Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

18
1 EFUSI PLEURA A. PENGERTIAN Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000). Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995). Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).

description

yessss

Transcript of Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

Page 1: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

1

EFUSI PLEURA

A. PENGERTIAN

Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang

pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun

biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat

berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat,

eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C

Diane, 2000).

Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi

penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia,

1995).

Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang

pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan

parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi

biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit

lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah

kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang

memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi

(Smeltzer C Suzanne, 2002).

B. ETIOLOGI

Page 2: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

2

1. Hambatan reabsorbsi cairan dari rongga pleura, karena

adanya bendungan seperti pada kompensasi kordis, penyajit

ginjal, tumor mediastinum, sindroma meig dan sindroma

vena cava superior.

2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (TBC,

pneumonia, virus) , bronkiektasis, abses amuba subfrenik

yang menembus kerongga pleura, karena tumor dimana masuk

cairan berdarah dan karena trauma.

(Price C Sylvia, 1995)

C. PATOFISIOLOGI NURSING PATHWAY

TBC 80%

Proses Peradangan

Kardiovaskular, neoplasma, penyakit abdomen, infeksi,

cedera, dll

Page 3: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

3

D. TANDA DAN GEJALA

Pembentukan Cairan yang berlebihan

Adanya bendungan cairan dalam rongga

preula

Hambatan Rearbsobsi, cairan dari rongga

Efusi Pleura

Fungsi Pleura (torakosentesis

)

Akumulasi cairan yang berlebihan di rongga pleura

Pengeluaran endrogen

dan pirogen

Febris

Ketidak efektifan pola nafas

Gangguan Pertukaran

gas

Intoleransi Aktifitas

Aspirasi Cairan pleura melalui jarum

Resiko Infeksi

Nutrisi kurang

Ronchi (+)

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Page 4: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

4

Gejala yang paling sering ditemukan adalah sesak

nafas dan nyeri dada (biasanya bersifat tajam dan semakin

memburuk jika penderita batuk atau bernafas dalam).

1. Batuk

2. Dispnea

3. Adanya keluhan nyeri dada (nyeri pleuritik)

4. Pada efusi yang berat terjadi penonjolan ruang

interkosta.

5. Pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang

mengalami efusi.

6. Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam,

menggigil, pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus),

subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat.

7. Perkusi meredup diatas efusi pleura.

8. Egofoni diatas paru yang tertekan dekat efusi.

9. Suara nafas berkurang diatas efusi pleura.

10. Fremitus fokal dan raba berkurang.

11. Jari tabuh merupakan tanda fisik yang nyata dari

karsinoma bronkogenik, bronkiektasis, abses dan TB paru.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 5: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

5

1. Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan

didapati menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan

lebih 300ml, akan tampak cairan dengan permukaan

melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediatinum.

2. Ultrasonografi

3. Torakosentesis/pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan,

warna, biakan tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi

pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior,

pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa

(serotorak), berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau

kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa

transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).

4. Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri,

pewarnaan gram, basil tahan asam (untuk TBC), hitung sel

darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa,

amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis

sitologi untuk sel-sel malignan, dan pH.

5. Biopsi pleura mungkin juga dilakukan

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar,

untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk

menghilangkan ketidaknyamanan serta dispneu. Pengobatan

spesifik ditujukan pada penyebab dasar (co; gagal

jantung kongestif, pneumonia, sirosis).

Page 6: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

6

2. Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk

mendapatkan specimen guna keperluan analisis dan untuk

menghilangkan disneu.

3. Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi

kembali dalam beberapa hari tatau minggu, torasentesis

berulang mengakibatkan nyeri, penipisan protein dan

elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini

kadang diatasi dengan pemasangan selang dada dengan

drainase yang dihubungkan ke system drainase water-seal

atau pengisapan untuk mengevaluasi ruang pleura dan

pengembangan paru.

4. Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti

tetrasiklin dimasukkan kedalam ruang pleura untuk

mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi

cairan lebih lanjut.

5. Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk

radiasi dinding dada, bedah plerektomi, dan terapi

diuretik.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Page 7: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

7

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

adanya secret

2. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan

menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukkan

cairan dalam rongga pleura

3. Penurunan pertukaran gas berhubungan dengan suplai 02

yang kurang

4. Nyeri dada berhubungan dengan proses peradangan pada

rongga pleura

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan suplai 02 dengan kebutuhan

6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari krbutuhan tubuh

berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh

7. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada

rongga pleura

8. Resiko infeksi berhubungan dengan aspirasi cairan pleura

melalui jarum

H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

adanya secret

Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif

Kriteria hasil : Secret bisa keluar, ronkhi (-), RR 16-

20 x/menit

Tindakan :

Page 8: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

8

a. Memberikan posisi semi fowler

Rasional : Mempermudah fungsi pernafasan

b. Mengajarkan nafas dalam dan batuk efektif

Rasional : Memenuhi kebutuhan O2 dan mobilisasi

secret

c. Melakukan kolaborasi pemberian ekspektoran pada

pasien

Rasional : Membantu mengeluarkan dahak

d. Menganjurkan pasien untuk banyak minum terutama air

hangat

Rasional : Untuk mengencerkan secret sehingga mudah

dikeluarkan

2. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan

menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan

cairan dalam rongga pleura.

Tujuan : Pasien mampu mempertahankan fungsi paru

secara normal

Kriteria hasil : Irama, frekuensi dan kedalaman

pernafasan dalam

batas normal, pada pemeriksaan sinar X dada tidak

ditemukan

adanya akumulasi cairan, bunyi nafas terdengar jelas.

Tindakan :

Page 9: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

9

a. Mengidentifikasi faktor penyebab.

Rasional : Dengan mengidentifikasikan penyebab, kita

dapat menentukan jenis effusi pleura sehingga dapat

mengambil tindakan yang tepat.

b. Mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman

pernafasan, laporkan setiap perubahan yang terjadi.

Rasional : Dengan mengkaji kualitas, frekuensi dan

kedalaman pernafasan, kita dapat mengetahui sejauh

mana perubahan kondisi pasien.

c. Membaringkan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam

posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan

60 – 90 derajat.

Rasional : Penurunan diafragma memperluas daerah dada

sehingga ekspansi paru bisa maksimal.

d. Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan

darah, RR dan respon pasien).

Rasional : Peningkatan RR dan tachcardi merupakan

indikasi adanya penurunan fungsi paru.

e. Melakukan auskultasi suara nafas tiap 2-4 jam.

Rasional : Auskultasi dapat menentukan kelainan suara

nafas pada bagian paru-paru.

f. Membantu dan mengajarkan pasien untuk batuk dan nafas

dalam yang efektif.

Page 10: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

10

Rasional : Menekan daerah yang nyeri ketika batuk

atau nafas dalam. Penekanan otot-otot dada serta

abdomen membuat batuk lebih efektif.

g. Melakukan kolaborasi dengan tim medis lain untuk

pemberian O2 dan obat-obatan serta foto thorax.

Rasional : Pemberian oksigen dapat menurunkan beban

pernafasan dan mencegah terjadinya sianosis akibat

hiponia. Dengan foto thorax dapat dimonitor kemajuan

dari berkurangnya cairan dan kembalinya daya kembang

paru.

3. Penurunan pertukaran gas berhubungan dengan suplai o2

yang kurang

Tujuan : Klien mampu menunjukkan perbaikan

oksigenasi

Kriteria hasil : Gas arteri dalam batas normal, warna

kulit

perifer membaik, bunyi nafas bersih, tidak batuk.

Tindakan :

a.Mengobservasi status pernafasan, hasil gas darah

arteri, nadi dan nilai oksimetri

Rasional : Memantau perkembangan kegawatan pernafasan

b.Mengawasi perkembangan membran mukosa/kulit (warna)

Rasional : Gangguan Oksigenasi perifer tampak cianosis

c.Mengobservasi tanda vital dan status kesdaran.

Page 11: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

11

Rasional : Menentukan status pernafasan dan kesadaran

d.Mengevaluasi toleransi aktivitas dan batasi aktivitas

klien

Rasional : Mengurangi penggunaan energi berlebihan

yang membutuhkan banyak Okigen

e.Memberikan oksigenasi yang telah dilembabkan

Rasional : Memenuhi kebutuhan oksiegen

f.Mempertahankan posisi fowler dengan tangan abduksi dan

disokong dengan bantal atau duduk condong ke depan

dengan ditahan meja.

