Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6584/8/BAB II.pdf7 Gambar 2.2....

33
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6584/8/BAB II.pdf7 Gambar 2.2....

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Animasi

Animasi berasal dari bahasa Latin yaitu animate, yang mempunyai arti jadi hidup

(Wright, 2008). Menurut Wyatt (2011) animasi adalah gambar berurutan yang

ditampilkan secara cepat dan disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan ilusi

seolah gambar tersebut bergerak. Menurut Dobson (2009) animasi adalah gerakan

yang digambar, benda mati yang dihidupkan oleh model dan gambar, dan bukan

merupakan film live-action. Animasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu animasi 2

dimensi dan animasi 3 dimensi.

2.1.1. Animasi 3 Dimensi

Menurut Beane (2012) animasi 3 dimensi adalah animasi yang dibuat secara digital

dengan meggunakan software animasi 3D. Animasi 3 dimensi merupakan salah satu

hasil dari perkembangan teknologi grafik komputer dalam bidang animasi.

2.2. Definisi Pencahayaan

Brooker (2008) dalam penjelasannya mengenai pencahayaan pada dunia nyata

dalam bukunya Essential CG Lighting Techniques with 3Ds Max, cahaya sangat

menentukan kita dalam beraktifitas, mempengaruhi cara kita dalam berpikir, serta

mempengaruhi kita dalam memandang segala sesuatu. Namun, kita terlalu biasa

akan hal itu sehingga kita tidak benar-benar memperhatikan cahaya secara seksama.

Menurut Brooker (2008) cahaya yang terlihat oleh mata kita disebut sebagai

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

6

spektrum terlihat yang memiliki panjang gelombang lebih dekat dengan ujung dari

gelombang x-ray, karena memiliki panjang yang sangat kecil yaitu 400 nanometer

bahkan lebih kecil dari 800 nanometer dalam jumlah terbanyak. Menurut Brown

(2008) pencahayaan sendiri dalam film berarti membuat sebuah lingkungan yang

membantu dalam menceritakan sesuatu dalam bentuk visual.

Gambar 2.1. Contoh distribusi cahaya pada spektrum yang terlihat

(Essential CG Lighting Techniques with 3ds Max, Darren Brooker, 2008)

2.2.1. Perilaku Cahaya

Menurut Brooker (2008) cahaya memiliki beberapa sifat/perilaku. Hukum kuadrat

terbalik adalah salah satu sifat cahaya yang menjelaskan bagaimana sebuah

kekuatan pancaran cahaya memudar seiring dengan jarak yang ditempuhnya.

Sebenarnya, energi cahaya/luminosity (jumlah total energi cahaya) tidak berubah

atau berkurang, yang sebenarnya berubah adalah intensitas cahaya yang dapat

dilihat oleh mata dari sumber cahaya tersebut. Semakin jauh cahaya memancar dari

sumbernya, maka akan semakin kehilangan tingkat keterangan atau intensitasnya.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

7

Gambar 2.2. Contoh hukum kuadrat terbalik

(Essential CG Lighting Techniques with 3ds Max, Darren Brooker, 2008)

Cahaya juga mematuhi hukum reflection dan refraction. Hukum reflection

menjelaskan bagaimana sebuah cahaya terpantul pada permukaan objek.

Sedangkan hukum refraction adalah hukum yang menjelaskan bagaimana sebuah

cahaya menembus sebuah permukaan yang transparan atau semi-transparan

sehingga cahaya menekuk dan menyebabkan distorsi.

2.2.2. Pencahayaan Dalam Animasi 3D

Menurut Beane (2012) dalam proses membuat pencahayaan dalam animasi 3D,

seorang lighting artist yang menyusun tata letak cahaya dalam environment selain

untuk menerangi sebuah objek dalam adegan, cahaya tersebut harus juga bisa

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

8

membangun dan membentuk suasana. Selain itu cahaya yang ditata seorang lighting

artist harus dapat menunjukan detail dari setiap objek dengan jelas tanpa membuat

pencahayaan terlihat datar sehingga terkesan membosankan. Sebenarnya hal ini

sama saja dengan lighting artist dalam fotografi, sinematografi, bahkan pelukis.

2.2.3. Tujuan Pencahayaan Dalam Film

Menurut Box (2010) ada 4 tujuan pembuatan pencahayaan dalam sebuah film. 4

Tujuan itu adalah :

1. Visibilitas adalah tujuan pencahayaan dalam film untuk memperlihatkan

sesuatu atau keseluruhan dari film, misalnya menunjukkan detail tokoh atau

sudut dari mana untuk memperlihatkan muka tokoh.

2. Naturalisme adalah tujuan pencahayaan yang dibuat terkesan natural atau

tidak dibuat-buat, dan cahaya juga dapat digunakan untuk menunjukkan

keadaan seperti waktu, cuaca, dan iklim.

3. Komposisi adalah tujuan pencahayaan untuk menekankan dimana penonton

harus melihat dalam sebuah adegan, misalnya dengan memberi cahaya pada

tokoh tertentu yang berada di dalam ruangan yang penuh dengan banyak

orang.

