LPJ putri

29
Laporan PBL Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014 LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KOMPRES HANGAT PADA NY. A DIDUSUN GARDU TENGAH DESA ROWO SARI KECAMATAN SUMBERJAMBE KABUPATEN JEMBER Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II oleh: Putri Mareta Hertika NIM 122310101014

description

LPJ

Transcript of LPJ putri

Laporan PBL Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KOMPRES HANGAT PADA NY. A DIDUSUN GARDU TENGAH

DESA ROWO SARI KECAMATAN SUMBERJAMBEKABUPATEN JEMBER

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II

oleh:

Putri Mareta HertikaNIM 122310101014

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANAlamat: Jl. Kalimantan No.37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember

Telp./Fax (0331) 323450 Jember

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis SituasiJumlah lansia di Indonesia cenderung meningkat seiring dengan

bertambahnya usia harapan hidup. Pada lansia terjadi penurunan fungsi sistem tubuh, sehingga menyebabkan lansia mudah mengalami gangguan kesehatan. Penyakit rematik bukanlah hal asing lagi di masyarakat. Penyakit ini biasanya banyak diderita oleh lansia. Jenis rematik yang sering ditemui adalah Osteoartritis, di masyarakat lebih dikenal dengan pengapuran sendi (Aini, 2010). Orang dengan Osteoartritis sering mengalami nyeri sendi dan keterbatasan gerak. Tidak seperti beberapa bentuk lain dari artritis, Osteoartritis hanya mempengaruhi sendi dan bukan organ internal. (NIAMS, 2010, dalam Aini, 2010). Gejala yang paling umum atau sering muncul dari Osteoartritis adalah nyeri, kaku dan gangguan fungsional. Nyeri pada Osteoartritis disebabkan oleh inflamasi sinovial, peregangan kapsula atau ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung saraf dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit, mikro fraktur trebekulum, hipertensi intraoseus, bursitis, tedinitis dan spasme otot (Handono, 1996). Nyeri ini diperburuk ketika melakukan aktifitas yang melibatkan persendian dan akan mereda ketika istirahat. Dibeberapa kasus nyeri dapat terjadi ketika malam hari, karena mekanisme perlindungan otot splinting pada sendi sudah hilang. Nyeri sendi biasanya disertai dengan kekakuan pada pagi hari dan umumnya berlangsung kurang dari satu jam (Potter dan Perry, 2001).

Angka kejadian penderita Osteoartritis berdasarkan umur semakin tinggi. Diperkirakan 27 juta orang Amerika berumur 25 tahun dan yang lebih tua menderita Osteoartritis. Meskipun Osteoartritis menjadi lebih umum pada usia lansia, pada usia muda biasanya disebabkan oleh cedera sendi, kelainan sendi, atau cacat genetik pada tulang rawan sendi. Pada usia kurang dari 45 tahun, Osteoartritis lebih banyak diderita oleh pria sedangkan usia diatas 45 tahun lebih banyak diderita wanita. Berdasarkan usia diperkirakan pada tahun 2030, diproyeksikan 67 juta orang akan didiagnosis artritis (NIAMS, 2010, dalam Aini 2010).

Osteoartritis sering dimulai pada dekade usia ketiga, dan mencapai puncaknya di antara dekade kelima dan keenam. Menjelang usia 75 tahun, dari hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan 85 % populasi. Menurut penelitian Hoe Ai, (2010) dari 269 medical record pasien Osteoartritis sejak tahun 2000 sampai 2010 yang telah mendapat persetujuan prevalensi Osteoartritis di RSUP Dr. Sardjito sebesar 45,29 %. Sebanyak 237 (89%) mengalami Osteoartritis di bagian lutut. Prevalensi tertinggi pada penderitaOsteoartritis terdapat dalam usia 61 sampai 70 tahun (38,66%) terbukti klinis terdapat Osteoartritis. Sedangkan Menurut Handayani (2008) Di Indonesia prevalensi Osteoartritis cukup tinggi yaitu 5% pada usia kurang dari 40 tahun, 30 % pada usia 40-60 tahun dan 65% pada usia diatas 61 tahun (Ismayadi, 2001).

