LO2

8
2. Faktor Presdiposisi dibagi menjadi faktor local dan faktor sistemik A. Faktor Lokal 1. Kalkulus Kalkulus adalah endapan keras pada permukaan gigi yang merupakan bakteri plak yang telah mengalami mineralisasi dan kalsifikasi. Adanya kalkulus dapat menyebabkan gingivitis yang kemudian diikuti dengan adanya resesi gingiva. Apabila gingivitis tidak dilakukan perawatan, makan akan menyebabkan penyakit yang lebih serius, yakni periodontitis. Oleh karena kalkulus merupakan kelanjutan dari plak yang terkalsifikasi, dengan demikian untuk mencegah adanya kalkulus, dimulai dengan pencegahan akumulasi plak. Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral, melekat pada permukaan kalkulus, mempengaruhi gingiva secaratidak langsung. Kalkulus umumnya lebih banyak dijumpai pada permukaan lingual gigi anterior rahang bawah, dan permukaan bukal gigi posterior rahang atas. Menurut letaknya, kalkulus dibagi menjadi 2, yakni :

description

LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2LO2

Transcript of LO2

2. Faktor Presdiposisi dibagi menjadi faktor local dan faktor sistemikA. Faktor Lokal 1. KalkulusKalkulus adalah endapan keras pada permukaan gigi yang merupakan bakteri plak yang telah mengalami mineralisasi dan kalsifikasi. Adanya kalkulus dapat menyebabkan gingivitis yang kemudian diikuti dengan adanya resesi gingiva. Apabila gingivitis tidak dilakukan perawatan, makan akan menyebabkan penyakit yang lebih serius, yakni periodontitis. Oleh karena kalkulus merupakan kelanjutan dari plak yang terkalsifikasi, dengan demikian untuk mencegah adanya kalkulus, dimulai dengan pencegahan akumulasi plak. Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral, melekat pada permukaan kalkulus, mempengaruhi gingiva secaratidak langsung. Kalkulus umumnya lebih banyak dijumpai pada permukaan lingual gigi anterior rahang bawah, dan permukaan bukal gigi posterior rahang atas.Menurut letaknya, kalkulus dibagi menjadi 2, yakni :a) Kalkulus supragingiva, dimana kalkulus terletak diatas margin gingivab) Kalkulus subgingiva, dimana bila terletak dibawah margin gingiva masuk ke dalam sulkus gingiva

