Lkpd Buku i Yang Sudah Di Audit

download Lkpd Buku i Yang Sudah Di Audit

of 138

description

pemerintahan

Transcript of Lkpd Buku i Yang Sudah Di Audit

  • BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

    LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

    ATAS

    LAPORAN KEUANGANPEMERINTAH ACEH

    TAHUN ANGGARAN 2013DI

    BANDA ACEH

    AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VBPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH

    Nomor : 10.A/LHP/XVIII.BAC/05/2014Tanggal : 21 Mei 2014

    BUKU I

  • BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh Halaman i dari v

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Daftar Isi............................................................................................................ i

    LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN....... ii

    A. Neraca........................................................................................................... 1

    B. Laporan Realisasi Anggaran......................................................................... 3

    C. Laporan Arus Kas......................................................................................... 5

    D. Catatan Atas Laporan Keuangan................................................................... 7

    Gambaran Umum Pemeriksaan......................................................................... 118

  • BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh Halaman ii dari v

    BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

    REPUBLIK INDONESIA

    LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

    ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaandan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang -Undang Nomor 15 Tahun 2006tentang Badan Pemeriksa Keuangan serta Undang Undang terkait lainnya, BadanPemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca PemerintahAceh tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Laporan Realisasi Anggaran dan LaporanArus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut serta Catatan atasLaporan Keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Aceh.Tanggung jawab BPK RI terletak pada pernyataan opini atas laporan keuanganberdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan.

    Kecuali terhadap hal yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, BPK RI melaksanakanpemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar tersebutmengharuskan BPK RI merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperolehkeyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatupemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah danpengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaianataspenerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat olehPemerintah Aceh, penilaian atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan, penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang berdampak materialterhadap laporan keuangan, serta penilaian terhadap penyajian atas laporan keuangansecara keseluruhan. BPK RI yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar yangmemadai untuk menyatakan opini.

    Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.1.A.1 atas Laporan Keuangan, PemerintahAceh menyajikan saldo Kas di Kas Daerah per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp1.363,58 milyar danRp1.931,32 milyar. Nilai Kas diKas Daerah per 31Desember 2013 tersebut diantaranya merupakan kasbon tahun 2007 sebesar Rp429,40juta yang belum dipertanggungjawabkan atau belum dilakukan proses penyelesaiantuntutan ganti rugi.

    Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.1.A.4 atas Laporan Keuangan, PemerintahAceh menyajikan saldo kas di bendahara penerimaan per 31 Desember 2013 dan 2012

  • BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh Halaman iii dari v

    masing-masing sebesar Rp527,89 jutadan Rp410,95 juta. Nilai Kas di BendaharaPenerimaan per 31 Desember 2013 tersebut diantaranya merupakan kas yang dimilikiBaitul Mal yang digunakan secara langsung untuk operasional Badan Amil Zakat danbantuan bencana alam.

    Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.1.A.8 atas Laporan Keuangan, PemerintahAceh menyajikansaldo penyisihan piutang Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP)per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp10,28 miliar dan Rp0,00.Nilai penyisihan piutang LUEP per 31 Desember 2013 tersebut penetapannya dilakukantanpa ada dasar kebijakan akuntansi penyisihan piutang LUEP.Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.1.A.10 atas Laporan Keuangan,Pemerintah Aceh menyajikansaldo penyisihan piutang Dana Bergulirper 31 Desember2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp30,40 miliar dan Rp0,00. Nilai penyisihanpiutang Dana Bergulir per 31 Desember 2013 tersebut penetapannya dilakukan tanpa adadasar kebijakan akuntansi atas penyisihan piutangDana Bergulir.Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.1.A.14 atas Laporan Keuangan,Pemerintah Aceh menyajikan saldo persediaan per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp2.438,83 milyar dan Rp1.105,49 milyar. Dari nilai saldo persediaan per31 Desember 2012 tersebut, sebesar Rp2,37 miliar berasal dari realisasi Belanja BarangYang Akan Diserahkan Kepemilikannya Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat yang belumdiserahkan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA).Saldo persediaantersebut tidak termasuk persediaan sebesar Rp1,84 milyar yang telah diserahkan kepadapihak ketiga/masyarakat namun tidak dilengkapi dengan dokumen pendukung. Selain itu,saldo persediaan per 31 Desember 2013 sebesar Rp2.438,83 milyar tidak termasuk saldopersediaan RSUD ZA. Catatan dan data yang tersedia tidak memungkinkan BPK RIuntuk melaksanakan prosedur pemeriksaan yang memadai untuk memperoleh keyakinanatas nilai persediaan RSUD ZA per 31 Desember 2013.

    Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.1.B.1.b atas Laporan Keuangan,Pemerintah Aceh menyajikansaldo investasi permanen per 31 Desember 2013 dan 2012masing-masing sebesar Rp1.123,57milyardan Rp1.132,35milyar. Dari nilai investasipermanen per 31 Desember 2013 tersebut, diantaranya investasi kepada lima perusahaansenilai Rp21,85 miliaryaitu investasi pada PD Geunap Mufakat (PDGM) PDPembangunan Aceh (PDPA), PT Seulawah NAD Air (PTSNA) serta PT SumateraShipping Line (PTSSL) dan PT Sumatera Promotion Centre (PTSPC). PDGM dan PDPAtidak menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember 2013 sehingga Pemerintah Acehtidak dapat menyajikan investasi permanen menggunakan metode ekuitas (equitymethod). Selain itu terdapat ketidakjelasan status penyertaan modal Pemerintah Acehpada PTSNA, PTSSL dan PT SPC.

    Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.1.B.2 atas Laporan Keuangan, PemerintahAceh menyajikan saldo aset tetap per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masingsebesar Rp14.288,72milyardan Rp13.786,42 milyar. Pengendalian intern pengelolaan asettetap masih lemah, terdapat selisih pencatatan antara Bidang Akuntansi dengan KartuInventaris Barang (KIB) SKPA yang belum dapat ditelusuri dan terdapat 152 item asettetap yang bersaldo Rp0,00.

    Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.1.D.3 atas Laporan Keuangan, PemerintahAceh menyajikansaldo dana cadangan per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing

  • BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh Halaman iv dari v

    sebesar Rp773,91 miliar dan Rp753,95miliar. Dana cadangan per 31 Desember 2013tersebut tidak memiliki karakteristik sebagai akun dana cadangan sebagaimana yangdiatur dalam SAP. Dana cadangan yang dimiliki oleh Pemerintah Aceh tidak diketahuitujuan pembentukan dan jangka waktunya serta belum ditetapkan dengan Qanun.Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.1.B.4.c atas Laporan Keuangan,Pemerintah Aceh menyajikansaldo penyisihan Dana Pemberdayaan EkonomiRakyat(PER) per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp33,57 miliardan Rp0,00. Nilai penyisihan Dana PER per 31 Desember 2013 tersebut penetapannyadilakukan tanpa ada dasar kebijakan akuntansi atas penyisihan Dana PER.Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.1.C.1 atas Laporan Keuangan, PemerintahAceh menyajikan saldo utang jangka pendek lainnya per 31 Desember 2013 dan 2012masing-masing sebesar Rp107,88 miliar dan Rp76,24 miliar. Nilai utang jangka pendeklainnya per 31 Desember 2013 tersebut tidak termasuk utang pajak tahun 2009 dan 2010.Permasalahan utang PFK tahun 2009 dan 2010 yang disajikan nihil pada tahun 2009 dan2010 adalah termasuk permasalahan yang dikecualikan dalam LHP BPK RI karena tidaktersedia bukti setor secara lengkap dan belum tuntas ditindaklanjuti.Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan D.5.2.B.3 atas laporan Keuangan,PemerintahAceh menyajikan saldo belanja tidak terduga Tahun 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp61,38 miliar dan Rp96,48 miliar. Dari nilai saldo belanja tidak terdugaTahun 2012 sebesar Rp96,48 miliar, sebesar Rp5,83 miliar diantaranya merupakanrealisasi atas pencairan SP2D-LS untuk penanganan darurat bencana alam banjir bandangKecamatan Leuser Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2012 yang pelaksanaannya dikelolaoleh Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) namun sebesar Rp3,4 miliardilarikan oleh Bendahara Pengeluaran BPBA, sebesar Rp2 miliar tidak dapat diyakinikewajarannya dan Rp426 juta diblokir sebagai bahan bukti oleh Polresta Banda Aceh.SPP-LS yang mendasari penerbitan SPM-LS dan SP2D-LS tersebut tidak dilampiridengan dokumen yang lengkap yang memenuhi syarat sahnya pembayaran.

    Menurut opini BPK RI, kecuali untuk dampak penyajian Saldo Kas di Kas Daerahdiantaranya merupakan kas bon tahun 2007 sebesar Rp429,40 juta yang belumdipertanggungjawabkan atau belum dilakukan proses penyelesaian tuntutan gantirugi;penyajian Saldo Kas di Bendahara Penerimaan diantaranya merupakan kas yangdimiliki Baitul Mal yang digunakan secara langsung;penyajian penyisihan piutang LUEP,piutang Dana Bergulir dan Dana PER yang dilakukan tanpa ada dasar kebijakanakuntansi;tidak disajikannyapersediaan sebesar Rp1,84 milyar yang telah diserahkankepada pihak ketiga/masyarakat dan tidak dilengkapi dengan dokumenpendukung;penyajian Investasi Permanenyang tidak dapat disajikan menggunakanmetode ekuitas (equity method) dan ketidakjelasan status penyertaan modal PemerintahAceh pada PTSNA, PTSSL dan PTSPC;kelemahan sistem pengendalian internpengelolaan Aset Tetap; penyajian Dana Cadangan yang belum ditetapkan denganQanun;penyajian Utang Jangka Pendek yang tidak termasukutang pajak tahun 2009 dan2010;dampak dari belum ditindaklanjutinya permasalahan Belanja Tak Terduga di BPBAdi tahun 2012;serta dampak penyesuaian tersebut jika ada, yang mungkin perlu dilakukanjika BPK RI dapat memeriksa bukti-bukti persediaan RSUD ZA per 31 Desember 2013,Laporan Keuangan yang disebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yangmaterial, posisi keuangan Pemerintah Aceh tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan

  • BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh Halaman v dari v

    Realisasi Anggaran, serta Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggaltersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

    Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut,BPK RI juga melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhanterhadap ketentuan perundang-undangan. Laporan hasil pemeriksaan atas SistemPengendalian Intern dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap KetentuanPeraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor10.B/LHP/XVIII.BAC/05/2014 dan Nomor 10.C /LHP/XVIII/05/2014 tanggal21 Mei2014, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.

