LKj LKPP 2018 OK PRINT · 2019. 9. 9. · ii KATA DENCANTAP Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa...

136
LAPORAN KINERJA Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2018 Gedung LKPP Kompleks Rasuna Epicentrum Jl. Epicentrum Tengah Lot 11B Jakarta Selatan 12940 Indonesia

Transcript of LKj LKPP 2018 OK PRINT · 2019. 9. 9. · ii KATA DENCANTAP Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa...

  • LAPORAN KINERJA Lembaga Kebijakan Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah

    Tahun 2018

    Gedung LKPP Kompleks Rasuna Epicentrum Jl. Epicentrum Tengah Lot 11B

    Jakarta Selatan 12940 Indonesia

  • REVIU INSPEKTORAT

  • i

  • ii

    KATA DENCANTAPSegala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa atas Nikmat dan Karunia-Nya.

    Laporan Kinerja LKPP pada tahun keempat ini menunjukkan tingkat capaian yang baik

    dimana capaian untuk tiga tujuan strategis dan lima sasaran strategis telah rnemenuhi

    sasaran yang ditetapkan dengan rata-rata capaian sebesar 91,57 persen.

    Laporan Kinefa LKPP Tahun 2018 ini merupakan prestasi capaiankinerja yang akan menjadi catatan bagi pegawai LKPP dalam upaya

    memperbaiki pelaksanaan kinerja di masa yang akan datang,Semoga laporan ini dapat lebih memberikan manfaat kepadamasyarakat maupun pihak yang berkepentingan.

    Terima kasih

    Jakafta,/$ Juni 2019

    Roni Dwi Susanto

    Kepala LKPP

    Sesuai dengan Peraturan Presiden Nornor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

    Kinerja lnstansi Pemerintah bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaanpemerintah yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,dipandang perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untukmengetahui kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Lebih

    lanjut, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiNomor 53 Tahun 2014 tentang Laporan Kinerja lnstansi Pemerintah mengamanatkan

    perlunya penyempurnaan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah.

  • iii

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 yang telah diperbaharui

    dengan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014, LKPP memiliki tugas untuk

    melaksanakan pengembangan dan perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa

    Pemerintah. Dalam melaksanakan tugas tersebut, LKPP menyelenggarakan fungsi:

    (1) Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan dan standar

    prosedur di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan Badan

    Usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha;

    (2) Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan pembinaan sumber

    daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah;

    (3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya;

    (4) Pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta pengawasan

    penyelenggaraan pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik;

    (5) Pemberian bimbingan teknis, advokasi, dan pendapat hukum;

    (6) Pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi kepada seluruh unit

    organisasi di LKPP; dan

    (7) Pengawasan atas pelaksanaan tugas LKPP.

    Dalam rangka mengemban amanat dan tugas pembentukan

    lembaga, LKPP menetapkan visi periode 2015-2019 yaitu “Menjadi

    pembaharu yang kredibel untuk mewujudkan pengadaan yang

    menghasilkan Value for Money dalam rangka meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa”. Sedangkan misi-misi

    yang ditetapkan untuk mendukung pencapaian visi yaitu:

  • iv

    (1) Mewujudkan pasar pengadaan yang efisien;

    (2) Mendorong pertumbuhan dunia usaha yang berdaya saing; dan

    (3) Menjadi lembaga pembaharu yang inovatif dan berintegritas dalam pengadaan.

    Dalam rangka mewujudkan pengadaan yang menghasilkan value for money

    LKPP melalui tugas dan fungsinya pada Tahun 2018 telah berhasil mendorong

    Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah dalam mewujudkan efisiensi penggunaan

    anggaran belanja pengadaan barang/jasa sebagai berikut:

    (1) Efisiensi sebesar 18,39 persen atau senilai Rp62 Triliun diperoleh dengan

    membandingkan antara Pagu dengan hasil lelang;

    (2) Efisiensi sebesar 12,11 persen atau senilai Rp40 Triliun diperoleh dengan

    membandingkan antara HPS dengan hasil lelang.

    Tidak hanya efisiensi diukur dari penggunaan anggaran belanja, juga dapat diukur

    dari sisi lamanya waktu proses pemilihan. Pada Tahun 2018 efisiensi waktu proses

    pemilihan adalah:

    (1) Proses pemilihan pra-kualifikasi berlangsung rata-rata selama 43 hari;

    (2) Proses pemilihan pasca kualifikasi rata-rata berlangsung selama 20 hari.

    Selain efisiensi dalam anggaran dan waktu proses pemilihan, LKPP

    pada Tahun 2018 telah berhasil mendorong transaksi pengadaan

    Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah melalui sistem pengadaan

    secara elektronik sebesar Rp412 Triliun dengan rincian sebagai berikut:

    (1) Nilai transaksi e-tendering mencapai Rp359 Triliun;

    (2) Nilai transaksi e-purchasing mencapai Rp53 Triliun.

  • v

    Dalam rangka mewujudkan pengadaan yang meningkatkan kemandirian ekonomi nasional

    Saat ini tercatat sebanyak 401.356 penyedia terdaftar dimana sebanyak 306.015

    telah terverifikasi di dalam sistem pengadaan secara elektronik. Jumlah ini sebagai salah

    satu bentuk dari upaya LKPP bersama dengan Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah

    untuk meningkatkan keikutsertaan penyedia barang/jasa dalam rangka meningkatkan

    kemandirian ekonomi nasional.

    Dalam hal pengukuran tingkat penggunaan produk dalam negeri yang ada di e-

    katalog belum dilakukan oleh LKPP karena masih diperlukannya koordinasi lebih lanjut

    dengan pihak eksternal seperti antara lain Kementerian Perdagangan dan Kementerian

    Perindustrian perihal kebijakan produk dalam negeri beserta implementasinya. Namun,

    Indikator ini tetap diperlukan oleh LKPP sebagai salah satu bentuk dalam mendukung

    pertumbuhan kemandirian ekonomi nasional.

    Dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi LKPP

    Dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi LKPP dipengaruhi

    oleh penilaian terhadap Nilai Akuntabilitas Kinerja Organisasi dimana di

    Tahun 2018 ini belum diperoleh secara resmi dari KemenPANRB.

    Terhadap Nilai Akuntabilitas Kinerja Organisasi ini dipengaruhi oleh

    beberapa hal sebagai berikut:

    (1) Opini Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan LKPP;

    (2) Nilai kategori pelayanan publik LKPP yang sudah mendapatkan

    kategori ”AA” atau sangat memuaskan;

    (3) Nilai rata-rata kinerja pegawai LKPP pada tahun 2018 yang sudah

    melampaui target rata-rata sasaran kinerja pegawai yaitu 105,20

    persen.

  • RINGKASAN EKSEKUTIF

    DAFTAR ISI

  • vii

    DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................... Error! Bookmark not defined. RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................ iii DAFTAR ISI ................................................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... xiii DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................................... 15 DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................................................... 15 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

    A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 1 B. TENTANG LKPP .................................................................................................................. 2 C. TUGAS POKOK & FUNGSI .................................................................................................. 2 D. STRUKTUR ORGANISASI .................................................................................................... 3 E. SUMBER DAYA MANUSIA ................................................................................................ 11 F. TANTANGAN YANG DIHADAPI ........................................................................................ 13

    BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA .................................................... 15 A. PERENCANAAN STRATEGIS 2015-2019 ........................................................................... 15 B. VISI DAN MISI LKPP ......................................................................................................... 15 C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ................................................................................. 17 D. INDIKATOR KINERJA UTAMA ........................................................................................... 19 E. PROGRAM & KEGIATAN TAHUN 2018 ............................................................................ 20 F. PENETAPAN KINERJA ....................................................................................................... 22

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................................. 24 A. INDIKATOR KINERJA LKPP TAHUN 2018 .......................................................................... 24 B. CAPAIAN INDIKATOR PRIORITAS LKPP ............................................................................ 28 C. CAPAIAN INDIKATOR RENSTRA LKPP .............................................................................. 32 D. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018 ....................................................................... 34

    D.1. TUJUAN STRATEGIS ................................................................................................. 34 D.2. SASARAN STRATEGIS ............................................................................................... 45

    E. EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA ........................................................................ 91 F. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2018 ............................................................................... 92 G. KINERJA DAN CAPAIAN LAINNYA .................................................................................... 94

    BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................... 97 A. KESIMPULAN ................................................................................................................... 97 B. REKOMENDASI .............................................................................................................. 100

  • DAFTAR TABEL

  • ix

    DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Indikator Kinerja Utama LKPP ..................................................................................... 19

    Tabel 2. 2 Konektivitas Program, Tujuan Strategis, Sasaran Strategis dan Kegiatan LKPP .......... 21

    Tabel 2.3. Pemetaan Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Sasaran Kinerja LKPP Tahun 2018 .................................................................................................................................................... 22

    Tabel 3. 1 Pencapaian Kegiatan Proitas Nasional LKPP Tahun 2018 dalam RPJMN 2015-2019 . 25

    Tabel 3.2 Pergeseran Target Indikator Kegiatan Prioritas LKPP pada RPJMN 2015-2019 .......... 28

    Tabel 3. 3 Pencapaian Indikator Tujuan Strategis LKPP Tahun 2018 .......................................... 32

    Tabel 3. 4 Pencapaian Indikator Sasaran Strategis Tahun 2018 ................................................. 33

    Tabel 3. 5 Capaian Kinerja Tujuan Strategis 1 Tahun 2018 ......................................................... 35

    Tabel 3.6 Efisiensi antara Pagu dan Hasil Lelang Tahun 2018 ..................................................... 36

    Tabel 3.7 Rata-Rata Waktu (Hari) Pemilihan Tahun 2018 ........................................................... 36

    Tabel 3. 8 Capaian Kinerja Tujuan Strategis 2 Tahun 2018 ......................................................... 38

    Tabel 3. 9 Capaian Kinerja Tujuan Strategis 3 Tahun 2018 ......................................................... 40

    Tabel 3. 10 Capaian Nilai RB LKPP ............................................................................................... 44

    Tabel 3. 11 Capaian kinerja Sasaran Strategis 1 tahun 2018 ...................................................... 45

    Tabel 3. 12 Penghitungan pencapaian skor integritas dan akuntabilitas pengadaan barang/jasa tahun 2018 .................................................................................................................................. 46

    Tabel 3. 13 Perbandingan capaian indikator Sasaran Strategis 1.1 tahun 2016 s.d tahun 2018 48

    Tabel 3. 14 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 1.1 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 49

    Tabel 3. 15 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 1.2 tahun 2016 s.d. tahun 2018 52

    Tabel 3. 16 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 1.2 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 52

    Tabel 3. 17 Capaian kinerja sasaran strategis 2 tahun 2018 ....................................................... 53

    Tabel 3. 18 Rekapitulasi perhitungan pencapaian indikator terpenuhinya pemberian layanan permasalahan kontrak PBJ .......................................................................................................... 54

