LKPP 2006 Audited.pdf

392

Transcript of LKPP 2006 Audited.pdf

REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSATTAHUN 2006 (Audited) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Kata Pengantar -iii- KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami atas nama PemerintahRepublikIndonesiamenyajikanLaporanKeuanganPemerintahPusat(LKPP) Tahun2006yangberstatustelahdiperiksa(audited).Sebagaimanadiamanatkandalam Undang-Undang(UU)Nomor17Tahun2003tentangKeuanganNegaradanUUNomor13 Tahun 2005 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2006,sebagaimanatelahdiubahdenganUUNomor14Tahun2006,Pemerintah menyampaikanlaporanpertanggungjawabanataspelaksanaanAPBNberupalaporan keuangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.Menurutketentuanundang-undang,sebelumLKPPdisampaikanolehPemerintah kepada DPR, terlebih dahulu diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sehubungan denganitu,padatanggal28Maret2007,PemerintahtelahmenyampaikanLKPPTahun 2006 untuk diperiksa oleh BPK. Berdasarkan hasil pemeriksaannya, BPK memberikan opini tidakmenyatakanpendapat(disclaimer)atasLKPPTahun2006.Walaupunmasih mendapat opini disclaimer, LKPP Tahun 2006 menunjukkan beberapa peningkatan kualitas, antaralainpenyelenggaraanakuntansiolehkementeriannegara/lembagayangsemakin meningkat,pengungkapan(disclosure)yanglebihekstensif,dandataasetPemerintah yanglebihbaikkarenaadanyainventarisasiasetpadabeberapakementerian negara/lembaga.LKPPTahun2006(Audited)inimerupakanlaporankeuanganpertamayang memenuhipelaksanaanketentuanundang-undangdibidangKeuanganNegarasecara penuh,termasukbataswaktupenyampaianlaporan,yaituharusdisampaikanPresiden dalambentukrancanganundang-undangtentangpertanggungjawabanpelaksanaanAPBN kepada DPR paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.Sehubungan dengan LKPP Tahun 2006 (Audited) ini, perlu kami kemukakan hal-hal sebagai berikut: 1.LaporanRealisasiAPBN,Neraca,LaporanArusKas,danCatatanatasLaporan KeuanganyangtersajidalamLKPPTahun2006(Audited)inimeliputisemualaporan keuanganentitaspelaporansebagaimanatermuatdalamCatatanatasLaporan Keuangan, termasuk Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca 23 kementerian negara/ lembagayanglaporankeuangannyamasihberstatusbelumdiperiksa(unaudited) sampaipadasaatLKPPinidibuatdandisampaikan,karenabelumselesaidiperiksa oleh BPK. 2.Laporan Realisasi APBN memberikan informasi tentang realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Berdasarkan laporan ini, realisasi Pendapatan Negara dan Hibah TA 2006adalahsebesarRp637,99triliun,atau96,79persendariyangditetapkandalam APBN-PTA2006.Sementaraitu,realisasiBelanjaNegaraadalahsebesarRp667,13 triliun,atau95,43persendariyangdianggarkandalamAPBN-PTA2006.Realisasi DefisitAnggaranadalahsebesarRp29,14triliun.Namun,LaporanRealisasiAPBN Tahun 2006 ini masih menunjukkan suspen pada sisi Belanja Negara sebesar Rp916,77 miliar.Suspentersebutterjadikarenamasihterdapatsebagianrealisasianggaran yangbelumdilaporkanolehbeberapasatuankerjakementeriannegara/lembaga, atau karena terjadi kesalahan/kekeliruan akuntansi. 3.Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas Pemerintah Pusatper31Desember2006.DariNeracatersebutdiinformasikanbahwanilaiAset adalah sebesar Rp1.219,96 triliun dan Kewajiban sebesar Rp1.330,06 triliun, sehingga EkuitasDana(kekayaanbersih)PemerintahPusatper31Desember2006adalah sebesar minus Rp110,10 triliun. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Kata Pengantar -iv- 4.LaporanArusKasmenyajikaninformasipenerimaandanpengeluarankasdariKas UmumNegara.DariLaporanArusKastersebutdiperolehinformasibahwakenaikan Kas Negara selama TA 2006 adalah sebesar Rp3,49 triliun.5.Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapatmemperolehinformasitentanghal-halyangtermuatdalamlaporankeuangan. CaLKmeliputiuraiantentangkebijakanfiskal,kebijakanakuntansi,penjelasanpos-pos laporan keuangan, dan daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang disajikan dalam LaporanRealisasiAPBN,Neraca,danLaporanArusKas.Namun,sebagaimanahalnya dengan lembar muka LKPP yang masih memerlukan penyesuaian, pengungkapan pada CaLK ini akan diperbaiki dan diperluas sehingga lebih andal dan lebih transparan. PemerintahmenyadaribahwaLKPPTahun2006(Audited)inimasihbelum sempurna,olehsebabitu,kamimengharapkantanggapan,saran,maupunkritikyang membangun dari para pengguna (stakeholders) LKPP ini. Pemerintah akan terus berupaya untukdapatmenyusundanmenyajikanLKPPyangtepatwaktudanakuratsehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Indeks Isi -v- INDEKS ISI KATA PENGANTAR...iii INDEKS ISI.........................v INDEKS TABEL..vi INDEKS GRAFIK.....vii INDEKS DAFTAR........viii INDEKS SINGKATANx INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN.xii RINGKASAN.1 PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ..........................................................4 I.LAPORAN REALISASI APBN...........................5 II. NERACA..................................7 III.LAPORAN ARUS KAS..........................9 IV.CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN.......................11 A.PENJELASAN UMUM.............................11 A.1.DASAR HUKUM..11 A.2.KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO.................12 A.3.PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN......................36 A.4.KEBIJAKAN AKUNTANSI..........................39 A.5.LAPORAN KINERJA ................................45 B.PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN.......................46 B.1.PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN..........................46 B.2.PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN.......................47 B.3.CATATAN PENTING LAINNYA ................................................64 C.PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA........................67 C.1.POSISI KEUANGAN SECARA UMUM.........................................67 C.2.PENJELASAN PER POS NERACA.............................................68 C.3.KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA..95 C.4.CATATAN PENTING LAINNYA...............................................97 D.PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS......................105 D.1.IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS..............................................105 D.2.PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS...............................106 DAFTAR........................................................................................122 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Indeks Tabel -vi-INDEKS TABEL 1.Asumsi Dasar APBN TA 2004 - 200619 2.Perbandingan Realisasi Anggaran TA 2006 dan 2005 19 3.Dampak APBN 2006 terhadap Perekonomian Agregat33 4.Persentase Anggaran dan Realisasi APBN TA 2006 terhadap PDB34 5.Perbandingan Indikator Ekonomi Tahun 2006 dan 200535 6.Realisasi Belanja Pemerintah Pusat MenurutFungsi TA 2006 dan 200554 7.Uang Muka dari Rekening BUN70 8.Aset Tetap per 31 Desember 200680 9.Aset Lainnya per 31 Desember 200681 10.Bagian Lancar Utang Luar Negeri per Jenis Utang85 11.Bagian Lancar Utang Dalam Negeri per Jenis Obligasi86 12.Utang Bunga Luar Negeri86 13.Utang Bunga Obligasi87 14.Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi88 15.Utang Luar Negeri Jangka Panjang Perbankan per Jenis Utang89 16.Posisi Utang Luar Negeri dan SUN91 17.Saldo Anggaran Lebih TA 2006 dan TA 2005 92 18.Ringkasan Perubahan Posisi SUN Tahun 2006333 19.Penerbitan SUN Berdenominasi Valas Tahun 2006336 20.SUN Jatuh Tempo Tahun 2006337 21.Indikator Risiko dan Portofolio SUN 2005 2006340 22.Hasil Restrukturisasi SU-002 dan SU-004342 23.Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara343 24.Komposisi Kepemilikan Obligasi Negara343 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Indeks Grafik vii-INDEKS GRAFIK 1.a. Struktur PDB Tahun 2006 b. Struktur PDB Tahun 2005 13 13 2.Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selama Triwulan II 2005 - Triwulan III 200614 3.Perkembangan Ekspor Impor Indonesia November 2005 - Desember 200614 4.Perkembangan Laju Inflasi Nasional Triwulan I 2005 - Triwulan IV 200615 5.Perkembangan Tingkat Diskonto SBI Triwulan I 2005 - Triwulan IV 200616 6.Perkembangan LDR Perbankan Nasional Tahun 2000 - Nopember 200617 7.Perkembangan Pendapatan Negara dan Hibah TA 2004-200621 8.Rasio Penerimaan Perpajakan dan PNBP terhadap Pendapatan Negara TA 2005 dan 200623 9.Perbandingan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat TA 2005 dan 200627 10.Perbandingan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi TA 2005 dan 200628 11.Perbandingan Realisasi Dana Perimbangan TA 2005 dan 200630 12.Perkembangan Realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA 2002-200646 13.Perkembangan Realisasi Belanja Negara TA 2002-200647 14.Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah TA 200648 15.Perbandingan Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri TA 2006 dan 200549 16.Komposisi Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 200650 17.Perbandingan Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 2006 dan 200551 18.Komposisi Alokasi Belanja Negara TA 200652 19.Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 200653 20.Komposisi Lima Terbesar Daerah Pengguna Anggaran Transfer untuk Daerah TA 200653 21.Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi TA 200655 22.Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis Belanja TA 200655 23.Komposisi Realisasi Dana Perimbangan TA 200658 24.Struktur Pendapatan 13 Rumah Sakit BLU TA 200665 25.Perbandingan Pendapatan, Beban, dan Surplus (Defisit) Rumah Sakit BLU TA 200666 26.Struktur Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 200667 27.Struktur Aset Pemerintah Pusat per 31 Desember 200667 28.Struktur Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Pusat per 31 Desember 2006 dan 200568 29.Komposisi Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya 80 30.Komposisi Kewajiban Pemerintah per 31 Desember 2006 dan 200591 31.Perbandingan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Rumah Sakit BLU per 31 Desember 200697 32.Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas TA 2006105 33.Perbandingan Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan 333 34.Perbandingan Struktur Jatuh Tempo SUN 31 Desember 2006334 35.Pembayaran Bunga Surat Utang Negara Domestik 2002 - 2006339 36.Rata-Rata Perdagangan Harian Obligasi Negara di Pasar Sekunder343 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Indeks Daftar -viii- INDEKS DAFTAR 1.Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Pemerintah Pusat TA 2006122 2.Laporan Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi/Bagian Anggaran (BA) TA 2006 128 3.Laporan Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsidan Subfungsi TA 2006140 4.Laporan Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat menurut Bagian Anggaran Jenis Belanja TA 2006144 5.Realisasi Anggaran Per Kegiatan Satker yang Ditempatkan Dalam Rekening Khusus Trust Fund yang Dikelola BRR NAD-NIas146 6.Laporan Realisasi Anggaran Transfer untuk Daerah TA 2006148 7.Daftar Saldo Kas KPPN per 31 Desember 2006260 8.Saldo Rekening Pemerintah Lainnya di BI per 31 Desember 2006265 9.Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2006267 10.Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2006269 11.Daftar Piutang Pajak per 31 Desember 2006270 12.Piutang Pungutan Ekspor per 31 Desember 2006273 13.Daftar Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2006274 14.Bagian Lancar Tagihan TGR Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2006275 15.Piutang Bunga dan Denda Pinjaman Pendanaan KUMK Periode 1 Januari - 31 Desember 2006276 16.Piutang yang Berasal dari Kewajiban Bank Dalam Likuidasi277 17.Daftar Persediaan per 31 Desember 2006278 18.Posisi Dana Penerusan Pinjaman Luar Negeri dan Dalam Negeri SLA, RDI, dan RPD per 31 Desember 2006280 19.Rincian Pencairan Pinjaman Pendanaan KUMK Periode 1 Januari - 31 Desember 2006281 20.Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN282 21.Penyertaan Modal Pemerintah pada Non BUMN (Minoritas)286 22.Penyertaan Modal Pemerintah pada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional/ Regional287 23.Daftar Aset Tetap per 31 Desember 2006288 24.Tagihan Tuntutan Ganti Rugi pada Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2006296 25.Saldo Rekening Khusus Pemerintah per 31 Desember 2006297 26.Saldo Rekening-Rekening Escrow 304 27.Aset Tak Berwujud pada Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2006307 28.Aset Lain-lain pada Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2006308 29.Ringkasan Aset Negara Ex-BPPN yang Dikelola PPA untuk Periode 1 Januari 31 Desember 2006309 30.Ringkasan Data Nominatif Aset Kredit yang Diserahkan kepada Tim Koordinasi310 31.Piutang Macet Kementerian Negara/Lembaga yang Penagihannya dialihkan Kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 311 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Indeks Daftar -ix- 32.Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Luar Negeri312 33.Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri313 34.Utang Bunga Obligasi Negara314 35.Obligasi Negara Jangka Panjang 316 36.Utang Luar Negeri Menurut Negara Kreditor 318 37.Penertiban Rekening pada Kementerian Negara/Lembaga320 38.Penerimaan Kas dari Bagian Pemerintah atas Laba BUMN dan Non BUMN328 39.Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN331 40.Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan Negara354 41.Ikhtisar Laporan Keuangan BHMN dan Badan Lainnya364 42.Ikhtisar Laporan Keuangan BLU369 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Indeks Singkatan x-INDEKS SINGKATAN APBD:Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN:Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BAPPENAS:Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BBM:Bahan Bakar Minyak BDL:Bank Dalam Likuidasi BEJ:Bursa Efek Jakarta BHMN:Badan Hukum Milik Negara BI:Bank Indonesia BKKBN:Badan Koordinasi Keluarga Berencana NasionalBLBI:Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLU:Badan Layanan Umum BP MIGAS:Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi BPHTB:Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPK:Badan Pemeriksa KeuanganBPOM:Badan Pengawas Obat dan Makanan BPPN:Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPT:Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BRR:Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi BULOG:Badan Urusan Logistik BUMD:Badan Usaha Milik Daerah BUMN:Badan Usaha Milik Negara BUN:Bendahara Umum Negara CAP:Cadangan Anggaran Pembangunan CGI:Consultative Group on Indonesia CPI:Consumer Price Index DAK:Dana Alokasi Khusus DAU:Dana Alokasi Umum DAU:Dana Abadi Umat DBH:Dana Bagi Hasil DIPA:Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA-L:Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran-Luncuran DJPLN:Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara DPR:Dewan Perwakilan Rakyat EDI:Electronic Data Exchange GBHN:Garis-Garis Besar Haluan Negara HTI:Hutan Tanaman Industri KITE:Kemudahan Impor Tujuan Ekspor KKKS:Kontraktor Kontrak Kerja Sama K/LKementerian Negara/Lembaga KMK:Keputusan Menteri Keuangan KONI:Komite Olahraga Nasional Indonesia KPPN:Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KSM:Kelompok Swadaya Masyarakat KU:Kiriman Uang KUHR:Kredit Usaha Hutan Rakyat KUMK:Kredit Usaha Mikro dan Kecil KUN:Kas Umum Negara KUTPA:Kredit Usaha Tani Persuteraan Alam LAK:Laporan Arus Kas LDKP:Lembaga Dana Kredit Pedesaan LDR:Loan to Deposit Ratio LKP:Lembaga Keuangan Pelaksana LRA:Laporan Realisasi Anggaran MAK:Mata Anggaran Pengeluaran MAP:Mata Anggaran Penerimaan MPN:Modul Penerimaan Negara MP3:Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak NAD:Nanggroe Aceh Darussalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Indeks Singkatan xi-NPL:Non-Performing Loan PDB:Pendapatan Domestik Bruto PFK:Perhitungan Fihak Ketiga PMA:Penanaman Modal Asing PMDN:Penanaman Modal Dalam Negeri PMP:Penyertaan Modal Negara PNBP:Penerimaan Negara Bukan Pajak PPh:Pajak Penghasilan PPN:Pajak Pertambahan Nilai PPnBM:Pajak Penjualan atas Barang Mewah Propenas:Program Pembangunan Nasional PSL:Past Service Liability PSO:Public Service Obligation PT PPA:PT Perusahaan Pengelolaan Aset RANTF:Recovery of Aceh Nias Trust Fund RDI:Rekening Dana Investasi RPD:Rekening Pembangunan Daerah RPJMN:Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional SABMKN:Sistem Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara SAI:Sistem Akuntansi Instansi SAL:Sisa Anggaran Lebih SAP:Standar Akuntansi Pemerintahan SDA:Sumber Daya Alam SIBOR:Singapore Interbank Offered Rate SIKPA:Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran SILPA:Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SISPEN:Sistem Penerimaan Negara SKPA:Surat Kuasa Pengguna Anggaran SKPKB:Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SPKPBM:Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk SLA:Subsidiary Loan Agreement SPPD:Surat Perintah Pencairan Dana SUN:Surat Utang Negara TA:Tahun AnggaranTAB:Tahun Anggaran Berjalan TAYL:Tahun Anggaran Yang Lalu TGR:Tuntutan Ganti Rugi THT:Tabungan Hari Tua TP:Tim Pemberesan Aset TPA:Tagihan Penjualan AngsuranTSA:Treasury Single Account TSP:Tempat Simpan Pinjam USP:Usaha Simpan Pinjam UP:Uang Persediaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Indeks Catatan atas Laporan Keuangan-xii- INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Halaman LAPORAN REALISASI APBN Pendapatan Negara dan Hibah CatatanB.2.1Pendapatan Negara dan Hibah47 CatatanB.2.1.1Penerimaan Perpajakan48 CatatanB.2.1.1.1Pajak Dalam Negeri48 CatatanB.2.1.1.2Pajak Perdagangan Internasional49 CatatanB.2.1.2Penerimaan Negara Bukan Pajak49 CatatanB.2.1.2.1Penerimaan Sumber Daya Alam50 CatatanB.2.1.2.2Bagian Pemerintah atas Laba BUMN51 CatatanB.2.1.2.3Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya51 CatatanB.2.1.3Penerimaan Hibah52 Belanja Negara CatatanB.2.2Belanja Negara52 CatatanB.2.2.1Belanja Pemerintah Pusat53 CatatanB.2.2.2Transfer untuk Daerah58 CatatanB.2.2.2.1Dana Perimbangan58 CatatanB.2.2.2.1.1Dana Bagi Hasil59 CatatanB.2.2.2.1.2Dana Alokasi Umum59 CatatanB.2.2.2.1.3Dana Alokasi Khusus59 CatatanB.2.2.2.2Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian59 CatatanB.2.2.2.2.1Dana Otonomi Khusus60 CatatanB.2.2.2.2.2Dana Penyesuaian60 CatatanB.2.2.3Suspen60 Surplus (Defisit) Anggaran CatatanB.2.3Surplus (Defisit) Anggaran 61 Pembiayaan CatatanB.2.4Pembiayaan61 CatatanB.2.4.1Pembiayaan Dalam Negeri 61 CatatanB.2.4.2Pembiayaan Luar Negeri (Neto)62 CatatanB.2.4.2.1Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto)62 CatatanB.2.4.2.1.1Penarikan Pinjaman Program63 CatatanB.2.4.2.1.2Penarikan Pinjaman Proyek63 CatatanB.2.4.2.2Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri63 SILPA (SIKPA) CatatanB.2.5Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran SILPA (SIKPA)63 NERACA ASET Aset Lancar CatatanC.2.1Rekening Kas BUN di Bank Indonesia 68 CatatanC.2.2Rekening Kas di KPPN68 CatatanC.2.3Rekening Pemerintah Lainnya di BI68 CatatanC.2.4Kas di Bendahara Pengeluaran69 CatatanC.2.5Kas di Bendahara Penerimaan 69 CatatanC.2.6Kas di BRR NAD-Nias 69 CatatanC.2.7Uang Muka dari Rekening BUN70 CatatanC.2.8Piutang Pajak 70 CatatanC.2.9Piutang Bukan Pajak71 CatatanC.2.10Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 73 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Indeks Catatan atas Laporan Keuangan-xiii- CatatanC.2.11Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 73 CatatanC.2.12Belanja Dibayar Di Muka74 CatatanC.2.13Piutang Lain-lain74 CatatanC.2.14Persediaan75 Investasi Jangka Panjang CatatanC.2.15Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah76 CatatanC.2.16Dana Bergulir77 CatatanC.2.17Investasi Non Permanen Lainnya77 CatatanC.2.18Investasi Permanen PMN78 CatatanC.2.19Investasi Permanen Lainnya79 CatatanC.2.20Aset Tetap80 CatatanC.2.21Aset Lainnya81 KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek CatatanC.2.22Utang Perhitungan Fihak Ketiga85 CatatanC.2.23Bagian Lancar Utang Jangka Panjang85 CatatanC.2.24Utang Bunga86 CatatanC.2.25Utang Kepada Pihak Ketiga87 CatatanC.2.26Utang Jangka Pendek Lainnya87 Kewajiban Jangka Panjang CatatanC.2.27Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN88 CatatanC.2.28Kewajiban Pemerintah terhadap Program THT89 CatatanC.2.29Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan89 CatatanC.2.30Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan89 CatatanC.2.31Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN90 CatatanC.2.32Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya90 EKUITAS Ekuitas Dana Lancar CatatanC.2.33SAL92 CatatanC.2.34SILPA (SIKPA)93 CatatanC.2.35Dana Lancar Lainnya93 CatatanC.2.36Cadangan Piutang93 CatatanC.2.37Cadangan Persediaan93 CatatanC.2.38Pendapatan yang Ditangguhkan93 CatatanC.2.39Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek 93 Ekuitas Dana Investasi CatatanC.2.40Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang94 CatatanC.2.41Diinvestasikan dalam Aset Tetap94 CatatanC.2.42Diinvestasikan dalam Aset Lainnya94 CatatanC.2.43Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang 95 LAPORAN ARUS KAS ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CatatanD.2.1Penerimaan Perpajakan106 CatatanD.2.2Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)109 CatatanD.2.3Penerimaan Hibah111 CatatanD.2.4Belanja Pegawai111 CatatanD.2.5Belanja Barang112 CatatanD.2.6Bunga Utang112 CatatanD.2.7Subsidi113 CatatanD.2.8Bantuan Sosial113 CatatanD.2.9Belanja Lain-Lain114 CatatanD.2.10Bagi Hasil Pajak114 CatatanD.2.11Bagi Hasil Sumber Daya Alam 114 CatatanD.2.12Dana Alokasi Umum115 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Indeks Catatan atas Laporan Keuangan-xiv- CatatanD.2.13Dana Alokasi Khusus115 CatatanD.2.14Dana Otonomi Khusus115 CatatanD.2.15Dana Penyesuaian115 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN CatatanD.2.16Penjualan Aset Tetap116 CatatanD.2.17Belanja Aset Tetap116 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN CatatanD.2.18Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri 117 CatatanD.2.19Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri118 CatatanD.2.20Penerimaan Pembiayaan Lain-lain119 CatatanD.2.21Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri119 CatatanD.2.22Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri119 CatatanD.2.23Penyertaan Modal Negara119 CatatanD.2.24RDI/RPD119 ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN CatatanD.2.25Perhitungan Fihak Ketiga (Neto)120 CatatanD.2.26Transfer Antar Kantor120 CatatanD.2.27Saldo Awal Kas121 CatatanD.2.28Kas di Bendahara Pengeluaran121 CatatanD.2.29Kas di Bendahara Penerimaan121 CatatanD.2.30Rekening Pemerintah Lainnya pada Bank Indonesia121 CatatanD.2.31Kas di BRR NAD-Nias121 REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Ringkasan-1-RINGKASAN Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuanganNegara,danUUNomor13Tahun2005tentangAnggaranPendapatandan BelanjaNegara(APBN)TahunAnggaran(TA)2005,sebagaimanatelahdiubahdenganUU Nomor14Tahun2006,Pemerintahmenyampaikanlaporanpertanggungjawabanatas pelaksanaan APBN berupa laporan keuangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2006 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). LKPPTahun2006inidisusundarilaporankeuanganseluruhkementeriannegara/lembaga, informasi keuangan yang berada dalam pengelolaan Bendahara Umum Negara (BUN), dan unit-unit terkait lainnya yang mengelola dan/atau menguasai aset negara. 