Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

27
Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang. Latar belakang pemilihan tema ini adalah banyaknya dampak- dampak yang terjadi dari ke tidak efisienan supply listrik kepada masyarakat di antaranya adalah kenaikan harga yang terus terjadi, defisit APBN, fixed cost pemerintah untuk subsidi listrik yang terus meroket, ketidaksesuaian harga dan produk yang diterima masyarakat, dan kurangnya pasokan listrik karena kurangnya sumber daya penghasil listrik. Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk suatu negara tentu saja sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan energi listriknya. Di Indonesia khususnya, masalah kelistrikan timbul akibat kebutuhan energi listrik yang meningkat lebih pesat dibandingkan kemampuan PT. PLN (Persero) untuk memenuhi pasokan listrik yang dibutuhkan. Akibatnya, terjadi pemadaman bergilir dimana-mana dan masih terdapat beberapa daerah di Indonesia yang belum mendapatkan kesempatan untuk dialiri listrik. Banyak perhatian di curahkan publik untuk mengetahui permasalahan kelistrikan nasional kita. Semoga tulisan ini dapat membantu untuk menemukan solusi masalah kelistrikan nasional kita. 1.2 Ruang lingkup. Makalah ini akan membahas tentang penghapusan subsidi golongan rumah tangga I berkapasitas 6.600 volt ampere (Va) ke atas, golongan bisnis II dan bisnis III berkapasitas 6.600 (Va) ke atas, serta golongan pemerintah. Hal ini dilakukan sebagai awal kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) sebesar 15 persen (Jarman 29/10/2012).makalah ini juga akan membahas mengenai deficit APBN oleh PLN sebesar Rp. 37,6 triliun - Rp. 100 triliun. Hal mencengangkan yang di ungkapkan oleh Dahlan Iskan terasa sangat ganjil apabila di lihat dari tarif dasar listrik yang terus meningkat namun tetap merugikan Negara dengan jumlah yang cukup besar. Makalah ini juga akan membahas mengenai permasalahan vital pada pembangkit listrik yang ada di Indonesia dan pemecahan 1

Transcript of Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Page 1: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

1. Pendahuluan.

1.1 Latar belakang.

Latar belakang pemilihan tema ini adalah banyaknya dampak-dampak yang terjadi dari ke tidak efisienan supply listrik kepada masyarakat di antaranya adalah kenaikan harga yang terus terjadi, defisit APBN, fixed cost pemerintah untuk subsidi listrik yang terus meroket, ketidaksesuaian harga dan produk yang diterima masyarakat, dan kurangnya pasokan listrik karena kurangnya sumber daya penghasil listrik. Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk suatu negara tentu saja sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan energi listriknya. Di Indonesia khususnya, masalah kelistrikan timbul akibat kebutuhan energi listrik yang meningkat lebih pesat dibandingkan kemampuan PT. PLN (Persero) untuk memenuhi pasokan listrik yang dibutuhkan. Akibatnya, terjadi pemadaman bergilir dimana-mana dan masih terdapat beberapa daerah di Indonesia yang belum mendapatkan kesempatan untuk dialiri listrik. Banyak perhatian di curahkan publik untuk mengetahui permasalahan kelistrikan nasional kita. Semoga tulisan ini dapat membantu untuk menemukan solusi masalah kelistrikan nasional kita. 

1.2 Ruang lingkup.

Makalah ini akan membahas tentang penghapusan subsidi golongan rumah tangga I berkapasitas 6.600 volt ampere (Va) ke atas, golongan bisnis II dan bisnis III berkapasitas 6.600 (Va) ke atas, serta golongan pemerintah. Hal ini dilakukan sebagai awal kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) sebesar 15 persen (Jarman 29/10/2012).makalah ini juga akan membahas mengenai deficit APBN oleh PLN sebesar Rp. 37,6 triliun - Rp. 100 triliun. Hal mencengangkan yang di ungkapkan oleh Dahlan Iskan terasa sangat ganjil apabila di lihat dari tarif dasar listrik yang terus meningkat namun tetap merugikan Negara dengan jumlah yang cukup besar. Makalah ini juga akan membahas mengenai permasalahan vital pada pembangkit listrik yang ada di Indonesia dan pemecahan masalahnya. Tema pada makalah ini berdasar pada berita di situs okezone.com dengan alamat http://economy.okezone.com/read/2012/10/29/19/710646/golongan-tarif-listrik-yang-bakal-kena-kenaikan

2. pembahasan.

2.1.1. Rumusan masalah

Listrik merupakan komoditi strategis sehingga pemerintah perlu campur tangan untuk mendorong proses produksi dan distribusi listrik yang lebih merata terutama dalam menentukan harga listrik yang terjangkau dan dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas. Pemerintah mengatur tarif dasar listrik (TDL) berdasarkan daya beli masyarakat dan perekonomian nasional denganmemberikan subsidi listrik kepada PLN. Beban subsidi yang semakin besar terhadap APBN berdampak pada peningkatan defisit APBN. Defisit anggaran merupakan permasalahan