    Tabel 3. 19 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 2.1 tahun 2016 s.d. tahun 2018 55

    Tabel 3. 20 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 2.1 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 55

    Tabel 3. 21 Kategori responden survei kemudahan pelaksanaan PBJP ...................................... 57

    Tabel 3. 22 Hasil survei kemudahan pelaksanaan PBJP .............................................................. 57

    Tabel 3. 23 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 2.2 tahun 2016 s.d. tahun 2018 58

  • x

    Tabel 3. 24 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 2.2 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 59

    Tabel 3. 25 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 2.3 tahun 2016 s.d. tahun 2018 61

    Tabel 3. 26 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 2.3 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 62

    Tabel 3. 27 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 2.4 tahun 2016 s.d. tahun 2018 62

    Tabel 3. 28 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 2.4 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 63

    Tabel 3. 29 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 2.5 tahun 2016 s.d. tahun 2018 64

    Tabel 3. 30 Perbandingan realisasi indikator sasaran strategis 2.5 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ...................................................................................................................... 64

    Tabel 3. 31 Capaian kinerja sasaran strategis 3 tahun 2018 ....................................................... 65

    Tabel 3. 32 Data keberadaan UKPBJ di seluruh Indonesia tahun 2018 ....................................... 67

    Tabel 3. 33 Status UKPBJ di seluruh Indonesia tahun 2018 ........................................................ 67

    Tabel 3. 34 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 3.1 tahun 2016 s.d. tahun 2018 67

    Tabel 3. 35 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 3.1 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 69

    Tabel 3. 36 Realisasi pengukuran variabel indeks profesionalitas SDM Pengadaan Barang/Jasa tahun 2018 .................................................................................................................................. 70

    Tabel 3. 37 Skor interval penilaian SKM ...................................................................................... 72

    Tabel 3. 38 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 3.2 tahun 2016 s.d. tahun 2018 74

    Tabel 3. 39 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 3.2 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 75

    Tabel 3. 40 Capaian kinerja sasaran strategis 4 tahun 2018 ...................................................... 77

    Tabel 3. 41 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 4.1 tahun 2016 s.d. tahun 2018 78

    Tabel 3. 42 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 4.1 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 79

    Tabel 3. 43 Capaian indikator sasaran strategis 5 tahun 2018 ................................................... 80

    Tabel 3. 44 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 5.1 tahun 2016 s.d. tahun 2018 82

    Tabel 3. 45 Nilai Tata Kelola TI tahun 2018 ................................................................................. 82

    Tabel 3. 46 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 5.1 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 82

    Tabel 3. 47 Nilai akuntabilitas kinerja organisasi LKPP ............................................................... 84

    Tabel 3. 48 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 5.2 tahun 2016 s.d. tahun 2018 85

    Tabel 3. 49 Perbandingan realisasi indikator kinerja sasaran strategis 5.2 dengan target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 87

    Tabel 3. 50 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 5.3 tahun 2016 s.d. tahun 2018 89

  • xi

    Tabel 3. 51 Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran Strategis 5.3 dengan Target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ........................................................................................................... 89

    Tabel 3. 52 Perbandingan capaian indikator sasaran strategis 5.4 tahun 2016 s.d. tahun 2018 91

    Tabel 3. 53 Perbandingan Realisasi Indikator Sasaran Strategis 5.4 dengan Target 2018 dalam Renstra 2015-2019 ...................................................................................................................... 91

    Tabel 3. 54 Penghitungan efisiensi anggaran .............................................................................. 92

    Tabel 3. 55 Capaian kinerja anggaran per Sasaran Strategis ...................................................... 92

  • DAFTAR GAMBAR

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. 1 Struktur Organisasi LKP ............................................................................................ 4

    Gambar 2.1 Framework Renstra LKPP Tahun 2015-2019 ........................................................... 15

    Gambar 3. 1 Domain penilaian Tata Kelola ................................................................................. 81

  • DAFTAR DIAGRAM &

    GRAFIK

  • DAFTAR GRAFIK

    Grafik 3. 1 Jumlah penyedia yang terlibat dalam PBJP ............................................................... 78

    DAFTAR DIAGRAM

    Diagram 1. 1 SDM LKPP berdasarkan jenis kelamin .................................................................... 11

    Diagram 1. 2 Jumlah SDM LKPP berdasarkan usia ...................................................................... 12

    Diagram 1. 3 Jumlah SDM LKPP berdasarkan Pendidikan ........................................................... 12

    Diagram 1. 4 Jumlah SDM LKPP berdasarkan golongan dan pangkat ......................................... 13

  • BAB I PENDAHULUAN

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG Dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan terpercaya, maka akuntabilitas

    kinerja instansi pemerintah sangat penting untuk dilaksanakan. Lebih lanjut untuk

    menciptakan akuntabilitas kinerja instansi, Pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden

    Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang

    diperbaharui dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun

    2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan seluruh

    instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan capaian pelaksanaan visi dan

    misi organisasi serta tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

    Sebagai tindak lanjut Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

    Kinerja Instansi Pemerintah, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

    dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

    Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

    Pemerintah.

    Implementasi atas pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja tersebut diwujudkan

    LKPP dengan disusunnya Rencana Strategis (Renstra) LKPP Tahun 2015-2019, Rencana

    Kerja (Renja) Tahun 2018, Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2018, dan penetapan Indikator

    Kinerja Utama (IKU) terhadap Renstra LKPP untuk selanjutnya direviu dan dievaluasi.

    Merujuk kepada hal-hal yang telah disebutkan diatas, sebagai salah satu

    komponen dalam SAKIP, LKPP menyusun Laporan Kinerja LKPP Tahun 2018 yang

    merupakan pertanggungjawaban terhadap Renstra, Renja, PK dan IKU LKPP di Tahun

    2018.

  • 2

    B. TENTANG LKPP Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah memiliki aspek strategis dalam

    penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan karena berfungsi membantu

    Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah (K/L/PD) mencapai target kinerja yang

    menjadi tanggung jawabnya dengan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) yang sesuai dengan

    prinsip dan etika pengadaan barang/jasa pemerintah.

    Berdasarkan kebutuhan yang ada, maka perlu adanya keberadaan lembaga

    tersendiri yang memiliki kewenangan untuk merumuskan perencanaan dan

    pengembangan strategi, menentukan kebijakan serta aturan perundangan pengadaan

    barang/jasa pemerintah yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan lingkungan

    secara berkelanjutan, terpadu, terarah dan terkoordinasi.

    Sebagai tindak lanjutnya, maka pada Tanggal 6 Desember 2007 Lembaga

    Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dibentuk berdasarkan Peraturan

    Presiden Nomor 106 Tahun 2007 Tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah yang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157

    Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007

    Tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

    C. TUGAS POKOK & FUNGSI Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 yang telah diperbaharui

    dengan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014, LKPP memiliki tugas untuk

    melaksanakan pengembangan dan perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa

    pemerintah.

    Dalam melaksanakan tugasnya, LKPP memiliki fungsi sebagai berikut:

    (1) Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan dan standar

    prosedur di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan Badan

    Usaha dalam rangka kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha;

  • 3

    (2) Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan pembinaan sumber

    daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah;

    (3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya;

    (4) Pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta pengawasan

    penyelenggaraan pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik;

    (5) Pemberian bimbingan teknis, advokasi, dan pendapat hukum;

    (6) Pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi kepada seluruh unit

    organisasi di LKPP; dan

    (7) Pengawasan atas pelaksanaan tugas LKPP.

    D. STRUKTUR ORGANISASI LKPP telah melakukan perubahan struktur organisasi dan tata kerja sebagaimana

    ditetapkan pada Peraturan Kepala LKPP Nomor 4 Tahun 2017 tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Perubahan Struktur

    Organisasi tersebut adalah pada Tahun 2017, LKPP melakukan reorganisasi dengan

    mengganti Direktorat Pelatihan Kompetensi menjadi Unit Kerja Eselon II Mandiri yaitu

    Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengadann Barang/Jasa (Pusdiklat PBJ). Reorganisasi

    LKPP tersebut disahkan pada tanggal 29 September 2017 dan diundangkan pada tanggal

    2 Oktober 2017. Merujuk kepada Perka tersebut Pasal 229 huruf a, Pusdiklat PBJ mulai

    menjalankan tugas fungsinya setelah adanya pengangkatan unsur organisasi secara

    definitif pada tanggal 23 Desember 2017.

    Adapun struktur organisasi LKPP berdasarkan Peraturan Kepala LKPP Nomor 4

    Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Kebijakan Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah adalah sebagai berikut:

  • 4

    Gambar 1. 1 Struktur Organisasi LKP

  • 5

    Dr. Ir. Roni Dwi Susanto, M.Si

    Kepala LKPP mempunyai tugas memimpin LKPP dalam melaksanakan tugas dan fungsi LKPP.

  • 6

    Plt. Sekretaris Utama

    Sarah Sadiqa, S.H., M.Sc

    Sekretariat Utama (Settama) LKPP memiliki tugas untuk melaksanakan koordinasi,

    pembinaan, dan pengendalian terhadap program, kegiatan, administrasi, dan sumber

    daya di LKPP. Adapun fungsi dari Settama adalah:

    1. Koordinasi program, kegiatan, dan

    sumber daya di LKPP;

    2. Penyelenggaraan pengelolaan

    administrasi umum untuk

    mendukung kelancaran

    pelaksanaan tugas dan fungsi di

    LKPP;

    3. Penyelenggaraan hubungan kerja di

    bidang administrasi dengan

    lembaga terkait; dan

    4. Pelaksanaan tugas lain yang

    diberikan oleh Kepala LKPP

  • 7

    Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan

    Dr. Salusra Widya

    Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan memiliki tugas untuk

    melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan kebijakan

    pengembangan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha

    dalam rangka kerjasama Pemerintah dan badan usaha. Adapun fungsi dari Deputi

    Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan adalah:

    1. Penyusunan rumusan strategi dan

    kebijakan di bidang Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah;

    2. Penyusunan rumusan strategi dan

    kebijakan di bidang pengadaan badan

    usaha dalam rangka kerjasama

    Pemerintah dengan Badan Usaha;

    3. Penyusunan rumusan strategi dan

    kebijakan di bidang kerjasama

    internasional yang terkait dengan

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

    dan

    4. Penyusunan pedoman Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah.

  • 8

    Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi

    Sarah Sadiqa, S.H., M.Sc

    Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi memiliki

    tugas untuk melaksanakan pemantauan, penilaian, melakukan evaluasi, dan

    memberikan masukan atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tahun

    sebelumnya untuk menjadi bahan penyusunan proses perencanaan dan anggaran serta

    pembinaan dan pengembangan sistem informasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    secara elektronik (electronic procurement). Adapun fungsi dari Deputi Bidang

    Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi adalah:

    1. Penyiapan dan perumusan kebijakan

    sistem pemantauan, penilaian, dan

    evaluasi pelaksanaan proses

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

    2. Koordinasi dan sinkronisasi

    pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

    proses Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah;

    3. Penyiapan masukan kepada

    Kementerian Keuangan dan

    Kementerian Negara Perencanaan

    Pembangunan Nasional tentang

    rencana pengadaan sebagai bahan

    referensi penyusunan dan pelaksanaan

    anggaran untuk dicantumkan dalam

    Rencana Kerja dan Anggaran

    Kementerian/Lembaga (RKAKL) yang

    akan dibahas dengan Dewan

    Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

    dan

    4. Melakukan koordinasi, pembinaan,

    pengawasan dan pengembangan

    sistem Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah secara elektronik.