1. LAPORAN REALISASI APBN LaporanRealisasiAPBNmenggambarkanperbandinganantaraAPBN-PTA2006dengan realisasinya,yangmencakupunsur-unsurpendapatan,belanja,danpembiayaanselama periode 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2006. RealisasiPendapatanNegaradanHibahpadaTA2006adalahsebesarRp637,99triliunatau mencapai 96,79 persen dari anggarannya. RealisasiBelanjaNegarapadaTA2006adalahsebesarRp667,13triliunataumencapai 95,43 persendarianggarannya.JumlahrealisasiBelanjaNegaratersebutterdiridarirealisasi BelanjaPemerintahPusatsebesarRp440,03triliunatau92,01persendarianggarannya,dan realisasi Transfer untuk Daerah sebesar Rp226,18 triliun atau 102,41 persen dari anggarannya. RealisasiDefisitAnggaranTA2006adalahsebesarRp29,14triliunyangberarti72,88persen dari yang dianggarkan dalam APBN-P TA 2006 sebesar Rp39,98 triliun. RealisasiPembiayaanNetoTA2006adalahsebesarRp29,42triliunyangberartimembiayai 100,94persenDefisitAnggaran,sehinggaterdapatSisaLebihPembiayaanAnggaran(SILPA) sebesar Rp0,27 triliun.Ringkasan Laporan Realisasi APBN TA 2006 dan TA 2005 dapat disajikan sebagai berikut: (dalam triliun rupiah) TA 2006TA 2005 AnggaranRealisasiRealisasi Pendapatan Negara dan Hibah659,11 637,99495,22 Belanja Negara699,09667,13509,63 Belanja Pemerintah Pusat478,25440,03361,15 Transfer untuk Daerah220,85226,18150,46 Defisit Anggaran39,9829,1414,41 Pembiayaan Neto39,9829,428,87 SILPA (SIKPA)-0,27(5,53) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Ringkasan-2-2. NERACA Neracaadalahlaporanyangmenggambarkanposisikeuanganpemerintahpusatmengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember 2006. JumlahAsetper31Desember2006adalahsebesarRp1.219,96triliunyangterdiridariAset LancarsebesarRp125,99triliun;InvestasiJangkaPanjangsebesarRp663,55triliun;Aset Tetap sebesar Rp343,92 triliun; dan Aset Lainnya sebesar Rp86,50 triliun. JumlahKewajibanper31 Desember2006adalahsebesarRp1.330,06triliunyangterdiridari KewajibanJangkaPendeksebesarRp108,14triliundanKewajibanJangkaPanjangsebesar Rp1.221,92 triliun. SementaraitujumlahEkuitasDanaNetoper31Desember2006adalahsebesarminus Rp110,10triliunyangterdiridariEkuitasDanaLancarsebesarRp17,84triliundanEkuitas Dana Investasi sebesar minus Rp127,94 triliun. Ringkasan Neraca per 31 Desember 2006 dan 2005 dapat disajikan sebagai berikut: (dalam triliun rupiah) 31 Desember 200631 Desember 2005 Aset1.219,961.173,13 Aset Lancar125,99128,55 Investasi Jangka Panjang663,55650,49 Aset Tetap343,92314,17 Dana Cadangan01,73 Aset Lainnya86,5078,20 Kewajiban1.330,061.342,05 Kewajiban Jangka Pendek108,14138,03 Kewajiban Jangka Panjang1.221,921.204,02 Ekuitas Dana Neto(110,10)(168,92) Ekuitas Dana Lancar17,84(9,48) Ekuitas Dana Investasi(127,94)(161,17) Ekuitas Dana Cadangan01,73 3. LAPORAN ARUS KAS LaporanArusKasadalahlaporanyangmenyajikaninformasimengenaisumber,penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama TA 2006 serta saldo kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2006. SaldokasBUNper31Desember2006adalahsebesarRp21,55triliunyangberartiterdapat kenaikansebesarRp3,49triliundarisaldoper31Desember2005sebesarRp18,06triliun. Kenaikansaldokastersebutberasaldarikenaikanaruskasdariaktivitasoperasisebesar Rp26,11triliun,penurunanaruskasdariaktivitasinvestasiasetnonkeuangansebesar Rp55,25triliun,kenaikanaruskasdariaktivitaspembiayaansebesarRp29,42triliun,dan kenaikan arus kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp3,22 triliun. Ringkasan Laporan Arus Kas TA 2006 dan 2005 dapat disajikan sebagai berikut: (dalam triliun rupiah) TA 2006TA 2005 Saldo Awal Kas BUN dan KPPN18,0612,75 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi26,1122,47 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan(55,25)(36,88) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan29,428,87 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran3,2210,84 Kenaikan (Penurunan) Kas3,495,31 Saldo Akhir Kas BUN dan KPPN21,5518,06 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Ringkasan-3- 4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CatatanatasLaporanKeuangan(CaLK)menguraikankebijakanmakro,kebijakanfiskal, metodologipenyusunanLKPP,dankebijakanakuntansiyangditerapkan.Selainitu,dalam CaLKdikemukakanpenjelasanpos-poslaporankeuangandalamrangkapengungkapanyang memadai. DalampenyajianLaporanRealisasiAPBN,pendapatan,belanja,danpembiayaandiakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Negara (KUN). Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basisakrual,yaitupadasaatdiperolehnyahakatasasetdantimbulnyakewajibantanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari KUN. Dalam CaLK ini diungkapkan pula kejadian penting setelah tanggal pelaporan keuangan serta informasi tambahan yang diperlukan. REPUBLIK INDONESIA PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB REPUBLIK INDONESIA LAPORAN REALISASI APBN (AUDITED) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini-5- I. LAPORAN REALISASI APBN (AUDITED) PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN REALISASI APBN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (AUDITED) (Dalam Rupiah) Tahun Anggaran 2006Tahun Anggaran 2005 UraianCatatan Anggaran(UU No. 14 / 2006) Realisasi % Realisasi terhadap AnggaranRealisasi A. Pendapatan Negara dan HibahB.2.1 I. Penerimaan PerpajakanB.2.1.1425.053.080.000.000409.203.019.335.45096,27 %347.031.113.925.042 1. Pajak Dalam NegeriB.2.1.1.1410.226.380.000.000395.971.535.630.01296,53 %331.791.943.009.819 2. Pajak Perdagangan InternasionalB.2.1.1.214.826.700.000.00013.231.483.705.43889,24 %15.239.170.915.223 II. Penerimaan Negara Bukan PajakB.2.1.2229.829.268.281.000 226.950.066.385.871 98,75 %146.888.310.402.381 1. Penerimaan Sumber Daya AlamB.2.1.2.1165.694.879.000.000167.473.800.945.318 101,07 %110.467.256.674.000 2. Bagian Pemerintah atas Laba BUMNB.2.1.2.222.322.500.000.000 22.973.056.234.957 102,91 %12.835.193.803.218 3. Penerimaan Negara Bukan Pajak LainnyaB.2.1.2.341.811.889.281.000 36.503.209.205.596 87,30 %23.585.859.925.163 III. Penerimaan HibahB.2.1.34.232.907.854.000 1.834.050.785.735 43,33 %1.304.782.898.434 Jumlah Pendapatan Negara dan Hibah (A.I + A.II)659.115.256.135.000637.987.136.507.05696,79 %495.224.207.225.857 B. Belanja Negara B.2.2 I. Belanja Pemerintah PusatB.2.2.1478.249.290.655.000440.032.084.569.643 92,01 %361.155.202.059.513 1. Belanja Pegawai 78.904.457.499.00073.252.287.265.554 92,84 %54.254.195.763.183 2. Belanja Barang 55.506.999.447.00047.181.912.659.247 85,00 %29.171.687.018.503 3. Belanja Modal 66.723.899.991.00054.951.875.415.032 82,36 %32.888.839.447.753 4. Pembayaran Bunga Utang 82.494.656.960.000 79.082.563.276.141 95,86 %65.199.594.748.749 5. Subsidi107.627.567.700.000107.431.785.858.675 99,82 %120.765.318.308.031 6. Bantuan Sosial 44.590.994.494.000 40.708.566.188.991 91,29 %24.903.485.060.263 7. Belanja Lain-lain 42.400.714.565.000 37.423.093.906.00388,26 %33.972.081.713.031 II. Transfer untuk DaerahB.2.2.2220.849.845.400.000 226.179.954.328.611 102,41 %150.463.868.566.482 1. Dana PerimbanganB.2.2.2.1216.797.725.400.000 222.130.617.897.611 102,46 %143.221.256.566.482 a. Dana Bagi HasilB.2.2.2.1.159.563.725.400.000 64.900.298.776.741 108,96 %49.692.261.301.466 b. Dana Alokasi UmumB.2.2.2.1.2145.664.200.000.000 145.664.184.719.236 99,99 %88.765.427.859.383 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini-6- c. Dana Alokasi KhususB.2.2.2.1.311.569.800.000.000 11.566.134.401.634 99,97 %4.763.567.405.633 2. Dana Otonomi Khusus dan PenyesuaianB.2.2.2.24.052.120.000.000 4.049.336.431.000 99,93 %7.242.612.000.000 a. Dana Otonomi KhususB.2.2.2.2.13.488.284.000.000 3.488.284.000.000 100,00 %1.775.312.000.000 b. Dana PenyesuaianB.2.2.2.2.2563.836.000.000 561.052.431.000 99,51 %5.467.300.000.000 III. SuspenB.2.2.3916.774.166.988(1.986.652.464.635) Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III)699.099.136.055.000667.128.813.065.24295,43 %509.632.418.161.360 C. Surplus (Defisit) Anggaran (A - B)B.2.3(39.983.879.920.000)(29.141.676.558.186)72,88 %(14.408.210.935.503) D. PembiayaanB.2.4 I. Pembiayaan Dalam NegeriB.2.4.155.257.700.000.00055.982.076.550.778101,31 %19.144.696.165.201 1. Rekening Pemerintah10.549.100.000.00011.555.466.605.494109,54 %8.901.481.663.383 2. Dana Moratorium7.357.400.000.0007.357.400.000.000100,00 %(13.700.000.000.000) 3. Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi5.774.500.000.0005.055.702.597.31587,55 %6.563.537.070.729 4. Surat Utang Negara (Neto)35.771.700.000.00035.985.507.347.969100,60 %22.574.677.431.089 5. Penyertaan Modal Negara(4.195.000.000.000)(3.972.000.000.000)94,68 %(5.195.000.000.000) II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto)B.2.4.2(15.273.802.428.000)(26.566.486.298.910)173,93 %(10.271.967.441.904) 1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto)B.2.4.2.137.550.387.572.00026.114.585.238.87369,55 %26.840.442.127.896 a. Penarikan Pinjaman ProgramB.2.4.2.1.112.075.100.000.000 13.579.552.756.283112,46 %12.264.809.841.399 b. Penarikan Pinjaman ProyekB.2.4.2.1.225.475.287.572.00012.535.032.482.59049,20 %14.575.632.286.497 2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar NegeriB.2.4.2.2(52.824.190.000.000)(52.681.071.537.783)99,73 %(37.112.409.569.800) Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II)39.983.897.572.000 29.415.590.251.868 73,57 %8.872.728.723.297 E. Sisa Lebih (Kurang )Pembiayaan Anggaran-SILPA (SIKPA)(D+C)B.2.5273.913.693.682(5.535.482.212.206) REPUBLIK INDONESIA NERACA (AUDITED) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited)Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -7-II. NERACA (AUDITED)PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANERACAPER 31 DESEMBER 2006 DAN 2005(AUDITED)(Dalam Rupiah)Uraian Catatan 31 Desember 2006 31 Desember 2005ASETAset LancarKas dan BankRekening Kas BUN di Bank Indonesia C.2.1 954.310.836.789 100.485.809.688Rekening Kas di KPPN C.2.2 20.594.618.632.501 17.956.484.012.457Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia C.2.3 12.331.109.271.481 26.503.223.018.939Kas di Bendahara Pengeluaran C.2.4 1.457.362.551.679 671.209.250.352Kas di Bendahara Penerimaan C.2.5 429.489.122.788 955.897.763.011Kas di BRR NAD-Nias C.2.6 2.425.944.284.122 -Jumlah Kas dan Bank 38.192.834.699.360 46.187.299.854.447Uang Muka dari Rekening BUN C.2.7 2.764.674.545.037 2.489.884.695.414PiutangPiutang Pajak C.2.8 35.454.552.126.836 29.216.456.291.000Piutang Bukan Pajak C.2.9 25.737.724.557.593 37.025.156.608.440Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.2.10 90.560.467 39.858.709Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi C.2.11 12.153.879.936 8.101.260.747Belanja Dibayar Di Muka C.2.12 597.914.389.211 -Piutang Lain-lain C.2.13 19.688.724.084.329 6.578.250.135.452Jumlah Piutang 81.491.159.598.372 72.828.004.154.348Persediaan C.2.14 3.536.487.866.859 7.046.248.099.544Jumlah Aset Lancar 125.985.156.709.628 128.551.436.803.753Investasi Jangka PanjangInvestasi Non PermanenRek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah C.2.15 59.212.080.140.000 60.371.748.000.000Dana Bergulir C.2.16 5.690.613.254.758 2.937.740.327.698Investasi Non Permanen Lainnya C.2.17 2.750.000.000.000 2.684.000.000.000Jumlah Investasi Non Permanen 67.652.693.394.758 65.993.488.327.698Investasi PermanenInvestasi Permanen PMN C.2.18 475.737.070.434.585 430.416.127.491.383Investasi Permanen Lainnya C.2.19 120.161.338.331.481 154.076.839.362.585Jumlah Investasi Permanen 595.898.408.766.067 584.492.966.853.968Jumlah Investasi Jangka Panjang 663.551.102.160.825 650.486.455.181.666Aset TetapC.2.20Tanah 81.443.273.004.883 78.518.225.156.823Peralatan dan Mesin 111.945.481.046.323 136.141.296.429.368Gedung dan Bangunan 53.225.867.742.893 39.274.840.245.416Jalan, Irigasi, dan Jaringan 82.173.661.040.323 50.532.399.824.448Aset Tetap Lainnya 4.101.873.511.741 1.668.962.576.760Konstruksi Dalam Pengerjaan 11.034.797.470.188 8.031.642.913.663Jumlah Aset Tetap 343.924.953.816.351 314.167.367.146.478Dana CadanganDana Cadangan 0 1.730.000.000.000Aset Lainnya C.2.21Tagihan Penjualan Angsuran 140.032.475 396.153.164.892Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 51.048.922.086 67.339.857.240Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini-8- Kemitraan Dengan Pihak Ketiga33.569.0001.296.844.250 Dana yang Dibatasi Penggunaannya29.533.267.302.74232.381.868.877.082 Aset Tak Berwujud569.719.157.70350.173.529.179 Aset Lain-lain56.349.135.641.01145.302.890.932.733 Jumlah Aset Lainnya86.503.344.625.01778.199.723.205.376 JUMLAH ASET 1.219.964.557.311.8211.173.134.982.337.273 KEWAJIBANKewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak KetigaC.2.22460.693.623.955219.972.238.360 Bagian Lancar Utang Jangka PanjangC.2.2379.760.070.578.17187.808.151.589.830 Utang BungaC.2.2413.307.756.263.98447.495.944.414.493 Utang Kepada Pihak KetigaC.2.2511.668.015.966.779- Utang Jangka Pendek LainnyaC.2.262.944.434.123.9922.503.279.497.317 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek108.140.970.556.881138.027.347.740.000 Kewajiban Jangka Panjang Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUNC.2.27664.069.038.386.125623.558.308.465.243 Kewajiban Pemerintah terhadap Program THTC.2.281.646.697.846.6351.738.390.160.166 Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri665.715.736.232.760625.296.698.625.409 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri PerbankanC.2.29505.104.096.673.440541.788.132.754.460 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non PerbankanC.2.30130.873.212.3002.247.197.068.470 Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUNC.2.3150.456.525.092.31834.114.645.772.471 Utang Jangka Panjang Luar Negeri LainnyaC.2.32514.869.376.960576.681.707.720 Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri556.206.364.355.018578.726.657.303.121 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang1.221.922.100.587.7781.204.023.355.928.530 JUMLAH KEWAJIBAN1.330.063.071.144.6591.342.050.703.668.530

EKUITAS DANAEkuitas Dana Lancar SALC.2.3317.066.126.565.21321.574.381.777.419 SILPA (SIKPA)C.2.34273.913.693.682(5.535.482.212.206) Dana Lancar LainnyaC.2.3522.727.286.238.759 31.462.414.983.277 Cadangan PiutangC.2.3681.491.159.598.372 72.828.004.154.348 Cadangan PersediaanC.2.373.536.487.866.859 7.046.248.099.544 Pendapatan yang DitangguhkanC.2.38429.489.122.788 955.897.763.011

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek C.2.39 (107.680.276.932.926) (137.807.375.501.640) Jumlah Ekuitas Dana Lancar17.844.186.152.747(9.475.910.936.247) Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka PanjangC.2.40663.551.102.160.825650.486.455.181.666 Diinvestasikan dalam Aset TetapC.2.41343.924.953.816.351 314.167.367.146.478 Diinvestasikan dalam Aset LainnyaC.2.4286.503.344.625.01778.199.723.205.376

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang C.2.43 (1.221.922.100.587.778) (1.204.023.355.928.530) Jumlah Ekuitas Dana Investasi (127.942.699.985.585)(161.169.810.395.010) Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan01.730.000.000.000 EKUITAS DANA NETO (110.098.513.832.838)(168.915.721.331.257) JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA1.219.964.557.311.8211.173.134.982.337.273 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN ARUS KAS (AUDITED) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini-9- III. LAPORAN ARUS KAS (AUDITED) PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (AUDITED) (Dalam Rupiah) UraianCatatanTahun Anggaran 2006Tahun Anggaran 2005

A. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI I. Arus Kas Masuk 1. Penerimaan PerpajakanD.2.1 a. Pajak Penghasilan208.833.125.652.841175.367.250.849.344 b. Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan BarangMewah 123.035.859.568.711 101.296.007.600.047 c. Pajak Bumi dan Bangunan20.858.516.906.18316.218.531.467.160 d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan3.184.469.880.2493.432.528.810.249 e. Cukai37.772.132.887.31433.256.155.560.171 f. Bea Masuk12.140.401.555.42714.920.926.026.871 g. Pajak Ekspor1.091.082.150.011318.244.888.352 h. Pajak Lainnya2.287.430.734.7142.050.212.067.600 Total Penerimaan Perpajakan409.203.019.335.450346.859.857.269.794 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)D.2.2 a. Penerimaan Sumber Daya Alam167.473.800.945.318110.467.256.674.000 b. Penerimaan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN22.973.056.234.95712.835.193.803.218 c. Penerimaan PNBP Lainnya36.467.597.306.37923.459.183.857.096 Total PNBP226.914.454.486.654146.761.634.334.314 3. Penerimaan HibahD.2.31.834.050.785.7351.326.496.774.687 Jumlah Arus Kas Masuk (A.I)637.951.524.607.839494.947.988.378.795 II. Arus Kas Keluar 1. Belanja PegawaiD.2.472.884.043.314.55256.417.157.770.659 2. Belanja Barang dan JasaD.2.547.065.451.829.54031.874.206.278.166 3. Bunga UtangD.2.679.069.362.794.87857.632.203.685.766 4. SubsidiD.2.7107.456.739.357.285120.724.027.617.730 5. Bantuan SosialD.2.840.684.769.238.13624.374.841.372.265 6. Belanja Lain-LainD.2.938.155.510.436.09030.933. 944.702.343 7. Bagi Hasil PajakD.2.1028.544.231.692.93423.801.845.159.731 8. Bagi Hasil Sumber Daya Alam D.2.1136.700.805.029.99826.019.029.590.037 9. Dana Alokasi UmumD.2.12145.666.815.317.79588.733.248.464.832 10. Dana Alokasi KhususD.2.1311.566.091.977.7234.750.230.280.799 11. Dana Otonomi KhususD.2.143.488.284.000.0001.775.312.000.000 12. Dana PenyesuaianD.2.15558.303.431.0005.436.950.000.000 Jumlah Arus Kas Keluar (A.II)611.840.408.419.931472.472.996.922.328 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi(A.I - A.II) 26.111.116.187.908 22.474.991.456.467 B. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN I. Arus Kas Masuk Penjualan AsetD.2.1635.611.899.217126.676.068.067 Jumlah Arus Kas Masuk (B.I)35.611.899.217126.676.068.067 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini-10- II. Arus Kas Keluar 1. Belanja Aset TetapD.2.1755.288.404.645.31137.009.878.460.037 Jumlah Arus Kas Keluar (B.II)55.288.404.645.31137.009.878.460.037 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (B.I - B.II) (55.252.792.746.094)(36.883.202.391.970) C. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN I. Arus Kas Masuk 1. Penerimaan Pembiayaan Dalam NegeriD.2.18118.203.381.971.02465.086.123.908.334 2. Penerimaan Pembiayaan Luar NegeriD.2.1929.672.559.197.87126.840.442.127.896 3. Penerimaan Pembiayaan Lain-lainD.2.203.665.24797.545.547 Jumlah Arus Kas Masuk (C.I)147.875.944.834.14291.926.663.581.777 II. Arus Kas Keluar 1. Pengeluaran Pembiayaan Dalam NegeriD.2.2158.249.309.085.49338.497.909.406.516 2. Pengeluaran Pembiayaan Luar NegeriD.2.2252.681.071.537.78337.112.409.569.800 3. Penyertaan Modal NegaraD.2.233.972.000.000.0005.195.000.000.000 4. RDI/RPDD.2.243.557.973.958.9982.248.615.882.164 Jumlah Arus Kas Keluar (C.2)118.460.354.582.27483.053.934.858.480 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan(C.I C.II) 29.415.590.251.8688.872.728.723.297 D. ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN 1. Perhitungan Fihak Ketiga (Neto)D.2.25184.359.625.70542.501.576.657 2. Transfer Antar KantorD.2.263.033.686.327.75810.802.350.659.576 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran(D.I D.II) 3.218.045.953.46310.844.852.236.233 KENAIKAN (PENURUNAN) KAS (A+B+C+D)3.491.959.647.1455.309.370.024.027 SALDO AWAL KASBUN DAN KPPND.2.2718.056.969.822.14512.747.599.798.118 SALDO AKHIR KAS BUN DAN KPPN21.548.929.469.29018.056.969.822.145 KAS DI BENDAHARA PENGELUARAND.2.281.457.362.551.679671.209.250.352 KAS DI BENDAHARA PENERIMAAND.2.29429.489.122.788955.897.763.011 REKENING PEMERINTAH LAINNYA PADA BID.2.3012.331.109.271.48126.503.223.018.939 KAS DI BRR NAD-NIASD.2.312.425.944.284.122- SALDO AKHIR KAS DAN BANK38.192.834.699.36046.187.299.854.447 REPUBLIK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (AUDITED) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-11- IV.CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1.DASAR HUKUM 1.UUD 1945 Pasal 23 ayat (1) menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN)sebagaiwujuddaripengelolaankeuangannegara ditetapkansetiaptahundenganundang-undangdandilaksanakansecara terbukadanbertanggungjawabuntuksebesar-besarnyakemakmuran rakyat. 2.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 30 ayat(1)menetapkanbahwaPresidenmenyampaikanrancanganundang-undangtentangpertanggungjawabanpelaksanaanAPBNkepadaDewan PerwakilanRakyat(DPR)berupalaporankeuanganyangtelahdiperiksa olehBadanPemeriksaKeuangan(BPK)selambat-lambatnya6(enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. 3.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 30 ayat(2)menetapkanbahwalaporankeuangansetidak-tidaknyameliputi LaporanRealisasiAPBN,Neraca,LaporanArusKas,danCatatanatas LaporanKeuangan,yangdilampiridenganlaporankeuanganperusahaan negara dan badan lainnya. 4.Undang-UndangNomor1Tahun2004tentangPerbendaharaanNegara, Pasal55ayat(1)menetapkanbahwaMenteriKeuanganselakupengelola fiskalmenyusunLaporanKeuanganPemerintahPusat(LKPP)untuk disampaikankepadaPresidendalamrangkamemenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. 