LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

29
LAPORAN PENDAHULUAN RHEUMATIK Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu stase keperawatan gerontik Disusun Oleh: Dessy Angghita PPN 14166 PROGRAM PROFESI NERS XIII SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

description

laporan pendahuluan ini diajukan untu memenuhi tugas profesi keperawatan gerontik

Transcript of LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

Page 1: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

LAPORAN PENDAHULUAN RHEUMATIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu stase keperawatan gerontik

Disusun Oleh:

Dessy Angghita

PPN 14166

PROGRAM PROFESI NERS XIII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2015

Page 2: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

A. LATAR BELAKANG

Angka penderita rheumatik (penyakit radang sendi dan tulang) akan meningkat

tajam pada tahun 2020 sehingga dapat berdampak pada morbiditas dan disability

tinggi (Bone and Joint Decade, 2006). Penyakit rheumatik banyak ditemukan

pada wanita dan akhir-akhir ini mulai sering ditemui pada usia muda yang dapat

menjadi beban keluarganya. Penyakit persendian harus mulai diperhatikan lebih

serius (Amye L. Leong, 2009).

Rheumatik merupakan bagian dari penyakit radang sendi atau arthritis. Penyakit

ini banyak macamnya mencapai sedikitnya 100 jenis, dengan penyebab dan

gejala yang hampir sama. Ada yang disebut osteoarthritis dan rheumatik yang

banyak mengenai mereka yang berusia diatas 40 tahun. Ada pula yang disebut

arthritis rematoid yang menyerang mereka berusia 20-50 tahun, terutama

perempuan (Bone and Joint Decade, 2006).

Penyakit rheumatik dapat menimbulkan angka morbiditas dan disability yang

cukup tinggi (World Health Organization, 2000). Hal ini disebabkan oleh karena

pengobatan kortikosteroid dengan jenis prednisone dosis maintanance memakan

waktu yang cukup lama kira-kira antara 6 sampai 3 tahun (Kapita Selekta

Kedokteran, 2008). Ini menyebabkan penderita rheumatik kebanyakan merasa

putus asa dan tidak mau melanjutkan pengobatan karena menganggap tidak ada

perubahan. Padahal jika dibiarkan, pada tahap lanjut penyakit ini dapat

berkembang menjadi Giant Cell Arteritis yang dapat menyebabkan kebutaan

akibat obstruksi pada arteri siliaris posterior dan arteri oftalmika.

B. PENGERTIAN

Rheumatik merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan

yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan panggul.

Terutama mengenai usia pertengahan atau lanjut usia, sekitar 50 tahun keatas

(Kapita Selekta Kedokteran, 2008).

Rheumatik adalah penyakit autoimun menghinggapi manula dengan nyeri otot

pada bahu, tengkuk, punggung dan pinggul (Tan Hoan Tjay, dkk, 2009).

Page 3: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

Rheumatik adalah kumpulan gejala rheumatik dari ringan sampai berat yang

ditandai dengan nyeri pada otot dan tulang serta kekakuan pada lehar, bahu dan

area bokong. Kekakuan biasanya timbul pada pagi hari atau sebelum melakukan

aktifitas dan biasanya timbul selama 30 menit (National Institute of Arthritis and

Muscoskeletal and Skin Disease, 2009).

C. ETIOLOGI

Penyebab rheumatik sampai sekarang belum diketahui. Beberapa faktor di bawah

ini diduga berperan dalam timbulnya penyakit rheumatik yaitu:

1. Masalah dengan system kekebalan tubuh (autoimun)

2. Genetik

3. Infeksi (tuberculosis, endokarditis bakterial)

4. Manifestasi dari berbagai penyakit, yaitu penyakit jaringan ikat (lupus

eritematosus sistemik, scleroderma sistemik dan poliomyelitis), keganasan

(bronchus, dada, tiroid, intraabdomen, myeloma multiple) dan giant cell

arteritis

5. Proses penuaan

6. Tanpa penyebab (polimyalgia reumatik primer)

D. PATOFISIOLOGI

Pada rheumatik, reaksi autoimun (yang sudah dijelaskan sebelumnya) terutama

terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim

dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi

edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus

akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya

adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi.

Otot akan terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif

dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.