4. Suasana adalah tujuan pencahayaan yang sangat luas, artinya cahaya dapat

memperlihatkan keadaan seorang tokoh atau objek. Seperti yang dijelaskan

di atas, suasana sangat luas dan tidak ada ukurannya. Menurut Box (2010)

cahaya dapat disesuaikan dengan suasana yang ada dalam cerita.

Contohnya, seseorang yang suka menyendiri, susah, dan sedih ditunjukkan

dalam suasana pagi dengan cahaya cerah sehingga cahaya bisa juga

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

9

memperlihatkan sesuatu yang ironis. Selain itu cahaya juga dapat

menunjukkan keadaan, situasi, atau zaman yang ada dalam cerita. Contoh,

untuk memunjukkan zaman pada film adalah dengan membuat cahaya-

cahaya pada kota yang futuristik sehingga memperlihatkan kota tersebut

berada di masa depan. Jadi, cahaya dapat diatur sedemikian rupa tergantung

kebutuhannya.

2.2.4. Peran Cahaya Dalam Film Animasi

Menurut Katatirkarn dan Tanzillo (2017) pencahayaan memiliki peranan penting

dalam animasi. Pencahayaan berperan untuk membuat dunia yang ada dalam

animasi terlihat indah dan hidup. Pencahayaan adalah bagaimana penonton seakan-

akan terlibat langsung dalam sebuah adegan. Cahaya juga berperan untuk

menceritakan adegan yang sedang dimainkan. Cahaya memiliki 3 peran dalam

sebuah animasi, yaitu :

1. Peran pertama cahaya adalah mengarahkan mata penonton ke adegan yang

penting. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur kontras, warna dan

lainnya sebagai emphasis.

2. Peran kedua adalah membuat suatu benda terlihat memiliki dimensi dan

membedakannya dengan benda yang datar secara visual. Suatu benda akan

terlihat memiliki dimensi dengan mengatur pencahayaan dan bayangan

pada objek.

3. Peran ketiga adalah membantu cerita dengan membangun suasana. Suasana

akan terasa berbeda dengan mengatur cahaya tergantung dengan kebutuhan.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

10

Cahaya dapat memberi suasana romantik, horror, sedih, senang, atau

lainnya.

Gambar 2.3. Peran cahaya yang memberikan dimensi pada objek B

(Lighting for animation: The Art of Visual Storytelling, P. Jasmine Katatikarn and Michael

Tanzillo, 2017)

Dalam membangun suatu suasana, warna juga digunakan untuk membuat suasana.

Setiap warna memiliki kesannya tersendiri. Misalnya, warna biru memberi kesan

sedih dan warna kuning memberi kesan hangat. Selain warna, suasana juga dapat

dibangun menggunakan diffusion.

Diffusion adalah cara untuk memberi efek halus dari sumber cahaya dan

membuat sekitarnya bersinar dan terlihat blur. Tujuan dari penggunaan diffusion

adalah untuk memberi kesan dramatis dalam sebuah adegan. Selain diffusion, cara

lain untuk membuat suasana adalah dengan mengatur kontras pada cahaya. Dalam

film bergenre horror cahaya dibuat lebih redup pada sebagian besar adegan, dan

pada bagian dimana adegan bermain cahaya diterangkan. Hal ini membuat adegan

menjadi terlihat gelap pada background dan terang pada karakter.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

11

Gambar 2.4. Contoh peran ke 3 cahaya yaitu dapat membentuk suasana dengan

perubahan warna

(Lighting for animation: The Art of Visual Storytelling, P. Jasmine Katatikarn and Michael

Tanzillo, 2017)

Gambar 2.5. Contoh penggunaan diffusion pada sumber cahaya

(Lighting for animation: The Art of Visual Storytelling, P. Jasmine Katatikarn and Michael

Tanzillo, 2017)

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

12

2.3. Dasar Desain Pencahayaan

Menurut Birn (2014) sebelum kita membuat/menambahkan pencahayaan dalam

scene kita, ada baiknya kita mengetahui dahulu apa motivasi kita membuat tata

cahaya sedemikian rupa. Maksud dari motivasi itu sendiri dapat digambarkan

seperti cerita/alasan di balik setiap cahaya yang kita buat. Motivasi itu harus jelas

dalam penggambaran alasan kita dalam membuat sebuah cahaya. Setelah kita

mempunyai motivasi terhadap cahaya yang akan dibuat, selanjutnya kita akan

mengetahui kualitas cahaya yang ingin dicapai dan jenis cahaya/sumber cahaya

yang akan dipelajari serta digunakan. Dengan begitu pencahayaan yang akan

dirancang dalam sebuah scene menjadi jelas.