1

Page 2: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

yang cukup krusial di Indonesia karena memberikan tekanan pada perencanaan anggaran, terutama pada sisi pengeluaran. Kenaikan TDL merupakan salah satu cara pemerintah dalam mengatasi kenaikan subsidi yang selalu meningkat dari tahun ketahun akibat meningkatnya harga BBM dan turunnya nilai tukar rupiah. Kenaikan TDL menyebabkan biaya produksi meningkat sehingga kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) bergeser ke kiri atas. Hal ini akan mengakibatkan harga-harga naik (inflasi) dan output keseimbangan yang baru akan turun. Sektor industri merupakan pelanggan listrik yang rentan terkena dampak kenaikan TDL, karena konsumsi listriknya cukup besar. Kenaikan TDL dari sisi produsen secara langsung akan meningkatkan biaya produksi yang berdampak pada turunnya konsumsi listrik oleh industri sehingga menyebabkan produktivitasnya menurun. Turunnya produktivitas pada sektor industri menyebabkan penurunan output sehingga aktivitas ekonomi mengalami penurunan yang berdampak pada turunnya kesempatan kerja dan pendapatan rumahtangga. Penurunan pendapatan rumahtangga dan kenaikan harga barang/jasa akibatkenaikan TDL berdampak pada menurunkan konsumsi masyarakat sehingga akan mempengaruhi jumlah permintaan barang/jasa yang ada di pasar. Kenaikan TDLyang berdampak terhadap menurunnya produksi barang/jasa sehingga penyerapan tenaga kerja berkurang menyebabkan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi dan mempersempit lapangan kerja sehingga semakin mempersulit pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Permasalahannya adalah sejauh mana kenaikan TDL berpengaruh pada kinerja perekonomian makro seperti penyerapan tenaga kerja, investasi, konsumsi, neraca perdagangan dan terhadap kinerja sektoral terutama pada sektor-sektor yang paling rentan.

Di sisi lain pemerintah juga sadar akan dampak ekonomi dari kenaikan TDL tersebut sehingga diberlakukan kenaikan TDL yang berbeda pada tiap kelompok pelanggannya sesuai dengan daya beli masyarakat, golongan tersebut adalah yang dicabut subsidinya seperti golongan rumah tangga I berkapasitas 6.600 volt ampere (Va) ke atas, golongan bisnis II dan bisnis III berkapasitas 6.600 (Va) ke atas, serta golongan pemerintah dan akan di kenakan kenaikan tarif dasar listrik sebesar 15%. Pemerintah seharusnya juga membuat rencana kebijakan ekonomi yang mampu mengurangi dampak negatif terhadap perekonomian nasional terutama pada sektor yang rentan terhadap kenaikan TDL. Kebijakan penurunan pajak pertambahan nilai (PPN) bisa dilakukan pemerintah untuk mengurangi melonjaknya biaya produksi akibat kenaikan TDL. Kebijakan penurunan PPN diharapkan mendorong sektor industri tetap berproduksi dan meningkatkan outputnya dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, sehingga roda perekonomian tetap berputar. Kebijakan untuk meminimalisasi dampak negatif dari kenaikan TDL ini seharusnya tidak hanya dilakukan oleh pemerintah sendiri, PT. PLN maupun NON PLN yang membangkitkan listrik seharusnya melakukan efisiensi produksi sehingga subsidi listrik tidak melonjak dan kenaikan TDL bisa dihindari. Sektor-sektor yang terkena dampak kenaikan TDL juga perlu melakukan kebijakan meningkatkan efisiensi sehingga tetap bisa meningkatkan produksinya. Efisiensi bisa menekan melonjaknya biaya produksi sehingga industri tetap mampu bersaing dan menghasilkan output sesuai daya beli masyarakat. Jika pemerintah, sektor listrik dan dunia usaha bersama-sama melakukan kebijakan yang tepat maka dampak negatif kenaikan

2

Page 3: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

TDL terhadap perekonomian di Indonesia dapat diminimalisasi sehingga pertumbuhan ekonomi tetap meningkat.Selain itu, ada keganjilan-keganjilan yang terjadi di tubuh PLN dimana terjadi deficit APBN sebesar Rp. 37,6 triliun – Rp. 100 triliun yang seharusnya tidak perlu terjadi.

2.1.2. Kerangka teori.

Listrik merupakan salah satu sumber daya energi dan mempunyai sifat sebagai barang publik yang mendekati kategori barang privat yang disediakan pemerintah (publicly provided private good). Penyediaan dan pemenuhan kebutuhan listrik merupakan masalah yang menyangkut hidup seluruh masyarakat sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33. Listrik merupakan komoditi strategis yang digunakan oleh hampir semua sektor dalam produksi sehingga kebijakan yang kurang pas akan menyebabkan meningkatnya harga output kemudian berdampak pada menurunkan daya beli masyarakat. Campur tangan pemerintah untuk mendorong proses produksi dan distribusi listrik yang lebih merata mutlak diperlukan terutama dalam menentukan harga listrik yang terjangkau dan dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas.

Pemerintah berdasarkan UU Nomor 15 tahun 1985 memberikan wewenang kepada PT. PLN (Persero) sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan dan bertugas sebagai penyedia tenaga listrik bagi masyarakat. PLN dalam memproduksi listrik menggunakan pembangkit yang berbahan bakar BBM sekitar 20 persen, namun biaya BBM mencapai 70 persen dari biaya bahan bakar keseluruhan. Hal ini karena BBM memang relatif lebih mahal dari bahan bakar lain seperti batubara dan gas alam sehingga kenaikan BBM ini berefek pada meningkatnya biaya operasional PLN.

Berdasarkan UU nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN, Pemerintah harus memberikan subsidinya untuk menutupi melonjaknya biaya produksi listrik sehingga tidak merugikan PLN. Pemerintah juga harus memantau PLN agar melakukan efisiensi dalam produksi baik dengan mengurangi pemakaian BBM atau mencari bahan bakar alternatif misalnya dengan batubara, gas bumi dan tenaga surya. Besar subsidi listrik yang dikeluarkan pemerintah tiap tahun berbeda dan berdasarkan data APBN dari tahun 1998 hingga tahun 2004 tidak terlalu besar namun sejak tahun 2005, subsidi listrik mengalami peningkatan yang sangat besar. Peningkatan subsidi yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 30.393,3 milliar dari subsidi ditahun 2005 yang hanya Rp. 8.850,6 milliar. Bahkan pada tahun 2008 subsidi yang dikeluarkan pemerintah mencapai angka Rp. 83.906,5 milliar dan ditahun 2009 besar subsidi mencapai Rp. 57.420 milliar malah di gadang-gadang besaran subsidi listrik di tahun 2012 ini mencapai Rp. 92 triliun. Nilai subsidi listrik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : nilai penjualan tenaga listrik (GWh), harga minyak mentah dunia (US $/barel), dan nilai tukar/kurs rupiah terhadap dollar. Harga minyak mentah dunia yang meningkat terus dan perubahan dari nilai tukar rupiah serta peningkatan laba.

3

Page 4: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

Menurut Pindyck (2003), subsidi merupakan pembayaran yang mengurangi harga pembeli di bawah harga penjual dan dapat disebut sebagai pajak negatif. Subsidi menimbulkan efek yang berlawanan dari efek yang ditimbulkan pajak. Pemberian subsidi menimbulkan efek yang positif dan negatif. Efek positif subsidi adalah peningkatan daya beli masyarakat sehingga terjadi peningkatan output. Efek negatif subsidi adalah menimbulkan distorsi perekonomian yakni alokasi sumber daya yang tidak efisien. Hal ini tercermin adanya kecenderungan masyarakat mengkonsumsi barang yang disubsidi secara berlebihan. Disisi lain penyelenggaraan untuk keperluan subsidi ini semakin membebani APBN sehingga sejak tahun anggaran 2000 pemerintah mengambil keputusan pengurangan subsidi BBM dan tarif dasar listrik secara bertahap.

Menurut Keynes intensitas kegiatan perekonomian ditentukan oleh besaran pengeluaran agregat (konsumsi maupun investasi).Tingkat belanja tersebut pada periode tertentu tidak sesuai lagi dengan kebutuhan untuk mencapai tingkat optimum tercapainya kondisi full employment. Hal ini karena investasi yang dilakukan pihak swasta lebih kecil daripada tabungan yang dibutuhkan dalam perekonomian. Bagi Keynes, pasar bebas tidak mampu menjamin tercapainya kondisi full employment, sebagaimana yang diteorikanoleh Adam Smith, untuk itu perlu intervensi pemerintah dalam perekonomian. Alasan perlunya intervensi pemerintah dalam perekonomian adalah untuk :

Menjamin kepastian hukum melalui berbagai peraturan yang tidak mampu dihasilkan oleh sektor swasta;

Mengkoreksi adanya kegagalan pasar yang disebabkan imperfect competition, public goods,externality, dan asymmetric information;

Adanya merit goods, yaitubarang yang tetap harus disediakan walaupun tidak diminta masyarakat.

Selaras dengan pendapat Keynes, Musgrave menyatakan bahwa fungsi pemerintah dalam perekonomian modern adalah untuk memenuhi tiga fungsi, yaitu pertama, fungsi alokasi, pemerintah harus mengupayakan pengalokasian sumber daya ekonomi secara efisien. Kedua, fungsi distribusi, pemerintah harus menjamin terciptanya distribusi pendapatan yang merata dan terwujudnya keadilan sosial. Ketiga, fungsi stabilisasi, pemerintah berkewajiban menjaga kondisi perekonomian dalam keadaan full employment dan menjalankan kebijakan ekonomi makro. Di samping peran pemerintah yang strategis tersebut, ternyata pemerintah juga menghadapi resiko kegagalan dalam mencapai tujuannya. Terdapat empat sumber pokok kegagalan pemerintah yaitu, keterbatasan informasi, keterbatasan kendali atas respon pasar, keterbatasan kendali atas birokrasi, dan keterbatasan karena proses politik (Priyarsono et al 2007).

Dalam suatu perekonomian terdapat berbagai macam pasar yang saling terkait satu dengan lainnya, sehingga perubahan yang terjadi pada satu pasar akan menyebabkan pasar lainnya juga ikut berubah. Suatu keseimbangan umum akan tercapai bila permintaan dan penawaran pada masing-masing pasar, baik pasar faktor produksi maupun pasar komoditas, berada dalam

4

Page 5: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

keseimbangan. Pembentukan model ekonomi yang menggambarkan suatu perekonomian yang terdiri dari semua pasar dan semuanya dalam keseimbangan yang dikomputasikan disebut dengan model Computable General Equilibrium (CGE). Dalam model CGE ini terdapat sekumpulan fungsi permintaan dan penawaran, yang mencakup pasar komoditas maupun faktor produksi. Dalam model CGE juga terdapat himpunan persamaan yang menentukan arus pendapatan dari setiap pelaku dalamperekonomian.Pengembangan model keseimbangan umum dipelopori oleh Leontief, Manne, Johansen, Jorgensen, Adelman, Shoven dan Whalley (Dixon et al. 1992). Menurut mereka model ini dapat digunakan untuk menganalisis dampak dari suatu kebijakan secara kuantitatif. Kebijakan yang dianalisis dapat berupa kebijakan pajak, hambatan perdagangan (trade barriers), perubahan belanja pemerintah, harga komoditas, teknologi dan kebijakan di bidang lingkungan. Dampak dari kebijakan tersebut dapat dianalisis pada tingkat industri, jenis pekerjaan, rumahtangga, pemerintah dan wilayah serta berbagai peubah ekonomi makro, seperti inflasi, neraca perdagangan, investasi dansebagainya (Sahara 2003). Model keseimbangan umum memandang perekonomian sebagai suatu sistem yang lengkap. Model ini tidak hanya dibangun pada tingkat agregat, tetapi dapat pula dibangun sampai dengan tingkat mikro secara rinci, yang menyatakan saling ketergantungan dari berbagai komponen ekonomi di dalamnya, yaitu antar industri, komoditas, rumahtangga, investor, pemerintah, importir, eksportir dan antar pasar yang berbeda. Keseimbangan umum dapat tercapai bila perekonomian diasumsikan dalam kondisi pasar persaingan sempurna dan tidak terdapat kondisi increasingreturns to scale (Sudarsono 1995). Asumsi-asumsi lain yang mendorong terciptanya kondisi keseimbangan umum adalah :

pada pasar komoditas dan pasar input, total permintaan samadengan total penawarannya; pada tingkat harga keseimbangan keuntunganperusahaan sama dengan nol; pendapatan rumahtangga sama denganpengeluarannya; penerimaan pemerintah sama dengan pengeluarannya.

Pada model keseimbangan umum berlaku hukum Walras yang menyatakan bahwa semua harga dan kuantitas barang di semua pasar ditentukan secara simultan melalui proses interaksi satu dengan lainnya. Keseimbangan umum tercapai bila tidak ada excess demand pada semua vektor harga. Konsep dasar keseimbangan umum didasarkan pada kondisi pareto optimum pada setiap pelaku ekonomi, yaitu produsen, konsumen, investor dan pemerintah. Pareto optimum adalah suatu kondisi dimana satu pihak tidak dapat meningkatkan kepuasaannya (better off) tanpa mengurangi kepuasan pihak untuk mencapai kondisi pareto optimum dalam keseimbangan umum, yaitu keseimbangan produksi, keseimbangan konsumsi dan keseimbangan simultan. Kondisi pareto optimum pada konsumen didekati dengan konsep Tingkat Pertukaran Marginal atau Marginal Rate of Substitution (MRS). MRS menunjukkan kesediaan seorang konsumen untuk menukarkan satu unit terakhir dari suatu barang untuk mendapatkan beberapa unit barang lainnya. Setiap konsumen akan selalu menyamakan MRS dengan harga relatif kedua barang yang akan dikonsumsinya untuk mencapai kepuasan yang optimal (Oktaviani 2008).

5

Page 6: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

Kebutuhan listrik di Indonesia semakin hari semakin besar, seiring bertambahnya jumlah penduduk serta peningkatan aktifitas sosial ekonomi. Konsumen terbesar dari energi listrik untuk semua periode adalah sektor industri, kemudian disusul sektor rumah tangga, komersial dan pemerintahan. Sedangkan yang paling kecil mengkonsumsi listrik adalah sektor transportasi, karena pada sektor transportasi bahan bakar listrik hanya dimanfaatkan oleh kereta rel listrik (KRL). Meskipun pemanfaatan listrik cukup prospektif, tetapi terdapat kendala dalam proses pembangkitannya, mengingat sebagian besar dari bahan bakar yang dimanfaatkan oleh pembangkit listrik di Indonesia adalah bahan bakar fosil (Sugiyono, 2000). Menurut Outlook Energi Nasional 2011, dalam kurun waktu 2000-2009 konsumsi energi Indonesia meningkat dari 709,1 juta SBM (Setara Barel Minyak/BOE) ke 865,4 juta SBM. Atau meningkat rata-rata sebesar 2,2 % pertahun. Konsumsi energi ini sampai akhir tahun 2011, terbesar masih dikuasai oleh sektor industri, dan diikuti oleh sektor rumah tangga, dan sektor transportasi.

Gambar 1 Grafik laju konsumsi energi per sektor

Dari sektor ketenagalistrikan, saat ini pembangkit listrik di Indonesia  masih didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil, khususnya batubara. Sedangkan daerah yang masih mengalami kekurangan daya listrik seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara, dan Papua pembangkit listriknya masih menggunakan BBM, yang dalam komponen biaya pembangkitan masih merupakan komponen terbesar. Berikut ini adalah ilustrasi hitungan BPP listrik yg dilakukan oleh Direktorat Jenderal LPE ESDM tahun 2010 (sudah diaudit oleh BPK) sebagai berikut  :

Jenis Pembangkitan :

IPP Rp. 580,83 /kWh;

6

Page 7: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

PLTAir Rp. 149,21 /kWh; PLTUap Rp. 622,91 /kWh; PLTDiesel Rp. 4.796,11 /kWh ß; PLTGas Rp. 1.642,06 /kWh ß; PLTPanasbumi Rp. 776,09 /kWh; PLTGU Rp. 813,27 /kWh.

Biaya rata-rata :

Pada Transmisi HV Rp. 874,61 /kWh; Pada Jaringan TM Rp. 928,95 /kWh; Pada Jaringan TR Rp. 1.074,48 /kWh; BPP rata-rata Rp. 1.008,29 /kWh ( th.2010 ).

Permasalahan di bidang energi muncul saat kita mulai membicarakan subsidi BBM dari pemerintah. Indonesia mengalami kerugian berlipat-lipat dari program subsidi BBM untuk sarana transportasi saja, antara lain :

Devisa negara melayang dipakai untuk membeli minyak; Devisa negara melayang dipakai untuk subsidi BBM; BBM yang bersubsidi hanya dipakai oleh golongan menengah ke atas untuk

menghadapi kemacetan  di jalan raya perkotaan.

Oleh karena itu, untuk pembangkitan listrik Indonesia harus mampu mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik berbahan bakar BBM.Sebagai contoh untuk memenuhi kebutuhan listrik di Wamena, pemerintah mengangkut solar menuju pembangkit listrik dengan menggunakan pesawat udara. Harga solar yang seharusnya Rp. 6.000/liter itu, harganya membengkak menjadi 16.000/liter. Atau dengan kata lain, biaya pengiriman solar ke Wamena tiap bulan saja menghabiskan biaya rata-rata sebesar RP. 1.132.362.000,00. Bayangkan jika uang sebesar itu digunakan untuk membangun infrastruktur di Wamena.

Untuk sekedar diketahui bahwa dalam kurun waktu 2004-2010 rata-rata subsidi BBM Indonesia adalah sebesar 90 trilyun rupiah.Sedangkan subsidi listrik terus meningkat dari tahun ke tahun mencapai sekitar 20 kali lipat dari tahun 2004.

Kebijakan penghapusan subsidi listrik akan membebani masyarakat, baik rumah tangga maupun sektor produksi. Dampak negatif dari penurunan subsidi listrik pada sisi makro adalah adanya inflasi, menurunnya pertumbuhan ekonomi, menurunnya tingkat kesempatan kerja, dan menurunnya daya saing perdagangan di pasar internasional. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meminimalkan dampak ekonomi dengan cara penurunan secara bertahap subsidi listrik yang berefek kenaikan TDL dimana diberlakukan kebijakan kenaikan yang berbeda menurut kelompok penggunanya.

7

Page 8: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

2.1.3. Pembangkit listrik.

Sejalan dengan pertumbuhan infrastruktur dan ekonomi, kebutuhan energi listrik Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat dengan pesat hingga mencapai tiga kali lipat. Selain itu, pembangkit listrik yang digunakan Indonesia saat ini untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya, sebagian besar juga merupakan pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas alam, dan batubara. Apabila Indonesia terus bergantung dengan sumber energi ini, tentu saja hal ini bukan pilihan yang bijaksana karena hanya akan menimbulkan permasalahan dikemudian hari akibat persediaan bahan bakarnya di dunia yang terbatas.

Persediaan bahan bakar fosil di dunia ini adalah terbatas. Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil diperkirakan hanya akan bertahan sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam, dan 200 tahun untuk batu bara. Kondisi keterbatasan sumber energi di tengah semakin meningkatnya kebutuhan energi dunia dari tahun ketahun, serta tuntutan untuk melindungi bumi dari pemanasan global/polusi lingkungan menjadikan tantangan buat Indonesia untuk segera menguasai teknologi baru sumber energi yang terbarukan.

Di antara sumber energi alternatif yang tersedia saat ini yang banyak dikembangkan di dunia (seperti tenaga nuklir, angin, air,  gelombang air laut, surya, tenaga panas bumi, tenaga hidrogen, dan bio-energi), pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu pembangkit listrik yang dapat dikembangkan di Indonesia untuk skala mikro dan mini untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil.

Pembangkit listrik tenaga angin.

Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau sering juga disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) adalah salah satu pembangkit listrik energi terbarukan yang ramah lingkungan dan memiliki efisiensi kerja yang baik jika dibandingkan dengan pembangkit listrik energi terbarukan lainnya. Prinsip kerja PLTB adalah dengan memanfaatkan energi kinetik angin yang masuk ke dalam area efektif turbin untuk memutar baling-baling/kincir angin, kemudian energi putar ini diteruskan ke generator untuk membangkitkan energi listrik. Berdasarkan data dari GWEC, jumlah PLTB yang ada di dunia saat ini adalah sebesar 157.900 MWatt (sampai dengan akhir tahun 2009), dan pembangkit jenis ini setiap tahunnya mengalami peningkatan dalam pembangunannya sebesar 20-30%. Teknologi PLTB saat ini dapat mengubah energi gerak angin menjadi energi listrik dengan efisiensi rata-rata sebesar 40%. Efisiensi 40% ini disebabkan karena akan selalu ada energi kinetik yang tersisa pada angin karena angin yang keluar dari turbin tidak mungkin mempunyai kecepatan sama dengan nol.

8

Page 9: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

Pembangkit listrik tenaga air.

Pembangkit listrik tenaga air adalah istilah yang mengacu pada listrik yang dihasilkan oleh PLTA, produksi tenaga listrik melalui penggunaan gaya gravitasi jatuh atau air yang mengalir. Ini adalah bentuk paling banyak digunakan dari energi terbarukan, akuntansi untuk 16 persen dari konsumsi listrik global, dan 3.427 terawatt-jam produksi listrik pada tahun 2010, yang terus pesatnya laju kenaikan yang dialami antara tahun 2003 dan 2009. Hydropower diproduksi di 150 negara, dengan kawasan Asia-Pasifik menghasilkan 32 persen dari tenaga air global pada tahun 2010. China adalah produsen pembangkit listrik tenaga air terbesar, dengan 721 terawatt-jam produksi tahun 2010, yang mewakili sekitar 17 persen dari penggunaan listrik dalam negeri. Sekarang ada tiga pabrik pembangkit listrik tenaga air yang lebih besar dari 10 GW: Three Gorges Dam di China, Dam Itaipu di Brazil, dan Bendungan Guri di Venezuela. Biaya pembangkit listrik tenaga air relatif rendah, sehingga sumber kompetitif listrik terbarukan. Rata-rata biaya listrik dari pembangkit hydro lebih besar dari 10 megawatt adalah 3 sampai 5 sen dolar AS per kilowatt-jam. Hydro juga merupakan sumber fleksibel listrik sejak tanaman bisa menggenjot produksinya naik dan turun sangat cepat untuk beradaptasi dengan perubahan energi tuntutan. Namun, pembendungan mengganggu aliran sungai dan dapat merusak ekosistem lokal, dan membangun bendungan besar dan waduk sering melibatkan orang menggusur dan satwa liar. Setelah sebuah kompleks pembangkit listrik tenaga air dibangun, proyek ini tidak menghasilkan limbah langsung, dan memiliki output yang jauh lebih rendah tingkat gas rumah kaca karbon dioksida (CO2) dari bahan bakar fosil pembangkit energi bertenaga. 

PLTA telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu. Yunani tercatat sebagai negara pertama yang memanfaatkan tenaga air untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya. Pada akhir tahun 1999, tenaga air yang sudah berhasil dimanfaatkan di dunia adalah sebesar 2650 TWh, atau sebesar 19 % energi listrik yang terpasang di dunia. Indonesia mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 70.000 mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau 3.529 MW atau 14,2 % dari jumlah energi pembangkitan PT PLN.

Tenaga air pada dasarnya adalah sebuah kekuatan yang berasal dari energi air yang mengalir. Tenaga air menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan sumber energi lainnya, tetapi terdapat pula kelemahan yang juga harus dipaparkan. Mari kita mulai dengan keunggulannya. Hal pertama yang perlu diketahui adalah tenaga air merupakan sumber energi bersih yang terbarukan dan tidak mencemari planet kita dengan emisi CO2 yang berbahaya, tidak seperti pembakaran pada bahan bakar fosil. Meskipun tenaga air tidak menimbulkan polusi udara dan tidak berkontribusi pada masalah perubahan iklim seperti pada bahan bakar fosil, tenaga air tidak sepenuhnya merupakan sumber energi ramah lingkungan. Tenaga air merupakan sumber energi yang jauh lebih stabil (konstan) dibandingkan dengan tenaga angin dan tenaga surya karena setelah bendungan selesai dibangun listrik dapat diproduksi pada tingkat stabil. Dan juga ketika

9

Page 10: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

permintaan listrik tidak tinggi, mudah untuk menghentikan pembangkit listrik dan menjalankannya lagi di saat permintaan meningkat.

Setelah bendungan dibangun, mereka tidak hanya sangat efisien tetapi juga dirancang untuk bertahan dalam waktu yang sangat lama, dengan biaya operasional dan pemeliharaan yang relatif rendah. Pembangkit listrik tenaga air sebenarnya merupakan salah satu sumber energi yang paling dapat diandalkan, dan energi terbarukan yang paling efisien dalam menjamin pasokan listrik secara konstan di berbagai belahan dunia. Pembangkit listrik tenaga air juga dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tempat bendungan dibangun karena danau yang terbentuk di belakang bendungan tidak hanya sering digunakan untuk tujuan irigasi tetapi juga untuk pariwisata dan rekreasi dalam bentuk olahraga air, memancing, berenang, berperahu, dan jenis rekreasi lainnya. Dan tentu saja, pemanfaatan tenaga air tidak menghasilkan limbah seperti pada beberapa sumber energi lain  (terutama bahan bakar fosil dan energi nuklir).

Ketika membicarakan kerugian tenaga air, banyak orang yang menunjuk kerusakan lingkungan yang dapat terjadi sebagai hasil dari pembangunan bendungan.Misalnya bendungan tenaga air dapat mengganggu aliran alami sungai yang dapat memiliki banyak dampak negatif pada ekosistem sungai.Jika bendungan yang dibangun benar-benar besar, hal ini dapat menyebabkan erosi, tanah longsor dan kerusakan geologi yang serius (kasus ini terjadi pada pembangunan Three Gorges Dam di Cina dan Hoover Dam di Amerika Serikat). Hal ini juga dapat menyebabkan banjir, dan kadang-kadang masyarakat setempat bahkan harus meninggalkan rumah mereka (ini yang terjadi pada Three Gorges Dam yang mengakibatkan 1,24 juta orang mengungsi karena banjir serius). Bendungan pembangkit listrik tenaga air juga dapat mengubah tingkat aliran, pola aliran, suhu air, yang kesemuanya dapat memberikan efek yang sangat berbahaya terhadap satwa liar. Kekurangan tenaga air dari segi ekonomi meliputi biaya awal yang sangat besar untuk membangun bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air, yang berarti bahwa pembangunan pembangkit listrik tenaga air harus beroperasi setidaknya selama beberapa dekade sebelum mulai membawa keuntungan. Juga, di saat kekeringan ketika tidak ada air yang cukup, tenaga air tidak bisa menghasilkan energi listrik.Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :

Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan;

Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia;

PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun; Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain,

seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata; Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.

10

Page 11: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga dampak negatif dari pembangunan PLTA pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat dibangunnya bendungan, pembangunan bendungannya juga memakan biaya dan waktu yang lama. Disamping itu, terkadang kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal) sebagai energi penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung berapi di indonesia, dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi. Keuntungan teknologi ini ada dua, yaitu bersih, dapat beroperasi pada suhu yang lebih rendah daripada PLTN, dan aman, bahkan geothermal adalah yang terbersih dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara. Meskipun tergolong ramah lingkungan, namun beberapa hal perlu dipertimbangkan apabila pembangkit listrik tenaga panas bumi ingin dikembangkan sebagai pembangkit dengan skala besar. Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan adalah kandungan uap panas dan sifat fisika dari uap panas di dalam reservoir dan penurunan tekanan yang terjadi sebagai akibat digunakannya uap panas di dalam reservoir. Apabila semua aspek tersebut dapat dipenuhi, tidak tertutup kemungkinan bahwa pembangkit ini akan diterima oleh semua pihak. PLTP juga membawa pengaruh yang kurang menguntungkan pada lingkungan dan harus diminimalisasi, antara lain : polusi udara, polusi air, polusi suara, dan penurunan permukaan tanah. 

Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Sesungguhnya prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja yang digunakan pada PLTP adalah uap panas bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya operasional PLTP juga lebih murah dibandingkan dengan PLTU, karena tidak perlu

11

Page 12: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

membeli bahan bakar, namun membutuhkan biaya investasi yang cukup besar untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.

Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi. Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapatkan air dari lapisan humus di bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan kantong uap tersebut, hingga uap dalam akan menyembur keluar. Semburan uap dialirkan ke turbin penggerak generator. Namun ada dampak yang tidak menguntungkan dari uap yang menyembur keluar ini. Uap yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni.Zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, CO2, H2S dan NH4. Pengotor ini akan mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudut-sudut turbin dan mencemari lingkungan.

Setelah menggerakan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air dan disuntikan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah maupun akan dibangun harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini maka PLTP termasuk pada pusat pembangkit yang menggunakan energi yang terbaharukan.

Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang berpotensi panas bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator.

Panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi dapat langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu.Pembangkit listrik tenaga panas bumi termasuk sumber Energi terbaharui.

Energi Panas Bumi

Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas dari hasil reaksi nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam semesta ini. Reaksi nuklir yang masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada saat ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi di matahari dan juga di bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami tersebut menghasilkan panas berorde jutaan derajat Celcius. Permukaan bumi pada mulanya juga memiliki panas yang sangat dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard tahun) suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja yang masih panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber energi panas bumi. Semua energi panas bumi sering tampak dipermukaan bumi dalam bentuk semburan air panas, uap panas dan sumber air belerang.

Energi panas bumi digunakan manusia sejak sekitar 2000 tahun SM berupa sumber air panas untuk pengobatan yang sampai saat ini juga masih banyak dilakukan orang, terutama sumber air

12

Page 13: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

panas yang banyak mengandung garam dan belerang. Sedangkan energi panas bumi digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik baru dimulai di Italia pada tahun 1904. Sejak itu energi panas bumi mulai dipikirkan secara komersial untuk pembangkit tenaga Isitrik.

Energi panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang diberikan oleh alam seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan tenaga air. Energi primer ini di Indonesia tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas) dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia. Sedangkan cadangan energi panas bumi di Indonesia relatif lebih besar bila dibandingkan dengan cadangan energi primer lainnya, hanya saja belum dimanfaatkan secara optimal. Selain dari pada itu panas bumi adalah termasuk juga energi yang terbarukan, yaitu energi non fosil yang bila dikelola dengan baik maka sumber dayanya relatif tidak akan habis, jadi amat sangat menguntungkan. Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi:

a. Energi panas bumi (uap basah).

Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20% uap dan 80% air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.

b. Energi panas bumi (air panas).

Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut brine dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi “air panas” bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya.

c. Energi panas bumi (batuan panas).

Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi.

Masa Depan Listrik Panas Bumi.

13

Page 14: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

Meningkatnya kebutuhan energi dunia ditambah lagi dengan semakin tingginya kesadaran akan kebersihan dan keselamatan lingkungan, maka panas bumi (geothermal) akan mempunyai masa depan yang cerah. Program EGS (enhanced geothermal systems) yang dilakukan Amerika Serikat misalnya, adalah suatu program besar-besaran untuk menjadikan geothermal sebagai salah satu primadona pembangkit listrik pada 2050 yang akan datang.

Indonesia sendiri sebetulnya sangat berpeluang untuk melakukan pemanfaatan geothermal sebagai pembangkit listrik, bahkan berpotensi sebagai negara pengekspor listrik bila ditangani secara serius. Hal ini tidak berlebihan, mengingat banyaknya sumber geothermal yang sudah siap diekploitasi di sepanjang Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Indonesia sebagai negara vulkanik mempunyai sekitar 217 tempat yang dianggap potensial untuk eksplorasi energi panas bumi. Untuk mempermudah pelaksanaannya tidak ada salahnya bila kita bekerja sama dengan negara maju asalkan kepentingan kita yang lebih dominan. Misalnya kita bekerja sama dengan US Department of Energy (DOE) untuk mendapat berbagai hasil riset mereka dalam EGS.

Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

a) Reservoir Panas Bumi.

Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu yang ber-suhu rendah (low temperature) dengan suhu di bawah 1500oC dan high temperature dengan suhu diatas 1500oC. Yang paling baik untuk digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik adalah yang masuk kategori high temperature. Namun dengan perkembangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 500 C.

b) Pembangkit (Power Plants).

Pembangkit (power plants) untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi pada suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820oF (50 s/d 2500oC). Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada suhu sekitar 10220oF atau 5500oC. Inilah salah satu keunggulan pembangkit listrik geothermal.

Pembangkit yang digunakan untuk mengkonversi fluida geothermal menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plants lain yang bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya.

Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power plants) yang dapat mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.

14

Page 15: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

I. Dry Steam Power Plants.

Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam) langsung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini pertama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini masih berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan seperti yang ada di Geysers, California Utara. PLTP sistem dry steam mengambil sumber uap panas dari bawah permukaan. Sistem ini dipakai jika fluida yang dikeluarkan melalui sumur produksi berupa fasa uap. Uap tersebut yang langsung dimanfaatkan untuk memutar turbin dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator untuk menghasilkan energi listrik.

II. Flash Steam Power Plants.

PLTP sistem Flash Steam merupakan PLTP yang paling umum digunakan.Pembangkit jenis ini memanfaatkan reservoir panas bumi yang berisi air dengan temperatur lebih besar dari 82°C.Air yang sangat panas ini dialirkan ke atas melalui pipa sumur produksi dengan tekanannya sendiri. Karena mengalir keatas, tekanannya menurun dan beberapa bagian dari air menjadi uap. Uap ini kemudian dipisahkan dari air dan dialirkan untuk memutar turbin. Sisa air dan uap yang terkondensasi kemudian disuntikkan kembali melalui sumur injeksi kedalam reservoir, yang memungkinkan sumber energi ini berkesinambungan dan terbarui. Contoh dari Flash Steam Power Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field, California, USA.

III. Binary Cycle Power Plants (BCPP).

BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi sebelumnya yaitu dry steam dan flash steam. PLTP sistem Binary Cycle dioperasikan dengan air pada temperatur lebih

rendah yaitu antara 107°-182°C. Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari sumur produksi (production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk

memanaskan apa yang disebut dengan working fluid (biasanya senyawa organik seperti isobutana, yang mempunyai titik didih rendah) pada heat exchanger. Working fluid kemudian

menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk

menghasilkan sumber daya listrik.Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plants ini sebetulnya merupakan

sistem tertutup.Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer. Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu 90-1750C. Contoh penerapan teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal Power Plants di Casa Diablo geothermal field, USA.