2. Kebiasaan merokok dan mengunyah tembakauKebiasaan merokok menyebabkan penumpukan stain sehingga permukaan gigi lebih kasar. Tetapi stain pada perokok bukan satu-satunya penyebab retensi plak. Fakta yang sebenarnya terjadi adalah, perokok biasanya tidak membersihkan gigi sebaik mereka yang tidak merokok. Efek yang paling jelas dari merokok adalah perubahan warna pada gigi dan keratinisasi epitel mulut, dan adanya bercak putih di mukosa pipi, bibir bagian dalam atau palatum. Keratinisasi epitel gingiva pada perokok menyamarkan inflamasi gingival dan mengurangi perdarahan gingiva.Dari beberapa penelitian, diketahui bahwa merokok dapat meningkatkan akumulasi plak dan penyakit periodontal akibat kebersihan mulut yang jelek. Kebiasaan mengunyah tembakau dapat menyebabkan kerusakan jaringan gingiva. Tembakau akan menginitasi tepi gingiva secara mekanis, dan bahan-bahan kimia dan tembakau juga menimbulkan iritas kimiawi pada jaringan periodontal.3. IatrogenikFaktor iatrogenik merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi dan jaringan sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi. Faktor iatrogenic dari penumpatan atau protesa terutama adalah berupa lokasi tepi tambalan, spasi antara tambalan dan gigi yang tidak dipresparasi, kontur tambalan oklusi, materi tambalan, prosedur penambalan dan desain protesa lepasan. Tepi tambalan yang overhang menyebabkan keseimbangan ekologi bakteri berubah dan menghambat jalan atau pencapaian pembuangan akumulasi plak. Lokasi tepi tambalan terhadap tepi gingiva serta kekasaran di area subgingival, mahkota dan tambalanyang terlalu cembung, kontur permukaan oklusal seperti ridge dan groove yang tidak baik menyebabkan plak mudah terbentuk dan tertahan.B. Faktor Sistemik1 NutrisiAda dua kesimpulan dari hasil-hasil penelitian mengenai efek nutrisi terhadap jaringan periodonsium, yaitu ada defisiensi nutrisi tertentu yang menyebabkan perubahan pada jaringan periodonsium, perubahan mana dikategorikan sebagai manifestasi penyakit nutrisi pada periodonsium, dan tidak ada defisiensi nutrisi yang sendirian saja dapat menimbulkan gingivitis atau pembentukan saku periodontal. Namun demikian, ada defisiensi nutrisi yang mempengaruhi kondisi periodonsium, sehingga memperparah efek dari iritan local dan tekanan oklusal yang berlebihan2. Diabetes MellitusSintesa dan sekresi sitokin akibat infeksi yang berasal dari periodontitis dapat memperhebatsintesa dan sekresi sitokin yang berasal dari interaksi AGE dengan RAGE, dan sebaliknya. Halini menunjukkan bahwa hubungan periodontitis dengan DM berlangsung dalam dua arah. Dengan demikian penyakit periodontalyang berupa inflamasi kronis dapat memperparah statuspenderita diabetes melitus ke arah komplikasi yang lebih berat. Hasil penelitian menunjukkanbahwa komplikasi diabates pada diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2 lebih parah pada pasiendiabetik dengan penyakit periodontal yang parah dibandingkan dengan pasien diabetik yanghanya menderita penyakit periodontal ringan sampai sedang. Periodontitis kronis yang parah pada penderita DM diduga menjadi penyebab bagi peningkatankonsentrasi hemoglobin terglikosilasi. Infeksi yang berasal dari periodontitis selainmeningkatkan produksi sitokin, diduga dapat pula meningkatkan resistensi insulin yang padaakhirnya memperburuk kontrol glikemik penderita diabetesyang juga menderita periodontitis dimulutnya. Hal ini dapat dilihat pada dua kutipan laporan penelitian di bawah ini.Hasil penelitian prospektif terhadap penderita periodontitis kronis pada pasienDM tipe 2 dikalangan suku India Pima menunjukkan, bahwa pasien dengan periodontitis kronis yang parahpada pemeriksaan awal adalah sekitar enam kali lebih tinggi kemungkinannya mengalami kontrol glikemik yang buruk (HbA1c 9%) dibandingkan pasien dengan periodontitis kronis yang lebih ringan. Penelitian lain berupa penelitian restrospektif terhadap pasien DM tipe 2 menunjukkan bahwalevel HbA1c signifikan meningkat pada pasien dengan periodontitis yang parah3. HormonPerubahan hormon seksual berlangsung semasa pubertas dan kehamilan, keadaan ini dapat menimbulkan perubahan jaringan gingiva yang merubah respons terhadap produk-produk plak. Pada masa pubertas insidensi peradangan gingiva mencapai puncaknya dan perubahan ini tetap terjadi walaupun kontrol plak tetap tidak berubah. Plak dapat menyebabkan peradangan yang hebat pada masa pubertas yang diikuti dengan pembengkakan gingiva dan perdarahan. Bila masa pubertas sudah lewat, peradangan cenderung reda dengan sendirinya tetapi tidak dapat hilang kecuali bila dilakukan pengkontrolan plak yang adekut.4. Infeksi Virus HerpesInfeksi virus dikenal sebagai penyebab peradangan gingiva yang utama adalah virus herpes : virus herpes simplex type 1 dan 2 serta virus varicella-zooster. Virus ini biasanya menyerang tubuh manusia sejak kanak-kanak dan dapat berkembang menjadi penyakit mukosa rongga mulut yang diikuti dengan periode laten dan kadang kadang terjadi reaktivasi. Virus herpes simplex type 1 (HSV-!) biasanya menyebabkan manifestasi rongga mulut, sementara virus herpes simplex type 2 (HSV-2) terutama melibatkan infeksi anogenital dan melibatkan infeksi oral5. KehamilanPembesaran gingiva pada kehamilan disebut angio granuloma. Pembesaran marginal dan pembesaran seperti tumor terdiri dari massa pusat jaringan ikat, baru dibentuk, dan vasodilatasi kapiler yang dilapisi oleh sel endotel berbentuk kubus serta stroma cukup berserat dengan berbagai tingkat edema dan infiltrasi sel radang kronis. The epitel skuamosa berlapis menebal, dengan rete pege yang menonjol dan beberapa derajat edema intraseluler dan ekstraseluler, jembatan antar tonjolan,dan infiltrasi leukosit.

Gambar : Gambaran mikroskopis pembesaran gingiva pada pasien yang sedang hamil menunjukkan terdapatnya pembuluh darah yang diselingi sel-sel inflamasi