Berdasarkan Pengkajian mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember pada Ny. A (67 tahun) pada hari senin tanggal 27 Oktober 2014. Ny. A mengeluhkan nyeri pada lutut bagian kanan dan nyeri semakin

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

meningkat saat Ny. A berjalan jauh dan melakukan aktifitas berat, nyeri telah dirasa kurang lebih delapan bulan yang lalu. Nyeri akan berkurang saat pasien istirahat. Ciri-ciri pada Ny. A menggambarkan Ny. A mengalami Osteoartritis akut, sehingga menganggu aktifitas pada Ny. A. Perawat dapat melakukan terapi non medis kompres hangat dengan tujuan untuk meringankan nyeri lutut yang diderita Ny. A.

1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam kegiatan

yang akan dilakukan ini adalah pendidikan kesehatan tentang kompres hangat untuk mengurangi nyeri lutut pada lansia Osteoartritis di dusun Gardu Tengah, Desa Rowo Sari, Kecematan Sumber Jambe

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan2.1.1 Tujuan Umum

Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat khususnya lansia tentang kompres hangat untuk meringankan nyeri pada penderita Osteoartritis di Dusun Gardu tengah Desa Rowo Sari Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus1. klien mampu menjelaskan tentang pengertian Osteoartritis.2. klien mampu menjelaskan tentang penyebab dan manfaan kompres

hangat untuk mengurangi nyeri.3. Klien dan keluarga mampu mempraktikan tentang kompres hangat.

2.2 Manfaat1. Menambah pengetahuan klien tentang penyakit Osteoartritis.2. Menambah keterampilan klien dan keluarga dalam mempraktikan kompres

hangat untuk meringankan nyeri dengan tepat di Dusun Gardu Tengah Desa Sumberjambe, Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.

BAB III KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar PemikiranOsteoartritis sering dimulai pada dekade usia ketiga, dan mencapai

puncaknya di antara dekade kelima dan keenam. Orang dengan Osteoartritis sering mengalami nyeri sendi dan keterbatasan gerak. Tanda klinis Osteoartritis meliputi, nyeri sendi, nyeri tekan, keterbatasan gerak, bunyi krepitasi, terkadang terjadi efusi, dan peradangan lokal. Kondisi ini dapat mengakibatkanpenderita tidak dapat melakukan aktifitas kesehariannya.

Nyeri pada Osteoartritis disebabkan oleh inflamasi sinovial, peregangan kapsula atau ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung saraf dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit, mikro fraktur trebekulum, hipertensi intraoseus, bursitis, tedinitis dan spasme otot. Nyeri ini sering digambarkan sebagi hal yang

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

menjenuhkan dan tidak jelas batasnya. Nyeri ini diperburuk ketika melakukan aktifitas yang melibatkan persendian dan akan mereda ketika istirahat (Smeltzer & Brenda, 2002, dalam Aini 2010).

Penatalaksanaan Osteoartritis terdiri dari terapi farmakologik dan terapi non farmakologik. Metode penghilang nyeri non farmakologi biasanya mempunyai risiko lebih rendah. Meskipun tindakan tersebut bukan merupakan pengganti untuk obat-obatan, tindakan tersebut mungkin dapat mempersingkat episode nyeri (Smeltzer, 2001, dalam Aini 2010). Tindakan non farmakologi itu terutama kompres hangat dapat dilakukan sendiri di rumah dan caranya sederhana. Selain itu tindakan non farmakologi ini dapat digunakan sebagai pertolongan pertama ketika nyeri menyerang (Aini, 2010). Penggunaan terapi panas permukaan pada tubuh kita dapat memperbaiki fleksibilitas tendon dan ligamen, mengurangi spasme otot, meredakan nyeri,meningkatkan aliran darah,dan meningkatkan metabolisme. Mekanismenya dalam mengurangi nyeri tidak diketahui dengan pasti,walaupun para peneliti yakin bahwa panas dapat menonaktifkan serabut saraf yang menyebabkan spasme otot dan panas tersebut dapat menyebabkan pelepasan endorfin,opium yang sangat kuat,seperti bahan kimia yang memblok transmisi nyeri. Secara umum peningkatan aliran darah dapat terjadi pada bagian tubuh yang dihangatkan karena panas cenderung mengendurkan dinding pembuluh darah, panas merupakan yang terbaik untuk meningkatkan fleksibilitas (Aini, 2010).