  • 9

    Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia

    Dr. Robin Asad Suryo

    Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia memiliki

    tugas untuk melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan

    kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah. Adapun fungsi dari Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber

    Daya Manusia adalah:

    1. Penyusunan perumusan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya

    manusia di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

    2. Penyusunan rencana dan program serta penyelenggaraan pembinaan

    sumber daya manusia nasional di bidang Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah; dan

    3. Penyusunan sistem dan penyelenggaraan pengujian kompetensi profesi di

    bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

  • 10

    Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah

    Ir. Ikak Gayuh Patriastomo, MSP

    Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah memiliki tugas untuk

    melaksanakan memberikan saran, pendapat, dan rekomendasi dalam penyelesaian

    sanggah dan permasalahan hukum lainnya di bidang Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah. Adapun fungsi dari Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah

    adalah:

    1. Pemberian bimbingan teknis, advokasi

    kepada seluruh stakeholders terkait

    dengan Peraturan Perundang-undangan

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

    2. Pemberian pendapat, rekomendasi dan

    tindakan koreksi kepada para pengelola

    pengadaan yang sedang atau akan

    melakukan proses Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah;

    3. Pemberian nasihat, pendapat, dan

    penanganan hukum kepada pengelola

    pengadaan yang sedang menghadapi

    permasalahan hukum dari proses

    pengadaan yang telah lalu; dan

    4. Pemberian keterangan ahli di bidang

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

  • 11

    E. SUMBER DAYA MANUSIA Pada akhir tahun 2018 total jumlah karyawan di LKPP adalah sebanyak 515 orang

    dengan komposisi sebagai berikut :

    (1) 223 PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang terbagi dalam lima Unit Eselon I dan dua Unit

    Kerja Eselon II (UKE II) mandiri;

    (2) 292 staf pendukung yang tersebar di 16 Unit Kerja Eselon II.

    Saat ini jumlah staf pendukung LKPP lebih banyak daripada jumlah PNS, sehingga

    besar harapannya ke depan agar LKPP dapat membuka formasi penerimaan CPNS

    kembali untuk melaksanakan tugas dan fungsi LKPP lebih maksimal.

    Staf pendukung di LKPP dikelola oleh masing-masing UKE II, oleh karena itu tidak

    tercatat profil demografinya.

    Berikut merupakan profil Pegawai Negeri Sipil LKPP per 31 Desember 2018.

    SDM LKPP (PNS) Berdasarkan Jenis Kelamin

    Komposisi gender pegawai PNS LKPP adalah :

    (1) 94 orang pegawai perempuan atau 42,20

    persen dari total pegawai;

    (2) 129 Jumlah pegawai laki-laki atau 57,80 persen

    dari total pegawai.

    Diagram 1. 1 SDM LKPP berdasarkan jenis kelamin

    Laki-laki57,8%

    Perempuan42,2%

  • 12

    SDM LKPP Berdasarkan Usia

    LKPP memiliki sumber daya manusia

    dengan berbagai kelompok usia.

    Berdasarkan profil usia yang dibuat sesuai

    kelompok usia, jumlah karyawan LKPP

    terbanyak terdapat pada kelompok usia

    produktif yaitu 26 - 44 tahun. Jumlah

    pegawai pada kelompok usia tersebut

    sebanyak 184 orang atau sebesar 84,75

    persen dari jumlah pegawai seluruhnya.

    SDM (PNS) LKPP Berdasarkan Pendidikan

    Komposisi tingkat pendidikan

    pegawai PNS LKPP adalah :

    (1) 3 orang (1,3 persen) berpendidikan

    Doktoral;

    (2) 69 orang (30,9 persen) berpendidikan

    Pascasarjana;

    (3) 139 orang (62,3 persen)

    berpendidikan Sarjana;

    (4) 11 orang (4,9 persen) berpendidikan

    Ahli Madya;

    (5) 1 (0,48 persen) orang berpendidikan

    SMP.

    5

    37

    72

    53

    22

    15

    16

    3

    0 20 40 60 80

    20-24

    25-29

    30-34

    35-39

    40-44

    45-49

    50-54

    55-60

    Jumlah

    Rent

    ang

    Usi

    a

    Diagram 1. 2 Jumlah SDM LKPP berdasarkan usia

    3

    69

    139

    111

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    S3 S2 S1 D3 &D4

    SMP

    Jum

    lah

    Jenjang Pendidikan

    Diagram 1. 3 Jumlah SDM LKPP berdasarkan Pendidikan

  • 13

    SDM LKPP Berdasarkan Golongan/Pangkat

    Komposisi golongan pegawai PNS LKPP

    adalah :

    (1) 6 orang golongan II;

    (2) 174 orang golongan III; dan

    (3) 43 orang golongan IV.

    F. TANTANGAN YANG DIHADAPI Beberapa tantangan dari implementasi kebijakan pengadaan barang/jasa

    pemerintah, yaitu :

    (1) Belum harmonisnya peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

    pengadaan barang/jasa;

    (2) Tuntutan perkembangan dan perubahan sistem pengadaan agar dapat memberikan

    value for money lebih bagi masyarakat;

    (3) Masih minimnya komitmen pimpinan daerah dalam penerapan pengadaan secara

    elektronik; dan

    (4) Insentif (tunjangan) bagi pengelola pengadaan yang belum memadai, sehingga

    menjadi bagian dari pelaku pengadaan tidak menarik dan tidak sesuai dengan resiko

    yang mungkin terjadi.

    51

    80

    35

    45

    14 11 12 10 73

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    II/c

    II/d

    III/a

    III/b III/c

    III/d

    IV/a

    IV/b IV/c

    IV/d

    IV/e

    Jum

    lah

    Golongan/Pangkat

    Diagram 1. 4 Jumlah SDM LKPP berdasarkan golongan dan pangkat

  • BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

    DAN PERJANJIAN KINERJA

  • 15

    BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

    A. PERENCANAAN STRATEGIS 2015-2019 Renstra LKPP Tahun 2015-2019 ditetapkan melalui Peraturan Kepala LKPP Nomor

    8 Tahun 2015 tanggal 1 April 2015. Berikut adalah framework Renstra LKPP Tahun 2015-

    2019.

    Framework Renstra LKPP Tahun 2015-2019.

    Gambar 2.1 Framework Renstra LKPP Tahun 2015-2019

    Mewujudkan Pengadaan yang Menghasilkan Value for Money

    Meningkatkan Integritas dan Akuntabilitas PBJ

    Meningkatkan Kemudahan dalam Pelaksanaan Pengadaan

    Meningkatkan Profesionalitas SDM PBJ

    Mewujudkan Pengadaan yang Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Nasional

    Iklim Usaha yang Kompetitif bagi Usaha Nasional

    Mewujudkan Reformasi Birokrasi LKPP

    Meningkatkan tata kelola organisasi dan SDM yang

    Transparan, Partisipasif dan Akuntabel

  • 16

    B. VISI DAN MISI LKPP Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan Agenda Prioritas

    Pembangunan Nasional Periode 2015-2019 yang merupakan penjabaran dari Nawacita

    serta kondisi yang diinginkan oleh LKPP pada tahun 2019. Hal ini dinyatakan dalam

    rumusan visi LKPP sebagai berikut:

    Visi LKPP “Menjadi pembaharu yang kredibel untuk mewujudkan

    pengadaan yang menghasilkan Value for Money dalam rangka

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing

    bangsa”

    Misi LKPP

    Sejalan dengan visi LKPP maka diperlukan rumusan mengenai

    upaya-upaya dalam periode tertentu yang akan dilaksanakan

    untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Selanjutnya misi

    diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mencapai tujuan,

    sasaran, strategi, kebijakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan

    oleh LKPP.

    Adapun misi LKPP adalah sebagai berikut:

    (1) Mewujudkan pasar pengadaan yang efisien;

    (2) Mendorong pertumbuhan dunia usaha yang berdaya saing;

    (3) Menjadi lembaga pembaharu yang inovatif dan berintegritas dalam pengadaan.

  • 17

    C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Untuk menjabarkan visi dan misi yang telah ditentukan serta menggambarkan

    kondisi yang diinginkan pada akhir periode Renstra maka disusun tujuan strategis LKPP

    2015-2019. Sedangkan untuk mengukur pencapaian tujuan LKPP diperlukan sejumlah

    sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai LKPP pada tahun

    2019. Adapun Tujuan dan Sasaran Strategis LKPP Tahun 2015-2019 adalah sebagai

    berikut:

    Sasaran strategis beserta indikatornya pada tujuan misi 1 adalah sebagai berikut:

    1. Meningkatkan Integritas dan Akuntabilitas PBJ;

    Indikator Sasaran Strategis (SS1.1):

    a. Skor Integritas dan Akuntabilitas PBJ; dan

    b. Terpenuhinya Layanan Hasil Audit dan Sengketa Hukum PBJP.

    2. Meningkatkan Kemudahan dalam Pelaksanaan Pengadaan;

    Indikator Sasaran Strategis (SS1.2):

    a. Terpenuhinya Pemberian Layanan Permasalahan Kontrak PBJ;

    b. Persepsi Stakeholders terhadap Kemudahan Pelaksanaan Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah;

    c. Tingkat Kepuasan Pengguna Sistem Informasi PBJ;

    d. Waktu dan Proses Pemilihan yang Lebih Singkat;

    e. Penggunaan e-procurement terhadap Belanja Pengadaan.

    3. Meningkatkan Profesionalitas SDM

    Indikator Sasaran Strategis (SS1.3):

    a. Persentase ULP yang sudah Mencapai Level 3 (Defined); dan

    b. Indeks Profesionalitas SDM Pengadaan Barang/Jasa.

    Tujuan Strategis 1

    “Mewujudkan Pengadaan yang Menghasilkan Value for Money” Indikator Tujuan Strategis 1:

    a. Tingkat Efektivitas Pengadaan; b. Tingkat Efisiensi Pengadaan.

  • 18

    Sasaran strategis beserta indikatornya pada tujuan misi 2 adalah sebagai berikut:

    1. Iklim Usaha yang Kompetitif bagi Usaha Nasional;

    Indikator Sasaran Strategis (SS2):

    Pertumbuhan Penyedia Barang/Jasa yang Terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah.