    Banda Aceh, 21Mei 2014BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

    REPUBLIK INDONESIAPerwakilan Provinsi Aceh

    Penanggung Jawab Pemeriksaan

    Ari Endarto SE., M.Si., AkAkuntan, Register Negara Nomor D-14434

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013(Audited)

    1

    A. NERACA

    PEMERINTAH ACEHNERACA

    Per 31 Desember 2013 dan 2012(Dalam Rupiah)

    URAIAN CATATAN TAHUN 2013 TAHUN 2012(1) (2) (3) (4)

    ASETASET LANCAR D.5.1.AKas

    Kas di Kas Daerah D.5.1.A.1 1.363.580.372.457,96 1.931.325.183.100,75Kas di Bendahara Pengeluaran D.5.1.A.2 372.357.836,00 338.530.636,00Kas di Bendahara Penerimaan D.5.1.A.3 528.272.445,07 410.950.954,29Kas di Bendahara BLUD D.5.1.A.4 36.186.329.064,24 38.829.221.672,20Jumlah Kas 1.400.667.331.803,27 1.970.903.886.363,24

    PiutangPiutang Pajak D.5.1.A.5 17.898.330,00 772.737.630,00Piutang BLUD D.5.1.A.6 32.370.494.234,42 74.885.430.768,49Piutang LUEP D.5.1.A.7 13.208.756.350,00 13.273.856.350,00Penyisihan Piutang LUEP D.5.1.A.8 (10.283.564.600,00) -Piutang Dana Bergulir D.5.1.A.9 30.395.931.010,00 30.395.931.010,00Penyisihan Piutang Dana Bergulir D.5.1.A.10 (30.395.931.010,00) -Piutang Jasa Giro - 87.047,68Piutang Kontribusi Tetap D.5.1.A.11 200.000.000,00 -Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran D.5.1.A.12 150.069.844,00 36.186.000,00Jumlah Piutang 35.663.654.158,42 119.364.228.806,17

    Belanja Dibayar DimukaAsuransi Dibayar Dimuka D.5.1.A.13 3.389.260.872,19 2.303.021.630,61Jumlah Belanja Dibayar Dimuka 3.389.260.872,19 2.303.021.630,61

    Persediaan D.5.1.A.14 2.438.825.905.695,95 1.105.487.393.233,90JUMLAH ASET LANCAR 3.878.546.152.529,83 3.198.058.530.033,92

    ASET TIDAK LANCAR D.5.1.BINVESTASI JANGKA PANJANG D.5.1.B.1Investasi Non Permanen D.5.1.B.1.a

    Investasi Dana Bergulir D.5.1.B.1.a 1.100.000.000,00 1.100.000.000,00Jumlah Investasi Non Permanen 1.100.000.000,00 1.100.000.000,00

    Investasi Permanen D.5.1.B.1.bPenyertaan Modal Pemerintah Daerah D.5.1.B.1.b 1.113.366.134.419,00 1.122.146.621.689,32Penyertaan modal Perusahaan Patungan D.5.1.B.1.b 10.200.000.000,00 10.200.000.000,00Jumlah Investasi Pemanen 1.123.566.134.419,00 1.132.346.621.689,32

    JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 1.124.666.134.419,00 1.133.446.621.689,32

    ASET TETAP D.5.1.B.2Tanah D.5.1.B.2.a 3.459.731.470.237,00 3.442.676.224.478,00Peralatan dan Mesin D.5.1.B.2.b 1.678.684.313.240,00 1.484.273.654.385,00Gedung dan Bangunan D.5.1.B.2.c 2.252.772.285.030,00 2.815.483.799.374,00Jalan, Irigasi dan Jaringan D.5.1.B.2.d 6.688.372.130.687,00 5.854.924.708.501,00Aset Tetap Lainnya D.5.1.B.2.e 110.415.036.339,00 118.471.753.583,00Konstruksi Dalam Pengerjaan D.5.1.B.2.f 98.746.672.666,00 70.591.085.171,00

    JUMLAH ASET TETAP 14.288.721.908.199,00 13.786.421.225.492,00

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013(Audited)

    2

    DANA CADANGAN D.5.1.B.3 773.909.187.634,00 753.950.159.498,00ASET LAINNYA D.5.1.B.4 62.676.581.790,18 98.568.999.560,43

    Tuntutan Ganti Rugi D.5.1.B.4.a 24.749.248.329,43 33.580.463.284,43Dana PER D.5.1.B.4.b 40.685.546.765,05 48.621.183.576,00Penyisihan Pengembalian Dana PER D.5.1.B.4.c (33.566.330.457,00) -Aset Tak Berwujud D.5.1.B.4.d 23.663.045.480,40 9.398.185.000,00Tagihan Penjualan Angsuran D.5.1.B.4.e 175.903.972,30 -Aset Lain-lain D.5.1.B.4.f 6.969.167.700,00 6.969.167.700,00

    JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 16.249.973.812.042,18 15.772.387.006.239,70

    TOTAL ASET 20.128.519.964.572,01 18.970.445.536.273,70

    KEWAJIBAN D.5.1.CKewajiban Jangka Pendek D.5.1.C.1

    Utang Bunga BLUD D.5.1.C.1 1.639.522,00 -Utang Fihak Ketiga - BLUD D.5.1.C.1 35.084.603,00 -Utang Jangka Pendek Lainnya D.5.1.C.1 107.877.628.538,76 76.238.763.559,92

    JUMLAH JANGKA PENDEK 107.914.352.663,76 76.238.763.559,92Kewajiban Jangka Panjang D.5.1.C.2

    Pinjaman RDI D.5.1.C.2 23.833.926.048,22 -JUMLAH JANGKA PANJANG 23.833.926.048,22 -JUMLAH KEWAJIBAN 131.748.278.711,98 76.238.763.559,92

    EKUITAS DANA D.5.1.DEkuitas Dana Lancar D.5.1.D.1

    Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) D.5.1.D.1 1.363.952.730.293,96 1.931.663.713.736,75Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)BLUD D.5.1.D.1 36.186.329.064,24 38.829.221.672,20Pendapatan yang Ditangguhkan D.5.1.D.1 528.272.445,07 410.950.954,29Cadangan Piutang D.5.1.D.1 35.663.654.158,42 119.364.228.806,17Cadangan Persediaan D.5.1.D.1 2.438.825.905.695,95 1.105.487.393.233,90Cadangan Belanja Dibayar Dimuka D.5.1.D.1 3.389.260.872,19 2.303.021.630,61Dana yang harus disediakan untuk pembayaranutang jangka pendek D.5.1.D.1 (107.914.352.663,76) (76.238.763.559,92)

    JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 3.770.631.799.866,07 3.121.819.766.474,00Ekuitas Dana Investasi D.5.1.D.2

    Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang D.5.1.D.2 1.124.666.134.419,00 1.133.446.621.689,32Diinvestasikan dalam Aset Tetap D.5.1.D.2 14.288.721.908.199,00 13.786.421.225.492,00Diinvestasikan dalam Aset Lainnya D.5.1.D.2 62.676.581.790,18 98.568.999.560,43Dana yang harus disediakan untuk pembayaranutang jangka panjang D.5.1.D.2 (23.833.926.048,22) -

    JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 15.452.230.698.359,96 15.018.436.846.741,70Ekuitas Dana Cadangan D.5.1.D.3

    Diinvestasikan dalam Dana Cadangan D.5.1.D.3 773.909.187.634,00 753.950.159.498,00JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 773.909.187.634,00 753.950.159.498,00

    JUMLAH EKUITAS DANA 19.996.771.685.860,03 18.894.206.772.713,70TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 20.128.519.964.572,01 18.970.445.536.273,70

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariLaporan Keuangan secara keseluruhan.

    GUBERNUR ACEH

    dr. H. ZAINI ABDULLAH

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013(Audited)

    3

    B. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

    PEMERINTAH ACEHLAPORAN REALISASI ANGGARAN

    Untuk Tahun Yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2013 dan 2012(Dalam Rupiah)

    Uraian Catatan Anggaran TA 2013 Realisasi TA 2013 % Realisasi TA 2012(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    PENDAPATAN ACEH D.5.2.APendapatan Asli Aceh D.5.2.A.1 1.167.694.484.330,00 1.325.435.091.289,19 113,51 901.720.376.620,63Pajak Aceh D.5.2.A.1.a 690.468.221.122,00 752.846.745.436,00 109,03 687.476.816.747,00Retribusi Aceh D.5.2.A.1.b - 6.346.061.307,00 - 6.317.974.149,00Hasil Pegelolaan Kekayaan AcehYang Dipisahkan dan HasilPenyertaan Modal Aceh

    D.5.2.A.1.c 102.000.000.000,00 123.628.754.544,62 121,20 96.317.227.941,52

    Lain-lain Pendapatan Asli Aceh YangSah

    D.5.2.A.1.d 365.226.263.208,00 429.314.119.623,28 117,55 101.330.082.163,29

    Zakat/Infaq D.5.2.A.1.e 10.000.000.000,00 13.299.410.378,29 132,99 10.278.275.619,82

    Pendapatan Transfer D.5.2.A.2 9.241.702.416.239,00 9.330.839.235.109,00 100,96 8.278.422.671.817,00Transfer Pemerintah Pusat-DanaPerimbangan

    D.5.2.A.2 2.563.800.263.239,00 2.675.448.212.109,00 104,35 2.359.784.326.817,00

    Dana Bagi Hasil Pajak D.5.2.A.2 257.523.712.089,00 254.514.662.920,00 98,83 251.127.884.759,00Dana Bagi Hasil Hidrokarbon danSDA lainnya

    D.5.2.A.2 1.138.682.523.150,00 1.253.339.521.189,00 1322,72 1.147.162.025.058,00

    Dana Alokasi Umum D.5.2.A.2 1.092.445.518.000,00 1.092.445.518.000,00 100,00 911.080.707.000,00Dana Alokasi Khusus D.5.2.A.2 75.148.510.000,00 75.148.510.000,00 100,00 50.413.710.000,00

    Transfer Pemerintah Pusat Lainnya D.5.2.A.2 6.677.902.153.000,00 6.655.391.023.000,00 99,66 5.918.638.345.000,00Dana Otonomi Khusus D.5.2.A.2 6.222.785.783.000,00 6.222.785.783.000,00 100,00 5.476.288.764.000,00Dana Penyesuaian D.5.2.A.2 455.116.370.000,00 432.605.240.000,00 95,05 442.349.581.000,00

    Lain-lain Pendapatan Yang Sah D.5.2.A.3 62.143.885.980,00 15.552.194.047,00 25,03 -Pendapatan Hibah D.5.2.A.3 3.255.263.550,00 741.628.280,00 22,78 -Pendapatan Lainnya D.5.2.A.3 58.888.622.430,00 14.810.565.767,00 25,15 -

    JUMLAH PENDAPATAN 10.471.540.786.549,00 10.671.826.520.445,19 101,91 9.180.143.048.437,63

    BELANJA ACEH D.5.2.BBelanja Operasi D.5.2.B.1 9.197.620.818.708,00 8.437.527.191.625,39 91,74 6.889.064.545.398,00Belanja Pegawai D.5.2.B.1.a 1.382.851.649.935,00 1.306.315.527.899,00 94,47 1.077.843.382.779,00Belanja Barang D.5.2.B.1.b 6.131.495.897.752,00 5.618.995.231.051,39 91,64 4.230.353.664.019,00Belanja Hibah D.5.2.B.1.c 1.324.796.517.768,00 1.219.682.992.675,00 92,07 1.065.211.457.183,00Belanja Bantuan Sosial D.5.2.B.1.d 358.476.753.253,00 292.533.440.000,00 81,60 515.656.041.417,00

    Belanja Modal D.5.2.B.2 1.783.202.443.969,00 1.650.120.551.283,00 92,54 815.338.776.452,00Belanja Tanah D.5.2.B.2.a 21.179.900.000,00 8.404.557.000,00 39,68 62.449.994.462,00Belanja Peralatan dan Mesin D.5.2.B.2.b 432.144.184.959,00 404.635.807.319,00 93,63 122.042.001.752,00Belanja Gedung dan Bangunan D.5.2.B.2.c 543.203.322.059,00 511.836.096.388,00 94,23 256.554.042.928,00Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan D.5.2.B.2.d 772.530.412.980,00 712.421.451.713,00 92,22 368.599.696.800,00Belanja Aset Tetap Lainnya D.5.2.B.2.e 14.144.623.971,00 12.822.638.863,00 90,65 5.693.040.510,00

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013(Audited)

    4

    Uraian Catatan Anggaran TA 2013 Realisasi TA 2013 % Realisasi TA 2012(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    Belanja Tidak Terduga D.5.2.B.3 323.511.177.735,00 61.380.277.961,00 18,97 96.477.745.833,00Belanja Tidak Terduga D.5.2.B.3 323.511.177.735,00 61.380.277.961,00 18,97 96.477.745.833,00