Masyarakat dan khususnya lansia dengan nyeri lutut diharapakan dapat melakukan kompres hangat untuk meringankan nyeri, dikarenakan terapi ini sangat murah dan mudah untuk dilakukan.

3.2 Kerangka Penyelesaian MasalahMasalah rematik khusunya Osteoartritis merupakan masalah yang banyak

terjadi pada lansia, terutama juga lansia di desa Rowo Sari. Lansia dengan Osteoartritis akan merasakan nyeri pada sendi yang sering dibuat sebagai tumpuan. Nyeri tersebut sangat mempengaruhi aktifitas dan kualitas hidup lansia. Oleh karena itu perlu diberikan pengetahuan tentang penyebab Osteoartritis dan cara meringankan nyeri lutut dengan kompres hangat. Kompres hangat merupakan terapi non farmakologis yang dapat dilakukan di rumah karena tidak perlu biaya dan caranya sangat mudah. Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri. Panas yang lembab dapat menghilangkan kekakuan pada pagi hari akibat arthritis (Ceccio, 1990 dalam Potter, Perry, 2001).

Dengan dilakukannya terapi kompres hangat diharapkan dapat mengurangi nyeri pada lutut yang di derita lansia dengan Osteoartritis dengan demikian juga kan meningkatkan kualitas hidup lansia.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Pemberian Pengetahuan tentang cara kompres hangat

Klien tahu, mau, dan mampu untuk melakukan kompres hangat

Mengajarkan cara mengompres hangat

Mencontohkan cara mengompres hangat

Menganjurkan klien untuk mendemonstrasikan ulang mengompres hangat yang telah diajarkan

BAB IV RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian MasalahPendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman

belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi klien dan keluarga untuk menerapkan cara-cara hidup sehat. Dalam realisasi penyelesaian masalah mengenai penyakit Osteoartritis yang dapat dilakukan adalah melakukan pendidikan kesehatan tentang kompres hangat untuk penanggulangan nyeri lutut pada lansia Osteoartritis

4.2 Khalayak SasaranKhalayak sasaran pada kegiatan kesehatan ini yaitu klien dan keluarga telah

dapat mempraktikan tentang

4.3 Metode yang Digunakan1. Jenis model pembelajaran : ceramah

2. Landasan teori : Diskusi

3. Langkah pokok

a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik

b. Menagajukan masalah

c. Mengidentifikasi pilihan tindakan

d. Memberi komentar

e. Menetapkan tindakan lanjut

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

BAB V HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya5.1.1 Evaluasi Persiapan

Kegiatan pendidikan kesehatan tentang kompres hangat untuk pasien Osteoartritis dilakukan pada hari kamis, tanggal 30 Oktober 2014 pukul 13.45 sampai dengan 14.00 WIB. Sebelum kegiatan pendidikan kesehatan tentang kompres hangat pada lansia dengan Osteoartritis pada lutut, persiapan yang dilakukan adalah:a. Pemateri dan rekan menuju tempat dilakukannya pendidikan

kesehatan di rumah kader Dusun Gardu Tengah. Pendidikan kesehatan dimulai pada mulai pukul 13.45 WIB dengan sasaran Lansia dan keluarganya.

b. Peserta yang hadir dalam kegiatan pendidikan kesehatan adalah 10 orang yang terdiri dari 1 orang lansia (Ny.A), 3 keluarga Lansia dan 6 mahasiswa keperawatan komunitas PSIK Universitas Jember sebagai fasilitator dan dokumenter.

c. Persiapan lain yang dilakukan adalah menyiapkan media pendukung dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan seperti leaflet dan bahan pendukung lain seperti handuk kecil, baskom, air hangat dan tisu.

d. Persiapan kegiatan pendidikan kesehatan yang terdiri dari preplanning (Bab I-IV), SAP, leaflet, lembar daftar hadir dan berita acara.