Page 4: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

Patofisiologi

Autoimune, genetik, infeksi, penyakit keganasan, proses penuaan

Penurunan fungsi tulang Kerusakan fokal tulang rawan Pembentukan tulang baru pada sendi Yang progresif (tulang rawan, sendi dan tepi sendi)

Kekuatan otot melemah Perubahan metabolisme tulang

Nyeri saat berjalan Peningkatan aktifitas enzim yang merusak makromolekul Matriks tulang rawan sendi

Resti Cidera Intoleransi Aktifitas Kadar proteoglikan ↓ Radang arteri setempat Perubahan sifat kolagen

Mengenai arteri cranial dan temporalis Kadar air tulang rawan sendi ↓

Obstruksi arteri siliaris posterior Permukaan tulang rawan sendi terpelah pecah dengan robekan dan arteri oftalmika Timbul laserasi Resiko Kebutaan Pengapuran pada sendi Nyeri Gangguan pola tidur

Page 5: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

E. TANDA DAN GEJALA

1. Nyeri dan kekakuan yang mengenai leher, bahu, lengan atas, pinggang

pinggul dan punggung sebelah bawah. Kekakuan terutama mengganggu

tidur dan istirahat.

2. Tidak nafsu makan

3. Sakit kepala

4. Kelemahan

5. Demam

6. Banyak keringat

7. Gerak terganggu

8. Depresi

F. PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan Tradisional

Perawatan dan pengobatan terhadap penyakit rheumatik adalah sebagai

Berikut:

a. Diusahakan agar badan dalam keadaan hangat.

b. Gunakan campuran garam 1 sendok makan, tawas ½ sendok makan,

dan air rebusan sirih untuk merendam/mengompres bagian badan yang

terserang rheumatik.

c. Daun seledri sebanyak 10 batang dimakan sebagai lalap.

d. Daun kumis kucing sebanyak 1 genggam, daun meniran 7 batang,

temulawak 10 potong, daun murbei 1 genggam, dan bidara upas 1 jari.

Semua bahan ini di rebus dalam air sebanyak 2 gelas, kemudian

disaring untuk diminum airnya.

e. Dengan obat gosok alami:

1) Air jeruk nipis, minyak kayu putih dan kapur sirih dicampur dan

digunakan untuk menggosok bagian tubuh yang sakit.

2) Daun kecubung wuluh 5 lembar dan kapur siri ditumbuk dan

digosokkan pada bagian tubuh yang sakit.

Page 6: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

3) Bengle lempu yang dan cabe ditumbuk halus, kemudian

dicampur dengan minyak kayu putih dan digosokkan pada bagian

tubuh yang sakit.

2. Diet, penyuluhan tentang makanan yang tidak boleh dimakan

3. Pengobatan Medis

a. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

Obat ini diberikan sejak mulai sakit untuk mengatasi nyeri sendi akibat

proses peradangan. Golongan obat ini tidak dapat melindungi rawan

sendi maupun tulang dari proses kerusakan akibat penyakit Reumatik.

Contoh obat golongan ini yaitu Asetosal, Ibuprofen, Natrium

Diclofenak, Indometasin, Asam flufenamat, Piroksikam, Fenilbutason,

dan Naftilakanon.

b. Kortikosteroid

Obat ini berkhasiat sebagai antiradang dan penekan reaksi imun

(imunosupresif), tetapi tidak bisa mengubah perkembangan penyakit

Reumatik. Kortikosteroid bisa digunakan secara sistemik (tablet,

suntikan IM) maupun suntikan lokal di persendian yang sakit sehingga

rasa nyeri dan pembengkakan hilang secara cepat. Pengobatan

kortikosteroid sistemik jangka panjang hanya diberikan kepada

penderita dengan komplikasi berat dan mengancam jiwa, seperti

radang pembuluh darah (vaskulitis).

c. Obat imunosupresif

Obat ini jarang digunakan karena efek samping jangka panjang yang

berat seperti timbulnya penyakit kanker, toksik pada ginjal dan hati.

d. Suplemen antiokdsidan

Vitamin dan mineral yang berkhasiat antioksidan dapat diberikan

sebagai suplemen pengobatan seperti beta karoten, vitamin C, vitamin

E, dan selenium.

Page 7: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

G. CARA MENCEGAH KEKAMBUHAN

1. Istirahat yang cukup

2. Hindari kerja berat

3. Minum minuman yang tinggi kalsium seperti susu

4. Olahraga ringan secara teratur

5. Berjemur di panas Matahari pagi (Jam 7.00 – 8.00)

6. Hindari makanan yang mengandung asam urat

7. Periksa kesehatan ke Puskesmas minimal 6 bulan sekali

H. CARA UNTUK MENGURANGI NYERI

Kompres hangat

Digunakan jika otot terasa nyeri. Cara nya basahi handuk kecil/waslap dengan

air hangat lalu diperas dan ditempelkan pada otot yang sakit.

I. MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI / MENGANDUNG ASAM

URAT

1. Golongan protein hewani seperti: sarden, kerang, jeroan, hati, usus, otak,

paru, babat, limpa, bebek dan burung

2. Makanan yang mengandung alcohol: tape, durian

3. Sayuran, kacang-kacangan, kembang kol, bayam dan jamur

4. minuman yang mengandung soda

5. Sayuran: Daun bayam, kangkung, daun singkong, daun jambu mete,

asparagus, buncis dan kembang kol.

6. Buah-buahan: Durian, alpukat, nanas dan air kelapa

7. Makanan/lauk pauk: Jeroan seperti hati, Ginjal, limpa, babat, usus, paru

dan otak.

8. Makanan laut: Udang, kerang, cumi, kepiting.

9. Makanan kaleng: Kornet, sarden dan ekstrak daging, telur, kaldu atau kuah

daging yang kental.

10. Kacang-kacangan dan emping melinjo, kacang tanah, kacang hijau, kacang

kedelai, tempe, tauco, oncom dan susu kedelai.

Page 8: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

11. Minuman yang mengandung alkohol.

J. KOMPLIKASI

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus

peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat obat anti

inflamasi non-steroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit

(desease modifying antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor

penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada reumatik.

Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar

dibedakan akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan

dengan myelopati akibat ketidakstabilan vertebra vertical dan neuropati

iskemik akibat vaskulitis.

Pada tahap lanjut dengan infiltrasi mononuclear dapat terjadi radang arteri

setempat yang disebut Gian Cell Arteritis. Sering mengenai arteri cranial dan

arteri temporalis. Bila dibiarkan dapat beresiko kebutaan akibat obstruksi pada

arteri siliaris posterior dan arteri oftalmika.

K. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Aktivitas / Istirahat

Gejala: Nyeri dan kekakuan pada otot ekstremitas proksimal, leher,

bahu dan panggul, nyeri tekan, memburuk dengan stress

Pada sendi: kekakuan pada pagi hari. Keletihan.

Tanda: malaise, keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit:

kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot

b. Kardiovaskuler

Gejala: Jantung cepat, tekanan darah menurun

Page 9: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

c. Integritas Ego

Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis: Misalnya finansial,

pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, keputusasaan dan

ketidak berdayakan, ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas

pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain

d. Makanan/ cairan

Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi

makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk

mengunyah.

Tanda: Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa

e. Hygiene

Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi,

ketergantungan pada orang lain.

f. Neurosensori

Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada

jari tangan. Tanda: Pembengkakan sendi

g. Nyeri / kenyamanan

Gejala: fase akut dari nyeri, terasa nyeri kronis dan kekakuan

h. Keamanan

Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga,

kekeringan pada mata dan membran mukosa

i. Interaksi sosial

Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga/orang lain: perubahan peran:

isolasi

Page 10: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1. Ds:

Klien mengatakan seluruh

badan mulai dari leher

pundak, pinggul dan

panggul bawah terasa

pegal, kedua kaki sakit

apalagi dipakai berjalan

Do:

Klien tampak

kesakitan ketika

berjalan

Klien tampak memijat

- mijat kakinya

Klien tampak meringis

kesakitan

Skala nyeri 1-5

Peningkatan metabolisme

tulang

Peningkatan enzim yang

merusak tulang rawan sendi

Penurunan kadar

proteologlikan

Berkurangnya kadar air

tulang rawan sendi

Penurunan fungsi tulang

Nyeri

Nyeri akut

2. Ds:

Klien mengatakan

badannya pegal semua dari

atas sampai panggul

bawah dan tidak sanggup

jalan jauh

Do:

Klien berjalan pelan -

pelan kadang

menggunakan alat

Usia lanjut

Penurunan fungsi tulang

Kekuatan otot melenah

Meningkatnya nyeri saat

berjalan

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

Page 11: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

bantu tongkat

Klien lebih banyak

duduk

Klien berjalan lambat

3. Ds:

Klien mengatakan takut

untuk berjalan jauh

Do:

Klien tampak berhati -

hati saat berjalan

Klien tampak pincang

saat berjalan

Klien tampak sering

beristirahat jika

berjalan

Usia lanjut

Penurunan fungsi ulang

Kekuatan otot melemah

Resiko tinggi cedera

Resti cedera fisik

4. Ds:

Klien mengatakan sakit

apabila berjalan jauh, dan

k lien mengatakan takut

jatuh sampai patah tulang

Do:

Klien tidak kuat jalan

jauh

Usia lanjut

Peningkatan metabolism

tulang

Peningkatan enzim yang

merusak tulang rawan sendi

Penurunan kadar

proteologlikan

Berkurangnya kadar air

tulang rawan sendi

Resti kontraktur

Page 12: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

Terjadinya pengapuran pada

sendi

Resti kontraktur

5. Ds:

Klien mengatakan tidak

bisa tidur karena kesakitan

Do:

Klien tampak

kelelahan

Mata klien merah

Klien tampak menguap

Peningkatan metabolisme

tulang

Peningkatan enzim yang

merusak tulang rawan sendi

Penurunan kadar

proteologlikan

Berkurangnya kadar air

tulang rawan sendi

Penurunan fungsi tulang

Nyeri

Merangsang RAS

mengaktifkan kerja organ

tubuh

REM meningkat

Klien terjaga

Perubahan pola tidur

Page 13: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

3. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul Berdasarkan Prioritas

1. Nyeri akut b/d proses inflamasi

2. Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang

3. Resiko tinggi kontraktur b/d pengapuran sendi

4. Intoleransi aktivitas b/d perubahan otot.

5. Perubahan pola tidur b/d nyeri

Page 14: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

4. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut berhubungan dengan proses

inflamasi

Ds:

Klien mengatakan seluruh badan mulai

dari leher pundak, pinggul dan panggul

bawah terasa pegal, kedua kaki sakit

apalagi dipakai berjalan

Do:

Klien tampak kesakitan ketika

berjalan

Klien tampak memijat – mijat kakinya

Klien tampak meringis kesakitan

Skala nyeri 1-5

Tupan:

Nyeri hilang atau tekontrol

Tupen:

Setelah dilakukan perawatan

selama 3 kali rasa nyeri hilang

atau berkurang dengan kriteria:

Klien tidak kesakitan lagi

Nyeri berkurang

Skala nyeri dari 4 menjadi

2

- Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan

intensitas (skala 1-5). Catat faktor-faktor

yang mempercepat dan tanda-tanda rasa

sakit non verbal.

- Berikan matras atau kasur keras,

bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur

sesuai kebutuhan.

- Biarkan pasien mengambil posisi yang

nyaman pada waktu tidur atau duduk di

kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur

- Membantu dalam menentukan

kebutuhan managemen nyeri dan

keefektifan program.

- Matras yang keras, bantal

yang kecil akan melihara

kesejajaran tubuh yang tepat,

menempatkan setres pada sendi

yang sakit. Peninggian linen

tempat tidur menurunkan tekanan

pada sendi yang terinflamasi /

nyeri

- Pada penyakit berat, tirah

baring mungkin diperlukan untuk

membatasi nyeri atau cedera

Page 15: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

No Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

sesuai indikasi

- Dorong untuk sering mengubah

posisi. Bantu pasien untuk bergerak

sendi.

- Mencegah terjadinya

kelelahan umum dan kekakuan

sendi. Menstabilkan sendi

2. Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi

tulang.

Ds:

Klien mengatakan takut untuk berjalan

jauh

Do:

Klien tampak berhati – hati saat berjalan

Tupan:

Klien dapat mempertahankan

keselamatan fisik, cedera tidak

terjadi.

Tupen:

Setelah dilakukan perawatan

selama 3 hari cedera tidak

terjadi dengan criteria:

Klien tidak cedera

Klien tidak terjatuh saat

berjalan

- Kendalikan lingkungan dengan:

Menyingkirkan bahaya yang tampak

jelas, mengurangi potensial cedera akibat

jatuh ketika tidur misalnya menggunakan

penyanggah tempat tidur, usahakan

posisi tempat tidur rendah, gunakan

pencahayaan malam siapkan lampu

panggil

- Memantau regimen medikasi Izinkan

kemandirian dan kebebasan maksimum

dengan memberikan kebebasan dalam

lingkungan yang aman, hindari

penggunaan restrain, ketika pasien

- Lingkungan yang bebas bahaya

akan mengurangi resiko cedera

dan membebaskan keluarga

- Hal ini akan memberikan

pasien merasa otonomi, restrain

dapat meningkatkan agitasi,

mengegetkan pasien

Page 16: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

No Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

melamun alihkan perhatiannya

3. Resiko tinggi kontraktur b/d pengapuran

sendi

Ds:

Klien mengatakan kakinya sakit apabila

berjalan jauh, dan klien mengatakan takut

jatuh sampai patah tulang

Do:

Klien tidak kuat jalan jauh

Jari tangan klien ada yang

Tupan:

Kontraktur tidak terjadi

Tupen:

Setelah dilakukan perawatan

selama 3 kali kontraktur tidak

terjadi dengan criteria:

