LN

10
Kerangka Cerita Judul : Masa Mudaku Berwajah Dua Genre : Comedy, School, Romance, Harem, Gender-Bender, Supernatural Penokohan : MC : Fukuraba Shuu(tokoh utama laki-laki yang merasa bahwa dia selalu tidak beruntung dan dia beranggapan kalau menjadi perempuan itu lebih baik); Heroine : Fuyukai Otoge(heroine yang selalu rajin tapi mempunyai sifat sombong dan pemarah), Kamigawa Suzu(siswi SMP yang disukai oleh Shuu dan mengalami insiden); Tokoh pendukung : Sakurai Himari(anak dari toko kue Sakurai Cake); Kurosaki Ken(anak laki-laki dari pemilik Dojo); Kuronoma Taichi(ahli dalam hal memotret dan bercita-cita sebagai fotografer); Kuriyama Hikari(cewek pendiam dan menyimpan rasa kepada Fukuraba Shuu); Tokoyaki Aki(teman masa kecil Shuu, idol sekolah, diam-diam kerja peruh waktu menjadi model, di sekolah dia memakai kacamata); Fukurai Kei (teman terdekat Fukuraba saat SMP) Sinopsis : Fukuraba Shuu, lelaki yang selalu terbawa emosi masa lalunya. Dulu, waktu dia masih SMP, dia dituduh hampir membuat mati orang yang dia sukai. Karena insiden tersebut, dia bersikap menjadi lebih pendiam, malas dan lebih tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Suatu hari dia menerima sebuah kutukan penyakit aneh, penyakit yang akan membuat penderita kehilangan kesadaran saat waktu-waktu tertentu. Kehilangan kesadaran yang aku maksud bukanlah sekedar pingsan biasa, tetapi pingsan yang disertai dengan perubahan sifat, kehilangan sifat, atau perubahan jenis kelamin. Dan apabila dalam satu bulan dia tidak dapat menghilangkan kutukannya, dia tidak akan kembali ke dirinya sebelum dia pingsan. Volume 01 --- Chapter 01 --- Gadis Itu --- Wuush... Suara dari angin musim semi....

description

Light Novel

Transcript of LN

Page 1: LN

Kerangka Cerita

Judul : Masa Mudaku Berwajah Dua

Genre : Comedy, School, Romance, Harem, Gender-Bender, Supernatural

Penokohan : MC : Fukuraba Shuu(tokoh utama laki-laki yang merasa bahwa dia selalu tidak beruntung dan dia beranggapan kalau menjadi perempuan itu lebih baik); Heroine : Fuyukai Otoge(heroine yang selalu rajin tapi mempunyai sifat sombong dan pemarah), Kamigawa Suzu(siswi SMP yang disukai oleh Shuu dan mengalami insiden); Tokoh pendukung : Sakurai Himari(anak dari toko kue Sakurai Cake); Kurosaki Ken(anak laki-laki dari pemilik Dojo); Kuronoma Taichi(ahli dalam hal memotret dan bercita-cita sebagai fotografer); Kuriyama Hikari(cewek pendiam dan menyimpan rasa kepada Fukuraba Shuu); Tokoyaki Aki(teman masa kecil Shuu, idol sekolah, diam-diam kerja peruh waktu menjadi model, di sekolah dia memakai kacamata); Fukurai Kei (teman terdekat Fukuraba saat SMP)

Sinopsis : Fukuraba Shuu, lelaki yang selalu terbawa emosi masa lalunya. Dulu, waktu dia masih SMP, dia dituduh hampir membuat mati orang yang dia sukai. Karena insiden tersebut, dia bersikap menjadi lebih pendiam, malas dan lebih tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Suatu hari dia menerima sebuah kutukan penyakit aneh, penyakit yang akan membuat penderita kehilangan kesadaran saat waktu-waktu tertentu. Kehilangan kesadaran yang aku maksud bukanlah sekedar pingsan biasa, tetapi pingsan yang disertai dengan perubahan sifat, kehilangan sifat, atau perubahan jenis kelamin. Dan apabila dalam satu bulan dia tidak dapat menghilangkan kutukannya, dia tidak akan kembali ke dirinya sebelum dia pingsan.

Volume 01 --- Chapter 01 --- Gadis Itu ---

Wuush... Suara dari angin musim semi....