5.1.2 Evaluasi ProsesSelama proses kegiatan berjalan dengan lancar dan dengan durasi

waktu yang lebih singkat dari perencanaan awal yaitu 15 meni. Lansia kooperatif dan adanya bantuan rekan sebagai fasilitator saat kegiatan

= =Sasaran

= =pemateri

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

pendidikan kesehatan sangat membantu memperlancar jalannya pendidikan kesehatan yang diberikan.

5.1.3 Evaluasi HasilEvaluasi hasil kegiatan dilihat dari jalannya kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan, bagaimana antusias lansia dan keluarga dalam mendengarkan dan memperhatikan pendidikan kesehatan. Keluarga juga dapat menirukan kompres hangat yang dipraktikkan oleh mahasiswa dengan benar. Lansia dan keluarga juga dapat memahami pengertian, penyebab dan bagaimana gejala Osteoartritis.

5.2 Faktor Pendorong5.2.1 Dukungan dari kader, dan bidan desa yang menyambut baik dan

memberikan izin dengan adanya pemberian pendidikan kesehatan pada Lansia yang memiliki gangguan kesehatan di Dusun Gardu Tengah, Desa Rowo Sari, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember.

5.2.2 Keluarga dan lansia menyambut baik dan antusias dalam pendidikan kesehatan yang diberikan oleh mahasiswa Prorgam Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

5.2.3 Mahasiswa keperawatan 2 PSIK Universitas Jember lainnya membantu pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan, baik menjadi fasilitator dan dokumentasi.

5.2 Faktor Penghambat5.2.3 Acara pendidikan kesehatan tentang kompres hangat untuk nyeri lutut

pada Ny.A secara keseluruhan sudah cukup, tidak ada kendala bahasa maupun tempat.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KesimpulanBerdasarkan evaluasi di atas menunjukan bahwa terdapat perubahan yang

signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan berupa penyuluhan dan demonstrasi. Perubahan itu ditunjukkan dengan lansia dan keluarga dapat memberikan kompres hangat dengan benar dan mulai mengetahui penyakitnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan dapat membantu lansia dan keluarga yang memiliki nyeri lutut akibat Osteoartritis untuk mengaplikasikan apa yang sudah diberikan yaiyu mengompres hangat yang bertujuan untuk meringankan nyeri terutama nyeri lutut.

6.2 Saran6.2.1 Bagi Sasaran (Lansia)

Lansia diharapkan dapat menerapapkan kompres hangat dengan benar untuk meringankan nyeri otot yang di derita.

6.2.2 Bagi Keluarga

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Keluarga diharapkan mampu untuk membantu lansia dan dapat menyebarkan informasi pada lansia yang menderita nyeri lutut.

6.2.3 Bagi Tenaga KesehatanBagi tenaga kesehatan setempat khususnya pada bidan desa atau perawat diharapkan lebih memperhatikan keadaan masyarakat khususnya lansia yang mengalami nyeri otot.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Syarifah. 2010. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Pasien Rematik di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah. Padang: Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.

Ismayadi.2001. Asuhan Keperawatan dengan Reumatik pada Lansia. Sumatra Utara: Program Studi IlmuFakultas Kedokteran.

