Lp Konsep Nyeri Pada Ami- 2

12
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP NYERI A. PENGERTIAN Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Sehingga seseorang yang mengalami nyeri akan merasa terganggu kenyamanan. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan Nyeri dibagi menjadi dua bagian berdasarkan waktu, yakni: 1. Nyeri akut: terjadi secara tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. 2. Nyeri Kronik: nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. 1

Transcript of Lp Konsep Nyeri Pada Ami- 2

Page 1: Lp Konsep Nyeri Pada Ami- 2

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP NYERI

A. PENGERTIAN

Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri terjadi bersama banyak proses

penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri

sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit

manapun. Sehingga seseorang yang mengalami nyeri akan merasa terganggu

kenyamanan.

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan

ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori

subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan

kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan

Nyeri dibagi menjadi dua bagian berdasarkan waktu, yakni:

1. Nyeri akut: terjadi secara tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik.

Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi.

2. Nyeri Kronik: nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode

waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan

sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik.

B. FISIOLOGI NYERI

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri.

Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit

yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor

nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang

bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.

Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh

yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral,

karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang

berbeda.

1

Page 2: Lp Konsep Nyeri Pada Ami- 2

Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini

biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus)

terbagi dalam dua komponen yaitu :

1. Reseptor A delta

Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang

memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab

nyeri dihilangkan

2. Serabut C

Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat

pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi

Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada

tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena

struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan

sulit dilokalisasi.

3. Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-

organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul

pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat

sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.

C. PENYEBAB/FAKTOR PREDISPOSISI

Berdasarkan penyebab, nyeri dapat disebabkan oleh rangsang mekanis (tusuk,

tembak, potong), listrik, termal (panas) atau kimia

D. KLASIFIKASI

Nyeri dibagi dalam 2 kategori, yaitu :

1. Nyeri Akut

• Awitan : timbulnya mendadak.

• Tujuan : mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi

• Intensitas : ringan s.d. berat

• Durasi : durasi singkat (dari beberapa detik sampai 6 bulan)

2. Nyeri Kronik

• Tujuan : -

• Awitan : terus menerus atau intermiten

• Intensitas : ringan s.d. berat

2

Page 3: Lp Konsep Nyeri Pada Ami- 2

Respon tingkah laku terhadap nyeri

Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:

1. Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)

2. Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)

3. Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari &

tangan

4. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari

kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri)

5. Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat

berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis.

Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk

merintih atau menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat

tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan

perhatian terhadap nyeri.

Faktor yang mempengaruhi respon nyeri

1) Usia

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon

nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis

dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang

dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani

dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri

diperiksakan.

2) Jenis kelamin

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara signifikan dalam

merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas kalo laki-laki

mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).

3) Kultur

Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri

misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang

harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika

ada nyeri.

4) Makna nyeri

Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan

bagaimana mengatasinya.

3

Page 4: Lp Konsep Nyeri Pada Ami- 2

5) Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi

persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan

nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri

yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi

nyeri.

6) Ansietas

Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang

cemas.

7) Pengalaman masa lalu

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri

yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya

seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi

nyeri.

8) Pola koping

Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya

pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.

9) Support keluarga dan sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau

teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan

Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan

lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi

masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan

distraksi

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi.

4

Page 5: Lp Konsep Nyeri Pada Ami- 2

E. PATHWAY

Aterosklerosis

trombus

aliran darah ke jantung menurun

oksigen dan nutrisi turun

jaringan Miokard iskemik

bila nekrose lebih dari 30 menit

supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

supply oksigen ke miokard turun

metabolisme an aerob seluler hipoksia

timbunan asam laktat integritas membran selmeningkat

fatique kontraktilitas turun

COP turun kegagalan pompajantung

gagal jantung

5

Kerusakan Pertukarangas

Intoleransiaktifitas

Penurunan curah jantung

Gangguan perfusijaringan

Resiko kelebihan volume cairan

nyeri

Page 6: Lp Konsep Nyeri Pada Ami- 2

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Dalam pengkajian nyeri menggunakan tehnik PQRST

P(provokes) : apa yang menimbulkan nyeri ( aktivitas, spontan, stress, setelah makan

dll)?