Kontraktur tidak terjadi

Tangan dan kaki yang sakit

bisa digerakkan

Latih klien untuk menggerakkan tangan dan

kakinya sesuai dengan kemampuan

Ajarkan latihan gerakkan sederhana

Ajarkan senam rheumatik

Hal ini dapat mencegah kontraktur

Pada rheumatik dengan memberikan

latihan gerakan sederhan dapat

mengurangi kontraktur dan tangan

tidak kaku

Senam rheumatik dapat mengurangi

kekakuan atau kontraktur dan dapat

mengurangi rasa sakit

Page 17: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

No Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

tidak bisa diluruskan

4. Intoleransi aktivitas b/d perubahan otot

Ds:

Klien mengatakan tidak sanggup jalan jauh

Do:

Klien berjalan pelan – pelan kadang

menggunakan alat bantu tongkat

Klien lebih banyak duduk

Klien berjalan lambat

Tupan:

Klien mampu beraktivitas

Tupen:

Setelah dilakukan perawatan

selama 3 kali intoleransi

aktivitas tidak terjadi dengan

criteria:

Klien dapat berjalan tanpa

kesakitan

Klien dapat berjalan tanpa

menggunakan tongkat

- Pertahankan istirahat tirah

baring/duduk jika diperlukan

- Bantu bergerak dengan bantuan

seminimal mungkin

- Dorong klien mempertahankan postur

tegak, duduk tinggi, berdiri dan berjalan.

- Berikan lingkungan yang aman dan

menganjurkan untuk menggunakan alat

bantu.

- Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan

- Untuk mencegah kelelahan dan

mempertahankan kekuatan.

- Meningkatkan fungsi sendi,

kekuatan otot dan stamina umum

- Memaksimalkan fungsi sendi dan

mempertahankan mobilitas

- Menghindari cedera akibat

kecelakaan seperti jatuh

- Untuk menekan inflamasi sistemik

akut

Page 18: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

No Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

5. Perubahan pola tidur b/d nyeri

Ds:

Klien mengatakan tidak bisa tidur karena

kesakitan

Do:

Klien tampak kelelahan

Mata klien merah

Klien tampak menguap

Tupan:

Klien dapat memenuhi

kebutuhan istirahat atau tidur.

Tupen:

Setelah dilakukan perawatan

selama 3 kali pola tidut tidak

terganggu dengan criteria:

Klien bisa tidur nyenyak

Klien tidak kesakitan

Mata klien tidak merah

- Tentukan kebiasaan tidur biasanya

yang terjadi

- Berikan tempat tidur yang nyaman

- Buat rutinitas tidur yang baru yang

dimasukkan dalam pola lama dan

lingkungan baru.

- Instruksikan tindakan relaksasi

dengan meningkatkan

regimen kenyamanan waktu tidur,

misalnya mandi hangat dan massage.

- Mengkaji perlunya dan

mengidentifikasi intervensi yang tepat

- Meningkatkan kenyamanan tidur

serta dukungan fisiologis/psikologis

- Bila rutinitas baru mengandung

aspek sebanyak kebiasaan lama,

stress dan ansietas yang berhubungan

dapat berkurang. Membantu

menginduksi tidur

- Meningkatkan efek relaksasi

Page 19: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

No Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

- Gunakan pagar tempat tidur sesuai

indikasi:rendahkan tempat tidur bila

mungkin.

- Berikan sedative, hipnotik sesuai

indikas

- Dapat merasakan takut jatuh

karena perubahan ukuran tinggi

tempat tidur, pagar tempat tidur

memberikan keamanan untuk

membantu mengubah posisi.

- Mungkin diberikan untuk

membantu pasien tidur atau

istirahat

Page 20: LP Rheumatik (Dessy Angghita-PPN 14166)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Sylvia Price, McCarty, Wilson Lorraine. 2006.Patofisiologi Konsep

Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6, volume 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Dalimartha, Setiawan. 2007. 96 Resep Tumbuhan Obat untuk Reumatik. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Gunadi, W. Rachmat, Et all. 2006. Diagnosis & Terapi Penyakit Reumatik.

Bandung: Sagung Seto.

Ismadi. 2006. Asuhan Keperawatan Dengan Rheumatik (Artritis Rheumatoid)

Pada Lansia. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

Mansjoer, Arief, dkk. 2008. Kapita Selecta Kedokteran. Jakarta: Media

Aeskulapius.

National Institute of Arthritis and Muscoskeletal and Skin Disease (NIAMS).

2009. Polimyalgia Rheumatica (PMR) and Giant Cell Arteritis (Temporal

Arteritis). Available online at:

http://www.niams.nih.gove/Health_Info/Polimyalgia/default. Diakses tanggal

6 September 2015.