    Untuk mencapai tujuan ini, Settama telah menetapkan satu Sasaran Strategis yaitu :

    1. Meningkatkan Tata Kelola Organisasi dan SDM yang Transparan, Partisipatif dan

    Akuntabel;

    Indikator Sasaran Strategis (SS3):

    a. Penguatan dan Penyempurnaan Teknologi Informasi Komunikasi;

    b. Skor Akuntabilitas Kinerja Organisasi;

    c. Tingkat Capaian Sasaran Kinerja Pegawai; dan

    d. Tingkat Kinerja Anggaran LKPP.

    “Mewujudkan Pengadaan yang Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Nasional”

    Indikator Tujuan Strategis 2: a. Tingkat Partisipasi Penyedia yang Ada di Sistem Informasi Kinerja

    Penyedia dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; b. Tingkat Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah yang Ada di e-Katalog.

    Tujuan Strategis 2

    Tujuan Strategis 3

    “Mewujudkan Reformasi Birokrasi LKPP” Indikator Tujuan Strategis 3:

    a. Nilai Reformasi Birokrasi LKPP.

  • 19

    D. INDIKATOR KINERJA UTAMA Indikator Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai

    tujuan dan merupakan ikhtisar hasil berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran

    tugas dan fungsi organisasi. Lebih lanjut, IKU dijadikan dasar untuk menyusun rencana

    jangka menengah, rencana kinerja tahunan, rencana kerja dan anggaran, perjanjian

    kinerja, laporan kinerja, serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja. Selanjutnya IKU

    LKPP merupakan ukuran keberhasilan dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis

    LKPP.

    IKU LKPP telah ditetapkan melalui SK Kepala LKPP No. 5 Tahun 2016 tentang

    Penetapan Indikator Kinerja Utama Tahun 2015-2019 di Lingkungan LKPP. Adapun IKU

    LKPP adalah sebagai berikut:

    Tabel 2. 1 Indikator Kinerja Utama LKPP

    No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Keterangan

    1. Meningkatnya Integritas dan Akuntabilitas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, serta Iklim Usaha yang Kompetitif bagi Usaha Nasional

    1.1 Terkonsolidasinya Pengadaan dengan Penguatan Perencanaan Pembangunan

    Persentase nilai anggaran pengadaan yang terkonsolidasi terhadap APBN/APBD

    1.2 Terwujudnya Peraturan di Bidang Pengadaan Barang/Jasa dalam Rangka Mendorong Iklim Usaha yang Kompetitif, Penataan Pasar Pengadaan yang Terintegrasi dan Penguatan Industri/Usaha Nasional

    Revisi Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    2. Meningkatkan Kemudahan dalam Pelaksanaan Pengadaan

    2.1 Penggunaan e-Procurement dalam Belanja Pengadaan

    Persentase Nilai Transaksi e-procurement terhadap Belanja Pengadaan

    2.2 Tertatanya Pasar Pengadaan melalui Penguatan e-Procurement

    Jumlah Penyedia yang Terkualifikasi

    2.3 Terintegrasinya Sistem Informasi Pengadaan dengan e-Government Lainnya

    Jumlah LPSE pada K/L/D/I yang Terstandarisasi Jumlah Cloud Data Center

    2.4 Meningkatnya Produk yang masuk e-Katalog

    Jumlah Produk yang Masuk ke dalam e-Katalog

    3. Meningkatkan Profesionalitas SDM

    3.1 Tercapainya Maturitas Organisasi Pengadaan Barang/Jasa

    Persentase ULP yang sudah mencapai maturitas Level 3 (Defined)

  • 20

    E. PROGRAM & KEGIATAN TAHUN 2018

    Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang

    dilaksanakan oleh seluruh komponen organisasi guna mencapai tujuan. Dalam

    menetapkan program, LKPP memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

    (1) Kepentingan para pihak yang terlibat dalam proses pengadaan barang/jasa,

    menyesuaikan dengan RPJMN 2015-2019;

    (2) Mempertimbangkan keadaan masa lampau, kini dan masa datang;

    (3) Memperhatikan perkembangan terkini baik lingkungan internal LKPP serta

    perkembangan eksternal, nasional, dan internasional.

    Dengan memperhatikan tugas dan fungsi, visi dan misi yang telah ditetapkan maka

    program yang ditetapkan adalah:

    (1) Program Dasar:

    a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya LKPP.

    b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur LKPP.

    (2) Program Teknis:

    Program Pengembangan Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    Berdasarkan program-program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan.

    Kegiatan merupakan bagian dari program, terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan

    sumber daya berupa personil, barang modal termasuk peralatan dan teknologi,

    dan/atau kombinasi dari beberapa atau ke semua jenis sumber daya tersebut sebagai

    masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

    Kegiatan teknis dilaksanakan unit organisasi eselon II di kedeputian yang memberikan

    pelayanan eksternal dengan melaksanakan kegiatan teknis. Sedangkan kegiatan generik

    dilaksanakan oleh unit organisasi eselon II di Sekretariat Utama yang bersifat

    memberikan dukungan pelayanan internal.

    Program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh LKPP dalam rangka mendukung

    pencapaian sasaran strategis tahun 2018 sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah

    ini.

  • 21

    Tabel 2. 2 Konektivitas Program, Tujuan Strategis, Sasaran Strategis dan Kegiatan LKPP

    Program Tujuan

    Strategis Sasaran Strategis

    Kegiatan

    Program Teknis

    Mewujudkan Pengadaan yang Menghasilkan Value for Money

    Meningkatkan Integritas dan Akuntabilitas Pengadaan Barang/Jasa

    Pemberian Advokasi dan penyelesaian Sanggah Wilayah I Pemberian Saran, Rekomendasi, dan Pendapat serta Keterangan Ahli Pengadaan Barang/Jasa

    Meningkatkan Kemudahan dalam Pelaksanaan Pengadaan

    Pemberian Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah II Pemberian Saran, Rekomendasi, dan Pendapat serta Keterangan Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) Nasional Penyusunan Sistem Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan Barang/Jasa Penyusunan Strategi, Kebijakan serta Regulasi di Bidang Pengadaan Umum Penyusunan Strategi, Kebijakan serta Regulasi di Bidang Pengadaan Khusus dan Pertahanan Keamanan Pengembangan Sistem Katalog

    Meningkatkan Profesionalitas SDM

    Pengembangan Sistem Profesi Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pengembangan Sistem dan Penyelenggaraan Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pengembangan Sistem Pembelajaran Bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    Mewujudkan Pengadaan yang Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Nasional

    Iklim Usaha yang Kompetitif bagi Usaha Nasional

    Penyusunan Strategi, Kebijakan serta Regulasi di Bidang Iklim Usaha dan Kerja Sama Internasional

    Program Dasar

    Mewujudkan Reformasi Birokrasi LKPP

    Meningkatkan Tata Kelola Organisasi dan SDM yang Transparan, Partisipatif dan Akuntabel

    Pelayanan Hukum, Hubungan Masyarakat, Sistem Informasi dan Kepegawaian Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi serta Pengembangan Organisasi dan Tatalaksana Pengelolaan Keuangan, Operasional Perkantoran dan Pelayanan Tata Usaha

  • 22

    F. PENETAPAN KINERJA LKPP telah membuat Penetapan Kinerja Tahun 2018 secara berjenjang sesuai

    dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini merupakan tolok

    ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2018. Penetapan Kinerja LKPP tahun

    2018 disusun berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2018. Gambaran keterkaitan

    sasaran strategis, indikator kinerja dan sasaran kinerja LKPP tahun 2018 sebagaimana

    disajikan pada tabel di bawah ini.

    Tabel 2.3. Pemetaan Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Sasaran Kinerja LKPP Tahun 2018

    No Sasaran Strategis

    No Indikator Kinerja Satuan Target

    1. Meningkatkan Integritas dan Akuntabilitas PBJ

    1.1 Skor Integritas dan Akuntabilitas PBJ Skor 85

    1.2 Terpenuhinya Layanan Hasil Audit dan Sengketa Hukum PBJP

    Persen 90

    2. Meningkatkan Kemudahan dalam Pelaksanaan Pengadaan

    2.1 Terpenuhinya Pemberian Layanan Permasalahan Kontrak PBJ

    Persen 90

    2.2

    Persepsi Stakeholders terhadap Kemudahan Pelaksanaan PBJP

    Persen 65

    2.3 Tingkat Kepuasan Pengguna Sistem Informasi PBJ

    Skor 85

    2.4 Waktu dan Proses Pemilihan yang Lebih Singkat

    Hari 4

    2.5 Penggunaan e-procurement terhadap Belanja Pengadaan

    Persen 70

    3. Meningkatkan Profesionalitas SDM

    3.1 Persentase ULP yang Sudah Mencapai Level 3 (Defined)

    Persen 20

    3.2 Indeks Profesionalitas SDM Pengadaan Barang/Jasa

    Angka 75

    4. Iklim Usaha yang Kompetitif bagi Usaha Nasional

    4.1 Pertumbuhan Penyedia Barang/Jasa yang Terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    Persen 5

    5. Meningkatkan Tata Kelola Organisasi dan SDM yang Transparan, Partisipatif dan Akuntabel

    5.1 Penguatan dan Penyempurnaan Teknologi Informasi Komunikasi

    Skor 4

    5.2 Skor Akuntabilitas Kinerja Organisasi Nilai Akuntabilit

    as

    73

    5.3 Tingkat Capaian Sasaran Kinerja Pegawai Rata-rata Nilai

    Capaian

    85

    5.4 Tingkat Kinerja Anggaran LKPP Skor 80

  • BAB III AKUNTABILITAS

    KINERJA

  • 24

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

    A. INDIKATOR KINERJA LKPP TAHUN 2018 Renstra LKPP Tahun 2015-2019 merupakan Rencana Strategis LKPP dalam jangka

    menengah yang telah disesuaikan dengan Agenda Prioritas Pembangunan Nasional

    Periode 2015-2019 yang merupakan penjabaran dari Nawacita Presiden. Tahun 2018

    merupakan tahun keempat implementasi Renstra LKPP Tahun 2015-2019 oleh karena

    itu pada Laporan Kinerja tahun 2018 ini akan membandingkan capaian target kinerja

    LKPP di tahun 2016 dan tahun 2017.

    LKPP memiliki tiga Tujuan Strategis dengan lima Indikator Kinerja Tujuan Strategis.

    Dari tiga Tujuan Strategis tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam lima Sasaran

    Strategis dengan 14 Indikator Kinerja yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor

    79 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 yang merupakan

    penjabaran tahun keempat pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015

    Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Pengukuran

    pencapaian sasaran kinerja dilakukan dengan menghitung persentase realisasi capaian

    dibandingkan dengan sasaran. Pada bab ini akan disajikan capaian Indikator Tujuan

    Strategis dan Sasaran Strategis LKPP beserta persentase realisasi capaiannya.