Q(Quality) : apakah tumpul, tajam, tertekan, dalam, permukaan dll? Apakah pernah

merasakan nyeri seperti itu sebelumnya?

R (radiation atau Relief) : apakah menyebar ( rahang, punggung, tangan dll)? Apa yang

membuat lebih baik ( posisi) ? apa yang mempertambah buruk (inspirasi, pergerakan)?

S(Severity atau tanda dan gejala): jelaskan skala nyeri dan frekuensn. Apakah disertai

dengan gejala seperti ( mual, muntah, pusing, diaphoresis, pucat, nafas pendek, sesak,

tanda vital yang abnormal dll)?

T(time; mulai dan lama) : kapan mulai nyeri? Apakan konstan atau kadang – kadang?

Bagaimana lama ? tiba – tiba atau bertahap? Frekuensi?

Dalam teori lain juga dijelaskan penggunaan tehnik COLDERRA

Characterictics : tumpul, tajam, tekanan ?

Onset : kapan mulai ?

Location : dimana terasa nyeri ?

Duration : berapa lama berakhir ? frekuensi?

Exacerbation : apa yang membuat bertambah buruk ?

Radiation : apakah menyebar ke bagian tubuh yang lain

Relief : apakah yang mengurangi rasa nyeri ?

Associated : mual, cemas dan respon autonom ?

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri berhubungan dengan agen yang menyebabkan cedera : fisik dan iskemia

miokardia ditandai dengan :

Data subyektif: klien mengeluh nyeri seperti tertindih benda berat / seperti

tertusuk-tusuk pada daerah dada sebelah kiri menjalar ke punggung atau menjalar

ke leher dan rahang

Data obyekrif ; Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih,

meregang, menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata. Respon otonom:

6

Page 7: Lp Konsep Nyeri Pada Ami- 2

perubahan frekuensi/irama jantung, TD, pernapasan, warna kulit/kelembaban,

kesadaran

H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnose Keperawatan NOC NIC

Nyeri Menunjukkan tingkat nyeriSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama....x24jam tingkat nyeri klien akan menurun dengan kriteria hasil :1.tingkat nyeri klien menunjukkan nilai ringan atau tidak ada.(1-2)2.pasien akan memper tahankan tingkat nyeri pada ....atau kurang (skala 1-10)3. pasien akan menunjuk kan tehnik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan4.pasien akan melapor kan kesejahteraan fisik dan psikologis5. pasien akan mengguna kan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan non analgesik secaratepat.6. pasien akan mengenali Faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri

Penatalaksanaan nyeri1.lakukan pengkajian nyeri yang Komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,awitan / durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya.2.observasi isyarat ketidakNyamanan nonverbal, khususnya pada mereka yang tidak mampu mengkomunikasikannya secara efektif.3.libatkan pasien dalam modalitas pengurangan nyeri jika mungkin Pemberian analgesik1.kelola nyeri dengan pemberian opiat 2.laporkan dokter jika tindakan tidak berhasil3.sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi dengan pengkajian nyeri dan efek sampingnyaSedasi sadar1.Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian2.Minta pasien untuk menilai nyeri 3.hadir didekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan aktifitas lain untuk membantu relaksasi4.ajarkan penggunaan tehnik non farmakologi misalnya : relaksasi

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta

7

Page 8: Lp Konsep Nyeri Pada Ami- 2

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta

Perry dan Potter, (2002), Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Penerbit buku

kedokteran :EGC

Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta

Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, BP FKUI, Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah, (2000), Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Medika Salemba :

Jakarta

Wilkinson J.M, (2007), Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

Kriteria Hasil Noc Edisi 7, EGC, Jakarta

8