15

Page 16: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

3. Penutup.

Kenaikan harga minyak mentah dunia mendorong meningkatnya biaya operasional sektor listrik dalam membangkitkan listrik, yang berdampak pada melonjaknya subsidi listrik di APBN. Melonjaknya subsidi listrik akan membebani APBN, sehingga pemerintah mengambil kebijakan kenaikan TDL untuk membatasi subsidi yang harus dikeluarkan. Dari hasil simulasi di atas kenaikan TDL berdampak negatif terhadap kinerja ekonomi makro dan sektoral di Indonesia.Kebijakan kenaikan TDL ini harus melihat semua kepentingan, tidak hanya kepentingan PLN atau kepentingan APBN namun juga harus memperhatikan kepentingan dunia industri nasional dan kepentingan masyarakat luas. Melonjaknya subsidi listrik di Indonesia dimungkinkan adanya ketidakefisiensian dalam proses produksi maupun distribusi listrik. Penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar minyak (BBM) yang harganya semakin tinggi merupakan sumber ketidakefisiensian dalam proses produksi. Subsidi listrik sebenarnya bisa dibatasi dengan meningkatkan efisiensi produksi di sektor listrik sehingga bisa menekan biaya operasional.Peningkatan efisiensi di sektor listrik dalam penggunaan tenaga kerja maupun kapital yang produktif mampu menurunkan biaya pokok penyediaan listrik (BPP). Penurunan biaya pokok penyediaan listrik akan menyebabkan penurunan harga output listrik sehingga subsidi listrik bisa dibatasi tanpa merugikan PLN maupun masyarakat. Kebijakan efisiensi di sektor listrik cukup efektif untuk menghindari kenaikan TDL tanpa membebani APBN.

Bisa di bilang bahwa kejadian yang ada saat ini adalah sebagai dampak kurangnya ketelitian pembuatan pembangkit listrik, Apabila sejak awal pembangkit yang di gunakan adalah dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya alam terbaharui maka saat ini tidak akan ada kenaikan tariff dasar listrik bahkan kekurangan pasokan listrik untuk di supply kepada masyarakat. Pembangkit listrik yang ada di Indonesia di buat tanpa memikirkan future value dari output tersebut.

Ada dua sumber daya alam yang sangat melimpah, terbaharui bahkan termasuk dalam golongan barang bebas yang dapat di jadikan tenaga penghasil listrik yaitu air dan udara, terlebih Indonesia adalah Negara kepulauan yang pasti memiliki cadangan air yang melimpah ruah, mengapa hal ini tidak di manfaatkan sejak dahulu? Sekalipun ada, penempatannya masih di rasa kurang efektif, contohnya seperti pada kasus pembangkit listrik yang ada di gunung merapi, sekitar 2 bulan yang lalu hamper tidak bias lagi memproduksi listrik karena terjadi kemarau,yang jadi permasalahan mengapa pembangkit listrik tenaga air tidak di buat saja di pantai atau di sebuah pulau seperti yang ada di belanda? Mengapa malah di tempatkan di dataran tinggi?Dan juga mengapa kita tidak mengeksploitasi udara untuk menghasilkan listrik?Mengapa malah memanfaatkan batubara, dan BBM untuk menghasilkan listrik? Padahal ada banyak kelebihan apabila udara dan air yang di eksploitasi untuk menghasilkan listrik,di antaranya adalah :

Dapat meminimalisir biaya produksi listrik, udara dan air tidak perlu di beli maka dengan begitu perusahaan dapat meminimalisir biaya produksi.

Tidak menimbulkan polusi.

16

Page 17: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

Tidak mengganggu pasokan BBM yang semakin hari semakin menipis. Tidak akan ada kekurangan pasokan listrik atau pemadaman listrik karena tenaga

penghasil listrik jumlahnya tidak terbatas. Tidak mungkin merugikan keuangan Negara.

Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya bahwa listrik adalah hal vital yang dapat mempengaruhi perekonomian baik pada sector pemerintahan,industri,maupun rumah tangga. Menurut saya,dampak yang paling besar di rasakan adalah pada sector rumah tangga karena penghasilan rumah tangga cenderung stagnan tetapi tarif dasar listrik cenderung fluktuatif hal ini tentu akan mempengaruhi daya beli (konsumsi) bagi sector rumah tangga. Terlebih kondisi perekonomian pada sector rumah tangga yang masih di garis kemiskinan cenderung akan makin tidak makmur. Bahkan mungkin jikan terjadi inflasi yang di sebabkan naiknya tariff dasar listrik ini maka sector rumah tangga tak di ragukan lagi akan mengalami deficit.

Banyak permasalahan yang timbul di tubuh PLN saat ini, menimbulkan deficit APBN hingga Rp. 37,6 triliun misalnya, belum lagi hutang-hutang yang tertimbun sebesar Rp. 200 triliun. Padahal setiap tahunnya harga tariff dasar listrik cenderung meningkat meskipun pemerintah sudah menganggarkan subsidi untuk listrik.

3.1. Kesimpulan.

Kenaikan tariff dasar listrik yang kita rasakan saat ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di segala sector dengan amat buruk, seharusnya hal ini dapat di antisipasi dengan awal, menyediakan produk yang menjadi hal vital adalah bukan hal mudah apalagi hal ini bersifat long lasting jadi seharusnya future value dari produk ini sudah di pertimbangkan sejak awal. Memang sudah terlambat apabila kita mengomentari masa lalu tanpa melihat bahwa hal itu tidak dapat di rubah. Ada beberapa hal yang menjadi saran saya agar kekacauan ini dapat di minimalisir ke depannya, di antaranya adalah :

Mengalih fungsikan pembangkit listrik tenaga diesel, batubara, menjadi pembangkit listrik dengan menggunakan energy terbaharukan seperti air, udara, panas bumi, dll.

Adanya transparansi di tubuh PLN sehingga kerugian Negara dapat di minimalisir. Mengoptimalkan penggunaan subsidi sehingga konsumen yang dalam kasus ini adalah

rakyat tidak di rugikan dengan nainya tariff dasar listrik. Mengoptimalkan produksi di perusahaan perseroan sehingga PLN tidak perlu membeli

pasokan listrik dari pihak swasta. Secara perlahan meniadakan eksploitasi sumber daya tidak terbaharui untuk produksi

listrik.

17

Page 18: Listrik, Pemerintah dan Ekonomi

Listrik, Pemerintah, dan Ekonomi.

18