2.3.1. Tujuan Visual dari Desain Pencahayaan

Menurut Birn (2014) sebuah pencahayaan dibuat dengan tujuan menghasilkan

visual tertentu dari sebuah scene untuk dilihat penonton sehingga maksud dari scene

tersebut tersampaikan. Kemampuan seorang lighting artist dalam mewujudkan hal

tersebut sangat mempengaruhi nilai keindahan dari scene tersebut bisa lebih bagus

bahkan bisa menjadi buruk. Visual goals dari sebuah desain pencahayaan adalah

sebagai berikut :

1. Membuat Sesuatu Dapat Terlihat Jelas

Rendering sama saja dengan proses menerjemahkan. Maksud dari proses

menerjemahkan di sini adalah sama halnya dengan fotografi, sinematografi

dan melukis, 3D rendering adalah proses menerjemahkan gambar 2D

menjadi sebuah gambar 3D. Dengan begitu melalui proses rendering tadi

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

13

membuat penonton menafsirkan bahwa scene yang dilihat adalah benda 3D

dengan susunan yang solid. Proses ini juga disebut sebagai modeling with

light yang berarti dengan pencahayaan memungkinkan penonton untuk

mempersepsikan suatu objek sebagai objek 3D.

2. Membuat Sesuatu Dapat Dipercaya

Dalam proses rendering, gaya visual yang dapat ditampilkan sangat

beragam, tergantung kebutuhan projek itu sendiri. Intinya, apapun gaya

visual yang akan ditampilkan lewat hasil rendering harus dapat dipercaya

melalui penataan pencahayaan yang merealisasikan dunia nyata.

3. Meningkatkan Kualitas Shaders Dan Effects

Dalam sebuah scene 3D, kadang diperlukan penambahan pencahayaan

untuk tujuan tertentu misalnya memperlihat hubungan dan detail dari 2

permukaan objek yang berbeda tekstur. Misalnya, penambahan highlight

pada objek mata sehingga lebih terlihat basah atau menambah kilatan pada

objek logam sehingga identitas dari jenis logam tersebut lebih jelas

misalnya alumunium.

4. Mempertahankan Kontinuitas

Berarti menjaga konsistensi dan kontinuitas dari gambar serta kualitas

pencahayaan. Karena mempertahankan suatu kualitas gambar yang baik

secara konsisten sangat menentukan pengalaman dari menonton para

penonton.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

14

5. Mengarahkan Penglihatan Penonton

Dalam suatu scene, pencahayaan yang dibuat harus dapat mengarahkan

pandangan penonton ke bagian-bagian tertentu dalam scene tersebut yang

penting dan berhubungan erat dengan jalan cerita. Misalnya, seperti

pencahayaan yang terlalu terang/kontras pada bagian yang sebenarnya tidak

penting malah akan membuat penonton teralihkan pandangannya ke objek

tersebut, sehingga akan menjauhkan penonton dari cerita dan hal penting

yang sedang disampaikan dan dipertontonkan.

6. Dampak Terhadap Emosional

Sebagian besar penonton tidak akan melihat tata pencahayaan yang dibuat,

melainkan mereka merasakannya. Dengan begitu, menciptakan suasana

tertentu melalui pencahayaan dapat meningkatkan pengalaman secara

emosional bagi penonton.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

15

2.4. Aspek Pencahayaan

Menurut Brown (2012) ada 6 faktor variabel yang ada dalam cahaya yaitu :

1. Kualitas Cahaya

Dalam pencahayaan ada 2 jenis kualitas yaitu hard light dan soft light. Hard

light disebut juga dengan cahaya specular. Hard light menghasilkan

bayangan yang tegas dan jelas karena menggunakan sumber cahaya yang

kecil. Sedangkan soft light menggunakan sumber cahaya yang sangat besar

sehingga bayangan terlihat lebih halus atau malah tidak ada bayangan sama

sekali.

2. Arah Cahaya

Arah suatu cahaya terhadap objek atau karakter menjadi salah satu faktor

penentu, karena dapat menentukan suasana dan emosi dalam sebuah shot.

Posisi yang umum digunakan adalah front light, ¾ front light, side light, ¾

back light, dan back light.

3. Ketinggian

Sama seperti bagaimana suatu scene dipengaruhi oleh arah cahaya terhadap

objek, ketinggian dari sumber cahaya tersebut terhadap objek juga

berpengaruh terhadap suasana, emosi, dan bayangan yang dihasilkan.

4. Warna

Cahaya tersusun dari photon yang pada dasarnya tidak memiliki warna,

namun memiliki energi yang berbeda-beda dan dapat ditangkap oleh mata

dan otak manusia sebagai warna. Warna pada cahaya dalam sebuah shot

digunakan untuk membentuk emosi sesuai konteks warna itu sendiri.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

16

5. Intensitas

Intensitas cahaya menentukan exposure dari suatu adegan. Intensitas yang

terlalu tinggi dapat membuat adegan tampak overexposure/terlalu terang,

sedangkan bila terlalu rendah maka akan berakibat underexposure/terlalu

gelap. Intensitas cahaya yang terlalu tinggi pada salah satu lampu dapat

memberikan efek dramatis.