5.Undang-UndangNomor15Tahun2004tentangPemeriksaanPengelolaan danTanggungJawabKeuanganNegarayangmenetapkanbahwaLKPP (Audited) disusun berdasarkan LKPP (Unaudited) yang telah dikoreksi atau disesuaikan menurut hasil pemeriksaan BPK. 6.Undang-UndangNomor13Tahun2005tentangAPBNTahunAnggaran 2005, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2006,Pasal17ayat(1)menetapkanbahwasetelahTahunAnggaran 2006 berakhir,PemerintahmenyusunPertanggungjawabanatasPelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2006 berupa Laporan Keuangan. Laporan Keuangan yang dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. 7.Undang-UndangNomor13Tahun2005tentangAnggaranPendapatandan BelanjaNegaraTahunAnggaran2005,sebagaimanatelahdiubahdengan Undang-UndangNomor14Tahun2006,Pasal17ayat(3)menetapkan bahwaPemerintahmengajukanRancanganUndang-Undangtentang PertanggungjawabanatasPelaksanaanAnggaranPendapatandanBelanja NegaraTahunAnggaran2006,setelahLaporanKeuangansebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, paling lambat6(enam)bulansetelahTahunAnggaran2006berakhiruntuk mendapatkan persetujuan DPR. 8.PeraturanPemerintahNomor24Tahun2005tentangStandarAkuntansi Pemerintahan. 9.PeraturanPemerintahNomor8Tahun2006tentangPelaporanKeuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 10. PeraturanMenteriKeuanganRepublikIndonesiaNomor59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-12- Stabilitas makroekonomi cukup baik Upaya meningkatkan kemandirian A.2.KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO Ekonomi Makro Kinerjaperekonomiannasional2006sangatdipengaruhiolehberbagai kondisibaikeksternalmaupuninternal.Disisieksternal,dampakdari ketidakseimbanganglobal(globalimbalance),tingginyahargaminyakmentah dunia, dan tingginya tingkat bunga di luar negeri akibat kebijakan moneter yang relatifketatterutamadiAmerikaSerikattelahmengakibatkanPemerintahdan Bank Indonesia melakukan kebijakan yang hati-hati, meskipun pada paruh kedua tahuninisudahterjadireversaldimanabanyaknegaramulaimemperlonggar kebijakanmoneternyaakibatterkoreksinyahargaminyakduniadanstagnannya Fed Rate sejak Juni 2006.Darisisiinternal,kinerjaperekonomianmulaidiwarnaiolehbeberapa perbaikansepertidayabelimasyarakatyangmulaipulihsetelahsempat melemahakibatkenaikanhargaBahanBakarMinyak(BBM)padatahun2005, mulaiturunnyasukubungaperbankan,dandiluncurkannyaprogram-program untukmemperbaikiinfrastruktur.Akantetapiikliminvestasiyangbelum kondusif,belumoptimalnyafungsiintermediasisektorperbankan,danterus berlanjutnyadampakbencanaalamdibeberapadaerahmasihmenjadifaktor penghambat bagi percepatan pertumbuhan ekonomi selama tahun 2006.Secaraumum,stabilitasmakroekonomitahun2006cukupbaikditandai dengannaiknyanilaitukarrupiahterhadapdolarAmerika,menurunnyainflasi, stabilnyahargaminyak,menurunnyahambatanberinvestasi,naiknya kepercayaaninvestor,membaiknyakondisifiskalmaupunneracapembayaran sertatidakadanyagoncanganyangcukupberartidalammempengaruhi perekonomian nasional sepanjang 2006. Membaiknya kondisi fiskal didukung oleh meningkatnyapembiayaandalamnegeri,debtswap,danpenghapusansebagian hutang dari Jerman serta percepatan pelunasan hutang IMF sekitar 7,7 miliar USD (Rp65 triliun) yang lebih cepat 4 tahun dari waktu yang ditentukan. Upaya untuk mengurangijumlahdanrasiohutangterhadappendapatannasionalterus dilakukan.Padatahun2004,rasiohutangterhadapPendapatanDomestikBruto (PDB) adalah 56,1 persen, kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 47,9 persen danpadatahun2006turunmenjadi41,3persen.Dimasayangakandatang, Pemerintahberusahamenurunkanrasiohutangmenjadi35persen.Dengan demikian,APBNsemakinsehatdandapatmengalokasikananggaranlebihbesar lagipadaberbagaisektorpembangunanterutamadalammemperbaikikualitas dan kesejahteraan rakyat Indonesia.Padatahun2006,upayaPemerintahdalammeningkatkankemandirian ekonomidenganmengurangiketergantungandanexposureIndonesiaterhadap hutangluarnegeriditunjukkandengantidakdilanjutkankerjasamadengan Consultative Group on Indonesia (CGI). Di samping itu, sumber pembiayaan dari dalamnegeriakanterusdiperluasdandiperdalamagarmenghindarkanrisiko anggarandari goncangan nilai tukar, suku bunga dan risiko perpanjangan jatuh tempo.Sejalandenganitu,Pemerintahterusjugaberupayameningkatkan kemandirian dalam bidang pangan dan energi, kecukupan dan ketahanan pangan yangmencakupketersediaandankemampuanberproduksidarikomoditaspadi, jagung,guladankedelaimenjadiprioritasyangtinggidalamstrategi pembangunanpemerintahjangkamenengah.Haliniterwujudtidaksajadalam bentuk perhatian dalam kebijakan namun juga dalam prioritas anggaran. Dengan meningkatnyahargakomoditiinternasional,terutamakomoditipertaniandan pertambangan,danarusmodalyangmulaimasukkeIndonesiamendukung semakinmembaiknyakinerjaneracapembayaran.Halinimenunjukkanbahwa secarafundamental,ekonomiIndonesiamakinmembaikdariwaktukewaktu. Kendatidemikian,perludiwaspadaiberbagaipermasalahanfiskalyangmungkin timbul di masa yang akan datang yang terkait dengan implementasi dari berbagai paketkebijakanekonomipemerintahdibidangperpajakandanperdagangan sertarisikodaripenerbitansuratutanguntukpembiayaandalamnegeri(yang akanmenyedotdanamasyarakat).Selainitu,kinerjaeksporyangimpresif Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-13- Pertumbuhan perekonomian pada tahun 2006 sebesar5,5 % Nilai ekspor meningkat dengan total nilai di atas USD 100,69 miliar ternyatabelummampumenggerakkansektorketenagakerjaandalammengatasi pengangguran.Meningkatnyapermintaan(demand)dariluarnegeriseyogyanya mampumeningkatkanproduksi(supply)dalamnegeriyangmenghasilkan penciptaan lapangan kerja baru.Pertumbuhanekonomidomestikpadatahun2006sebesar5,5%sedikit melambatdibandingkantahun2005yangsebesar5,6%,ditandaidengan melemahnyakonsumsirumahtanggadaninvestasiswasta,meskipunsecara umum nilai ekspor neto mengalami peningkatan. Kondisi ini terkait erat dengan menurunnyadayabelikonsumensebagaidampaklanjutandaripeningkatan hargaBBMdomestik.HaliniwajarterjadimengingatperekonomianIndonesia masihbertumpupadasektorkonsumsi(consumption-driveneconomy), sebagaimana ditunjukkan oleh struktur PDB pada Grafik 1.a dan Grafik 1.b. Pengeluaran Pemerintah8,6%Investasi Fisik24,0%Konsumsi62,6%Ekspor Neto4,8% Grafik 1.a : Struktur PDB Tahun 2006 Pengeluaran Pemerintah8.1%I nvestasi Fisik23.0%Konsumsi64.1%Ekspor Neto4.8% Grafik 1.b : Struktur PDB Tahun 2005 DilihatdaristrukturPDB,makasumberutamapertumbuhanekonomi5,5 persenadalahekspor4,1persen,diikutikonsumsirumahtangga1,9persen, konsumsi pemerintah 0,7 persen, pembentukan modal tetap bruto (investasi) 0,7 persen serta pengaruh impor 2,8 persen. PDB per-kapita atas dasar harga berlaku padatahun2006mencaiRp15,0juta(1.663USD),lebihtinggidibandingkan dengan tahun 2005 sebesar Rp12,7 juta (1.320,6 USD). Sementaraitu,NeracaPembayaranIndonesia(NPI)selamatahun2006 mencatatsurpluscukuptinggiterutamadipengaruhiolehsurplusdineraca transaksiberjalan.SumbanganpeningkatannilaieksporIndonesiacukupbaik dalam dua tahun terakhir yaitu sebesar 18 persen dengan total nilai yang dicapai Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-14- Jumlah cadangan devisa mencapai USD 42,4 miliar di atas USD 100,69 miliar. Ekspor nonmigas Desember 2006 mencapai 7,62 miliar USD,naik21,02persendibandingDesember2005.Sementaraitu,pertumbuhan imporrelatiftetapsejalandenganmasihrendahnyapermintaandomestik. PerkembanganNeracaPembayaranIndonesiaselamaTriwulanII2005sampai dengan Triwulan III 2006 dapat dilihat pada Grafik 2.-4000-3000-2000-100001000200030004000500060007000Trw II-2005Trw III-2005Trw IV-2005Trw I-2006Trw II-2006Trw III-2006USD Juta Grafik 2 : Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selamaTriwulan II 2005 - Triwulan III 2006 Disisilain,neracalalulintasmodaldanfinansialmencatatdefisit,yang antaralaindisebabkanolehrelatifbesarnyaaliranmodalkeluarakibat peningkatan penempatan residen ke perbankan di luar negeri. Namun demikian, aliran portfolio investment masih tinggi tercermin pada peningkatan kepemilikan asingpadasurat-suratberhargasepertiSBIdansahamyangdiakibatkanmasih kompetitifnyatingkatsukubungadibandingkandengansukubungaluarnegeri. Secara keseluruhan, kondisi tersebut meningkatkan jumlah cadangan devisa USD dariUSD34,72miliarpadatahun2005menjadisekitarUSD42,4miliaratau setaradengan4,6bulanimpordanpembayaranutangluarnegeripemerintah pada tahun 2006. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selama Triwulan II 2005 sampai dengan Triwulan III 2006 dapat dilihat pada Grafik 3. 012345678910Nov-05Dec-05Jan-06Feb-06Mar-06Apr-06May-06Jun-06Jul-06Aug-06Sep-06Nov-06Dec-06USD Miliar (FOB/CIF)Ekspor Impor Grafik 3 : Perkembangan Ekspor Impor Indonesia selamaNovember 2005 - Desember 2006 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-15- Nilai tukar Rupiah berada di kisaran 9.100-9.200 per Dolar Amerika Laju inflasi terkendali pada level 6,6 persen dan Suku bunga SBI9,75 persen Keterkaitan suku bunga dan sektor riil Selamatahun2006,nilaitukarRupiahmengalamipenguatandengan volatilitasyangcenderungmenurundibandingkantahun2005.Meskipunterjadi pelemahanmatauangutamaduniasepertiEurodanYenterhadapDolar Amerika,peningkatansukubungaFederalReserve,sertamelemahnyakondisi pasarkeuangandibeberapanegarasempatmemicusentimennegatifdi pertengahan tahun, akan tetapi pada akhir tahun 2006 Rupiah ditutup stabil pada kisaran 9.100-9.200 per Dolar Amerika. Dibandingkan dengan tahun 2005, Rupiah mengalami penguatan sekitar 8,24 persen.Stabilitasnilaitukariniberdampakpadaterkendalinyalajuinflasi,yakni dari17,11persenpadatahun2005menjadi6,6persenpadatahun2006.Nilai tukar dan laju inflasi yang membaik memberi ruang pada penurunan SBI. dimana awaltahun2006sebesar12.75persenmenurunmenjadi9,75persen(single digit)padaakhirtahunyangberdampakpadameningkatnyakepercayaan masyarakat pada kondisi perekonomian yang lebih baik. Langkah penurunan suku bungayangbertujuanuntukmenggerakkansektorriilternyatabelumlahcukup untuk mendorong kinerja investasi dalam rangka upaya percepatan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan laju inflasi nasional dari triwulan I 2005 sampai dengan triwulan IV 2006 dapat dilihat pada Grafik 4.024681012Trw IV-2005 Trw I-2006 Trw II-2006 Trw III-2006 Trw IV-2006Persen Grafik 4: Perkembangan Laju Inflasi NasionalTriwulan I 2005 - Triwulan IV 2006 Meskipundemikian,sukubungayangberlakurelatifmasihtingi, khususnyabiladibandingkandengansasarannyadalamAPBN-PTA2006yang sebesar9,5persen.Masihterbatasnyapenurunankebijakansukubungaini membuatpergerakansektorriilmasihbelumterlalusignifikanmendongkrak perekonomiannasional. Walaupunbegitu,Indeks HargaSahamGabungandiBEJ meningkatdari1.162,64padaakhirDesember2005menjadi1.310,26pada30 Juni 2006 danmenjadi 1.805 pada Desember 2006. Tingkat suku bunga SBI dari triwulan I 2005 sampai dengan triwulan IV 2006 dapat dilihat pada Grafik 5. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-16- Harga Minyak Dunia 56.80 USD/barrel Realisasi PMDN turun 44 persen dan realisasi PMA turun 47 persen Upaya mengurangi hambatan infrasturktur 02468101214Trw I-2004Trw II-2004Trw III-2004Trw IV-2004Trw I-2005Trw II-2005Trw III-2005Trw IV-2005Trw I-2006Trw II-2006Trw III-2006Trw IV-2006Persenn (%) Grafik 5: Perkembangan Tingkat Diskonto SBI Triwulan I 2005 - Triwulan IV 2006 Terkoreksinyahargaminyakdunia(62.6USD/barreldiawaltahun2006 menjadi56.80USD/barrelpadaDesember2006)adalahakibatdarikoreksi signifikansisidemand,telahdiikutidenganpenurunanhargakomoditiekspor lainnya. Tekanan harga minyak yang sedikit melonggar berdampak pada tekanan inflasidiseluruhdunia,sehinggaberdampakpadarelatifstabilnyasukubunga Fedyang merupakan referensi utama suku bunga internasional. Ditinjaudarisisiinvestasidalamnegeri,belumterdapatkemajuanyang berartiditunjukkanolehmelambatnyapemulihankinerjainvestasiswasta.Hal iniditandaidenganrelatifrendahnyaangkapersetujuandanrealisasiinvestasi dalam negeri. Selama tahun 2006, realisasi persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri(PMDN)mengalamipenurunan44persendibandingkantahun2005(dari Rp30.665 miliar menjadi Rp16.912,8 milar). Demikian pula, realisasi persetujuan PenanamanModalAsing(PMA)yangmengalamipenurunansebesar47persendi tahun 2006 bila dibandingkan dengan tahun 2005 (dari USD 8.914,5 juta menjadi USD 4.699,9 juta).Berbagaihalyangmasihperludicermatimengenaibelumkondusifnya ikliminvestasidiIndonesiaterutamadisebabkanmasihadanyaekonomibiaya tinggiakibat keterbatasanprasaranadanbelumefisiennyabirokrasipemerintah terkaitpengurusan perizinan. Terbatasnya pasokan energi ataupun infrastruktur lainnyadapatberimplikasipadatingginyabiayaproduksiyangmenyebabkan tingginyahargadanmempengaruhidayasaingIndonesia.DataGlobal Competitiveness Report 2006-2007 dari hasil survey World Economic Forumyang menyebutkanposisiIndonesiapadaurutan50dari125negaramenunjukkan bahwamasihbanyakkelemahanyangperludiperbaiki.Keunggulandarisisi tenagakerjadankualitashasilproduksiyangrelatifbersaingdengannegara-negaraberkembanglainnyajugaharusterusdikembangkan,sejalandengan perbaikan infrastruktur dan penurunan hambatan berinvestasi.Dalam rangka mengatasi hambatan ketersediaan infrastruktur, pemerintah menawarkanproyek-proyekunggulannyamelaluiIndonesiaInfrastructure Summit2006yangmenghasilkankomitmenpendanaanatas25proyek infrastrukturdiantaranyajalantol,penyediaanairdanlistrikdengantotal investasi 7 milyar USD. Pemerintah juga mengalokasikan dana sebesar Rp2 triliun untukmemberikandukunganbagipembangunaninfrastrukturdalamnegeri. Lebihlanjut,Pemerintahjugamengupayakankonversienergiuntuk menghasilkantenagakelistrikan.Selamaini,ketergantunganPTPerusahaan ListrikNegara(Persero)kepadaBBMditengaraisebagaifaktorpenghambat Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-17- Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level 61% penyediaanenergilistrikyangmurahdanefisien,menyusulnaiknyahargaBBM dalam negeri tahun 2005 dan harga minyak dunia akhir-akhir ini. Oleh karena itu, melaluiPeraturanPresidenNomor71Tahun2006,PemerintahmenugaskanPT PerusahaanListrikNegara(Persero)untukmelakukanpercepatanpembangunan pembangkittenagalistrikyangmenggunakanbatubara.Denganberkurangnya ketergantungan kepada BBM diharapkan kelangkaan pasokan energi listrik dapat teratasi.PadaakhirFebruari2006,PemerintahmengeluarkanInstruksiPresiden Nomor3Tahun2006tentangPaketKebijakanPerbaikanIklimInvestasiyang meliputi3halyaitupenyederhanaanprosespembentukandanizinusaha, pembenahan perpajakan dan percepatan sistem pelayanan bea masuk dan cukai untukmengatasihambatanberinvestasi.Darisisiprosesperizinan,diharapkan berkurangnyawaktuyangdibutuhkanuntukpengurusanizinusahadari150hari menjadi30harimelaluipendelegasiankewenangankepadaKanwilHukumdan HAM di provinsi. Pembenahan perpajakan diarahkan untuk mengamandemen tiga undang-undang yaitu UU Ketentuan Umum Perpajakan, UU Pajak Penghasilan dan UUPPN.Sedangkanyangberhubungandenganbeacukai,Pemerintah mengupayakan sitem pelayanan satu jendela yang akan mempercepat masuknya barang tanpa terlalu banyak pemeriksaan. Darisisiperbankan,bebanNon-PerformingLoan(NPL)yangtinggi berdampakpadakeengganan/kehati-hatianuntukmelakukanekspansikredit. DataGrossNPLakhirtahunterhadapTotalKreditsebesar8,7persenkurang lebihsamadenganposisiJuni2006.Angkakreditbermasalahinibertambah dibandingkan pada akhir tahun 2005 yang sebesar 7,42 persen. Selain NPL, belum optimalnyaintermediasisektorperbankanjugaditandaidengantidak bergeraknyaLDR(LoantoDepositRatio)yaitudilevel61persensepanjang tahun2006.Dibandingkandenganrasiopadatahun2005sebesar55,02persen, rasioLDRtahun2006inimeningkattipis,namunbelummemberikandampak signifikanpadasektorriil.SelaindisebabkanolehfaktorNPLdansukubunga yang masih tinggi, hal lain yang menyebabkan stagnannya LDR adalah peraturan prudensialBIdankesulitandaripihakperbankanuntukmendapatkannasabah yang berkualitas. Perkembangan LDR Perbankan Nasional dari tahun 2000 sampai dengan akhir tahun 2006 dapat dilihat pada Grafik 6. 0%10%20%30%40%50%60%70%Persen (%) Grafik 6: Perkembangan LDR Perbankan NasionalTahun 2000 - Nopember 2006 Rendahnyakegiatandisektorriiltidaksajadapatdilihatdarirendahnya tingkatinvestasiselamatahun2006,tetapijugadarisisiproduksiberbagai sektor ekonomi yang selama ini menjadi motor pertumbuhan. Dalam tahun 2006, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-18- Penerbitan ORI tahun 2006 menghasilkan 9,5 triliun untuk APBN Pemerintah berkomitmen pada pengentasankemiskinan sebagai salah satu agenda dalam RPJM 2005-2009 Stabilitas ekonomi diperkirakan semakin membaik sektorindustripengolahantumbuhsebesar4,6persen,relatifstagnan dibandingkanlajupertumbuhantahun2005.Bahkanindustripengolahannon migasmengalamiperlambatandari5,9persenpadatahun2005menjadi5,3 persenpadatahun2006.Sektorperdaganganjugamengalamiperlambatandari 6,3 persen menjadi 5,3 persen dalam tahun ini.Sedangkan untuk investasi portofolio jangka panjang, penerbitan Obligasi RepublikIndonesia(ORI)padasemesterIIdimana Pemerintahmelakukanlelang(auctions)padatanggal22Agustus2006,19September2006,dan10Oktober 2006 yang menghasilkan Rp9,5 triliun untuk APBN setidaknya berkontribusi dalam menggairahkan iklim investasi yang cukup lesu. Kekhawatiran terjadinyacapital outflowtidakmunculdiakhirtahunjikadibandingkanSemesterItahun2006 seiringdenganmeningkatnyaalirandanadariluarnegeriyangmasukke Indonesia, terutama dalam bentuk investasi di pasar finansial seperti saham dan obligasi pemerintah yang mengakibatkan cadangan devisa terus meningkat. Disampingberbagaikemajuandiatas,pemerintahjugasemakin menunjukkankeberpihakannyakepadapengentasankemiskinansebagaisalah satuagendayangditetapkanolehpemerintahdalamRencanaPembangunan JangkaMenengahNasional(RPJMN)2005-2009dalamrangkapeningkatan kesejahteraan masyarakat. Beberapa faktor yang diperkirakan dapat mendukung upaya penurunan penduduk miskin di antaranya adalah keberhasilan percepatan pertumbuhanekonomidalambeberapatahunterakhir,perbaikanpolaekspansi ekonomidarisumberkonsumtifkesumberproduktifyangdiharapkanmenjadi landasanyangkuatbagipertumbuhanselanjutnyadanmampumenciptakan lapangankerjayanglebihluas,sertakebijakanpemerintahyangbersifat langsungberupapeningkatanpelayanandasarbagimasyarakatmiskindan pengembangan wilayah tertinggal.DataBadanPusatStatistik(BPS)menyatakanbahwapendudukmiskin Indonesia masih mencapai 17,76 persen. Jumlah ini dalam tahun 2006 diharapkan dapat diturunkan menjadi sekitar 13,3 persen atau sebesar 29,5 juta jiwa. Untuk itu anggaran yang disediakan dalam mengurangi kemiskinan terus meningkat. Ini tercermin dari besarnya dana yang dialokasikan pemerintah untuk mengentaskan masyarakatmiskindarisebesarRp18 triliunpadatahun2004,Rp23triliunpada tahun 2005 sampai sekitar Rp42 triliun di tahun 2006.Kedepan,stabilitasmakroekonomidomestikdiperkirakansemakin membaikdenganmenurunnyatingkatinflasidansukubunga,stabilnyanilai tukar, dan meningkatnya cadangan devisa. Perkembangan ini juga didukung oleh membaiknyacountryrisksebagaimanajugaterefleksidarimeningkatnya peringkathutangjangkapanjangIndonesiadariStandard&Poor,dariBB menjadi B+ untuk hutang dalam mata uang asing dan dari BB menjadi BB+ untuk hutang dalam mata uang lokal. Perbaikan rating hutang tersebut didasarkan pada kinerjafiskaldaneksternalyangmembaikdenganmengecilnyabebanhutang. Naiknya daya saing Indonesia pada tingkat global menurut World Economic Forum dariperingkat69padatahun2005menjadiperingkat50padatahun2006 merupakan sinyal positif bagi kebangkitan ekonomi Indonesia.Selainitu,diharapkandayaserapbelanjamodalbisalebihbesardari85 persendandengantidakdibayangiolehinflasiyangtinggidansurplus perdaganganyangimpresifsertacadangandevisayangamansehinggabisa menjadi modal bagi sektor perbankan untuk menurunkan suku bunga, mendorong fungsiintermediasi(menaikkanLDR),menekanNPLdanmenaikkanlaba. DitambahlagidenganProgramNasionalPemberdayaanMasyarakat(PNPM)yang diluncurkantahun2007diharapkandapatmenghasilkanpenciptaanlapangan kerjabaru,perbaikaninfrastrukturperdesaan,dandilingkungandaerahkumuh di perkotaan. Asumsi dasar APBN TA 2004-2006 dapat dilihat pada Tabel 1. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-19- Tabel 1 Asumsi Dasar APBN TA 2004 - 2006 Uraian Realisasi TA 2004 RealisasiTA 2005 APBN (UU 13/2005) APBN-P (UU 14/2006) Realisasi TA 2006 Pertumbuhan Ekonomi (%)5,15,66,25,85,5 Tingkat Inflasi (%)6,417,18,08,06,6 Nilai Tukar Rupiah (Rp/USD)8.9399.7059.9009.3009.020 Suku Bunga SBI 3 Bulan (%)7,399,099,5012,009,75 Harga Minyak (USD/barel)37,1751,8057,0057,0056,80 Produksi Minyak (juta barel/hari)1,0400,9991,0501,0500,935 Catatan: PerTriwulanIII-2006,NeracaTransaksiBerjalanTahun2006,surplusUSD4.029 juta (1,09% PDB) dan Neraca Modal Tahun 2006, defisit USD 688 juta (0,18% PDB); Posisi Cadangan Devisa Tahun 2006, USD 42,4 miliar. SedangkanperbandinganrealisasianggaranTA2005dandapatdilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Perbandingan Realisasi Anggaran TA 2006 dan 2005(dalam triliun) TA 2006 Uraian Reali-sasi TA 2005 APBN (UU 13/2005) APBN-P (UU 14/2006) Reali-sasi % Realisasi Terhadap Anggaran Penerimaan Perpajakan347,0416,3425,1409,296% PNBP146,9205,3229,8226,999% Penerimaan Hibah1,33,64,21,843% Pendapatan Negara dan Hibah495,2625,2659,1637,997% Belanja Pemerintah Pusat361,2427,6478,2440,092% Transfer utk Daerah150,5220,1220,8226,2102% Total Belanja Negara*509,6647,7699,1667,195% Defisit Anggaran14,422,439,929,173% Pembiayaan8,922,439,90,382% Catatan: *)TermasukSuspenTA2005sebesarRp1,9triliun,danTA2006sebesarRp0,9 triliun Perkembanganvariabelekonomimakrosepertifluktuasihargaminyak duniayangtinggidannilaitukarrupiahyangmengalamipenguatanantaralain mendasari perubahan terhadap perkiraan Pendapatan Negara dan Hibah menurut UUNomor14Tahun2006tentangPerubahanatasUndang-UndangNomor13 Tahun2005tentangAnggaranPendapatandanBelanjaNegaraTahunAnggaran 2006. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-20- Realisasi pendapatan negara dan hibah Rp637,8 triliun Realisasi penerimaan perpajakan Rp409,1 triliun Peningkatan PNBP antara lain diperoleh dari peningkatan signifikan penerimaan SDA dan bagian laba BUMN Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006 1. Pendapatan Negara Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah TA 2006 mencapai Rp637,9 triliun atau96 persen dari sasaran yang ditetapkan dalam APBN-P TA 2006. Jumlah ini mengalamipeningkatansebesarRp142,7triliunjikadibandingkandengan realisasitahunanggaransebelumnyasebesarRp495,2triliun.Sumbangan terbesarberasaldariPenerimaanNegaraBukanPajak(PNBP)sebesarRp80 triliun. RealisasiPenerimaanPerpajakandalamTA2006adalahsebesarRp409,2 triliunataumencapai96persendarisasaranyangditetapkandalamAPBN-PTA 2006.HaliniberartimeningkatsebesarRp62,2triliunatau18persen dibandingkandenganrealisasiTA2005.MeningkatnyaPenerimaanPerpajakan sejalandenganupayapemerintahmeningkatkantaxratioyaitupeningkatan penerimaan perpajakan dan rasionya terhadap PDB melalui langkah-langkah yang dilakukanpadatahun2006yaitupeningkatanefektivitasdanefisiensipada sistemperpajakandiantaranyadenganmelakukanevaluasidanpenyempurnaan ataskebijakanperpajakan(taxpolicy)danadministrasiperpajakan.Walaupun taxratiotahun2006tidakbanyakmengalamiperubahanjikadibandingkan dengan tahun 2005, namun secara nominal penerimaan perpajakan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.DalamTA2006,realisasiPenerimaanPerpajakanberadadibawah sasarannya, sehingga tax ratio sedikit mengalami penurunan. Hal ini antara lain disebabkanolehperlambatankegiatanekonomidisektor-sektortertentu, penurunanimporbarangmodal,dantransaksidisektorperumahanyang menyebabkanbeberapajenispajaksepertiPPNImpor,BeaMasuk,danBPHTB terkenadampaknya.RealisasiPPNImporTA2006adalahsebesarRp43,1triliun atauturun6persendarirealisasiTA2005sebesarRp45,8triliun.Sedangkan realisasiBeaMasukTA2006adalahsebesarRp12,1triliunyangberarti mengalamipenurunanyaitusebesarRp2,6triliunatau20persendibanding realisasi TA 2005.BeberapafaktoryangmenyebabkanBeaMasuktidaktercapaiadalah adanyapenurunantarifataskebijakaninternasional,danmenurunnyavolume importahun2006.Selainitupenurunandisebabkanadanyapenurunantarif terkaitdenganperjanjianantaraASEAN-Cinayangmemberikanpengaruh signifikanbagibeamasuk.Adanyapenurunantarifsecaraumumtidakterlalu berpengaruhterhadaprealisasiPenerimaanCukaitahun2006yangterbukti meningkat sebesarRp37,7 triliun atau 13 persen dibandingkan TA 2005.Meskipundemikian,secaranominal,kinerjapenerimaanperpajakanTA 2006 lebih baik dibandingkan TA 2005, walaupun realisasinya masih lebih rendah dari target APBN-P TA 2006. Penurunan sektor pajak yang terbesar adalah pada sektorPajakPertambahanNilai(PPN)imporyangturunsecaraabsolutdari pertumbuhannya. Hal inimengakibatkanPPh Impor dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) Impor turun. Realisasi PPnBM impor turun 43 persen yaitu hanya sekitar Rp1,7 triliun dibanding dengan realisasi TA 2005 Rp 2,5 triliun.PeningkatanPNBPsebesarRp80triliundiperolehdaripeningkatanyang signifikandaripenerimaanSDAsebesarRp61,2triliun,penerimaanbagianlaba BUMN2006sebesarRp10,1triliun,danpeningkatanpenerimaanPNBPlainnya sebesarRp8,7triliun.BagianLabaBUMNyangberkontribusicukupsignifikan terhadapkenaikanPNBPdipengaruhiolehbeberapahal:(i)jumlahkepemilikan sahampadaBUMN;(ii)lababersihsetelahpajak(earningaftertax);(iii) besarnyapayoutratio;(iv)rencanastrategisBUMNdalammelakukanekspansi usaha,privatisasi,danmergerserta(v)kondisiperekonomiannasionalyang mempengaruhi kinerja masing-masing BUMN. Adapun penyumbang terbesar pada bagianlabaBUMNadalahsektorpertambanganyangsalahsatunyaberasaldari PTPertamina(Persero)yangmenyumbangsebesarRp7,9triliun.Selainitu Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-21- peningkatansignifikanterdapatpadasektorjasalain-lainyangmeningkat373 persendariTA2005.Dalamsektorini,bagianlabaterbesaryangditerimaoleh Pemerintah berasal dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA). Setoran PT PPA TA 2006 sebesar Rp188,54 miliarmeningkat tajam 377 persen dibanding dengan setorantahun2005yangsejumlahRp39,44miliar.PeningkatansetoranPTPPA ini antara lain disebabkan karena tingginya laba bersih tahun 2005 (Setoran Hasil Pengelolaan) yang dibagikan pada TA 2006.SedangkansumberPNBPyangberasaldaripenerimaanSDAmeliputiSDA minyakbumidangasalam,SDApertambanganumum,SDAkehutanan,danSDA perikanan.KenaikansumbanganpenerimaanSDAterhadapPNBPtahun2006 antaralaindipengaruhiberbagaifaktorsepertitingkatliftingmigas,harga minyakmentahdipasarinternasionalsertanilaitukarrupiahterhadapdolar AmerikaSerikat.KontribusipenerimaanSDAberasaldariPendapatan pertambanganyangmeningkatlebihdari100persendibandingdengantahun 2005 (tahun 2006: Rp6,8 triliun dan tahun 2005: Rp3,1 triliun) danpendapatan minyakbumiyangnaiksekitar70persendaritahun2005(tahun2006:Rp125,1 triliundantahun2005:Rp72,8triliun).PenerimaanSDApertambanganumum bersumberdariiurantetap(landrent),daniuranproduksi/eksploitasi(royalty).PenerimaanPNBPmencapaisasaranmeskipunliftingminyakdibawahasumsi danapresiasinilaitukarrupiahmembawakonsekuensipenurunanPNBPyang berasaldarimigas.Sementaraitu,realisasiPNBPnon-migas,khususnyaPNBP Non-Migas dan dividen BUMN melebihi sasaran. Perkembangan dan perbandingan PenerimaanPerpajakan,PNBP,danPenerimanHibahdariTA2004s.d.2006, dapat dilihat pada Grafik 7. 0100200300400500Triliun Rupiah2004 2005 2006Perpajakan PNBP Hibah Grafik 7: Perkembangan Pendapatan Negara dan HibahTA 2004 - 2006 Meningkatnyapenerimaanperpajakansejalandenganupayapemerintah meningkatkantaxratioyaitupeningkatanpenerimaanperpajakandanrasionya terhadapPDBmelaluilangkah-langkahyangdilakukanpadatahun2006yaitu peningkatan efektivitas dan efisiensi pada sistem perpajakan diantaranya dengan melakukanevaluasidanpenyempurnaanataskebijakanperpajakan(taxpolicy) danadministrasiperpajakan.Langkah-langkahtersebutdiambiluntuk memperbaikiadministrasiperpajakandalammengatasirendahnyarasiopajak yangdipengaruhioleh(i)sistemperpajakanyangrumitdancenderungterjadi tumpang-tindihperaturan;(ii)kecenderunganwajibpajakuntukmembayar kewajibanpajaknya;(iii)dankondisiperekonomianyangdidominasisektor informal.UpayanyatayangsaatinisedangdilakukanadalahperubahanUU perpajakan agar pelaksanaan sistem perpajakan dapat lebih efektif dan efisien. Tercapainyaprinsip-prinsipperpajakanyangsehatsepertipersamaan, kesederhanaandankeadilanakanmampumeningkatkankapasitasfiskaldan merangsangperkembanganekonomimakroyanglebihbaikdengan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-22- Perkembangan PNBP dipengaruhiperkembangan variabel ekonomi makro dan kebijakan Pemerintah menghapuskanhambatanberinvestasi.Dampakreformasiperpajakanlihatpada Box 1. Box 1: Dampak Reformasi Perpajakan terhadap Perekonomian PerubahanUUperpajakanakanberdampakpadapenerimaannegaradan perekonomian,baikjangkapendekmaupundalamjangkapanjang.Dalam jangkapendek,haltersebutakanmenyebabkanpenurunanpenerimaan perpajakan(taxpotentialloss)yangdiakibatkanrencanapenurunantarifdan penyederhanaan lapisan tarif, serta penerimaan PPN dan PPnBM, yang sebagian besar disebabkan oleh adanya rencana pemberian fasilitas dan perluasan basis pajak,terutamauntukkomoditiekspor.SedangkanperubahanUUKUP,UU Kepabeanan,danUUCukaidiperkirakanakanmemberikandampakpositif terhadappenerimaan,berkaitandenganmeningkatnyakepatuhanwajibpajak sebagaiakibatdarimenurunnyabebanpajak,danmeningkatnyadendadan penalti. Dampak positif dari perubahan UU perpajakan terhadap perekonomian berkaitandenganmeningkatnyadayabelimasyarakatakibatturunnyabeban pajakyangakanmeningkatkanpermintaandomestik,danselanjutnyaakan meningkatkan produksi dalam negeri.Dalamjangkapanjang,reformasitersebutdiharapkandapatmenciptakan sistemperpajakanyangsehatdankompetitif,sertadapatlebihmeningkatkan kepatuhanpajakdanmenciptakanikliminvestasiyanglebihkondusifdi Indonesia.Dengandemikian,padagilirannyaakandapatmemberikandampak padameningkatnyapenerimaanperpajakan,danmendorongberkembangnya perekonomian dalam jangka panjang.(Sumber: Nota Keuangan dan RAPBN 2007). Realisasipenerimaanpajaktersebutdiatasditentukanolehbeberapa faktorpenentuyaituindikator-indikatorekonomimakrosepertipertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan nilai tukar. Selain itu penerimaan perpajakan juga dipengaruhiolehfaktoreksternalsepertihargaminyakinternasional.Harga minyakinternasionalyangyangmengalamikenaikandariUSD51,8perbarel padatahun2005menjadiUSD56,8perbarelTA2006,tidakmemberikan pengaruhsignifikanterhadappenerimaanpajakdarisektorpertambangan, khususnyaPPh,PPNdanPBB.Halinikarenaterkompensasiolehmenurunnya realisasiliftingminyakIndonesia.Tingkatsukubungayangmenurunditahun 2006secarakeseluruhantidakterlaluberpengaruhterhadappenerimaan perpajakan secara keseluruhan mengingat kontribusi yang relatif rendah dari PPh dari transaksi keuangan.YangperludicatatadalahwalaupunpenerimaanpajakTA2006 meningkat, namun kontribusi penerimaan perpajakan terhadap total penerimaan dalamnegerihanyasekitar64persenataulebihkecildibandingkandenganTA 2005sebesar70persen.Dalamjangkapanjang,diharapkansumbangansektor perpajakansemakindominanterhadappenerimaannegarayangdapat mendukung ketahanan fiskal.PerkembanganPenerimaanNegaraBukanPajak(PNBP)TA2006 dipengaruhijugaolehperkembanganberbagaivariabelekonomimakrodan langkah-langkahkebijakanPemerintahantaralain:(i)optimalisasidan intensifikasiPNBP,baikyangbersumberdariSDA,baikmigas,pertambangan umumdankehutanan,maupunnon-SDAsepertitelekomunikasi,kepolisian, pertanahan, pengembalian pinjaman RDI; (ii) peningkatan kesehatan dan kinerja BUMNyangdisertaidenganpenerapangoodcorporategovernance;dan(iii) peningkatanpengawasanterhadappelaksanaanpemungutandanpenyetoran PNBP oleh kementerian negara/lembaga ke kas negara.Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-23- Realisasi PNBP meningkat sebesar Rp80 triliun dibandingkan tahun 2005 RealisasiPNBPTA2006adalahsebesarRp226,9triliun,ataumeningkat sekitar Rp80 triliun dibanding dengan realisasi PNBP TA 2005 yang hanya sebesar Rp146,9triliun.Jikakontribusiperpajakanterhadappenerimaandalamnegeri TA 2006 menurun 6 persen dibanding TA 2005 (TA 2006 sebesar 64 persen dan TA 2005sebesar70persen),makakontribusiPNBPTA2006meningkatsebesar35 persen dibanding dengan kontribusi pada TA 2005 yang sebesar 30 persen. Rasio realisasi PNBP terhadap PDB adalah 6,8 persen. Kontribusi PNBP yang meningkat inidiharapkandapatberlangsungterusdalamjangkapanjangsehinggadapat mendukungkesinambunganfiskal.RasioPenerimaanPerpajakandanPNBP terhadap Pendapatan Negara pada TA 2005 dan 2006 dapat dilihat pada Grafik 8. 0%10%20%30%40%50%60%70%Persen2005 2006Perpajakan PNBP Grafik 8: Rasio Penerimaan Perpajakan dan PNBP terhadap Pendapatan Negara TA 2005 dan 2006 RealisasiPenerimaanHibahTA2006mencapaiRp1,83triliunatau43,3persen dari sasaran yang ditetapkan APBN-P TA 2006. Jika dibandingkan dengan TA2005,realisasiPenerimaanHibahTA2006meningkattajamsebesar41persendarisejumlahRp1,3triliun.Perkembanganhibahyangditerimaoleh PemerintahIndonesiadalamtigatahunterakhirterkaiteratdenganterjadinya bencanaalamyangmelandaberbagaidaerahkhususnyaditahun2006seperti bencanaalamdangempabumidangelombangtsunamiyangmenerpasebagian besarwilayahProvinsiNanggroeAcehDarussalamdanKepulauanNiaspada penghujungtahun2004,yangkemudiandisusuldengangempabumidiPulau Simeuleu pada Maret 2005 dan gempa bumi yang melanda Provinsi DI Yogyakarta dan sebagian Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2006 serta letusan gunung berapi. 