    Jumlah Belanja 11.304.334.440.412,00 10.149.028.020.869,39 89,78 7.800.881.067.683,00Transfer D.5.2.B.4 1.094.020.059.873,00 1.071.399.534.264,42 97,93 956.438.875.869,18Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota D.5.2.B.4 275.000.000.000,00 269.719.474.396,42 98,08 262.803.875.869,18Belanja Bantuan Keuangan D.5.2.B.4 819.020.059.873,00 801.680.059.868,00 97,88 693.635.000.000,00

    JUMLAH BELANJA DANTRANSFER

    12.398.354.500.285,00 11.220.427.555.133,81 90,50 8.757.319.943.552,18

    SURPLUS/DEFISIT (1.926.813.713.736,00) (548.601.034.688,62) 28,47 422.823.104.885,45

    PEMBIAYAAN D.5.2.CPenerimaan Pembiayaan D.5.2.C 1.931.663.713.736,00 1.968.699.122.182,82 101,92 1.508.840.608.851,30Penggunaan Sisa Lebih PembiayaanAnggaran tahun sebelumnya

    D.5.2.C 1.931.663.713.736,00 1.968.699.122.182,82 101,92 1.508.840.608.851,30

    Pengeluaran Pembiayaan D.5.2.C 4.850.000.000,00 19.959.028.136,00 411,53 -Pembentukan Dana Cadangan D.5.2.C - 19.959.028.136,00 - -Penyertaan Modal Pemerintah Aceh D.5.2.C 4.850.000.000,00 - - -

    PEMBIAYAAN NETTO 1.926.813.713.736,00 1.948.740.094.046,82 101,14 1.508.840.608.851,30

    SISA LEBIH PEMBIAYAANANGGARAN TAHUNBERKENAAN (SILPA)

    D.5.2.D - 1.400.139.059.358,20 - 1.931.663.713.736,75

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariLaporan Keuangan secara keseluruhan.

    GUBERNUR ACEH

    dr. H. ZAINI ABDULLAH

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013(Audited)

    5

    C. LAPORAN ARUS KAS

    PEMERINTAH ACEHLAPORAN ARUS KAS

    Untuk Tahun Yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2013 dan 2012(Dalam Rupiah)

    URAIAN CATATAN TAHUN 2013 TAHUN 2012(1) (2) (3) (4)

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI D.5.3.AArus Masuk Kas D.5.3.A.1

    Pendapatan Pajak Aceh 752.846.745.436,00 687.476.816.747,00Pendapatan Retibusi Aceh 6.346.061.307,00 6.317.974.149,00Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh yang Dipisahkan 123.628.754.544,62 96.317.227.941,52Zakat/Infaq 13.299.410.378,29 10.278.275.619,82Lain-lain Pendapatan Asli Aceh Yang Sah 200.263.752.203,72 100.983.313.110,29Dana Bagi Hasil Pajak 254.514.662.920,00 251.127.884.759,00Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 1.253.339.521.189,00 122.177.983.361,00Biaya Pumungutan PBB - -Dana Alokasi Umum 1.092.445.518.000,00 911.080.707.000,00Dana Alokasi Khusus 75.148.510.000,00 50.413.710.000,00Dana Otonomi Khusus 6.222.785.783.000,00 5.476.288.764.000,00Dana Tambahan Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi - 1.024.984.041.697,00Dana Penyesuaian 432.605.240.000,00 442.349.581.000,00Hibah 741.628.280,00 -Pendapatan Lainnya 14.810.565.767,00 -Jumlah Arus Kas Masuk 10.442.776.153.025,63 9.179.796.279.384,63

    Arus Kas Keluar D.5.3.A.2Belanja Pegawai 1.181.963.173.544,00 1.077.843.382.779,00Belanja Barang dan Jasa 5.517.602.666.365,00 4.230.353.664.019,00Belanja Hibah 1.219.682.992.675,00 1.065.211.457.183,00Belanja Bantuan Sosial 292.533.440.000,00 515.656.041.417,00Belanja Bantuan Keuangan 801.680.059.868,00 693.635.000.000,00Belanja Tidak Terduga 61.380.277.961,00 96.477.745.833,00Belanja Bagi Hasil ke Kabupaten/Kota 269.719.474.396,42 262.803.875.869,18Jumlah Arus Kas keluar 9.344.562.084.809,42 7.941.981.167.100,18

    Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 1.098.214.068.216,21 1.237.815.112.284,45

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASETNONKEUANGAN

    D.5.3.B

    Arus Kas Masuk D.5.3.B.1Pendapatan Penjualan atas Tanah - -Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin 59.723.000,00 304.652.515,00Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan 17.176.430,00 42.116.538,00Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan - -Pendapatan Penjualan Aset Tetap Lainnya - -Pendapatan Penjualan Aset Lainnya - -Jumlah Arus Kas Masuk 76.899.430,00 346.769.053,00

    Arus Kas Keluar D.5.3.B.2Belanja Tanah 8.404.557.000,00 62.449.994.462,00

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013(Audited)

    6

    URAIAN CATATAN TAHUN 2013 TAHUN 2012(1) (2) (3) (4)

    Belanja Peralatan dan Mesin 401.388.958.489,00 122.042.001.752,00Belanja Gedung dan Bangunan 511.035.768.888,00 256.554.042.928,00Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 712.390.999.713,00 368.599.696.800,00Belanja Aset Tetap Lainnya 12.822.638.863,00 5.693.040.510,00Jumlah Arus Kas Keluar 1.646.042.922.953,00 815.338.776.452,00

    Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non keuangan (1.645.966.023.523,00) (814.992.007.399,00)ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN D.5.3.CArus Kas Masuk D.5.3.C.1

    Pencairan Dana Cadangan - -Hasil Penjualan Aset/Kekayaan Aceh yang Dipisahkan - -Penerimaan Pinjaman dan Obligasi - -Penerimaan Kembali Pinjaman - -Penerimaan Piutang - -Jumlah Arus Kas Masuk - -

    Arus Kas Keluar D.5.3.C.2Pembentukan Dana Cadangan 19.959.028.136,00 -Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Aceh - -Pembayaran Pokok Utang Pinjaman dan Obligasi - -Pemberian Pinjaman - -Penggunaan SILPA yang telah diterbitkan SKPS - -Jumlah Arus Kas Keluar 19.959.028.136,00 -

    Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (19.595.028.136,00) -ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN D.5.3.DArus Kas Masuk D.5.3.D.1

    Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga 648.692.121.117,00 483.069.851.283,50Transito (netto) (33.827.200,00) 2.041.169.855,00Jumlah Arus Kas Masuk 648.658.293.917,00 485.111.021.138,50

    Arus Kas Keluar D.5.3.D.2Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 648.692.121.117,00 483.069.851.283,50Jumlah Arus Kas Keluar 648.692.121.117,00 483.069.851.283,50

    Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran (33.827.200,00) 2.041.169.855,00Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas Selama Periode (567.744.810.642,79) 424.864.274.740,45Saldo Awal Kas 1.931.325.183.100,75 1.506.460.908.360,30Saldo Akhir Kas di BUA 1.363.580.372.457,96 1.931.325.183.100,75Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran 372.357.836,00 338.530.636,00Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan 528.272.445,07 410.950.954,29Saldo BLUD 36.186.329.064,24 -Saldo Akhir Kas 1.400.667.331.803,27 1.932.074.664.691,04

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariLaporan Keuangan secara keseluruhan.

    GUBERNUR ACEH

    dr. H. ZAINI ABDULLAH

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB I PENDAHULUAN | Catatan atas Laporan Keuangan 7

    D. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    PEMERINTAH ACEH

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan KeuanganSesuai dengan azas umum pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan dalam

    Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, danPeraturan Gubernur Aceh Nomor 106 Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur PengelolaanKeuangan Aceh, bahwa Keuangan Aceh dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab denganmemperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

    Sebagai upaya perwujudan good governance serta taat azas, maka pelaporan keuanganpemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pemangkukepentingan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan ekonomi,sosial, maupun politik dengan menyediakan informasi yang berkaitan dengan keuangan.

    Maksud penyusunan laporan keuangan ini adalah wujud pertanggungjawabanGubernur Aceh kepada DPRA dalam menjelaskan kinerja penyelenggaraan pemerintahankepada masyarakat atas penggunaan keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomidaerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan, hal tersebut menjadi tolok ukur kinerjapemerintahan untuk dipertanggungjawabkan pada setiap akhir tahun anggaran.Pertanggungjawaban ini bukanlah semata-mata dimaksudkan sebagai upaya untuk menemukankelemahan pelaksanaanPemerintah Aceh melainkan untuk melaksanakan azas transparansi,efisiensi, efektifitas, serta fungsi pengawasan DPRA terhadap jalannya pemerintahan.

    Pemerintah Aceh selaku entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkanupaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program dankegiatan dalam tahun anggaran 2013 untuk kepentingan:a. Akuntabilitas

    Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yangdipercayakan kepada entitas pelaporan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkansecara periodik.

    b. ManajemenMembantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitaspelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintahuntuk kepentingan masyarakat.

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB I PENDAHULUAN | Catatan atas Laporan Keuangan 8

    c. TransparansiMemberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkanpertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka danmenyuluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yangdipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

    d. Keseimbangan Antargenerasi (intergeneration equity)Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pada periodepelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasiyang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

    Tujuanpenyusunan laporan keuangan ini adalah menyajikan informasi mengenai posisikeuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan Pemerintah Aceh yang secaraspesifik tidak hanya bermanfaat bagi para pemangku kepentingan dalam membuat danmengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya tapi juga berguna dalam pengambilankeputusan serta menunjukkan akuntabilitas Pemerintah Aceh atas sumber daya yangdipercayakan dengan:a. menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk

    membiayai seluruh pengeluaran;b. menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi

    serta pengalokasiannya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;

    c. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalamkegiatan Pemerintah Aceh serta hasil-hasil yang telah dicapai;

    d. Menyediakan informasi mengenai pendanaan seluruh program dan kegiatan yangdilaksanakan oleh masing-masing SKPA dan mencukupi kebutuhan kasnya;

    e. menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah Aceh, berkaitandengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang;

    f. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah Aceh,apakahmengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periodepelaporan.

    Maka berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang ada, Laporan KeuanganPemerintah Aceh ini disusun sebagai Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBA TahunAnggaran 2013.

    1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara tahun 2004

    Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab Keuangan

    Negara (2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844);

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB I PENDAHULUAN | Catatan atas Laporan Keuangan 9

    5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara PemerintahPusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 126, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4633);

    7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaga Negara RepublikIndonesia Nomor 5049);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4503);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4574);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4575);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4576);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4578);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja InstansiPemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4614);

    15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    16. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh (Lembaran DaerahTahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 11);

    17. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh TahunAnggaran 2013 (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 1);

    18. Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2013 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja AcehTahun Anggaran 2013 (Lembaran Daerah Tahun 2012 Nomor 6)

    19. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan danBelanja Aceh Tahun Anggaran 2013 (Berita Daerah Aceh Tahun 2013 Nomor 2);

    20. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 77 Tahun 2013 tentang Perubahan Penjabaran AnggaranPendapatan dan Belanja Aceh Tahun Anggaran 2013 (Berita Daerah Aceh Tahun 2013Nomor);

    21. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 140 Tahun 2009 tentang Kebijakan dan SistemAkuntansi Pemerintah Aceh (Berita Daerah Aceh Tahun 2009 Nomor 126)

    22. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 106 Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur PengelolaanKeuangan Aceh (Berita Daerah Aceh Tahun 2013 Nomor 80).

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB I PENDAHULUAN | Catatan atas Laporan Keuangan 10

    1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan KeuanganPenyusunan Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun Anggaran 2013 terdiri dari:Bab I Pendahuluan

    Memuat penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan,peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai landasan hukum penyusunanlaporan keuangan, dan sistematika isi catatan atas laporan keuangan.

    Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian TargetKinerja APBAMemuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi dan kebijakan keuangan yangmendasari penyusunan laporan keuangan, serta indikator pencapaian target kinerjaAPBA berupa indikator program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun pelaporan.

    Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja KeuanganMemuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja APBA, berupa gambaran realisasipencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan yang dilaksanakan.

    Bab IV Kebijakan Akuntansi dan PenerapannyaMemuat informasi tentang entitas akuntansi, basis akuntansi yang mendasaripenyusunan laporan keuangan, basis pengukuran atas penyusunan pos-pos laporankeuangan, serta kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan kebijakanakuntansi yang belum diterapkan.

    Bab V Penjelasan Pos-Pos Pelaporan KeuanganMemuat informasi tentang rincian dan penjelasan atas akun dalam Neraca; LaporanRealisasi Anggaran (LRA); dan Laporan Arus Kas.

    Bab VI Informasi Penting dan Kewajiban Kontinjensi yang Mempengaruhi LaporanKeuanganKewajiban kontinjensi merupakan suatu keadaan, kondisi atau situasi yang belummemiliki kepastian yang berdampak kepada kondisi keuangan Pemerintah Acehyang baru terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebihperistiwa dimasa yang akan datang.

    Bab VII Penjelasan Informasi-Informasi Non KeuanganMemuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapundari laporan keuangan, diantaranya (disesuaikan dengan kondisi SKPA):Domisili dan bentuk hukum suara entitas serta jurisdiksi tempat entitas tersebutberada; Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya; Ketentuanperudang-undangan yang menjadi kegiatan operasionalnya; Penggantian manajemenpemerintahan selama tahun berjalan; Kesalahan manajemen terdahulu yang telahdikoreksi oleh manjemen baru; Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat dapatdisajikan pada Neraca; Penggabungan atau pemekaran entitas pada tahun berjalan; danKejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang harusditanggung pemerintah.

    Bab VIII PenutupMemuat uraian penutup yang dapat berupa kesimpulan penting tentang laporankeuangan.

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA|Catatan atas Laporan Keuangan 11

    BAB IIEKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN

    TARGET KINERJA APBA

    2.1 Ekonomi Makro2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian selamaperiode tertentu. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunanekonomi.Upaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi disesuaikan denganpotensi, aspirasi dan permasalahan dalam pembangunan.

    Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber dayamanusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untukmelaksanakan proses pembangunan.

    Sumber daya alam seringkali menjadi tumpuan dalam melaksanakan prosespembangunan. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilanproses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampuan sumber dayamanusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.

    Teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan prosespembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia secaramanual digantikan oleh mesin-mesin canggih dan terkomputerisasi mempunyai dampakpada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan dan padaakhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

    Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah sumber daya alam danmeningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi.Sumber daya modal berupabarang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunanekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

    Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomiyang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong prosespembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapatmendorong pembangunan diantaranya sikap jujur, ulet, kerja keras dan kerja cerdas.Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis,egois, boros, dan KKN.

    Gambar 2.1 di bawah menunjukkan perkembangan pertumbuhan ekonomiProvinsi Aceh dibandingkan pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional sejak tahun 2004s.d 2012.

    Gambar 2.1-Pertumbuhan Ekonomi Aceh terhadap Nasional(dalam persentase)

    Sumber : BPS Provinsi Aceh

    -9,63 -10,12

    1,56-2,36-5,24 -5,51

    2,745,09 5,205,03 5,69

    5,506,35

    6,014,63

    6,22 6,49 6,23

    2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    AcehNasional

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA|Catatan atas Laporan Keuangan 12

    Berdasarkan Gambar 2.1 di atas, pertumbuhan ekonomi Aceh pasca bencanatsunami tahun 2004 menunjukkan proses pemulihan yang berjalan cukup baik.Pertumbuhan ekonomi Aceh tahun 2005-2006 serta tiga tahun terakhir 2009-2012menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun pertumbuhan ekonomiAceh masih di bawah pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional.

    Fakta bahwa Aceh memiliki kondisi dan potensi ekonomi yang bervariasidiharapkan mampu untuk mengembangkan potensi ekonomi dengan lebih efektif.Dengan membaiknya kerangka regulasi, kualitas sumber daya manusia, kondisiinfrastruktur, pelayanan birokrasi, dan semakin menguatnya implementasi perdamaianAceh selama beberapa tahun terakhir, maka perekonomian Aceh di masa mendatangdiperkirakan akan tumbuh lebih baik.

    2.1.2. Perkembangan KetenagakerjaanPertumbuhan ekonomi dan investasi diharapkan dapat berkorelasi positif

    (multiplayer effect) terhadap penciptaan lapangan kerja. Korelasi langsung sangatdiharapkan terjadi akibat adanya kebijakan pembangunan ekonomi yangmenitikberatkan pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan ekonomi rakyat, perluasankesempatan kerja dan penciptaan peluang berusaha bagi masyarakat. Demikian pulahalnya dampak yang diharapkan dari pelaksanaan kebijakan peningkatan kompetisitenaga kerja melalui program/kegiatan pelatihan kejuruan dan pemagangan.

    Multiplayer effect dari berbagai kebijakan ekonomi pemerintah terhadappenurunan tingkat pengangguran di Aceh terutama diharapkan akibat meningkatnyainvestasi dan peranan swasta dalam optimalisasi dan diversifikasi usahanya, sehinggaterciptanya lapangan kerja baru bagi tenaga kerja yang memiliki keahlian, disampingterdorongnya kemandirian masyarakat dalam berusaha di sektor mikro dan industrirumah tangga.

    Permasalahan didalam ketenagakerjaan antara lain terkait dengan tingkatpengangguran, penyediaan lapangan kerja yang terbatas dan produktifitas tenaga kerjayang rendah.

    Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari kerja, bekerjakurang dari 2 hari selama seminggu, atau orang yang sedang berusaha mendapatkanpekerjaan yang layak. Pengangguran sendiri bisa dibagi menjadi beberapa tipe yangsemuanya berkaitan dengan sebab-sebab yang berbeda. Pengangguran klasikal terjadiketika gaji karyawan terlalu tinggi sehingga pengusaha tidak berani memperkerjakankaryawan lebih dari yang sudah ada. Gaji bisa menjadi terlalu tinggi karena peraturanupah minimum atau adanya aktifitas serikat pekerja. Selain itu pengangguran friksionalterjadi apabila ada lowongan pekerjaan untuk pekerja tetapi waktu untuk mencarinyamenyebabkan adanya periode dimana si pekerja tersebut menjadi pengangguran. Jumlahpengangguran diukur dengan angka pengangguran, yaitu persentase pekerja-pekerjatanpa pekerjaan yang ada didalam angkatan kerja.

    Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yangsudah bekerja maupun yang belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Angkatankerja hanya memasukan pekerja yang aktif mencari kerja. Orang-orang pensiunan,mengejar pendidikan atau yang tidak mendapat dukungan mencari kerja karenaketiadaan prospek kerja, tidaklah termasuk didalam angkatan kerja.

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA|Catatan atas Laporan Keuangan 13

    Gambar 2.2 di bawah menunjukkan kondisi ketenagakerjaan Provinsi Acehdengan membandingkan angkatan kerja dan tingkat pengangguran.

    Gambar 2.2-Perkembangan ketenagakerjaan Provinsi Aceh(dalam ribuan)

    Sumber : BPS Provinsi Aceh

    Berdasarkan Gambar 2.2 di atas, pada tahun 2009 jumlah angkatan kerjamencapai 2,72 juta, dengan jumlah yang menganggur mencapai 9,3%. Pada akhir tahun2012 jumlah angkatan kerja meningkat menjadi 3,09 juta dengan jumlah yangmenganggur turun menjadi 7,9%.

    Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh selama inidapat dikatakan berkualitas dan mempunyai dampak yang positif bagi tingkatketenagakerjaan di Provinsi Aceh secara umum.

    2.1.3 Tingkat KemiskinanPertumbuhan ekonomi selama beberapa tahun ini diharapkan memberi dampak

    terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Meningkatnya Sumber Daya Manusia (SDM),perubahan perilaku masyarakat yang semakin proaktif terhadap akselerasi pembangunandisegala bidang, dan meningkatnya pelayanan serta bantuan sosial khususnya bagikemiskinan di Aceh dan program-program yang dapat menurunkan angka kemiskinanperlu dilanjutkan.

    Tingkat kemiskinan di Aceh selama periode 2008-2013 menunjukkan penurunansecara signifikan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini.

    Gambar 2.3-Persentase Tingkat Kemiskinan Provinsi Aceh dan Nasional

    Sumber : BPS Provinsi Aceh

    7,58,59,5

    10,511,512,513,514,5

    2009

    Angkatan KerjaPengangguran

    10,00

    15,00

    20,00

    25,00

    Perse

    n

    Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA|Catatan atas Laporan Keuangan 13

    Gambar 2.2 di bawah menunjukkan kondisi ketenagakerjaan Provinsi Acehdengan membandingkan angkatan kerja dan tingkat pengangguran.

    Gambar 2.2-Perkembangan ketenagakerjaan Provinsi Aceh(dalam ribuan)

    Sumber : BPS Provinsi Aceh

    Berdasarkan Gambar 2.2 di atas, pada tahun 2009 jumlah angkatan kerjamencapai 2,72 juta, dengan jumlah yang menganggur mencapai 9,3%. Pada akhir tahun2012 jumlah angkatan kerja meningkat menjadi 3,09 juta dengan jumlah yangmenganggur turun menjadi 7,9%.

    Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh selama inidapat dikatakan berkualitas dan mempunyai dampak yang positif bagi tingkatketenagakerjaan di Provinsi Aceh secara umum.

    2.1.3 Tingkat KemiskinanPertumbuhan ekonomi selama beberapa tahun ini diharapkan memberi dampak

    terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Meningkatnya Sumber Daya Manusia (SDM),perubahan perilaku masyarakat yang semakin proaktif terhadap akselerasi pembangunandisegala bidang, dan meningkatnya pelayanan serta bantuan sosial khususnya bagikemiskinan di Aceh dan program-program yang dapat menurunkan angka kemiskinanperlu dilanjutkan.

    Tingkat kemiskinan di Aceh selama periode 2008-2013 menunjukkan penurunansecara signifikan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini.

    Gambar 2.3-Persentase Tingkat Kemiskinan Provinsi Aceh dan Nasional

    Sumber : BPS Provinsi Aceh

    2009 2010 2011 2012

    Angkatan KerjaPengangguran

    23,5321,8 20,98

    19,57 18,5815,42

    14,1513,33

    12,49 11,6610,00

    15,00

    20,00

    25,00

    2008 2009 2010 2011 2012

    Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA|Catatan atas Laporan Keuangan 13

    Gambar 2.2 di bawah menunjukkan kondisi ketenagakerjaan Provinsi Acehdengan membandingkan angkatan kerja dan tingkat pengangguran.

    Gambar 2.2-Perkembangan ketenagakerjaan Provinsi Aceh(dalam ribuan)

    Sumber : BPS Provinsi Aceh

    Berdasarkan Gambar 2.2 di atas, pada tahun 2009 jumlah angkatan kerjamencapai 2,72 juta, dengan jumlah yang menganggur mencapai 9,3%. Pada akhir tahun2012 jumlah angkatan kerja meningkat menjadi 3,09 juta dengan jumlah yangmenganggur turun menjadi 7,9%.

    Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh selama inidapat dikatakan berkualitas dan mempunyai dampak yang positif bagi tingkatketenagakerjaan di Provinsi Aceh secara umum.