Gambar 2.6. Contoh penggunaan intensitas tinggi dalam sebuah scene

(Cinematography Theory and Practice Imagemaking for Cinematographers and Directors, Second

Edition, Blain Brown, 2012)

6. Tekstur

Tekstur yang dimaksud disini adalah tekstur dari cahaya itu sendiri, yaitu

pola bayangan yang dibentuk oleh cahaya. Tekstur pada cahaya dibentuk

dengan alat yang disebut gobos, diletakan tepat didepan sumber cahaya

untuk membentuk cahaya yang melewatinya.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

17

2.5. Warna Dalam Animasi

Menurut Brunick & Cutting (2014) warna dan animasi adalah hal yang tidak dapat

dipisahkan sejak dulu. Pewarnaan dalam animasi terus berkembang. Pada saat

animasi mulai berkembang tahun 1920, awalnya berfokus pada film anak-anak.

Pada film anak-anak terlihat penggunaan warna yang cenderung lebih cerah. Pada

film-film animasi Hollywood, pewarnaan yang terjadi adalah dari tahun ke tahun

warna yang digunakan semakin gelap. Menurut Brunick & Cutting (2014), hal ini

terjadi sebagai bagian dari cara mengalihkan fokus penonton pada objek tertentu.

2.5.1. Kualitas Warna

Menurut Brown (2008) warna memiliki empat kualitas yaitu hue, chroma, value,

dan suhu warna. Hue, chroma, dan value merupakan kualitas cahaya yang memiliki

sifat fisik. Suhu warna menurut Brown, memiliki sifat psikologis warna.

2.5.1.1. Hue

Hue adalah panjang gelombang cahaya. Gelombang inilah yang dapat

membedakan warna merah, kuning, biru, dan lain-lain. Hue adalah definisi

warna yang ada pada gelombang. Contohnya warna biru, merah, atau

kuning adalah deskripsi dari hue. Jadi, hue adalah istilah warna yang ada

dalam spektrum warna.

2.5.1.2. Value

Value adalah seberapa terang atau gelapnya warna. Contohnya warna ungu

tidak seterang warna jingga. Contoh lainnya warna biru langit tidak segelap

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

18

merah anggur. Jadi value dapat dikatakan tingkat terang atau gelapnya suatu

warna.

2.5.1.3. Chroma

Chroma adalah seberapa kuat atau kusamnya suatu warna. Warna yang

kusam dapat menjadi lebih keabu-abuan. Warna yang kuat atau hue yang

kuat adalah warna yang tidak ada percampuran dengan hitam atau putih.

Warna yang memiliki intensitas chroma yang rendah dapat dikatakan warna

netral.

2.5.1.4. Color Temperature

Suhu adalah aspek yang memengaruhi psikologis penonton. Maksud suhu

dalam warna adalah tingkat kehangatan atau dinginnya warna. Contohnya

warna merah, jingga, atau kuning adalah warna-warna hangat. Warna-warna

seperti biru atau hijau adalah warna-warna yang dingin.

2.5.2. Psikologi warna

Menurut O’Connor (2011) psikologi warna berarti afektif, kognitif, dan respon

perilaku yang terkait dengan warna-warna tertentu. Simbl-simbol dan warna yang

terkait psikologi adalah respon dari perilaku terkait psikologi adalah respon dari

pengaruh, preferensi, dan kognitif dari warna. Van Wagner menjabarkan respon

terhadap warna sebagai berikut :

1. Merah : terang, hangat, kegembiraan, semangat.

2. Biru : pikiran, ketengangan, damai, tentram, aman, sedih.

3. Hijau : ceria, sejuk, sehat, melepas stress, menyembuhkan, serta

kesuburan.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

19

Verity mengatakan bahwa warna dikenal sebagai faktor emosi yang kuat

bagi seseorang, yaitu :

1. Merah : berdasarkan penelitian merah diasosiasikan sebagai

kejantanan, kekuatan, dan bahaya. Merah adalah

warna dari darah, api, gairah, dan agresif. Amerika

menggunakan warna merah sebagai lambang tanda cinta,

aksi, kekuatan dan keberanian.

2. Putih : dalam budaya barat, warna putih melambangkan

kepolosan dan kemurnian. Di budaya lain seperti Cina

dan Jepang, warna putih melambangkan kematian.

3. Hitam : melambangkan kematian, duka, kejahatan, dan hal-hal

negatif seperti pertanda buruk. Warna hitam juga

sering diasosiasikan degan malam, misteri, dan intrik.

4. Hijau : melambangkan kesimbangan dan harmoni, sebagai

simbol musim semi dan kemudaan, harapan dan suka cita.

Dalam arti negatif, hijau dapat berrati penyakit dan

cemburu.

5. Kuning : kuning merupakan warna yang paling ambigu. Kuning

dapat berarti kebahagiaan dan pencerahan, tetapi juga

dapat berarti simbol iri hati, pengkhianatan, dan pengecut.

6. Biru : warna biru membangkitkan rasa kehampaan atau jarak

yang sangat jauh. Seperti kebanyakan warna lainnya,

warna biru juga dianggap ambigu dan misterius,

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

20

angan-angan, kesedihan dan melankolis.

7. Jingga : Warna jingga dihubungkan dengan rasa ingin tahu, musim

gugur, tindakan sembrono, kurang serius, serta kenakalan.

8. Coklat : warna coklat melambangkan perasaan suram,

menjemukan, redup, dan murung.

9. Ungu : warna ungu merefleksikan sedikit cahaya, sedangkan

kuning merefleksikan lebih banyak cahaya, sehingga

kuning dan ungu dianggap sebagai cahaya dan bayangan

kebahagian dan kesedihan dan duka. Warna ungu juga

sering dihubungkan dengan simbol kerajaan, sehingga

dapat bermakna kemegahan, martabat dan kekuasaan.

10. Merah muda : warna ini menajdi simbol dari rasa ringan,

feminisme dan sensual.

11. Abu-abu : Melambangkan rasa depresi, suram, keraguan,

dan ambigu.

2.6. Tehnik Penataan Pencahayaan

Menurut Beane (2012) ada beberapa teknik dasar pencahayaan dalam suatu scene.

Teknik dasar pencahayaan ini tidak hanya dipakai dalam animasi 3D saja

melainkan juga dalam fotografi, sinematografi, teater bahkan lukisan untuk

membangun mood tertentu juga memberikan pencahayaan yang baik.Teknik serupa

juga dikemukakan oleh Brooker (2008) dalam bukunya Essentials CG Lighting

Technique with 3Ds Max. Teknik-teknik tersebut antara lain :

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

21

2.6.1. Three-Point Lighting

Teknik dasar pencahayaan ini merupakan yang paling dasar dan paling umum

diterapkan. Teknik ini menggunakan 3 titik cahaya sebagai sumber penerangan,

yaitu :

1. Key Light

Merupakan sumber cahaya dengan intensitas cahaya paling tinggi

dibandingkan 2 sumber cahaya lainnya. Key light berfungsi sebagai sumber

cahaya utama. Penempatan key light secara umum adalah ditempatkan di

sisi objek bisa kiri/kanan dan sedikit lebih tinggi dari tinggi objek.

2. Fill Light

Fill Light merupakan sumber cahaya yang tingkat intensitas cahayanya

sedikit lebih rendah dibandingkan dengan key light, tapi tetap lebih tinggi

dibandingkan dengan sumber cahaya satunya yaitu back light/rim light.

Fungsi dari fill light adalah untuk mengisi/memberi sedikit cahaya pada

bayangan yang dihasilkan key light terhadap objek tapi tidak

menghilangkannya sehingga bayangan yang dihasilkan key light terlihat

lebih halus. Itulah mengapa disebut fill light karena fungsinya untuk mengisi

cahaya pada bayangan sehingga tidak terlalu gelap. Penempatan dari fill

light biasanya diletakkan secara berlawanan dengan key light.

3. Rim Light/Back Light

Merupakan sumber cahaya yang tingkat intensitasnya paling rendah

diantara dua sumber cahaya di atas. Rim light berfungsi untuk

menambahkan highlight pada sisi objek sehingga terlihat jelas perbedaan

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

22

foreground (objek) maupun background. Rim light biasanya diletakan di

belakang objek dengan sedikit menyerong.

Gambar 2.7. Contoh tehnik pencahayaan three-point lighting

(3D Animation Essentials, Andy Beane, 2012)

2.6.2. Two-Point Lighting

Teknik pencahayan dengan 2 titik sebagai sumber cahaya utama. Teknik ini

sebenarnya mirip dengan three-point lighting hanya saja tanpa rim light.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

23

Gambar 2.8. Contoh teknik pencahayaan two-point lighting

(3D Animation Essentials, Andy Beane, 2012)

2.6.3. One-Point Lighting

Merupakan teknik pencahayaan dengan hanya menggunakan 1 sumber cahaya saja

untuk mendapatkan kesan dramatis. Teknik ini hanya menggunakan key light

sebagai sumber cahaya tanpa fill light maupun rim light sehingga bayangan yang

dihasilkan bergaris keras dan gelap. Penataan cahaya dengan teknik ini

menghasilkan perbedaan cahaya dan bayangan yang kontras.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

24

Gambar 2.9. Contoh teknik pencahayaan one-point lighting

(3D Animation Essentials, Andy Beane, 2012)

2.6.4. Natural Lighting

Pencahayaan dengan tehnik ini berarti memanfaatkan sumber cahaya alami yang

terdapat di sekitar environment sehingga kita tidak bisa mengaturnya. Contohnya,

jika kita berada di siang hari yang terik maka matahari sebagai sumber cahaya

utama.

Gambar 2.10. Contoh teknik pencahayaan natural lighting

(3D Animation Essentials, Andy Beane, 2012)

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

25

2.7. Tipe Cahaya Pada Software Animasi 3D

Menurut Brooker (2008) terdapat berbagai macam tipe cahaya dalam software

animasi 3D yang mempunyai kegunaanya masing-masing, tergantung dari

kebutuhan lighting artist yang menggunakannya. Beberapa jenis/tipe cahaya

tersebut antara lain :

1. Point Light

Cahaya tipe ini juga biasa dikenal dengan omni-directional light yang

berarti cahayanya menyebar kesegala arah. Tipe cahaya ini adalah yang

paling sederhana untuk diterapkan dalam software animasi 3D. Cahaya tipe

ini seperti lampu bohlam yang berada di langit-langit ruangan yang

menyebarkan cahayanya ke segala penjuru ruangan.

Gambar 2.11. Contoh point/omni light dalam sebuah scene

(3D Animation Essentials, Andy Beane, 2012)

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

26

2. Spot Light

Cahaya tipe ini merupakan tipe cahaya yang banyak digunakan karena dapat

di atur dengan leluasa. Cahaya tipe spot light pancaran cahayanya berbentuk

kerucut yang mengarahkan sinar ke arah tertentu sehingga berbeda dengan

point light yang pancaran/pendistribusian cahayanya menyebar ke segala

arah. Cahaya tipe ini karakteristiknya seperti lampu sorot di dunia nyata.

Gambar 2.12. Contoh cahaya spotlight dalam sebuah scene

(3D Animation Essentials, Andy Beane, 2012)

3. Directional Light

Cahaya tipe ini, pengaturannya sangat berbeda dengan tipe cahaya lainnya.

Karena yang menjadi penentu pencahayaan dari cahaya tipe ini terletak pada

sumbu rotasinya, bukan posisinya. Dengan begitu, cahaya tipe directional

light menerangi sebuah scene dengan sudut datang arah cahaya yang sama,

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

27

tidak peduli posisinya. Cahaya tipe ini karakteristiknya dapat dikatakan

seperti cahaya matahari.

Gambar 2.13. Spot light menghasilkan bayangan yang membentuk V-shape (kiri),

direcional light membentuk pattern bayangan pararel dan cenderung lurus (kanan)

(3D Animation Essentials, Andy Beane, 2012)

4. Sky Dome

Bisa dibilang merupakan tipe cahaya yang unik karena memberikan

pencahayaan dari berbagai arah. Cahaya ini biasanya digunakan sebagai fill

light. Cahaya tipe ini karakteristiknya lembut sehingga menghasilkan

bayangan yang halus. Untuk pencahayaan yang lebih akurat, biasanya sky

dome dikombinasikan dengan tipe cahaya directional light.

2.8. Atribut Parameter Cahaya Pada Software 3D

Menurut Beane (2012) seorang lighting artist harus mampu memanipulasi dan

mengatur berbagai atribut cahaya yang terdapat dalam software 3D yang

digunakannya sehingga mendapatkan pencahayaan yang diinginkan. Atribut-

atribut tersebut antara lain :

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

28

1. Intensitas

Atribut ini mengartikan seberapa kuat intensitas cahaya/seberapa terang

cahaya itu terpancar. Intensitas cahaya dalam dunia nyata biasanya memiliki

satuan tertentu seperti candela, lumen dll. Dalam software 3Ds Max

terdapat satuan yang bernama multiplier sebagai pengukur intensitas suatu

cahaya seperti yang di jelaskan oleh Brooker (2008). Nilai default dari

multiplier adalah 1,0.

2. Warna

Atribut ini digunakan untuk memberi warna pada cahaya. Dalam dunia

nyata tindakan ini sama seperti memberi filter pada lampu.

3. Decay/Attenuation

Atribut ini mengatur intensitas cahaya berdasarkan jarak. Semakin jauh

jarak cahaya tersebut terpancar dari sumbernya maka intensitasnya akan

melemah/memudar sesuai dengan hukum kuadrat terbalik dalam perilaku

cahaya.

4. Bayangan

Atribut ini mengatur jenis shadow/bayangan yang ingin digunakan. Atribut

ini sangat penting untuk memberikan kesan depth sehingga dimensi dari

suatu objek dapat terlihat. Atribut ini memudahkan lighting artist dalam

animasi 3D untuk mengatur bayangan yang dihasilkan dari cahaya.

2.9. High Key Dan Low Key

Menurut Mamer (2009), definisi High key adalah pencahayaan yang cenderung

datar serta menggunakan kontras yang sedikit antara gelap dan terang dalam sebuah

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

29

gambar. High key biasanya digunakan dalam film bergenre musical dan komedi.

Low key adalah pencahayaan yang menggunakan kontras kuat antara terang dan

gelap. Low key sering digunakan dalam film horror, misteri, drama psikologi, dan

kriminal.

Gambar 2.14.Contoh pencahayaan low key

(Film Production Technique: Creating the Accomplished Image, Bruce Mamer, 2009)

Gambar 2.15. Contoh pencahayaan high key

(Film Production Technique: Creating the Accomplished Image, Bruce Mamer, 2009)

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

30

2.10. Pencahayaan Dalam Membentuk Suasana.

Menurut Brown (2012) sebenarnya tidak ada cara yang benar-benar tepat dalam

membuat pencahayaan sebuah scene. Karena pencahayaan sendiri memiliki banyak

variasi yang tak terhingga. Namun, kita dapat menentukan sendiri apa yang kita

inginkan dari sebuah pencahayaan tersebut, dan bagaimana pencahayaan itu

mempengaruhi sebuah scene.

2.10.1. Penempatan Cahaya Untuk Membentuk Suasana

Menurut Nulph (2003) penempatan cahaya terhadap subjek dan kamera dapat

mempengaruhi suasana yang dihasilkan. Satu saja sumber cahaya dapat

mempengaruhi keseluruhan suasana dari sebuah scene tergantug dari jenis

penempatan dan jenis cahaya yang digunakan. Di bawah ini adalah teknik

penempatan cahaya dalam membentuk sebuah suasana dengan menggunakan

analogi jam dimana karakter/subjek berada tepat di tengah jam dan kamera berada

di pukul 6 :

1. Suasana Tenang

Posisi cahaya berada di pukul 6 dengan posisi tinggi. Sumber dari cahaya

tersebut adalah diffused soft light untuk membuat wajah subjek terlihat jelas

dan hamper tiak ada bayangan yang terbentuk, serta memberi kilauan pada

mata subjek.

2. Suasana Netral

Seperti siaran berita atau wawancara, suasana yang digunakan bersifat

netral. Cahaya diletakan pada pukul 4 atau 5, dengan sudut sekitar 45 derajat

di atas subjek. Bayangan yang dihasilkan dari posisi ini menciptakan

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

31

suasana netral. Soft light adalah pilihan terbaik agar bayangan terlihat

lembut dan tidak menciptakan kesan dramatis.

3. Suasana Drama/Misteri

Cahaya diletakkan pukul 3 dengan ketinggian eye level 45 derajat, dengan

kualitas cahaya hard light. Bayangan adalah kunci untuk menciptakan

suasana drama/misteri. Untuk menciptakan kesan misteri, cahaya diletakan

di sisi subjek sehingga bayangan yang dihasilkan tegas dan menutupi

hampir seluruh wajah subjek. Untuk menciptakan suasana drama, gerakan

sumber cahaya ke arah kamera hingga refleksi dari cahaya tersebut terlihat

jelas oleh mata subjek. Terang dan gelap wajah subjek masih terlihat jelas,

namun kedua mata subjek lebih terlihat dan suasana drama yang akan

dihasilkan akan lebih kuat. Tetapi, Nulph mengatakan semakin kuat suasana

drama, maka suasana misteri akan berkurang atau semakin lemah.

4. Suasana Misterius/Berbahaya

Cahaya diletakan tepat di atas atau sedikit di depan subjek untuk

menghasilkan bayangan yang tegas pada wajah subjek. Ketika kita tidak

bisa melihat mata seseorang karena tertutupi sepenuhnya oleh bayangan,

maka orang tersebut diasumsikan misterius dan cenderung berbahaya.

5. Suasana Misteri yang Ekstrim

Cahaya diletakan pada pukul 12 tepat di belakang subjek. Dengan

ketinggian sekitar 45 derajat di atas kepala dengan jenis cahaya hard light.

Efek yang akan dihasilkan adalah rim light pada sekitar rambut dan bahu,

sedangkan bagian depan tubuh subjek seperti wajah tidak terlihat.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

32

6. Suasana Seram

Untuk membuat subjek terlihat menyeramkan, letakkan cahaya dari bawah

kamera dengan kualitas hard light. Cahaya dari bawah akan menghasilkan

bayangan pada wajah subjek yang membuatnya terlihat seram dan aneh. Hal

ini terjadi karena normalnya sumber cahaya rata-rata selalu berada di atas

kepala seperti cahaya matahari dan lampu dari langit-langit rumah.

2.11. Genre Horror

Menurut Bordwell dan Thompson (2008) genre berasal dari kata genus yang berarti

pengelompokan hewan dan tanaman dalam biologi. Genre dalam film berarti

pengelompokan film berdasarkan tema yang terdiri dari berbagai macam kategori.

Menurut Walters (2004) genre horror telah didefinisikan dalam berbagai cara. dari

sisi psokologis, horror didefinisikan sebagai cerita yang ditandai oleh perasaan

takut dari ancaman yang tidak pasti terhadap sesutau yang biasanya bersifat

superanatural. Secara alami, manusia takut akan kegelapan karena penglihatan

manusia menjadi terbatas sehingga tidak bisa melihat ancaman/bahaya dibalik

kegelapan tersebut. Rasa takut yang muncul secara alami sebagai akibat respon

pertahanan tubuh untuk menghadapi ancaman yang mungkin terjadi. Itulah

mengapa film dengan genre horror biasanya bertema gelap, misalnya setting pada

malam hari, keadaan berkabut, interior bangunan yang kusam sehingga berkesan

tak bercahaya, dan dengan bayangan atau bagian gelap yang pekat (Ochoa, 2011).

Walters menjelaskan daya tarik utama dari film horror terdiri dari 3 faktor, yaitu :

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

33

1. Ketegangan

Ketegangan yang dihasilkan dari film horror berbeda dari film action-

advanture maupun drama, karena ada unsur kekuatan dari dunia lain seperti

contohnya film The Exorcist (1973) yang memiliki unsur superanatural

yang sangat kuat.

2. Relevansi

Relevansi antara dunia dalam film horror dengan dunia nyata. Contohnya,

secara universal film horror menciptakan perasaan takut kepada penonton

dengan tema kegelapan, bahaya, dan kematian. Hal ini memiliki relevansi

dengan dunia nyata dimana manusia cenderung menghindari tempat yang

gelap karena dianggap berbahaya.

3. Tidak Realistis

Penelitian yang dilakukan oleh Haidt, McCauley, dan Rozin pada tahun

1994 menggunakan video berisi 3 adegan pembunuhan hewan yang

diperlihatkan kepada mahasiswa. 90% Mahasiswa mematikan video

tersebut sebelum mereka selesai menontonnya. Namun, mereka bersedia

menonton film horror yang berisi adegan yang jauh lebih sadis dan lebih

berdarah-darah daripada video sebelumnya. Dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa elemen fiktif dari sebuah film horror menciptakan jarak

psikologi antar penonton dengan adegan dalam film, jarak inilah yang

membuat seseorang dapat menikmati film horror.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

34

2.11.1. Tiga Faktor Utama Film Horror

Menurut Fu (2016) ada 3 faktor utama yang memegang peranan penting dalam

proses pembuatan film horror, yaitu :

1. Ketegangan

Ketegangan dalam film horror dibutuhkan untuk menarik perhatian

penonton. Ketegangan tersebut dapat diciptakan dengan menggunakan

tehnik pembuatan film seperti pencahayaan yang dramatis, desain produksi,

pengaturan suara maupun melalui mystery gore, suspense, terror, dan shock.

2. Relevansi

Menurut Fu (2011) relevansi dari cerita dan penonton film. Relevansi film

horror dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu, relevansi universal, relevansi

kultur, relevansi kelompok, dan relevansi pribadi. Relevansi universal

merujuk kepada relevansi rasa takut yang umum, seperti rasa takut kepada

kematian atau kepada sesuatu hal yang tidakdapat diketahui. Relevansi

kultural merupakan keterkaitan terhadap kultur budaya tertentu. Relevansi

pribadi juga menjadi sangat efektif karena menghubungkan secara pribadi

emosi penonton kepada film horror.

3. Unrealism

Ketika penonton menonton film dengan genre horror, sebenarnya penonton

mengetahui bahwa benda maupun mahluk yang ada dalam film tersebut

tidaklah nyata. Hal ini dimanfaatkan oleh pembuat film horror dengan

menggunakan tehnik pengambilan gambar dan perancangan set yang

semakin memperkuat ketidaknyataan tersebut dan menimbulkan perasaan

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

35

tegang. Karena film horror akan kehilangan “nilai entertaiment” bila film

tersebut terlalu realis. Seperti tindakan para tokoh dalam film bergenre

horror tidak akan sama dengan apa yang seharusnya dilakukan ketika

menghadapi kejadian serupa di dunia nyata.

2.11.2. Lima Kiasan Horror

Menurut Blake dan Bailey (2013) sutradara harus dapat menyusun unsur dari kiasan

horror sehingga dapat memanipulasi perasaan takut kepada penonton dengan lebih

efektif. Ada 5 kiasan yang dapat digunakan dalam film horror yaitu :

1. Unease

Unease atau ketidaknyamanan yang memacu emosi penonton dengan

banyak hal. Misalnya, tokoh utama yang berada di kawasan yang asing,

kemudian diberi peringatan akan peristiwa aneh atau hal aneh yang akan

terjadi di daerah tesebut.

2. Dread

Dread atau ketakutan adalah perasaan yang sangat jelas tentang suatu hal

aneh yang berkaitan dengan lingkungan baru/asing dari tokoh utama.

Biasanya, perwujudan mengerikan yang disebut the unknown atau the

unseen akan memberikan rasa takut menggunakan sesutau yang ada di

lingkungan tersebut. Dengan begitu, tokoh utama akan mencari tahu tentang

identitas dari the unknown/the unseen tersebut.

3. Terror

Terror adalah tanda kedatangan dari the unknown/the unseen saat itu juga .

Biasanya the unknown/the unseen menampakan dirinya pertama kali kepada

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018

36

tokoh utama untuk pertama kali dan akan terus melakukan hal tersebut

sepanjang film.

4. Horror

Horror menampilkan hal/sesuatu yang tidak nyaman untuk dipertontonkan,

seperti misalnya banyak mayat yang digantung berlumur darah.

5. Disgust

Kiasan yang ke 5 adalah kesan yang menjijikan seperti saat melihat darah

yang keluar dari luka ditubuh. Tentunya hal ini meninggalkan kesan yang

buruk. Kekerasan yang dilakukan oleh the unknown/the unseen terhadap

karakter harus dapat membuat penonton merasakan mual dan jijik.

Perancangan Pencahayaan Dalam..., Michael Oey, FSD UMN, 2018