2. Belanja Negara Sejalandenganpeningkatankapasitasfiskal,volumerealisasianggaran belanjanegaratahun2006bertambahbesarjikadibandingkandenganTA2005 dengan peningkatan sebesar Rp155,5 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 31,6persen.Ditinjaudarikomposisi,makabelanjapemerintahterdiridari belanja pemerintah pusat dan transfer untuk daerah. Pada tahun 2006, realisasi belanja pemerintah pusat mengalami peningkatan sebesar Rp78,8 triliun. Jumlah alokasitersebutpadadasarnyadiprioritaskanuntukmenambahanggaran pendidikan, subsidi, dan dana untuk penanggulangan bencana. Apabiladibandingkandengantahun2005,padatahun2006terjadi peningkatanvolumeanggaranbelanjapemerintahpusatyangcukupsignifikan. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-24- Faktor eksternal dan internal berpengaruh terhadap volume belanja pemerintah Hal tersebut dipengaruhi oleh perkembangan indikator-indikator ekonomi makro khususnya harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude oil price), nilai tukar rupiahdansukubungaSBI3bulan,selainberbagaikebijakaninternalyang diambilpemerintahdalammenjalankanamanatUUNomor17Tahun2003 tentang Keuangan Negara, seperti implementasi sistem penganggaran yang baru sejak tahun 2005. Pengaruh dari masing-masing indikator dan kebijakan tersebut adalah:(1)kenaikanhargaminyakmentahmenyebabkanmembengkaknya subsidiBBMdansubsidilistriksebagaiakibatnaiknyabiayaproduksi.Untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah telah mengambil langkah menyesuaikan harga BBM di bulan Maret dan Oktober 2005serta kenaikan tarif listrik di bulan Mei2005;(2)kebutuhanpendanaankegiatanrehabilitasidanrekonstruksiNAD-Nias,programkompensasipengurangansubsidiBBMdibidangpendidikan, kesehatandaninfrastrukturperdesaan,pemberiansubsidilangsungtunai,serta bantuanAPBNuntukkegiatanpemilihankepaladaerahsecaralangsungdalam tahun2005;(3)penerapansistemunifiedbudgettahun2005mengakibatkan keterlambatanpenerbitanDIPA2005yangberimbaspadatidakdapat terserapnyaanggaran2005secaramaksimal,sehinggahaltersebutdiakomodasi dengan penerbitan DIPA luncuran atas dana yang tidak terserap tersebut di tahun 2006. (Lihat Box 2) Box 2: DIPA LUNCURAN (DIPA-L) Upaya Pemerintah dalam rangka mencapai tata kelola pemerintahan yang baik (goodgovernance)untukmencapaitujuanbernegaratelahdimanifestasikan melaluigelombangreformasipublikyangtelahdimulaibeberapatahun belakanganini.Sejalandenganitu,reformasimanajemenkeuangan pemerintah telah berdampak pada perubahan masif atas sistem dan organisasi di lingkup Departemen Keuangan. LahirnyaUndang-Undangdibidangkeuangannegara(reformasihukum)yang dilanjutkandenganrestrukturisasiorganisasi(reformasiinstitusi) mensyaratkanperubahanterutamaterkaitdenganbusinessprocess pengelolaankeuangannegara.Kenyataanadanyamasatransisireformasiini mengakibatkanadanyaketerlambatanpengesahandokumenanggaran kementeriannegara/lembagayangberdampakpadaperekonomiannasional yaituminimnyadayaserapanggaranselamamasatransisitahun2005. RendahnyadayaserapAPBNTA2005akhirnyatelahmembuatpemerintah melaksanakankebijakanmeluncurkansejumlahdanayangbelumterpakai tersebut dalam DIPA Luncuran (DIPA-L). DIPA-Ladalahdokumenpelaksanaananggarandaripeluncuranprogram/ kegiatanyangdibiayaidarisisaanggaranbelanjaTA2005sebagaianggaran belanjatambahanTA2006yangdisahkanolehDirekturJenderal PerbendaharaanatauKepalaKantorWilayahDitjenPerbendaharaan.Dasar hukum diterbitkannya DIPA-L adalah Perdirjen No. PER-65/PB/2005 tanggal 22 Desember2005tentangPerubahanatasPeraturanDirekturJenderal PerbendaharaanNo.PER-55/PB/2005tentangPetunjukTeknisPeluncuran Program/KegiatanyangDibiayaidariSisaAnggaranBelanjaTahunAnggaran 2005sebagaiAnggaranBelanjaTambahanTahunAnggaran2006.Adapun kriteriaDIPA-LyangdisetujuiberdasarkanUUAPBN-PNo.9Tahun2005 meliputi:(1)pelaksanaankegiatankementerian/lembagayangtelah dikontrakkanselambat-lambatnyaakhirbulanNovember2005danmasa penyelesaianpekerjaanselambat-lambatnyaakhirbulanApril2006,(2) pelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksiNADdanNias,(3)pelaksanaan program kompensasi BBM. DanayangdialokasikanuntukDIPA-LTA2006sejumlahRp15,15triliunyang tersebar pada belanja pegawai Rp 310,4 miliar, belanja barang Rp2,04 triliun, belanjamodalRp6,81triliun,belanjabantuansosialRp1,98triliundan belanjalain-lainsebesarRp4,01triliun.SumberpembiayaanuntukDIPA-L didominasiolehrupiahmurni(63,25persen),pinjamanluarnegeri(17,82 persen), PNBP (10,63 persen) dan Hibah (8,30 persen). Sejalan dengan kriteria Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-25- Alokasi belanja untuk fungsi pelayanan umum mencapai Rp304,4 triliun atau meningkat 8,4% dari tahun 2005 program/kegiatandalamDIPA-Ltersebutdiatas,alokasiDIPA-Lterbesar diperuntukkan bagi bagian anggaran Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-NiassejumlahRp3,5triliunatausekitar23persendaritotaldanayang dialokasikan.Danasejumlahtersebutdiataspadaakhirtahun2006telah terealisasikan58,1persen(Rp2,08triliun).Prioritaskeduayangtercermin melaluibesarnyaalokasiDIPA-LadapadabagiananggaranDepartemenPU, Departemen Kesehatan dan Departemen Perhubungan. Pada akhir tahun 2006, total pagu senilai Rp15,15 triliun hanya dapat terserap sekitar46persenatausejumlahRp6,94triliundenganrincian:realisasi belanjapegawaisebesarRp211,78miliar(68persendaripagubelanja pegawai), realisasi belanja barang sebesar Rp1,26 triliun (62 persen dari pagu belanjabarang),belanjamodalRp3,84triliun(56persendaripagubelanja modal),realisasibantuansosialsebesarRp1,56triliun(79persendaripagu bantuansosial)danrealisasibelanjalain-lainRp71,77miliar(2persendari pagu belanja lain-lain). MinimnyarealisasiDIPA-Linidisebabkanantaralainadabeberapa kementeriannegara/lembagayangtidakmenggunakandanayangtelah dialokasikantersebutsepertiBadanNarkotikaNasionaldanKomisiPemilihan Umumtermasukdanapenerusanpinjamansertasubsidi.Selanjutnya,bagian 23 persen dari total pagu DIPA-L yang diperuntukkan bagi BRR NAD Nias hanya terealisasisebesar54,01persendandanasejumlahRp2,6triliunyang dialokasikanbuatDepartemenPUhanyaterealisasisekitar60persen.Secara rata-rata realisasi DIPA-L masing-masing departemen lebih dari 50 persen. DilihatdarirealisasiDIPA-Lberdasarkanfungsi,makarealisasiterbesarada padafungsipelayananumum(37,2persendaritotalrealisasikeseluruhan), diikuti oleh fungsi ekonomi (21,7 persen), fungsi kesehatan (14,1 persen) serta fungsi perumahan dan fasilitas umum (12,2 persen). BelanjaPemerintahdilihatdarifungsinyamemiliki2fungsiyaitu menjalankanmesinbirokrasiataurodapemerintahandanmerangsang/ menggerakkankegiatanekonomisecaraumum.Terkaitdenganfungsi menjalankanrodapemerintahan,secaraumumterdapatempatfungsiyang mendapat prioritas tinggi dalam penganggaran pemerintah pusat, meliputi fungsi pelayananumum,pendidikan,pertahanandanekonomi.Dalamduatahun terakhiralokasibelanjapemerintahtelahdifokuskanpadafungsipelayanan umumdimanaditahun2005alokasibelanjauntukfungsipelayananumum sebesarRp278,5triliun(67,65persendaritotalalokasibelanjapemerintah) denganrealisasisebesarRp255,6triliunatausebesar70,8persen.Tidak tercapainyatargetrealisasidikarenakanperubahansistempenganggaran menjadi unified budget pada tahun 2005 tersebut.Program-programpelayananumumyangbelumtercapaiditahun2005 kemudiandialokasikankedalamanggarantahun2006yangtercermindalam kenaikanalokasibelanjauntukfungsipelayananumumyaitumencapaiRp304,4 triliunataumeningkat8,4persendaritahun2005yangmeliputiprogram-programyangdilaksanakanMenteriKeuanganselakuBendaharaUmumNegara untukpembayaranbungautang,subsididantransferlainnyasertapembiayaan lain-lain. Besarnya anggaran berkaitan dengan perubahan indikator ekonomi yang berpengaruh pada asumsi pengeluaran dan kebijakan yang dijalankan pemerintah dalammengatasidampakkenaikanBBMsertaanggaranrehabilitasidan rekonstruksi NAD-Nias (lihat Box 3).Kebijakanlainnyasepertipembatalankenaikantarifdasarlistrikdan programdebtswitchingsuratutangnegara(SUN)jugaturutmempengaruhi kenaikananggarandenganmenaikkansubsididanpenyelesaianbungautang. Untukfungsipendidikan,alokasibelanjaditujukanbagipenyediaanBantuan Operasional Sekolah (BOS) dan beasiswa yang mendukung program Wajib Belajar 9tahun(alokasi2006mencapaiRp47triliunataumeningkat43persendariTA Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) Catatan atas Laporan Keuangan-26- 2005).Sedangkanfungsipertahananmembutuhkanalokasianggaranyangbesar untukmengembangkanprogrampertahananintegratif;pengembangan pertahanan matra darat, laut dan udara; serta pengembangan potensi dukungan pertahanan.Terakhir,fungsiekonomiterutamasekaliuntukmengatasidampak langsung kenaikan BBM dan meningkatkan prasarana pedesaan.Box 3: BRR NAD-Nias BadanRehabilitasidanRekonstruksi(BRR)NangroeAcehDarussalam(NAD)-Niasmerupakanbadanyangbertanggungjawabmelakukanrehabilitasidan rekonstruksiakibatterjadinyabencanaalamtsunamidangempabumidi wilayahPropvinsiNADdanKepulauanNiasSumateraUtarayangterbentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2005 tanggal 16 April 2005 yang selanjutnyaditetapkandalamUUNomor10Tahun2005tanggal25Oktober 2005.Badaninimemiliki6bidangyangmengurusilangsungmasalah-masalah rehabilitasidanrekonstruksisertasatukesekretariatan.Fokusdarimasing-masingbidangtersebutmeliputiperencanaan;pemberdayaankelembagaan masyarakat;perumahan,infrastrukturdantatagunalahan;pemberdayaan ekonomidanusaha;pembangunankeberagamaan,sosialdanbudayaserta peningkatan mutupendidikandankesehatan.Sementaradarisisipendanaan, BRR NAD-Nias mengelola dana yang bersumber dari APBN dan non-APBN.DaritotaldanaAPBNyangdikelolapadatahun2006sebesarRp14,1triliun, terdapatdanaDIPALuncuran(DIPA-L)sebesarRp3,6triliundenganrealisasi sebesar Rp2,08 triliun (58,62 persen), dan DIPA Umum TA 2006 sebesar Rp10,5 triliundenganrealisasisebesarRp7,9triliun(75,05persen).Sebagianbesar daridanatersebutdigunakanuntukbelanjamodal(belanjatanah,peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalandan jembatan, irigasi, jaringan serta lain-lainbelanjauntukperbaikaninfrastruktur)yangmencapaiRp6,6triliun, danbelanjabantuansosial(pendidikan,beasiswa,lembagaperibadatandan lainnya)yangmencapaiRp4,8triliun.Realisasidarimasing-masingjenis belanjatersebutadalahRp4,6triliundanRp3,6triliun.Meskipuntotal keseluruhanrealisasianggaranbelanjapadaTA2006mencapai79,91persen ataumeningkattajambiladibandingkandenganTA2005yanghanyasekitar 10,45persen,tetapiBRRNAD-Niasmasihbelumberhasilmengatasikendala dalampelaksanaananggaran.Haliniterlihatdenganadanyadanatrustfund yang merupakan dana DIPA-Umum TA 2006 yang telah ditarik dari Kas Negara tetapibelumdigunakanuntukpembelanjaandengannilaisebesarRp2,2 triliun.Dengandemikian,realisasiDIPAUmumTA2006padaBRRNAD-Nias sesungguhnya adalah sebesar Rp5,7 triliun, atau hanya sebesar 54,01 persen. Sementara itu, dana yang off budget meliputi bantuan ataupun komitmen dari lembagadalamdanluarnegerisepertibantuansosialkreditmikro,hibah Recovery of Aceh Nias Trust Fund (RANTF), komitmen NGO, bantuan ADB dan komitmendarimultidonordenganrealisasimencapaiRp454,9milyar, USD1.868,2 juta dan 79,2 juta Euro. Diharapkan dengan realisasi pelaksanaan anggaran yang berkesinambungan ini mampumerangsangpertumbuhanwilayahAceh-Nias.Pembangunan infrastrukturakanmampumengurangijumlahwilayahyangterisolirsecara geografis, sehingga mempercepat tumbuhnya kekuatan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.Mesk