  • 25

    Tabel 3. 1 Pencapaian Kegiatan Proitas Nasional LKPP Tahun 2018 dalam RPJMN 2015-2019

    No.

    Kegiatan

    Prioritas

    Nasional/Bidang

    Sasaran Indikator 2016 2017 2018

    TARGET REALISASI CAPAIAN

    (%)

    TARGET REALISASI CAPAIAN

    (%)

    TARGET REALISASI CAPAIAN

    (%)

    A Sasaran Prioritas Bidang: Persentase Penggunaan E-Procurement

    Terhadap Belanja Negara

    40 39,31 98,27 60 33,4 55,67 70 39,56 57

    B Kegiatan Prioritas LKPP pada RPJMN 2015-2019

    1. Pengembangan

    Sistem Pengadaan

    Secara Elektronik

    (SPSE) Nasional

    Terintegrasinya sistem

    informasi pengadaan

    dengan e-government

    lainnya

    Jumlah LPSE yang

    terstandarisasi

    460 496 107,82 610 583 95,57 635 618 97,32

    Jumlah cloud data center

    LPSE

    18 22 122,2 34 31 91,17 34 34 100

    Tertatanya pasar

    pengadaan melalui

    penguatan e-

    pengadaan

    Persentase penyedia yang

    terkualifikasi

    30 38,16 127,2 50 48,97 97,94 55 54,8 99,63

    2. Pengembangan

    Sistem Profesi

    Tercapainya maturitas

    organisasi PBJ publik

    Jumlah pelayanan

    pembentukan ULP

    344 589 171,2 441 593 134,45 538 596 110,78

  • 26

    No.

    Kegiatan

    Prioritas

    Nasional/Bidang

    Sasaran Indikator 2016 2017 2018

    TARGET REALISASI CAPAIAN

    (%)

    TARGET REALISASI CAPAIAN

    (%)

    TARGET REALISASI CAPAIAN

    (%)

    Ahli Pengadaan

    Barang/Jasa

    Pemerintah

    Terwujudnya sistem

    karir pengadaan yang

    prospektif dan

    beretika

    Persentase tingkat

    keterisian Jabfung

    pengelola pengadaan dari

    formasi yang ditetapkan

    10 4,73 47,3 15 4,74 29,80 20 4,96 33,05%

    (1.735

    orang)

    3. Pemberian

    Advokasi dan

    Penyelesaian

    Sanggah Wilayah I

    Terkonsolidasinya

    pengadaan dengan

    penguatan

    perencanaan

    pengadaan

    Persentase nilai anggaran

    pengadaan yang

    terkonsolidasi terhadap

    APBN/APBD

    15 16 106,67 20 20,28 101,40 30 55,83 186,10

    4. Pengembangan

    Sistem Katalog

    Meningkatnya produk

    yang masuk katalog

    Jumlah produk yang

    masuk e-katalog

    50.000 70.691 141,3 62.500 48.470 87,52 75.000 118.863 158,48

    5. Perluasan

    Implementasi E-

    Government yang

    terintegrasi

    Terintegrasinya Sistem

    Monev Next

    Generation online PBJ

    dengan RENJA dan RKA

    K/L serta online

    monitoring sistem

    Sistem Perencanaan PBJP

    yang Teritegrasi dengan

    RENJA dan RKA K/L

    - - - - - - 1 Sistem 1 Sistem 100

    Sistem PBJ yang

    Terintegrasi dengan OM

    SPAN

    - - - - - - 1 Sistem 1 Sistem 100

  • 27

    No.

    Kegiatan

    Prioritas

    Nasional/Bidang

    Sasaran Indikator 2016 2017 2018

    TARGET REALISASI CAPAIAN

    (%)

    TARGET REALISASI CAPAIAN

    (%)

    TARGET REALISASI CAPAIAN

    (%)

    Perbendaharaan dan

    Anggaran Negara (OM

    SPAN)

  • 28

    B. CAPAIAN INDIKATOR PRIORITAS LKPP Penggunaan e-procurement terhadap belanja Negara pada tahun 2018 adalah

    39,56 persen. Perhitungan ini didapat dari total transaksi e-tendering dan e-purchasing

    dibagi dengan total belanja pengadaan pusat dan daerah. Berdasarkan data Smart

    Report, total transaksi e-tendering dan e-purchasing pada tahun 2018 adalah

    Rp411.509.954.914.954,- dan nilai total belanja pengadaan pusat dan daerah tahun

    2018 berdasarkan pengolahan data Sismontepra dan DJPK Kementerian Keuangan pada

    tanggal 31 Desember 2018 adalah Rp1.040.170.924.000.000. Capaian penggunaan e-

    procurement pada tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan 2017 yang sebesar 33,4 persen.

    Meskipun nilai tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, namun nilai

    tersebut menunjukkan bahwa penggunaan e-procurement terhadap belanja pengadaan

    pada tahun 2018 masih di bawah target Prioritas Nasional RPJMN 2015-2019 sebesar 70

    persen. Hal ini menjadi tantangan LKPP untuk berupaya mendorong penggunaan e-

    procurement terhadap belanja pengadaan di tahun-tahun selanjutnya.

    Sejak tahun 2015, LKPP memiliki lima kegiatan prioritas yang masuk ke dalam

    RPJMN 2015-2019. Pada tahun 2016 target beberapa indikator kegiatan prioritas

    mengalami pergeseran sesuai dengan hasil trilateral meeting antara LKPP, Kementerian

    PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan. Adapun yang mengalami perubahan terget

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.2 Pergeseran Target Indikator Kegiatan Prioritas LKPP pada RPJMN 2015-2019

    Kegiatan Prioritas

    Nasional/Bidang

    Sasaran Indikator Semula Menjadi 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

    Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) Nasional

    Terintegrasinya sistem informasi pengadaan dengan e-government lainnya

    Jumlah LPSE yang terstandarisasi

    460 510 560 610 560 610 635 635

    Jumlah cloud data center LPSE

    24 30 33 34 34 34 34 34

    Pengembangan Sistem Katalog

    Meningkatnya produk yang masuk katalog

    Jumlah produk yang masuk e-katalog

    25.000 50.000 62.500 75.000 50.000 62.500 75.000 125.000

  • 29

    Pada tahun 2018 LKPP memiliki lima Kegiatan Prioritas. Adapun Kegiatan Prioritas

    tersebut adalah (a) Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) Nasional;

    (b) Pengembangan Sistem Profesi Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; (c)

    Pemberian Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah I; dan (d) Pengembangan

    Sistem Katalog; (e) Perluasan Implementasi E-Government yang terintegrasi. Adapun

    capaian dari masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

    (1) LPSE sebagai salah satu organisasi yang penting dalam siklus proses pengadaan

    secara elektronik perlu memiliki standar layanan yang sama dalam memenuhi

    kebutuhan stakeholder pengadaan barang/jasa. Untuk memenuhi kebutuhan

    tersebut, Direktorat Pengembangan SPSE membuat Standar Layanan LPSE guna

    meningkatkan kualitas pelayanan LPSE. Capaian jumlah LPSE yang terstandar pada

    tahun 2018 telah mencapai 618 LPSE dari target sebesar 635 LPSE atau sebesar

    97,32 persen. Adapun upaya-upaya untuk mencapai mencapai target di masa

    mendatang, seperti:

    a. Bimbingan Teknis dan pendampingan standardisasi LPSE;

    b. Pelaksanaan monev on-site faktual 17 standardisasi;

    c. Monitoring Evaluasi LPSE; dan

    d. Rapat kerja/koordinasi LPSE.

    (2) Dengan semakin meningkatnya jumlah LPSE pada Tahun 2018 sebesar 683 LPSE,

    Direktorat Pengembangan SPSE telah melakukan instalasi cloud computing yang

    dapat mengurangi beban traffic data pada tiga Provinsi yang mana belum dilakukan

    pada Tahun 2017, sehingga Tahun 2018 ini 34 Provinsi yang ada di Indonesia telah

    terinstal cloud computing dan memenuhi target yang telah ditentukan atau sebesar

    100 persen.

    (3) Pada Tahun 2018, data penyedia terkualifikasi dalam aplikasi SIKaP berjumlah

    122.766 penyedia dari target selama tahun 2015 - 2019 sebesar 224.000 penyedia.

    Selain melakukan pengembangan terhadap aplikasi SIKaP, Deputi Bidang

    Monitoring, Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi melalui Direktorat

    Pengembangan SPSE melaksanakan kegiatan sosialisasi bekerja sama dengan LPSE

    ataupun asosiasi penyedia terkait pengisian data penyedia di SIKaP.

  • 30

    (4) Pada tahun 2017 sebanyak 593 ULP telah terbentuk dan pada tahun 2018 terjadi

    peningkatan sehingga total ULP adalah 596 ULP. Jumlah tersebut melebihi target

    yang telah ditentukan yaitu sebanyak 538 ULP yang dibentuk. Selain pembentukan

    ULP, help desk ULP juga sudah terbentuk untuk melayani ULP yang memerlukan

    konsultasi, pendampingan/pembinaan ke lokasi ULP.

    (5) Hingga Desember 2018, jumlah Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan

    Barang/Jasa yang tercatat oleh LKPP yakni 1.735 orang atau sebesar 4,96 persen

    dari total 35.000 yang telah ditetapkan dalam Trilateral Meeting antara LKPP,

    Bappenas, dan Kementerian Keuangan. Jumlah tersebut tersebar di 28

    Kementerian/Lembaga dan 82 Pemerintah Daerah.

    (6) Konsolidasi pengadaan merupakan strategi pengadaan barang/jasa yang

    menggabungkan pengadaan barang/jasa sejenis. Pelaksanaan konsilidasi

    pengadaan melalui penguatan perencanaan pengadaan dibagi menjadi 3 tahapan

    yaitu:

    • Tahapan Pengenalan Konsolidasi Pengadaan;

    • Tahapan Internalisasi Konsolidasi Pengadaan; dan

    • Tahapan Implementasi Konsolidasi Pengadaan.

    Tahapan Pengenalan, Internalisasi dan Implementasi dilaksanakam secara simultan

    dan terus menerus. Tujuan pentahapan ini agar pelaksanaaan strategi konsolidasi

    pengadaan dapat dipahami secara utuh oleh K/L/PD. Tahun 2018 nilai pagu

    pengadaan APBN/APBD senilai Rp.754.193.287.111.778 (berdasarkan data RUP

    tahun 2018) sedangkan capaian nilai anggaran yang terkonsolidasi tahun 2018

    sebesar Rp.421.068.032.000.000,- sehingga secara persentase tercapai 55,83

    persen. Pada tahapan pengenalan strategi Konsolidasi Pengadaan, kegiatan yang

    dilakukan oleh Kedeputian Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah meliputi

    penyempurnaan konsep strategi konsolidasi pengadaan, sosialisasi konsolidasi

    pengadaan, focus group discussion dengan perwakilan K/L/PD yang berminat untuk

    melaksanakan konsolidasi pengadaan. Pada tahapan ini, kegiatan pengenalan

    strategi konsolidasi pengadaan telah dilakukan terhadap 19 Provinsi, 123

    Kabupaten, 34 Kota, 15 Kementerian, 19 Lembaga, dengan total 210 K/L/PD.