“Semua akan baik-baik saja, kan?” pikirku sambil menatap pohon-pohon sakura yang sedang bermekaran.

Siapa, ya dia...

Rabu, 13 Maret tahun 2011, hari yang tak akan pernah kulupakan. Hari yang tak akan pernah kulupakan, karena hari itu adalah hari dimana aku mulai kehilangan semuanya.

Semua itu masih terngiang jelas di kepalaku. Pada waktu itu, di belakang sekolah aku akan menyatakan perasaanku kepada seorang gadis yang bernama Kamigawa Suzu.

Kamigawa Suzu sendiri adalah ketua OSIS saat aku masih duduk di bangku SMP Nakamura, Tokyo. Bisa dibilang pada waktu itu aku pikir semuanya akan baik-baik saja, meski itu adalah perkataan teman baikku, Fukurai Kei. Tetapi, entah mengapa semuanya menjadi hal yang tak masuk akal.

Page 2: LN

Pada waktu itu aku meletakkan surat cintaku ke dalam loker milik Kamigawa-san. Seingatku, aku berjanji akan menemui Kamigawa-san di atap sekolah saat bel pulang berbunyi. Tapi semuanya tidaklah semulus yang aku harapkan. Mungkin karena aku terlambat datang, semuanya berubah menjadi seperti itu.

“Kamigawa-san didorong jatuh dari atap sekolah.”

Itulah anggapan semua orang. Semua orang menyangka bahwa akulah pelakunya. Dan gosip pun mulai menyebar.

Gosip yang berisi bahwa aku mencoba membunuh Kamigawa-san. Tapi aku merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Tidak mungkin bagi diriku untuk bisa melukai orang yang aku sukai.

Setelah insiden tersebut, aku mendapatkan julukan “Laki-laki Pembawa Sial”.

Setiap hari, semua orang selalu membicarakan diriku, membicarakan tentang kejahatanku, keburukanku, membicarakan tentang kejahatan yang aku sendiri tidak melakukannya. Kata bully sendiri sudah sering aku rasakan makna terdalamnya. Mulai dari mengotori lokerku dengan tanah, membuang sepatuku ke tempat sampah, merusak tasku, dan mencoret-coret buku catatanku, dan semua perbuatan tercela lainnya. Bagiku, kata “menjauhi” saja sudah cukup sakit bagiku. Teman-temanku mulai menjauhiku, bahkan teman terdekatku Fukurai Kei pun ikut menjauhiku. Tapi, ada satu orang saja yang masih peduli kepadaku, yang selalu membelaku, yang selalu menghiburku, ya betul sekali dia adalah...

*************

Namaku Fukuraba Shuu. Semua orang biasa memanggilku Shuu. Fukuraba berarti wakil dan Shuu yang berarti kelompok. Jadi Fukuraba Shuu dapat diartikan menjadi wakil atau pemimpin dari sebuah kelompok. Hari ini aku baru saja pindah dari Okinawa dan harus tinggal di Tokyo karena pekerjaan Ayahku dan aku harap aku akan dapat menikmati masa mudaku kali ini.

“Ku harap Tokyo tidak seburuk yang aku bayangkan.” itulah pikiran pertamaku saat melihat rumah baruku.

Namun....

“Kenapa aku harus membantumu Yui-nee?” keluhku saat membantu Yui-nee.

“Haaa, kau itu kan laki, jadi kau harusnya biasa dengan pekerjaan seperti ini.” balas Yui-nee dengan nada kesal.

“Tapi kan banyak juga yang harus ku lakukan.” aku beralasan.

Page 3: LN

“Tak usah banyak alasan. Cepat bawa barang-barangnya masuk” pukul Yui-nee pelan di kepalaku.

Kenapa Yui-nee tahu kalau aku beralasan...Sial..

“Baiik...” aku menyerah.

Itulah Yui-nee, kakak terkejam, meskipun kadang dia baik, tapi aku yakin itu bukanlah sifatnya sebenarnya.

Aku memanggilnya Yui-nee, itu bukan berarti aku adik kandungnya Yui-nee. Aku merupakan anak angkat dari keluarga Fukuraba dan Yui-nee adalah anak sulungnya.

Keluarga Fukuraba, keluarga yang sering pindah, mulai saat SD sampai sekarang aku sudah pindah sekolah hampir lebih dari 15 kali. Emmm, bisa dibilang aku sudah bosan dengan apa yang namanya memperkenalkan diri. Siapa juga yang tak bosan jika kau sudah memperkenalkan diri di depan kelas sebanyak 15 kali. Julukan murid pindahan pun aku sudah muak mendengarnya. Sekarang aku bertempat di Tokyo, bisa dibilang, aku cukup hafal dengan lingkungan dan jalan di Tokyo, mengingat ini sudah kedua kalinya aku tinggal disini. Dan mungkin sekarang aku akan bertemu lagi dengan wajah teman-teman SMPku. “Dan bagiku itu semua adalah hal yang dapat membuat masa mudaku berantakan.”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Kriiing..kriiiing..kriiing..”

“Shuuu, cepat bangun, nanti terlambat.” teriak Yui-nee.

“Hmmmm, huuuuuaaaaah... Sudah pagi yaa.... Eh, apa ini? Emm, cukup lembut.”

“Cukup lembuuuut katamuuu. Berhentilah memegang dadaku, dan kenapa kau tidur dengan Aki-chan? Shuuu... kauuu.....”

PRAAAAK. Inilah tinju Yui-nee, tinju kelas dunia. Kau mungkin tidak dapat membayangkan seberapa sakit tinju itu jika mengenai wajahmu.

“Kau jahat sekali, Yui-nee.” keluhku sambil meraba pipiku yang membengkak.

“Iya, Nee-san. Kenapa kau jahat kepada calon suamiku?” sahut Aki-chan.

“Itu, kan salahnya sendiri karena dia tidur denganmu dan berhentilah memanggilku Nee-san.” balas Yui-nee.

“Dan siiapaa yang calon suamimu. Kau bermimpi ya?” tambahku.

Page 4: LN

“Tapii, kita kan dulu sudah saling berjanji akan menikah saat sudah besar.”

“Janji, apaan. Aku kan cuma berjanji akan memakan masakanmu. Itu pun aku cuma ingin menghiburmu karna kamu selalu buruk dalam bermain masak-masakkan.”

“Tapiii, bukankah itu disebut istrinya jika kau menyiapkan masakan untuk seseorang?”

“Itu tidak mungkin bodoh. Dan kenapa kau masih ingat janji itu? Dulu kan kita masih TK.”

“Emmm, AKU KAN SUKA PADAMU SHUU-CHAN.” teriak Aki-chan sambil memelukku dengan kencang.

“Berhentilah memelukku, ukh...uuukhh.” jawabku.

Tapi, mengapa hatiku berdegup kencang. Apa aku suka pada Aki-chan, ya? Haaakh, itu tidak mungki, aku masih belum bertemu dengan gadis itu. Tapi, kenapa tubuhku terasa berat. Apa karna aku terlalu memikirkannya. Oh tidak, kepalaku pusing sekali. Ada apa denganku...

Deg..deg..deg..deg...Perasaan apa ini. Bukankah aku tadi sedang sarapan dengan Aki dan Yui-nee? Kenapa aku bisa ada di sini? Kenapa tubuhku berada di dalam makam? Ohh, aku sudah mati ya. Yaa, mungkin tubuhku sudah mencapai batasnya. Ehh, siapa kau? Kenapa kau mengambil tubuhkuuu. Jaangaaan!!!

“Shuu-chan..Shuu-chan...Cepat bangun, Shuu-chan, aku berjanji tidak akan memelukmu lagi, jadi cepatlah bangun Shuu-chan. Hiks..hiks..hiks, kalau Shuu-chan tidak ada, siapa yang akan memakan masakanku. Aku harus bagaimana ini? Shuu-chan...Shuu-chan. Aku mencintaimu Shuu-chan.”

Ahhh, air mata siapa ini? Kenapa aku bisa ada di kamarku? Ehh, Aki-chan.Kenapa Aki-chan berada di sini. Dan kenapa Aki-chan memakai seragam sekolah? Oh, iya tadi kan kita mau berangkat sekolah.

“Oh kau, Aki-chan.” bisikku pelan sambil membuka mata.

“Haaa, Shuu-chan. Kau sudah bangun, ya?”

Tidaaak, apa Shuu-chan mendengar semuanya? Bagaimana ini? Ini sangat memalukkan.Tidak, lebih penting lagi aku harus merawat Shuu-chan.

“Anoo, Shuu-chan. Kau tidak apa-apa, kan?”

“Iya, aku baik-baik saja. CEPAT MINGGIR.” jawabku dengan nada kasar.

Eh, kenapa aku berkata seperti itu. Kenapa aku membentak Aki-chan. Apa yang salah denganku.Dan kenapa aku menjadi sangat kasar.

“Terlebih dulu, ayo cepat berangkat.” ku coba untuk mengalihkan pikiran gilaku tadi.

Page 5: LN

“Emm baik, Shuu-chan” Aki-chan mengiyakan.

Mengapa Shuu-chan menjadi kasar. Apakah dia benar-benar membenciku sekarang. Haah, itu tidak mungkin. Tidak mungkin Shuu-chan bertindak seperti itu.

“Ayo, cepat Shuu-chan. Kita akan terlambat.”

“Berhentilah memanggilku dengan nama depan. Kau akan membuatku terbunuh.” sahutku sebelum semua yang menatapku berduaan dengan Aki-chan mencoba untuk membunuhku.

“Tidak, pokoknya tiidak, dari dulu kan aku juga memanggilmu seperti itu.” tolak Aki-chan mentah-mentah.

Dia kan juga memanggilku Aki-chan.Tapi kenapa baru sekarang dia menolakku panggil seperti itu. Hari ini Shuu-chan memang agak aneh.

“Yaah, apa boleh buat. Tapi, jangan terlalu dekat denganku.” pintaku saat Aki-chan berdiri sejauh 1 meter dari lokasiku berdiri.

“Shuu-chan bodoh.” jawab Aki-chan dengan suara lirih.

“Emm, kau bilang apa?”tanyaku setelah mendengar sesuatu.

“Tidak, aku tidak bilang apa-apa.”

Hiiiiih, kenapa Shuu-chan berkata seperti itu. Apa benar dia membenciku sekarang. Apa dia tidak suka berduaan denganku. Shuu-chan...

“Ayo, Aki-chan! Kenapa kau malah melamun di situ?” teriakku heran.

“Emm, emm, tidak ada apa-apa.”

Aki-chan bernama lengkap Tokoyaki Aki. Pertama kali aku bertemu dengannya adalah saat kita masih tinggal di gereja. Selain sebagai tempat ibadah, gereja tersebut juga berfungsi sebagai tempat penampungan bagi anak yatim piatu.

Sosok Tokoyaki Aki sekarang tidaklah seperti dulu yang cengeng, tidak mempunyai bakat khusus, dan mungkin cengeng lagi. Dan mungkin penyebab Aki-chan cengeng adalah karena Aki-chan selalu berdiri di belakangku layaknya seorang adik.

Bagiku, Aki-chan sendiri sudah aku anggap sebagai adik kandungku. Namun, aku terpisahkan darinya karena aku diadopsi menjadi anak angkat keluarga Fukuraba.

Jujur saja pada saat itu aku cukup sedih karna harus meninggalkan Aki-chan sendirian di sana. Alasan bagaimana aku bisa bertemu dengan Aki-chan sekarang, karena Aki-chan bertempat tinggal di Tokyo dan telah diadopsi oleh keluarga Tokoyaki. Sekarang Aki-chan dikenal sebagai sosok gadis yang cantik, sempurna, pintar, dan menjadi teladan bagi siswa di SMA Horikoshi Barat.

Page 6: LN

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bel jam pertama sudah terdengar....itulah yang aku pikirkan. Tapi....

“Kenapa aku terlambat di hari pertamaku?” tanyaku karena sekarang sudah masuk jam pelajaran ketiga.

“Jangan dipikirkan, lupakan saja hal tersebut, lagian sensei juga sudah memaafkanmu.” sahut oleh seorang lelaki yang dari tadi kulihat selalu memegangi kameranya.

“Etto, namaku Kuronoma Taichi. Salam kenal.” kata orang itu kepadaku.

“Ya, salam kenal. Aku Fukuraba Shuu.” jawabku dengan sedikit cuek.

“Kalau boleh tau, kau dari SMP mana?” tanya dia kepadaku.

Ada apa dengan orang ini, baru ketemu saja sudah sok kenal.

“Kenapaa?.” tanyaku.

“Hahaha, kenapa kau malah bertanya. Kita kan sekarang teman.”

“Oh, kita teman ya? Eh, siapa yang kau panggil teman.”

“Yang aku panggil teman? Itu kamulah.”

“Kapan kita mulai berteman?”

“3 menit 47 detik yang lalu, saat aku mulai berbicara denganmu.”

“Ukkh, terserah.” jawabku.

“Oke, berarti kita sekarang teman. Jadi pulang sekolah, mau main ke rumahku?”

“Yaah, terserah.”

“Oke sudah diputuskan. Nanti sepulang sekolah kau akan berkunjung kerumahku. Sebagai gantinya aku akan mentraktirmu minuman saat istirahat.”

“Yah, terserah.”“Eh, ada apa denganmu? Dari tadi kau cuma menjawab “yah, terserah”, “ ukkh, terserah”, berbicaralah layaknya kita teman!”

“Oh, ya. Baiklah.”

“Itu, kan. Kau berbicara seperti itu lagi. Aaakh, terserah. Yang penting jangan lupa, sepulang sekolah.”

Page 7: LN

Hei, lihat dia berbicara dengannya....

Dia berbicara dengan murid itu....

Dia akan kena kutukan....

Dia pasti kena kutukan....

Ya, dia akan selalu sial....

Aku kasihan dengannya....

Yah, aku sedikit kasihan dengannya....

Kenapa dia berbicara dengannya?.....

Apa dia tidak tahu tentang insiden itu.....

IYA DIA PASTI....MAT.....

“BERISIIIIIIIK.” teriakku tanpa pikir panjang.

Eh, kenapa aku lari. Untuk apa aku lari. Kenapa semua orang selalu membicarakan hal itu. Kenapa mereka di sini. Kenapa mereka tidak lupa. Mengapa insiden itu harus terjadi. Ke mana sekarang aku harus pergi. Mengapa hal ini terjadi kepadaku lagi. Aku harus bagaimana. Apa salahku.

“Eh, kenapaaa? Kenapa orang-orang bodoh itu masih ingat.”pikirku.

Padahal aku sudah berhasil membuat teman di hari pertamaku. Lalu kenapa semuanya menjadi berantakan seperti ini. Apa aku ditakdirkan untuk sendiri....

BRAAAK. Tanpa aku sadar aku telah menabrak seorang gadis. Dia terjatuh tepat di depanku. Lalu tiba-tiba saja gadis itu mendekatiku dan membisikkan sesuatu....

“Memangnya kengapa?” bisik gadis tersebut ke telingaku.

“Kalau kau mau, mungkin aku bisa membantumu.” bisik dia lagi.

“Aku juga bisa membuatmu keluar dari semua penderitaan itu.” kata gadis tersebut seolah dia mengerti akan masalah yang aku hadapi.

“Namaku Fuyukai Otoge. SALAM KENAL, SHUU-KUN.”

Page 8: LN

Laki-laki pengecut, mungkin itulah anggapan semua orang terhadapku. Tidak ikut klub, mbolos pelajaran olahraga, jam pelajaran tertidur dan tidak suka bergaul dengan banyak orang. Tapi aku tidak peduli dengan ocehan semua orang, ya karena itulah jati diriku. Dan mungkin saja jati diriku itu terlalu keren untuk orang lain.

Saat ini aku duduk di bangku pertama kelas 2 SMA,

Aku masih teringat pada saat hari pertama masuk sekolah, saat itu aku tidak di SMA Horokoshi Barat ini. Tidak satu kalipun aku melirik kepada sebuah benda yang bernama klub. Saat pelajaran olahraga, aku berpikir tidak mungkin aku bisa seperti itu. Saat pelajaran, aku hanya berpikir kapan bel pulang berbunyi. Ya itulah diriku, lelaki lemah dan pemalas. Tapi itu semua, bukanlah sekedar egoku untuk menjadi pemalas, melainkan sebuah keputusan para dewa yang tidak adil. Kenapa juga aku harus punya tubuh jelek ini, aku kan juga ingin melakukan hal-hal seperti itu. Seperti berenang, bermain, sepak bola, senam, judo, silat, ngegame bareng temen, karaoke bareng temen, dan seperti itu(kau bisa membayangkannya sendiri).

Aku beruntung karena 1 bulan setelah aku menginjak kelas 2, keluargaku harus pindah ke pedesaan di Okinawa.