Rasional : Meningkatkan kebebasan suplay oksiegn

g.Menginstruksikan dan memberikan dorongan kepada pasien

untuk melakukan pernafasan diafragmatik dan batuk yang

efektif

Rasional : Memperbaiki ventilasi dengan membuka jalan

nafas dan membersihkan jalan nafas dari sputum

h.Melakukan kolaborasi pemberian obat

Rasional : Mempercepat penyembuhan

4. Nyeri dada berhubungan dengan proses peradangan pada

rongga pleura

Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang

Kriteria hasil : Pasien mengatakan nyeri berkurang

atau dapat

dikontrol, pasien tampak tenang.

Page 12: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

12

Tindakan :

a. Mengkaji terhadap adanya nyeri, skala dan intensitas

nyeri

Rasional : Untuk mengetahui nyeri yang dialami pasien

sehingga dapat mengambil intervensi yang cepat dan

tepat

b. Mengajarkan pada klien tentang manajemen nyeri dengan

distraksi dan relaksasi

Rasional : Tehnik distraksi dan relaksasi efektif

untuk mengurangi rasa nyeri

c. Mengamankan selang dada untuk membatasi gerakan dan

menghindari iritasi

Rasional : Memberikan kenyamanan pada pasien dan

mencegah infeksi akibat timbulnya iritasi

d. Memberikan analgetik sesuai indikasi

Rasional : Mengurangi rasa nyeri

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan

Tujuan :Pasien mampu melaksanakan aktivitas seoptimal

mungkin.

Kriteria hasil :Terpenuhinya aktivitas secara optimal,

pasien

kelihatan segar dan bersemangat, personel hygiene pasien

cukup.

Page 13: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

13

Tindakan :

a.Mengevaluasi respon pasien saat beraktivitas, catat

keluhan dan tingkat aktivitas serta adanya perubahan

tanda-tanda vital.

Rasional : Mengetahui sejauh mana kemampuan pasien

dalam melakukan aktivitas.

b.membantu Pasien memenuhi kebutuhannya.

Rasional : Memacu pasien untuk berlatih secara aktif

dan mandiri.

c.melibatkan keluarga dalam perawatan pasien.

Rasional : Kelemahan suatu tanda Px belum mampu

beraktivitas secara penuh.

d.Memotivasi dan awasi pasien untuk melakukan aktivitas

secara bertahap.

Rasional : Aktivitas yang teratur dan bertahap akan

membantu mengembalikan pasien pada kondisi normal.

6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : Konsumsi lebih 40 % jumlah makanan,

berat

badan normal dan hasil laboratorium dalam batas normal.

Tindakan :

a.Memberi motivasi tentang pentingnya nutrisi.

Page 14: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

14

Rasional : Kebiasaan makan seseorang dipengaruhi oleh

kesukaannya, kebiasaannya, agama, ekonomi dan

pengetahuannya tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.

b.Mengauskultasi suara bising usus.

Rasional : Bising usus yang menurun atau meningkat

menunjukkan adanya gangguan pada fungsi pencernaan.

c.Melakukan oral hygiene setiap hari.

Rasional : Bau mulut yang kurang sedap dapat

mengurangi nafsu makan.

d.Memberi makanan dalam porsi kecil tapi sering.

Rasional : Makanan dalam porsi kecil tidak membutuhkan

energi, banyak selingan memudahkan reflek

Page 15: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Efusi Pleura

15

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawatan medikal Bedah, Ed8. Vol1. Jakarta: EGC

Baughman C Diane. 2000. Keperawatan medikal bedah, Jakarta: EGC

Mansjoer Arief, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi3. Media Aesculapius: Jakarta

Price, Sylvia A, 1995. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit, Ed4. Jakarta: EGC

Craft Martha.,Smith Kelly, 2010. Nanda Diagnosa Keperawatan. Yogyakarta: Digna Pustaka

Marilyn, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.Jakarta: EGC