  • 31

    (7) Pada tahun 2018, terjadi penambahan produk sebanyak 118.863 produk dari target

    sebesar 75.000 produk. Berdasarkan data tersebut, maka target penambahan

    produk sudah tercapai sebesar 158,48 persen. Data penambahan produk tersebut

    diperoleh dari hasil pemilihan penyedia katalog elektronik nasional, lokal dan

    sektoral seluruh komoditas yang masih tayang.

    (8) Di tahun 2018, LKPP diamanatkan untuk menjalankan kegiatan yang tercantum

    dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 melalui Kegiatan Prioritas

    Nasional “Sistem Perencanaan PBJP yang Terintegrasi dengan Renja dan RKA-K/L”.

    Proses pengembangan dilakukan dengan mengintegrasikan data Renja yang

    terdapat di dalam aplikasi KRISNA yang dikembangkan oleh Bappenas dan menarik

    data RKA-K/L yang terdapat di dalam aplikasi RKA-K/L atau OM-SPAN yang

    dikembangkan Kementerian Keuangan ke dalam aplikasi SiRUP. Data tersebut akan

    digunakan sebagai referensi dalam rangka pengisian RUP ke dalam aplikasi SiRUP.

    Data yang dibutuhkan dalam mengisi RUP sebagian besar telah terdapat pada data

    Renja dan RKA-K/L. Sehingga diharapkan pengisian RUP ke aplikasi SiRUP hanya

    cukup melengkapi data yang belum terdapat pada data Renja maupun RKA-K/L.

    Proses penarikan data direncanakan dilakukan secara otomatis menggunakan web

    service.

    (9) Pengembangan Sistem Monitoring PBJP pada tahun 2018 merupakan tahap awal

    dalam rangka melakukan integrasi dengan OM SPAN. Sistem Monitoring PBJP

    sangat esensial untuk dikembangkan guna melakukan pemantauan terhadap

    pelaksanaan pengadaan di tiap tahapan, mulai dari perencanaan, persiapan,

    pemilihan, kontrak, serah terima dan pembayaran. Guna mewujudkan integrasi

    antara sistem monitoring PBJP dengan OM SPAN yang menjadi sasaran dalam

    kegiatan prioritas sebagaimana ditentukan dalam Rencana Kerja Pemerintah 2018,

    pengembangan Aplikasi Monitoring Evaluasi Lokal (AMEL) adalah langkah awal

    karena integrasi hanya bisa diwujudkan antar aplikasi. Perlu diketahui bahwa

    aplikasi Monev NG terpusat telah dikembangkan sejak 2017, namun demikian isu

    mengenai data yang realtime dan akurat masih menjadi tantangan. Selain itu,

    aplikasi Monev NG terpusat juga tidak memiliki fitur tahapan pengadaan sehingga

  • 32

    belum mampu menyajikan data tiap tahapan pengadaan yang diperlukan untuk

    melakukan monitoring tiap paket pengadaan. Untuk mengatasi hal tersebut,

    dikembangkanlah AMEL sebagai aplikasi Monev NG terdistribusi dimana sumber

    data pengadaan berasal dari database lokal masing-masing LPSE K/L/PD.

    C. CAPAIAN INDIKATOR RENSTRA LKPP LKPP memiliki tiga Tujuan Strategis dengan lima indikator Tujuan Strategis dan

    dijabarkan ke dalam sembilan satuan pengukuran, serta lima Sasaran Strategis dengan

    14 indikator Sasaran Strategis yang tertuang dalam Renstra LKPP Tahun 2015-2019.

    Adapun capaian dari indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:

    Tabel 3. 3 Pencapaian Indikator Tujuan Strategis LKPP Tahun 2018

    TUJUAN STRATEGIS INDIKATOR SATUAN 2018

    SASARAN REALISASI % 1. Mewujudkan

    Pengadaan yang Menghasilkan Value for Money

    1.1 Tingkat Efektifitas Pengadaan

    Persentase paket yang proses

    pemilihannya tepat waktu (persen)

    - - -

    Persentase paket yang penyelesaian pekerjaannya tepat

    waktu (persen)

    - - -

    Persentase output pengadaan yang

    dimanfaatkan

    - - -

    1.2 Tingkat Efisiensi Pengadaan

    Rata-rata waktu (hari) Pemilihan (Pra Kualifikasi)

    - 43 Hari NA

    Rata-rata waktu (hari) Pemilihan

    (Pasca Kualifikasi)

    - 20 Hari NA

    Efisiensi Pengadaan (Selisih

    Pagu dan Hasil Lelang)

    - 18,39% NA

    Efisiensi Pengadaan (Selisih

    HPS dan Hasil Lelang)

    - 12,11% NA

    2. Mewujudkan Pengadaan yang Meningkatkan

    2.1 Tingkat Partisipasi Penyedia yang ada di Sistem Informasi

    Persen 30% 40,43 134,76

  • 33

    TUJUAN STRATEGIS INDIKATOR SATUAN 2018

    SASARAN REALISASI % Kemandirian Ekonomi Nasional

    Kinerja Penyedia dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    2.2 Tingkat Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang ada di e-Katalog

    Persen 20 NA* NA

    3. Mewujudkan Reformasi Birokrasi LKPP

    3.1 Nilai Reformasi Birokrasi LKPP

    Skor 68 NA** NA

    *) Belum dilakukan perhitungan

    **) Belum adanya hasil resmi Nilai RB dari KemenPANRB

    Dari tiga Tujuan Strategis diatas hanya Tujuan Strategis “Mewujudkan Reformasi

    Birokrasi LKPP” yang belum dapat dihitung sebagai capaian karena belum adanya hasil

    resmi terkait Nilai Reformasi Birokrasi dari KemenPANRB.

    Untuk mendukung pencapaian Tujuan Strategis, telah ditetapkan lima Sasaran

    Strategis dimana nilai rata-rata semua indikator Sasaran Strategis adalah 115,76 persen.

    Adapun capaian masing-masing Sasaran Strategis beserta indikatornya dapat dilihat dari

    tabel dibawah.

    Tabel 3. 4 Pencapaian Indikator Sasaran Strategis Tahun 2018

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Satuan 2018 Sasaran Realisasi % 1 Meningkatkan

    Integritas dan Akuntabilitas PBJ

    1.1 Skor Integritas dan Akuntabilitas PBJ

    Skor 85 90 105,9

    1.2 Terpenuhinya Layanan Hasil Audit dan Sengketa Hukum PBJP

    Persen 90 82,75 91,94

    2 Meningkatkan Kemudahan dalam Pelaksanaan Pengadaan

    2.1 Terpenuhinya Pemberian Layanan Permasalahan Kontrak PBJ

    Persen 90 99 110

    2.2 Persepsi Stakeholders terhadap Kemudahan Pelaksanaan PBJP

    Persen 80 71,57 89,46

  • 34

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Satuan 2018 Sasaran Realisasi % 2.3 Tingkat Kepuasan

    Pengguna Sistem Informasi PBJ

    Skor 85 75,79 89,16

    2.4 Waktu dan Proses Pemilihan yang Lebih Singkat

    Hari 4 12,07 hari

    33,14

    2.5 Penggunaan e-Procurement terhadap Belanja Pengadaan

    Persen 70 39,56 56,51

    3 Meningkatkan Profesionalitas SDM

    3.1 Persentase ULP yang Sudah Mencapai Level 3 (Defined)

    Persen 20 59,56 298

    3.2 Indeks Profesionalitas SDM Pengadaan Barang/Jasa;

    Angka 75 89,68 119,57

    4 Iklim Usaha yang Kompetitif bagi Usaha Nasional

    4.1 Pertumbuhan Penyedia Barang/Jasa yang Terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

    Persen 5 11,74 234,8

    5 Meningkatkan Tata Kelola Organisasi dan SDM yang Transparan, Partisipatif dan Akuntabel

    5.1 Penguatan dan Penyempurnaan Teknologi Informasi Komunikasi;

    Skor 4 1,81 45,25

    5.2 Skor Akuntabilitas Kinerja Organisasi;

    Nilai Akuntabi

    litas

    73 - -

    5.3 Tingkat Capaian Sasaran Kinerja Pegawai;

    Rata-rata Nilai

    Capaian

    85 89,42 105,2

    5.4 Tingkat Kinerja Anggaran LKPP.

    Skor 80 100,37 125,46

    *) Belum adanya hasil resmi Nilai SAKIP dari KemenPANRB

    D. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018

    D.1. TUJUAN STRATEGIS

    Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berupaya melaksanakan

    amanat pembangunan bidang pengadaan barang/jasa melalui pelaksanaan

    program/kegiatan dengan capaian kinerja tujuan strategis dan sasaran strategis tahun

    2018 sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

  • 35

    Tujuan Strategis 1

    Tabel 3. 5 Capaian Kinerja Tujuan Strategis 1 Tahun 2018

    Tujuan Strategis

    Indikator Satuan Target Realisasi

    Capaian 2016 2017 2018 2016 2017 2018

    Mewujudkan pengadaan

    yang menghasilkan

    Value For Money

    Tingkat Efektifitas

    Pengadaan

    Persentase paket yang proses pemilihannya tepat waktu (persen)

    - - - - - - NA

    Persentase paket yang penyelesaian pekerjaannya tepat waktu (persen)

    - - - - - - NA

    Persentase output pengadaan yang dimanfaatkan

    - - - - - - NA

    Tingkat Efisiensi

    Pengadaan

    Rata-rata waktu (hari) pemilihan (Pra Kualifikasi)

    - - - 43 Hari

    40 Hari

    43 Hari NA

    Rata-rata waktu (hari) pemilihan (Pasca Kualifikasi)

    - 6 - 18 Hari

    18 Hari

    20 Hari NA

    Efisiensi Pengadaan (Selisih Pagu dan Hasil Lelang)

    - - - 9.26 % 11,28% 18,39% NA

    Efisiensi Pengadaan (Selisih HPS dan Hasil Lelang)

    - - - 6.62 % 6,68% 12,11% NA

    Untuk indikator (1.1) Tingkat Efektifitas Pengadaan belum dilakukan penghitungan

    dikarenakan capaian dari indikator tersebut akan didapatkan pada tahun terakhir

    Renstra LKPP Tahun 2015-2019.