Kalim,Handono. 1996. Ilmu Penyakit dalam. Jakarta: balai penerbit FK UI.Potter dan Perry. 2001. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Berita acara

Lampiran 2 : Daftar hadir

Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Lampiran 4 : SOP (bila ada)

Lampiran 5 : Materi

Lampiran 6 : Media Leaflet

Lampiran 7 : Dokumentasi kegiatan

Pemateri,

Putri Mareta Hertika

NIM 122310101014

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 1 : Berita Acara

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

T.A 2014/2015

BERITA ACARA

Pada hari ini, Kamis tanggal 30 Oktober 2014, jam 13.45 s/d 14.00 WIB bertempat di rumah Ny. A Dusun Gerdu Tengah, Desa Rowo Sari, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Pendidikan Kesehatan tentang pemberian kompres hangat pada lansia dengan nyeri otot oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang ( daftar hadir terlampir).

Jember, 30 Oktober 2014

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Keperawatan Komunitas II

PSIK Universitas Jember

Ns. Latifa Aini S. Kep,. M.Kep,. Sp. Kep. Kom.

NIP 197109262009122

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 2 : Daftar Hadir

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

T.A 2014/2015

DAFTAR HADIR

Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang penggunaan kompres hangat untuk mengurangi nyeri lutut pada lansia oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Pada hari ini, Kamis tanggal 30, Bulan Oktober tahun 2014 pukul 13.45 s/d 14.00 WIB bertempat di rumah Ny. A, Dusun Gardu Tengah, Desa Rowo Sari, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur.

Jember, 30 Oktober 2014

Mengetahui,

Dosen PembimbingKeperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Ns. Latifa Aini S. Kep,. M.Kep,. Sp. Kep. Kom.NIP 197109262009122

Lampiran 3 : SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/Materi : Kompres Hangat Untuk Meringankan Nyeri pada Penderita Osteoartritis

Sasaran : lansia yang menderita Nyeri otot di desa Rowo sari, kecamatan Sumber Sari

Waktu : 13.45 s/d 14.00 WIB

Hari/Tanggal : Kamis, 30 Oktober 2014

Tempat :Rumah Ny. A, Dusun Gardu Tengah, Desa Rowo Sari, Kecematan sumberjambe

1. Standar Kompetensi

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan memahami tentang penyakit Osteoartritis.

2. Kompetensi Dasar

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 20 menit sasaran akan mampu :

a. Menjelaskan tentang pengertian Osteoartritis;

b. Menjelaskan tentang penyebab dan gejala Osteoartritis;

c. Menjelaskan dan memperagakan tentang manfaat kompres hangat pada nyeri lutut

3. Pokok Bahasan :

Konsep dasar Osteoartritis

4. Subpokok Bahasan

a. Pengertian dan Penyebab Osteoartritis;

b. Tanda dan Gejala Osteoartritis;

c. Cara meredakan Nyeri lutut dengan kompres hangat.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

5. Waktu

1 x 15 Menit

6. Bahan / Alat yang digunakan

a. Leaflet

b. Handuk kecil/kain

c. Baskom

d. Air hangat

e. tisu

7. Model Pembelajaran

a. Jenis Model Pembelajaran : Pertemuan kelompok

b. Landasan Teori : Konstruktivisme

c. Landasan Pokok :

1. Menciptakan suasana ruangan yang baik

2. Mengajukan masalah

3. Membuat keputusan nilai personal

4. Mengidentifikasi pilihan tindakan

5. Memberi komentar

6. Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan

Penyuluh mencari materi tentang penyakit Osteoartritis dan cara mengompres hangat untuk meredakn nyeri.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

ProsesTindakan

WaktuKegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

Pendahuluan 1. Salam pembuka

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus

Kegiatan peserta 3 menit

Penyajian 1. Menjelaskan materi tentang :

a. Pengertian dan penyebab Osteoartritis;

b. Menjelaskan tentang penyebab dan gejala Osteoartritis;

c. Menjelaskan dan memperagakan tentang manfaat kompres hangat pada nyeri lutut

2. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya

3. Menjawab pertanyaan

4. Memberikan kesempatan kepada klien atau keluarga untuk menjelaskan kembali dan mempraktikan materi yang sudah disampaikan

Memperhatikan, menanggapi dengan pertanyaan

9 menit

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Penutup 1. Menyimpulkan materi yang telah diberikan

2. Mengevaluasi hasil pendidikan kesehatan

3. Memberikan Leaflet tentang Osteoartritis

4. Salam penutup

Memperhatikan dan menanggapi

3 menit

10. Evaluasi

Jawablah pertanyaan ini dengan tepat

a. Apakah pengertian dari Osteoartritis?

b. Sebutkan penyebab dan gejala dari Osteoartritis?

c. Bagaimana cara meringankan nyeri pada Osteoartritis?