    2.1.3 Tingkat KemiskinanPertumbuhan ekonomi selama beberapa tahun ini diharapkan memberi dampak

    terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Meningkatnya Sumber Daya Manusia (SDM),perubahan perilaku masyarakat yang semakin proaktif terhadap akselerasi pembangunandisegala bidang, dan meningkatnya pelayanan serta bantuan sosial khususnya bagikemiskinan di Aceh dan program-program yang dapat menurunkan angka kemiskinanperlu dilanjutkan.

    Tingkat kemiskinan di Aceh selama periode 2008-2013 menunjukkan penurunansecara signifikan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini.

    Gambar 2.3-Persentase Tingkat Kemiskinan Provinsi Aceh dan Nasional

    Sumber : BPS Provinsi Aceh

    2.500.0002.600.0002.700.0002.800.0002.900.0003.000.0003.100.0003.200.000

    18,5817,6

    11,6611,37

    2012 2013

    Aceh

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA|Catatan atas Laporan Keuangan 14

    Berdasarkan Gambar 2.3 di atas, tingkat kemiskinan Provinsi Aceh selamaperiode 2008-2013 menunjukkan dari 23,53% pada tahun 2008 (Maret) menjadi 17,60%pada tahun 2013 (Maret) yakni penurunan sebesar 5,93%, sementara selama periode yangsama angka kemiskinan nasional turun dari 15,42% menjadi 11,37% atau penurunansebesar 4.05%.

    Dilihat dari angka kemiskinan per tahunnya, angka kemiskinan Aceh masih diatas angka rata-rata kemiskinan Nasional, namun dilihat dari persentase penurunantingkat kemiskinan di Provinsi Aceh lebih signifikan apabila dibandingkan penurunantingkat kemiskinan Nasional.

    Penurunan angka penduduk miskin perlu didukung dengan strategi pembangunanyang tepat sasaran. Strategi yang perlu dilakukan antara lain adalah mempertahankan dayabeli masyarakat melalui pelaksanaan program-program penanggulangan penduduk miskinseperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS,) beasiswa anak yatim, bantuan buku murah,bantuan seragam sekolah, perbaikan kesehatan masyarakat melalui program JaminanKesehatan Aceh (JKA), fasilitas program nasional seperti Program Nasional Masyarakat(PNPM) mandiri, perbaikan infrastruktur dan sarana prasarana pertanian dan pasar.

    2.1.4 Perkembangan Tingkat Inflasi AcehInflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-

    menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, antaralain meningkatnya konsumsi masyarakat, atau dapat juga disebabkan tidak lancarnyadistribusi barang. Inflasi bisa terjadi ketika suhu ekonomi menjadi terlalu panas dan tumbuhterlalu cepat. Inflasi bisa mengakibatkan bertambahnya ketidakpastian dan konsekuensinegatif lainnya.

    Inflasi diukur berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK), yaknimengukur pergerakan harga dari sekumpulan barang/jasa pada periode tertentu.

    Gambar 2.4 dibawah menunjukkan secara agregat tingkat inflasi Provinsi Acehdibandingkan Nasional.

    Gambar 2.4-Perkembangan Tingkat Inflasi Provinsi Aceh dan Nasional

    Sumber : BPS Provinsi Aceh

    Jul Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei JunAceh 0,8 1,8 -0, -0, 0,6 0,5 0,5 -0, 0,4 0,0 -0, 1,2 0,1 0,5 -0, -0, -0, 0,5 1,4 1,0 0,1 0,1 0,3 1,2Nasional 0,6 0,9 0,2 0,3 0,5 0,7 0,0 0,0 0,2 0,0 0,6 0,7 0,9 0,0 0,1 0,0 0,5 1,0 0,7 0,6 0,1 0 1,0

    -1

    -0,5

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    Perse

    n

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA|Catatan atas Laporan Keuangan 15

    Berdasarkan gambar 2.4 di atas inflasi tertinggi di Provinsi Aceh terjadi pada bulanAgustus 2011 dengan tingkat inflasi 1,88%, pada bulan September dan Nopember 2012 justruterjadi deflasi -0,8%. Tingkat inflasi Provinsi Aceh secara agregat dalam periode Januarisampai dengan Juni 2013 adalah sebesar 4,41% atau lebih tinggi dari tingkat inflasi rata-ratanasional 3,51% untuk periode yang sama.

    2.2 Kebijakan KeuanganKebijakan keuangan Aceh dirumuskan untuk memecahkan masalah-masalah penting,

    mendesak maupun darurat yang terjadi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan status kesehatan rakyat, serta menjamin aksespendidikan bagi seluruh masyarakat Aceh.

    Kebijakan keuangan Aceh meliputi 2 (dua) aspek penting yaitu kebijakan di bidangpenerimaan/pendapatan (revenue policy) dan kebijakan di bidang belanja (expenditure policy).Kebijakan tersebut mempunyai nilai yang sama penting dan masing-masing harus dapat bersinergi.Idealnya expenditure policy adalah merupakan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhanmasyarakat disamping dapat meningkatkan penerimaan daerah. Sebaliknya revenue policy dapatmendukung berbagai kebijakan anggaran, terutama pada sisi pengeluaran.

    Kebijakan pendapatan, dimana pendapatan Aceh merupakan perkiraan yang terukur secararasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber penerimaan. Dalam pengelolaan anggaranpendapatan, harus diperhatikan upaya untuk peningkatan pajak dan retribusi tanpa harusmenambah beban kepada masyarakat. Pendapatan Aceh dalam struktur APBA merupakan elemenyang sangat penting peranannya untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupunpemberian pelayanan publik.

    Kebijakan belanja, dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untukmelindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajibanPemerintah Aceh yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminansosial dan penanggulangan kemiskinan. Belanja Aceh diarahkan pada peningkatan proporsi belanjayang memihak kepentingan publik, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraanpemerintahan. Dalam penggunaannya, harus tetap mengutamakan efisiensi dan efektifitas sertasesuai dengan prioritas pembangunan.

    Kebijakan pembiayaan, asumsi dasar dalam penetapan kebijakan pembiayaan dari sisipenerimaan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pembiayaan dari sisi pengeluaran.

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) merupakan salah satu komponen yangsangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh. Sebagian besar sektor swasta diAceh melaksanakan kegiatan ekonomi melalui alokasi anggaran dalam APBA, sehinggapengeluaran Pemerintah Aceh secara signifikan berdampak langsung terhadap pertumbuhanekonomi. Kecepatan dan ketepatan waktu penyusunan dan pelaksanaan anggaran baikpendapatan maupun pengeluaran pemerintah akan berpengaruh pada proses pembangunanekonomi secara keseluruhan.

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh merupakan instrumen untukmengimplementasikan kebijakan keuangan Aceh yang dibahas dan disetujui bersama antaraPemerintah Aceh dan DPR Aceh serta ditetapkan dengan Qanun Aceh. Kebijakan keuanganPemerintah Aceh secara umum dapat dilihat dari perkembangan APBA dari tahun ke tahun.

    Gambaran APBA periode lima tahun terakhir dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.1 dibawah ini.

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA|Catatan atas Laporan Keuangan 16

    Tabel 2.1-APBA TA 2009-2013(dalam jutaan rupiah)

    U R A I A NTA 2009 TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 2013

    ANGGARAN % ANGGARAN % ANGGARAN % ANGGARAN % ANGGARAN %

    PENDAPATAN 6,732,212.00 100.00 6,403,400.82 100.00 7,094,468.25 100.00 8,683,092.41 100.00 10,471,540.79 100.00Pendapatan Asli Daerah 795,872.00 11.82 795,487.00 12.42 797,285.00 11.24 804,285.00 9.26 1,167,694.48 11.15Pajak Aceh 476,975.00 7.08 476,975.00 7.45 622,705.83 8.78 622,705.83 7.17 690,468.22 6.59Retribusi Aceh 13,264.17 0.20 13,000.00 0.20 13,264.17 0.19 21,095.69 0.24 - -Hasil Pengelolaan KekayaanAceh yang Dipisahkan danHasil Penyertaan ModalAceh

    74,512.00 1.11 74,512.00 1.16 102,000.00 1.44 102,000.00 1.17 102,000.00 0.97

    Zakat/Infaq 3,000.00 0.04 3,000.00 0.05 5,000.00 0.07 8,961.71 0.10 10,000.00 0.10Lain-lain Pendapatan AsliAceh yang Sah 228,120.83 3.39 228,000.00 3.56 54,315.00 0.77 49,521.76 0.57 365,226.26 3.49Pendapatan DanaPerimbangan 2,208,058.00 32.80 1,710,173.64 26.71 1,746,648.18 24.62 1,940,522.47 22.35 2,563,800.26 24.48Dana Bagi Hasil Pajak 184,902.81 2.75 223,590.26 3.49 224,387.59 3.16 263,467.97 3.03 250,706.19 2.39Dana Bagi Hasil Hidrokarbondan Sumber Daya Alam Lain 148,207.96 2.20 80,896.23 1.26 73,975.21 1.04 175,508.35 2.02 101,571.93 0.97Dana Alokasi Umum 509,686.23 7.57 621,431.61 9.70 716,646.17 10.10 911,080.71 10.49 1,092,445.52 10.43Dana Alokasi Khusus 48,189.00 0.72 30,356.90 0.47 50,611.30 0.71 50,413.71 0.58 75,148.51 0.72Dana Tambahan Bagi HasilMinyak dan Gas Bumi 1,317,072.00 19.56 753,898.64 11.77 681,027.91 9.60 540,051.74 6.22 1,043,928.11 9.97Lain-lain Pendapatan DaerahYang Sah 3,728,282.00 55.38 3,897,740.17 60.87 4,550,535.07 64.14 5,938,284.93 68.39 6,740,046.04 64.37Hibah - - - - 5,100.00 0.07 - - 3,255.26 0.03Dana Penyesuaian - - 34,874.66 0.54 29,700.00 0.42 461,996.17 5.32 455,116.37 4.35Dana Otonomi Khusus 3,728,282.00 55.38 3,849,806.84 60.12 4,510,656.50 63.58 5,476,288.76 63.07 6,222,785.78 59.43Dana Alokasi Khusus KurangBayar - - 13,058.67 0.20 - - - - - -Alokasi Dana PercepatanPembangunan InfrastrukturDaerah

    - - - - 5,078.57 0.07 - - - -

    Dana Penyesuaian Lainnyadan Dana Transfer Lainnya - - - - - - - - 58,888.62 0.56

    BELANJA ACEH 9,791,344.12 100.00 8,246,389.49 100.00 7,979,778.57 100.00 9,711,938.65 100.00 12,398,354.50 100.00Belanja Tidak langsung 2,620,032.94 26.76 2,689,345.46 32.61 2,739,530.71 34.33 3,712,038.65 38.22 4,011,035.52 32.35Belanja Pegawai 834,803.16 8.53 867,034.80 10.51 908,212.52 11.38 884,528.54 9.11 910,231.01 7.34Belanja Subsidi 7,149.18 - 1,000.00 - - - - - - -Belanja Hibah 459,449.22 4.69 539,685.37 6.54 694,802.57 8.71 1,153,098.55 11.87 1,324,796.52 10.69Belanja Bantuan Sosial 768,631.37 7.85 781,625.29 9.48 626,225.80 7.85 557,208.05 5.74 358,476.75 2.89Belanja Bagi Hasil KepadaProvinsi/Kabupaten/Kota danPemerintahan Desa

    400,000.00 4.09 300,000.00 3.64 250,000.00 3.13 271,000.00 2.79 275,000.00 2.22

    Belanja Bantuan KeuanganKepada Provinsi/Kabupaten/Kota danPemerintahan Desa

    100,000.00 1.02 150,000.00 1.82 210,289.82 2.64 696,203.51 7.17 819,020.06 6.61

    Belanja Tidak Terduga 50,000.00 0.51 50,000.00 0.61 50,000.00 0.63 150,000.00 1.54 323,511.18 2.61Belanja Langsung 7,171,311.18 73.24 5,557,044.03 67.39 5,240,247.87 65.67 5,999,900.00 61.78 8,387,318.98 67.65Belanja Pegawai 296,562.53 3.03 274,657.65 3.33 270,836.82 3.39 325,705.93 3.35 472,621 3.81Belanja Barang dan Jasa 1,859,118.45 18.99 1,753,695.95 21.27 3,359,098.27 42.10 4,603,136.54 47.40 6,131,495.90 49.45Belanja Modal 5,015,630.21 51.23 3,528,690.43 42.79 1,610,312.78 20.18 1,071,057.53 11.03 1,783,202.44 14.38PEMBIAYAANPenerimaan Pembiayaan 3,141,732.12 100.00 1,842,988.68 100.00 885,310.32 100.00 1,035,846.25 100.00 1,931,663.71 100.00Sisa Lebih PerhitunganAnggaran Tahun AnggaranSebelumnya (SILPA)

    3,141,732.12 100.00 1,842,988.68 100.00 885,310.32 100.00 1,035,846.25 100.00 1,931,663.71 100.00

    Pengeluaran Pembiayaan 82,600.00 100.00 - - - - 7,000.00 100.00 4,850.00 100.00Penyertaan Modal (Investasi)Pemerintah Daerah 82,600.00 100.00 - - - - 7,000.00 100.00 4,850.00 100.00Pembayaran KegiatanLanjutan - - - - - - - - - -

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA|Catatan atas Laporan Keuangan 17

    Dari Tabel 2.1 di atas dapat kita ketahui bahwa sumber pendapatan dalam struktur APBAdidominasi oleh Dana Otonomi Khusus dalam kelompok Lain-Lain Pendapatan Aceh Yang Sah,dilanjutkan dengan Tambahan Dana Migas dan Dana Alokasi Umum dalam kelompokPendapatan Dana Perimbangan. Sedangkan Pajak Aceh dalam kelompok Pendapatan Asli Acehhanya sedikit memberikan kontribusi dalam pembelanjaan dibandingkan ketiga jenis pendapatantersebut di atas.Kondisi tersebut menggambarkan masih kurangnya kemandirian Aceh untukmendanai kegiatan dalam pembangunan.

    Dalam periode tahun anggaran 2009 sd 2013, Dana Otonomi Khusus mendominasi rata-rata sebesar 60,32% dianggarkan untuk mendanai program dan kegiatan pemerintahan, diikutioleh Tambahan Dana Migas rata-rata sebesar 11,43%, Dana Alokasi Umum rata-rata sebesar9,66%, selanjutnya Pajak Aceh rata-rata sebesar 7,42%, serta jenis penerimaan lainnya sebesar11,18%.

    Penerimaan Dana Otonomi Khusus cenderung meningkat dari tahun anggaran 2009-2012, namun sedikit menurun dari 63,07% pada tahun anggaran 2012 menjadi 59,43% padatahun anggaran 2013. Sementara itu Dana Bagi Hasil cenderung menurun, diakibatkan olehmenurunnya penerimaan Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi yang diperkirakan akan terusmenurun pada tahun-tahun mendatang dengan belum adanya sumber-sumber dari ladangminyak dan gas yang baru. Sedangkan penerimaan Pendapatan Asli Aceh masih sedikitberfluktuasi.

    Pendapatan tersebut di atas digunakan untuk mendanai Belanja Langsung rata-ratasebesar 67,15%, serta Belanja Tidak Langsung rata-rata sebesar 32,85% untuk periode yang sama.Tampak pada tabel 2.1 bahwa Belanja Barang dan Jasa mendominasi pembelanjaan dalam APBATahun Anggaran 2011, 2012 dan 2013 masing-masing sebesar 42,10%, 47,40%, dan 49,45%.Sebenarnya belanja dimaksud adalah merupakan belanja barang modal yang akan diserahkankepada kabupaten/kota berupa bangunan gedung, jalan dan jembatan, peralatan dan mesin, sertabelanja modal lainnya yang dianggarkan ke dalam jenis Belanja Barang dan Jasa.

    2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBASesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menegah Aceh (RPJMA) Tahun 2012-2017, prioritas pembangunan untukProvinsi Aceh dijabarkan dalam 10 (sepuluh) prioritas pembangunan daerah, yaitu (1) ReformasiBirokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan; (2) Keberlanjutan Perdamaian; (3) Dinul Islam, Sosial,Adat dan Budaya; (4) Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian; (5)Penanggulangan Kemiskinan; (6) Pendidikan; (7) Kesehatan; (8) Infrastruktur yang terintegrasi;(9) Sumber Daya Alam berkelanjutan; dan (10) Masalah Lingkungan Hidup dan Kebencanaan.

    Prioritas pembangunan Aceh di satu sisi melaksanakan amanat undang-undang yangmemberikan kewenangan khusus dalam pelaksanaan Syariat Islam (Dinul Islam) sertamelanjutkan keberlangsungan perdamaian pasca konflik. Di sisi lain dengan mengacu padabeberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, prioritaspembangunan Aceh juga diarahkan kepada sektor investasi dan produksi dengan penguatan padafungsi ekonomi. Maka penetapan prioritas pada sektor ketahanan pangan dengan nilai tambahpada produk pertanian, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan infrastrukturyang terintegrasi merupakan pilihan yang tepat untuk menjawab permasalahan dan tantanganyang dihadapi Pemerintah Aceh di masa yang akan datang.

    Indikator Pencapaian Target Kinerja APBA dilandasi pada Kebijakan Umum AnggaranPendapatan dan Belanja Aceh Tahun 2013 yang mengacu pada RKPA tahun 2013 sebagaimanatelah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Aceh Nomor 94 Tahun 2012 tentang RencanaKerja Pemerintah Aceh Tahun 2013.

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA|Catatan atas Laporan Keuangan 18

    Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan dan penganggaran,pelaksanaan dan pengawasan serta keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan tidakhanya dinilai dari segi terlaksananya program, akan tetapi mencakup pula kinerja anggaran,outcome, benefit serta impact dari program yang dirasakan langsung oleh masyarakat padaumumnya. Dengan kata lain suatu program berhasil jika program yang dijabarkan dalamberbagai kegiatan pembangunan berimplikasi terhadap peningkatan penyediaan pelayanankepada masyarakat sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN | Catatan atas Laporan Keuangan 19

    BAB IIIIKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

    Pencapaian Kinerja Keuangan Pemerintah Aceh pada Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat dari 2(dua) segi yaitu segi kinerja pencapaian Pendapatan Aceh dan kinerja segi Belanja Aceh baik daripelaksanaan non program maupun program dan kegiatan yang telah dijabarkan dalam APBA TahunAnggaran 2013. Gambar 3.1 di bawah ini menggambarkan pelaksanaan APBA 2013 denganmembandingkan anggaran dan realisasi yang dicapai.

    Gambar 3.1-AnggarandanRealisasi APBA TA 2013(dalam jutaan)

    Dari Gambar 3.1 di atas kita ketahui bahwa pendanaan untuk belanja lebih besar daripendapatan yang diterima pada tahun berjalan. Dalam hal ini telah diperkirakan defisit sebesarRp1.926.813.713.736,00 dalam penganggaran yang ditutup oleh pembiayaan netto dengan jumlah yangsama, dikarenakan adanya sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya, sehingga dapatdialokasikan untuk belanja pada program dan kegiatan.3.1 Pencapaian Realisasi Pendapatan Aceh

    Pencapaian realisasi Pendapatan Aceh Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

    Tabel 3.1- Pencapaian Realisasi Pendapatan Aceh Tahun Anggaran 2013Menurut Kelompok Pendapatan

    No. Uraian Anggaran Realisasi %1 Pendapatan Asli Aceh 1.167.694.484.330,00 1.325.435.091.289,19 113,512 Dana Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 2.563.800.263.239,00 2.675.448.212.109,00 104,353 Dana Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya 6.677.902.153.000,00 6.655.391.023.000,00 99,664 Lain-lain Pendapatan yang Sah 62.143.885.980,00 15.552.194.047,00 25,03

    Jumlah 10.471.540.786.549,00 10.671.826.520.445,19 101,91

    Pendapatan

    10.471.540,79

    AnggaranRealisasi

    Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN | Catatan atas Laporan Keuangan 19

    BAB IIIIKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

    Pencapaian Kinerja Keuangan Pemerintah Aceh pada Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat dari 2(dua) segi yaitu segi kinerja pencapaian Pendapatan Aceh dan kinerja segi Belanja Aceh baik daripelaksanaan non program maupun program dan kegiatan yang telah dijabarkan dalam APBA TahunAnggaran 2013. Gambar 3.1 di bawah ini menggambarkan pelaksanaan APBA 2013 denganmembandingkan anggaran dan realisasi yang dicapai.

    Gambar 3.1-AnggarandanRealisasi APBA TA 2013(dalam jutaan)

    Dari Gambar 3.1 di atas kita ketahui bahwa pendanaan untuk belanja lebih besar daripendapatan yang diterima pada tahun berjalan. Dalam hal ini telah diperkirakan defisit sebesarRp1.926.813.713.736,00 dalam penganggaran yang ditutup oleh pembiayaan netto dengan jumlah yangsama, dikarenakan adanya sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya, sehingga dapatdialokasikan untuk belanja pada program dan kegiatan.3.1 Pencapaian Realisasi Pendapatan Aceh

    Pencapaian realisasi Pendapatan Aceh Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

    Tabel 3.1- Pencapaian Realisasi Pendapatan Aceh Tahun Anggaran 2013Menurut Kelompok Pendapatan

    No. Uraian Anggaran Realisasi %1 Pendapatan Asli Aceh 1.167.694.484.330,00 1.325.435.091.289,19 113,512 Dana Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 2.563.800.263.239,00 2.675.448.212.109,00 104,353 Dana Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya 6.677.902.153.000,00 6.655.391.023.000,00 99,664 Lain-lain Pendapatan yang Sah 62.143.885.980,00 15.552.194.047,00 25,03

    Jumlah 10.471.540.786.549,00 10.671.826.520.445,19 101,91

    PendapatanBelanja

    10.471.540,79

    12.398.354,50

    10.671.826,5211.220.427,56

    Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN | Catatan atas Laporan Keuangan 19

    BAB IIIIKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

    Pencapaian Kinerja Keuangan Pemerintah Aceh pada Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat dari 2(dua) segi yaitu segi kinerja pencapaian Pendapatan Aceh dan kinerja segi Belanja Aceh baik daripelaksanaan non program maupun program dan kegiatan yang telah dijabarkan dalam APBA TahunAnggaran 2013. Gambar 3.1 di bawah ini menggambarkan pelaksanaan APBA 2013 denganmembandingkan anggaran dan realisasi yang dicapai.

    Gambar 3.1-AnggarandanRealisasi APBA TA 2013(dalam jutaan)

    Dari Gambar 3.1 di atas kita ketahui bahwa pendanaan untuk belanja lebih besar daripendapatan yang diterima pada tahun berjalan. Dalam hal ini telah diperkirakan defisit sebesarRp1.926.813.713.736,00 dalam penganggaran yang ditutup oleh pembiayaan netto dengan jumlah yangsama, dikarenakan adanya sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya, sehingga dapatdialokasikan untuk belanja pada program dan kegiatan.3.1 Pencapaian Realisasi Pendapatan Aceh

    Pencapaian realisasi Pendapatan Aceh Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

    Tabel 3.1- Pencapaian Realisasi Pendapatan Aceh Tahun Anggaran 2013Menurut Kelompok Pendapatan

    No. Uraian Anggaran Realisasi %1 Pendapatan Asli Aceh 1.167.694.484.330,00 1.325.435.091.289,19 113,512 Dana Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 2.563.800.263.239,00 2.675.448.212.109,00 104,353 Dana Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya 6.677.902.153.000,00 6.655.391.023.000,00 99,664 Lain-lain Pendapatan yang Sah 62.143.885.980,00 15.552.194.047,00 25,03

    Jumlah 10.471.540.786.549,00 10.671.826.520.445,19 101,91

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN | Catatan atas Laporan Keuangan 20

    Realisasi Pendapatan Aceh Rp10.671.826.520.445,19 atau 101,91% dari anggaran yang ditetapkansebesar Rp10.471.540.786.549,00, terdiri dari realisasi Pendapatan Asli Aceh Rp1.325.435.091.289,19 atau113,51%; Pendapatan Transfer dari Dana Perimbangan Rp2.675.448.212.109,00 atau 104,35%; PendapatanTransfer Lainnya Rp6.655.391.023.000,00 atau 99,66%; dan Lain-Lain Pendapatan yang SahRp15.552.194.047,00 atau 25,03% dari anggaran yang ditetapkan.

    Sedangkan kontribusi yang diberikan bagi Pendapatan Aceh pada Tahun Anggaran 2013dapat dilihat sebagaimana Gambar 3.2 di bawah ini.

    Gambar 3.2 -Kontribusi Pendapatan Aceh Tahun Anggaran 2013

    Dari Gambar 3.2 di atas, tampak bahwa Dana Otonomi Khusus memberikan kontribusi yangterbesar dibandingkan pendapatan lainnya yaitu 58,31% dari total keseluruhan pendapatan,sebagaimana tercermin pada struktur pendapatan Aceh, sebaliknya kontribusi Pendapatan Asli Acehdalam kurun waktu yang sama terhadap pendapatan Aceh masih tergolong sangat kecil hanyamencapai 12,42%. Ini menggambarkan bahwa Pemerintah Aceh masih sangat tergantung padapenerimaan Dana Otonomi Khusus dalam membiayai pembangunan, dan kondisi ini tidak baikterhadap kemandirian fiskal Aceh. Terlebih lagi pendapatan dari Dana Otonomi Khusus tersebutmerupakan jenis pendapatan yang tidak terjamin kesinambungannya.

    Masih rendahnya kontribusi PAA jika dibandingkan dengan pendapatan yang bersumber daridana transfer Pemerintah Pusat (dana perimbangan dan otonomi khusus) mencerminkan bahwabelum optimalnya upaya perolehan pendapatan terhadap potensi sumber-sumber pendapatan yangada. Selama ini sumber PAA masih didominasi oleh pajak daerah terutama pajak kendaraan bermotor,pada hal sumber pendapatan tersebut bersifat closed list dan pertumbuhannya memiliki keterbatasanserta rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Oleh karena itu, kedepan perlu segera dicariterobosan untuk mendapatkan sumber pendapatan lain yang prospektif.

    Dana Otsus; 58,31%

    Lain-lain Pendapatan yangSah; 0,15%

    Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN | Catatan atas Laporan Keuangan 20

    Realisasi Pendapatan Aceh Rp10.671.826.520.445,19 atau 101,91% dari anggaran yang ditetapkansebesar Rp10.471.540.786.549,00, terdiri dari realisasi Pendapatan Asli Aceh Rp1.325.435.091.289,19 atau113,51%; Pendapatan Transfer dari Dana Perimbangan Rp2.675.448.212.109,00 atau 104,35%; PendapatanTransfer Lainnya Rp6.655.391.023.000,00 atau 99,66%; dan Lain-Lain Pendapatan yang SahRp15.552.194.047,00 atau 25,03% dari anggaran yang ditetapkan.

    Sedangkan kontribusi yang diberikan bagi Pendapatan Aceh pada Tahun Anggaran 2013dapat dilihat sebagaimana Gambar 3.2 di bawah ini.

    Gambar 3.2 -Kontribusi Pendapatan Aceh Tahun Anggaran 2013

    Dari Gambar 3.2 di atas, tampak bahwa Dana Otonomi Khusus memberikan kontribusi yangterbesar dibandingkan pendapatan lainnya yaitu 58,31% dari total keseluruhan pendapatan,sebagaimana tercermin pada struktur pendapatan Aceh, sebaliknya kontribusi Pendapatan Asli Acehdalam kurun waktu yang sama terhadap pendapatan Aceh masih tergolong sangat kecil hanyamencapai 12,42%. Ini menggambarkan bahwa Pemerintah Aceh masih sangat tergantung padapenerimaan Dana Otonomi Khusus dalam membiayai pembangunan, dan kondisi ini tidak baikterhadap kemandirian fiskal Aceh. Terlebih lagi pendapatan dari Dana Otonomi Khusus tersebutmerupakan jenis pendapatan yang tidak terjamin kesinambungannya.

    Masih rendahnya kontribusi PAA jika dibandingkan dengan pendapatan yang bersumber daridana transfer Pemerintah Pusat (dana perimbangan dan otonomi khusus) mencerminkan bahwabelum optimalnya upaya perolehan pendapatan terhadap potensi sumber-sumber pendapatan yangada. Selama ini sumber PAA masih didominasi oleh pajak daerah terutama pajak kendaraan bermotor,pada hal sumber pendapatan tersebut bersifat closed list dan pertumbuhannya memiliki keterbatasanserta rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Oleh karena itu, kedepan perlu segera dicariterobosan untuk mendapatkan sumber pendapatan lain yang prospektif.

    Pendapatan Asli Aceh;12,42%

    Bagi Hasil Pajak; 2,38%Bagi Hasil Bukan Pajak

    Sumber Daya Alam; 11,74%

    Dana Alokasi Khusus; 0,70%

    Dana Penyesuaian; 4,05%

    Lain-lain Pendapatan yangSah; 0,15%

    Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN | Catatan atas Laporan Keuangan 20

    Realisasi Pendapatan Aceh Rp10.671.826.520.445,19 atau 101,91% dari anggaran yang ditetapkansebesar Rp10.471.540.786.549,00, terdiri dari realisasi Pendapatan Asli Aceh Rp1.325.435.091.289,19 atau113,51%; Pendapatan Transfer dari Dana Perimbangan Rp2.675.448.212.109,00 atau 104,35%; PendapatanTransfer Lainnya Rp6.655.391.023.000,00 atau 99,66%; dan Lain-Lain Pendapatan yang SahRp15.552.194.047,00 atau 25,03% dari anggaran yang ditetapkan.

    Sedangkan kontribusi yang diberikan bagi Pendapatan Aceh pada Tahun Anggaran 2013dapat dilihat sebagaimana Gambar 3.2 di bawah ini.

    Gambar 3.2 -Kontribusi Pendapatan Aceh Tahun Anggaran 2013

    Dari Gambar 3.2 di atas, tampak bahwa Dana Otonomi Khusus memberikan kontribusi yangterbesar dibandingkan pendapatan lainnya yaitu 58,31% dari total keseluruhan pendapatan,sebagaimana tercermin pada struktur pendapatan Aceh, sebaliknya kontribusi Pendapatan Asli Acehdalam kurun waktu yang sama terhadap pendapatan Aceh masih tergolong sangat kecil hanyamencapai 12,42%. Ini menggambarkan bahwa Pemerintah Aceh masih sangat tergantung padapenerimaan Dana Otonomi Khusus dalam membiayai pembangunan, dan kondisi ini tidak baikterhadap kemandirian fiskal Aceh. Terlebih lagi pendapatan dari Dana Otonomi Khusus tersebutmerupakan jenis pendapatan yang tidak terjamin kesinambungannya.

    Masih rendahnya kontribusi PAA jika dibandingkan dengan pendapatan yang bersumber daridana transfer Pemerintah Pusat (dana perimbangan dan otonomi khusus) mencerminkan bahwabelum optimalnya upaya perolehan pendapatan terhadap potensi sumber-sumber pendapatan yangada. Selama ini sumber PAA masih didominasi oleh pajak daerah terutama pajak kendaraan bermotor,pada hal sumber pendapatan tersebut bersifat closed list dan pertumbuhannya memiliki keterbatasanserta rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Oleh karena itu, kedepan perlu segera dicariterobosan untuk mendapatkan sumber pendapatan lain yang prospektif.

    Bagi Hasil Pajak; 2,38%Bagi Hasil Bukan Pajak

    Sumber Daya Alam; 11,74%

    DAU, 10,24%

    Dana Alokasi Khusus; 0,70%

    Dana Penyesuaian; 4,05%

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN | Catatan atas Laporan Keuangan 21

    Secara detil realisasi Pendapatan Aceh TA 2013 berdasarkan objek pendapatandisajikandalamTabel 3.2.

    Tabel 3.2 - Realisasi Pendapatan Menurut Objek Penerimaan Tahun Anggaran 2013URAIAN ANGGARAN REALISASI %

    2 3 4 6PENDAPATAN ACEH 10.471.540.786.549,00 10.671.826.520.445,19 101,91PENDAPATAN ASLI ACEH 1.167.694.484.330,00 1.325.435.091.289,19 113,51PAJAK ACEH 690.468.221.122,00 752.846.745.436,00 109,03Pajak Kendaraan Bermotor 221.969.651.117,00 258.019.742.851,00 116,24Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 290.712.313.345,00 288.787.054.119,00 99,34Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) 176.486.256.660,00 205.600.956.623,00 116,50Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan 1.300.000.000,00 438.991.843,00 33,77

    RETRIBUSI ACEH - 6.346.061.307,00 -Retribusi Jasa Umum - 1.387.065.528,00 -Reribusi Jasa Usaha - 4.238.827.854,00 -Retribusi Perizinan Tertentu - 720.167.925,00 -

    HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN ACEH YANGDIPISAHKAN

    102.000.000.000,00 123.628.754.544,62 121,20

    Bagian Laba atas Penyertaan Modal Pada PerusahaanMilik Aceh/BUMA

    2.000.000.000,00 1.941.828.942,00 97,09

    Bagian Laba atas Penyertaan Modal Pada PerusahaanMilik Pemerintah/BUMN/Lembaga Keuangan/Bank

    100.000.000.000,00 121.686.925.602,62 121,69

    LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI ACEH YG SAH 365.226.263.208,00 429.314.119.623,28 117,55Hasil Penjualan Aset Aceh Yang Tidak Dipisahkan 39.379.692.011,00 76.899.430,00 0,20Jasa Giro 26.033.751.549,00 61.851.302.248,12 237,58Pendapatan Denda. atas KeterlambatanPelaksanaan Pekerjaan

    - 1.830.688.782,95 -

    Pendapatan Denda Pajak 15.150.000.000,00 20.271.932.388,00 133,81Pendapatan Dari Pengembalian 64.203.872.013,00 675.000,00 0,00Lain-Lain Pendapatan Asli Aceh 27.775.000.000,00 116.309.153.784,65 418,75Pendapatan BLUD 192.683.947.635,00 228.973.467.989,56 118,83

    ZAKAT DAN INFAQ/SHADAQAH 10.000.000.000,00 13.299.410.378,29 132,99Zakat 10.000.000.000,00 13.299.410.378,29 132,99

    DANA PERIMBANGAN 2.563.800.263.239,00 2.675.448.212.109,00 104,35DANA BAGI HASIL PAJAK/BUKAN PAJAK 1.396.206.235.239,00 1.507.854.184.109,00 108,00Bagi Hasil Pajak 257.523.712.089,00 254.514.662.920,00 98,83Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam 1.138.682.523.150,00 1.253.339.521.189,00 110,07DANA ALOKASI UMUM 1.092.445.518.000,00 1.092.445.518.000,00 100,00Dana Alokasi Umum 1.092.445.518.000,00 1.092.445.518.000,00 100,00DANA ALOKASI KHUSUS 75.148.510.000,00 75.148.510.000,00 100,00Dana Alokasi Khusus 75.148.510.000,00 75.148.510.000,00 100,00

    LAIN-LAIN PENDAPATAN ACEH YANG SAH 6.740.046.038.980,00 6.670.943.217.047,00 98,97PENDAPATAN HIBAH 3.255.263.550,00 741.628.280,00 22,78Pendapatan Hibah Dan Pemerintah 3.255.263.550,00 741.628.280,00 22,78DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS 6.677.902.153.000,00 6.655.391.023.000,00 99,66Dana Otonomi Khusus 6.222.785.783.000,00 6.222.785.783.000,00 100,00Dana Penyesuaian 455.116.370.000,00 432.605.240.000,00 95,05DANA PENYESUAIAN LAINNYA DAN DANATRANSFER LAINNYA

    58.888.622.430,00 14.810.565.767,00 25,15

    Dana Penyesuaian Lainnya dan Dana TransferLainnya

    58.888.622.430,00 14.810.565.767,00 25,15

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN | Catatan atas Laporan Keuangan 22

    3.2 Pencapaian Realisasi BelanjaPencapaian kinerja keuangan menurut urusan Pemerintah Aceh, berupa gambaran

    realisasi pencapaian efektifitas dan efisiensi program-program kegiatan yang direncanakan,dilaksanakan oleh SKPA sebagaimana Tabel 3.3.

    Tabel 3.3 - Pencapaian Realisasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung

    Kode Urusan Pemerintah Aceh Anggaran Belanja RealisasiTL BL1 URUSAN WAJIB 11,081,970,479,778.00 3,324,026,913,834.42 6,646,344,181,380.391.01 Pendidikan 778,291,242,418.00 43,917,964,062.00 640,667,938,580.001.01.01.00 Dinas Pendidikan 584,921,568,670.00 35,902,709,712.00 459,779,275,909.001.01.02.00 Badan Pembinaan Pendidikan Dayah 186,244,628,342.00 5,560,068,013.00 177,545,992,377.001.01.03.00 Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah 7,125,045,406.00 2,455,186,337.00 3,342,670,294.001.02 Kesehatan 1,077,111,828,902.00 156,212,090,272.00 927,749,750,206.391.02.01.00 Dinas Kesehatan 591,659,460,816.00 38,100,923,645.00 539,117,272,380.001.02.02.00 Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin 326,324,139,034.00 75,392,864,282.00 286,718,873,088.001.02.03.00 Rumah Sakit Jiwa 96,745,942,575.00 24,290,505,860.00 60,008,948,562.591.02.04.00 Rumah Sakit Ibu dan Anak 62,382,286,477.00 18,427,796,485.00 41,904,656,175.801.03 Pekerjaan Umum 3,483,719,265,265.00 84,842,910,138.00 3,262,445,010,728.001.03.01.00 Dinas Bina Marga 1,245,008,942,783.00 41,311,130,054.00 1,132,726,584,501.001.03.02.00 Dinas Pengairan 793,821,152,644.00 29,304,060,338.00 742,563,050,402.001.03.03.00 Dinas Cipta Karya 1,444,889,169,838.00 14,227,719,746.00 1,387,155,375,825.001.06 Perencanaan Pembangunan 70,929,825,693.00 13,388,068,643.00 40,828,034,306.001.06.01.00 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 70,929,825,693.00 13,388,068,643.00 40,828,034,306.001.07 Perhubungan, Komunikasi, Informasi danTelematika 220,162,045,468.00 22,474,424,443.00 184,812,886,041.00

    1.07.01.00 Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi danTelematika 220,162,045,468.00 22,474,424,443.00 184,812,886,041.001.08 Lingkungan Hidup 32,268,399,998.00 8,366,251,165.00 21,500,150,027.001.08.01.00 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan 32,268,399,998.00 8,366,251,165.00 21,500,150,027.001.10 Kependudukan dan Catatan Sipil 15,147,291,090.00 2,823,346,529.00 10,826,400,444.001.10.01.00 Dinas Registrasi Kependudukan Aceh 15,147,291,090.00 2,823,346,529.00 10,826,400,444.001.11 Pemberdayaan Perempuan 19,177,287,582.00 4,270,350,378.00 11,806,816,333.001.11.01.00 Badan Pemberdayaan Perempuan dan PerlindunganAnak 19,177,287,582.00 4,270,350,378.00 11,806,816,333.001.13 Sosial 188,311,639,261.00 16,077,882,139.00 156,894,153,383.001.13.01.00 Dinas Sosial 188,311,639,261.00 16,077,882,139.00 156,894,153,383.001.14 Tenaga Kerja 128,889,789,374.00 21,959,402,790.00 89,796,540,749.001.14.01.00 Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk 128,889,789,374.00 21,959,402,790.00 89,796,540,749.001.15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 35,247,121,458.00 8,024,789,676.00 24,749,024,804.001.15.01.00 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 35,247,121,458.00 8,024,789,676.00 24,749,024,804.001.16 Penanaman Modal 15,203,112,667.00 5,091,309,903.00 9,610,562,147.001.16.01.00 Badan Investasi dan Promosi 15,203,112,667.00 5,091,309,903.00 9,610,562,147.001.17 Kebudayaan 104,201,501,468.00 21,883,033,524.00 53,817,650,644.001.17.01.00 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 66,556,105,511.00 18,568,559,746.00 42,885,542,581.001.17.02.00 Sekretariat Majelis Adat Aceh 37,645,395,957.00 3,314,473,778.00 10,932,108,063.001.18 Pemuda dan Olah Raga 128,970,116,470.00 9,723,006,113.00 114,739,978,933.001.18.01.00 Dinas Pemuda dan Olahraga 128,970,116,470.00 9,723,006,113.00 114,739,978,933.001.19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 65,190,581,155.00 15,234,305,036.00 43,884,264,100.001.19.01.00 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan PerlindunganMasyarakat 28,475,359,250.00 8,497,185,677.00 15,884,601,693.001.19.02.00 Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah 36,715,221,905.00 6,737,119,359.00 27,999,662,407.001.20 Otda,Pemerintah umum,Adm Keuda,Prangkatdaerah,Kepegawaian & Persandian 4,507,382,995,439.00 2,856,709,215,605.42 879,529,272,264.001.20.00.00 PPKA 3,100,804,508,629.00 2,644,996,244,900.42 -1.20.01.00 Dewan Perwakilan Rakyat Aceh 14,465,204,000.00 13,758,068,391.00 -1.20.02.00 Sekretariat Daerah Aceh (Kepala Daerah & WakilKepalaDaerah) 1,623,654,879.00 1,479,947,007.00 -1.20.03.00 Sekretariat Aceh - - -1.20.03.01 Sekretariat Daerah Aceh (Biro Umum) 64,532,021,096.00 - 59,531,082,462.001.20.03.02 Sekretariat Daerah Aceh (Biro Tata Pemerintahan) 7,775,000,000.00 - 6,810,234,381.001.20.03.03 Sekretariat Daerah Aceh (Biro Perekonomian) 7,500,000,000.00 - 6,713,465,525.001.20.03.04 Sekretariat Daerah Aceh (Biro Keistimewaan danKesejahteraan Rakyat) 18,508,830,700.00 - 15,713,170,674.001.20.03.05 Sekretariat Daerah Aceh (Biro Organisasi) 3,100,000,000.00 - 2,640,137,041.00

  • Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 (Audited)

    BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN | Catatan atas Laporan Keuangan 23

    Kode Urusan Pemerintah Aceh Anggaran Belanja RealisasiTL BL1.20.03.06 Sekretariat Daerah Aceh (Biro Hukum) 7,717,509,000.00 - 7,232,170,551.001.20.03.07 Sekretariat Daerah Aceh (Biro AdministrasiPembangunan) 5,669,530,000.00 - 5,143,599,243.00

    1.20.03.08 Sekretariat Daerah Aceh (Kantor PerwakilanPemerintahAceh di Medan) 2,323,014,000.00 - 1,972,219,863.001.20.03.09 Sekretariat Daerah 93,519,252,752.00 62,705,248,773.00 20,632,030,338.001.20.03.10 Sekretariat Daerah (Biro Hubungan Masyarakat) 7,208,990,000.00 - 5,751,561,253.001.20.04.00 Sekretariat DPRA 126,365,226,389.00 13,817,334,992.00 81,793,615,872.001.20.05.00 Dinas Keuangan Aceh 58,902,007,828.00 14,628,487,074.00 20,155,329,001.001.20.06.00 Inspektorat Aceh 26,200,877,623.00 8,860,513,631.00 12,267,091,153.001.20.07.00 Kantor Penghubung Pemerintah Aceh 10,566,991,000.00 1,634,162,500.00 7,834,212,837.001.20.08.00 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 48,452,624,467.00 17,321,099,355.00 21,994,696,046.001.20.09.00 Dinas Syariat Islam 77,317,657,763.00 8,435,020,772.00 63,532,164,897.001.20.10.00 Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh 22,894,820,966.00 7,506,626,285.00 13,896,078,169.001.20.11.00 Sekretariat Baitul Mal 27,789,410,456.00 3,225,750,637.00 23,624,036,746.001.20.12.00 Badan Penanggulangan Bencana Aceh 62,034,637,148.00 4,026,999,743.00 50,848,981,107.001.20.13.00 Badan Pelayanan Perizinan Terpadu 7,858,361,154.00 4,726,370,805.00 2,641,936,650.001.20.14.00 Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Aceh 6,552,885,113.00 1,863,810,864.00 4,326,419,974.001.20.15.00 Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh 697,699,980,476.00 47,723,529,876.00 444,475,038,481.001.21 Ketahanan Pangan 90,839,526,941.00 11,770,194,788.00 75,297,997,154.001.21.01.00 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 90,839,526,941.00 11,770,194,788.00 75,297,997,154.001.22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 55,815,873,591.00 8,639,695,572.00 45,537,975,917.001.22.01.00 Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) 55,815,873,591.00 8,639,695,572.00 45,537,975,917.001.24 Kearsipan 65,111,035,538.00 12,618,673,058.00 51,849,774,620.001.24.01.00 Badan Arsip dan Perpustakaan 65,111,035,538.00 12,618,673,058.00 51,849,774,620.00

    2 URUSAN PILIHAN 1,316,384,020,507.00 140,243,356,241.00 1,109,813,103,678.002.01 Pertanian 768,023,809,458.00 78,305,043,512.00 645,078,881,052.002.01.01.00 Dinas Pertanian Tanaman Pangan 352,997,800,400.00 45,953,673,114.00 286,914,976,713.002.01.02.00 Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan 207,438,143,594.00 16,987,489,818.00 180,420,527,590.002.01.03.00 Dinas Perkebunan 207,587,865,464.00 15,363,880,580.00 177,743,376,749.002.02 Kehutanan 78,945,383,745.00 16,892,935,039.00 58,562,461,957.002.02.01.00 Dinas Kehutanan 78,945,383,745.00 16,892,935,039.00 58,562,461,957.002.03 Energi dan Sumberdaya Mineral 80,619,257,005.00 10,779,486,754.00 67,998,138,639.002.03.01.00 Dinas Pertambangan & Energi 80,619,257,005.00 10,779,486,754.00 67,998,138,639.002.05 Kelautan dan Perikanan 294,063,098,807.00 19,474,346,952.00 260,010,907,141.002.05.01.00 Dinas Kelautan dan Perikanan 294,063,098,807.00 19,474,346,952.00 260,010,907,141.002.07 Industri 94,732,471,492.00 14,791,543,984.00 78,162,714,889.002.07.01.00 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 94,732,471,492.00 14,791,543,984.00 78,162,714,889.00

    TOTAL 12,398,354,500,285.00 3,464,270,270,075.42 7,756,157,285,058.39

    Pelaksanaan belanja berdasarkan kelompok Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung padaSKPA, baik urusan wajib maupun pilihan adalah sebagai berikut :A. Urusan Wajib