  • 36

    Berdasarkan ketentuan Perpres No.54 Tahun 2010 berserta perubahannya

    bahwasanya prinsip efisen dalam pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi aspek

    penggunaan dana dan waktu yang digunakan dalam proses pengadaan barang/jasa itu

    sendiri. Berdasarkan ketentuan ini maka Tingkat Efisiensi dari aspek penggunaan dana

    di Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

    (1) Efisiensi sebesar 18,39 persen (rata-rata mencapai Rp.62 Triliun) berdasarkan

    perbandingan Pagu dengan hasil lelang;

    (2) Efisiensi sebesar 12,11 persen (rata-rata mencapai Rp.40 Triliun) berdasarkan

    perbandingan HPS dengan hasil lelang.

    Tabel 3.6 Efisiensi antara Pagu dan Hasil Lelang Tahun 2018

    TAHUN NILAI PAGU SELESAI (Rp)

    NILAI HASIL LELANG (Rp)

    EFISIENSI

    2016 305.799.106.000.000 277.312.260.000.000 9.26% 2017 298.236.842.919.720 264.605.614.029.808 11.28% 2018 337.143.393.399.573 275.133.322.352.135 18.39%

    Sedangkan Tingkat Efisiensi dari aspek waktu di Tahun 2018 adalah sebagai

    berikut:

    (1) Rata-rata waktu (hari) pemilihan pra kualifikasi adalah 43 hari, lebih lama dari

    Tahun 2017 yaitu rata-rata 40 hari;

    (2) Rata-rata waktu (hari) pemilihan pasca kualifikasi pada tahun 2018 adalah 20 hari,

    lebih lama dari Tahun 2017 yaitu rata-rata 18 hari;

    Tabel 3.7 Rata-Rata Waktu (Hari) Pemilihan Tahun 2018

    WAKTU PEMILIHAN

    JENIS PENGADAAN

    RATA-RATA LAMA PEMILIHAN

    RATA-RATA WAKTU PEMILIHAN

    2016 2017 2018 2016 2017 2018

    Pra Kualifikasi Barang 46.9 Hari 36.2 Hari 53.61 Hari 43 Hari

    40 Hari 43 Hari Jasa Konsultansi (Badan Usaha)

    41.7 Hari 41.4 Hari

    42.17 Hari

    Jasa Konsultansi (Perseorangan)

    23.7 Hari 33 Hari 35.5 Hari

    Pekerjaan Konstruksi

    65.2 Hari 56.7 Hari 82.13 Hari

    Jasa Lainnya 40.8 Hari 34.8 Hari 41.30 Hari

  • 37

    WAKTU PEMILIHAN

    JENIS PENGADAAN

    RATA-RATA LAMA PEMILIHAN

    RATA-RATA WAKTU PEMILIHAN

    2016 2017 2018 2016 2017 2018

    Pasca Kualifikasi

    Barang 17 Hari 16.9 Hari 17.90 Hari 18 Hari 18 Hari 20 Hari Jasa Konsultansi (Badan Usaha)

    18.2 Hari 16.9 Hari 18.29 Hari

    Jasa Konsultansi (Perseorangan)

    19.0 Hari 18.7 Hari 16.58 Hari

    Pekerjaan Konstruksi

    21.8 Hari 21.4 Hari 22.03 Hari

    Jasa Lainnya 15.9 Hari 17.5 Hari 16.23 Hari

    Rata-rata hari pemilihan prakualifikasi dan pascakualifikasi pada tahun 2018 lebih

    lama dibandingkan dengan tahun 2017 (40 hari parakualifikasi, 18 hari pascakualifikasi).

    Hal ini dimungkinkan karena ada perubahan regulasi dari Perpres Nomor 54 Tahun 2010

    dan perubahannya ke Perpres 16 Tahun 2018, misalnya penggunaan hari kalender

    menjadi hari kerja.

  • 38

    Tujuan Strategis 2

    Tabel 3. 8 Capaian Kinerja Tujuan Strategis 2 Tahun 2018

    Tujuan Strategis

    Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 2018 (%)

    2016 2017 2018 2016 2017 2018

    MEWUJUDKAN PENGADAAN

    YANG MENINGKATKAN KEMANDIRIAN

    EKONOMI NASIONAL

    Tingkat Partisipasi Penyedia Yang Ada Di

    Sistem Informasi Kinerja Penyedia Dalam

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    Persen 20 25 30 34,33 45,36 40,43 134,76

    Tingkat Penggunaan Produk Dalam Negeri

    Dalam Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah Yang Ada Di E-Katalog

    Persen 10 15 20 NA NA 0 0

    Tingkat Partisipasi Penyedia yang ada di Sistem Informasi Kinerja

    Penyedia dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    Di dalam sistem e-procurement, Penyedia diklasifikasikan dalam beberapa

    kelompok yaitu: (1) Penyedia Terdaftar; (2) Penyedia Terverifikasi; dan (3) Penyedia

    Terkualifikasi. Pada tahun 2018 jumlah Penyedia yang terdapat pada sistem e-

    Procurement LKPP saat ini adalah sebagai berikut:

    a. Penyedia Terdaftar berjumlah 401.356 penyedia;

    b. Penyedia Terverifikasi berjumlah 306.015 penyedia; dan

    c. Penyedia Terkualifikasi berjumlah 122.766 penyedia.

    (sesuai data pada Smart Report LKPP).

    Capaian kinerja indikator adalah tingkat partisipasi penyedia yang ada di Sistem

    Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP) dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pada

    Tahun 2018 partisipasi penyedia yang ada di Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP)

    dalam PBJP sebanyak 123.730 penyedia atau sebesar 40,43 persen.

  • 39

    Rumus = jumlah penyedia login di SIKaP x 100%

    jumlah penyedia terverifikasi berdasar Smart Report

    Tingkat Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang Ada di e-Katalog

    Pada tahun 2018, pengukuran Tingkat Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang ada di e-katalog belum dilakukan karena

    masih diperlukannya koordinasi lebih lanjut dengan pihak eksternal seperti antara lain

    Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian perihal kebijakan produk

    dalam negeri beserta implementasinya. Indikator ini tetap diperlukan oleh LKPP sebagai

    salah satu bentuk dalam mendukung pertumbuhan kemandirian ekonomi nasional.

  • 40

    Tujuan Strategis 3

    Tabel 3. 9 Capaian Kinerja Tujuan Strategis 3 Tahun 2018

    Tujuan Strategis

    Indikator Satuan Target Realisasi 2016 2017 2018 2016 2017 2018 %

    Mewujudkan Reformasi

    Birokrasi LKPP

    Nilai Reformasi Birokrasi

    LKPP

    Skor 64 66 68 72,40 73,40 NA* NA*

    *Untuk realisasi 2018 masih menunggu hasil dari KemenpanRB.

    Pengukuran capaian indikator tujuan strategis ini meliputi pelaksanaan Penilaian

    Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) LKPP Secara Online dan Survei

    Stakeholder PMPRB. Pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan pada delapan area

    perubahan, yaitu: Mental Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Kelembagaan, Tata

    Laksana, Sumber Daya Manusia Aparatur, Peraturan Perundang-undangan, dan

    Pelayanan Publik. Berdasarkan survei yang telah dilakukan di 18 lokasi, skor indeks

    kepuasan adalah 7,62 untuk delapan area perubahan reformasi birokrasi.

    Penilaian PMPRB terdiri dari dua komponen, yaitu Komponen Pengungkit dan

    Komponen Hasil :

    (1) Komponen Pengungkit adalah seluruh aspek internal organisasi instansi

    Pemerintah yang melakukan berbagai upaya manajemen untuk menghasilkan

    berbagai layanan publik bagi masyarakat/pengguna layanan, SDM Aparatur, bagi

    komunitas lokal, nasional dan internasional, serta mewujudkan kinerja yang

    menjadi tujuannya. Komponen Pengungkit terdiri dari lima kriteria, yaitu :

    a. Kepemimpinan;

    b. Perencanaan Strategis;

    c. SDM Aparatur;

    d. Kemitraan & Sumber Daya; dan

    e. Proses.

    (2) Komponen Hasil merupakan output atau outcome yang dihasilkan Komponen

    Pengungkit, yang tidak hanya dirasakan oleh pihak eksternal tetapi juga pihak

    internal organisasi. Komponen hasil terbagi ke dalam empat kriteria, yaitu :

  • 41

    a. Hasil pada masyarakat/pengguna layanan;

    b. Hasil pada SDM Aparatur;

    c. Hasil pada komunitas lokal, nasional dan internasional; serta

    d. kinerja utama.

    Penilaian dilakukan terhadap Unit Eselon I LKPP yaitu Settama dan Kedeputian.

    Kegiatan terkait dengan pelaksanaan reformasi birokrasi LKPP dilaksanakan

    melalui telaah, rapat, konsultasi, dan koordinasi baik internal LKPP maupun dengan

    konsultan serta Kementerian PAN dan RB untuk mengumpulkan data dan informasi yang

    diperlukan. Beberapa hasil yang dicapai dalam pelaksanaan reformasi birokrasi LKPP

    hingga tahun 2018 sebagai berikut:

    (1) Manajemen Perubahan

    Terbentuknya Tim Reformasi Birokrasi sesuai dengan Surat Tugas Kepala Nomor

    67/KA/2/2018 serta telah tersusunnya Road Map Reformasi Birokrasi yang

    tertuang dalam Keputusan Kepala Nomor 58 tahun 2016 tentang Road Map

    Reformasi Birokrasi 2015-2019.

    (2) Penguatan Pengawasan

    Semakin ketatnya pengawasan intern di lingkungan LKPP dapat dilihat dengan

    telah terbitnya regulasi tentang penanganan gratifikasi sesuai dengan Keputusan

    Kepala LKPP Nomor 130 Tahun 2018 Tentang Piagam Pengawasan Intern di

    Lingkungan LKPP.

    (3) Penguatan Akuntabilitas Kinerja

    Dalam hal penguatan akuntabilitas kinerja ini para pimpinan terlibat secara

    langsung dalam penyusunan Renstra LKPP. Selain itu, sistem pengukuran kinerja

    telah dirancang berbasis elektronik dengan memanfaatkan Aplikasi e-

    monev.bappenas.go.id dan Smart DJA.

    (4) Penguatan Kelembagaan

    Telah dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk menilai ketepatan fungsi dan

    ketepatan ukuran organisasi yang mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 157

    Tahun 2014 tentang Pembentukan LKPP.

  • 42

    (5) Penguatan Tata Laksana

    Telah memiliki peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi serta peta

    proses bisnis tersebut sudah dijabarkan ke dalam prosedur opersional tetap (SOP).

    Selanjutya dalam hal e-government LKPP sudah menerapkan pengembangan e-

    government di lingkungan internal dalam rangka mendukung proses birokrasi

    (misal: intranet, sistem perencanaan dan penganggaran, sistem database SDM,

    dan sebagainya).