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 4 : SOP

PSIK

Universitas Jember

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KOMPRES HANGAT PADA PASIEN REMATIK

1 Pengertian Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain/ handuk yang telah di celupkan pada air hangat, yangditempelkan pada bagian tubuh tertentu.

2 Tujuan 1. Memperlancar sirkulasi darah2. Vasodilatasi pembuluh darah3. Mengurangi rasa sakit4. Memberi rasa nyaman dan tenang pada pasien

3 Indikasi 1. Pada pasien demam dengan suhu tubuh ≤ 39,5º C2. Pada radang persendian3. Pada kekejangan otot (spasmus)4. Bila perut kembung5. Bila ada bengkak (abses) akibat pemberian suntikan6. Bila pasien kedinginan (misalnya akibat narkose,

iklim, atau ketegangan dan lain-lain)7. Pada bagian tubuh yang abses8. Bila ada hematom

4 Kontraindikasi -

5 Persiapan pasien 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada lansia2. Siapkan pasien

6 Persiapan alat 1. Baskom mandi2. Waslap3. Air hangat suhu 37oC4. Thermometer5. Handuk pengering

7 Cara kerja CARA BEKERJAa. Cuci tanganb. Ukur suhu tubuhc. Periksa suhu aird. Celup washlap ke dalam air hangat, letakkan di atas

sendi lutute. Secara kaki dikompres selama 5 menitf. Ganti air bila sudah tidak panas- bila suhu diatas 37

stop tindakang. Keringkan bagian tubuh

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

8 Evaluasi 1. Tanyakan lansia bagaimana perasaannya2. Kaji nyeri lansia dengan PQRST3. Kaji kesulitan gerak pada sendi dengan cara

menggerak-menggerakkan sendi4. Observasi adanya peradangan pada sendi5. Kaji perubahan rentang gerak lansia

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 5 : Materi

PEMBERIAN KOMPRES HANGAT UNTUK MERINGANKAN NYERI PADA PASIEN DENGAN OSTEOARTRITIS

1. Definisi OsteoartritisOsteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, Ditandai dengan

kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang menghubungkan sendi. (Felson, 2008, dalam Aini, 2010).

2. Penyebab OsteoartritisAngka kejadian penderita Osteoartritis berdasarkan umur semakin tinggi.

Diperkirakan 27 juta orang Amerika berumur 25 tahun dan yang lebih tua menderita Osteoartritis. Meskipun Osteoartritis menjadi lebih umum pada usia lansia, pada usia muda biasanya disebabkan oleh cedera sendi, kelainan sendi, atau cacat genetik pada tulang rawan sendi. Pada usia kurang dari 45 tahun, Osteoartritis lebih banyak diderita oleh pria sedangkan usia diatas 45 tahun lebih banyak diderita wanita. Berdasarkan usia diperkirakan pada tahun 2030, diproyeksikan 67 juta orang akan didiagnosis artritis (NIAMS, 2010, dalam Aini, 2010).

3. Tanda Gejala OsteoartritisPada umumnya, pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhan yang

dirasakannya telah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan Berikut adalah keluhan yang dapat dijumpai pada pasien OA :

a) Nyeri sendi Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri biasanya

bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan dan tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain. Perubahan ini dapat ditemukan meski OA masih tergolong dini (secara radiologis). Umumnya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bias digoyangkan dan menjadi kontraktur, Hambatan gerak dapat konsentris (seluruh arah gerakan) maupun eksentris (salah satu arah gerakan saja) (Soeroso, 2006, dalam ismayadi, 2001). Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan kartilago pada sendi tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga dapat diasumsikan bahwa nyeri yang timbul pada OA berasal dari luar kartilago (Potter dan Perry, 2001).

Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari nyeri yang timbul diduga berasal dari peradangan sendi (sinovitis), efusi sendi, dan edema sumsum tulang ( Felson, 2008, dalam Aini, 2010).

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Osteofit merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri. Ketika osteofit tumbuh, inervasi neurovaskular menembusi bagian dasar tulang hingga ke kartilago dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Hal ini menimbulkan nyeri (Felson, 2008, dalam Aini 2010). Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di dekat sendi. Sumber nyeri yang umum di lutut adalah aakibat dari anserine bursitis dan sindrom iliotibial band (Felson, 2008, dalam Aini 2010).

b) Hambatan GerakGangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan sejalan

dengan pertambahan rasa nyeri (Soeroso, 2006, dalam Ismayadi 2001).c) Kaku pagi

Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari (Soeroso, 2006, dalam Ismayadi 2010).

d) Krepitasi Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala

ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Seiring dengan perkembangan penyakit, krepitasi dapat terdengar hingga jarak tertentu (Soeroso, 2006, dalam Ismayadi, 2010).

e) Pembesaran sendi (deformitas) Sendi yang terkena secara perlahan dapat membesar

f) Pembengkakan sendi yang asimetris Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi

yang biasanya tidak banyak (<100 cc) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk permukaan sendi berubah.

g) Tanda-tanda peradangan Tanda-tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan

gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) dapat dijumpai pada OA karena adanya synovitis. Biasanya tanda-tanda ini tidak menonjol dan timbul pada perkembangan penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA lutut.

h) Perubahan gaya berjalan Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan merupakan

ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien lanjut usia. Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan terutama pada OA lutut.

4. Kompres HangatPenatalaksanaan Osteoartritis terdiri dari terapi farmakologik dan terapi non

farmakologik. Metode penghilang nyeri non farmakologi biasanya mempunyai risiko lebih rendah. Meskipun tindakan tersebut bukan merupakan pengganti untuk obat-obatan, tindakan tersebut mungkin dapat mempersingkat episode nyeri (Smeltzer, 2001, dalam Handono, 1996). Tindakan non farmakologi itu terutama

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

kompres hangat dapat dilakukan sendiri di rumah dan caranya sederhana. Selain itu tindakan non farmakologi ini dapat digunakan sebagai pertolongan pertama ketika nyeri menyerang (Wenni, 2002, dalam Handono 1996). Penggunaan terapi panas permukaan pada tubuh kita dapat memperbaiki fleksibilitas tendon dan ligamen, mengurangi spasme otot, meredakan nyeri, meningkatkan aliran darah, dan meningkatkan metabolisme. Mekanismenya dalam mengurangi nyeri tidak diketahui dengan pasti, walaupun para peneliti yakin bahwa panas dapat menonaktifkan serabut saraf yang menyebabkan spasme otot dan panas tersebut dapat menyebabkan pelepasan endorfin, opium yang sangat kuat, seperti bahan kimia yang memblok transmisi nyeri. Secara umum peningkatan aliran darah dapat terjadi pada bagian tubuh yang dihangatkan karena panas cenderung mengendurkan dinding pembuluh darah, panas merupakan yang terbaik untuk meningkatkan fleksibilitas (Anderson, 2007, dalam Aini 2010).

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 6 : Media Leaflet

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 7 : Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Pendidikan kesehatan tentang kompres hangat di Dusun Gardu Tengah Desa Rowo Sari Kec. Sumberjambe pada tanggal 30 Oktober 2014 oleh Putri

Mareta Hertika mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2014

Gambar 2. Pendidikan kesehatan tentang kompres hangat di Dusun Gardu Tengah Desa Rowo Sari Kec. Sumberjambe pada tanggal 30 Oktober 2014 oleh Putri

Mareta Hertika mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember