan 34°, optic

sign subtracsi (-), sign of elongation lenght fast, warna interferensi merah

(orde 2) – hitam (orde 1). Jadi mineral tersebut olivin.

5.2 Saran

Mineral peraganya lebih variasi lagi

Mineral kembarannya lebih banyak lagi

Penjelasan dalam materi lebih jelas lagi

DAFTAR PUSTAKA

Aribowo, Yoga, ST dkk. 2006. Diktat Praktikum Petrologi. Laboratorium

Petrologi dan Petrografi Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik

UNDIP: Semarang

35

Page 36: Lpran Mineral Optik Pngamatan Mikroskop

Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Penerbit LPP dan Percetakan

UNS : Surakarta

Setia, Graha, Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Penerbit Nova: Bandung

36