    (6) Penguatan Sumber Daya Aparatur

    Sampai dengan tahun 2018, terdapat beberapa perbaikan Tata Kelola SDM

    diantaranya adalah:

    a. Merencanakan kebutuan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi;

    b. Proses penerimaan pegawai yang transparan, objektif, akuntabel dan bebas

    KKN;

    c. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi;

    d. Promosi jabatan dilakukan secara terbuka;

    e. Penetapan kinerja individu;

    f. Penegakan aturan displin/kode etik/kode perilaku pegawai; dan

    g. Melakukan evaluasi jabatan.

    (7) Penguatan Peraturan Perundang-undangan

    Kegiatan penyelarasan peraturan perundang-undangan terus dilakukan, antara

    lain:

    a. Identifikasi, analisis dan harmonisasi terhadap peraturan perundang-

    undangan yang tidak harmonis/sinkron;

    b. Sinkronisasi beberapa kebijakan;

    c. Pembuatan SOP sebagai bentuk Sistem pengendalian penyusunan

    perundang-undangan dan pelaksanaannya telah dievaluasi sekali dalam

    setahun.

    (8) Penguatan Kualitas Pelayanan

    LKPP masuk dalam Kategori Zona Hijau dalam Penganugerahan Predikat

    Kepatuhan Ombudsman RI 2018 dalam Kategori Kementerian dan Lembaga,

  • 43

    dengan nilai tertinggi kategori lembaga sebesar 103,7 sebagai bentuk realisasi dari

    optimalisasi pelayanan publik kepada pemangku kepentingan.

    Sedangkan untuk Quick Wins adalah Program yang dilakukan dalam rangka memberikan

    dampak positif jangka pendek yang dapat dirasakan oleh stakeholder LKPP sebagai

    outcome dari langkah-langkah Reformasi Birokrasi yang dilakukan LKPP. Adapun sebagai

    Quick Wins LKPP adalah sebagai berikut:

    (1) Pilot Project Katalog Daerah

    Tiga Tujuan utama program Pilot Project Katalog Daerah adalah untuk :

    a. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas proses pengadaan barang/jasa

    dilingkungan pemerintah daerah;

    b. Meningkatkan akses pasar melalui peningkatan peran serta usaha kecil dan

    menengah di lingkup daerah provinsi/kabupaten/kota; dan

    c. Efisiensi biaya dan waktu proses pemilihan barang/jasa serta peningkatan

    layanan penyedia di tingkat daerah.

    (2) Pembangunan Cloud Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

    Cloud sebagai bentuk integrasi data dan sistem secara online yang terdistribusi

    akan memudahkan pengelolaan dan pengolahan informasi LPSE dengan didukung

    oleh koneksi internet yang stabil.

    (3) Sistem Informasi Unit Layanan Pengadaan (SiULP)

    Sistem Informasi Unit Layanan Pengadaan (SIULP) adalah aplikasi yang dibangun

    untuk Unit Layanan Pengadaan di seluruh Kementerian/Lembaga/Perangkat

    Daerah (K/L/PD). Fungsi utama aplikasi SIULP ini adalah untuk mengukur tingkat

    kematangan organisasi ULP K/L/PD yang dilakukan secara real time dan online.

    Selain itu, aplikasi ini juga menjadi wadah konsultasi ULP ke LKPP dan forum

    diskusi antar ULP.

    (4) Konsolidasi Paket Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    Konsolidasi Pengadaan merupakan salah satu strategi pengadaan melalui

    penggabungan paket pengadaan yang sejenis untuk dilaksanakan proses

    pemilihan sekaligus. Pelaksanaan konsolidasi akan dilaksanakan bersinergi dengan

  • 44

    Kementerian PPN/Bappenas, Unit Layanan Pengadaan (ULP) serta bermitra

    dengan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP).

    Capaian Nilai Reformasi Birokrasi LKPP tahun 2018 belum mendapatkan hasil

    resmi dari KemenPANRB sehingga nilai tersebut tidak dapat dibandingkan dengan tahun

    sebelumnya.

    Tabel 3. 10 Capaian Nilai RB LKPP

    Indikator Target Tahun Realisasi Tahun 2018

    Persentase Realisasi dibanding Target 2018 2015 2016 2017 2018 2019

    Nilai Reformasi Birokrasi LKPP

    62 64 66 68 70 NA* NA

    *) Belum adanya Hasil Resmi Nilai RB dari KemenPANRB

  • 45

    D.2. SASARAN STRATEGIS

    Sasaran Strategis 1

    Tabel 3. 11 Capaian kinerja Sasaran Strategis 1 tahun 2018

    Sasaran Strategis

    Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 2018 (%) 2016 2017 2018 2016 2017 2018

    Meningkatkan Integritas dan Akuntabilitas

    PBJ

    Skor Integritas dan Akuntabilitas PBJ;

    Skor 75 80 85 75 82,5 90 105,90%

    Terpenuhinya Layanan Hasil Audit dan Sengketa Hukum PBJP

    Persen 80 85 90 80 100 82,75 91,94%

    Indikator Kinerja untuk Sasaran Strategis Meningkatkan Integritas dan

    Akuntabilitas PBJ memiliki dua indikator yaitu :

    (1) Skor Integritas dan Akuntabilitas PBJ; dan

    (2) Terpenuhinya Layanan Hasil Audit dan Sengketa Hukum PBJP.

    Adapun analisis capaian dari indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:

    Skor Integritas dan Akuntabillitas PBJ

    Indikator Integritas dan Akuntabilitas Pengadaan Barang Jasa diukur dari beberapa

    kriteria yang ditetapkan dalam rangka menerapkan Prinsip, Etika dan Tindakan Larangan

    KKN dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Beberapa hal yang menjadi ukuran

    pencapaian indikator Integritas dan Akuntabilitas dalam Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah, antara lain:

    (1) Dokumen pengadaan telah memuat instruksi larangan KKN;

    (2) Dokumen pengadaan telah memuat sanksi bagi yang terlibat dalam praktek-

    praktek KKN;

  • 46

    (3) Tersedianya bukti penerapan sanksi;

    (4) Tersedianya mekanisme pencegahan KKN dalam pengadaan;

    (5) Pemangku kepentingan mendukung terciptanya pasar pengadaan yang sehat;

    (6) Tersedianya sistem untuk melaporkan tindakan KKN atau tindakan yang

    melanggar kode etik.

    Rumusan perhitungan pencapaian indikator dimaksud sebagai berikut:

    Skor = ('()(*,-./012/2134(5167)9 + ('()(*,-./012/2134(5167); + ⋯

    + ('()(*,-./012/2134(5167)= Keterangan: Bobot1 + Bobot2+ Bobot3 + Bobot4 + Bobot5 + Bobot6 =100% n = jumlah indikator

    Pada tahun 2018, penilaian skor Integritas dan Akuntabilitas dilakukan dengan

    perhitungan sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:

    Tabel 3. 12 Penghitungan pencapaian skor integritas dan akuntabilitas pengadaan barang/jasa tahun 2018

    Bobot Indikator Kriteria Penilaian Acuan Skoring

    Realisasi Skoring

    Total

    (a) (b) (c)=(a)x(b)

    100% 90 20%

    Dokumen Pengadaan memuat Instruksi Larangan KKN

    Dokumen pengadaan mengatur mengenai persyaratan dan instruksi yang jelas mengenai larangan praktek penipuan, KKN serta pengaturan sanksinya

    100 100 20

    Dokumen pengadaan mengatur persyaratan larangan praktek penipuan dan KKN namun tidak ada pengaturan mengenai sanksinya

    50

    Dokumen pengadaan mengatur larangan praktek penipuan, KKN dan saksi namun tidak konsisten serta tanpa instruksi yang jelas mengakibatkan multi tafsir

    25

    Dokumen pengadaan tidak mengatur persyaratan secara jelas larangan praktek penipuan, KKN dan tidak adanya pengaturan sanksi

    0

  • 47

    Bobot Indikator Kriteria Penilaian Acuan Skoring

    Realisasi Skoring

    Total

    (a) (b) (c)=(a)x(b)

    20%

    Dokumen Pengadaan memuat Sanksi bagi yang terlibat dalam praktek-praktek KKN

    Dokumen pengadaan mendefinisikan sanksi dan konsekuensi bagi pihak yang melanggar, tanpa mengurangi ketentuan lain dalam peraturan perundang-undangan

    100 100 20

    Dokumen pengadaan mendefinisikan sanksi namun tidak menjelaskan konsekuensi bagi pihak yang melanggar

    50

    Dokumen pengadaan tidak mendefinisikan sanksi dan konsekuensi bagi pihak yang melanggar

    0

    15%

    Tersedianya bukti penerapan sanksi

    terdapat bukti penerapan sanksi secara keseluruhan

    100 100 15

    Terdapat bukti penerapan sebagian sanksi

    50

    Tidak ada bukti penerapan sanksi 0

    15%

    Tersedianya mekanisme pencegahan KKN dalam pengadaan

    LKPP telah memiliki program pencegahan KKN dan terimplementasi seluruhnya

    100 100 15

    LKPP telah memiliki program pencegahan namun tidak terimplementasi sepenuhnya

    50

    LKPP tidak memiliki program anti korupsi

    0

    10% pemangku kepentingan mendukung terciptanya pasar pengadaan yang sehat

    Terdapat organisasi masyarakat yang terlibat untuk memberikan masukan perbaikan yang signifikan

    100 100 10

    Terdapat organisasi masyarakat yang terlibat untuk memberikan masukan perbaikan yang tidak signifikan

    50

    Tidak ada keterlibatan organisasi masyarakat dalam pengadaan

    0

    20% tersedianya sistem untuk melaporkan tindakan KKN atau

    Ada sistem yang aman, mudah diakses dan rahasia untuk pelaporan publik dari tindakan KKN atau tindakan yang melanggar kode etik

    100

  • 48

    Bobot Indikator Kriteria Penilaian Acuan Skoring

    Realisasi Skoring

    Total

    (a) (b) (c)=(a)x(b)

    tindakan yang melanggar kode etik

    Ada sistem yang aman untuk melaporkan tindakan KKN atau tindakan yang melanggar kode etik namun tidak seluruhnya digunakan

    50 50 10

    Ada sistem namun tidak aman untuk melaporkan tindakan KKN atau tindakan yang melanggar kode etik

    25

    Tidak ada sistem 0

    Adapun perkembangan capaian indikator Sasaran Strategis 1.1 pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :

    Tabel 3. 13 Perbandingan capaian indikator Sasaran Strategis 1.1 tahun 2016 s.d tahun 2018

    Pada tahun 2016, pengukuran skor integritas dan akuntabilitas telah dilakukan

    dengan mendapatkan hasil capaian 100 persen. Tahun 2018 integritas dan akuntabilitas

    PBJ memperoleh skor 90 lebih besar dibandingkan dengan target tahun 2018 yang

    sebesar 85 dengan upaya-upaya sebagai berikut:

    (1) Mencanangkan kegiatan probity advice untuk menerapkan prinsip-pri